• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan identitas visual puding agnes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan identitas visual puding agnes"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, menyetujui :

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

(2)
(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandung, pada tanggal 02 Maret 1991. Sebagai anak ke-2 dari 2 bersaudara seorang ibu bernama Cucu Widaningsih dan ayah bernama Sodikin. Saat ini bertempat tinggal di Jl. Kopo Sayati Hilir VIII no.03 RT05 RW07 desa Sayati kecamatan Margahayu kabupaten Bandung.

Riwayat pendidikan Formal yang pernah di tempuh :

- SDN Angkasa V lulus tahun 2003

- SMPN 1 Margahyu lulus tahun 2006

- SMAN 1 Margahayu lulus tahun 2009

- S1 Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV), Fakultas Desain, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Kegiatan yang pernah diikuti diantaranya :

 Sekretaris Karang Taruna Sayati RT.05/07

 Ketua Pemuda Masjid An-Nur (2007 – 2009)

(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL PUDING AGNES

DK 38315/Tugas Akhir Semester I 2013-2014

Oleh:

Ari Munawar 51909200

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

i KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Identitas Visual Puding Agnes”.

Sebelumnya, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik.

Penulis menyadari berbagai kelemahan dan keterbatasan yang ada, sehingga terbuka kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap semoga

laporanTugas Akhir ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Bandung, 29 Januari 2014

(7)

ii I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Tujuan Penelitian ... 3

BAB II : TINJAUAN LOGO PUDING AGNES II.1Tinjauan Logo ... 4

II.1.1Defini Logo ... 4

II.1.2Unsur-Unsur Pembentuk Logo ... 8

II.2.1 Puding ... 11

II.2.2 Puding Agnes ... 13

II.2.3 Profil Puding Agnes ... 16

II.2.4 Redesign Logo Puding Agnes ... 17

BAB III : STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan ... 18

III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 18

III.1.2 Strategi Kreatif... 19

III.1.3 Strategi Media ... 19

(8)

iii

III.2.1 Format Desain ... 21

III.2.2 Tata Letak ... 24

III.2.3 Tipografi ... 24

III.2.4 Ilustrasi ... 25

III.2.5 Warna ... 27

BAB III : TEKNIS MEDIA PRODUKSI IV.1 Teknis Media ... 28

IV.1.1 Alat tulis kantor (stationery kit) ... 28

IV.1.2 Kemasan ... 33

III.1.3 Poster ... 34

IV.1.4 X-Banner ... 35

IV.1.5 Gimmick ... 36

DAFTAR PUSTAKA ...39

(9)

39

DAFTAR PUSTAKA

Aldershot (Ed). (1992). Selecting Colour for Packaging. England: Gower House,

Croft Road. Sebuah terjemahan:

Anggoro, M. (2002). Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta. Bumi Aksara

Departemen Pendidikan Nasional. (2001), Kamus Besar Bahasa Indonesia (ed. 3). Jakarta. Balai Pustaka

Frisca, S. (2007). Makna Logo JTV Surabaya Terhadap Pencitraan Perusahaan. Tersedia di:http://digilib.petra.ac.id/ [21 Oktober]

Ismail, M (16 February). Bagaimana Mendesain Logo yang Sebenarnya. Hal 1 (1 alinea). Tersedia di:http://belajar-desain-grafis. blogspot.com/2009/02/ bagaimana-mendesain-logo-yang. html [17 Oktober 2013]

Jefkins, F. (1995). Periklanan. Jakarta: Erlangga

Jonathan S., & Harry L. (2007). Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: C.V Andi Offset

Kusrianto, A. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: CV Andi Offset

Murphy, J and Michael R (1998). How to Design Trademarks and Logos. Ohio : North Light Book

Regina, M. (2002). Kamus istilah Desain Grafis dan Periklanan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

(10)

40

Rustan, Surianto, S.Sn. (2009). Mendesain Logo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Setiawan, Frans Antonius (18 Oktober). Kisah Di Balik Desain Sebuah Logo. Hal 1 (1 alinea). Tersedia di: http://netsain.com [28 Oktober]

Shimp, Terence A. (2000). Periklanan Promosi, Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu: jilid II, edisi V. University of South Carolina. Jakarta: Erlangga

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dari dunia kuliner yang semakin maju pada suatu bentuk atau jenis dari kuliner tersebut misalnya pada bentuk atau jenis dari kuliner dengan makanan berat serta makanan ringan. Apalagi mengenai makanan olahan rumahan yang telah menjadi suatu kebiasaan yang dimiliki dari setiap keluarga tanpa kecuali. Sebagai contoh adalah makanan ringan dengan jenis bolu atau kue – kue kecil lainnya yang telah dimiliki keahliannya oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Untuk membuat makanan – makanan olahan rumahan tersebut tentu membutuhkan bahan – bahan yang diharuskan supaya terbentuk jenis makanan yang diharapkan.

Puding adalah nama untuk berbagai hidangan penutup yang umumnya dibuat dari bahan-bahan yang direbus, dikukus, atau dipanggang. Istilah puding

juga dipakai untuk berbagai jenis pai berisi lemak hewan, daging, atau buah-buahan yang dipanggang (Manfred Kroger, 1992). Puding dengan bahan baku susu (yogurt), tepung maizena, tapioka, atau telur dihidangkan setelah didinginkan lebih dulu. Puding seperti ini rasanya manis dengan perisa coklat, karamel, vanila, atau buah-buahan. Puding agar-agar dibuat dengan mencampur agar-agar bersama susu, tepung maizena, atau telur kocok. Puding agar-agar sering dihidangkan dengan saus yang disebut vla. Tepung puding instan memudahkan orang membuat puding karena hanya perlu dicampur susu atau air panas.Berbeda dengan puding custard yang dimasak didasarkan pecampuran susu atau cream dan kuning telur yang disajikan untuk hidangan penutup dalam keadaan dingin. Puding custard ini di masak dengan cara di panggang.

(12)

2

pukul 12.00 siang, tepat dengan waktu istirahat. Digambarkan betapa nikmatnya puding tersebut hingga semua siswa satu sekolah itu berusaha keras untuk mendapatkan puding itu.

Umumnya puding saat ini hanya berbahan dasar agar-agar dengan tekstur yang keras. Berbeda jauh dengan Puding Agnes yang berjenis custard, yang memiliki tekstur lembut, pudding ini akan menjadi tren baru didunia puding khususnya di Bandung. Ditambah lagi dengan fenomena demam Jepang, kini beberapa remaja khususnya di Bandung sedang menggandrungi hal yang berbau Jepang, mulai dari gaya hidup, style berpakaian, bahasa, komik, anime hingga makanan khas negeri sakura, bisa diambil contoh sushi yang kini banyak dijual dan menjadi salah satu tempat nongkrong remaja di kota Bandung. Ada lagi mie ramen yang mulai dikreasikan dengan citarasa lidah remaja Bandung, belum lagi

takoyaki dan dorayaki yang sudah lama dikenal berkat salah satu tokoh anime

Jepang yang melegenda Doraemon.

Identitas Visual adalah suatu bentuk komunikasi visual yang

menggunakan teks dan atau gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan. Identitas visual biasanya ditunjukan dengan sebuah logo, dari segi pemasaran identitas visual berupa logo memiliki fungsi identitas yang membedakan sebuah produk dengan produk lainnya, kelompok dengan kelompok lainnya atau perusahaan dengan perusahan lainnya. Dari fungsi ini, logo kemudian menjadi ukuran sebuah citra, baik citra sebuah produk, perusahaan maupun organisasi.

David E Carter (seperti dikutip Kusrianto, 2007) logo seharusnya unik, memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi (ligible), mudah diingat (memorable). Serta penerapan logo pada berbagai media apparel masih kurang baik. Sehingga perlu adanya suatu usaha perancangan sebuah logo yang baik dan buku panduan atau manual book sebagai solusi untuk mengatasi masalah ini.

Puding Agnes sudah memiliki identitas untuk memasarkan produk makanan yang ditawarkan kepada masyarakat Bandung berupa logo, namun logo Puding Agnes yang sudah ada tidak mencitrakan identitas dari Puding Agnes tersebut.

(13)

3

dan visi perusahaan tersebut. Dengan kata lain, diperlukan logo yang dapat menyiratkan visi dan misi perusahaan dengan tepat serta dapat meningkatkan citra perusahaan.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka identifikasi permasalahannya sebagai berikut :

1. Secara visual, logo belum dapat mewakili Visi dan Misi perusahaan 2. Tidak sesuai dengan ketentuan logo yang seharusnya

3. Perlunya perancangan ulang identitas Puding Agnes

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana agar Visual logo Puding Agnes dapat mewakili produk

Puding Agnes ?

2. Merancang visualisasi aplikasi identitas menggunakan elemen grafis dan logo pada Puding Agnes ?

I.4 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka batasan permasalahannya adalah logo Puding Agnes yang masih memiliki tingkat Visual yang kurang baik dan logo tidak mewakili produk dari Puding Agnes. Oleh karena itu dibutuhkan logo baru untuk menghindari kesalahan keterbacaan pada logo puding.

I.5 Tujuan Perancangan

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan, maka tujuan dari perancangan adalah untuk:

1. Menghasilkan logo produk yang sesuai dengan definisi logo yang sebenarnya.

(14)

4 menggunakan elemen apa saja; tulisan, logogram, gambar, ilustrasi, dan lain-lain. Logotype sendiri mulai muncul pada tahun 1810 – 1840, diartikan sebagai tulisan nama entitas (objek fisik yang dimaksud, contohnya perusahaan, organisasi, Negara, barang atau jasa). Yang didesain secara khusus dengan menggunakan teknik lettering atau memakai jenis huruf tertentu. Jadi logotype

adalah elemen tulisan saja. Sedangkan logogram sebenarnya adalah simbol tulisan yang mewakili sebuah kata atau makna. Pada umumnya, orang

beranggapan logogram adalah elemen gambar pada logo. Berikut ini adalah beberapa definisi logo lainnya:

1. Logo adalah penyajian atau tampilan nama, bentuk seragam, tulisan, atau ciri khas perusahaan secara visual (Anggoro, 2001)

2. Logo merupakan simbol yang mempunyai tujuan komunikasi untuk mencerminkan citra perusahaan (Sobur, 2006)

3. Logo adalah tanda visual yang berbicara kepada konsumen melalui gambar untuk mengimpresikan nilai, dan fungsi perusahaan kepada masyarakat (Rockport, 2007).

4. Logo merupakan bentuk ekspresi dan bentuk visual dari konsepsi perusahaan, produk, organisasi, maupun institusi. Serta mempakan lambang visual yang memiliki bentuk yang berasal dari filosofi organisasi yang bersangkutan (Logo resource, 2006)

5. Logo adalah gambaran atau perwujudan dari suatu bisnis dalam bentuk tertentu yang khas (Logo resource, 2006).

(15)

5

lainnya sebagai jiwa dari entitas tersebut, yaitu visi dan misinya. Karena itu, pencarian ide logo harus berdasarkan kepribadian entitas tersebut. Dengan ditambahkan pengertian-pengertian logo di atas, maka logo yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini adalah bahwa logo merupakan simbol yang mempunyai tujuan komunikasi untuk mencerminkan citra perusahaan. Makna logo ini sesuai dengan pembahasan penelitian yang membahas tentang makna logo perusahaan yang mencerminkan citra yang diharapkan oleh perusahaan.

Sebagus apapun logo itu, jika ia tidak dapat menunjukkan Iembaga yang diwakilinya, maka ia tidak lebih dari simbol-simbol tanpa arti. Jika sebuah logo mewajibkan khalayak untuk menduga-duga maknanya, maka logo itu gagal menjadi instrumen komunikasi. Karena itulah banyak perusahaan, khususnya yang berukuran besar, tidak hanya mencantumkan nama, namun juga sebaris slogan yang mengisyaratkan jenis bisnisnya, falsafah operasinya, atau reputasi

yang ingin diraihnya (Anggoro, 2001). Logo yang baik harus memenuhi: 1. Menarik perhatian dan memberi kesan

2. Unik dan tidak dapat dipisahkan

3. Merefleksikan keseluruhan identitas perusahaan

4. Menunjukkan keahlian dan profesionalisme (Logo live, 2006)

(16)

6

Sedangkan menurut David E Carter, pakar corporate identity dan penulis buku The Big Book of Logo dari Amerika, pertimbangan-pertimbangan tentang logo yang baik itu harus mancakup beberapa hal sebagai berikut:

1. Original dan Distinctive Memiliki nilai kekhasan, keunikan dan daya pembeda yang jelas.

2. Legible

Memiliki tingkat keterbacaan yang cukup tinggi meskipun diaplikasikan dalam berbagai ukuran dan media yang berbeda-beda.

3. Simple

Mudah ditangkap dan dimengerti dalam waktu yang relative singkat. 4. Memorable

Cukup mudah diingat, karena keunikannya, bahkan dalam kurun waktu yang relative lama.

5. Easily associated with the company

Mudah dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra suatu

perusahaan atau organisasi.

6. Easily adaptable for all graphic media

Kemudahan mengaplikasikan (memasang) logo, baik yang menyangkut bentuk fisik, warna maupun konfigurasi logo pada berbagai media grafis perlu diperhitungkan pada proses perancangan. Hal itu untuk menghindari kesulitan-kesulitan dalam penerapannya.

Bentuk lambang yang digunakan, biasanya menggambarkan apa yang dimiliki atau apa yang menjadi tujuan, spirit serta cita-cita yang ingin dicapai. Karena logo terdiri dari unsur bentuk, warna dan tipografi, maka merancang logo diperlukan pengetahuan dan keahlian. Seorang desainer logo harus mengetahui elemen desain yaitu bentuk, warna dan typography. Dan juga memiliki wawasan tentang makna dari sebuah simbol, bentuk dan warna. Selain point diatas, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan saat kita menentukan desain logo tersebut layak atau tidak: 1) Filosofi, visi dan misi perusahaan atau institusi

(17)

7

4) Bidang usaha corporate dan anak usahanya, bila yang didesain adalah anak usaha.

Menurut jenisnya, logo dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: 1. LogoGram

Adalah logo yang berupa gambar atau symbol. 2. LogoType

LogoType dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

a. Logo yang terdiri dari typography saja, atau berupa typography yang dimodifikasi sedemikian rupa, tanpa symbol.

b. Nama merk atau perusahaan yang menyertai simbol, sebagai satu kesatuan corporate identity.

Hingga kini masih ada tuntutan bahwa logo seyogyanya mengandung suatu filosofi, makna logo, atau setidaknya dasar pemikiran bentuk logo

itu. Perusahaan-perusahaan besar di Indonesia yang melombakan pembuatan logo membeberkan sejarah serta visi dan misi perusahaan.

Kemudian di dalam persyaratannya dicantumkan agar peserta lomba juga mencantumkan filosofi yang terkandung pada logo yang dibuat. Dengan demikian, perancang logo harus memulai pekerjaannya dengan merancang filosofi dan makna dari simbol perusahaan yang akan digambarkan, bukan hanya memikirkan gambar apa yang akan dibuat. Disinilah letak kerumitannya. Kedua unsur itu harus dipadu, yakni antara bentuk visual serta kandungan maknanya.

Marty Neumier, president Neutron LLC, sebuah perusahaan konsultan

(18)

8 II.1.2 Unsur–Unsur Pembentuk Logo

1. Garis

Pengertian garis menurut Leksikon Grafika adalah benda dua dimensi tipis memanjang Sedangkan Lillicrrr Gareth mendefinisikan garis sebagai sekumpulan titik yang bila dideretkan maka dimensi panjangnya akan tampak menonjol dan sosoknya disebut dengan garis. Terbentuknya garis merupakan gerakan dari suatu titik yang membekaskan jejaknya sehingga terbentuk suatu goresan. Untuk menimbulkan bekas, biasa mempergunakan pensil, pena, kuas dan lain-lain. Bagi seni rupa garis memiliki fungsi yang fundamental, sehingga diibaratkan jantungnya seni rupa. Garis sering pula disebut dengan kontur, sebuah kata yang samar yang jarang dipergunakan Disamping potensi garis sebagai pembentuk kontur, garis merupakan elemen untuk

mengungkapkan gerak dan bentuk. Baik bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi (Samara, 2007). Teori lain menyebutkan bahwa garis

merupakan elemen desain yang dapat menciptakan kesan estetis pada suatu karya desain.

2. Bentuk

Dalam perancangan sebuah logo, ada beberapa hal yang harus mendapatkan perhatian dari si pembuat logo atau desainer. Hal-hal seperti tipe logo yang akan dibuat, corporate color, bentuk logo, dan filosofi perusahaan, harus menjadi dasar dari pembuatan sebuah logo. Walaupun ada banyak sekali macam bentuk, namun bentuk logo cenderung dikelompokan kedalam 5 (lima) bentuk utama, yaitu lingkaran, persegi, segitiga, perisai, abstrak. Masing-masing bentuk mempunyai karakteristik dan menimbulkan persepsi yang berbeda (Dapur Logo, 2006).

A. Lingkaran

(19)

9

banyak dipilih karena kemudahan dalam pembuatannya serta kemudahan dalam pengaplikasian kedalam berbagai macam bentuk. Bentuk lingkaran dan variasinya seperti oval sendiri menggambarkan hal-hal yanng bersifat abadi / langgeng, dinamis, bergerak, kecepatan, berulang, tak terputus, tak berawal dan tak berakhir, abadi, kualitas, dapat diandalkan, sempurna, matahari, kehidupan, semesta, jaminan dan keamanan. Contoh organisasi / perusahaan yang menggunakan bentuk lingkaran adalah PBB.

B. Persegi / Kotak

Bentuk persegi menggambarkan sesuatu yang pasti, bentuk ini juga dapat digunakan organisasi atau perusahaan yang ingin menggambarkan diam, kokoh, teguh, rasional, keunggulan teknis,

formal, sempurna, dapat diandalkan, kejujuran, integritas, soliditas dan stabilitas kondisi yang mereka miliki. Bentuk ini banyak

digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar yang stabil dan solid seperti PLN dan VISA.

C. Segitiga

Segitiga yang menggambarkan api memberikan persepsi semangat, megah, diam, teguh, rasional, tritunggal, gunung, harapan, kekuatan, terarah, progress, bernilai, sukses, suci, sukses, sejahtera, kemanan. Namun sayangnya bentuk ini sendiri jarang digunakan oleh perusahaan atau organisasi, namun bentuk ini banyak digunakan oleh organisasi militer untuk melambangkan kesatuannya.

D. Perisai

(20)

10

bentuk ini. Harley Davidson dikelompokan kedalam logo berbentuk perisai.

E. Abstrak

Pada umumnya bentuk logo sendiri hanya diklasifikasikan kedalam 3 (tiga) bentuk utama, yaitu lingkaran, kotak, dan segitiga. Yang dimaksud dengan abstrak adalah semua logo yang tidak mempunyai bentuk seperti bentuk diatas.

Banyak logo-logo modern yang tidak memiliki bentuk atau abstrak. Logo-logo seperti Coca-cola, Microsoft, Nike, dan Sony-Ericsson lebih dekat kedalam bentuk abstrak.

Sesuai dengan unsur pembentuknya, logo dipilah menjadi 4

kelompok. Namun demikian, kelompok-kelompok tersebut bisa digabungkan sehingga mengandung unsur-unsur campuran

(Pengantar Desain Komunikasi Visual, 2007) 1) Logo dalam bentuk alphabetical

Adalah logo yang terdiri dari bentuk huruf-huruf atau dimaksudkan untuk menggambarkan bentuk huruf dan kombinasi dari bentuk huruf. Kelompok ini merupakan jumlah yang paling banyak dan merupakan trend baru untuk diikuti. 2) Logo dalam bentuk benda konkret

Adalah logo yang dibuat berdasarkan bentuk konkret, misalnya bentuk manusia (seorang tokoh, wajah, bentuk tubuh yang menarik), bentuk binatang, tanaman, peralatan, maupun bentuk lain.

(21)

11

4) Logo dalam bentuk simbol, nomor, dan elemen lain

Bentuk logo dari bentuk yang sudah dikenal untuk menggambarkan sesuatu seperti hati, tanda silang, tanda plus, tanda petir, tanda notasi musik, dan sebagainya

II.2.1 Puding

Puding adalah nama untuk berbagai hidangan penutup (dessert) yang umumnya dibuat dari bahan- bahan yang direbus, dikukus, atau dipanggang. Istilah puding juga dipakai untuk berbagai jenis pai berisi lemak hewan, daging, atau buah-buahan yang dipanggang. Puding dapat diartikan sebagai hidangan penutup yang mempunyai rasa manis dan terbuat dari agar- agar. Tetapi ada jenis puding yang bukan terbuat dari agar- agar, yaitu dari telur serta campuran tepung pati. Puding dengan bahan baku susu (yogurt), tepung maizena, tapioka, atau telur

dihidangkan setelah didinginkan lebih dulu. Puding seperti ini rasanya manis dengan perisa coklat, karamel, vanila, atau buah- buahan. Tepung puding instan

memudahkan orang membuat puding karena hanya perlu dicampur susu atau air panas. Di Indonesia terdapat berbagai jenis puding rasa tradisional yang memakai kelapa muda, gula merah, santan, tapai ketan hitam, atau campuran daun suji dan daun pandan. Buah- buahan yang dipakai untuk puding misalnya: jeruk, nanas, sirsak, mangga, atau markisa. Di Indonesia sering disebut dengan istilah Podeng. Perbedaan antara puding dengan podeng yaitu apabila puding disajikan dingin karena proses pembekuannya harus melalui almari pendingin sedangkan podeng proses pembekuannya melalui pemanasan. Agar lebih jelas lagi puding dikategorikan menjadi 4, yaitu:

(22)

12

diperoleh dari penambahan bahan- bahan seperti susu, telur, pewarna, pengaroma, dan buah- buahan. Teknik pencetakkan puding sangat menentukan hasil jadi puding. Teknik pencetakan yang sering digunakan adalah lapis (puding pelangi), mozaik (puding mozaik) dan puding warna- warni dalam puding jernih (puding kaca). Hal yang perlu diperhatikan pada saat pencetakan puding adalah timing (waktu), artinya waktu yang tepat untuk menuangkan puding pada cetakan. Apalagi jenis puding lapis, waktu untuk melapis harus diperhatikan kapan harus menuang puding diatas lapisan yang agak beku. Puding yang ditambah dengan putih telur yang dikocok hingga kaku akan menghasilkan puding dengan tekstur yang lembut seperti busa yang dalam istilah asingnya disebut “Bavarois”. Kesulitan yang sering membuat membuat bavarois dikatakan gagal adalah adanya lapisan busa dan puding jika telah membeku. Lapisan tersebut dapat

saja terjadi jika pada saat pengadukan tidak homogen atau pada saat memasukkan adonan agar- agar dalam putih telur kocok sudah dalam suhu

dingin. Variasi yang diperoleh dapat ditambahkan caramel, juice buah,atau essence. Contoh: Pineapple Bavarois, Bavarois Hopyes, Orange Bavarois.

Penambahan kuning telur dalam puding menghasilkan puding yang mempunyai tekstur lembut dan penuh gizi. Teknik mencampur kuning telur sama dengan teknik yang digunakan pada proses pembuatan Vanilla Sauce. Contoh: Black Forest Pudding. Puding dapat divariasi dengan menggunakan buah. Buah yang digunakan dapat berupa buah segar (dapat diblanch terlebih dahulu), buah siap saji, juice buah atau puree buah.

2. Starch Thickened Starch Thickened dapat disebut dengan istilah Boilled Puddings, karena Starch Thickened menggunakan bahan pati jagung yang

membutuhkan proses perebusan agar dapat mematangkan pati dan membuat pati menjadi kental. Bahan- bahan dalam pembuatan Starch Thickened adalah susu, gula, essence dan bahan pengental. Cara

penyajiannya dapat dicetak dalam cetakan besar atau cetakan single portion. Contoh: Cornstarch Puding, Blanch Mange.

(23)

13

dalam pembuatan puding ini sangat penting karena akan membentuk tekstur yang lembut, lembab dan halus, jika hanya dipanggang saja akan membuat puding menjadi kering dan berkerak. Contoh: Bread Puding, Crème Caramel.

4. Steamed Puding ini menggunakan teknik kukus. Tekstur puding ini sangat berat dan penuh dengan Filling (isi) dan disajikan hangat, oleh karena itu bagi bangsa Eropa puding ini hanya dibuat dan dihidangkan pada musim dingin saja.

II.2.2 Puding Agnes

Puding Agnes ini berbeda dengan puding-puding yang biasa dijual dipasaran khususnya di Bandung, dan masih belum ada yang menjual puding jenis custard dalam bentuk kemasan cup. Mungkin ada dijual di beberapa restoran ala

Eropa dan itu pun cukup mahal untuk kalangan anak muda . Dalam konsep produk, puding yang biasa dijual dipasaran menggunakan bahan dasar agar-agar.

Berbeda dengan yang Puding Agnes produksi. Puding berjenis custard dengan bahan dasar susu dan telur. Memiliki sensasi yang berbeda dengan puding biasanya yang memiliki tekstur keras. Puding yang Puding Agnes pasarkan ini memiliki tekstur yang lembut hingga bisa mencair ketika masuk ke dalam mulut. Ini merupakan peluang baru untuk menciptakan trend puding bertekstur lembut.

(24)

14

alat yang digunakan untuk proses pembuatan puding masih menggunakan alat manual belum menggunakan alat – alat seperti di pabrik – pabrik.

Pengembangan produk jangka waktu kedepan untuk produk puding jenis custard ini akan mudah. Karena harga yang ditawarkan pun juga tidak terlalu mahal, setara dengan kualiatas dan cita rasa yang ditawarkan. Makanan yang serat akan gizi, mengenyangkan serta berkelas dan disukai oleh berbagai usia, bahkan bagi konsumen yang kurang menyukai susu sekalipun, puding inilah solusinya. Mereka yang kurang menyukai susu cair bisa tetap mengkonsumsi susu dengan cara memakan puding berbahan dasar susu.

Puding disajikan dalam keadaan dingin dengan lapisan caramel, chocolate, strawberry atau coffee pada lapisan dasarnya. Dengan kemasan yang praktis, puding ini ditawarkan dengan harga Rp. 5.000,- per cup dengan berat bersih + 100gr per cup.

Uji produk pun dilakukan, maka produk ini perlu dilakukan uji coba kepada calon pelanggan untuk mengetahui kekurangannya. Uji coba ini meliputi

taste atau rasa, penampilan dan ukuran berat produk, serta yang tidak kalah

penting adalah higienisnya. Diperlukan minimal 10 Orang yang berbeda dari tingkat umur, pekerjaan ,tingkat pendidikan serta jenis kelaminnya. Dengan demikian kita dapat mengukur kira-kira produk puding custard seperti apa yang mereka harapkan.

Positioning produk, segmentasi targeting dan positioning produk segmentasi produk adalah proses menempatkan Konsumen dalam subkelompok di pasar produk, sehingga pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi perusahaan. Dengan kata lain segmentasi pasar adalah proses mengkotak kotakan Pasar yang heterogen kedalam potential Customer yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya.

(25)

15

diperhatikan adalah apakah setelah kita meluncurkan produk tersebut dapat diterima oleh konsumen dengan alasan bahwa produk yang kita bikin itu sesuai dengan kebutuhannya, berbeda dari produk pesaing, memiliki nilai tambah buat konsumen. Untuk itu dalam melakukan kajian atas positioning Produk puding maka tingkat kepuasan antara yang mereka beli (mengeluarkan uang) sebanding dengan produk yang saya janjikan (yang didapat). Puding saya ini bertekstur lembut, mudah mencair ketika masuk ke mulut. Ada sensasi yang berbeda saat menikmati puding custard ini. Kemasannya pun simpel dan elegan, terlihat lux.

Marketing mix, penentuan harga setelah menentukan positioning produk

maka langkah yang selanjutnya adalah penjabaran dari positioning tersebut yaitu dengan pauran pemasaran atau yang lebih terkenal adalah marketing mix. Marketing mix untuk produk konsumsi adalah mengikuti kaidah-kaidah yang ada,

dimana dalam hal ini strategi Penentuan harga, produk/merek, promosi, dan

place/tempat/distribusi haruslah betul-betul berbeda dari produk yang sudah ada, sehingga dalam hal ini betul-betul ada diferensiasi.

Dalam hal puding custard dimana target konsumen yang ditetapkan adalah segmen menengah ke bawah maka faktor harga bukanlah hal yang utama, bila sebanding dengan apa yang mereka dapatkan dari produk yang mereka beli. Ada kesan berkelas, bergengsi.

Penentuan produk/merek. Penentaun Merek produk dapat dilkakukan berdasarkan nama generic dari Produk tersebut,umumnya produk makanan lebih memilih nama generic dari produk yang dibuat dengan ditambah label tertentu. Promosi dengan mengunakan Below the Line adalah iklan yang biasanya langsung bersentuhan dengan konsumen misalnya adalah Sponsorship didalam event-event tertentu, direct mail, demo memasak dan lain sebagainya.

(26)

16

langsung ke café yang dituju dan di kampus-kampus. Target pasar saat pertama kali di promosikan adalah mahasiswa sastra Jepang.

Dalam strategi penjualan, selain café dan kampus. Rencana kedepannya, puding ini akan bekerja sama dengan beberapa catering, sebagai salah satu menu penutup yang ditawarkan oleh catering tersebut. Tentunya dengan ukuran yang lebih mungil disesuaikan dengan permintaan dan pesanan. Tidak hanya itu, pemasaran pun dilakukan secara langsung kepada ibu-ibu arisan yang biasanya mengadakan berbagai acara baik arisan ataupun pengajian.

II.2.3 Profil Puding Agnes

Gambar II.1 Logo Puding Agnes Sumber: Dokumen Puding Agnes (2013)

Filosofi logo:

Sebuah puding yang memberikan kesan manis, menyehatkan dan lezat.

Warna logo Puding Agnes sekarang adalah kombinasi dari standard warna orange dan putih juga terdapat warna hitam diatasnya.

(27)

17

Menjadi produsen puding custard yang menawarkan produk yang sehat dan higienis

Misi:

1. Agar masyarakat dapat menikmati makanan yang sehat dan bergizi . 2. Menjadikan Puding Agnes produk yang paling diminati, karena

rasanya yang enak, sehat dan bergizi Keunggulan Puding Agnes:

1) Puding Agnes berbeda dengan puding pada umunya yang berbahan dasar agar-agar.

2) Produk sehat, bergizi dan enak untuk dikonsumsi.

3) Puding Agnes tidak menggunakan bahan-bahan kimia atau pengawet.

II.2.4 Redesign Logo Puding Agnes

Sesuai dengan definisi logo dari kacamata ilmu Desain

Komunikasi Visual diatas, maka Puding Agnes memerlukan perbaikan logo perusahaan dengan tujuan pengenalan (sosialisasi) perusahaan pada masyarakat yang dapat menyiratkan visi dan misi perusahaan dengan tepat serta dapat meningkatkan citra perusahaan.

Maka hal-hal yang dapat dijadikan pedoman utama redesign logo Puding Agnes ini adalah sebagai berikut:

1. Puding Agnes adalah perusahaan yang menyediakan produk yang berkaitan dengan bidang kuliner.

2. Puding Agnes sangat memperhatikan kualitas produk ( bahan baku yang segar dan tidak menggunakan bahan kimia ).

3. Target pasar Puding Agnes adalah konsumen menengah kebawah.

(28)

18 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Dalam perancangan logo baru Puding Agnes ini strategi perancangan yang akan dilakukakan yaitu memberikan kesan modern, yaitu dengan memadukan antara telur dan susu sehingga menghasilkan sebuah logo yang dinamis dengan bentuk yang menarik lebih elegan serta mencitrakan produk dari Puding Agnes yaitu Puding.

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

Dalam penyampaian pesan agar dapat diterima dengan baik, atau memiliki kesan menarik perhatian konsumen perlu pendekatan komunikasi dengan menampilkan logo yang mudah dipahami, memiliki tingkat keterbacaan yang baik tetapai tetap memperlihatkan kesan modern.

1. Pendekatan Visual

Dalam pendekatan visual dilakukan pertimbangan-pertimbangan untuk pemilihan bentuk, warna, dan tipografi sehingga terbentuk sebuah logo yang mudah dipahami tetapi tetap memberikan kesan modern untuk memcerminkan perusahaan yang bergerak di bidang kuliner sehingga tidak menimbulkan

kecenderungan berfikir oleh masyarakat terhadap perusahaan yang bergerak dibidang yang lain. Adapun pertimbangan-pertimbangannya adalah:

a. Pemilihan bentuk untuk logo yang diolah memalui proses komunikasi dari bentuk telur yang merupakan bahan pembuatan puding dari Puding Agnes, serta bentuk dari susu yang kental untuk memberikan kesan meleleh pada logo Puding Agnes.

b. Dalam pemilihan warna merupakan warna-warna yang tidak terlalu kontras warna yang mewakili produk dari Puding Agnes.

(29)

19 2. Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal dalam perancangan ini adalah dengan menggunakan bentuk logo yang mudah dipahami tetapi tetap memberikan kesan modern, juga menampilkan tipografi yang dapat mewakili citra Puding Agnes yang mudah dibaca atau jelas keterbacaanya. Sehingga bisa menggambarkan keunggulan yang dimiliki Puding Agnes memalui pesan yang akan disampaikan kepada konsumen.

III.1.2 Strategi Kreatif

Dalam perancangan logo yang akan dilakukan supaya logo lebih menarik, memberikan kesan unik dan mendapat respon dari khalayak atau calon konsumen, maka perlu adanya suatu penyampaian pesan dari logo baru Puding Agnes, sehingga pesan yang akan disampaikan dari logo baru Puding Agnes bersifat

informatif dan persuasif. Pesan bersifat informatif dan persuasif dalam hal ini adalah upaya menyampaikan informasi secara langsung kepada khalayak atau

konsumen, fakta-fakta umum dan keunggulan-keunggulan dari Puding Agnes melalui logo baru Puding Agnes yang lebih mewakili citra dan bidang usaha dari Puding Agnes. Dan mampu membujuk dan mengajak khalayak atau konsumen untuk lebih mengenali produk dari Puding Agnes.

III.1.3 Strategi Media 1. Media Utama

a. Logo

2. Media Pendukung

a. Alat tulis kantor (stationery kit) - Kop surat

Kertas yang berfungsi menyampaikan perihal penting terhadap pihak yang terkait dengan cafe dan toko maupun perihal-perihal kepentingan perusahaan.

- Amplop

(30)

20 - Stempel Warna

Stempel merupakan alat yang sangat membantu sekali untuk melakukan pengesahan suatu data,catatan, berkas, atau surat keterangan resmi.

- Memo

Sebagai alat untuk catat – mencatat dan juga mencatat pesanan puding. - Kartu nama

Sebagai tanda pengenal perusahaan. b. Kemasan

Kemasan yang digunakan adalah cup plastik yang berfungsi :

 Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar produk tidak tercecer, terutama untuk cairan.  Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari

sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk.

 Sebagai identitas produk. c. Poster

Media poster digunakan sebagai media promosi yang ditempatkan ditempat-tempat yang mudah dilihat oleh konsumen.

d. X-Banner

X-Banner digunakan sebagai media promosi yang di tempatkan di depan

toko dan event-event. e. Gimmick

Gimmick merupakan media yang digunakan sebagai aksesoris setiap orang sehingga secara tidak langsung media tersebut akan mengingatkan konsumen pada Puding Agnes, seperti:

(31)

21 III.2 Konsep Visual

Dalam konsep visual akan menampilkan bentuk logo yang mudah dipahami tetapi tetap meberikan kesan modern sebagai tujuan agar logo Puding Agnes mampu mencerminkan dan mengkomunikasikan keberadaan dan tujuan dari Puding Agnes. Dengan maksud membawa Puding Agnes ke arah yang lebih baik, lebih maju, dan lebih dikenal oleh konsumen dengan bentuk visual logo yang mudah dipahami, menarik, dengan citra yang tepat dan kuat dipikiran masyarakat.

Membuat Citra, Filosofi, Produk, Visi dan Misi

1. Bentuk utama yang berbentuk puding ditambah dengan variasi perpotongan garis yang memberi kesan modern.

2. Lelehan susu yang seolah mencair dari atas puding membuat konsumen semakin tergiur.

3. Bentuk telur yang membuat logo dari Puding Agnes menjadi terlihat

elegan.

4. Warna, warna-warna yang digunakan dalam logo Puding Agnes

melambangkan warna-warna yang mewakili produk dari Puding Agnes. 5. Jenis huruf yang digunakan dalam logo adalah Salamandar Script dan

Futura Bk BT.

III.2.1 Format Desain 1. Grid System

(32)

22

Gambar III.1. Grid System logo Puding Agnes

(33)

23 1. Ukuran Logo

Ukuran logo ditentukan untuk menjaga tingkat keterbacaan logo pada saat pengaplikasian logo pada media-media apparel dengan ukuran kecil. Untuk logo PudingAgnes ukuran minimal logo adalah 4 cm, karena saat ukurannya kurang dari 4 cm maka logo akan sulit dibaca.

Gambar III.2. Ukuran Logo Puding Agnes Sumber: Dokumen Pribadi (2013)

2. Positif dan Negatif

Variasi warna logo akan dibutuhkan untuk penerapan pada media-media

stationery dan media lainnya. Dan komposisi warna hanya dapat digunakan dengan komposisi sesuai dengan apa yang digambarkan, tidak boleh

mengganti komposisi warna tersebut.

Gambar III.3. Positif dan Negatif Logo Puding Agnes

(34)

24 III.2.2 Tata Letak

a. Logo harus disajikan secara utuh, kalaupun ada hanya digunakan pada media aplikasi dengan ketentuan yang sudah ditentukan.

b. Logo Puding Agnes yang baru harus diaplikasikan pada dasar yang terang contohnya putih, abu muda, dan lain-lain.

Gambar III.4. Layout Logo Puding Agnes Sumber: Dokumen Pribadi (2013)

III.2.3 Tipografi

Penggunaan unsur tipografi yang tepat akan sangat membantu dalam membuat desain yang tepat dan mudah diterima, sesuai dengan tujuan desain yang

dibutuhkan. Pemilihan jenis font yang digunakan adalah Salamandar Script dan Futura Bk BT karena font tersebut mengandung nilai modern, mendukung dan

(35)

25 Tipografi yang digunakan adalah :

Pada tulisan Agnes menggunakan huruf Salamander Script dan pada tulisan Puding Karamel menggunakan huruf Futura Bk BT :

III.2.4 Ilustrasi 1. Bentuk :

(36)

26 2. Unsur Pembentuk :

Berdasarkan unsur pembentuknya, logo Puding Agnes berbentuk perpotongan.

Potongan tersebut memiliki unsur – unsur yang terdiri dari :

 Sebuah puding itu sendiri yang dimana logo tersebut terlihat

seperti puding.

Gambar III.5. Puding Sumber: Dokumen Pribadi (2013)

 Tampak atas akan terlihat seperti kuning telur, yang mana

digambarkan dalam logo tersebut berada di atasnya.

Gambar III.6. Telur

Sumber: Dokumen Pribadi (2013)

 Lalu lelehan dari susu, yang terlihat menggiurkan bila disantap.

(37)

27

 Puding tersebut terletak pada sebuah pisin.

Gambar III.8. Tatakan puding

Sumber: Dokumen Pribadi (2013) III.2.5 Warna

Dalam Perancangan ulang logo Puding Agnes menggunakan color mode CMYK karena percetakan (cetak offse) warna yang digunakan adalah CMYK dan dalam percetakan hanya terdapat empat warna pokok yang dikenal dengan sebutan CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black). Adapun Warna yang dipilih untuk membantu memperkuat pesan dan kesan yang ingin disampaikan oleh Puding Agnes.

1. Black adalah warna yang elegan, dapat diterapkan di semua warna yang kontras.

2. Ruby red melambangkan untuk memikat konsumen guna menikmati puding dari Puding Agnes.

3. Pink melambangkan kelembutan dari puding tersebut.

4. Sand melambangkan keanggunan yang di perlihatkan oleh puding tersebut.

(38)

28 BAB IV

TEKNIS MEDIA PRODUKSI

IV.1. Teknis Media

Pengaplikasian logo pada beberapa media dan penerapannya harus sama dengan media-media yang lain yang sudah ditentukan pada manual book. Hal tersebut untuk agar tercipta keseragaman pengaplikasian logo yang ditampilkan sehingga bisa lebih konsisten. Teknis perancangan menggunakan software komputer yaitu Corel Draw X6 dan Adobe Photoshop CS6.

Penentuan teknis media, material bahan dan ukuran dalam berbagai media yaitu sebagai berikut :

IV.1.1. Alat tulis kantor (stationery kit) 1. Amplop

Gambar IV.10 Amplop Puding Agnes Sumber: Dokumen Pribadi (2013) a. Spesifikasi

- Bahan : kertas HVS 80Gr, warna putih, dan diberi list kotak (untuk alamat surat) - Posisi logo : di sebelah kanan atas

- Digunakan untuk kegiatan administrasi dan surat menyurat b. Teknis produksi : cetak offset, pounch

(39)

29 2. Kop Surat

Gambar IV.11 Kop Surat Puding Agnes Sumber: Dokumen Pribadi (2013) a. Spesifikasi

- Bahan : kertas Elemen Lines 100Gr, uk A4 (21.5 x 29.7 cm) warna putih - Posisi logo : di sebelah kanan atas dan di ½ dari panjang kertas

- Alamat ditulis dengan huruf Eras Demi ITC 12pt

- Digunakan untuk kegiatan administrasi dan surat menyurat b. Teknis Produksi : cetak offset

(40)

30 3. Kartu Nama

Gambar IV.12 Kartu Nama Puding Agnes Sumber: Dokumen Pribadi (2013)

a. Spesifikasi

- Bahan : kertas Elemen Lines 220Gr warna putih

- Posisi logo depan (putih) : di kiri atas - Huruf :

 Alamat, no telepon, no fax :7pt, jenis Eras Demi ITC  Nama : 12pt, jenis Eras Demi ITC

 Jabatan : 7pt, jenis Eras Demi ITC

b. Teknis Produksi : cetak offset

(41)

31 1. Stempel Warna

Gambar IV.13 Stempel Warna Puding Agnes Sumber: Dokumen Pribadi (2013)

a. Spesifikasi - Bahan :

1. Gambar dalam kertas kalkir 2. Karet Runaflek

3. Thinner A 4. Bensin

5. Kayu Stempel 6. Double tip

- Posisi logo : terletak di bawah stempel - Digunakan untuk kegiatan administrasi dan mengcap surat

b. Teknis produksi : cetak mesin stempel warna flash 6 lampu

(42)

32 2. Memo

Gambar IV.14 Memo Puding Agnes Sumber: Dokumen Pribadi (2013)

a. Spesifikasi

- Bahan cover : kertas art paper 120Gr warna putih - Bahan isi : kertas HVS 70 gr, warna putih, 100lbr

- Bahan alas : duplex 250Gr

- Posisi logo (cover) : ditengah atas (berukuran ½ dari lebar memo) dan disebelah kanan bawah (berukuran ½ dari lebar memo)

- Posisi logo (isi) : ditengah dengan line (berukuran lebar 8 cm) dan disebelah kanan bawah (berukuran ¼ dari lebar memo)

- Selain standard kegunaan memo ditiap perusahaan, memo dipilih sebagai media aplikasi logo yang bisa dijadikan sebagai pengingat (berkaitan dengan salah satu syarat logo yang baik, memorable)

(43)

33 IV.1.2. Kemasan

Gambar IV.15 Kemasan Puding Agnes Sumber: Dokumen Pribadi (2013)

a. Spesifikasi

- Bahan : Sticker Chromo / Sticker Duratac

- Posisi logo ditengah berwarna - Warna background Pale Yellow

- Diberi outlane background seperti lelehan susu yang diberi warna gradasi cokelat

(44)

34 IV.1.3. Poster

Gambar IV.16 Poster Puding Agnes Sumber: Dokumen Pribadi (2013) a. Spesifikasi

- Bahan : kertas art paper 180gr, ukuran A2, warna Putih dengan dasar warna cetakan yang disesuaikan

- Warna : dasar putih

(45)

35 IV.1.4. X-Banner

Gambar IV.17 X-Banner Puding Agnes

Sumber: Dokumen Pribadi (2013)

a. Spesifikasi

- Bahan : Luster Premium 240gr - Warna dasar : Putih

- Gambar pudding terletak di tengah-tengah - Logo diletakan di bawah

b. Teknis Produksi : cetak offset

(46)

36 IV.1.5 Gimmick

1. Mug

Gambar IV.18 Mug Puding Agnes Sumber: Dokumen Pribadi (2013)

a. Spesifikasi

- Bahan : keramik putih - Posisi logo dibagian tengah

- Selain sangat fungsional, gimmick ini dipilih dengan tujuan untuk memberikan kesan kenyamanan.

(47)

37 2. Jam Akrilik

Gambar IV.19 Jam Akrilik Puding Agnes Sumber: Dokumen Pribadi (2013)

a. Spesifikasi

- Bahan : Akrilik

- Posisi logo dibagian tengah

- desain jam dinding dengan bentuk bulat dengan logo di tengahnya b. Teknis Produksi : cetak Akrilik

(48)

38 3. Sticker Transparant

Gambar IV.20 Sticker Transparant Puding Agnes Sumber: Dokumen Pribadi (2013)

a. Spesifikasi

- Bahan : Spotlight, warna sesuai logo

- Sticker dibuat dengan Sticker Transparant, sehingga memberikan kesan ekslusif (tidak standard)

b. Teknis Produksi : Sticker Transparant

Gambar

Gambar II.1 Logo Puding Agnes
Gambar III.1. Grid System logo Puding Agnes
Gambar III.3. Positif dan Negatif Logo
Gambar III.4. Layout Logo Puding Agnes
+7

Referensi

Dokumen terkait

Identitas visual merupakan kombinasi dari logo, system visual (tipografi, warna, imagery) yang dibuat menjadi satu kesatuan yang padu untuk menyampaikan pesan

Kesatuan dalam desain sebuah identitas visual akan membantu audiens untuk mengenali suatu brand, tidak hanya dari logo namun juga dapat dikenali dari aspek lainnya seperti

Starling (2011) menjelaskan bahwa sebuah logotype atau logo adalah sebuah kombinasi dari berbagai elemen yang berhubungan dengan suatu brand. Elemen ini dapat

dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna,

PT Elnusa, Tbk sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di bidang migas, mempunyai logo kuda laut yang masih berpacu pada logo induk perusahaannya terdahulu yaitu Pertamina..

dapat mempermudah pembuatan logo dengan menyesuaikan pada citra entitasnya [1]. Komunitas Halo Jiwa Indonesia masih belum menerapkan identitas visual yang baik karena

Dapat dilihat pada Gambar 19 bahwa elemen-elemen yang paling dominan es krim UBIBU yang digunakan lintas medium merchandise adalah elemen warna, garis dari logo dan

Oleh karena itu warna tersebut dapat diterapkan dalam berbagai media seperti filter foto, supergrafis, dan warna pada elemen visualnya untuk menunjukan identitas