• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Coba Banding Tersamar Ganda antara Secnidazole dan Metronidazole pada Anak dengan Disentri Amuba Akut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Uji Coba Banding Tersamar Ganda antara Secnidazole dan Metronidazole pada Anak dengan Disentri Amuba Akut"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Atan Baas Sinuhaji

Departemen Ilmu Kesehatan Anak

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan

Abstrak: Telah dilakukan penelitian prospektif uji coba banding tersamar ganda antara

Secnidazole dan Metronidazole pada bayi/anak dengan Disenteri Amuba Akut di Departemen

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/Rumah Sakit Haji Adam

Malik sejak 1 Maret 2004 sampai dengan 19 September 2005.

Penderita dibagi atas 2 golongan yaitu penderita dengan gizi baik dan penderita dengan gizi

buruk. Secnidazole digunakan dosis tunggal 30 mg/kgBB sedangkan Metronidazole dengan dosis

tunggal 50 mg/kgBB.

Dari 42 kasus yang diteliti, ternyata hanya 40 kasus yang dapat dinilai yaitu 19 kasus yang

mendapat pengobatan Secnidazole dan 21 kasus yang mandapat pengobatan dengan

Metronidazole. Penyembuhan parasitologik dari 40 kasus yang dapat dinilai, baik yang mendapat

pengobatan dengan Secnidazole maupun dengan Metronidazole adalah sebesar 100%.

Juga tidak dijumpai perbedaan bermakna dalam kecepatan menghilangnya Amuba dan gejala

klinik antara kelompok Secnidazole dan Metronidazole.

Pengobatan dengan Secnidazole maupun Metronidazole dengan dosis tunggal memberikan hasil

yang memuaskan.

Kata kunci: penyembuhan klinik, penyembuhan parasitologik

Abstract: A double blind trial between Secnidazole and Metronidazole had been conducted in

infants and children with Acute Amebic Dysentery in the Department of Child Health, School of

Medicine, University of North Sumatera/Adam Malik Hospital. This study started from 1st

March 2004 and lasted till 19th September 2005.

Patients were randomly assigned either to Secnidazole or Metronidazole. These patients were

divided into 2 groups i.e.well-nourished and under-nourished children. Secnidazole had been

given in single doses of 30 mg/kgBW and Metronidazole in single doses of 50 mg/kgBW.

Out of 42 patients, 40 cases had been evaluated i.e. 19 were treated with Secnidazole and 21

cases were treated with Metronidazole. Out of these 40 patients, a parasitological cure rate of

100% had been achieved.

No significant statistical differences were found in the rate of disappearence of Entamoeba

hystolytica in all its forms between Secnidazole and Metronidazole treated patients. In all patients

treated with Secnidazole or Metronidazole impressive results was achieved.

Keywords: clinical cure, parasitological cure

PENDAHULUAN

Obat golongan Nitroimidazole (Metronidazole, Tinidazole, Ornidazole dan

Secnidazole) adalah sangat efektif dalam

pengobatan Disentri Amuba. 1,2

Sejak tahun 1970, di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, sejumlah trial dengan menggunakan

Metronidazole, Ornidazole dan Tinidazole pada

anak dengan Disenteri Amuba akut telah dilakukan.3-6

Dosis yang digunakan bervariasi antara 25-50mg/kgBB/hari. Regimen pengobatan berkisar antara dosis tunggal dan pengobatan selama 3 hari.7,8

Pada setiap regimen pengobatan dijumpai hasil yang memuaskan (80-100%).9

(2)

pengobatan Amubiasis yaitu Secnidazole.2

Preparat ini merupakan homolog daripada

Metronidazole, tetapi dengan kadar paruh obat

yang lebih lama yakni sekitar 19 jam.10-12

Hal ini penting sekali terutama untuk memberikan keberhasilan pengobatan dengan dosis tunggal, dan mengurangi ataupun memperkecil kemungkinan untuk kambuh. Dibandingkan dengan Metronidazole,

Secnidazole lebih efektif pada penderita dengan

kista atau bentuk minuta.2

Pada kasus Amubiasis hati, efek Secnidazole hampir sama dengan Metronidazole. Toleransi saluran cerna dari Secnidazole lebih baik dan toksisitasnya lebih sedikit dibandingkan

Metronidazole.

4,6

Nelwan dan kawan-kawan pada tahun 19809

dengan menggunakan Secnidazole dosis tunggal 2 gram pada penderita Disenteri Amuba dewasa, mendapatkan sukses penyembuhan 85%. Pada penggunaan Secnidazole dosis tunggal 2 gram untuk 1 hari atau 2 hari pada penderita Disenteri Amuba dewasa, Rina mendapatkan penyembuhan sebesar 100%.11,12

Daldiono dan kawan-kawan tahun 1981 mendapatkan bahwa Secnidazole dengan dosis tunggal harian 2 gram selama 2 hari memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pengobatan 1 hari.3,13

Belum ada data-data mengenai penggunaan

Secnidazole pada Disenteri Amuba anak di

Indonesia.14

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil pengobatan antara

Secnidazole

dan

Metronidazole pada anak

dengan Disenteri Amuba akut. Disamping itu untuk membandingkan hasil pengobatan antara penderita Disentri Amuba yang bergizi baik dan yang bergizi buruk.

BAHAN DAN CARA

Penelitian dilakukan secara prospektif sejak dari 1 Maret 2004-19 September 2005 dengan kriteria inklusi setiap anak dengan keluhan berak darah dari poliklinik anak sakit atau bangsal rawatan Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK-USU)/Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan. Diagnosa Disentri Amuba ditegakkan bila pada tinja penderita dijumpai Entamoeba

histolytica bentuk trophozoit yang bergerak aktif

dan mengandung eritrosit. Tinja diperoleh dengan colok dubur. Setiap spesimen tinja

diperiksa secara langsung dengan menggunakan Eosin 2% atau NaCl fisiologis, dan dari masing-masing spesimen minimal dibuat 2 sediaan.

Proktosigmoidoskopi dan kultur tidak dilakukan. Penderita dikelompokkan dalam 2 golongan yaitu penderita gizi baik dan penderita gizi kurang. Penderita gizi kurang adalah penderita dengan berat badan menurut umur lebih kecil dari persentile ke 5 dari tabel National

Centre for Health Statistics USA.

14

Penderita-penderita dari setiap golongan ini (Penderita-penderita dengan gizi baik dan penderita dengan gizi kurang) selanjutnya dirandomisasi dalam 2 kelompok untuk menentukan jenis obat apa yang diberikan:

A. Mendapat pengobatan dengan Secnidazole dosis tunggal 30 mg/kgBB.

B. Mendapat pengobatan dengan Metronidazole dosis tunggal 50 mg/kgBB.

Pemeriksaan dilakukan pada waktu datang pertama kali, pada hari ke 2,3,4,7 dan ke 14. Penelitian dilakukan dengan metode tersamar ganda dan pengobatan dilakukan secara ambulatoris; tablet yang sudah digerus diberikan di Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK-USU dibawah pengawasan penulis, dimana penulis sendiri tidak mengetahui obat apa yang diberikannya.

Penilaian hasil pengobatan dilakukan dengan menetapkan penyembuhan klinik dan penyembuhan parasitologik. Dikatakan terjadinya penyembuhan klinik bila tidak ada darah ataupun lendir dalam tinja pada pemeriksaan lanjutan, baik makroskopis maupun mikroskopis. Penyembuhan parasitologik adalah bila tidak di jumpai bentuk apapun dari

Entamoeba histolytica dalam tinja pada

pemeriksaan lanjutan yaitu hari ke 2,3,4,7, dan ke 14. Penderita yang juga menderita

Helminthiasis seperti Ascariasis,

Trichuriasis

ataupun

Ancylostomiasis, diberikan pengobatan

setelah tinjanya tidak di jumpai lagi Entamoeba

histolytica, darah maupun lendir.

Penderita dimasukkan kedalam evaluasi akhir, apabila penderita kembali sedikit-dikitnya dua kali untuk pemeriksaan setelah pengobatan. Hasil penelitian dihitung secara statistik dengan

Chi Square test.Disebut bermakna bila P< 0,01.

HASIL

(3)

diperoleh. Dari 42 kasus ini, ternyata 18 anak dengan gizi baik dan 24 anak dengan gizi buruk. Jumlah penderita laki-laki (26 orang) lebih banyak dibandingkan dengan penderita perempuan (16 orang). Kebanyakan penderita berusia 1-3 tahun yaitu sebanyak 18 orang (Tabel 1).

2. Dari 18 anak dengan gizi baik ternyata 8 orang mendapat pengobatan dengan

Secnidazole dan 10 anak mendapat

pengobatan dengan Metronidazole.

Secara keseluruhan dari Tabel 2 terlihat bahwa hanya 40 kasus yang dapat dinilai. Dari 40 kasus ini, diperoleh penyembuhan parasitologik sebesar 100% dan penyembuhan klinik sebesar 95%. Pada penderita yang mendapat pengobatan dengan

Metronidazole, antara yang bergizi

baik dan yang bergizi kurang, tidak dijumpai perbedaan bermakna dalam penyembuhan klinik (p> 0,01). Demikian juga penderita dengan gizi kurang, tidak ada dijumpai perbedaan bermakna dalam penyembuhan klinik, antara yang mendapat pengobatan dengan

Secnidazole dan yang mendapat

pengobatan dengan Metronidazole (p> 0,01) (Tabel 2).

3. Penyembuhan parasitologik semua penderita (baik yang mendapat Secnidazole maupun

Metronidazole) pada evaluasi hari ke 2,3,4,7

dan ke 14 masing-masing sebesar: 87,9%; 96,9%; 100%; 100% dan 100%.

Sedangkan penyembuhan klinik dari semua penderita pada evaluasi hari ke 2,3,4,7 dan ke 14 adalah sebesar: 58,6%; 85,7%; 84,8%; 90,9% dan 93,8% (Tabel 3).

Tabel 1.

Penggolongan penderita menurut umur, status gizi, dan jenis kelamin

Gizi baik Gizi kurang

Umur

(tahun) Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Jumlah

- 1 - - - 1 1

- 3 5 2 6 5 18

- 6 4 5 6 1 16

6 2 - 3 2 7

Jumlah 11 7 15 9 42

Tabel 2.

Hasil pengobatan

Status gizi dan pengobatan Jumlah penderita

Penderita yang diteliti

Penyembuhan parasitologik

(%)

Penyembuhan klinik (%)

Secnidazole 8 8 8 (100) 8 (100)

Gizi baik

Metronidazole 10 10 10 (100) 10 (100)

Secnidazole 12 11 11 (100) 11 (100)

Gizi

kurang Metronidazole 12 11 11 (100) 9 (81,8)

Jumlah 42 40 40 (100) 38 (95)

Tabel 3.

Penyembuhan parasitologik dan penyembuhan klinik dari semua kasus

Follow up Diperiksa Penyembuhan

parasitologik (%)

Penyembuhan Klinik (%)

Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 7 Hari ke 14

33 29 33 33 32

29 (87,9) 28 (96,9) 33 (100) 33 (100) 33 (100)

(4)

4. Penyembuhan parasitologik dari semua penderita yang mendapat pengobatan dengan Secnidazole (baik penderita gizi baik maupun penderita dengan gizi kurang) pada evaluasi hari ke 2,3,4,7, dan ke 14 masing-masing sebesar: 92,3%; 93,8%; 100%; 100% dan 100%. Sedangkan penyembuhan klinik dari semua penderita yang mendapat pengobatan dengan Secnidazole pada evaluasi hari ke 2, 3, 4, 7, dan ke 14 masing-masing sebesar 58,3%; 87,5%; 81,3%; 93,8% dan 100% (Tabel 4).

5. Penyembuhan parasitologik dari semua penderita yang mendapat pengobatan dengan

Metronidazole (baik penderita gizi

baik maupun penderita dengan gizi kurang) pada evaluasi hari ke 2,3,4,7, dan ke 14 masing-masing sebesar: 85%; 100%; 100%;

100% dan 100%. Sedangkan penyembuhan klinik dari semua penderita yang mendapat pengobatan dengan Metronidazole pada evaluasi hari ke 2, 3, 4, 7, dan ke 14 masing-masing sebesar: 50%; 76,9%; 88,2%; 88,2% dan 88,9% (Tabel 5).

6. Pada evaluasi hari ke 2, penyembuhan parasitologik dari penderita yang mendapat pengobatan dengan Secnidazole ternyata tidak bermakna perbedaannya dibandingkan dengan yang mendapat

Metronidazole

(p> 0,01). Demikian juga pada evaluasi hari ke 3, tidak ada perbedaan yang bermakna hasil penyembuhan parasitologik antara yang mendapat pengobatan dengan Secnidazole dan Metronidazole (p > 0,01) (Tabel 6).

Tabel 4.

Penyembuhan parasitologik dan penyembuhan klinik dari semua penderita yang mendapat pengobatan dengan Secnidazole

Follow up Diperiksa Penyembuhan

parasitologik (%)

Penyembuhan Klinik (%)

Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 7 Hari ke 14

13 16 16 16 14

12 (92,3) 15 (93,8) 16 (100) 16 (100) 14 (100)

7 (58,3) 14 (87,5) 13 (81,3) 15 (93,8) 14 (100)

Tabel 5.

Penyembuhan parasitologik dan penyembuhan klinik dari semua penderita yang mendapat pengobatan dengan Metronidazole

Follow up Diperiksa Penyembuhan

parasitologik (%)

Penyembuhan Klinik (%)

Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 7 Hari ke 14

20 13 17 17 18

17 (85) 13 (100) 17(100) 17 (100) 18 (100)

10 (50) 10 (76,9) 15 (88,2) 15 (88,2) 16 (88,9)

Tabel 6.

Penyembuhan parasitologik dari semua penderita yang mendapat pengobatan dengan Secnidazole dan

Metronidazole

Secnidazole Metronidazole

Follow up

Diperiksa Sembuh (%) Diperiksa Sembuh (%)

Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 7 Hari ke 14

13 16 16 16 14

12 (92,3) 15 (93,8) 16 (100) 16 (100) 14 (100)

20 13 17 17 18

(5)

7. Penyembuhan klinik dari semua penderita yang mendapat pengobatan dengan

Secnidazole pada pemeriksaan lanjutan

hari ke 2, 3, 4, 7, dan ke 14 ternyata tidak dijumpai perbedaan yang bermakna dibandingkan dengan yang mendapat pengobatan dengan Metronidazole (p > 0,01) (Tabel 7).

8. Pemeriksaan patologik dari penderita yang mendapat pengobatan dengan Secnidazole baik dengan gizi baik maupun dengan gizi kurang pada evaluasi hari ke 2 dan hari ke 3, juga tidak dijumpai perbedaan bermakna (p> 0,01). Sedangkan penyembuhan parasitologik pada pemeriksaan lanjutan hari ke 4, 7 dan ke 14, baik yang menderita gizi baik maupun gizi kurang, hasilnya 100% (Tabel 8).

9. Pada kelompok

Secnidazole, tidak

dijumpai perbedaan bermakna antara yang bergizi baik dengan yang bergizi kurang dalam penyembuhan klinik (p> 0,01), pada evaluasi hari ke 2, 3, 4, dan ke 7. Sedangkan penyembuhan klinik pada

evaluasi hari ke 14, baik penderita dengan gizi baik maupun dengan gizi kurang hasilnya 100% (Tabel 9).

10. Pada kelompok

Metronidazole,

penyembuhan parasitologik dari penderita dengan gizi baik dan dengan gizi kurang tidak berbeda secara bermakna pada pemeriksaan lanjutan hari ke 2 (p> 0,01). Pada pemeriksaan lanjutan hari ke 3, 4, 7, dan ke 14, penyembuhan parasitologik dari penderita yang mendapat pengobatan dengan

Metronidazole, baik yang bergizi

baik maupun bergizi kurang, hasilnya 100% (Tabel 10).

11. Pada pemeriksaan lanjutan hari ke 2 dari kelompok Metronidazole, baik penderita gizi baik maupun penderita dengan gizi kurang mencapai penyembuhan klinik sebesar 50%. Sedangkan pada pemeriksaan lanjutan hari ke 3, 4, 7, dan ke 14, tidak ada dijumpai perbedaan bermakna dalam penyembuhan klinik antara penderita dengan gizi baik dan dengan gizi kurang yang mendapat pengobatan dengan Metronidazole (p> 0,01) (Tabel 11).

12. Penyembuhan parasitologik dari penderita dengan gizi baik yang mendapat pengobatan dengan Secnidazole pada

pemeriksaan lanjutan hari ke 2, 3, 4, 7, dan ke 14 sebesar: 100%; 83,8%; 100%; 100% dan 100%. Demikian juga penyembuhan parasitologik dari penderita dengan gizi baik yang mendapat pengobatan dengan Metronidazole pada pemeriksaan lanjutan hari ke 2, 3, 4, 7, dan ke 14 masing-masing sebesar: 90%; 100%; 100%; 100% dan 100%.

Tidak dijumpai perbedaan bermakna dalam penyembuhan parasitologik antara penderita dengan gizi baik yang mendapat pengobatan dengan Secnidazole dan yang mendapat pengobatan dengan

Metronidazole, pada pemeriksaan lanjutan

hari ke 2 dan ke 3 (p > 0,01) (Tabel 12). 13. Penyembuhan parasitologik pada

penderita dengan gizi kurang yang mendapat pengobatan dengan Secnidazole pada pemeriksaan lanjutan hari ke 2, 3, 4, 7, dan ke 14 adalah sebesar: 87,5%; 100%; 100%; 100% dan 100%.

Sedangkan penyembuhan parasitologik dari penderita dengan gizi kurang yang mendapat pengobatan dengan Metronidazole pada pemeriksaan lanjutan hari ke 2, 3, 4, 7, dan ke 14 adalah sebesar: 80%; 100%; 100%; 100% dan 100%. Penyembuhan parasitologik penderita Disenteri Amuba yang bergizi kurang, antara yang mendapat pengobatan.

Dengan Secnidazole dan yang mendapat pengobatan dengan Metronidazole, pada evaluasi hari ke 2, tidak dijumpai perbedaan yang bermakna (p> 0,01) (Tabel 13).

14. Penyembuhan klinik penderita Disenteri Amuba yang bergizi baik pada pemeriksaan lanjutan hari ke 2 dan ke 3, antara yang mendapat pengobatan dengan

Secnidazole dan yang mendapat

pengobatan dengan Metronidazole, tidak dijumpai perbedaan yang bermakna (p> 0,01).
(6)

Tabel 7.

Penyembuhan klinik dari semua penderita yang mendapat pengobatan dengan Secnidazole dan

Metronidazole

Secnidazole Metronidazole

Follow up

Diperiksa Sembuh (%) Diperiksa Sembuh (%)

Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 7 Hari ke 14

13 16 16 16 14

7 (53,8) 14(87,5) 13 (81,3) 15 (93,8) 14 (100)

20 13 17 17 18

10 (50) 10 (76,9) 15 (88,2) 15 (88,2) 16 (88,9)

Tabel 8.

Penyembuhan parasitologik dari penderita dengan gizi baik dan gizi kurang yang mendapat pengobatan dengan Secnidazole

Gizi Baik Gizi Kurang

Follow up

Diperiksa Sembuh (%) Diperiksa Sembuh (%)

Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 7 Hari ke 14

5 6 7 6 6

5 (100) 5 (83,8) 7 (100) 6 (100) 6 (100)

8 10

9 10

8

7 (87,5) 10 (100) 9 (100) 10 (100)

8 (100)

Tabel 9.

Penyembuhan klinik dari penderita dengan gizi baik dan dengan gizi kurang yang mendapat pengobatan dengan Secnidazole

Gizi Baik Gizi Kurang

Follow up

Diperiksa Sembuh (%) Diperiksa Sembuh (%)

Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 7 Hari ke 14

5 6 7 6 6

4 (80) 6 (100) 7 (100) 6 (100) 6 (100)

8 10

7 10

8

3 (37,5) 8 (80) 6 (66,7)

9 (90) 8 (100)

Tabel 10.

Penyembuhan parasitologik dari penderita dengan gizi baik dan gizi kurang yang mendapat pengobatan dengan Metronidazole

Gizi Baik Gizi Kurang

Follow up

Diperiksa Sembuh (%) Diperiksa Sembuh (%)

Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 7 Hari ke 14

10 7 9 9 9

9 (90) 7 (100) 9 (100) 9 (100) 9 (100)

10 6 8 8 9

(7)

Tabel 11.

Penyembuhan klinik dari penderita dengan gizi baik dan gizi kurang yang mendapat pengobatan dengan

Metronidazole

Gizi baik Gizi kurang

Follow up

Diperiksa Sembuh (%) Diperiksa Sembuh (%)

Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 7 Hari ke 14

10 7 9 9 9

5 (50) 6 (85,7)

9 (100) 9 (100) 9 (100)

10 6 8 8 9

5 (50) 4 (66,7)

6 (75) 6 (75) 7 (77,8)

Tabel 12.

Penyembuhan parasitologik dari penderita Disenteri Amuba dengan gizi baik yang mendapat pengobatan dengan Secnidazole dan Metronidazole.

Secnidazole Metronidazole

Follow up

Diperiksa Sembuh (%) Diperiksa Sembuh (%)

Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 7 Hari ke 14

5 6 7 6 6

5 (100) 5 (83,3) 7 (100) 6 (100) 6 (100)

10 7 9 9 9

9 (90) 7 (100) 9 (100) 9 (100) 9 (100)

Table 13.

Penyembuhan parasitologik dari penderita Disenteri Amuba yang bergizi kurang yang mendapat pengobatan dengan Secnidazole dan Metronidazole

Secnidazole Metronidazole

Follow Up

Diperiksa Sembuh (%) Diperiksa Sembuh (%)

Hari ke 2 8 7 (87,5) 10 8 (80)

Hari ke 3 10 10 (100) 6 6 (100)

Hari ke 4 9 9 (100) 8 8 (100)

Hari ke 7 10 10 (100) 8 8 (100)

Hari ke 14 8 8 (100) 9 9 (100)

Tabel 14.

Penyembuhan klinik penderita disenteri amuba dengan gizi baik yang mendapat pengobatan dengan

Secnidazole dan Metronidazole

Secnidazole Metronidazole

Follow Up

Diperiksa Sembuh (%) Diperiksa Sembuh (%)

Hari ke 2 5 5 (80) 10 5 (50)

Hari ke 3 6 6 (100) 7 6 (85,7)

Hari ke 4 7 7 (100) 9 9 (100)

Hari ke 7 6 6 (100) 9 9 (100)

Hari ke 14 6 6 (100) 9 9 (100)

Tabel 15.

Penyembuhan klinik dari penderita dengan gizi kurang yang mendapat pengobatan dengan Secnidazole dan

Metronidazole

Secnidazole Metronidazole

Follow Up

Diperiksa Sembuh (%) Diperiksa Sembuh (%)

Hari ke 2 8 3 (37,5) 10 5 (50)

Hari ke 3 10 8 (80) 6 4 (66,7)

Hari ke 4 9 6 (66,7) 8 6 (75)

Hari ke 7 10 9 (90) 8 6 (75)

(8)

15. Penyembuhan klinik dari penderita Disenteri Amuba dengan gizi kurang yang mendapat pengobatan

Secnidazole pada pemeriksaan

lanjutan hari ke 2, 3, 4, 7, dan hari ke 14 adalah sebesar: 37,5%; 80%; 66,7%; 90%; dan 100%.

Sedangkan penyembuhan klinik dari penderita Disenteri Amuba dengan gizi kurang yang mendapat pengobatan dengan

Metronidazole pada pemeriksaan lanjutan

hari ke 2, 3, 4,7 dan hari ke 14 adalah sebesar: 50%; 66,7%; 75%; 75% dan 77,8%. Pada pemeriksaan lanjutan hari ke 2, 3, 4,7 dan hari ke 14, tidak dijumpai perbedaan bermakna dalam penyembuhan klinik penderita Disenteri Amuba yang bergizi kurang, antara yang mendapat pengobatan dengan

Secnidazole dan yang mendapat

pengobatan dengan Metronidazole.

Dari 40 anak yang menderita Disenteri Amuba Akut yang dapat dinilai, ternyata 32 (80%) anak juga menderita Helminthiasis. Infestasi cacing yang terbanyak adalah kombinasi antara Ascaris lumbricoides dan

Trichuris trichuria (35%).

PEMBAHASAN

Terlihat bahwa semua anak (40 kasus) yang menderita Disentri Amuba Akut yang mendapat pengobatan, baik dengan Secnidazole maupun dengan

Metronidazole dalam dosis tunggal,

dapat disembuhkan. Selama masa pengamatan dalam 2 minggu, tidak dijumpai bentuk apapun dari Entamoeba hystolitica dalam tinja penderita (penyembuhan parasitologik 100%). Juga gejala berak darah maupun lendir cepat menghilang.

Juga tidak dijumpai perbedaan yang bermakna dalam kecepatan menghilangnya Amuba dan gejala klinis antara penderita yang mendapat pengobatan dengan Secnidazole dan yang mendapat pengobatan dengan

Metronidazole, baik yang bergizi baik maupun

yang bergizi kurang.

Kecepatan penyembuhan klinik dan parasitologik, antara penderita gizi baik dan penderita gizi kurang, yang mendapat pengobatan dengan Secnidazole, tidak dijumpai perbedaan yang bermakna (table X dan XI). Juga pada penderita yang mendapat pengobatan dengan

Metronidazole, tidak dijumpai

perbedaan yang bermakna dalam kecepatan hilangnya Amuba dan gejala klinis, antara

penderita dengan gizi baik dan penderita dengan gizi kurang.

Hal ini membuktikan pengobatan Disenteri Amuba anak dengan Secnidazole memberikan hasil yang memuaskan, sama seperti golongan

Nitroimidazole lain.

1,4-8,10,12

Sama seperti penderita Disenteri Amuba dewasa, pengobatan Disenteri Amuba anak dengan Secnidazole memberikan hasil yang baik.3-5

Pada 2 orang penderita masih dijumpai darah maupun lendir dalam tinjanya, keduanya ternyata mendapat pengobatan dengan

Metronidazole dan menderita gizi kurang.

Walaupun secara statistik, tidak dijumpai perbedaan bermakna dalam penyembuhan klinik antara penderita yang mendapat pengobatan dengan

Metronidazole dan Secnidazole serta

antara yang bergizi baik dan bergizi kurang. Mungkin dengan mempergunakan jumlah penderita yang lebih besar, akan dapat dilihat perbedaan yang nyata.

KESIMPULAN

Pengobatan dosis tunggal baik dengan

Secnidazole 30 mg/kgBB maupun dengan

Metronidazole 50 mg/kgBB, menghasilkan

pemyembuhan parasitologik sebesar 100% pada 40 penderita Disenteri Amuba Akut, sedangkan penyembuhan klinik 95%.

Penyembuhan klinik lebih rendah pada golongan Metronidazole dengan gizi kurang, namun perbedaan ini tidak dijumpai bermakna.

Pada penyembuhan parasitologik, tidak dijumpai perbedaan antara kelompok

Secnidazole dengan kelompok Metronidazole.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmed, T.; Ali, F. and Sarwar, S.G.: Clinical evaluation of Tinidazole in Amebiasis in Children, Arch. Dis. Child. 1976; 51: 388 – 389.

2. Andre, L.J.:Traitement De L’Amibiase Par Le Secnidazole. Ann. Gastroenterol. Hepatolol 1979; 15: 221 – 225.

(9)

4. Jo, K.T.; Raid, N.; and Susanto, A.H: Flagyl (Metronidazole) in the treatment of Intestinal Amebiasis (Part I). Pediatr. Indonesia. 1971; 11: 1 – 2.

5. Jo, K.T.; Raid, N.; and Susanto, A.H: Flagyl (Metronidazole) in the treatment of Intestinal Amebiasis (Part II). J.Singapore Pediatr.Soc.1971; 13: 1 – 6.

6. Jo, K.T.; Raid, N.; and Susanto, A.H: Flagyl (Metronidazole) in the treatment of Intestinal Amebiasis (Part III).1971; 13: 1 – 6. Pediatr. Indonesia. 1972; 12: 82 –86. 7. Jo, K.T.; Raid, N.; and Susanto, A.H: Flagyl

(Metronidazole) in the treatment of Intestinal Amebiasis (Part IV). Pediatr.Indonesia. 1976; 12: 412 – 414.

8. Lubis, C. P.; Napitupulu, A.; Rusdidjas; Susanto, A.H. dan Siregar, H.: Tinidazole pada pengobatan Disentri Amuba. Kumpulan Naskah Petemuan Ilmiah Tahunan V BKGAI, Parapat 9-12 Desember 1977, hal 385 – 390.

9. Nelwan, R. H. H.; Herdiman; Adjung, S.A.; Sumarsono; Sri Oemijati: Secnidazole in symptomatic Intestinal Amebiasis. A preliminary report. Dipresentasikan di Int. Congr. Trop. Med. Malaria ke-10, Manila, Nov. 9 – 15, 1980.

10.Panggabean, A.; Sutjipto, A; Aldy, D.; Sutanto, A.H. and Siregar H.: Tinidazole versus Ornidazole in Amebic Dysentry in Children (a double blind trial). Pediat. Indones. 1980; 20: 229 – 235.

11. Rina; Moerdowo, R.; Sutanegara, D dan Wibawa: Laporan Pendahuluan Penelitian Intestinal Amebiasis dengan Secnidazole. Dipresentasikan di Simposium Penyakit Hati, Denpasar, Nov. 21st

, 1981.

12.Sitepu, N.; Lubis, C.P.; Sutanto, A.H. and Siregar, H.: Minute treatment weth Tinidazole and Ornidazole in Children weth Amebic Dysentery. Pediat. Indones. 1982; 22: 132-137.

13.Tamsu; Sudigba, I.; Sumantri, Ag.; Hendarto, T. dan Kamilah, B.R.: Pengobatan Amubiasis dengan Tiberal (Roche). Kumpulan Naskah Pertemuan Ilmiah Tahunan V BKGAI, Parapat 9-12 Desember 1977, hal. 394-402.

Gambar

Tabel 3.   Penyembuhan parasitologik dan penyembuhan klinik dari semua kasus
Tabel 6.   Penyembuhan parasitologik dari semua penderita yang mendapat pengobatan dengan
Tabel 8.   Penyembuhan parasitologik dari penderita dengan gizi baik dan gizi kurang yang mendapat pengobatan dengan Secnidazole
Tabel 12.   Penyembuhan parasitologik dari penderita Disenteri Amuba dengan gizi baik yang mendapat

Referensi

Dokumen terkait

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Rektor.. setelah mendapat

Acara yang digagas untuk dilakukan rutin dan dalam suasana yang lebih santai ini diharapkan dapat bermanfaat pada peningkatan kualitas dan kesadaran akan perlunya

This study aims to find translation procedures from source language (English) to target language (Indonesian) used in translating the Eclipse novel which have

[r]

diterima, dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered

Persentase kerontokan gabah per malai diperoleh dengan cara setiap malai digenggam pada bagian pangkalnya dengan salah satu tangan kemudian ditarik dengan tangan

dibandingkan dengan persentase pening- katan total aset produktif akibatnya pencadangan biaya akan lebih besar di- bandingkan dengan pendapatan bunga, hal tersebut akan

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul (Lembaran Daerah