• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tehnik Eksisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tehnik Eksisi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TEHNIK EKSISI

Dr. Donna Partogi, SpKK

NIP. 132 308 883

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FK.USU/RSUP H.ADAM MALIK/RS.Dr.PIRNGADI

(2)

TEHNIK EKSISI

PENDAHULUAN

Bedah eksisi adalah salah satu cara tindakan bedah yaitu membuang jaringan (tumor) dengan cara memotong. Tindakan ini dilakukan untuk berbagai tujuan antara lain pemeriksaan penunjang (biopsy), pengobatan lesi jinak ataupun ganas dan memeperbaiki penampilan secara kosmetis. 1

Sebelum melakukan eksisi, anatomi daerah yang akan dieksisi harus dikuasai lebih dahulu. Pada badan dan anggota gerak, eksisi dapat dilakukan dengan mudah, tetapi pada daerah tangan dan kaki harus hati-hati karena banyak pembuluh darah dan saraf superficial dan tendon. Eksisi banyak dilakukan pada muka dan leher, sehingga pengetahuan anatomi didaerah ini sangat penting. 2

Irisan operasi yang sejajar dengan garis regangan kulit alami akan membuat jaringan parut kurang terlihat. Arah garis ini biasanya tegak lurus terhadap otot dibawahnya. Juga bila irisan searah dengan lipatan anatomis kulit seperti lipat nasolabial akan kurang tampak. Tujuan operasi adalah mengangkat lesi kulit. Pada pengangkatan yang tidak sesuai dengan garis atau lipatan kulit atau mempengaruhi organ disekitarnya dapat dilakukan penutupan dengan macam-macam flap atau plasti. Penutupan yang lebih mudah adalah dengan menggunakan tandur kulit.2

KEUNTUNGAN EKSISI3

1. Seluruh specimen dapat diperiksa untuk diagnosis histologis dan sekaligus

melaksanakan eksisi total.

2. Pasien-pasien tidak memerlukan follow up yang berkepanjangan setelah ekisi

karena angka kekambuhan setelah eksisi total sangat rendah 3. Hanya memerlukan satu terapi saja

4. Penyembuhan luka primer biasanya tercapai dengan memberikan hasil kosmetik

(3)

KERUGIAN EKSISI 3

1. Diperlukan anestesi lokal

2. Diperlukan tehnik aseptik dengan menggunakan instrumen-instrumen bedah, kain

penyeka dan lap-lap yang steril.

3. Diperlukan sedikit waktu dan tingkat keahlian tertentu operatornya.

BATAS TEPI EKSISI 3 1. Lesi-lesi jinak 1-2 mm

2. Karsinoma sel basal noduler 2-3 mm, sclerosing 6-8 mm, multifokal 8-10 mm 3. Penyakit Bowen 3-4 mm

4. Karsinoma sel skuamosa yang tumbuh lambat 6-10 mm, yang tumbuh cepat 10-15

mm

FAKTOR-FAKTOR UNTUK MENGHASILKAN SKAR YANG BAIK

Penampilan akhir dari sebuah skar setelah tindakan eksisi tergantung dari berbagai faktor. Yang terpenting adalah penggunaan tehnik atraumatik, penempatan skar sesuai dengan garis tegangan kulit, usia pasien, lokasi pada badan, tipe kulit dan faktor komplikasi seperti kelainan kulit dan infeksi

1.

Tehnik atraumatik 3,4

Merusak jaringan akan menyebabkan devitalisasi jaringan yang tak dapat dihindarkan, menyebabkan penyembuhan yang jelek dan dengan demikian parut-parut luka akan jelek.

(4)

2.

Garis tegangan kulit3,4,5

Kontraksi otot, mobilitas sendi dan gravitasi merupakan kekuatan terpenting yang mempengaruhi terbentuknya garis tegangan kulit. Garis Langer selama bertahun-tahun dipakai sebagai titik yang menunjukkan arah insisi, garis ini berasal dari penelitian pada mayat. Bila ekstremitas dan tubuh digerakkan di luar posisi anatomis istirahat, maka garis tegangan kulit akan bergeser. Oleh karena itu garis tegangan kulit telah digambarkan berhubungan dengan kerutan, garis kontur dan

garis ketergantungan. Garis kerutan pada kulit wajah melintasi sumbu panjang otot dibawahnya saat berkontraksi.

Garis kontur terbentuk pada tempat pertautan bidang tubuh, seperti pada pipi dan daerah preaurikuler telinga. Garis ketergantungan berjalan sesuai dengan posisi gravitasi kulit yang longgar dan jaringan subkutis (misalnya lemak dibawah dagu). Sesuai aturan insisi yang dibuat sejajar dengan Relaxed skin tension line (RSTL) yang akan sembuh dengan parut secara kosmetik lebih baik dari pada insisi yang dibuat tangensial atau memotong RSTL. Pada anak dan dewasa muda garis ini tidak mudah ditentukan letaknya. Untuk membantu menilai RSTL dapat dengan mencubit kulit dalam beberapa arah atau pasien disuruh melakukan ekspresi wajah (senyum, menyeringai, mengerutkan bibir).Buku panduan0

Pada ekstremitas aspek-aspek fleksor sendi-sendi dikerjakan paling baik dengan insisi melintang. Lesi-lesi pada permukaan ekstensor sendi dapat juga dieksisi dengan pola horisontal atau miring kalau cukup kecil lesinya. Tes cubitan dengan sendi difleksikan penuh akan menentukan lesi mana yang memerlukan eksisi longitudinal. Insisi-insisi longitudinal paling baik untuk ekstremitas dibagian lainnya.

(5)

3.

Usia pasien

Skar pada anak-anak yang eritem dan hipertropik akan menetap untuk waktu yang lama akan menyebabkan penampilan akhir yang tidak memuaskan. Untuk proses maturasi skar dari skar yang merah dan meninggi menjadi tipis dan berwarna putih membutuhkan waktu 2 tahun atau lebih. 4

4. Lokasi

Skar yang berasal dari eksisi atau insisi pada telapak tangan, telapak kaki, dan mukus membran biasanya baik dan tidak terlalu terlihat. Hal ini terlihat kontras dengan skar pada area sternal, pundak atau punggung. Sebelum melakukan eksisi pada daerah tersebut pasien perlu dijelaskan kemungkinan timbulnya skar hipertropik. 4,6

5. Tipe kulit

Ada pasien yang mempunyai kulit yang tebal, berminyak dengan kelenjar sebaseus yang hipertropik dan over aktif. Skar pada jenis kulit ini dapat menyembuh dengan skar yang depress.

6. Kelainan kulit

Pasien dengan kelainan pada jaringan fibrous dan elastin akan menyebabkan skar yang luas. Pasien dengan kelainan ini dapat dilihat dengan cara melakukan hiperextensi jari tangan atau mencubit kulit punggung tangan untuk melihat peningkatan elastisitas. Penyakit Ehlers-Danloss syndome adalah bentuk kelainan fibroelastik yang berat dimana penyembuhan luka berlangsung sangat lambat dengan skar yang luas. 4

TEHNIK EKSISI

(6)

1. Eksisi Elips (fusiform)

Merupakan bentuk eksisi dasar, dengan arah yang sejajar dengan garis dan lipatan kulit. Perbandingan panjang dan lebar minimal 3:1 dengan sudut 30 derajat. Irisan tegak lurus atau lebih meluas kedalam sampai dengan subkutis. Bila perlu dapat dilakukan undermining yang kalau dimuka tepat dibawah dermis dan kalau di skalp didaerah subgaleal. Perdarahan yang terjadi di kulit dapat ditekan beberapa saat dan bila perlu dilakukan hemostasis dengan elektrokoagulasi, tetapi jangan

berlebihan terutama pada perdarahan dermis. Perdarahan dari pembuluh darah kecil dapat dielektrokoagulasi tetapi yang besar harus diikat.

Lesi-lesi yang dieksisi berbentuk elips akan menghasilkan parut yang lebih panjang dari pada lesi aslinya. Tujuan utama mengeksisi lesi berbentuk elips adalah mengurangi terbentknya sisa kulit/ telinga anjing (dog ear). Dog ears dapat diperbaiki dengan memanjangkan elips atau membuang jaringan berlebih dan menutupnya dengan bentuk L atau Y.

2. Eksisi wedge

(7)

Sepertiga dari bibir bawah dan seperempat dari bibir atas dan kelopak mata dapat dilakukan eksisi wedge dan dilakukan penutupan primer. 6

3. Eksisi sirkular

Pada kulit wajah yang terletak diatas jaringan kartilago seperti bstsng hidung stsu permukaan anterior telinga, lesi-lesi dapat dieksisi dengan bentuk sirkular dan defek ditutup dengan skin graft full thickness. Tehnik ini juga dapat digunakan

pada bagian tubuh lain dengan lesi yang sangat luas. 4

Jika terdapat keraguan dalam merencanakan eksisi elips maka dapat dilakukan eksisi sirkular dengan kulit diregangkan dan perhatikan lingkaran tersebut akan cenderung membentuk sebuah elips kalau kulitnya dikendorkan.

4. Eksisi multipel 4,5,6

(8)

DAFTAR PUSTAKA

1. Soedarwoto AD. Kombinasi bedah eksisi, skin flaps dan injeksi

triamsinolon asetonid intra lesi pada keloid di cuping telinga. Dalam: Perkembangan onkologi dan bedah kulit di Indonesia. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2000:317-20.

2. Cipto H, Wasitaatmadja SM. Bedah kulit. Dalam: Djuanda A, Hamzah M,

Aisah S, editor. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. FKUI. Jakarta. 2005: 351-54.

3. Burge S, Reymen R. Bedah kulit praktis. Jakarta. Widya Medika . 1993:

18-66.

4. Grabb WC. Basic technique of plastic surgery. Dalam: Grabb WC, Smith

JW, editor. Plastic Surgery. 3rd edition.Little Brown company. Boston. 1979:3-11.

5. Dahlan. Dasar-dasar bedah kulit. Dalam: Yogyartono P, Jayanata K,

Prawito, Ernawati D, editor. Buku panduan bedah kulit. FK universitas Diponegoro RSUP Kariadi. Semarang. 2000: 1-26

6. Place MJ, Herber SC, Hardesty RA. Basic technique and principles in

Referensi

Dokumen terkait

TRACEABILITY FOR TUNA (IFITT) IFITT bertujuan untuk menciptakan sistem ketertelusuran yang berhadapan langsung dengan konsumen (consumer-facing traceability) yang secara efisien

Kepada seluruh peserta diminta hadir di tempat pelaksanaan interview dengan jadwal sbb :  Tempat : Hotel Hermes, Jl.. Kepada seluruh peserta

PB Sudirman Pertokoan Sudirman Agung Blok B No.. By Pass Ngrh

Buta warna merupakan kelainan genetik atau bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebaut sex linked, karena kelainan ini dibawa

TATAH PEMANGKIH KABUPATEN BANJAR 93 A Terakreditasi 33 30300271 SMP NEGERI 2 SUNGAI TABUK HANDIL BULUAN RT.3 NO,23.. SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR 86

Artinya bahwa kadar kolestrol total dalam darah berhubungan tidak nyata dan negatif dengan tekanan darah pada guru SMP 1 & 2 Eben Haezar Manado dan SMA Eben

Namun pengelolaan tersebut masih menjadi tanda tanya apakah masih relevan dan dapat diimplementasikan di salon Shinjuku untuk masa jangka panjang mengingat perkembangan

Alat pengukur yang biasa digunakan adalah seperti alat penimbang serta alat mengira seperti kalkulator, abakus, rod & batang kayu juga merupakan bahan bantu