• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Sistem Pengontrolan dan Pengamanan Kebocoran LPG Berbasis Mikrokontroler ATMega32 dengan Menggunakan Media Informasi SMS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Rancangan Sistem Pengontrolan dan Pengamanan Kebocoran LPG Berbasis Mikrokontroler ATMega32 dengan Menggunakan Media Informasi SMS"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN SISTEM PENGONTROLAN DAN PENGAMANAN

KEBOCORAN LPG BERBASIS MIKROKONTROLER

ATMEGA32 DENGAN MENGGUNAKAN

MEDIA INFORMASI SMS

SKRIPSI

ZIKRI NOER

110801049

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

RANCANGAN SISTEM PENGONTROLAN DAN PENGAMANAN

KEBOCORAN LPG BERBASIS MIKROKONTROLER

ATMEGA32 DENGAN MENGGUNAKAN

MEDIA INFORMASI SMS

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai

gelar Sarjana Sains

ZIKRI NOER

110801049

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

i

PERSETUJUAN

Judul : Rancangan Sistem Pengontrolan dan Pengamanan Kebocoran LPG Berbasis Mikrokontroler ATMega32 dengan Menggunakan Media Informasi SMS

Kategori : Skripsi

Nama : Zikri Noer

Nomor Induk Mahasiswa : 110801049

Program Studi : Sarjana (S1) Fisika

Departemen : Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Mei 2015 Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2, Pembimbing 1,

Drs. Takdir Tamba, M. Eng, Sc DR. Bisman Perangin-angin, M. Eng, Sc NIP: 196006031986011002 NIP: 195609181985031002

Diketahui/Disetujui oleh

Ketua Departemen Fisika FMIPA USU

(4)

ii

PERNYATAAN

RANCANGAN SISTEM PENGONTROLAN DAN PENGAMANAN KEBOCORAN LPG BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA INFORMASI SMS

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2015

(5)

iii

PENGHARGAAN

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang Maha Pengasih lagi

Maha Penyayang yang berkat rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Rancangan Sitem Pengontrolan dan Pengamanan Kebocoran LPG Berbasis Mikrokontroler ATMega32 dengan Menggunakan Media Informasi SMS yang dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Fisika USU. Shalawat serta salam Allah limpahkan kepada Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam serta kepada Kelurga dan para Sahabatnya.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sains pada Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara (FMIPA-USU)

2. Bapak Dr. Marhaposan Situmorang., selaku ketua Departemen dan bapak Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc., selaku sekretaris Departemen Fisika S1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara (FMIPA-USU)

3. Bapak Dr. Bisman Perangin-angin, M. Eng, Sc., sebagai dosen pembimbing pertama yang telah berkontribusi dalam meluangkan waktu, memberikan masukan-masukan, pemikirannya dalam membahas hasil penelitian ini, serta ilmu yang telah diberikan kepada saya kuliah yakni Elektronika Dasar, Sistem Digital, Jaringan Komputer dan Akuisisi Data yang diaplikasikan dalam penelitian ini.

4. Bapak Drs. Takdir Tamba, M. Eng, Sc., sebagai dosen pembimbing kedua yang turut meluangkan waktu, menuangkan pemikirannya dalam membahas hasil penelitian ini serta ilmu yang telah diberikan semasa kuliah tentang Bahasa Assembly dan Jaringan Komputer yang juga diaplikasikan dalam penelitian ini.

(6)

iv

Ilham Noerzahri dan Muhammad Hafiz Noer, serta keponakan Umair Al-Harits dan Rumaizha Hanifah yang selalu menghibur dan mengisi hari-hari saya dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Tulus Ikhsan Nasution, M.Sc., Bapak Ir. Tono Heri, Abangda Oki Handinata, S.Si., Maizal Isnen, S.Si., Muhammad Fathurrahman, A.Md., Kak Pepi Ernawati, S.E., Kak Melly Frizha Nasution, M.Si., Muhammad Iqbal, Muhammad Balyan atas bimbingannya menyelesaikan penelitian ini.

7. Oktia Kiki Triana yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam penulisan skripsi ini, abangda Gunawan Syahputra, Irhami Hasballah, S.T., Hasnani Hasballah, S.Psi., Harlina Hasballah yang banyak memberikan motivasi dan pelajaran-pelajaran berharga kepada saya.

8. Teman-teman yang menemani saya selama hampir 4 tahun di jurusan fisika Bambang Herdiansyah, Khairuddin, Adimas Agung, Fauzi Handoko, Tirto Adhiatma Syahid, Darma Juliandri, Fahmi Ilham, Ichsan Handinata, Shelly Maharani, Suci Purnama Sari, Khairani Nasution, Kartika Sari, Meilia Krisanti, Yuni Aulia Ummi, Deanita Deslia Sari, Dhina Haderani, Fakhrunniza, Wulan Tari, Sri Juliyanti JM, kak Annisa Fitri, kak Tiara, kak Nur Habibah, kak Zulniati.

9. Asisten Laboratorium Fisika Dasar (LIDA USU) angkatan 2012 & 2013 Roby, Adin, Halim, Ari, Rudi, Gias, Eva, Dina, Hardi, Yosatria, Muzakky, Siti Rahma, Miska, Roza, Fitri, Nur Rahma, Yara, Widya, Mona.

10. Tim Lajnah Dakwah Medan, kru Rasyaad TV, kru radio streaming Kajian Online Medan, tim Safari Dakwah UB, Medan Moslem Fighting Club Aikido, Ustadz Ali Nur, Ustadz Abu Ihsan Al-atsary, Ustadz Abdul Fattah,

Ustadz Abu ‘Aliyah, Pak Tono, Bapak Mayor Dafri, Bang Dolly, Bang

Teguh, Bang Ulung, Bang Bagus, Yusuf, Murtado, Azhar yang setia memberikan semangat diluar kegiatan kampus.

11. Sahabat seperjuangan di Departemen Fisika serta seluruh teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terimakasih atas saran dan dukungannya.

Akhirnya ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan dan doanya, apabila ada kesalahan dan kekurangan pada penulisan skripsi ini kepada Allah saya mohon ampun dan kepada pembaca saya mohon maaf, semoga tulisan ini mampu menjadi sumber ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dan penelitian di Indonesia.

Medan, Mei 2015 Penulis

(7)

v

RANCANGAN SISTEM PENGONTROLAN DAN PENGAMANAN KEBOCORAN LPG BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA INFORMASI SMS

ABSTRAK

Telah dirancang sistem pengontrolan dan pengamanan kebocoran LPG berbasis mikrokontroler ATMega32 dengan menggunakan media informasi sms sebagai komunikasi jarak jauh dua arah. Untuk mencegah terjadinya kebakaran atas kebocoran gas yang terjadi, solenoid valve yang telah di program dalam sistem secara otomatis akan menutup aliran gas. Kontrol melalui SMS akan memerintahkan sistem untuk mematikan buzzer dan mengaktifkan kipas sampai konsentrasi gas dibawah 800 ppm. Alat ini menggunakan mikrokontroler ATMega32 sebagai pengolah data dari rangkaian DT-Sense LPG sensor MQ-6. Komunikasi yang dilakukan sistem mnggunakan RS-232 yang terintegrasi dengan modul GSM Wavecom Fastrack M1306b yang berupa pengiriman dan penerimaan SMS. Berdasarkan hasil pengujian, sistem yang merespon kebocoran gas menunjukkan nilai maksimum pembacaan sensor sebesar ±3500 ppm dan ketika tidak terdapat kebocoran gas sistem menunjukkan nilai minimum 500 ppm. Untuk mencapai pembacaan konsentrasi gas yang stabil, DT-Sense LPG sensor MQ-6 membutuhkan waktu selama ±90 sekon. Dengan mengaktifkan kipas, waktu yang diperlukan untuk kembali ke keadaan normal setelah terjadi kebocoran adalah ± 400 sekon.

(8)

vi

DESIGN OF CONTROL AND SCURITY SYSTEM OF LPG-GAS LEAKAGE BASED ON ATMEGA32 MICROCONTROLLER WITH

SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) AS INFORMATION MEDIA

ABSTRACT

A research has been designed of the control and scurity system of LPG-Gas leakage based on ATMega32 microcontroller with short message services (SMS) media as dual direction and long distance communication. To preventing the fire of gas leakage, programmed solenoid valve in the system would be blocking the gas flow automatically. A control by SMS would command the system to turning off the buzzer and actifying the fan until the gas consentration reduce to under 800 ppm. The equipment used ATMega32 microcontroller as data processor of DT-Sense LPG sensor MQ-6 circuit. The communication method of the electronics system used RS-232 integrated with GSM Wavecom Fastrack M1306b module to sending and receiving the instructuion by SMS. Base on testing result, the system which detected the leakage of gas showed the maximum value of sensor reading for ±3500 ppm and without gas leakage showed minimum value i.e. 500 ppm. To reaching the stable reading of gas consentration, DT-Sense LPG sensor MQ-6 needed ±90 second. By actifying the fan, time used to recovery in normal condition after the leakage were ± 400 second.

(9)

vii

2.3.1. Mikrokontroler ATMega32 ... 10

2.3.2. Konfigurasi PIN ATMega32 ... 12

2.3.3. Port-port ATMega32 & Fungsinya ... 13

2.3.3.1. Port A ... 13

(10)

viii

2.5. MAX/HIN/RS-232 ... 17

2.6. Liquid Crystal Display (LCD) ... 18

2.7. Relay ... 19

2.8. Perangkat tanda peringatan suara (Buzzer) ... 20

2.9. Solenoid Valve ... 20

2.10. AT-Command ... 21

BAB 3 Metode Penelitian 3.1. Diagram Blok ... 22

3.2. Rangkaian Mikrokontroler ATMega32 ... 23

3.3. Modul Sensor Gas MQ-6 ... 24

3.4. Display LCD ... 25

3.5. Rangkaian RS-232 ... 26

3.6. Modul GSM ... 26

3.7. Rangkaian Driver Relay Kipas DC ... 28

3.8. Rangkaian Driver Relay Solenoid Valve ... 29

3.9. Rangkaian Buzzer ... 30

3.10. Diagram Alir Pemrograman ... 31

3.11. Skematik Rangkaian Keseluruhan Sistem ... 33

BAB 4 Hasil dan Pembahasan 4.1. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega32 ... 34

4.2. Pengujian Sensor Gas LPG MQ-6 ... 35

4.3. Pengujian Rangkaian LCD ... 37

4.4. Pengujian Rangkaian RS-232 ... 39

4.5. Pengujian Modul GSM Wavecom Fastrack M1306b ... 40

4.5.1. Pengujian Transmitter pada Modul GSM ... 42

4.5.2. Penguian Receiver pada Modul GSM ... 43

4.6. Pengujian Rangkaian Driver Relay Kipas DC ... 44

4.7. Pengujian Rangkaian Driver Relay Solenoid Valve ... 45

4.8. Pengujian Rangkaian Buzzer ... 46

4.9. Pengujian Alat Secara Keseluruhan ... 47

BAB 5 Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan ... 50

5.2. Saran ... 50

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel

2.1. Komponen sensor gas MQ-6 ... 6

2.2. Fungsi pin-pin port B ... 13

2.3. Fungsi pin-pin port C ... 14

2.4. Fungsi pin-pin port D ... 14

2.5. Jenis perintah AT-Command ... 21

4.1. Nilai pembacaan keberadaan gas ... 35

4.2. Data pemanasan sensor ... 36

(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

2.1. (a) Struktur sensor gas MQ-6, (b) Bentuk Sensor MQ-6 ... 7

2.2. Modul sensor gas MQ-6 ... 7

2.3. Blok Diagram ATMega32 ... 11

2.4. (a) Konfiguasi pin ATMega32, (b) Bentuk ATMega32 ... 12

2.5. Modul GSM Wavecom Fastrack M1306b ... 17

3.1. Diagram blok kerja sistem ... 22

3.2. Skematik sistem minimum ATMega32 ... 23

3.3. Skematik modul sensor gas MQ-6 ... 24

3.4 Skematik driver LCD 16x2 karakter ... 25

3.5. Skematik RS-232 ... 26

3.6. Skematik modem wavecom GSM Fastrack M1306b ... 27

3.7. Skematik driver relay kipas DC ... 29

3.8. Skematik driver relay solenoid valve ... 30

3.9. Skematik buzzer ... 31

3.10. Diagram alir pemrograman ... 32

3.11. Skematik rangkaian keseluruhan sistem ... 33

4.1. Tampilan software PROGISP (Ver 1.72) ... 34

4.2. Pengujian mikrokontroler menggunakan PROGISP (Ver 1.72) ... 35

4.3. Grafik pemanasan DT-Sense LPG Sensor ... 37

4.4. Display LCD 16x2 ... 38

4.5. Pengujian rangkaian driver RS-232 menggunakan Tera Term ... 40

4.6. Tampilan hasil pengujian RS-232 ... 40

4.7. Pengkoneksian Modul GSM dengan PC ... 41

4.8. Tampilan LCD saat gas bocor ... 46

4.9. Tampilan LCD saat menerima balasan SMS ... 47

(13)

11

DAFTAR SINGKATAN

A = Ampere

A/D = Analog / Digital AC = Alternating Current ADC = Analog to Digital Control

ASCII = American Standart Code for Information Interchange BBM = Bahan Bakar Minyak

Bps = Bit per Second

CISC = Complex Instruction Set Computer

CMOS = Complementary Metal Oxide Semiconductor

CO = Change Over

CPU = Central Proccesing Unit DAC = Digital to Analog Control

dB = Desible

DC = Dirrect Current

DCE = Data Communication Equipment DDR = Data Direction Register

DTE = Data Terminal Equipment

EEPROM = Electrically Erasable Programable Read-Only Memory EMI = Electromagnetic Interference

FAX = Facsimile

GND = Ground

GPRS = General Packet Radio Service

GSM = Global System for Mobile Communication HDM = High Definition Multimedia

HP = Handphone

I/O = Input / Output

I2C = Inter Integrated Circuit IC = Integrated Circuit

IDE = Integrated Development Environment IPTEK = Ilmu Pengetahuan & Teknologi ISP = In System Programming

kHz = Kilo Heartz

LCD = Liquid Crystal Display LED = Light Emitting Diode LNG = Liquified Natural Gas LPG = Liquified Petroleun Gas

mA = Mili Ampere

(14)

12 Ms = Mili Second

NC = Normally Close NO = Normally Open

PCI = Peripheral Component Interconnect Ppm = Part per Million

RAM = Random Access Memory

RISC = Reduced Instruction Set Computer ROM = Read Only Memory

RST = Reset Rx = Receiver SCL = Serial Clock SDL = Sentinel Dual

SMS = Short Massage System

SRAM = Static Random Acces Memory TOSC = Timer Oscillator

TTL = Time to Live Tx = Transmitter

UART = Universal Asynchronous Receiver-Transmitter USB = Universal Serial Bus

V = Voltage

(15)

13

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran

1. Tabel data normalisasi lemari tabung LPG dari alat ... 52

2. Tabel data normalisasi lemari tabung LPG secara teori ... 53

3. Kode program CodeVisionAVR ... 55

4. Gambar alat secara keseluruhan saat proses pengujian ... 67

(16)

v

RANCANGAN SISTEM PENGONTROLAN DAN PENGAMANAN KEBOCORAN LPG BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA INFORMASI SMS

ABSTRAK

Telah dirancang sistem pengontrolan dan pengamanan kebocoran LPG berbasis mikrokontroler ATMega32 dengan menggunakan media informasi sms sebagai komunikasi jarak jauh dua arah. Untuk mencegah terjadinya kebakaran atas kebocoran gas yang terjadi, solenoid valve yang telah di program dalam sistem secara otomatis akan menutup aliran gas. Kontrol melalui SMS akan memerintahkan sistem untuk mematikan buzzer dan mengaktifkan kipas sampai konsentrasi gas dibawah 800 ppm. Alat ini menggunakan mikrokontroler ATMega32 sebagai pengolah data dari rangkaian DT-Sense LPG sensor MQ-6. Komunikasi yang dilakukan sistem mnggunakan RS-232 yang terintegrasi dengan modul GSM Wavecom Fastrack M1306b yang berupa pengiriman dan penerimaan SMS. Berdasarkan hasil pengujian, sistem yang merespon kebocoran gas menunjukkan nilai maksimum pembacaan sensor sebesar ±3500 ppm dan ketika tidak terdapat kebocoran gas sistem menunjukkan nilai minimum 500 ppm. Untuk mencapai pembacaan konsentrasi gas yang stabil, DT-Sense LPG sensor MQ-6 membutuhkan waktu selama ±90 sekon. Dengan mengaktifkan kipas, waktu yang diperlukan untuk kembali ke keadaan normal setelah terjadi kebocoran adalah ± 400 sekon.

(17)

vi

DESIGN OF CONTROL AND SCURITY SYSTEM OF LPG-GAS LEAKAGE BASED ON ATMEGA32 MICROCONTROLLER WITH

SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) AS INFORMATION MEDIA

ABSTRACT

A research has been designed of the control and scurity system of LPG-Gas leakage based on ATMega32 microcontroller with short message services (SMS) media as dual direction and long distance communication. To preventing the fire of gas leakage, programmed solenoid valve in the system would be blocking the gas flow automatically. A control by SMS would command the system to turning off the buzzer and actifying the fan until the gas consentration reduce to under 800 ppm. The equipment used ATMega32 microcontroller as data processor of DT-Sense LPG sensor MQ-6 circuit. The communication method of the electronics system used RS-232 integrated with GSM Wavecom Fastrack M1306b module to sending and receiving the instructuion by SMS. Base on testing result, the system which detected the leakage of gas showed the maximum value of sensor reading for ±3500 ppm and without gas leakage showed minimum value i.e. 500 ppm. To reaching the stable reading of gas consentration, DT-Sense LPG sensor MQ-6 needed ±90 second. By actifying the fan, time used to recovery in normal condition after the leakage were ± 400 second.

(18)

1.1. Latar Belakang

Ketergantungan masyarakat terhadap alam seperti minyak bumi sangatlah banyak untuk keperluan sehari-hari mulai dari memasak, hingga bahan bakar minyak untuk kendaraan transportasi dan penggunaan lainnya yang terus mengalami peningkatan, sehingga menyebabkan bahan bakar fosil ini menjadi terbatas. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi dengan cepat dewasa ini berhasil menemukan energi alternatif lain yang bisa menggantikan minyak bumi dalam berbagai kebutuhan, energi alternatif tersebut dinamakan Liquefied Petroleum Gas (LPG).

Konsumen LPG bervariasi, mulai dari rumah tangga, kalangan komersial (restoran, hotel, dll) hingga industri. Elpiji merupakan merk PERTAMINA untuk LPG, yaitu gas hidrokarbon dengan kegunaan utama sebagai bahan bakar. Di Indonesia, LPG digunakan terutama sebagai bahan bakar untuk memasak, LPG telah digunakan secara luas di seluruh dunia, karena nilai panas yang tinggi, kontrol panas yang stabil dan mudah, praktis, bersih, dan tidak meninggalkan bau pada makanan.

Salah satu resiko penggunaan LPG adalah terjadinya kebocoran gas pada tabung gas yang dapat menyebabkan dampak bahaya bagi manusia dan juga makhluk hidup lainnya serta dapat menimbulkan bahaya kebakaran jika terpicu oleh api yang berada di sekitarnya. Dalam rumah tangga atau rumah produksi kecil menengah, regulator dan selang merupakan aspek penting untuk mendistribusikan gas dari tabung kekompor, sehingga regulator dan selang tidak boleh sampai bocor.

(19)

2

2

phone pemilik rumah yang didesain secara otomatis sehingga pemilik rumah dapat dengan cepat mengatasi kebocoran gas pada tabung LPG maupun regulator. Alat ini juga bisa memberitahu orang sekitar melalui alarm yang akan berbunyi jika terjadi kebocoran pada tabung LPG maupun regulator.

Oleh karena itu, perlu dirancang suatu alat yang mampu mendeteksi kebocoran gas LPG sehingga mampu mengontrol suatu sistem pengamanan dan mencegah agar tidak terjadi kebakaran akibat kebocoran regulator dan tabung gas.

1.2. Perumusan Masalah

Penelitian ini diarahkan pada permasalahan sebagai berikut:

1. Mengurangi terjadinya kebakaran karena kebocoran pada regulator dan selang gas.

2. Menemukan desain alat sistem pendeteksi kebocoran LPG yang dapat bekerja secara sistematis berbasis mikrokontroler.

3. Membuat aplikasi SMS Gateway dalam bentuk pemodelan dan simulasi sistem pengendali kebocoran LPG.

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitiann, maka dapat dituliskan poin-poin batasan masalah, sebagai berikut:

1. Pengontrolan dan pengamanan kebocoran gas dalam satu ruangan untuk jenis tabung gas 3 kg.

2. Penempatan tabung gas, regulator, dan selang berada didalam lemari yang telah dipasang dengan baik, sehingga sensor gas yang dipasang didalamnya dapat mendeteksi dengan baik dan tepat.

3. Pendeteksian kebocoran gas hanya pada regulator.

4. Aplikasi SMS Gateway ini hanya terintegrasi dengan alat komunikasi berupa modul GSM wavecom Fastrack M1306B.

(20)

3 1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan antara lain:

1. Merancang dan merealisasikan alat yang mampu memberi peringatan dan mengontrol ketika terjadi kebocoran LPG yang berbasis DT-Sense LPG Sensor MQ-6.

2. Mengembangkan metode alternatif sistem peringatan dan pengontrolan kebocoran pada gas LPG.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat antara lain:

1. Mempermudah pekerjaan dalam pengontrolan gas LPG jika terjadi kebocoran secara praktis.

2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas waktu dalam mengawasi kebocoran gas LPG.

3. Mengurangi dampak terjadinya kebakaran akibat kebocoran gas LPG.

4. Memberikan sumbangan ide dan sumber wawasan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

1.6. Lokasi Penelitian

(21)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Liquefied Petroleum Gas (LPG)

2.1.1. Definisi Umum LPG

LPG adalah gas hidrokarbon yang dicairkan dengan tekanan untuk memudahkan penyimpanan, pengangkutan, dan penanganannya yang pada dasarnya terdiri atas propana (C3H8), butana (C4H10), atau campuran keduanya. LPG biasanya digunakan sebagai pengganti freon, aerosol, bahan pendingin (refrigerant/cooling agent), kosmetika, dan bahan bakar. (Bony M. Farid, 2007)

Liquefied Petroleum Gas (LPG) atau gas petroleum cair merupakan gas

hasil produksi dari kilang minyak dan kilang gas sebagai hasil penyulingan minyak mentah, berbentuk gas. Berwujud gas dalam keadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan dengan menambah tekanan atau menurunkan suhu. Inilah yang kita kenal dengan bahan bakar gas cair. Komponen utamanya seperti disebutkan diatas adalah gas propana dan butana kurang lebih 99% dan selebihnya adalah zat pembau. LPG lebih berat dari udara. Perbandingan komposisi, (C3H8) : (C4H10) = 30:70. Dibandingkan dengan bahan bakar lain, penggunaan LPG lebih menguntungkan, berikut keuntungan dari penggunaan LPG:

a. Bersih, hasil pembakaran LPG bersih dengan emisi yang rendah.

b. Stabil, pembakaran LPG menghasilkan nilai kalori yang tinggi dan stabil. c. Fleksibel, LPG dapat didistribusikan ke daerah manapun menggunakan skid

tank ataupun tongkang, hingga ke daerah yang jauh dari supply point.

d. Cocok untuk produk yang sensitif dalam hal bau, hasil pembakaran LPG tidak meninggalkan bau, sehingga cocok untuk digunakan sebagai bahan bakar ataupun bahan baku untuk industri yang produknya sensitif terhadap bau.

(22)

5

f. Cost reduction, penggunaan LPG yang hemat serta rendahnya biaya maintenance peralatan dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk

bahan bakar dan maintenance peralatan.

Selain digunakan sebagai bahan bakar, Zendy K. Widarto (2007) menjelaskan gas LPG digunakan pula sebagai bahan penekan. Digunakan untuk hasil produksi yang berjenis spray, seperti deodorant, minyak wangi spray, cat piloks, kosmetik dan sejenisnya. Jenis ELPIJI yang ada dipasaran adalah :

a. LPG Mix, merupakan campuran antara propana (C3H8) dan butana (C4H10) dengan komposisi antara 20-30% dan 70-80% volume dan ditambahkan oleh odor atau pembau EthylMercaptane, umumnya digunakan sebagai bahan

bakar untuk rumah tangga.

b. LPG Propana, merupakan LPG yang mengandung propana 95% volume masing-masing dan ditambahkan dengan odor atau pembau Ethyl Mercaptane, umumnya digunakan untuk industri.

c. LPG Butana, merupakan LPG yang mengandung butana 97,5% volume dan ditambahkan dengan odor atau pembau Ethyl Mercaptane, umumnya digunakan untuk industri.

2.1.2. Karakteristik LPG

Menurut Bony M. Farid (2007) karakteristik LPG secara umum diuraikan sebagai berikut:

a. Massa jenis gas LPG lebih besar dari udara sehingga cenderung bergerak ke bawah.

b. Butana mempunyai berat jenis dua kali berat jenis udara. c. Propana mempunyai berat jenis satu setengah kali berat udara. d. Tidak mempunyai sifat pelumasan terhadap metal.

e. Merupakan solvent yang baik terhadap karet, sehingga perlu diperhatikan terhadap kemasan atau tabung yang dipakai.

f. Tidak berwarna baik berupa cairan maupun dalam bentuk gas.

(23)

6

6 h. Tidak mengandung racun.

i. Tekanan gas LPG cukup besar, sehingga bila terjadi kebocoran LPG akan membentuk gas secara cepat, memuai dan sangat mudah terbakar.

j. Bila menguap di udara bebas akan menbentuk lapisan karena kondensasi sehingga adanya aliran gas.

k. Setiap kilogram LPG cair dapat berubah menjadi kurang lebih 500 liter gas LPG.

l. Daya pemanasannya cukup tinggi, namun tidak meninggalkan debu dan abu (sisa pembakaran).

2.2. DT-Sense LPG Sensor MQ-6

DT-Sense LPG Sensor MQ-6 merupakan modul sensor yang cukup mudah

penggunaannya. Sensor ini sangat cocok untuk mendeteksi kadar gas LPG, iso-butana, propana dan LNG dalam udara dan cocok digunakan untuk aplikasi pendeteksian serta penanggulangan kebocoran gas pada lingkungan rumah tangga maupun industri dengan jangkauan pendeteksianya mulai dari 10 sampai 10.000 ppm (part per million).

Sensor ini memiliki sensitivitas yang tinggi dan waktu respon yang cepat. Output sensor berupa resistansi analog. Rangkaian driver pun sangat sederhana, yang dibutuhkan hanya suplai daya 5V untuk heater coil, dan menghubungkan output ke ADC. Material sensor gas MQ-6 adalah yaitu tin dioxide (SnO2). MQ-6 memiliki 6 pin, 4 pin yang digunakan untuk mengambil sinyal, dan 2 pin digunakan untuk memberikan pemanasan material sensor. Pada tabel 2.1 dijelaskan komponen sensor gas MQ-6 dan pada gambar 2.1 diperlihatkan struktur dan bentuk dari sensor MQ-6.

Tabel 2.1 Komponen Sensor Gas MQ-6

No Parts Materials

(24)

7

7 Clamp ring Copper plating Ni

8 Resin base Bakelite

9 Tube pin Copper plating Ni

(a) (b)

Gambar 2.1. (a) Struktur sensor gas MQ-6, (b) Bentuk sensor MQ-6

2.2.1. Konfigurasi Sensor MQ-6

Sensor gas LPG ini merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan alat ini. Sensor ini digunakan sebagai pendeteksi kadar gas LPG di udara. Dalam skripsi ini sensor gas yang digunakan adalah DT-Sense LPG Sensor. Tata letak dari komponen pada modul sensor yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Modul sensor gas MQ-6 Adapun spesifikasi Sensor MQ-6 adalah sebagai berikut: a. Tegangan kerja 5 VDC.

b. Deteksi gas LPG, iso-butana, propana dan LNG. c. Range deteksi 200 - 10000 ppm.

(25)

8

8

UART TTL: 38400 bps, 8-bit data, 1-bit stop, no parity, no flow control. I2C dapat di-cascade hingga 8 buah modul dalam satu jalur komunikasi. e. Menggunakan ADC 10-bit untuk konversi data analog dari sensor.

f. Memiliki output berupa data digital dengan nilai 0 - 1023 (hasil konversi ADC).

g. Terdapat 1 buah variable resistor untuk pengaturan nilai threshold secara manual.

h. Disediakan beberapa jumper untuk konfigurasi pull-up I2C, resistor beban, serta variable resistor threshold.

i. Memiliki fitur kendali on/off dengan 2 mode kerja pilihan yaitu hysteresis dan window.

j. Pin I/O yang kompatibel dengan level tegangan TTL dan CMOS. k. Memiliki 2 buah LED sebagai indikator.

l. Dilengkapi dengan rangkaian EMI filter untuk mengurangi gangguan elektromagnetik.

2.2.2. LED Indikator

(26)

9 2.3. Mikrokontroler

Mikrokontroler, sesuai namanya adalah suatu alat atau komponen pengontrol atau pengendali yang berukuran mikro atau kecil. Sebelum ada mikrokontroler, telah ada terlebih dahulu muncul mikroprosesor. Bila dibandingkan dengan mikroprosesor, mikrokontroler jauh lebih unggul karena terdapat berbagai alasan, diantaranya:

1. Tersedianya I/O

I/O dalam mikrokontroler sudah tersedia sementara pada mikroprosesor dibutuhkan IC tambahan untuk menangani I/O tersebut.

2. Memori Internal

Memori merupakan media untuk menyimpan program dan data sehingga mutlak harus ada. Mikroprosesor belum memiliki memori internal sehingga memerlukan IC memori eksternal. Dengan kelebihan-kelebihan di atas, ditambah dengan harganya yang relatif murah sehingga banyak penggemar elektronika yang kemudian beralih ke mikrokontroler. Namun demikian, meskipun terdapat berbagai kelemahan, mikroprosesor tetap digunakan sebagai dasar dalam mempelajari mikrokontroler. Inti kerja dari keduanya adalah sama, yakni sebagai pengendali suatu sistem.

Mikrokontroler merupakan komputer di dalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya.

Secara harfiahnya bisa disebut ‘pengendali kecil’ dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini. Dengan menggunakan mikrokontroler ini maka :

a. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas.

b. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi.

(27)

10

10

mikrokontroler adalah versi mini atau mikro dari sebuah komputer karena mikrokontroler sudah mengandung beberapa bagian yang langsung bisa dimanfaatkan, misalnya port paralel, port serial, komparator, konversi digital ke analog (DAC), konversi analog ke digital (ADC), dan sebagainya hanya menggunakan Minimum System yang tidak rumit.

2.3.1. Mikrokontroler ATMega32

Dalam pembuatan alat ini digunakan mikrokontroler sebagai pengontrol dan penanaman programnya. Mikrokontroler ATMega32 adalah sebuah IC mikrokontroler yang diproduksi oleh Atmel. Mikrokontroler ini memiliki clock dan kerjanya tinggi sehingga mampu bekerja dengan baik dan cepat, sangat memadai untuk berinteraksi dengan LCD, menunjang penggunaan bahasa pemrograman tingkat tinggi (contohnya bahasa C), buffer untuk komunikasi data, dan stack. Mikrokontroler Atmega32 berfungsi sebagai pusat pengolahan data dan pengendali bagi perangkat lain seperti relay, solenoid, modul GSM, LCD, dll.

Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer. Namun mikrokontroler memiliki nilai tambah karena didalamnya sudah terdapat memori dan sistem input/output dalam suatu kemasan IC. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s RISC processor) standar memiliki arsitektur 8-bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. Berbeda dengan instruksi MCS-51 yang membutuhkan 12 siklus clock karena memiliki arsitektur CISC (seperti komputer). Dapat dilihat bahwa ATMega32 memiliki spesifikasi bagian sebagai berikut:

a. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, Port D. b. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.

c. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan. d. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

e. Watchdog Timer dengan osilator internal. f. SRAM sebesar 1024 byte.

(28)

11 h. Unit interupsi internal dan eksternal. i. Port antarmuka SPI.

j. EEPROM sebesar 1024 byte yang dapat diprogram saat operasi. k. Antarmuka komparator analog.

l. Port USART untuk komunikasi serial.

Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT89RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Oleh karena itu, dipergunakan salah satu AVR produk Atmel, yaitu ATMega32. Selain mudah didapatkan dan lebih murah, ATMega32 juga memiliki fasilitas yang lengkap. Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu ATTiny, AVR klasik, dan ATMega. Perbedaannya hanya pada fasilitas dan I/O yang tersedia serta fasilitas lain seperti ADC, EEPROM, dan lain sebagainya. Memiliki teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz membuat ATMega32 lebih cepat bila dibandingkan dengan varian MCS51. Dengan fasilitas yang lengkap tersebut menjadikan ATMega32 sebagai mikrokontroler yang powerfull. Adapun blok diagramnya teradapat pada Gambar 2.3. (Handinata, 2013)

(29)

12

12 2.3.2. Konfigurasi PIN ATMega32

Mikrokontroler ATMega32 mempunyai jumlah pin sebanyak 40 buah, dimana 32 pin digunakan untuk keperluan port I/O yang dapat menjadi pin input/output sesuai konfigurasi. Pada 32 pin tersebut terbagi atas 4 bagian (port), yang masing-masingnya terdiri atas 8 pin. Pin-pin lainnya digunakan untuk keperluan rangkaian osilator, supplai tegangan, reset, serta tegangan referensi untuk ADC. Untuk lebih jelasnya, konfigurasi pin ATMega32 dapat dilihat pada gambar 2.4.

(b) (b)

Gambar 2.4. (a) Konfigurasi Pin ATMega32, (b) Bentuk ATMega32 (ATMEL, 2009)

Berikut ini adalah susunan pin-pin dari ATMega32:

a. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukkan catu daya. b. GND merupakan pin ground.

c. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC. d. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu

Timer atau Counter, Komparator Analog, dan SPI.

e. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, Komparator Analog, dan Timer Oscilator.

f. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu Komparator Analog, Interupsi eksternal dan komunikasi serial USART. g. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler.

(30)

13

i. AVCC adalah pin suplai tegangan untuk Port A dan A/D Converter. Perlu eksternal terhubung ke VCC, bahkan jika ADC tidak digunakan. Jika ADC digunakan, maka harus dihubungkan ke VCC melalui low-pass filter.

j. AREF adalah pin referensi analog untuk A/D Converter. (Atmel, 2009)

2.3.3. Port-Port ATMega32 dan Fungsinya 2.3.3.1. Port A

Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port A dapat memberi arus 20

mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus diatur terlebih dahulu sebelum Port A digunakan.

Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin menggunakan pin-pin port A yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, kedelapan pin port A juga digunakan untuk masukan sinyal analog bagi A/D converter.

2.3.3.2. Port B

Merupak 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port B dapat memberi arus 20

mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port B (DDRB) harus diatur terlebih dahulu sebelum Port B digunakan.

Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin menggunakan pin-pin port B yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin port B juga memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2 Fungsi pin-pin port B

Port Pin Fungsi

PB0 T0 = timer/counter 0 external counter input PB1 T1 = timer/counter 0 external counter input PB2 AIN0 = analog comparator positive input PB3 AIN1 = analog comparator negative input PB4 SS= SPI slave select input

PB5 MOSI = SPI bus master output/slave input PB6 MISO = SPI bus master input / slave input PB7 SCK = SPI bus serial clock

(31)

14

14 2.3.3.3. Port C

Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port C dapat memberi arus 20

mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port C (DDRC) harus diatur terlebih dahulu sebelum Port C digunakan.

Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin menggunakan pin-pin port C yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, dua pin port C (PC6 dan PC7) juga memiliki fungsi alternatif sebagai oscillator untuk timer/counter 2, seperti yang dapat dilihat dalam tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3 Fungsi pin-pin port C

Port Pin Fungsi

PC0 TOSC2 (Timer Oscillator pin 2) PC1 TOSC1 (Timer Oscillator pin 1)

PC2 TDI (JTAG Test Data In)

PC3 TDO (JTAG Test Data Out)

PC4 TMS (JTAG Test Mode Select)

PC5 TCK (JTAG Test Clock)

PC6 SDA (Two-wire Serial Bus Data Input/Output Line) PC7 SCL (Two-wire Serial Bus Clock Line) Sumber: ATMEL, 2009

2.3.3.4. Port D

Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port D dapat memberi arus 20

mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port D (DDRD) harus diatur terlebih dahulu sebelum Port D digunakan.

Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin menggunakan pin-pin port D yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel 2.4 berikut.

Tabel 2.4 Fungsi pin-pin Port D

Port Pin Fungsi

PD0 RDX (UART input line)

PD1 TDX (UART output line)

PD2 INT0 (external interupt 0 input) PD3 INT1 (external interupt 1 input)

(32)

15

PD5 OC1A (Timer/Counter1 output compare A match output) PD6 ICP (Timer/Counter1 input capture pin)

PD7 OC2 (Timer/Counter2 output compare match output) Sumber: ATMEL, 2009

2.3.3.5. RESET

RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi masukan low selama minimal 2 machine cycle maka system akan di-reset.

2.3.3.6. XTAL1

XTAL1 adalah masukan ke inverting oscillator amplifier dan input ke internal clock operating circuit.

2.3.3.7. XTAL2

XTAL2 adalah output dari inverting oscillator amplifier.

2.3.3.8. AVcc

Avcc adalah kaki masukan tegangan bagi A/D Converter. Kaki ini harus secara eksternal terhubung ke Vcc melalui low pass filter.

2.3.3.9. AREF

AREF adalah kaki masukan referensi bagi A/D Converter. Untuk operasionalisasi ADC, suatu level tegangan antara AGND dan AVcc harus diberikan ke kaki ini.

2.3.3.10.AGND

AGND adalah kaki untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND, kecuali jika board memiliki analog ground yang terpisah.

2.4. Modul GSM Wavecom Fastrack M1306b

(33)

16

16

siap untuk dikirimkan, sedangkan demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa yang diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modul GSM merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya modem adalah alat komunikasi dua arah.

Modul GSM sering juga disebut modem GSM. Berdasarkan pemasangan pada perangkat komputer modem terdiri dari dua jenis, yaitu modem internal dan modem eksternal. Modem internal dipasangkan pada bagian dalam CPU misalnya pada slot PCI (pada motherboard tertentu sudah dilengkapi modem dari pabriknya). Sedangkan Modem eksternal dipasang pada bagian luar CPU, umumnya dipasangkan pada serial port atau USB pada CPU.

Modul GSM dirancang sebagai bagian dari penerimaan data dan menerima data dari dan ke mikrokontroler. Modul GSM atau yang sering disebut Modem GSM ini digunakan karena dapat diakses menggunakan komunikasi data serial dengan baudrate yang dapat disesuaikan mulai dari 9600 sampai dengan 115200. Selain itu, modem GSM ini menggunakan daya DC 12V dan tidak memerlukan tombol ON untuk mengaktifkannya, sehingga sangat cocok digunakan pada sistem yang berjalan terus menerus. Sebelum modem GSM ini dapat melakukan interaksi dengan mikrokontroler untuk mengirim dan menerima data, maka dalam program di mikrokontroler modem GSM harus diberikan perintah panggil atau dengan kata lain inisialisasi modem.

Data yang dikirimkan atau yang diterima oleh modul GSM adalah berupa AT Command karena modul GSM hanya mengerti dan menerjemahkan perintah

AT Command.

Modem ini adalah salah satu jenis modem yang dirancang untuk dapat dihubungkan dengan perangkat luar dengan koneksi serial. Modem ini menggunakan format pengiriman data serial biasa sehingga memudahkan saat dihubungkan dengan mikrokontroler. Adapun spesifikasi modem Wavecom Fastrak M1306b adalah sebagai berikut:

a. Dual band GSM/GPRS 900/1800 MHz.

b. GSM/GPRS (cl.10) data, SMS, voice, dan FAX.

c. Open AT: menamakan program langsung pada modem.

(34)

17 e. Masukan tegangan 5,5 V s/d 32 V. f. Antarmuka SIM Card 3V.

g. Dimensi 73mm x 54,5mm x 25,5mm. h. Bobot 80 gram.

i. Suhu operasi -25oC s/d 70oC.

Berikut beberapa keuntungan menggunakan Modem Wavecom Fastrack M1306b (gambar 2.8) daripada Modem GSM atau HP:

a. Wavecom jauh lebih stabil dibanding Modem GSM atau HP. b. Wavecom tidak gampang panas dibanding Modem GSM atau HP.

c. Pengiriman SMS yang lebih cepat dibanding Modem GSM atau HP (1000 s/d 1200 SMS per jam).

d. Support AT Command, bisa cek sisa pulsa, cek point, cek pemakaian terakhir. e. Tidak semua Modem GSM atau HP support AT Command.

f. Tidak memakai baterai sehingga lebih praktis digunakan.

Modul GSM ini memiliki dua jenis keluaran yaitu ada tipe dengan jenis keluaran dalam bentuk port serial dan ada juga berupa port USB, dan modem GSM ini berkomunikasi kepada mikrokontroler melalui komunikasi serial RS232. (Tambunan, E. 2014)

Gambar 2.5. Modul GSM Wavecom Fastrack M1306b

2.5. MAX/HIN/RS232

(35)

18

18

dapat difungsikan sebagai jalur komunikasi antara komputer atau mikrokontroler berantarmuka UART RS232 dengan modul atau jaringan berantarmuka UART RS485. Menurut Handinata, O (2013) spesifikasi dari MAX/HIN/RS232 sebagai berikut:

a. Mengubah level tegangan RS232 atau TTL menjadi RS485 begitu juga sebaliknya.

b. Mengakomodasi baud rate 300 bps hingga 115200 bps.

c. Dapat dikonfigurasi sebagai DCE (Data Communication Equipment) atau DTE (Data Terminal Equipment).

d. Arah data pada jalur RS485 dapat dikendalikan secara manual (sisi RS232/TTL menggunakan 2 jalur data dan 1 jalur kontrol) ataupun otomatis (sisi RS232/TTL hanya menggunakan 2 jalur data).

e. Tersedia pengaturan bias+, terminator dan bias- untuk jalur RS485. f. Membutuhkan tegangan + 9VDC sebagai catu daya.

2.6. Liquid Crystal Display (LCD)

Liquid cristal display (LCD) adalah salah satu komponen elektronika yang

berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. Jenis LCD yang dipakai pada alat ini adalah LCD M1632. LCD terdiri dari dua bagian, yang pertama merupakan panel LCD sebagai media penampil informasi dalam bentuk huruf/angka dua baris, masing–masing baris bisa menampung 16 huruf/angka. Liquid Crystal Display (LCD) adalah modul penampil yang banyak digunakan karena tampilannya menarik. LCD yang umum, ada yang panjangnya hingga 40 karakter (2x40 dan 4x40), dimana kita menggunakan DRAM untuk mengatur tempat penyimpanan tersebut. (Gamayel.R, 2007).

(36)

19

a. Tampilan 16 karakter 2 baris dengan matrik 5 x 7 + kursor. b. ROM pembangkit karakter 192 jenis.

c. RAM pembangkit karakter 8 jenis (diprogram pemakai). d. RAM data tampilan 80 x 8 bit (8 karakter).

e. Duty ratio 1/16.

f. RAM data tampilan dan RAM pembangkit karakter dapat dibaca dari unit mikroprosesor.

g. Beberapa fungsi perintah antara lain adalah penghapusan tampilan (display clear), posisi kursor awal (crusor home), tampilan karakter kedip (display

character blink), penggeseran kursor (crusor shift) dan penggeseran tampilan

(display shift).

h. Rangkaian pembangkit detak.

i. Rangkaian otomatis reset saat daya dinyalakan. j. Catu daya tunggal +5 volt.

2.7. Relay

Relay adalah sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus. Relay memiliki sebuah kumparan tegangan rendah yang dililitkan pada sebuah inti. Terdapat sebuah amatur besi yang akan tertarik menuju inti apabila arus mengalir melewati kumparan. Armatur ini terpasang pada sebuah tuas berpegas. Ketika armatur tertarik menuju ini, kontak jalur nersama akan berubah posisinya dari kontak jalur bersama akan berubah posisinya dari kontak normal-tertutup (normally close) ke kontak normal-terbuka (normally open).

(37)

20

20

2.8. Perangkat Tanda Peringatan Suara (Buzzer)

Sebuah buzzer menghasilkan suara berfrekuensi rendah, yang cocok untuk digunakan sebagai perangkat pemberi peringatan (alert). Sebuah sirine piezo-elektric berukuran kecil menghasilkan satu nada yang berfrekuensi sangat tinggi.

Sirine yang diperlihatkan paa foto dibawah ini beroperasi dengan tegangan 3-16 V dan hanya membutuhkan arus sebesar 5-7 mA.

Suara yang dihasilkannya besifat kontinu namun dapat dimodifikasi untuk menghasilkan bunyi dengan periode-periode pendek (burst), agar lebih menarik perhatian. Buzzer ini dapat digerakkan dengan sebuah rangkaian astabil yang bekerja pada frekuensi 1 kHz.

Buzzer ini juga dapat digunakan sebagai pemberi tanda peringatan atau sebagai alarm. Intensitas suara yang dihasilkannya berkisar antara 100 dB hingga 110 dB. Untuk mendapatkan tingkat kekerasan yang maksimum, buzzer harus dipasang secara kokoh didalam sebuah badan pembungkus atau pada sebuah papan rangkaian. (Bishop, O. 2004)

2.9. Solenoid Valve

Solenoid Valve adalah peralatan yang digunakan untuk mengkonversi sinyal

elektrik atau arus listrik menjadi gerak mekanik. Solenoid Valve dibuat dari kumparan dan inti besi yang dapat digerakkan dan berfungsi sebagai actuator untuk membuka tutup selang gas otomatis. Solenoid Valve adalah perangkat elektromekanis yang mengubah energi listrik menjadi gerakan mekanis linier yang digunakan untuk memindahkan beban eksternal jarak yang ditentukan.

(38)

21 2.10. AT-Command

AT-Command merupakan perintah standar yang dapat diterima oleh modem.

Perintah AT (Hayes AT-Command) digunakan untuk berkomunikasi dengan terminal (modem) melalui gerbang serial pada komputer. AT-Command ini dipakai untuk memerintahkan telepon selular mengirim dan menerima pesan SMS. Selain itu, AT-Command juga dapat dipakai untuk mengetahui atau membaca kondisi dari terminal seperti mengetahui kondisi sinyal, kondisi baterai, nama operator, lokasi, menambah item pada daftar telepon, mengetahui model telepon selular yang dipakaim nomor IMEI (Internasional Mobile Station Equipment Identity) dan informasi-informasi lainnnya yang berhubungan dengan

telepon selular tersebut. Perintah-perintah AT-Command dikirimkan ke telepon selular dalam bentuk string (teks). Komunikasi dataa antara telepon selular dengan peripheral lain seperti mikrokontroler dilakukan secara serial menggunakan perintah-perintah AT melalui komunikasi serial RS-232. Tabel 2.5 berikut menerangkan beberapa jenis perintah AT-Command.

Tabel 2.5. Jenis peintah AT-Command

Perintah Fungsi

AT+CPBF Mencari nomor telepon yang tersimpan

AT+CPBR Membaca buku telepon

AT+CPBW Menulis nomor telepon di buku telepon

AT+CMGF Menyeting mode sms teks atau PDU

AT+CMGF=0 Menyeting mode PDU

AT+CMGF=1 Menyeting mode SMS teks

AT+CMGS Mengirim sebuah perintah SMS

AT+CMGR Membaca sebuah pesan

AT+CMGR=1 Membaca sebuah pesan dialamat 1

AT+CMG Melihat semua daftar SMS yang ada

AT+CMGD Menghapus sebuah SMS

AT+CMNS Menyeting lokasi penyimpanan SMS

AT+COPS? Mengetahui nama provider kartu GSM

AT+CSCA Mengetahui alamat SMS Center

AT+CGMI Mengetahui nama dan jenis ponsel

AT+CGMM Mengetahui jenis ponsel

AT+CBC Mengetahui level baterai

(39)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Diagram Blok Penelitian

Diagram merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari satu atau lebih komponen yang memiliki kesatuan kerja tersendiri, dan setiap blok komponen mempengaruhi komponen yang lainnya. Diagram blok merupakan salah satu cara yang paling sederhana untuk menjelaskan cara kerja dari suatu sistem. Dengan diagram blok kita dapat menganalisa cara kerja rangkaian dan merancang hardware yang akan dibuat secara umum. Adapun diagram blok sistem yang

dirancang seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.1.

Sistem Minimum Mikrokontroler

ATMega 32 LCD

Adaptor

Sensor Gas LPG

Modul GSM

Solenoid Valve

Buzzer

Mobile Phone

Kipas DC Driver

Relay Driver Solenoid

Gambar 3.1. Diagram blok kerja sistem

(40)

23

ruangan yang telah dikonversi oleh mikrokontroler ke dalam satuan ppm serta menampilkan keterangan-keterangan lainnya.

Apabila konsentrasi gas telah melebihi batas konsentrasi yang telah diprogram pada mikrokontroler, maka mikrokontroler akan mengirimkan sinyal secara bersamaan ke buzzer, modul GSM melalui komunikasi RS-232 serta solenoid valve yang berfungsi sebagai pengaman. Selanjutnya secara bersamaan solenoid valve akan tertutup, buzzer akan aktif serta modul GSM akan

mengirimkan SMS peringatan ke mobile phone. Pada modul GSM ini dapat dilakukan komunikasi dua arah, jadi SMS tersebut dapat dibalas melalui mobile phone, apabila modul GSM menerima SMS, SMS tersebut akan diteruskan ke

driver RS-232 untuk mengubah level tegangan TTL yang berasal dari modul

GSM sehingga isi SMS dapat diterjemahkan oleh mikrokontroler. Setelah mikrokontroler menerima sinyal SMS masuk dari modul GSM, maka selanjutnya mikrokontroler akan mengaktifkan kipas yang berfungsi sebagai pengontrol untuk mengontrol keadaan dalam ruangan menjadi normal kembali.

3.2. Rangkaian Mikrokontroler ATMega32

Pada rangkaian elektronik sistem minimum terdiri atas rangkaian standar rekomendasi pabrik agar mikrokontroler dapat bekerja sebagaimana mestinya. Rangkaian ini terdiri atas konfigurasi kristal eksternal dan standar PORT USB Programmer, ditunjukkan pada gambar 3.2. Catu daya yang digunakan sebesar 5

volt terhubung pada pin 10 (VCC) dan 11 (GND).

(41)

24

24 3.3. Modul Sensor Gas MQ-6

Alat ini dirancang dengan menggunakan suatu sensor gas untuk mendeteksi konsentrasi gas yang ada di udara. Perubahan daya konduksi pada sensor akan mengakibatkan perubahan hambatan output sensor. Oleh karena itu digunakan Modul Sensor Gas. Modul Sensor Gas merupakan sebuah modul sensor cerdas yang mampu memonitor perubahan konsentrasi gas LPG, iso-butana, propane, CO(Carbon Monoksida), CO2 (karbon dioksida), CH4 (metana), Alkohol, atau kualitas udara tergantung dari sensor yang digunakan. Modul ini kompatibel dengan sensor gas MQ-3 (alkohol), MQ-4 (metana), MQ-6 (LPG, iso-butana, dan propana), MQ-7 (CO), MQ-135 (kualitas udara), dan MG-811 (CO2).

Pada modul sensor gas diatas terdapat 2 buah LED indikator yaitu LED indikator merah dan LED indikator hijau. Pada saat power-up, LED merah akan berkedip sesuai dengan alamat I2C modul. Jika alamat I2C adalah 0xE0 maka LED indikator akan berkedip 1 kali. Jika alamat I2C adalah 0xE2 maka LED indikator akan berkedip 2 kali. Jika alamat I2C adalah 0xE4 maka LED indikator akan berkedip 3 kali dan demikian seterusnya sampai alamat I2C 0xEE maka LED indikator akan berkedip 8 kali. Pada saat power-up, LED hijau akan berkedip dengan cepat sampai kondisi pemanasan sensor dan hasil pembacaan sensor sudah stabil. Berikut pada gambar 3.3 terdapat rangkaian modul DT-Sense LPG Sensor.

(42)

25

Modul DT-Sense LPG Sensor juga memiliki 1 pin output open collector yang status logikanya akan berubah-ubah, sesuai dengan hasil pembacaan sensor

gas dan batas atas serta batas bawah yang telah ditentukan. Pin ADC

mikrokontroler ATMega32 pada sistem dihubungkan dengan kaki ADC input

mikrokontroler ATMega88p pada modul DT-Sense LPG Sensor agar sistem dapat

mengkonversi nilai tegangan ke nilai ppm secara otomatis.

Modul DT-SENSE akan membaca nilai konsentrasi gas secara otomatis,

membandingkan dengan batas-batas nilai yang telah diatur dan kemudian

mengubah status logika pin output kendali ON/OFF sesuai dengan mode operasi

yang digunakan.

3.4. Display LCD

Rangkaian driver display LCD pada gambar 3.4 merupakan rangkaian standart rekomendasi pabrik yang terdiri atas brightness adjust, dioda pengaman dan jalur komunikasi ke mikrokontroler. LCD yang digunakan adalah LCD karakter 16x2, sehingga hanya mampu menampilkan angka, huruf dan simbol sebanyak 2 baris dan setiap baris mampu menampilkan 16 karakter. Catu daya yang digunakan adalah sebesar 5 volt.

TRIM merupakan bagian pengatur kecerahan backlight LCD. Pin RS, R/W, E, D4, D5, D6, D7, terhubung langsung ke port pada mirokontroler.

(43)

26

26 3.5. Rangkaian RS-232

Driver yang digunakan untuk menghubungkan mikrokontroler dengan modul

GSM pada rangkaian ini adalah RS-232. Driver ini berfungsi untuk mengsinkronisasi tegangan antara mikrokontroler dengan modul GSM baik dari serial menjadi digital atau sebaliknya, dari serial menjadi USB dan sebaliknya bahkan dari serial menjadi HDM dan sebaliknya. Namun dalam rangkaian ini, rangkaian driver digunakan untuk mengsinkronisasi tegangan antara mikrokontroler dengan modul GSM, baik dari serial menjadi digital atau sebaliknya yaitu dari digital menjadi serial. Berikut rangkaian RS-232 dan mikrokontroler yang ditunjukkan pada gambar 3.5.

Gambar 3.5. Skematik RS-232

Pada perancangan ini port serial digunakan sebagai jalur komunikasinya, salah satu standar komunikasi serial yang sering digunakan adalah RS-232. Untuk melakukan komunikasi serial dengan standar RS-232 diperlukan IC max232 sebagai driver, yang akan mengkonversi tegangan atau kondisi logika TTL dari hardware agar sesuai dengan tegangan pada komputer atau mikrokontroler ataupun sebaliknya sehingga data dapat dibaca. Komunikasi serial yang digunakan untuk menghubungkan modem wavecom fastrack M1306b ke IC Max232 adalah konektor DB-15 dan DB-9. Dimana konektor DB-15 yang tersambung ke modul GSM dan DB-9 tersambung ke IC Max232.

3.6. Modul GSM

(44)

27

penerimaan data SMS dari ponsel serta berfungsi juga untuk pengiriman data dan menerima data dari dan ke mikrokontroler. Modul GSM ini digunakan karena dapat diakses menggunakan komunikasi data serial dengan baudrate yang dapat disesuaikan mulai dari 9600 sampai dengan 115200.

Selain itu, modul GSM ini menggunaan daya DC 12 volt sehingga dapat dengan mudah dhubungkan secara langsung dengan menggunakan adaptor 12 volt dan tidak memerlukan saklar untuk mengaktifkannya, sehingga sangat cocok digunakan pada sistem yang berjalan terus. Berikut ditunjukkan pada gambar 3.6 skematik modem Wavecom GSM Fastrack M1306 yang dihubungkan dengan rangaian RS-232.

Gambar 3.6. Skematik modem wavecom GSM fastrack M1306b

Prinsip kerja modem Wavecom Fastrack M1306b yaitu untuk mengirim SMS pada umumnya, maksudnya pesan tidak langsung dikirim keponsel tujuan, akan tetapi dikirim terlebih dahulu ke SMS Center (SMSC) yang biasanya berada dikantor operator telepon, kemudian pesan tersebut diteruskan ke ponsel tujuan. Dengan adanya SMSC, dapat diketahui status pesan SMS yang telah dikirim, apakah telah sampai atau gagal dikirimkan.

(45)

28

28

masuk ke modem wavecom melalui kartu yang terdapat didalamnya, kemudian modem akan meneruskan ke mikrokontroler melalui RS-232 untuk diterjemahkan sebagai perintah mengaktifkan sistem pengamanan kebocoran LPG.

3.7. Rangkaian Driver Relay Kipas DC

Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Relay merupakan tuas saklar dengan litan kawat pada batang besi didekatnya. Ketika tuas besi dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada tuas besi sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, sehingga tuas besi akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka. Berdasarkan prinsip kerja inilah, maka relay digunakan sebagai saklar otomatis untuk rangkaian driver solenoid valve dan kipas DC.

Pada rangaian ini digunakan sebuah resistor 4k7Ω berfungsi sebagai tahanan arus yang masuk ke relau, dioda IN4001 yang berfungsi untuk memisahkan tegangan 12 volt yang masuk ke transistor dengan sinyal yang masuk dari mikrokontroler agar tidak saling mengganggu, sebuah transistor yang berfungsi sebagai saklar agar tegangan 12 volt mendapat ground sehingga coil pada relay mendapat arus dan akhirnya menjadi terhubung atau relay dalam keadaan tertutup.

(46)

29

Gambar 3.7. Skematik driver relay kipas DC

Ketika input dari pin 22 yaitu Port C0 pada IC ATMega32, yang memberikan logika low (0) apabila tidak ada kode yang dikirimkan ke alat melalui modem wavecom begitu juga apabila nomor ponsel yang mengirimkan SMS bukan nomor ponsel yang sudah diprogram ataupun kode yang dikirimkan tidak tepat. Sehingga kontak CO (Change Over) pada relay berada pada posisi NO (Normally Open) yang kemudian kipas DC tidak bekerja atau dengan kata lain

sistem pengamanan kipas DC tidak dalam keadaan aktif.

3.8. Driver Relay Solenoid Valve

(47)

30

30

Gambar 3.8. Skematik driver relay solenoid valve

Ketika input dari pin 23 yaitu Port C1 pada IC ATMega32, yang memberikan logika low (0) apabila tidak ada kode yang dikirimkan ke alat melalui modem wavecom begitu juga apabila nomor ponsel yang mengirimkan SMS bukan nomor ponsel yang sudah diprogram ataupun kode yang dikirimkan tidak tepat. Sehingga kontak CO(Change Over) pada relay berada pada posisi NO (Normally Open) yang kemudian mengakibatkan solenoid terdorong ke atas atau

dengan kata lain sistem pengamanan solenoid valve tidak dalam keadaan aktif.

3.9. Rangkaian Buzzer

(48)

31

Gambar 3.9. Skematik buzzer

Ketika input dari pin 21 yaitu Port D7 pada IC ATMega32, yang memberikan logika low (0) apabila tidak ada kode yang dikirimkan ke alat melalui modem wavecom begitu juga apabila nomor ponsel yang mengirimkan SMS bukan nomor ponsel yang sudah diprogram ataupun kode yang dikirimkan tidak tepat maka buzzer tidak akan mengeluarkan suara apapun, dengan kata lain sistem pengamanan melalui suara peringatan tidak dalam keadaan aktif.

3.10. Diagram Alir Pemrograman

Pada gambar 3.10 flowchart sistem kerja alat dimulai dengan mengkoneksikan ke port mikrokontroler dengan mengisi nilai awal port, setelah itu membaca data dari sensor gas LPG MQ-6, kemudian data tersebut dikonversi kebentuk tegangan dan ditampilkan pada LCD dalam satuan ppm.

Apabila nilai konsentrasi gas lebih kecil daripada nilai referensi maka solenoid valve tetap terbuka dan akan kembali lagi ke perhitungan awal begitu

seterusnya, tetapi jika nlai konsentrasi lebih besar dari nilai referensi maka solenoid valve akan tertutup, buzzer akan aktif, dan sistem akan mengirim data ke

modul GSM, kemudian sistem mengirim sinyal melalui komunikasi serial RS-232 ke modul GSM, selanjutnya modul GSM mengirimkan SMS ke mobile phone.

(49)

32

32 Isi nilai awal port

Inisialisasi serial port

Baca ADC Sensor

Hitung konversi ADC ke ppm

Start

Nilai Konsentrasi < Nilai Referensi

Tutup Solenoid Valve, Hidup Buzzer, Kirim data

ke Modul GSM

Ya Kirim ke

Mobile Phone

Mobile Phone Feedback

Tampil LCD Kipas Hidup, Matikan Buzzer

Stop

Buka Solenoid Tidak

Ya

Tidak

(50)

33 3.11. Skematik rangkaian keseluruhan sistem

(51)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega32

Pengujan pada rangkaian mikrokontroler ini menggunakan software PROGISP (Ver 1.72). Pengujian rangkaian ini bertujuan untuk mengetahui apakah mikrokontroler telah aktif atau tidak aktif. Mikrokontroler harus dapat diprogram langsung pada papan rangkaian dan rangkaian mikrokontroler harus dapat dikenali oleh program downloader. Pada pengujian ini, yang pertama harus dilakukan adalah menghubungkan rangkaian mikorokontroler ke PC dengan menggunakan downloader, kemudian buka software PROGISP dan pilih chip select ATMega32A seperti yang ditampilkan pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Tampilan software PROGISP (Ver 1.72)

(52)

35

Gambar 4.2. Pengujian mikrokontroler menggunakan PROGISP (Ver 1.72)

4.2. Pengujian Sensor Gas LPG MQ-6

Sensor Gas LPG MQ-6 ini sangat cocok untuk mendeteksi kadar gas LPG yang ada di udara dan cocok digunakan untuk aplikasi pendeteksian serta penanggulangan kebocoran gas pada lingkungan rumah tangga maupun industri dengan jangkauan pendeteksianya mulai dari 200 sampai 10.000 ppm (part per million). Pada pengujian ini dilakukan pembacaan keberadaan gas LPG yang ada diudara seperti yang terlihat pada tabel 4.1. Untuk mengetahui adanya gas LPG yang bocor dilakukan pengujian pada alat yang sudah dirancang dengan cara membuka keran selang gas kemudian DT-Sense LPG Sensor mendeteksi adanya konsentrasi gas dan mengirim data ke mikrokontroler dalam satuan tegangan kemudian ditampilkan pada LCD dalam satuan ppm.

Tabel 4.1. Nilai pembacaan keberadaan gas

Untuk menggunakan sensor Gas LPG MQ-6 secara spesifik maka dibutuhkan pemanasan. Pemanasan ini dilakukan agar sensor mendapatkan nilai stabil sebelum digunakan. Sebelum diuji sensor dipastikan terhubung dengan sistem minimum agar dapat dilihat pada LCD perubahan konsentrasinya. Berikut data pemanasan sensor ditunjukkan pada tabel 4.2.

Ada Gas Tidak Ada Gas 1000 ppm -

±3500 ppm

(53)

36

36

Tabel 4.2. Data pemanasan sensor Waktu (s)

(54)

37

Gambar 4.3. Grafik pemanasan DT-Sense LPG Sensor konsentrasi (ppm) – vs – waku (t)

Pada saat power-up, LED hijau pada modul sensor akan berkedip dengan cepat sampai kondisi pemanasan sensor dan hasil pembacaan sensor sudah stabil. Jika kondisi stabil sudah tercapai, maka LED hijau pada modul sensor akan menyala tanpa berkedip.

Pada kondisi operasi normal (setelah kondisi power-up), LED merah akan menyala atau padam sesuai dengan hasil pembacaan sensor dan mode operasi yang dipilih. Sedangkan selama hasil pembacaan sensor stabil, LED hijau akan tetap menyala dan hanya berkedip pelan (tiap 1 detik) jika ada perubahan konsentrasi gas.

4.3. Pengujian Rangkaian LCD

(55)

38

38

logika low ‘0’ dan set high ‘1’ pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Jalur RW adalah jalur kontrol Read/Write. Ketika RW berlogika low ‘0’, maka informasi pada bus data akan dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika high ‘1’, maka program akan melakukan pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin RW selalu diberi logika low ‘0’.

Berdasarkan keterangan di atas maka kita sudah dapat membuat progam untuk menampilkan karaker pada display LCD. Adapun program yang diisikan ke mikrokontroller untuk menampilkan karakter pada display LCD adalah sebagai berikut:

#include <mega32a.h> #include <stdio.h> #include <delay.h> #include <alcd.h> void main(void) {

PORTA=0xff; DDRA=0x0F; PORTB = 0X03; DDRB = 0X8F; PORTB.7 = 1; DDRB.7 = 0; lcd_init(16); lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("Zikri LPG Sensor"); }

Program di atas akan menampilkan kata “Zikri LPG Sensor” di baris pertama pada display LCD 16x2. Pada alat dalam penelitian ini, saat keseluruhan rangkaian diaktifkan, maka pada LCD akan menampilkan status sensor dan memberitahukan apabila mengirim dan menerima sms. Untuk tampilan pengujian LCD dapat dilihat pada gambar 4.4.

(56)

39 4.4. Pengujian Rangkaian RS-232

Pengujian pada RS-232 ini bertujuan untuk mengetahui apakah RS-232 sudah berfungsi dengan baik untuk terhubung ke komunikasi yang lain. Pengujian ini dilakukan dengan cara menghubungkan kaki 3 konektor RS-232 sebagai kaki pengirirm (TX) dan kaki 2 konektor RS-232 sebagai kaki penerima (RX) agar IC Max232 dapat bekerja secara null modem. Setelah itu kirim data serial melalui komputer dengan menggunaan tera term yang terdapat pada PC. Jika pengiriman data sama dengan di tera term maka RS-232 dapat berfungsi dengan baik.

Karena komunikasi RS-232 full duplex jadi jalur pengirim (Tx) dan penerima (Rx) terpisah, setelah jalur pengirim dan penerima pada output TTL RS-232 digabungkan selanjutnya komputer mengirim program ke mirokontroler melalui ISP Downloader, program yang dikirim adalah sebagai berikut.

#include <mega32a.h> #include <delay.h> Void main

{

UCSRA=(0<<RXC) | (0<<TXC) | (0<<UDRE) | (0<<FE) | (0<<DOR) | (0<<UPE) | (0<<U2X) | (0<<MPCM);

UCSRB=(0<<RXCIE) | (0<<TXCIE) | (0<<UDRIE) | (1<<RXEN) | (1<<TXEN) | (0<<UCSZ2) | (0<<RXB8) | (0<<TXB8);

UCSRC=(1<<URSEL) | (0<<UMSEL) | (0<<UPM1) | (0<<UPM0) | (0<<USBS) | (1<<UCSZ1) | (1<<UCSZ0) | (0<<UCPOL);

UBRRH=0x00;

(57)

40

40

Gambar 4.5. Pengujian rangkaian driver RS-232 menggunakan Tera Term Kemudian klik button Serial, lalu klik OK. Maka selanjutnya monitor akan menampilkan tampilan yang telah diprogram pada mikrokontroler seperti yang terlihat pada gambar 4.6.

Gambar 4.6. Tampilan hasil pengujian RS-232

4.5. Pengujian Modul GSM Wavecom Fastrack M1306b

Gambar

Gambar
Gambar 2.1. (a) Struktur sensor gas MQ-6, (b) Bentuk sensor MQ-6
Gambar 2.3. Blok Diagram ATMega32
Gambar 2.4. (a) Konfigurasi Pin ATMega32, (b) Bentuk ATMega32 (ATMEL, 2009)
+7

Referensi

Dokumen terkait

selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta perhatiannya guna memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya proyek akhir

Pada Proyek Akhir ini bertujuan dalam rangka mengurangi tingkat ledakan dan kebakaran akibat dari kebocoran pada tabung LPG yaitu dengan Merancang alat yang

entity output , jika kondisi password nilai data pada sinyal DTMF itu benar maka mikrokontroler akan mengaktifkan motor DC untuk membuka pintu

Port D merupakan jalur data 8 bit yang masing-masing pin-nya juga dapat difungsikan sebagai input/output. Sama seperti Port B dan Port C, Port D juga

Saat mikrokontroler bekerja dan sensor aktif, pada komputer akan menampilkan serial monitor sensor gas dari aplikasi arduino IDE untuk memantau kondisi kebocoran gas

selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta perhatiannya guna memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya proyek akhir