Oleh:
ASMA'UL-HUSNA BT AHMAD SHARKA WI
KONSENTRASI PERADILAN AGAMA
PROGRAM STUDI AHW AL SYAIIBSHIYYAH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah, Jakarta,
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islan1
Oleh:
ASMA'UL-HUSNA BT AHMAD SlHARKA'WI NIM: 105044103541
Pembimbing :
Drs. H. Asep yarifuddin Hidayat, S.H., M.H
NIP : 150 268 783
KONSENTRASI PERADIJLAN AGAMA
PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSHIYAH
FAl(ULTAS SYARIAH DAN HUKUM ·
DAN CARA PENYELESAIANNYA" telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 20 September 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Program Strata 1 (S l) pada Jurusan Ahwal Syahkshiyah, Konsentrasi Peradilan Agama.
Jakaiia, September 2007
Oisahkan oleh,
OOサセセセ|セ@
'
')
[ゥ|セG@ ᄋZZセ[セスQNZヲヲ@
;----\ Lウセ@ .: .-."\ 1 ,.//0
Gᄋ[セGN」ーセwNQMQN@
MUHAMMAD AMIN SUMA SH, MA, MM.NIP: 150210422
Ketua
PANITIA UJIAN SIDANG MUNAQASAH セ@
Ors. H. A. Basiq Ojalil, SH, M.A.
{セ@
)Sekreta:"is
NIP: 150 169 102
: Kamarusdiana M.H NIP: 150 285 972
Pembimbing : Ors. I-I. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H NIP : 150 268 783
Penguji I : Ors. H. A. Basiq Djalil, SH, M.A. NIP: 150 169 102
セM[M
セ@
Segala puji bagi Allah SWT, Pencipta dan Penguasa alam semester yang
telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis terutamanya dalam
rangka penyelesaian skripsi ini. Selanjutnya shalawat dan salam untuk junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang telah menyelamatkan umat dari alam kegelapan
kea lam terang benderang.
Skripsi ini ditulis dalam rangka melengkapi syarat-syarat guna
memperoleh gelar strata satu (S. l ), pada jurusan Ahwal Syakhsiyah, Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jal•arta yang berjudul:
"PERCERAIAN DI PROPINSI KUCHING SARAWAK DAN CARA
PENYELESAIANNY A".
Untuk menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat petunjuk dari
berbagai pihak, baik secara langsung dan tidak langsung. Dalam ha! ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada ym1g terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Amin Suma MA, SH, MM. Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dengan kewenangan
yang dimiliki telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menyusun
skripsi ini.
2. Drs. Basiq Djalil SH, Drs. Kamarusdiana SAg, MA, masing-masing selaku
ketua dan sekretaris jurusan Ahwal Syakhshiyah yang telah banyak
tuntasnya sudah skripsi ini, hanya Allah saja yang selayaknya membalas
jasanya.
4. Tuan Hj Awg Suhaili bin Ledi selaku Ketua Pendaftar Nikah dan Cerai,
Mahkamah Syariah Negeri Sarawak, yang telah banyak meluangkan waktu
disela-sela kesibukannya untuk melakukan wawancara dengan penulis.
5. Seltrruh staffpengajar (dosen)jurusan Ahwal Syaksyiah Fakultas Syariah dan
Hukum, serta kepada karyawan dan staff perpustakaan yang telah
memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh tenaga kerja para dosen Akademi Pengajian Islam dan Dakwah
terutama Bapak Rektor Al-Fadhil Ustaz Mat Tormizi Mad Arof, yang telah
banyak memberikan sokongan dan dukungan kepada penulis hingga dapat
meneruskan pengajian di bumi Indonesia ini.
7. Teristimewa buat tatapan ayahanda Ahmad Sharkawi Bin Suhaili dan Ibunda
Shaldrah Bt Abd Raza!( yang amat disayangi lagi dicintai. Terima kaseh atas
perhatian segala doa dan kesabarannya atas jerih payah dan segala
pengorbanan yang tidak terbalas serta senantiasa memberikan semangat dan
harapan tanpa jemu hingga anakanda dapat menyelesaikan pengajian, segala
jasa pengorbanan kalian sentiasa terpahat diingatan. Tiada apa yang dapat
dipersembahkan sebagai balasan, melainkan hanya dengan sebual1 kejayaan.
8. Bua! ahli keluarga tersayang, khususnya buat kak Safura, kak Salwa, abang
Khairi serta adik-adik yang dikasihi, yang telah banyak memotivasi dan
sebuah kejayaan yang diimpikan, terima kasih atas segala curahan kasih
sayang yang tak terhingga.
10. Sahabat sepetjuanganku, Siti Zuraima, Khairiah, Siti Rahmalia, Siti
Munawarah, Hasfa Bakhry, Dwi Julia Kumiati, Hafiz, Fay serta teman-teman
yang tak sempat kucatatkan satu persatu. Terima kasih karena turut
mendoakan dan memberikan partisipasi, smnbangan berupa pikiran serta
semangat kepada penulis demi kemajuan dan keberhasilan penulisan karya
ilmiah ini.
11. Teman-teman seangkatan 2005/2006 jurusan Ahwal Syakhsiyyah, terima
kasih atas kebersamaannya selama penulis menuntut ilmu di Universitas Islam
Negeri Jakarta ini.
Akhimya, 'Sirru a 'la barakatillah' dan semoga skripsi ini dapat
memberikan masukan yang positif kepada pembaca sekalian, semoga bantuan
yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dari yang Maha Kuasa.
Penulis amat menyedari bahwa di dalam penulisan skripsi ini tidak luput dari
kekhilafan dan kesalahan, maka kritikan dan saran yartg bersifat konstruktif
sangat diharapkan di dalam rangka perbaikan dan kesempmnaan penulisan ini.
-Amin Ya Rabbal A
'lamin-Jakarta, 12 September 2007 M 29 Sya'ban 1428 H
KATAPENGANTAR ... iv
DAFTAR ISi ... vii
BAB I: BAB II: BAB III: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masai ah ... .... .. .... ... ... ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masai ah .... ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ... 5
E. Sistematika Penulisan .. ... ... ... ... .. ... ... 6
KONSEP PERCERAIAN DALAM HUKUM ISLAM A. Pengertian Perceraian ... ... ... .... .. .. ... ... ... ... 8
B. Dasar Hukum Perceraian ... 10
C. Macan1-macam Perceraian ... 14
D. Hikmah Perceraian ... 17
PERCERAIAN DI PROPINSI KUCHING SARAWAK DAN PENYELESAIANNY A A. Sebab-sebab Perceraian di Propinsi Kuching Sarawak. 19 B. Faktor-faktor yang Menyebabkan Berlakunya Perceraian di Propinsi Kuching Sarnwak .. ... ... .. .. ... ... 25
BAB V:
A. Seksyen 45, OUUKI, 2001, Pe1mohonan Perceraian ... 41
B. Seksyen 128, OUUKI, 2001, Perceraian di Luar Mahkamah dan Tanpa Kebenaran Mahka.mah ... 46
C. Analisa Penulis ... ... ... 48
PENUTUP A. Kesimpulan ... 50
B. SaTan-saran ... ... .. ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 53
LAMPIRAN-LAMPIRAN I. Borang 1, Ordinan Undang-undang Keluarga Islam 1991 ... 55
2. Borang Pengaduan Rumahtangga ... 59
3. ProsedlU· Pengaduan Masalah Rumahtangga ... 63
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman sekarang, pe1masalahan dalam keluarga Islam
memerlukan satu penelitian yang mendalam. Hal ini memperlihatkan kondisi
keruntuhan rumahtangga umat Islam di Negara ini yang semakin bertambah
dari masa ke masa.
Kajian hukum fiqh hanya bertujuan memperlihatkan dasar Islam untuk
diperbandingkan dengan Undang-undang Keluarga Islam di Malaysia,
khususnya pada bagian Ordinan Undang-undang Keluarga Islam Negeri
Sarawak tahun 2001.
Keruntuhan rumahtangga bukan saja berasal daripada kegagalan
peribadi yang terlibat terhadap rumahtangga mereka, tetapi juga disebabkan
oleh unsur-unsur lain. Karena itu, penelitian ini difokuskan pada
bagian-bagian yang terdapat dalam Undang-undang Keluarga Islam di Malaysia Barat
dan Timur serta diperbandingkan dengan hukum syara. dari segi kesesuaian
untuk mendapatkan jawaban.
Selain mencari sebab-sebab yang mengakibatkan berlaku perceraian,
penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan cara-cara penyelesaian yang
dilaksanakan melalui Mahkamah Syariah. Sebuah perceraian tentunya akan
meninggalkan berbagai dan1pak, bukan saja kepada kduarga yang terlibat,
depan seorang anak dalam keluarga tersebut dan menjadi salab satu penyebab
penting keruntuhan moral dan disiplin generasi sekarang.
Di sebagian tempat, kadar berlakunya perceraian telab mencapai angka
satu pertiga dari jumlab pasangan yang telab menikab, sedangkan pasangan
yang kembali rujuk tidak sampai 15% dari jumlab pasangan yang telab
bercerai itu. Di samping itu, kondisi istri yang rata-rata terabaikan telab
diceraikan suaminya menimbulkan permasalaban yang menarik untuk diteliti.
Dalam waktu sepuluh tahun, yaitu tabun 1997 sampai 2006, pasangan
yang telah melakukan akad nikab di Propinsi Kuching Sarawak ialab sebanyak
23,399 pasangan. Rata-rata pasangan yang menikah setiap tabun dalam waktu
tersebut ialab 2,339.9 pasangan. Perceraian yang telah berlaku di propinsi
tersebut dalam tempoh sepuluh tahun ialah 7,040 pasangan. Rata-rata
perceraian setiap tahun ialah 704 pasangan, yaitu kira-kira 30.08% dari jumlab
keseluruhan pasangan yang telah menikah dalam waktu tersebut.
Dari jumlah pasangan yang telab bercerai itu, hanya 1,066 pasangan
saja yang telab kembali rujuk terhadap istrinya. Purata pasangan yang telab
rujuk setiap tabun ialab 106.6 pasangan, yaitu 15.14% dari jumlab yang
bercerai. W alaupun perceraian merupakan suatu cara penyelesaian bagi
sesuatu krisis rumab tangga dan ia dihalalkan oleh syarak, namun ia tidak
digalakkan kepada para suami menggunakannya dengan
Berdasarkan latar belakang itulab yang telab mendorong penulis untuk
mengkaji lebih jauh dalan1 bentuk skripsi yang dapat dijadikan patokan oleh
masyarakat. Adapun judul yang diangkat oleh penulis adalab
"PERCERAIAN DI PROPINSI KU CHING SARA \VAK DAN CARA
PENYELESAIANNYA"
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi pada:
1. Pembatasan Masalab.
Babagian Pendakwaan Jabatan Agama Islam Sarawak di bawah
bidangkuasa Mahkamab Syariab Negeri Sarawak, adalab merupakan
pemegang amanah dalam menyediakan dan menetapkan prosedur
permohonan perceraian yang harus menjalankan amanab yang diberikan
dengan penuh tanggungjawab dan jujur. Prosedur ini telab ditetapkan dan
diluluskan oleh Mabkamah Syariab dengan mengikuti undang-undang
perkawinan dan perceraian yang telab ditetapkan dalam Islam sepertimana
yang termaktub dalam Al-Quran dan Sunnab.
2. Perumusan Masalab
Dalam penulisan skripsi ini, masalab pokok yang penulis angkat
yaitu:
a. Konsep perceraian menurut syariat Islam.
c. Pelaksanaan prosedur permohonan perceraian di Mahkamah Syariah
dan sanksi pelanggaran terhadap prosedur-prosedur yang telah
ditentukan oleh pihak berwenang.
d. Adakah prosedur permohonan perceraian yang dilaksanakan di
Mahkamah Syariah bersesuaian dengan syariat Islam?
C. Tujuan Penulisan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penulisan
Untuk memperjelaskan sasaran yang akan dicapai melalui
penelitian sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas,
tujuan penelitian ini sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui dan memahami konsep perceraian yang sebenarnya
menurut syariat Islam.
b. Untuk mengenal pasti sebab-sebab, faktor-faktor dan jenis-jenis
perceraian yang terdapat di Propinsi Kuching Sarawak.
c. Untuk mengetahui prosedur perceraian yang tidak bertentangan
dengan syariat Islam se1ia menjelaskan bentuk-bentuk sanksi
pelanggaran terhadap prosedur-prosedur yang telah ditentukan oleh
pihak be1wenang.
2. Manfaat Penelitian:
Hasil penelitian karya ilmiah ini dapat digunakan pada beberapa
mengetahui mengenai perceraian serta implikasi kepada masyarakat di
Malaysia khususnya di Propinsi Kuching Sarwak.
b. Sebagai tambahan untuk khazanah wacana keilmuan di Indonesia,
khususnya untuk perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan.
Pembahasan dalam skripsi ini mengacu pada metode penelitian itu
sendiri, yaitu dengan menggunakan penelitian kualitatif, dimana data yang
terkumpul dan diolah berdasarkan proses pengamatan dan lebih bersifat
deskriptif (pemaparan).
Proses pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk menghasilkan
penelitian kualitatif menggunakan pengambilan data primer dan sekunder.
Data primer yaitu, data yang penulis langsung dapatkan dari petugas atau
sumber pe1iamanya dimana data primer tersebut penulis dapatkan dari
Mahkamah Syariah Negeri Sarawak dan Majlis Islam Sarawak. Disamping
data primer, terdapat data sekunder yang penulis dapatkan dalam bentuk
dokumen-dokumen.
Dalam proses menyusun dan mengumpulkan bahan skripsi ini, peneliti
menggunakan dua macam teknis pengumpulan data, yaitu melalui Penelitian
Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian Lapangan (Field Research).
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
yang sumber utamanya berdasarkan Ordinan Undang-undang Keluarga
Islam, 2001, Sarawak.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Dalam penelitian lapangan, untuk memperolch data yang akurat
tentang masalah perceraian, dilakukan dengan cara wawancara.
Wawancara adalah Tanya Jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung. Interview yang dilakukan penulis, langsung dengan Ketua
Pendaftar Pemikahan dan Perceraian Mahkamah Syariah Wilayah
Sarawak yaitu Tuan Haji Awg Suhaili bin Ledi. Adapun metode penulisan
yang dipakai agar skripsi ini tersusun dengan lebih sistematis dan lebih
sempuma sesuai dengan ketentuan yang ada, ーQセョオャゥウ@ berpedoman
sepenuhnya pada petunjuk buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Negeri SyarifHidayatullah Jakarta Tahun
2005.
Sedangkan untuk menterjemahkan ayat-ayat Al-Quran yang
dijadikan dalil dalam skripsi ini, digunakan Al-Quran dan terjemahannya
yang dikeluarkan oleh Yayasan Penyelenggaraan dan Penterjemahan
Al-Quran Departemen Agama RI yang diterbitkan pada tahun 1971.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai materi yang
menjadi pokok penulisan dan memudahkan para pembaca dalam memahami
BABI Dalam bab ini penulis menyajikan gambaran pendabuluan yang
terdiri dari latar belakang masalab, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan
teknik penulisan serta sistematika penulisan.
BAB II Diuraikan mengenai konsep perceraian dalam hukum Islam dengan
sub bab yaitu pengertian perceraian, dasar hukum perceraian,
macan1-macam perceraian dan hikmah perceraian.
BAB III : Dalam bab ini penulis mencoba untuk meneliti apakab sebab-sebab
faktor-faktor serta jenis-jenis perceraian yang berlaku di
PropinsiKuching Sarawak dan bagaimanakab solusi untuk
menyelesaikannya.
BAB IV: Pelaksanaan perceraian di Mabkamah Syariah Negeri Sarawak
berkaitan dengan prosedur Pe1mohonan Perceraian dalam
Seksyen 45, Ordinan Undang-undang Keluarga Islam, 2001,
Seksyen 128, OUUKI, 2001 berhubung dengan Perceraian Di Luar
Mabkamab dan Tanpa Kebenaran Mabkamab, juga menjelaskan
akibat pelanggaran prosedur perceraian serta ana.lisa penulis.
BAB V: Meliputi kesimpulan dari selurnh pembabasan beserta saran-saran
dan diharapkan dapat menjadi suatu komitmen yang berguna bagi
A. Pengertian Perceraian
Perceraian dalam hukum Islam sering disebut dengan istilah Talaq.
Kata talaq itu diambil dari kata ithlaq yang berarti melepaskan dan
membiarkan. 1
Sedangkan menurut istilah, talaq adalah melepaskan ikatan
perkawinan atau putusnya hubungan suami isteri dengan mengucapkan secara
sukarela ucapan talaq kepada isterinya, dengan kata.-kata yang jelas atau
dengan sindiran. 2
Terdapat pelbagai pengertian mengenai talaq yang telah diberikan oleh
Fuqaha, antaranya:
1. Fuqaha Syafi'e mengertikan Talaq pada syara' adalah melepaskan
ikatan pernikahan dengan menggunakan lafaz Talaq dan
seumpamanya. 3
2. Fuqaha Hanafi mengertikan : Talaq pada syara' adalah memutuskan
ikatan pernikahan serta merta ( dengan talaq ba 'in) atau dalam satu
waktu ( dengan talaq raj 'i) dengan menggunakan lafaz tertentu. 4
'Abu Bakar Muhammad, Terjemahan Subusa/am Ji/id, (Surabaya: Al-Jkhlas, 1995), Cet.l, h.609
2 Ahmad Shidik, Hukum Talaq Dal am Agama Islam, (Surabaya: Pulera Pela jar, 200 I),
Cet. l, h.9
3 Syeikh Muhammad Al-Khatib Al-Syarbini,, Mughni al-Muhtaj, (Mesir: Matba'ah Mustafa
al-Babi al-1-lalabi Wa Awladnh, 1958) juzuk 3, h. 279
3. Fuqaha Maliki mengertikan: Talaq pada syara' adatah mengungkaikan
ikatan yang sah melalui pernikahan. 5
4. Fuqaha Hmbali mengertikan: Talaq pada syara' adalah melepaskan
ikatan pernikahan. 6
Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia, talaq diartikan sebagai pemutusan
ikatan perkawinan yang dilakukan oleh suami secarn sepihak dengan
menggunakan lafal "talaq" atau sejenisnya.7
Menurut KHI pasal 117 talaq adalah ikrar suami di hadapan sidang
Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya ikatan
perkawinan, dengan cara sebagaimana dimaksud dalam pasal 129,130 dan
131.
Menurut H.A. Fuad Said dalam bukunya "Perceraian Menurut Hukum
Islam" Perceraian ialah putus hubungan perkawinan antara suami dengan
isteri. 8
Prof. Subekti, SH dalam bukunya "Pokok-pokok Hukum Perdata"
mendefinisikan bahwa perceraian adalah penghapusan perkawinan dengan
putusan hakim atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawi.nan itu.9
5 Sidi Muhammad Al-Zarqani, Syarh Muwatta' al-Imam Malik, (Kahcrah: Mat.ba'ah
al-Khairiyyah). Juz 3
6
Abi Muhammad 'Abdillah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah, a/-Mughni,(Mesir:
Menurut Dr. Hasbi Indra, MA dkk dalam bukunya "Potret Wanita
Shalehah" mendefinisikan talaq adalah melepaskan tali atau ikatan pemikahan
baik oleh suami atau permintaan sang isteri.10
Daripada pengertian-pengertian yang diberikan itu,. ternyata pengertian
fuqaha Hanafi lebih memenuhi maksud amalan talaq di masa ini, karena
pengertian ini mencakupi talaq raj 'i clan talaq ba 'in.
B. Dasar Hukum Perceraian
Agama Islam telah menetapkan kebolehan perceraian. Banyak sekali
ayat-ayat yang membahas dan menyebutkan tentang masalah perceraian. Di
antara ayat-ayat tersebut adalah:
1. Q.S. An-Nisa' ayat 19
2. Q.S. Al-Baqarah ayat 229
0 0 ,, ,.. ;fJ .,,,.. 0
2..JJ;
"-!セZMgi@
セ@
セ@
ck '.)\.;
.JJI ;
J1:..
I:_.;
ur
セ@
,,.. ,... ,... ,; ,,
,,. l1J ,.. ,,,.. l1J .-< ,... (f)
• 0
_;JlkJi
セ@
;::_w
J[.;
.JJ\ ;
J1:..
セ@
セI@
[), J:'.t;J '.)\.;
.JJ\
セ@
J1:..
,.,. ,,.. ,, ,...
Artinya: "Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma 'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat merifalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. /tu/ah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim ".
3. Q.S. Al-Baqarah ayat 230
,, ,...,,,... 0 ,.,. ,.. ,, ,,.. .e ,.,. ,..;;,,,.. 0 /
'.)\.;
セ@
Pセ@
セ_@
G.-jj
セ@
J>.
セ@
0--
セ@
j,,.J' '.)\.;
セ@
Pセ@
,.,. ,.. ,.,. ,,. ,,..
l1J O (f) O " ' / O O,; ,,..
.JJI
セ@
J1:..
2Jl;)
.JJ\ ;
J1:..
I:_;;{
0l
l1;
01
i.;.;_1;.:
0i
セ@
Ck
,.,. ,.,. ,, ,.,. ,.,.
;)
Gャセセ@ Gセi@ ャ・セMZ@• .r-'"'-1.
,
i
r
,4. Q.S. Al-Baqarah ayat 231
,.., tJJ .... ,.., J ,..,,. ,.., ... .... ,,.. ... .... セ@ 0 r;;,,., ...
セ@ ス^Mセ@
j\
J
J'_M
セセエゥ@
セゥ@
セ@
セキャ@
セ@
iセ{L@
:: ,,.. ,,.. ...
,,,,, ,,. .... .... 0 0 ,.., J
セ@
:w
セャィ@
セ@
:;J
|jセ@
|セ|セ@
セ@ セ⦅ZLj@
':Jj
J
J'-M
... ,,.. ,.. ... 1f. ,..,
...- ,.. J , , . r / I , . . Jo r/I ,, J , . , o
J)i
Cj
セ@.J.ll
a::;
ijセセャェ@(,Y,
41J\
...:..it.;1, IJW
':Jj
セセ@.. .;;
.... ,,. ,,.. ,,.. ,,..
;)) r/I,,. ... "' J...._ J. J 0 0 0 J ,..
4.IJ\
0\
|セャェ@
4.IJ\
1_;J1j
セ@ セ@
セャェ@
,..,.,G5'.J1
Cr-
セ@
,..,,. ,,. ,, ,, ... .... ,,.
Artinya : "Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang ma 'ruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma 'ruf
(pula). Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi
kemudharatan, karena dengan demikian kamu menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah sebagai permainan. Dan ingatlah ni'mat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan Al Hikmah (,ls Sunnah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
5. Q.S. Al-Baqarah ayat 232
,,. .... ,.. 0 .... ,., J .... -" ... ,, ... ,.. 0 r/1..- ,,
IY,:,1)
iセA@ セQZセ[ス@
,;:;.s::;-
,.:ii;).µ'.>\.;
セゥ@
;)J;;
セlャャ@
セ@
1:{,
,,, ,, 0 ;;; J ,, .... J .... 0
セセ@ ,,.
.r=-'YI
,,,..1
....),)1::,
..ut;
,.. ,,.::rJ;
,, セ@ ....01.S':;
,,,,. セ@ セ[@ RNNオセ@ ... ....J_,;:.i1;
,, イウセZZ@.... ... ... ,, ;fl 0 .... J ,,. ,.. ....
. 0
セ@
'l
セゥI@
セ@
ill
I)fibij
セ@
セェゥ@
Artinya: "Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis iddahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang ma 'ruf !tu/ah yang
6. Q.S. At-Thalaaq ayat I
セセ@
:JJ1 1)1) ;J.J1 1;,,.;_fj
セセ@
セ@
;tLl :( ..
セA|@ HNZセヲヲL@
iセ{@ セi@
セャOZ@
.... ,..,,. ,..,.. ,, ,..
0 "' ,.. so,,;;) J , ,
;
)J;..
セI@ GZセZ@ セlゥL@ セエ[@0i
llj:?.;:;.
':l)
セ[N[@0-- ;:; _;..
)J
':l
.... t' ,; ... ,.. ,.. ... .... " .... ....
,.. ,J .:I) .:ll .... 0 ,..,,. ... ... a; ,,. .:I)
RLャNゥセ@ セ@ NNZ[N[セ@
dJJI
j.J
i..f
JJ.5 ':}
t ..
;f セ@:W
<lli ;JJ;..
セ@:;)
ill\
,, ,,. ,,. ,.. ,,
Artinya: "Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wqjar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu ke!uarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke !uar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang me!anggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu suatu ha! yang baru. "
Dalam hadis juga banyak riwayat-riwayat yang menyinggung masalah
perceraian ini. Di antaranya:
" ' " @ , , . . ,..,..,,.,.. ,, "
セ@
.ili1セ@
.ili1jケセ@
JlJ :JlJ
QZVセ」@
Jw
.ili1セBGᄚセ@
セ@
J.1y.
.... ,,. ,, ,,,. ,,..
,., Ill \ ,.. ,, ,, 0 ,,. a)
セ@
J4>.-L.
J.\J ;) )\;) y,I olJJ)j')l.k.J\
.ililJl
J)l;J\セ|@
:tL)
, ,
HセI@ Hgセ@ y,I CJ;)
r-5'\.J...i
,... / ,... J ,.. ,... g; "' 0 ,... ,., ,,.. ,...
:.:J\5'
'.Jj;1
r_}
Lセ@
l...U ::_,,,81 01 :y\.)a;;JI
:;.
セ@
JW ,o:b-1)
セ@ / ,,.. ,,... ,.. ,...
,.. ,...,,... ,,... ,... ,...,,. ... ,.. ,...
」セ@
olJ_;)セ@
セwLZNQN[@
セ@
セエZ[Lセi@
jli
;;u\
9
セ@
,... ,... ,... ,...
Artinya: "Diriwayatkan dari Jbnu Abbas RA, dia berkata, "Tataq pada masa Rasutullah SAW dan masa Abu Bakar serta dua tahun pada masa pemerintahan Umar RA adatah bahwa tataq tiga yang diucapkan sekatigus dihitung satu. Latu Umar berkata. "Orang-orang ini ingin menyegerakan urusan yang semestinya mereka berhak untuk mempertambatkannya, sebaiknya kami putuskan saja kepada mereka. "Latu Umar membuat keputusan bahwa tataq tiga yang diucapkan sekaligus benar-benar bertaku tataq tiga. (HR Mustim/2
C. Macam-macam Perceraian
Secara umum perceraian itu ada dua macam, yaitu cerai talaq dan cerai
gugat. Cerai talaq diajukan oleh suan1i dan cerai gugat diajukan oleh isteri.
Sedangkan dalam Hukum Islam cerai itu sama dengan talaq, adapun
macam-macamnya yaitu:
1. Talaq Raj'i
Mernpakan talaq yang dijatuhkan oleh suami terhadap isterinya yang telah
pernah digauli, bukan karena memperoleh ganti harta dari isteri, talaq yang
pertama atau yang kedua.
2. Talaq Ba'in
Yaitu talaq yang tidak memberi hak rnju' bagi bekas suami terhadap bekas
isteri ke dalam ikatan perkawinan dengan bekas suamijika ingin kembali
bersama harus dengan akad nikah yang baru.
a. Talaq Ba 'in Sughro adalah talaq bai'in yang menghilangkan pemilikan
bekas suami terhadap isteri tetapi tidak menghilangkan kehalalan
bekas suami untuk nikah kembali dengan bekas isteri, aiiinya bekas
suami boleh mengadakan akad nikah yang baru dengan bekas isteri
baik dalam masa iddahnya maupun sudah berakhir masa iddahnya.
b. Talaq Ba 'in Kubro adalah talaq yang menghilangkan pemilikan bekas
suami terhadap bekas isteri serta menghilangkm1 kehalalan bekas
suami untuk nikah lagi dengan bekas isterinya, kecuali setelah bekas
isterinya itu menikah dengan lelaki lain, telah berkumpul dengan
suami kedua itu serta telah bercerai secara wajar dan telah selesai
meajalankan masa iddahnya. Tala ba'in kubro terjadi pada talaq
ketiga.13
3. Talaq Sunny
Adalah talaq yang dijatuhkan ketika isteri telah suci dai·i haidnya, dan
belum dicampuri. Sejak saat berhentinya dari haid ini, maka ia telah
masuk ke dalam iddahnya. Pada saat ini suaminya boleh menjatuhkan
talaq bila hendak menceraikaimya.
4. Talaq Bid'iy
Adalah talaq yang dijatuhkan ketika isterinya sedang haid atau nifas atau
5. Talaq Hakamain
Adalah talaq yang diputuskan oleh juru damai (hakam) dari pihak suami
maupun dari pihak isteri.15 6. Talaq Battah
Yaitu talaq yang dijatuhkan untuk selama-lamanya, dan tidak akan dirujuk
kembali. Misalnya suami berkata: "Engkau kuceraikan selama-lamanya."16
7. Talaq Sharih
Adalah talaq dengan mengpergunakan kata-kata yang jelas dan tegas dapat
dipahami sebagai pernyataan talaq atau cerai seketika diucapkan.
8. Talaq Kinayah
Y aitu talaq dengan mempergunakan kata-kata sindiran atau samar-samar.
Talaq dengan kata-kata kinayah bergantung pada niat suami artinya jika
suami dengan kata-kata kinayah tersebut bennaksud menjatuhkan talaq,
maka jatuhlah talaq yang dimaksudkan.17
Boleh mendekati isterinya sampai ia membayar kafarah yaitu
memerdekakan seorang budak, atau berpuasa dua bulan berturut-turut,
atau memberi makan enam puluh orang miskin.18
Atau salah satunya bertindak kejam terhadap yang lainnya, atau seperti
yang pernah terjadi, mereka tidak dapat hidup rukun sebagai suatu
keluarga yang utuh. Maka dalam kasus ini syiqaq lebih dimungkinkan
D. Hikmah Perceraian
Meski Allah dan Rasul-Nya membenci perceraian namun
membolehkannya, karena di dalamnya mengandung manfaat atau hikmah
yang bisa diambil dari pasangan suami isteri yang menganggap perceraian
lebih baik bagi mereka dan merupakan jalan terakhir.19 Dalam masalah ini mengandungi dua ha! yang merupakan sebab terjadinya perceraian:
I. Kemandulan
Bila seorang laki-laki mandul maka ia tidak akan mempunyai anak
padahal anak merupakan keutamaan perkawinan. Begitu pula perempuan
apabila mandul, maka keberadaannya bersanm suami akan mengeruhkan
kejemihan kehidupan. Maka talaq mempunyai faedah bagi suami bila
isteri mandul, karena diantara tujuan perkawinan adalah terwujudnya
keturunan, bahkan keturunan merupakan yang terpenting bagi suami isteri.
2. Terjadinya perbedaan dan pertentangan kemarahan, dan segala yang
mengingkari cinta di antara suami isteri.
Kalau cinta kasih sudah hilang berubahlah pilar-pilar perkawinan.
Mereka jatuh ke lembah kehidupan yang susah dan pemikiran yang
bimbang karena pada dasamya persatuan dan kekompakkan dalam segala
ha! merupakan kunci kesuksesan dan kebahagiaan serta sumber segala
kesenangan. Kita menyaksikan banyak terjadi perseliEiihan antara suami
isteri hingga berkobar-kobarlah api pertengkaran dan percekcokan antara
keluarga dan semua berada dalam kejahatan. Apalagi bila ada tabiat yang
berbeda dan hati yang tidak bersatu maka dengan perceraian akan
menghilangkan kesengsaraan bagi kedua belah pihak.
Pertentangan dan pertengkaran antara suami isteri otomatis akan
menimbulkan bahaya besar bagi anak-anak.20
Islam datang untuk mengangkat harkat dan martabat wanita. Wanita
mempunyai hak untuk meminta cerai jika itu lebih baik baginya. Jika terjadi
konflik antara suami isteri, yang tidak dapat didamaikan, maka dengan
keadilan Allah perceraian itu diperbolehkan. Mudah-mudahan dengan jalan itu
terjadi ketertiban dan keamanan bagi kedua belah pihak dan supaya
masing-masing dapat mencari pasangan yang cocok dan dapat mencapai apa yang
PENYELESAIANNYA
Dalam waktu sepuluh tahun, yaitu tahun 1997 hingga tahun 2006,
pasangan yang telah melakukan akad nikah di Propinsi Knching Sarawak ialah
sejumlah 23,399 pasangan. Rata-rata pasangan yang menikah setiap tahun dalam
waktu tersebut ialah 2,339.9 pasangan. Perceraian yang terjadi di propinsi tersebut
dalam waktu sepuluh tahun ialah 7,040 pasangan. Rata-rata perceraian setiap
tahun ialah 704 pasangan, yaitu 30.08% dari jumlah keseluruhan pasangan yang
telah menikah dalam waktu tersebut.
Dari jumlah pasangan yang telah bercerai itu, hanya 1,066 pasangan saja
yang telah kembali rujuk dengan isterinya. Sedangkan pasangan yang telah rujuk
setiap tahun ialah 106.6 pasangan, yaitu 15.14% dari jumlah yang bercerai. (Lihat
Tabel 3.1)
Apabila dibuat perbandingan antara pasangan yang menikah dengan
pasangan yang bercerai, didapati bahwa jumlah pasangan yang bercerai setiap
tahun ialah 30.08%. Jumlah ini adalah merupakan suatu jumlah yang sangat
tinggi, yaitu han1pir satu pertiga dari jumlah keseluruhan pasangan yang telah
menikah, sedangkan jumlah yang rujuk kembali setelah bercerai relatif sangat
[image:27.521.22.426.166.484.2]Tabel 3.1
Nikah, Cerai dan Rujuk
Di Propinsi Kuching Sarawak 1997-2006
Tahun Nikah Cerai Rujuk % Cerai %Rujuk
1997 1,978 814 96 41.15% 11.79%
1998 2,086 754 109 36.14% 14.45%
1999 2,074 725 104 34.95% 14.34%
2000 2,107 749 114 35.54% 15.22%
2001 2,414 624 135 29.99% 18.64%
2002 2,505 676 101 27.01% 14.94%
2003 2,436 635 91 26.06% 14.33%
2004 2,692 591 93 21.95% 15.73%
2005 2,620 677 102 25.83% 15.06%
2006 2,490 695 121 27.91% 17.41%
Jumlah 23,399 7,040 1,066
Sumber : Majlis Islam Sarawak, Catalan Nikah, Cerai dan Rujuk.
Rata-rata pemikahan yang diakadkan setiap tahun ialah 2,399.9 Rata-rata pasangan yang bercerai setiap tahun ialah 704
Rata-rata persentase perceraian setiap tahun ialah 704 x 100 = 30.08 % 2,339.9
Rata-rata pasangan yang rujuk setiap tahun ialah l 06.6
Rata-rata persentase rujuk setiap tahun ialah : l 06.6 x 100 - 15.14 %21 704
Walaupun perceraian merupakan cara penyelesaian untuk keluar dari
masalah dalam rumah tangga dan dihalalkan oleh syara', namun ia tidak
dianjurkan kepada suami untuk menggw1akannya dengan sewenang-wenang.
A. Sebab-sebab Perceraian di Propinsi Kuching Sarawak.
Setelah diselesaikan pembahasan mengenai perceraian dan rujuk dari
tahun 1997 sampai tahun 2006, diketahui bahwa sebab te,rjadinya perceraian
di Propinsi Kuching Sarawak, adalah sebagai berikut:
Sebab-sebab tersebut diklasifikasikan menurut jumlah perceraian pada
beberapa penyebab seperti yang terdapat dalam catatan Majlis Islam
Sarawak.(Lihat Tabel 3.2)
Sebab-sebab tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada kesepakatan antara suami dan isteri dalam sebuah
rumahtangga.
2. Nusyuz, yaitu istri mendurhakai suan1i.
3. Keacuhan suami istri terhadap rumahtangganya.
4. Istri tidak mau dirmadu atau dipoligami.
5. Campur tangan keluarga dari kedua belah pihak dalam rumahtangga anak
menantu.
6. Suan1i tidak mampu memberi nafkah.
7. Istri cemburu terhadap suami.
8. Istri bersikap selingknh terhadap suaminya.
9. Suami tidak dapat memberi keadilan apabila beristri lebih dari satu.
10. Suami dihukum penjara.
Tabel 3.2
Sebab-sebab Perceraian di
Propinsi Kuching Sarawak
Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 201)4 2005 2006 Jumlah
Tidak ada kesepakatan
81 106 109 117 52 82 52 73 84 140 906
antara suami
dan istri
Nusyuz 30 34 18 52 50 74 14 20 42 30 364
セ・。」オィ。ョ@ suami
istri terhadap 28 30 77 76 55 25 291
1mahtangganya
lstri tidak mau
dimadu atau 11 14 5 25 16 16 2 2 4 17 112
berooligami
:ampur tangan
5 3 6 12 9 6 4 5 2 IO 62
keluarga
Suami tidak
mampu I I I 6 I4 7 6 I 2 I I 59
1emberi nafkah lstri cemburu
2 I 3 4 I 4 2 I 3 21
orhadap suam i
Istri
I I 2 2 2 I I I 2 11
berseiingkuh
iami tidak adil
bila beristri I I 2 I I I 7
Iebih
"ami dihukum
I I I I I I 6
penjara
luami terlibat
I I I I I 5
narkoba
Jumlah 132 171 149 229 177 222 152 181 192 241 1844
Sumber Majhs Islam Sarawak, Anahsa
..
Dari penelitian yang dijalankan, terdapat se:bab utarna yang
menyebabkan terjadinya perceraian di propinsi ini yaitu karena tidak ada
kesepakatan antara suami isteri dalam sebuah rumah tangga. Jumlah
perceraian yang terjadi karena penyebab ini dalarn waktu sepuluh tahun ialah
sebanyak 906 pasangan.
Yang dimaksudkan dengan "tidak sepakat"22 dalam data cerai dan rujuk itu ialah tidak ada persetujuan dalam suatu ha! atau terjadinya
perselisihan faharn antara suami isteri dalan1 sesebuah keluarga, yang disebut
dengan syiqaq23 mengikut istilah syara'.
Nusyul4 atau isteri mendurhakai suan1i adalah maksiat, misalnya tidak
taat kepada suaminya atau tidak mau diajak tidur bersama atau keluar rumah
tanpa izin suarninya. Apabila isteri durhaka janganlah suarni buru-buru
menuntutnya, menghukumnya, jangan segera menyakitinya. Suarni wajib
menasehatinya dengan baik, isteri diingatkan pada Allah dan siksa-Nya
terhadap perempuan yang nusyuz kepada suaminya, sadar akan akibat nusyuz,
tentang kehilangan hak mendapat nafkah, pakaian dan akibat-akibat nusyuz
laim1ya. Apabila isteri durhaka kepada suarninya dan tetap maksiat, maka
suan1i boleh berpisah tempat tidur dengan isterinya atau tidak tidur sekamar,
tidak makan bersama. Apabila isteri belum menyadari, tidak berhenti dari
kesesatallilya, maka suami boleh memukulnya dengan pukulan yang ringan,
atau melukai tubuhnya.25 Nusyuz merupakan sebab kedua terbanyak terjadinya perceraian di Propinsi Kuching Sarawak. Yang dimaksudkan dengan durhaka
itu ialah, segala perbuatan yang menyalahi batas-batas kebenaran syara' yang
dilakukan oleh seseorang isteri terhadap suaminya semasa dalam ikatan
pernikahan. Perceraian yang berlaku karena nusyuz ini berjumlah 364
pasangan dalam waktu I 0 tahun.
Keacuhan kedua belah pihak terhadap tanggungjawab rumah tangga
merupakan sebab ketiga terjadinya perceraian di propinsi ini. Perceraian
karena keacuhan suami isteri ini melibatkan kira-kira 291 pasangan.
Perceraian karena isteri enggan dimadukan, adalah sebab keempat
besarnya te1jadi perceraian di propinsi ini, 112 pasangan te:lah bercerai hanya
karena sebab tersebut.
Sebab kelima te1jadinya perceraian di propinsi ini ialah karena campur
tangan keluarga, baik dari pihak keluarga suami ataupun isteri yang merasa
tidak senang terhadap menantunya. Perceraian atas sebab ini, biasanya terjadi
karena pernikahan yang tidak direstui oleh kedua orang tua. Jumlah perceraian
akibat campur tangan keluarga ini berjumlah 62 pasangan.
Perceraian yang berlaku karena suami tidak mampu memberi nafkah
kepada keluarga adalah sebab keenam terjadinya perceraiim di propinsi ini.
Yaitu melibatkan 59 pasangan yang bercerai karena sebab tersebut. Sebab
Kuching Sarawak ini.Sebab kedelapan perceraian yang terjadi adalah isteri
berselingkuh terhadap suaminya, yang melibatkan 11 pasangan.
Perceraian karena suami tidak berlaku adil terhadap isterinya apabila
beliau menikah lebih dari satu, adalah sebab yang kesembilan berlakunya
perceraian di sini. Sebanyak 7 pasangan telah dilaporkan bercerai atas sebab
m1.
Perceraian yang te1jadi karena suami dihukum pen1ara adalah
sebanyak 6 pasangan, manakala perceraian atas sebab suami terlibat dengan
narkoba hanya 5 pasangan saja dalam waktu l 0 tahun.
B. Faktor-faktor yang Menyebabkan Berlaknnya Perceraian di Propinsi
Kuching Sarawak
Jumlah pasangan yang telah menikah di Propinsi Kuching Sarawak ini
dari tahun 1997 hingga tahun 2006 ialah sebanyak 23,399 pasangan,
sedangkan pasangan yang bercerai dalam waktu tersebut berjumlah 7,040
pasangan, yaitu kira-kira 30% dari jumlah seluruh pasangan yang telah diakad
nikahkan dalam waktu terse but. 26
Dari seluruh jumlah pasangan yang bercerai itu, ban.ya 1,939 pasan.gan.
saja yang dinyatakan sebab perceraiannya. Manakala 5,101 pasangan lagi
tidak dicatatkan di dalam catatan perceraian.
Dari kajian ini didapati bahwa pasangan-pasangan yang tidak
dinyatakan sebab perceraiannya adalah terdiri dari mereka yang mempunyai
qadi di tempat mereka. Mereka hanya melaporkan perc:eraian kepada pihak
yang berkenaan setelah perceraian terjadi.
Perceraian seperti ini adakalanya berlaku di kediaman mereka, dan ada
terjadi di tempat lain. Keadaan ini sudah tentu menghalang pihak yang
bertanggungjawab untuk mengawal dan mengatasi sebab-sebab yang
mengakibatkan keruntuhan rumah tangga serta menghalangi usaha mereka
untuk mengurangi jumlah perceraian dari waktu ke waktu.
Berdasarkan kajian yang dilaksanakan ini, terdapat faktor-faktor
penyebab perceraian di Propinsi Kuching Sarawak ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor perceraian dari kedua belah pihak, yaitu suarni dan isteri.
2. Faktor perceraian dari pihak isteri.
3. Faktor perceraian dari pihak suami.
4. Faktor perceraian dari unsur-unsur luar.
1. Faktor perceraian dari kedua belah pihak, yaitu summi dan isteri.
Dari keseluruhan perceraian yang dinyatakim sebabnya yang
terjadi di Propinsi Kuching Sarawak dari tahun 1997 hingga 2006, didapati
faktor perceraian yaitu dari kedua belah pihak yaitu suami dan isteri lebih
besar jumlahnya berbanding faktor-faktor lain. Faktor perceraian dari
kedua belah pihak ini berjumlah kira-kira 59.97% dari 1,939 pasangan
yang telah dinyatakan sebab perceraian mereka.
kedua-Tahun Tidak ada kesepahaman antara suami isteri Perselisihan paham antara
suami isteri
Perkelahian antara suami isteri Keacuhan suan1i isteri 'rhadap rumah tanooa Jumlah
terhadap tanggungjawab masing-masing dalam menyelesaikan dan
mengurus kebutuhan bersama, sama ada dalam bentuk naJkah, makan
minum, didikan dan juga pelajaran.
Di samping tidak ada kesepahaman dan acuh terhadap
tanggungjawab, perselisihan paham dan pergaduhan antara suan1i isteri
juga yang membawa pada perceraian di propinsi ini. (Lihat tabel 3.3).
1997 68 3 5 76 Tabet 3.3:
Faktor Perceraian dari Pihak Suami dan Ist,eri
Serta Sebab-sebabnya
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
94 100 85 47 42 44 6l
3 3 13 6 29 6 7
3 2 17 1 4 2 3
2 28 30 77 76
101 107 115 82 105 129 147
2005 2006
75 101
6 26
13
55 25
136 165
Jumlah 717 103 50 293 1163
..
Sumber: Ma1hs Islam Sarawak, Anahsa
Jumlah perceraian dari tahun 1997 hingga tahun 2006 ialah 7,040 pasangan. Jumlah perceraian yang dinyatakan sebabnya ialah l,939 pasangan. Jumlah perceraian yang tidak dinyatakan sebabnya ialah 5.10 l pasangan.
Persentase perceraian yang berawal dari kedua-dua belah pihak ialah : 1,163 x l 00 1,939
2. Faktor Perceraian dari pihak isteri.
Dalam waktu I 0 tahun, faktor perceraian dari pihak isteri saja
mempakan yang kedua banyaknya terjadi di propinsi ini. Berjumlah 24.39%
dari 1,93 9 pasangan yang telah bercerai clan dicatatkan sebab perceraian
mereka.
Kajian menunjukkan, antara sebab perceraian yang berawal daripada
pihak isteri, bermula dari tidak mengenali hak dan tugas dalam mmah tangga.
Di antaranya terdapat isteri yang meminta cerai dari suaminya, isteri tidak
mentaati suami, isteri tidak mencintai suami, enggan pindah ke tempat
kediaman suami, Iari dari rumah, tidak mendengar nasihat, cemburu, curang
terhadap suami, bersikap dengan sikap yang tidak disenangi suami, dan apa
[image:36.524.23.427.159.584.2]aja perbuatan yang menderhakai suami. (Lihat Tabel 3.4).
Tabel 3.4: Faktor Perceraian
dari Pihak Istel"i Serta Sebab-sebabnya
Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah
lsteri minta
11 8 2 2 IO 17 2 2 2 6 62
cerai
Isteri tidak
11 8 5 25 2 3 4 2 9 69
1entaati suami
:teri tidak suka
2 4 2 13 10 13 7 I I 53
suami
lsteri enggan
2. 11. 4 I 9 10 4 2 4 47
ikut suami
lsteri minta
2. 2. 10. 2. 5. 5 7 I I 3 38
khulu'
steri Iari dari
2 I 6 4 5 3 4 j 4 32
Isteri tidak
mendengar 2 I 8 8 3 I 23
nasihat
Sikap isteri
tidak disukai 3 7 4 I 17
suami
lsteri curang I I 2 2 I I I 2 11
Isteri
berkelakuan I I I I 4
tidak baik
Isteri buat
3 3 I 7
angkara
Isteri cemburu 2 I 3 4 I 4 2 1 3 21
Isteri kurang
I 2 2 3 4 I l I I 16
nelayani suami
!steri mahukan
I I I 2 5
kebebasan
Isteri keluar
I I I 3
tanpa izin
Isteri garang I I I 1 4
Isteri tidak
I I 2
bertolak ansur
Isteri kurang
I I l I 4
sehat
Isteri tinggal
4 I 5
jauh
steri tidak mau
I 2 3
jaga anak tiri
Isteri tidak
I 1
apat jaga anak
Isteri berzina I I I I 4
Isteri jahil
I 1
hukum
Isteri tidak
1 1
lapat dikawal
lsteri bohong
I 1
lsteri tidak suka
1 1
berjalan
lsteri cintakan
1 lelaki lain
lsteri tidak mau
2
aga suami sakit
Isteri disyaki
1 tiada dara
Isteri berjudi 1
Isteri bisu 1
steri tidak mau anak Isteri malas
1
bekerja
Isteri hamil
1 1
;ebelum nikah
Isteri mandul 1
lsteri tidak
oleh nikah atas 1 1
1asihat dokter
runtutan cerai
5 3 4 1 3 2 2
ta'liq
Jumlah 40 43 38 73 74 87 28 29 21 40
Sumber: Majlis Islam Sarawak, Analisa
Jumlah perceraian dari tahun 1997 hingga 2006 ialah 7,040 pasangan.
Jumlah perceraian yang dinyatakan sebab ialah 1,939 pasangan. Jumlah perceraian yang tidak dinyatakan sebab ialah 5, IO I pasangan.
Persentase perceraian yang berawal dari pihak isteri ialah : 473 x 100
3. Faktor Perceraian dari pihak suami.
1,939
=24.39%28
Hasil kajian menunjukkan bahwa, faktor ー・イ」・イ。ゥセュ@ daripada pihak
Kuching Sarawak ini berjumiah 11.75% dari 1,939 kasus yang berakhir
dengan perceraian yang dicatatkan sebabnya.
Antara sebab perceraian yang berawal dari suarni ialah, suami
berpoiigarni, di mana isteri tidak reia dimadu. Terdapat juga perceraian karena
suarni tidak mampu menyediakan nafkah lahir dan sebagiannya pula karena
suarni tidak memenuhi nafkah batin. Selain dari itu juga suarni jarang pulang
ke rumah yang didiami isterinya. Suarni tidak berlaku adiI dan tidak
memenuhi giiiran bermalam di antara isteri-isterinya apabiia menikah Iebih
dari satu. Kemudian, perceraian yang berlaku karena keuzuran dan suami
[image:39.522.10.444.146.702.2]dihukum penjara dan Iain-Iain. (Lihat TabeI 3.5).
Tabel 3.5:
Faktor Perceraian dari Pihak Suami Serta Sebab-sebabnya
Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 20041 2005 2006 Jumlah
セオ。ュゥ@ kawin
11 14 5 25 16 16 2 2 4 17 112
ibih dari satu
Suami tidak mampu
1 11 6 14 7 6 ] 2 11 59
nenyediakan nafkah
>uami jarang
pulang 1 2 1 4 2 IO
kampung Suami tidak
1pat memberi 1 I 2 I 1 I 7
keadilan
Suami uzur I I I I 2 6
Suami
I I I I I 1 6
dipenjara
Suami tidak mampu 2 tunaikan nooungiawab Suami kerja
I 2 I
jauh
)uami ingkar
2 ak-hak Allah
Suami tidak dapatjaga
I I
steri dengan baik
セ。ュゥ@ tersalah
ienggunakan I I 2
lafaz talaq
;uami susah
pulang ke 2
rum ah
Suami tidak
I ada nafsu Suami I berhutang Soal-soal
I I I
peribadi
Suami gila I
:uami pukul
I
isteri
Jumlah 16 30 16 49 33 25 5 7 9 38
..
Sumber: Ma3hs Islam Sarawak, Anahsa
Jumlah perceraian dari tahun 1997 hingga 2006 ialah 7,040 pasangan. Jumlah perceraian yang dinyatakan sebab ialah 1,939 pasangan. Jumlah perceraian yang tidak dinyatakan sebab ialah 5, 10 I pasangan. Persentase perceraian yang berawal dari pihak suami ialah : 228 x 100
4. Faktor Perceraian dari Unsur-unsur Luar.
Kajian juga menunjukkan bahwa terdapat unsur-unsur luar yang
menjadi awal perceraian di propinsi ini. Antaranya ialah campur tangan
keluarga terhadap rumah tangga anak menantu mereka. Campm tangan ini
menyebabkan berbagai masalah dalam rumah tangga pasangan yang terlibat
hingga berakhir dengan perceraian.
Campur tangan orang luar dari kalangan keluarga, gangguan anak tiri,
fitnah menfitnah, narkoba dan lain-lain, antaranya sebagai penyebab
terjadinya perceraian di propinsi ini. Perceraian yang disebabkan oleh
unsur-unsur luar ini melibatkan 3.97% dari 1,939 kasus perceraian yang dicatatkan
[image:41.525.13.464.131.699.2]sebabnya. (Lihat Tabel 3.6).
Tabel 3.6: Faktor Perceraian dari Unsur-unsur Luar
Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah Campurtangan
5 3 6 12 9 6 4 5 2 10 62
Keluarga
:ampur tangan
1 1
Orang luar
langguan anak
1 1
tiri
Fitnah 1 1
Narkoba 1 1 1 1 1 5
Kawin paksa 1 1 1
Masalah anak I
Alas nasihat
1
Qadi
Jumlah 5 4 6 18 11 7 4 6 4 12
..
Sumber: Ma3hs Islam Sarawak, Anahsa
Jumlah perceraian dari tahun 1997 hingga 2006 ialah 7,040 pasangan. Jumlah perceraian yang dinyatakan sebab ialah 1,939 pasangan. Jumlah perceraian yang tidak dinyatakan sebab ialah 5,101 pasangan. Persentase perceraian yang berawal dari unsur-unsur luar ialah : 77 x I 00
1,939
= 3.97%30
C. Jenis-jenis Perceraian di Propinsi Knchi11g Sarawak dan Cara
Penyelesaiannya.
Dari kajian yang dijalankan, didapati bahwa perceraian-perceraian
yang berlaku di Propinsi Kuching Sarawak tidak dijeniskan. Untuk
menentukan jenis-jenis perceraian yang telah berlaku di propinsi ini,
butir-butir yang berhubungan dengan kasus perceraian dan sebab berlakunya
dikumpulkan. Setelah itu data-data ini dibuat berdasarkan sebab-sebab
berlakunya perceraian tersebut. Hasil dari klasifikasi yang dibuat, didapati
bahwa perceraian-perceraian yang telah berlaku di propinsi ini terbagi menjadi
beberapa jenis yaitu:
I. Syiqaq
2. Nusyuz
3
1
1
4. Suami dihukum penjara.
5. Gila dan perceraian atas nasihat qadi.
I. Syiqaq dan Cara Penyelesaiannya
Hasil dari kajian yang telah dibuat dari data-data perceraian yang
dicatat dari tahun 1997 hingga tahun 2006, bahwa perceraian yang terjadi
karena pertelingkahan antara suami isteri atau syiqaq adalah jenis perceraian
yang paling tinggi jumlahnya dari jenis-jenis lain di Propinsi Kuching
Sarawak. Dalam waktu tersebut sebanyak 906 pasangan telah bercerai karena
pertelingkahan suami isteri. Terdapat 46.72% dari 1,939 pasangan yang
bercerai dan dilaporkan sebab-sebab perceraian mereka. (Lihat Tabel 3. 7).
Seperti yang telah dijelaskan, antara sebab-sebab perceraian yang
dikategorikan dalam jenis syiqaq ini ialah 'tidak ada kesepahaman dan berlaku
selisih paham antara suami isteri', 'berlaku juga perkelahian antara keduanya
dan 'acuh terhadap urusan rumah tangga'.
Untuk menyelesaikan kasus-kasus pasangan yang bertikai, pihaknya
akan memanggil dua orang wakil dari kalangan keluarga pasangan yang
terlibat itu, seorang dari pihak suan1i dan seorang dari pihak isteri. Tujuannya
ialah untuk mendapatkan informasi mengenai sebab-sebab pertikaian antara
kedua suami dan isteri itu serta meminta mereka menasihati pasangan
terse but.
perceraian. Mereka tidak berhasil disatukan lagi. Ini kerana biasanya pasangan
yang bertikai itu datang bertemu qadi setelah masalah mereka sampai ke
peringkat yang kritis dan sukar untuk berbaikan lagi.
Dalam usaha untuk menyelesaikan masaiah syiqaq ini,bantuan orang
luar dari keluarga pasangan yang bermasalah, yang dipilih untuk
menyelesaikan masaiah tersebut, lebih berkesan dari memilih waidl di
kalangan keluarga sendiri. Tapi orang yang dipilih itu hendaklah dari mereka
[image:44.524.7.470.154.665.2]yang kenal dekat dan mengetahui latar belakang pasangan tersebut.
Tabel 3.7:
Jenis-jenis Perceraian
Di Propinsi Kuching Sarawak
Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah
Syiqaq 81 106 109 117 62 82 52 73 84 140 906
Nusyuz 30 34 18 52 50 74 14 20 42 30 364
Tidakmampu
menyediakan 1 11 6 14 7 6 1 2 11 59
nafkah
luami dihukum
1 1 1 1 1 1 6
penjara
Gila 1 1
>erceraian atas
1 1
nasihat Qadi
Jumlah 112 152 133 186 120 163 67 95 127 182 521
kurangnya sumber dan kurang kepahan1an pasangan suami isteri, mengenai
cara-cara penyelesaian yang mereka lakukan melalui nasihat-nasihat yang
terdapat di pejabat qadi. Kebanyakkan mereka yang bermasalah datang untuk
berkonsultasi setelah masalah rumah tangga mereka berada di tahap yang
kritis dan sukar untuk diselamatkan.
2. Nusyuz dan Cara Penyelesaiannya
Kajian ini menunjukkan bahwa perceraian karena istri mendurhakai
suami, berjumlah 364 pasangan dalam waktu 10 tahun. Ia merupakan 18.77%
dari jumlah perceraian yang dinyatakan sebabnya, dan kedua terbanyak terjadi
di propinsi ini.31
Ordinan Undang-undang Keluarga Islam Tahun 2001, menafsirkan
perbuatan yang menyebabkan seorang isteri disangka nusyuz terhadap
suaminya se1ia hilang haknya dari segi w1dang-undang, seperti yang terdapat
dalam seksyen 59 (2):
" Tertakluk kepada Undang-undang Islam dan pengesahan mahkamah, seseorang isteri tidaklah berhak mendapat nqfkah apabia dia nusyuz, atau enggan dengan tidak sepatutnya menurut kemauan atau perintah sah suaminya, antara lain:
(a) apabila dia menjauhkan dirinya atau enggan disetubuhi oleh suaminya;
(b) apabila dia meninggalkan rumah suaminya
bertentangan dengan kemauan suaminya; atau
(c) apabila dia enggan berpindah bersama suaminya ke suatu rumah atau tempat lain.
Jumlah perceraian karena nusyuz menggambarkan suasana rumah
tangga masyarakat Islam di propinsi ini. Jumlah ini juga memperlihatkan
bahwa banyak para isteri di propinsi ini yang tidak memahami
tanggungjawab mereka terhadap rumah tangga serta hak-hak suami yang
wajib mereka tunaikan sejajar dengan ketentuan syara'.
Perbuatan isteri mendurhakai suami membawa dampak negatif
terhadap kerukunan rumah tangga serta masa depan anak-artak mereka apabila
para ibu telah rusak akhlaknya. Tindakan isteri mendurhakai suami akan
mempengaruhi jiwa anak-anak mereka dan meninggalkan kesan yang negatif
terhadap kedua ibu bapa tersebut serta masyarakat.
Keadaan itn perlu di atasi segera oleh pihak yang bertanggungjawab
dengan memperbanyak pendidikan agama di kampung-kampung melalui guru
aganm yang dipilih dan benar-benar memahami mengenai tugas dan
tanggungjawab suami isteri terhadap rumah tangga menurut ajaran Islam.
Demikian juga keadaannya dengan para imam, mereka bukan saja ditugaskan
untuk mengimami untuk para makmum di masjid-masjid tetapi juga diberi
peranan mengajar kepada makmum dan masyarakat kampungnya mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan urusan rumah tangga. Untuk mencapai tujuan
ini, para imam hendaklah dipilih dari golongan yang 「・イーQセョァ・エ。ィオ。ョ@ agama
dan bisa bertanggungjawab terhadap tugas-tugas penting.
informasi-penerangan yang tersedia di bawah Jabatan Agama Islam ke seluruh tempat di
propinsi-propinsi dalam Negeri Sarawak.
3. Tidak mampu menyediakan nafkah dan Penyelesaiannya
Sejak tahun 1997 hingga tahun 2006, terdapat kira-kira 59 kasus
perceraian yang disebabkan oleh suami yang tidak mampu memberikan
nafkah kepada isterinya. Ia mewakili 3.04% dari jumlah perceraian yang
dicatat sebabnya. Rata-rata dari perceraian atas sebab ini ialah sebanyak enam
pasangan pertahunnya. 32
Untuk menyelesaikan kasus-kasus yang berkaitan dengan nafkah ini,
Ordinan Undang-undang Keluarga Islam, membolehkan seseorang isteri
meminta fasakh apabila suaminya tidak mampu menyediakan nafkah
kepadanya. Antara lain seksyen 51 (1) dalam Ordinan dalam bagian tersebut
memperuntukkan:
"bahwa suami tidak bertanggungjawab atau tidak mengadakan peruntukkan bagi najkah isteri selama 3 bu/an".
Proses penyelesaian kasus suami yang tidak mampu memberikan
nafkah ini diselesaikan dengan cara membubarkan pemikahan mereka. Untuk
kepastiannya, pihak suami akan membuat pengakuan mengenai ketidak
mampuannya untuk memberikan nafkah yang dibutuhkan oleh keluarganya
4. Suami yang dihukum penjara dan cara penyelesaiannya
Hanya terdapat enam kasus perceraian karena suami dihukum penjara,
yaitu terjadi dalam kasus pada tahun 1998, 2000, 200 I, 2002, 2005 dan 2006.
Dengan rata-rata 0.3% dalam enam tahun tersebut. 33
Berdasarkan kepada catatan perceraian yang terdapat di Majlis Islam
Sarawak, kasus ini diselesaikan apabila mendapat surat cera.i dari suami dalam
penjara. Dalam ha! ini tidak dapat dinyatakan berapa lama hukuman yang
mesti dijalani oleh suami di penjara.
5. Gila dan perceraian yang disebabkan atas nasihat Qadi
Terdapat satu kasus terjadi perceraian karena suami gila. Ia terjadi
dalan1 tahun 2000. Tidak terdapat keterangan yang jelas baga.imana proses
penyelesaian kasus ini dijalankan. Dalan1 tahun yang sama,. yaitu tahun 2000
juga terdapat satu kasus perceraian yang disebut sebagai 'perceraian yang
disebabkan atas nasihat qadi'34• Di sini tidak dinyatakan apakah sebab-sebab
yang membawa kepada perceraian tersebut, tapi dikarenakan menghidap
penyakit yang berbahaya atau memiliki aib tertentu yang menyebabkan
seorang yang terlibat harus memintafasakh atas perkawinan mereka.
Apa yang difahami dari catatan perceraian ini ialah, isteri tersebut telah
diberi nasehat oleh dokter supaya dilarang untuk menikah. Oleh sebab itu,
DI MAHKAMAH SYARIAH NEGERI SARAWAK.
Masih banyak di kalangan masyarakat Islam yang tidak peka terhadap
peraturan Undang-undang Syariah khususnya berhubungan dengan Permohonan
Perceraian. Berdasarkan kepada Ordinan Undang-undang Keluarga Islam tahun
1991 dan sekarang telah disosialisasikan pada bulan Desember 2001, peraturan
kesalahan terhadap hukuman dan penalti berkaitan dengan mengucapkan cerai di
luar Mahkamah Syariah telah diwujudkan untuk mengatasi konflik masyarakat
dalam institusi keluarga.
Oleh karena itu, setiap pasangan yang ingin meneruskan keinginan untuk
bercerai perlu mengikuti prosedur undang-undang yang telah ditetapkan.
Berdasarkan penerangan undang-undang ini akan dijelaskan prosedur
permohonan perceraian yang terdapat di dalam Ordinan Und:mg-undang Keluarga
Islam tahun 2001 di bawah Seksyen 45. Selain itu, akan dijelaskan juga dampak
pelanggaran terhadap peraturan ini jika kesalahan dilakukan oleh pihak suami.
A. Prosedur Permohonan Perceraian dalam Undang-undang.
Seksyen 45, Ordinan Undang-undang Keluarga Islam (OUUKI) 2001
Permohonan perceraian harus terlebih dahulu memenuhi beberapa prosedur
yang telah ditetapkan oleh Mahkamah Syariah Sarawak. Permohonan
perceraian boleh diajukan ke Pejabat Agama Islam (KUA) yang daerahnya
sesuai dengan tempat tinggal pemohon. Pemohon mestilah mengikuti prosedur
45 (1) Seo rang suami atau seorang isteri yang hendak bercerai hendaklah
menyerahkan permohonan untuk perceraian kepada Mahkamah dalam
formulir yang ditetapkan, disertai dengan pengakuan yang
mengandungi:
(a) butir-butir mengenai perkawinan itu, nama, umur danjantina
anak-anak jika ada, hasil dari perkawinan itu.
(b) Butir-butir mengenai fakta-fakta yang memberi kuasa kepada
Mahkamah di bawah Seksyen 43;
( c) Butir-butir mengenai apa-apa prosedur mengenai suami istri antara
pihak-pihak itu, termasuk tempat prosedur itu;
( d) Suatu pernyataan ten tang sebab-sebab ingin bercerai;
( e) Suatu pernyataan tentang apakah langkah-langkah yang telah
diambil untuk mencapai perdamaian;
(f) Syarat-syarat perjanjian berkenaan dengan nafkah dan tempat
kediaman bagi isteri clan anak-anak, j ika ada, peruntukan bagi
pemeliharaan dan penjagaan anak-anak dari pemikahan itu, jika
ada, dan pembagian harta gono-gini yang diperoleh melalui usaha
bersama, atau jika tidak ada suatu persetujuan tersebut telah
tercapai, cadangan pemohon mengenai hal-hal itu; dan
(g) Butir-butir mengenai perintah yang diminta.
berkanun yang dibuat oleh pemohon, dan surat keterangan tersebut
hendaklah mengarahkan ke pihak yang satu lagi supaya hadir di hadapan
Mahkamah untuk membolehkan Mahkamah memastikan sama ada pihak
yang satu lagi itu bersetuju atau tidak terhadap perceraian itu.
(3) Jika pihak yang satu lagi itu bersetuju terhadap perceraian itu dan
Mahkamah berpuas hati selepas siasatan dan penyiasatan yang wajar
bahwa pemikahan itu telah pecah belah dan tidak ada harapan untuk
disatukan, maka Mahkamah hendaklah menasihati suam1 supaya
melafazkan satu talaq di hadapan Mahkamah.
(4) Mahkan1ah hendaklah mencatat ucapan satu talaq itu, dan hendaklah
menghantar satu salinan catatan yang diperakui sah kepada Pendaftar
yang berkaitan dan kepada Ketua Pendaftar 1mtuk melakukan
pendaftaran.
(5) Jika pihak yang satu lagi itu tidak bersetuju terhadap perceraian itu atau
jika kelihatan kepada Mahkamah bahwa ada kemungkinan yang
munasabah bagi suatu perdamaian antara pihak-pihak itu, maka
Mahkamah hendaklah dengan secepatnya melantik suatu jawatankuasa
pendamai (Hakam) terdiri daripada seorang Pegawai Agan1a sebagai
Pengurus dan dua orang lain, seorang untuk bertindak. bagi pihak suami
dan seorang lagi bagi pihak isteri, dan merujukkan kasus itu kepada
(6) Mahkamah boleh memberi arahan kepada jawatankuasa pendamai itu
tentang pengendalian perdamaian itu dan ia hendaklah dikendalikan
mengikut arahan itu.
(7) Jika jawatankuasa pendamai itu tidak dapat bersetuju atau jika
Mahkamah tidak berpuas hati dengan cara ia mengendalikan perdamaian
itu, maka Mahkamah boleh memecat jawatankuasa pendamai itu dan
melantik suatu jawatankuasa pendamai yang lain bagi menggantikannya.
(8) Jawatankuasa pendamai itu hendaklah berusaha mencapai perdamaian
dalam tempoh 6 bulan dari waktu ia dibentnk atau dalam waktu yang
lebih lanm sebagaimana yang dibenarkan oleh Mahkamah.
(9) Jawatankuasa pendamai itu hendaklah meminta pihak-pihak itu hadir
dan hendaklah mendengar setiap seorang daripada mereka peluang untnk
didengar dan boleh mendengar mana-mana orang lain dan membuat
apa-apa siasatan yang difikirkannya perlu, menangguhkan prosedurnya dari
waktu ke waktu.
(IO)Jika jawatankuasa pendamai itu tidak dapat mencapai perdamaian dan
tidak dapat memujuk pihak-pihak itu supaya hidup semula bersama
sebagai suami isteri, maka jawatankuasa pendamai hendaklah
mengeluarkan akuan tentang ha! yang demikian itu dan boleh
melampirkan pada perakuan itu apa-apa syor yang difikirkan patut
(ll)Tiada Peguam Syarie boleh hadir atau bertindak bagi pihak mana-mana
pihak dalam sesuatu prosedur di hadapan jawatankuasa pendamai dan
tiada pihak boleh diwakili oleh