• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Positioning dan Brand Awareness terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Positioning dan Brand Awareness terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH POSITIONING DAN BRAND AWARENESS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

PADA RUMAH MAKAN GARUDA CABANG PATTIMURA MEDAN

SKRIPSI

OLEH

LAILY NELIANA 060502177

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

ABSTRAK

Laily Neliana (2010). Analisis Pengaruh Positioning dan Brand Awareness terhadap keputusan pembelian Konsumen Pada Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan. Ketua Departemen: Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Dosen Pembimbing: Drs. Ami Dilham, MSi. Dosen penguji I: Drs. Lucy Anna, MSi. Dosen Penguji II: Dr. beby Karina Fauzia, SE, MM.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Positioning dan Brand Awareness terhadap pengambilan keputusan pembelian konsumen pada Rumah Makan garuda Cabang Pattimura Medan. Penelitian dilakukan kepada konsumen Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan dengan menggunakan metode purposive sampling.

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari dokumentasi, wawancara dan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala likert dan diolah secara statistik dengan program SPSS versi 15.0, yaitu uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, model uji F, uji t, dan identifikasi determinan (R2), serta menggambarkan kuesioner secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif dapat dilihat rata-rata responden setuju positioning dan brand awareness mampu menimbulkan keputusan pembelian konsumen pada Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan. Sedangkan dari metode regresi linear berganda, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel positioning dan brand brand awareness terhadap keputusan pembelian konsumen , dengan persamaan regresi Y1 = 2,908 + 0,433 X1 + 0,240 X2 + e dan nilai Fhitung

36,550 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0.518 dimana kemampuan variabel Positioning dan Brand Awereness menjelaskan variabel brand awareness (Y) adalah sebesar 51,8% sedangkan sisanya 48,2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Pada Uji T, variabel Positioning merupakan variabel yang paling dominan dalam mengambil keputusan pembelian.

Kata Kunci: Positioning, Brand Awareness, dan Keputusan Pembelian.

KATA PENGANTAR

(3)

Keputusan Pembelian Konsumen Pada Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara Medan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak keterbatasan, untuk itu penulis dengan rendah hati akan menerima saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan berbagai pihak.

Pada kesempatan ini pula dengan setulus hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, MSi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs.Ami Dilham, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan masukan bagi penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

5. Ibu Drs. Lucy Anna, MSi selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan Skripsi ini.

6. Ibu Dr. beby Karina Fauzia, SE, MM. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan Skripsi ini.

(4)

kepada penulis selama mengikuti perkuliahan serta seluruh Pegawai Departemen Manajemen banyak membantu penulis.

8. Bapak Pimpinan Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan Bapak Ilhamsyah, yang telah memberikan izin kapada penulis untuk melakukan penelitian serta seluruh karyawan Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data- data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

9. Terima kasih yang tak terhingga kepada orang tuaku tercinta, Papa Supriadi dan Mama Indri Sugiarti, Kakak Surya Ningsih Ramadhani, adikku Arif Wibowo dan Siti Nurbianti yang selama telah banyak memberikan semua kebutuhan penulis, baik kasih sayang, pendidikan, materi, dukungan, doa dan lain- lain yang tidak dapat penulis sebutkan.

10.Untuk semua sahabat-sahabatku yang selalu menemani dan mendukungku selama ini baik dalam suka maupun duka, Uli, Fitri, Ira, Idham, Zulmy, Riza, Nuri, Dhany, Abdi, Mei.

11.Terima Kasih untuk Kak Dany, Bang Jum, Kak Vina, dan Kak Susi yang telah membantu penulis selama ini.

12.Untuk semua teman-teman Manajemen stambuk 2006 yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas dukungannya selama ini.

(5)

Semoga Allah SWT memberikan balasan berlipat ganda atas semua bantuan yang diberikan. Akhirnya besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada siapa saja yang membaca dan mempelajarinya khususnya bagi diri penulis.

Medan, Juni 2010 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Kerangka Konseptual ... 6

D. Hipotesis ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 7

F. Metode Penelitian ... 7

1.Batasan Operasional ... 7

2.definisi Operasional Variabel ... 8

3.Skala Pengukuran Variabel ... 9

4.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10

5.Populasi dan Sampel ... 10

6.Jenis dan Sumber Data... 11

7.Teknik Pengumpulan Data ... 12

8.Uji Validitas dan Reliabilitas ... 12

9.Teknik Analisis Data ... 13

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 17

B. Pengertian Pemasaran Jasa ... 18

C. Positioning ... 22

D. Merek ... 26

1. Pengertian Merek ... 26

2. Ekuitas Merek (Brand Equity) ... 27

E. Keputusan Pembelian ... 30

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Profil perusahaan ... 33

B. Visi dan Misi ... 39

C. Fasilitas ... 39

D. Motto ... 40

E. Slogan ... 40

(7)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41

1. Uji Validitas ... 41

2. Uji Reliabilitas... 44

B. Uji Asumsi Klasik ... 44

1. Pengujian Normalitas ... 44

2. Pengujian Heterokedastisitas ... 47

3. Pengujian Multikolinieritas ... 49

C. Analisis Data ... 50

1. Analisis Deskriptif ... 50

2. Analisis Regresi Berganda ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah konsumen per hari ...………..5

Tabel 1.2 Definisi Operasionalisasi Variabel ... 10

Tabel 4.1 Item-Total Statistics1 ... 42

Tabel 4.2 Item-Total Statistics2 ... 43

Tabel 4.3 Reliability Statistics ... 44

Tabel 4.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test………...48

Tabel 4.5 Coefficients(a)……….50

Tabel 4.6 Coefficients(a)……….51

Tabel 4.7 Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur………52

Tabel 4.8 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis kelamin ... 52

Tabel 4.9 Karakteristik Sampel Berdasarkan Pembelian ... 53

Tabel 4.10 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Positiong ... 53

Tabel 4.11 Distribusi Tanggapan Responden Brand Awareness ... 56

Tabel 4.12 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Keputusan pembelian ... 57

Tabel 4.13 Coefficients(a) ... 59

Tabel 4.14 Anova (b)……….61

Tabel 4.15 Realiability Statistics ………..61

Tabel 4.16 Coefficients(a) ... 63

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 7

Gambar 4.1 Histogram...46

Gambar 4.2 Normal P- P Plot of Regression Standardized Residual……….47

Gambar4.3 Scatterplot...49

Gambar 3.2 Logo Lifebuoy ... 38

Gambar 3.3 Lifebuoy Bar Soap ... 40

Gambar 3.4 Lifebuoy Clear Skin ... 40

Gambar 3.5 Lifebuoy Sabun Cair ... 41

Gambar 3.6 Lifebuoy Daily Care ... 41

Gambar 3.7 Lifebuoy Anti Dandruff ... 42

(10)

ABSTRAK

Laily Neliana (2010). Analisis Pengaruh Positioning dan Brand Awareness terhadap keputusan pembelian Konsumen Pada Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan. Ketua Departemen: Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Dosen Pembimbing: Drs. Ami Dilham, MSi. Dosen penguji I: Drs. Lucy Anna, MSi. Dosen Penguji II: Dr. beby Karina Fauzia, SE, MM.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Positioning dan Brand Awareness terhadap pengambilan keputusan pembelian konsumen pada Rumah Makan garuda Cabang Pattimura Medan. Penelitian dilakukan kepada konsumen Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan dengan menggunakan metode purposive sampling.

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari dokumentasi, wawancara dan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala likert dan diolah secara statistik dengan program SPSS versi 15.0, yaitu uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, model uji F, uji t, dan identifikasi determinan (R2), serta menggambarkan kuesioner secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif dapat dilihat rata-rata responden setuju positioning dan brand awareness mampu menimbulkan keputusan pembelian konsumen pada Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan. Sedangkan dari metode regresi linear berganda, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel positioning dan brand brand awareness terhadap keputusan pembelian konsumen , dengan persamaan regresi Y1 = 2,908 + 0,433 X1 + 0,240 X2 + e dan nilai Fhitung

36,550 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0.518 dimana kemampuan variabel Positioning dan Brand Awereness menjelaskan variabel brand awareness (Y) adalah sebesar 51,8% sedangkan sisanya 48,2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Pada Uji T, variabel Positioning merupakan variabel yang paling dominan dalam mengambil keputusan pembelian.

Kata Kunci: Positioning, Brand Awareness, dan Keputusan Pembelian.

KATA PENGANTAR

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan kota Medan sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah timbulnya persaingan bisnis yang semakin tajam. Hal ini ditandai dengan berdirinya usaha-usaha baru yang bergerak di bidang penyediaan pangan. Selain timbulnya persaingan bisnis yang tinggi, pola pikir dan prilaku masyarakat juga mengalami banyak kemajuan. Perkembangan pola pikir tersebut, misalnya masyarakat lebih tertarik untuk menginvestasikan uang mereka dengan mendirikan usaha seperti rumah makan atau restoran agar dapat menghasilkan keuntungan bagi mereka.

(12)

Konsumen bebas memilih produk yang dibutuhkan atau yang diinginkan, memutuskan tempat pembelian, bagaimana caranya, banyaknya pembelian, kapan membeli dan alasan membeli. Pemasar sebagai pihak yang menawarkan berbagai produk harus dapat menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian dengan merancang strategi pemasaran yang sesuai dengan keinginan konsumen.

Bisnis yang bergerak dalam usaha pelayanan pangan di kota Medan saat ini jumlahnya cukup banyak , salah satunya adalah Rumah Makan Garuda sebagai objek penelitian. Karena berlokasi dipusat keramaian yaitu di Jl. Kapt. Pattimura No 328 Medan, dimana lokasi berada didaerah perkantoran. Alasan untuk mendirikan rumah makan ini adalah merupakan hasil survey bahwa masih kurangnya sarana rumah makan terutama yang menyediakan makanan spesifik Minang dan Melayu dikota Medan. Dengan melihat kesempatan inilah, maka didirikanlah Rumah Makan Garuda pada tahun diakses pada 20 Maret 2010).

(13)

memberikan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan, menerapkan harga yang sesuai dengan kualitas produk, serta meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen sehingga mampu mempertahankan keberhasilan yang diperoleh, seperti yang telah dilakukan oleh Rumah Makan Garuda hingga saat ini.

Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan sasaran (Sunarto: 2006:83). Tetapi mengenal konsumen tidaklah mudah, para konsumen mungkin saja menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka sedemikian rupa, tetapi bertindak sebaliknya. Oleh sebab itu kita perlu memahami prilaku konsumen yang tidak pernah sederhana. Konsumen mungkin tidak memahami motivasi yang lebih dalam, konsumen mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir. Para pemasar harus mendalami berbagai pengaruh terhadap para pembeli dan mengembangkan suatu pemahaman mengenai bagaiman sebenarnya para konsumen membuat keputusan pembelian mereka (Kotler: 2000:246), dalam hal ini positioning dan brand awareness merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian terhadap suatu perusahaan.

Positioning dan brand awareness merupakan persepsi konsumen terhadap pembelian secara keseluruhan. Persepsi konsumen terhadap positioning dan brand awareness yang dimiliki oleh Rumah Makan Garuda Medan mungkin akan dapat

(14)

Positioning sering disebut sebagai strategi untuk memenangi dan

menguasai benak pelanggan melalui produk yang kita tawarkan (Kartajaya: 2004:11). Kartajaya mempunyai definisi sendiri, positioning didefinisikan sebagai the strategy to lead your customer credible, yaitu upaya mengarahkan pelanggan anda secara kredibel atau dengan kata lain upaya untuk membangun dan mendapatkan kepercayaan pelanggan. Semakin kredibel anda di mata pelanggan, semakin kukuh pula positioning anda. Menurut Ries dan Trout dalam Lupiyoadi (2001:48), positioning bukanlah hanya menyangkut produk barang atau jasa tetapi tentang pemasar lakukan terhadap pikiran dan benak konsumen.

Brand awareness (kesadaran akan merk) dari perusahaan tersebut, dimana apabila suatu perusahaan yang sudah berdiri lama dan memiliki reputasi yang baik dimata konsumen maka nama dari perusahaan tersebut akan menimbulkan loyalitas tersendiri di dalam hati para konsumen , sehingga Konsumen akan melakukan pembelian pada perusahaan tersebut secara berulang-ulang. Suatu perusahaan terutama perusahaan pangan akan mendapatkan nilai yang baik oleh para konsumennya disebabkan oleh faktor-faktor pendukung yang biasa digunakan dalam bauran pemasaran jasa, diantaranya yang sering di aplikasikan oleh banyak perusahaan dewasa ini adalah seperti kualitas pelayanan yang baik, kenyamanan serta lokasi yang mudah dijangkau oleh konsumen.

(15)

perusahaan harus menciptakan kesan yang baik pula tentu saja dengan mengetahui bentuk layanan yang diinginkan oleh konsumen .

Berikut ini adalah data jumlah konsumen yang melakukan pembelian pada Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan.

Tabel 1.1

Jumlah Konsumen/Hari Yang Melakukan Pembelian di Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan

No. Tahun Jumlah Konsumen/Hari

1 Oktober 2009 235

2 November 2009 243

3 Desember 2009 250

4 Januari 2010 253

5 Februari 2010 262

6 Maret 2010 275

Sumber: Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan (2010)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Positioning dan Brand Awareness Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Rumah

Makan Garuda Cabang Pattimura Medan”.

B. Perumusan Masalah

(16)

C. Kerangka Konseptual

Strategi positioning merupakan suatu strategi untuk menciptakan suatu posisi yang paling menguntungkan di dalam segmentasi pasar dengan perusahaan-perusahaan yang sejenis. Produk yang berkualitas dan harga yang bersaing akan menarik bagi calon pembelian produk yang ditawarkan. Selain itu keputusan pembelian seseorang merupakan hasil yang saling berhubungan. Pemasar harus memahami yang dibutuhkan konsumen sehingga dalam menjawab kebutuhan konsumen tersebut pemasar dapat menyediakan produk dan harga serta strategi pemasaran yang tepat sehingga dapat menarik minat konsumen hingga akhirnya memutuskan untuk melakukan pembelian.

Menurut Kotler (2000:357), merek adalah tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau sekelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagin dari kategori produk tertentu.

(17)

Gambar 1.1: Kerangka Konseptual Penelitian Sumber: Kotler (2000), Sulistyorini (2002) (diolah)

D. Hipotesis

Faktor positioning dan brand awareness berpengaruh terhadap pengambilan keputusan melakukan pembelian konsumen pada Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor positioning dan brand awareness terhadap pengambilan keputusan untuk

melakukan pembelian pada Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan .

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: a. Bagi Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura, hasil penelitian ini dapat

menjadi masukan yang dapat dijadikan acuan untuk menciptakan minat melakukan pembelian oleh konsumen Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan.

Positioning (X1)

Brand Awareness

(X2)

Keputusan Pembelian

(18)

b. Bagi penulis, memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas cakrawala berpikir dalam bidang pemasaran, khususnya yang berkaitan dengan dengan positioning dan brand awareness terhadap keputusan melakukan pembelian.

c. Bagi peneliti lain, sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang, khususnya penelitian yang berkaitan dengan positioning dan brand awareness terhadap keputusan melakukan pembelian.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

a. Indikator positioning (X1) yang akan dianalisis yaitu bagaimana persepsi

positioning konsumen terhadap Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura

Medan, apakah faktor kualitas, harga, pelayanan, dan lokasi dapat menjadi alasan konsumen untuk melakukan pembelian.

b. Indikator brand awareness (X2) yang akan dianalisis yaitu mudah diingat

dan memiliki ciri khas.

(19)

2. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang diteliti , yaitu: a. Variabel Positioning (X1)

Positioning adalah segala upaya mendesain produk dan merek agar dapat menempati sebuah posisi yang unik dibenak konsumennya.

b. Variabel Brand Awareness (X2)

Brand awareness adalah kemampuan pelanggan untuk mengenali dan mengingat mereka sewaktu diberikan isyarat tertentu.

c. Variabel Pengambilan Keputusan Pembelian (Y)

(20)

Tabel 1.2

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengukuran b. Memiliki ciri khas

Skala Likert

a. Kualitas yg baik b. Harga

c. Pelayanan d.Lokasi

e. Mudah diingat f. Memiliki ciri khas

Skala Likert

Sumber: Kotler (2000:74), Durianto (2004:46) diolah peneliti

3. Skala Pengukuran Variabel

(21)

Variabel bebas yaitu positioning dan brand awareness diukur dengan skala likert dengan menggunakan angka 1 sampai dengan angka 5. Tingkatan indikator dengan skala Likert ini adalah:

5 = Sangat Setuju 4 = Setuju

3 = Kurang Setuju 2 = TidakSetuju

1 = Sangat Tidak Setuju

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan yang berlokasi di Jl. Kapt. Pattimura No. 328 Medan. Penelitian dimulai dari bulan Maret 2010 sampai dengan bulan Mei 2010.

5. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Konsumen Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan yang pernah melakukan transaksi pembelian produk-produk yang ditawarkan oleh Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan minimal 2 kali, dimana rata-rata setiap harinya pelanggan yang datang mencapai lebih kurang 250 orang.

Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin (dalam Umar, 2004: 78), yaitu :

(22)

Dimana: n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi e = Standar error = 10%

Sehingga: n = 250

1+250(0.1)²

n = 71,4 dan di genapkan menjadi 71 orang

Berdasarkan rumus Slovin tersebut, peneliti menetapkan sampel sebanyak 71 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan tujuan tertentu, yaitu :

a. Kriteria bahwa pelanggan yang pernah melakukan transaksi pembelian minimal dua kali terhadap produk-produk yang ditawarkan oleh Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan..

b. Pelanggan berumur 17-60 tahun, karena dianggap berada pada usia yang sudah mampu mengambil keputusan.

Tujuan dari penetapan kriteria ini adalah dengan mempertimbangkan pengalaman konsumen yang cukup dan usia yang dianggap mampu menilai kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen pada Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan.

6. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian melalui kuesioner dan wawancara terstruktur kepada responden.

(23)

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab dengan responden maupun dengan para karyawan dan manajer Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan.

b. Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan tertulis untuk diisi responden.

c. Studi Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari data Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan, jurnal, buku-buku pendukung, internet dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian.

Apabila r hitung > r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid. Sebaliknya, bila

r hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid. Reliabel artinya data

yang diperoleh melalui kuesioner hasilnya konsisten bila digunakan peneliti lain. Bila r hitung > r tabel, maka kuesioner dinyatakan reliabel. Sebaliknya, bila r hitung < r tabel, maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel.

(24)

Cabang Gajah Mada dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden.. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 15.0 terhadap butir pertanyaan yang dinyatakan sudah valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif atau lebih besar dari r tabel maka pertanyaan reliabel.

b. Jika r alpha negatif atau lebih kecil dari r tabel maka pertanyaan tidak reliabel.

9. Teknik Analisis Data

a. Metode Deskriptif

Metode ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian sehingga mendapat gambaran umum.

b. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

1.Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang et al, 2008:55). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka

(25)

2. Uji Heteroskedastisitas

Adanya varians variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempegaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. 3.Uji Multikolinearitas

Artinya variabel indepen dengan yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikololinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Varience Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang et al, 2008:104).

Metode Statistik yang digunakan peneliti untuk menganalisis adalah dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 15.0 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah:

(26)

Dimana:

Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta

b1-2 = Koefisien Regresi X1 = Positioning X2 = Brand Awareness e = Standart Error

Dalam analisis regresi ada tiga jenis kriteria ketepatan yaitu:

1. Uji F, yaitu untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh positioning dan brand awareness terhadap keputusan pembelian

konsumen. Dengan rumus hipotesis sebagai berikut:

Ho: b1 = b2 = 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara serentak tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Ha: b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y). Kriteria Pengambilan Keputusan:

Ho diterima jika F hitung < F tabelpada α = 5%

Ha diterima jika F hitung > F tabelpada α = 5%

2. Uji t, yaitu untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

(27)

Ha: b1, b2 ≠ 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y). Kriteria Pengambilan Keputusan:

Ho diterima jika t hitung < t tabelpada α = 5%

Ha diterima jika t hitung > t tabelpada α = 5%

3. Koefisien Determinan (R²)

(28)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini, antara lain meliputi:

1. Ridwan (2007) Dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi pemetaan (Positioning) pada penumpang maskapai penerbangan Indonesia AIR ASIA jalur Medan – Jakarta (studi kasus Indonesia AIR ASIA Medan)”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan sebagai berikut : Secara simultan (Serentak) menunjukkan bahwa variabel bebas (X1,X2,X3,X4) yaitu citra merk (brand Image) atribut Produk, Pesaing, dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap positioning pada maskapai penerbangan Indonesia AIR ASIA (Y) Karena penerbangan Indonesia AIR ASIA dipengaruhi oleh citra Merk (brand image), pesaing, dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap positioning pada maskapai penerbangan Indonesia AIR ASIA dan variabel atribut produk secara negatif dan signifikan tidak berpengaruh terhadap positioning pada maskapai penerbangan Indonesia AIR ASIA.

(29)

secara statistik ternyata pengaruhnya signifikan dan kemampuan iklan menjelaskan kesadaran merek sebesar 80,60 % dan sisanya 19,40 % kesadaran merek dijelaskan oleh variabel lain diluar iklan.

B. Pengertian Pemasaran Jasa

Banyak orang mengira pemasaran hanya sekedar penjualan atau periklanan. Namun penjualan dan periklanan hanyalah puncak pemasaran. Pada saat ini pemasaran haruslah dipahami tidak dalam pengertian lama yaitu “katakan dan jual” tetapi dalam pengertian baru yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Kotler, 2001:7)

Kotler (2001: 605) membagi karakteristik jasa ke dalam empat bagian, yaitu:

1. Intangible (Tidak Berwujud)

Jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud. Tidak seperti produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. 2. Inseparability (Tidak Dapat Dipisahkan)

(30)

3. Variability (Variabilitas)

Jasa sangat bervariasi, karena tergantung pada siapa yang menyediakan dan kapan serta dimana jasa itu dilakukan. Pembeli jasa menyadari tingginya variabilitas ini sering membicarakannya dengan orang lain sebelum memilih seorang penyedia jasa.

4. Perishability (Tidak Tahan Lama)

Jasa tidak untuk disimpan, namun untuk digunakan. Perusahaan transportasi umum harus memiliki lebih banyak kendaraan karena permintaan pada jam-jam sibuk, daripada jika permintaan sama sepanjang hari.

Swastha (1997: 83) membagi jasa ke dalam dua golongan besar, yaitu: a. Jasa Industri (Industrial Service)

Jasa industri ini disebutkan untuk organisasi dalam lingkup yang luas. Termasuk industri pengolahan, pertambangan, pertanian, organisasi non laba, dan pemerintah. Sebagai contoh jasa pendidikan, lembaga keuangan, jasa pengangkutan.

b. Jasa Konsumen (Consumer Service)

Jasa ini banyak digunakan secara luas dari dalam masyarakat seperti halnya dengan bahan konsumsi. Jasa konsumsi ini dapat pula dibagi ke dalam tiga golongan yaitu:

c. Jasa Konvenien (Convenience Service)

(31)

d. Jasa Shopping (Shopping Service)

Adalah jasa konsumsi setelah mengadakan perbandingan kualitas, harga, dan reputasi dari jasa tersebut. Seperti persewaan mobil dan gedung, jasa asuransi, dan jasa informasi.

e. Jasa Special (Special Service)

Merupakan jasa konsumsi dimana dalam pembeliannya konsumen harus melakukan usaha pembelian khusus dengan cara tertentu dengan pembayaran yang lebih besar. Contoh jasa spesialis, jasa akuntan, konsultan manajemen, dan jasa advokat. Penggolongan jasa ini sangat relatif mengingat suatu jasa merupakan jasa konvenier, akan tetapi bagi orang lain merupakan jasa shopping dalam mencari ataupun membelinya.

Peluang bisnis dan pemasaran jasa tidak bisa dilepaskan dari dinamika situasi dan kondisi sejumlah faktor eksternal yang melingkupinya. Para pengelola perusahaan jasa, khususnya manajer pemasarannya perlu secara cermat memperhatikan situasi dan kondisi dari faktor-faktor tersebut.

Upaya-upaya pemasaran jasa semestinya mencakup visi strategik dari sistem jasa yang terdiri dari sistem operasi jasa dan penyajian jasa. Heskett mengusulkan visi strategik dari pemasaran jasa (Yazid, 1999: 14) yang terdiri dari:

1. Penentuan Segmen Pasar Sasaran

(32)

2. Perumusan Konsep Jasa

Dilakukan upaya-upaya untuk menanamkan dalam pikiran konsumen, karyawan, pemegang saham ekspektasi, dan persepsi jasa itu sendiri. Untuk mengintegrasikan pasar sasaran dan konsep jasa, perusahaan jasa harus memposisikan dirinya sendiri dalam lingkungan kompetitif dari pasar yang dipilih.

3. Strategi Operasi

Dalam mengembangkan strategi operasi tidak mengabaikan peran operasi, keuangan, pemasaran serta kualitas dan biaya dari jasa tersebut. Untuk mengintegrasikan konsep jasa dengan strategi operasi, maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk mempersempit perbedaan-perbedaan antara nilai dengan manfaat yang dipersepsikan dengan biaya jasanya.

4. Sistem Penyajian Jasa

Dalam membangun sistem penyajian jasa perlu memperjelas peran karyawan/konsumen dengan teknologi. Agar jasa dapat disampaikan dengan cara yang efektif, desain jasa dan strategi operasinya harus konsisten dengan sistem penyajian jasanya.

Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh dua aspek kecocokan strategis (Boyd-Walker-Larrache, 2000: 204) yaitu:

1. Strategi persaingan dan pemasarannya harus cocok dengan keutuhan dan hambatan-hambatan dari lingkungan dasar dan persaingan eksternal.

(33)

C. Positioning

Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen, sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Bila sebuah merek menemukan positioning statement yang efektif, tim merek sering dan sangat bijaksana mempertahankannya dan menggunakannya lagi dan lagi. Itulah inti dari positioning statement memosisikan nama merek secara kuat dalam benak orang-orang (Patricia 2004:125).

Bagi perusahaan tindakan untuk meneliti atau mengidentifikasi posisi pesaing dan memutuskan untuk mengambil posisi setaraf dengan posisi pesaing atau mencari kesempatan dalam pasar. jika posisi perusahaan itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu harus menyeleksi dan kemudian mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaan-perbedaan tersendiri.

Banyak defenisi positioning diberikan oleh pakar marketing dengan versi dan model mereka masing-masing, namun tak akan valid kita bicara positioning tanpa menyebut defenisi yang diberikan oleh Al-Ries dan Jack Trout, dua orang yang dianggap sebagai penemu positioning. Al-Ries dan Jack Trout (dalam Kartajaya, 2005:56) mengatakan, “positioning is not what you do to a product, positioning is what you do to the mind of the prospect. that is you position the product in the mind of prospect”. Intinya positioning adalah

(34)

di benak pelanggan. Perang pemasaran adalah perang untuk memperebutkan sejengkal ruang di benak pelanggan.

Konsumen mempunyai banyak kebutuhan dan keinginan, ini berarti diperlukan berbagai tawaran yang berebda. Kegiatan mendiferensiasi, seperti merek membutuhkan biaya akan tetapi juga menciptakan manfaat bagi konsumen. Perusahaan harus berhati-hati dalam memilih perbedaan yang memang bisa membuat dirinya berbeda dengan pesaingnya dimata konsumen. Agar perbedaan itu berguna atau bernilai harus memenuhi beberapa kriteria berikut:

a. Penting (importance), artinya perbedaan bisa memberikan manfaat yang tinggi bagi banyak konsumen.

b. Sangat berbeda (distinctive), artinya harus lebih berbeda daripada perbedaan yang diciptakan pesaing (khas).

c. Superior, manfaat yang didapat konsumen jauh lebih baik daripada manfaat yang ditawarkan pesaing.

d. Dapat dikomunikasikan, artinya mudah dilihat oleh konsumen.

e. Dibuat lebih dulu (pre emptive), artinya pesaing belum membuat dan perbedaan itu jangan mudah ditiru oleh pesaing.

f. Harga terjangkau, artinya konsumen mampu membelinya. g. Menguntungkan atau mendatangkan laba (profitable).

Positioning adalah tindakan mendesain tawaran dan citra perusahaan sehingga tawaran tersebut bisa menempati tempat yang berbeda dan bernilai

(35)

berapa banyaknya perbedaan dan perbedaan yang mana yang perlu dipromosikan kepada konsumen yang menjadi sasaran.

Menurut Kartajaya (2005:57) positioning adalah “The strategy for leading your consumer credibly” . Positioning adalah menyangkut bagaiman perusahaan membangun kepercayaan, keyakinan, dan trust kepada pelanggan.

Menurut Kotler (1997:265), terdapat beberapa cara penentuan posisi di benak konsumen, antara lain :

1. Penentuan Posisi Menurut Atribut

Ini terjadi bila suatu perusahaan mempromosikan atribut produk yang lebih unggul di banding pesaingnya.

2. Penentuan Posisi Menurut Manfaat

Dalam pengertian ini produk di posisikan sebagai pemimpin suatu manfaat tertentu.

3. Penentuan Posisi Menurut Penggunaan atau Penerapan.

Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan.

4. Penentuan Posisi Menurut Pemakai

Ini berarti memposisikan produk sebagi yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada satu atau lebih komunitas, baik dalam arti sempit maupun luas.

5. Penentuan Posisi Menurut Pesaing

(36)

6. Penentuan Posisi Menurut Kategori Produk

Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk.

7. Penentuan Posisi Menurut Harga

Disini produk di posisikan memberikan nilai terbaik untuk harganya. Menurut Kotler (Dalam Lupiyoadi, 2001:48) setidaknya ada tiga langkah dalam melakukan positioning, yaitu:

1) Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam hubungan dengan pesaing.

2) Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat atau menonjol.

3) Menyampaikan keunggulan-keunggulan itu secara efektif kepada target pasar.

Menurut Kotler (Dalam Lupiyoadi, 2001:48), sebuah keunggulan yang patut ditampilkan harus memenuhi kriteria antara lain :

1. Penting.

Keunggulan itu harus merupakan kemampuan yang dianggap sangat penting oleh banyak pembeli.

2. Over Positioning.

Konsumen mempunyai gambaran yang terlalu sempit mengenai suatu atribut.

3. Confused Positioning.

(37)

D. Merek.

1. Pengertian Merek (Brand)

Menurut Kotler (2002:357), merek adalah tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau sekelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

Merek tidak sekedar nama, bukan juga sebuah logo atau simbol. merek adalah payung yang mempresentasikan produk atau layanan. Merek adalah cerminan Value yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa merek disamping menjadi identitas produk yang membedakan dengan produk pesaing tetapi juga memberi manfaat bagi pembeli, penjual maupun masyarakat.

(38)

2. Ekuitas Merek (Brand Equity)

Brand Equity adalah nilai dari suatu merek menurut sejauh mana mereka itu mempunyai loyalitas merek yang tinggi, kesadaran nama, kulitas yang diterima, asosiasi merek yang kuat, serta aset lain seperti paten, merek dagang dan hubungan saluran (Kotler, 2002:357).

Sedangkan menurut Aaker (1997:22), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek, nama dan simbolnya yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan tau para pelanggan perusahaan.

Ekuitas merek bersumber pada lima komponen yaitu : a. Brand Awareness (Kesadaran Merek)

Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagin dari kategori produk tertentu ( David 1997:90 ). Kesadaran merek membutuhkan jangkauan kontinum (continuum ranging) dari perasaan yang tak pasti bahwa merek tertentu dikenal, dan menjadi keyakinan bahwa produk tersebut merupakan satu-satunya dalam kelas produk bersangkutan. Peran dari kesadaran merek atas ekuitas merek bergantung pada konteks dan pada tingkat mana kesadaran itu dicapai.

(39)

a. Perusahaan telah mengiklankan secara luas

b. Perusahaan telah menggeluti bisnis tersebut dalam waktu lama c. Perusahaan mempunyai jangkauan distribusi yang luas

d. Merek tersebut berhasil

Perkiraan-perkiraan ini tidak harus berdasarkan pengetahuan mengenai fakta-fakta spesifik tentang merek bersangkutan. Bahkan apabila seseorang tidak diperlihatkan pada iklan dan hanya mengetahui sedikit mengenai perusahaan itu, kesadaran merek tetap bisa menghasilkan asumsi-asumsi bahwa perusahaan itu besar dan pasti memberikan sokongan periklanan terhadap merek tersebut. Jika sebuah merek yang tidak sama sekali diposisikan sebuah alternatif pilihan, maka akan terdapat kecurigaan bahwa merek ini tidak didukung oleh komitmen perusahaan.

Suatu kesadaran seharusnya memberikan suatu alasan untuk diperhatikan dan seharusnya itu bisa dikenang. Ada banyak cara yang bisa ditempuh namun hal yang paling pokok adalah menjadi berbeda dan istimewa. Bila terlalu banyak kelas produk mempunyai pendekatan komunikasi yang sama, maka akan sulit untuk menjadi istimewa. Tentu saja perlu untuk menciptakan kaitan antara merek dan kelas produk.

Kesadaran dapat diukur dengan beberapa tingkatan antara lain : 1). Brand Recognition

Sejauh mana sebuah merek akrab dikenal berdasarkan eksposur masa lalu. 2). Brand Recall

(40)

a) Pengingatan kembali tanpa bantuan (Unaided Recall) b) Pengingatan kembali dengan bantuan (Aided Recall) b. Brand Association (Asosiasi Merek)

Mencerminkan asosiasi yang dibuat oleh pelanggan terhadap sebuah merek tertentu. Asosiasi merek dikendalikan oleh identitas merek. Asosiasi merek yang kuat dapat membantu pelanggan memproses dan menerima informasi menjadi alasan pembeli serta menciptakan sikap atau perasaan positif terhadap merek bersangkutan.

c. Perceived Quality (Kesan Kualitas)

Persepsi pelanggan terhadap kualitas dan superioritas produk relatif terhadap pesaing.

d. Brand Loyalty (Loyalitas Merek)

(41)

e. Aset-aset merek yang lain seperti trade mark, Patern dan relationship dengan komponen saluran distribusi.

Menurut Aaker (1997:66) ekuitas merek menciptakan nilai yang sama baiknya bagi perusahaan maupun konsumen. seperti halnya manfaat yang telah diberikan ekuitas merek akan menguatkan proses informasi, rasa percaya diri dan pencapaian kepuasan dari pelanggan (Bagi Pelanggan). Sedangkan untuk perusahaan akan menguatkan efisiensi dan efektivitas program, loyalitas merek, harga atau laba, perluasan merek, peningkatan perdagangan, dan keunggulan kompetitif.

E. Keputusan Pembelian

Secara teoritis, setiap kali seseorang membeli suatu barang atau jasa, ia berharap barang atau jasa tersebut akan mampu memberikan kegunaan maksimum. Dengan kata lain, “setiap konsumen adalah rational economic man yang memiliki alasan rasional dan membuat pilihan rasional dalam setiap pembelian produk dan jasa”, (Tjiptono, 2005 : 179). Ada lima tahapan dalam pembelian, yaitu:

1. Pengenalan Kebutuhan

Merupakan tahap awal dimana seseorang merasa memiliki kebutuhan dan keinginannya yang harus dipenuhi.

2. Mencari Informasi

(42)

didapat dari pengalaman sendiri, tetapi ada juga yang mencari dari jalur komersil, misalnya iklan Koran dan majalah.

3. Evaluasi Alternatif

Setelah memiliki informasi yang cukup lengkap, maka konsumen tersebut mengevaluasi alternatif yang ada. Dalam mengevaluasi, konsumen dapat menggunakan kalkulasi yang ketat dan berpikir tentang barang yang akan dibeli, namun kadang konsumen hanya mengandalkan intuisi saja.

4. Keputusan Pembelian

Saat memutuskan pun terkadang ada perilaku tertentu dari individu. Situasi yang terjadi bisa tegantung sikap orang lain.

5. Perilaku Setelah Pembelian

(43)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Profil Perusahaan

Pada tanggal 25 Agustus 1938 lahirlah seorang anak laki- laki yang mungil dari Bapak Bachtiar dan Ibu Fatimah. Dimana pada masa itu suasana ekonomi masih sangat memprihatinkan. Hari demi hari, bulan berganti bulan, tahunpun berganti tahun anak laki-laki yang dahulu ditempa, dididik, digemleng dengan suasana yang memprihatinkan, tumbuh dengan kematangan berpikir dan bertindak. Timbullah keinginan beliau untuk menunjukkan kepada orang tuanya bahwa dia sanggup berbuat sesuatu untuk kedua orang tuanya. Bermula dari usaha kecil-kecilan yang dilakukannya silih berganti dengan berbagai cobaan dan rintangan dia lalui, timbullah keinginan untuk membuat sesuatu usaha yang paling dibutuhkan manusia. Terbesit dalam lubuk hati kecilnya untuk membuat rumah makan. Dia berpikir pasti manusia pasti butuh akan makan. Dimulai dari usaha pinggir jalan sampai keinginan untuk membuat rumah makan yang lebih bagus lagi yaitu dengan mendirikan restoran. Bapak H. Bachtar mempunyai anak kandung yang bernama Pak Zulhelfi.

(44)

sendiri. Pak Bachtar benar-benar keras mengajarkan kepada Zulhelfi bagaimana caranya agar menjadi orang sukses maka beliau selalu menyuruh Zulhelfi selalu berada di restoran. Bapak Bachtar juga tidak meminta Zulhelfi mengurusi satu bagian tertentu, pokoknya Zulhelfi harus ada di restoran. Rupanya, sejak masa itu, proses penggemblengan sudah dimulai. Zulhelfi sedang dicekoki kuliah bisnis dalam ruang kelas bernama Restoran Garuda, agar kelak siap menjadi pangeran bisnis keluarganya. Walaupun dongkol, ia sempat menyaksikan sendiri orang-orang yang menghitung uang di kasir, menghidangkan makanan, hingga proses di dapur. “Sekarang, Zulhelfi baru sadar apa yang diinginkan Bapaknya. Dia mengajari Zulhelfi lebih dari apapun yang diajarkan sekolah.

(45)
(46)

Garuda jl. A.R. Hakim No.31 Medan dan tanggal 24 September 2004 di resmikannya lagi restoran Garuda jl. Pattimura no.328 Medan. Disaat- saat umur setengah abad lebih sedikit, beliau mulai sakit- sakitan namun jiwa dagang beliau tidak layu dimakan zaman, keinginan beliau untuk membuat Restoran Garuda yang termegah dikota Medan. Namun cita- cita beliau yang luhur tersebut pupuslah sudah, karena hari demi hari kondisi fisiknya semakin lemah dan tak berdaya. Pada tanggal 4 Agustus 1997, seorang Pemimpin, seorang Suami, seorang Ayah, seorang Sahabat, seorang yang sangat kita cintai telah meninggalkan kita semua untuk selama- lamanya, namun sebelum beliau meninggal beliau menitipkan pesan kepada anak- anaknya untuk melanjutkan cita-citanya dan menjaga apa yang telah dirintisnya. Hanya 5 tahun sejak perpisahan usaha mereka, keduanya pun meninggal dunia.Pada tahun 1997, H. Bachtar "mewariskan" 6 outlet Restoran Garuda di tangan Zulhelfi. Tugas mengembangkan usaha keluarga ini dijawab Zulhelfi dengan menggandakannya menjadi 12 outlet pada hari ini, masing-masing 4 outlet di Jakarta, 1 di Lampung dan 6 di Medan.

(47)

yang nyaman dan eksklusif. Beberapa orang bahkan merasa perlu diberi ruang privat untuk sekadar menjamu klien. Nah, Rumah Makan Garuda harus menyesuaikan diri dengan mainstream ini. Zulhelfilah yang bertugas merancang desain, konsep, hingga strategi pemasaran di core bisnis kami. Kerja seperti ini sungguh menantang, Zulhelfi bahkan tidak punya waktu untuk melamun. Walau mengusung tema makanan Minang dan Melayu, outlet Garuda Restoran tampil tak kalah moderennya dengan cafe-cafe ber-brand internasional. Zulhelfi menyadari bahwa sentuhan artistik pada dekorasi dan furniture akan memberi nilai tambah bisnis restorannya, meski ia sendiri belum pernah puas untuk itu. Pada sektor inilah kontribusi terbesar latar akademis Zulhelfi berperan.

(48)

Adik-adik perempuan Zulhelfilah yang mengurusi soal finansial. Kalau ada uang, Zulhelfi malah jadi pusing. Nanti pasti dipaksa berpikir keras lagi untuk mengerjakan sesuatu. Zulhelfi juga tak punya hobi membeli dan mengoleksi barang-barang mewah. Jadi tak ada alasan Zulhelfi harus pegang uang. Zul tidak punya bakat untuk jadi pangeran genit dan menor yang duduk di singgasana. Dia cenderung pada tipikal Napoleon yang haus penaklukan-penaklukan lebih jauh di arena bisnis.

Zulhelfi lantas memaparkan rahasia lain kesuksesan Restoran Garuda, yakni konsistensi kualitas rasa dan bahan baku masakan. "Tidak ada sesuatu yang magic dalam resep-resep kami.Yang terpenting adalah kami harus bisa menjamin keseragaman kualitas rasa masakan di semua outlet Restoran Garuda. Agar sampai di level itu, kami selalu memilih bahan baku masakan yang berkualitas tinggi. Zulhelfi tidak peduli berapapun harganya. Hal yang sama berlaku terhadap para chef di dapur Restoran Garuda.Rumah Makan Garuda merotasi para chef di semua outlet agar kepiawaian mereka sampai di kualitas yang sama, sebab pada awalnya taste is about feeling. Setiap tangan chef pasti menghasilkan

(49)

spesifik Minang dan Melayu dikota Medan. Dengan melihat kesempatan inilah, maka didirikanlah Rumah Makan Garuda pada tahun 1976. Bidang usaha ini terus berkembang hingga saat ini, dimana terdapat beberapa usaha sejenis yang dikelola oleh pihak lain.

B. Visi dan Misi Perusahaan

Visi

Menjadi Rumah Makan khas daerah yang unik dengan kualitas rasa terbaik yang bisa diterima semua Lidah Asia.

Misi

1 .Menyajikan Menu istimewa dengan Harga yang kompetitif

2. Memberikan Pelayanan yang cepat, Ramah dan Bersahabat

3. Memberikan suasana yang bersih, Asri dan Nyaman

4..Dengan cita rasa masakan khas padang dan melayu ini menjadi daya tarik bagi konsumen dan kualitas rasa yang dihasilkan bisa memuaskan konsumen sehingga menjadi suatu daya tarik yang lain bagi konsumen untuk terus kembali.

C. Fasilitas

1. Meeting dan Conference Room (Ruang meeting untuk keperluan bisnis Anda).

(50)

3. Taman Bermain (Disamaping tempat makan yang nyaman Rumah makan garuda juga menyediakan tempat bermain bagi keluarga anda).

4. Ruang Lesehan (Terasa asik bila makan sambil nyantai bareng keluarga). 5. Taman (Makan dialam terbuka dipenuhi oleh tumbuh- tumbuhan yang

indah terasa nikmat dan nyaman).

6. Private Meeting Room (Apabila anda menginginkan suasana rapat yang tertutup kami juga menyediakan fasilitas tersebut).

D. Motto

“Tidak ada kata tidak bisa kalau kita mau berusaha”.

E. Slogan

Nikmatnya santapan, sejuta kesan

F. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3.1: Struktur Organisasi Perusahaan Sumber: Rumah Makan Garuda 2010

(51)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan judul skripsi ini yaitu Analisis Pengaruh Positioning dan Brand Awareness terhadap Keputusan Pembelian Konsumen , maka penulis

menganalisis dan mengevaluasi faktor Positioning dan Brand Awareness yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Analisis dan evaluasi data menggunakan analisis deskriptif, uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, normalitas dan model regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS versi 15.0 for Windows.

Hasil analisis dan evaluasi untuk mengetahui apakah faktor positioning dan brand awareness mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan konsumen untuk melakukan pembelian pada Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan. Analisis ini dilakukan dengan kemampuan penulis dan petunjuk dari dosen pembimbing dan dosen penguji serta buku- buku yang telah penulis pelajari.

A. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Valid artinya data-data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya konsisten atau stabil, agar data yang diperoleh valid dan reliable maka dilakukan uji reliability.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 15.0 dengan kriteria sebagai berikut :

(52)

b. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak

valid.

c. Nilai rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation.

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden penelitian yaitu pada konsumen Rumah Makan Garuda Cabang Gajah Mada Medan. Nilai tabel r dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5%, angka yang diperoleh = 0,361.

Tabel 4.1

Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item

(53)

Untuk mengetahui validitas pada setiap pertanyaan, maka nilai pada kolom Corrected item total correlation yang merupakan nilai rhitung dibandingkan dengan

rtabel. Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 30, sehingga r (0,05;30),

diperoleh rtabel adalah 0,361.

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa variabel pertanyaan 4 dan 9 data tidak valid karena rtabel untuk sample 30 sebesar 0,361 sedangkan nilai corrected item total

correlation variabel 4 dan 9 dibawah 0,361. Berarti data variabel 4 dan 9 harus dibuang dan dilakukan pengujian kembali.

Tabel 4.2

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2010 (diolah)

Setelah dilakukan pengujian kembali, pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan adalah valid, yang dapat dilihat dari rhitung pada Corrected

(54)

Sehingga diperoleh 19 pertanyaan valid yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 15 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan reliabel.

b. Jika ralpha negatif atau ralpha lebih kecil dari rtabel maka dinyatakan tidak

reliabel

Tabel 4.3 Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.912 19

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2010 (diolah)

Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai ralpha sebesar 0,912 dan rtabel sebesar

0,80. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ralpha positif dan lebih besar dari

rtabel (0,912 > 0,80) maka kuisioner tersebut dinyatakan reliabel dan dapat

digunakan untuk penelitian.

B. Uji Asumsi Klasik

1. Pengujian Normalitas

(55)

yang mendekati distribusi normal dan juga menganalisis probabilitas plot yang menbandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal.

Hipotesis:

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Regression Standardized Residual

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

(56)

Observed Cum Prob

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: VAR.KEPUTUSANPEMBELIAN

Gambar 4.2 Normal P- P Plot of Regression Standardized Residual Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Pada Gambar 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa data- data (titik-titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, berdasarkan Gambar 4.2 tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa telah memenuhi uji normalitas.

Penulis memastikan data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogorov Smirnov (1 Sample KS) dengan melihat data residual apakah berdistribusi normal (Syafrizal, et al, 2008: 59).

Menentukan kriteria keputusan:

(57)

2. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) < 0,05 maka mengalami gangguan

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std.

Deviatio n

1.91056220

Most Extreme Differences Absolute .097

Positive .077

Negative -.097

Kolmogorov-Smirnov Z .816

Asymp. Sig. (2-tailed) .518

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010) Pengambilan keputusan:

Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,518 dan diatas nilai signifikan 5% (0,05), dengan kata lain variabel residua l berdistribusi normal.

2. Pengujian Heterokedastisitas

(58)

1. Model grafik Hipotesis:

1) Jika diagram pencar yang ada membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regrasi mengalami gangguan heterokedastisitas.

2) Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regrasi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas

Gambar 4. 3 Scatterplot

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa diagram pencar tidak membentuk pola tertentu karena itu tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

2. Model Glejser

(59)

1) Jika nilai signifikan > 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

2) Jika nilai signifikan < 0,05, maka mengalami gangguan heterokedastisitas.

Tabel 4.5 Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) -.662 1.807 -.366 .715

VAR.POSITIONING .074 .063 .213 1.173 .245

VAR.BRANDAWAR

ENESS -.091 .202 -.082 -.451 .653

a Dependent Variable: absut

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Pada Tabel 4.5 tampak bahwa signifikasi variabel bebas lebih besar dari 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

3. Pengujian Multikolinieritas

(60)

Tabel 4.6 Coefficients(a)

a Dependent Variable: VAR.KEPUTUSANPEMBELIAN

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010) Hasil pengujian:

Pedoman suatu model regresi yaitu bebas multikolinieritas adalah dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF) > 5 maka variabel ada masalah multikolinieritas,

dan jika VIF < 5 maka tidak terdapat masalah multikolinieritas. Jika Tolerance < 0,1 maka variabel ada masalah multikolinieritas, dan jika Tolerance > 0,1 maka variabel tidak terdapat masalah multikolinieritas Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai VIF < 5 dan Tolerance > 0,1 maka tidak ditemukan masalah multikolinieritas dalam penelitian ini.

C. Analisis Data

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuisioner yang telah diisi oleh responden penelitian.

1. Analisis Deskriptif

a) Deskriptif Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan. Sampel yang diambil sebanyak 71 konsumen

(61)

berdasarkan rumus slovin, dengan kriteria bahwa yang menjadi sampel adalah Konsumen Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.7

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Persentase

<17 4 5,63

17 – 40 21 29,57

41 – 60 38 53,52

> 60 8 11,26

Jumlah 71 100

Sumber: hasil pengolahan data primer/ kuesioner, (2010)

Berdasarkan Tabel 4.7 tersebut diketahui bahwa kategori usia yang paling banyak diteliti adalah usia 41 - 60 tahun yaitu sebanyak 38 Konsumen atau 53,52%.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.8

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Pria 45 63,38

Wanita 26 36,61

Jumlah 71 100

Sumber: hasil pengolahan data primer/ kuesioner, (2010)

Berdasarkan Tabel 4.8 tersebut diketahui bahwa jenis kelamin yang paling banyak diteliti adalah pria sebanyak 45 konsumen atau 63,38% sedangkan sisanya yakni sebanyak 26 kosumen atau 36,61% adalah wanita.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian

Tabel 4.9

Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian

Lama Kunjungan Frekuensi Persentase

2 kali 22 30,98

> 2 kali 49 69,01

Jumlah 71 100

(62)

Berdasarkan Tabel 4.9 tersebut diketahui bahwa responden berdasarkan pembelian yaitu > 2 kali sebanyak 49 konsumen atau 69,01%.

b) Deskriptif Variabel

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan tanggapan konsumen tentang Pengaruh Positioning dan Brand Awareness Terhadap Pengambilan Keputusan Konsumen Pada Rumah Makan Garuda Cabang Pattimura Medan. Variabel positioning (X1) terdiri dari 10 butir pertanyaan, variabel brand awareness (X2)

terdiri dari 3 butir pertanyaan, variabel keputusan pembelian (Y) terdiri dari 6 butir pertanyaan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 71 orang responden.

a. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Positioning

Tabel 4.10

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Positioning

(63)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa:

1) Frekuensi jawaban responden tentang makanan yang terdapat di Rumah Makan Garuda memiliki rasa yang enak dibandingkan dengan rumah makan jenis lainnya diketahui bahwa 8 orang menyatakan sangat setuju, 50 orang menyatakan setuju, 9 orang menyatakan kurang setuju, 4 orang menyatakakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

2) Frekuensi jawaban responden tentang makanan yang disediakan di Rumah Makan Garuda berupa makanan khas padang yang cocok dengan selera masyarakat Medan diketahui 24 orang menyatakan sangat setuju, 40 orang menyatakan setuju, 7 orang menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

3) Frekuensi jawaban responden tentang makanan yang disediakan di Rumah Makan Garuda berupa makanan khas melayu yang cocok dengan selera masyarakat Medan diketahui 26 orang sangat setuju, 41 orang menyatakan setuju, 4 orang menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

(64)

5) Frekuensi jawaban responden tentang harga yang tinggi tidak menghalangi konsumen untuk membeli produk Rumah Makan Garuda diketahui bahwa 20 orang menyatakan sangat setuju, 31 orang menyatakan setuju, 17 orang menyatakan kurang setuju, 2 orang yang menyatakan tidak setuju, dan 1 orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

6) Frekuensi jawaban responden tentang fasilitas yang disediakan Rumah Makan Garuda lengkap diketahui bahwa 21 orang menyatakan sangat setuju, 44 orang menyatakan setuju, 4 orang menyatakan kurang setuju, 2 orang yang menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

7) Frekuensi jawaban responden tentang pelayanan yang diberikan Rumah Makan Garuda cepat diketahui bahwa 17 orang menyatakan sangat setuju, 48 orang menyatakan setuju, 5 orang menyatakan kurang setuju, 1 orang yang menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

8) Frekuensi jawaban responden tentang pelayan Rumah Makan Garuda sopan diketahui bahwa 15 orang menyatakan sangat setuju, 43 orang menyatakan setuju, 9 orang menyatakan kurang setuju, 4 orang yang menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

(65)

orang yang menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

10)Frekuensi jawaban responden tentang lingkungan Rumah Makan garuda memiliki keamanan yang terjamin diketahui bahwa 20 orang menyatakan sangat setuju, 46 orang menyatakan setuju, 3 orang menyatakan kurang setuju, 2 orang yang menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

b. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Awareness

Tabel 4.11

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Awareness

No Sumber: Hasil Data Penelitian, 2010 (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa:

1) Frekuensi jawaban responden tentang Rumah Makan Garuda merupakan merek yang mudah diingat diketahui bahwa 18 orang menyatakan sangat setuju, 49 orang menyatakan setuju, 3 orang menyatakan kurang setuju, 1 orang menyatakan tidak setuju dan tidak ada menyatakan sangat tidak setuju.

(66)

menyatakan kurang setuju, 1 orang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

3) Frekuensi jawaban responden tentang makanan yang disajikan Rumah Makan Garuda mengingatkan akan kualitas yang baik diketahui bahwa 16 orang menyatakan sangat setuju, 49 orang menyatakan setuju, 6 orang menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

c. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan

Pembelian

Tabel 4.12

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian

No Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa:

1) Frekuensi jawaban responden tentang saya membeli makanan di Rumah Makan Garuda karena memiliki kualitas yang baik diketahui bahwa 16 orang menyatakan sangat setuju, 50 orang menyatakan setuju, 3 orang menyatakan kurang setuju, 2 orang yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

(67)

menyatakan kurang setuju, 2 orang yang menyatakan tidak setuju dan 1 orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

3) Frekuensi jawaban responden tentang saya puas terhadap pelayanan yang diberiakan di Rumah Makan Garuda diketahui bahwa 13 orang menyatakan sangat setuju, 51 orang menyatakan setuju, 6 orang menyatakan kurang setuju, 1 orang yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju

4) Frekuensi jawaban responden tentang saya memutuskan untuk membeli makanan di Rumah Makan garuda karena lokasi yang strategis diketahui bahwa 17 orang menyatakan sangat setuju, 48 orang menyatakan setuju, 5 orang menyatakan kurang setuju, 1 orang yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

5) Frekuensi jawaban responden tentang merek Rumah Makan Garuda tertanam dibenak saya diketahui bahwa 10 orang menyatakan sangat setuju, 39 menyatakan setuju, 20 orang menyatakan kurang setuju, 1 orang yang menyatakan tidak setuju dan 1 orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

(68)

2. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel positioning (X1), dan brand awareness (X2), terhadap

keputusan pembelian konsumen (Y) sebagai variabel terikat. Persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

Y1 = a + b1 X1 + b2 X2 + e

Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 15.0 yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.13

a Dependent Variable: VAR.KEPUTUSANPEMBELIAN

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Berdasarkan hasil pengolahan regresi berganda yang ditunjukkan dalam Tabel 4. 13, maka diperoleh hasil regresi berganda sebagai berikut:

Y1 = 2,908 + 0,433 X1 + 0,240 X2 + e

a) Uji F (Uji Secara Serempak/ Simultan)

Uji F dilaksanakan untuk menguji apakah nilai pelanggan yang terdiri dari variabel positioning (X1), dan brand awareness (X2), secara bersama- sama atau

serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.

(69)

1. Menentukan model hipotesis Ho dan Ha.

2. Mencari nilai Ftabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan

menentukan derajat kebebasan.

3. Menentukan kriteria pengambilan keputusan.

4. Mencari nilai Fhitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 15.0

5. Kesimpulan Hasil pengujian:

1. Model hipotesis yang digunakan adalah:

Ho: bi = 0, artinya variabel bebas secara bersama- sama tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

Ha: bi = 0, artinya variabel bebas secara bersama- sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

2. Ftabel dapat dilihat pada α = 0,05

Dengan derajat pembilang = k-1 = 3 – 1 = 2

Derajat penyebut = n – k = 71 – 3 = 68, Ftabel 0,05 (2, 68) = 3,00

3. Mencari nilai Ftabel dengan menggunakan Tabel ANOVA dari hasil

pengolahan SPSS versi 15.0

Tabel 4.14 ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 274.680 2 137.340 36.550 .000(a)

Residual 255.517 68 3.758

Total 530.197 70

a Predictors: (Constant), VAR.BRANDAWARENESS, VAR.POSITIONING b Dependent Variable: VAR.KEPUTUSANPEMBELIAN

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Konsumen/Hari Yang Melakukan Pembelian di Rumah Makan
Gambar 1.1: Kerangka Konseptual Penelitian Sumber: Kotler (2000), Sulistyorini (2002) (diolah)
Tabel 1.2 Definisi Operasional Variabel
Gambar 3.1: Struktur Organisasi Perusahaan Sumber: Rumah Makan Garuda 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa penerapan model group investigation dengan media visualisasi sejarah kontroversial dapat meningkatkan

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Yuniar (2012) yaitu konsumen lebih menyukai jeruk lokal karena rasa jeruk lebih manis dan harga jeruk lebih murah

a. Untuk mengetahui tingkat kepuasan nasabah yang mendapatkan pelayanan pada PT. Bank OCBC NISP Tbk Denpasar. Untuk mengetahui faktor-faktor kualitas jasa yang perlu

HARDWARE INSTALLATION SUPERVISOR SUPERVISOR SAFETY PROGRAM ACCOUNT REPRESENTATIVE COMPUTER MAINTENANCE SUPERVISOR COMPUTER OPERATIONS SHIFT SUPERVISOR LEAD

(2002) pengabaian kewirausahaan berasal dari tradisi pertanian itu sendiri, yakni petani tidak menganggap dirinya sebagai wirausaha. Hal ini sejalan dengan fakta bahwa

Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah labasebelum bunga dan pajak.Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemenperusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba)

suatu wawancara yang disertai dengan suatu pertanyaan yang disusun sebelumnya. 23 pertama, peneliti menemukan siapa yang akan diwawancarai.. mengadakan kontak

Proizvod treba biti prihvatljiv cijenom jer će u budućnosti biti još veća potreba za parkingom i skladištenjem još većeg broja bicikala, konstrukcija proizvoda treba biti