• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-INAYAH PURWOSARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-INAYAH PURWOSARI"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY TERHADAP

TINGKAT DEPRESI PADA SANTRI PONDOK

PESANTREN AL-INAYAH PURWOSARI

SKRIPSI

Oleh :

MOHAMMAD LUKMAN HAKIM IBRAHIM 201210420311146

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

i

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY TERHADAP

TINGKAT DEPRESI PADA SANTRI PONDOK

PESANTREN AL-INAYAH PURWOSARI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Progaram Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

MOHAMMAD LUKMAN HAKIM IBRAHIM 201210420311146

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(3)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY TERHADAP

TINGKAT DEPRESI PADA SANTRI PONDOK

PESANTREN AL-INAYAH PURWOSARI

SKRIPSI

Disusun Oleh :

MOHAMMAD LUKMAN HAKIM IBRAHIM 201210420311146

(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY TERHADAP

TINGKAT DEPRESI PADA SANTRI PONDOK

PESANTREN AL-INAYAH PURWOSARI

SKRIPSI

Disusun Oleh :

MOHAMMAD LUKMAN HAKIM IBRAHIM 201210420311146

(5)

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Mohammad Lukman Hakim Ibrahim

NIM : 201210420311146

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan Antara Self Efficacy Terhadap Tingkat Depresi Pada Santri

Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar

hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang

lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 20 April 2016 Yang Membuat Pernyataan

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT, berkat Rahmat dan Hidayah-Nya maka

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-INAYAH PURWOSARI”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini bukan semata-mata

hasil kerja peneliti sendiri, melainkan Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat

terselesaikan berkat bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu

tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang setulus – tulusnya kepada yang

terhormat:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang sekaligus sebagai dosen

pembimbing I, yang dengan sabar dan kebesaran hati dalam membimbing

saya untuk mewujudkan skripsi ini.

2. Ibu Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Sri Sunaringsih Ika Wardojo, S.KM, MPH sebagai dosen pembimbing II

yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan

(7)

vi

4. Ibu Tutu April Ariani ,S.Kep., M.Kes dan Bapak Sunardi ,S.Kep, Ns., M.Kep

sebagai penguji I dan penguji II yang telah memberikan masukan dan

saran-saran untuk melengkapi tugas akhir ini.

5. Ibu Aini Alifatin, S.Kep., M. Kep dan Ibu Demes Suprawati sebagai Wali

Dosen PSIK kelas D angkatan 2012, yang memberikan dukungan untuk

mengerjakan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan

Ilmunya selama pembelajaran.

7. Kepala Pengasuh Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari dan Pengasuh yang

telah memberikan kesempatan saya untuk bisa melakukan penelitian

dilingkungannya serta adik-adik santri yang telah membantu saya dalam

mendukung penelitian saya.

8. Kedua orang tua dan segenap keluarga tercinta yang telah memberikan

kesabarannya dan dukungan moril dan materil serta doa yang tak berhenti

hingga saat ini.

9. Teman- teman PSIK 2012 D yang telah memberikan bantuan, motivasi dan

DOA dalam penyusunan skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas doa dan

dukungannya.

Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan

kesempurnaan, sehingga peneliti mengharapkan adanya saran dan masukan dalam

rangka penyempurnaan proposal skripsi ini, sehingga dapat bermanfaat bagi banyak

pihak khususnya dibidang kesehatan.

Malang, 01 April 2016

(8)

vii

The Correlation between Self Efficacy to the Level of Depression

of Student’s

Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari

Mohammad Lukman Hakim Ibrahim1, Yoyok Bekti Prasetyo2, Sri Sunaringsih Ika Wardojo3

ABSTRACT

Background : Pondok Pesantren is one of the educational path where children / student’s are in dormitories under the responsibility of a Kyai /Ustadz in which the activities and in Pondok Pesantren is an activity that binds with different rules. The education pattern causes problems, especially student’s who are in the process of psychological development of adolescents, especially where students are not able to carry out tasks that binding. That phenomenon if not followed, it will cause the onset of depression in student’s.

Methods : This research used cross sectional approach. This research was done February 2016 at Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari with the sample were 99 student’s. The techniques sampling used purposive sampling. The data were analyzed by spearman rank.

Results : The result showed that self efficacy of student’s pondok pesantren majority

have moderate self efficacy while the level of depression majority have normal level of depression. The result were analyzed by spearman rank with SPSS program version 16, p value = 0.000 < α = 0,05 and value r = -0,370, then there is the correlation between self efficacy to the level of depression of student’s Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari with of the negative correlation that the higher self efficacy, the lower levels of depression and otherwise.

Discussion : Self efficacy is owned by the student’s will determine the level of the

next depression, it is influenced by several things such as other people's experiences, verbal persuasion and emotional state of the individual. High self efficacy will show individuals who have a happiness, a sense of optimism and confident of their life, while people who have a low self efficacy will show signs and symptoms of anxiety, stress and even depression.

Keywords: Self Efficacy, Level of Depression, Student

1. Students of Nursing Science, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang

(9)

viii

Hubungan Antara Self Efficacy Terhadap Tingkat Depresi

Pada Santri Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari

Mohammad Lukman Hakim Ibrahim1, Yoyok Bekti Prasetyo2, Sri Sunaringsih Ika Wardojo3

INTISARI

Latar belakang : Pondok pesantren merupakan salah satu jalur pendidikan dimana anak/santri berada dalam asrama dibawah tanggung jawab seorang kyai/ustadz dimana aktivitas dan kegiatan dipondok pesantren merupakan kegiatan yang mengikat dengan berbagai aturan. Pola pendidikan tersebut menyebabkan permasalahan khususnya santri yang berada dalam proses perkembangan remaja khususnya psikologi dimana santri tidak mampu melaksanakan tugas yang mengikat. Fenomena tersebut jika tidak ditindaklanjuti maka akan menyebabkan timbulnya depresi pada santri.

Metode : Penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2016 di Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari dengan samplenya adalah 99 santri. Teknik sampling yang digunakan yaitu Purposive Sampling. Analisa data mengunakan Spearman Rank.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa self efficacy pada santri mayoritas memiliki self efficacy yang sedang, sedangkan tingkat depresi mayoritas memiliki tingkat depresi yang normal. Hasil Uji Spearman Rank dengan progam SPSS versi 16, diperoleh nilai p = 0,000 < α = 0,05 dan nilai r = -0,370 sehingga ada hubungan antara self efficacy terhadap tingkat depresi pada santri Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari dengan arah korelasi negatif yaitu semakin tinggi self efficacy maka semakin rendah tingkat depresi begitu juga sebaliknya.

Diskusi : Self efficacy yang dimiliki oleh santri akan menentukan tingkat depresi selanjutnya, hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengalaman orang lain, persuasi verbal, dan keadaan emosional dari individu. Self efficacy yang tinggi akan menunjukkan individu yang memiliki kebahagian, rasa optimisme yang tinggi dan yakin terhadap kehidupannya sedangkan individu yang memiliki self efficacy yang rendah akan menunjukkan tanda dan gejala berupa kecemasan, stres bahkan depresi.

Kata Kunci : Self Efficacy, Tingkat Depresi, Santri

1. Mahasiswa Progam Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dosen Progam Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

(10)

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Pernyataan Keaslian ... iv

Kata Pengantar ... v

Abstract ... vii

Intisari ... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Keaslian Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Self-Efficacy ... 15

2.1.1 Definisi Self-Efficacy ... 15

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self-Efficacy... 16

2.1.3 Fungsi-Fungsi Self-Efficacy ... 18

2.1.4 Dimensi Self-Efficacy ... 21

2.1.5 Kuesioner The GeneralizedSelf-Efficacy ... ... 22

2.2 Konsep Depresi ... 24

2.2.1 Definisi Depresi ... 24

2.2.2 Rentang Respon Depresi ... 24

2.2.3 Faktor Penyebab Depresi ... 26

2.2.4 Tanda dan Gejala Depresi . ... 30

2.2.5 Bentuk-Bentuk Depresi ... 31

2.2.6 Tingkat Depresi ... 33

2.2.7 Kuesioner Beck Depression Inventory (BDI)... ... 34

2.3 Konsep Hubungan antara Self Efficacy terhadap Tingkat Depresi pada Santri Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari ... 36

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual... .... 39

3.2 HipotesisPenelitian ... 40

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 41

4.2 Kerangka Penelitian ... 41

4.3 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel Penelitian ... 43

4.3.1 Populasi Penelitian ... 43

(11)

x

4.3.3 Sampel Penelitian ... 43

4.4 Variabel Penelitian ... 44

4.4.1 Variabel Independen ... 44

4.4.2 Variabel Dependen ... 44

4.5 Definisi Operasional ... 44

4.7 Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

4.7 Instrumen Penelitian ... 46

4.7.1 Kuesioner Self Efficacy ... 46

4.7.1 Kuesioner Depresi ... 46

4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 47

4.8.1 Uji Validitas ... 47

4.8.2 Uji Reliabilitas ... . . 48

4.9 Prosedur Pengumpulan Data ... 49

4.10 Pengolahan dan Analisa Data ... 50

4.10.1Pengolahan Data ... .. . 50

4.10.2Analisa Data ... 52

4.11 Etika Penelitian ... 53

4.11.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan Penelitian) ... 53

4.11.2 Annonimity (Tanpa Nama) ... 53

4.11.3 Confidentiality (Kerahasiaan) ... 53

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Hasil Penelitian ... 54

5.1.1 Karakteristik Responden ... 54

5.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Self Efficacy ... 57

5.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Depresi ... 57

5.2 Analisa Data ... 58

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Gambaran Self Efficacy Pada Santri Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari ... ... ... 60

6.2 Gambaran Tingkat Depresi Pada Santri Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari ... ... ... 63

6.3 Hubungan Antara Self Efficacy Terhadap Tingkat Depresi pada Santri Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari ... 66

6.4 Keterbatasan Penelitian ... ... 69

6.5 Implikasi Keperawatan ... . ... 70

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan ... 72

7.2 Saran ... ... 72

Daftar Pustaka ... 74

Lampiran ... 79

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Tabel Perilaku Depresi ... 28

Tabel 4.2 Tabel Definisi Operasional ... 45

Tabel 4.3 Kisi-Kisi Kuesioner Self Efficacy ... 46

Tabel 4.4 Kisi-Kisi Kuesioner Despresi ... 47

Tabel 4.5 Uji Validitas Self Efficacy dan Depresi ... 48

Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Self Efficacy dan Depresi ... 49

Tabel 4.7 Interpretasi Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi ... 52

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Santri di Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari (Februari 2016) ... 55

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Self Efficacy di Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari (Februari 2016) ... 57

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Depresi di Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari (Februari 2016) ... 57

Tabel 5.4 Cross Tabulating Self Efficacy terhadap Tingkat Depresi pada Santri Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari (Februari 2016) ... 72

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rentang Respon Depresi ... 26

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ... 39

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan dan Penelitian Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 3 Lembar Permohonan Izin Menjadi Responden

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)

Lampiran 5 Lembar Data Umum Responden Lampiran 6 Lembar Kuesioner Self Efficacy

Lampiran 7 Lembar Kuesioner Depresi

Lampiran 8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Self Efficacy

Lampiran 9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Depresi Lampiran 10 Hasil Penelitian Data Umum Responden Lampiran 11 Hasil Penelitian Data Self Efficacy

Lampiran 12 Hasil Penelitian Data Tingkat Depresi

Lampiran 13 Hasil Cross Tabulation danHasil Perhitungan Statistik Uji Spearman Rank

(15)

74

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2008). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Aizid, Rizem. (2015). Melawan Stres dan Depresi Dahsyatnya Mukjizat Al-Qur’an

Menumpas Segala Gangguan Jiwa. Yogyakarta: Saufa.

Ariani, Tutu April. (2012). Sistem Neurobehaviour. Jakarta: Salemba Medika.

Azizli, N., Atkinson, B. E., Baughman, H. M., Giammarco, E. A. (2015). Relationships between general self-efficacy, planning for the future, and life satisfaction. Personality and Individual Differences, (82). 58-60.

Azwar MA, Prof. Saifuddin. (2015). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Brusokas, Andrius., & Malinauskas, Romualdas. (2014). Career Self Efficacy Among

Lithuanian Adolescents in Sport Schools. Social and Behavioral Sciences. (116).

212-216.

Calear, A. L., & Christensen, H. (2010). Systematic Review of School-based

Prevention and Early Intervention Programs for Depression. Journal of

Adolescence. (33). 429-438.

Caroli, Maria Elvira De., & Sagone, Elisabetta. (2014). Generalized Self Efficacy and

Well-Being in Adolescents with High Vs. Low Scholastic Self Efficacy. Social

and Behavioral Sciences. (114). 867-874.

Cervone, Daniel., & Pervin, Lawrence A. (2012). Kepribadian: Teori dan Penelitian Edisi

10. Jakarta: Salemba Humanika.

Copel, L. C. (2007). Kesehatan Jiwa dan Psikiatri : Pedoman Klinis Perawat Edisi Kedua. Jakarta: EGC.

Dahlan, M. Sopiyudin. (2009). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan : Deskriptif,

Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS. Jakarta: Salemba Medika.

Dalami, Ermawati., Suliswati., Ns. Rochmah., Ketut Rai Suryati., Widji Lestari.

(2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: Trans Info Media

(TIM).

(16)

75

Doenges, Marilynn E., Townsend, Mary C., & Moorhouse, Mray France. (2006).

Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta: EGC.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Riskesdas 2013 Nasional. Jakarta:

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan.

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Farinde, Abimbola. (2013). The Beck Depression Inventory. The Pharma Innovation.

(02). 56-62.

Feist, J. & Feist, G. J. (2008). Theorist of Personality, Edisi keenam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Feist, J. & Feist, G. J. (2010). Theorist of Personality, Edisi ketujuh. Jakarta: Salemba Humanika.

Friedman, H.S & Schustack, M.W. (2008). Kepribadian, Teori Klasik dan Riset Modern. Jakarta: Erlangga.

Ginting, Henndy., Naring, Gerard., Veld, William M. Van Der., Srisayekti, Wilis., Becker, Eni S. (2013). Validating the Beck Depression Inventory-II in Indonesia’s General Population and Coronary Heart Disease Patients.

International Journal of Clinical and Health Psychology. (13). 235-242.

Hakiqi, Septian A. (2013). Perbedaan Tingkat Depresi Remaja Madrasah Aliyah Al-Qodiri

yang Tinggal di Rumah dan di Pondok Pesantren Al-Qodiri Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Jember: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.

Hamid, Prof. Achir Yani S. (2007). Buku Ajar Riset Keperawatan, Konsep, Etika dan

Instrumentasi Edisi Kedua. Jakarta: EGC.

Handono, Oki Tri. (2011). Hubungan antara Penyesuaian Diri dan Dukungan Sosial

Terhadap Stress Lingkungan Pada Santri Baru. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.

Hasanah, Anis Rahmawati. (2012). Hubungan antara Kemandirian dengan Penyesuaian Diri

pada Siswa Pondok Pesantren. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, Dede Rahmat. (2011). Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Hurlock, E. B. (2008). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

(17)

76

Junaidi, Iskandar. (2012). Anomali Jiwa: Cara Mudah Mengetahui Penyimpangan Jiwa dan

Perilaku tidak Normal lainnya. Yogyakarta: CV. Andi OFFSET.

Kav, Sultan., Yilmaz, Arzu Akman., Bulut, Yasemin., Dogan, Nevin. (2015). Self Efficacy, Depression and Self Care Activities of People with Type 2 Diabetes in Turkey. The Australian Journal of Nursing Practise. (21). 9-18.

Kementrian Agama Republik Indonesia. (2006). Pedoman Penyelenggaraan Progam Paket

C pada Pondok Pesantren. Jakarta: Ditpekapontren Ditjen Kelembagaan Agama Islam. vol. 1.

Kiamarsi, A., & Abolghasemi, A. (2014). The Relationship of Procrastination and

Self Efficacy with Psychological Vulnerability in Student. Social and Behavioral

Sciences. (114). 858-862.

Kwasky, A. N., & Groh, C. J. (2014). Vitamin D, Depression and Coping

Self-Efficacy in Young Women: Longitudinal Study. Archives of Psychiatric Nursing,

(28), 362--367.

Ling, Wu Shin., & Yaacob, Siti Nor. (2015). Peer Relationship Satisfaction, Self

Efficacy and Adolescent’s Suicidal Ideation in Selangor Malaysia. Journal of

Management Research. (07). 286-294.

Lukaningsih, Zuyina Luk., & Bandiyah, Siti. (2011). Psikologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Martono, Nanang. (2010). Statistik Sosial Teori dan aplikasi Program SPSS. Yogyakarta:

Gava Media.

Mehmet, Oz., & Roizen, Michael F. (2010). Being Beautiful: Sehat dan Cantik Luar dan

Dalam ala Dr. Oz. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Muhith, Abdul. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:

CV. ANDI OFFSET.

Mustafa, Muhammad., Nasir, Rohany., & Yusooff, Fatimah. (2011). Parental Support, Personality, Self-Efficacy and Depression among Medical Students.

Social and Behavioral Sciences. (7C). 419-424.

Nasution, Indri Kemala. (2007). Stres Pada Remaja. Medan: Program Studi Psikologi

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis Edisi Ketiga.

(18)

77

Novianti, Ida. (2006). Proses Identifikasi Santri Cilik di Pondok Pesantren. Purwokerto: P3MSTAIN.

Ormrod,. Jeanne Ellis. (2008). Educational Psychology Developing Learnes Sixth Ed.

Jakarta: Erlangga.

Poltekkes Depkes Jakarta I. (2010). Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta:

Salemba Medika.

Prabowo, Eko. (2014). Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Rahmati, Zeinab. (2015). The Study of Academic Burnout in Student with High and

Low Level of Self Efficacy. Social and Behavioral Sciences. (171). 49-55.

Rodkjaer., L. M.A. Chesney., K. Lomborg., L. Ostergaard., T. Laursen., M. Sodemann. (2014). HIV-Infected Individuals with High Coping Self Efficacy are Less Likely to Report Depressive Symptoms: a Croos-Sectional Study from Denmark. International Journal of Infectious Disease. (22), 67-72.

Santrock, John W. (2011). Masa Perkembangan Anak Edisi 11. Jakarta: Salemba

Humanika.

Sugiyono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Schonfeld, Pia., Brailovskaia, Julia., Bieda, Angela., Zhang, Xiao Chi., Margraf, Jiurgen. (2015). The Effects Of Daily Stress on Positive and Negative Mental

Health: Mediation Through Self-Efficacy. International Journal of Clinical and

Health Psychology.

Shahlaei, Leili., Hasan, Shahizan., Ahmad, Norshafrin., Kiumarsi, S. (2014) Review on Assesment of Depression by Beck Depression Inventoru (BDI) and

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS). International Journal of Research

Granthaalayah. (13). 235-242.

Shodiq, M. (2011). Pesantren dan Perubahan Sosial. Jurnal Sosiologi Islam. Vol. 1, No.1.

ISSN: 2089-0192.

Tim. (2010). Buku Panduan Penulisan Skripsi. Malang: Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Verlitasari, One Kusuma. (2014). Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Stres Kerja Pada

Karyawan CV. X, Karanganyar Jawa Tengah. Surakarta: Fakultas Psikologi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

(19)

78

Weiss, Jonathan A., Robinson, Suzanne., Fung, Stephanie., Tint, Ami., Chalmers, Philip., Lunsky, Yona. (2013). Family Hardiness, Social Support, and Self

Efficacy in Mothers of Individuals with Autism Spectrum Disorders. Research in

Autism Spectrum Disorders. (7). 1310-1317.

World Health Organization. (2012). Depression: A Global Crisis. [serial online]

http://www.wfmh.org/2012DOCS/WMHDay%202012%20SMALL%20FIL E%20FINAL.pdf 10 [diperoleh 30 Oktober 2015].

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Self efficacy merupakan keyakinan manusia pada kemampuan mereka untuk

melatih sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan

kejadian-kejadian dilingkungannya (Feist & Feist, 2008). Self efficacy bukan hanya mengacu pada

penilaian pribadi tentang kemampuan individu dan tindakan untuk mencapai

tujuannya tetapi juga mengatur fungsi psikologis (Calear & Christensen, 2010),

sehingga salah satu fungsi psikologis yang harus di atur adalah munculnya depresi

pada seseorang yang mengalami ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah

sehingga tujuannya tidak tercapai seperti halnya yang terjadi pada lingkungan pondok

pesantren. Pondok pesantren merupakan salah satu jalur pendidikan yang memiliki

kekhususan dalam menjalankan pola pendidikan, pola pendidikan yang ada di

pondok pesantren memiliki kekhususan tersendiri, anak di tempatkan dalam sebuah

asrama di bawah bimbingan kiai atau ustad yang bertanggungjawab atas pendidikan

dan aktivitas kesehariannya (Novianti, 2006).

Aktivitas dan kegiatan pondok pesantren merupakan pelaksanaan

aturan-aturan yang mengikat seluruh warga pondok, sehingga proses pembelajaran terjadi

secara holistik dan komprehensif, bukan hanya dalam bentuk pembelajaran di kelas

semata, tetapi juga yang terkait dengan hubungan timbal-balik antara kyai atau ustadz

dengan santri juga antara sesama santri, bahkan kepada warga pondok pesantren

secara keseluruhan (Kemnag, 2006). Depresi merupakan kondisi emosional yang

biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan

(21)

2

hasrat seksual, minat serta, kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan

(Davison, et al. 2010). Permasalahan tersebut jika terus terjadi maka akan

menimbulkan hambatan seperti terganggunya kesehatan fisik dan emosi pada

sebagian remaja yang dapat menghancurkan motivasi di sekolah serta hubungan

pribadinya (Nasution, 2007).

Depresi adalah salah satu penyebab kesakitan pada remaja, beberapa hal

negatif yang ditimbulkan adalah turunnya kemampuan akademik, disfungsi terhadap

hubungan pada orang tua dan sosial, turunnya kesehatan, bahkan bunuh diri (Calear

& Christensen, 2010). Depresi pada santri pernah diteliti oleh Hakiqi (2013)

mengatakan bahwa ada perbedaan tingkat depresi remaja yang bertempat tinggal di

rumah dan yang menetap di pondok pesantren Al-Qodiri Kecamatan Patrang

Kabupaten Jember. Penelitian tersebut juga mengatakan bahwa permasalahan yang

timbul dilingkungan pondok pesantren mempunyai dampak besar terhadap

peningkatan psikologis santri khususnya tingkat depresi, permasalahan tersebut tidak

bisa diselesaikan dengan baik akibat dari beberapa faktor.

Salah satu faktor adalah self efficacy yang dibuktikan dari penelitian Schonfeld,

et al. (2015) yang dilakukan pada remaja sekolah di Jerman sebanyak 394 sampel,

Rusia 604 sampel dan China 8.669 sampel dihasilkan bahwa self efficacy menjadi faktor

pendukung dari stress atau depresi harian, seperti yang dikatakan oleh Cervoine dan

Pervin (2012) mengatakan bahwa self efficacy yang dimiliki individu akan menentukan

mekanisme psikologi selanjutnya dengan kata lain self efficacy akan memberikan

kekuatan (optimisme) dalam proses selanjutnya jika individu tersebut mampu dan

yakin dalam tindakan yang dilakukan tetapi juga akan memberikan tekanan berupa

depresi jika tidak mampu dan yakin dalam tindakan dan keinginan yang ingin dicapai.

(22)

3

pribadi, self efficacy sendiri juga mempunyai fungsi didalamnya yaitu fungsi kognitif

yang mengatur daya pikir individu, fungsi motivasi mengatur keinginan ataupun

harapan, fungsi afektif dan selektif yang memberikan coping terhadap

ketidakmampuan individu jika tidak bisa dilakukan. Sumber atau faktor yang

mempengaruhi self efficacy berasal dari pengalaman individu dimasa lalu, pengalaman

orang lain, persuasi verbal dan kondisi fisik dan emosional, begitu juga dengan aspek

atau dimensi self efficacy berasal dari tingkat (level), keluasan (generality) dan kekuatan

(strenght) (Friedman & Schustack, 2008).

Prevalensi kejadian depresi cukup tinggi hampir lebih dari 350 juta penduduk

dunia mengalami depresi dan merupakan penyakit dengan peringkat ke-4 di dunia

menurut WHO (World Health Organization, 2012). Prevalensi gangguan mental

emosional penduduk di atas 15 tahun di Indonesia berdasarkan data Riskesdas (riset

kesehatan dasar) tahun 2013 mencapai 6,5-7 % atau diderita sekitar 10-13 juta orang,

meskipun mengalami penurunan dari tahun 2007 (12,6% menjadi 6,5-7%) tetapi

tingkat depresi masih dibilang cukup tinggi. Kejadian depresi pada remaja meskipun

mengalami pernurunan tetapi tingkat depresi remaja dan usia produktif cenderung

sama tetapi masih lebih tinggi tingkat depresi pada lansia, kejadian depresi lebih

sering pada wanita (10-20%) dibanding pada pria (5-10%). Angka prevalensi depresi

di Jawa Timur sendiri yaitu 6,5% dimana di indikasikan adanya prevalensi penduduk

yang mengalami gangguan mental emosional yang cukup tinggi karena batas normal

kejadian gangguan mental emosional adalah sebesar 6%.

Hal yang paling terpenting dari depresi bahwa self efficacy memegang peranan

penting dalam proses penilaian kognitif sebagai cara untuk mengubah situasi dimana

dalam self efficacy diharapkan mampu mengubah tingkat depresi, jika seseorang

(23)

4

sebaliknya jika self efficacy semakin rendah maka mental statusnya rendah pula (Azizli,

et al. 2015). Sebagai contoh penelitian Verlitasari (2014) melakukan penelitian pada

100 karyawan yang dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat

signifikan antara self efficacy dengan stress kerja yaitu sebesar 31,4% yang mengatakan

bahwa semakin tinggi self efficacy karyawan maka semakin rendah stres kerja yang

dialami karyawan, dan sebaliknya, semakin rendah self efficacy karyawan maka semakin

tinggi stres kerja yang dialami karyawan. Tingginya self efficacy menunjukkan seseorang

bahagia, optimis dan kepuasan dalam hidup sedangkan rendahnya self efficacy

ditunjukkan dengan tanda dan gejala berupa kecemasan, distres dan depresi (Kwasky

& Groh, 2014).

Santri umumnya adalah anak-anak dan remaja yang masuk kategori usia

produktif, rentang usia 13 hingga 25 tahun, sehingga kebanyakan santri yang berada

dalam pondok pesantren adalah remaja yang berada dalam tahap perkembangan baik

fisik dan psikologis yang masih belum matang (Novianti, 2006). Melihat dari

permasalahan diatas, santri yang masih dalam masa remaja diharapkan memiliki self

efficacy dalam dirinya karena hal ini berhubungan dengan pandangan individu

mengenai kemampuan untuk bertindak dalam situasi yang tertentu. Self efficacy akan

menjadi kekuatan bagi remaja untuk menghadapi berbagai tugas perkembangan yang

harus diselesaikannya dengan berbagai permasalahan yang timbul dan akan menjadi

persepsi individu tentang dirinya sendiri mengenai seberapa bagus diri mereka dalam

memecahkan masalah yang terjadi sehingga tidak akan menimbulkan respon negatif

yang ditimbulkan seperti depresi (Cervone & Pervin, 2012)

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada bulan Oktober

2015 di Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari Kabupaten Pasuruan yang terdiri

(24)

5

orang. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah terhadap 10 santri yang terdiri

dari 5 putra dan putri sesuai dengan kriteria yang ditetapkan peneliti didapatkan

bahwa para santri mengalami permasalahan seperti kesulitan mengerjakan tugas

sekolah (20%), tidak bisa mengatur waktu untuk mengerjakan tugas sekolah (30%),

mengerjakan tugas sekolah saat jam istirahat berlangsung antara pukul 21.00-22.00

WIB (30%), kegiatan sekolah dan pondok pesantren yang padat (10%), mempunyai

permasalahan dengan teman sebaya (10%). Permasalahan tersebut mengakibatkan

santri mengalami kelelahan (30%), marah atau putus asa (5%), sedih (5%), penurunan

nafsu makan (25%), timbulnya penyakit seperti maag, pusing dan demam (20%),

penurunan nilai akademis (5%) dan kurangnya bersosialisasi dengan lingkungan

sekitar (10%).

Permasalahan diatas menunjukkan bahwa kemampuan individu dalam

mengorganisasi suatu tugas sesuai dengan kemampuannya untuk mencapai tujuan

dapat dikatakan kurang sehingga menimbulkan akibat pada peningkatan stressor dan

penyakit yang dialami santri. Jika santri mampu mengorganisasi tugas dan perannya

dengan baik maka akan timbul rasa bahagia, optimisme terhadap tindakan yang

dilakukan dan puas akan hidup yang dijalani tetapi jika santri tidak mampu

mengorganisasi dengan baik tugas dan tindakannya maka akan berakibat pada tidak

ada rasa bahagia, pesimistis, dan tidak puas akan hidup yang merupakan tanda dan

gejala dari depresi yang dialaminya, sehingga self efficacy ini sangat penting bagi

individu untuk mengurangi tingkat depresi yang timbul.

Berdasarkan fenomena di atas, ditemukan bahwa belum diadakan penelitian

di Pondok Pesantren Al-Inayah terkait dengan self efficacy terhadap tingkat depresi

(25)

6

Self Efficacy terhadap Tingkat Depresi pada Santri Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan, maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara self efficacy

terhadap tingkat depresi pada santri di Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara

self efficacy terhadap tingkat depresi pada santri di Pondok Pesantren Al-Inayah

Purwosari.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Mendekripsikan self efficacy ( fungsi kognitif, motivasi, afeksi dan selektif )

pada santri pondok pesantren Al-Inayah Purwosari.

2. Mengetahui tingkat depresi pada pondok pesantren Al-Inayah Purwosari.

3. Menganalisis hubungan antara self efficacy terhadap tingkat depresi pada

santri di Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti yaitu menjadi tambahan ilmu pengetahuan dalam memperluas

wawasan tentang konsep self efficacy (psikologi) dan konsep depresi dalam

penelitian hubungan antara self efficacy terhadap tingkat depresi pada santri di

(26)

7

perkembangan khususnya remaja dan sebagai bahan informasi bagi peneliti

selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini.

2. Bagi Kampus yaitu menjadi bahan tambahan informasi, pengetahuan, dan

wawasan terkait dengan perkembangan psikologis manusia khususnya remaja

dan dapat dikembangkan kembali untuk menjadi pengetahuan dan wawasan

baru baik bagi kampus dan mahasiswa.

3. Bagi Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al-Inayah yaitu menjadi pembelajaran

dan informasi yang penting bagi anak didik mereka sehingga mampu

mengubah bahkan menerapkan kegiatan yang dapat menunjang

pengembangan psikologis santri baik akademik maupun non-akademik guna

meningkatkan kualitas hidup santri kedepannya lebih baik.

4. Bagi santri dan orang tua, bagi komponen ini sangat penting yaitu santri dapat

lebih meningkatkan kemampuan diri dan mengembangkan potensi yang

mereka punya dan adanya dukungan dari orang tua yang dapat memberikan

anak kekuatan bukan hanya segi material tetapi dari emosi dan psikologis

sehingga anak akan mendapatkan perkembagan ke arah yang positif dan

mampu hidup dengan baik dilingkungan pondok pesantren.

5. Bagi Masyarakat yaitu diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi

kepada masyarakat, selain itu juga dapat mengetahui kebutuhan yang

diperlukan oleh seorang remaja yang berada dilingkungan pondok pesantren.

Masyarakat mampu menunjang dan mendukung perkembangan ke arah

(27)

8

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelum oleh peneliti lain sebagai

berikut :

1. One Kusuma V ( 2014 ) meneliti tentang “ Hubungan antara Self Efficacy dengan

Stress Kerja Pada Karyawan CV.X Semarang-Jawa Tengah”. Penelitian tersebut

menggunakan 700 karyawan dengan pengambilan koresponden menggunakan

teknik pengambilan non random, yakni semua individu dalam populasi tidak

diberi peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Berdasarkan hasil perhitungan

diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar -0,560 dengan p = 0,000 (p <

0,01), hal ini berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikanmantara self

efficacy dengan stres kerja. Artinya, semakin tinggi self efficacy karyawan maka

semakin rendah stres kerja yang dialami karyawan, dan sebaliknya, semakin

rendah self efficacy karyawan maka semakin tinggi stres kerja yang dialami

karyawan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat yang dipilih yaitu

dilingkungan pondok pesantren sehingga responden yang di pilihpun berbeda

yaitu pada Santri.

2. Imaunah ( 2010 ) mengangkat penelitian tentang “ Pengaruh Kecerdasan

Emosional terhadap Perilaku Sosial Santri Pondok Pesantren Tahaffudzul

Qur’an Ngaliyan Semarang”. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau

field research. Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena subjek

penelitian yang kurang dari 100 orang, yaitu 62 responden. Pengumpulan data

dilakukan dengan menyebarkan angket atau questionnaire kepada 62 responden

secara langsung di Pondok Pesantren. Data penelitian yang terkumpul kemudian

dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan inferensial.

(28)

9

dengan metode skor deviasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa

kecerdasan emosional mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap perilaku sosial santri di Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an Ngaliyan

Semarang. Hal itu terbukti dengan hasil perhitungan analisis regresi satu

predictor dengan metode skor deviasi sebesar 12,03458489 dan db = 60.

Berdasarkan tabel regresi diketahui bahwa untuk derajat kebebasan (db) = 60,

Ftabel pada taraf signifikansi 5% = 4,00 dan 1% = 7,08. Maka nilai Freg sebesar

12,03458489 lebih besar daripada Ftabel, baik pada taraf signifikansi 5% maupun

1%. Oleh karena itu, hasilnya dinyatakan signifikan dan hipotesis yang diajukan

peneliti diterima. Perbedaan penelitian adalah variabel, tempat dan perlakuan.

Variabel yang digunakan yaitu variabel self efficacy dan tingkat depresi dimana

dilakukan perlakuan yaitu mencari hubungan antara 2 variabel tersebut. Untuk

tempat penelitian yaitu di Pondok Pesantren Al-Inayah di daerah Kecamatan

Purwosari Kabupaten Pasuruan.

3. Septian Affan Hakiqi (2013) mengangkat penelitian tentang “ Perbedaan Tingkat

Depresi Remaja Madrasah Aliyah Al-Qodiri Yang Tinggal Di Rumah Dan Di Pondok Pesantren Al-Qodiri Kecamatan Patrang Kabupaten Jember ”. Jenis

penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan rancangan cross sectional.

Populasi pada penelitian ini adalah 168 remaja dengan menggunakan tehnik

purposive sampling. Sampel akhir dalam penelitian ini adalah 42 remaja.

Penelitian ini menggunakan uji statistik chi square dalam membedakan proporsi

tingkat depresi remaja yang tinggal di rumah dan di pondok pesantren. Hasil

analisis, diketahui bahwa dari 21 responden remaja MA Al-Qodiri yang tinggal di

rumah dengan persentase tingkat depresi minimal sebanyak 38% (16 remaja),

(29)

10

depresi sedang-berat 5% (2 remaja). Pada remaja MA Al-Qodiri yang menetap di

pondok pesantren mengalami depresi minimal sebesar 19% (8 remaja), 16% (7

remaja) dengan depresi ringan dan 14% (6 remaja) masuk dalam kategori tingkat

depresi sedang sampai berat. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,044 yang

berarti p < (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat depresi

remaja MA Al-Qodiri yang bertempat tinggal di rumah dan yang menetap di

pondok pesantren Al-Qodiri Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Perbedaan

penelitian adalah variabelnya dimana variabel yang digunakan yaitu variabel self

efficacy dimana dilakukan perlakuan yaitu mencari hubungan antara dengan

tingkat depresi. Untuk tempat penelitian yaitu di Pondok Pesantren Al-Inayah di

daerah Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan.

4. P. Schonfeld. Julia B. Angela Bieda. Xiao Chi Zhang, Jiurgen Margraf. (2015)

mengangkat penelitian tentang “The Effects Of Daily Stress on Positive and Negative

Mental Health: Mediation Through Self-Efficacy” dari International Journal of Clinical and

Health Psychology bahwa penelitian ini dilakukan pada pelajar di Jerman sebanyak

392 sampel, Rusia 604 sampel, dan China 8.669 sampel dengan hasil bahwa self

efficacy sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya stressor

atau stres harian meskipun ada hal yang mendukung dari psikologis yang lain.

Perbedaan penelitian adalah variabelnya dimana variabel yang digunakan yaitu

variabel self efficacy dimana dilakukan perlakuan yaitu mencari hubungan antara

dengan tingkat depresi. Untuk tempat penelitian yaitu di Pondok Pesantren

Al-Inayah di daerah Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan.

5. L. Rodkjaer, M.A. Chesney., K. Lomborg., L. Ostergaard., T. Laursen., M.

Sodemann. (2014) melakukan penelitian tentang “HIV-Infected Individuals with

(30)

11

Study from Denmark” dari International Journal of Infectious Disease bahwa penelitian

ini dilakukan pada 304 sample yang terindikasi terkena infeksi HIV dimana

hasilnya adanya signifikan hubungan antara tingginya score coping self efficacy dan

hidup dengan terpapar HIV. Resiko depresi empat kali lebih besar pada individu

yang terinfeksi HIV dimana tidak membuka statusnya. Kesimpulannya adalah,

self efficacy dapat memanagement kehidupan individu yang terkena HIV,

meningkatkan keterbukaan dan mengurangi depresi pada individu HIV.

6. Andrius Brusokas, Romualdas Malinauskas. (2014) melakukan penelitian tentang

Career Self Efficacy Among Lithuanian Adolescents in Sport Schools” dari Social and

Behavioral Sciences menerangkan bahwa penelitian ini dilakukan pada remaja yang

berada di sekolah olahraga yaitu pada 224 pemain bola basket dimana 116

sampel berumur 15-16 tahun, dan 108 sampel berumur 17-18 tahun ditemukan

bahwa signifikan, dan dipengaruhi oleh pengalaman orang lain (vicarious

experinces), persuasi verbal, dan emosi yang positif.

7. Maria Alvira De Caroli & Elisabetta Sagone (2014) melakukan penelitian tentang

Generalized Self Efficacy and Well Being in Adolescents with High Vs. Low Scholastic Self

Efficacy” dari Social and Behavioral Sciences. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menganalisis hubungan antara generalized self efficacy dan psikologis well-being

rendah dan tingginya effisien pada remaja Italia yang berumur 14-18 tahun.

Peneliti menggunakan Generalized Skala Self efficacy dan versi kecil dari Psikologis

Well-Being Timbangan. Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif antara

GSEs dan PWB, terutama dengan penguasaan, pertumbuhan pribadi, dan

penerimaan diri. Untuk usia, kecuali untuk otonomi, skor tertinggi dari

pertumbuhan pribadi, hubungan dengan orang lain, tujuan hidup, dan

(31)

12

terendah dicapai oleh remaja yang berumur 14 dan 18 tahun. Anak laki-laki

menyatakan GSEs dan PWB lebih besar dibandingkan anak perempuan

khususnya, penguasaan dan penerimaan diri. Selain itu, remaja sangat efisien

menyatakan nilai yang lebih tinggi di PWB, terutama di penguasaan,

pertumbuhan pribadi, dan diri penerimaan, dari yang efisien rendah.

Kesimpulan: pelatihan pendidikan, berpusat pada efek self-efficacy pada

kesejahteraan/ketenangan psikologis yang dapat berguna untuk memberdayakan

atau meningkatkan sumber daya pribadi selama masa remaja itu.

8. A. Kiamarsia, A. Abolghasemib (2014) melakukan penelitian tentang “ The

Relationship of Procrastination and Self-Efficacy with Psychological Vulnerability in

Students” dari Social and Behavioral Sciences. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan dari penundaan dan self-efficacy dengan kerentanan

psikologis pada siswa. Sampel penelitian terdiri dari 708 yang dipilih dari

kalangan mahasiswa Islamic Azad University Ardabil Branch melalui metode

cluster random sampling. Untuk mengumpulkan data, Brief Psychological Symptoms

Inventory, Penundaan Skala dan Skala Self-efficacy yang digunakan. Data dianalisis

menggunakan Pearson korelasi dan analisis regresi ganda. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penundaan dan self-efficacy berhubungan dengan kerentanan

psikologis pada siswa. Hasil regresi menunjukkan bahwa penundaan dan

self-efficacy menjelaskan 40 persen dari varians dari kerentanan psikologis pada siswa.

Hasilnya adalah dukungan peran bentuk penundaan ini dan self-efficacy pada siswa.

Hasil memiliki implikasi penting tentang pencegahan dan konseling siswa di

universitas.

9. Muhammad Bazlan Mustafa, Rohany Nasir , Fatimah Yusooff (2010) melakukan

(32)

13

Medical Students“ dari Social and Behavioral Sciences. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara dukungan orangtua, kepribadian dan self-efficacy

dengan depresi di kalangan mahasiswa kedokteran. Subyek penelitian ini adalah

1.029 mahasiswa kedokteran dari tujuh Lembaga Higher Learning di

Semenanjung Malaysia. Kuesioner yang digunakan adalah: Karir Terkait

Dukungan Induk Skala (CRPSS), NEO Personality Inventory-Revised (NEO-PI-R),

College Self-Efficacy Instrumen (CSEI), dan Beck Depression Inventory (BDI) untuk

mengukur dukungan orangtua, kepribadian, self-efficacy dan depresi. Hasil analisis

korelasi Pearson menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara

dukungan orangtua, Extraversion, Conscientiousness dan self-efficacy dengan

depresi. Sebuah korelasi positif yang signifikan antara Neuroticism dengan depresi

juga ditemukan. Kesimpulan bahwa dukungan orang tua dan self efficacy bukan

hanya sebagai kekuatan emosi ataupun motivasi pada mahasiswa yang

mengalami kesulitan tetapi juga mengurangi adanya depresi yang terjadi.

Kepribadian dan self efficacy juga sangat dibutuhkan bukan sekedar sukses dan

mencapai kebahagiaan tetapi untuk masa depan mahasiswa tersebut.

10. Sultan Kav, PhD., Arzu Akman Yilmaz, PhD., Yasemin Bulut, BSN., Nevin

Dogan, MSN. (2014) melakukan penelitian tentang “Self-Efficacy, Depression and

Self-Care Activities of People with Type 2 Diabetes in Turkey” Tujuan penelitian ini

bertujuan untuk menyelidiki aktivitas perawatan diri, depresi dan self-efficacy pada

orang dengan diabetes tipe 2 di Turki. Metode: Sampel termasuk 200 pasien

dengan diabetes tipe 2 dari endokrinologi out klinik pasien di sebuah Rumah

Sakit Universitas. Kegiatan perawatan diri, self-efficacy, dan gejala depresi diukur

dengan menggunakan instrumen Deskriptif dan statistik korelasional yang

(33)

14

memiliki gejala depresi. Beck Depression Skor ditemukan lebih tinggi pada wanita

dan pada mereka dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah, memiliki

komplikasi diabetes dan kesulitan untuk memenuhi biaya perawatan kesehatan.

Nilai rata-rata untuk self efficacy adalah 66,5 ± 14,0, orang-orang yang tinggal

sendirian, yang menganggur dan tahu tingkat HbA1c mereka memiliki skor

signifikan yang lebih tinggi (p <0,05). Karakteristik demografi dan diabetes

termasuk usia, pendidikan, dukungan sosial, komplikasi diabetes, tingkat HbA1c,

dan pendidikan diabetes memiliki siginifikan dengandengan perawatan diri

kecuali merokok. Ditemukan indikasi bahwa tanda gelaja depresi ditemukan

Referensi

Dokumen terkait

Tugas prarancangan pabrik kimia ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

atas yang tidak tepat untuk digunakan dalam kerangka karangan yang. bertema Majalah Dinding

Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan orang tua, dukungan dosen, dan suasana belajar dengan kelulusan mata kuliah anatomi.. Terdapat hubungan yang bermakna antara

Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengkaji dan menganalisis tingkat efisiensi penggunaan anggaran keuangan masing-masing fakultas di Universitas Sebelas

Sukabumi, Cianjur, Bandung bagian tengah dan utara, Kota Bandung, Garut bagian utara dan selatan, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Sumedang, Majalengka bagian tengah dan

adalah mampu menjadi perantara untuk menyampaikan materi dengan cara yang menyenangkan bagi siswa, memberikan pengalaman secara langsung bagi siswa dalam proses pembelajaran,

Selanjutnya apabila user akan melakukan perubahan data pada hasil inputan Ujian Sertipikat Penilai, maka klik hasil entrian data tersebut dan akan muncul gambar