• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DENGAN SISWA PENYANDANG TUNAGRAHITA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR (Studi Kasus Pada SLB-C1. D Bina Asih Bondowoso)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DENGAN SISWA PENYANDANG TUNAGRAHITA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR (Studi Kasus Pada SLB-C1. D Bina Asih Bondowoso)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

i

KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DENGAN

SISWA PENYANDANG TUNAGRAHITA DALAM

PROSES BELAJAR MENGAJAR

(Studi Kasus Pada SLB-C1. D Bina Asih Bondowoso)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Falkutas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Komunikasi

Oleh:

Aditya Bekti Wiyoga 08220144

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

ii LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Aditya Bekti Wiyoga NIM : 08220144

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Komunikasi Interpersonal Guru Dengan Siswa Penyandang Tunagrahita Dalam Proses Belajar Mengajar (Studi Pada Guru SLB-C1. D Bina Asih Bondowoso)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dan Dinyatakan LULUS Pada Hari : Senin

Tanggal : 29 Juli 2013 Tempat : Ruang 605

Mengesahkan Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji :

1) Nasrullah, M.Si ( Penguji I ) (……….)

2) Novin Farid S. Wibowo, M.Si ( Penguji II ) (……….)

3) Abdullah Masmuh, Drs, M.Si ( Penguji III ) (……….)

(3)

iii KATA PENGANTAR

Bismillahi Rahmaanir Rahiim

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul” Komunikasi Interpersonal Guru Dengan Siswa Penyandang Tunagrahita Dalam Proses Belajar Mengajar (Studi Pada Guru SLB-C1. D Bina Asih Bondowoso)”

Dalam penyusunan ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Abdullah Masmuh, Drs, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Farid Rusman, Drs, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, serta kedua orang tua, keluarga besar penulis, dan rekan-rekan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang selalu berdoa dan memberikan motivasi kepada penulis.

Dengan segala kerendahan hati, ucapan terimakasih yang tak terhingga wajib saya berikan kepada :

1. Bapak Abdullah Masmuh, Drs, M.Si selaku Dosen Wali jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang sekaligus dosen pembimbing I dan Bapak Farid Rusman, Drs, M.Si selaku dosen pembimbing II, berkat arahan/petunjuk/bimbingan dari beliau sangat bermanfaat.

2. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Guru SLB-C.1.D yang sudah melancarkan penelitian ini mengenai komunikasi interpersonal guru dalam proses belajar mengajar anak berkebutuhan khusus tunagrahita.

(4)

iv

Tanpa pengorbanan beliau berdua, penulis tidak akan mampu menyelesaikan pendidikannya dengan baik.

5. Istri tercinta yang selalu menyemangati penulis dengan cinta dan kasih sayangnya dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Anak semata wayang, Raditya Rakha Al-Banna. Hadir di tengah masa pertumbuhannya mampu melepas kepenatan dan kejenuhan aktifitas penulis.

7. Kakak penulis yang selalu memberikan nasehat dan dorongan positif kepada penulis.

8. Teman-teman penulis yang selalu banyak membantu dan mendoakan dengan tulus kepada penulis.

9. Dan semua pihak yang telah banyak memberikan dukungan positif kepada penulis baik langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap kerangka acuan skripsi ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan pada penulis pada khususnya.

Malang, 29 Juli 2013

Penulis

(5)

v DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN ... v

MOTTO... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAKSI ... viii

A.1. Pandangan Komunikasi sebagai Transaksional ... 9

A.2. Konteks-konteks Komunikasi ... 12

A.3. Komunikasi Interpersonal ... 13

A.4. Sifat Komunikasi Interpersonal ... 14

(6)

vi

A.6. Faktor-faktor yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal

dalam Komunikasi Interpersonal ... 18

A.7. Proses Komunikasi ... 22

A.8. Elemen-elemen Komunikasi... 24

A.9. Gangguan dan Rintangan Komunikasi ... 28

A.10. Komunikasi Pendidikan ... 32

A.11. Proses Belajar Mengajar sebagai Proses Komunikasi ... 34

B. Tunagrahita ... 36

B.1. Pengertian Tunagrahita ... 36

B.2. Klasifikasi Tunagrahita ... 37

B.3. Karakteristik Tunagrahita ... 40

B.4. Kemampuan Kognitif Tunagrahita ... 42

B.5. Kemampuan Bahasa Tunagrahita ... 45

B.6. Kemampuan Emosi dan Kepribadian Tunagrahita ... 47

C. Landasan Teori-teori Pesan Tradisi Sosiopsikologis ... 49

C.1. Teori Penyusunan Tindakan ... 49

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN ... 65

A. Sejarah Singkat dan Perkembangan SLB-C1.D Bina Asih Bondowoso ... 65

(7)

vii

C. Visi Misi SLB-C1.D Bina Asih Bondowoso ... 67

D. Struktur Organisasi SLB-C1. D Bina Asih Bondowoso... 68

E. Sarana dan Prasarana SLB-C1.D BinaAsih Bondowoso ... 69

F. Keadaan Guru dan Karyawan SLB-C.1. D Bina Asih ... 70

G. Keadaan Siswa SLB-C1. D Bina Asih Bondowoso ... 72

BAB V KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DENGAN SISWA TUNAGRAHITA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR... 74

A. Profil Subyek Penelitian ... 74

B. Profil Informan Penelitian ... 77

C. Kasus I: Komunikasi Priyanto dengan Sundari ... 78

D. Kasus II: Komunikasi Priyanto dengan Darma ... 87

E. Kasus III: Komunikasi Eni Purnaningsih dengan Narita ... 97

F. Kasus IV: Komunikasi Eni Purnaningsih dengan Sugiarto ... 106

BAB VI PENUTUP ... 113

A. Kesimpulan ... 113

B. Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA ……… 117

(8)

viii DAFTAR LAMPIRAN

Draft Wawancara Subyek Guru Mengenai Komunikasi dengan Siswanya

Draft Wawancara Informan

Transkip Wawancara Kasus Komunikasi Interpersonal Guru dengan Siswa

Transkip Wawancara dengan Informan

Transkip Observasi Kasus Komunikasi Interpersonal Guru dengan Siswa

(9)

ix Daftar Pustaka

Buku

Cangara, Hafied. 2007, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada.

Delphie, Bandi. 2006, Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus, Bandung, Refika Aditama.

, Bandi. 2006, Pembelajaran Anak Tunagrahita, Bandung, Refika Aditama.

DeVito, Joseph A. 1997, Komunikasi Antar Manusia: Human Communication,

Jakarta, Professional Books.

Lawrence,D & Schramm, Wilbur, 1985, Asas-asas Komunikasi Antar Manusia, Jakarta, LP3ES.

Littlejohn, Stephen. 2009. Teori Komunikasi. Theories of Human Communicate.

Jakarta, Salemba Humanika.

Mulyana, Deddy. 2010, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Naim, Ngainun. 2011. Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan. Jogjakarta, Ar-Ruzz Media.

Nazir,Moh. 2009, Metode Penelitian, Bogor , Ghalia Indonesia.

(10)

x

Rakhmat, Jalaluddin. 2005, Psikologi Komunikasi, Bandung. Remaja Rosdakarya.

Sadiman, Arief S. 2010, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2010, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta, PT Fajr Interpratama.

Somantri, Sutjihati. 2006, Psikologi Anak Luar Biasa, Bandung, Refika Aditama.

Sugiyono. 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung, Alfabeta.

Widjaja. 2000, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta, PT Rineka Cipta.

West, Richard & Lynn. 2008, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi : Introducing Communication Theory Analisis and Application, Jakarta, Penerbit Salemba Humanika.

Non Buku

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia tercipta sebagai mahluk indvidu dan juga sebagai mahluk sosial. Manusia merupakan mahluk individu karena secara kodrat manusia memiliki keunikan dan karakteristik yang berbeda antara manusia yang satu dengan manusia yang lain, sekalipun manusia tersebut manusia kembar yang lahir secara bersamaan dari seorang ibu yang sama pula. Sebagai mahluk sosial, manusia hidup berdampingan dengan manusia-manusia lainnya. Dalam kehidupan sosialnya manusia tidak terlepas dari peranan atau saling ketergantungan dengan manusia lainnya dan manusia selalu berinteraksi dan berkomunikasi antara satu sama lainnya.

Kegiatan berkomunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi manusia dapat mengetahui isi lingkungan di sekitarnya maupun mengetahui semua yang ada pada dirinya. Selain itu, dengan berkomunikasi manusia mampu memenuhi beragam kebutuhan hidupnya. Sehingga, kegiatan berkomunikasi menjadi kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia.

(12)

2

(13)

3

Ketiga fungsi ini menjadi patokan dasar setiap individu dalam berhubungan dengan sesama sebagai mahluk sosial. Oleh kerena itu fungsi komunikasi dalam kehidupan manusia sangat berperan penting dalam kehidupan manusia, baik tua maupun muda, besar maupun kecil, pria maupun wanita, dan normal maupun tidak normal. Bentuk nyata fungsi ketiga dari fungsi komunikasi yang dipaparkan oleh Harold D. Lasswell adalah pendidikan. Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat atau bernegara. Dengan pendidikan, negara mampu mencerdaskan kehidupan warga negaranya sesuai yang diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyatakan bahwa: “Setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama memperoleh pendidikan”. Dengan demikian negara menjamin bagi seluruh warga negaranya memiliki hak dan kesempatan dalam bidang pendidikan.

Seperti yang telah kita ketahui, manusia secara individu memiliki karakteristik dan keunikan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Selain itu manusia juga terlahir dengan kondisi yang berbeda-beda seperti terlahir dengan keadaan normal maupun abnormal. Manusia abnormal terdiri dari beragam ketidaknormalan manusia pada umumnya. Di antaranya adalah, tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, autistik, dan kelainan perkembangan ganda. Ketidaknormalan tersebut juga bisa dikatakan cacat dan memiliki karakteristik kecacatan yang berbeda-beda antara satu sama lainnya.

(14)

4

disebut Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau special need. Istilah ini digunakan untuk menghindari konotasi negatif dari kelainan khusus yang diderita oleh siswa (Delphie, 2006:1). Fenomena anak berkebutuhan khusus ini sangat menarik dipelajari, hal ini disebabkan anak berkebutuhan khusus mempunyai kemampuan atau perilaku terbatas dibandingkan dengan anak-anak normal pada umumnya. Salah satunya adalah komunikasi. Sehingga komunikasi antara guru dan anak berkebutuhan khusus dalam proses belajar mengajar berbeda dengan anak normal pada umumnya.

Untuk memfasilitasi kebutuhan akan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, Pemerintah mendirikan sekolah khusus yang dinamakan Sekolah Luar Biasa (SLB). Sekolah Luar Biasa ini dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sesuai ketunaan yang diderita oleh para siswa. Yaitu di antaranya :

1. SLB-A : Sekolah untuk tunanetra (anak yang mengalami hambatan penglihatan)

2. SLB-B : Sekolah untuk tunarungu (anak yang mengalami hambatan pendengaran)

3. SLB-C : Sekolah untuk tunagrahita (anak yang mengalami retardasi mental)

4. SLB-D : Sekolah untuk tunadaksa (anak yang menalami cacat tubuh) 5. SLB-E : Sekolah untuk tunalaras (anak yang mengalami penyimpangan

emosi dan sosial)

(15)

5

7. SLB-G : Sekolah untuk tunaganda (anak yang mengalami lebih dari satu hambatan). (http://www.gizikita.depkes.go.id,2011)

Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada para siswa tunagrahita. Tunagrahita adalah salah satu cacat pada manusia yang terletak kepada kelemahan inteligensinya. Inteligensi merupakan fungsi yang kompleks yang dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempelajari informasi dan situasi-situasi kehidupan baru, belajar dari pengalaman masa lalu, berpikir abstrak, kreatif, dapat menilai secara kritis, menghindari kesalahan - kesalahan, mengatasi kesulitan-kesulitan, dan kemampuan untuk merencanakan masa depan (Somantri, 2006:105). Anak tunagrahita memiliki semua kelemahan akan hal tersebut.

(16)

6

Dalam kegiatan belajar mengajar komunikasi menjadi aspek yang sangat fundamental dalam upaya mentransformasikan materi pembelajaran yang diberikan oleh guru terhadap siswanya. Komunikasi dalam proses belajar mengajar antara guru dengan siswa normal umumnya, tentu berbeda, dengan komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru terhadap siswa penyandang tunagrahita. Oleh sebab itu, bisa dikatakan guru lebih mudah memberikan pembelajaran terhadap siswa normal dari pada siswa dengan permasalahan ketunagrahitaannya.

(17)

7

mengajar, guru mengaplikasikan program intruksional yang disebut

Individualized Educational Program (IEP). Di mana, dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan program ini, komunikasi yang ditekankan adalah komunikasi interpersonal dalam upaya untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswanya. Dengan fenomena proses komunikasi tersebut, peneliti ingin meneliti tentang komunikasi interpersonal guru dengan siswa penyandang tunagrahita klasifikasi sedang dalam proses belajar mengajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu; bagaimana komunikasi interpersonal antara guru dengan siswa penyandang tunagrahita klasifikasi sedang dalam proses belajar mengajar di SLB-C1. D Bondowoso?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana komunikasi interpersonal antara guru dengan siswa penyandang tunagrahita klasifikasi sedang dalam proses belajar mengajar di SLB-C1. D Bondowoso.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

(18)

8

a) Mengembangkan ilmu pengetahuan terutama ilmu komunikasi yang berkaitan dengan komunikasi interpersonal guru dengan siswa tunagrahita klasifikasi sedang dalam proses belajar mengajar.

b) Memberikan referensi tambahan terkait dengan penelitian komunikasi interpersonal guru dengan siswa penyandang tunagrahita klasifikasi sedang dalam proses belajar mengajar.

2. Manfaat Praktis

Referensi

Dokumen terkait

Atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis diberikan nikmat sehat dan sempat dalam rangka menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir Teknologi Hasil Pertanian ya ng

• Sejak menderita sakit gula, pasien sering merasa haus, lapar dan sering buang air kecil terutama pada malam hari, pasien juga mengeluh gatal-gatal di

Akuntansi akrual yang diusulkan akan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan perusahaan dan sebagai hasilnya, telah memberi perhatian yang lebih luas

Berdasarkan hasil penelitian dapat di- simpulkan bahwa: penyikatan gigi menggu- nakan pasta gigi yang mengandung baking soda dan pasta gigi yang mengandung mentol

A Kárpát-medence magyar könyvtárainak régi könyvei és a Muzeális Könyvtári Dokumentumok Nyilvántartása 1 Induljunk ki annak a kérdésnek a megválaszolásából, hogy

Penggunaan model Picture and Picture terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengelompokkan macam-macam tulang pada rangka manusia.Hal ini dibuktikan dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan partisi transparan pada daycare yang efektif tanpa mengganggu sosialisasi anak satu dengan yang lainnya sebagai

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data dalam naskah Sêrat Dongѐng Asmadaya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut. Berdasarkan inventarisasi naskah