• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi dan Pengaruh “Otoinfus” terhadap Torsi dan Daya Motor Bensin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi dan Pengaruh “Otoinfus” terhadap Torsi dan Daya Motor Bensin"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI DAN PENGARUH “OTOINFUS” TERHADAP

TORSI DAN DAYA MOTOR BENSIN

HAPPY PRAYOGO SARRO

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Aplikasi dan Pengaruh

“Otoinfus” terhadap Torsi dan Daya Motor Bensin adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing Ir. Agus Sutejo, M.Si dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

HAPPY PRAYOGO SARRO. Aplikasi dan Pengaruh “Otoinfus” terhadap Torsi dan Daya Motor Bensin. Dibimbing oleh AGUS SUTEJO.

Kegiatan pertanian tidak lepas dari penggunaan sumber tenaga penggerak, contohnya motor bensin. Penggunaan bahan bakar bensin yang terus menerus akan mengakibatkan ketersediaannya yang menipis dan akan habis. “Otoinfus” dapat menjadi alternatif dengan mengefisienkan pembakaran sehingga torsi dan daya motor dapat meningkat. Penelitian bertujuan untuk membandingkan nilai torsi dan daya motor bensin sebelum dan sesudah pengaplikasian “otoinfus”. Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat ukur tenaga yaitu prony brake yang dipasangkan pada motor bensin Honda GX-160. Hasil pengukuran menunjukkan adanya pengaruh pada performa motor yang dibuktikan dengan peningkatan torsi dan daya motor. Peningkatan torsi maksimum yaitu 1.74 Nm pada 2000 RPM, dan peningkatan daya maksimum yaitu 0.38 kW pada 2100 RPM. Secara rata-rata torsi dan daya motor meningkat 23% dibandingkan sebelum menggunakan “otoinfus”.

Kata kunci: motor bensin, “otoinfus”, prony brake, torsi, daya

ABSTRACT

HAPPY PRAYOGO SARRO. Aplication and Effect of “Otoinfus” on Torque and Power of Gasoline Engine. Supervised by AGUS SUTEJO.

Agricultural activity never separate from utilizing power source, such as gasoline engine. The use of fuel especially gasoline continuously will drain its availability and in the end it will run out. “Otoinfus” could become an alternative by increasing combustion process so the torque and power of the engine will increase as well. The objective of this research was to compare amount of torque and power of the engine before and after supplied by water through “otoinfus”. Measurement was done by using prony brake, which is a tool for measuring horsepower, that equipped to Honda GX-160 gasoline engine. The results of measurement showed that there were some effects of the engine performance which proofed by raising of engine torque and power. Maximum of torque excalation was 1.74 Nm at 2000 RPM, and power excalation was 0.38 kW at 2100 RPM. At average, the engine torque and power increase 23% compared to that before using “otoinfus”.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Pertanian

pada

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem

APLIKASI DAN PENGARUH “OTOINFUS” TERHADAP

TORSI DAN DAYA MOTOR BENSIN

HAPPY PRAYOGO SARRO

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Aplikasi dan Pengaruh “Otoinfus” terhadap Torsi dan Daya Motor Bensin

Nama : Happy Prayogo Sarro NIM : F14090085

Disetujui oleh

Ir. Agus Sutejo, M.Si Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Desrial, M. Eng Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul Aplikasi dan Pengaruh “Otoinfus” terhadap Torsi dan Daya Motor Bensin ini ditulis berdasarkan penelitian penulis mulai November 2013 sampai Maret 2014.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir. Agus Sutejo, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan studi di IPB, serta kepada dosen penguji penulis, Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS, dan Dr. Ir. Dyah Wulandani, M.Si atas saran-sarannya dalam perbaikan skripsi ini. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak, Ibu, dan Billy serta seluruh keluarga atas segala dukungannya dalam hal moril, materil, doa dan kasih sayang. Ucapan terima kasih kepada rekan-rekan Orion (TEP 46), rekan-rekan sebimbingan (Nopri, Anan, Tiyok, Army, dan Yudhi), teman-teman kontrakan

Berly’s House (Zashli, Ikhsan, Papang, Usaid, Esa, Allex, Luqman, Puri), juga kepada teman-teman X-9 Genk (Boni, Putri, Fidi, Bowo, Vicke), atas segala keceriaan dan dukungan kepada penulis selama ini. Penghargaan dan terima kasih juga penulis berikan kepada Mang Ujang dkk. di bengkel CV Daud Teknik Maju yang membantu penulis dengan saran-sarannya, dan pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak sebagai upaya perbaikan selanjutnya, serta penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Ruang Lingkup Permasalahan 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Motor Bakar Bensin 2

Proses Pembakaran dalam Ruang Bakar 4

Teknik Pengukuran Tenaga 4

“Otoinfus” 5

METODE 6

Waktu dan Tempat 6

Alat dan Bahan 6

Tahapan Penelitian 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 13

Performa Motor Tanpa Suplai Air “Otoinfus” 13

Performa Motor Dengan Suplai Air “Otoinfus” 14

Pengaruh “Otoinfus” Terhadap Performa Motor 15

SIMPULAN DAN SARAN 17

Simpulan 17

Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 18

LAMPIRAN 19

(10)

DAFTAR TABEL

1 Data rataan performa motor tanpa suplai air “otoinfus” 13 2 Data rataan performa motor dengan suplai air “otoinfus” 14

3 Pengaruh “otoinfus” terhadap torsi motor 15

4 Pengaruh “otoinfus” terhadap daya motor 16

DAFTAR GAMBAR

1 Penyaring udara 3

2 Skema prony brake 5

3 Tahapan penelitian 7

4 Ring poros 8

5 Pemisah putaran dengan bearing 9

6 Lengan torsi 9

7 Kawat rem 9

8 Prony brake 10

9 Skema “otoinfus” 10

10 Motor uji dengan "otoinfus" 10

11 Skema pengujian motor 12

12 Grafik performa motor tanpa suplai air “otoinfus” 13

13 Absorption dynamometer 14

14 Grafik performa motor dengan suplai air “otoinfus” 14

15 Grafik Perubahan Torsi 15

16 Grafik perubahan daya 16

DAFTAR LAMPIRAN

1 Spesifikasi motor bensin 19

2 Data performa motor sebelum pemberian suplai air dari “otoinfus” 20 3 Contoh perhitungan performa motor sebelum pemberian suplai air dari

“otoinfus” 21

4 Data performa motor setelah pemberian suplai air dari “otoinfus” 22 5 Contoh perhitungan performa motor setelah pemberian suplai air dari

“otoinfus” 23

6 Gambar teknik piktorial prony brake 24

7 Gambar teknik ortogonal prony brake 25

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tenaga penggerak banyak diaplikasikan pada beberapa kegiatan pertanian. Tenaga penggerak tersebut digunakan untuk membantu mengurangi beban kerja manusia. Tenaga tersebut dapat berupa tenaga penarik ataupun tenaga putar. Implikasi dalam praktiknya dapat berupa penggabungan dari keduanya, disesuaikan dengan mekanisme yang digunakan. Beberapa contoh sumber tenaga yang digunakan yaitu tenaga hewan, tenaga angin, tenaga motor bakar, tenaga motor listrik, dan sebagainya.

Motor bakar, khususnya motor bensin, merupakan salah satu jenis sumber tenaga yang banyak digunakan pada kegiatan pertanian. Contoh aplikasi motor bensin pada kegiatan pertanian yaitu pada power sprayer, traktor tipe mini tiller, pemanen padi tipe reaper, dan lain-lain. Motor bensin memiliki beberapa keunggulan, diantaranya strukturnya yang lebih kompak dan bobotnya yang lebih ringan, sehingga dapat digunakan untuk power sprayer tipe gendong.

Pengoperasian motor bakar membutuhkan bahan bakar untuk mengubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi mekanis. Pada umumnya masyarakat Indonesia masih mengandalkan bahan bakar dari minyak bumi yang tidak dapat diperbaharui sehingga ketersediannya semakin menipis dan suatu saat akan habis. Utama (2014) menyatakan bahwa sisa cadangan minyak di Indonesia sebanyak 3.3 miliar barel. Dengan mengacu kepada kuota BBM yang telah ditetapkan pemerintah yaitu sebanyak 46 juta kiloliter pertahun, secara perhitungan matematis, cadangan BBM Indonesia akan habis pada 11 tahun mendatang. Hal ini membuat Pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan untuk mengurangi konsumsi BBM. Pemerintah juga telah menerapkan batasan atau kuota BBM untuk setiap tahunnya. Namun dalam praktiknya di lapangan, jumlah tersebut tidak pernah mencukupi. Jumlah tersebut selalu meningkat sehingga selalu diadakan perubahan dalam APBN.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghemat BBM adalah dengan menggunakan air. Air diproses sehingga menjadi hidrogen dan disuntikkan pada saluran masuk motor bakar. Hidrogen tersebut akan bercampur dengan udara masuk sebelum melewati karburator/injeksi bahan bakar yang kemudian akan masuk ke ruang bakar.

Tujuan Penelitian

1. Menentukan dan membandingkan nilai torsi motor bakar bensin sebelum dan sesudah pemberian suplai air melalui “otoinfus”.

2. Menentukan dan membandingkan nilai daya motor bakar bensin sebelum dan sesudah pemberian suplai air melalui “otoinfus”.

(12)

2

Ruang Lingkup Permasalahan

Penelitian ini terdapat beberapa pembatasan permasalahan. Batasan-batasan tersebut yaitu pengujian dilakukan dengan motor bensin satu silinder dengan pengujian pada kecepatan 2000-2500 RPM. Selain itu debit air yang digunakan adalah satu variabel dimana debit air tidak diubah pada saat pengambilan data.

TINJAUAN PUSTAKA

Motor Bakar Bensin

Motor bakar bensin adalah motor yang dapat mengubah tenaga panas bahan bakar (bensin) dari suatu hasil pembakaran menjadi tenaga mekanik (Hardjosentono 1996). Berdasarkan langkah gerak piston, motor bensin dibedakan atas motor 4 tak dan motor 2 tak. Meskipun desain motor berbeda antara satu produsen dan yang lainnya, setiap motor yang memiliki gerakan saling berbalas (seperti piston yang bergerak ke atas dan ke bawah) memiliki 20 mekanisme dan sistem di dalamnya. Menurut Evridge (2009) ke-20 mekanisme dan sistem tersebut yaitu (1) sistem bahan bakar, (2) sistem pendinginan, (3) sistem pemasukan udara, (4) sistem pengeluaran, (5) sistem pelumasan, (6) sistem penyalaan dan kelistrikan, (7) sistem penutup motor, (8) sistem pengendalian emisi, (9) sistem pengencangan (baud, dan sebagainya.), (10) sistem penyegelan (pencegah kebocoran), (11) sistem perpipaan, (12) sistem penyaringan, (13) sistem pengendalian, (14) sistem penyokongan motor, (15) mekanisme poros cam dan timing gear, (16) mekanisme piston, connecting rod, dan silinder, (17) mekanisme pergerakan katup, (18) mekanisme kepala silinder, (19) mekanisme blok silinder dan poros engkol, dan (20) mekanisme flywheel.

Motor bensin 4 tak adalah motor yang memerlukan empat kali langkah piston (dua kali ke atas dan dua kali ke bawah) untuk memperoleh satu kali usaha/ledakan di ruang pembakaran (Hardjosentono et al. 1996). Langkah gerak piston tersebut berturut-turut adalah langkah isap, langkah kompresi, langkah usaha, dan langkah pembuangan.

Langkah Isap (Intake)

Pada waktu langkah isap, katup pemasukan terbuka dan katup pengeluaran tertutup. Piston bergerak ke bawah dan volume ruang pembakaran menjadi lebih besar, sehingga tekanannya menjadi lebih kecil daripada tekanan udara luar. Akibatnya, campuran bensin dan udara masuk dan mengisi ruang pembakaran melalui lubang katup pemasukan (Hardjosentono et al. 1996). Campuran bensin dan udara yang masuk diatur oleh karburator. Perbandingan antara udara dan bensin kurang lebih 15:1 (Goering 1986).

(13)

3 bath air cleaner menggunakan sejenis minyak untuk memerangkap kotoran halus yang terbawa oleh udara. Precleaner memanfaatkan putaran udara untuk memisahkan antara udara dengan partikel kotoran yang besar. Dry-type air cleaner menggabungkan fungsi dari precleaner untuk memisahkan partikel yang besar dan dilengkapi dengan penyaring kertas untuk memerangkap butiran yang halus.

(A) (B) (C) Gambar 1 Penyaring udara

(A) Oil bath air cleaner, (B) Precleaner, (C) Dry-type air cleaner Sumber: Goering 1986

Langkah Kompresi (Compression)

Setelah langkah isap, kemudian dilanjutkan dengan langkah kompresi. Katup pemasukan dan pembuangan tertutup. Piston bergerak ke atas dan memampatkan campuran bensin dan udara di ruang pembakaran. Loncatan api listrik pada busi terjadi menjelang akhir langkah kompresi dan membakar/meledakkan bensin (Hardjosentono et al. 1996).

Langkah Usaha (Power)

Langkah selanjutnya adalah langkah usaha. Katup pemasukan dan pembuangan masih dalam keadaan tertutup. Menjelang piston turun ke bawah, pembakaran yang terjadi dalam ruang silinder menghasilkan tenaga yang maksimal, sehingga menghempaskan piston ke bawah dan diperolehlah satu kali usaha (Hardjosentono et al. 1996).

Pada langkah ini terdapat dua bagian yang memiliki peranan, yaitu sistem penyalaan api dan busi sebagai sumber nyala api

Langkah Pembuangan (Exhaust)

(14)

4

Proses Pembakaran dalam Ruang Bakar

Pembakaran dalam ruang bakar pada motor bensin diawali dengan percikan bunga api dari busi yang membakar campuran udara dan bahan bakar yang sudah termampatkan oleh piston pada langkah kompresi. Kahraman (2005) mengemukakan bahwa proses pembakaran pada motor bensin dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu normal dan abnormal. Proses pembakaran normal terjadi pada tiga tahap, yaitu pemicuan pembakaran, penyebaran api, dan penghentian pembakaran. Secara normal, pembakaran berawal dari gap busi yang memercikkan bunga api. Molekul bahan bakar di sekitar bunga api busi akan terpicu dan melepaskan energi dengan jumlah kecil. Kemudian api akan menyebar ke daerah yang belum terbakar yang letaknya berdekatan dengan pusat percikan api dengan kecepatan tertentu. Kecepatan api akan rendah saat awal pembakaran, mencapai maksimum pada separuh perjalanan, dan berkurang saat mendekati akhir pembakaran. Saat api mendekati dinding ruang pembakaran, jumlah pindah panas ke dinding memperlambat penyebaran api dan akhirnya pembakaran terhenti karena terjadi pemadaman pada permukaan.

Pembakaran abnormal dapat terjadi dikarenakan adanya dua fenomena pembakaran, yang disebut knock dan surface ignition. Knock terjadi saat mendekati akhir dari langkah kompresi dimana campuran udara dan bahan bakar yang sedang dimampatkan, secara otomatis terpicu lebih dini sebelum percikan bunga api dari busi terjadi. Sedangkan surface ignition merupakan pemicuan pembakaran udara dan bahan bakar pada ruang bakar dengan sumber selain bunga api dari busi. Sumber tersebut meliputi katup pengeluaran yang terlampau panas, sisa karbon yang menyala, atau sumber panas lain.

Kahraman (2005) menjelaskan persamaan umum pembakaran dari satu mol hidrokarbon dengan udara sebagai berikut:

CaHb + (a+b/4) x (O2 + 3.773 N2) => a CO2 + b/2 H2O + 3.773 (a+b/4) N2...(a)

Persamaan (a) adalah persamaan stoikiometrik secara teoritis dimana terdapat jumlah udara yang memadai untuk mengoksidasi bahan bakar. Terlihat jelas bahwa rasio udara dan bahan bakar dipengaruhi komposisi kimia dari bahan bakar. Untuk bensin (C7.9H14.8), persamaannya menjadi:

C7.9H14.8 + 11.6 O2 + 43.767 N2 => 7.9 CO2 + 7.4 H2O + 43.767 N2...(b)

Teknik Pengukuran Tenaga

Motor bakar dapat mengeluarkan tenaga yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar. Tenaga tersebut memiliki satuan horsepower (HP). Nilai horsepower menggambarkan seberapa cepat sebuah poros dengan beban yang diketahui dan torsi yang terukur akan berputar dalam waktu yang ditentukan (Evridge 2009). James Watt menjelaskan horsepower sebagai suatu yang dapat dihitung dengan mempelajari apa yang dapat diangkat oleh kuda yang sehat dengan bantuan katrol dan balok, dan juga seberapa lama kuda tersebut dapat melakukannya. James Watt menemukan bahwa kuda dapat mengangkat balok seberat 200 pon sejauh 165 kaki dalam 1 menit. Ini setara dengan mengangkat massa 33000 pon sejauh 1 kaki dalam 1 menit (Evridge 2009).

(15)

5 didefinisikan sebagai sebuah perangkat untuk mengukur daya mekanis, tetapi dalam pengertian luas juga termasuk pengukuran gaya dan torsi. Dynamometer memberikan hambatan pada putaran poros. Apabila dynamometer dihubungkan langsung pada poros output motor, maka dinamakan engine dynamometer. Apabila dynamometer dihubungkan dengan roda penggerak maka dinamakan chassis dynamometer (Gitano 2008).

IGNOU (2014) mengemukakan terdapat dua tipe dynamometer, yaitu absorption dynamometer dan transmission dynamometer. Absorption dynamometer mengukur daya keluaran motor dengan memasangkannya pada motor uji dan dynamometer akan menyerap putaran motor. Transmission dynamometer mengukur daya motor dengan menghantarkan putaran pada beban yang kemudian dibaca pada sebuah neraca/timbangan.

Salah satu cara paling sederhana dalam mengukur daya motor adalah mencoba menghentikan motor dengan mengerem flywheel dan mengukur massa yang dihubungkan dengan lengan. Sistem ini dikenal sebagai prony brake. Skema pengukuran dengan prony brake terlihat pada gambar 2. Cara ini memiliki keakuratan yang rendah dikarenakan perubahan koefisien gesekan akibat perubahan suhu (IGNOU 2014).

Gambar 2 Skema prony brake Sumber : Bill 2013

“Otoinfus”

Otoinfus adalah alat khusus yang dirancang untuk penyempurnaan pembakaran BBM, yang ditemukan oleh Haryo dan Agus Sutejo pada tahun 2013. Otoinfus dapat digunakan pada kendaraan berbahan bakar bensin atau mesin diesel yang berbahan bakar solar. Otoinfus memiliki lima komponen, yaitu tabung air, pengatur debit air, pipa penghubung (tembaga), kit pemecah air, dan pipa penghubung (karet). Agus Sutejo dan Haryo sebagai pencipta implemen ini mengatakan bahwa alat ini mampu meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar. Selain itu alat ini mampu meningkatkan daya yang dimiliki oleh motor bakar (Suryatmojo 2014).

(16)

6

motor pembakaran dalam untuk bahan bakar hidrogen, aspek-aspek utama yang berhubungan adalah karakteristik bahan bakar tersebut memiliki pengaruh pada sistem pencampuran, pengendalian motor, sistem penyalaan, mekanika dari powertrain (penghasil dan penyalur tenaga), ventilasi pada karter, supercharging system, dan lain-lain.

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dimulai pada bulan November 2013 dan selesai pada bulan Maret 2014. Kegiatan penelitian dilaksanakan di bengkel CV Daud Teknik Maju di Cibeureum, Bogor.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu pembuatan instrumen uji (prony brake) dan pengujian motor. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan prony brake meliputi:

a. Satu set perangkat rem belakang (tromol) Suzuki Smash beserta kampas, bearing, lengan penekan, dan komponen-komponen pendukung lainnya. b. Besi silinder pejal diameter 4 cm dan 2 cm

c. Besi pelat tebal 3 mm, lebar 3 cm, dan panjang 40 cm. d. Bahan pendukung (baud, mur, ring, dan lain-lain.)

e. Peralatan perbengkelan (kunci ring, kunci L, obeng, dan lain-lain) f. Mesin milling

g. Mesin bubut

Sedangkan alat dan bahan dalam pengujian motor meliputi: a. Motor bensin 4-tak Honda GX-160

b. Timbangan gantung c. Tali

(17)

7

Ya

Ya

Tahapan Penelitian

Pada Gambar 3 dipaparkan tahapan-tahapan dalam penelitian. Penjelasan dari diagram tersebut adalah sebagai berikut.

Gambar 3 Tahapan penelitian

Persiapan Alat dan Bahan

Sebelum memulai penelitian, dilakukan persiapan alat dan bahan yang perinciannya sudah dijelaskan di subbab alat dan bahan. Persiapan ini meliputi pengadaan barang dan perawatan motor.

Pengadaan barang dilakukan untuk persiapan dalam pembuatan prony brake. Bahan-bahan seperti set perangkat rem tromol, besi untuk lengan prony brake, timbangan gantung, beberapa peralatan bengkel (kunci ring, kunci L, dan lain-lain.), beserta beberapa baut dan ring, dipersiapkan untuk menunjang penelitian. Proses pembuatan dan pemasangan akan dijelaskan pada subbab berikutnya.

Perawatan motor dilakukan dengan penggantian oli pelumas mesin dan pembersihan karburator. Oli yang digunakan memiliki standar SAE 20.

MULAI

Persiapan alat dan bahan

Membuat Prony Brake

Uji performansi Prony Brake

Uji kinerja motor tanpa “otoinfus” Pemasangan “otoinfus”

Uji kinerja motor dengan “otoinfus”

Pengolahan data dan penyusunan hasil

SELESAI

Modifikasi Berhasil

Tidak

Penyesuaian Sesuai

(18)

8

Pembersihan karburator dilakukan dengan menghilangkan kerak-kerak di dalam karburator dengan menggunakan cairan carb cleaner. Setelah itu seluruh komponen pada motor dipasang dan motor dinyalakan sambil kemudian diatur kecepatan langsamnya sesuai standar (1500 RPM) dengan memutar sekrup pengatur langsam.

Pembuatan dan Uji Performansi Prony Brake

Prony brake dibuat untuk mengukur torsi yang selanjutnya dapat digunakan dalam perhitungan daya motor. Berdasarkan prinsip pengukuran pada prony brake, maka terdapat tiga bagian penting dalam pembuatannya. Bagian-bagian tersebut yaitu bagian pengereman poros, pengonversi tahanan rem dengan lengan torsi, dan pengukur nilai massa terangkat.

Mengacu pada prinsip dan bagian-bagian penting tersebut, maka diputuskan pembuatan prony brake dilakukan menggunakan set rem tromol sepeda motor Suzuki Smash dengan beberapa modifikasi. Modifikasi yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Ring poros

Pembuatan ring yang akan menghubungkan bagian tromol dengan poros engkol motor bensin. Ukuran ring disesuaikan dengan menggunakan bantuan mesin bubut dan mesin milling.

Gambar 4 Ring poros

Ring poros dibuat dari bahan berupa besi silinder pejal diameter 4 cm dan panjang 15 cm. Besi terlebih dahulu dipotong sehingga memiliki panjang 2 cm. Kemudian silinder tersebut dilakukan pengecilan diameter luar agar bisa masuk ke dalam pusat tromol. Pengurangan diameter dilakukan dengan mesin bubut. Diameter silinder direduksi 0.75 cm menjadi 3.25 cm.

Hal selanjutnya yang dilakukan adalah membuat lubang tengah untuk posisi poros motor. Dengan menggunakan mesin bubut, silinder dilubangi di bagian tengah dengan diameter 2 cm. Setelah itu dibuatkan rongga untuk spi poros motor dengan menggunakan mesin milling. Kemudian pada sisi silinder dibuat lubang dan ulir untuk baud ukuran M8 sebagai penahan poros dan pemersatu antara poros dan pulley. Bentuk ring poros dapat dilihat pada Gambar 4.

2. Pemisah putaran dengan bearing

(19)

9

Gambar 5 Pemisah putaran dengan bearing

Pemisah putaran dibuat dari bahan silinder pejal dengan diameter 2 cm. Dari Gambar 5 terlihat perbedaan diameter antara bagian depan dan belakang pemisah putaran. Ini dilakukan agar bearing memiliki penahan agar posisinya tidak bergerak ke belakang. Dengan menggunakan mesin bubut, diameter bahan yang semula 2 cm direduksi menjadi 1.3 cm di bagian belakang dan 1.2 cm di bagian depan. Kemudian pada bagian permukaan depan pemisah putaran dibor sedalam 1 cm dan diberi ulir untuk baud M8 sebagai penahan tutup tromol dan lengan torsi. 3. Lengan torsi

Lengan torsi dibuat dari bahan besi pelat dengan tebal 0.3 cm, panjang 40 cm dan lebar 3 cm. Proses pembuatan dilakukan dengan melubangi besi pada tiga titik seperti terlihat pada Gambar 6. Dua lubang di sebelah kiri berfungsi sebagai posisi baud yang menghubungkan dengan tutup tromol, sedangkan lubang pada sebelah kanan sebagai tempat penghubung timbangan dan beban.

Gambar 6 Lengan torsi 4. Kawat rem

Proses yang dilakukan pada kawat rem hanya dalam penyesuaian bentuk kawat rem. Penyesuaian dilakukan dengan memotong dan menekuk kawat rem. Kawat rem dipotong agar panjangnya menjadi 18 cm, kemudian ditekuk pada titik 13 cm. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 7. Pada prony brake ini kawat rem dibuat agar posisinya tetap, tidak seperti pada sepeda motor yang terhubung dengan pedal rem sehingga dapat bergerak.

Gambar 7 Kawat rem

(20)

10

Gambar 8 Prony brake Pemasangan “Otoinfus”

Skema pemasangan “otoinfus” adalah seperti pada Gambar 9.

Gambar 9 Skema “otoinfus”

Gambar 10 Motor uji dengan “otoinfus”

Pemasangan “otoinfus” ini merupakan salah satu tahapan penting dalam penelitian. Skema pada Gambar 9 memperlihatkan bagian-bagian yang dilewati oleh air hingga masuk ke ruang bakar. Perangkaian “otoinfus” dilakukan agar air dapat disuplai dengan hanya mengandalkan daya hirup piston, sehingga bagian suplai infus ditempatkan pada bagian intake manifold dimana bagian pengabutan di karburator telah dilewati. Pada bagian ini daya hirup piston cukup besar dan tidak mengganggu proses pencampuran dan pengabutan bensin dan udara di karburator. Komponen-komponen “otoinfus” yang sudah terpasang pada motor terlihat pada Gambar 10.

A

B

C

D

E

A. Wadah air B.Keran pengatur

debit air

C. Kit pemecah air D. Muffler

E. Intake manifold

Intake manifold

Wadah air

Keran pengatur debit air

Muffler

Kit pemecah air

Pipa tembaga

(21)

11 Menurut Haryo dan Agus Sutejo, kerja “otoinfus” dimulai pada langkah intake. Air pada penampung akan terhirup melalui keran pengatur debit air dan masuk ke kit pemecah air. Pada bagian ini air akan diuraikan dengan memanfaatkan panas dari muffler yang ditempelkan dengan kit pemecah air. Air yang sudah diproses ini kemudian akan masuk ke ruang bakan melalui intake manifold.

Uji Kinerja Motor

Motor bensin yang diuji adalah motor Honda GX-160 dengan spesifikasi seperti pada Lampiran 1. Mempertimbangkan kemampuan prony brake dalam menahan beban pengereman dan suhu gesekan, serta meminimalisasi peluang kecelakaan, maka pengujian dilakukan pada kecepatan 2500 hingga 2000 RPM dengan interval 100 RPM. Pengulangan dilakukan sebanyak tiga kali ulangan.

Uji kinerja motor dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Komponen-komponen prony brake dirangkai sedemikian rupa agar menjadi kesatuan prony brake secara utuh.

2. Prony brake yang sudah terangkai kemudian dihubungkan dengan timbangan gantung, massa, dan motor uji untuk selanjutnya dilakukan pengujian (seperti terlihat pada Gambar 11).

3. Tahap awal dilakukan tanpa memberikan suplai air melalui “otoinfus”, sehingga keran pengatur debit ditutup rapat.

4. Pengujian diawali dengan pengaturan kecepatan motor 2500 RPM dengan bantuan alat tachometer. Bukaan throttle tidak diubah selama pengambilan data setelah diatur pada kecepatan awal 2500 RPM. Kemudian dilakukan pengereman dengan cara memutar sekrup pada kawat rem. Pengereman dilakukan hingga kecepatan motor berkurang 100 RPM menjadi 2400 RPM. Saat kecepatan menyentuh angka 2400 timbangan akan menunjukkan nilai yang berbeda dari beban awal. Angka ini dicatat sebagai data.

5. Selanjutnya dilakukan pengereman kembali dengan interval kecepatan yang sama yaitu 100 RPM dan dilakukan pula pencatatan nilai beban pada timbangan. Pengereman dilakukan hingga kecepatan 2000 RPM.

6. Tahap 4 sampai 5 dilakukan dengan tiga kali pengulangan.

7. Tahap selanjutnya adalah pengujian dengan suplai air dari “otoinfus”. Keran pengatur debit dibuka dengan bukaan yang sedemikian rupa agar suplai air tidak berlebih dan putaran motor stabil.

(22)

12

Gambar 11 Skema pengujian motor

Pengolahan Data

Data yang diambil dari penelitian ini adalah nilai massa yang terangkat oleh lengan torsi. Nilai tersebut kemudian dapat digunakan untuk melakukan penghitungan nilai torsi dan daya motor.

Secara rinci, pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut. a. Menentukan nilai massa yang terangkat

m = m0– mt...(1)

dimana, m : massa yang terangkat (kg)

m0 : massa awal sebelum pengereman (kg)

mt : massa terbaca saat pengereman (kg)

b. Menentukan nilai beban yang terangkat

W = m x g...(2) dimana, W : beban yang terangkat (N)

m : massa yang terangkat (kg) g : konstanta gravitasi (9.81 m/s2) c. Menentukan nilai torsi motor

T = W x l...(3) dimana, T : Torsi motor (Nm)

W : Beban yang terangkat (N) l : Panjang lengan torsi (m)

Prony brake ini menggunakan lengan torsi dengan panjang 38 cm yang diukur dari poros engkol sebagai pusat dan titik ujung lengan yang terhubung dengan timbangan gantung.

d. Menentukan nilai daya motor

BP = (2 x T x N) / 60000...(4) dimana, BP : Daya motor (kW)

T : Torsi motor (Nm)

N : Putaran poros engkol (RPM)

Tali penahan

Timbangan

Massa awal (m0)

Motor uji

(23)

13

HASIL DAN PEMBAHASAN

Performa Motor Tanpa Suplai Air “Otoinfus”

Performa motor sebelum pemberian suplai air “otoinfus” tertera pada Tabel 1 dan tergambar pada Gambar 12. Secara rata-rata motor dapat mengangkat massa pada lengan torsi maksimum seberat 1.5 kg. Angka ini kemudian dikalkulasi dengan persamaan (2), (3), dan (4) untuk mendapatkan nilai beban, torsi, dan daya motor. Torsi maksimum motor pada skala pengujian ini adalah 5.72 Nm yang didapat pada kecepatan 2000 RPM. Daya maksimum juga didapat pada kecepatan 2000 RPM dengan nilai 1.20 kW. Data lengkap dan contoh perhitungan terdapat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.

Tabel 1 Data rataan performa motor tanpa suplai air “otoinfus”

Kecepatan motor Massa terangkat Beban terangkat Torsi Daya

(RPM) (kg) (N) (Nm) (kW)

Gambar 12 Grafik performa motor tanpa suplai air “otoinfus”

Pergerakan kurva dan nilai yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi motor. Ini disebabkan karena penggunaan massa awal (m0) pada bagian ujung

lengan torsi. Massa m0 ini berfungsi sebagai penahan putaran lengan torsi saat

pengereman dilakukan. Namun penggunaan massa m0 ini ternyata juga

mempengaruhi nilai massa yang dapat terangkat oleh motor (m). Nilai massa yang terangkat (m) menjadi kecil dan menyebabkan torsi yang terhitung pada awal pengereman (kecepatan 2500 ke 2400 RPM) juga bernilai kecil.

Selain penggunaan massa pada ujung lengan torsi, terdapat sistem lain yang dapat digunakan. Gopinath (2014) menggunakan sistem tanpa penggunaan massa awal. Lengan torsi langsung dihubungkan dengan timbangan seperti pada Gambar 13. Metode ini tidak digunakan karena mempertimbangkan putaran motor yang tinggi dan getaran yang dihasilkan dapat menimbulkan kecelakaan jika lengan torsi terlepas dari timbangan saat pengereman dilakukan. Namun demikian,

(24)

14

mengacu pada IGNOU (2014), pengukuran daya motor menggunakan prony brake tidak memiliki akurasi yang baik dikarenakan terjadinya perubahan nilai koefisien gesek akibat suhu. Suhu yang tinggi mengakibatkan pemuaian. Pemuaian ini berakibat terjadinya perubahan ukuran dari tromol sehingga kampas rem tidak menggesek dengan baik dan berakibat pada nilai mt tidak sesuai.

Gambar 13 Absorption dynamometer Performa Motor Dengan Suplai Air “Otoinfus”

Gambar 14 memperlihatkan performa motor saat diuji dengan penambahan

suplai air dari “otoinfus” dengan data tertera pada Tabel 2. Seperti pada pengujian

tanpa “otoinfus”, nilai torsi dan daya maksimum didapatkan pada kecepatan 2000 RPM. Massa maksimum yang terangkat mencapai 2 kg atau 19.62 N. Torsi maksimum yang dihasilkan 7.46 Nm dengan daya maksimum 1.56 kW. Secara umum bentuk kurva pada grafik performa setelah ditambahkan suplai air

“otoinfus” sama seperti saat sebelum penambahan air. Hal yang membedakan adalah nilai torsi dan daya yang meningkat. Data berdasarkan pengulangan dan contoh perhitungan terdapat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5.

Tabel 2 Data rataan performa motor dengan suplai air “otoinfus”

Kecepatan motor Massa terangkat Beban terangkat Torsi Daya

(RPM) (kg) (N) (Nm) (kW)

(25)

15

Pengaruh “Otoinfus” Terhadap Performa Motor

Pengujian motor dilakukan dalam dua tahapan dimana tahapan pertama dilakukan tanpa penambahan suplai air “otoinfus” dan tahapan kedua dengan memberikan suplai air “otoinfus”. Pemberian suplai air dilakukan dengan membuka keran pengatur debit. Bukaan keran diatur sedemikian rupa agar putaran motor stabil dan motor tidak mati karena kelebihan suplai air pada ruang bakar. Pada saat kondisi ini tercapai, Putra (2014) mendapatkan nilai konsumsi air 0.2281 ml/s pada kecepatan 2000 RPM. Saat tercapai kondisi putaran mesin yang stabil, bukaan keran dijaga agar posisinya tidak berubah sehingga diharapkan suplai air tetap konstan. Pengujian dilakukan dengan satu variabel debit air.

Air yang dialirkan ke dalam ruang bakar melalui “otoinfus” berfungsi sebagai suplemen tambahan yang dapat meningkatkan performa motor. Di dalam kit pemecah air, air akan diproses sedemikian sehingga setelah melewatinya air akan berubah wujud menjadi uap dan bercampur dengan campuran udara dan bahan bakar dari karburator. Campuran tiga unsur ini kemudian akan masuk ke ruang bakar dan diledakkan dengan bantuan percikan api dari busi.

Penambahan suplai air dari “otoinfus” memberikan pengaruh kepada performa motor. Dalam pengujian yang dilakukan, pengaruh terlihat dari peningkatan nilai massa yang terangkat pada prony brake. Peningkatan massa ini menandakan adanya peningkatan pada torsi dan daya motor. Peningkatan torsi disajikan pada Tabel 3 dan Gambar 15.

Tabel 3 Pengaruh “otoinfus” terhadap torsi motor

Kecepatan motor Torsi (Nm) Perubahan torsi

(Nm)

Gambar 15 Grafik perubahan torsi

Dari data yang disajikan pada Tabel 3, perubahan torsi terjadi pada kecepatan 2000 hingga 2300 RPM. Perubahan menunjukkan nilai yang lebih besar. Ini membuktikan bahwa pengaplikasian “otoinfus” memberikan dampak

(26)

16

positif terhadap torsi motor. Peningkatan maksimum terjadi pada kecepatan 2000 dan 2100 RPM yaitu sebesar 1.74 Nm. Walaupun memiliki nilai peningkatan yang sama, persentase perubahan terbesar terjadi pada kecepatan 2100 RPM yaitu sebesar 34.18%. Ini disebabkan secara perbandingan torsi pada kecepatan 2100 RPM lebih besar daripada pada kecepatan 2000 RPM. Pada kecepatan 2100 RPM torsi meningkat 1.74 Nm dibandingkan torsi awal 5.09 Nm. Sedangkan pada kecepatan 2000 RPM torsi meningkat 1.740 Nm dibandingkan torsi awal 5.72 Nm. Gambar 15 memperlihatkan kurva torsi motor setelah pemberian air melalui

“otoinfus” berada diatas dibanding sebelum pemberian air melalui “otoinfus”.

Tabel 4 Pengaruh “otoinfus” terhadap daya motor

Kecepatan motor Daya (kW) Perubahan daya

(kW)

Gambar 16 Grafik perubahan daya

Hal yang sama terjadi pada daya motor. Setelah pengaplikasian “otoinfus”, daya motor meningkat. Pada Tabel 4 terlihat peningkatan maksimum terjadi pada kecepatan 2100 RPM, yaitu sebesar 0.37 kW. Secara persentase, peningkatan daya memiliki nilai persentase yang hampir sama dengan peningkatan torsi. Peningkatan daya terbesar terjadi pada kecepatan 2100 RPM dengan persentase kenaikan 33.93%.

Secara besaran nilai, perubahan torsi dan daya terlihat peningkatannya pada kecepatan 2000 sampai 2300 RPM. Hal ini membuktikan bahwa “otoinfus” lebih cocok digunakan pada motor untuk kecepatan rendah sampai menengah. Namun demikian “otoinfus” juga tetap dapat berfungsi dengan baik untuk motor bensin kecepatan tinggi, karena menurut Putra (2014), konsumsi bensin motor yang sudah diaplikasikan “otoinfus” lebih rendah pada kecepatan tinggi.

Peningkatan performa motor terjadi karena adanya tambahan uap air ke dalam ruang bakar. Air terdiri dari unsur kimia hidrogen dan oksigen, dimana keduanya memiliki sifat mudah terbakar. Selain itu, menurut Prasath et al (2012),

(27)

17 pembakaran hidrogen dengan udara bebas menghasilkan uap air beserta nitrogen oksida. Nitrogen oksida yang terbentuk dalam ruang bakar akan menambahkan jumlah oksigen untuk pembakaran, karena menurut Oliver (2010), nitrogen oksida memiliki persentase oksigen sebesar 36% dibandingkan pada udara bebas yang hanya 21%. Jika nitrogen oksida ditambahkan pada proses pembakaran, maka akan ada penambahan jumlah oksigen lebih dari 20%. Kahraman (2005) juga menyatakan bahwa motor pembakaran dalam (internal combustion engine) membuang dua pertiga energi pembakaran sebagai panas. Menambahkan air pada bahan bakar akan memudahkan panas pembakaran untuk memadukan oksigen pada air dengan karbon yang tidak terbakar pada pembuangan (exhaust). Hal ini menghasilkan kombinasi dari hidrogen dan karbon monoksida. Hidrogen kemudian akan terbakar, dan memberikan tambahan daya.

Pada bagian pengukuran performa motor terlihat bahwa grafik dan nilai yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi motor. Namun, pada bagian ini perubahan nilai saat sebelum dan sesudah pengaplikasian “otoinfus” dapat terlihat yang menandakan tujuan penelitian tercapai. Secara rata-rata, penggunaan

“otoinfus” memberikan dampak positif dengan peningkatan performa motor sebesar 23%.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Berdasarkan pengujian yang dilakukan didapat nilai torsi maksimum sebelum pengaplikasian “otoinfus” sebesar 5.72 Nm pada kecepatan 2000 RPM. Torsi minimum terjadi pada kecepatan 2400 RPM sebesar 1.86 Nm. Setelah pengaplikasian “otoinfus”, torsi maksimum menjadi 7.46 Nm pada kecepatan 2000 RPM. Torsi minimum tidak berubah, yaitu 1.86 Nm pada kecepatan 2400 RPM.

2. Daya maksimum yang dihasilkan motor selama pengujian sebelum pengaplikasian “otoinfus” sebesar 1.20 kW pada kecepatan 2000 RPM dan daya minimum sebesar 0.47 kW pada 2400 RPM. Setelah pengaplikasian

“otoinfus” daya maksimum meningkat menjadi 1.56 kW pada kecepatan 2000 RPM, sedangkan daya minimum tidak berubah yaitu sebesar 0.47 pada kecepatan 2400 RPM.

3. Pengaplikasian “otoinfus” dalam rentang kecepatan 2000-2400 RPM memberikan pengaruh berupa peningkatan torsi dan daya motor rata-rata sebesar 23%.

Saran

1. Perlu diadakan penelitian lanjutan untuk penggunaan “otoinfus” pada motor bensin bersilider lebih dari satu.

2. Perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh jumlah debit air terhadap perubahan performa motor.

(28)

18

4. Perlu perbaikan dalam desain prony brake untuk mencegah terlepasnya tutup tromol saat melakukan pengukuran.

DAFTAR PUSTAKA

[AHMC] American Honda Motor Company. 2014. Honda GX-160 [internet]. [diacu 2014 Maret 28]. Tersedia dari: http://engines.honda.com/ models/model-detail/gx160

Bill WW. 2014. Bench Top Dynamometer [internet]. [diacu 2014 Juni 19]. Tersedia dari:http://www.instructables.com/ id/Bench-top-dynomometer/ Eichlseder H, Grabner P, Heindl R. 2010. Hydrogen Internal Combustion Engines.

Di dalam: Stolten D, editor. Hydrogen and Fuel Cells. Weinheim (DE):

Goering CE. 1986. Engine and Tractor Power. Boston (US): PWS Publishers Gopinath R. 2014. Design of a rope brake dynamometer. Middle East J Sci Res.

20(5): 650-655.doi:10.5829/idosi.mejsr.2014.20.05.11356

Hardjosentono M, Wijato, Rachlan E, Badra IW, Tarmana RD. 1996. Mesin-Mesin Pertanian. Jakarta (ID): Bumi Aksara

[IGNOU] Indira Gandhi National Open University. 2014. Unit 7 IC Engine Testing [internet]. [diacu 2014 November 19]. Tersedia dari: http://www.ignou.ac.in/upload/unit-7.pdf

Kahraman E. 2005. Analysis of a hydrogen fueled internal combustion engine

[tesis]. İzmir(TR): İzmir Institute of Technology

Oliver I. 2014. Application of Nitrous Oxide (N2O) In Automobile Engines

Putra AT. 2014. Pengaruh aplikasi “otoinfus” terhadap konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang motor bensin [skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor Suryatmojo D. 2014. Aplikasi otoinfus pada motor diesel terhadap peningkatan

daya [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

(29)

19 Lampiran 1 Spesifikasi motor bensin

HONDA GX-160

Engine

Engine Type Air-cooled 4-stroke OHV Bore x Stroke 68 X 45 mm

Displacement 163 cm3

Net Power Output* 4.8 HP (3.6 kW) @ 3,600 rpm Net Torque 7.6 lb-ft (10.3 Nm) @ 2,500 rpm

PTO Shaft Rotation Counterclockwise (from PTO shaft side) Compression Ratio 9.0 : 1

Lamp/Charge coil options 25W, 50W / 1A, 3A, 7A Carburetor Butterfly

Ignition System Transistorized magneto Starting System Recoil Starter

Lubrication System Splash

Governor System Centrifugal Mechanical Air cleaner Dual Element

Oil Capacity 0.61 US qt. (0.58 L) Fuel Tank Capacity 3.3 U.S. qts (3.1 liters) Fuel Unleaded 86 octane or higher Dry Weight 33 lbs. (15.1 kg)

Dimensions

Length (min) 12.2" (312 mm) Width (min) 14.3" (362 mm) Height (min) 13.6" (346 mm)

PTO Shaft Options

H type Reduction type PTO L type Reduction type PTO Q type Straight shaft

R type Reduction type PTO S type Straight shaft (metric) T type Straight shaft

(30)

20

Lampiran 2 Data performa motor sebelum pemberian suplai air dari “otoinfus”

RPM Ulangan Massa Terangkat Beban Terangkat Torsi Daya

(kg) (N) (Nm) (kW)

2000

I 1.6 15.70 5.96 1.25

II 1.4 13.73 5.22 1.09

III 1.6 15.70 5.96 1.25

Rata2 1.5 15.04 5.72 1.20

2100

I 1.4 13.73 5.22 1.15

II 1.2 11.77 4.47 0.98

III 1.5 14.72 5.59 1.23

Rata2 1.4 13.41 5.09 1.12

2200

I 1.1 10.79 4.10 0.95

II 1.0 9.81 3.73 0.86

III 1.3 12.75 4.85 1.12

Rata2 1.1 11.12 4.22 0.97

2300

I 0.8 7.85 2.98 0.72

II 0.6 5.89 2.24 0.54

III 1.1 10.79 4.10 0.99

Rata2 0.8 8.18 3.11 0.75

2400

I 0.5 4.91 1.86 0.47

II 0.4 3.92 1.49 0.37

III 0.6 5.89 2.24 0.56

(31)

21 Lampiran 3 Contoh perhitungan performa motor sebelum pemberian suplai air

dari “otoinfus”

Kecepatan 2100 RPM Ulangan III

W = m xg m = 1.5 kg ; g = 9.81 m/s2 = 1.5 kg x9.81 m/s2

= 14.72 N

T = W x l W = 14.72 N ; l = 38 cm = 0.38 m = 14.72 N x 0.38 m

= 5.59 Nm

BP =

T = 5.59 Nm ; N = 2100 RPM =

= 1.23 kW

Kecepatan 2300 Ulangan I

W = m xg m = 0.8 kg ; g = 9.81 m/s2 = 0.8 kg x9.81 m/s2

= 7.85 N

T = W x l W = 7.85 N ; l = 38 cm = 0.38 m = 7.85 N x 0.38 m

= 2.98 Nm

BP =

T = 2.98 Nm ; N = 2300 RPM =

(32)

22

Lampiran 4 Data performa motor setelah pemberian suplai air dari “otoinfus”

RPM Ulangan Massa Terangkat Beban Terangkat Torsi Daya

(kg) (N) (Nm) (kW)

2000

I 1.9 18.64 7.08 1.48

II 2.2 21.58 8.20 1.72

III 1.9 18.64 7.08 1.48

Rata2 2.00 19.62 7.46 1.56

2100

I 1.8 17.66 6.71 1.48

II 2 19.62 7.46 1.64

III 1.7 16.68 6.34 1.39

Rata2 1.83 17.99 6.83 1.50

2200

I 1.5 14.72 5.59 1.29

II 1.6 15.70 5.96 1.37

III 1.4 13.73 5.22 1.20

Rata2 1.50 14.72 5.59 1.29

2300

I 0.9 8.83 3.36 0.81

II 1.2 11.77 4.47 1.08

III 0.9 8.83 3.36 0.81

Rata2 1.00 9.81 3.73 0.90

2400

I 0.4 3.92 1.49 0.37

II 0.6 5.89 2.24 0.56

III 0.5 4.91 1.86 0.47

Rata2 0.50 4.91 1.86 0.47

(33)

23 Lampiran 5Contoh perhitungan performa motor setelah pemberian suplai air dari

“otoinfus”

Kecepatan 2000 RPM Ulangan II

W = m xg m = 2.2 kg ; g = 9.81 m/s2 = 2.2 kg x9.81 m/s2

= 21.58 N

T = W x l W = 21.58 N ; l = 38 cm = 0.38 m = 21.58 N x 0.38 m

= 8.20 Nm

BP =

T = 8.20 Nm ; N = 2000 RPM =

= 1.72 kW

Kecepatan 2400 Ulangan II

W = m xg m = 0.6 kg ; g = 9.81 m/s2 = 0.6 kg x9.81 m/s2

= 5.89 N

T = W x l W = 5.89 N ; l = 38 cm = 0.38 m = 5.89 N x 0.38 m

= 2.24 Nm BP =

T = 2.24 Nm ; N = 2400 RPM =

(34)
(35)

Lampiran 6 Gambar teknik piktorial prony brake

(36)

2

Lampiran 7 Gambar teknik ortogonal prony brake

(37)

3

Lampiran 8 Gambar teknik exploded view prony brake

(38)
(39)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Happy Prayogo Sarro, dilahirkan di Jakarta pada tanggal 11 Mei 1991. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Ayah penulis bernama Achmad Marthen Sarro dan Ibu penulis bernama Endah Setyo Rini. Jenjang pendidikan menengah penulis dimulai pada tahun 2003 dengan bersekolah di SPM Islam Darussalam, Bekasi. Penulis dinyatakan lulus pada tahun 2006. Penulis melanjutkan ke jenjang SMA di SMA Negeri 3 Bekasi dan dinyatakan lulus pada tahun 2009. Kemudian penulis lolos dalam Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI), penulis diterima di mayor Teknik Pertanian Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian.

Selama menjadi mahasiswa penulis beberapa kali menjadi panitia dalam kegiatan yang diselenggarakan organisasi kemahasiswaan, yaitu Techno-F 2011, SAPA Himateta 2011, dan Agromechanical Fair 2011.Penulis juga aktif menjadi asisten praktikum Motor Tenaga Penggerak. Pada tingkat tiga bulan Juni-Agustus 2012 penulis menyelesaikan praktik lapang dengan judul: Aspek Keteknikan pada Kegiatan Pemeliharaan Kelapa Sawit di PT. Waru Kaltim Plantation, Kalimantan Timur. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Sarjana pada mayor Teknik Pertanian Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian IPB, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul: Aplikasi dan Pengaruh “Otoinfus” terhadap Torsi dan Daya Motor Bensin di bawah bimbingan Ir. Agus Sutejo, M.Si.

Gambar

Gambar 1 Penyaring udara
Gambar 2 Skema prony brake
Gambar 3 Tahapan penelitian
Gambar 5 Pemisah putaran dengan  bearing
+7

Referensi

Dokumen terkait

5) Stok ikan merupakan persediaan atau biomas ikan yang terdapat dalam suatu perairan pada periode tertentu dan. 6) Perikanan tangkap adalah produktivitas perikanan tangkap

Selisih antara biaya perolehan investasi dengan bagian Perusahaan atau Anak Perusahaan atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi dari anak perusahaan

Science virtual test that has been developed can be used by the science teacher to know the level of students’ critical thinking based on Inch element of critical

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi humas dan tanggapan dosen tentang strategi public relations dalam mendorong keunggulan dan daya saing Institut Agama

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS Tanggal 9 Desember 2005 tentang Laporan Tahunan, Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan serta Laporan Tertentu dari Bank

Berfungsi untuk menandai bahwa teks yang di antara kedua tag tersebut adalah header atau judul.. Angka di belakang huruf h menentukan ukuran

Seperti pada Gambar 4.2, tahap ini melakukan analisis data lokasi berupa penentuan kriteria berupa harga, luas, legalitas perizinan, keamanan lokasi, jarak dari

Faktor yang perlu dikembangkan sebagai upaya keberhasilan implementasi CSR adalah : (a) Faktor lingkungan dengan memanfaatkan pecahan keramik untuk didaur ulang