1
KELIMPAHAN ARTROPODA PREDATOR DAN HAMA
PADA TANAMAN JAMBU BIJI KRISTAL DI
International
Cooperation and Development Fund
(ICDF)
CIKARAWANG,
BOGOR
IVAN PRIMAJOHAN SUPRIATNA
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
3
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya.Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi IPB.
5
ABSTRAK
IVAN PRIMAJOHAN SUPRIATNA. Kelimpahan Artropoda Predator dan Hama pada Tanaman Jambu Biji Kristal di International Cooperation and Development Fund (ICDF) Cikarawang, Bogor. Dibimbing oleh DADAN HINDAYANA.
Informasi kelimpahan Artropoda predator dan hama pada tanaman jambu biji kristal sangat diperlukan dalam pertimbangan pengambilan keputusan pengendalian dengan menggunakan teknik pemanfaatan musuh alami. Tujuan dari penelitian ini adalah mengeksplorasi dan menginventarisasi Artropoda predator dan hama pada tanaman jambu biji kristal di International Cooperation and Development Fund (ICDF) Cikarawang, Bogor. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode pitfall trap, jaring serangga, light trap, dan pengamatan langsung. Tanaman contoh dipilih berdasarkan desain klaster forest health monitoring (FHM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi peran Artropoda sebagai hama, predator, parasitoid, dan lainnya berturut-turut sebesar 53%, 41%, 1%, dan 5%.Hama yang sering ditemukan dan menimbulkan kerusakan secara nyata adalah: Carphopilus sp., kumbang badak, ulat kantung, ulat pucuk, kutu putih, kutu daun, dan belalang. Predator yang paling dominan adalah semut (Hymenoptera: Formicidae). Semut merupakan Artropoda paling dominan yang dapat dideteksi keberadaannya menggunakan metode pengamatan langsung, pitfall trap, dan light trap. Belalang (Orthoptera: Acrididae) merupakan Artropoda paling dominan yang dapat dideteksi keberadaannya menggunakan jaring serangga.
7
ABSTRACT
IVANPRIMAJOHAN SUPRIATNA. Abundance of Predators and Pests Arthropod Associated with Crystal Guava Plantation in International Cooperation and Development Fund (ICDF) Cikarawang, Bogor. Supervised by DADAN HINDAYANA.
To apply a wise biological control of pests in an agroecosystem, specific information of abundance and diverstity of natural enemies and pest arthropods are needed. This basic requirement of information, however, in a crystal guava plantation is still neglected. Therefore, the purpose of this research was to explore and identify predators and pest Arthropods associated with crystal guava plantion in International Cooperation and Development Fund (ICDF) Cikarawang, Bogor. These abundance and diversity of arthropods was investigated using pitfall trap, sweep net, light trap, and direct observation methods. Sample plants were selected by forest health monitoring (FHM) cluster design. The result showed that the proportions of pests, predators, parasitoids, and other arthoropods were 53%, 41%, 1% and 5% respectively. The main pests were: Carphopilus sp., rhinoceros beetles, bagworms, budworms, mealy bugs, aphids, and grasshoppers. The most dominant predators were ants (Hymenoptera: Formicidae). Ants were the only predator which found through direct observation methods, pitfall traps, and light traps. Meanwhile Grasshopper (Orthoptera: Acrididae) was the most dominant arthropod catched by insect nets.
9
KELIMPAHAN ARTROPODA PREDATOR DAN HAMA
PADA TANAMAN JAMBU BIJI KRISTAL DI
International
Cooperation and Development Fund
(ICDF)
CIKARAWANG,
BOGOR
IVAN PRIMAJOHAN SUPRIATNA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian
pada
Departemen Proteksi Tanaman
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
PRAKATA
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Kelimpahan Artropoda Predator dan Hama pada Tanaman Jambu Biji Kristal di International Cooperation and Development Fund (ICDF) Cikarawang, Bogor. Skripsi sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.Penelitian ini dilaksanakan pada September sampai Desember 2013.
Penulis menghaturkan terima kasih kepada Dr Ir Dadan Hindayana selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu, saran, motivasi, dan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr Ir Supramana, MSiselaku dosen penguji tamu yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis.
Terima kasih kepada orang tua, adik-adik, dan seluruh keluarga penulis
yang telah banyak mencurahkan tenaga, pikiran, dan do’a untuk penulis.Terima
kasih kepada kepala dan seluruh staf ICDF Cikarawang, Bogor yang telah membantu penulis selama penelitian di lapangan.Terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu, khususnya Reni Mulyani dan Ade Azis Kusnaya, serta teman-teman di Proteksi Tanaman angkatan 47 yang selalu menginspirasi. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pertanian.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
BAHAN DAN METODE 3
Tempat dan Waktu 3
Metode Penelitian 3
Eksplorasi Artropoda Predator dan Hama di Lapangan 3
Identifikasi Artropoda 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
Karakteristik Lokasi 5
Artropoda yang Ditemukan pada Tanaman Jambu Biji Kristal 5
Artropoda Hama 6
Artropoda Predator 10
Artropoda Lain 12
Hubungan Kelimpahan Artropoda Predator dan Hamadi Lapangan 13 Proporsi Artropoda berdasarkan metode pengambilan sampel 13
SIMPULAN DAN SARAN 15
Simpulan 15
Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 18
DAFTAR GAMBAR
Bentuk klaster FHM 3
Perangkap tanah (Pitfall trap) 4
Arah ayunan jaring 4
Proporsi peran Artropoda pada pertanaman jambu biji kristal 5
Hama lalat buah 6
Gejala busuk buah oleh Carphopilus sp. dan Hama Carphopilus sp. 6
Hama kumbang badak(Coleoptera: Scarabaeidae) 7
Hama ulat kantung (Lepidoptera: Psychidae) 7
Ulat pucuk (Lepidoptera: Pyralidae) 8
Gejala kerusakan daun oleh ulat pucuk 8
Hama kutu putih (Hemiptera: Pseudococcidae) 9
Hama kutu daun (Hemiptera: Aphididae) 9
Hama belalang (Orthoptera: Acrididae) pada daun jambu biji kristal 10 Proporsi famili hama lain pada pertanaman jambu biji kristal 10 Proporsi famili Artropoda lain pada pertanaman jambu biji kristal 12 Proporsi peran Artropoda lain pada pertanaman jambu biji kristal 12 Kelimpahan Artropoda predator dan hama pada 12 minggu pengamatan 13 Proporsi jumlah Artropoda berdasarkan metode pengambilan sampel 14
DAFTAR TABEL
Curah hujan minggu ke-1 sampai ke-12 kali pengamatan 5
Kelimpahan Artropoda predator di lapangan 11
DAFTAR LAMPIRAN
Gulma yang tumbuh di sekitar lahan jambu biji kristal 19 Jumlah dan peran Artropoda di perkebunan jambu biji kristal 20
Hasil pengamatan Artropoda selama 12 minggu 22
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang banyak diproduksi di berbagai negara. Negara-negara penghasil jambu biji terbesar di dunia antara lain: India, Brazil, dan Meksiko (Lim & Manicom 2003; Panhwar 2005). Beberapa negara penghasil jambu biji lainnya yaitu Afrika Selatan, Kolombia, Republik Dominika, Haiti, Kuba, Venezuela, Filipina, Selandia Baru, Australia, Peru, Hawai, Cina, Malaysia, Amerika Serikat, Zimbabwe, Kenya, Pakistan (Panhwar 2005), dan Jepang (Soedarya 2010).
Di Indonesia, produksi jambu biji mengalami pasang surut setiap tahunnya. Data produksi jambu biji dari tahun 2008 sampai 2012 adalah sebagai berikut: 212 260, 220 202, 204 551, 211 836, dan 208 151 ton (BPS 2012). Produksi jambu biji yang fluktuatif setiap tahunnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya hama. Hama merupakan faktor pembatas dalam memproduksi jambu biji (Susilo 2013). Menurut Faridah (2011) hama menggigit-mengunyah dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman jambu biji hingga 22%, hal ini berpengaruh terhadap penurunan hasil produksi jambu biji.
Penggunaan kultivar unggul dan tahan sangat dianjurkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi, serta mengurangi dampak kerugian yang diakibatkan oleh hama. Puslitbang Tanaman Pangan (2013) menyatakan bahwa salah satu cara untuk melakukan pengendalian terhadap hama adalah dengan menanam tanaman tahan. Salah satu kultivar jambu biji yang memiliki sifat unggul dibandingkan dengan kultivar lainnya adalah jambu biji kristal. Susilo et al. (2013) menyatakan bahwa jambu biji kristal memiliki biji 3% bagian buah dan tekstur dagingnya lebih renyah dibandingkan kultivar lainnya. Hodijah (2013) menyatakan bahwa tekstur daun jambu biji kristal lebih kaku sehingga jambu biji ini lebih tahan kekeringan dan hama penyakit dibandingkan dengan kultivar jambu biji lainnya.
Selain menggunakan kultivar unggul dan tahan, cara lain untuk mengendalikan hama adalah memanfaatkan musuh alami. Menurut Sudarmadji (1991)caramengendalikan hama yang lebih aman dan tidak mencemari lingkungan, yaitu dengan memanfaatkan musuh alami termasuk predator. Hal ini dapat diartikan pula sebagai upaya memelihara keberadaan musuh alami dalam suatu keseimbangan dengan hama pada tingkat yang tidak merugikan (Direktorat Bina Perlindungan Tanaman 1993).
Eksplorasi dan inventarisasi keragaman Artropoda diperlukan sebagai langkah awal untuk menerapkan teknik pemanfaatan musuh alami (predator).Untuk memantau keanekaragaman hayati dalam penerapan teknik pemanfaatan musuh alami perlu dilengkapi informasi jumlah individu (kelimpahan), peranannya pada suatu habitat dan ekosistem (Primack et al. 1988; Oliver dan Beatti 1996), serta berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi dan menginventarisasi Artropoda predator dan hama pada tanaman jambu biji kristal di International Cooperation and Development Fund(ICDF) Cikarawang, Bogor.
Manfaat Penelitian
3
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Eksplorasi Artropoda predator dan hama dilaksanakan di ICDF Cikarawang, Bogor.Identifikasi Artropoda predator dan hama dilaksanakan di laboratorium Ekologi Serangga Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2013.
Metode Penelitian
Eksplorasi Artropoda Predator dan Hama di Lapangan
Tanaman contoh diambil menggunakanklaster forest health monitoring(FHM) dari United State Departement of Agriculture-Forest Service (USDA-FS) (Gambar 1).Satu klaster terdiri dari 4 subplot/plot annular. Setiap plot memiliki jari-jari7.32 m untuk subplot dan 17.95 m untuk plot annular. Dengan demikianluasan yang tercakup dalam satu buah klaster adalah seluas 4048.93 m2,sedangkan luasan wilayah yang diwakili oleh satu buah klaster-plot adalah seluas 1ha. Titik pusat pada subplot 1 merupakan titik pusat bagi keseluruhan plot. Titik pusat subplot 2 terletak pada arah 360o dari titik pusat subplot 1 dengan jarak 36.6 m. Titik pusat subplot 3 terletak pada arah 120o dari titik pusat subplot 1 dengan jarak 36.6 m. Titik pusat subplot 4 terletak pada arah 240o dari titik pusat subplot 1 dengan jarak 36.6 m (USDA-FS 1997 dalam Putra 2012).
Gambar 1 Bentuk klaster FHM (USDA-FS 1997 dalam Putra 2012)
Pengamatan langsung. Metode ini dilakukan untuk mengamati Artropoda yang berada pada tajuk tanaman sampel dan sekitarnya. Pengamatan dilakukan 1 minggu sekali selama 12 kali pengamatan. Artropoda yang didapat kemudian diidentifikasi, dihitung jumlahnya, dan dicatat.
Perangkap tanah (Pitfall trap). Pitfall trap(Gambar 2) merupakan perangkap untuk Artropoda permukaan tanah yang terbuat dari gelas bekas minuman (berukuran: tinggi 9.5 cm dan diameter 6.5 cm). Gelas tersebut ditanam di tanah dengan posisi permukaan sejajar dengan permukaan tanah. Gelas diisi air sabun sebanyak 1/3 volume gelas, kemudian ditutup dengan seng (berukuran: panjang 30 cm dan lebar 15 cm) yang berbentuk seperti atap rumah. Artropoda yang didapat kemudian diidentifikasi, dihitung jumlahnya, dan dicatat.
Gambar 2 Perangkap tanah (Pitfall trap)
Penjaringan. Metode penjaringan dilakukan untuk mendapatkan Artropoda yang aktif terbang. Penjaringan dilakukan menggunakan jaring serangga sebanyak 5 kali ayunan dengan 3 kali ulangan. Pengayunan jaring dilakukan pada bagian sisi tengah tajuk tanaman dengan arah ayunan lurus ke depan (Gambar 3) Artropoda yang didapat kemudian diidentifikasi, dihitung jumlahnya, dan dicatat.
Gambar 3 Arah ayunan jaring
Pencahayaan lampu. Metode ini dilakukan untuk mengamati Artropoda yang aktif pada malam hari dengan menggunakan pencahayaan lampu yang terpasang di sekitar lokasi pengamatan. Lampu yang dipakai adalah jenis lampu neon yang menghasilkan cahaya putih, kemudian pada bagian bawah disimpan wadah untuk menampung Artropoda yang tertarik cahaya. Wadah tersebut kemudian diisi dengan air sabun sebanyak 1/3 volume wadah. Artropoda yang didapat kemudian diidentifikasi, dihitung jumlahnya, dan dicatat.
Identifikasi Artropoda
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Lokasi
Perkebunan jambu biji kristaldi ICDF Cikarawang, Bogor termasuk ke dalam wilayah dataran rendah dengan topografi yang berbentuk mendatar. Wilayah ini memiliki suhu rata-rata harian antara 25o dan 32o C dengan ketinggian tempat 200 m dpl.Wilayah ini berbatasan dengan daerah pemukiman dan lahan perkebunan milikrakyat.Curah hujan yang terjadi pada bulan September sampai Desember di wilayah ini termasuk ke dalam kategori rendah sampai menengah (Tabel 1).
Tabel 1 Curah hujan bulan minggu ke-1 sampai ke-12 kali pengamatana Minggu Curah hujan (mm) Keterangan
1-2 51 – 100 Rendah dilakukan secara konvensional.Jambu biji kristal ditanam secara monokultur dengan jarak tanam 2 x 3 m. Usian tanaman berkisar antara 3 sampai 6 tahun. Penyiangan gulma dilakukan menggunakan mesin pemotong rumput atau menggunakan herbisida bila pertumbuhan gulma sulit untuk dikendalikan.Tanaman jambu biji kristal secara intensif diberi perlakuan pestisida setiap 1 bulan sekali atau pada saat populasi hama melimpah. Pupuk yang digunakan berupa pupuk sintetik atau pupuk alami yang berupa limbah kotoran ternak.Sistem pengairan berasal dari danau Situ Gede dan Situ Burung yang dialiri melalui pompa dan terkontrol secara berkala.
Artropoda yang Ditemukan pada Tanaman Jambu Biji Kristal
Gambar 4 Proporsi peran Artropoda pada pertanaman jambu biji kristal
Artropoda Hama
Menurut Gould dan Raga (2002) hama utama pada pertanaman jambu biji di berbagai negara adalah lalat buah (Diptera: Tephritidae). Pada penelitian ini hanya ditemukan 1 individu lalat buahyaitu pada pengamatan minggu III (Lampiran 3). Lalat buah tidak ditemukan lagi pada pengamatan minggu yang lainnya.Lalat buah dapat diminimalisir keberadaannya dikarenakan pengelola lahan sudah menerapkan cara budidaya yang baik yaitu dengan membungkus buah jambu biji kristal menggunakan pembungkus khusus yang terbuat dari gabus dan plastik. Pembungkusan berguna untuk menghalangi lalat buah agar tidak dapat menjangkau target yang diserang yaitu bagian buah (Gambar 5).
Gambar 5 Hama lalat buah (Diptera: Tephritidae)
Kumbang penggerek buah, Carphopilus sp. (Coleoptera: Nitidulidae). Serangga ini merupakan hama yang sering ditemukanmenyerang buah pada tanaman jambu biji kristal. Hama ini dapat menyerang buah jambu yang tidak dibungkus atau terdapat lubang pada pembungkus yang memungkinkan kumbang ini mampu masuk dan menggerek buah jambu biji kristal. Gejala yang ditimbulkan oleh hama ini berupa lubang gerekan dan selanjutnya buah akan membusuk(Gambar 6).
Hama 53% Predator
41%
Parasitoid 1%
7
(a) (b)
Gambar 6 Gejala busuk buah oleh Carphopilus sp. (a) dan Hama Carphopilus sp. Hasil pengamatan menunjukan bahwa populasi terbanyak kumbang penggerek buah yaitu pada pengamatan minggu I. Populasi ini selanjutnya mengalamipenurunan pada minggu II, selanjutnya tidak ditemukan populasi Carphopilus sp. pada pengamatan minggu III dan seterusnya dikarenakan buah jambu biji kristal telah dipanen (Lampiran 3).
Kumbang badak, Dynastinae (Coleoptera: Scarabaeidae). Kumbang badak ini tergolong sub-famili Dynastinae, sering menyerang bagian buah dan daun tanaman jambu biji kristal melalui mekanisme mulut yang menggigit-mengunyah (Gambar7). Gejala yang ditimbulkan seringkali parah dikarenakan kumbang ini mampu merusak dan memakan bagian buah dan daun dengan intensitas kerusakan yang cukup tinggi walaupun jumlah serangga di lapangan sedikit.
Gambar 7 Hama kumbangbadak (Coleoptera: Scarabaeidae)
Hasil pengamatan (Lampiran 3) menunjukan bahwa keberadaan kumbang di lapangan hampir ada pada setiap minggu pengamatan, kecuali pada pengamatan minggu ke-9 sampai 11.Jumlah populasi terbesar terjadi pada pengamatan minggu ke-2 dan 3 yaitu sebanyak 5 individu.Kumbang ini banyak ditemukan pada minggu-minggu awal pengamatan karena dimungkinkan masih tersedianya sumber pakan yang memadai berupa buah jambu sebelum dilakukan pemanenan.
Gambar 8 Hama ulat kantung (Lepidoptera: Psychidae)
Hasil pengamatan (Lampiran 3) menunjukan bahwa populasi ulat kantung selalu ada tiap minggu pengamatan. Hal ini dimungkinkan karena belum adanya tindakan pengendalian yang tepat sasaran pada hama ulat kantung di lapangan.
Ulat pucuk (Lepidoptera: Pyralidae). Ulat pucuk menyerang daun muda atau pucuk tanaman jambu biji kristal dengan menjalin beberapa helai daun (Gambar 9). Larva hama ini kemudian menggerigit dari dalam jalinan daun, sehingga kerusakan yang ditimbulkan berupa kerusakan pucuk yang diselimuti benang-benang halus berwarna putih. Gejala lanjut yang ditimbulkan oleh hama ini adalah kematian jaringan daun atau pucuk tanaman jambu biji kristal (Gambar 10).
Gambar 9 Ulatpucuk (Lepidoptera: Pyralidae)
Gambar 10 Gejala kerusakan daun oleh ulat pucuk
9
Kutu putih (Hemiptera: Pseudococcidae). Kutu putih sering ditemukan pada bagianbuah, daun, tangkai, dan ranting (Gambar 11). Hama ini merusak jaringan tanaman dengan mekanisme mulut yang menusuk-menghisap. Permukaan tubuh hama ini selalu tertutup oleh lapisan lilin yang berguna untuk melindungi dirinya dari lingkungan luar.
Hasil pengamatan (lampiran 3) menunjukan bahwa populasi kutu putih selalu ada dan berfluktuasi pada setiap minggu pengamatan.Hal ini menandakan bahwa tindakan penyemprotan menggunakan pestisida yang dilakukan secara berkala serta tindakan pengendalian lainnya belum terlalu berpengaruh terhadap keberadaan kutu putih di lapangan.
Gambar 11 Hama kutu putih (Hemiptera: Pseudococcidae)
Kutu daun (Hemiptera: Aphididae). Kutu daun sering ditemukan menyerang bagian daun tanaman jambu biji kristal (Gambar 12). Pada pengamatan ini sering ditemukan bahwa hama ini berasosiasi dengan semut. Semut sering ditemukan berasosiasi dengan kutu daun karena hama tersebut mampu mengeluarkan sekresi embun madu yang merupakan makanan bagi semut, sedangkan keuntungan yang didapat bagi kutu daun yaitu jasa transportasi oleh semut untuk kebutuhan pemencaran kutu daun di lapangan (Hidayat 2013 Oktober 24, komunikasi pribadi).
Gambar 12 Hama kutu daun (Hemiptera: Aphididae)
Belalang (Orthoptera: Acrididae). Belalang sering ditemukan pada bagian daun tanaman jambu biji kristal (Gambar 13). Gejala kerusakan berupa gerigitan dan sobekan pada daun.Hama ini biasanya menyerang tanaman jambu biji kristal secara soliter atau dalam koloni kecil.
Hasil pengamatan (Lampiran 3) menunjukan bahwa populasi belalang di lapangan selalu berfluktuasipada setiap minggu pengamatan, hal tersebut menandakan bahwa belum adanya pengendalian yang tepat terhadap keberadaan belalang di lapangan.
Gambar 13 Hama belalang (Orthoptera: Acrididae) pada daun jambu biji kristal
11
Gambar 14 Proporsi famili hama lain pada pertanaman jambu biji kristal
Artropoda Predator
Artropoda predator yang ditemukan adalah: kumbang koksi (Coleoptera: Coccinelidae), kumbang tanah (Coleoptera: Carabidae), capung (Odonata: Libellulidae), capung jarum (Odonata: Coenagrionidae), laba-laba pemburu bermata tajam (Araneae: Oxyopidae), laba-laba pemburu (Araneae: Lycosidae), laba-laba bulat (Araneae: Araneidae), semut predator (Hymenoptera: Formicidae), tabuhan (Hymenoptera: Vespidae), kepik predator (Hemiptera: Pentatomidae) dan (Hemiptera: Reduviidae), cocopet (Dermaptera: Chelisocidae), belalang sembah (Mantodea: Mantidae), katonggeng (Theliponida: Theliponidae), jangkrik (Orthoptera: Gryllidae), kasir (Orthoptera: Gryllacrididae), lalat penyamun (Diptera: Asilidae), dan sayap jala (Neuroptera: Chrysopidae). Predator yang paling banyak ditemukan di kebun jambu biji kristal berturut-turut adalah semut predator, laba-laba pemburu bermata tajam, dan laba-laba pemburu.
Semut (Hymenoptera: Formicidae) merupakan Artropoda predator yang paling dominan ditemukan di lahan perkebunan ICDF Cikarawang, Bogor. Keberadaan semut di lapangan kemungkinan ditentukan oleh keadaan lingkungan yang cocok untuk perkembangan semut dan keberadaan mangsa di lapang.Artropoda predator lain yang sering ditemukan setelah semut adalah Oxyopidae (laba-laba pemburu bermata tajam) dan Coccinelidae predator. Dilihat dari segi kelimpahan dan kemampuan memangsanya di lapang maka semut, Oxyopidae, dan Coccinelidae predator berpotensi dikembangkan dan dilindungi keberadaannya sebagai musuh alami potensial untuk menekan populasi hama di lapang (Tabel 2).
Tabel 2Kelimpahan Artropoda predator di lapangan
Kelas Ordo Famili Jumlah (individu)
Insecta Coleoptera Coccinelidae 106
Carabidae 6
Insecta Odonata Libellulidae 70
Coenagrionidae 3
Chrysomelidae Cantharidae Limacodidae Geometridae
Saturniidae Lasiocampidae Tettigonidae Thripidae
Araneae
Oxyopidae 385
Arachnida Lycosidae 96
Araneidae 15
Insecta Hymenoptera Formicidae 1764
Vespidae 26
Insecta Hemiptera Pentatomidae 9
Reduviidae 5
Insecta Dermaptera Chelisocidae 8
Insecta Mantodea Mantidae 20
Insecta Diptera Asilidae 5
Insecta Neuroptera Chrysopidae 8
Insecta Orthoptera Gryllidae 84
Gryllacrididae 2
Arachnida Theliponida Theliponidae 3
Insecta Diptera Syrphidae 1
Artropoda Lain
13
Gambar 15 Proporsi famili Artropoda lain pada pertanaman jambu biji kristal
Gambar 16 Proporsi peran Artropoda lain pada tanaman jambu biji kristal
Hubungan KelimpahanArtropoda Predator dan Hama di Lapangan
Peningkatan populasi hama pada minggu ke-2 sampai 5 diikuti oleh peningkatan populasi predator pada minggu ke-3 sampai 6, penurunan populasi hama pada minggu ke-5 sampai 6 diikuti pula oleh penurunan predator pada minggu ke-6 sampai 11.Fluktuasi populasi hama pada minggu ke-2 sampai 7 memiliki tren yang sama dengan fluktuasi populasi predator pada minggu ke-3 sampai 12, hal ini menandakan bahwa predator adalah faktor terpaut kerapatan (density dependent) bagi hama yang menyerang pada tanaman jambu biji kristal.
Curculionidae Silphidae Nymphalidae Noctuidae
Papilionidae Amatidae Apidae Braconidae
Eulophidae Cicadidae Alydidae Psyllidae
Delphacidae Miridae Cicadelidae Tipulidae
Stratiomyidae Syrphidae Muscidae Sarcophagidae
Termittidae Abacionidae
Fluktuasi populasi hama memiliki tren yang berbeda dengan fluktuasi populasi predator pada minggu ke-1 sampai 3 dan minggu ke-9 sampai 12, hal ini diakibatkan oleh adanya beberapa faktor penyebab. Peningkatan populasi predator diikuti oleh penurunan populasi hama pada minggu 1 sampai 2 dan minggu ke-11 dan 12, dapat diartikan bahwa pengendalian hama oleh pengelola lahan sudah dilakukan dengan baik dan tepat sasaran, sehingga mampu menurunkan populasi hama tetapi tidak menurunkan populasi predator. Peningkatan populasi hama diikuti oleh penurunan populasi predator terjadi pada minggu ke-2 sampai 3, hal ini dimungkinkan karenahama sudah mengalami resistensiterhadappenyemprotan pestisida tetapi predator tidak mengalami resistensi (Gambar 17).
Gambar 17 Kelimpahan Artrpoda predator dan hama pada 12 minggu pengamatan
Proporsi Artropoda berdasarkan metode pengambilan sampel
Pengamatan langsung,pitfall trap, jaring serangga, danlight trap merupakan metode yang digunakan dalam pengambilan sampel Artropoda. Masing-masing metode memiliki kekhususan Artropoda yang diperoleh sehingga Artropoda yang ada di perkebunan ICDF Cikarawang, Bogor diketahuisecara menyeluruh.
Jumlah famili Artropoda yang diperoleh adalah sebanyak 60 famili. Jumlah famili Artropoda berdasarkan metode yang digunakan (pengamatan langsung, pitfall trap, jaring serangga, dan light trap) adalah sebagai berikut: 48, 15, 29, dan 10 famili. Famili Formicidae merupakan Artropoda paling dominan yang dapat dideteksi oleh metode pengamatan langsung,pitfall trap, dan light trap hal ini menandakan bahwa famili Formicidae merupakan Artropoda yang paling sering ditemukan pada tajuk tanaman jambu biji kristal, permukaan tanah, dan aktif pada malam hari. Famili Acrididae merupakan Artropoda paling dominan yang dapat di deteksi oleh jaring serangga, hal ini menandakan bahwa famili Acrididae paling sering ditemukan sebagai serangga terbang yang ada di perkebunan jambu biji kristal di ICDF Cikarawang, Bogor (Lampiran 4).
JumlahindividuArtropoda yang diperoleh menggunakan metode pengamatan langsung, pitfall trap, jaring serangga, dan light trap adalah sebagai berikut: 5339, 428, 364, dan 395. Hasil pengamatan menunjukan bahwa jumlah Artropoda yang paling dominan ditemukan adalah Artropoda yang di deteksi dengan menggunakan metode pengamatan langsung (Gambar 18).
15
Gambar 18 Proporsi jumlah Artropoda berdasarkan metode pengambilan sampel 5339
428
364 395
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Proporsi peran Artropoda sebagai hama, predator, parasitoid, dan lainnya berturut-turut adalah 53%,41%, 1%, dan 5%.Hama yang sering ditemukan di lahan perkebunan jambu biji kristal adalah: Carphopilus sp. kumbang badak, ulat kantung, ulat pucuk, kutu putih, kutu daun, dan belalang. Predator yang paling banyak ditemukan di kebun jambu biji kristal berturut-turut adalah semut predator, laba-laba pemburu bermata tajam, dan laba-laba pemburu.
Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
[BMKG] Badan Metorologi, Klimatologi, dan Geofisika. 2013. Informasi hujan bulanan [Internet]. [diunduh 2013 Des 5].hlm1-3. Tersedia pada:http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Klimatologi/Informasi_Hujan_ Bulanan.bmkg.
Borror DJ, Johnson NF, Triplehorn CA. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Ed ke-6. Partosoedjono S, penerjemah. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari: An Introduction to the Study of Insects. [BPS] Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2012. Produksi buah-buahan di Indonesia [Internet]. [diunduh 2013 Des 22]. hlm 1. Tersedia pada: http:// www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_%20subyek=55&n otab=2.
Direktorat Bina Perlindungan Tanaman. 1993. Prinsip-prinsip Pemahaman Pengendalian Hama Terpadu: Buku I Konsep Pengendalian Hama Terpadu. Jakarta (ID): Departemen Pertanian
Faridah D. 2011.Hama dan Penyakit Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava L.) di Kecamatan Rancabungur dan Kampus IPB Darmaga Bogor. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Gould WP, Raga A. 2002. Pest of guava. Di dalam: Pena JE, Sharp JL, Wysoki M, editor. Tropical Fruit Pests and Pollinators: Biology, Economic Importance, Natural Enemies, and Control. New York (US): CABI. hlm 295-313.
Hodijah S. 2013. Jambu kristal icon Bogor [Internet]. E-petani. [diunduh 2013 Okt 22]; 1(1):1-2. Tersedia pada:http://epetani.deptan.go.id/budidaya/ jambu-kristal-icon-bogor-7781.
Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia.Laan PA van der, penerjemah. Jakarta (ID): Ichtiar Baru-van Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesia.
Lim TK, Manicom BC. 2003. Diseases of guava. Di dalam: Ploetz RC, editor. 2003. Diseases of Tropical Fruit Crops. Wallingford, UK: CABI Publishing.
Oliver L, Beatti AJ. 1996. Invertebrate morphospecies as surrogates for species: a case of study. Conservation Biology. 10(1):99-109.
Panhwar F. 2005. Genetically evolved of guava (Psidium guajava) and its future in Pakistan [Internet]. Virtual Library Chemistry.[diunduh 2011 Okt 22]; 1(1):1. Tersedia pada http://www.chemlin.com.
[Puslitbang Tanaman Pangan] Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.2013.Peran Varietas Tahan dalam Menurunkan Populasi Wereng Coklat Biotipe 4 pada Tanaman Padi [Internet]. [diunduh 2013 Des 23]. hlm 1. Tersedia pada: http://pangan.litbang.deptan.go.id/publication-jurnal/41/383.
Primack RB, Supriatna J, Indrawan M, Kramadibrata P. 1988. Biologi Konservasi. Jakarta (ID): Yayasan Obor.
Putra EI, editor. 2012. Metode Pengukuran Indikator Pemantauan Kesehatan Hutan. Bogor(ID):Institut Pertanian Bogor.
Sudarmadji D. 1991. Pemanfaatan musuh alami dalam rangka pengendalian hama tanaman perkebunan. Didalam: Prosiding Seminar Bioteknologi Perkebunan dan Lokakarya Biopolimer untuk Industri [Internet]; 1991 Des 10-11; Bogor. Bogor (ID): IPB PAU. hlm 161-169; [diunduh 2013 Okt 7].
Tersedia pada:
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/42134/prosiding%20 seminar%20bioteknologi%20perkebunan.pdf
19 Lampiran 1 Gulma yang tumbuh di sekitar lahan jambu biji kristal
Spesies gulma Golongan
Eleusin indica Rumput
Ageratum conyzoides Daun Lebar Phyllanthus niruri Daun Lebar Paspalum conjugatum Rumput
Setaria plicata Rumput
Axonopus compressus Rumput Asystasia intrusa Daun Lebar Amaranthus dubius Daun Lebar
Cynodon dactylon Rumput
Mikania micrantha Daun Lebar
Mimosa pudica Daun Lebar
Cyperus kyllingia
Cyrtococcum oxyphyllum Tagetes sp.
Lampiran 2 Jumlah dan peran Artropoda di perkebunan jambu biji kristal
Kelas Ordo Famili Jumlah (individu) Peran
Insecta Coleoptera Insecta Odonata Libellulidae
21
Insecta Dermaptera Chelisocidae 8 Predator
Insecta Mantodea Mantidae 20 Predator
Arachnida Theliponida Theliponidae 3 Predator
Diplopoda Callipodida Abacionidae 2 Detrivor
Insecta Diptera
Insecta Neuroptera Chrysopidae 8 Predator
Insecta Isoptera Termittidae 93 Herbivor
Insecta Thysanoptera Thripidae 20 Herbivor
Lampiran 3 Hasil pengamatan Artropoda selama 12 minggu No. Famili Hasil pengamatan minggu ke- (individu)
23 43. Psyllidae 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 1 0
44. Alydidae 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
45. Aphididae 0 0 0 200 363 0 0 0 0 0 0 0 46. Cicadidae 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 47. Chelisocidae 1 0 2 0 0 1 0 0 2 1 1 0
48. Mantidae 1 4 2 5 5 1 1 0 0 0 1 0
49. Theliponidae 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 50. Abacionidae 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
51. Asilidae 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
52. Tephritidae 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 53. Tipulidae 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 1 0 54. Stratiomyidae 0 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0 55. Syrphidae 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
56. Muscidae 0 0 0 0 0 0 4 1 4 0 0 2
Lampiran 4 Hasil pengamatan Artropoda berdasarkan metode yang digunakan Famili
Metode pengamatan Pengamatan
langsung Pitfall trap Jaring Light trap
25
Aphididae 563 0 0 0
Cicadidae 2 0 0 0
Chelisocidae 0 8 0 0
Mantidae 17 0 1 2
Theliponidae 0 3 0 0
Abacionidae 0 2 0 0
Asilidae 0 0 4 1
Tephritidae 1 0 0 0
Tipulidae 5 0 0 0
Stratiomyidae 13 0 0 0
Syrphidae 1 0 0 0
Muscidae 11 0 0 0
Sarcophagidae 8 0 0 0
Chrysopidae 8 0 0 0
Termittidae 0 3 0 90
Thripidae 0 0 20 0
Jumlah 5339 428 364 395
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Sumedang pada 16 Februari 1990 sebagai anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Ewat Supriatna SPd dan Dadah Nurfaridah SPd. Ketiga adiknya bernama Vina Delvia Supriatna, Vani Seelvia Supriatna, dan Niva Zaskia Supriatna. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Majalengka pada tahun 2008.Pada tahun 2008 penulis menempuh pendidikan nonformal di Pondok Pesantren An-nawawiyah dan pernah menjadi mahasiswa di jurusan ilmu hukum Unswagati Cirebon.Pada tahun 2009 penulis pernah menjadi mahasiswa di FKIP jurusan Bahasa Inggris UNINUS Bandung. Kemudian pada tahun 2010 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, Program Studi Proteksi Tanaman melalui jalur Ujian Talenta Mandiri IPB.