• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RASIO BENTANG GESER DAN TINGGI EFEKTIF (a/d) PADA BALOK TINGGI TERHADAP PERILAKU GESER BALOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH RASIO BENTANG GESER DAN TINGGI EFEKTIF (a/d) PADA BALOK TINGGI TERHADAP PERILAKU GESER BALOK"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH RASIO BENTANG GESER DAN TINGGI EFEKTIF (a/d) PADA

BALOK TINGGI TERHADAP PERILAKU GESER BALOK

Oleh: HARDIMAN WICAKSONO (00520069)

Civil Engineering Dibuat: 2006-05-01 , dengan 4 file(s).

Keywords: Balok Tinggi, Rasio a/d, Perilaku Geser balok

Balok tinggi adalah bagian struktur beton bertulang yang pada umumnya ditemukan dalam balok bagi (girder), Balok penghubuang, dinding penahan dan dinding geser. Pada kenyataanya

berbeda dengan balok biasa pada balok tinggi memiliki kreteria dan persyaratan yaitu jika rasio antara bentang geser dan tinggi (a/d) balok tidak melebihi 1,0. bentang geser yang dimaksud adalah bagian dari panjang balok yang menerima tegangan geser pada arah yang sama akibat beban –beban yang bekerja.

Pada penelitian ini benda uji berukuran 13x45x150cm dan mutu beton 340 Mpa. Pengujian dilakukan dengan dua titik pembebanan ( Two Point Load), dengan kenaikan pembebanan setiap 100 kg dan rasio a/d yang digunakan yaitu 1.2, 1.0, 0.8. setelah pengujian dilakukan dapat dianalisa perilaku dari balok tinggi terutama kemampuan menahan beban, defleksi, kekakuan dan daktilitas yang terjadi..

Hasil menunjukan bahwa semakin kecil rasio a/d kemampuan menahan retak dan ultimate semakin besar. Besarnya peningkatan kemampuan menahan beban pada saat retak awal balok dengan sengkang vertical (BT-SV0) = 66,31% dan balok dengan sengkang miring (BT-SM0) = 90% sedangkan pada saat mencapai ultimate BT-SV0 = 40,28% dan BT-SM0 = 33,94%. Defleksi yang terjadi pada balok tinggi BT-SV0 pada saat retak awal lebih besar 168,87% dari balok SM0, sedangkan pada saat terjadi ultimate SV0 lebih besar 33,99% dari balok BT-SM0. Balok dengan sengkang miring mempunyai kekakuan yang lebih besar dari pada balok dengan sengkang vertical yaitu 28,67% untuk kekakuan geser dan 18,03% untuk kekakuan lentur. Perilaku dari daktilitas yang terjadi menunjukan bahwa daktilitas pada balok BT-SM0

mempunyai nilai yang lebih besar yatu 87.91% dari pada balok BT-SV0.

Abstract

High beams are part of a reinforced concrete structure which is generally found in the beam for the (girder), Beam penghubuang, retaining walls and shear walls. In fact different from the normal beam beams have criteria and requirements are if the ratio between the shear span and height (a / s) beam does not exceed 1.0. shear span in question is part of a long beam that receives the shear stress in the same direction due to working loads.

In this study specimen size and quality of concrete 13x45x150cm 340 MPa. Tests carried out with two loading points (Two Point Load), with the increase of loading every 100 kg and the ratio a / d is used, namely 1.2, 1.0, 0.8. after testing is done to analyze the behavior of high beams, especially the ability to resist the load, deflection, stiffness and ductility that occurs ..

(2)

amount of increase in weight-bearing capability at the time of the initial crack vertical beam with a cross bar (BT-SV0) = 66.31% and the beam with a transverse tilt (BT-SM0) = 90%, whereas at the time of reaching the ultimate BT-SV0 = 40.28% and BT-SM0 = 33.94%. Deflection that occurs at high beam SV0 BT-crack initiation at higher 168.87% of the block BT-SM0, whereas in the event of ultimate BT-SV0 larger blocks 33.99% of the BT-SM0. Beam with oblique cross bar has a stiffness greater than the vertical beam with a cross bar which is 28.67% to 18.03% and the shear stiffness to flexural stiffness. The

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan, Pertemuan kelima pada siklus III materi pembelajaran diawali dengan memperdalam materi pada siklus II. Pada siklus III pertemuan keenam, siswa secara individu

Hasil penelitian Wulandari (2003) (2013) dengan judul Tinjauan Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Unit Penyimpanan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Di RS PKU Muhammadiyah, Propofol banyak digunakan sebagai induksi anestesi dan anestesi pemeliharaan yang bervariasi.Evaluasi penggunaan anestesi umum bertujuan untuk mengetahui

Hyvä yhteishenki koettiin tärkeänä asiana Hiirosenkotiin tehdyssä opinnäytetyössä sekä aikaisemmissa vertailututkimuksissa, joten tähän tulee panostaa myös

Selanjutnya hubungan relasional tersebut dapat menjadi acuan bagi penulis untuk memperkaya wawasan dan standarisasi kosa kata terkait dengan faktor-faktor pemicu keselarasan

a) Hukum Internasional yaitu Konvensi Warsawa 1929, namun di penelitian ini penulis fokus pada hukum nasional saja. b) Hukum nasional yang meliputi Kitab Undang-Undang

Disertasi Konteks Global dan Nasional Gerakan Perempuan .... Machya