• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pronomina Bahasa Pesisir Batahan Di Kabupaten Mandailing Natal (Tinjauan Sosiolinguistik)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pronomina Bahasa Pesisir Batahan Di Kabupaten Mandailing Natal (Tinjauan Sosiolinguistik)"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

PRONOMINA BAHASA PESISIR BATAHAN

DI KABUPATEN MANDAILING NATAL

(TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

SKRIPSI

Oleh

DEWI PURNAWITA SARAGIH

060701019

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan

yang saya perbuat ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi berupa

pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, Juni 2010

Penulis,

(3)

PRONOMINA BAHASA PESISIR BATAHAN

DI KABUPATEN MANDAILING NATAL

(TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

Oleh

DEWI PURNAWITA SARAGIH

060701019

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana dan telah disetujui oleh

Pembimbing I,

Dra. Salliyanti, M.Hum NIP 130284308

Pembimbing II,

Dra. Sugihana, M.Hum NIP 19600307 198612001

Departemen Sastra Indoensia Ketua,

(4)

PRAKATA

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT karena berkat

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A.,Ph.D. sebagai Dekan Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Nurhayati Harahap, M.Hum. sebagai Ketua Departemen Sastra

Indonesia Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Mascahaya Daulay, M.Hum. sebagai Sekretaris Departemen

Sastra Indonesia Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Salliyanti, M.Hum. sebagai dosen pembimbing I yang telah

banyak memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Sugihana Sembiring, M.Hum. sebagai dosen pembimbing II yang

telah banyak memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang

telah membimbing penulis selama kuliah.

7. Teristimewa untuk orangtua penulis Ayahanda Darwis Saragih dan

Ibunda Samsuwar yang senantiasa memberi dukungan baik material

maupun spiritual. Dengan kesungguhan penulis persembahkan semua ini

sebagai tanda sayang dan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan,

baik berupa bantuan moral seperti doa, dukungan, nasihat, dan petunjuk

praktis, maupun bantuan material, dukungan yang telah diberikan selama

ini. Kakanda Dedi Suwardi, Benni Saputra, Ibrahim serta Adinda Gito

Rolis yang selalu setia memberikan dorongan kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman penulis stambuk 2006 di Fakultas Sastra Universitas

(5)

Intan, Fera, Bambang dan yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu,terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini kepada penulis.

9. Buat Muhammad Hambali yang selalu memberi semangat, dan yang

selalu ada saat penulis butuh bantuan.

10. Buat teman kosku di lorong IX Kak Devi, Kak Evi, Kak Kas, Windi,

Aya, Dian, Inun, dan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,

terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini kepada penulis

11. Buat Kak Dedek yang selalu memberi semangat, terima kasih atas doa

dan dukungannya selama ini kepada penulis.

12. Buat Responden yang telah membantu penulis, terima kasih telah

meluangkan waktunya untuk menjawab kuesioner yang diberikan oleh

penulis.

Penulis memohon kepada Allah SWT kiranya semua bantuan dan

dorongan tersebut dibalas oleh-Nya. Penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dalam skripsi ini walaupun telah berusaha menyajikan yang terbaik.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Medan, Juni 2010

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA.. 6

2.1 Konsep ………. 6

2.1.1 Jenis-Jenis Pronomina ……….. 6

2.1.2 Fungsi Pronomina ……… 11

2.2 Landasan Teori ……… 12

2.3 Tinjauan Pustaka ……….. 13

(7)

4.1 Pengertian Pronomina ………...………… 20

4.2 Jenis-Jenis Pronomina Bahasa Pesisir Batahan ………... 20

4.2.1 Pronomina Persona ……… 20

4.2.1.1 Pronomina persona pertama ……….. 20

4.2.1.2 Pronomina persona kedua ………. 21

4.2.1.3 Pronomina persona ketiga ………. 22

4.2.2 Pronomina Penunjuk ………. 23

4.2.3 Pronomina Penanya ……… 24

4.3 Fungsi Pronomina bahasa Pesisir Batahan ………...………... 25

4.3.1 Fungsi Pronomina Persona ……… 25

4.3.1.1 Pronomina persona pertama …..………....… 26

4.3.1.2 Pronomina persona kedua …..……….... 30

4.3.1.3 Pronomina persona ketiga ….……….… 33

4.3.1.4 Pronomina persona sebenarnya dan tak sebenarnya ……. 35

4.3.2 Fungsi Pronomina Penunjuk ……….. 46

4.3.2.1 Pronomina penunjuk umum ………... 46

4.3.2.2 Pronomina penunjuk tempat ……….. 47

4.3.2.3 Pronomina penunjuk ikhwal ……….. 50

4.3.3 Fungsi Pronomina Penanya ……… 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 53

5.1 Simpulan ... 53

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan manusia, baik

lisan maupun tulisan. Sebagai alat untuk berkomunikasi, bahasa mempunyai

peranan penting untuk menyampaikan informasi, maksud, ide, atau pendapat

dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat di Indonesia selain menggunakan

bahasa Indonesia juga menggunakan bahasa daerah sebagai alat untuk

berkomunikasi. Misalnya, masyarakat Pesisir Batahan di Kabupaten Mandailing

Natal menggunakan bahasa Pesisir Batahan untuk berkomunikasi dalam

kehidupan sehari-hari. Ibu kota Kabupaten Mandailing Natal adalah

Panyabungan. Luas : 6.620,70 km2 atau 662,070 hektar, penduduknya berjumlah

sekitar 369,691 jiwa. Kabupaten Mandailing Natal kini memiliki 23 kecamatan

dangan jumlah desa sebanyak 353 desa dan kelurahan sebanyak 32 kelurahan.

Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari beberapa suku dan bahasa. Suku-suku

tersebut dapat dibagi atas suku Batak, Melayu, Minangkabau, Jawa, Aceh dan

Nias. Bahasa yang dipakai juga bermacam-macam sesuai dengan banyaknya suku

yang terdapat di daerah pesisir Batahan. Dari sekian banyak bahasa tersebut,

terdapat satu bahasa yaitu bahasa Pesisir Batahan.

Bahasa Pesisir Batahan berasal dari bahasa Minangkabau

Batahan

merupakan alat komunikasi yang digunakan masyarakat Pesisir dalam

(9)

Pesisir ini dipergunakan masyarakat dalam pergaulan sehari-hari di tengah

masyarakat, seperti di pasar, pada upacara adat dan upacara keagamaan. Penduduk

asli Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari dua etnis yaitu masyarakat etnis

Mandailing dan masyarakat etnis Pesisir, etnis Mandailing 80% dan etnis Melayu

Pesisir 70%. Etnis Mandailing sebagian besar mendiami daerah Mandailing,

sedangkan etnis Melayu Pesisir dan Minangkabau mendiami daerah Pantai Barat,

ada empat variasi logat dalam bahasa Pesisir di Kabupaten Mandailing Natal

yaitu: bahasa Pesisir logat Batahan, bahasa Pesisir logat Natal, bahasa Pesisir

logat Pulopadang, dan bahasa Pesisir logat Tapus

(http://amrulfahmi.blogspot.com/15/6/2010).

Pronomina yang dipakai harus disesuaikan dengan siapa kita berbicara

(lawan bicara), situasi dan lingkungan pembicaraan agar tidak terjadi salah paham

antara pembicara dan lawan bicara yang bisa mengakibatkan terganggunya

komunikasi.

Inilah alasan peneliti memilih judul Pronomina Bahasa Pesisir Batahan,

karena pronomina persona wa’ang: kamu, hanya digunakan untuk laki-laki,

sedangkan pronomina kau: kamu, hanya digunakan untuk perempuan. Penelitian

tentang pronomina bahasa Pesisir Batahan belum pernah diteliti. Hal tersebutlah

yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti pronomina persona bahasa Pesisir

Batahan. Beberapa contoh pronomina yang digunakan dalam bahasa Pesisir

Batahan adalah sebagai berikut :

• Pronomina persona

- wa’ang : kamu (laki-laki)

(10)

- Kito : kita

- Inyo : dia

- Kau : kamu ( perempuan)

- Awak : aku

Penggunaan pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan tidak dapat

dilakukan sembarangan. Lebih jelasnya, penggunaan pronomina persona untuk

menyapa seseorang dipengaruhi oleh variabel-variabel seperti usia, status sosial,

dan tingkat keakraban. Selain dari ketiga variabel tersebut, untuk menentukan

pemakaian pronomina persona juga dipengaruhi oleh unsur-unsur hormat.

Penggunaan bahasa dalam bahasa Pesisir Batahan harus disesuaikan dengan

situasi dan lingkungan tempat komunikasi itu berlangsung. Jika situasinya santai

maka bahasa yang digunakan adalah bahasa yang santai. Misalnya :

Ronal :”Ondak ka mano wa’ang moncik?”

‘Mau ke mana kamu tikus ?’

Arnol :’Ka sinin’.

‘ke sana.’

Pemakaian pronomina moncik ‘tikus’ menunjukkan hubungan

persahabatan antara Ronol dan Arnol sudah sangat akrab. Jadi, dalam bahasa

Pesisir Batahan pemakaian pronomina persona yang menggunakan nama hewan

seperti yang tertulis di atas tidak menimbulkan permasalahan antara dua orang

tersebut karena digunakan dalam situasi santai, tetapi jika pronomina moncik

digunakan dilingkungan sekolah ketika seorang guru berkomunikasi dengan

(11)

santun karena pembicaraan antara guru dan murid di lingkungan sekolah

merupakan pembicaraan yang sangat formal.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa buku referensi,

seperti buku karangan Hasan Alwi dkk. yang berjudul Tata Bahasa Baku Bahasa

Indonesia. Dalam bukunya tersebut dinyatakan bahwa pronomina dibagi menjadi

tiga jenis seperti berikut: pronomina persona, pronomina penunjuk, pronomina

penanya.

1.2 Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah jenis-jenis pronomina dalam bahasa Pesisir Batahan ?

2. Bagaimanakah fungsi pronomina dalam bahasa Pesisir Batahan?

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada bahasa Pesisir Batahan yang digunakan

masyarakat penutur bahasa Pesisir Batahan di Desa Kuala Batahan Kecamatan

(12)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan jenis-jenis pronomina dalam bahasa Pesisir Batahan.

2. Mendeskripsikan fungsi pronomina dalam bahasa Pesisir Batahan.

1.4.2 Manfaat penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Menjadi bahan inventarisasi dalam usaha pelestarian bahasa daerah.

2. Menjadi sumber rujukan terhadap penelitian sejenis untuk bahasa daerah

lainnya.

3. Menambah pengetahuan tentang bentuk, fungsi dan makna pronomina

(13)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya sastra yang ada di luar

bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal tersebut. Konsep dapat

mendukung proses berjalannya suatu penelitian. Paparan konsep-konsep

bersumber dari pendapat para ahli, pengalaman peneliti, dokumentasi dan nalar

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti (Marlina, 200: 9).

Untuk memahami hal-hal yang ada dalam penelitian ini perlu dipaparkan

beberapa konsep, yaitu konsep jenis-jenis pronomina dan fungsi pronomina.

2.1.1 Jenis-Jenis Pronomina dalam Bahasa Pesisir Batahan A. Pronomina Persona

Pronomina persona adalah pronomina yan dipakai untuk mengacu kepada

orang. Pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan terbagi atas :

1. Pronomina Persona Pertama

Pronomina persona pertama adalah pronomina yang mengacu kepada diri

sendiri atau si pembicara. Pronomina persona pertama tersebut masih dapat

dibedakan lagi menjadi pronomina persona tunggal dan pronomina persona

jamak. Pronomina persona tunggal yaitu pronomina yang mengacu pada diri si

pembicara yang jumlahnya satu orang contoh :

(14)

‘Saya pergi ke kebun tadi.’

b. “Poi ka mano si Ronal, ambo coliek di kamarnyo inyo indo ado.”

‘Pergi ke mana si Ronal, saya lihat di kamarnya dia tidak ada.’

Sedangkan pronomina persona jamak yaitu pronomina yang mengacu

kepada diri si pembicara yang jumlahnya lebih dari satu.

a. “Kami poi ka Medan beko malam.”

‘Kami pergi ke Medan nanti malam.’

b. “Kito poi ka kobun beko.”

‘Kita pergi ke kebun nanti.’

2. Pronomina Persona Kedua

Pronomina persona kedua yaitu pronomina yang mengacu kepada lawan

bicara. Pronomina ini masih dapat dibedakan atas dua, yaitu pranomina persona

kedua tunggal dan pronomina persona kedua jamak. Pronomina persona kedua

tunggal adalah pronomina yang mengacu kepada lawan bicara yang jumlahnya

satu orang atau tunggal contoh :

a. “Mangapo wa’ang manangih ?”

‘Mengapa kamu (laki-laki) menangis ?’

b. “Ondak poi kamano kau ?”

‘Mau pergi kemana kamu (perempuan) ?’

Sedangkan pronomina persona kedua jamak adalah pronomina yang

mengacu kepada lawan bicara yang jumlahnya lebih dari satu orang atau jamak

contohnya :

(15)

‘Kalian mengapa di situ ?’

b. “Mangapo kalian/ galian tiduo di situ?”

‘Mengapa kalian tidur di situ ?’

3. Pronomina Persona Ketiga

Pronomina persona ketiga yaitu pronomina yang mengacu kepada diri

orang yang dibicarakan. Dalam bahasa Pesisir Batahan, pronomina persona ketiga

ini masih dapat dibedakan menjadi pronomina persona ketiga tunggal dan

pronomina persona ketiga jamak. Yang dimaksud dengan pronomina persona

ketiga tunggal adalah pronomina yang mengacu kepada diri orang yang

dibicarakan dan jumlahnya satu orang atau tunggal, contohnya :

a. “Ambo di rumah inyo kinin.”

‘Saya di rumah dia sekarng.’

b. “Inyo datang ka kobun ambo cako.”

‘Dia datang ke kebun saya tadi.’

Sedangkan pronomina persona ketiga jamak adalah ponomina yang

mengacu kepada diri orang yang dibicarakan dan jumlahnya lebih dari satu orang,

contohnya :

c. “Urang du manangih cako.”

‘Mereka menangis tadi.’

d. “Urang du ditangkok polisi.”

‘Mereka ditangkap polisi.’

Dalam bahasa Pesisir Batahan masih terdapat pronomina yang lain.

(16)

persona sebenarnya dan pronomina persona yang tak sebenarnya. Pronomina

persona yang langsung menggantikan orang disebut pronomina persona yang

sebenarnya, misalnya ambo, kau, wa’ang, kalian, kito, inyo, nyo. Pronomina

persona yang fungsinya mengantikan pronomina persona yang sebenarnya disebut

dengan pronomina persona tak sebenarnya, misalnya abak, umak, uci, ongku,

cani, teti, mintuo, minantu, bunde, dan moncu. Pronomina persona tak sebenarnya

yang telah diuraikan di atas hanya mewakili, karena masih ada pronomina tak

sebenarnya dalam bahasa Pesisir Batahan yang tidak disebutkan penulis.

B. Pronomina Penunjuk

Moeliono (1993) membagi pronomina penunjuk menjadi tiga, yaitu

pronomina penunjuk akhwal, pronomina penunjuk umum, dan pronomina

penunjuk tempat. Pronomina penunjuk yang telah diuraikan oleh Moeliono dapat

dijumpai dalam bahasa Pesisir Batahan. Dalam bahasa Pesisir Batahan yang

tergolong pada pronomina penunjuk ikhwal, contohnya :

a. “Bak itu sapatu nan ondak di boli si Gito.”

‘Seperti itu sepatu yang mau di beli si Gito.’

b. “Inyo mangecekkan bak itu.”

‘Dia mengatakan seperti itu.’

Pronomina penunjuk umum ialah kata yang digunakan untuk

menunjukkan dan bersifat umum, contohnya dalam bahasa Pesisir Batahan

adalah:

a. “Iko bola nan wa’ang cari.”

(17)

b. “Inin umak ambo.”

‘Itu ibu saya.’

Pronomina penunjuk tempat yaitu pronomina yang berfungsi

menunjukkan tempat, contohnya:

a. ”Di siko wa’ang tiduo ? “

‘Di sini kamu (laki-laki) tidur ?’

b. ”Bajunyo ado di sinin.”

‘‘Bajunya ada di sana.’

c. ” Kito ondak poi dari siko.”

‘Kita akan pergi dari sini.’

d. ”Dari sinin inyo lewat.”

‘Dari sana dia lewat.’

e. ”Siapo ondak poi ka sinin ?”

‘Siapa mau pergi ke sana ?’

f. ”Ka siko kau sabonta ado nan ondak ambo tanyokan.”

‘Ke sini kamu (perempuan) sebentar ada yang ingin saya tanyakan.’

C. Pronomina Penanya

Dalam bahasa Pesisir Batahan ditemukan adanya pronomina penanya.

Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan

(Moeliono, 1993: 184). Pronomina ini berfungsi untuk menanyakan orang,

barang, dan pilihan. Pronomina penanya yang digunakan untuk menanyakan

(18)

a. “Siapo nan golak du ?”

‘Siapa yang ketawa itu’

b. “Apo nan abak bao du ?”

‘Apa yang bapak/ayah bawa itu?’

Pronomina penanya yang digunakan untuk menanyakan pilihan tentang

orang atau barang, contohnya :

a. “Dosen nan pake baju putieh du urang mano?”

‘Dosen yang pakai baju putih itu orang mana ?’

b. “Mano umak wa’ang ?”

‘Mana ibu kamu (laki-laki) ?’

2.1.2 Fungsi Pronomina

Setiap pronomina digunakan berdasarkan fungsinya masing-masing agar

tidak terjadi kesalahpahaman antara pembicara dan lawan bicara. Pronomina

persona mengacu kepada orang atau pronomina yang berfungsi untuk

menggantikan orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga. Pronomina

penunjuk mengacu kepada acuan dekat dengan si pembicara, ke masa yang akan

datang dan informasi yang akan disampaikan atau mengacu ke acuan yang agak

jauh dari pembicara, ke masa yang lampau atau informasi yang sudah

disampaikan. Pronomina penanya adalah pronomina yang berfungsi sebagai

pemarkah pertanyaan (Moeliono, 1993 : 170-190). Fungsi pronomina persona

adalah penunjuk kepada pembicara, kawan bicara dan yang dibicarakan

(Djajasudarma, 1993:44) . Dalam bahasa Indonesia pronomina persona yang

(19)

mengacu kepada yang diajak bicara yaitu engkau, anda, dan kalian, mengacu

kepada yang dibicarakan yaitu ia, dia, beliau, dan mereka.

2.2 Landasan Teori

Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain

(Moeliono, 1993: 170). Lebih lanjut Moeliono membagi pronomina tersebut

menjadi tiga jenis seperti berikut:

1. Pronomina persona (kata ganti orang) yang meliputi pronomina persona

pertama yaitu saya dan aku : pronomina kedua yaitu kau dan kamu;

pronomina persona ketiga yaitu dia dan mereka.

2. Pronomina penunjuk (kata ganti penunjuk) meliputi pronomina penunjuk

ikhwal yaitu begini dan begitu ; pronomina penunjuk umum yaitu: ini, itu, dan

anu; pronomina penunjuk tempat yaitu di sana, di sini ke sana, dari sini, dan

dari sana.

3. Pronomina penanya (kata ganti penanya) yaitu : apa, siapa, mengapa, kenapa,

kapan, mana, bilamana, di mana, ke mana, dari mana, bagaimana, berapa,

keberapa.

Badudu (1982: 126) membagi pronomina persona menjadi dua bagian

besar yaitu :

a. Pronomina sebenarnya yang terdiri dari :

- Pronomina persona pertama, contoh: saya, aku

- Pronomina persona kedua, contoh: kamu

- Pronomina persona ketiga, contoh: dia, mereka

(20)

Chaer (1994: 115-129) membagi pronomina persona menjadi :

- Kata ganti orang pertama, contoh: saya, kami, dan kita

- Kata ganti orang kedua, contoh: kamu, engkau, dan kalian.

- Kata ganti orang ketiga, contoh: ia, dia dan mereka.

2.3 Tinjauan Pustaka

Suatu penelitian maupun hasil penelitian adalah bagian yang tidak

terpisahkan dari unsur-unsur lain, baik yang berkaitan langsung maupun tidak

langsung dengan permasalahan yang sedang dibahas oleh seorang peneliti atau

penulis.

Sebuah karya ilmiah mutlak membutuhkan referensi atau acuan yang

menopang penelitian yang sedang dikerjakan. Sejauh yang peneliti ketahui belum

ada penelitian yang meneliti pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan.

Pembicaraan tentang pronomina sudah banyak diteliti oleh para ahli melibatkan

sejumlah bahasa daerah seperti bahasa Jawa, Sunda, Simalungun, Karo, dan

bahasa Batak Toba.

Tugiman (1998) dengan judul Pronomina Persona yang Dipakai di

Stasiun Pinang Baris. Meliala (1999) dengan judul Pronomina Bahasa Batak

Karo Tinjauan Sosiolinguistik, berisi tentang jenis-jenis pronomina dalam bahasa

Batak Karo serta fungsi pronomina tersebut di dalam masyarakat. Rahmat Kartolo

S. (2001) yaitu Pronomina Bahasa Batak Toba: Tinjauan Sosiolinguistik, berisi

(21)

Dari uraian di atas tampak bahwa sampai saat ini belum ada penelitin yang

khusus membahas pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan, padahal

sebagaimana dikemukakan di atas, peranan pronomina sangat penting dalam

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi adalah letak atau tempat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:

680). Lokasi penelitian penulis adalah Desa Kuala Batahan Kecamatan Batahan

Kabupaten Mandailing Natal. Lokasi ini merupakan mayoritas penutur asli bahasa

Pesisir Batahan. Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data dari

lapangan dan kepustakaan. Sumber data tersebut berbentuk lisan dan tulisan. Data

lisan diperoleh dari penutur asli bahasa Pesisir Batahan, sedangkan data tulisan

diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan bahasa Pesisir Batahan.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian pronomina bahasa Pesisir Batahan: tinjauan

sosiolinguisik, berisi tentang bentuk pronomina persona bahasa Pesisir Batahan

serta fungsi dan makna pronomina tersebut di dalam masyarakat. Penelitian ini

dilakukan selama tiga minggu, dari tanggal 12 April – 2 Mei 2010.

3.2Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi bukan diartikan sebagai penduduk seperti halnya dalam studi

kependudukan. Populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi

(23)

wanita di daerah pedesaan, semua perusahaan yang jumlah buruhnya kurang dari

2000, dan sebagainya. Pada dasarnya populasi adalah himpunan semua hal yang

ingin diketahui, maka populasi bisa berupa lembaga, individu, kelompok,

dokumen, atau konsep (Manase Malo, 1985: 149).

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri atas manusia,

benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data

yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.

Selain itu, menurut Kamus Basar Bahasa Indonesia (2005: 889). Populasi

adalah sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan

sampel: suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan

masalah penelitian. Oleh sebab itu, yang menjadi populasi penelitian adalah

masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Kuala Batahan Kecamatan Batahan

Kabupaten Mandailing Natal yang jumlah penduduknya 1485 orang.

3.2.2 Sampel

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 991), sampel adalah

sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih

besar, bagian kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar.

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi data sebenarnya dalam suatu

penelitian. Penentuan sampel dilakukan dengan cara memilih beberapa orang dari

masyarakat Desa Kuala Batahan Kecamatan Batahan Kabupaten Mandailing

(24)

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini adalah data lisan dan tulisan. Karena itu, ada dua

metode yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu metode simak dan

metode cakap (Sudaryanto, 1993: 133 – 137). Metode simak merupakan metode

yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa (dalam hal ini, bahasa

Pesisir Batahan), baik terhadap bahasa lisan maupun terhadap bahasa tulisan.

Metode cakap merupakan metode yang dilakukan dengan percakapan dan kontak

langsung antara penelitian dan penutur bahasa Pesisir Batahan.

Sesuai dengan jenis data yang digunakan, teknik yang dipakai dalam

pengumpulan data adalah teknik pancing dan teknik catat (Sudaryanto 1993: 135

– 137). Teknik pancing dilakukan untuk memancing informan untuk memperoleh

data yang diinginkan. Sewaktu percakapan berlangsung diikuti oleh pencatatan.

Seluruh data yang terkumpul akan diuji kebenarannya pada narasumber.

Syarat narasumber yaitu penutur asli bahasa Pesisir Batahan yang berusia antara

40-50 tahun karena pada usia tersebut mereka telah menguasai bahasa atau

dialeknya, tetapi belum sampai taraf pikun (Ayatrohaedi, 1983: 48).

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data yang sudah terkumpul

adalah metode padan yaitu metode yang memadankan sesuatu dengan alat

penentu lain di luar bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993: 13-16) dan

(25)

adalah bagian dari bahasa yang bersangkutan yaitu bahasa Pesisir Batahan

(Sudaryanto, 1993: 32-40)

Metode padan digunakan untuk menyeleksi pronomina yang diperkirakan

mempunyai jenis dan fungsi yang sama juga pronomina-pronomina yang jenis dan

fungsinya berbeda. Misalnya pronomina persona wa’ang sama dengan pronomina

kau dari segi semantik yang berarti kamu, namun dari segi sosiolinguistiknya

keduanya berbeda, wa’ang hanya digunakan untuk lawan bicara yang berjenis

kelamin laki-laki sedangkan kau hanya dapat digunakan untuk lawan bicara yang

berjenis kelamin perempuan, misalnya:

a. Rini : “Ondak kamano kau beko malam?”

‘Pergi ke mana kamu (perempuan) nanti malam?’

Rina : “Ondak ka rumah uci.”

‘Mau ke rumah nenek.’

b. Ali : “Poi ka mano wa’ang beko ?”

‘Pergi ke mana kamu (laki-laki) nanti ?’

Iwan : “ka sakolah.”

: ‘Ke sekolah.’

Metode agih dengan teknik lanjutan yaitu tehnik ganti digunakan untuk

menggantikan pemakaian pronomina yang tidak sesuai atau tidak tepat menjadi

pronomina yang sesuai dan tepat penggunaannya dalam bahasa Pesisir Batahan.

Misalnya pemakaian pronomina persona kau dalam percakapan antara seorang

anak dan ibunya, seperti yang tertera di bawah ini.

Santi : “Ondak ka mano kau ?”

(26)

Umak : “Ondak ka pasa.”

‘Mau ke pasar.’

Pemakaian pronomina kau dalam kalimat di atas tidak tepat karena

pronomina kau hanya digunakan untuk menyebut lawan bicara yang sebaya atau

lebih muda. Maka pronomina persona kau diganti dengan pronomina persona ibu

yang digunakan untuk menyebut lawan bicara yang lebih tua, seperti pada contoh

kalimat di bawah ini :

Santi : “Ondak ka mano umak ( ibu) ?”

‘Mau ke mana ibu?’

Umak : “Ondak ka sumuo.”

(27)

BAB IV

PRONOMINA PERSONA DALAM BAHASA PESISIR BATAHAN

4.1 Pengertian Pronomina

Moeliono dalam bukunya Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

menyatakan bahwa pronomina merupakan kata yang mengacu kepada nomina

lain. Moeliono juga membagi pronomina tersebut menjadi tiga jenis yaitu

pronomina persona (kata ganti orang), pronomina penunjuk (kata ganti penunjuk),

dan pronomina penanya (kata ganti penanya).

4.2 Jenis-Jenis Pronomina dalam Bahasa Pesisir Batahan 4.2.1 Pronomina Persona

Pronomina persona pertama adalah pronomina yang dipakai untuk mengacu

kepada orang. Pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan terbagi atas :

4.2.1.1Pronomina persona pertama

Pronomina persona pertama adalah pronomina yang mengacu pada diri

sendiri atau si pembicara. Pronomina persona pertama tersebut masih dapat

dibedakan lagi menjadi pronomina persona pertama tunggal dan pronomina

persona pertama jamak. Pronomina persona pertama tunggal yaitu pronomina

yang mengacu pada diri si pembicara yang jumlahnya satu orang contoh :

a . ”Ambo poi ka kobun cako.”

‘Saya pergi ke kebun tadi.’

b. ”Poi ka mano si Ronal, ambo coliek dikamarnyo inyo indo ado.”

(28)

Sedangkan pronomina persona jamak yaitu pronomina yang mengacu

kepada diri si pembicara yang jumlahnya lebih dari satu orang contoh:

a.”Kami poi ka pasa cako.”

‘Kami pergi ke pasar tadi.’

b.”Kito poi ka Jakarta beko malam.”

‘Kita pergi ke Jakarta nanti malam.’

4.2.1.2 Pronomina persona kedua

Pronomina persona kedua yaitu pronomina yang mengacu kepada lawan

bicara. Pronomina ini masih dapat dibedakan atas dua, yaitu pronomina persona

kedua tunggal dan pronomina persona kedua jamak. Pronomina persona kedua

tunggal adalah pronomina yang mengacu kepada lawan bicara yang jumlahnya

satu orang atau tunggal, contohnya:

a.”Mangapo kau indo dating rapat cako?”

‘ Mengapa kamu (perempuan) tidak datang rapat tadi?’

b.”Ondak poi kamano wa’ang ?”

‘Mau pergi ke mana kamu (laki-laki) ?’

Sedangkan pronomina persona kedua jamak adalah pronomina yang

mengacu kepada lawan bicara yang jumlahnya lebih dari satu orang atau jamak,

contoh :

a.”Kalian/galian di mano ?”

‘Kalian di mana ?’

b.”Mangapo kalian/galian indo makan?”

(29)

4.2.1.3 Pronomina Persona Ketiga

Pronomina persona ketiga yaitu pronomina yang mengacu kepada diri orang

yang dibicarakan. Dalam bahasa Pesisir Batahan, pronomina persona ketiga ini

masih dapat dibedakan menjadi pronomina persona ketiga tunggal dan pronomina

persona ketiga jamak. Yang dimaksud dengan pronomina persona ketiga tunggal

adalah pronomina yang mengacu kepada diri orang yang dibicarakan dan

jumlahnya satu orang atau tunggal, contohnya:

a.“ siapo laki inyo?”

‘siapa Suami dia ?’

b.”Inyo datang ka kampus ambo kapotang.”

‘Dia datang ke kampus saya kemaren.’

Sedangkan pronomina persona ketiga jamak adalah pronomina yang

mengacu kepada diri orang yang dibicarakan dan jumlahnya lebih dari satu orang,

contohnya:

a.”Urang du ka pantai cako.”

‘Orang itu/mereka ke pantai tadi.’

b.”Umak dewi punyo ompek urang anak, urang du sadonyo lah tamat SMA. ”

‘Ibu si dewi punya empat orang anak, mereka semua sudah tamat SMA.’

Dalam bahasa Pesisir Batahan masih terdapat pronomina yang lain. Badudu

(1984: 116) membagi pronomina persona menjadi dua yaitu pronomina persona

sebenarnya dan pronomina persona yang tak sebenarnya. Pronomina persona yang

langsung menggantikan orang disebut pronomina persona yang sebenarnya,

misalnya ambo, wa’ang, kito, inyo, kalian/galian. Pronomina persona yang

(30)

pronomina persona tak sebenarnya, misalnya abak, umak, uci, ongku, uni, etek,

mintuo, minantu, moncu, bunde dan uwek. Pronomina persona tak sebenarnya

yang telah diuraikan di atas hanya mewakili kerena masih ada pronomina persona

tak sebenarnya dalam bahasa Pesisir Batahan yang tidak disebutkan penulis.

4.2.2 Pronomina Penunjuk

Moeliono (1993) membagi pronomina penunjuk menjadi tiga yaitu

pronomina penunjuk ikhwal, pronomina penunjuk umum, dan pronomina

penunjuk tempat. Pronomina-pronomina penunjuk yang telah diuraikan oleh

moeliono dapat dijumpai dalam bahasa Pesisir Batahan. Dalam bahasa Pesisir

Batahan yang tergolong pada pronomina penunjuk ikhwal, contohnya:

a.”Bak iko jilbab nan ondak ambo boli.”

‘Seperti ini jilbab yang akan saya beli.’

b.”Bak itu sapatu nan ondak ambo boli.”

‘Seperti itu sepatu yang akan saya beli.’

Pronomina penunjuk umum ialah kata yang digunakan untuk menunjukkan

dan bersifat umum contohnya dalam bahasa Pesisir Batahan adalah:

a.”Iko bola nan wa’ang cari.”

‘Ini bola yang kamu (laki-laki) cari.”

b.”Inin baju ambo.”

(31)

Pronomina penunjuk tempat yaitu pronomina yang berfungsi menunjukkan

tempat, contohnya:

a.”Siapo nan ondak poi ka sinin?”

‘Siapa yang mau pergi ke sana?’

b.”Kasiko wa’ang sabonta ado nan ambo tanyokan.”

‘Ke sini kamu (laki-laki) sebentar ada yang saya tanyakan.’

c.”Umaknyo manangih dari sinin.”

‘Ibunya menangis dari sana.’

d.”Ambo ondak poi dari siko.”

‘Saya mau pergi dari sini.’

e.”Di siko cani tiduo?”

‘Di sini kakak tidur ?’

4.2.3 Pronomina Penanya

Dalam bahasa Pesisir Batahan ditemukan adanya pronomina penanya.

Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan

(Moeliono, 1993: 184). Pronomina ini berfungsi untuk menanyakan orang,

barang, dan pilihan. Pronomina penanya yang digunakan untuk menanyakan

orang, contohnya:

a.”Siapo nan datang du?”

‘Siapa yang datang itu?’

b.”Apo nan dicoliek umak du?”

(32)

Pronomina penanya yang digunakan untuk menanyakan pilihan tentang

orang atau barang, contohnya:

a.”Mano buku wa’ang ?”

‘Mana buku kamu (laki-laki) ?’

b.”Urang mano bini wa’ang ?”

‘Orang mana istri kamu (laki-laki) ?’

4.3 Fungsi Pronomina Bahasa Pesisir Batahan

Pronomina dalam bahasa Pesisir Batahan harus dikuasai dengan baik oleh

setiap penutur bahasa Pesisir Batahan. Apabila penutur tersebut tidak menguasai

pemakaian pronomina dengan tepat maka pada saat terjadi komunikasi tidak

tertutup kemungkinan terjadinya kesalahpahaman antara pelaku komunikasi. Jadi,

seorang penutur bahasa Pesisir Batahan yang baik harus menguasai pronomina

dalam bahasa Pesisir Batahan dan dapat menggunakannya sesuai dengan

fungsinya masing-masing agar komunikasi antara penutur bahasa Pesisir Batahan

dapat berlangsung dengan baik.

4.3.1 Fungsi Pronomina Persona

Pronomina Persona dalam bahasa Pesisir Batahan berfungsi untuk

menggantikan orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga. Penggunaan

pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan harus disesuaikan dengan

situasi dan dengan siapa kita melakukan komunikasi. Lebih jelasnya penggunaan

pronomina persona harus disesuaikan dengan jenis kelamin, umur, status sosial

(33)

Penggunaan pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan disesuaikan

dengan umur si pembicara maupun lawan bicara pada saat komunikasi

berlangsung karena pronomina persona yang digunakan untuk menyebut lawan

bicara yang lebih muda ataupun yang sebaya tentu berbeda dengan pronomina

persona yang digunakan untuk menyebut lawan bicara yang lebih tua. Parameter

jenis kelamin juga menentukan dalam penggunaan pronomina persona dalam

bahasa Pesisir Batahan. Ada pronomina persona khusus untuk lawan bicara yang

berjenis kelamin perempuan dan ada pronomina persona khusus untuk laki-laki.

Status sosial seseorang dalam masyarakat juga sangat menentukan dalam

pemakaian pronomina karena panggilan kepada orang yang status sosialnya lebih

tinggi berbeda dengan panggilan kepada seseorang yang status sosialnya lebih

rendah daripada pembicara. Prameter yang terakhir adalah keakraban, pronomina

persona yang digunakan oleh orang yang sudah akrab tentunya berbeda dengan

pronomina persona orang yang belum akrab. Ada kalanya keakraban dapat

menghilangkan perbedaan umur dan status sosial ketika berkomunikasi tetapi itu

tidak selamanya dan hanya pada tempat dan saat tertentu saja.

4.3.1.1 Pronomina persona pertama

a. Ambo ’aku’

Pronomina persona ambo ’aku/saya’ dalam bahasa Pesisir Batahan tidak

dibatasi pemakaiannya. Pronomina ambo sering digunakan dalam kehidupan

sehari-hari oleh pria dan wanita, baik dalam acara formal maupun informal.

Dalam acara formal ambo digunakan pada pesta adat pernikahan, sunatan, dan

(34)

Kepala Desa : “ Sampe di siko pidato nanbisa ambo sampekan, tarimokasieh

Ateh perhatiannyo.”

‘Sampai di sini pidato yang bisa saya sampaikan, terima

kasih atas perhatiannya.’

Dalam acara informal ambo digunakan pada percakapan antar orangtua,

antara ibu dan ayah, antar anak dengan orangtua, dan antara anak dengan teman

sebayanya.

Contoh :

a. Percakapan antar ibu dan ayah

ayah : “Di mano tali pinggang ambo cako?”

‘di mana ikat pinggang saya tadi?”

umak : “Indo tau ambonyo.”

‘Saya tidak tau.’

b. Percakapan antara orang tua

Bapak yani : “Di mano wa’ang cako ?”

‘Di mana kamu (laki-laki) tadi ?’

Bapak elfin : “Ambo poi ka ladang.”

‘Saya pergi ke ladang .’

c. Percakapan antara anak dan orang tua

Angga : “Mak, ambo domom.”

(35)

Umak : ”Olah minum ubek ?”

‘’Sudah minum obat ?”

d. Percakapan antara teman sebaya

Yola : “Ambo taragak dokek umak.”

‘Saya rindu pada ibu.’

Sani : “Telepon ajo kalo taragak.”

‘Telepon saja kalau rindu.’

b. Kami/Kito ’Kami/Kita’

Pronomina persona kami ’kami’ dengan pronomina persona kito ’kita’

mempunyai perbedaan dan persamaan dalam bahasa Pesisir Batahan. Pronomina

persona kami dan kito sama-sama merupakan pronomina persona jamak.

Pronomina persona kami digunakan untuk menggantikan pembicara yang

jumlahnya lebih dari satu sedangkan pronomina persona kito digunakan untuk

menggantikan pembicara dan lawan bicara yang jumlahnya juga lebih dari satu.

Contoh :

a.Eflin : “Kito wajib pulang walopun ujan.”

‘Kita harus pulang walaupun hujan.”

Gilang : “Moh la.”

‘Ayo la.’

b. Elin : “Kito wajib mandongakan kato-kato abak jo umak.”

‘Kita harus mendengarkan kata-kata ayah dan ibu.’

(36)

‘Iya benar.’

Pada kalimat di atas terlihat pronomina persona kito menggantikan si

pembicara dan lawan bicaranya. Kalimat di atas menyatakan si pembicara harus

mendengarkan kata-kata ayah dan ibu dengan lawan bicaranya. Apabila lawan

bicara tidak mendengarkan kata-kata ayah dan ibu maka pronomina yang

digunakan adalah kami. Pronomina persona kito harus diganti dengan kami agar

maksud yang disampaikan dapat dipahami oleh lawan bicara. Misalnya, pada

kalimat di bawah ini:

Yona : “Kami ka Medan beko malam.”

‘Kami ka Medan nanti malam.’

Erin : “Elok-elok di jalan yo !”

‘Hati-hati di jalan ya!’

Selain pronomina kami dan kito, dalam bahasa Pesisir Batahan dikenal juga

pronomina kami sadonyo ‘kami semua’ dan pronomina kito sadonyo ‘kita semua’

yang merupakan variasi dari pronomina persona kami dan kito hanya untuk

mempertegas dan menyatakan keseluruhan satuan yang kokoh.

Contoh :

a.”Kami sadonyo poi ka rumah uci.”

‘Kami semua pergi ke rumah nenek.’

b.”Kito sadonyo poi ka rumah uci.”

(37)

4.3.1.2 Pronomina persona kedua

a. Wa’ang: kamu (laki-laki)/ kau : kamu (perempuan)

Pronomina persona wa’ang: kamu (laki-laki) dan kau (prempuan) dalam

bahasa Pesisir Batahan merupakan pronomina persona kedua jamak. Pronomina

ini digunakan untuk mengacu kepada lawan bicara. Pronomina persona wa’ang

dalam bahasa Pesisir Batahan mempunyai keunikan tersendiri karena

penggunanya tidak bebas. Pada saat komunikasi terjadi pronomina wa’ang tidak

boleh sembarangan dipergunakan, harus disesuaikan dengan situasi dan lawan

bicara. Pronomina persona wa’ang digunakan untuk menyebut lawan bicara yang

berjenis kelamin laki-laki (pria) sedangkan pronomina persona kau digunakan

untuk menyebut lawan bicara yang berjenis kelamin perempuan (wanita).

Pronomina persona wa’ang dan pronomina kau harus digunakan untuk lawan

bicara yang sebaya ataupun yang lebih muda dari si pembicara.

Contoh :

a.Iwan : “Ondak ka mano wa’ang?”

‘Mau ke mana kamu (laki-laki).’

Kevin : “Ka rumah bunde.”

‘Ke rumah bibik.’

b.Angga : ”Poi ka mano kau cako?”

‘Pergi ke mana kamu (prempuan) tadi?’

Elsi : “Ka dapuo.”

(38)

Apabila seseorang berbicara dengan lawan bicara yang status sosial dan

umumnya lebih tinggi daripada si pembicara, maka sebaiknya pronomina wa’ang

dan kau tidak digunakan.

Contoh :

Yuna : “Dari mano kau Bunde?”

‘Dari mana kamu Bibik?’

Bunde : “Dari pasa.”

‘Dari pasar.’

“Dari mano wa’ang Moncu?”

‘Dari mana kamu Paman?’

Moncu : “Dari lauk.”

‘Dari laut.’

Pada contoh di atas penggunaan kau tidak tepat karena digunakan kepada

lawan bicara yang status sosial dan umurnya lebih tinggi daripada si pembicara.

Dengan demikian pronomina kau harus diganti dengan pronomina bunde (bibik).

Pronomina wa’ang dan kau dapat digunakan kepada lawan bicara yang umurnya

di bawah si pembicara atau status sosialnya lebih rendah daripada si pembicara.

Contoh :

Bunde : “Di mano kau Yuna?”

‘Di mana kamu Yuna?’

Yuna : “Di kamar Bunde.”

(39)

b. Kalian/galian sadonyo (kalian/kalian semua)

Pronomina persona galian adalah pronomina kedua jamak yang berfungsi

untuk menggantikan lawan bicara yang jumlahnya lebih dari satu orang. Pada

uraian sebelumnya sudah dibicarakan mengenai pronomina persona galian yang

fungsinya menggantikan lawan bicara yang jumlahnya satu orang atau tunggal

karena dalam bahasa Pesisir Batahan pronomina persona galian dapat digunakan

untuk menggantikan orang kedua tunggal dan jamak. Saat ini dibicarakan adalah

fungsi pronomina kalian sebagai orang kedua jamak.

Contoh :

Safa : “Ka mano kalian/galian?”

‘Ka mana kalian?”

Kevia dan Jhoni : “Ka pante Cermin.”

‘Ke pantai Cermin.’

Pronomina persona kalian/galian dalam bahasa Pesisir Batahan dapat

bervariasi menjadi galian sadonyo (kalian semua).

Contoh:

Efrin : ”Galian sadonyo wajib pulang.”

‘Kalian semuanya harus pulang.’

Pada contoh di atas masing-masing kalimat menggunakan pronomina

persona galian dan galian sadonyo. Dalam bahasa Pesisir Batahan pronomina itu

(40)

untuk menggantikan orang ketiga jamak. Pronomina persona galian sadonyo pada

kalimat di atas hanya untuk mempertegas maksud.

4.3.1.3 Pronomina persona ketiga a.Inyo ‘dia’

Pronomina persona inyo ‘dia’ adalah pronomina persona ketiga tunggal.

Inyo termasuk pronomina persona ketiga tunggal karena inyo hanya dapat

menggantikan lawan bicara yang jumlahnya satu orang atau tunggal. Pronomina

persona inyo digunakan untuk menyebut lawan bicara yang sebaya maupun yang

lebih tua dari si pembicara. Pemakaian Pronomina persona inyo dapat digunakan

untuk siapa saja, tanpa melihat status sosial dan jenis kelamin lawan bicara.

Contoh:

Ibu : “Ka mano kamas kau nita ?”

‘Ke mana abang mu nita?’

Nita : “Inyo ka lading.”

‘Dia ke lading.’

b. Nyo ‘nya’

Pronomina persona nyo ‘nya’ adalah pronomina persona ketiga tunggal.

Pronomina persona nyo dapat berfungsi sebagai pemilik dan pelaku. Fungsi

pronomina nyo sebagai pemilik apabila melekat dengan kata benda.

Contoh:

(41)

‘Itu ibunya.’

b. ”Ambo ka kamarnyo cako.”

‘Saya ke kamarnya tadi.’

Fungsi pronomina nyo sebagai pelaku apabila melekat dengan kata kerja.

Contoh :

a.”Di cubiknyo mbo cako.”

‘Di cubitnya saya tadi.’

b.”Tuduong mbo diciloknyo potang.”

‘Topi saya dicurinya kemaren.’

Pronomina persona nyo dapat menggantikan siapa saja, tetapi harus dilihat

letak pemakaiannya. Pronomina persona nyo tidak boleh digunakan kepada lawan

bicara yang status sosialnya lebih tinggi daripada si pembicara. Misalnya, pada

percakapan antara seorang ibu dengan anaknya yang sedang membicarakan buku

abang.

Contoh :

Ayah : ”Buku siapo iko?”

‘Buku siapa ini ?’

Evin : “Bukunyo.”

(42)

c.Urang du ‘orang itu’

Pronomina persona urang du ‘orang itu’ juga merupakan pronomina

persona ketiga jamak dalam bahasa Pesisir Batahan. Penggunaan pronomina

persona urang du hampir sama dengan pronomina persona galian ‘kalian’ yaitu

digunakan untuk orang yang dibicarakan yang berjumlah lebih dari satu atau

jamak.

Contoh :

a.”Kamano urang du cako?”

‘Kemana orang itu tadi?’

b. ”Urang du lah poi.”

‘Orang itu telah pergi.’

4.3.1.4 Pronomina persona sebenarnya dan tak sebenarnya

Pronomina persona sebenarnya diuraikan lagi menjadi pronomina persona

pertama, pronomina persona kedua dan pronomina persona ketiga (Badudu, 1981:

126). Dalam bahasa Pesisir Batahan pronomina sebenarnya meliputi ambo ‘saya’,

wa’ang ‘kamu/laki-laki’, kau ‘kamu/perempuan’ dan lain-lain. Pronomina

persona tak sebenarnya adalah pronomina persona yang berfungsi untuk ‘ibu’,

menggantikan pronomina persona sebenarnya. Pronomina tak sebenarnya dalam

bahasa Pesisir Batahan meliputi pronomina persona abak ‘ayah’, umak bunde

‘bibik’, uci ‘nenek’, ongku ‘kakek’, moncu ‘paman’, cani ‘kakak’, kamas ‘abang’,

teti ‘kakak’, mintuo ‘mertua’, minantu ‘menantu’ dan sebagainya. Pronomina

tersebut dituliskan sebagai pronomina persona tak sebenarnya karena dapat

(43)

1. Abak/ayah ’bapak’

Dalam bahasa Pesisir Batahan pronomina persona tak sebenarnya abak/ayah

’bapak’ adalah pronomina persona yang dapat menggantikan pronomina

sebenarnya galian dan inyo.

Contoh :

Umak : “Di mano abak wa’ang?”

‘Di mana bapak/ayahmu?’

Anis : “Abak poi ka pante.”

‘Ayah pergi ke pantai.’

Pronomina persona abak/ayah ‘bapak’ dapat bervariasi menjadi pak tuo,

pak ketek. Dalam bahasa Pesisir Batahan hal itu terjadi karena perbedaan urutan

waktu kelahiran. Pronomina persona pak tuo adalah panggilan kepada saudara

bapak yang sulung. Pronomina persona pak ketek adalah panggilan kepada

saudara bapak yang bungsu.

Contoh :

a.”Pak tuo di imbo abak mbo.”

‘Bapak di panggil ayahku.’

b.”Di mano pak ketek boli buku du?”

(44)

Pada dasarnya pronomina persona pak tuo, pak ketek merupakan panggilan

kepada saudara bapak yang kandung. Namun pronomina pak tuo, dan pak ketek

dapat juga digunakan untuk menggantikan suami kakak ibu dan suami adek ibu

pembicara. Pronomina pak tuo, pak ketek, tidak hanya digunakan kepada orang

yang sudah menikah. Pronomina ini dapat juga digunakan untuk menggantikan

saudara ayah yang belum menikah dan usianya lebih muda dari si pembicara.

2. Umak ‘Ibu’

Pronomina persona tak sebenarnya yang lain adalah pronomina persona

umak ‘ibu’. Pronomina persona umak dapat menggantikan pronomina persona

sebenarnya galian/kalian dan inyo.

Contoh :

Santi : “Ka mano umak cako?”

‘Ke mana ibu tadi?’

Yeni : “Umak ka pasa.”

‘Ibu ke pasar.’

Pronomina persona umak ‘ibu’ dapat bervariasi menjadi pronomina persona

mak tuo, mak ketek. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan urutan waktu

kelahiran. Pronomina persona mak tuo merupakan panggilan kepada saudara ibu

yang sulung. Pronomina persona mak ketek merupakan panggilan kepada saudara

ibu yang bungsu.

Contoh :

(45)

b. “Mak ketek sodang mambaco buku di kamar.”

‘Ibu sedang membaca buku di kamar.’

Pronomina mak tuo dan mak ketek merupakan panggilan kepada saudara

kandung umak ‘ibu’. Tetapi pronomina persona mak tuo dan mak ketek dapat juga

digunakan untuk panggilan kekerabatan kepada istri adik ayah. Pronomina

persona mak tuo dan mak ketek tidak hanya digunakan sebagai panggilan kepada

orang yang sudah menikah namun pronomina persona tersebut dapat juga

digunakan pada saudari dari umak ‘ibu’ si pembicara yang belum menikah.

3. Ongku ‘Kakek’

Pronomina persona tak sebenarnya ongku ‘kakek’ adalah pronomina

persona yang dapat menggantikan pronomina sebenarnya galian dan inyo.

Pronomina persona ongku digunakan untuk menggantikan orang tua laki-laki dari

bapak dan ibu si pembicara.

Contoh :

Eprin : “Di mano ongku boli salak du?”

‘di mana kakek beli salak itu?’

ongku : “di pasa.”

‘di pasar.’

Pronomina persona ongku juga digunakan untuk orang yang sudah tua

walaupun orang tua dari bapak dan ibu si pembicara.

Contoh:

a. “Ambo poi samo ongku wa’ang cako.”

(46)

b. “Ongku santi du sakik di kamar.”

‘Kakek santi itu sakit di kamar.’

4. Uci ‘nenek’

Pronomina persona uci ‘nenek’ adalah pronomina persona tak sebenarnya

yang dapat menggantikan pronomina persona sebenarnya galian/kalian dan inyo.

Pemakaian pronomina persona uci tidak berbeda dengan pemakaian pronomina

ongku. Pronomina persona uci digunakan untuk menggantikan lawan bicara yang

merupakan orangtua perempuan dari bapak dan ibu si pembicara.

Contoh:

Dian : “Olah makan uci?

‘Sudah makan nenek?’

Uci : “Olah.”

‘Sudah.’

Pronomina persona uci juga digunakan untuk menyebut setiap orang yang

sudah tua dan berjenis kelamin perempuan.

Contoh:

Windy : “Kamano uci inun?”

‘Kemana nenek inun?’

Uci : “Dari pangajian.”

(47)

5. Kamas ‘abang’

Pronomina persona tak sebenarnya kamas ‘abang’ dalam bahasa Pesisir

Batahan dapat digunakan untuk menggantikan pronomina persona sebenarnya

galian dan inyo. Pronomina persona kamas digunakan untuk menggantikan lawan

bicara yang merupakan saudara kandung dari si pembicara, berjenis kelamin

laki-laki dan umurnya lebih tua daripada si pembicara.

Contoh:

Aya : “Kamano kamas cako Dev?”

‘Kemana abang tadi Dev?’

Devi : “Kamas di kamarnyo.”

‘Abang di kamarnyo.’

Pronomina persona kamas dapat juga digunakan pada seorang lelaki yang

bukan saudara kandung dari si pembicara tetapi umurnya harus lebih tua dari si

pembicara.

Contoh :

Evi : “Pabilo kamas pulang?”

‘Kapan abang pulang?’

Angga : “Sabonta lai.”

‘Sebentar lagi.’

6. Cani ‘Kakak’

Cani ‘kakak’ merupakan panggilan si pembicara kepada saudara

kandungnya yang berjenis kelamin perempuan dan umurnya lebih tua dari si

(48)

Contoh :

Adiek : “Cani, diimbo uci.”

‘Kakak, dipanggil nenek.’

Cani : “Iyo, sabonta lai ambo ka situ.”

‘Iya, sebentar lagi saya ke situ.’

Pronomina persona cani dapat juga digunakan untuk memanggil setiap

perempuan yang usianya lebih tua dari si pembicara. Cani termasuk pronomina

yang tak sebenarnya karena dapat menggantikan pronomina sebenarnya galian

dan inyo.

Contoh :

Windy : “Mangapo cani imbo ambo cako?”

‘Mengapa kakak panggil saya tadi?’

Aya : “Tolong bolikan gulo.”

‘Tolong belikan gula.’

7. Moncu ‘Paman’

Moncu ‘paman’ adalah pronomina persona tak sebenarnya yang dapat

menggantikan pronomina persona yang sebenarnya galian dan inyo. Pronomina

persona moncu digunakan untuk panggilan kepada suami dari bibik saudara

bapak.

Contoh:

Dian : “Jadi moncu ka Medan beko malam?”

‘Jadi paman ke Medan nanti malam?’

(49)

‘Jadi, mungkin jam delapan nanti malam dijemput taksi.’

Pronomina persona moncu dalam bahasa Pesisir Batahan dapat juga

digunakan untuk setiap lawan bicara laki-laki yang usianya lebih tua dari si

pembicara atau sebaya dengan paman si pembicara.

Contoh:

Andres : “Moncu si Yanti olah poi ka lading?”

‘Paman si Yanti sudah pergi ke ladang?’

8. Bunde ‘bibik’

Pronomina persona bunde ‘bibik’ adalah pronomina tak sebenarnya yang

dapat menggantikan pronomina sebenarnya galian/kalian dan inyo. Dalam bahasa

Pesisir Batahan pronomina persona bunde digunakan untuk panggilan kepada adik

ibu yang bungsu dan panggilan kepada istri paman.

Contoh:

Yenni : “Beko ambo poi samo bunde ka pasa.”

‘Nanti saya pergi dengan bibik ke pasar.’

Juli : “Poi mbo.”

‘Saya ikut.’

Pronomina persona bunde juga dapat digunakan untuk setiap lawan bicara

perempuan yang usianya lebih tua dari si pembicara atau sebaya dengan bibik

pembicara.

Contoh:

(50)

‘Mau kemana bibik?’

Bunde : “ Ondak ka Medan.”

‘Mau ke Medan.’

9. Mintuo’mertua’

Pronomina persona mintuo ‘mertua’ merupakan pronomina persona yang

dapat menggantikan pronomina persona sebenarnya galian/kalian dan inyo.

Pronomina persona mintuo digunakan untuk panggilan kepada orangtua dari istri

oleh suami dan sebaliknya istri kepada orang tua suami.

Contoh:

Minantu : “Di mano mintuo ambo?”

‘Di mana mertua saya?’

Oliv: : “Di sumuo.”

‘Di sumur/kamar mandi.’

10. Minantu ‘menantu’

Pronomina persona minantu ‘menantu’ adalah pronomina tak sebenarnya

yang digunakan untuk menggantikan pronomina sebenarnya galian/kalian dan

inyo. Pronomina persona mintuo digunakan untuk menggantikan lawan bicara

atau yang dibicarakan yaitu menantu ‘istri’ dari anak, baik menantu perempuan

maupun menantu laki-laki.

Contoh:

(51)

‘Di mana menantu saya?’

Elsi : “Di ladang.”

‘Di ladang.’

11. Kau ‘ perempuan’

Pronomina persona kau ‘perempuan’ adalah pronomina persona tak

sebenarnya yang digunakan untuk menggantikan pronomina persona sebenarnya

supiek dan inyo. Pronomina persona kau digunakan untuk menyebut lawan bicara

yang berjenis kelamin perempuan.

Endra : “Kau cako di imbo umak.”

‘Kamu tadi di panggil ibu.’

Evti : “Io, sabonta lai ambo datang.”

‘Ia, sebentar lagi saya datang.’

12. Gadih ‘anak gadis’

Pronomina persona gadih ‘anak gadis’ merupakan pronomina persona tak

sebenarnya yang dapat menggantikan pronomina persona sebenarnya kau dan

inyo. Pronomina persona gadih ‘anak gadis’ digunakan untuk menyebutkan lawan

bicara perempuan yang masih remaja dan belum menikah.

Contoh:

Moncu : “Olah gadih si Rani kinin deh.”

‘Sudah gadis si Rini sekarang ya.’

(52)

‘Ia, Paman.’

13. Moncik/todak ‘ ikan/tikus’

Pronomina persona moncik ‘tikus’ dan todak ‘sejenis ikan’ adalah

pronomina tak sebenarnya yang dapat menggantikan pronomina sebenarnya

wa’ang dan inyo. Pronomina ini digunakan kepada lawan bicara atau yang

dibicarakan apabila si pembicara sudah akrab dengan lawan bicara. Apabila si

pembicara belum akrab dengan lawan bicaranya maka pronomina persona moncik

dan baledang tidak digunakan. Pemakaian pronomina persona moncik dan

baledang hanya digunakan dalam situasi nonformal atau dalam situasi santai.

Contoh

a.Henra : “Masih iduk wa’ang baledang?”

‘Masih hidup kamu ikan?’

b.Arif : “Io la… moncik.”

‘Ia la… tikus.’

4.3.2 Fungsi Pronomina Penunjuk

Pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan berfungsi untuk

menunjukkan seuatu yang bersifat umum seperti barang, benda dan lain-lain.

Pronomina penunjuk juga berfungsi untuk menunjukkan tempat dan menunjukkan

(53)

4.3.2.1 Pronomina penunjuk umum

1. Iko ‘ini’

Dalam bahasa Pesisir Batahan pronomina penunjuk iko ‘ini’ adalah

pronomina penunjuk umum. Pronomina penunjuk iko digunakan untuk

menunjukkan sesuatu yang sifatnya umum seperti barang, benda, orang, dan

lain-lain. Pronomina penunjuk iko digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang

letaknya dekat dengan lawan bicara ataupun sesuatu tersebut berada di tangan

lawan bicara.

Contoh:

a.Umak : “Mano uci kau wik?”

‘Mana nenekmu wik?’

Dewi : “Ikonyo mak”

‘Ini dia mak’

b.Umak : “Iko baju kau di ateh meja”

‘Ini bajumu di atas meja”

Dewi : “Io, mak”

‘Ia, bu”

2. Inin ‘itu’

Pronomina penunjuk inin ‘itu’ adalah pronomina penunjuk yang digunakan

untuk menunjukkan sesuatu yang bersifat umum. Pronomina penunjuk inin

(54)

Contoh:

Abak : “Di mano salop ambo cako Vi?”

‘Di mana sandal saya tadi Vi?’

Evi : “Inin, di dalam karton bak.”

‘Itu, di dalam kardus yah/ayah.’

4.3.2.2 Pronomina penunjuk tempat

1. Di siko ‘di sini’

Pronomina penunjuk tempat di siko ‘di sini’ digunakan untuk menunjukkan

tempat dan keberadaan sesuatu yang letaknya tidak jauh dari si pembicara.

Pronomina penunjuk tempat di siko dapat menunjukkan apa saja dan siapa saja.

Contoh:

Umak : ”Di siko umak si Vitri?”

‘Di sini ibu si Vitri?’

Henra : ”Io, masuok lah bu.”

‘Ia, masuk lah buk.’

2. Di sinin ‘di sana’

Pronomina penunjuk tempat di sinin ‘di sana’ digunakan untuk

menunjukkan tempat keberadaan sesuatu yang letaknya jauh dari si pembicara dan

(55)

Contoh:

Yeni : “Moh poi ito ka sinin.”

‘Ayo pergi kita ke sana.’

Kiki : “Moh la.”

‘Ayo la’

3. Ka sinin ‘ke sana’

Pronomina penunjuk tempat ka sinin ’ke sana’ digunakan untuk

menunjukkan tempat tujuan. Pronomina penunjuk tempat ka sinin menunjukkan

tempat tujuan yang jaraknya jauh dari si pembicara dan lawan bicara.

Contoh:

Yenni : “Ondak ka mano wa’ang?”

‘Mau ke mana kamu (laki-laki)’

Rudi : ”Ka sinin, Yen.”

‘Ke sana, yen.’

4. Ka siko ‘ke sini’

Pronomina penunjuk tempat ka siko ‘ke sini’ digunakan untuk menunjukkan

tempat tujuan yang letaknya dekat dengan si pembicara dan lawan bicara.

Contoh:

Umak : “Kamano wa’ang?”

‘Kenama kamu (laki-laki)?’

Yuli : ”Kasiko mak.”

(56)

5. Dari sinin ‘dari sana’

Pronomina penunjuk tempat dari sinin ‘dari sana’ digunakan untuk

menunjukkan tempat asal yang letaknya jauh dari si pembicara dan lawan bicara.

Contoh:

Alex : “Dari mano kau ?”

‘Dari mana kamu (perempuan) ?’

Vera : “Dari sinin.”

‘Dari sana.’

6. Dari siko ‘dari sini’

Pronomina penunjuk tempat dari siko ‘dari sini’ merupakan pronomina

yang digunakan untuk menunjukkan tempat asal yang jaraknya dekat dari tempat

keberadaan si pembicara dan lawan bicara.

Contoh:

Abak : “Dimano wa’ang boli baju iko?”

‘Dimana kamu beli baju ini?’

Epan : “Disiko bak.”

‘Disini yah.’

4.3.2.3 Pronomina penunjuk ikhwal

1. Bak iko ‘seperti ini’

Pronomina penunjuk bak iko ‘seperti ini’ merupakan pronomina penunjuk

(57)

pronomina bak iko adalah seperti ini. Pronomina penunjuk bak iko digunakan

untuk menyatakan sesuatu yang sama dengan sesuatu yang letaknya dekat dari

lawan bicara.

Havis : “Bak iko uponyo sipat wa’ang.’

‘Seperti ini rupanya sipat mu (laki-laki).’

Putra : “Io, bak iko mangapo uponyo.”

‘Ia, seperti ini mengapa rupanya.’

2. Bak itu ‘seperti itu’

Pronomina penunjuk bak itu ‘seperti itu’ juga merupakan pronomina

penunjuk ikhwal dalam bahasa Pesisir Batahan. Pronomina bak itu terdiri dari dua

kata yaitu kata bak ‘seperti’ dan kata itu ‘itu’ maka arti kata bak itu adalah seperti

itu. Pronomina penunjuk ikhwal bak itu digunakan untuk menyatakan sesuatu

yang sama dengan sesuatu yang letaknya jauh dari pembicara dan lawan bicara.

Contoh:

Septi : “Bak mano, sapatu nan ondak kau boli du?”

‘Seperti apa, sepatu yang mau kamu beli itu?’

Sevi : “Bak itu sep.”

‘Seperti itu sep.’

4.3.3 Fungsi Pronomina Penanya

Pronomina penanya dalam bahasa Pesisir Batahan berfungsi sebagai

pemarkah (penanda) pertanyaan. Pronomina penanya digunakan untuk

(58)

1. Siapo ‘ siapa’

Pronomina penanya siapo ‘siapo’ digunakan untuk menanyakan orang yang

belum dikenal ataupun yang sudah dikenal.

Contoh:

Kevin : “Namo wa’ang siapo?”

‘Nama kamu siapa?’

Erwin : “Erwin.”

‘Erwin.’

2. Apo ‘apa’

Pronomina penanya apa ‘apa’ digunakan untuk menanyakan tentang barang

atau menanyakan sesuatu yang belum diketahui.

Contoh:

a. Esti : “Apo nan kau boli du?”

‘Apa yang kamu beli itu?’

Kirana : “Bonang.”

‘Benang.’

b. Sofia : ”Apo nan dikecekkan nyo du bak?”

‘Apa yang dibicarakannya itu yah?’

Abak : “Ontah, do tau mbonyo.”

(59)

3. Mano ‘mana’

Pronomina penanya mano ‘mana’ dalam bahasa Pesisir Batahan digunakan

untuk menanyakan pilihan orang, pilihan barang, atau menanyakan sesuatu yang

belum diketahui.

Contoh:

Heri : “Mak, mano baju lambayuong ambo du?”

‘Mak/bu, mana baju ungu saya itu?’

Umak : “Di ateh meja.”

‘Di atas meja.’

Eli : “Nan mano mak pule du ni?”

‘Yang mana pengantin laki-lakinya kak?’

(60)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh penulis dari lapangan,

maka

penulis membuat simpulan sebagai berikut.

1. Dalam bahasa Pesisir Batahan di Kabupaten Mandailing Natal terdapat

pronomina (kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain).

2. Pronomina yang terdapat dalam bahasa Pesisir Batahan ada tiga jenis yaitu:

(1) Pronomina persona (pronomina yang dipakai untuk mengacu pada

orang) contoh: ambo ‘saya’, engkau ’engkau’, wa’ang/kau’ kamu’, inyo ‘dia’,

baliau, ‘beliau’, (2) pronomina penunjuk (pronomina penunjuk dalam bahasa

Pesisir Batahan ada tiga jenis yaitu: pronomina penunjuk umum, contohnya:

ini, ‘iko’, itu’ ini’, pronomina penunjuk tempat, contoh: siko ‘sini’, situ ‘situ’,

sinin ‘sana’, dan pronomina penunjuk ihwal, contoh: bak iko ‘seperti ini’, bak

itu ‘seperti itu’, (3) pronomina penanya (pronomina yang dipakai sebagai

pemarkah pertanyaan) contoh: apo ‘apa’, siapo ‘siapa’, mangapo ‘mengapa’,

di mano ‘di mana’, barapo ‘berapa’, bak mano ‘bagaimana’, mano ‘mana’.

Jenis pronomina dalam bahasa Pesisir Batahan sama halnya dengan jenis

pronomina dalam bahasa Indonesia.

3. Dalam bahasa Pesisir Batahan pronomina persona terbagi dua yaitu : (1)

pronomina persona sebenarnya (2) pronomina persona tak sebenarnya. Jenis

ini diuraikan lagi menjadi pronomina persona pertama, pronomina persona

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi N{etode simpleks pada Procluksi Padi di l{abupaten ogan Ilir serta Analisis Kelayakan. Produksi Secara Sensitivitas

dengan kebijakan kriminal yang didefinisikan sebagai upaya rasional dalam menanggulangi kejahatan, maka penggunaan jalur non penal , dapat dilakukan dengan cara, antara lain

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem pengendalian dan pengawasan internal Poltesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan mekanisme penerapannya diatur dalam

KELOMPOK KERJA GURU (KKG) MADRASAH IBTIDAIYAH KECAMATAN GENUK KOTA

yang melakukannya adalah pihak dari kelurahan dan pihak dari Dinas Pekerjaan Umum (PU), untuk dapat ditetapkannya berapa nilai atau harga wajar atas jaminan/barang yang

(74) Diisi keterangan penggunaan sebagaimana disebutkan pada angka (73), seperti persetujuan penggunaan sementara atau persetujuan pengoperasionalkan oleh pihak

Perubahan isi perjanjian juga dilakukan oleh Bapak Mahdi sebagai pihak yang menyewakan dengan pihak penyewa yaitu Bapak Fadhil dan Muhammad Jamin. Pembayaran sewa

“Kreativitas adalah hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unur yang