• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Padabidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam Di Mts Nurul Huda Pondok Karya Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Padabidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam Di Mts Nurul Huda Pondok Karya Tangerang"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI SEJARAH

KI<:BUDA YAAN ISLAM Dl MTS NURUL BUDA

PONDOI( J(ARY A T ANGERANG

Olch:

NURHAYATT

NIM 9911015473

JURUSAN PENDIDJKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TLMU TARBlVAH DAN KEGURUAN

(2)

BELAJAR SISWA PADA BIDANG STlJDI SE.JARAH J(_EBUDAYAAN ISLAM DI MTS NURUL HUDA

PONDOK KARYA TANGERANG

Skripsi :

Diajukan Kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh:

NlJRHAYATI NIM 9911015473

Di Bawah Bimbingan

Dra. Hj. Eri Rossatria, M. Ag

NIP. 150 007 315

y,.,,,C

M. Ag

NIP. 150 289 434

.JlJRlJSAN PENDIDlKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMlJ TARBlYAH DAN J(_E.GlJRlJAN

(3)

Skripsi yang berjudul PERANAN GURU DALAM MENGATASl KESULITAN BELA.JAR SIS\VA PADA BIDANG STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTS NURUL HUDA PONDOKKARYA TANG ERANG, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UJN Syarif J-Jidayatullah Jakarta pada tanggal 28

Januan 2004, skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana strata l (S l) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 28 Jan uari 2004

Sidang l\!lunaqasyah

Dekan I

Ketua Merangkap Anggota

Prof. Dr .. H. Salman ·Iarun

NIP. 150 062 568

Penguji l

Drs. H. M. Alisuf Sobri NIP. 150 033 454

Anggota

Pernbantu Dekan Ji /

S

ekretaris Merangkap Anggota

(\,,,

Dr.

セ[L、LLma@

NIP/150 231 356

Penguji II

....----

セN@

--

-

(4)

セ@

)1

J5""

)1 11

r

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hac\irat Allah SWT, yang dengan rahmat, taufuk clan hiclayah-Nya, penulis clapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa di limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sahabat dan keluarganya.

Oleh karena itu skripsi 1111 tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa

bantuan berbagai pihak, pada kcscmpatan ini pcnulis menyampaikan tcrima kasih yang sebesar-besarnya alas scgala bimbingan, bantuan serta pengarahan-pengarahan yang telah diberikan kepada penulis. Ucapan terima kasih ini clitujukan kepada :

I. Bapak Prof Dr. H. Salman Harun, Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak DR. Dede Rosyada pernbantu dekan I yang telah memberikan informasi clan wacana baru kepada penulis.

2. Bapak Ors. A, Fattah Wibisono M. Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, clan Bapak Akhmacl Shodik, M. Ag, Sekertaris .lurusan Pendidikan

(5)

telah membimbing dan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak A. Syafi'i, Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan berbagai pengetahuan baru kepada penulis.

5. Pemimpin Perpustakaan UIN Syarif l-lidayatullah Jakarta, Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan beserta stafoya yang telah melayani dan meminjamkan buku-buku yang diperlukan dalam rangka penulis skripsi ini. 6. Seluruh dosen Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan berbagai informasi dan wacana baru selama penulis belajar di

U IN Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Bapak J-1. M. 1-Iasyim Rais, Kepala sekolah MTs. Nurul l-luda Pondok Karya, !bu Ora. Jamilah, guru SKI. !bu Ani, TU MTs. Nurul J-Juda yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan seluruh responden yang telah bersedia bekerjasama dengan penulis 8. Ayahanda Tayo dan lbunda Muntiah yang dengan penuh keikhlasan clan

(6)

Ana, Afifah, Vivi, Awaliyah, Sa'anih, Dini, Anis, Ina, Sofiyeni, Tita, rekan-rekan PAI kelas Adan seluruh rekan-rekan angkatan '99 serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa sayang dan persahabatan yang telah ter1alin.

Semoga semua pihak yang telah mernbantu penulis rnenyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin.

Akhirnya besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya clan para pembaca budiman pada umumnya.

Pondok Karya, 7 Januari 2004

(7)

KAT A PEN GANT AR ... .

DAFTAR !SI ... .. JV

DAFTAR 'T'ABEL ... . VJ

BAB!

BAB II

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .. . . .. .. . .. . . .. .. . .. . . . . . . .. .. . .. ... B. Pembatasan dan Perumusan Masai ah .. . .. . . . . .. .. . . .. .. . .. . 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .. . .. . .. . .. . . .. .. . .. . .. . .. . .. . . 7 D. Metode Pembahasan . .. .. . .. . .. . . .. . . .. . .. .. . . .. 8

E. Sistematika Penulisan .. . .. . . .. .. . .. . . .. .. . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . . 8

TJNJAUAN TEORITIS

A Tugas dan Peran Guru dalam Proses Bclajar Mcngajar dan Kompctensi Guru

I . Tu gas Guru ... 10

2. Peranan Guru dalam Proses Belajar Mengajar ... 12 3. Kompetensi Guru .. . .. . .. . .. . .. . . .. .. . .. . .. . . . .. . . .. .. . . .. . . l 8 B. Masalah Kesulitan Belajar

(8)

BAB 111

BABIV

BAB V

4. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar... . . . 38

METODOLOGI PENEUTIAN

A. Populasi ... . B. Variabel Penelitian ... . C. lnstrumen Pengumpulan Data .

D. Teknik Analisa Data ... .

HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data

32 32 33 34

1. Gambaran Um um MTs Nurul Huda ... .. . .. . . . ... .. . ... 49 2. Keadaan sarana dan prasarana ... .

3. Keadaan guru ... . 4. Keadaan Siswa ... ..

5. Prestasi Belajar Siswa ... . B. Analisis Data ... .. C. Pcran Guru dalam Mengatasi Kcsulitan Belajar ... .

PENUTUP

A. Kesi mpulan .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . . .. .. . . . ... . B. Saran-Saran ... .

49

50 . ... 39

40

51

69

71

73

(9)

Tabel I Jurnlah siswa MTs. Nurul Huda tahun ajaran 2003-2004 ... . . 49

Tabet II Minat siswa terhadap rnata petajaran bidang agama ... 51

Tabet lll Ketertarikan siswauntuk rnempetajari SI<.J ... 52

Tabel IV Perasaan siswa ketika mengikuti pclajaran SKJ di kelas 52 Tabet V Penampilan guru SKI dalam rnengajar di kelas ... .. . . .. ... . .. . . 53

Tabel VI Kcgiatan siswa ketika guru SKI sedang rnenjelaskan pelajaran ... 54

Tabel VII Metode betajar yang biasa digunakan guru SKI . . 54 Tabel VIII Penjetasan guru SKI ... 55

Tabel IX Kesempatan bertanya bagi siswa ... 56

Tabel X Pemberian tu gas setiap selesai satu pokok bahasan ... 57

Tabet XI Bentuk tu gas yang diberikan guru SKI . .. .. . .. . .. . .. . .. . . .. ... 58

Tabel XII Perasaan siswa ketika guru SKI tidak masuk .. . .. . ... . . . . . .. .. . 58

Tabel Xlll Tindakan siswa ketika memperoleh nilai jelek ... 59

Tabet XIV Sikap orang tua ketika anaknya memperoteh nitai jelek ... 60

Tabel XV Tindakan guru ketika siswa mernperoleh nilai tinggi ... 61

Tabel XVI Pendapat siswa mengenai kesulitan belajar ... 62

Tabel XVII Faktor penyebab kesulitan belajar ... 63

Tabel XVIII Materi pelajaran SKI yang dianggap sulit ... 64

Tabel XIX Cara mengatasi kesulitan belajar ... 65

Tabel XX Bel ajar siswa di rumah .. . .. . . .. .. . .. . .. . . .. .. . .. . .. . .. .. . 66

(10)

PENDAI-lllLllAN

A. Latar Belalrnng Masalah

Manusia dalam kehidupannya selalu dihadapkan pada berbagai permasalahan di antaranya adalah belajar. Belajar merupakan kewajiban setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan, dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Hal ini dinyatakan dalam al Qur'an Surat Al Mujadalah ayat 11 :

Artinya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ... " (Al Mujadalah: 11) 1

Peserta didik adalah individu yang unik, yang mempunyai kesiapan dan kemampuan fisik, psikis, serta intelektual yang berbeda satu sama lainnya. Demikian pula halnya dalam proses belajar setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda, sebagaimana firman Allah SWT dalam al Qur'an.

1 Al Qui" an dan Tafsirnya, Proyek Pengadaan Kitab Suci al Qur'an, (Depag RI: 1984/l 985)

(11)

Artinya "Perhatikanlah bagaimana kami lebihkan sebagian dari mereka

alas sebagian (vang lain)". (Q.S Al lsra' : 21) 2

Dengan demikian ini berarti bahwa, aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam ha! semangat terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan belajar, yang biasa disebut dengan kesulitan belajar.

Jika dilihat dari bidang studi yang dipelajari kesu.litan belajar terbagi menjadi dua macam, yaitu : kesulitan belajar pada keseluruhan bidang studi dan kesulitan belajar pada sebagian bidang studi saja.

Berdasarkan paparan diatas, ini berarti bahwa kesulitan belajar bisa

エ・セェ。、ゥ@ pada bidang studi apapun. Begitu pula pada bidang studi SKI.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan siswa rnengalarni kesulitan dalam belajar SKI. Diantaranya seperti yang dikemukakan oleh siswa siswi

2

(12)

MTs Nurul Huda. Mereka mengatakan bahwa kesulitan yang mereka alami dalam mernpelajari SKI adalah karena kesulitan dalam rnenghapal narna-narna tokoh, waktu, tempat clan peristiwa-peristiwa yang telah terjacli. Selain itu faktor yang rnenyebabkan rnereka kesulitan belajar adalah karena rnereka ticlak rnerniliki buku pelajaran khususnya buku pelajaran

SKI

Bidang studi SKI adalah bidang studi yang di dalarnnya rnembahas tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan berkenaan clengan waktu, tempat, nama-narna tokoh dan seluruh kehidupan manusia clari sejak fahir sampai meninggal dunia yang berhubungan clengan kebuclayaan clan peraclaban Islam.

Tujuan mempelajari SKI di MTs berdasarkan kurikulurn 1994 suplemen 1999 (adaptasi sistem semester) adalah :

l. Siswa mengetahui clan memaharni ajaran Islam yang mula-mula disarnpaikan Nabi Muhammad SAW, perkernbangan Islam periocle Mekkah clan Madiah; menghayati tekanan clan penderitaan Nabi, para sahabat dan keluarganya; rnenghargai clan rnengagumi kebijaksanaan Nabi dalam rnenetapkan langkah-Jangkah penyiaran Islam.

2. Siswa menghargai dan mengagumi kepribadian, pengorbanan dan kepeloporan "sahabat yang empat" dalam mendampingi Nabi clalam menyiarkan Islam; mengetahui dan menghargai proses pengangkatan mereka menjadi khalifah serta peninggalan-peninggalan mereka.3

(13)

Sedangkan menurut Mahmud Yunus tujuan mempelajari SKI adalah 1. Mengetahui kemajuan atau kemunduran bangsa yang menganut agama

Islam dan sebab-sebabnya.

2. Mengetahui pahlawan-pahlawan dan tokoh-tokoh yang telah berjasa menyiarkan agama Islam.

3. Mengetahui sumbangan Islam dalam ilmu pengetahuan, kebudayaan dan peradaban terhadap dunia.

4. Mengetahui masyarakat Islam yang adil dan rnakmur yang telah dibina oleh Nabi, sahabat-sahabatnya dan khulafaurrasyidin.

5. Agar dapat rnengambil pelajaran pada zaman keemasan dalam sejarah Islam .4

Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan diatas, jelas bahwa SKI merupakan salah satu pelajaran yang penting karena didalamnya tidak hanya berisi rentetan kejadian atau peristiwa tanpa arti sama sekali. Tetapi di dalamnya mengandung arti yang sangat penting bagi generasi-generasi penerus dan bisa dijadikan sebagai eerminan diri, sumber pengalaman dan pelajaran yang tidak temilai harganya untuk bekal meneruskan perjuangan dan pembangunan di rnasa mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa kesulitan belajar siswa dalam bidang stucli SKI harus diatasi, karena hal ini bisa berclampak negatif cliantaranya siswa kurang memahami ajaran lsalam yang clisampaikan Nabi, siswa kurang menghargai perjuangan yang clilakukan oleh Nabi, sahabat-sahabatnya dan khulafaurrasyidin dalam menyiarkan Islam. Selain itu kesulitan belajar juga bisa menyebabkan

renclahnya prestasi belajar siswa.

·1 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama ls/am, (Jakam : CV Al Hidayah, I 965

(14)

Di sekolah yang be1ianggung jawab terhadap pendidikan adalah guru, karena guru merupakan faktor utama dalam proses pendidikan. la memegang peranan yang sangat penting. Peranan yang dimaksud disini adalah serangkaian tingkah Jaku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya. Dengan demikian agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai seoptimal mungkin, malca kesulitan belajar siswa harus segera diatasi. Dalam mengatasi kesulitan belajar ini peran guru sangat dibutuhkan. Karena guru lebih mengerti karakteristik belajar dari siswa-siswanya.

Mengingat betapa pentingnya peran seorang guru dalam membimbing belajar s1swa, terutama bimbingan belajar dalam mengatasi kesulitan belajar, maka penulis mencoba membahas masalah ini dengan memilih judul "PERANAN GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELA.TAR SISWA PADA BJDANG STUDJ SEJARAHKEBUDAYAAN TS LAM OT MTS NURUL HUDA PONDOK KARY A".

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

I. Pembatasan Masalah

(15)

a. Peran guru, yang dimaksud peran guru disini adalah usaha atau upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Dimana guru berperan sebagai pernbimbing dalarn belajar.

b. Kesulitan belajar, yang dimaksud disini adalah kesulitan s1swa dalam belajar SKI di sekolah.

c. Bidang studi SKI adalah bidang studi yang diajarkan di lembaga pendidikan formal. Lernbaga pendidikan formal yang dirnaksucl adalah MTs Nurul Huda.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas mal<a permasalahan pokok (mayor research question) yang hendak clijadikan sasaran penelitian aclalah: "Bagaimana peranan guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam di MTs. Nurul Huda Pondok Karya?''.

(16)

a. Faktor-faktor apa saja yang dapat menimbulkan kesulitan belajar 'I

b. Upaya apa yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa peran guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa.

Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui sebab-sebab s1swa mengalami kesulitan dalam mempelajari SKI.

b. Mengetahui antisipasi yang akan dilakukan oleh. guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa.

2. Manfaat Penelitian

(17)

D. Metode Pembahasan

Metode yang digunakan dalam pembahasan skiripsi ini .penulis

adalah "Deskriptif Analitis" yaitu metode yang meneliti dan menemukan

informasi yang seluas-luasnya tentang variabel yang bersangkutan dan

tidak bermaksud mengidentifikasikan hubungan antara variabel.5

Metode tersebut ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui :

1. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu pengurnpulan data dari

lokasi penelitian yang tujuan utamanya mencari jawaban dari

pertanyaan dalam perumusan masalah.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu pengumpulan data dan

informasi dengan cara membaca buku-buku, majalah, naskah,

makalah-makalah dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan judul skripsi.

Adapun pedoman yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah

buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Desertasi VIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press 2002.

E. Sistcmatika Pcnulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis membagi menjadi lima bab dan

setiap bab terdapat sub bab. Adapun sistematika penulisan ini adalah

sebagai berikut :

5

(18)

Bab I Pendahuluan, yang mencakup latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode pembahasan clan sistematika penulisan.

Bab Il Tinjauan teotitis tentang tugas clan peran guru clalam proses

belajar mengajar, masalah kesulitan belajar yang meliputi :

pengertian kesulitan belajar, gejala-gejala kesulitan belajar dan

faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar, clan earn

mengatasi kesulitan belajar.

Bab JI] Metodologi penelitian mencakup populasi variabel penelitian,

instrumen pengumpulan data clan teknik analisa data.

Bab JV Hasil penelitian mencakup deskripsi data terdiri atas gambaran

BabV

umum sekolah MTs. Nurul Huda keaclaan sarana dan prasarana,

keaclaan guru, keadaan siswa clan prestasi belajar siswa, analisis

data dan peran guru dalam mengatasi kesul itan be I ajar siswa.

(19)

TINJAUAN TEORITIS

A. Tugas dan Peranan Guru daiam Proses Belajar Meng;ajar

1. Tugas Guru

a. Tugas Profesional

Tugas profesional yaitu tugas yang berkenaan dengan profesi dalam ha! ini tugas guru mencakup. Tugas menclidik, mengajar dan melatih. Mencliclik berarti meneruskan clan mengembangkan nilai-nilai hidup. Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik maka seorang guru henclaknya memahami segala aspek pribadi anak clidiknya, baik segi jasmani maupun segi rohani. Guru henclaknya mengenal clan memahami tingkat perkembangan anak cliclik (siswa).

Disamping memahami siswa, guru juga hams men gen al clan memahami clirinya, agar terhindar clari konflik yang berhubungan dengan tugasnya seperti frustasi dan ketidakmampuan menyesuaikan clirinya, sehingga ia dapat memahami dan membantu siswa dengan sebaik-baiknya.

(20)

yang memerlukan tanggung jawab yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan siswa bergantung pada sejauh mana guru bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.1

Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorgamsas1 lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengapran yang menimbulkan proses belajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut sebagai organisator kegiatan belajar siswa.2

Melatih berarti mengembangkan keterampilan siswa. Seo1:ang guru selain bertugas mendidik dan mengajar juga dituntut untuk melatih agar siswanya memiliki suatu keterampilan sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga ketika siswa tersebut lulus ia langsung bisa mempraktekkan ilmu yang didapatnya dan menjadi tenaga terampil sehingga bisa mengembangkan teknologi yang ada.

1

Moharnmad Uzer Us111an, Ale1!/alli (Jffru J>rr?fesional, (Bandung : PT. R.e1naja Rosdakarya, 1997), Edisi ke-2, Cet. VTll, h. 6.

(21)

b. Tugas Manusiawi (Human Resposibility)

Tugas manusiawi yaitu tugas sebagai manusia dalarn hal ini, guru bertugas mewujudkan seluruh potensi yang dimilikinya, rnelakukan auto-identifikasi dan auto-pengertian untuk dapat menempatkan dirinya didalam keseluruhan kernanusiaan.3 Disamping sebagai tugas manusiawi. Di sekolah guru harus mampu rnenjadikan dirinya sebagai orang tua kedua setelah keluarga.

c. Tugas Kemasyarakatan (Civic Mission)

Yaitu tugas guru sebagai anggota masyarakat, seorang guru diharapkan dapat rnenyurnbangkan ilmu pengetahuan. Untuk kemajuan masyarakat dan bangsa. lni berarti bahwa guru berkewajiban rnencerdaskan bangsa menuju pernbentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berrnoral pancasila.4

2. Peranan Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Perkembangan ilmu dan teknologi yang disertai clengan perkembangan sosial budaya yang berlangsung dengan deras dewasa ini

3 }l. M. Surya,

Bi1nbinKan dan Konselinf.f: 1-6: MKDK 2202 / 2 sks, (Jakarta : Universitas

Terbuka, 1997), Cit, h. 64

4

(22)

telah membuat peran guru meningkat dari sebagai pengajar menjadi sebagai direktur (pengarah) belajar. Sebagai direktur belajar, tugas dan tanggung jawab guru menjadi meningkat yang ke dalamnya termasuk fungsi-fungsi guru sebagai perencana pengajaran, pengelola pengajaran, penilai hasil belajar, scbagai motivator belajar dan sebagai pembimbing.

Sebagai perencana atau perancang, l'ungsi in1 menghendaki guru untuk senantiasa mampu dan siap merancang kegiatan belajar mengajar yag berhasil guna dan berdaya guna. Untuk itu seorang guru harus memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang prinsip-prinsip belajar, sebagai suatu bahan dalam merancang kegiatan belajar mengajar. Rancangan tersebut sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Memilih dan menentukan bahan pelajaran. b. Merumuskan tujuan penyajian bahan pelajaran.

c. Memilih metode penyajian bahan pelajaran yang tepat d. Menyelenggarakan kegiatan evaluasi prestasi belajar.5

5 Muhibbin Syah, J>sikolo,f.{i J>e11didika11 cle11p;a11 J>e1ulekala11 Baru, (Bandung : Rosda Karya,

(23)

Guru sebagai pengelola pengajaran harus mampu mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. 6

Sedangkan guru dengan fungsinya sebagai evaluator (penilai hasil belajar), dituntut untuk senantisa mengikuti perkembangan taraf

kemajuan prestasi belajar atau kinerja akademik siswa dalam setiap kurun waktu pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, dan ketepatan a tau keefisienan metode pengqjaran. 7

Selanjutnya inl'onnasi dan data yang diperoleh guru dari kegiatan evaluasi bisa dijadikan sebagai feed back untuk melakukan penindak lanjutan prose'.. belqjar mengajar, clan pertimbangan dalam memperbaiki atau meningkatkan penyelenggaraan proses belajar mengajar pada masa yang akan datang, agar kegiatan belajar mengajar tidak akan statis, tetapi terus meningkat.8

6

Siameto, Op. Cit., h. 98

7

Muhammad Uzair Usman, Op. Cit., h. I I

(24)

Selanjutnya dalam perannya sebagai direktur belajar, hendah1ya guru selalu berusaha untuk menimbulkan, memelihara dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, karena motifberprestasi mempunyai relasi positif dan cukup berarti terhadap pencapaian prestasi belajar. Ini berarti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar banyak ditentukan oleh tinggi rend aim ya motif berprestasi.9

Dalam hubungan ini guru mempunyai fungsi sebagai motivator. lni berarti guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi s1swa, menimbulkan swadaya (aktifitas) dan daya cipta (kreatifitas) siswa. Dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar.10 Ada em pat ha! yang

dapat dikerjakan guru dalam memberika motivasi yaitu :

1. Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar

2. Menjelaskan secara kongkrit kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran

" Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikolofii Belaiar, (Jakarta :Rieneka Cipta, 1991 ), Cet. I,

h. JOO

10

(25)

3. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai sehingga dapat merangsang untuk mencapai prestasi yang leb1h baik di kemudian hari

4. Membentuk kebiasaan belajar yang baik. u

Sebagai direktur belajar, pendekatan yang clipergunakan dalam pembelajaran tidak hanya pendekatan intruksional akan tetapi disertai dengan pendekatan pribac!i. Melalui pendekatan pribadi ini diharapkan guru dapat mengenal clan memahami siswa secara lebih menc!alam sehingga dapat membantu dalam keseluruhan proses belajarnya. Dengan perkataan lain, sebagai direktur belajar guru sekaligus berperan sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran.

Sebagai pembimbing c!alam proses pembelajaran, ini berarti guru dituntut untuk mampu memberikan birnbingan belajar kepada siswanya. Tujuan bimbingan belajar secara umurn adalah membantu muric!-murid agar mendapat penyesuaian yang baik c!idalam situasi belajar, sehingga setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

11

(26)

Untuk lebih jelasnya tujuan pelayanan birnbingan belajar clirinci

sebagai berikut :

1. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien clan efektif bagi seorang

anak atau kelornpok anak.

2. Menunjukkan cara-cara rnempelajari clan menggunakan buku

pelajaran.

3. Memberikan infonnasi (sarana clan petunjuk) bagi yang

rnernanfaatkan perpustakaan.

4. Menunjukkan cara-cara menghaclapi kesulitan belajar dalam bidang

d. 12

stu 1 tertentu.

Guru sebagai pembimbing dituntut untuk rnengadakan pendekatan

bukan saja melalui pendekatan intruksional, akan tetapi clibarengi

dengan pendekatan yang bersifat pribadi dalam setiap proses belajar

mengajar berlangsung, dengan penclekatan pribadi semacam ini guru

akan secara langsung mengenal clan memaharni rnurid-rnuridnya secara

lebih mendalam sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

Sebagai pembimbing clalam belajar, guru diharapkan mampu untuk:

12

(27)

l. Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individu maupun

kelompok

2. Memberikan informasi yang diperlukan dalam proses belajar

3. Memberikan kesernpatan yang mernadai agar setiap s1swa

dapatbelajar sesuai dengan karakteristik pribaclinya

4. Mernbantu setiap siswa dalam mengatasi rnasalah-rnasalah pribadi

yang dihadapinya.

5. Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah clilakukan.13

3. Kornpetensi Guru

Mengingat tugas clan peran guru yang begitu kompleks, malrn

seorang guru hams berkompeten dibidangnya. Kompetensi guru

merupakan kernampuan-kemarnpuan seorang guru dalam melaksanakan

kewajiban-kewajiban secara berta.nggungjawab dan layak.14

Adapun jenis-jenis kompete.nsi yang hams dimiliki seorang guru

ad al ah:

13

Slameto, Op.Cit. h.100

14

(28)

I. Kompetensi Pribadi

Kemampuan pribadi dan meliputi hal-hal berikut.

I. I. Mengembangkan kepribadian

1 . I. I. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa - Mengkaji ajaran agarna yang dianut

- Mengamalkan ajaran-ajaran agama yang dianut

- Menghayati peristiwa yang rnencerminkan sikap saling menghargai antarumat beragama .

. 1.2. Berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa Pancasila.

- Mengkaji berbagai ciri manusia Pancasila

- Mengkaji sifat-sifat kepatriotan bangsa Indonesia - Menghayati unman para patriot dalam merebut,

mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan.

- Mernbiasakan diri menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.

Mengkaji huhungan manusia dengan lingkungan alamiah dan buatan.

- Membiasakan diri menghargai dan memelihara mutu lingkungan hidup .

. l .3. Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan guru.

- Mengkaji sifat-sifat terpuji yang harus dimiliki oleh guru

- Membiasakan diri menerapkan sifat-sifat sabar, demokratis, menghargai pendapat orang lain, so pan santun dan tanggapan terhadap pembaharuan.

1.2. Berinteraksi dan berkomunikasi.

l .2.1. Berinteraksi dengan sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional.

- Mengkaji ajaran struktur organisasi Depclikbud - Mengkaji hubungan kerja profesional

- Berlatih menerima dan memberikan balikan

- Membiasakan diri mengikuti perkembangan profesi

(29)

- Mengkaji berbagai lembaga kemasyarakatan yang berkaitan dengan pendidikan.

- Berlatih menyelenggarakan kegiatan kemasyarakatan yang menunjang usaha pendidikan

1.3. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan

1.3.1. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar - Mcngkaji konscp-konscp dasar bimbingan

- Berlatih mengenal kesulitan belajar murid

- Berlatih memberikan bimbingan kepada murid yang mengalami kesulitan belajar

l.3.2. Membimbing murid yang berkelainan dan berbakat khusus

Mengkaji em-cm anak berkelainan dan berbakat khusus.

- Berlatih mengenal anak berkelainan dan berbakat khusus

- Berlatih menyelenggarakan kegiatan untuk anak berkelainan dan berbakat khusus

l .4. Melaksanakan administrasi sekolah

1.4. l. Mengenal pengadministrasian kegiatan sekolah

- Mengkaji berbagai jenis dan sarana administrasi sekolah

- Mengkaji pedoman administrasi pendidikan 1.4.2. Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah

- Berlatih mem buat dan mengisi berbagai format administrasi sekolah

- Berlatih menyelenggarakan administrasi sekolah

1.5. Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan penga_1aran

1.5. l. Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah

- Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah yang sederhana

- Memahami laporan penelitian sederhana untuk kepentingan pengajaran

1.5.2. Melaksanakan penelitian sederhana

(30)

- Membiasakan diri melakukan penelitian untuk keperluan pegajaran.

2. Kompetensi Profesional

Kemampuan profesional ini meliputi hal-hal berikut: 2.1. Menguasai landasan kependidikan

2.1.1. Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pcndidikan nasional

- Mengkaji tujuan pendidikan nasional

- Mengkaji tujuan pendidikan dasar dan menengah - Meneliti kaitan anatar tujuan pendidikan dasar clan

menengah dengan tujuan pendidikan nasional

Mengkaji kegiatan-kegiatan pengajaran yang menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional . 2.1.2. Mengenal fungsi sekolah dalam masyarnkat

- Mengkaji peranan sekolah sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan

- Mengkaji peristiwa-peristiwa yang mencerminkan sekolah sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan - Mengelola kegiatan sekolah yang mencerminkan

sekolah sebagai pusat pendidikan dan kebusayaan 2.1.3. Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat

di manfaatkan dalam proses belajar mengajar.

Mengkaji jenis perbuatan untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

- Mengkaji prinsip-prinsip belajar

- Menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam kegiatan belajar mengajar

2.2. Menguasai bahan pengajaran

2.2.1. Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah

- Mengkaji kurikulum pendidikan dasar dan menengah - Menelaah buku teks pendidikan dasar dan menengah - Menelaah buku pedoman khusus bidang studi

- Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dinyatakan dalam buku teks dan buku pedoman khusus.

(31)

- Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan bahan bidang studi/mata pelajaran

- Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan profesi guru.

2.3. Menyusun program pengajaran 2.3.1. Menetapkan tujuan pembelajaran

- Mengkaji ciri-ciri tujuan pembclajaran - Dapat merumuskan tujuan pembelajaran

- Menetapkan tujuan pern belajaran un11tk satu satuan pernbelajaran/ pokok bahasan

2.3.2. Memilih dan rnengembangkan bahan pembelajaran

- Dapat mernilih bahan pernbelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

- Mengernbangkan bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan pernbelajaran yang ingin dicapai

2.3.3. Memilih dan rnengernbangkan strategi belajar rnengajar - Mengkaji berbagai metode rnengajar

- Dapat rnernil ih rnetode mengajar yang tepat - Merancang prosedur belajar mengajar yang tepat. 2.3.4. Memilih dan rnengembangkan media pengil;Jaran yang

sesua1

- Mengkaji berbagai media pengajaran - Memilih media pengajaran yang tepat - Membuat media pengajaran yang sederham1 - Menggunakan media pengajaran

2.3.5. Memilih dan rnemanfaatkan sumber belajar

- Mengkil;ji berbagai jenis dan keguanaan sumber belajar - Memanfaatkan sumber belajar yang tepat.

2.4. Melaksanakan program pengajaran

2.4. l. Menciptakan iklim belil;jar mengajar yang tepat - Mengkaji prinsip-prinsip pengelolaan kelas

- Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi suasana belajar mengajar

- Menciptakan suasana belajar yang baik

- Menangani masalah pengajaran dan pengelolaan 2.4.2. Mengatur ruang belajar

- mケョYォセ⦅ェゥ@ 「ケイャ_セ_セゥ@ エセ|ャA@ ruang byJf\jar

(32)

- Mengkaji kegunaan sarana clan prasarana kelas - Mengatur mang belajar yangt tepat

2.4.3 .. Mengelola interaksi belajar mengajar

Mengkaji cara-cara mengamati kegiatan belajar mengajar

- Dapat mengamati kegiatan belajar mengajar - Menguasai berbagai ketrampilan clasar mengajar

- Dapat menggunakan berbagai ketrampilan clasar mengajar

- Dapat mengatur murid dalam kegiatan belajar mengaJar

2.5. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah clilaksanakan

2.5. l. Menilai prestasi muricl untuk kepentingan pengajaran - Mengkaji konsep dasar penilaian

- Mengkaji berbagai teknik penilaian - Menyusun alat penilaian

- Mengkaji cara mengelola clan menafsirkan data. unutk menetapkan tarafpencapaian muricl

- Dapat menyelenggarakan penilaian p•oncapaian muricl 2.5.2. Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

- Menyelenggarakan penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar

- Dapat memanfaatkan hasil penelitian untuk perbaikan proses belajar mengajar. ii;

H. Masnlah Kcsulitan Belajar

1. Pengertian Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar menurut Drs. M. Dalyono dalam bukunya Psikologi Penclidikan adalah "Keaclaan dimana anak cliclik atau siswa tidak clapat belajar sebagaimana

ュ・ウエゥョケ。BN

セ@

'9 Ibid, It 16-19

(33)

Abin Syamsudin Makmun, dalam bukunya Psikologi Pendidikan memberikan pengertian kesulitan belajar ialah "Apabila seorang siswa tidak dapat mencapai taraf kualifikasi hasil be la jar tertentu (berdasarkan ukuran kriteria keberhasilan seperti yang dinyatakan dalam TIK atau ukuran tingkat kapasitas atau kemampuan dalam program pelajaran time allowed dan atau tingkat ー・イォ・ュ「。ョァ。ョョケ。IBN Qセ@

Sedangkan menurut M. Alisuf Sabri dalam bukunya Psikologi Pendidikan, bahwa yang dimaksud dengan "Kesulitan Belajar adalah kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran di sekolah".18

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah "Keadaan dimana seorang anak tidak dapat belajar sebagaimana mestinya atau dengan kata lain ia mengalami kesukaran dalam menerima atau menyerap pelajaran sehingga siswa tidak dapat mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu, baik yang berdasarkan ukuran kriteria keberhasilan yang dinyatakan dalam TIK, maupun ukuran kriteria keberhasilan berdasarkan tingkat perkembangannya.

1 'I' Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pe11didika11 Pera11gkat Sistem Pengajara11 Modul,

(Bandung: PT. Remaja Rosda Karyn, 2001), Cet IV, h. 308.

18 M. Alisup Sabri, Psiko/ogi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Faku/tas

(34)

Kesulitan belajar siswa tersebut jangan dibiarkan berlarut-larut oleh guru, tetapi harus segera cliketahui dan diatasi oleh guru berdasarkan gejala-gejala yang tampak pada diri siswa.

2. Gejala-Gejala Kesulitan Belajar

Gejala-gejala yang mcnunjukkan kcsulitan belajar clapat cliamati dalam berbagai bentuk. Menurut Moh. Surya, ada beberapa ciri tingkah laku yang merupakan manifestasi dari gejala kesulitan belajar, antara

lain:

a. Menunjukkan hasil belajar yang rendah (dibawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok kelas).

b. Hasil yang dicapai tidak seimbang clengan usaha yang clilakukan, mungkin murid yang selalu berusaha clengan giat tapi nilai yang dicapai selalu renclah.

c. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar, ia se!alu tertinggal dari kawan-kawannya clalarn menyelesaikan tugas sesuai clengan waktu yang tersed ia.

(35)

e. Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan, seperti: membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan mmah, menganggu didalam dan di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, mengasingkan diri, tersisih, tidak mau bekerjasama dan sebagainya.

t:

Memmjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti

pemurung, mudah tersinggung, pcmarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu, misalnya dalam menghadapi nilai rendah, tidak menyesa! atau menunjukkan sedih.19

Dari beberapa gejala kesulitan be I ajar terse but, rendahnya hasil belajar merupakan gejala kesul itan belajar yang paling jelas.dari gejala-gejala termanifestasi dalam tingkah laku setiap peserta didik, diharapkan para pendidik atau guru dapat memahami dan mengidentifikasi mana siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan mana pula yang tidak.

(36)

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar

Menurut para ahli pendidikan, faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesulitan dalam belajar di sekolah terdiri dari dua faktor utama yakni faktor yang terdapat didalam diri peserta didik itu sendiri yang disebut faktor internal. Dan faktor yang terdapat di luar diri peserta

cl idik yang disebut dengan faktor ekstemal. a. Faktor Internal

I) Kemampuan Dasar (lntelegensi)

Kurangnya kemarnpuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik. Kemampuan dasar (intelegensi) merupakan wadah bagi kemungkinan tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Jika kemampuan dasar rendah, maka hasil belajar yang dicapai akan rendah pula, sehingga menimbulkan kesulitan dalam belajar. Clark mengemukakan bahwa "Hasil belajar siswa di sekolah 70

% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan".20

(37)

anak dengan minta bantuan seorang psikolog agar dapat melayani murid-muridnya.

2) Bakat

Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir.21 Kurangnya bakat khusus untuk situasi belajar tertentu, sebagaimana halnya intelegensi karena bakat juga merupakan wadah untuk mencapai hasil bela3ar tertentu. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu kegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar. Sumadi Surya Brata mengatakan bahwa : " ... Seseorang akan lebih berhasil kalau ia belajar dalam lapangan yang sesuai dengan bakatnya, demikian pula dalam lapangan kerja, seseorang akan berhasil kalau dia bekerja dalam lapangan yang sesuai dengan bakatnya".21

21 Ibid, h. 130

2

1. Ahmad Mudzakir, et. al, Psiko!ogi Pendidikan lfnt11k Fak11/1as Tarbiyah Komponen

(38)

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus-menerus yang dise1iai dengan rasa senang.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan ー・ャセェ。イ。ョ@ yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk bela_jar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran dan a:kan menimbulkan kesulitan dalam belajar. Sebaliknyajika bahan pelajaran rnenarik minat siswa akan lebih mudah dipelajari, karena rninat rnenambah semangat dalam

「・ャセェ。イN

B@

4) Motivasi

MC. Donald mernberikan definisi motivasi, motivasi adalah suatu perubahan tenaga didalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efoktif reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.2'

2

-9 Slameto, Be/ajar da11 Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rieneka Cipta 1993), Cet. m, h. 57

セ@

(39)

Motivasi sebagai faktor mner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar, motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya, untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sermg meninggalkan pelajaran, akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar.20

5) Kesehatan Mental

Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi 3uga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional.

Hubungan kesehatan mental dan belajar adalah timbal balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan

(40)

hasil belajar yang baik, demikian juga belajar yang selalu sukses

akan membawa harga diri seseorang, bila harga diri tumbuh aJ(an

merupakan faktor adanya kesehatan mental.

lndividu didalam hidupnya selalu mempunyai

kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan, seperti : memperoleh

penghargaan, dapat kepercayaan, rasa aman, rasa kemesraan dan

lain-lain. Apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi akan membawa

masalah-masalah emosional dan bentuk-bentuk maladjusment.

Maladjusment sebagai manifostasi dari rasa emosional

mental yang kurang sehat dapat merugikan belajar misalnya :

anak yang sedih akan kacau pikirannya, kecewa akan sulit

mengadakan konsentrasi. Keadaan seperti ini akan menimbulkan

kesulitan belajar.211

6) Faktor Jasmaniah

Faktor jasmaniah yang tidak mendukung kegiatan belajar,

seperti: sakit, seorang yang sakit akan mengalami kelemahan

fisiknya, sehingga syaraf sensorik dan motoriknya lemah.

Akibatnya rangsangan yang diterima melalui inderanya tidak

dapat diteruskan ke otak. Cacat tubuh seperti kurang

(41)

pendengaran, kurang penglihatan. Hal ini dapat menimbulkan kesulitan belajar terntama bila gum tidak memperhatikan dan menempuh placement yang tepat.

b. Faktor Eksternal l) Faktor Sekolah

a. Metode Mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui didalam mengajar. J'vfongajar itu sendiri menurut lgn S Ulih Bukit Karo-karo adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai dan mengembangJrnnnya. Di dalam Jembaga pendidikan orang lain yang disebut diatas adalah murid atau siswa dan mahasiswa.27

Dari uraian diatas jelaslah bahwa metode belajar sangat mempengaruhi belajar siswa. Metode mengajar yang kurang baik akan menjadikan belajar siswa tidak baik pula.

2q

(42)

iB Ibid

Metode mengajar yang tidak baik ini mungkin disebabkan karena kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran, sehingga penjelasan guru tidak dapat dimengerti dan dipahami siswa, malrn akan timbul sikap kurang senang terhadap guru atau mata pelajaran yang diajarkan tersebut dan siswa pun akan malas untuk belajar, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam belajar.

Oleh karena itu maka seorang guru harus bisa memilih dan menggunakan metode mengajar dengan tepat, efisien dan seefektif mungkin. Agar motivasi belajar siswa meningkat dan siswa mengerti dan memahami apa yang diajarkan oleh gurunya.

b. Kurikulum

(43)

lni berarti bahwa kurikulum 1uga berpengaruh terhadap belajar siswa. Kurikulum yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik pula terhadap belajar siswa dan akan menimbulkan kesulitan belajar. Kurikulum yang tidak baik itu seperti ; bahan-bahan yang terlalu tinggi sehingga sulit dimengerti siswa, materi pelajaran yang terlalu panjang sehingga membosankan dan kurikulum yang tidak sesuai dengan kebutuhan anak

c. Relasi Guru dengan Siswa

29Jbid, h. 66

Proses belajar mengajar te1:jadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh hubungan yang ada dalam proses tersebut..a9

(44)

sISwa artinya hubungan gum dengan siswa kurang baik. Hal ini bennula pada sikap guru seperti kasar, suka marab, suka membentak, tak pandai menerangkan, pelit dalam angka, tidak adil dan sebagainya, maka siswapun akan malas untuk belajar karena mata pelajaran yang diajarkan oleh guru itu kurang disukai, maka timbulab kesulitan belajar.

d. Alat Pelajaran

Alat pelajaran erat kaitannya dengan belajar srswa, karena alat pelajaran ini digunakan oleh guru dalam menyampaikan pelajaran dan digunakan siswa dalam menerima pelajaran.3JD Alat pelajaran yang. lengkap dan tepat

akan mempelancar penerimaan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Sebaliknya tidak lengkap dan kurang tepatnya alat pelajaran akan memperlambat dan rn.enyulitkan siswa dalam menerima bahan pelajaran.

Oleh karena itu, sekolah-sekolah harus memiliki perpustakaan, agar dapat digunakan siswa yang tidak mampu

(45)

membeli buku, laboratorium untuk digunakan pada mata pelajaran yang bersifat praktek clan media-media lain agar proses belajar mengajar menjadi lancar dan mudah diterima oleh siswa.

e. Kondisi gedung, kondisi gedung di sini terutama ditujukan pada ruang kelas. Ruangan ini harus memenuhi syarat kesehatan seperti : ruangan hams berjendela, ventilasi cukup, udara segar dapat masuk, sinar dapat menerangi, dinding hams bersih, lantai tidak becek, licin clan kotor, serta keadaan gedung yang jauh dari keramaian. Apabila ha! tersebut tidak terpenuhi akan menghambat pelajaran dan menimbulkan kesul itan be la jar. 31

f. Waktu sekolah clan disiplin kurang : apabila sekolah masuk sore, siang, malam maka kondisi anak tidak lagi da!am

keadaan yang optimal untuk menerima pelajaran, sebab energi sudah berkurang.

(46)

Disamping itu pelaksanaan disiplin yang kurang misalnya murid-murid liar, sering datang terlambat, tugas yang diberikan tidak dilaksanakan, sekolah berjalan tanpa kendali, lebih-lebih gurunya kurang disiplin akan banyak mengalami hambatan dalam belajar.3

a.

2) Faktor Keluarga

Situasi dalam keluarga mendukung situasi belajar peserta didik, seperti suasana rumah yang ramai, selalu tegang, banyak cekcok diantara anggota, rumah tangga yang kacau, kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan, orang tua yang kejam, otoriter, tidak adanya kasih sayang ekonomi yang kurang sehingga kurangnya alat-alat belajar dan lain sebagainya. Semua

1111 dapat menghambat belajar sehingga anak mengalami

kesulitan dalam belajarnya.33

3) Situasi lingkungan sosial yang mengganggu kegiatan belajar siswa, seperti pengeruh negatif dari pergaulan, situasi masyarakat yang kurang memadai, gangguan kebudayaan, film, bacaan, permainan elektronik playstation dan sebagainya.34

3'1./bid, h. 86-87

セ@ Ahmad Mudzakir, et. al, Op. Cit, h. 167

(47)

4. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar

Sebagaimana kita ketahui, bahwa kesulitan belajar merupakan suatu pennasalahan yang harus segera diatasi. Karena akan berdampak pada hasil belajar. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa adalah dengan melakukan pengajaran perbaikan (remedial teaching).

Remedial teaching dapat diartikan sebagai : "Bentuk pengajaran yang diberikan kepada seorang murid untuk membantu memecahkan kesulitan belajar yang 、ゥィ。、。ーゥョケ。BN S セ@

Remedial teaching memiliki tujuan, baik dalam arti luas atau ideal, maupun dalam arti sempit atau operasional. Dalam arti luas atau ideal; kegiatan remedial teaching bertujuan memberikan bantuan, baik berupa perlakuan pengajaran maupun berupa bimbingan dalam upaya mengatasi kasus-kasus yang dihadapi para siswa. Bantuan yang berupa perlakuan pengajaran dalam proses belajar mengajar. Misalnya, berupa : modul, berbagai tugas dan sebagainya. Sedangkan bantuan yang berupa bimbingan lebih banyak menekankan pada kesejahteraan mental siswa. Kemudian dalam arti sempit atau operasional kegiatan remedial

(48)

teaxhing bertujuan untuk memberikan bantuan yang berupa perlakuan pengajaran kepada siswa yang sulit, lambat belajar. Agar mereka secara tuntas dapat menguasai bahan pelajaran yang diberikan.3&

Dari pengertian dan tqjuan remedial teaching tersebut menunjukkan bahwa, pengajaran remedial bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan sederhana, karena beragamnya kesulitan belajar yang dialami siswa.

Langkah umum dari pengajaran remedial adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi kasus; menandai siswa yang mengalami kesulitan belajar

dan siswa yang memerlukan bantuan khusus.

2. Identifikasi masalah; melokalisasikan dimana letak kesulitan, dalam bidang pelajarnn mana, dalam bentuk metode rnana, dalam aspek prilaku mana, dan dalam proses belajar yang mana.

3. Prognosis; mengambil kesimpulan bagaimana kernungkinan usaha-usaha bantuan dan penyembuhannya, apakah diberikan pelajaran tambahan secara khusus, apakah dengan bantuan penyuluhan, atau apakah dengan mengubah situasi belajar. 'n

' 6 Ibid, h. 186

(49)

Untuk mempermudah dalam melakukan kegiatan identifikasi kasus, identifikasi masalah dan prognosis, terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan diantaranya :

I. Observasi, pada kegiatan ini seorang guru dapat memperoleh gambaran mengenai cara-cara anak belajar, kebiasaan-kebiasaannya, waktu mengei:jakan tugas dan sebagainya.

2. Angket, dalam kegiatan ini guru dapat memberikan sejumlah pertanyaan tertulis pada anak-anak, tentang minatnya, kesulita:n-kesulitan yang dirasakannya, keadaan di rumab maupun situasi di sekitamya dan lain-lain.

3. Wawancara, melalui wawancara guru dapat memperoleh keterangan tentang faktor-faktor yang membuat siswa kesulitan belajar, tentang keadaan kesehatan siswa dan sebagainya.

4. Men el iti basil pekei:jaan anak

5. Penggunaan buku rapor dan sebagainya.38

Setelah mengetahui siswa mana yang mengalami kesulitan belajar, berapa jumlahnya, faktor-faktor apa yang menyebabkan kesulitan belajar, maka pengajaran remedial dapat dilakukan. Ada beberapa bentuk pengajaran remedial, antara lain :

38 Engkosworo, Dasar-Dasar Metodologi Penga;aran, (Jakarta : Bina Aksara, 1988), Cet. IJ,

[image:49.595.59.441.208.545.2]
(50)

..

h. 31

1. Mengajarkan kembali bahan yang sama tetapi dengan earn penyajian

yang beda.

2. Bimbingan individual atau kelompok kecil

3. Menyuruh siswa mempelajari sendiri surnber-sumber yang ditunjuk

guru

4. Menggunakan alat-alat audio visual yang lebih banyak

5. Bimbingan oleh wali kelas, guru bidang studi dan guru BP:\!Jl

6. Tutoring, dalam kediagan ini guru menjadikan siswa yang

seharusnya mendapat program pengayaan untuk menjadi tutor bagi

temannya sendiri. Tetapi perlu diperhatikan, dalam tutoring ini tidak

semua siswa yang menderita kesulitan bisa diserahkan ke tutor.

Siswa dengan tingkat kesulitan belajar yang berat harus ditangani

langsung oleh guru. jika kesulitan belajarnya hanya sedikit bisa

diserahkan ke tutor, dan jika kesulitan belajamya sangat ringan bisa

dilakukan dengan cara memberikan tugas untuk mengulangi

pelajarannya sendiri.4v

"39 Abd. Rahman Abror, Op.Cit, h. 189

4

(51)

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi

Dalam penelitian ini individu yang dijadikan populasi adalah

kcseluruhan siswa kelas 1 MTs. Nurul Huda yang be1:jumlah 48 orang.

Karena dalam penelitian ini suhjeknya kurang dari 100, maka semua subjek diamhil, sehingga penelitiannya mcrupakan penelitian populasi.1

B. Variabcl Penelitian

Menurut Y. W. Best yang disunting oleh Sanpiah Faisal, variabel

penelitian adalah .kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh

peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian.

Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang

cl imaksud variabel penelitian ad al ah segala sesuatu yang akan dijadikan objek pengamatan penelitian.2

1

Suharsi111i Arikunto, l)ros11,J11r I1e11elilia11 S11a111 /)e11dl!kalan f>raktek, (Jakarta: Rinek_a Cipta,

1998), Cet XI, h. 120

2 Amirul Hadi eta!, Metodo/ogi Pe11e/itia11 Pe11didika11,

(52)

skripsi ini adalah peran guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada

bidang studi SKI yang meliputi peranan guru sebagai pembimbing belajar

dan upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa

pada bidang studi SKI. Kesulitan belajar siswa pada bidang studi SKI yang

meliputi faktor-faktor yang dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar

SKI

C. lnstrumen Pengumpulan Data

lnstrumen pengumpulan data adalah alat atau fasilitas yang

digunakan peneliti dalam mcngumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan

sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam skripsi

ini adalah:

I. Observasi, penulis mengadakan pengamatan langsung Jalam rangka

memperoleh data dan keterangan yang dibutuhkan, kemudian dilakukan

(53)

2. Interview (wawancara) yaitu pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan dan pertanyaan yang diajukan itu telah dipersiapkan secara tuntas, yang dilengkapi dengan instrumennya berupa pedornan wawancara, untuk mernperoleh keterangan yang dibutuhkan.3

3. Angket atau kuesioner adalah sejurnlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk rnernperoleh informasi dari responden dalarn arti laporan tentang peribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup artinya kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. 4

D. Teknik Analisa Data

Setelah data terkurnpul dari hasil pengurnpulan data, Jangkah selanjutnya adalah pengolahan data atau analisa data. Data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara dianalisa secara kualitatifartinya data tersebut digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisah-pisahkan

' Anas Sudjono, l'engantar Statistik f'endidikan, (Jakarta : PT. Raja Cirafindo Persada, 2000), Cet X, h. 27

(54)

diperoleh rnelalui angket atau kuesioner diolah secara kuantitatif artinya

data tersebut berwujud angka-angka basil perhitungan atau pengukuran,

yang kernudian dituangkan dalarn bentuk kalirnat yang bersifat kualitatif6

Langkah-langkah yang digunakan dalarn analisa data :

I. Persiapan; kegiatan dalarn langkah persiapan ini antara lain :

a. Mengecek narna dan kelengkapan identitas pengisi

b. Mengecek kelengkapan data artinya rnerneriksa 1s1 instrurnen

pengurnpulan data (termasuk pula kelengkapan lembaran instrurnen

barangkal i ada yang terlepas a tau sobek)

c. Mengecek macarn isian 、。エ。Nセ@

2. Tabulasi data

Kegiatan ini dilaksanakan dengan earn memasukkan data-data

kedalam tabel persentase sesuai jumlah item-item pertanyaan yang

diajukan.

5

/hid, h. 245 6

/hid, h. 246

(55)

digunakan adalah :

Keterangan :

p =_E_ x 100 % N

F : Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya

N : Number of Cases (Jumlah frekuensi atau banyaknya individu) P : Angka persentase 8

(56)

A. Deslu·ipsi Data

BASIL penャセlitian@

l. Gambaran Umum MTs Nurul Huda

MTs. Nurul Huda didirikan oleh H.M Hasyim Rais pacla tanggal

8 Oktober l 988. MTs. lni beralamat di Jalan Masjid Al Abror Pondok

Karya, Kecamatan Pondok Aren Tangerang. Sekolah ini berstatus

swasta.

Visi dan Misi dari MTs. Nurul Huda adalah untuk menggalang

pendidikan pada masyarakat setempat yang umumnya adalah

masyarakat awam dan rendah. Selain itu MTs. Nurul Huda menawarkan

biaya pendidikan yang lehih rendah, tctapi dengan mutu pendidikan

yang tidak tertinggal dengan sekolah-sekolah lainnya. Lebih khusus

tujuan didirikannya MTs. Nurul Hucla aclalah untuk membentuk

muricl-murid yang berpengetahuan agama dan umum, berakhlakul karimah,

memiliki kemampuan berbahasa dan sebagainya.

2. Keadaan Sarana dan Prasarana

Bangunan dan gedung yang tersedia untuk mendukung proses

(57)

ruang belajar, I buah ruang kantor, I buah ruang pertemuan, I buah ruang ibadah atau masjid, 1 buah ruang olah raga, I buah kantin dan 1

buah kamar mandi, sedangkan prasarana yang ada di sekolah ini meliputi : papan tulis, meja, kursi, kapur tulis dan sebagainya. Perlu diperhatikan, bahwa sekolah ini belum memiliki perpustakaan.

Ini berarti sarana penunjang belajar bagi siswa belum lengkap. Padahal kita semua mengetahui bahwa perpustakaan sekolah sangat dibutuhkan, karena dapat membantu siswa dalam belajar, terutama bagi mereka yang tidak memiliki buku pelajaran. Selain itu tidak adanya media yang dapat membantu guru dalam mengajar; seperti globe, peta yang bisa digunakan dalam pengajaran sejarah dan alat peraga sepe1ii media audio visual yang kesemuanya dapat membantu siswa dalam memahami apa yang dijelaskan oleh guru.

3. Keadaan Guru

Pada awal berdirinya, yakni tahun 1988. MTs. Nurul Huda mempunyai tenaga pengajar sebanyak 6 orang dengan jumlah kelas 1, kemudian pada tahun 1990 tenaga pengajar berjumlah 15 orang dengan jumlah kelas 2, sedangkan pada tahun 1995-1997 jumlah pengajar sebanyak 15 orang dengan jumlah kelas 6. Dan dari tahun 1998 hingga sekarang jumlah guru sebanyak 15 orang denganjumlah kelas yang di

(58)

berjumlah 15 harus mengajar di 6 kelas. Tetapi pada tahun 1998 hingga sekarang sekolah itu mengalami peningkatan, karena guru yang berjumlah 15 hanya mengajar di 3 kelas.

Namun berdasarkan judul skripsi 1m, maka penulis lebih menyorot pada guru SK!. Guru SKI di Mts. Nurul Buda mempunyai tugas rangkap yakni, selain mengajar SKI beliau juga mengajar Fiqih dan beliau juga harus mengajar di 3 kelas yang berbeda tingkatannya, pada masing-masing mata pelajaran tersebut. Hal ini bisa menyebabkan konsentrasi guru terbagi.

4. Keadaan Siswa

Jumlah siswa/i Mts. Nurul Huda pada tahun ajaran 2003-2004 adalah 127, dengan rincian kelas I sebanyak 48 siswa, kelas II sebanyak 41 siswa, kelas HI sebanyak 38 siswa. Untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

[image:58.595.48.442.169.698.2]

Tabel I

Jumlah Keseluruhan Siswa Mts. Numl Huda Ke las

I

I I

I I

I

II I

I

t

III

I

I

Jumlah

I

i

Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan

19 29

13 28

22 16

54

73

(59)

Dari tabel tersebut, terlihat bahwa siswa kelas I berjumlah 48 orang, ini berarti l orang guru hams mengajar 48 orang yang memiliki kemampuan berbeda-beda. Hal ini bisa menyebabkan proses belajar mengajar akan terganggu, karena dengan murid 48 orang artinya kelas besar pengelolaanya akan sukar sehingga ketika ada I atau sekelompok murid yang berbuat gaduh maka seluruh kelas akan gaduh, apabila metode yang digunakan adalah metode ceramah s.eclangkan volume suara guru kecil, murid yang duduk dibagian belakang tidak menclengar, artinya suara guru tidak clapat menjangkau keseluruhan kelas. Guru akan kesulitan untuk memantau muridnya clalam memahami pelajaran, karena kelas yang ideal adalah kelas clengan murid 20 orang dan 1 guru.

5. Prestasi Belajar Siswa

(60)

satu sampai dua. Jni berarti bahwa siswa-siswa tersebut mengalami kesulitan dalam belajar SKI, dengan melihat dari prestasi yang mereka peroleh.

B. Analisis Data

Tabel TI

Minat siswa terhadap mata pelajaran bidang agama.

I Altematif Jawaban F p

I

Fiqih.

!

11 22,92%

I

I

I

!

SKI 4 8,33%

I

I .

12

I

I

Aq1dah Akhlak 25%

I

I

Al Quran Had its 21

i

43,75%

I

!

I

i

Jumlah

I

48

l

JOO% . . I I

!

!

!

_J

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa (43,75 %)

[image:60.595.40.436.199.560.2]
(61)

Tabel Ill

Ketertarikan siswa untuk mempelajari SKJ

F

I

p

I

-·----·---·--- ---

---1---·-·----f---1

Ya

i

25 1 52,08 %

I

Alternatif Jawaban

Kadang-Kadang

I

23

i

47 92 %

i

,

I

'

0

I

I

Tidak

I

o

I

o

%

I

セi@

_ _ _ _ J_u_m_Ja_h _ _ _ _ -·

_,1_4_8 \

l

oc;o;:;;--1

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa (52, 08 %) menyatakan bahwa SKI merupakan pelajaran yang menarik, sebagian yang lain (47,92 %) menyatakan kadang-kadang SKI merupakan pelajaran yang menarik untuk dipelajari dan tidak ada siswa yang tidak tertarik untuk mempelajari SKI

Tabel JV

Perasaan siswa ketika mengikuti pelajaran SKI di kelas

j Alternatif Jawaban F j P

1

; I

1-··---·----·----·--- .. ---·---··I ---·---1--

---1

I

Senang ' 15

I

31,2 5% I

1

1

. Cukup Senang 32 I 66,67% I

I

I

I

. I •

I

i

Tidak Senang i

I

2,08% I

I

I

I

1

- - - MセQセセセセQセQセ@

·---··· ··

1-

48

1

---100%---

1

[image:61.595.28.439.204.686.2]
(62)

Dari tabel terse but, diketahui bahwa sebagian besar siswa ( 66,67 % ) cukup senang ketika mengikuti pelajaran SKI, sebagian lagi (31,25%) merasa senang ketika mengikuti pelajaran SKI di kelas dan sangat :iedikit sekali (2,08 %) yang menyatakan tidak senang ketika mengikuti pelajaran SKI di kelas. Ini berarti bahwa hampir seluruh siswa senang ketika mengilrnti pelajaran SKI di

kelas

[image:62.595.32.436.218.542.2]

Tabel V

Penampilan guru SKI dalam mengajar di kelas

I

Alternatif Jawaban

GMMセMᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋセ@

...

MᄋᄋセMセMMM

!Baik

I

CukupBaik Tidak Baik

Jumluh

I

F I p .

... _. ___ L ____ .. ____

J

I

36 I 75'Yo

I

I

I

I

12 25%

!

I

o

a

I

\ 48 100%

I

(63)

Tabel VJ

Yang dilakukan siswa ketika guru SKI sedang menjelaskan pelajaran

MMMMᄋajエ・セQ。エtヲj。[[[。「。セMMᄋMMイ@

F-

----:r----

1

. -h

I

Memperhatikan dengan Baik 43 89,69%

I

Mengerjalrnn Tugas yang lain 1

I

2,08%

[ M<ng"b':'01 _,um1"1; --- .

Hf-,;

セ@ セ]MQ@

.

. ____________ _J

L_

-Dari tabel di atas tampak bahwa penampilan guru dapat mempengaruhi perhatian siswa ketika guru tersebut sedang menjelaskan pelajaran dimana sebagian siswa (89,69%) memperhatikan dengan baik, sebagian lagi (8,33 %) mengobrol, dan sangat sedikit sekali (2,08%) yang 111enge1:jakan tugas lain. Hal ini menunjukkan bahwa ketika guru SKI menjelaskan pelajaran hampir keseluruhan siswanya memperhatikan dengan baik.

Tabel VII

Metode mengajar yang biasa digunakan guru SKI

ib・イセZ}ZZ[セZZセセZ}セZセMMMQQ@

-J:

QLZNセ@

l

I

.

Bertanya

I

0

I

0

I

Menjelaskan dan Bertanya

I

36

I

75%

I

[image:63.595.30.441.189.661.2]
(64)

Metode mengajar sangat mempengaruhi belajar siswa, oleh karena itu

seorang guru dituntut untuk bisa menggunakan metode belajar yang tepat,

efektif dan efisien agar penjelasan yang ia berikan mudah untuk dipahami

siswanya. Dua pertiga yaitu (75%) responden menyatakan bahwa metode

mengajar yang biasa digunakan guru SK1 adalah metode ceramah clan tanya

jawab. (25%) responclen menyatakan hanya metode cerarnah dan tidak ada

seorangpun yang menyatakan bahwa metode yang biasa digunakan guru SKI

mereka adalah metode tanya jawab saja, seperti terlihat pada tabel VII diatas.

Ini berarti bahwa gum SKI dalam mengajar menggunakan metode yang

[image:64.595.26.442.194.618.2]

bervariatifyaitu; metode ceramah dan tanya jawab.

Tabel VIII

Penjelasan guru SKI

カZaQBwイ[MセエゥヲQ。[。「。セ[M

..

⦅ᄋMセイ@

I

3;2;-.-·11

SVVQMLLZVMセQセPMMMNQA@

Kadang-Kadang /[

Tidak

I

l

I

2,08%

I

MMMjQセZ[[MQ[ゥ[MMMMᄋᄋ@

ᄋMMセTXᄋᄋMャMMQPPEMᄋA@

I I J

セセセセセセセMMセセセセ@

Pada tabel VI dinyatakan, bahwa siswa memperhatikan dengan baik apa

yang dijelaskan oleh guru, tetapi karena kemampuan siswa berbeda maka

(65)

guru SKI itu mudah dimengerti. 3 l ,25'Yo responden menyatakan penjelasan guru SKI itu mudah dimengerti dan sangat sedikit sekali 2,08 % responden menyatakan tidak mudah dimengerti sebagaimana terlihat pada tabel cliatas.

Hal ini berarti penJelasan guru SKI muclah d1mengerti siswa. Tabel IX

Kesempatan bertanya bagi siswa Alternatif J awaban F p

I

Ya 37 I 77,08%

I

I

Kadang-Kadang 9

I

I8,75%

I

Ticlak 2

I

417%

セIE@

Jumlah 48

[image:65.595.30.442.220.638.2]
(66)
[image:66.595.33.442.197.564.2]

Tabel X

Pemberian tugas setiap selesai satu pokok bahasan

h+

p

I r - .

'\-,-a---:i

7

1

14,58%

I

Kadang-Kadang J 38

I

79, 17%

Alternatif Jawaban

I

i

i

I

i

Tidak

i

3

i

6,2:5%

i

f---·---L--1---\

i

Jumlah ! 48

i

100%

I

I J - . -! J

(67)
[image:67.595.31.446.86.704.2]

Tabel XI

Bentuk tugas yang diberikan guru SKI

ZZ[ZZセZセGセB[@

T3:6-r

:;%

--:

Merang

Gambar

gambaran mengenai cara-cara anak belajar, kebiasaan-kebiasaannya,
Jumlah Keseluruhan Siswa Mts. Numl Tabel I Huda
Tabel TI Minat siswa terhadap mata pelajaran bidang agama.
Tabel JV Perasaan siswa ketika mengikuti pelajaran SKI di kelas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembahasan : Dalam abomasum ini makanan dicerna secara kimiawi oleh enzim-enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan hewan

Pada tahapan pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan variabel kepribadian pro aktif diperoleh nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,185 sedangkan

[r]

Dampak dari teknik mnemonic yang diberikan dalam penelitian ini adalah untuk mengenalkan huruf pada anak, karena mengenal huruf merupakan hal yang penting dalam kemampuan

Keseluruhan data wajah yang menggunakan beberapa arah di atas, akan disimpan ke dalam database dan digabungkan untuk proses pengenalan wajah sehingga aplikasi dapat

Perusahaan di atas dapat menyampaikan sanggahan atas penetapan hasil prakualifikasi ini kepada Panitia Pengadaan Barang/ Jasa Paket I I APBD Pada Dinas Pekerjaan Umum Bina

Kejadian ISPA ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya usia balita sekitar 1-2 tahun yang mengkonsumsi PASI atau susu formula lebih rentan terhadap ISPA dikarenakan

- Berhubungan dengan supplier atas segala macam peralatan dan barang, baik untuk kebutuhan internal maupun untuk kebutuhan penjualan. - Mencari harga termurah dalam pembiayaan