• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persentase Karkas Ayam Kampung Hasil Penambahan Zeolit dalam Ransum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persentase Karkas Ayam Kampung Hasil Penambahan Zeolit dalam Ransum"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERSENTASE KARKAS AYAM KAMPUNG HASIL

PENAMBAHAN ZEOLIT DALAM RANSUM

EDWIN CARDINAL SITUMEANG

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Persentase Karkas Ayam Kampung Hasil Penambahan Zeolit dalam Ransum adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2014

Edwin Cardinal Situmeang

(4)

ABSTRAK

EDWIN CARDINAL SITUMEANG. Persentase Karkas Ayam Kampung Hasil Penambahan Zeolit dalam Ransum. Dibimbing oleh MARIA ULFAH dan POLLUNG H SIAGIAN.

Ayam kampung merupakan salah satu komoditas ternak penyumbang protein hewani yang paling diminati masyarakat Indonesia. Tingginya permintaan akan daging ayam kampung harus didukung dengan peningkatan produktivitas daging yang dihasilkan. Zeolit merupakan jenis mineral yang berasal dari logam-logam alkali dan alkali tanah yang mudah ditemukan di sekitar gunung berapi. Zeolit dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam ransum ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji produktivitas daging ayam kampung yang dihasilkan dari penambahan zeolit dalam ransum. Sebanyak 64 ekor dipilih sebagai sampel dari 320 ekor ayam kampung yang dibagi ke dalam 4 perlakuan ransum dan 4 ulangan (4 ekor per ulangan). R1 ransum tanpa penambahan zeolit, R2 ransum dengan penambahan 0.5% zeolit, R3 ransum dengan penambahan 1% zeolit dan R4 ransum dengan penambahan 1.5% zeolit. Peubah yang diamati adalah bobot potong ayam kampung yang telah dipuasakan selama 8 jam, bobot karkas ayam kampung, persentase karkas, kadar air litter, dan income over feed, chick and zeolite cost (IOFCZC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan zeolit di dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap bobot potong, bobot karkas dan persentase karkas ayam kampung serta kadar air litter yang digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan, pendapatan tertinggi yang diperoleh adalah Rp8 873.81 dengan penambahan zeolit sebanyak 1.5 kg per 100 kg ransum (R3).

Kata kunci: ayam kampung, zeolit, karkas, kualitas litter, pendapatan

ABSTRACT

EDWIN CARDINAL SITUMEANG. Carcass Percentage of Kampung Chicken Supplemented with Zeolite on their Ration. Supervised by MARIA ULFAH and POLLUNG H SIAGIAN.

Kampung chicken is one of the main animal protein contributor in Indonesia. The high demand for chicken meat must be supported by an increase in its productivities. Zeolite is a mineral derived from alkali metals and alkaline soil that are easily found around the area of the volcano. Zeolites can be used as an additive in livestock rations. This study aims to determine the productivity of

kampung chicken meat as a result of the addition of zeolite in the ration. A total of 64 kampung chickens were selected from a population of 320 kampung

(5)

chicken, litter moisture content, and Income Over Feed, Chick and Zeolite Cost (IOFCZC). The results showed that addition of zeolite in the diet did not significantly affect (P>0.05) to slaughter weight, carcass weight and carcass percentage of chicken, and litter moisture content. The highest income earned the addition of zeolite of 1.5 kg per 100 kg ration (R3) was Rp8 873.81.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

PERSENTASE KARKAS AYAM KAMPUNG HASIL

PENAMBAHAN ZEOLIT DALAM RANSUM

EDWIN CARDINAL SITUMEANG

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Persentase Karkas Ayam Kampung Hasil Penambahan Zeolit dalam Ransum

Nama : Edwin Cardinal Situmeang

NIM : D14100015

Disetujui oleh

Maria Ulfah, SPt MScAgr Pembimbing I

Prof Dr Ir Pollung H. Siagian, MS Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Muladno, MSA Ketua Departemen

(10)

PRAKATA

Puji syukur kepada Bapak di Surga karena kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Persentase Karkas Ayam Kampung Hasil Penambahan Zeolit dalam Ransum. Skripsi ini merupakan tugas akhir pada program Sarjana di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Maria Ulfah, SPt MScAgr dan Prof Dr Ir Pollung H Siagian, MS selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, nasehat dan curahan waktu yang telah diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof Dr Ir Muladno, MSA selaku pembimbing akademik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr Tuti Suryati SPt Msi selaku dosen penguji sidang yang telah memberikan masukan dan nasehat untuk perbaikan skripsi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Rodex Simangunsong rekan satu penelitian, serta kepada Bapak Edwin Tobing, Jenderal J D Sitorus beserta anak kandang di Tobing Farm yang membantu selama penelitian.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dari hati yang terdalam kepada kedua orang tua terkasih, Bapak Drs Mangihut Situmeang, SSos, Ibu Nurmawaty Nainggolan, kakanda Indah, Reinhard, Adinda Argha atas doa dan kasih sayangnya. Terima kasih juga disampaikan kepada grup GID, Rony, Markus, Dito, Samaja, Icha, Novalia, Thasia, Elisabeth, Luthfia, Irine, Alja atas dukungannya selama ini. Ungkapan terima kasih kepada seluruh dosen Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, IPTP 47, dan GMKI Cabang Bogor atas kebersamaan selama menempuh pendidikan di Fakultas Peternakan IPB. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan Indonesia.

Bogor, Oktober 2014

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Ruang Lingkup Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Lokasi Penelitian 2

Materi 2

Prosedur 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Jenis dan Karakteristik Zeolit 4

Pengaruh Perlakuan Pemberian Zeolit dalam Ransum terhadap

Bobot Potong Ayam Kampung 5

Pengaruh Perlakuan Penambahan Zeolit dalam Ransum terhadap

Bobot dan Persentase Karkas Ayam Kampung 7

Pengaruh Perlakuan Penambahan Zeolit dalam Ransum terhadap

Kadar Air Litter 8

Income Over Feed, Chick, and Zeolite Cost (IOFCZC) 9

SIMPULAN DAN SARAN 10

Simpulan 10

Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 10

LAMPIRAN 12

(12)

DAFTAR TABEL

1 Kandungan nutrisi ransum penelitian dan hasil analisis mineral zeolit 3 2 Rataan bobot potong ayam kampung hasil penambahan zeolit dalam

ransum 6

3 Rataan bobot dan persentase karkas hasil penambahan zeolit dalam

ransum 7

4 Hasil analisis kadar air litter 8

5 Income over feed, chick and zeolite cost (IOFCZC) selama 6 minggu

pemeliharaan 9

DAFTAR LAMPIRAN

1 Analisis ragam bobot badan ayam kampung 12

2 Analisis ragam bobot karkas ayam kampung 12

3 Analisis ragam persentase karkas ayam kampung 12

4 Analisis ragam kadar air litter 12

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan masyarakat akan protein hewani semakin meningkat. Ayam kampung merupakan salah satu komoditas ternak penyumbang protein hewani yang diminati masyarakat Indonesia. Populasi ayam lokal pada tahun 2008

Peningkatan konsumsi ayam kampung harus didukung dengan peningkatan produksi daging yang dihasilkan. Beberapa usaha yang dilakukan antara lain peningkatan mutu genetik karena masih bervariasinya mutu genetik ayam kampung, perubahan sistem pemeliharaan dari tradisional ke semi intensif ataupun intensif, dan perbaikan kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan berdasarkan perkembangan umur ayam kampung.

Biaya ransum mencapai 70%-80% dari total biaya produksi sedangkan ayam kampung merupakan jenis ayam lokal yang mempunyai kemampuan rendah dalam mengkonversi ransum menjadi daging. Oleh karena itu, perlu dilakukan penambahan bahan aditif yang membantu proses pencernaan dan metabolisme sehingga penggunaan ransum menjadi lebih efisien dan pembentukan daging akan lebih maksimal.

Zeolit merupakan jenis mineral yang berasal dari logam-logam alkali dan alkali tanah yang berasal dari aktivitas vulkanik sehingga banyak ditemukan di sekitar daerah gunung berapi. Bentuk struktur yang berongga menyebabkan zeolit bersifat sebagai penyaring molekul sehingga zeolit dapat menyerap sesuatu yang berada disekitarnya yang berdiameter lebih kecil dari rongga yang dimiliki. Dengan sifat ini zeolit di dalam pencernaan akan membantu pengangkutan zat makanan atau memperlambat laju pergerakan digesta dalam proses pencernaan sehingga penggunaan ransum akan lebih efisien dengan daging yang dihasilkan akan lebih baik. Penelitian tentang penggunaan zeolit sebagai bahan tambahan dalam ransum sudah banyak dilakukan (Sutamba 2011, Wardhani 2011, Puspita 2008, Sembiring 2004) karena jumlahnya yang melimpah dan harganya relatif murah.

Namun sampai saat ini, penggunaan mineral zeolit dalam ransum ayam kampung belum banyak digunakan. Beberapa penelitian sebelumya masih terbatas terhadap ransum ayam broiler dan ayam petelur. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang penambahan zeolit ke dalam ransum sehingga diperoleh taraf yang tepat untuk menghasilkan ayam kampung dengan persentase karkas yang baik.

Tujuan Penelitian

(14)

2

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan ayam kampung berumur 3 minggu yang dipelihara selama 6 minggu. Total sampel yang digunakan adalah 64 ekor ayam kampung yang dipilih secara acak dari 320 ekor ayam kampung yang dipelihara untuk melihat peubah bobot potong, bobot dan persentase karkas, kadar air litter, dan pendapatan yang diperoleh berdasarkan penambahan zeolit ke dalam ransum.

METODE

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 6 minggu pada bulan Mei hingga Juni 2014. Penelitian ini dilakukan di Tobing Farm yang berada di kawasan Kampung Cina, Parung, Bogor, Jawa Barat. Analisis mineral zeolit dan kadar air litter dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Analisa Proksimat dilakukan di Laboratorium Analisa Pangan, Pusat Antar Universitas (PAU), Institut Pertanian Bogor.

Materi Ayam Kampung

Ayam kampung yang digunakan adalah ayam kampung yang diperoleh dari pembibit PT Ayam Kampung Indonesia (AKI) dari populasi sebanyak 320 ekor secara acak dipilih 64 ekor ayam kampung di akhir penelitian sebagai sampel. Pemeliharaan dimulai saat ayam berumur 3 minggu dengan masa pemeliharaan selama 6 minggu di dalam 16 petak kandang berukuran 1.5 x 1.5 x 1 m dan masing-masing diisi dengan 20 ekor ayam kampung.

Ransum

(15)

3 Tabel 1 Kandungan nutrisi ransum penelitian* dan hasil analisis mineral

zeolit**

Keterangan : *Hasil Analisis Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi IPB (2014)

dalam kondisi 100% bahan kering, **Hasil Analisis Laboratorium Teknologi Ilmu

Nutrisi dan Teknologi Pakan (2014)

Prosedur Pemeliharaan

Pemeliharaan sebanyak 320 ekor ayam kampung umur 3 minggu dilakukan selama 6 minggu. Pemeliharaan dilakukan di dalam kandang koloni dengan ukuran 1.5 x 1.5 x 1 m yang terlebih dahulu sudah dilakukan sanitasi kandang sesuai dengan sistem manajemen kandang yang ada. Setiap kandang berisi 20 ekor anak ayam yang diambil melalui proses pengacakan terlebih dahulu. Ransum perlakuan yang diberikan adalah R1 (ransum tanpa penambahan zeolit), R2 (0.5 kg zeolit per 100 kg ransum), R3 (1 kg zeolit per 100 kg ransum) dan R4 (1.5 kg zeolit per 100 kg ransum). Pemberian pakan dan minum disediakan ad libitum sehingga pakan dan air minum selalu tersedia sebelum habis.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak sebanyak 64 ekor ayam kampung (4 ekor dari setiap ulangan perlakuan yang dilakukan di akhir penelitian). Sebelum penyembelihan, ayam dipuasakan selama 8 jam, kemudian ditimbang sebagai bobot potong. Ayam disembelih dengan menggunakan metode Kosher,

yaitu memotong arteri karotis, vena jugularis dan esofagus (Soeparno 2005). Pencabutan bulu dilakukan dengan terlebih dahulu mencelupkan ayam ke dalam air panas pada suhu ± 80 oC selama 30 detik, dan dilanjutkan dengan pencabutan bulu. Ayam yang sudah dibului dikeluarkan jeroan, paru-paru dan jantungnya, kemudian kepala, leher dan kaki dipotong (Badan Standardisasi Nasional 2009) lalu ditimbang sebagai bobot karkas.

Peubah

1. Bobot potong (g). Hasil penimbangan bobot ayam kampung setelah di-puasakan selama 8 jam sebelum dipotong.

2. Bobot karkas (g). Bobot ayam setelah dipotong yang telah dikurangi dengan darah, bulu, kepala, kaki dan alat pencernaan.

3. Persentase karkas (%). Nilai perbandingan antara bobot karkas dengan bobot potong atau sesaat sebelum ayam kampung dipotong dikali 100%.

(16)

4

5. Income over feed, chick, and zeolite cost (IOFCZC). Nilai IOFCZC dihitung berdasarkan biaya ransum, harga anak ayam dan harga zeolit.

IOFCZC = (bobot karkas x harga jual per kg) – (biaya ransum + DOC + Zeolit + biaya pemotongan)

Rancangan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan masing-masing 4 ulangan dengan unit percobaan 4 ekor. Model matematika dari rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut (Matjik dan Sumertajaya 2000).

Yij= μ + βi+ εij

Keterangan

Yij = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

μ = nilai rataan umum

βi = pengaruh perlakuan ke-i

εij = error perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

i = perlakuan taraf penggunaan zeolit; 0; 0.5; 1.0 dan 1.5%

j = ulangan perlakuan taraf penggunaan zeolit; 1; 2; 3 dan 4

Analisis Data

Data yang diperoleh diuji asumsi terlebih dahulu kemudian dianalisis dengan ANOVA (analysis of variance) dan jika perlakuan berbeda nyata maka dilanjutkan dengan Uji Tukey (Steel dan Torrie 1993).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis dan Karakteristik Zeolit

(17)

5 dengan struktur kristal (Si,Al)O4 tetrahedral memiliki pori yang berisi molekul air dengan kation yang dipertukarkan (Tominaga 1987). Zeolit dicirikan oleh kemampuannya dalam menyerap dan mengeluarkan air serta menukarkan kationnya tanpa merubah struktur umumnya. Menurut Gottardi (1978) rumus umum zeolit sebagai berikut.

Perbandingan antara unsur Si dan Al yang bervariasi dalam zeolit menyebabkan banyaknya jenis zeolit.

Zeolit alam dapat ditemukan di sekitar kawasan gunung berapi. Zeolit tersebar di seluruh kawasan Indonesia dan paling banyak ditemukan di pulau Jawa dan Sumatera. Beberapa lokasi penambangan zeolit di Indonesia terdapat di Lampung, Sukabumi, Bogor, Bandung, Tasikmalaya, dan Malang (Suwardi 2005). Suwardi (2005) menyatakan total deposit zeolit di Indonesia mencapai 250 juta ton dan kemungkinan akan bertambah karena belum terhitung secara detil.

Zeolit yang berasal dari gabungan beberapa mineral memiliki sifat fisik dan kimia yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Penyaring dan penukar ion merupakan sifat fisik zeolit yang dalam pemanfaatannya dapat meningkatkan efisiensi dalam penggunaan ransum ayam kampung. Menurut Cool dan Willard (1982) aktivitas awal zeolit di dalam saluran pencernaan adalah mengurangi pembentukan NH4+. Berkurangnya pembentukan NH4+ akan mengurangi pembentukan NH3 (yang merupakan racun) hasil reaksi NH4+ + OH- yang menghasilkan NH3 + H2O.

Pengaruh Perlakuan Pemberian Zeolit dalam Ransum terhadap Bobot Potong Ayam Kampung

(18)

6

Tabel 2 Rataan bobot potong ayam kampung hasil penambahan zeolit dalam ransum

Keterangan : R1 (tanpa penambahan zeolit), R2 (0.5 kg zeolit per 100 kg ransum), R3 (1 kg zeolit per 100 kg ransum), R4 (1.5 kg zeolit per 100 kg ransum).

Hasil analisis ragam menunjukkan penambahan zeolit dalam ransum tidak memberikan pengaruh nyata terhadap bobot potong. Bobot potong ayam kampung yang diberikan 1 kg dan 1.5 kg zeolit per 100 kg ransum mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan kontrol (R1) dengan bobot potong ayam tertinggi terdapat pada R3 (939.06 g per ekor). Pada perlakuan R2 bobot potong ayam mengalami penurunan -3.0% dan merupakan bobot potong ayam terendah pada penelitian ini (873.75 g per ekor). Hal ini mungkin dikarenakan sampel yang diambil tidak homogen pada saat pengacakan. Kandungan lemak kasar pada ransum R2 paling rendah (6.76%) jika dibandingkan dengan ransum perlakuan lainnya, sehingga lemak kasar sebagai sumber energi menjadi lebih rendah dan diduga kebutuhan energi ayam kampung tidak terpenuhi.

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini dengan total umur ayam kampung 9 minggu lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil penelitian Arief (2000), yang memperoleh bobot potong ayam kampung pada umur 12 minggu berkisar antara Wardhani (2011) melaporkan adanya peningkatan bobot ayam broiler hingga 5.5% dengan taraf pemberian zeolit (jenis aclinop) 2 kg per 100 kg ransum. Peningkatan bobot potong ayam kampung dan ayam broiler yang berbeda diduga karena kemampuan ayam kampung dalam mengkonversi ransum menjadi daging lebih tinggi jika dibandingkan dengan ayam broiler. Adanya penambahan zeolit ke dalam ransum akan memaksimalkan penyerapan nutrisi di dalam ransum sehingga pembentukan daging akan lebih baik.

(19)

7 Papaioannou (2002) menambahkan aktivitas zeolit di dalam saluran pencernaan ternak diperkirakan terpusat kepada struktur zeolit yang stabil pada lingkungan asam dan dapat melakukan pertukaran ion serta penyerapan tanpa terjadi pencernaan zeolit. Penyerapan zat makanan yang maksimal akan sejalan dengan pembentukan daging sehingga bobot potong ayam kampung dengan penambahan zeolit dalam ransum lebih tinggi daripada bobot potong ayam kampung tanpa penambahan zeolit.

Pengaruh Perlakuan Penambahan Zeolit dalam Ransum terhadap Bobot dan Persentase Karkas Ayam Kampung

Data rataan bobot karkas dan persentase karkas ayam kampung hasil penambahan zeolit dalam ransum dicantumkan pada Tabel 3. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan zeolit pada ransum tidak memberikan pengaruh nyata terhadap bobot karkas dan persentase karkas. Rataan bobot dan persentase karkas ayam kampung masing-masing adalah 537.63±19.16 g per ekor dan

(20)

8

Persentase karkas ayam kampung pada penelitian ini berkisar antara 62.80%-63.17%. Persentase karkas tertinggi dan terendah diperoleh masing-masing pada perlakuan R3 (63.17%) dan R1 (62.80%). Menurut Santosa (2004) persentase karkas ayam kampung yang berumur 9 minggu adalah 58.05%-59.67% sedangkan menurut Kurniawan (2011) persentase ayam kampung pada umur 12 minggu adalah 66.49%-69.35%. Persentase karkas yang diperoleh pada penelitian ini berada pada kisaran persentase karkas umur 12 minggu hasil penelitian Santosa (2004) dan Kurniawan (2011). Pemeliharaan yang dilakukan selama penelitian ini lebih efisien dalam menghasilkan persentase karkas yang lebih tinggi. Hal ini diduga zeolit dapat membantu proses penyerapan zat-zat nutrisi ransum ayam kampung sehingga proses pembentukan karkas menjadi lebih baik.

Pengaruh Perlakuan Penambahan Zeolit dalam Ransum terhadap Kadar Air Litter

Kandungan kadar air yang terdapat pada litter pada dua minggu sebelum pemotongan terdapat pada Tabel 4. Hasil analisis ragam menunjukkan penambahan zeolit dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air yang berada di dalam litter.

Tabel 4 Hasil analisis kadar air litter

(21)

9 lebih kering tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kelembaban kandang. Katouli et al. (2010) melaporkan bahwa semakin tinggi taraf penggunaan zeolit dalam ransum akan menurunkan kadar air 6.13% di dalam ekskreta ayam broiler.

Income Over Feed, Chick, and Zeolite Cost (IOFCZC)

Hasil perhitungan pendapatan berdasarkan selisih antara penjualan dengan biaya pakan, bakalan ayam (umur 3 minggu) dan zeolit atau income over feed, chick and zeolite cost (IOFCZC) dicantumkan pada Tabel 5.

Tabel 5 Income Over Feed, Chick, and Zeolite Cost (IOFCZC) selama 6 minggu pemeliharaan

Perlakuan Keuntungan (Rp) Kerugian (Rp) Kenaikan Keuntungan (%) memberikan peningkatan pendapatan (income) yang berbanding lurus dengan penambahan zeolit ke dalam ransum. Peningkatan pendapatan yang cukup tinggi terlihat pada ransum perlakuan R3 dengan keuntungan Rp8 873.81 dengan bobot karkas 593.25 g per ekor. Hasil ini hampir sama dengan hasil penelitian Banong dan Hakim (2011) dengan pendapatan tertinggi yang diperoleh adalah Rp8 895.6 per ekor namun tanpa adanya penambahan zeolit dalam ransum. Pada perlakuan R2 menunjukkan adanya penurunan keuntungan -8.49% (Rp7 150.82) jika di-bandingkan dengan kontrol (R1). Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh bobot karkas ayam kampung perlakuan R2 merupakan bobot karkas terendah pada penelitian ini (550.13 g per ekor) sehingga berpengaruh terhadap besarnya pendapatan yang diperoleh ketika dilakukan penjualan.

(22)

10

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penambahan zeolit ke dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap bobot potong, bobot karkas, persentase karkas ayam kampung dan kadar air litter dengan penambahan zeolit di dalam ransum. Penambahan zeolit dalalam ransum meningkatkan nilai income over feed, chick and zeolite cost (IOFCZC). Penambahan zeolit pada taraf 1 kg zeolit per 100 kg ransum menunjukkan respon yang positif terhadap bobot potong, bobot karkas dan persentase karkas ayam kampung serta pendapatan hingga Rp8 873.81 dengan kenaikan keuntungan 13.54%.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan seperti ini dengan meningkatkan dosis penambahan zeolit dan masa pemeliharaan yang lebih panjang untuk mengetahui pengaruh penambahan zeolit di dalam ransum. Rate of passage perlu diteliti lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas penambahan zeolit dalam ransum.

DAFTAR PUSTAKA

Arief A. 2000. Evaluasi ransum yang menggunakan kombinasi pollard dan duckweed terhadap persentase berat karkas, bulu, organ dalam, abdominal, panjang usus dan sekum [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [BSN]. 2009. SNI 02-3924-2009 : Mutu Karkas dan Daging Ayam. Jakarta (ID):

Badan Standardisasi Nasional.

Banong S, Hakim MR. 2011. Pengaruh umur dan lama pemuasaan terhadap peformans dan karakteristik karkas ayam pedaging. J I Teknol Petern. 1(2): 98-106.

Cool WM, Willard JM. 1982. Effect of clinoptilolite on swine nutrition. J Nutr Rep Int. 26: 759-766

[Ditjennak] Direktorat Jenderal Peternakan. 1998. Buku Statistik Peternakan. Jakarta (ID): Departemen Pertanian.

[Ditjennak] Direktorat Jenderal Peternakan. 2010. Populasi Ternak dan Produksi Daging, Telur dan Susu Per Provinsi Tahun 2000-2010. Jakarta (ID): Departemen Pertanian.

Gottardi G. 1978. Mineralogy and crystal chemistry of zeolites. Di dalam: Sand LB, Mumpton FA, editor. In natural zeolites: occurreance, properties, use. 1978; New York. New York (US): Pergamon press.

(23)

11 Kurniawan H. 2011. Karkas dan potongan karkas ayam kampung umur 10 minggu yang diberi ransum mengandung bungkil biji jarak pagar (Jatropha curcas L) terfermentasi Rhizopus oligosporus [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Matjik AA, IM Sumertajaya. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Ed ke-2. Bogor (ID): IPB Pr.

Papaioannou DS, Kyriakis SC, Papastreiadis N, Roumbies A, Yannakopoulus C, Alexopoulus. 2002. Effect of in-feed inclusion of a natural zeolite (clinoptilolite) on certain vitamin, macro and trace element concentrations in the blood, liver and kidney tissues of sows. Res Vet Sci. (72): 61-68.

Pattiselano F, Randa SY. 2005. Efek frekuensi penaburan zeolit pada alas litter terhadap kualitas lingkungan kandang ayam pedaging. Animal Production. 7(2) : 88-94.

Polat E, Karaca M, Demir H, Onus N. 2004. Use of natural zeolite (clinoptilolite) in agriculture. J Fruit Plant Res 12: 183-189.

Puspita. 2008. Peforma ayam ras petelur periode produksi yang diberi ransum rendah kalsium dengan penambahan zeolit [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Santosa DH. 2004. Persentase karkas dan potongan komersial karkas ayam kampung dengan pemberian pakan mengandung bungkil inti sawit dan enzim [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sembiring R. 2004. Kualitas daging babi dengan pemberian zeolit dan tepung darah sebagai sumber protein dalam ransum [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Setyawati SJA. 2004. Pengaruh penggunaan berbagai macam bahan litter untuk pemeliharaan ayam broiler terhadap performans dan kaitannya dengan status darah dan kondisi litter [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta (ID): Universitas

Gajah Mada.

Steel R, D Torrie, JH Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu Pendekatan Geometrik. M Syah, penerjemah. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Sutamba CF. 2011. Peforma ayam broiler yang diberi aclinop dalam ransum dan zeolit pada litternya [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Suwardi. 2005. Zeolit alam: deposit dan penggunaan di bidang pertanian.

Ketahanan dan Keamanan Pangan pada Era Otonomi dan Globalisasi, Simposium Nasional ISSAAS; 2005 November 22; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): ISBN 979-964671-5. hlm 10-20.

Tominaga H. 1987. Chemistry and application of zeolites. Japan (JP): Kodansha Sci.

(24)

12

LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis ragam bobot potong ayam kampung.

SK Db JK KT F-hitung P

Perlakuan 3 10 115 3 372 2.06 0.159

Galat 12 19 599 1 633

Total 15 29 714

Keterangan : SK = sumber keragaman, JK = jumlah kuadrat, KT = kuadrat tengah

Lampiran 2 Analisis ragam bobot karkas ayam kampung.

SK Db JK KT F-hitung P

Perlakuan 3 4 409.7 1 469.9 2.40 0.119

Galat 12 7 362.9 613.6

Total 15 11 772.6

Lampiran 3 Analisis ragam persentase karkas ayam kampung

SK Db JK KT F-hitung P

Perlakuan 3 0.2784 0.0928 1.21 0.342

Galat 12 9.8876 0.8240

Total 15 10.1660

Lampiran 4 Analisis ragam kadar air litter

SK Db JK KT F-hitung P

Perlakuan 3 11.416 3.805 1.23 0.341

Galat 12 37.071 3.089

Total 15 48.488

Lampiran 5 Perhitungan income over feed, chick and Zeolite Cost

(25)

13

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 1 Juni 1992 di Pangururan, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Penulis merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara pasangan Bapak Drs Mangihut Situmeang SSos dan Nurmawaty Nainggolan. Penulis mengawali pendidikan pada tahun 1999 di Sekolah Dasar Prabudhy PWKI, Medan dan selesai pada tahun 2004 kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Pangururan, Kabupaten Samosir dan lulus tahun 2007. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 1 Pangururan dan lulus pada tahun 2010. Tahun 2010 penulis diterima di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor).

Gambar

Tabel 3  Rataan bobot dan persentase karkas hasil penambahan zeolit dalam
Tabel 5  Income Over Feed, Chick, and Zeolite Cost  (IOFCZC) selama 6 minggu

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat kajian mengenai kebutuhan asam amino pada ayam kampung belum banyak, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan asam amino lisin yang tepat dalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata bobot ayam kampung tertinggi yaitu pada pemeliharaan ayam kampung di kandang batrai dengan bobot ayam rata-rata yaitu

Kesimpulan pemberian enzim fitase sampai level 2000 UFT pada ransum ayam broiler tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap bobot potong, bobot karkas, persentase

Kesimpulan pemberian enzim fitase sampai level 2000 UFT pada ransum ayam broiler tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap bobot potong, bobot karkas, persentase

Penambahan belimbing wuluh dalam ransum ayam kampung diharapkan dapat memberikan efek positif terhadap performan yang diperlihatkan dari pertambahan bobot

Ada beberapa alasan para peternak lebih memilih beternak ayam kampung antara lain: Ayam kampung lebih tahan terhadap penyakit sehingga lebih mudah dipelihara, mudah

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pola ransum dengan penambahan limbah udang dan bayam terhadap pertambahan bobot badan ayam kampung yang dipelihara selama 8 minggu.. Data

Rata-rata pertambahan bobot badan (g//ekor), konsumsi ransum (g/ekor), konversi penggunaan ransum dan tingkat mortalitas ayam Kampung dan Silangan-pelung yang diberi ransum