PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI DAN INFORMASI NON AKUNTANSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT KUPEDES
MODAL KERJA PADA PT. BANK BRI ISKANDAR MUDA MEDAN
TESIS Oleh
ABDUL WAHAB MATONDANG 087017039/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI DAN INFORMASI NON AKUNTANSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT KUPEDES
MODAL KERJA PADA PT. BANK BRI ISKANDAR MUDA MEDAN
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Akuntansi
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
ABDUL WAHAB MATONDANG 087017039/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Jonni Manurung, MS
Anggota : 1. Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak
2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak 3. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa yang berjudul :
“Pengaruh Informasi Akuntansi Dan Informasi Non Akuntansi Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Kupedes Modal Kerja Pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan”.
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan,16 Agustus 2011 Yang membuat pernyataan,
Judul Penelitian : PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI DAN INFORMASI NON AKUNTANSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT KUPEDES MODAL KERJA PADA PT. BANK BRI ISKANDAR MUDA MEDAN
Nama Mahasiswa : Abdul Wahab Matondang Nomor Pokok : 087017039
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing,
Dr. Jonni Manurung, MS Drs. Syamsul Bahri TRB, MM,Ak
Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur,
Tanggal Lulus: 16 Agustus 2011
Telah Diuji pada
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh informasi akuntansi (Fixed Asset Turn Over, Return On Net Worth, Debt to Equity Ratio) dan informasi non akuntansi (interaksi jaminan dan pengalaman) terhadap pengambilan keputusan kredit pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah yang mengajukan permohonan kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda Medan periode Januari-Desember 2009 sebanyak 382 nasabah. Sampel dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 200 nasabah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa informasi akuntansi yang diwakili rasio Return On Net Worth dan Debt to Equity Ratio serta informasi non akuntansi yang diwakili variabel interaksi jaminan dan pengalaman berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan. Sedangkan variabel informasi akuntansi yang tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit adalah variabel Fixed Assets Turn Over.
ABSTRACT
The purpose of this research is to know and analysis the effect of accounting information indicators such as Fixed Asset Turn Over (FATO), Return On Net Worth (RONW), Debt to Equity Ratio (DER) and non accounting information which is represented by the interaction collateral and practical experience to making credit decision to the of Bank BRI Medan Iskandar Muda branch office.
The population of this research is all customers which applied credit in Bank BRI Medan Iskandar Muda branch office periods in January-December 2009 amounts 382 customers. Sample is selected by using simple random sampling method. The sample has taken to observated by 200 customer. The analysis method used in this research is with logistic regression analysis.
The result of this research prove that accounting information which is represented by Return On Net Worth, Debt to Equity Ratio and not accounting information which is represented by the interaction collateral and practical experience have the significant influence to the making credit decision of Bank BRI Medan Iskandar Muda branch office. Where as of accounting information is not influence to the making credit decision are fixed Asset Turn Over.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak terhingga peneliti panjatkan kepada kehadhirat
Allah SWT atas rahmad-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini yang
berjudul “Pengaruh Informasi Akuntansi dan Informasi Non Akuntansi Terhadap
Pengambilan Keputusan Kredit Kupedes Modal Kerja pada PT. Bank BRI Iskandar
Muda Medan” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Sains
pada Program Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga
penulisan tesis ini dapat diselesaikan, terutama kepada :
1. Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM & H, SP.A (K), selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ir. Abdul Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program Studi
Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus
sabagai dosen pembanding utama yang telah banyak memberikan bantuan
dan masukan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.
4. Dr. Jonni Manurung, MS, selaku Dosen Pembimbing utama yang telah
banyak memberi masukan dan bimbingan kepada peneliti dalam rangka
5. Drs. Syamsul Bahri, TRB, MM, Ak selaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.
6. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak dan Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak,
sebagai dosen pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan
saran-saran dalam penyusunan tesis ini.
7. Teman-teman di Sekolah Pascasarjana Ekonomi USU Program Akuntansi
yaitu Arlina, Santy Sitohang, Wieshi Wudjud dan Edward Sitorus yang telah
banyak memberikan dukungan dalam penyelesaian tesis ini.
8. Irwanto Sibagariang di BRI Cabang Iskandar Mudan Medan yang telah
banyak memberikan bantuan dan partisipasi selama pelaksanaan penelitian
ini.
Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga
kepada ayahandaku tercinta Darwis Matondang dan ibundaku tersayang Nur
Jannah Nasution yang telah mendidik dan membimbingku serta Abangandaku
Zulkarnaen Hasbi Matondang yang telah memberi dukungan penuh kepada
peneliti untuk penyusunan tesis ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu serta bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.
Medan, 16 Agustus 2011
RIWAYAT HIDUP
1. N a m a : Abdul Wahab Matondang
2. Tempat/tgl lahir : Medan, 8 Maret 1980
3. Pekerjaan : Pegawai Bank BRI Cabang Medan Putri Hijau
4. Agama : Islam
5. Orang tua
a. Ayah : Darwis Matondang
b. Ibu : Nur Jannah Nasution
6. Alamat : Kompleks Rispa IV Jl. Kelapa 5 No. 11 Gedung Johor
Medan
7. Telepon : 081934277180
8. Pendidikan
a. SD : Lulusan SD Negeri 060853 Medan Tahun 1992
b. SMP : Lulusan SMP Negeri 15 Medan Tahun 1995
c. SMA : Lulusan SMA Negeri 3 Medan Tahun 1998
d. Universitas : Lulusan DIII Universitas Sumatera Utara Tahun 2002
DAFTAR ISI
Halaman
ABTRAK... i
ABSTRACT. ... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL . ... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
1.1. Latar Belakang ………... 1
1.2. Rumusan Masalah ………... 5
1.3. Tujuan Penelitian ………... 5
1.4. Manfaat Penelitian ………. 5
1.5. Originalitas Penelitian ……… 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….... 8
2.1. Landasan Teori ………. 8
2.1.1. Kegiatan Bank ... 8
2.1.2. Kredit ………. 8
2.1.3. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit ... 9
2.1.5. Pengertian Informasi Akuntansi ... 12
2.1.6. Pengertian Informasi Non Akuntansi ... 22
2.1.7. Hubungan Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi Terhadap Proses Persetujuan Kredit……….... 23
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 26
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 29
3.1. Kerangka Konsep ... 29
3.2. Hipotesis Penelitian ... 32
BAB IV METODE PENELITIAN ... 33
4.1. Jenis Penelitian ………. 33
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ………... 33
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ………..… 33
4.4. Metode Pengumpulan Data ... 34
4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……….. 35
4.6. Model dan Teknik Analisis Data ... 37
4.6.1. Perumusan Model ... 38
4.7. Pengujian Asumsi Klasik... 39
4.7.1. Uji Normalitas... 39
4.7.2. Uji Multikolinieritas... 39
4.8. Pengujian Hipotsis... 40
4.8.1. Uji Statistik z ... 40
4.8.3 Overall Model Fit ... 41
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 42
5.1. Statistik Deskriptif ……….……….……….... 42
5.2. Pengujian Asumsi Klasik ………..………... 45
5.2.1.1. Uji Normalitas ... 46
5.2.1.2. Uji Multikolinieritas ... 46
5.3. Analisis Data………... 47
5.3.1. Persamaan Regresi………... 47
5.4. Pengujian Hipotesis………. 49
5.4.1. Uji Statistik Z……….…………. 50
5.4.2. Goodness of Fit Test ………..……….. 51
5.4.3 Overall Model Fit ……… 52
5.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 58
6.1. Kesimpulan ... 58
6.2. Keterbatasan Penelitian... 58
6.3. Saran ………... 59
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ……… 28
4.1 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………. 37
5.1 Statistik Deskriptif ……….. 42
5.2 Uji Multikolinieritas ……….. 47
5.3 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Z ……… 48
5.4 Uji Statistik Z ………. 50
5.5 Uji Goodnes Of Fit ……… 52
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
3.1 Kerangka Konseptual ………. 29
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1 Daftar Pertanyaan ……….. 62
2 Data Penelitian ………... 66
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh informasi akuntansi (Fixed Asset Turn Over, Return On Net Worth, Debt to Equity Ratio) dan informasi non akuntansi (interaksi jaminan dan pengalaman) terhadap pengambilan keputusan kredit pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah yang mengajukan permohonan kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda Medan periode Januari-Desember 2009 sebanyak 382 nasabah. Sampel dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 200 nasabah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa informasi akuntansi yang diwakili rasio Return On Net Worth dan Debt to Equity Ratio serta informasi non akuntansi yang diwakili variabel interaksi jaminan dan pengalaman berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan. Sedangkan variabel informasi akuntansi yang tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit adalah variabel Fixed Assets Turn Over.
ABSTRACT
The purpose of this research is to know and analysis the effect of accounting information indicators such as Fixed Asset Turn Over (FATO), Return On Net Worth (RONW), Debt to Equity Ratio (DER) and non accounting information which is represented by the interaction collateral and practical experience to making credit decision to the of Bank BRI Medan Iskandar Muda branch office.
The population of this research is all customers which applied credit in Bank BRI Medan Iskandar Muda branch office periods in January-December 2009 amounts 382 customers. Sample is selected by using simple random sampling method. The sample has taken to observated by 200 customer. The analysis method used in this research is with logistic regression analysis.
The result of this research prove that accounting information which is represented by Return On Net Worth, Debt to Equity Ratio and not accounting information which is represented by the interaction collateral and practical experience have the significant influence to the making credit decision of Bank BRI Medan Iskandar Muda branch office. Where as of accounting information is not influence to the making credit decision are fixed Asset Turn Over.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Kegiatan perekonomian di Indonesia didukung dengan adanya perbankan,
banyak dari para debitur memanfaatkan perbankan untuk menambah modal
usahanya supaya usahanya berkembang dan maju. Di Indonesia ada banyak Bank
yang bisa dipilih debitur untuk menambah modal usahanya. Bisnis dari perbankan
ini diantaranya adalah menghimpun dana dari masyarakat berupa tabungan,
deposito dan giro kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk
kredit yang merupakan fungsi intermediasi Bank, dengan demikian bisa dikatakan
bahwasanya Bank adalah tempat yang mempertemukan pihak yang minus dana
dan pihak yang memiliki dana artinya pihak yang memiliki dana ini akan
menempatkan dananya di Bank sedangkan pihak yang membutuhkan dana di
Bank dapat memohonkan kreditnya di Bank tersebut, sesuai dengan UU No. 19
tahun 1998 pasal 1, huruf 2 menyebutkan bahwa Bank adalah suatu bentuk badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Penyaluran kredit bisa dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi,
kredit Golongan Berpenghasilan Tetap (GBT) baik konsumtif ataupun investasi
sesuai dengan tujuan penggunaan kredit oleh debitur. Kegiatan jasa perbankan ada
juga dalam bentuk transfer (jasa pengiriman uang), safe deposit box, Bank
garansi dan lainnya. Di Indonesia aktifitas penyaluran kredit merupakan suatu
dibandingkan layanan jasa (fee based income), berbeda dengan negara maju yang
mana layanan jasa (fee based income) cukup signifikan. Sejalan dengan kemajuan
zaman dan tekhnologi semakin canggih kegiatan bisnis Bank semakin maju pula
seperti adanya kartu kredit, Automatic Teller Machine (ATM), Automatic Grab
Fund (AGF), Automatic Fund Transfer (AFT) bahkan pelayanan pembayaran
tagihan PLN, Telkom, Air dan sebagainya. Kegiatan utama yang sejak dulu
menjadi andalan dan sekarang masih bertahan dengan kokoh.
Kepemilikan Bank dapat diklasifikasikan menjadi Bank milik Pemerintah,
Swasta Nasional, Swasta Asing dan Bank campuran. Dari sejumlah Bank terdapat
beberapa Bank Pemerintah diantaranya Bank BRI, BNI, Mandiri, BTN. Diantara
Bank milik Pemerintah ini ada yang bergerak di bidang industry, perkebunan,
perumahan, usaha mikro kecil menengah yaitu Bank BRI yang berdiri sejak 16
Desember 1895 sudah hampir 116 tahun Bank BRI tetap eksis di dunia perbankan
dengan memperoleh laba yang terus meningkat.
Lembaga Perbankan merupakan sebagai lembaga pemberi pinjaman
kepada masyarakat telah memiliki standar sesuai surat edaran dan peraturan yang
berlaku untuk memperkecil resiko kredit diantaranya NPL (Non Performing
Loan) sehingga pembayaran dari debitur lancar dan tepat waktu sehingga
mengurangi resiko dari perbankan diantaranya resiko kredit, resiko bunga resiko
likuiditas. Resiko kredit timbul apabila terjadinya pembayaran yang tidak lancar
bahkan menjadi macet sehingga mengurangi laba dari perbankan tersebut, untuk
itu perbankan memerlukan prinsip kehati-hatian (prudential banking) supaya
semua debitur perbankan tersebut membayar pinjamannya sesuai dengan akad
menjaga nama baiknya supaya pembayaran kreditnya lancar, kedepan debitur jika
akan meminjam kredit lagi dapat disetujui perbankan dengan memperhatikan
transaksi pembayaran kredit nasabah lancar atau tidak lancar. Resiko bunga dapat
terjadi bila terjadinya pembayaran yang tidak lancar oleh nasabah kepada Bank
sehingga Bank akan lebih besar mengeluarkan biaya untuk bunga simpanan
nasabah dari bunga pinjaman jika situasi ini terjadi terus menerus maka perbankan
akan mengalami kerugian. Resiko likuiditas bisa terjadi jika Bank tidak dapat
mengembalikan simpanan nasabah ketika nasabah akan melakukan pengambilan
sejumlah dananya ke Bank tersebut, maka hilanglah kepercayaan nasabah pada
Bank tersebut sehingga Bank tersebut akan dilikuidasi karena tidak mampu
mengembalikan dana nasabah yang disimpan pada Bank tersebut.
Untuk menanggulangi resiko Perbankan yang sangat kompleks maka
diperlukannya upaya untuk mempertimbangkan resiko yang akan terjadi dengan
menerapkan secara cermat dalam setiap pengambilan keputusan apakah nasabah
layak atau tidak layak untuk diberikan kredit. Bank BRI merupakan salah satu
Bank BUMN yang kinerjanya sangat bagus dan mempunyai laba yang sangat
besar mempunyai banyak jenis kredit diantaranya :kredit agunan kas, kredit
expres, kredit modal kerja ekspor, kredit modal kerja impor, kredit modal kerja
konstruksi, kredit BRI Guna, kredit waralaba, kredit SPBU, kredit resi gudang,
kredit talangan BBM, kredit KPR, kredit ketahanan dan pangan dan energi, kredit
umum dan pedesaan (Kupedes), kredit KUR (kredit usaha rakyat).
Kredit Kupedes merupakan jenis kredit yang ada pada BRI baik dalam
bentuk kredit modal kerja maupun kredit investasi. Besarnya plafon kredit
mikro ini banyak diminati masyarakat dan kualitas kredit Kupedes ini sangat baik
ditandainya dengan tingkat NPL (Non Performing Loan) yang sangat kecil.
Menurut hasil penelitian Mulyani (1997) faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pemberian kredit pada bank di Medan meliputi 12 variabel informasi
akuntansi dan 7 (tujuh) variabel informasi bukan akuntansi. Variabel dari
informasi akuntansi adalah rasio keuangan yang terdiri dari: current ratio, quick
ratio, inventory turnover, fixed assets turnover, profit margin, return on total
assets, rentabilitas ekonomis, return on net worth, struktur modal, arus kas,
kekuatan keuangan dan total assets to debt ratio. Sedangkan variabel informasi
non akuntansi adalah : kualitas manajemen, ukuran perusahaan, reputasi
perusahaan, jaminan, dan ketergantungan pihak lain.
Penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian sebelumnya,
diantaranya dilakukan oleh Ustadi (1993), Mulyani (1997) dan Suroso (2003).
Dari jenis kredit di atas Bank BRI dikenal dengan pemberi kredit skala mikro
yaitu kredit Kupedes (kredit umum pedesaan). Melihat peran BRI sangat fokus di
bidang mikro yang memiliki resiko sehingga dibutuhkan pengelolaan yang baik
bahwa informasi akuntansi dan informasi non akuntansi merupakan objek
penganalisaan dalam setiap proses pemberian kredit maka penulis melakukan
penelitian tentang ”Pengaruh Informasi Akuntansi dan Informasi Non Akuntansi Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Kupedes Modal Kerja pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan
informasi akuntansi (fixed asset turn over, return on net worth, debt to equity) dan
informasi non akuntansi (interaksi jaminan dan pengalaman) berpengaruh
terhadap keputusan pemberian kredit modal kerja Kupedes pada PT. Bank BRI
Iskandar Muda Medan?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh informasi akuntansi dan informasi non akuntansi terhadap pengambilan
keputusan kredit pada PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari tujuan di atas diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
bermanfaat sebagai berikut :
1) Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada
peneliti tentang pengaruh informasi akuntansi dan informasi non akuntansi
terhadap pengambilan keputusan kredit pada PT. Bank BRI Iskandar Muda
Medan.
2) Bagi Investor dan Manajemen Perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen untuk pengambilan keputusan
apakah informasi akuntansi dan informasi non akuntansi pada calon debitur
berpengaruh terhadap persetujuan kredit pada PT. Bank BRI Iskandar Muda
Medan maupun perbankan lainnya.
Sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian
selanjutnya.
1.5 Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan replikasi dan pengembangan dari penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Suroso (2003) dengan judul Pengaruh Informasi
Akuntansi dan Informasi Non Akuntansi terhadap Pengambilan Keputusan Kredit
pada PT. Bank Mandiri Tbk Cabang Medan Imam Bonjol. Penelitian ini berbeda
dengan penelitian sebelumnya dimana penelitian ini lebih menekankan pada
informasi akuntansi dan informasi non akuntansi terhadap keputusan kredit pada
Bank BRI Cabang Iskandar Muda Medan.
Peneliti mencoba untuk melakukan penelitian kembali sesuai dengan
kondisi perbankan saat ini dengan objek yang berbeda, dimana penelitian
dilakukan pada PT. Bank BRI Cabang Iskandar Muda Medan. Selain itu
penelitian ini melakukan penambahan jenis variabel yaitu variabel informasi non
akuntansi berupa variabel interaksi jaminan dan pengalaman debitur. Selain itu
model penelitian ini menggunakan regresi logistik sebagai alat prediksi, dimana
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori
2.1.1 Kegiatan Bank
Di Indonesia banyak terdapat Lembaga Keuangan salah satunya adalah
Bank. Bank adalah suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana dari
masyarakat baik berupa simpanan, deposito ataupun giro kemudian disalurkan
kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
Undang-undang No 10 Tahun 1998 memberikan defenisi Bank adalah
suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut Robert dalam bukunya Financial Institution: Marketing and
Management penafsiran dalam penyaluran dana tidak hanya dalam bentuk kredit
penyaluran dana bisa juga dalam bentuk penyertaan, penanaman dalam surat-surat
berharga, kerjasama bagi hasil, serta dalam bentuk penyaluran lainnya.
2.1.2 Kredit
Kegiatan bisnis pada masa sekarang ini semakin meningkat, dengan
meningkatnya kegiatan perekonomian ini pelaku ekonomi juga banyak yang
membutuhkan sesuatu yang harus dipenuhi yaitu sejumlah dana yang dibutuhkan
untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya. Dana yang dibutuhkan
pelaku ekonomi ini disebut kredit. Kredit adalah suatu kepercayaan yang
diberikan pihak Bank kepada debitur yang dianggapnya dapat mematuhi dan
Bank tidak akan memberikan kredit kepada debitur secara asal-asalan,
Bank menerapkan suatu sikap kehati-hatian dan selektif kepada para debiturnya
yang dianggap dipercaya untuk menikmati kredit ataupun pinjaman dari Bank
tersebut, Bank akan mencari dan menggali informasi yang sebanyak-banyaknya
terhadap data-data usaha dari debitur informasi dari masyarakat lainnya mengenai
debitur tersebut dan diperlukan suatu analisa yang baik untuk memutuskan apakah
debitur tersebut layak atau tidak layak,bisa dipercaya atau tidak untuk diberikan
fasilitas kredit.
2.1.3 Prinsip - Prinsip Pemberian Kredit
Untuk menjaga kualitas kredit dari suatu Bank tersebut diperlukannya
suatu penilaian ataupun prinsip-prinsip pemberian kredit terhadap
debitur.Penilaian ataupun prinsip-prinsip tersebut itu dikenal dengan 5C yaitu :
Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition. Kasmir (2002) menjelaskan
sebagai berikut :
1. Character adalah suatu sifat ataupun watak dari seseorang yaitu
debitur.Tujuan analisis untuk memberi keyakinan kepada Bank bahwa sifat
atau watak dari calon debitur benar-benar dapat dipercaya. Keyakinan ini
tercermin dari latar belakang calon debitur baik latar belakang usaha yang
dikelola maupun pribadi seperti : cara hidup, atau gaya hidup, keadaan
keluarga, hobi dan status sosial. Karakter merupakan ukuran untuk menilai
kemampuan calon debitur untuk mengembalikan fasilitas kredit yang telah
diterimanya. Pribadi yang berkarakter baik akan berusaha untuk
2. Chapacity adalah untuk melihat kemampuan calon debitur dalam
menyelesaikan fasilitas kredit yang dikaitkan dengan kemampuan mengelola
usaha dalam menghasilakan keuntungan.Sehingga pada akhirnya akan terlihat
kemampuannya dalam melunasi seluruh kewajiban sehubungan dengan
penerimaan fasilitas kredit.
3. Capital adalah dalam pemberian fasilitas kredit, kreditur menuntut agar calon
debitur menyediakan sejumlah dana sebagai modal sendiri untuk membiayai
suatu proyek atau aktifitas usaha dengan penyediaan dana sendiri berarti calon
debitur akan merasa memiliki proyek atau usaha yang akan dibiayai sehingga
timbul tanggungjawab untuk mengelola dengan baik. Dengan penyediaan dana
sendiri Bank dapat mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki
calon debitur terhadap usaha atau proyek yang akan dibiayai.
4. Colateral merupakan jaminan yang diberikan calon debitur baik bersifat fisik
maupun bukan fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah fasilitas yang
diberikan.Jaminan yang diterima kreditur harus dilihat aspek legalitasnya
sehingga bila terjadi suatu masalah jaminan dapat dengan mudah
dicairkan.Fungsi jaminan merupakan the second way out terhadap fasilitas
yang diberikan artinya jaminan akan dicairkan bila berbagai cara untuk
penyelesaian kredit tidak berhasil dilakukan maka pencairan jaminan
merupakan jalan terakhir yang tidak bisa dihindari.
5. Condition of economic adalah dalam menilai pemberian fasilitas kredit
hendaknya juga menilai kondisi ekonomi sekarang atau akan datang sesuai
dengan sektor ekonomi yang akan dibiayai. Dalam kondisi ekonomi yang
diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya
memperhatikan prospek usaha pada masa akan datang dengan ketat.
2.1.4 Manfaat Pemberian Kredit
Pemberian kredit yang diberikan pihak perbankan kepada masyarakat luas
sangat bermanfaat sekali baik dirasakan secara langsung ataupun tidak langsung.
Sebagaimana yang kita ketahui fungsi Bank adalah salah satu badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, giro, deposito dan
kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Debitur
dan kreditur adalah pihak yang secara langsung merasakan manfaatnya sedangkan
pihak yang tidak langsung merasakan manfaatnya adalah seperti notaris,
karyawan, pemerintah, perusahaan penilai, masyarakat yang menyimpan dananya
di Bank, pasar modal dan para vendor.
Pihak kreditur merasakan langsung manfaatnya dalam bentuk bunga
pinjaman, administrasi, provisi dan sejumlah dana lainnya dalam hal yang
berkaitan dengan kredit. Pihak debitur diharapkan untuk melaksanakan perjanjian
kreditnya baik dalam bentuk surat pengakuan hutang dan bentuk perjanjian
lainnya sehingga si debitur membayar pinjamannya tepat waktu dan perbankan
akan menjadi perusahaan yang sehat dan perbankan akan semakin berkembang
dan maju dengan pesat.
Pemerintah juga meraasakan manfaat yang tidak langsung diantaranya
adalah sebagai acuan kemajuan ekonomi masyarakat, alat untuk mengendalikan
moneter, terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat, mengurangi angka
pengangguran, penciptaan pasar lebih luas, pemerataan, penerimaan negara
tersebut.
Pemberian fasilitas kredit dirasakan juga manfaatnya bagi masyarakat secara
tidak langsung adalah berkaitan dengan lapangan pekerjaan, supplier barang yang
diperlukan debitur, dan jika masyarakat menyimpankan sebagian dananya di Bank
maka masyarakat akan merasakan keamanan uangnya disimpan di bank tersebut
karena bank tersebut sehat dan masyarakat tidak ragu lagi pasti mendapatkan
balas jasa dari bank yaitu bunga simpanan.
2.1.5 Pengertian Informasi Akuntansi
Tunggal (1993) mengemukakan bahwa informasi adalah keluaran
pengolahan data yang diorganisir dan berguna bagi orang yang menerimanya.
Jenis informasi utama adalah informasi keuangan, informasi logistik, informasi
sumber daya manusia, informasi pemasaran dan informasi akuntansi.
Accounting Principle Board (1970) mendefenisikan bahwa akuntansi adalah
suatu kegiatan jasa yang mempunyai fungsi untuk memberikan informasi
kuantitaif umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang
dimaksud untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi atau sebagai
dasar dalam memilih diantara dalam beberapa altenatif.
Jadi Informasi Akuntansi adalah suatu proses pengolahan data yang bersifat
kuantitatif dalam ukuran uang bersumber dari transaksi kegiatan operasi suatu
badan usaha atau unit organisasi dapat berupa laporan keuangan badan usaha atau
unit organisasi tersebut untuk disampaikan kepada pihak yang memerlukan dan
dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan dalam pemilihan berbagai
alternatif keputusan ekonomi.
untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Laporan keuangan meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, laporan perubahan
modal, catatan dan materi penjelasan yang merupakan bagian yang integral dari
laporan keuangan.
Pihak internal dan eksternal adalah pihak yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan perusahaan tersebut. Pihak internal merupakan pihak yang ada
di dalam perusahaan tersebut sebagai contoh manajemen perusahaan, manajemen
perusahaan mempergunakan laporan keuangan tersebut untuk melihat kinerja dari
perusahaan tersebut dan membuat perencanaan agar semua yang ditarget
perusahaan agar bisa tercapai dan bisa memproyeksikan kondisi usaha atau
organisasi pada masa yang akan datang sedangkan bagi karyawan untuk melihat
apakah perusahaan tesebut mempunyai laba atau profit yang besar sehingga dapat
memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik dan karir yang ada di perusahaan
supaya bisa dicapai oleh para karyawan tersebut dengan cara meningkatkan kerja
sama diantara karyawan, bekerja yang fokus dan disiplin. Pihak eksternal adalah
pihak yang berada di luar struktur dari perusahaan tersebut antara lain para
investor atau pemilik modal dari perusahaan tersebut yang tertarik terhadap
informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
pinjaman yang telah diberikan beserta bunga akan dapat dibayar oleh debitur
sesuai dengan perjanjian kredit yang ditandatangani kedua belah pihak.
Pemerintah dalam hal ini direktorat jenderal pajak berkepentingan terhadap
laporan keuangan untuk melihat berapa besar pajak yang dapat ditarik dari badan
usaha atau unit organisasi tersebut. Dan masih banyak lagi pihak yang
tentu saja sesuai dengan kebutuhan masing-masing pihak.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan (2009) unsur
laporan keuangan meliputi:
1. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh perusahaan.
2. Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar
dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
3. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban.
4. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal.
5. Beban (Expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurang aktiva atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanam modal.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan (2009), tujuan
laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi,
mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena
secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan
tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi bukan keuangan, laporan
keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau
dipertanggungjawabkan manajemen berbuat demikian agar mereka dapat
membuat keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang disajikan manajemen memiliki keterbatasan,
sehingga pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tidak tersesatkan
dalam pengambilan keputusan. Harahap (2007) keterbatasan laporan keuangan
meliputi:
1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian
masa lalu, karena laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya
sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan bersifat umum, artinya tidak dimasukkan untuk memenuhi
kebutuhan pihak tertentu.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan
berbagai penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan
4. Akuntansi hanya melaporkan Informasi yang material. Demikian pula dengan
penerapan prinsip akuntansi terhadap kewajaran laporan keuangan.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian bila
penilaian suatu pos maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba
bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
6. Laporan keuangan lebih menekankan pada nilai ekonomis suatu peristiwa atau
transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas).
7. Laporan keuangan disusun dengan mempergunakan istilah istilah teknis dan
pemakai laporan diasumsikan memakai bahasa teknis akuntansi dan sifat dari
informasi yang dilaporkan.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
menimbulkan fariasi dalam pengukuran sumber sumber ekonomis dan tingkat
keberhasilan antar perusahaan.
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dimungkinkan untuk
dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
Tuanakotta (2000) mengemukakan bahwa pengungkapan laporan
keuangan adalah penelitian-penelitian yang terjadi di perusahaan di Amerika
segan meningkatkan financial disclosure tanpa adanya tekanan dan paksaan dari
profesi akuntansi dan pemerintah. Perusahaan-perusahaan di Amerika menyadari
bahwa disclosure merupakan sesuatu yang vital bagi pembuatan keputusan yang
baik oleh para investor dan bagi para pemodal. Penyampaian disclosure yang tepat
pada waktunya, cenderung mencegah adanya berita atau informasi yang merubah
gambaran tentang masa depan perusahaan. Pencapaian disclosure yang tepat
waktu juga memberikan kepercayaan yang lebih besar terhadap informasi
akuntansi.
Informasi yang disajikan manajemen mengenai aktifitas usaha yang
disclosure terhadap laporan keuangan akan memberikan information symetry
sehingga keputusan yang diambil oleh para pemakai tidak akan tersesatkan.
Namun demikian sebaliknya apabila terjadi information assymetry, maka
keputusan yang dibuat akan merugikan para pihak yang berkepentingan.
Menurut Scott (1997) ada dua jenis information assymetry yaitu:
1. Adverse selection, there are numerous adverse selection problem. An investor
may be unsure of the quality of an entrepreneur who is going public.
Shareholder may be unsure of the quality of a manager they are hiring.
Manager may be unsure of the quality of a prospective employee. Investor
may be unsure of the accuracy of a manager’s disclosure of firm prospect. The
information assymetry arise because one party has knowledge not possessed
by the other, all parties may benefit from a reduction of information
assymetry. This is the problem of inside information which occurs because
some persons, such as firm managers and other insiders, will know about the
current condition and future prospect of the firm than will outside investors.
2. Moral hazard, the information assymmetry arise because some parties cannot
observe the action of others when those action affect the interest of all parties
to the transaction. This is the problem of motivating manager effort. It occurs
because of the separation of ownership and control that characterizes most
large business entities. It is effectively impossible for shareholders and
creditors to observe the extent and quality of top-manager effort on their
behalf. Then the manager may be attempted to shirk on effort, blaming any
Obviously, if this happens, there are serious implication both for investor and
for the efficient operation of the economy.
Selanjutnya Horne dan Wachowicz (2008) menyatakan bahwa laporan
keuangan yang disajikan manajemen dapat dilakukan pengelompokkan rasio
keuangan yaitu likuiditas (current ratio, cash ratio), pengungkit (debt to equity
ratio), pencakupan (time interest earned ratio), aktivitas (accounts receivable
turnover,inventory turnover, assets turnover) dan keuntungan (net profit ratio on
sales, return on investment ).
Berdasarkan pengelompokkan ratio keuangan di atas dapat dijelaskan
sebagai berikut : (Harahap, 2007).
1. Current Ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban
lancar.
2. Quick Ratio adalah membandingkan aktiva lancar kecuali persediaan dengan
kewajiban lancar.
3. Inventory Turn Over adalah membandingkan antara harga pokok penjualan
dengan persediaan rata rata.
4. Fixed Assets Turn Over adalah membandingkan antara total penjualan dengan
aktiva tetap.
5. Profit Margin adalah membandingkan antara laba bersih dengan penjualan.
6. Return To Total Assets adalah membandingkan antara laba bersih yang
berhasil diperoleh dengan jumlah aktiva.
7. Rentabilitas Ekonomi adalah membandingkan antara laba sebelum bunga dan
8. Return On Net Worth adalah membandingkan antara laba bersih dengan
ekuitas.
9. Debt To Equity adalah membandingkan hutang lancar dan hutang jangka
panjang dengan jumlah modal sendiri.
10.Time Interest Earned Ratio adalah membandingkan antara laba sebelum pajak
dan bunga dengan hutang jangka panjang.
11.Account Receivable Turn Over adalah membandingkan antara penjualan kredit
dengan piutang rata rata.
12.Total Assets To Debt Ratio adalah membandingkan antara total aktiva yang
dimiliki dengan total hutang.
Mengutip dari Accounting Principle Board menjelaskan bahwa tujuan
laporan keuangan sebagai berikut :
1. Tujuan khusus adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha,
dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan
GeneralAccepted Accounting Principle (GAAP).
2. Tujuan umum dari tujuan laporan keuangan meliputi:
a. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber
ekonomi, dan kewajiban perusahaan dengan maksud untuk menilai
kekuatan dan kelemahan perusahaan, menunjukkan posisi keuangan dan
investasinya, untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan hutang-
hutangnya serta menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaannya
yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.
b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih
memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan pemegang saham,
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban pada
kreditur, supplier, karyawan, pajak dan mengumpulkan dana untuk
perluasan, memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan
dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan serta
menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam
jangka panjang.
c. Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat untuk menaksir
penghasilan yang potensial dari badan usaha atau unit organisasi.
d. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta
dan kewajiban.
e. Mengungkapkan informasi relefan lainnya yang dibutuhkan para pemakai
laporan.
3. Tujuan Kualitatif, untuk mencapai tujuan khusus dan umum maka laporan
harus memenuhi tujuan kualitatif berikut ini :
a. Relevance yang berarti menyeleksi informasi yang lebih mungkin
membantu para pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan.
b. Understandability yaitu informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja
penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya.
c. Verifiability yaitu hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain
yang akan menghasilkan pendapat yang sama dengan menggunakan
ukuran yang sama.
d. Neutrality yaitu laporan akuntansi harus netral terhadap para pihak yang
yang khusus atau tertentu saja.
e. Timeliness yaitu laporan keuangan hanya akan bermanfaat untuk
pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat
f. Comparability yaitu laporan keuangan harus dapat diperbandingkan
artinya prinsip akuntansi yang digunakan harus sama terhadap perusahaan
yang sejenis.
g. Completeness yaitu informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup
semua kebutuhan yang layak bagi para pemakai.
Memperhatikan tujuan laporan keuangan di atas dapat disampaikan bahwa
laporan keuangan akan dapat berdaya guna bagi para pemakai sebagai sumber
informasi untuk pengambilan keputusan harus disesuaikan dengan posisi dan
derajat kepentingan masing-masing pemakai.
2.1.6 Pengertian Informasi Non Akuntansi
Selain informasi akuntansi yang mempengaruhi pemberian kredit,
informasi non akuntansi dapat mempengaruhi pemberian kredit kepada calon
debitur. Ustadi (1993), informasi non akuntansi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jaminan, nilai jaminan dapat mempengaruhi keputusan pemberian fasilitas
kredit, jaminan yang diterima kreditur merupakan second way out terhadap
penyelesaian akhir kredit, apabila kredit yang diberikan sudah tidak
dimungkinkan kembali dari hasil usaha atau proyek yang dibiayai. Maka jalan
terakhir penyelesaian kredit harus melalui pencairan jaminan.
2. Reputasi bisnis calon debitur, dasar pemikiran variabel ini adalah semakin
lama umur perusahaan, maka perusahaan tersebut akan semakin teruji
3. Pengalaman debitur, kondisi ini diperhitungkan dalam pemberian fasilitas
kredit, karena untuk melihat sampai sejauh mana pengalaman pimpinan calon
debitur mengelola usaha, watak dan itikad baik debitur dalam mengelola
usaha.
4. Jangka waktu menjadi nasabah bank calon debitur, dasar pemikiran pemilihan
variabel ini adalah bahwa semakin lama calon debitur sudah menjadi nasabah
maka akan semakin mudah untuk mengetahui karakter dan kemampuan calon
debitur dalam mengelola bisnisnya.
5. Diversifikasi kepemilikan, untuk mengetahui jumlah pemilik badan usaha
yang dikelola calon dibitur, semakin banyak pemilik badan usaha yang
dikelola calon debitur akan semakin baik kelangsungan hidup perusahaan.
2.1.7 Hubungan Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi Terhadap Proses Persetujuan Kredit
Hubungan informasi akuntansi dan informasi non akuntansi terhadap
proses persetujuan kredit yaitu apabila informasi akuntansi yang disajikan cukup
lengkap serta beberapa indikator rasio baik rasio likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas dan rentabilitas memadai maka berpengaruh terhadap penilaian
kredit. Begitu juga informasi non akuntansi berupa faktor nilai jaminan yang
melebihi kredit yang diusulkan serta pengalaman calon debitur mengelola usaha
maka berpengaruh besar terhadap kemungkinan bisa menerima kucuran kredit
dari bank.
2.1.7.1. Fixed Assets Turn Over
dapat dimanfaatkan dalam operasional usaha untuk menghasilkan pendapatan.
Menurut Suroso (2003) semakin besar suatu aktiva digunakan maka semakin
besar pula laba yang diperoleh. Semakin besar laba semakin besar arus kas masuk.
Bagi analist kredit hal ini berpengaruh besar terhadap keputusan kredit. Dengan
demikian hubungannya adalah positif.
2.1.7.2. Return on Net Worth
Untuk melihat kemampuan ekuitas dapat menghasilkan keuntungan bagi
pemilik, yaitu melalui analisis terhadap return on net worth, dengan
membandingkan laba bersih dengan ekuitas. Menurut Suroso (2003) Semakin
tinggin laba bersih (net income) maka semakin baik cash flows yang dihasilkan
dari aktivitas operasi, aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi. Meningkatnya
laba bersih menyebabkan meningkatnya kesejahteraan pemilik (net worth)
sehingga meningkatkan ekuitas pemilik yang nantinya memiliki kaitan dengan
meningkatnya assets perusahaan. Assets usaha yang tinggi dapat dijadikan
jaminan dan agunan yang merupakan salah satu faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam penilaian keputusan pemberian kredit. Dengan demikian
hubungannya adalah positif terhadap keputusan kredit.
2.1.7.3. Debt to Equity Ratio
Debt to equity dilakukan dengan tujuan untuk melihat kondisi leverage
yaitu berapa besar modal sendiri yang dimiliki calon debitur untuk mendukung
operasional perusahaan, apakah kondisi leverage masih berada pada tingkat yang
wajar atau telah berada pada posisi yang mengkhawatirkan. Menurut Suroso
(2003) semakin tinggi rasio perbandingan antara total hutang yang ada dengan
antar usaha berbeda, leverage yang tinggi menunjukkan tingginya suatu usaha
yang didanai yang bersumber dari hutang. Semakin tinggi hutang yang ada
menyebabkan semakin sulitnya suatu usaha untuk melunasi kewajiban dengan
asumsi cash flows yang terbatas. Hal itu dipertimbangkan dalam penilaian
keputusan pemberian kredit. Apabila DER yang rendah maka semakin besar
kemungkinan permohonan kredit untuk dikabulkan.
2.1.7.4. Interaksi Jaminan dan Pengalaman Debitur
Menurut Mirnihasari (2003) nilai jaminan dapat mempengaruhi keputusan
pemberian fasilitas kredit, jaminan yang diterima kreditur merupakan second way
out terhadap penyelesaian akhir kredit, apabila kredit yang diberikan sudah tidak
dimungkinkan kembali dari hasil usaha atau proyek yang dibiayai. Maka jalan
terakhir penyelesaian kredit harus melalui pencairan jaminan. Semakin tinggi nilai
jaminan maka semakin baik untuk kemungkinan memperoleh kredit.
Hubungannya positif.
Kondisi ini diperhitungkan dalam pemberian fasilitas kredit, karena untuk
melihat sampai sejauh mana pengalaman pimpinan calon debitur mengelola
usaha, watak dan itikad baik debitur dalam mengelola usaha. Menurut Mirnihasari
(2003) pengalaman pimpinan calon debitur merupakan informasi non akuntansi
dimana informasi yang menggali kondisi dalam memberikan fasilitas kredit,
karena untuk melihat sampai sejauh mana pengalaman pimpinan calon debitur
mengelola usaha, watak dan itikat baik debitur dalam mengelola usaha. Semakin
banyak pengalaman maka semakin besar dipertimbangkan untuk memperoleh
kucuran kredit.
Adapun literatur penelitian terdahulu diantaranya yang dilakukan oleh
Ustadi (1993) dengan judul Pengaruh Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan
Keputusan Kredit Oleh Bank Rakyat Indonesia Kanwil Yogyakarta dengan hasil
dimana secara parsial informasi akuntansi yang terdiri dari current ratio, quick
ratio, inventory turn over, profit margin, return on assets, rentabilitas ekonomi,
return on net worth, debt to equity ratio, time interest earned ratio, account
receivable ratio memiliki pengaruh terhadap proses pengambilan keputusan
kredit, Sedangkan fix asset turn over dan total asset to debt ratio tidak memilik
pengaruh pada PT. Bank rakyat Indonesia Kanwil Yogyakarta. Informasi
Akuntansi secara simultan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan kredit
pada Bank rakyat Indonesia Kanwil Yogyakarta.
Penelitian Mintarti (1994) dengan judul Pengaruh Informasi Akuntansi
Dalam Pengambilan Keputusan Kredit Pada Perbankan yang ada di Pulau
Kalimantan dengan variabel yang digunakan adalah Informasi Akuntansi (X),
dengan indikator variable rasio-rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas,
profitabilitas dan Keputusan Pemberian Kredit (Y). Hasil menyimpulkan variabel
indikator informasi akuntansi rasio-rasio likuiditas, solvabilitas, aktifitas,
profitabilitas secara simultan memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan
pemberian kredit pada Perbankan di Pulau Kalimantan. Secara parsial hanya
variabel indikator informasi akuntansi rasio-rasio likuiditas, aktifitas dan
profitabilitas yang memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan kredit
pada Perbankan di Pulau Kalimantan.
Penelitian yang dilakukan Suroso (2003) dengan judul Pengaruh Informasi
Cabang Medan Imam Bonjol dengan hasil Informasi Akuntansi memiliki
Pengaruh Dalam Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Tbk Cabang Medan
Imam Bonjol.
Berdasarkan uraian tersebut maka tinjauan penelitian terdahulu dapat
dirangkum pada Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Nama/Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1. Ustadi over, fix asset turn over, profit margin, akuntansi current ratio, quick ratio, inventory turn over, profit margin, return on assets, rentabilitas ekonomi, return on networth, debt to equity ratio, time interest earned ratio, account receivable ratio memiliki pengaruh
terhadap proses pengambilan keputusan
kredit, Informasi Akuntansi Secara simultan informasi akuntansi berpengaruh dalam pengambilan keputusan kredit pada Bank
rakyat Indonesia Kanwil yang terdiri dari rasio likuiditas, pada Perbankan di Pulau Kalimantan.
Secara parsial hanya variabel indikator informasi akuntansi rasio likuiditas, aktifitas dan profitabilitas yang memiliki
Pulau Kalimantan. 3. Suroso
2003
Pengaruh Informasi
Akuntansi dan Informasi Non Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT. Bank Mandiri Tbk Cabang Medan Imam Bonjol.
Variabel dependen: Pengambilan
Keputusan Kredit Variabel independen: Informasi Akuntansi dan Informasi Non Akuntansi
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep
Untuk menggambarkan pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen maka kerangka konseptual dari penelitian ini digambarkan
sebagai berikut:
INFORMASI NON AKUNTANSI
Interaksi Jaminan dan Pengalaman Debitur
KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA
KUPEDES (L) Fixed Asset Turn Over (X1)
INFORMASI AKUNTANSI
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka konsep pada Gambar 3.1. dapat dilihat bahwa
informasi yang disajikan manajemen, mengenai aktifitas usaha yang berkaitan
dengan kegiatan operasionalnya meliputi aspek keuangan dan aspek non
keuangan. Aspek keuangan disajikan dalam laporan keuangan. Informasi tersebut
dapat digunakan manajemen sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
terutama dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kredit. Informasi
dari laporan keuangan.
Hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Hubungan antara fixed asset turn over terhadap keputusan pemberian kredit
Semakin besar suatu aktiva digunakan maka semakin besar pula laba yang
diperoleh. Semakin besar laba semakin besar arus kas masuk. Menurut Suroso
(2003), bagi analis kredit hal ini berpengaruh besar terhadap keputusan kredit.
Dengan demikian hubungannya adalah positif.
b. Hubungan antara Return On Net Worth terhadap keputusan pemberian kredit
Semakin tinggi laba bersih (net income) maka semakin baik cash flows
yang dihasilkan dari aktivitas operasi, aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi.
Meningkatnya laba bersih menyebabkan meningkatnya kesejahteraan pemilik (net
worth) sehingga meningkatkan ekuitas pemilik yang nantinya memiliki kaitan
dengan meningkatnya asset perusahaan. Menurut Suroso (2003), asset usaha yang
tinggi dapat dijadikan jaminan dan agunan yang merupakan salah satu faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam penilaian keputusan pemberian kredit. Dengan
demikian hubungannya adalah positif terhadap keputusan kredit.
c. Hubungan antara Debt To Equity Ratio terhadap keputusan pemberian kredit
Semakin tinggi rasio perbandingan antara total hutang yang ada dengan
total ekuitas yang ada semakin tinggi tingkat leverage suatu unit usaha. Leverage
antar usaha berbeda, leverage yang tinggi menunjukkan tingginya suatu usaha
yang didanai yang bersumber dari hutang. Semakin tinggi hutang yang ada
menyebabkan semakin sulitnya suatu usaha untuk melunasi kewajiban dengan
keputusan pemberian kredit, Suroso (2003). Apabila DER rendah maka semakin
besar kemungkinan permohonan kredit untuk dikabulkan.
d. Hubungan antara interaksi jaminan dan pengalaman debitur terhadap
keputusan pemberian kredit
Menurut Mirnihasari (2003), nilai jaminan dapat mempengaruhi keputusan
pemberian fasilitas kredit. Jalan terakhir penyelesaian kredit harus melalui
pencairan jaminan apabila kredit tidak dapat dilunasi. Selain itu Ustadi (1993)
berpendapat bahwa semakin tinggi nilai jaminan maka semakin baik untuk
kemungkinan memperoleh kredit. Hubungan antara jaminan dengan keputusan
kredit adalah positif.
Pengalaman debitur merupakan informasi non akuntansi dimana informasi
yang menggali kondisi dalam memberikan fasilitas kredit, karena untuk melihat
sampai sejauh mana pengalaman pimpinan calon debitur mengelola usaha, watak
dan itikat baik debitur dalam mengelola usaha. Semakin banyak pengalaman maka
semakin besar probabilitas untuk memperoleh kucuran kredit. Mirnihasari (2003).
3.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah digambarkan dan dijelaskan
sebelumnya maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Informasi
akuntansi (fixed asset turn over ratio, return on net worth, debt to equity) dan
informasi non akuntansi (interaksi jaminan dan pengalaman) berpengaruh
terhadap keputusan pemberian Kredit Modal Kerja Kupedes pada PT. Bank BRI
BAB IV
METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian
Jenis dari penelitian ini adalah asosiatif causal. Menurut Umar (2003: 30)
penelitian asosiatif causal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu
variabel mempengaruhi variabel lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah informasi akuantansi dan informasi non akuntansi mempunyai
pengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal kerja.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar
Muda Medan. Waktu yang direncanakan untuk melakukan penelitian dimulai dari
bulan Agustus 2010 sampai dengan bulan Agustus 2011.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah yang mengajukan
permohonan kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda
Medan periode Januari-Desember 2009 sebanyak 382 nasabah. Penarikan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan simple random sampling. Untuk
menentukan ukuran sampel (sample size) minimal digunakan rumus yang
dikemukakan oleh Yamane (Sugiono, 2004 : 96 dalam Rohman, 2000: 345)
n =
Berpedoman pada penelitian terdahulu pada bidang ilmu sosial maka presisi
(bound of error) yang digunakan dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 5 %
sehingga ukuran sampel minimal dapat dihitung sebagai berikut :
n =
n = 195.39 atau dibulatkan 200 calon nasabah.
Berdasarkan rumus tersebut maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 200 nasabah.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu prosedur yang sistematis dan standar
untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data dalam penelitian ini,
dilakukan dengan mendatangi kantor PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan. Data
yang diambil adalah informasi akuntansi (fixed asset turn over ratio, return on net
worth, debt to equity) dan informasi non akuntansi (interaksi jaminan dan
pengalaman) dari debitur yang mengajukan permohonan kredit periode
Januari-Desember 2009. Pengambilan data dilakukan dengan bantuan beberapa analis
kredit PT. Bank BRI Iskandar Muda Medan untuk mengisikan data akuntansi dan
non akuntansi yang tertera pada file masing-masing debitur ke dalam format
kuesioner yang telah disiapkan. Hal ini dikarenakan adanya Undang-Undang
Untuk lancarnya proses penelitian ini, maka lembar kuesioner ditinggal
untuk diisi pada waktu luang oleh para analis kredit dengan cara menjawab setiap
kuesioner secara jujur berdasarkan data debitur yang ada dan telah dilakukan
survey ke lapangan. Seminggu kemudian peneliti mendatangi kantor PT. Bank
BRI Cabang Iskandar Muda Medan untuk mengambil daftar kuesioner yang
dititip kepada analis kredit. Kemudian diteliti apakah semua kuesioner sudah diisi
dengan lengkap dan tidak ada lembar kuesioner yang kosong atau belum diisi.
4.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu
keputusan pemberian kredit, sedangkan variabel independennya adalah informasi
akuntansi (fixed asset turn over ratio, return on net worth dan debt to equity) dan
informasi non akuntansi (interaksi jaminan dan pengalaman).
Defenisi operasional dan pengukuran untuk masing-masing variabel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Keputusan pemberian kredit adalah jumlah permohonan kredit yang disetujui
dan yang ditolak oleh pihak Bank. Pengukuran variabel keputusan kredit
adalah kredit yang disetujui = 1 dan kredit yang ditolak = 0. Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala nominal.
b. Fixed Assets Turn Over adalah perbandingan antara jumlah penjualan pada
satu periode dengan jumlah aktiva tetap perusahaan. Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala rasio.
c. Return On Net Worth adalah perbandingan antara laba bersih yang berhasil
diperoleh dengan jumlah modal sendiri perusahaan. Skala pengukuran yang
d. Debt to Equity Ratio adalah perbandingan antara hutang lancar dan hutang
jangka panjang dengan jumlah modal sendiri. Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala rasio.
e. Interaksi Jaminan dan Pengalaman Debitur adalah perkalian antara besar
jaminan dengan tahun pengalaman debitur. Skala pengukuran yang digunakan
adalah skala nominal.
Berdasarkan uraian tersebut maka defenisi operasional dan pengukuran
Tabel 4.1 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel disetujui dan kredit yang ditolak
Kredit yang disetujui = 1
Kredit yang ditolak = 0
Nominal
4.6. Model dan Teknik Analisis Data
Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian
ini adalah dengan analisis regresi logistik. Regresi logistik adalah bentuk khusus
analisis regresi dengan variabel respon bersifat kategori dan variabel prediktor
bersifat kategori, kontinu, atau gabungan antara keduanya. Regresi logistik ini
diprediksi dengan variabel bebasnya. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
dan menganalisis pengaruh informasi akuntansi dan informasi non akuntansi
terhadap keputusan pemberian kredit. Teknik analisis data menggunakan alat
bantu EViews 4.1.
4.6.1 Perumusan Model
Menurut Manurung (2005), metode penaksiran dan interpretasi model
kualitas berbeda dengan model kuantitas. Regressan kualitas biasanya mempunyai
nilai 1 jika menyatakan setuju dan 0 jika menyatakan ditolak. Dengan kata lain,
variabel regressan adalah binary or dichotomous variable. Secara umum, model
regressi respons kualitas sering disebut probability models. Oleh sebab itu logit
model dari keputusan persetujuan kredit kupedes modal kerja PT. Bank BRI
Iskandar Muda Medan dirumuskan sebagai berikut:
4.7. Pengujian Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini, model analisis yang diterapkan yakni regresi logistik.
penduga bila dipenuhi asumsi klasik regresi yaitu uji normalitas dan
multikolinearitas.
4.7.1 Uji Normalitas
Menurut Umar (2003) uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah
variabel dependen dan variabel independen yang digunakan dalam penelitian
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik dan layak
digunakan dalam penelitian adalah model yang memiliki distribusi normal atau
mendekati normal. Cara yang digunakan untuk mendeteksi normal atau tidaknya
suatu data yaitu dengan menggunakan statistik Jarque-Bera. Apabila nilai statistik
Jarque-Bera signifikan atau lebih kecil dari 0.05 maka residual dari model logistik
tidak terdistribusi secara normal, sebaliknya apabila nilai statistik Jarque-Bera
tidak signifikan atau lebih besar dari 0.05 maka residual dari model logistik telah
terdistribusi secara normal.
4.7.2 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan korelasi antar variabel bebas (independen), model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinieritas yaitu dengan melihat Tolerance Value dan Variance
Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai TOL lebih kecil
dari 0.10, hal ini menunjukkan adanya korelasi antar variabel independen artinya
telah terjadi multikolinieritas.
4.8. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang diajukan maka pengujian yang dilakukan
4.8.1 Uji Statistik z
Uji koefisien model logistik secara parsial menggunakan statistik z. Uji
statistik z ini dilakukan untuk menguji pengaruh informasi akuntansi (fixed asset
turn over ratio, return on net worth, dan debt to equity) dan informasi non
akuntansi (interaksi jaminan dan pengalaman) secara parsial terhadap keputusan
pemberian kredit dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan atau sama
dengan nol. Jika nilai signifikan z < 0.05 maka koefisien model logistik secara
parsial berpengaruh terhadap keputusan persetujuan kredit. Sebaliknya jika nilai
signifikan z > 0.05 maka koefisien model logistik secara parsial tidak berpengaruh
terhadap keputusan persetujuan kredit.
4.8.2 Goodnes of Fit Test
Pengujian goodness ot fit ini digunakan untuk menilai kelayakan model
regresi yang dihipotesakan apakah telah fit atau tidak dengan data yang
digunakan. Model regresi yang baik adalah model yang hipotesanya telah sesuai
dengan data. Variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan variabel
dummy yang bernilai 1 dan 0. Apabila bernilai 1 artinya keputusan kredit disetujui
dan apabila bernilai 0 maka keputusan kredit ditolak. Untuk menilai kesesuaian
model apakah telah fit atau tidak, dapat dilihat dari nilai H-L Statistic dan Andrew
Statistic (Manurung, 2005). Apabila nilai H-L Statistic dan nilai Andrew Statistic
signifikannya < α = 1 % maka model dikatakan tidak fit, sebaliknya jika nilai
H-L Statistic dan nilai Andrew Statistic signifikannya > α = 1 % maka model
4.8.3 Overall Model Fit
Uji ini dilakukan untuk mengukur keselarasan model secara keseluruhan
yang menggunakan maximum log-likelihood dari Expectation Prediction
Evaluation dengan success cut off, C = 0.5. Hasil dari parameter ini menunjukkan
berapa persen model tersebut dapat memprediksi klasifikasi dengan benar, ini
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Statistik Deskriptif
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak
empat (4) variabel. Dengan variabel dependen adalah keputusan kredit dan
variabel independen adalah fixed assets turn over, return on net worth, debt to
equity ratio dan interaksi jaminan dan pengalaman. Statistik deskriptif pada
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut:
Tabel 5.1. Statistik Deskriptif
Statistic L X1 X2 X3 X4
Mean 0.6350 48.3672 2.0855 1.8192 275.2749 Median 1.0000 41.7750 1.9700 0.9850 186.5400 Maximum 1.0000 253.4900 7.0400 111.1100 2027.2500 Minimum 0.0000 2.3200 0.5200 0.2000 18.8100 Std. Dev. 0.4826 31.2085 1.1381 7.9618 286.7103 Skewness -0.5608 1.5613 1.7320 13.0998 2.6474 Kurtosis 1.3145 10.5381 7.1003 179.4661 12.4906
Observations 200 200 200 200 200
Berdasarkan hasil deskriptif statistik pada tabel 5.1 maka data-data
tersebut dapat deskriptifkan sebagai berikut:
a. Jumlah seluruh sampel penelitian adalah 200 nasabah. Dengan empat (4)
variabel yang merupakan variabel informasi akuntansi yaitu Fixed Assets Turn
Over (X1), Return on Net Worth (X2) dan Debt to Equity Ratio (X3) sebagai
variabel independen, sedangkan informasi non akuntansi adalah Interaksi
Jaminan dan Pengalaman Debitur (X4). Variabel dependen yang digunakan