PRONOMINA BAHASA PESISIR BATAHAN
DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
(TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)
SKRIPSI
Oleh
DEWI PURNAWITA SARAGIH
060701019
DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan
yang saya perbuat ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi berupa
pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.
Medan, Juni 2010
Penulis,
PRONOMINA BAHASA PESISIR BATAHAN
DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
(TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)
Oleh
DEWI PURNAWITA SARAGIH
060701019
Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana dan telah disetujui oleh
Pembimbing I,
Dra. Salliyanti, M.Hum NIP 130284308
Pembimbing II,
Dra. Sugihana, M.Hum NIP 19600307 198612001
Departemen Sastra Indoensia Ketua,
PRAKATA
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A.,Ph.D. sebagai Dekan Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Nurhayati Harahap, M.Hum. sebagai Ketua Departemen Sastra
Indonesia Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Mascahaya Daulay, M.Hum. sebagai Sekretaris Departemen
Sastra Indonesia Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Salliyanti, M.Hum. sebagai dosen pembimbing I yang telah
banyak memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Sugihana Sembiring, M.Hum. sebagai dosen pembimbing II yang
telah banyak memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang
telah membimbing penulis selama kuliah.
7. Teristimewa untuk orangtua penulis Ayahanda Darwis Saragih dan
Ibunda Samsuwar yang senantiasa memberi dukungan baik material
maupun spiritual. Dengan kesungguhan penulis persembahkan semua ini
sebagai tanda sayang dan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan,
baik berupa bantuan moral seperti doa, dukungan, nasihat, dan petunjuk
praktis, maupun bantuan material, dukungan yang telah diberikan selama
ini. Kakanda Dedi Suwardi, Benni Saputra, Ibrahim serta Adinda Gito
Rolis yang selalu setia memberikan dorongan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman penulis stambuk 2006 di Fakultas Sastra Universitas
Intan, Fera, Bambang dan yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu,terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini kepada penulis.
9. Buat Muhammad Hambali yang selalu memberi semangat, dan yang
selalu ada saat penulis butuh bantuan.
10. Buat teman kosku di lorong IX Kak Devi, Kak Evi, Kak Kas, Windi,
Aya, Dian, Inun, dan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,
terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini kepada penulis
11. Buat Kak Dedek yang selalu memberi semangat, terima kasih atas doa
dan dukungannya selama ini kepada penulis.
12. Buat Responden yang telah membantu penulis, terima kasih telah
meluangkan waktunya untuk menjawab kuesioner yang diberikan oleh
penulis.
Penulis memohon kepada Allah SWT kiranya semua bantuan dan
dorongan tersebut dibalas oleh-Nya. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam skripsi ini walaupun telah berusaha menyajikan yang terbaik.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Medan, Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA.. 6
2.1 Konsep ………. 6
2.1.1 Jenis-Jenis Pronomina ……….. 6
2.1.2 Fungsi Pronomina ……… 11
2.2 Landasan Teori ……… 12
2.3 Tinjauan Pustaka ……….. 13
4.1 Pengertian Pronomina ………...………… 20
4.2 Jenis-Jenis Pronomina Bahasa Pesisir Batahan ………... 20
4.2.1 Pronomina Persona ……… 20
4.2.1.1 Pronomina persona pertama ……….. 20
4.2.1.2 Pronomina persona kedua ………. 21
4.2.1.3 Pronomina persona ketiga ………. 22
4.2.2 Pronomina Penunjuk ………. 23
4.2.3 Pronomina Penanya ……… 24
4.3 Fungsi Pronomina bahasa Pesisir Batahan ………...………... 25
4.3.1 Fungsi Pronomina Persona ……… 25
4.3.1.1 Pronomina persona pertama …..………....… 26
4.3.1.2 Pronomina persona kedua …..……….... 30
4.3.1.3 Pronomina persona ketiga ….……….… 33
4.3.1.4 Pronomina persona sebenarnya dan tak sebenarnya ……. 35
4.3.2 Fungsi Pronomina Penunjuk ……….. 46
4.3.2.1 Pronomina penunjuk umum ………... 46
4.3.2.2 Pronomina penunjuk tempat ……….. 47
4.3.2.3 Pronomina penunjuk ikhwal ……….. 50
4.3.3 Fungsi Pronomina Penanya ……… 51
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 53
5.1 Simpulan ... 53
5.2 Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan manusia, baik
lisan maupun tulisan. Sebagai alat untuk berkomunikasi, bahasa mempunyai
peranan penting untuk menyampaikan informasi, maksud, ide, atau pendapat
dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat di Indonesia selain menggunakan
bahasa Indonesia juga menggunakan bahasa daerah sebagai alat untuk
berkomunikasi. Misalnya, masyarakat Pesisir Batahan di Kabupaten Mandailing
Natal menggunakan bahasa Pesisir Batahan untuk berkomunikasi dalam
kehidupan sehari-hari. Ibu kota Kabupaten Mandailing Natal adalah
Panyabungan. Luas : 6.620,70 km2 atau 662,070 hektar, penduduknya berjumlah
sekitar 369,691 jiwa. Kabupaten Mandailing Natal kini memiliki 23 kecamatan
dangan jumlah desa sebanyak 353 desa dan kelurahan sebanyak 32 kelurahan.
Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari beberapa suku dan bahasa. Suku-suku
tersebut dapat dibagi atas suku Batak, Melayu, Minangkabau, Jawa, Aceh dan
Nias. Bahasa yang dipakai juga bermacam-macam sesuai dengan banyaknya suku
yang terdapat di daerah pesisir Batahan. Dari sekian banyak bahasa tersebut,
terdapat satu bahasa yaitu bahasa Pesisir Batahan.
Bahasa Pesisir Batahan berasal dari bahasa Minangkabau
Batahan
merupakan alat komunikasi yang digunakan masyarakat Pesisir dalam
Pesisir ini dipergunakan masyarakat dalam pergaulan sehari-hari di tengah
masyarakat, seperti di pasar, pada upacara adat dan upacara keagamaan. Penduduk
asli Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari dua etnis yaitu masyarakat etnis
Mandailing dan masyarakat etnis Pesisir, etnis Mandailing 80% dan etnis Melayu
Pesisir 70%. Etnis Mandailing sebagian besar mendiami daerah Mandailing,
sedangkan etnis Melayu Pesisir dan Minangkabau mendiami daerah Pantai Barat,
ada empat variasi logat dalam bahasa Pesisir di Kabupaten Mandailing Natal
yaitu: bahasa Pesisir logat Batahan, bahasa Pesisir logat Natal, bahasa Pesisir
logat Pulopadang, dan bahasa Pesisir logat Tapus
(http://amrulfahmi.blogspot.com/15/6/2010).
Pronomina yang dipakai harus disesuaikan dengan siapa kita berbicara
(lawan bicara), situasi dan lingkungan pembicaraan agar tidak terjadi salah paham
antara pembicara dan lawan bicara yang bisa mengakibatkan terganggunya
komunikasi.
Inilah alasan peneliti memilih judul Pronomina Bahasa Pesisir Batahan,
karena pronomina persona wa’ang: kamu, hanya digunakan untuk laki-laki,
sedangkan pronomina kau: kamu, hanya digunakan untuk perempuan. Penelitian
tentang pronomina bahasa Pesisir Batahan belum pernah diteliti. Hal tersebutlah
yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti pronomina persona bahasa Pesisir
Batahan. Beberapa contoh pronomina yang digunakan dalam bahasa Pesisir
Batahan adalah sebagai berikut :
• Pronomina persona
- wa’ang : kamu (laki-laki)
- Kito : kita
- Inyo : dia
- Kau : kamu ( perempuan)
- Awak : aku
Penggunaan pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan tidak dapat
dilakukan sembarangan. Lebih jelasnya, penggunaan pronomina persona untuk
menyapa seseorang dipengaruhi oleh variabel-variabel seperti usia, status sosial,
dan tingkat keakraban. Selain dari ketiga variabel tersebut, untuk menentukan
pemakaian pronomina persona juga dipengaruhi oleh unsur-unsur hormat.
Penggunaan bahasa dalam bahasa Pesisir Batahan harus disesuaikan dengan
situasi dan lingkungan tempat komunikasi itu berlangsung. Jika situasinya santai
maka bahasa yang digunakan adalah bahasa yang santai. Misalnya :
Ronal :”Ondak ka mano wa’ang moncik?”
‘Mau ke mana kamu tikus ?’
Arnol :’Ka sinin’.
‘ke sana.’
Pemakaian pronomina moncik ‘tikus’ menunjukkan hubungan
persahabatan antara Ronol dan Arnol sudah sangat akrab. Jadi, dalam bahasa
Pesisir Batahan pemakaian pronomina persona yang menggunakan nama hewan
seperti yang tertulis di atas tidak menimbulkan permasalahan antara dua orang
tersebut karena digunakan dalam situasi santai, tetapi jika pronomina moncik
digunakan dilingkungan sekolah ketika seorang guru berkomunikasi dengan
santun karena pembicaraan antara guru dan murid di lingkungan sekolah
merupakan pembicaraan yang sangat formal.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa buku referensi,
seperti buku karangan Hasan Alwi dkk. yang berjudul Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Dalam bukunya tersebut dinyatakan bahwa pronomina dibagi menjadi
tiga jenis seperti berikut: pronomina persona, pronomina penunjuk, pronomina
penanya.
1.2 Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah jenis-jenis pronomina dalam bahasa Pesisir Batahan ?
2. Bagaimanakah fungsi pronomina dalam bahasa Pesisir Batahan?
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada bahasa Pesisir Batahan yang digunakan
masyarakat penutur bahasa Pesisir Batahan di Desa Kuala Batahan Kecamatan
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan jenis-jenis pronomina dalam bahasa Pesisir Batahan.
2. Mendeskripsikan fungsi pronomina dalam bahasa Pesisir Batahan.
1.4.2 Manfaat penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Menjadi bahan inventarisasi dalam usaha pelestarian bahasa daerah.
2. Menjadi sumber rujukan terhadap penelitian sejenis untuk bahasa daerah
lainnya.
3. Menambah pengetahuan tentang bentuk, fungsi dan makna pronomina
BAB II
KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya sastra yang ada di luar
bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal tersebut. Konsep dapat
mendukung proses berjalannya suatu penelitian. Paparan konsep-konsep
bersumber dari pendapat para ahli, pengalaman peneliti, dokumentasi dan nalar
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti (Marlina, 200: 9).
Untuk memahami hal-hal yang ada dalam penelitian ini perlu dipaparkan
beberapa konsep, yaitu konsep jenis-jenis pronomina dan fungsi pronomina.
2.1.1 Jenis-Jenis Pronomina dalam Bahasa Pesisir Batahan A. Pronomina Persona
Pronomina persona adalah pronomina yan dipakai untuk mengacu kepada
orang. Pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan terbagi atas :
1. Pronomina Persona Pertama
Pronomina persona pertama adalah pronomina yang mengacu kepada diri
sendiri atau si pembicara. Pronomina persona pertama tersebut masih dapat
dibedakan lagi menjadi pronomina persona tunggal dan pronomina persona
jamak. Pronomina persona tunggal yaitu pronomina yang mengacu pada diri si
pembicara yang jumlahnya satu orang contoh :
‘Saya pergi ke kebun tadi.’
b. “Poi ka mano si Ronal, ambo coliek di kamarnyo inyo indo ado.”
‘Pergi ke mana si Ronal, saya lihat di kamarnya dia tidak ada.’
Sedangkan pronomina persona jamak yaitu pronomina yang mengacu
kepada diri si pembicara yang jumlahnya lebih dari satu.
a. “Kami poi ka Medan beko malam.”
‘Kami pergi ke Medan nanti malam.’
b. “Kito poi ka kobun beko.”
‘Kita pergi ke kebun nanti.’
2. Pronomina Persona Kedua
Pronomina persona kedua yaitu pronomina yang mengacu kepada lawan
bicara. Pronomina ini masih dapat dibedakan atas dua, yaitu pranomina persona
kedua tunggal dan pronomina persona kedua jamak. Pronomina persona kedua
tunggal adalah pronomina yang mengacu kepada lawan bicara yang jumlahnya
satu orang atau tunggal contoh :
a. “Mangapo wa’ang manangih ?”
‘Mengapa kamu (laki-laki) menangis ?’
b. “Ondak poi kamano kau ?”
‘Mau pergi kemana kamu (perempuan) ?’
Sedangkan pronomina persona kedua jamak adalah pronomina yang
mengacu kepada lawan bicara yang jumlahnya lebih dari satu orang atau jamak
contohnya :
‘Kalian mengapa di situ ?’
b. “Mangapo kalian/ galian tiduo di situ?”
‘Mengapa kalian tidur di situ ?’
3. Pronomina Persona Ketiga
Pronomina persona ketiga yaitu pronomina yang mengacu kepada diri
orang yang dibicarakan. Dalam bahasa Pesisir Batahan, pronomina persona ketiga
ini masih dapat dibedakan menjadi pronomina persona ketiga tunggal dan
pronomina persona ketiga jamak. Yang dimaksud dengan pronomina persona
ketiga tunggal adalah pronomina yang mengacu kepada diri orang yang
dibicarakan dan jumlahnya satu orang atau tunggal, contohnya :
a. “Ambo di rumah inyo kinin.”
‘Saya di rumah dia sekarng.’
b. “Inyo datang ka kobun ambo cako.”
‘Dia datang ke kebun saya tadi.’
Sedangkan pronomina persona ketiga jamak adalah ponomina yang
mengacu kepada diri orang yang dibicarakan dan jumlahnya lebih dari satu orang,
contohnya :
c. “Urang du manangih cako.”
‘Mereka menangis tadi.’
d. “Urang du ditangkok polisi.”
‘Mereka ditangkap polisi.’
Dalam bahasa Pesisir Batahan masih terdapat pronomina yang lain.
persona sebenarnya dan pronomina persona yang tak sebenarnya. Pronomina
persona yang langsung menggantikan orang disebut pronomina persona yang
sebenarnya, misalnya ambo, kau, wa’ang, kalian, kito, inyo, nyo. Pronomina
persona yang fungsinya mengantikan pronomina persona yang sebenarnya disebut
dengan pronomina persona tak sebenarnya, misalnya abak, umak, uci, ongku,
cani, teti, mintuo, minantu, bunde, dan moncu. Pronomina persona tak sebenarnya
yang telah diuraikan di atas hanya mewakili, karena masih ada pronomina tak
sebenarnya dalam bahasa Pesisir Batahan yang tidak disebutkan penulis.
B. Pronomina Penunjuk
Moeliono (1993) membagi pronomina penunjuk menjadi tiga, yaitu
pronomina penunjuk akhwal, pronomina penunjuk umum, dan pronomina
penunjuk tempat. Pronomina penunjuk yang telah diuraikan oleh Moeliono dapat
dijumpai dalam bahasa Pesisir Batahan. Dalam bahasa Pesisir Batahan yang
tergolong pada pronomina penunjuk ikhwal, contohnya :
a. “Bak itu sapatu nan ondak di boli si Gito.”
‘Seperti itu sepatu yang mau di beli si Gito.’
b. “Inyo mangecekkan bak itu.”
‘Dia mengatakan seperti itu.’
Pronomina penunjuk umum ialah kata yang digunakan untuk
menunjukkan dan bersifat umum, contohnya dalam bahasa Pesisir Batahan
adalah:
a. “Iko bola nan wa’ang cari.”
b. “Inin umak ambo.”
‘Itu ibu saya.’
Pronomina penunjuk tempat yaitu pronomina yang berfungsi
menunjukkan tempat, contohnya:
a. ”Di siko wa’ang tiduo ? “
‘Di sini kamu (laki-laki) tidur ?’
b. ”Bajunyo ado di sinin.”
‘‘Bajunya ada di sana.’
c. ” Kito ondak poi dari siko.”
‘Kita akan pergi dari sini.’
d. ”Dari sinin inyo lewat.”
‘Dari sana dia lewat.’
e. ”Siapo ondak poi ka sinin ?”
‘Siapa mau pergi ke sana ?’
f. ”Ka siko kau sabonta ado nan ondak ambo tanyokan.”
‘Ke sini kamu (perempuan) sebentar ada yang ingin saya tanyakan.’
C. Pronomina Penanya
Dalam bahasa Pesisir Batahan ditemukan adanya pronomina penanya.
Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan
(Moeliono, 1993: 184). Pronomina ini berfungsi untuk menanyakan orang,
barang, dan pilihan. Pronomina penanya yang digunakan untuk menanyakan
a. “Siapo nan golak du ?”
‘Siapa yang ketawa itu’
b. “Apo nan abak bao du ?”
‘Apa yang bapak/ayah bawa itu?’
Pronomina penanya yang digunakan untuk menanyakan pilihan tentang
orang atau barang, contohnya :
a. “Dosen nan pake baju putieh du urang mano?”
‘Dosen yang pakai baju putih itu orang mana ?’
b. “Mano umak wa’ang ?”
‘Mana ibu kamu (laki-laki) ?’
2.1.2 Fungsi Pronomina
Setiap pronomina digunakan berdasarkan fungsinya masing-masing agar
tidak terjadi kesalahpahaman antara pembicara dan lawan bicara. Pronomina
persona mengacu kepada orang atau pronomina yang berfungsi untuk
menggantikan orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga. Pronomina
penunjuk mengacu kepada acuan dekat dengan si pembicara, ke masa yang akan
datang dan informasi yang akan disampaikan atau mengacu ke acuan yang agak
jauh dari pembicara, ke masa yang lampau atau informasi yang sudah
disampaikan. Pronomina penanya adalah pronomina yang berfungsi sebagai
pemarkah pertanyaan (Moeliono, 1993 : 170-190). Fungsi pronomina persona
adalah penunjuk kepada pembicara, kawan bicara dan yang dibicarakan
(Djajasudarma, 1993:44) . Dalam bahasa Indonesia pronomina persona yang
mengacu kepada yang diajak bicara yaitu engkau, anda, dan kalian, mengacu
kepada yang dibicarakan yaitu ia, dia, beliau, dan mereka.
2.2 Landasan Teori
Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain
(Moeliono, 1993: 170). Lebih lanjut Moeliono membagi pronomina tersebut
menjadi tiga jenis seperti berikut:
1. Pronomina persona (kata ganti orang) yang meliputi pronomina persona
pertama yaitu saya dan aku : pronomina kedua yaitu kau dan kamu;
pronomina persona ketiga yaitu dia dan mereka.
2. Pronomina penunjuk (kata ganti penunjuk) meliputi pronomina penunjuk
ikhwal yaitu begini dan begitu ; pronomina penunjuk umum yaitu: ini, itu, dan
anu; pronomina penunjuk tempat yaitu di sana, di sini ke sana, dari sini, dan
dari sana.
3. Pronomina penanya (kata ganti penanya) yaitu : apa, siapa, mengapa, kenapa,
kapan, mana, bilamana, di mana, ke mana, dari mana, bagaimana, berapa,
keberapa.
Badudu (1982: 126) membagi pronomina persona menjadi dua bagian
besar yaitu :
a. Pronomina sebenarnya yang terdiri dari :
- Pronomina persona pertama, contoh: saya, aku
- Pronomina persona kedua, contoh: kamu
- Pronomina persona ketiga, contoh: dia, mereka
Chaer (1994: 115-129) membagi pronomina persona menjadi :
- Kata ganti orang pertama, contoh: saya, kami, dan kita
- Kata ganti orang kedua, contoh: kamu, engkau, dan kalian.
- Kata ganti orang ketiga, contoh: ia, dia dan mereka.
2.3 Tinjauan Pustaka
Suatu penelitian maupun hasil penelitian adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari unsur-unsur lain, baik yang berkaitan langsung maupun tidak
langsung dengan permasalahan yang sedang dibahas oleh seorang peneliti atau
penulis.
Sebuah karya ilmiah mutlak membutuhkan referensi atau acuan yang
menopang penelitian yang sedang dikerjakan. Sejauh yang peneliti ketahui belum
ada penelitian yang meneliti pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan.
Pembicaraan tentang pronomina sudah banyak diteliti oleh para ahli melibatkan
sejumlah bahasa daerah seperti bahasa Jawa, Sunda, Simalungun, Karo, dan
bahasa Batak Toba.
Tugiman (1998) dengan judul Pronomina Persona yang Dipakai di
Stasiun Pinang Baris. Meliala (1999) dengan judul Pronomina Bahasa Batak
Karo Tinjauan Sosiolinguistik, berisi tentang jenis-jenis pronomina dalam bahasa
Batak Karo serta fungsi pronomina tersebut di dalam masyarakat. Rahmat Kartolo
S. (2001) yaitu Pronomina Bahasa Batak Toba: Tinjauan Sosiolinguistik, berisi
Dari uraian di atas tampak bahwa sampai saat ini belum ada penelitin yang
khusus membahas pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan, padahal
sebagaimana dikemukakan di atas, peranan pronomina sangat penting dalam
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi adalah letak atau tempat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:
680). Lokasi penelitian penulis adalah Desa Kuala Batahan Kecamatan Batahan
Kabupaten Mandailing Natal. Lokasi ini merupakan mayoritas penutur asli bahasa
Pesisir Batahan. Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data dari
lapangan dan kepustakaan. Sumber data tersebut berbentuk lisan dan tulisan. Data
lisan diperoleh dari penutur asli bahasa Pesisir Batahan, sedangkan data tulisan
diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan bahasa Pesisir Batahan.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian pronomina bahasa Pesisir Batahan: tinjauan
sosiolinguisik, berisi tentang bentuk pronomina persona bahasa Pesisir Batahan
serta fungsi dan makna pronomina tersebut di dalam masyarakat. Penelitian ini
dilakukan selama tiga minggu, dari tanggal 12 April – 2 Mei 2010.
3.2Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi
Populasi bukan diartikan sebagai penduduk seperti halnya dalam studi
kependudukan. Populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi
wanita di daerah pedesaan, semua perusahaan yang jumlah buruhnya kurang dari
2000, dan sebagainya. Pada dasarnya populasi adalah himpunan semua hal yang
ingin diketahui, maka populasi bisa berupa lembaga, individu, kelompok,
dokumen, atau konsep (Manase Malo, 1985: 149).
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri atas manusia,
benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data
yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.
Selain itu, menurut Kamus Basar Bahasa Indonesia (2005: 889). Populasi
adalah sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan
sampel: suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian. Oleh sebab itu, yang menjadi populasi penelitian adalah
masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Kuala Batahan Kecamatan Batahan
Kabupaten Mandailing Natal yang jumlah penduduknya 1485 orang.
3.2.2 Sampel
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 991), sampel adalah
sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih
besar, bagian kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar.
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi data sebenarnya dalam suatu
penelitian. Penentuan sampel dilakukan dengan cara memilih beberapa orang dari
masyarakat Desa Kuala Batahan Kecamatan Batahan Kabupaten Mandailing
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini adalah data lisan dan tulisan. Karena itu, ada dua
metode yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu metode simak dan
metode cakap (Sudaryanto, 1993: 133 – 137). Metode simak merupakan metode
yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa (dalam hal ini, bahasa
Pesisir Batahan), baik terhadap bahasa lisan maupun terhadap bahasa tulisan.
Metode cakap merupakan metode yang dilakukan dengan percakapan dan kontak
langsung antara penelitian dan penutur bahasa Pesisir Batahan.
Sesuai dengan jenis data yang digunakan, teknik yang dipakai dalam
pengumpulan data adalah teknik pancing dan teknik catat (Sudaryanto 1993: 135
– 137). Teknik pancing dilakukan untuk memancing informan untuk memperoleh
data yang diinginkan. Sewaktu percakapan berlangsung diikuti oleh pencatatan.
Seluruh data yang terkumpul akan diuji kebenarannya pada narasumber.
Syarat narasumber yaitu penutur asli bahasa Pesisir Batahan yang berusia antara
40-50 tahun karena pada usia tersebut mereka telah menguasai bahasa atau
dialeknya, tetapi belum sampai taraf pikun (Ayatrohaedi, 1983: 48).
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan dalam menganalisis data yang sudah terkumpul
adalah metode padan yaitu metode yang memadankan sesuatu dengan alat
penentu lain di luar bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993: 13-16) dan
adalah bagian dari bahasa yang bersangkutan yaitu bahasa Pesisir Batahan
(Sudaryanto, 1993: 32-40)
Metode padan digunakan untuk menyeleksi pronomina yang diperkirakan
mempunyai jenis dan fungsi yang sama juga pronomina-pronomina yang jenis dan
fungsinya berbeda. Misalnya pronomina persona wa’ang sama dengan pronomina
kau dari segi semantik yang berarti kamu, namun dari segi sosiolinguistiknya
keduanya berbeda, wa’ang hanya digunakan untuk lawan bicara yang berjenis
kelamin laki-laki sedangkan kau hanya dapat digunakan untuk lawan bicara yang
berjenis kelamin perempuan, misalnya:
a. Rini : “Ondak kamano kau beko malam?”
‘Pergi ke mana kamu (perempuan) nanti malam?’
Rina : “Ondak ka rumah uci.”
‘Mau ke rumah nenek.’
b. Ali : “Poi ka mano wa’ang beko ?”
‘Pergi ke mana kamu (laki-laki) nanti ?’
Iwan : “ka sakolah.”
: ‘Ke sekolah.’
Metode agih dengan teknik lanjutan yaitu tehnik ganti digunakan untuk
menggantikan pemakaian pronomina yang tidak sesuai atau tidak tepat menjadi
pronomina yang sesuai dan tepat penggunaannya dalam bahasa Pesisir Batahan.
Misalnya pemakaian pronomina persona kau dalam percakapan antara seorang
anak dan ibunya, seperti yang tertera di bawah ini.
Santi : “Ondak ka mano kau ?”
Umak : “Ondak ka pasa.”
‘Mau ke pasar.’
Pemakaian pronomina kau dalam kalimat di atas tidak tepat karena
pronomina kau hanya digunakan untuk menyebut lawan bicara yang sebaya atau
lebih muda. Maka pronomina persona kau diganti dengan pronomina persona ibu
yang digunakan untuk menyebut lawan bicara yang lebih tua, seperti pada contoh
kalimat di bawah ini :
Santi : “Ondak ka mano umak ( ibu) ?”
‘Mau ke mana ibu?’
Umak : “Ondak ka sumuo.”
BAB IV
PRONOMINA PERSONA DALAM BAHASA PESISIR BATAHAN
4.1 Pengertian Pronomina
Moeliono dalam bukunya Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
menyatakan bahwa pronomina merupakan kata yang mengacu kepada nomina
lain. Moeliono juga membagi pronomina tersebut menjadi tiga jenis yaitu
pronomina persona (kata ganti orang), pronomina penunjuk (kata ganti penunjuk),
dan pronomina penanya (kata ganti penanya).
4.2 Jenis-Jenis Pronomina dalam Bahasa Pesisir Batahan 4.2.1 Pronomina Persona
Pronomina persona pertama adalah pronomina yang dipakai untuk mengacu
kepada orang. Pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan terbagi atas :
4.2.1.1Pronomina persona pertama
Pronomina persona pertama adalah pronomina yang mengacu pada diri
sendiri atau si pembicara. Pronomina persona pertama tersebut masih dapat
dibedakan lagi menjadi pronomina persona pertama tunggal dan pronomina
persona pertama jamak. Pronomina persona pertama tunggal yaitu pronomina
yang mengacu pada diri si pembicara yang jumlahnya satu orang contoh :
a . ”Ambo poi ka kobun cako.”
‘Saya pergi ke kebun tadi.’
b. ”Poi ka mano si Ronal, ambo coliek dikamarnyo inyo indo ado.”
Sedangkan pronomina persona jamak yaitu pronomina yang mengacu
kepada diri si pembicara yang jumlahnya lebih dari satu orang contoh:
a.”Kami poi ka pasa cako.”
‘Kami pergi ke pasar tadi.’
b.”Kito poi ka Jakarta beko malam.”
‘Kita pergi ke Jakarta nanti malam.’
4.2.1.2 Pronomina persona kedua
Pronomina persona kedua yaitu pronomina yang mengacu kepada lawan
bicara. Pronomina ini masih dapat dibedakan atas dua, yaitu pronomina persona
kedua tunggal dan pronomina persona kedua jamak. Pronomina persona kedua
tunggal adalah pronomina yang mengacu kepada lawan bicara yang jumlahnya
satu orang atau tunggal, contohnya:
a.”Mangapo kau indo dating rapat cako?”
‘ Mengapa kamu (perempuan) tidak datang rapat tadi?’
b.”Ondak poi kamano wa’ang ?”
‘Mau pergi ke mana kamu (laki-laki) ?’
Sedangkan pronomina persona kedua jamak adalah pronomina yang
mengacu kepada lawan bicara yang jumlahnya lebih dari satu orang atau jamak,
contoh :
a.”Kalian/galian di mano ?”
‘Kalian di mana ?’
b.”Mangapo kalian/galian indo makan?”
4.2.1.3 Pronomina Persona Ketiga
Pronomina persona ketiga yaitu pronomina yang mengacu kepada diri orang
yang dibicarakan. Dalam bahasa Pesisir Batahan, pronomina persona ketiga ini
masih dapat dibedakan menjadi pronomina persona ketiga tunggal dan pronomina
persona ketiga jamak. Yang dimaksud dengan pronomina persona ketiga tunggal
adalah pronomina yang mengacu kepada diri orang yang dibicarakan dan
jumlahnya satu orang atau tunggal, contohnya:
a.“ siapo laki inyo?”
‘siapa Suami dia ?’
b.”Inyo datang ka kampus ambo kapotang.”
‘Dia datang ke kampus saya kemaren.’
Sedangkan pronomina persona ketiga jamak adalah pronomina yang
mengacu kepada diri orang yang dibicarakan dan jumlahnya lebih dari satu orang,
contohnya:
a.”Urang du ka pantai cako.”
‘Orang itu/mereka ke pantai tadi.’
b.”Umak dewi punyo ompek urang anak, urang du sadonyo lah tamat SMA. ”
‘Ibu si dewi punya empat orang anak, mereka semua sudah tamat SMA.’
Dalam bahasa Pesisir Batahan masih terdapat pronomina yang lain. Badudu
(1984: 116) membagi pronomina persona menjadi dua yaitu pronomina persona
sebenarnya dan pronomina persona yang tak sebenarnya. Pronomina persona yang
langsung menggantikan orang disebut pronomina persona yang sebenarnya,
misalnya ambo, wa’ang, kito, inyo, kalian/galian. Pronomina persona yang
pronomina persona tak sebenarnya, misalnya abak, umak, uci, ongku, uni, etek,
mintuo, minantu, moncu, bunde dan uwek. Pronomina persona tak sebenarnya
yang telah diuraikan di atas hanya mewakili kerena masih ada pronomina persona
tak sebenarnya dalam bahasa Pesisir Batahan yang tidak disebutkan penulis.
4.2.2 Pronomina Penunjuk
Moeliono (1993) membagi pronomina penunjuk menjadi tiga yaitu
pronomina penunjuk ikhwal, pronomina penunjuk umum, dan pronomina
penunjuk tempat. Pronomina-pronomina penunjuk yang telah diuraikan oleh
moeliono dapat dijumpai dalam bahasa Pesisir Batahan. Dalam bahasa Pesisir
Batahan yang tergolong pada pronomina penunjuk ikhwal, contohnya:
a.”Bak iko jilbab nan ondak ambo boli.”
‘Seperti ini jilbab yang akan saya beli.’
b.”Bak itu sapatu nan ondak ambo boli.”
‘Seperti itu sepatu yang akan saya beli.’
Pronomina penunjuk umum ialah kata yang digunakan untuk menunjukkan
dan bersifat umum contohnya dalam bahasa Pesisir Batahan adalah:
a.”Iko bola nan wa’ang cari.”
‘Ini bola yang kamu (laki-laki) cari.”
b.”Inin baju ambo.”
Pronomina penunjuk tempat yaitu pronomina yang berfungsi menunjukkan
tempat, contohnya:
a.”Siapo nan ondak poi ka sinin?”
‘Siapa yang mau pergi ke sana?’
b.”Kasiko wa’ang sabonta ado nan ambo tanyokan.”
‘Ke sini kamu (laki-laki) sebentar ada yang saya tanyakan.’
c.”Umaknyo manangih dari sinin.”
‘Ibunya menangis dari sana.’
d.”Ambo ondak poi dari siko.”
‘Saya mau pergi dari sini.’
e.”Di siko cani tiduo?”
‘Di sini kakak tidur ?’
4.2.3 Pronomina Penanya
Dalam bahasa Pesisir Batahan ditemukan adanya pronomina penanya.
Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan
(Moeliono, 1993: 184). Pronomina ini berfungsi untuk menanyakan orang,
barang, dan pilihan. Pronomina penanya yang digunakan untuk menanyakan
orang, contohnya:
a.”Siapo nan datang du?”
‘Siapa yang datang itu?’
b.”Apo nan dicoliek umak du?”
Pronomina penanya yang digunakan untuk menanyakan pilihan tentang
orang atau barang, contohnya:
a.”Mano buku wa’ang ?”
‘Mana buku kamu (laki-laki) ?’
b.”Urang mano bini wa’ang ?”
‘Orang mana istri kamu (laki-laki) ?’
4.3 Fungsi Pronomina Bahasa Pesisir Batahan
Pronomina dalam bahasa Pesisir Batahan harus dikuasai dengan baik oleh
setiap penutur bahasa Pesisir Batahan. Apabila penutur tersebut tidak menguasai
pemakaian pronomina dengan tepat maka pada saat terjadi komunikasi tidak
tertutup kemungkinan terjadinya kesalahpahaman antara pelaku komunikasi. Jadi,
seorang penutur bahasa Pesisir Batahan yang baik harus menguasai pronomina
dalam bahasa Pesisir Batahan dan dapat menggunakannya sesuai dengan
fungsinya masing-masing agar komunikasi antara penutur bahasa Pesisir Batahan
dapat berlangsung dengan baik.
4.3.1 Fungsi Pronomina Persona
Pronomina Persona dalam bahasa Pesisir Batahan berfungsi untuk
menggantikan orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga. Penggunaan
pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan harus disesuaikan dengan
situasi dan dengan siapa kita melakukan komunikasi. Lebih jelasnya penggunaan
pronomina persona harus disesuaikan dengan jenis kelamin, umur, status sosial
Penggunaan pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan disesuaikan
dengan umur si pembicara maupun lawan bicara pada saat komunikasi
berlangsung karena pronomina persona yang digunakan untuk menyebut lawan
bicara yang lebih muda ataupun yang sebaya tentu berbeda dengan pronomina
persona yang digunakan untuk menyebut lawan bicara yang lebih tua. Parameter
jenis kelamin juga menentukan dalam penggunaan pronomina persona dalam
bahasa Pesisir Batahan. Ada pronomina persona khusus untuk lawan bicara yang
berjenis kelamin perempuan dan ada pronomina persona khusus untuk laki-laki.
Status sosial seseorang dalam masyarakat juga sangat menentukan dalam
pemakaian pronomina karena panggilan kepada orang yang status sosialnya lebih
tinggi berbeda dengan panggilan kepada seseorang yang status sosialnya lebih
rendah daripada pembicara. Prameter yang terakhir adalah keakraban, pronomina
persona yang digunakan oleh orang yang sudah akrab tentunya berbeda dengan
pronomina persona orang yang belum akrab. Ada kalanya keakraban dapat
menghilangkan perbedaan umur dan status sosial ketika berkomunikasi tetapi itu
tidak selamanya dan hanya pada tempat dan saat tertentu saja.
4.3.1.1 Pronomina persona pertama
a. Ambo ’aku’
Pronomina persona ambo ’aku/saya’ dalam bahasa Pesisir Batahan tidak
dibatasi pemakaiannya. Pronomina ambo sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari oleh pria dan wanita, baik dalam acara formal maupun informal.
Dalam acara formal ambo digunakan pada pesta adat pernikahan, sunatan, dan
Kepala Desa : “ Sampe di siko pidato nanbisa ambo sampekan, tarimokasieh
Ateh perhatiannyo.”
‘Sampai di sini pidato yang bisa saya sampaikan, terima
kasih atas perhatiannya.’
Dalam acara informal ambo digunakan pada percakapan antar orangtua,
antara ibu dan ayah, antar anak dengan orangtua, dan antara anak dengan teman
sebayanya.
Contoh :
a. Percakapan antar ibu dan ayah
ayah : “Di mano tali pinggang ambo cako?”
‘di mana ikat pinggang saya tadi?”
umak : “Indo tau ambonyo.”
‘Saya tidak tau.’
b. Percakapan antara orang tua
Bapak yani : “Di mano wa’ang cako ?”
‘Di mana kamu (laki-laki) tadi ?’
Bapak elfin : “Ambo poi ka ladang.”
‘Saya pergi ke ladang .’
c. Percakapan antara anak dan orang tua
Angga : “Mak, ambo domom.”
Umak : ”Olah minum ubek ?”
‘’Sudah minum obat ?”
d. Percakapan antara teman sebaya
Yola : “Ambo taragak dokek umak.”
‘Saya rindu pada ibu.’
Sani : “Telepon ajo kalo taragak.”
‘Telepon saja kalau rindu.’
b. Kami/Kito ’Kami/Kita’
Pronomina persona kami ’kami’ dengan pronomina persona kito ’kita’
mempunyai perbedaan dan persamaan dalam bahasa Pesisir Batahan. Pronomina
persona kami dan kito sama-sama merupakan pronomina persona jamak.
Pronomina persona kami digunakan untuk menggantikan pembicara yang
jumlahnya lebih dari satu sedangkan pronomina persona kito digunakan untuk
menggantikan pembicara dan lawan bicara yang jumlahnya juga lebih dari satu.
Contoh :
a.Eflin : “Kito wajib pulang walopun ujan.”
‘Kita harus pulang walaupun hujan.”
Gilang : “Moh la.”
‘Ayo la.’
b. Elin : “Kito wajib mandongakan kato-kato abak jo umak.”
‘Kita harus mendengarkan kata-kata ayah dan ibu.’
‘Iya benar.’
Pada kalimat di atas terlihat pronomina persona kito menggantikan si
pembicara dan lawan bicaranya. Kalimat di atas menyatakan si pembicara harus
mendengarkan kata-kata ayah dan ibu dengan lawan bicaranya. Apabila lawan
bicara tidak mendengarkan kata-kata ayah dan ibu maka pronomina yang
digunakan adalah kami. Pronomina persona kito harus diganti dengan kami agar
maksud yang disampaikan dapat dipahami oleh lawan bicara. Misalnya, pada
kalimat di bawah ini:
Yona : “Kami ka Medan beko malam.”
‘Kami ka Medan nanti malam.’
Erin : “Elok-elok di jalan yo !”
‘Hati-hati di jalan ya!’
Selain pronomina kami dan kito, dalam bahasa Pesisir Batahan dikenal juga
pronomina kami sadonyo ‘kami semua’ dan pronomina kito sadonyo ‘kita semua’
yang merupakan variasi dari pronomina persona kami dan kito hanya untuk
mempertegas dan menyatakan keseluruhan satuan yang kokoh.
Contoh :
a.”Kami sadonyo poi ka rumah uci.”
‘Kami semua pergi ke rumah nenek.’
b.”Kito sadonyo poi ka rumah uci.”
4.3.1.2 Pronomina persona kedua
a. Wa’ang: kamu (laki-laki)/ kau : kamu (perempuan)
Pronomina persona wa’ang: kamu (laki-laki) dan kau (prempuan) dalam
bahasa Pesisir Batahan merupakan pronomina persona kedua jamak. Pronomina
ini digunakan untuk mengacu kepada lawan bicara. Pronomina persona wa’ang
dalam bahasa Pesisir Batahan mempunyai keunikan tersendiri karena
penggunanya tidak bebas. Pada saat komunikasi terjadi pronomina wa’ang tidak
boleh sembarangan dipergunakan, harus disesuaikan dengan situasi dan lawan
bicara. Pronomina persona wa’ang digunakan untuk menyebut lawan bicara yang
berjenis kelamin laki-laki (pria) sedangkan pronomina persona kau digunakan
untuk menyebut lawan bicara yang berjenis kelamin perempuan (wanita).
Pronomina persona wa’ang dan pronomina kau harus digunakan untuk lawan
bicara yang sebaya ataupun yang lebih muda dari si pembicara.
Contoh :
a.Iwan : “Ondak ka mano wa’ang?”
‘Mau ke mana kamu (laki-laki).’
Kevin : “Ka rumah bunde.”
‘Ke rumah bibik.’
b.Angga : ”Poi ka mano kau cako?”
‘Pergi ke mana kamu (prempuan) tadi?’
Elsi : “Ka dapuo.”
Apabila seseorang berbicara dengan lawan bicara yang status sosial dan
umumnya lebih tinggi daripada si pembicara, maka sebaiknya pronomina wa’ang
dan kau tidak digunakan.
Contoh :
Yuna : “Dari mano kau Bunde?”
‘Dari mana kamu Bibik?’
Bunde : “Dari pasa.”
‘Dari pasar.’
“Dari mano wa’ang Moncu?”
‘Dari mana kamu Paman?’
Moncu : “Dari lauk.”
‘Dari laut.’
Pada contoh di atas penggunaan kau tidak tepat karena digunakan kepada
lawan bicara yang status sosial dan umurnya lebih tinggi daripada si pembicara.
Dengan demikian pronomina kau harus diganti dengan pronomina bunde (bibik).
Pronomina wa’ang dan kau dapat digunakan kepada lawan bicara yang umurnya
di bawah si pembicara atau status sosialnya lebih rendah daripada si pembicara.
Contoh :
Bunde : “Di mano kau Yuna?”
‘Di mana kamu Yuna?’
Yuna : “Di kamar Bunde.”
b. Kalian/galian sadonyo (kalian/kalian semua)
Pronomina persona galian adalah pronomina kedua jamak yang berfungsi
untuk menggantikan lawan bicara yang jumlahnya lebih dari satu orang. Pada
uraian sebelumnya sudah dibicarakan mengenai pronomina persona galian yang
fungsinya menggantikan lawan bicara yang jumlahnya satu orang atau tunggal
karena dalam bahasa Pesisir Batahan pronomina persona galian dapat digunakan
untuk menggantikan orang kedua tunggal dan jamak. Saat ini dibicarakan adalah
fungsi pronomina kalian sebagai orang kedua jamak.
Contoh :
Safa : “Ka mano kalian/galian?”
‘Ka mana kalian?”
Kevia dan Jhoni : “Ka pante Cermin.”
‘Ke pantai Cermin.’
Pronomina persona kalian/galian dalam bahasa Pesisir Batahan dapat
bervariasi menjadi galian sadonyo (kalian semua).
Contoh:
Efrin : ”Galian sadonyo wajib pulang.”
‘Kalian semuanya harus pulang.’
Pada contoh di atas masing-masing kalimat menggunakan pronomina
persona galian dan galian sadonyo. Dalam bahasa Pesisir Batahan pronomina itu
untuk menggantikan orang ketiga jamak. Pronomina persona galian sadonyo pada
kalimat di atas hanya untuk mempertegas maksud.
4.3.1.3 Pronomina persona ketiga a.Inyo ‘dia’
Pronomina persona inyo ‘dia’ adalah pronomina persona ketiga tunggal.
Inyo termasuk pronomina persona ketiga tunggal karena inyo hanya dapat
menggantikan lawan bicara yang jumlahnya satu orang atau tunggal. Pronomina
persona inyo digunakan untuk menyebut lawan bicara yang sebaya maupun yang
lebih tua dari si pembicara. Pemakaian Pronomina persona inyo dapat digunakan
untuk siapa saja, tanpa melihat status sosial dan jenis kelamin lawan bicara.
Contoh:
Ibu : “Ka mano kamas kau nita ?”
‘Ke mana abang mu nita?’
Nita : “Inyo ka lading.”
‘Dia ke lading.’
b. Nyo ‘nya’
Pronomina persona nyo ‘nya’ adalah pronomina persona ketiga tunggal.
Pronomina persona nyo dapat berfungsi sebagai pemilik dan pelaku. Fungsi
pronomina nyo sebagai pemilik apabila melekat dengan kata benda.
Contoh:
‘Itu ibunya.’
b. ”Ambo ka kamarnyo cako.”
‘Saya ke kamarnya tadi.’
Fungsi pronomina nyo sebagai pelaku apabila melekat dengan kata kerja.
Contoh :
a.”Di cubiknyo mbo cako.”
‘Di cubitnya saya tadi.’
b.”Tuduong mbo diciloknyo potang.”
‘Topi saya dicurinya kemaren.’
Pronomina persona nyo dapat menggantikan siapa saja, tetapi harus dilihat
letak pemakaiannya. Pronomina persona nyo tidak boleh digunakan kepada lawan
bicara yang status sosialnya lebih tinggi daripada si pembicara. Misalnya, pada
percakapan antara seorang ibu dengan anaknya yang sedang membicarakan buku
abang.
Contoh :
Ayah : ”Buku siapo iko?”
‘Buku siapa ini ?’
Evin : “Bukunyo.”
c.Urang du ‘orang itu’
Pronomina persona urang du ‘orang itu’ juga merupakan pronomina
persona ketiga jamak dalam bahasa Pesisir Batahan. Penggunaan pronomina
persona urang du hampir sama dengan pronomina persona galian ‘kalian’ yaitu
digunakan untuk orang yang dibicarakan yang berjumlah lebih dari satu atau
jamak.
Contoh :
a.”Kamano urang du cako?”
‘Kemana orang itu tadi?’
b. ”Urang du lah poi.”
‘Orang itu telah pergi.’
4.3.1.4 Pronomina persona sebenarnya dan tak sebenarnya
Pronomina persona sebenarnya diuraikan lagi menjadi pronomina persona
pertama, pronomina persona kedua dan pronomina persona ketiga (Badudu, 1981:
126). Dalam bahasa Pesisir Batahan pronomina sebenarnya meliputi ambo ‘saya’,
wa’ang ‘kamu/laki-laki’, kau ‘kamu/perempuan’ dan lain-lain. Pronomina
persona tak sebenarnya adalah pronomina persona yang berfungsi untuk ‘ibu’,
menggantikan pronomina persona sebenarnya. Pronomina tak sebenarnya dalam
bahasa Pesisir Batahan meliputi pronomina persona abak ‘ayah’, umak bunde
‘bibik’, uci ‘nenek’, ongku ‘kakek’, moncu ‘paman’, cani ‘kakak’, kamas ‘abang’,
teti ‘kakak’, mintuo ‘mertua’, minantu ‘menantu’ dan sebagainya. Pronomina
tersebut dituliskan sebagai pronomina persona tak sebenarnya karena dapat
1. Abak/ayah ’bapak’
Dalam bahasa Pesisir Batahan pronomina persona tak sebenarnya abak/ayah
’bapak’ adalah pronomina persona yang dapat menggantikan pronomina
sebenarnya galian dan inyo.
Contoh :
Umak : “Di mano abak wa’ang?”
‘Di mana bapak/ayahmu?’
Anis : “Abak poi ka pante.”
‘Ayah pergi ke pantai.’
Pronomina persona abak/ayah ‘bapak’ dapat bervariasi menjadi pak tuo,
pak ketek. Dalam bahasa Pesisir Batahan hal itu terjadi karena perbedaan urutan
waktu kelahiran. Pronomina persona pak tuo adalah panggilan kepada saudara
bapak yang sulung. Pronomina persona pak ketek adalah panggilan kepada
saudara bapak yang bungsu.
Contoh :
a.”Pak tuo di imbo abak mbo.”
‘Bapak di panggil ayahku.’
b.”Di mano pak ketek boli buku du?”
Pada dasarnya pronomina persona pak tuo, pak ketek merupakan panggilan
kepada saudara bapak yang kandung. Namun pronomina pak tuo, dan pak ketek
dapat juga digunakan untuk menggantikan suami kakak ibu dan suami adek ibu
pembicara. Pronomina pak tuo, pak ketek, tidak hanya digunakan kepada orang
yang sudah menikah. Pronomina ini dapat juga digunakan untuk menggantikan
saudara ayah yang belum menikah dan usianya lebih muda dari si pembicara.
2. Umak ‘Ibu’
Pronomina persona tak sebenarnya yang lain adalah pronomina persona
umak ‘ibu’. Pronomina persona umak dapat menggantikan pronomina persona
sebenarnya galian/kalian dan inyo.
Contoh :
Santi : “Ka mano umak cako?”
‘Ke mana ibu tadi?’
Yeni : “Umak ka pasa.”
‘Ibu ke pasar.’
Pronomina persona umak ‘ibu’ dapat bervariasi menjadi pronomina persona
mak tuo, mak ketek. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan urutan waktu
kelahiran. Pronomina persona mak tuo merupakan panggilan kepada saudara ibu
yang sulung. Pronomina persona mak ketek merupakan panggilan kepada saudara
ibu yang bungsu.
Contoh :
b. “Mak ketek sodang mambaco buku di kamar.”
‘Ibu sedang membaca buku di kamar.’
Pronomina mak tuo dan mak ketek merupakan panggilan kepada saudara
kandung umak ‘ibu’. Tetapi pronomina persona mak tuo dan mak ketek dapat juga
digunakan untuk panggilan kekerabatan kepada istri adik ayah. Pronomina
persona mak tuo dan mak ketek tidak hanya digunakan sebagai panggilan kepada
orang yang sudah menikah namun pronomina persona tersebut dapat juga
digunakan pada saudari dari umak ‘ibu’ si pembicara yang belum menikah.
3. Ongku ‘Kakek’
Pronomina persona tak sebenarnya ongku ‘kakek’ adalah pronomina
persona yang dapat menggantikan pronomina sebenarnya galian dan inyo.
Pronomina persona ongku digunakan untuk menggantikan orang tua laki-laki dari
bapak dan ibu si pembicara.
Contoh :
Eprin : “Di mano ongku boli salak du?”
‘di mana kakek beli salak itu?’
ongku : “di pasa.”
‘di pasar.’
Pronomina persona ongku juga digunakan untuk orang yang sudah tua
walaupun orang tua dari bapak dan ibu si pembicara.
Contoh:
a. “Ambo poi samo ongku wa’ang cako.”
b. “Ongku santi du sakik di kamar.”
‘Kakek santi itu sakit di kamar.’
4. Uci ‘nenek’
Pronomina persona uci ‘nenek’ adalah pronomina persona tak sebenarnya
yang dapat menggantikan pronomina persona sebenarnya galian/kalian dan inyo.
Pemakaian pronomina persona uci tidak berbeda dengan pemakaian pronomina
ongku. Pronomina persona uci digunakan untuk menggantikan lawan bicara yang
merupakan orangtua perempuan dari bapak dan ibu si pembicara.
Contoh:
Dian : “Olah makan uci?
‘Sudah makan nenek?’
Uci : “Olah.”
‘Sudah.’
Pronomina persona uci juga digunakan untuk menyebut setiap orang yang
sudah tua dan berjenis kelamin perempuan.
Contoh:
Windy : “Kamano uci inun?”
‘Kemana nenek inun?’
Uci : “Dari pangajian.”
5. Kamas ‘abang’
Pronomina persona tak sebenarnya kamas ‘abang’ dalam bahasa Pesisir
Batahan dapat digunakan untuk menggantikan pronomina persona sebenarnya
galian dan inyo. Pronomina persona kamas digunakan untuk menggantikan lawan
bicara yang merupakan saudara kandung dari si pembicara, berjenis kelamin
laki-laki dan umurnya lebih tua daripada si pembicara.
Contoh:
Aya : “Kamano kamas cako Dev?”
‘Kemana abang tadi Dev?’
Devi : “Kamas di kamarnyo.”
‘Abang di kamarnyo.’
Pronomina persona kamas dapat juga digunakan pada seorang lelaki yang
bukan saudara kandung dari si pembicara tetapi umurnya harus lebih tua dari si
pembicara.
Contoh :
Evi : “Pabilo kamas pulang?”
‘Kapan abang pulang?’
Angga : “Sabonta lai.”
‘Sebentar lagi.’
6. Cani ‘Kakak’
Cani ‘kakak’ merupakan panggilan si pembicara kepada saudara
kandungnya yang berjenis kelamin perempuan dan umurnya lebih tua dari si
Contoh :
Adiek : “Cani, diimbo uci.”
‘Kakak, dipanggil nenek.’
Cani : “Iyo, sabonta lai ambo ka situ.”
‘Iya, sebentar lagi saya ke situ.’
Pronomina persona cani dapat juga digunakan untuk memanggil setiap
perempuan yang usianya lebih tua dari si pembicara. Cani termasuk pronomina
yang tak sebenarnya karena dapat menggantikan pronomina sebenarnya galian
dan inyo.
Contoh :
Windy : “Mangapo cani imbo ambo cako?”
‘Mengapa kakak panggil saya tadi?’
Aya : “Tolong bolikan gulo.”
‘Tolong belikan gula.’
7. Moncu ‘Paman’
Moncu ‘paman’ adalah pronomina persona tak sebenarnya yang dapat
menggantikan pronomina persona yang sebenarnya galian dan inyo. Pronomina
persona moncu digunakan untuk panggilan kepada suami dari bibik saudara
bapak.
Contoh:
Dian : “Jadi moncu ka Medan beko malam?”
‘Jadi paman ke Medan nanti malam?’
‘Jadi, mungkin jam delapan nanti malam dijemput taksi.’
Pronomina persona moncu dalam bahasa Pesisir Batahan dapat juga
digunakan untuk setiap lawan bicara laki-laki yang usianya lebih tua dari si
pembicara atau sebaya dengan paman si pembicara.
Contoh:
Andres : “Moncu si Yanti olah poi ka lading?”
‘Paman si Yanti sudah pergi ke ladang?’
8. Bunde ‘bibik’
Pronomina persona bunde ‘bibik’ adalah pronomina tak sebenarnya yang
dapat menggantikan pronomina sebenarnya galian/kalian dan inyo. Dalam bahasa
Pesisir Batahan pronomina persona bunde digunakan untuk panggilan kepada adik
ibu yang bungsu dan panggilan kepada istri paman.
Contoh:
Yenni : “Beko ambo poi samo bunde ka pasa.”
‘Nanti saya pergi dengan bibik ke pasar.’
Juli : “Poi mbo.”
‘Saya ikut.’
Pronomina persona bunde juga dapat digunakan untuk setiap lawan bicara
perempuan yang usianya lebih tua dari si pembicara atau sebaya dengan bibik
pembicara.
Contoh:
‘Mau kemana bibik?’
Bunde : “ Ondak ka Medan.”
‘Mau ke Medan.’
9. Mintuo’mertua’
Pronomina persona mintuo ‘mertua’ merupakan pronomina persona yang
dapat menggantikan pronomina persona sebenarnya galian/kalian dan inyo.
Pronomina persona mintuo digunakan untuk panggilan kepada orangtua dari istri
oleh suami dan sebaliknya istri kepada orang tua suami.
Contoh:
Minantu : “Di mano mintuo ambo?”
‘Di mana mertua saya?’
Oliv: : “Di sumuo.”
‘Di sumur/kamar mandi.’
10. Minantu ‘menantu’
Pronomina persona minantu ‘menantu’ adalah pronomina tak sebenarnya
yang digunakan untuk menggantikan pronomina sebenarnya galian/kalian dan
inyo. Pronomina persona mintuo digunakan untuk menggantikan lawan bicara
atau yang dibicarakan yaitu menantu ‘istri’ dari anak, baik menantu perempuan
maupun menantu laki-laki.
Contoh:
‘Di mana menantu saya?’
Elsi : “Di ladang.”
‘Di ladang.’
11. Kau ‘ perempuan’
Pronomina persona kau ‘perempuan’ adalah pronomina persona tak
sebenarnya yang digunakan untuk menggantikan pronomina persona sebenarnya
supiek dan inyo. Pronomina persona kau digunakan untuk menyebut lawan bicara
yang berjenis kelamin perempuan.
Endra : “Kau cako di imbo umak.”
‘Kamu tadi di panggil ibu.’
Evti : “Io, sabonta lai ambo datang.”
‘Ia, sebentar lagi saya datang.’
12. Gadih ‘anak gadis’
Pronomina persona gadih ‘anak gadis’ merupakan pronomina persona tak
sebenarnya yang dapat menggantikan pronomina persona sebenarnya kau dan
inyo. Pronomina persona gadih ‘anak gadis’ digunakan untuk menyebutkan lawan
bicara perempuan yang masih remaja dan belum menikah.
Contoh:
Moncu : “Olah gadih si Rani kinin deh.”
‘Sudah gadis si Rini sekarang ya.’
‘Ia, Paman.’
13. Moncik/todak ‘ ikan/tikus’
Pronomina persona moncik ‘tikus’ dan todak ‘sejenis ikan’ adalah
pronomina tak sebenarnya yang dapat menggantikan pronomina sebenarnya
wa’ang dan inyo. Pronomina ini digunakan kepada lawan bicara atau yang
dibicarakan apabila si pembicara sudah akrab dengan lawan bicara. Apabila si
pembicara belum akrab dengan lawan bicaranya maka pronomina persona moncik
dan baledang tidak digunakan. Pemakaian pronomina persona moncik dan
baledang hanya digunakan dalam situasi nonformal atau dalam situasi santai.
Contoh
a.Henra : “Masih iduk wa’ang baledang?”
‘Masih hidup kamu ikan?’
b.Arif : “Io la… moncik.”
‘Ia la… tikus.’
4.3.2 Fungsi Pronomina Penunjuk
Pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan berfungsi untuk
menunjukkan seuatu yang bersifat umum seperti barang, benda dan lain-lain.
Pronomina penunjuk juga berfungsi untuk menunjukkan tempat dan menunjukkan
4.3.2.1 Pronomina penunjuk umum
1. Iko ‘ini’
Dalam bahasa Pesisir Batahan pronomina penunjuk iko ‘ini’ adalah
pronomina penunjuk umum. Pronomina penunjuk iko digunakan untuk
menunjukkan sesuatu yang sifatnya umum seperti barang, benda, orang, dan
lain-lain. Pronomina penunjuk iko digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang
letaknya dekat dengan lawan bicara ataupun sesuatu tersebut berada di tangan
lawan bicara.
Contoh:
a.Umak : “Mano uci kau wik?”
‘Mana nenekmu wik?’
Dewi : “Ikonyo mak”
‘Ini dia mak’
b.Umak : “Iko baju kau di ateh meja”
‘Ini bajumu di atas meja”
Dewi : “Io, mak”
‘Ia, bu”
2. Inin ‘itu’
Pronomina penunjuk inin ‘itu’ adalah pronomina penunjuk yang digunakan
untuk menunjukkan sesuatu yang bersifat umum. Pronomina penunjuk inin
Contoh:
Abak : “Di mano salop ambo cako Vi?”
‘Di mana sandal saya tadi Vi?’
Evi : “Inin, di dalam karton bak.”
‘Itu, di dalam kardus yah/ayah.’
4.3.2.2 Pronomina penunjuk tempat
1. Di siko ‘di sini’
Pronomina penunjuk tempat di siko ‘di sini’ digunakan untuk menunjukkan
tempat dan keberadaan sesuatu yang letaknya tidak jauh dari si pembicara.
Pronomina penunjuk tempat di siko dapat menunjukkan apa saja dan siapa saja.
Contoh:
Umak : ”Di siko umak si Vitri?”
‘Di sini ibu si Vitri?’
Henra : ”Io, masuok lah bu.”
‘Ia, masuk lah buk.’
2. Di sinin ‘di sana’
Pronomina penunjuk tempat di sinin ‘di sana’ digunakan untuk
menunjukkan tempat keberadaan sesuatu yang letaknya jauh dari si pembicara dan
Contoh:
Yeni : “Moh poi ito ka sinin.”
‘Ayo pergi kita ke sana.’
Kiki : “Moh la.”
‘Ayo la’
3. Ka sinin ‘ke sana’
Pronomina penunjuk tempat ka sinin ’ke sana’ digunakan untuk
menunjukkan tempat tujuan. Pronomina penunjuk tempat ka sinin menunjukkan
tempat tujuan yang jaraknya jauh dari si pembicara dan lawan bicara.
Contoh:
Yenni : “Ondak ka mano wa’ang?”
‘Mau ke mana kamu (laki-laki)’
Rudi : ”Ka sinin, Yen.”
‘Ke sana, yen.’
4. Ka siko ‘ke sini’
Pronomina penunjuk tempat ka siko ‘ke sini’ digunakan untuk menunjukkan
tempat tujuan yang letaknya dekat dengan si pembicara dan lawan bicara.
Contoh:
Umak : “Kamano wa’ang?”
‘Kenama kamu (laki-laki)?’
Yuli : ”Kasiko mak.”
5. Dari sinin ‘dari sana’
Pronomina penunjuk tempat dari sinin ‘dari sana’ digunakan untuk
menunjukkan tempat asal yang letaknya jauh dari si pembicara dan lawan bicara.
Contoh:
Alex : “Dari mano kau ?”
‘Dari mana kamu (perempuan) ?’
Vera : “Dari sinin.”
‘Dari sana.’
6. Dari siko ‘dari sini’
Pronomina penunjuk tempat dari siko ‘dari sini’ merupakan pronomina
yang digunakan untuk menunjukkan tempat asal yang jaraknya dekat dari tempat
keberadaan si pembicara dan lawan bicara.
Contoh:
Abak : “Dimano wa’ang boli baju iko?”
‘Dimana kamu beli baju ini?’
Epan : “Disiko bak.”
‘Disini yah.’
4.3.2.3 Pronomina penunjuk ikhwal
1. Bak iko ‘seperti ini’
Pronomina penunjuk bak iko ‘seperti ini’ merupakan pronomina penunjuk
pronomina bak iko adalah seperti ini. Pronomina penunjuk bak iko digunakan
untuk menyatakan sesuatu yang sama dengan sesuatu yang letaknya dekat dari
lawan bicara.
Havis : “Bak iko uponyo sipat wa’ang.’
‘Seperti ini rupanya sipat mu (laki-laki).’
Putra : “Io, bak iko mangapo uponyo.”
‘Ia, seperti ini mengapa rupanya.’
2. Bak itu ‘seperti itu’
Pronomina penunjuk bak itu ‘seperti itu’ juga merupakan pronomina
penunjuk ikhwal dalam bahasa Pesisir Batahan. Pronomina bak itu terdiri dari dua
kata yaitu kata bak ‘seperti’ dan kata itu ‘itu’ maka arti kata bak itu adalah seperti
itu. Pronomina penunjuk ikhwal bak itu digunakan untuk menyatakan sesuatu
yang sama dengan sesuatu yang letaknya jauh dari pembicara dan lawan bicara.
Contoh:
Septi : “Bak mano, sapatu nan ondak kau boli du?”
‘Seperti apa, sepatu yang mau kamu beli itu?’
Sevi : “Bak itu sep.”
‘Seperti itu sep.’
4.3.3 Fungsi Pronomina Penanya
Pronomina penanya dalam bahasa Pesisir Batahan berfungsi sebagai
pemarkah (penanda) pertanyaan. Pronomina penanya digunakan untuk
1. Siapo ‘ siapa’
Pronomina penanya siapo ‘siapo’ digunakan untuk menanyakan orang yang
belum dikenal ataupun yang sudah dikenal.
Contoh:
Kevin : “Namo wa’ang siapo?”
‘Nama kamu siapa?’
Erwin : “Erwin.”
‘Erwin.’
2. Apo ‘apa’
Pronomina penanya apa ‘apa’ digunakan untuk menanyakan tentang barang
atau menanyakan sesuatu yang belum diketahui.
Contoh:
a. Esti : “Apo nan kau boli du?”
‘Apa yang kamu beli itu?’
Kirana : “Bonang.”
‘Benang.’
b. Sofia : ”Apo nan dikecekkan nyo du bak?”
‘Apa yang dibicarakannya itu yah?’
Abak : “Ontah, do tau mbonyo.”
3. Mano ‘mana’
Pronomina penanya mano ‘mana’ dalam bahasa Pesisir Batahan digunakan
untuk menanyakan pilihan orang, pilihan barang, atau menanyakan sesuatu yang
belum diketahui.
Contoh:
Heri : “Mak, mano baju lambayuong ambo du?”
‘Mak/bu, mana baju ungu saya itu?’
Umak : “Di ateh meja.”
‘Di atas meja.’
Eli : “Nan mano mak pule du ni?”
‘Yang mana pengantin laki-lakinya kak?’
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh penulis dari lapangan,
maka
penulis membuat simpulan sebagai berikut.
1. Dalam bahasa Pesisir Batahan di Kabupaten Mandailing Natal terdapat
pronomina (kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain).
2. Pronomina yang terdapat dalam bahasa Pesisir Batahan ada tiga jenis yaitu:
(1) Pronomina persona (pronomina yang dipakai untuk mengacu pada
orang) contoh: ambo ‘saya’, engkau ’engkau’, wa’ang/kau’ kamu’, inyo ‘dia’,
baliau, ‘beliau’, (2) pronomina penunjuk (pronomina penunjuk dalam bahasa
Pesisir Batahan ada tiga jenis yaitu: pronomina penunjuk umum, contohnya:
ini, ‘iko’, itu’ ini’, pronomina penunjuk tempat, contoh: siko ‘sini’, situ ‘situ’,
sinin ‘sana’, dan pronomina penunjuk ihwal, contoh: bak iko ‘seperti ini’, bak
itu ‘seperti itu’, (3) pronomina penanya (pronomina yang dipakai sebagai
pemarkah pertanyaan) contoh: apo ‘apa’, siapo ‘siapa’, mangapo ‘mengapa’,
di mano ‘di mana’, barapo ‘berapa’, bak mano ‘bagaimana’, mano ‘mana’.
Jenis pronomina dalam bahasa Pesisir Batahan sama halnya dengan jenis
pronomina dalam bahasa Indonesia.
3. Dalam bahasa Pesisir Batahan pronomina persona terbagi dua yaitu : (1)
pronomina persona sebenarnya (2) pronomina persona tak sebenarnya. Jenis
ini diuraikan lagi menjadi pronomina persona pertama, pronomina persona