• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Liquefied Petroleum Gas (LPG) 2.1.1. Definisi Umum LPG - Rancangan Sistem Pengontrolan dan Pengamanan Kebocoran LPG Berbasis Mikrokontroler ATMega32 dengan Menggunakan Media Informasi SMS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Liquefied Petroleum Gas (LPG) 2.1.1. Definisi Umum LPG - Rancangan Sistem Pengontrolan dan Pengamanan Kebocoran LPG Berbasis Mikrokontroler ATMega32 dengan Menggunakan Media Informasi SMS"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Liquefied Petroleum Gas (LPG) 2.1.1. Definisi Umum LPG

LPG adalah gas hidrokarbon yang dicairkan dengan tekanan untuk memudahkan penyimpanan, pengangkutan, dan penanganannya yang pada dasarnya terdiri atas propana (C3H8), butana (C4H10), atau campuran keduanya. LPG biasanya digunakan sebagai pengganti freon, aerosol, bahan pendingin (refrigerant/cooling agent), kosmetika, dan bahan bakar. (Bony M. Farid, 2007)

Liquefied Petroleum Gas (LPG) atau gas petroleum cair merupakan gas

hasil produksi dari kilang minyak dan kilang gas sebagai hasil penyulingan minyak mentah, berbentuk gas. Berwujud gas dalam keadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan dengan menambah tekanan atau menurunkan suhu. Inilah yang kita kenal dengan bahan bakar gas cair. Komponen utamanya seperti disebutkan diatas adalah gas propana dan butana kurang lebih 99% dan selebihnya adalah zat pembau. LPG lebih berat dari udara. Perbandingan komposisi, (C3H8) : (C4H10) = 30:70. Dibandingkan dengan bahan bakar lain, penggunaan LPG lebih menguntungkan, berikut keuntungan dari penggunaan LPG:

a. Bersih, hasil pembakaran LPG bersih dengan emisi yang rendah.

b. Stabil, pembakaran LPG menghasilkan nilai kalori yang tinggi dan stabil. c. Fleksibel, LPG dapat didistribusikan ke daerah manapun menggunakan skid

tank ataupun tongkang, hingga ke daerah yang jauh dari supply point.

d. Cocok untuk produk yang sensitif dalam hal bau, hasil pembakaran LPG tidak meninggalkan bau, sehingga cocok untuk digunakan sebagai bahan bakar ataupun bahan baku untuk industri yang produknya sensitif terhadap bau.

(2)

5

f. Cost reduction, penggunaan LPG yang hemat serta rendahnya biaya maintenance peralatan dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk

bahan bakar dan maintenance peralatan.

Selain digunakan sebagai bahan bakar, Zendy K. Widarto (2007) menjelaskan gas LPG digunakan pula sebagai bahan penekan. Digunakan untuk hasil produksi yang berjenis spray, seperti deodorant, minyak wangi spray, cat piloks, kosmetik dan sejenisnya. Jenis ELPIJI yang ada dipasaran adalah :

a. LPG Mix, merupakan campuran antara propana (C3H8) dan butana (C4H10) dengan komposisi antara 20-30% dan 70-80% volume dan ditambahkan oleh odor atau pembau EthylMercaptane, umumnya digunakan sebagai bahan

bakar untuk rumah tangga.

b. LPG Propana, merupakan LPG yang mengandung propana 95% volume masing-masing dan ditambahkan dengan odor atau pembau Ethyl Mercaptane, umumnya digunakan untuk industri.

c. LPG Butana, merupakan LPG yang mengandung butana 97,5% volume dan ditambahkan dengan odor atau pembau Ethyl Mercaptane, umumnya digunakan untuk industri.

2.1.2. Karakteristik LPG

Menurut Bony M. Farid (2007) karakteristik LPG secara umum diuraikan sebagai berikut:

a. Massa jenis gas LPG lebih besar dari udara sehingga cenderung bergerak ke bawah.

b. Butana mempunyai berat jenis dua kali berat jenis udara. c. Propana mempunyai berat jenis satu setengah kali berat udara. d. Tidak mempunyai sifat pelumasan terhadap metal.

e. Merupakan solvent yang baik terhadap karet, sehingga perlu diperhatikan terhadap kemasan atau tabung yang dipakai.

f. Tidak berwarna baik berupa cairan maupun dalam bentuk gas.

(3)

6 h. Tidak mengandung racun.

i. Tekanan gas LPG cukup besar, sehingga bila terjadi kebocoran LPG akan membentuk gas secara cepat, memuai dan sangat mudah terbakar.

j. Bila menguap di udara bebas akan menbentuk lapisan karena kondensasi sehingga adanya aliran gas.

k. Setiap kilogram LPG cair dapat berubah menjadi kurang lebih 500 liter gas LPG.

l. Daya pemanasannya cukup tinggi, namun tidak meninggalkan debu dan abu (sisa pembakaran).

2.2. DT-Sense LPG Sensor MQ-6

DT-Sense LPG Sensor MQ-6 merupakan modul sensor yang cukup mudah

penggunaannya. Sensor ini sangat cocok untuk mendeteksi kadar gas LPG, iso-butana, propana dan LNG dalam udara dan cocok digunakan untuk aplikasi pendeteksian serta penanggulangan kebocoran gas pada lingkungan rumah tangga maupun industri dengan jangkauan pendeteksianya mulai dari 10 sampai 10.000 ppm (part per million).

Sensor ini memiliki sensitivitas yang tinggi dan waktu respon yang cepat. Output sensor berupa resistansi analog. Rangkaian driver pun sangat sederhana, yang dibutuhkan hanya suplai daya 5V untuk heater coil, dan menghubungkan output ke ADC. Material sensor gas MQ-6 adalah yaitu tin dioxide (SnO2). MQ-6 memiliki 6 pin, 4 pin yang digunakan untuk mengambil sinyal, dan 2 pin digunakan untuk memberikan pemanasan material sensor. Pada tabel 2.1 dijelaskan komponen sensor gas MQ-6 dan pada gambar 2.1 diperlihatkan struktur dan bentuk dari sensor MQ-6.

Tabel 2.1 Komponen Sensor Gas MQ-6

No Parts Materials

(4)

7

7 Clamp ring Copper plating Ni

8 Resin base Bakelite

9 Tube pin Copper plating Ni

(a) (b)

Gambar 2.1. (a) Struktur sensor gas MQ-6, (b) Bentuk sensor MQ-6

2.2.1. Konfigurasi Sensor MQ-6

Sensor gas LPG ini merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan alat ini. Sensor ini digunakan sebagai pendeteksi kadar gas LPG di udara. Dalam skripsi ini sensor gas yang digunakan adalah DT-Sense LPG Sensor. Tata letak dari komponen pada modul sensor yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Modul sensor gas MQ-6

Adapun spesifikasi Sensor MQ-6 adalah sebagai berikut: a. Tegangan kerja 5 VDC.

b. Deteksi gas LPG, iso-butana, propana dan LNG. c. Range deteksi 200 - 10000 ppm.

(5)

8

UART TTL: 38400 bps, 8-bit data, 1-bit stop, no parity, no flow control. I2C dapat di-cascade hingga 8 buah modul dalam satu jalur komunikasi. e. Menggunakan ADC 10-bit untuk konversi data analog dari sensor.

f. Memiliki output berupa data digital dengan nilai 0 - 1023 (hasil konversi ADC).

g. Terdapat 1 buah variable resistor untuk pengaturan nilai threshold secara manual.

h. Disediakan beberapa jumper untuk konfigurasi pull-up I2C, resistor beban, serta variable resistor threshold.

i. Memiliki fitur kendali on/off dengan 2 mode kerja pilihan yaitu hysteresis dan window.

j. Pin I/O yang kompatibel dengan level tegangan TTL dan CMOS. k. Memiliki 2 buah LED sebagai indikator.

l. Dilengkapi dengan rangkaian EMI filter untuk mengurangi gangguan elektromagnetik.

2.2.2. LED Indikator

(6)

9 2.3. Mikrokontroler

Mikrokontroler, sesuai namanya adalah suatu alat atau komponen pengontrol atau pengendali yang berukuran mikro atau kecil. Sebelum ada mikrokontroler, telah ada terlebih dahulu muncul mikroprosesor. Bila dibandingkan dengan mikroprosesor, mikrokontroler jauh lebih unggul karena terdapat berbagai alasan, diantaranya:

1. Tersedianya I/O

I/O dalam mikrokontroler sudah tersedia sementara pada mikroprosesor dibutuhkan IC tambahan untuk menangani I/O tersebut.

2. Memori Internal

Memori merupakan media untuk menyimpan program dan data sehingga mutlak harus ada. Mikroprosesor belum memiliki memori internal sehingga memerlukan IC memori eksternal. Dengan kelebihan-kelebihan di atas, ditambah dengan harganya yang relatif murah sehingga banyak penggemar elektronika yang kemudian beralih ke mikrokontroler. Namun demikian, meskipun terdapat berbagai kelemahan, mikroprosesor tetap digunakan sebagai dasar dalam mempelajari mikrokontroler. Inti kerja dari keduanya adalah sama, yakni sebagai pengendali suatu sistem.

Mikrokontroler merupakan komputer di dalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya.

Secara harfiahnya bisa disebut ‘pengendali kecil’ dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini. Dengan menggunakan mikrokontroler ini maka :

a. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas.

b. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi.

(7)

10

mikrokontroler adalah versi mini atau mikro dari sebuah komputer karena mikrokontroler sudah mengandung beberapa bagian yang langsung bisa dimanfaatkan, misalnya port paralel, port serial, komparator, konversi digital ke analog (DAC), konversi analog ke digital (ADC), dan sebagainya hanya menggunakan Minimum System yang tidak rumit.

2.3.1. Mikrokontroler ATMega32

Dalam pembuatan alat ini digunakan mikrokontroler sebagai pengontrol dan penanaman programnya. Mikrokontroler ATMega32 adalah sebuah IC mikrokontroler yang diproduksi oleh Atmel. Mikrokontroler ini memiliki clock dan kerjanya tinggi sehingga mampu bekerja dengan baik dan cepat, sangat memadai untuk berinteraksi dengan LCD, menunjang penggunaan bahasa pemrograman tingkat tinggi (contohnya bahasa C), buffer untuk komunikasi data, dan stack. Mikrokontroler Atmega32 berfungsi sebagai pusat pengolahan data dan pengendali bagi perangkat lain seperti relay, solenoid, modul GSM, LCD, dll.

Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer. Namun mikrokontroler memiliki nilai tambah karena didalamnya sudah terdapat memori dan sistem input/output dalam suatu kemasan IC. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s RISC processor) standar memiliki arsitektur 8-bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. Berbeda dengan instruksi MCS-51 yang membutuhkan 12 siklus clock karena memiliki arsitektur CISC (seperti komputer). Dapat dilihat bahwa ATMega32 memiliki spesifikasi bagian sebagai berikut:

a. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, Port D. b. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.

c. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan. d. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

e. Watchdog Timer dengan osilator internal. f. SRAM sebesar 1024 byte.

(8)

11 h. Unit interupsi internal dan eksternal. i. Port antarmuka SPI.

j. EEPROM sebesar 1024 byte yang dapat diprogram saat operasi. k. Antarmuka komparator analog.

l. Port USART untuk komunikasi serial.

Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT89RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Oleh karena itu, dipergunakan salah satu AVR produk Atmel, yaitu ATMega32. Selain mudah didapatkan dan lebih murah, ATMega32 juga memiliki fasilitas yang lengkap. Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu ATTiny, AVR klasik, dan ATMega. Perbedaannya hanya pada fasilitas dan I/O yang tersedia serta fasilitas lain seperti ADC, EEPROM, dan lain sebagainya. Memiliki teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz membuat ATMega32 lebih cepat bila dibandingkan dengan varian MCS51. Dengan fasilitas yang lengkap tersebut menjadikan ATMega32 sebagai mikrokontroler yang powerfull. Adapun blok diagramnya teradapat pada Gambar 2.3. (Handinata, 2013)

(9)

12 2.3.2. Konfigurasi PIN ATMega32

Mikrokontroler ATMega32 mempunyai jumlah pin sebanyak 40 buah, dimana 32 pin digunakan untuk keperluan port I/O yang dapat menjadi pin input/output sesuai konfigurasi. Pada 32 pin tersebut terbagi atas 4 bagian (port), yang masing-masingnya terdiri atas 8 pin. Pin-pin lainnya digunakan untuk keperluan rangkaian osilator, supplai tegangan, reset, serta tegangan referensi untuk ADC. Untuk lebih jelasnya, konfigurasi pin ATMega32 dapat dilihat pada gambar 2.4.

(b) (b)

Gambar 2.4. (a) Konfigurasi Pin ATMega32, (b) Bentuk ATMega32 (ATMEL, 2009)

Berikut ini adalah susunan pin-pin dari ATMega32:

a. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukkan catu daya. b. GND merupakan pin ground.

c. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC. d. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu

Timer atau Counter, Komparator Analog, dan SPI.

e. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, Komparator Analog, dan Timer Oscilator.

f. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu Komparator Analog, Interupsi eksternal dan komunikasi serial USART. g. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler.

(10)

13

i. AVCC adalah pin suplai tegangan untuk Port A dan A/D Converter. Perlu eksternal terhubung ke VCC, bahkan jika ADC tidak digunakan. Jika ADC digunakan, maka harus dihubungkan ke VCC melalui low-pass filter.

j. AREF adalah pin referensi analog untuk A/D Converter. (Atmel, 2009)

2.3.3. Port-Port ATMega32 dan Fungsinya 2.3.3.1. Port A

Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port A dapat memberi arus 20

mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus diatur terlebih dahulu sebelum Port A digunakan.

Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin menggunakan pin-pin port A yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, kedelapan pin port A juga digunakan untuk masukan sinyal analog bagi A/D converter.

2.3.3.2. Port B

Merupak 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port B dapat memberi arus 20

mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port B (DDRB) harus diatur terlebih dahulu sebelum Port B digunakan.

Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin menggunakan pin-pin port B yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin port B juga memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2 Fungsi pin-pin port B

Port Pin Fungsi

PB0 T0 = timer/counter 0 external counter input PB1 T1 = timer/counter 0 external counter input PB2 AIN0 = analog comparator positive input PB3 AIN1 = analog comparator negative input PB4 SS= SPI slave select input

PB5 MOSI = SPI bus master output/slave input PB6 MISO = SPI bus master input / slave input PB7 SCK = SPI bus serial clock

(11)

14 2.3.3.3. Port C

Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port C dapat memberi arus 20

mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port C (DDRC) harus diatur terlebih dahulu sebelum Port C digunakan.

Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin menggunakan pin-pin port C yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, dua pin port C (PC6 dan PC7) juga memiliki fungsi alternatif sebagai oscillator untuk timer/counter 2, seperti yang dapat dilihat dalam tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3 Fungsi pin-pin port C

Port Pin Fungsi

PC0 TOSC2 (Timer Oscillator pin 2) PC1 TOSC1 (Timer Oscillator pin 1)

PC2 TDI (JTAG Test Data In)

PC3 TDO (JTAG Test Data Out)

PC4 TMS (JTAG Test Mode Select)

PC5 TCK (JTAG Test Clock)

PC6 SDA (Two-wire Serial Bus Data Input/Output Line) PC7 SCL (Two-wire Serial Bus Clock Line) Sumber: ATMEL, 2009

2.3.3.4. Port D

Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port D dapat memberi arus 20

mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port D (DDRD) harus diatur terlebih dahulu sebelum Port D digunakan.

Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin menggunakan pin-pin port D yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel 2.4 berikut.

Tabel 2.4 Fungsi pin-pin Port D

Port Pin Fungsi

PD0 RDX (UART input line)

PD1 TDX (UART output line)

PD2 INT0 (external interupt 0 input) PD3 INT1 (external interupt 1 input)

(12)

15

PD5 OC1A (Timer/Counter1 output compare A match output) PD6 ICP (Timer/Counter1 input capture pin)

PD7 OC2 (Timer/Counter2 output compare match output) Sumber: ATMEL, 2009

2.3.3.5. RESET

RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi masukan low selama minimal 2 machine cycle maka system akan di-reset.

2.3.3.6. XTAL1

XTAL1 adalah masukan ke inverting oscillator amplifier dan input ke internal clock operating circuit.

2.3.3.7. XTAL2

XTAL2 adalah output dari inverting oscillator amplifier.

2.3.3.8. AVcc

Avcc adalah kaki masukan tegangan bagi A/D Converter. Kaki ini harus secara eksternal terhubung ke Vcc melalui low pass filter.

2.3.3.9. AREF

AREF adalah kaki masukan referensi bagi A/D Converter. Untuk operasionalisasi ADC, suatu level tegangan antara AGND dan AVcc harus diberikan ke kaki ini.

2.3.3.10.AGND

AGND adalah kaki untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND, kecuali jika board memiliki analog ground yang terpisah.

2.4. Modul GSM Wavecom Fastrack M1306b

(13)

16

siap untuk dikirimkan, sedangkan demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa yang diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modul GSM merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya modem adalah alat komunikasi dua arah.

Modul GSM sering juga disebut modem GSM. Berdasarkan pemasangan pada perangkat komputer modem terdiri dari dua jenis, yaitu modem internal dan modem eksternal. Modem internal dipasangkan pada bagian dalam CPU misalnya pada slot PCI (pada motherboard tertentu sudah dilengkapi modem dari pabriknya). Sedangkan Modem eksternal dipasang pada bagian luar CPU, umumnya dipasangkan pada serial port atau USB pada CPU.

Modul GSM dirancang sebagai bagian dari penerimaan data dan menerima data dari dan ke mikrokontroler. Modul GSM atau yang sering disebut Modem GSM ini digunakan karena dapat diakses menggunakan komunikasi data serial dengan baudrate yang dapat disesuaikan mulai dari 9600 sampai dengan 115200. Selain itu, modem GSM ini menggunakan daya DC 12V dan tidak memerlukan tombol ON untuk mengaktifkannya, sehingga sangat cocok digunakan pada sistem yang berjalan terus menerus. Sebelum modem GSM ini dapat melakukan interaksi dengan mikrokontroler untuk mengirim dan menerima data, maka dalam program di mikrokontroler modem GSM harus diberikan perintah panggil atau dengan kata lain inisialisasi modem.

Data yang dikirimkan atau yang diterima oleh modul GSM adalah berupa AT Command karena modul GSM hanya mengerti dan menerjemahkan perintah

AT Command.

Modem ini adalah salah satu jenis modem yang dirancang untuk dapat dihubungkan dengan perangkat luar dengan koneksi serial. Modem ini menggunakan format pengiriman data serial biasa sehingga memudahkan saat dihubungkan dengan mikrokontroler. Adapun spesifikasi modem Wavecom Fastrak M1306b adalah sebagai berikut:

a. Dual band GSM/GPRS 900/1800 MHz.

b. GSM/GPRS (cl.10) data, SMS, voice, dan FAX.

c. Open AT: menamakan program langsung pada modem.

(14)

17 e. Masukan tegangan 5,5 V s/d 32 V. f. Antarmuka SIM Card 3V.

g. Dimensi 73mm x 54,5mm x 25,5mm. h. Bobot 80 gram.

i. Suhu operasi -25oC s/d 70oC.

Berikut beberapa keuntungan menggunakan Modem Wavecom Fastrack M1306b (gambar 2.8) daripada Modem GSM atau HP:

a. Wavecom jauh lebih stabil dibanding Modem GSM atau HP. b. Wavecom tidak gampang panas dibanding Modem GSM atau HP.

c. Pengiriman SMS yang lebih cepat dibanding Modem GSM atau HP (1000 s/d 1200 SMS per jam).

d. Support AT Command, bisa cek sisa pulsa, cek point, cek pemakaian terakhir. e. Tidak semua Modem GSM atau HP support AT Command.

f. Tidak memakai baterai sehingga lebih praktis digunakan.

Modul GSM ini memiliki dua jenis keluaran yaitu ada tipe dengan jenis keluaran dalam bentuk port serial dan ada juga berupa port USB, dan modem GSM ini berkomunikasi kepada mikrokontroler melalui komunikasi serial RS232. (Tambunan, E. 2014)

Gambar 2.5. Modul GSM Wavecom Fastrack M1306b

2.5. MAX/HIN/RS232

(15)

18

dapat difungsikan sebagai jalur komunikasi antara komputer atau mikrokontroler berantarmuka UART RS232 dengan modul atau jaringan berantarmuka UART RS485. Menurut Handinata, O (2013) spesifikasi dari MAX/HIN/RS232 sebagai berikut:

a. Mengubah level tegangan RS232 atau TTL menjadi RS485 begitu juga sebaliknya.

b. Mengakomodasi baud rate 300 bps hingga 115200 bps.

c. Dapat dikonfigurasi sebagai DCE (Data Communication Equipment) atau DTE (Data Terminal Equipment).

d. Arah data pada jalur RS485 dapat dikendalikan secara manual (sisi RS232/TTL menggunakan 2 jalur data dan 1 jalur kontrol) ataupun otomatis (sisi RS232/TTL hanya menggunakan 2 jalur data).

e. Tersedia pengaturan bias+, terminator dan bias- untuk jalur RS485. f. Membutuhkan tegangan + 9VDC sebagai catu daya.

2.6. Liquid Crystal Display (LCD)

Liquid cristal display (LCD) adalah salah satu komponen elektronika yang

berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. Jenis LCD yang dipakai pada alat ini adalah LCD M1632. LCD terdiri dari dua bagian, yang pertama merupakan panel LCD sebagai media penampil informasi dalam bentuk huruf/angka dua baris, masing–masing baris bisa menampung 16 huruf/angka. Liquid Crystal Display (LCD) adalah modul penampil yang banyak digunakan karena tampilannya menarik. LCD yang umum, ada yang panjangnya hingga 40 karakter (2x40 dan 4x40), dimana kita menggunakan DRAM untuk mengatur tempat penyimpanan tersebut. (Gamayel.R, 2007).

(16)

19

a. Tampilan 16 karakter 2 baris dengan matrik 5 x 7 + kursor. b. ROM pembangkit karakter 192 jenis.

c. RAM pembangkit karakter 8 jenis (diprogram pemakai). d. RAM data tampilan 80 x 8 bit (8 karakter).

e. Duty ratio 1/16.

f. RAM data tampilan dan RAM pembangkit karakter dapat dibaca dari unit mikroprosesor.

g. Beberapa fungsi perintah antara lain adalah penghapusan tampilan (display clear), posisi kursor awal (crusor home), tampilan karakter kedip (display

character blink), penggeseran kursor (crusor shift) dan penggeseran tampilan

(display shift).

h. Rangkaian pembangkit detak.

i. Rangkaian otomatis reset saat daya dinyalakan. j. Catu daya tunggal +5 volt.

2.7. Relay

Relay adalah sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus. Relay memiliki sebuah kumparan tegangan rendah yang dililitkan pada sebuah inti. Terdapat sebuah amatur besi yang akan tertarik menuju inti apabila arus mengalir melewati kumparan. Armatur ini terpasang pada sebuah tuas berpegas. Ketika armatur tertarik menuju ini, kontak jalur nersama akan berubah posisinya dari kontak jalur bersama akan berubah posisinya dari kontak normal-tertutup (normally close) ke kontak normal-terbuka (normally open).

(17)

20

2.8. Perangkat Tanda Peringatan Suara (Buzzer)

Sebuah buzzer menghasilkan suara berfrekuensi rendah, yang cocok untuk digunakan sebagai perangkat pemberi peringatan (alert). Sebuah sirine piezo-elektric berukuran kecil menghasilkan satu nada yang berfrekuensi sangat tinggi.

Sirine yang diperlihatkan paa foto dibawah ini beroperasi dengan tegangan 3-16 V dan hanya membutuhkan arus sebesar 5-7 mA.

Suara yang dihasilkannya besifat kontinu namun dapat dimodifikasi untuk menghasilkan bunyi dengan periode-periode pendek (burst), agar lebih menarik perhatian. Buzzer ini dapat digerakkan dengan sebuah rangkaian astabil yang bekerja pada frekuensi 1 kHz.

Buzzer ini juga dapat digunakan sebagai pemberi tanda peringatan atau sebagai alarm. Intensitas suara yang dihasilkannya berkisar antara 100 dB hingga 110 dB. Untuk mendapatkan tingkat kekerasan yang maksimum, buzzer harus dipasang secara kokoh didalam sebuah badan pembungkus atau pada sebuah papan rangkaian. (Bishop, O. 2004)

2.9. Solenoid Valve

Solenoid Valve adalah peralatan yang digunakan untuk mengkonversi sinyal

elektrik atau arus listrik menjadi gerak mekanik. Solenoid Valve dibuat dari kumparan dan inti besi yang dapat digerakkan dan berfungsi sebagai actuator untuk membuka tutup selang gas otomatis. Solenoid Valve adalah perangkat elektromekanis yang mengubah energi listrik menjadi gerakan mekanis linier yang digunakan untuk memindahkan beban eksternal jarak yang ditentukan.

(18)

21 2.10. AT-Command

AT-Command merupakan perintah standar yang dapat diterima oleh modem.

Perintah AT (Hayes AT-Command) digunakan untuk berkomunikasi dengan terminal (modem) melalui gerbang serial pada komputer. AT-Command ini dipakai untuk memerintahkan telepon selular mengirim dan menerima pesan SMS. Selain itu, AT-Command juga dapat dipakai untuk mengetahui atau membaca kondisi dari terminal seperti mengetahui kondisi sinyal, kondisi baterai, nama operator, lokasi, menambah item pada daftar telepon, mengetahui model telepon selular yang dipakaim nomor IMEI (Internasional Mobile Station Equipment Identity) dan informasi-informasi lainnnya yang berhubungan dengan

telepon selular tersebut. Perintah-perintah AT-Command dikirimkan ke telepon selular dalam bentuk string (teks). Komunikasi dataa antara telepon selular dengan peripheral lain seperti mikrokontroler dilakukan secara serial menggunakan perintah-perintah AT melalui komunikasi serial RS-232. Tabel 2.5 berikut menerangkan beberapa jenis perintah AT-Command.

Tabel 2.5. Jenis peintah AT-Command

Perintah Fungsi

AT+CPBF Mencari nomor telepon yang tersimpan

AT+CPBR Membaca buku telepon

AT+CPBW Menulis nomor telepon di buku telepon AT+CMGF Menyeting mode sms teks atau PDU

AT+CMGF=0 Menyeting mode PDU

AT+CMGF=1 Menyeting mode SMS teks

AT+CMGS Mengirim sebuah perintah SMS

AT+CMGR Membaca sebuah pesan

AT+CMGR=1 Membaca sebuah pesan dialamat 1 AT+CMG Melihat semua daftar SMS yang ada

AT+CMGD Menghapus sebuah SMS

AT+CMNS Menyeting lokasi penyimpanan SMS AT+COPS? Mengetahui nama provider kartu GSM

AT+CSCA Mengetahui alamat SMS Center

AT+CGMI Mengetahui nama dan jenis ponsel

AT+CGMM Mengetahui jenis ponsel

AT+CBC Mengetahui level baterai

Gambar

Gambar 2.1. (a) Struktur sensor gas MQ-6, (b) Bentuk sensor MQ-6
Gambar 2.3. Blok Diagram ATMega32
Gambar 2.4. (a) Konfigurasi Pin ATMega32, (b) Bentuk ATMega32 (ATMEL, 2009)
Tabel 2.2 Fungsi pin-pin port B
+4

Referensi

Dokumen terkait

temuan ini tampaknya kebutuhan sekolah/pondok pesantren terhadap sistem whitelist berbeda-beda, dilihat dari ketersediaan sistem pengamanan akses internet. Ada sekolah

Penelitian mengenai Pengaruh Kompetensi, Produktivitas Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Pekerjaan (Studi Kasus Pada Bidang Pengendalian Teknis Dan Pengembangan

Efek ekstrak daun sirih ( Piper betle L.) pada pengobatan scabies hewan ternak kambing kacang ( Capra hircus )*. Nur Sriani Rezki * , Abdul Wahid Jamaluddin, Muhammad

[r]

Buku Pintar Berbahasa Indonesia untuk SD/MI ini merupakan sarana agar kalian dapat belajar menggunakan bahasa Indo- nesia yang baik dan benar dengan penyampaian yang santun, baik

Pengertian : Seorang Tenaga Perawat Profesional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam kegiatan pelayanan keperawatan di Ruangan Rawat Inap RSBL, meliputi Ruang 9, 10, 14,

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi terbaik pada proses fermentasi glukosa secara sinambung, dengan menggunakan ragi Schizosacharomyces pombe yang ditambatkan pada

Kedudukan Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi dalam Undang-Undang ini secara umum tertuang dalam tujuan Pendidikan Nasional tercantum dalam Bab II pasal 4 yang