• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT. Citra Baru Commercial Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Evaluasi Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT. Citra Baru Commercial Medan"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PELAKSANAAN

PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

DI PT. CITRA BARU COMMERCIAL MEDAN

Diajukan

oleh

TITIK HUSNA

070902015

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Titik Husna

Nim : 070902015

ABSTRAK

Evaluasi Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT. Citra Baru Commercial Medan. Skripsi ini terdiri dari 6 Bab, 87 Halaman, 2 Bagan, dan 38 Tabel.

Penelitian ini membahas mengenai pelaksanaan Program Jaminan Social Tenaga Kerja (Jamsostek) di PT. Citra Baru Commercial Medan. Program Jamsostek mulai dilaksanakan di PT. Citra Baru Commercial Medan sejak 2005, yaitu sejak perusahaan tersebut mulai beroperasional. Program ini ditujukan pada seluruh karyawan yang bekerja di PT. Citra Baru Commercial Medan baik karyawan tetap maupun outsourcing. Program ini meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program Jamsostek di PT. Citra Baru Commercial Medan dalam proses sosialisasi Jamsostek, Proses Pendaftaran Jamsostek pada seluruh karyawan PT. Citra Baru Commercial Medan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Populasi dalam penelitian ini adalah 174 peserta. Kemudian diambil sampel sebesar 15% dari populasi tersebut, sekitar 26 peserta. Untuk mengarahkan penelitian ini maka metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, yaitu mentabulasikan data dari hasil kuesioner dalam daftar tabulasi tunggal kemudian menganalisanya sehingga dapat terlihat secara jelas hasil penelitian tersebut.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Program Jamsostek di PT. Citra Baru Commercial Medan sudah sedikit memahami dalam hal proses sosialisasi Jamsostek, Proses Pendaftaran Jamsostek pada seluruh karyawan PT. Citra Baru Commercial Medan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, walaupun dalam perjalanannya tidak semulus sesuai indikator yang seharusnya.

Kata kunci : Evaluasi, Program Jamsostek UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

SCIENCE FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WALFARE

Name : Titik Husna Nim : 070902015

ABSTRACT

Evaluation of Social Security Workers at PT. Citra Baru Commercial Medan. This thesis consists of 6 Chapters, 87 Pages, 2 Chart, and Table 38.

(3)

Medan both permanent employees and outsourcing. The program includes Accident Insurance, Death Insurance, Old Age Security, Health Insurance.

The purpose of this study was to determine the implementation of the Social Security program in PT. Citra Baru Commercial Medan in the process of socialization of Social Security, Social Security registration process to all employees of PT. Citra Baru Commercial Medan, Work Accident Insurance, Death Insurance, Old Age Security, Health Insurance. The population in this study were 174 participants. Then the samples were taken at 15% of the population, approximately 26 participants. To direct this study the research method used is descriptive quantitative, the tabulated data from the questionnaires in a single tabulation list and then analyze it so that it can be clearly seen the results of the study.

These results indicate that the Social Security Program in PT. Citra Baru Commercial Medan has been little understood in terms of the socialization process Social Security, Social Security registration process to all employees of PT. Citra Baru Commercial Medan, Work Accident Insurance, Death Insurance, Old Age Security, Health Insurance, although the journey is not as smooth as it should according to the indicator.

Key words: Evaluation, Social Security Program KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tidak habis-habisnya penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia kesehatan dan kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan bagaimana mestinya. Skripsi ini berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT. Citra Baru Commercial Medan”.

Penulis menyadari mungkin banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini sehingga perlu perbaikan untuk kesempurnaan skripsi ini kedepannya. Penulis juga meminta maaf jika ada suatu penulisan yang salam dalam skripsi ini.

(4)

perjalanan perkuliahan penulis, dan juga kepada keluarga-keluarga penulis yang turut berpartisipasi memberikan dukungan. Pada kesempatan ini juga penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, M.SP, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Matias Siagian, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu, bersedia memberikan waktunya untuk membimbing penulis.

4. Kepada seluruh Dosen Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah mendidik, membantu dan memberikan ilmu selama di perkuliahan, serta kepada staff administrasi yang telah banyak memberikan kemudahan serta pengarahan kepada penulis.

5. Kepada Pimpinan serta staff PT. Citra Baru Commercial Medan yang telah memberikan dukungannya dalam berbagai bentuk untuk penyelesaian skripsi ini.

6. Terima Kasih kepada teman-teman seangkatan Kessos 07 yang telah banyak juga membantu penulis.

Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat menjadi kontribusi penulis pada departemen, universitas, bahkan Negara.

Medan, 28 Maret 2012

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………. i

ABSTRACT ……….. ii

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR TABEL………. viii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2 Perumusan Masalah ……….. 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ………... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ……… 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ………... 7

1.4 Sistematika Penulisan ……… 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 10

2.1 Evaluasi Program……….. 10

2.1.1 Pengertian Evaluasi ………... 10

2.1.2 Pengertian Program……….………. 13

2.1.3 Jenis – Jenis EvaluasiProgram…….………. 14

2.1.4 Tujuan Evaluasi Program………. 15

2.1.5 Proses Evaluasi……… 16

2.2 Pengertian Perusahaan………. 17

2.3 Pengertian Tenaga Kerja/Karyawan………... 19

2.4 Jaminan Sosial Tenaga Kerja……. ……….. 20

2.4.1 Defenisi Jaminan Sosial Tenaga Kerja……… 20

(6)

2.4.3 Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja….….. 24

2.4.4 Kepesertaan……..………... 26

2.4.5 Iuran, Besarnya Jaminan dan Tata Cara Pembayaran... . 26

2.5 Kerangka Pemikiran…..……… . 30

2.6 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional………... 33

2.6.1 Defenisi Konsep ………... . 33

2.6.2 Defenisi Operasional………. 34

BAB III METODE PENELITIAN ………. . 36

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Sekunder ……….. 37

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Primer ……….. 37

3.5 Teknik Analisa Data ………. 38

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ……… 39

4.1 Sejarah Berdirinya Lembaga (Perusahaan)……….. 39

4.2 Letak dan Kedudukan Perusahaan………... 40

4.3 Visi dan Misi Perusahaan….……… 41

4.4 Struktur Organisasi Perusahaan………… ……….. 41

4.5 Program-Program yang Pernah Dilakukan……….. 43

4.6 Hubungan Perusahaan dengan Masyarakat Sekitar Dan Lembaga Lainnya……….. 43

BAB V ANALISA DATA ……… 45

5.1 Identitas Responden ………... 45

5.2 Sosialisasi Program Jamsostek………..………... 48

5.3 Pendaftaran Peserta Jamsostek………. 55

5.4 Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)………. 59

(7)

5.6 Program Jaminan Hari Tua (JHT)……… 65 5.7 Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)………… 69 5.8 Analisis Data Kuantitatif Responden Terhadap Program

Jamsostek di PT. Citra Baru Commercial Medan…………. 74 5.8.1 Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)….……… 76

5.8.2 Program Jaminan Kematian (JK)………. . 77 5.8.3 Program Jaminan Hari Tua (JHT)………... 78 5.8.4 Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)…... 80

BAB VI PENUTUP ……….. .. 82

A. Kesi

mpulan ………... .. 82

B. Saran

-saran ……… .. 84

DAFTAR PUSTAKA………. .. 86

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ……… 45 Tabel 2 Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir …………... 46 Tabel 3 Distribusi Responden Menurut Status Perkawinan……… 47 Tabel 4 Distribusi Responden Tentang Sumber Informasi Program Jamsostek..48 Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Informasi

Jamsostek Dalam Bekerja……….49 Tabel 6 Distribusi Responden Pemahaman Umum Program Jamsostek ……... 50 Tabel 7 Distribusi Responden Tentang Media Informasi Sosialisasi

Jamsostek ...………51 Tabel 8 Distribusi Responden Tentang Sumber Informasi Iuran Peserta

Jamsostek……..……….…….52 Tabel 9 Identitas Responden Berdasarkan Ketentuan Sumber Iuran

Peserta jamsostek……….53 Tabel 10 Identitas Responden Terhadap Kesan Informasi Program Jamsostek..54 Tabel 11 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Keperluan

Program Jamsostek……….54 Tabel 12 Identitas Responden berdasarkan Siapa yang Mendaftarkan

Peserta Jamsostek……… 55 Tabel 13 Identitas Berdasarkan Prosedur Pendaftaran

(9)

Tabel 16 Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Kecelakaan

dalam Melakukan Pekerjaan... 59 Tabel 17 Identitas Responden Berdasarkan Kepesertaan Program Jaminan

Kecelakaan Kerja………. 60 Tabel 18 Identitas Responden Berdasarkan Ketenangan dalam

Bekerja pada Peserta Jaminan Kecelakaan Kerja……… 60 Tabel 19 Identitas Responden Berdasarkan Keperluan Mengikuti

Jaminan Kematian Jamsostek……… 61 Tabel 20 Identitas Responden Berdasarkan Keikutsertaannya Dalam

Program Jaminan Kematian Jamsostek……… 62 Tabel 21 Identitas Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Kematian

Karyawan PT. Citra Baru Commercial Medan……… 63 Tabel 22 Identitas Responden Berdasarkan Ketenangan dalam Bekerja

Peserta Jaminan Kematian Jamsostek……… 64 Tabel 23 Identitas Responden Berdasarkan Keperluan Program

Jaminan Hari Tua Jamsostek……….….… 65 Tabel 24 Identitas responden Berdasarkan Keikutsertaan Jenis Program

Jaminan Hari Tua Jamsostek……… 66 Tabel 25 Identitas Responden Berdasarkan Pengetahuan Adanya Program

Jaminan Hari Tua di Perusahaan……… 66 Tabel 26 Identitas Responden Berdasarkan Proses Mendapatkan Dana

(10)

Jaminan Hari Tua……….………… 68 Tabel 28 Identitas Responden Berdasarkan Keperluan Program Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan Jamsostek……… 69 Tabel 29 Identitas Responden Berdasarkan Keikutsertaan Program Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan Jamsostek……… 70 Tabel 30 Identitas Responden Berdasarkan Menikmati Pelayanan Kesehatan

Dengan Fasilitas Jamsostek……… 71 Tabel 31 Identitas Responden Berdasarkan Pelayanan Administrasi Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan Jamsostek…...………. 72 Tabel 32 Identitas Responden Berdasarkan Kualitas Pelayanan Kesehatan…. 72 Tabel 33 Identitas Responden Berdasarkan Ketenangan Bekerja Menjadi Peserta

(11)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Titik Husna

Nim : 070902015

ABSTRAK

Evaluasi Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT. Citra Baru Commercial Medan. Skripsi ini terdiri dari 6 Bab, 87 Halaman, 2 Bagan, dan 38 Tabel.

Penelitian ini membahas mengenai pelaksanaan Program Jaminan Social Tenaga Kerja (Jamsostek) di PT. Citra Baru Commercial Medan. Program Jamsostek mulai dilaksanakan di PT. Citra Baru Commercial Medan sejak 2005, yaitu sejak perusahaan tersebut mulai beroperasional. Program ini ditujukan pada seluruh karyawan yang bekerja di PT. Citra Baru Commercial Medan baik karyawan tetap maupun outsourcing. Program ini meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program Jamsostek di PT. Citra Baru Commercial Medan dalam proses sosialisasi Jamsostek, Proses Pendaftaran Jamsostek pada seluruh karyawan PT. Citra Baru Commercial Medan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Populasi dalam penelitian ini adalah 174 peserta. Kemudian diambil sampel sebesar 15% dari populasi tersebut, sekitar 26 peserta. Untuk mengarahkan penelitian ini maka metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, yaitu mentabulasikan data dari hasil kuesioner dalam daftar tabulasi tunggal kemudian menganalisanya sehingga dapat terlihat secara jelas hasil penelitian tersebut.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Program Jamsostek di PT. Citra Baru Commercial Medan sudah sedikit memahami dalam hal proses sosialisasi Jamsostek, Proses Pendaftaran Jamsostek pada seluruh karyawan PT. Citra Baru Commercial Medan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, walaupun dalam perjalanannya tidak semulus sesuai indikator yang seharusnya.

Kata kunci : Evaluasi, Program Jamsostek UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

SCIENCE FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WALFARE

Name : Titik Husna Nim : 070902015

ABSTRACT

Evaluation of Social Security Workers at PT. Citra Baru Commercial Medan. This thesis consists of 6 Chapters, 87 Pages, 2 Chart, and Table 38.

(12)

Medan both permanent employees and outsourcing. The program includes Accident Insurance, Death Insurance, Old Age Security, Health Insurance.

The purpose of this study was to determine the implementation of the Social Security program in PT. Citra Baru Commercial Medan in the process of socialization of Social Security, Social Security registration process to all employees of PT. Citra Baru Commercial Medan, Work Accident Insurance, Death Insurance, Old Age Security, Health Insurance. The population in this study were 174 participants. Then the samples were taken at 15% of the population, approximately 26 participants. To direct this study the research method used is descriptive quantitative, the tabulated data from the questionnaires in a single tabulation list and then analyze it so that it can be clearly seen the results of the study.

These results indicate that the Social Security Program in PT. Citra Baru Commercial Medan has been little understood in terms of the socialization process Social Security, Social Security registration process to all employees of PT. Citra Baru Commercial Medan, Work Accident Insurance, Death Insurance, Old Age Security, Health Insurance, although the journey is not as smooth as it should according to the indicator.

Key words: Evaluation, Social Security Program KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tidak habis-habisnya penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia kesehatan dan kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan bagaimana mestinya. Skripsi ini berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT. Citra Baru Commercial Medan”.

Penulis menyadari mungkin banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini sehingga perlu perbaikan untuk kesempurnaan skripsi ini kedepannya. Penulis juga meminta maaf jika ada suatu penulisan yang salam dalam skripsi ini.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan sektor ketenagakerjaan sebagai bagian dari upaya pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan SDM diarahkan pada peningkatan harkat, martabat dan kemampuan manusiawi serta kepercayaan diri sendiri dalam rangka mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, dan makmur baik material maupun spiritual. Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat. Demikian pula halnya penggunaan teknologi di berbagai sektor kegiatan usaha yang dapat mengakibatkan semakin tingginya resiko yang dapat mengancam keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja. Dalam hal ini perlu upaya peningkatan perlindungan tenaga kerja yang dapat memberikan ketenangan kerja sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap produktivitas tenaga kerja.

(14)

tuntutan perusahaan. Resiko yang menimpa tenaga kerja dapat menimbulkan cacat sebahagian, cacat seumur hidup, bahkan dapat menimbulkan kematian.

Mengingat cepatnya arus globalisasi seiring dengan peningkatan kemajuan teknologi rancang bangun, perekayasaan suatu alat, selain memberikan nilai tambah juga akan memberikan dampak negatif terhadap timbulnya bahaya kecelakaan kerja yang selalu mengintai tenaga kerja maupun masyarakat di lingkungan kerjanya. Tenaga kerja akan bersedia memberikan waktu dan tenaganya pada suatu lingkungan kerja jika pemenuhan kebutuhannya diperhatikan. Salah satu kebutuhan itu adalah jaminan sosial, dimana nantinya tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan sehat.

Perlindungan dan pemeliharaan jaminan sosial tenaga kerja-selanjutnya disebut Jamsostek- diselenggarakan dalam bentuk program jaminan sosial tenaga kerja yang bersifat mendasar dengan berasaskan usaha bersama, kekeluargaan, dan gotong royong. Sebagaimana terkandung dalam jiwa dan semangat Pancasila dan UUD 1945. Perlindungan tenaga kerja mewajibkan pengusaha memikul tanggung jawab memberikan jaminan sosial bagi tenaga kerja. Perlindungan kerja melalui program jaminan sosial tidak semata-mata diperuntukan bagi tenaga kerja itu sendiri, tetapi diperuntukan pula bagi keluarganya pada saat terjadi resiko-resiko seperti misalnya kecelakaan kerja, sakit, meninggal dunia dan hari tua (Ramli, 1997: 2).

(15)

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Peran tenaga kerja, khususnya di sektor formal, dalam pembangunan nasional terus meningkat dengan segala tantangan dan risikonya. Oleh karena itu, tenaga kerja perlu diberikan perlindungan dan kesejahteraan, sehingga bisa menjadi garda terdepan dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional. Di Indonesia, penyelenggaraan jaminan sosial diselenggarakan oleh badan penyelenggara berstatus badan usaha milik negara (BUMN) yang dibentuk berlandaskan peraturan dan perundang-undangan. PT Jamsostek (Persero) sendiri ditunjuk sebagai badan penyelenggara jaminan sosial berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, PT Jamsostek mengutamakan pelayanan kepada tenaga kerja yang menjadi peserta. Tentunya dalam rangka memberikan perlindungan terhadap segala risiko saat bekerja, sekaligus memberikan kesejahteraan bagi tenaga kerja dan keluarganya khususnya 17/07/2011 Pukul 03.34 Wib ).

(16)

Pada pertengahan Mei 2006, Sekitar 30 ribu buruh yang tergabung dalam Koalisi Buruh Menggugat melakukan demonstrasi menuntut Pemerintah memperbaiki nasib buruh. Aksi buruh mendapat pengawalan ketat aparat keamanan. Sesekali, helikopter kepolisian mengawasi aksi buruh di kawasan Bundaran Hotel Indonesia. Isu penolakan revisi UU Ketenagakerjaan sebenarnya sudah lama diusung oleh buruh. Dalam aksi memperingati May Day 1 Mei ini, buruh juga menyinggung masalah Jamsostek. Uang yang dikumpulkan Jamsostek dari para pekerja dinilai tidak dipergunakan semestinya untuk kepentingan buruh. Padahal, jumlah uang yang dikumpulkan mencapai miliaran rupiah. Kaum buruh ingin dana tersebut dikembalikan untuk tujuan peningkatan kesejahteraan buruh

(17)

empat juta orang Wib ).

Kepala Kantor Wilayah I PT Jamsostek Sumatera Utara, mengatakan, kebanyakan perusahaan yang belum melindungi tenaga kerjanya adalah perusahaan kecil dengan jumlah tenaga kerja 10 orang ke bawah. Masih banyak anggapan bahwa Jamsostek seperti asuransi yang pengurusannya berbelit-belit. Banyak pula yang masih beranggapan Jamsostek hanya potongan gaji tanpa diketahui manfaatnya. April 2009 terdapat 2.291 perusahaan yang tercatat di Jamsostek Sumut dari 5.428 perusahaan hingga yang terdaftar menunggak pembayaran jamsostek dengan nilai tunggakan Rp 91,6 miliar. Dari jumlah itu, sebanyak 645 perusahaan menunggak satu hingga tiga bulan dengan nilai tunggakan Rp 7,9 miliar dan 219 perusahaan menunggak empat hingga enam bulan senilai Rp 1,6 miliar (

Salah satu perusahaan di Sumut yang bekerja sama dengan PT. Jamsostek adalah PT. Citra Baru Commercial Medan. PT. Citra Baru Commercial Medan atau yang lebih sering disebut dengan Grand Palladium Mall Medan merupakan salah satu perusahaan yang berada dibawah naungan Lippo Karawaci,Tbk. Perusahaan ini dibuka pada September 2005. Dengan memiliki 174 karyawan, dengan staf administrasi berjumlah 40 orang, maintence dan teknisi berjumlah 40 orang, security 48 orang dan cleaning service 46 orang.

(18)

karyawan atau peserta tersebut menggunakan fasilitas dari jamsostek. Dari 10 orang peserta jamsostek yang diteliti, ternyata 8 peserta diantaranya tidak menggunakan fasilitas tersebut dengan alasan terlalu rumitnya pengurusan untuk menggunakan fasilitas itu. Hal itu dikarenakan adanya perbedaan tingkat pemahaman masing-masing karyawan mengenai sistem administratif yang berlaku di PT. Jamsostek.

Berangkat dari kondisi yang telah diuraikan, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berkenaan dengan pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja serta melihat sejauh mana keberhasilan pelaksanaan program tersebut. Untuk itu Peneliti mengangkat permasalahan yang dirangkum dalam penelitian sebuah karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul: “Evaluasi Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Di PT. Citra Baru Commercial Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Menurut Suryabrata (2008: 17), perumusan masalah dibuat setelah masalah diidentifikasi dan dipilih. Perumusan ini penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah – langkah selanjutnya. Berdasarkan uraian latar belakang, maka yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut:

(19)

1.3 Pembatasan Penelitian

Pembatasan dalam penelitian ini adalah :

a. Evaluasi yang ingin dilakukan adalah berikaitan dengan pelaksanaan Program Jamsostek yang berfokus pada: Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kesehatan, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Kematian.

b. Objek penelitian adalah karyawan dan sekaligus peserta yang pernah menggunakan fasilitas PT. Jamsostek.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

Mengetahui pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja di PT. Citra Baru Commercial Medan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

(20)

1. Secara Teoritis, dapat memberikan sumbangsih pemahaman ilmiah, perbaikan ataupun modifikasi terhadap keilmuan yang dikembangkan Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial.

2. Secara Moril, dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang terjadi

di masyarakat dalam rangka pembentukan kesadaran, pengetahuan serta

sikap. Sehingga dapat melakukan perbaikan-perbaikan di PT. Citra Baru

Comercial, khususnya yang berkaitan dengan kesejahteraan tenaga kerja.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

(21)

BAB IV :DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Evaluasi Program

2.1.1 Pengertian Evaluasi

Pada dasarnya evaluasi merupakan suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan yang akan digunakan untuk meramalkan, memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan program kedepannya agar jauh lebih baik. Dengan demikian evaluasi lebih bersifat melihat kedepan daripada melihat kesalahan-kesalahan di masa lalu, dan diarahkan pada upaya peningkatan kesempatan demi keberhasilan program.

Evaluasi merupakan suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara objektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan sebelumnya dimana hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan di depan (Yusuf, 2000 : 3).

(23)

member sumbangan pada tujuan atau sasaran, dalam hal ini dikatakan bahwa kebijakan atau program telah mencapai tingkat kinerja yang bermakna, yang berarti bahwa masalah-masalah kebijakan dibuat jelas atau diatasi (Dunn, 2000: 11).

Anderson memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Sedangkan Stufflebeam, mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian dan pemberian informasi yang bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif keputusan (dalam Arikunto, 2002: 1). Patton dan Sawicki (1991) mengklasifikasikan metoda pendekatan yang dapat dilakukan dalam penelitian evaluasi menjadi 6 (enam) yaitu :

a. Before and after comparisons, metode ini mengkaji suatu objek penelitian dengan membandingkan antara kondisi sebelum dan kondisi sesudahnya suatu kebijakan atau program diimplementasikan.

b. With and without comparisons, metode ini mengkaji suatu objek penelitian dengan menggunakan pembandingan kondisi antara yang tidak mendapat dan yang mendapat kebijakan atau program, yang telah di modifikasi dengan memasukan perbandingan kriteria-kriteria yang relevan di tempat kejadian peristiwa (TKP) dengan program terhadap suatu TKP tanpa program.

(24)

d. Experimental (controlled) models, metode ini mengkaji suatu objek penelitian dengan melakukan percobaan yang terkontrol/dikendalikan untuk mengetahui kondisi yang diteliti.

e. Quasi experimental models, metode ini mengkaji suatu objek penelitian dengan melakukan percobaan tanpa melakukan pengontrolan/pengendalian terhadap kondisi yang diteliti.

f. Cost oriented models, metode ini mengkaji suatu objek penelitian yang hanya didasarkan pada penelitian biaya terhadap suatu rencana (Arikunto, 2002: 14 ).

Fungsi utama evaluasi, pertama memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan yang telah dicapai melalui tindakan public. Kedua, evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target, nilai diperjelas dengan mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan dan target. Nugroho (2004) mengatakan bahwa evaluasi akan memberikan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan yang telah dicapai melalui tindakan publik (Nugroho, 2004: 185) .

(25)

hasilnya bisa positif ataupun negatif. Sebuah evaluasi yang dilakukan secara professional akan menghasilkan temuan yang obyektif yaitu temuan apa adanya; baik data, analisis dan kesimpulannya tidak dimanipulasi yang pada akhirnya akan memberikan manfaat kepada perumus kebikan, pembuat kebijakan dan masyarakat.

2.1.2 Pengertian Program

Program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan. Dengan program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan (Jones, 1994: 296). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan pelaksanaan karena dalam progrma tersebut telah dimuat berbagai aspek antara lain:

1. Adanya tujuan yang ingin dicapai

2. Adanya kebijakan-kebijakan yang harus diambil dalam pencapaian tujuan itu.

3. Adanya aturan-aturan yang dipegang dan prosedur yang harus dilalui. 4. Adanya perkiraan anggran yang dibutuhkan.

5. Adanya strategi dalam pelaksanaan (Jones, 1994:296).

(26)

merupakan unsur ketiga. Pelaksana adalah hal penting dalam mempertanggungjawabkan pengolahan maupun pengawasan dalam pelaksanaan, baik itu organisasi ataupun perorangan (Jones, 1994: 298).

2.1.3 Jenis – Jenis Evaluasi Program

Secara umum, evaluasi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: a. Evaluasi pada Tahap Perencanaan

Kata evaluasi sering digunakan dalam tahap perencanaan dalam rangka mencoba memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai altenatif dan kemungkinan terhadap cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk itu diperlukan berbagai teknik yang dapat dipakai oleh perencana. Satu hal yang patut dipertimbangkan dalam kaitan ini adalah bahwa metode-metode yang ditempuh dalam pemilihan prioritas tidak selalu sama untuk setiap keadaan, melainkan berbeda menurut hakekat dari permasalahannya sendiri.

b. Evaluasi pada Tahap Pelaksanaan

(27)

Evaluasi juga mempertimbangkan faktor-faktor luar yang mempengaruhi keberhasilan proyek tersebut, baik membantu atau menghambat.

c. Evaluasi pada Tahap Paska Pelaksanaan

Dari sini pengertian evaluasi hampir sama dengan pengertian pada tahap pelaksanaan, hanya perbedaanya yang dinilai dan dianalisa bukan lagi tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding rencana, tetapi hasil pelaksanaan dibaning dengan rencana yakni apakah dampak yang dihasilkan oleh pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Nugroho, 2009: 537).

2.1.4 Tujuan Evaluasi Program

Seperti disebutkan oleh Sudjana (2006: 48), tujuan khusus evaluasi program terdapat 6 (enam) hal, yaitu untuk :

a. Memberikan masukan bagi perencanaan program;

b. Menyajikan masukan bagi pengambil keputusan yang berkaitan dengan tindak lanjut, perluasan atau penghentian program;

c. Memberikan masukan bagi pengambil keputusan tentang modifikasi atau perbaikan program;

d. Memberikan masukan yang berkenaan dengan faktor pendukung dan penghambat program;

e. Memberi masukan untuk kegiatan motivasi dan pembinaan (pengawasan, supervisi dan monitoring) bagi penyelenggara, pengelola, dan pelaksana program;

(28)

Selanjutnya Sudjana berpendapat bahwa tujuan evaluasi adalah untuk melayani pembuat kebijakan dengan menyajikan data yang diperlukan untuk pengambilan keputusan secara bijaksana. Oleh karenanya evaluasi program dapat menyajikan 5 (lima) jenis informasi dasar sebagai berikut :

a. Berbagai data yang dibutuhkan untuk menentukan apakah pelaksanaan suatu program harus dilanjutkan.

b. Indikator-indikator tentang program-program yang paling berhasil berdasarkan jumlah biaya yang digunakan.

c. Informasi tentang unsur-unsur setiap program dan gabungan antar unsur program yang paling efektif berdasarkan pembiayaan yang diberikan sehingga efisiensi pelaksanaan program dapat tercapai.

d. Informasi untuk berbagai karakteristik sasaran program-program pendidikan sehingga para pembuat keputusan dapat menentukan tentang individu, kelompok, lembaga atau komunitas mana yang paling menerima pengaruh dari pelayanan setiap program.

e. Informasi tentang metode-metode baru untuk memecahkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan evaluasi pengaruh program (Sudjana, 2006: 50).

2.1.5 Proses Evaluasi

Dalam melakukan proses evaluasi ada beberapa etik birokrasi yang perlu diperhaikan oleh pihak-pihak yang erat hubungannya dengan tugas-tugas evaluasi antara lain:

(29)

2. Pengertian dan konotasi yang sering tersirat dalam evaluasi yaitu mencari kesalahan harus dihindari.

3. Pengertian evaluasi adalah untuk membandingkan rencana dengan pelaksanaan dengan melakukan pengukuran-pengukuran kuantitatif/kualitatif jumlahitas program secara tekhnik, maka dari itu hendaknya ukuran-ukuran kualitas dan kuantitas tentang apa yang dimaksud dengan berhasil telah dicantumkan sebelumnya dalam rencana program secara eksplisit.

4. Tim yang melakukan evaluasi adalah pembari saran/nasehat kepada manajemen, sedangkan pendayagunaan saran/nasehat tersebut serta pembuat keputusan atas dasar saran/nasehat tersebut berada di tangan manajemen program.

5. Dalam proses pengambilan keputusan yang telah dilakukan atas data-data/penemuan teknis perlu dikonsultasikan secermat mungkin karena menyangkut banyak hal tentang masa depan proyek dalam kaitannya dengan program.

6. Hendaknya hubungan dan proses selalu didasari oleh suasana konstruktif dan objektif serta menghindari analisa-analisa subjektif. Dengan demikian evaluasi dapat diterapkan sebagai salah satu progrma yang sangat penting dalam siklus manajemen program (Sirait,1990: 161).

2.2 Pengertian Perusahaaan

Perusahaan ialah suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi

barang atau jasa. Hal ini disebabkan karena kebutuhan manusia tidak bisa

(30)

sehingga inti dari perusahaan ialah tempat melakukan proses sampai bisa langsung

digunakan oleh manusia. Dengan demikian dalam menghasilkan barang,

perusahaan menggabungkan beberapa faktor produksi untuk mencapi tujuan yaitu

keuntungan. Perusahaan merupakan kesatuan teknis yang bertujuan menghasilkan

barang atau jasa. Perusahaan juga disebut tempat berlangsungnya proses produksi

yang menggabungkan faktor – faktor produksi untuk menghasilkan barang dan

jasa. Orang atau lembaga yang melakukan usaha pada perusahaan disebut

pengusaha (Syadiasyh

Setiap perusahaan memiliki budaya tertentu yang tercermin dari perilaku

para pegawainya, kebijakan-kebijakan yang diterapkan dan peraturan-peraturan

yang harus ditaati bersama. Budaya perusahaan adalah apa yang dialami oleh

masing-masing pegawai sebagai bagian dari lingkungan bisnis tertentu. Deal &

Kennedy (1982) dalam bukunya corporate cultures, mendefinisikan empat elemen

budaya perusahaan, yaitu lingkungan bisnis, nilai-nilai, cerita-cerita kepahlawanan,

dan ritual-ritual. Mccarty dan Steck (1989) menambahkan beberapa aspek lagi,

yaitu hakekat industri, demografi para pekerja, persepsi perusahaan, dan

masalah-masalah para pegawai di perusahaan. Aspek-aspek tersebut berbeda dari satu

perusahaan ke perusahaan lainnya, apakah perusahan tersebut merupakan kantor

pusat atau kantor cabang, apakah para individu yang bekerja di perusahaan itu

menyukai pekerjaannya, dan apakah para pegawai mampu menyeimbangkan

antara tekanan pekerjaan dan keluarga (Suharto, 2007: 96).

2.3 Pengertian Tenaga Kerja/Karyawan

(31)

adalah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan dan memberikan hasil kerjanya kepada pengusaha yang mengerjakan dimana hasil karyanya itu sesuai dengan profesi atau pekerjaan atas dasar keahlian sebagai mata pencariannya. Senada dengan hal tersebut menurut Undang-Undang No.14 Tahun 1969 tentang Pokok Tenaga Kerja, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Manulang, 2002: 3).

Karyawan merupakan kekayaan utama dalam suatu perusahaan, karena tanpa adanya keikutsertaan mereka, aktifitas perusahaan tidak akan terlaksana. Beberapa pengertian karyawan menurut para ahli:

1. Menurut Hasibuan (dalam Manulang, 2002), Karyawan adalah orang penjual

jasa (pikiran atau tenaga) dan mendapat kompensasi yang besarnya telah

ditetapkan terlebih dahulu

2. Menurut Subri (dalam Manulang, 2002), Karyawan adalah penduduk dalam

usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduuk dalam suatu

negara yang memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap

tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

2.4 Jaminan Sosial Tenaga Kerja

2.4.1 Defenisi Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(32)

pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia. Jamsostek mempunyai beberapa aspek, yaitu:

a. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi

tenaga kerja beserta keluarganya.

b. Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan

tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempat mereka bekerja (Ramli,

1997: 2).

Menurut Penjelasan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, menyebutkan: “ Dengan Persetujuan DPR RI, Pemerintah telah menetapkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatur pemberian jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pemeliharaan kesehatan sebagai perlindungan dasar bagi tenaga kerja dan keluarganya dalam menghadapi resiko-resiko sosial-ekonomi, dan mengurangi ketidakpastian masa depan”. Sedangkan Pasal 2 nya menyebutkan: “ Jaminan sosial Tenaga Kerja ini merupakan bagian dari pembanguna ekonomi dan pembangunan sosial yeng telah berjalan selama ini,

a. Pembanguna ekonomi yang ditandai dengan perkembangan mekanisasi dan

otomatisasi industri, peningkatan penggunaan sarana moneter, serta

perubahan keseimbangan penduduk dari pedesaan ke perkotaan, telah

membawa perombakan struktural dalam cara dan sumber kehidupan manusia.

Dalam situasi perubahan kehidupan ekonomi tersebut, program – program

jaminan sosial diperlukan utnuk melindungi tenaga kerja terhadap resiko-

(33)

b. Pembangunan sosial yang menimbulkan modernisasi sosial membutuhkan

kemandirian dalam segala hal, sehingga tenaga kerja tidak menggantungkan

diri pada pihak lain termasuk pada hari tua, saat memerlukan biaya perawatan

waktu sakit, dan jaminan ahli waris jika ia meninggal dunia. Selain itu, jaminan

social yang mengurangi ketidakpastian masa depan akan memberikan rasa

aman dan terjamin, sehingga akan memberikan ketenangan kerja bagi

karyawan, dan ketenangan berusaha bagi pengusaha (Kansil & Kansil, 1997: 1).

2.4.2 Ruang Lingkup Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Adapun ruang lingkup jaminan sosial yang dimaksud diatur secara jelas dalam Pasal 6 Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja (Ramli, 1997: 2), sebagai berikut:

1. Jaminan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja merupakan resiko yang dihadapi oleh tenaga kerja yang melakukan pekerjaan. Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilannya yang diakibatkan oleh kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka perlu adanya jaminan kecelakaan kerja. Mengingat gangguan mental akibat kecekaan kerja sifatnya relatif, sehingga sulit ditetapkan derajat cacatnya, maka jaminan atau santunan hanya diberikan dalam hal terjadi cacat mental tetap yang mengakibatkan tenaga kerja yang bersangkutan tidak bisa bekerja lagi. Jaminan Kecelakaan Kerja memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat mulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja.

(34)

Hari tua dapat mengakibatkan terputusnya upah karena tidak mampu lagi bekerja. Akibat terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan kerisauan bagi tenaga kerja dan memperngaruhi ketenangan kerja sewaktu mereka bekerja, terutama mereka yang berpenghasilan rendah. Jaminan hari tua memberika kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan sekaligus atau berkala pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau memenuhi persyaratan tersebut. Program Jaminan Hari Tua diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua, yang iurannya ditanggung pengusaha dan tenaga kerja. Kemanfaatan Jaminan Hari Tua sebesar iuran yang terkumpul ditambah hasil pengembangan. Jaminan Hari Tua akan dikembalikan / dibayarkan sebesar iuran yang terkumpul ditambah dengan hasil pengembangannya apabila tenaga kerja telah mencapai umur 55 tahun atau mengalami cacat total tetap sehingga tidak bisa bekerja lagi atau meninggal dunia. Kemudian jika tenaga kerja mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) setelah menjadi peserta minimal 5 tahun juga akan dibayarkan iuran yang terkumpul.

3. Program Jaminan Kematian

(35)

4. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, sehingga dapat melaksanakan tugas sebaikbaiknya dan meruapakan upaya kesehatan di bidang penyembuhan (kuratif). Oleh karena penyembuhan memerlukan dana yang tidak sedikit dan memberatkan jika dibebankan pada perseorangan, maka sudah selayaknya diupayakan penanggulangan kemampuan masyarakat melalui program Jamsostek (Ramli, 1997: 2).

Disamping itu pengusaha tetap berkewajiban mengadakan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yang meliputi upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif). Dengan demikian diharapkan tercapainya derajat kesehatan tenaga kerja yang optimal sebagai potensi yang produktif bagi pembangunan. Jaminan kesehatan selain untuk tenaga kerja yang bersangkutan juga untuk keluarganya. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bersifat dasar diberikan kepada tenaga kerja dan keluarga maksimum dengan 3 orang anak (Ramli, 1997: 3 ).

2.4.3 Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(36)

wewenang penyelengggaraan program tersebut kepada badan penyelenggara yang ditunjuk itu, yakni Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dibentuk oleh undang-undang yang berlaku. BUMN ini bertugas melaksanakan fungsinya dengan mengutamakan pelayanan kepada peserta dalam peningkatan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja beserta keluarganya (Wahab, 2001: 146).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1995 tentang penetapan badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja, telah ditetapkan perusahaan perseroan PT Jamsostek (sebelumnya bernama PT Asuransi Sosial Tenaga Kerja disingkat PT Astek) sebagai badan penyelenggara tunggal program Jamsostek yang mempunyai tugas, yaitu:

1. Mengadministrasikan kepesertaan jaminan hari tua (JHT) dan menginvestasikan dana iuran jaminan hari tua (JHT).

2. Bertindak sebagai perusahaan asuransi jiwa yang mengelola program jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan kematian (JKM), dan jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) (Wahab, 2001: 146).

Walaupun PT Jamsostek bertindak sebgai perusahaan asuransi jiwa, namun PT Jamsostek tidak tunduk pada Undang-undang Nomor 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian. Sebagai dasar hukum dari penyelenggaraan program Jamsostek adalah:

1. Undang-undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(37)

3. Peraturan Pemerintah nomor 36 tahun 1995 tentang Penetapan badan penyelenggara program jamsostek.

4. Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 1996 tentang pengelolaan dan investasi dana program Jamsostek.

5. Peraturan Pemerintah nomor 45 tahun 1997 tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 28 tahun 1996 tentang pengelolaan dan investasi dana program Jamsostek (Wahab, 2001: 147).

Pada dasarnya program Jamsostek sebagaimana diatur dalam Undang-undang nomor 3 tahun 1992, telah mengandung program-program jaminan social yang secara umum dipersyaratkan dalam Konvensi International Labour Organization (ILO) nomor 102 tahun 1992 tentanng jaminan sosial (minimum standard). Program jaminan sosial yang ditetapkan konvensi ILO yang tidak diliput oleh undang-undang nomor 3 tahun 1992 adalah tunjangan pengangguran dan tunjangan keluarga (Wahab, 2001: 148).

2.4.4 Kepesertaan

Berdasarkan pasal 3 UU nomor 3 tahun 1992 tentang Jamsostek dan pasal 117 UU nomor 25 tahun 1997 tentang ketegakerjaan, setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja. Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang, atau membayar upah paling sedikit Rp. 1.000.000 sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program Jamsostek (Zulaini, 2001: 145).

(38)

2.4.5 Iuran, Besarnya Jaminan, dan Tata Cara Pembayaran

Iuran jaminan kecelakaan kerja, iuran jaminan kematian, dan iuran jaminan pemeliharaan kesehatan ditanggung oleh pengusaha. Kecelakaan kerja pada dasarnya merupakan suatu resiko yang seharusnya menjadi tanggung jawab pengusaha. Oleh karena itu, pembiayaan program ini sepenuhnya ditanggung oleh pengusaha, sedangkan Jamsostek lebih menekankan kepada aspek kemanusiaan, dimana pengusaha perlu memperhatikan nasib para pekerja dan keluarganya (Kansil & Kansil, 1997: 43).

Pada pasal 20 tentang ketentuan – ketentuan Jamsostek dikatakan “ iuran jaminan hari tua ditanggung oleh pengusaha dan tenaga kerja”, sedangkan pada pasal 21 dikatakan “ besarnya iuran, tata cara, syarat prmbayaran, besarnya denda, dan bentuk iuran program jaminan social tenaga kerja ditetapkan dengan peraturan pemerintah”. Selanjutnya pasal 22 menegaskan:

a. Pengusaha wajib membayar iuran dan melakukan pemungutan iuran yang menjadi kewajiban tenaga kerja melalui pemotongan upah tenaga kerja serta membayarkan kepada Badan Penyelanggara dalam waktu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

(39)

yang ditentukan, dapat diwajibkan membayar tambahan persentase pembayaran yang diperhitungkan dengan keterlambatannya (Kansil & Kansil, 1997: 44).

Selanjutnya, besarnya iuran program jaminan sosial tenaga kerja menurut PP Nomor 14 Tahun 1993 pada bab 3 pasal 9 adalah sebagai berikut ( Kansil dan Kansil, 1997: 48):

Ayat 1: Besarnya iuran program jaminan sosial tenaga kerja adalah sebagai berikut:

a. Jaminan Kecelakaan Kerja yang perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis usaha, sebagai berikut:

Kelompok I : 0,24% dari upah sebulan; Kelompok II : 0,54% dari upah sebulan; Kelompok III : 0,89% dari upah sebulan; Kelompok IV : 1,27% dari upah sebulan; Kelompok V : 1,74% dari upah sebulan; b. Jaminan hari tua, sebesar 5,70% dari upah sebulan; c. Jaminan kematian, sebesar 0,30% dari upah sebulan;

d. Jaminan pemeliharaan kesehatan, sebesar 6% dari upah sebulan bagi tenaga kerja yang sudah berkeluarga, dan 3% dari upah sebulan bagi tenaga kerja yang belum berkeluarga.

Ayat 2: Iuran jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan pemeliharaan kesehatan ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha.

(40)

Ayat 4: Dasar perhitungan iuran jaminan pemeliharaan kesehatan dari upah sebulan sebagaimana di maksud dalam ayat (1) huruf d, setinggi-tingginya Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).

Sedangkan untuk Pembayaran Iuran juga diatur dalam PP Nomor 14 Tahun 1993 pada bab 3 pasal 10:

1. Iuran lanjutan wajib dibayar perusahaan setiap bulan paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya, dengan melampirkan Formulir Jamsostek 2 bila tidak terjadi perubahan upah dan jumlah tenaga kerja maupun tertanggung peserta JPK. Formulir Jamsostek 2 dan Formulir Jamsostek 2a serta Formulir Jamsostek pendukung lainnya bila terjadi perubahan upah, tenaga kerja maupun tertanggung peserta JPK.

2. PT Jamsostek (Persero) wajib memberitahukan atau mengingatkan perusahaan secara tertulis, paling lambat 7 (tujuh) hari setelah :

- Batas akhir pembayaran iuran bagi perusahaan belum memenuhi kewajibannya.

- Perusahaan membayar iuran, tetapi terdapat kekurangan atau kelebihan iuran.

3. Pengusaha wajib menyelesaikan kekurangan atau kelebihan iuran dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah diterimanya pemberitahuan dari PT Jamsostek (Persero), selambat-lambatnya bersamaan dengan pembayaran iuran bulan berikutnya.

(41)

5. Iuran Jaminan Hari Tua dan hasil pengembangannya baru dapat dirinci dan dihitung serta dimasukkan dalam akun individu masing-masing peserta setelah iuran yang dibayarkan jumlahnya/ besarnya sama dengan rincian iuran tenaga kerja (Formulir Jamsostek 2a).

6. Iuran dan atau kekurangan iuran yang belum dibayarkan oleh perusahaan dikenakan denda sesuai ketentuan yang berlaku dan merupakan piutang PT Jamsostek (Persero) kepada perusahaan yang bersangkutan.

Dalam hal pengusaha menunggak iuran 1 (satu) bulan maka :

1. Pengusaha wajib membayar terlebih dahulu jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian yang menjadi hak tenaga kerja.

2. Pengusaha wajib memberikan terlebih dahulu pelayanan pemeliharaan kesehatan kepada tenaga kerja.

3. Badan Penyelenggara akan mengganti jaminan yang menjadi hak tenaga kerja kepada pengusaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku setelah pengusaha membayar seluruh tunggakan iuran beserta dendanya.

4. Permintaan penggantian jaminan yang menjadi hak tenaga kerja oleh pengusaha kepada Badan Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu), tidak boleh melebihi jangka waktu 3 (tiga) bulan.

5. Badan Penyelenggara wajib membayar penggantian jaminan sebagaimana dimaksud pada angka 4 (empat) paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak dokumen pendukung dinyatakan lengkap.

2.5Kerangka Pemikiran

(42)

asuransi sosial. Pentingnya suatu jaminan kerja kepada para karyawan sangatlah mempengaruhi produktifitas suatu perusahaan. Betapa tidak, karyawan akan merasa aman dan nyaman serta terjamin jika dilindungi oleh jaminan-jaminan yang ada disuatu perusahaan. Sebagai badan penyelenggara PT. Jamsostek memiliki ruang lingkup jaminan sosial sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992 pasal 6 ayat 1 yaitu jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pemeliharaan kesehatan. Keberhasilan suatu program tentu saja tak lepas dari pelaksanaan suatu program tersebut.

Dalam hal ini PT. Citra Baru Commercial Medan juga perlu memahami pentingnya Jamsostek di Perusahaan dan serius menanggapi persoalan ini. PT. Citra Baru Commercial Medan yang telah mengikutsertakan seluruh karyawannya dalam kepesertaan Jamsostek, dan tentunya juga memiliki tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan program yang diselenggarakan oleh PT. Jamsostek. Tujuannya adalah agar dapat diketahui sejauh mana PT. Jamsostek memberikan perlindungan bagi karyawan PT. Citra Baru Commercial Medan dan dimaksudkan dapat menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan kedepannya.

(43)

peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia, tercapainya tujuan untuk memberikan santunan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia.

Gambar I

Bagan Alur Pemikiran

---

PT. Citra Baru Commercial Medan

Evaluasi Pelaksanaan Program Jamsostek:

Jaminan Kecelakaan Kerja

Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan

Jaminan Hari Tua

Jaminan Kematian

PT. Jamsostek

Karyawan PT. Citra Baru Commercial Medan

Indikator Keberhasilan :

 Santunan uang tunai kecelakaan dan

penyakit akibat bekerja

 Menjamin pelayanan kesehatan yang

promotif, kuratif, dan rehabilitative

 Peserta menerima uang tunai hari tua

 Mendapatkan santunan kematian

(44)

2.6 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.6.1 Defenisi Konsep

Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena sosial, yang harus dipahami untuk memahami kerangka acuan dalam sebuah penelitian. Defenisi konsep adalah perumusan gejala atau permasalahan yang akan diteliti (Bungin, 2001: 40 & 57). Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah yang digunakan secara mendasar tentang apa yang akan diteliti serta menghindari pemahaman yang salah yang dapat mengaburkan tujuan dari penelitian. Adapun yang menjadi defenisi konsep yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Evaluasi adalah proses penilaian untuk menentukan sampai sejauh mana tujuan dapat dicapai.

2. Program adalah cara yang disusun secara sistematis yang disahkan untuk mencapai tujuan. Program merupakan pengorganisasian rencana agar lebih mudah untuk dioperasionalkan dalam pelaksanaan di lapangan.

3. Jamsostek merupakan program pemerintah yang bertujuan memberi perlindungan terhadap tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti dari sebagian penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat dari peristiwa atau keadaan yang dialami tenaga kerja seperti kecelakaan kerja, sakit, hamil, hari tua dan meninggal dunia.

(45)

badan hukum, baik milik Negara yang mempekerjakan pekerja dengan mebayar upah atau imbalan dalam bentuk lain

5. Karyawan adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja pada pengusaha sebagai pemberi kerja dengan menerima upah serta jaminan sosial yang wajar.

2.6.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang merupakan petujuk tentang bagaimana suatu variabel diukur (Singarimbun, 1997: 23). Bertujuan untuk memudahkan dalam melaksanakan penelitian dilapangan, maka perlu operasionalisasi dari konsep-konsep yang digunakan, bertujuan untuk menggambarkan prilaku atau gejala yang dapat diamati dengan kata-kata yang dapat diuji dan diketahui kebenarannya. Adapun yang akan menjadi defenisi operasionalnya adalah:

1. Jaminan Kecelakaan Kerja adalah Program yang memberikan kompensasi

dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat

mulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita

penyakit akibat hubungan kerja.

2. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan adalah Program yang memberikan dan

mengadakan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yang meliputi upaya

peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif),

dan pemulihan (rehabilitatif)

3. Jaminan Hari Tua adalah Program yang memberikan kepastian

penerimaan penghasilan yang dibayarkan sekaligus atau berkala pada saat

tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau memenuhi persyaratan tersebut.

(46)

4. Jaminan Kematian adalah upaya meringankan beban keluarga baik dalam

bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang. Jaminan

Kematian dibayarkan kepada ahli waris tenaga kerja dari peserta yang

meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja, sebagai tambahan bagi

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian Deskriptif Evaluatif yang bersifat summatif dimana biasanya dilaksanakan pada akhir program untuk mengukur apakah tujuan program tersebut tercapai. (Singarimbun:1989: 5). Evaluasi yang digunakan melalui pendekatan purposive, yakni mengkaji objek penelitian berdasarkan pertimbangan atau penilaian tetang pengambilan suatu data dari responden tertentu

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT. Citra Baru Commercial Medan. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang melaksanakan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

(48)

3.3.2 Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah wakil dari populasi yang dianggap representatif atau memenuhi syarat untuk menggambarkan keselururahan dari populasi yang diwakilinya. Sampel dalam penelitian ini adalah semua karyawan PT. Citra Baru Commersial sekaligus menjadi peserta jamsostek yang telah mendapatkan dan menggunakan fasilitas jamsostek. Setelah mendapatkan data peserta yang pernah menggunakan fasilitas jamsostek dari pra survei, jumlahnya adalah 10% dari jumlah populasi, yaitu 15% dari 174 karyawan dengan peserta yang tertentu dan jumlahnya 26 peserta. Oleh sebab itu, penarikan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1. Teknik pengumpulan data sekunder

Dengan cara Studi Kepustakaan yakni Teknik pengumpulan data yang

menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, surat

kabar, majalah, jurnal, blog, ataupun tulisan lain yang relevansi terhadap

penelitian.

3.4.2 Teknik Pengumpulan data primer

Dengan cara Studi Lapangan yakni Pengumpulan data yang di peroleh

melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lapangan melalui teknik :

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk

(49)

b. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan

secara tatap muka dengan responden yang bertujuan untuk melengkapi

data yang diperoleh.

3.5 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data Kuantitatif,

ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapangan yang

bersifat tanggapan dan pandangan terhadap pelaksanaan program dengan

pendekatan purposive. Beberapa tahap analisis yang digunakan, yaitu tahap yang

membandingkan kejadian yang dapat diterapkan pada tiap kategori, tahap

memadukan kategori beserta ciri-ciri nya, tahap membatasi lingkup jenis kategori

(50)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya Lembaga (Perusahaan)

Grand Palladium Mall atau PT. Citra Baru Commercial Medan mulai dibangun tahun awal 2003. Kemudian sampai pada tahun 2005 bagunan siap untuk dilaunching. Pada tanggal 2 Desember 2005, Grand Palladium Mall sah dibuka (opening). Terdiri dari 10 lantai, yaitu basement, under ground, ground, upper ground, lantai 1, lantai 2, lantai 3, P1, P2, P3 dan P4 (Hotel Arya Duta).

Yang menjadi tenant besar ( mitra ) di Grand Palladium Mall diantaranya Matahari Departmen Store, Toko Buku Gramedia, Hypermart, Bioskop 21 dan banyak tenant lain yang mengisi 1347 unit kios di Grand Palladium tersebut. Untuk pusat Administrasinya berada dilantai P1.

Yang melatarbelakangi berdirinya Grand Palladium Mall atau PT. Citra Baru Commercial Medan ini adalah diantaranya jika dikaitkan dalam hal kesejahteraan sosial yakni agfar dapat membuka lapangan pekerjaan lebih luas lagi. Dalam hal ini Grand Palladium Mall tersebut telah mempekerjakan lebih dari 100 orang karyawan.

Grand Palladium Mall ini adalah salah satu mall yang berada dibawah naungan The Village Mall (Lippo Mall) yang pada notabennya di Medan terdapat 4 Mall, yaitu Grand Palladium Mall, Sun Plaza, Plaza Medan Fair, Binjai Super Mall.

(51)

1. Memberikan kesempatan lapangan pekerjaan terhadap masyarakat sekitar

yang membutuhkan pekerjaan yang sesuai mengingat banyaknya

pengangguran di Indonesia. Sehingga Grand Palladium Mall setidaknya sedikit

sudah membantu pemerintah dalam hal pengurangan tingkat pengangguran.

2. Memberikan perlindungan bagi karyawan-karyawati dengan mengikuti

program Jamsostek.

3. Memudahkan akses masyarakat setempat untuk berbelanja.

4. Ikut serta mewujudkan Kota Medan yang Metropolitan.

B. Letak dan Kedudukan Perusahaan

a. Letak PT. Citra Baru Commercial Medan (Grand Palladium

Mall)

Letaknya di Grand Palladium Mall, Jalan Kapten Maulana Lubis no.8 Medan. Untuk tempat administrasinya berada di lantai P1.

b. Kedudukan PT. Citra Baru Commercial Medan

PT. Citra Baru Commercial Medan merupakan sebuah perusahaan non

pemerintah yang disahkan pada tanggal 5 Desember 2005. Perusahaan yang

bergerak dalam hal ekonomi dengan notaben profit.

C. Visi dan Misi Perusahaan

Visi

Menjadikan Grand Palladium Mall sebagai tempat perbelanjaan dan sarana hiburan terbaik bagi masyarakat Medan dan sekitarnya.

(52)

b. Brand awareness

c. Occupancy Rate serta Revenue dengan bekerja dan bersinergi secara

professional bagi seluruh stakeholder.

D. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi menunjukkan dan menggambarkan kerangka dan sususan perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggungjawab para staf-staf dalam suatu oraganisasi perusahaan.

Tujuan utama penyusunan struktur organisasi adalah untuk mengkoordinir baik itu kegiatan fisik maupun kegiatan non fisik yang diarahkan pada pencapaian tujuan perusahaan. Adapun bentuk struktur organisasi PT. Citra Baru Commercial Medan, seperti yang berikut:

E. Program-Program yang Pernah Dilakukan

Adapun program-program yang pernah dilaksanakan di Grand Palladium Mall selain program wajib seperti jamsostek adalah sebagai berikut:

1. Program Seminar Pengembangan per triwulan untuk para tenant.

2. Program lomba kreasi anak secara rutin setiap beberapa bulan, dengan

maksud agar pengunjung ramai. Target pengunjung adalah ibu-ibu yang

(53)

3. Program acara pemerintahan. Dalam hal ini bekerjasama dengan

pemerintah Kota Medan, untuk melaksanakan acara-acara pemerintahan

di Atrium Grand Palladium Mall.

4. Program gratis sewa untuk tenant foodcourt selama 6 bulan pertama.

F. Hubungan Perusahaan dengan Masyarakat Sekitar dan Lembaga Lainnya

Hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitar adalah baik. Dimana setidaknya banyak hal-hal positif yang dilakukan untuk masyarakat. Misalnya perekrutan karyawan, diutamakan untuk masyarakat terdekat, selain untuk kesejahteraan masyarakat sekitar, juga untuk mengefesienkan waktu untuk berangkat kerja karena jarak dekat. Kemudian adanya acara-acara positif yang sering dilakukan di PT. Citra Baru Commercial Medan dengan mengundang tokoh-tokoh masyarakt sekitar.

Hubungan dengan perusahaan lain juga dilakukan oleh PT. Citra Baru Commercial Medan. Hubungan yang dijalin oleh PT. Citra Baru Commercial Medan kepada perusahaan-perusahaan, diantaranya:

a. Pemerintah Kota Medan

b. PT. Sena Perkasa Indonesia

c. PT. Bersih Indah Nusantara

d. PLN Persero

e. Telkom

(54)

BAB V

ANALISIS DATA

Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa data, dimana data tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui wawancara dengan menggunakan kuesioiner. Kuesioner tersebut disebarkan kepada peserta jamsostek Grand Palladium Mall yang pernah menggunakan fasilitas jamsostek tersebut.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik analisis data dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan angket atau kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran angket/kuesioner diperoleh data tentang latar belakang responden.

5.1 Identitas Responden

Data mengenai identitas responden yang disajikan terdiri dari : jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan status perkawinan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 5.1

Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

NO Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 2

Laki-Laki Perempuan

14 12

53,8% 46,2%

Jumlah 26 100%

(55)

Berdasarkan jumlah hasil kuisioner diatas dapat dilihat bahwa berjenis kelamin laki-laki berjumlah 14 orang (53,8%). Kemudian diikuti dengan responden berjenis kelamin perempuan yang berjumlah 12 orang (46,2%). Dapat ditarik kesimpulan mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 14 orang dari 26 responden yang sudah ditentukan.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir

NO Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

Sumber : Data Kuisioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat di jelaskan responden yang memiliki pendidikan terakhir tamat pada diploma berjumlah 3 orang (11,5%), selanjutnya memiliki pendidikan terakhir tamat sarjana berjumlah 6 orang (23%), kemudian pendidikan terakhir tamat SLTA berjumlah 17 orang (63%), sedangkan pada pendidikan tamat pascasarjana, tamat SD dan tamat SLTP tidak memiliki responden.

(56)

terjadi sekarang adalah masyarakat Indonesia khususnya pekerja dan para pencari kerja memiliki pendidikan yang rendah dan tidak memiliki keahlian atau keterampilan khusus untuk mendukung pekerjaannya sehingga dalam dunia kerja tidak heran jika pekerjaan hanya mampu menjadi pekerjaa rendahan yang selalu mendapatkan posisi yang lemah.

Tabel 5.3

Distribusi Responden Menurut Status Perkawinan

NO Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1 2

Belum Menikah Menikah

19 7

73% 26,9%

Jumlah 26 100%

Sumber : Data Kuisioner Penelitian 2011

Berdasarkan table diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang memiliki status perkawinan menikah berjumlah 7 orang (26,9%), selanjutnya yang belum menikah berjumlah 19 orang (73%), sedangkan tidak ada responden yang memiliki status perkawinan janda dan duda.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden memiliki status perkawinan belum menikah yang berjumlah 19 orang (73%). Hasil observasi peneliti mereka yang belum menikah umumnya tinggal dengan orang tua dan mengontarak rumah/kost.

5.2 Sosialisasi Program Jamsostek

Tabel 5.4

(57)

NO Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Perusahan Tempat Bekerja 21 80,7%

2 Teman Kerja 5 19,2%

Jumlah 26 100%

Sumber : Data Kuisioner Penelitian 2011

Berdasarkan table diatas dapat dijelaskan bahwa sumber informasi

responden dalam program jamsostek pada teman berkerja berjumlah 5 orang

(19,2%), selanjutnya pada perusahaan tempat bekerja berjumlah 21 orang (80,7%)

sedangkan tidak terdapat sumber informasi pada tempat yang lain.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden

mendapatkan informasi tentang program jamsostek yang pertama kalinya adalah

dari perusahaan tempat bekerja berjumlah 21 orang (80,7%). Para karyawan

mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program jamsostek yang dijelaskan

oleh perusahaan tempat bekerja setelah resmi menjadi pegawai di perusahaan

tersebut. Walaupun begitu tidak semua karyawan mendapatkan informasi dari

perusahaan tersebut melainkan informasi tentang program jamsostek didapatkan

dari teman yang sebelumnya sudah bekerja di perusahaan.

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Informasi Jamsostek dalam Bekerja

(58)

1 2 3

Sejak di Terima Bekerja Selama Masa Percobaan

Sumber : Kuisioner Penelitian 2011

Berdasarkan table diatas dapat dijelaskan bahwa responden menerima informasi tentang program jamsostek dari tempat perusahaan bekerja sejak di terima bekerja berjumlah 16 orang (61,5%), selanjutnya selama masa percobaan berjumlah 7 orang (26,9%) sedangkan melampaui masa percobaan berjumlah 3 orang (11,5%).

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas karyawan mendapatkan informasi tentang program jamsostek pada tempat bekerja tersebut pada saat sejak di terima bekerja berjumlah 16 orang (61,5%). Adapun pada waktu setelah melampau masa percobaan sekitar tiga bulan dan juga sekitar 12 bulan dari masa percobaan tempat bekerja.

Tabel 5.6

Distribusi Responden Pemahaman Umum Program Jamsostek

NO Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

(59)

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat pemahaman umum responden tentang program jamsostek pada tingkatan tidak memahami berjumlah 3 orang (11,5%), selanjutnya pada tingkat pemahaman kurang memahami berjumlah 10 orang (38,4%), kemudian tingkat pemahaman dengan baik berjumlah 13 orang (50%)

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pemahaman umum program jamsostek dengan baik berjumlah 13 orang (50%). Responden sadar dengan resiko pekerjaan yang mereka hadapi suatu saat bisa saja terjadi. Apalagi pada kecelakaan kerja bukan tidak mungkin mengancam keselamatan mereka serta status mereka yang menjadi karyawan kontrak menyebabkan tidak adanya system pensiun dan apabila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan, meninggal dunia mereka akan merasa aman, tenang dan juga tentram dengan adanya program jamostek.Walaupun demikian beberapa responden menyatakan kurang memahami tentang program jamsostek tersebut dikarenakan program tersebut langsung diurus oleh perusahaan tempat bekerja sehingga sosialisasi tidak begitu didapatkan oleh pihak karyawan.

Tabel 5.7

Distribusi Responden Tentang Media Informasi Sosialisasi Jamsostek

Gambar

Gambar I Bagan Alur Pemikiran
Tabel 5.3
Tabel 5.5
Tabel 5.6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Deteksi Bakteri Escherichia Coli SEROTIPE 0157 Pada Daging Dari Pedagang Daging Babi di Kota Denpasar.Denpasar : Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.. Andi,

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Bahkan dalam tugasnya terintegrasikan dengan tugas guru menjadikan peserta didik benar-benar menguasai materi pelajaran yang diajarkan (Depdikbud, 2013, hlm. Dalam pencapaian

Download Ribuan Bank Soal Matematika di :

[r]

Sehubungan dengan telah dilaksanakan Evaluasi Penawaran dari perusahaan yang saudara pimpin, maka dengan ini kami mengundang saudara dalam kegiatan Pembuktian

45 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 46 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 47 UNIVERSITAS PATTIMURA 48 UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 49 POLITEKNIK NEGERI MALANG 50 UNIVERSITAS CENDERAWASIH 51

17.08/ULP-BMU/BRG/E.PROC/IX/2016 Tanggal 23 September 2016 Maka Bersama ini disampaikan calon pemenang untuk paket pekerjaan tersebut adalah :. Rp