• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN FAKTOR RESIKO HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD KERTOSONO FEBRUARI 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAMBARAN FAKTOR RESIKO HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD KERTOSONO FEBRUARI 2008"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN FAKTOR RESIKO HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT 

JALAN DI RSUD KERTOSONO FEBRUARI 2008

 

Oleh: NINA FITRIANA ( 03020002 ) 

Medical 

Dibuat: 2010­01­25 , dengan 3 file(s). 

Keywords:Faktor resiko • Hipertensi • Rawat jalan 

Latar belakang. Hipertensi merupakan salah satu dari empat faktor utama penyebab penyakit  jantung dan pembuluh darah. Di dunia, hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa  menderita tekanan darah tinggi. Setiap tahun darah tinggi menjadi penyebab 1 dari setiap 7  kematian (7 juta per tahun). Hipertensi mempunyai faktor resiko yang diduga menjadi pendorong  timbulnya hipertensi. Faktor resiko tersebut adalah jenis kelamin, umur, faktor keturunan atau  faktor genetik, obesitas, kebiasaan merokok, alkohol, stress, asupan garam, tempat tinggal dan  gaya hidup yang kurang sehat. 

Tujuan. Mengetahui gambaran faktor resiko hipertensi pada pasien rawat jalan di RSUD  Kertosono. 

Metode. Deskriptif observasional dengan pendekatan retrospektif kemudian data disajikan dalam  bentuk tabel distribusi frekuensi dan diagram. Populasi adalah seluruh pasien di bagian rawat  jalan di RSUD Kertosono pada Februari 2008 yang berjumlah 257 sampel total sampling melalui  wawancara. 

Hasil. Pasien hipertensi rawat jalan terbanyak berusia 61­70 tahun, berjenis kelamin wanita,  mempunyai faktor keturunan, tidak obesitas dan tidak merokok. 

Kesimpulan. Sebagian besar pasien hipertensi rawat jalan berusia 61­70 tahun, berjenis kelamin  wanita, mempunyai faktor keturunan, tidak obesitas dan tidak merokok. 

Background. Hypertension is one of fourth main causes of hearth and blood vessel diseases. In  the world, almost one billion people or 1 from 4 elder people suffer from hypertension. 

Hypertension causes 1 from 7 deaths every year (7 millions each year). Hypertension has risk  factors promoting hypertension. The risk factors included sex, age, family history, obesity,  smoking, alcohol, stress, salt intake, place to live and unhealthy life style. 

Purpose. To know the description of hypertension risk factors to ambulatory patients in Local  Public Hospital of Kertosono 

Research methodology. Employing observational descriptive with retrospective study, than  presenting data with frequency distribution tables and diagrams. The population was the patients  in ambulatory division on february 2008 which were 257 samples of total sampling with 

questionnaire. 

Result. Most of hypertension ambulatory patients are those at around 61 – 70 years old, female,  having family history, no obesity and no smoking. 

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut terlihat dari biometrik rajungan tertangkap pada musim barat di Teluk Lasongko lebih besar dibandingkan pada musim timur (Hamid 2015), sedangkan pada

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, motivasi timbul karena adanya suatu desakan, misalnya kurangnya kebutuhan hidup maka timbul suatu motivasi untuk

Dari brosur yang sudah ada masih belum bisa menampilkan informasi yang berupa video maupun audio sehingga, dengan memanfaatkan teknologi augmented reality yang akan

Untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan variasi terhadap rasio asam penitrasi (asam sulfat dan asam nitrat) yang digunakan sesuai dengan diagram terner nitrasi

Ketika batang kemudi bergerak maka oli bertekanan dari pompa diarahkan masuk ke dalam silinder dan mendorong piston batang penghubung Dengan demikian torsi atau gaya untuk memutar

Pembangunan peternakan selain memberikan kesempatan berusaha (lapangan kerja) dan bagian dari pembangunan nasional juga harus diarahkan langsung untuk meningkatkan

Dari rekapitulasi hasil peneliti tentang kemampuan peserta didik, diketahui bahwa tedapat pengenalan matematika terhadap pengenalan matematika yaitu kemampuan

Uji tempel dengan konsentrasi yang berbeda dapat mengaktifkan lesi pada lesi sebelumnya tetapi tidak pada kulit yang normal .8.. Hasil semua uji provokasi topikal pada pasien