• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde Empat Pada Model Infeksi Hiv Sel +

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Metode Runge-Kutta Orde Empat Pada Model Infeksi Hiv Sel +"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT

PADA MODEL INFEKSI HIV SEL

+

RIZKY HERMAWAN

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penerapan Metode Runge-Kutta Orde Empat pada Model Infeksi HIV Sel + adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2015

Rizky Hermawan

(4)

ABSTRAK

RIZKY HERMAWAN. Penerapan Metode Runge-Kutta Orde Empat pada Model Infeksi HIV Sel + . Dibimbing oleh FAHREN BUKHARI dan ELIS KHATIZAH.

HIV(Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS (Acquied Immune Deficiency Syndrome). HIV menyerang sel-sel tertentu dalam sistem kekebalan tubuh yang disebut sel T atau sel + . Sel + adalah sel yang memunyai peran sentral sebagai sistem kekebalan tubuh dan dijadikan sebagai indikator utama untuk mengukur penyebaran infeksi HIV. Dalam tulisan ini disajikan model infeksi HIVpada sel + untuk mengetahui tingkat penyebaran infeksi HIV. Setelah itu dilakukan analisis kestabilan dan penyelesaian numerik menggunakan metode Runge-Kutta orde empat. Penyelesaian numerik ini memperlihatkan penurunan jumlah sel + terhadap waktu. Oleh karena itu dapat diketahui periode laju penurunan cepat dan laju penurunan lambat. Dengan melihat hal itu dapat diketahui langkah pengobatan yang paling tepat terhadap penderita HIV/AIDS.

Kata kunci: sel + , model infeksi HIV pada sel + , metode Runge-Kutta orde empat.

ABSTRACT

RIZKY HERMAWAN. Implementation of the Fourth Order Runge-Kutta Method on + Cell HIV Infection model. Supervised by FAHREN BUKHARI and ELIS KHATIZAH.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) is a virus that attacks the human immune system and then causing AIDS (Acquied Immune Deficiency Syndrome). HIV attacks some particular cells in the immune system, namely the T-cell or + cell. + cell is the cell which has central role in immune system and becomes the main indicator to measure HIV infection spread. In this paper, a HIV infection model against + cell is presented to determine the level of HIV infection. After that, the stability analysis is performed and the numerical solution is obtained using the fourth order Runge-Kutta method. The solution shows a decline of + cell concentration with respect to time. Therefore, it identifies the period when the decline is either fast or slow. By considering this time range, it is feasible to determine the appropriate treatment step for HIV/AIDS patients. Keywords: + cell, + cell HIV Infection model, fourth order

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Matematika

PENERAPAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT

PADA MODEL INFEKSI HIV SEL

+

RIZKY HERMAWAN

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Nopember 2014 ini ialah Penerapan Metode Runge-Kutta Orde Empat pada Model Infeksi HIV Sel + . Penyusunan karya ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan karya ilmiah ini antara lain:

1 Suherman (Ayah) dan Adawiyah (Ibu) selaku orangtua, serta Ridwan selaku adik, atas semua doa, dukungan, semangat, perhatian, nasihat dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

2 Dr Ir Fahren Bukhari, MSc selaku dosen pembimbing pertama dan Elis Khatizah, MSi selaku dosen pembimbing kedua atas semua ilmu, motivasi, saran, dan bantuannya selama penulisan karya ilmiah ini.

3 Drs Ali Kusnanto, MSi selaku dosen penguji atas saran dan kritik untuk perbaikan karya ilmiah ini.

4 Seluruh dosen Departemen Matematika FMIPA IPB atas semua ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

5 Seluruh staf Departemen Matematika FMIPA IPB atas semua bantuan selama perkuliahan dan proses menyelesaian karya ilmiah ini.

6 Teman-teman Matematika 48 atas segala dukungan, doa, semangat, perhatian dan bantuannya.

7 Parara, Hasan, Resty, Ari, Mula, Dinar, dan Aul sebagai sahabat yang selalu memberikan saran, dukungan, perhatian dan kasih sayang.

8 Pihak-pihak lain yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam karya ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2015

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

LANDASAN TEORI 2

Titik Tetap 2

Pelinearan 3

Nilai Eigen 3

Kestabilan Titik Tetap 4

Bilangan Reproduksi Dasar 5

Metode Runge-Kutta Orde Empat 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Pemodelan 6

Penentuan Titik Tetap Model 7

Analisis Kestabilan Model 8

Metode Runge-Kutta Orde Empat 10

SOLUSI NUMERIK 11

Hasil numerik titik tetap dan nilai eigen 12

Hasil numerik metode Runge-Kutta orde empat 13

SIMPULAN DAN SARAN 15

Simpulan 15

Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16

LAMPIRAN 17

(10)

DAFTAR TABEL

1 Nilai parameter Model infeksi HIVpada sel + 11 2 Titik tetap, nilai eigen, dan kestabilan saat dan 12 3 Titik tetap, kriteria Routh-Hurwitz, dan kestabilan 13

4 Nilai Aproksimasi Runge-Kutta Orde Empat 13

DAFTAR GAMBAR

1 Grafik solusi model dengan nilai =0, =20, dan �=100 14 2 Grafik solusi model dengan nilai =0, =150, dan �=750 14

DAFTAR LAMPIRAN

1 Penentuan titik tetap model infeksi HIVpada sel CD +T 17 2 Penentuan nilai eigen model infeksi HIV pada sel CD +T 21 3 Hasil numerik titik tetap dan nilai eigen model infeksi HIV pada sel

CD +T 25

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

HIV(Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS (Acquied Immune Deficiency Syndrome). HIV menyerang sel-sel tertentu dalam sistem kekebalan tubuh yang disebut sel T atau sel + . Sel + adalah antibodi yang dihasilkan oleh limposit T Helper dan mempunyai peran sentral mengatur sistem kekebalan tubuh. Pada manusia normal, tingkatan sel + di dalam darah nilainya antara 800 sampai 1200 . Jika tubuh telah terinfeksi HIV, secara otomatis kekebalan tubuh akan menurun sampai pada suatu saat tubuh tidak lagi mempunyai daya tahan terhadap serangan penyakit. Apabila hal ini terjadi, penyakit yang biasanya tidak berbahayapun akan dapat membuat orang tersebut menderita atau bahkan meninggal (Perelson et al. 1993).

Infeksi HIV terhadap sel + timbul secara kronologis dan dapat diramalkan berdasarkan nilai hitung sel + . Informasi nilai hitung sel + sangat penting untuk membuat keputusan klinis seperti pemberian terapi antiretrovirus, profilaksis infeksi opportunistik dan penilaian progresivitas penyakit. Infeksi oportunistik tertentu timbul sesuai dengan derajat defisiensi imun yang direflikasikan oleh jumlah sel + yang menurun secara bertahap. Berdasarkan nilai hitung sel + derajat defisiensi imun pasien HIV diklasifikasikan menjadi ringan (dini) jika jumlah sel + lebih dari 500 , defisiensi imun sedang jika jumlah sel + 200-500

dan defisiensi berat jika jumlah sel + kurang dari 200 (Lidya 1996).

Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan penderita HIV/AIDS sehingga banyak peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui tingkat penyebaran infeksi HIV. Salah satunya yaitu Atangana dan Goufu (2014) yang menyajikan model dinamika infeksi HIV pada sel + .

Model dasar infeksi HIV pada sel + telah dikembangkan oleh Perelson, Kirscner, dan Boer (1993) untuk menjelaskan jumlah kuantitatif dari infeksi HIV. Model ini juga menjelaskan periode waktu antara infeksi yang tersembunyi dan serangan penyakit AIDS oleh virus di dalam darah. Selain itu, model tersebut digunakan untuk menguji derajat penurunan sel + yang disebabkan oleh virus dan tidak berhubungan dengan respon kekebalan tubuh terhadap HIV. Pada model tersebut, jika laju infeksi lambat digantikan dengan laju infeksi cepat maka akan terjadi penurunan jumlah sel + secara signifikan pada pasien (Perelson et al. 1993).

(12)

2

terinfeksi, dan infeksi HIV di dalam darah. Dihasilkan pula grafik solusi untuk menampilkan perilaku sel + sehat, sel + terinfeksi, dan infeksi HIV di dalam darah. Penyelesaian numerik dan grafik solusi memperlihatkan penurunan jumlah sel + terhadap waktu sehingga dalam bidang kesehatan dapat dilihat saat laju penurunan sel + berlangsung cepat dan laju penurunan sel + berlangsung lambat. Dengan melihat hal itu dapat diketahui langkah pengobatan seperti apa yang harus dilakukan terhadap pasien penderita HIV/AIDS.

Karya ilmiah ini membahas perilaku model infeksi HIV pada sel + menggunakan analisis kestabilan dan penyelesaian metode Runge-Kutta orde empat. Sumber utama karya ilmiah ini ialah artikel yang di tulis oleh Atangana dan Goufu (2014).

Tujuan Penelitian

Tujuan dari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1 Meninjau perilaku penyebaran infeksi HIV pada sel + di setiap titik tetap dengan analisis kestabilan,

2 mengimplementasikan algoritme metode Runge-Kutta orde empat pada model sehingga ditampilkan grafik solusi numerik untuk melihat tingkat penyebaran infeksi HIV pada sel + terhadap waktu.

LANDASAN TEORI

Pada bagian ini akan dibahas teori-teori yang digunakan untuk menyusun karya ilmiah ini. Teori-teori tersebut meliputi titik tetap, pelinearan, nilai eigen, kestabilan titik tetap, bilangan reproduksi dasar, dan metode Runge-Kutta orde empat.

Titik Tetap

Titik tetap adalah titik kritis atau titik kesetimbangan. Misalkan suatu sistem persamaan umum diferensial taklinear dinyatakan sebagai berikut :

(13)

3

Pelinearan

Analisis kestabilan untuk sistem persamaan diferensial tak linear dilakukan dengan menggunakan teknik pelinearan. Sistem persamaan diferensial taklinear yang tidak bergantung terhadap waktu biasa dituliskan dalam bentuk:

̇ (2)

Dengan menggunakan ekspansi Taylor di sekitar titik tetapnya diperoleh: ̇ .

(3) Karena Persamaan (3) merupakan Sistem Persamaan Diferensial taklinear, suku berorde tinggi dengan dan A matriks jacobi sebagai disebut vektor eigen dari A, jika untuk suatu skalar , yang disebut nilai eigen dari

A, berlaku

dengan pada Persamaan (6) merupakan matriks identitas. Selanjutnya diperoleh Persamaan (6) yang mempunyai solusi tak nol jika dan hanya jika

(7)

(14)

4

Kestabilan Titik Tetap

Analisis kestabilan titik tetap dilakukan dengan menggunakan matriks Jacobi yaitu matriks . Titik tetap disubstitusikan ke dalam matriks Jacobi , selanjutnya dengan menggunakan Persamaan (7) diperoleh nilai eigennya, yaitu dengan �.

Berdasarkan nilai eigen yang diperoleh, secara umum kestabilan titik tetap mempunyai tiga perilaku sebagai berikut:

1 Stabil, jika:

a setiap nilai eigen real adalah negatif ( <0 untuk setiap i),

b setiap komponen nilai eigen kompleks bagian realnya lebih kecil atau sama dengan nol (Re( ) ≤ 0 untuk setiap i ).

2 Tidak stabil, jika:

a beberapa nilai eigen real adalah positif ( >0),

b beberapa komponen nilai eigen kompleks bagian realnya lebih besar atau sama dengan nol (Re( ) > 0 untuk setiap i ).

3 Sadel, jika ada perkalian dua buah nilai eigen real adalah negatif ( untuk setiap i dan j sembarang)

(Tu 1994) Selain itu kestabilan dapat diperoleh menggunakan kriteria Routh-Hurwitz.

Berdasarkan persamaan karakteristik pada Persamaan (7), kriteria Routh-Hurwitz

dapat digunakan untuk menentukan kestabilan suatu titik tetap. Secara umum menurut Fisher (1990), misalkan a1,a2, ..., ak adalah bilangan asli dan aj = 0 jika j > k dengan persamaan polinomial karakteristik:

Nilai eigen dari Persamaan (7) akan memunyai bagian real negatif jika dan hanya jika determinan matriks Mn x n untuk n = 1,2,3,...,k dengan:

adalah positif. Menurut kriteria Routh-Hourwitz pada teorema di atas untuk suatu nilai n (untuk n = 2,3,4), titik tetap akan stabil jika dan hanya jika:

n = 2; a1 > 0, a2 > 0,

n = 3; a1 > 0, a3 > 0, a1a2 > a3,

(15)

5

Selanjutnya akan dibahas mengenai bilangan reproduksi dasar, . Bilangan reproduksi dasar adalah rata-rata jumlah infeksi sekunder yang disebabkan oleh datangnya individu terinfeksi tunggal ke dalam populasi yang rentan terserang penyakit, atau bisa juga dikatakan merupakan reproduksi dasar virus. Berikut adalah analisis untuk nilai :

1 < 1: virus tidak dapat bertahan hidup di dalam populasi, 2 > 1: virus dapat bertahan hidup didalam populasi.

(Giesecke 1994)

Metode Runge-Kutta Orde Empat

Penyelesaian persamaan deferensial dengan metode deret Taylor tidak praktis karena metode tersebut membutuhkan perhitungan turunan Selain itu, tidak semua fungsi mudah dihitung turunannya, terutama bagi fungsi yang bentuknya rumit. Semakin tinggi orde metode deret Taylor, semakin tinggi turunan fungsi yang harus dihitung. Karena pertimbangan ini, metode deret Taylor yang berorde tinggi pun tidak dapat diterima dalam masalah praktek.

Metode Runge-Kutta adalah alternatif lain dari metode deret Taylor yang tidak membutuhkan perhitungan turunan. Metode ini berusaha mendapatkan derajat ketelitian yang lebih tinggi, dan sekaligus menghindarkan keperluan mencari turunan yang lebih tinggi dengan jalan mengevaluasi fungsi pada titik terpilih dalam setiap langkah. Metode Runge-Kutta adalah metode penentuan solusi persamaan deferensial paling populer karena banyak dipakai dalam praktek.

(16)

6

Model yang akan disajikan berikut ini dideskripsikan oleh Atangana dan Goufu (2014). Model HIV pada sel + digunakan untuk mengetahui jumlah virus hidup yang bertambah setiap waktu. Model ini merupakan sistem persamaan diferensial biasa. Oleh karena itu, kebergantungan spasial diabaikan, dan berbagai macam interaksi diperkirakan terjadi dalam kompartemen yang tercampur di dalam aliran darah.

V : banyaknya populasi virus HIV,

p : laju sel + baru dihasilkan di dalam tubuh, dihasilkan melalui perkembangbiakan sel + yang ada. Pada karya ilmiah ini laju pertumbuhan maksimum populasi dinyatakan dengan fungsi logistik, dengan

(17)

7 menyebabkan jumlah virus pada waktu t berkurang sebesar .

Penentuan Titik Tetap Model

(18)

8 diperoleh dua titik tetap yang sehat yaitu:

( ) dan Jika

√ ,

(Lampiran 1) maka bernilai negatif sehingga kestabilan tidak dianalisis lebih lanjut karena jumlah populasi sel + sehat tidak akan bernilai negatif.

Selanjutnya titik tetap terinfeksi diperoleh dengan menyelesaikan sistem Persamaan (11) yaitu .

Analisis Kestabilan Model

Model infeksi HIV pada sel + merupakan sistem persamaan diferensial tak linear. Untuk mempermudah analisis kestabilan model, maka dilakukan analisis titik tetap pada sistem Persamaan (11), sehingga diperoleh matriks Jacobi sebagai berikut:

Selanjutnya dengan mensubstitusikan nilai titik tetap , di peroleh matriks Jacobi terkait sebagai berikut:

nilai eigen untuk matriks yaitu:

(19)

9

[ √ ]

[ √ ]

Karena semua parameter bernilai positif, < 0 sehingga nilai eigen dan stabil jika dan hanya jika: merupakan kodisi stabil, maka virus tidak dapat bertahan hidup di dalam populasi. Sedangkan, ketika >1 maka populasi tidak stabil karena virus akan bertahan hidup dalam populasi.

Selanjutnya dengan mensubstitusikan nilai titik tetap , maka di peroleh matriks Jacobi terkait sebagai berikut:

( suatu persamaan yang bergantung pada yaitu dengan +

(20)

10

Metode Runge-Kutta Orde Empat

Setelah mencari kondisi kestabilan, dilakukan pendekatan penyelesaian dari sistem Persamaan (11) untuk memeroleh solusi numerik menggunakan algoritme metode Runge-Kutta orde empat. Berikut adalah algoritme penyelesaian model infeksi HIVpada sel + .

Tuliskan kembali sistem Persamaan (11) dalam bentuk berikut:

dengan

(

)

Algoritme untuk menentukan solusi diberikan seperti berikut: a Menentukan persamaan fungsi dan nilai awal terhadap ,

b menentukan nilai h dengan a sebagai nilai awal, b sebagai nilai akhir, dan n

sebagai jumlah loop,

c menentukan solusi dari persamaan fungsi terhadap T, I, V selama n iterasi. for i = 1,...,n, do:

� (

� � � �

� � � �

� � � �

� � � � �

� (

� � � �

� � � �

(21)

11 � � � � �

� (

� � � �

� � � �

� � � �

� � � � �

� � � end.

SOLUSI NUMERIK

Pada bagian ini akan ditampilkan hasil numerik yang diperoleh dari analisis titik tetap dan nilai eigen serta hasil numerik dan grafik solusi metode Runge-Kutta orde empat untuk model infeksi HIV pada sel + . Hasil numerik dilakukan dengan mensubstitusikan nilai parameter pada Tabel 1.

Tabel 1 Nilai Parameter

Nilai bersumber dari Perelson, Kirscner, dan Boer 1992. Nilai bersumber dari Atangana dan Goufu 2014. Selain itu digunakan bilangan reproduksi dasar ( ).

Notasi Nilai

10 0.0027

0.02 0.3 2.4 0.03

10

(22)

12

Hasil numerik titik tetap dan nilai eigen

Pada bagian ini hasil numerik dilakukan dengan cara mensubtitusikan nilai parameter pada Tabel 1 ke dalam , ,dan serta nilai eigen setiap titik tetap. Hal ini dilakukan untuk menampilkan hasil numerik titik tetap dan nilai eigen serta melihat kestabilan dari sel + sehat dan sel + terinfeksi.

Sel + sehat ditunjukan pada saat dan , model infeksi HIV pada sel + menghasilkan titik tetap kesetimbangan tanpa infeksi HIV. Dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2 Titik tetap, nilai eigen, dan kestabilan saat dan Luaran

-

-

-

-

Jenis kestabilan Sadel -

Pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa terdapat dua titik tetap yang diperoleh untuk model infeksi HIV pada sel + . Karena populasi tidak akan bernilai negatif, titik tetap tidak dilanjutkan untuk dianalisis.

(23)

13 Tabel 3 Titik tetap, kriteria Routh-Hurwitz, dan kestabilan

Luaran

Berdasarkan Tabel 3 kriteria Routh-Hurwitz terpenuhi sehingga diperoleh stabil.

(Lampiran 3)

Hasil numerik metode Runge-Kutta orde empat

Pada bagian ini akan ditampikan solusi numerik dan grafik solusi model infeksi HIV pada sel + dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde empat. Hasil numerik dilakukan dengan mensubtitusikan nilai parameter pada Tabel 1 ke dalam algoritme metode Runge-Kutta orde empat. Dengan nilai awal dan diperoleh hasil numerik berikut

Tabel 4 Nilai Aproksimasi Runge-Kutta Orde Empat

(24)

14

Gambar 1 Grafik solusi Model dengan nilai �

Gambar 1 menjelaskan penurunan jumlah sel + sehat yang disebabkan oleh peningkatan jumlah sel + terinfeksi dan virus HIV. Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa sel + sehat mulai mengalami penurunan secara signifikan dari tahun keempat sampai tahun ketujuh, hal ini disebabkan oleh sel + terinfeksi dan virus HIV yang mulai meningkat di tahun yang sama. Setelah itu, ditahun kedelapan sel + sehat mencapai titik terendah sehingga sel + terinfeksi dan virus HIV mencapai titik tertinggi. Sel + terinfeksi dan virus HIV mulai mengalami penurunan pada tahun kedelapan sehingga membuat sel + sehat sedikit meningkat tetapi tidak signifikan.

Gambar 2 Grafik solusi Model dengan nilai �

(25)

15 tahun ke delapan sel + sehat, sel + terinfeksi, dan virus HIV mengalami osilasi dan mulai stabil pada saat t=140. Nilai titik tetap stabil yang diperoleh dari metode Runge-Kutta orde empat pada saat t=140 yaitu , , dan . Nilai titik tetap pada saat t=140 akan terus mendekati nilai titik tetap stabil yang diperoleh pada Tabel 3 sehingga metode ini dapat menduga hasil numerik yang stabil untuk model infeksi HIVpada sel + .

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Model infeksi HIV pada sel + memiliki tiga titik tetap yaitu , ,dan . Dengan memilih nilai parameter pada Tabel 1 diperoleh bahwa kestabilan bersifat sadel dan bersifat stabil. Solusi numerik diselesaikan menggunakan metode Runge-Kutta orde empat untuk melihat perilaku sel + sehat, sel + terinfeksi. Metode ini dapat menduga nilai titik tetap yang stabil untuk model infeksi HIVpada sel + .

Saran

Karya ilmiah ini membahas model infeksi HIV pada sel + dilakukan untuk melihat tingkat penyebaran infeksi HIV dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde empat. Hasil dari karya ilmiah ini dapat digunakan untuk mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan pengobatan.

(26)

16

DAFTAR PUSTAKA

Atangana A, Goufu EFD. 2014. Computational Analysis of the Model Describing HIV Infection of + Cells, Applied Mathematical Modelling. Biomed. 7 pages.doi:10.1155/2014/618404.

Anton H. 2004. Aljabar Linear Elementer. Jakarta (ID): Erlangga.

Fisher SD. 1990. Complex Variables. California (US): Wadsworth & Brooks. Giesecke J. 1994. Modern Infectious Disease Epidemiology. Oxford University

Press, New York.

Wang L and Li MY, “Mathematical analysis of the global dynamics of a model for HIV infection of CD4+ T cells,” Mathematical Biosciences, vol. 200, no. 1, pp. 44–57, 2006.

Lydia A. 1996. Gambaran klinis dan Laboratorium Acquired Immunodeficiency Syndrome di Jakarta dalam perkembangan mutakhir ilmu penyakit dalam. Balai penerbit FKUI. Jakarta.

Munir R. 2003. Metode Numerik. Bandung (ID): Informatika.

Perelson AS, Kirschner DE, Boer DR. 1993. Dynamic of HIV infection of + cells. Math. Biosci. 114(1):81-125.

Tu PNV.1994.Dynamical System, An Introduction with Application in Economics and Biology. Germany: Springer-Verlag.

Verhlust F.1990. Nonlinear Differential Equation and Dynamical System.

(27)

17

LAMPIRAN

Lampiran 1 Penentuan titik tetap model Model Persamaan (11):

Titik tetap model Persamaan (11) ditentukan dengan membuat persamaan menjadi

Dengan menggunakan rumus ABC pada Persamaan (23) diperoleh:

(28)

18

[ √

]

[ √ ]

[ √ ]

Jadi, titik tetap dan

Untuk titik tetap bernilai negatif, akan dibuktikan bernilai negatif bukti,

[ √ ]

[√ √ ]

karena

√ √

Maka

[√ √

]

 Dari Persamaan (11) diperoleh:

(26)

(29)

19

(27)

 Dari Persamaan (23) dan (24) diperoleh:

(30)

20

Jadi, titik tetap (

+ + )

(31)

21

Lampiran 2 Penentuan nilai eigen model

Misalkan model Persamaan (9) dituliskan sebagai berikut: +

,

.

Dengan melakukan pelinearan didapatkan matriks Jacobi sebagai berikut:

(32)

22

Kemudian dicari nilai eigen dengan menggunakan persamaan karakteristik ( , sehingga diperoleh:

a. Karena semua parameter bernilai positif, maka b. jika

atau

(33)

23 Besaran merupakan bilangan reproduksi dasar virus hidup dalam populasi. Ketika <1 yang merupakan kodisi stabil, maka virus tidak dapat bertahan hidup di dalam populasi. Sedangkan, ketika >1 maka populasi tidak stabil karena virus akan bertahan hidup dalam populasi.

(34)

24

[ +

] [

+

]

Persamaan diatas merupakan persamaan karakteristik yang dapat ditulis sebagai

berikut dengan:

+

+

Berdasarkan persamaan karakteristik, kriteria Routh-Hurwitz dapat digunakan untuk menetapkan titik tetap stabil, jika > 0, , dan – terpenuhi maka,

karena yang berarti +

 Bentuk A dan B dapat ditulis dan

sehingga dapat ditunjukan bahwa

(35)

25

(36)

26

Lampiran 4 Program solusi numerik menggunakan metode Runge-Kutta orde empat (Tabel 4) dengan software scilab 5.4.1

(37)

27

Lampiran 5 Program plot grafik solusi menggunakan metode Runge-Kutta orde empat (Gambar 4) dengan software scilab 5.4.1

clear all

legend('Sel CD4+T sehat','Sel CD4+T terinfeksi','virus

(38)

28

plot(t,V,'b','LineWidth',2);title('Model infeksi HIV pada sel CD4+T');

legend('Sel CD4+T sehat','Sel CD4+T terinfeksi','virus

HIV');xlabel('hari');ylabel('Jumlah populasi');

(39)

29

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada 22 April 1993 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Suherman dan Adawiyah. Tahun 2011 penulis lulus dari Madrasah Aliyah Negeri 1 Bogor dan pada tahun yang sama penulis diterima di Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan.

Gambar

Tabel 1 Nilai Parameter
Tabel 2 Titik tetap, nilai eigen, dan kestabilan saat     dan
Gambar 1 Grafik solusi Model dengan nilai �

Referensi

Dokumen terkait

Efektivitas Metode Runge-Kutta Orde Tujuh Terhadap Metode Multi- step Adams Orde Enam Pada Model Penyebaran Penyakit Tuberkulosis (TB); Lukman Jakfar Shodiq, 080210101050; 2012:

Untuk menyelesaikan model Predator-Prey akan dilakukan dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde empat seperti pada persamaan , dan juga diselesaikan menggunakan

Berdasarkan hasil simulasi dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde empat menunjukkan bahwa semakin kecil nilai peluang perpindahan virus dengue ke sel rentan maka

Tabel 4 dan 5 menunjukkan bahwa pada ukuran step h yang sama, estimasi eror mutlak penyelesaian dengan metode Runge-Kutta orde empat lebih kecil dibandingkan dengan

Penggunaan solusi yang diberikan oleh Runge-Kutta, yaitu Runge-Kutta Orde Dua, Runge-Kutta Orde Tiga, Runge-Kutta Orde Empat, Runge-Kutta Gill Orde Empat, dan Runge-Kutta

kombinasi Deret Lehmer di Persamaan (10) dan membandingkan antara Metode Runge Kutta orde empat klasik (RKK) dan Runge-Kutta orde empat Klasik yang telah dimodifikasi yang

Berdasarkan hasil simulasi dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde empat menunjukkan bahwa semakin kecil nilai peluang perpindahan virus dengue ke sel rentan maka

P-ISSN: 1693-7554, E-ISSN: 2654-3990 https://journal.unpak.ac.id/index.php/komputasi 55 PENYELESAIAN MODEL EPIDEMI SIR MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT DAN METODE