• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perceraian di propinsi Kuching Sarawak dan cara penyelesaiannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perceraian di propinsi Kuching Sarawak dan cara penyelesaiannya"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

ASMA'UL-HUSNA BT AHMAD SHARKA WI

KONSENTRASI PERADILAN AGAMA

PROGRAM STUDI AHW AL SYAIIBSHIYYAH

(2)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah, Jakarta,

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islan1

Oleh:

ASMA'UL-HUSNA BT AHMAD SlHARKA'WI NIM: 105044103541

Pembimbing :

Drs. H. Asep yarifuddin Hidayat, S.H., M.H

NIP : 150 268 783

KONSENTRASI PERADIJLAN AGAMA

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSHIYAH

FAl(ULTAS SYARIAH DAN HUKUM ·

(3)

DAN CARA PENYELESAIANNYA" telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 20 September 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Program Strata 1 (S l) pada Jurusan Ahwal Syahkshiyah, Konsentrasi Peradilan Agama.

Jakaiia, September 2007

Oisahkan oleh,

OOサセセセ|セ@

'

')

[ゥ|セG@ ᄋZZセ[セスQNZヲヲ@

;----\ Lウセ@ .: .-."\ 1 ,.//0

Gᄋ[セGN」ーセwNQMQN@

MUHAMMAD AMIN SUMA SH, MA, MM.

NIP: 150210422

Ketua

PANITIA UJIAN SIDANG MUNAQASAH セ@

Ors. H. A. Basiq Ojalil, SH, M.A.

{セ@

)

Sekreta:"is

NIP: 150 169 102

: Kamarusdiana M.H NIP: 150 285 972

Pembimbing : Ors. I-I. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H NIP : 150 268 783

Penguji I : Ors. H. A. Basiq Djalil, SH, M.A. NIP: 150 169 102

セM[M

(4)

セ@

Segala puji bagi Allah SWT, Pencipta dan Penguasa alam semester yang

telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis terutamanya dalam

rangka penyelesaian skripsi ini. Selanjutnya shalawat dan salam untuk junjungan

kita Nabi Muhammad SAW yang telah menyelamatkan umat dari alam kegelapan

kea lam terang benderang.

Skripsi ini ditulis dalam rangka melengkapi syarat-syarat guna

memperoleh gelar strata satu (S. l ), pada jurusan Ahwal Syakhsiyah, Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jal•arta yang berjudul:

"PERCERAIAN DI PROPINSI KUCHING SARAWAK DAN CARA

PENYELESAIANNY A".

Untuk menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat petunjuk dari

berbagai pihak, baik secara langsung dan tidak langsung. Dalam ha! ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada ym1g terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Amin Suma MA, SH, MM. Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dengan kewenangan

yang dimiliki telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menyusun

skripsi ini.

2. Drs. Basiq Djalil SH, Drs. Kamarusdiana SAg, MA, masing-masing selaku

ketua dan sekretaris jurusan Ahwal Syakhshiyah yang telah banyak

(5)

tuntasnya sudah skripsi ini, hanya Allah saja yang selayaknya membalas

jasanya.

4. Tuan Hj Awg Suhaili bin Ledi selaku Ketua Pendaftar Nikah dan Cerai,

Mahkamah Syariah Negeri Sarawak, yang telah banyak meluangkan waktu

disela-sela kesibukannya untuk melakukan wawancara dengan penulis.

5. Seltrruh staffpengajar (dosen)jurusan Ahwal Syaksyiah Fakultas Syariah dan

Hukum, serta kepada karyawan dan staff perpustakaan yang telah

memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh tenaga kerja para dosen Akademi Pengajian Islam dan Dakwah

terutama Bapak Rektor Al-Fadhil Ustaz Mat Tormizi Mad Arof, yang telah

banyak memberikan sokongan dan dukungan kepada penulis hingga dapat

meneruskan pengajian di bumi Indonesia ini.

7. Teristimewa buat tatapan ayahanda Ahmad Sharkawi Bin Suhaili dan Ibunda

Shaldrah Bt Abd Raza!( yang amat disayangi lagi dicintai. Terima kaseh atas

perhatian segala doa dan kesabarannya atas jerih payah dan segala

pengorbanan yang tidak terbalas serta senantiasa memberikan semangat dan

harapan tanpa jemu hingga anakanda dapat menyelesaikan pengajian, segala

jasa pengorbanan kalian sentiasa terpahat diingatan. Tiada apa yang dapat

dipersembahkan sebagai balasan, melainkan hanya dengan sebual1 kejayaan.

8. Bua! ahli keluarga tersayang, khususnya buat kak Safura, kak Salwa, abang

Khairi serta adik-adik yang dikasihi, yang telah banyak memotivasi dan

(6)

sebuah kejayaan yang diimpikan, terima kasih atas segala curahan kasih

sayang yang tak terhingga.

10. Sahabat sepetjuanganku, Siti Zuraima, Khairiah, Siti Rahmalia, Siti

Munawarah, Hasfa Bakhry, Dwi Julia Kumiati, Hafiz, Fay serta teman-teman

yang tak sempat kucatatkan satu persatu. Terima kasih karena turut

mendoakan dan memberikan partisipasi, smnbangan berupa pikiran serta

semangat kepada penulis demi kemajuan dan keberhasilan penulisan karya

ilmiah ini.

11. Teman-teman seangkatan 2005/2006 jurusan Ahwal Syakhsiyyah, terima

kasih atas kebersamaannya selama penulis menuntut ilmu di Universitas Islam

Negeri Jakarta ini.

Akhimya, 'Sirru a 'la barakatillah' dan semoga skripsi ini dapat

memberikan masukan yang positif kepada pembaca sekalian, semoga bantuan

yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dari yang Maha Kuasa.

Penulis amat menyedari bahwa di dalam penulisan skripsi ini tidak luput dari

kekhilafan dan kesalahan, maka kritikan dan saran yartg bersifat konstruktif

sangat diharapkan di dalam rangka perbaikan dan kesempmnaan penulisan ini.

-Amin Ya Rabbal A

'lamin-Jakarta, 12 September 2007 M 29 Sya'ban 1428 H

(7)

KATAPENGANTAR ... iv

DAFTAR ISi ... vii

BAB I: BAB II: BAB III: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masai ah ... .... .. .... ... ... ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masai ah .... ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ... 5

E. Sistematika Penulisan .. ... ... ... ... .. ... ... 6

KONSEP PERCERAIAN DALAM HUKUM ISLAM A. Pengertian Perceraian ... ... ... .... .. .. ... ... ... ... 8

B. Dasar Hukum Perceraian ... 10

C. Macan1-macam Perceraian ... 14

D. Hikmah Perceraian ... 17

PERCERAIAN DI PROPINSI KUCHING SARAWAK DAN PENYELESAIANNY A A. Sebab-sebab Perceraian di Propinsi Kuching Sarawak. 19 B. Faktor-faktor yang Menyebabkan Berlakunya Perceraian di Propinsi Kuching Sarnwak .. ... ... .. .. ... ... 25

(8)

BAB V:

A. Seksyen 45, OUUKI, 2001, Pe1mohonan Perceraian ... 41

B. Seksyen 128, OUUKI, 2001, Perceraian di Luar Mahkamah dan Tanpa Kebenaran Mahka.mah ... 46

C. Analisa Penulis ... ... ... 48

PENUTUP A. Kesimpulan ... 50

B. SaTan-saran ... ... .. ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN-LAMPIRAN I. Borang 1, Ordinan Undang-undang Keluarga Islam 1991 ... 55

2. Borang Pengaduan Rumahtangga ... 59

3. ProsedlU· Pengaduan Masalah Rumahtangga ... 63

(9)

A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman sekarang, pe1masalahan dalam keluarga Islam

memerlukan satu penelitian yang mendalam. Hal ini memperlihatkan kondisi

keruntuhan rumahtangga umat Islam di Negara ini yang semakin bertambah

dari masa ke masa.

Kajian hukum fiqh hanya bertujuan memperlihatkan dasar Islam untuk

diperbandingkan dengan Undang-undang Keluarga Islam di Malaysia,

khususnya pada bagian Ordinan Undang-undang Keluarga Islam Negeri

Sarawak tahun 2001.

Keruntuhan rumahtangga bukan saja berasal daripada kegagalan

peribadi yang terlibat terhadap rumahtangga mereka, tetapi juga disebabkan

oleh unsur-unsur lain. Karena itu, penelitian ini difokuskan pada

bagian-bagian yang terdapat dalam Undang-undang Keluarga Islam di Malaysia Barat

dan Timur serta diperbandingkan dengan hukum syara. dari segi kesesuaian

untuk mendapatkan jawaban.

Selain mencari sebab-sebab yang mengakibatkan berlaku perceraian,

penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan cara-cara penyelesaian yang

dilaksanakan melalui Mahkamah Syariah. Sebuah perceraian tentunya akan

meninggalkan berbagai dan1pak, bukan saja kepada kduarga yang terlibat,

(10)

depan seorang anak dalam keluarga tersebut dan menjadi salab satu penyebab

penting keruntuhan moral dan disiplin generasi sekarang.

Di sebagian tempat, kadar berlakunya perceraian telab mencapai angka

satu pertiga dari jumlab pasangan yang telab menikab, sedangkan pasangan

yang kembali rujuk tidak sampai 15% dari jumlab pasangan yang telab

bercerai itu. Di samping itu, kondisi istri yang rata-rata terabaikan telab

diceraikan suaminya menimbulkan permasalaban yang menarik untuk diteliti.

Dalam waktu sepuluh tahun, yaitu tabun 1997 sampai 2006, pasangan

yang telah melakukan akad nikab di Propinsi Kuching Sarawak ialab sebanyak

23,399 pasangan. Rata-rata pasangan yang menikah setiap tabun dalam waktu

tersebut ialab 2,339.9 pasangan. Perceraian yang telah berlaku di propinsi

tersebut dalam tempoh sepuluh tahun ialah 7,040 pasangan. Rata-rata

perceraian setiap tahun ialah 704 pasangan, yaitu kira-kira 30.08% dari jumlab

keseluruhan pasangan yang telah menikah dalam waktu tersebut.

Dari jumlah pasangan yang telab bercerai itu, hanya 1,066 pasangan

saja yang telab kembali rujuk terhadap istrinya. Purata pasangan yang telab

rujuk setiap tabun ialab 106.6 pasangan, yaitu 15.14% dari jumlab yang

bercerai. W alaupun perceraian merupakan suatu cara penyelesaian bagi

sesuatu krisis rumab tangga dan ia dihalalkan oleh syarak, namun ia tidak

digalakkan kepada para suami menggunakannya dengan

(11)

Berdasarkan latar belakang itulab yang telab mendorong penulis untuk

mengkaji lebih jauh dalan1 bentuk skripsi yang dapat dijadikan patokan oleh

masyarakat. Adapun judul yang diangkat oleh penulis adalab

"PERCERAIAN DI PROPINSI KU CHING SARA \VAK DAN CARA

PENYELESAIANNYA"

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi pada:

1. Pembatasan Masalab.

Babagian Pendakwaan Jabatan Agama Islam Sarawak di bawah

bidangkuasa Mahkamab Syariab Negeri Sarawak, adalab merupakan

pemegang amanah dalam menyediakan dan menetapkan prosedur

permohonan perceraian yang harus menjalankan amanab yang diberikan

dengan penuh tanggungjawab dan jujur. Prosedur ini telab ditetapkan dan

diluluskan oleh Mabkamah Syariab dengan mengikuti undang-undang

perkawinan dan perceraian yang telab ditetapkan dalam Islam sepertimana

yang termaktub dalam Al-Quran dan Sunnab.

2. Perumusan Masalab

Dalam penulisan skripsi ini, masalab pokok yang penulis angkat

yaitu:

a. Konsep perceraian menurut syariat Islam.

(12)

c. Pelaksanaan prosedur permohonan perceraian di Mahkamah Syariah

dan sanksi pelanggaran terhadap prosedur-prosedur yang telah

ditentukan oleh pihak berwenang.

d. Adakah prosedur permohonan perceraian yang dilaksanakan di

Mahkamah Syariah bersesuaian dengan syariat Islam?

C. Tujuan Penulisan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penulisan

Untuk memperjelaskan sasaran yang akan dicapai melalui

penelitian sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas,

tujuan penelitian ini sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui dan memahami konsep perceraian yang sebenarnya

menurut syariat Islam.

b. Untuk mengenal pasti sebab-sebab, faktor-faktor dan jenis-jenis

perceraian yang terdapat di Propinsi Kuching Sarawak.

c. Untuk mengetahui prosedur perceraian yang tidak bertentangan

dengan syariat Islam se1ia menjelaskan bentuk-bentuk sanksi

pelanggaran terhadap prosedur-prosedur yang telah ditentukan oleh

pihak be1wenang.

2. Manfaat Penelitian:

Hasil penelitian karya ilmiah ini dapat digunakan pada beberapa

(13)

mengetahui mengenai perceraian serta implikasi kepada masyarakat di

Malaysia khususnya di Propinsi Kuching Sarwak.

b. Sebagai tambahan untuk khazanah wacana keilmuan di Indonesia,

khususnya untuk perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan.

Pembahasan dalam skripsi ini mengacu pada metode penelitian itu

sendiri, yaitu dengan menggunakan penelitian kualitatif, dimana data yang

terkumpul dan diolah berdasarkan proses pengamatan dan lebih bersifat

deskriptif (pemaparan).

Proses pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk menghasilkan

penelitian kualitatif menggunakan pengambilan data primer dan sekunder.

Data primer yaitu, data yang penulis langsung dapatkan dari petugas atau

sumber pe1iamanya dimana data primer tersebut penulis dapatkan dari

Mahkamah Syariah Negeri Sarawak dan Majlis Islam Sarawak. Disamping

data primer, terdapat data sekunder yang penulis dapatkan dalam bentuk

dokumen-dokumen.

Dalam proses menyusun dan mengumpulkan bahan skripsi ini, peneliti

menggunakan dua macam teknis pengumpulan data, yaitu melalui Penelitian

Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian Lapangan (Field Research).

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

(14)

yang sumber utamanya berdasarkan Ordinan Undang-undang Keluarga

Islam, 2001, Sarawak.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Dalam penelitian lapangan, untuk memperolch data yang akurat

tentang masalah perceraian, dilakukan dengan cara wawancara.

Wawancara adalah Tanya Jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

langsung. Interview yang dilakukan penulis, langsung dengan Ketua

Pendaftar Pemikahan dan Perceraian Mahkamah Syariah Wilayah

Sarawak yaitu Tuan Haji Awg Suhaili bin Ledi. Adapun metode penulisan

yang dipakai agar skripsi ini tersusun dengan lebih sistematis dan lebih

sempuma sesuai dengan ketentuan yang ada, ーQセョオャゥウ@ berpedoman

sepenuhnya pada petunjuk buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah Fakultas

Syariah dan Hukum, Universitas Negeri SyarifHidayatullah Jakarta Tahun

2005.

Sedangkan untuk menterjemahkan ayat-ayat Al-Quran yang

dijadikan dalil dalam skripsi ini, digunakan Al-Quran dan terjemahannya

yang dikeluarkan oleh Yayasan Penyelenggaraan dan Penterjemahan

Al-Quran Departemen Agama RI yang diterbitkan pada tahun 1971.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai materi yang

menjadi pokok penulisan dan memudahkan para pembaca dalam memahami

(15)

BABI Dalam bab ini penulis menyajikan gambaran pendabuluan yang

terdiri dari latar belakang masalab, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan

teknik penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II Diuraikan mengenai konsep perceraian dalam hukum Islam dengan

sub bab yaitu pengertian perceraian, dasar hukum perceraian,

macan1-macam perceraian dan hikmah perceraian.

BAB III : Dalam bab ini penulis mencoba untuk meneliti apakab sebab-sebab

faktor-faktor serta jenis-jenis perceraian yang berlaku di

PropinsiKuching Sarawak dan bagaimanakab solusi untuk

menyelesaikannya.

BAB IV: Pelaksanaan perceraian di Mabkamah Syariah Negeri Sarawak

berkaitan dengan prosedur Pe1mohonan Perceraian dalam

Seksyen 45, Ordinan Undang-undang Keluarga Islam, 2001,

Seksyen 128, OUUKI, 2001 berhubung dengan Perceraian Di Luar

Mabkamab dan Tanpa Kebenaran Mabkamab, juga menjelaskan

akibat pelanggaran prosedur perceraian serta ana.lisa penulis.

BAB V: Meliputi kesimpulan dari selurnh pembabasan beserta saran-saran

dan diharapkan dapat menjadi suatu komitmen yang berguna bagi

(16)

A. Pengertian Perceraian

Perceraian dalam hukum Islam sering disebut dengan istilah Talaq.

Kata talaq itu diambil dari kata ithlaq yang berarti melepaskan dan

membiarkan. 1

Sedangkan menurut istilah, talaq adalah melepaskan ikatan

perkawinan atau putusnya hubungan suami isteri dengan mengucapkan secara

sukarela ucapan talaq kepada isterinya, dengan kata.-kata yang jelas atau

dengan sindiran. 2

Terdapat pelbagai pengertian mengenai talaq yang telah diberikan oleh

Fuqaha, antaranya:

1. Fuqaha Syafi'e mengertikan Talaq pada syara' adalah melepaskan

ikatan pernikahan dengan menggunakan lafaz Talaq dan

seumpamanya. 3

2. Fuqaha Hanafi mengertikan : Talaq pada syara' adalah memutuskan

ikatan pernikahan serta merta ( dengan talaq ba 'in) atau dalam satu

waktu ( dengan talaq raj 'i) dengan menggunakan lafaz tertentu. 4

'Abu Bakar Muhammad, Terjemahan Subusa/am Ji/id, (Surabaya: Al-Jkhlas, 1995), Cet.l, h.609

2 Ahmad Shidik, Hukum Talaq Dal am Agama Islam, (Surabaya: Pulera Pela jar, 200 I),

Cet. l, h.9

3 Syeikh Muhammad Al-Khatib Al-Syarbini,, Mughni al-Muhtaj, (Mesir: Matba'ah Mustafa

al-Babi al-1-lalabi Wa Awladnh, 1958) juzuk 3, h. 279

(17)

3. Fuqaha Maliki mengertikan: Talaq pada syara' adatah mengungkaikan

ikatan yang sah melalui pernikahan. 5

4. Fuqaha Hmbali mengertikan: Talaq pada syara' adalah melepaskan

ikatan pernikahan. 6

Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia, talaq diartikan sebagai pemutusan

ikatan perkawinan yang dilakukan oleh suami secarn sepihak dengan

menggunakan lafal "talaq" atau sejenisnya.7

Menurut KHI pasal 117 talaq adalah ikrar suami di hadapan sidang

Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya ikatan

perkawinan, dengan cara sebagaimana dimaksud dalam pasal 129,130 dan

131.

Menurut H.A. Fuad Said dalam bukunya "Perceraian Menurut Hukum

Islam" Perceraian ialah putus hubungan perkawinan antara suami dengan

isteri. 8

Prof. Subekti, SH dalam bukunya "Pokok-pokok Hukum Perdata"

mendefinisikan bahwa perceraian adalah penghapusan perkawinan dengan

putusan hakim atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawi.nan itu.9

5 Sidi Muhammad Al-Zarqani, Syarh Muwatta' al-Imam Malik, (Kahcrah: Mat.ba'ah

al-Khairiyyah). Juz 3

6

Abi Muhammad 'Abdillah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah, a/-Mughni,(Mesir:

(18)

Menurut Dr. Hasbi Indra, MA dkk dalam bukunya "Potret Wanita

Shalehah" mendefinisikan talaq adalah melepaskan tali atau ikatan pemikahan

baik oleh suami atau permintaan sang isteri.10

Daripada pengertian-pengertian yang diberikan itu,. ternyata pengertian

fuqaha Hanafi lebih memenuhi maksud amalan talaq di masa ini, karena

pengertian ini mencakupi talaq raj 'i clan talaq ba 'in.

B. Dasar Hukum Perceraian

Agama Islam telah menetapkan kebolehan perceraian. Banyak sekali

ayat-ayat yang membahas dan menyebutkan tentang masalah perceraian. Di

antara ayat-ayat tersebut adalah:

1. Q.S. An-Nisa' ayat 19

(19)

2. Q.S. Al-Baqarah ayat 229

0 0 ,, ,.. ;fJ .,,,.. 0

2..JJ;

"-!

セZMgi@

セ@

セ@

ck '.)\.;

.JJI ;

J1:..

I:_.;

ur

セ@

,,.. ,... ,... ,; ,,

,,. l1J ,.. ,,,.. l1J .-< ,... (f)

• 0

_;JlkJi

セ@

;::_w

J[.;

.JJ\ ;

J1:..

セ@

セI@

[), J:'.t;J '.)\.;

.JJ\

セ@

J1:..

,.,. ,,.. ,, ,...

Artinya: "Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma 'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat merifalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. /tu/ah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim ".

3. Q.S. Al-Baqarah ayat 230

,, ,...,,,... 0 ,.,. ,.. ,, ,,.. .e ,.,. ,..;;,,,.. 0 /

'.)\.;

セ@

Pセ@

セ_@

G.-jj

セ@

J>.

セ@

0--

セ@

j,,.J' '.)\.;

セ@

Pセ@

,.,. ,.. ,.,. ,,. ,,..

l1J O (f) O " ' / O O,; ,,..

.JJI

セ@

J1:..

2Jl;)

.JJ\ ;

J1:..

I:_;;{

0l

l1;

01

i.;.;_1;.:

0i

セ@

Ck

,.,. ,.,. ,, ,.,. ,.,.

;)

Gャセセ@ Gセi@ ャ・セMZ@

.r-'"'-1.

,

i

r

,

(20)

4. Q.S. Al-Baqarah ayat 231

,.., tJJ .... ,.., J ,..,,. ,.., ... .... ,,.. ... .... セ@ 0 r;;,,., ...

セ@ ス^Mセ@

j\

J

J'_M

セセエゥ@

セゥ@

セ@

セキャ@

セ@

iセ{L@

:: ,,.. ,,.. ...

,,,,, ,,. .... .... 0 0 ,.., J

セ@

:w

セャィ@

セ@

:;J

|jセ@

|セ|セ@

セ@ セ⦅ZLj@

':Jj

J

J'-M

... ,,.. ,.. ... 1f. ,..,

...- ,.. J , , . r / I , . . Jo r/I ,, J , . , o

J)i

Cj

セ@

.J.ll

a::;

ijセセャェ@

(,Y,

41J\

...:..it.;1, IJW

':Jj

セセ@

.. .;;

.... ,,. ,,.. ,,.. ,,..

;)) r/I,,. ... "' J...._ J. J 0 0 0 J ,..

4.IJ\

0\

|セャェ@

4.IJ\

1_;J1j

セ@ セ@

セャェ@

,..,.,G5'.J1

Cr-

セ@

,..,,. ,,. ,, ,, ... .... ,,.

Artinya : "Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang ma 'ruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma 'ruf

(pula). Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi

kemudharatan, karena dengan demikian kamu menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah sebagai permainan. Dan ingatlah ni'mat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan Al Hikmah (,ls Sunnah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

5. Q.S. Al-Baqarah ayat 232

,,. .... ,.. 0 .... ,., J .... -" ... ,, ... ,.. 0 r/1..- ,,

IY,:,1)

iセA@ セQZセ[ス@

,

;:;.s::;-

,

.:ii;).µ'.>\.;

セゥ@

;)J;;

セlャャ@

セ@

1:{,

,

,, ,, 0 ;;; J ,, .... J .... 0

セセ@ ,,.

.r=-'YI

,,,..

1

....

),)1::,

..ut;

,.. ,,.

::rJ;

,, セ@ ....

01.S':;

,,,,. セ@ セ[@ RNNオセ@ ... ....

J_,;:.i1;

,, イウセZZ@

.... ... ... ,, ;fl 0 .... J ,,. ,.. ....

. 0

セ@

'l

セゥI@

セ@

ill

I)

fibij

セ@

セェゥ@

Artinya: "Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis iddahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang ma 'ruf !tu/ah yang

(21)

6. Q.S. At-Thalaaq ayat I

セセ@

:JJ1 1)1) ;J.J1 1;,,.;_fj

セセ@

セ@

;tLl :( ..

セA|@ HNZセヲヲL@

iセ{@ セi@

セャOZ@

.... ,..,,. ,..,.. ,, ,..

0 "' ,.. so,,;;) J , ,

;

)J;..

セI@ GZセZ@ セlゥL@ セエ[@

0i

llj:?.;:;.

':l)

セ[N[@

0-- ;:; _;..

)J

':l

.... t' ,; ... ,.. ,.. ... .... " .... ....

,.. ,J .:I) .:ll .... 0 ,..,,. ... ... a; ,,. .:I)

RLャNゥセ@ セ@ NNZ[N[セ@

dJJI

j.J

i..f

JJ.5 ':}

t ..

;f セ@

:W

<lli ;

JJ;..

セ@

:;)

ill\

,, ,,. ,,. ,.. ,,

Artinya: "Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wqjar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu ke!uarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke !uar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang me!anggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu suatu ha! yang baru. "

Dalam hadis juga banyak riwayat-riwayat yang menyinggung masalah

perceraian ini. Di antaranya:

" ' " @ , , . . ,..,..,,.,.. ,, "

セ@

.ili1

セ@

.ili1

jケセ@

JlJ :JlJ

QZVセ」@

Jw

.ili1

セBGᄚセ@

セ@

J.1

y.

.... ,,. ,, ,,,. ,,..

,., Ill \ ,.. ,, ,, 0 ,,. a)

セ@

J

4>.-L.

J.\J ;) )\;) y,I olJJ)

j')l.k.J\

.ilil

Jl

J)l;J\

セ|@

:tL)

, ,

HセI@ Hgセ@ y,I CJ;)

r-5'\.J...i

(22)

,... / ,... J ,.. ,... g; "' 0 ,... ,., ,,.. ,...

:.:J\5'

'.Jj

;1

r_}

Lセ@

l...U ::_,,,81 01 :y\.)a;;JI

:;.

セ@

JW ,o:b-1)

セ@ / ,,.. ,,... ,.. ,...

,.. ,...,,... ,,... ,... ,...,,. ... ,.. ,...

」セ@

olJ_;)

セ@

セwLZNQN[@

セ@

セエZ[Lセi@

jli

;;u\

9

セ@

,... ,... ,... ,...

Artinya: "Diriwayatkan dari Jbnu Abbas RA, dia berkata, "Tataq pada masa Rasutullah SAW dan masa Abu Bakar serta dua tahun pada masa pemerintahan Umar RA adatah bahwa tataq tiga yang diucapkan sekatigus dihitung satu. Latu Umar berkata. "Orang-orang ini ingin menyegerakan urusan yang semestinya mereka berhak untuk mempertambatkannya, sebaiknya kami putuskan saja kepada mereka. "Latu Umar membuat keputusan bahwa tataq tiga yang diucapkan sekaligus benar-benar bertaku tataq tiga. (HR Mustim/2

C. Macam-macam Perceraian

Secara umum perceraian itu ada dua macam, yaitu cerai talaq dan cerai

gugat. Cerai talaq diajukan oleh suan1i dan cerai gugat diajukan oleh isteri.

Sedangkan dalam Hukum Islam cerai itu sama dengan talaq, adapun

macam-macamnya yaitu:

1. Talaq Raj'i

Mernpakan talaq yang dijatuhkan oleh suami terhadap isterinya yang telah

pernah digauli, bukan karena memperoleh ganti harta dari isteri, talaq yang

pertama atau yang kedua.

2. Talaq Ba'in

Yaitu talaq yang tidak memberi hak rnju' bagi bekas suami terhadap bekas

isteri ke dalam ikatan perkawinan dengan bekas suamijika ingin kembali

bersama harus dengan akad nikah yang baru.

(23)

a. Talaq Ba 'in Sughro adalah talaq bai'in yang menghilangkan pemilikan

bekas suami terhadap isteri tetapi tidak menghilangkan kehalalan

bekas suami untuk nikah kembali dengan bekas isteri, aiiinya bekas

suami boleh mengadakan akad nikah yang baru dengan bekas isteri

baik dalam masa iddahnya maupun sudah berakhir masa iddahnya.

b. Talaq Ba 'in Kubro adalah talaq yang menghilangkan pemilikan bekas

suami terhadap bekas isteri serta menghilangkm1 kehalalan bekas

suami untuk nikah lagi dengan bekas isterinya, kecuali setelah bekas

isterinya itu menikah dengan lelaki lain, telah berkumpul dengan

suami kedua itu serta telah bercerai secara wajar dan telah selesai

meajalankan masa iddahnya. Tala ba'in kubro terjadi pada talaq

ketiga.13

3. Talaq Sunny

Adalah talaq yang dijatuhkan ketika isteri telah suci dai·i haidnya, dan

belum dicampuri. Sejak saat berhentinya dari haid ini, maka ia telah

masuk ke dalam iddahnya. Pada saat ini suaminya boleh menjatuhkan

talaq bila hendak menceraikaimya.

4. Talaq Bid'iy

Adalah talaq yang dijatuhkan ketika isterinya sedang haid atau nifas atau

(24)

5. Talaq Hakamain

Adalah talaq yang diputuskan oleh juru damai (hakam) dari pihak suami

maupun dari pihak isteri.15 6. Talaq Battah

Yaitu talaq yang dijatuhkan untuk selama-lamanya, dan tidak akan dirujuk

kembali. Misalnya suami berkata: "Engkau kuceraikan selama-lamanya."16

7. Talaq Sharih

Adalah talaq dengan mengpergunakan kata-kata yang jelas dan tegas dapat

dipahami sebagai pernyataan talaq atau cerai seketika diucapkan.

8. Talaq Kinayah

Y aitu talaq dengan mempergunakan kata-kata sindiran atau samar-samar.

Talaq dengan kata-kata kinayah bergantung pada niat suami artinya jika

suami dengan kata-kata kinayah tersebut bennaksud menjatuhkan talaq,

maka jatuhlah talaq yang dimaksudkan.17

Boleh mendekati isterinya sampai ia membayar kafarah yaitu

memerdekakan seorang budak, atau berpuasa dua bulan berturut-turut,

atau memberi makan enam puluh orang miskin.18

Atau salah satunya bertindak kejam terhadap yang lainnya, atau seperti

yang pernah terjadi, mereka tidak dapat hidup rukun sebagai suatu

keluarga yang utuh. Maka dalam kasus ini syiqaq lebih dimungkinkan

(25)

D. Hikmah Perceraian

Meski Allah dan Rasul-Nya membenci perceraian namun

membolehkannya, karena di dalamnya mengandung manfaat atau hikmah

yang bisa diambil dari pasangan suami isteri yang menganggap perceraian

lebih baik bagi mereka dan merupakan jalan terakhir.19 Dalam masalah ini mengandungi dua ha! yang merupakan sebab terjadinya perceraian:

I. Kemandulan

Bila seorang laki-laki mandul maka ia tidak akan mempunyai anak

padahal anak merupakan keutamaan perkawinan. Begitu pula perempuan

apabila mandul, maka keberadaannya bersanm suami akan mengeruhkan

kejemihan kehidupan. Maka talaq mempunyai faedah bagi suami bila

isteri mandul, karena diantara tujuan perkawinan adalah terwujudnya

keturunan, bahkan keturunan merupakan yang terpenting bagi suami isteri.

2. Terjadinya perbedaan dan pertentangan kemarahan, dan segala yang

mengingkari cinta di antara suami isteri.

Kalau cinta kasih sudah hilang berubahlah pilar-pilar perkawinan.

Mereka jatuh ke lembah kehidupan yang susah dan pemikiran yang

bimbang karena pada dasamya persatuan dan kekompakkan dalam segala

ha! merupakan kunci kesuksesan dan kebahagiaan serta sumber segala

kesenangan. Kita menyaksikan banyak terjadi perseliEiihan antara suami

isteri hingga berkobar-kobarlah api pertengkaran dan percekcokan antara

(26)

keluarga dan semua berada dalam kejahatan. Apalagi bila ada tabiat yang

berbeda dan hati yang tidak bersatu maka dengan perceraian akan

menghilangkan kesengsaraan bagi kedua belah pihak.

Pertentangan dan pertengkaran antara suami isteri otomatis akan

menimbulkan bahaya besar bagi anak-anak.20

Islam datang untuk mengangkat harkat dan martabat wanita. Wanita

mempunyai hak untuk meminta cerai jika itu lebih baik baginya. Jika terjadi

konflik antara suami isteri, yang tidak dapat didamaikan, maka dengan

keadilan Allah perceraian itu diperbolehkan. Mudah-mudahan dengan jalan itu

terjadi ketertiban dan keamanan bagi kedua belah pihak dan supaya

masing-masing dapat mencari pasangan yang cocok dan dapat mencapai apa yang

(27)

PENYELESAIANNYA

Dalam waktu sepuluh tahun, yaitu tahun 1997 hingga tahun 2006,

pasangan yang telah melakukan akad nikah di Propinsi Knching Sarawak ialah

sejumlah 23,399 pasangan. Rata-rata pasangan yang menikah setiap tahun dalam

waktu tersebut ialah 2,339.9 pasangan. Perceraian yang terjadi di propinsi tersebut

dalam waktu sepuluh tahun ialah 7,040 pasangan. Rata-rata perceraian setiap

tahun ialah 704 pasangan, yaitu 30.08% dari jumlah keseluruhan pasangan yang

telah menikah dalam waktu tersebut.

Dari jumlah pasangan yang telah bercerai itu, hanya 1,066 pasangan saja

yang telah kembali rujuk dengan isterinya. Sedangkan pasangan yang telah rujuk

setiap tahun ialah 106.6 pasangan, yaitu 15.14% dari jumlah yang bercerai. (Lihat

Tabel 3.1)

Apabila dibuat perbandingan antara pasangan yang menikah dengan

pasangan yang bercerai, didapati bahwa jumlah pasangan yang bercerai setiap

tahun ialah 30.08%. Jumlah ini adalah merupakan suatu jumlah yang sangat

tinggi, yaitu han1pir satu pertiga dari jumlah keseluruhan pasangan yang telah

menikah, sedangkan jumlah yang rujuk kembali setelah bercerai relatif sangat

[image:27.521.22.426.166.484.2]
(28)
[image:28.519.11.451.75.554.2]

Tabel 3.1

Nikah, Cerai dan Rujuk

Di Propinsi Kuching Sarawak 1997-2006

Tahun Nikah Cerai Rujuk % Cerai %Rujuk

1997 1,978 814 96 41.15% 11.79%

1998 2,086 754 109 36.14% 14.45%

1999 2,074 725 104 34.95% 14.34%

2000 2,107 749 114 35.54% 15.22%

2001 2,414 624 135 29.99% 18.64%

2002 2,505 676 101 27.01% 14.94%

2003 2,436 635 91 26.06% 14.33%

2004 2,692 591 93 21.95% 15.73%

2005 2,620 677 102 25.83% 15.06%

2006 2,490 695 121 27.91% 17.41%

Jumlah 23,399 7,040 1,066

Sumber : Majlis Islam Sarawak, Catalan Nikah, Cerai dan Rujuk.

Rata-rata pemikahan yang diakadkan setiap tahun ialah 2,399.9 Rata-rata pasangan yang bercerai setiap tahun ialah 704

Rata-rata persentase perceraian setiap tahun ialah 704 x 100 = 30.08 % 2,339.9

Rata-rata pasangan yang rujuk setiap tahun ialah l 06.6

Rata-rata persentase rujuk setiap tahun ialah : l 06.6 x 100 - 15.14 %21 704

Walaupun perceraian merupakan cara penyelesaian untuk keluar dari

masalah dalam rumah tangga dan dihalalkan oleh syara', namun ia tidak

dianjurkan kepada suami untuk menggw1akannya dengan sewenang-wenang.

(29)

A. Sebab-sebab Perceraian di Propinsi Kuching Sarawak.

Setelah diselesaikan pembahasan mengenai perceraian dan rujuk dari

tahun 1997 sampai tahun 2006, diketahui bahwa sebab te,rjadinya perceraian

di Propinsi Kuching Sarawak, adalah sebagai berikut:

Sebab-sebab tersebut diklasifikasikan menurut jumlah perceraian pada

beberapa penyebab seperti yang terdapat dalam catatan Majlis Islam

Sarawak.(Lihat Tabel 3.2)

Sebab-sebab tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tidak ada kesepakatan antara suami dan isteri dalam sebuah

rumahtangga.

2. Nusyuz, yaitu istri mendurhakai suan1i.

3. Keacuhan suami istri terhadap rumahtangganya.

4. Istri tidak mau dirmadu atau dipoligami.

5. Campur tangan keluarga dari kedua belah pihak dalam rumahtangga anak

menantu.

6. Suan1i tidak mampu memberi nafkah.

7. Istri cemburu terhadap suami.

8. Istri bersikap selingknh terhadap suaminya.

9. Suami tidak dapat memberi keadilan apabila beristri lebih dari satu.

10. Suami dihukum penjara.

(30)
[image:30.524.1.450.108.634.2]

Tabel 3.2

Sebab-sebab Perceraian di

Propinsi Kuching Sarawak

Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 201)4 2005 2006 Jumlah

Tidak ada kesepakatan

81 106 109 117 52 82 52 73 84 140 906

antara suami

dan istri

Nusyuz 30 34 18 52 50 74 14 20 42 30 364

セ・。」オィ。ョ@ suami

istri terhadap 28 30 77 76 55 25 291

1mahtangganya

lstri tidak mau

dimadu atau 11 14 5 25 16 16 2 2 4 17 112

berooligami

:ampur tangan

5 3 6 12 9 6 4 5 2 IO 62

keluarga

Suami tidak

mampu I I I 6 I4 7 6 I 2 I I 59

1emberi nafkah lstri cemburu

2 I 3 4 I 4 2 I 3 21

orhadap suam i

Istri

I I 2 2 2 I I I 2 11

berseiingkuh

iami tidak adil

bila beristri I I 2 I I I 7

Iebih

"ami dihukum

I I I I I I 6

penjara

luami terlibat

I I I I I 5

narkoba

Jumlah 132 171 149 229 177 222 152 181 192 241 1844

Sumber Majhs Islam Sarawak, Anahsa

..

(31)

Dari penelitian yang dijalankan, terdapat se:bab utarna yang

menyebabkan terjadinya perceraian di propinsi ini yaitu karena tidak ada

kesepakatan antara suami isteri dalam sebuah rumah tangga. Jumlah

perceraian yang terjadi karena penyebab ini dalarn waktu sepuluh tahun ialah

sebanyak 906 pasangan.

Yang dimaksudkan dengan "tidak sepakat"22 dalam data cerai dan rujuk itu ialah tidak ada persetujuan dalam suatu ha! atau terjadinya

perselisihan faharn antara suami isteri dalan1 sesebuah keluarga, yang disebut

dengan syiqaq23 mengikut istilah syara'.

Nusyul4 atau isteri mendurhakai suan1i adalah maksiat, misalnya tidak

taat kepada suaminya atau tidak mau diajak tidur bersama atau keluar rumah

tanpa izin suarninya. Apabila isteri durhaka janganlah suarni buru-buru

menuntutnya, menghukumnya, jangan segera menyakitinya. Suarni wajib

menasehatinya dengan baik, isteri diingatkan pada Allah dan siksa-Nya

terhadap perempuan yang nusyuz kepada suaminya, sadar akan akibat nusyuz,

tentang kehilangan hak mendapat nafkah, pakaian dan akibat-akibat nusyuz

laim1ya. Apabila isteri durhaka kepada suarninya dan tetap maksiat, maka

suan1i boleh berpisah tempat tidur dengan isterinya atau tidak tidur sekamar,

tidak makan bersama. Apabila isteri belum menyadari, tidak berhenti dari

kesesatallilya, maka suami boleh memukulnya dengan pukulan yang ringan,

(32)

atau melukai tubuhnya.25 Nusyuz merupakan sebab kedua terbanyak terjadinya perceraian di Propinsi Kuching Sarawak. Yang dimaksudkan dengan durhaka

itu ialah, segala perbuatan yang menyalahi batas-batas kebenaran syara' yang

dilakukan oleh seseorang isteri terhadap suaminya semasa dalam ikatan

pernikahan. Perceraian yang berlaku karena nusyuz ini berjumlah 364

pasangan dalam waktu I 0 tahun.

Keacuhan kedua belah pihak terhadap tanggungjawab rumah tangga

merupakan sebab ketiga terjadinya perceraian di propinsi ini. Perceraian

karena keacuhan suami isteri ini melibatkan kira-kira 291 pasangan.

Perceraian karena isteri enggan dimadukan, adalah sebab keempat

besarnya te1jadi perceraian di propinsi ini, 112 pasangan te:lah bercerai hanya

karena sebab tersebut.

Sebab kelima te1jadinya perceraian di propinsi ini ialah karena campur

tangan keluarga, baik dari pihak keluarga suami ataupun isteri yang merasa

tidak senang terhadap menantunya. Perceraian atas sebab ini, biasanya terjadi

karena pernikahan yang tidak direstui oleh kedua orang tua. Jumlah perceraian

akibat campur tangan keluarga ini berjumlah 62 pasangan.

Perceraian yang berlaku karena suami tidak mampu memberi nafkah

kepada keluarga adalah sebab keenam terjadinya perceraiim di propinsi ini.

Yaitu melibatkan 59 pasangan yang bercerai karena sebab tersebut. Sebab

(33)

Kuching Sarawak ini.Sebab kedelapan perceraian yang terjadi adalah isteri

berselingkuh terhadap suaminya, yang melibatkan 11 pasangan.

Perceraian karena suami tidak berlaku adil terhadap isterinya apabila

beliau menikah lebih dari satu, adalah sebab yang kesembilan berlakunya

perceraian di sini. Sebanyak 7 pasangan telah dilaporkan bercerai atas sebab

m1.

Perceraian yang te1jadi karena suami dihukum pen1ara adalah

sebanyak 6 pasangan, manakala perceraian atas sebab suami terlibat dengan

narkoba hanya 5 pasangan saja dalam waktu l 0 tahun.

B. Faktor-faktor yang Menyebabkan Berlaknnya Perceraian di Propinsi

Kuching Sarawak

Jumlah pasangan yang telah menikah di Propinsi Kuching Sarawak ini

dari tahun 1997 hingga tahun 2006 ialah sebanyak 23,399 pasangan,

sedangkan pasangan yang bercerai dalam waktu tersebut berjumlah 7,040

pasangan, yaitu kira-kira 30% dari jumlah seluruh pasangan yang telah diakad

nikahkan dalam waktu terse but. 26

Dari seluruh jumlah pasangan yang bercerai itu, ban.ya 1,939 pasan.gan.

saja yang dinyatakan sebab perceraiannya. Manakala 5,101 pasangan lagi

tidak dicatatkan di dalam catatan perceraian.

Dari kajian ini didapati bahwa pasangan-pasangan yang tidak

dinyatakan sebab perceraiannya adalah terdiri dari mereka yang mempunyai

(34)

qadi di tempat mereka. Mereka hanya melaporkan perc:eraian kepada pihak

yang berkenaan setelah perceraian terjadi.

Perceraian seperti ini adakalanya berlaku di kediaman mereka, dan ada

terjadi di tempat lain. Keadaan ini sudah tentu menghalang pihak yang

bertanggungjawab untuk mengawal dan mengatasi sebab-sebab yang

mengakibatkan keruntuhan rumah tangga serta menghalangi usaha mereka

untuk mengurangi jumlah perceraian dari waktu ke waktu.

Berdasarkan kajian yang dilaksanakan ini, terdapat faktor-faktor

penyebab perceraian di Propinsi Kuching Sarawak ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor perceraian dari kedua belah pihak, yaitu suarni dan isteri.

2. Faktor perceraian dari pihak isteri.

3. Faktor perceraian dari pihak suami.

4. Faktor perceraian dari unsur-unsur luar.

1. Faktor perceraian dari kedua belah pihak, yaitu summi dan isteri.

Dari keseluruhan perceraian yang dinyatakim sebabnya yang

terjadi di Propinsi Kuching Sarawak dari tahun 1997 hingga 2006, didapati

faktor perceraian yaitu dari kedua belah pihak yaitu suami dan isteri lebih

besar jumlahnya berbanding faktor-faktor lain. Faktor perceraian dari

kedua belah pihak ini berjumlah kira-kira 59.97% dari 1,939 pasangan

yang telah dinyatakan sebab perceraian mereka.

(35)

kedua-Tahun Tidak ada kesepahaman antara suami isteri Perselisihan paham antara

suami isteri

Perkelahian antara suami isteri Keacuhan suan1i isteri 'rhadap rumah tanooa Jumlah

terhadap tanggungjawab masing-masing dalam menyelesaikan dan

mengurus kebutuhan bersama, sama ada dalam bentuk naJkah, makan

minum, didikan dan juga pelajaran.

Di samping tidak ada kesepahaman dan acuh terhadap

tanggungjawab, perselisihan paham dan pergaduhan antara suan1i isteri

juga yang membawa pada perceraian di propinsi ini. (Lihat tabel 3.3).

1997 68 3 5 76 Tabet 3.3:

Faktor Perceraian dari Pihak Suami dan Ist,eri

Serta Sebab-sebabnya

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

94 100 85 47 42 44 6l

3 3 13 6 29 6 7

3 2 17 1 4 2 3

2 28 30 77 76

101 107 115 82 105 129 147

2005 2006

75 101

6 26

13

55 25

136 165

Jumlah 717 103 50 293 1163

..

Sumber: Ma1hs Islam Sarawak, Anahsa

Jumlah perceraian dari tahun 1997 hingga tahun 2006 ialah 7,040 pasangan. Jumlah perceraian yang dinyatakan sebabnya ialah l,939 pasangan. Jumlah perceraian yang tidak dinyatakan sebabnya ialah 5.10 l pasangan.

Persentase perceraian yang berawal dari kedua-dua belah pihak ialah : 1,163 x l 00 1,939

(36)

2. Faktor Perceraian dari pihak isteri.

Dalam waktu I 0 tahun, faktor perceraian dari pihak isteri saja

mempakan yang kedua banyaknya terjadi di propinsi ini. Berjumlah 24.39%

dari 1,93 9 pasangan yang telah bercerai clan dicatatkan sebab perceraian

mereka.

Kajian menunjukkan, antara sebab perceraian yang berawal daripada

pihak isteri, bermula dari tidak mengenali hak dan tugas dalam mmah tangga.

Di antaranya terdapat isteri yang meminta cerai dari suaminya, isteri tidak

mentaati suami, isteri tidak mencintai suami, enggan pindah ke tempat

kediaman suami, Iari dari rumah, tidak mendengar nasihat, cemburu, curang

terhadap suami, bersikap dengan sikap yang tidak disenangi suami, dan apa

[image:36.524.23.427.159.584.2]

aja perbuatan yang menderhakai suami. (Lihat Tabel 3.4).

Tabel 3.4: Faktor Perceraian

dari Pihak Istel"i Serta Sebab-sebabnya

Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah

lsteri minta

11 8 2 2 IO 17 2 2 2 6 62

cerai

Isteri tidak

11 8 5 25 2 3 4 2 9 69

1entaati suami

:teri tidak suka

2 4 2 13 10 13 7 I I 53

suami

lsteri enggan

2. 11. 4 I 9 10 4 2 4 47

ikut suami

lsteri minta

2. 2. 10. 2. 5. 5 7 I I 3 38

khulu'

steri Iari dari

2 I 6 4 5 3 4 j 4 32

(37)

Isteri tidak

mendengar 2 I 8 8 3 I 23

nasihat

Sikap isteri

tidak disukai 3 7 4 I 17

suami

lsteri curang I I 2 2 I I I 2 11

Isteri

berkelakuan I I I I 4

tidak baik

Isteri buat

3 3 I 7

angkara

Isteri cemburu 2 I 3 4 I 4 2 1 3 21

Isteri kurang

I 2 2 3 4 I l I I 16

nelayani suami

!steri mahukan

I I I 2 5

kebebasan

Isteri keluar

I I I 3

tanpa izin

Isteri garang I I I 1 4

Isteri tidak

I I 2

bertolak ansur

Isteri kurang

I I l I 4

sehat

Isteri tinggal

4 I 5

jauh

steri tidak mau

I 2 3

jaga anak tiri

Isteri tidak

I 1

apat jaga anak

Isteri berzina I I I I 4

Isteri jahil

I 1

hukum

Isteri tidak

1 1

lapat dikawal

lsteri bohong

I 1

(38)

lsteri tidak suka

1 1

berjalan

lsteri cintakan

1 lelaki lain

lsteri tidak mau

2

aga suami sakit

Isteri disyaki

1 tiada dara

Isteri berjudi 1

Isteri bisu 1

steri tidak mau anak Isteri malas

1

bekerja

Isteri hamil

1 1

;ebelum nikah

Isteri mandul 1

lsteri tidak

oleh nikah atas 1 1

1asihat dokter

runtutan cerai

5 3 4 1 3 2 2

ta'liq

Jumlah 40 43 38 73 74 87 28 29 21 40

Sumber: Majlis Islam Sarawak, Analisa

Jumlah perceraian dari tahun 1997 hingga 2006 ialah 7,040 pasangan.

Jumlah perceraian yang dinyatakan sebab ialah 1,939 pasangan. Jumlah perceraian yang tidak dinyatakan sebab ialah 5, IO I pasangan.

Persentase perceraian yang berawal dari pihak isteri ialah : 473 x 100

3. Faktor Perceraian dari pihak suami.

1,939

=24.39%28

Hasil kajian menunjukkan bahwa, faktor ー・イ」・イ。ゥセュ@ daripada pihak

(39)

Kuching Sarawak ini berjumiah 11.75% dari 1,939 kasus yang berakhir

dengan perceraian yang dicatatkan sebabnya.

Antara sebab perceraian yang berawal dari suarni ialah, suami

berpoiigarni, di mana isteri tidak reia dimadu. Terdapat juga perceraian karena

suarni tidak mampu menyediakan nafkah lahir dan sebagiannya pula karena

suarni tidak memenuhi nafkah batin. Selain dari itu juga suarni jarang pulang

ke rumah yang didiami isterinya. Suarni tidak berlaku adiI dan tidak

memenuhi giiiran bermalam di antara isteri-isterinya apabiia menikah Iebih

dari satu. Kemudian, perceraian yang berlaku karena keuzuran dan suami

[image:39.522.10.444.146.702.2]

dihukum penjara dan Iain-Iain. (Lihat TabeI 3.5).

Tabel 3.5:

Faktor Perceraian dari Pihak Suami Serta Sebab-sebabnya

Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 20041 2005 2006 Jumlah

セオ。ュゥ@ kawin

11 14 5 25 16 16 2 2 4 17 112

ibih dari satu

Suami tidak mampu

1 11 6 14 7 6 ] 2 11 59

nenyediakan nafkah

>uami jarang

pulang 1 2 1 4 2 IO

kampung Suami tidak

1pat memberi 1 I 2 I 1 I 7

keadilan

Suami uzur I I I I 2 6

Suami

I I I I I 1 6

dipenjara

(40)

Suami tidak mampu 2 tunaikan nooungiawab Suami kerja

I 2 I

jauh

)uami ingkar

2 ak-hak Allah

Suami tidak dapatjaga

I I

steri dengan baik

セ。ュゥ@ tersalah

ienggunakan I I 2

lafaz talaq

;uami susah

pulang ke 2

rum ah

Suami tidak

I ada nafsu Suami I berhutang Soal-soal

I I I

peribadi

Suami gila I

:uami pukul

I

isteri

Jumlah 16 30 16 49 33 25 5 7 9 38

..

Sumber: Ma3hs Islam Sarawak, Anahsa

Jumlah perceraian dari tahun 1997 hingga 2006 ialah 7,040 pasangan. Jumlah perceraian yang dinyatakan sebab ialah 1,939 pasangan. Jumlah perceraian yang tidak dinyatakan sebab ialah 5, 10 I pasangan. Persentase perceraian yang berawal dari pihak suami ialah : 228 x 100

(41)

4. Faktor Perceraian dari Unsur-unsur Luar.

Kajian juga menunjukkan bahwa terdapat unsur-unsur luar yang

menjadi awal perceraian di propinsi ini. Antaranya ialah campur tangan

keluarga terhadap rumah tangga anak menantu mereka. Campm tangan ini

menyebabkan berbagai masalah dalam rumah tangga pasangan yang terlibat

hingga berakhir dengan perceraian.

Campur tangan orang luar dari kalangan keluarga, gangguan anak tiri,

fitnah menfitnah, narkoba dan lain-lain, antaranya sebagai penyebab

terjadinya perceraian di propinsi ini. Perceraian yang disebabkan oleh

unsur-unsur luar ini melibatkan 3.97% dari 1,939 kasus perceraian yang dicatatkan

[image:41.525.13.464.131.699.2]

sebabnya. (Lihat Tabel 3.6).

Tabel 3.6: Faktor Perceraian dari Unsur-unsur Luar

Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah Campurtangan

5 3 6 12 9 6 4 5 2 10 62

Keluarga

:ampur tangan

1 1

Orang luar

langguan anak

1 1

tiri

Fitnah 1 1

Narkoba 1 1 1 1 1 5

(42)

Kawin paksa 1 1 1

Masalah anak I

Alas nasihat

1

Qadi

Jumlah 5 4 6 18 11 7 4 6 4 12

..

Sumber: Ma3hs Islam Sarawak, Anahsa

Jumlah perceraian dari tahun 1997 hingga 2006 ialah 7,040 pasangan. Jumlah perceraian yang dinyatakan sebab ialah 1,939 pasangan. Jumlah perceraian yang tidak dinyatakan sebab ialah 5,101 pasangan. Persentase perceraian yang berawal dari unsur-unsur luar ialah : 77 x I 00

1,939

= 3.97%30

C. Jenis-jenis Perceraian di Propinsi Knchi11g Sarawak dan Cara

Penyelesaiannya.

Dari kajian yang dijalankan, didapati bahwa perceraian-perceraian

yang berlaku di Propinsi Kuching Sarawak tidak dijeniskan. Untuk

menentukan jenis-jenis perceraian yang telah berlaku di propinsi ini,

butir-butir yang berhubungan dengan kasus perceraian dan sebab berlakunya

dikumpulkan. Setelah itu data-data ini dibuat berdasarkan sebab-sebab

berlakunya perceraian tersebut. Hasil dari klasifikasi yang dibuat, didapati

bahwa perceraian-perceraian yang telah berlaku di propinsi ini terbagi menjadi

beberapa jenis yaitu:

I. Syiqaq

2. Nusyuz

3

1

1

(43)

4. Suami dihukum penjara.

5. Gila dan perceraian atas nasihat qadi.

I. Syiqaq dan Cara Penyelesaiannya

Hasil dari kajian yang telah dibuat dari data-data perceraian yang

dicatat dari tahun 1997 hingga tahun 2006, bahwa perceraian yang terjadi

karena pertelingkahan antara suami isteri atau syiqaq adalah jenis perceraian

yang paling tinggi jumlahnya dari jenis-jenis lain di Propinsi Kuching

Sarawak. Dalam waktu tersebut sebanyak 906 pasangan telah bercerai karena

pertelingkahan suami isteri. Terdapat 46.72% dari 1,939 pasangan yang

bercerai dan dilaporkan sebab-sebab perceraian mereka. (Lihat Tabel 3. 7).

Seperti yang telah dijelaskan, antara sebab-sebab perceraian yang

dikategorikan dalam jenis syiqaq ini ialah 'tidak ada kesepahaman dan berlaku

selisih paham antara suami isteri', 'berlaku juga perkelahian antara keduanya

dan 'acuh terhadap urusan rumah tangga'.

Untuk menyelesaikan kasus-kasus pasangan yang bertikai, pihaknya

akan memanggil dua orang wakil dari kalangan keluarga pasangan yang

terlibat itu, seorang dari pihak suan1i dan seorang dari pihak isteri. Tujuannya

ialah untuk mendapatkan informasi mengenai sebab-sebab pertikaian antara

kedua suami dan isteri itu serta meminta mereka menasihati pasangan

terse but.

(44)

perceraian. Mereka tidak berhasil disatukan lagi. Ini kerana biasanya pasangan

yang bertikai itu datang bertemu qadi setelah masalah mereka sampai ke

peringkat yang kritis dan sukar untuk berbaikan lagi.

Dalam usaha untuk menyelesaikan masaiah syiqaq ini,bantuan orang

luar dari keluarga pasangan yang bermasalah, yang dipilih untuk

menyelesaikan masaiah tersebut, lebih berkesan dari memilih waidl di

kalangan keluarga sendiri. Tapi orang yang dipilih itu hendaklah dari mereka

[image:44.524.7.470.154.665.2]

yang kenal dekat dan mengetahui latar belakang pasangan tersebut.

Tabel 3.7:

Jenis-jenis Perceraian

Di Propinsi Kuching Sarawak

Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah

Syiqaq 81 106 109 117 62 82 52 73 84 140 906

Nusyuz 30 34 18 52 50 74 14 20 42 30 364

Tidakmampu

menyediakan 1 11 6 14 7 6 1 2 11 59

nafkah

luami dihukum

1 1 1 1 1 1 6

penjara

Gila 1 1

>erceraian atas

1 1

nasihat Qadi

Jumlah 112 152 133 186 120 163 67 95 127 182 521

(45)

kurangnya sumber dan kurang kepahan1an pasangan suami isteri, mengenai

cara-cara penyelesaian yang mereka lakukan melalui nasihat-nasihat yang

terdapat di pejabat qadi. Kebanyakkan mereka yang bermasalah datang untuk

berkonsultasi setelah masalah rumah tangga mereka berada di tahap yang

kritis dan sukar untuk diselamatkan.

2. Nusyuz dan Cara Penyelesaiannya

Kajian ini menunjukkan bahwa perceraian karena istri mendurhakai

suami, berjumlah 364 pasangan dalam waktu 10 tahun. Ia merupakan 18.77%

dari jumlah perceraian yang dinyatakan sebabnya, dan kedua terbanyak terjadi

di propinsi ini.31

Ordinan Undang-undang Keluarga Islam Tahun 2001, menafsirkan

perbuatan yang menyebabkan seorang isteri disangka nusyuz terhadap

suaminya se1ia hilang haknya dari segi w1dang-undang, seperti yang terdapat

dalam seksyen 59 (2):

" Tertakluk kepada Undang-undang Islam dan pengesahan mahkamah, seseorang isteri tidaklah berhak mendapat nqfkah apabia dia nusyuz, atau enggan dengan tidak sepatutnya menurut kemauan atau perintah sah suaminya, antara lain:

(a) apabila dia menjauhkan dirinya atau enggan disetubuhi oleh suaminya;

(b) apabila dia meninggalkan rumah suaminya

bertentangan dengan kemauan suaminya; atau

(c) apabila dia enggan berpindah bersama suaminya ke suatu rumah atau tempat lain.

(46)

Jumlah perceraian karena nusyuz menggambarkan suasana rumah

tangga masyarakat Islam di propinsi ini. Jumlah ini juga memperlihatkan

bahwa banyak para isteri di propinsi ini yang tidak memahami

tanggungjawab mereka terhadap rumah tangga serta hak-hak suami yang

wajib mereka tunaikan sejajar dengan ketentuan syara'.

Perbuatan isteri mendurhakai suami membawa dampak negatif

terhadap kerukunan rumah tangga serta masa depan anak-artak mereka apabila

para ibu telah rusak akhlaknya. Tindakan isteri mendurhakai suami akan

mempengaruhi jiwa anak-anak mereka dan meninggalkan kesan yang negatif

terhadap kedua ibu bapa tersebut serta masyarakat.

Keadaan itn perlu di atasi segera oleh pihak yang bertanggungjawab

dengan memperbanyak pendidikan agama di kampung-kampung melalui guru

aganm yang dipilih dan benar-benar memahami mengenai tugas dan

tanggungjawab suami isteri terhadap rumah tangga menurut ajaran Islam.

Demikian juga keadaannya dengan para imam, mereka bukan saja ditugaskan

untuk mengimami untuk para makmum di masjid-masjid tetapi juga diberi

peranan mengajar kepada makmum dan masyarakat kampungnya mengenai

hal-hal yang berkaitan dengan urusan rumah tangga. Untuk mencapai tujuan

ini, para imam hendaklah dipilih dari golongan yang 「・イーQセョァ・エ。ィオ。ョ@ agama

dan bisa bertanggungjawab terhadap tugas-tugas penting.

(47)

informasi-penerangan yang tersedia di bawah Jabatan Agama Islam ke seluruh tempat di

propinsi-propinsi dalam Negeri Sarawak.

3. Tidak mampu menyediakan nafkah dan Penyelesaiannya

Sejak tahun 1997 hingga tahun 2006, terdapat kira-kira 59 kasus

perceraian yang disebabkan oleh suami yang tidak mampu memberikan

nafkah kepada isterinya. Ia mewakili 3.04% dari jumlah perceraian yang

dicatat sebabnya. Rata-rata dari perceraian atas sebab ini ialah sebanyak enam

pasangan pertahunnya. 32

Untuk menyelesaikan kasus-kasus yang berkaitan dengan nafkah ini,

Ordinan Undang-undang Keluarga Islam, membolehkan seseorang isteri

meminta fasakh apabila suaminya tidak mampu menyediakan nafkah

kepadanya. Antara lain seksyen 51 (1) dalam Ordinan dalam bagian tersebut

memperuntukkan:

"bahwa suami tidak bertanggungjawab atau tidak mengadakan peruntukkan bagi najkah isteri selama 3 bu/an".

Proses penyelesaian kasus suami yang tidak mampu memberikan

nafkah ini diselesaikan dengan cara membubarkan pemikahan mereka. Untuk

kepastiannya, pihak suami akan membuat pengakuan mengenai ketidak

mampuannya untuk memberikan nafkah yang dibutuhkan oleh keluarganya

(48)

4. Suami yang dihukum penjara dan cara penyelesaiannya

Hanya terdapat enam kasus perceraian karena suami dihukum penjara,

yaitu terjadi dalam kasus pada tahun 1998, 2000, 200 I, 2002, 2005 dan 2006.

Dengan rata-rata 0.3% dalam enam tahun tersebut. 33

Berdasarkan kepada catatan perceraian yang terdapat di Majlis Islam

Sarawak, kasus ini diselesaikan apabila mendapat surat cera.i dari suami dalam

penjara. Dalam ha! ini tidak dapat dinyatakan berapa lama hukuman yang

mesti dijalani oleh suami di penjara.

5. Gila dan perceraian yang disebabkan atas nasihat Qadi

Terdapat satu kasus terjadi perceraian karena suami gila. Ia terjadi

dalan1 tahun 2000. Tidak terdapat keterangan yang jelas baga.imana proses

penyelesaian kasus ini dijalankan. Dalan1 tahun yang sama,. yaitu tahun 2000

juga terdapat satu kasus perceraian yang disebut sebagai 'perceraian yang

disebabkan atas nasihat qadi'34• Di sini tidak dinyatakan apakah sebab-sebab

yang membawa kepada perceraian tersebut, tapi dikarenakan menghidap

penyakit yang berbahaya atau memiliki aib tertentu yang menyebabkan

seorang yang terlibat harus memintafasakh atas perkawinan mereka.

Apa yang difahami dari catatan perceraian ini ialah, isteri tersebut telah

diberi nasehat oleh dokter supaya dilarang untuk menikah. Oleh sebab itu,

(49)

DI MAHKAMAH SYARIAH NEGERI SARAWAK.

Masih banyak di kalangan masyarakat Islam yang tidak peka terhadap

peraturan Undang-undang Syariah khususnya berhubungan dengan Permohonan

Perceraian. Berdasarkan kepada Ordinan Undang-undang Keluarga Islam tahun

1991 dan sekarang telah disosialisasikan pada bulan Desember 2001, peraturan

kesalahan terhadap hukuman dan penalti berkaitan dengan mengucapkan cerai di

luar Mahkamah Syariah telah diwujudkan untuk mengatasi konflik masyarakat

dalam institusi keluarga.

Oleh karena itu, setiap pasangan yang ingin meneruskan keinginan untuk

bercerai perlu mengikuti prosedur undang-undang yang telah ditetapkan.

Berdasarkan penerangan undang-undang ini akan dijelaskan prosedur

permohonan perceraian yang terdapat di dalam Ordinan Und:mg-undang Keluarga

Islam tahun 2001 di bawah Seksyen 45. Selain itu, akan dijelaskan juga dampak

pelanggaran terhadap peraturan ini jika kesalahan dilakukan oleh pihak suami.

A. Prosedur Permohonan Perceraian dalam Undang-undang.

Seksyen 45, Ordinan Undang-undang Keluarga Islam (OUUKI) 2001

Permohonan perceraian harus terlebih dahulu memenuhi beberapa prosedur

yang telah ditetapkan oleh Mahkamah Syariah Sarawak. Permohonan

perceraian boleh diajukan ke Pejabat Agama Islam (KUA) yang daerahnya

sesuai dengan tempat tinggal pemohon. Pemohon mestilah mengikuti prosedur

(50)

45 (1) Seo rang suami atau seorang isteri yang hendak bercerai hendaklah

menyerahkan permohonan untuk perceraian kepada Mahkamah dalam

formulir yang ditetapkan, disertai dengan pengakuan yang

mengandungi:

(a) butir-butir mengenai perkawinan itu, nama, umur danjantina

anak-anak jika ada, hasil dari perkawinan itu.

(b) Butir-butir mengenai fakta-fakta yang memberi kuasa kepada

Mahkamah di bawah Seksyen 43;

( c) Butir-butir mengenai apa-apa prosedur mengenai suami istri antara

pihak-pihak itu, termasuk tempat prosedur itu;

( d) Suatu pernyataan ten tang sebab-sebab ingin bercerai;

( e) Suatu pernyataan tentang apakah langkah-langkah yang telah

diambil untuk mencapai perdamaian;

(f) Syarat-syarat perjanjian berkenaan dengan nafkah dan tempat

kediaman bagi isteri clan anak-anak, j ika ada, peruntukan bagi

pemeliharaan dan penjagaan anak-anak dari pemikahan itu, jika

ada, dan pembagian harta gono-gini yang diperoleh melalui usaha

bersama, atau jika tidak ada suatu persetujuan tersebut telah

tercapai, cadangan pemohon mengenai hal-hal itu; dan

(g) Butir-butir mengenai perintah yang diminta.

(51)

berkanun yang dibuat oleh pemohon, dan surat keterangan tersebut

hendaklah mengarahkan ke pihak yang satu lagi supaya hadir di hadapan

Mahkamah untuk membolehkan Mahkamah memastikan sama ada pihak

yang satu lagi itu bersetuju atau tidak terhadap perceraian itu.

(3) Jika pihak yang satu lagi itu bersetuju terhadap perceraian itu dan

Mahkamah berpuas hati selepas siasatan dan penyiasatan yang wajar

bahwa pemikahan itu telah pecah belah dan tidak ada harapan untuk

disatukan, maka Mahkamah hendaklah menasihati suam1 supaya

melafazkan satu talaq di hadapan Mahkamah.

(4) Mahkan1ah hendaklah mencatat ucapan satu talaq itu, dan hendaklah

menghantar satu salinan catatan yang diperakui sah kepada Pendaftar

yang berkaitan dan kepada Ketua Pendaftar 1mtuk melakukan

pendaftaran.

(5) Jika pihak yang satu lagi itu tidak bersetuju terhadap perceraian itu atau

jika kelihatan kepada Mahkamah bahwa ada kemungkinan yang

munasabah bagi suatu perdamaian antara pihak-pihak itu, maka

Mahkamah hendaklah dengan secepatnya melantik suatu jawatankuasa

pendamai (Hakam) terdiri daripada seorang Pegawai Agan1a sebagai

Pengurus dan dua orang lain, seorang untuk bertindak. bagi pihak suami

dan seorang lagi bagi pihak isteri, dan merujukkan kasus itu kepada

(52)

(6) Mahkamah boleh memberi arahan kepada jawatankuasa pendamai itu

tentang pengendalian perdamaian itu dan ia hendaklah dikendalikan

mengikut arahan itu.

(7) Jika jawatankuasa pendamai itu tidak dapat bersetuju atau jika

Mahkamah tidak berpuas hati dengan cara ia mengendalikan perdamaian

itu, maka Mahkamah boleh memecat jawatankuasa pendamai itu dan

melantik suatu jawatankuasa pendamai yang lain bagi menggantikannya.

(8) Jawatankuasa pendamai itu hendaklah berusaha mencapai perdamaian

dalam tempoh 6 bulan dari waktu ia dibentnk atau dalam waktu yang

lebih lanm sebagaimana yang dibenarkan oleh Mahkamah.

(9) Jawatankuasa pendamai itu hendaklah meminta pihak-pihak itu hadir

dan hendaklah mendengar setiap seorang daripada mereka peluang untnk

didengar dan boleh mendengar mana-mana orang lain dan membuat

apa-apa siasatan yang difikirkannya perlu, menangguhkan prosedurnya dari

waktu ke waktu.

(IO)Jika jawatankuasa pendamai itu tidak dapat mencapai perdamaian dan

tidak dapat memujuk pihak-pihak itu supaya hidup semula bersama

sebagai suami isteri, maka jawatankuasa pendamai hendaklah

mengeluarkan akuan tentang ha! yang demikian itu dan boleh

melampirkan pada perakuan itu apa-apa syor yang difikirkan patut

(53)

(ll)Tiada Peguam Syarie boleh hadir atau bertindak bagi pihak mana-mana

pihak dalam sesuatu prosedur di hadapan jawatankuasa pendamai dan

tiada pihak boleh diwakili oleh

Gambar

Tabel 3.1)
Tabel 3.1 Nikah, Cerai dan Rujuk
Tabel 3.2 Sebab-sebab Perceraian di
Tabel 3.4:
+4

Referensi

Dokumen terkait

The author is deeply indebted to Binus International University and Studio Ilusi for the opportunity of doing this project.. The author would also like to thank the following

Perkembangan Informasi dan teknologi komunikasi yang pesat belum diikuti dengan program pembelajaran yang bertujuan mengoptimalkan fungsi informasi untuk pengembangan

Hasil Penelitian: Berdasarkan analisis multivariate diperoleh variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian dismenore primer pada siswi SMA Negeri di

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik

Jika pada PPL 1 mahasiswa dilatih menyusun contoh perangkat pembelajaran dan sedikit praktik pengajaran di kelas, pada PPL 2 mahasiswa sudah praktik langsung mengajar

Semua cara pengaplikasian dapat digunakan sebagai alternatif, tetapi untuk mempermudah petani metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah menggunakan rendaman dari daun dan

Total asset Turn Over yang dimaksud pada penelitian ini adalah penjualan dibagi dengan total aktiva yang nantinya akan dijadikan data dalam melakukan regresi yang

[r]