Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
KARYA AKHIR
PENGONTROLAN TEKANAN PADA BOILER DENGAN
MENGGUNAKAN DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM ( DCS )
CENTUM CS-3000 DI UNIT 92 HRSG
( APLIKASI DI PT. ARUN NGL )
Karya Akhir ini diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Disusun Oleh :
MULINDRA PRATAMA
045203002
PROGRAM DIPLOMA IV
TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) PENGONTROLAN TEKANAN PADA BOILER DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM ( DCS ) CENTUM CS-3000 DI UNIT 92
HRSG
APLIKASI DI PT. ARUN NGL
Oleh :
MULINDRA PRATAMA 045203002
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing Karya Akhir
Ir. NASRUL ABDI, MT NIP . 131 459 554
Disetujui Oleh : Ketua Program Diploma IV Teknologi Instrumentasi Pabrik
Fakultas Teknik USU
Ir. NASRUL ABDI, MT NIP . 131 459 554
PROGRAM DIPLOMA IV TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) PENGONTROLAN TEKANAN PADA BOILER DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM ( DCS ) CENTUM CS-3000 DI UNIT 92
HRSG
( APLIKASI DI PT. ARUN NGL )
Oleh :
MULINDRA PRATAMA 045203002
Disetujui oleh:
Dosen Pembimbing Seminar I, Dosen Pembimbing Seminar II,
Ir.SYARIFUDDIN SIREGAR RAHMAD FAUZI, ST, MT NIP. 130 535 826 NIP. 132 161 239
Diketahui oleh :
A/N Ketua Departemen / Sekretaris Teknologi Instrumentasi Pabrik
Fakultas Teknik USU,
RAHMAD FAUZI, ST, MT
2009
NIP: 132 161 239 PROGRAM DIPLOMA IV
TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK FAKULTAS TEKNIK
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan karunia
yang dilimpahkan sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “
PENGONTROLAN TEKANAN PADA BOILER DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM ( DCS ) CENTUM CS-3000 DI UNIT 92 HRSG. APLIKASI DI PT. ARUN NGL “
Adapun Tugas Akhir ini dibuat untuk memenuhi syarat dan meperoleh gelar
Sarjana Sains Terapan di Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada yang teristimewa orang tua
penulis yaitu Bapak Abdul Muis, mamak Herlina, adikku Yohansyah, buat wak
Maksum Munthe, wak Nur aini,wak Suripno, mbak Iin, kak wiwing yang telah banyak
memberikan nasehat, serta seluruh keluarga besar lainnya yang merupakan bagian dari
hidup penulis yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis dari sejak lahir
hingga sekarang, dan teristimewa Tri Tursina yang telah banyak membantu penulis.
Selama masa perkuliahan sampai masa penyelesaian tugas akhir ini, penulis
banyak memperoleh bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan
setulus hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Almarhum Bapak Ir. Nasrul Abdi, MT selaku Ketua Departemen Teknik Elektro
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) penulis atas segala bimbingan, pengarahan, nasehat serta motivasi dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini dan juga dalam menyelesaikan perkuliahan.
2. Bapak Rachmat Fauzi ST, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Elektro
FT-USU dan selaku dosen pembimbing seminar penulis.
3. Bapak Ir. Syarifuddin Siregar selaku dosen pembimbing seminar penulis.
4. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Teknik Elektro USU dan Karyawan di
Jurusan Teknik Elektro Bg Martin, Kak Ani, Bg ridho,Bg Ponijan dll .
5. Teman-teman kuliah Sudi Ridwan, T. Indra Maulana, M. Zaki, Suriadi Ginting,
Farik, Supianto, Asden Rico, Shouqi, Adam, B’ M. Arsyad dan teman-teman lain
yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu, atas kebersamaan dan
dukungan yang diberikan. Nama kalian akan selalu terpatri dalam hati sanubari
penulis.
6. Senior – senior stambuk 2002, 2003.
7. Adik-adik stambuk 2005, 2006.
8. Seluruh Mahasiswa Teknik Instrumentasi Pabrik Usu.
Akhir kata, tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, masih banyak
kesalahan dan kekurangan, namun penulis tetap berharap semoga tugas akhir ini
bisa bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi pengembangan selanjutnya.
Medan, Juni 2009
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………... i
ABSTRAK ……… iii
DAFTAR ISI ……… iv
DAFTAR GAMBAR ………... vii
DAFTAR TABEL………. ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1
1.2 Batasan Masalah ……… 2
1.3 Metode Penelitian ………. 3
1.4 Tujuan ……… 3
1.5 Kegunaan dan Manfaat ………. 4
1.6 Sistematika Penulisan ……… 5
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Tekanan / Pressure ……….. 7
2.2 Jenis – Jenis Alat Ukur Tekanan ……… 7
2.2.1 Pressure Gauge dengan Tabung Bourdon ………. 8
2.2.2 Pressure Gauge dengan Pengembus (Bellow) ………... 9
2.2.3 Pressure Gauge dengan Diafragma (Membran) ………….. 10
2.3 Transmitter ……… 12
2.3.1 Bagian – bagian Transmitter ………. 12
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
2.4 Prinsip Kerja Pressure Transmitter ……… 15
2.4.1 Keuntungan dan Batasan Pemakaian ………. 18
2.4.2 Prinsip Kerja Sensor Ceramic ……….... 18
2.4.3 Spesifikasi Teknik ………. 20
2.5 Pengkalibrasian Figure Diffrensial Pressure Transmitter ………….. 21
2.5.1 Ketelitian ………... 22
2.5.2 Kalibrasi ……… 22
2.6 Pengendalian Akhir ( Final Control Element ) ……….. 24
2.7 Control Valve ……… 30
2.8 Pengertian Umum Boiler ………... 32
2.9 Prinsip Kerja Boiler ………... 33
2.8.1 Komponen sistem Boiler HRSG (Heat Recovery Steam Generation) ………... 34
2.8.2 Pengolahan Air pada Boiler HRSG ……….. 35
BAB III DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM CENTUM CS 3000 3.1 Tinjauan Secara Umum Distribured Control Sistem……….. 37
3.2 Prinsip Kerja Distributed Control System Centum CS 3000 ……… 38
3.3 Arsitektur Sistem DCS Centum CS 3000 ……….. 39
3.3.1 Human Interface Station (HIS) ……….. 41
3.3.2 Field Control Station (FCS) ……….. 43
3.3.3 Deskripsi Hardware FCS……… 46
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) MENGGUNAKAN DCS CENTUM CS-3000
4.1 Umum ……… 51
4.2 Sistem Pengontrolan Tekanan ………... 51
4.3 Prinsip Kerja Pengaturan Tekanan pada Boiler Feed Water menggunakan DCS CENTUM CS3000 ... 53
4.3.1 Sistem Pressure Control ……… 56
4.3.2 Steam Drum Pressure Correction ……….. 56
4.4 Program Control Tekanan pada Boiler HRSG ……….. 59
4.5 Data Analisa dan Pembahasan ... 62
4.5.1 Hasil Pengamatan ... 62
4.5.2 Menghitung Densitas ( ) dan Nilai Pembakaran (High Heating Value) dari Fuel Gas ... 64
4.5.3 Perhitungan Massa Hidrogen dan Massa Carbon yang Terbakar ... 65
4.5.4 Perhitungan Kehilangan Panas ... 66
4.5.5 Menghitung Udara Berlebih (Exess Udara) ... 68
4.5.6 Menghitung Udara Pembakaran ... 69
4.5.7 Total Massa Flue Gas ... 70
4.5.8 Menghitung Kalor Total ……… 71
4.5.9 Menghitung Effisiensi HRSG ... 73
4.6 Pembahasan ... 73
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
5.2 Saran ……….. 74
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bourdon Gauge – Meter ………. 8Gambar 2.2 Gauge Pengembus (Below) ……… 9
Gambar 2.3 Diagfrahma Gauge ( Membran ) ……….... 10
Gambar 2.4(a) Figure Differential Pressure Transmitter ……… 14
Gambar 2.4(b) Figure Zero Adjustment ………... 14
Gambar 2.4(c) Figure Eximple of Liquid Piping ………... 15
Gambar 2.5 Block Diagram Figure Differential Pressure Transmitter ……….. 16
Gambar 2.6(a) Electrical Connection ………. 19
Gambar 2.6(b) Ceramik Sensor ………... 20
Gambar 2.6(c) System Component ……….….. 20
Gambar 2.7 Kalibrasi sebuah Pressure Transmitter ………... 24
Gambar 2.8(a) Aksi Kendali on – off ………..………….. 25
Gambar 2.8(b) Aksi Kendali Proporsional ……….……….. 26
Gambar 2.8(c) Aksi Kendali Integral ………..……….. 27
Gambar 2.8(d) Aksi Kendali Derivatif ………..……… 27
Gambar 2.8(e) Aksi Kendali proporsional + integral ……….... 28
Gambar 2.8(f) Aksi Kendali proporsional + integral + derivative ………..…….. 29
Gambar 2.9(a) Bentuk umum sebuah control valve ……….………. 31
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Gambar 2.10 Diagram dasar boiler ……….. 33
Gambar 2.11 Prinsip Kerja Boiler ……… 33
Gambar 3.1 Konfigurasi Sistem DCS Centum CS3000 ……… 41
Gambar 3.2(a) HIS tipe desktop ………. 43
Gambar 3.2(b) HIS tipe konsol ………... 43
Gambar 3.2(c) Contoh tampilan pada HIS ……….. 43
Gambar 3.3(a) FCS tipe standart ……… 44
Gambar 3.3(b) FCS tipe Compact ……….. 44
Gambar 3.4 Sistem hardware pada FCS ………. 45
Gambar 3.5 Coupler bus control unit ………. 46
Gambar 3.6 Power Supply Unit ………. 47
Gambar 3.7 Backup battery unit ……… 47
Gambar 3.8 Processor card ……… 49
Gambar 4.1 Diagram sistem kontrol pada area Boiler HRSG ... 52
Gambar 4.2 Diagram Sistem tekanan pada Feed Water Boiler HRSG ... 53
Gambar 4.3 Diagram Blok Sistem Loop Kontrol Pengendalian Otomatis ……. 54
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan elemen utama tabung bourdon, pengembus
dan diafragma ……….. 11
Tabel 3.1 Perbandingan Unit pada FCS single processor dan FCS duplex ……. 45
Tabel 4.1 Komposisi Fuel Gas ... 62
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Berat Molekul dan High Heating Value ... 64
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Density ... 65
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
BAB I
PENDAHULUAN
1 . 1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi yang sangat pesat, membuat segala sesuatunya berjalan
dengan begitu mudah dilakukan sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga kerja,
begitu juga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era sistem gelobalisasi
yang serba cepat dan akurat.
Sehingga membawa manusia pada alam yang lebih modern. Untuk sistem
pengontrolan yang selama ini secara manual yang membutuhkan tenaga manusia yang
banyak dan waktu operasional yang berkesinambungan, membuat manusia ingin
menciptakan teknologi yang dapat melakukan segala sesuatu dengan cepat, mudah dan
tepat sasaran dan hasil yang maksimal, tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga atau
biaya yang tinggi dengan kata lain semuanya bekerja secara otomatisasi.
PT. Arun NGL yang berada di Lhokseumawe adalah suatu perusahaan yang
mengolah gas alam cair atau yang disebut Liquid Natural Gas (LNG) dengan
menggunakan proses teknologi “cryogenic” dimana sistem pengontrolan pabrik
membutuhkan ketelitian, ketepatan dan kehandalan yang tinggi dalam proses untuk
mengurangi tingkat kerugian biaya produksi yang disebabkan oleh kesalahan. Atas
dasar pertimbangan ini maka digunakanlah suatu teknologi sistem pengontrolan secara
otomatis yang dapat mengontrol atau mengamati seluruh peralatan - peralatan seperti
Gas compressor, Heat exchanger, Pump, Motor, Pressure Transmitter, Control Valve,
Level Transmitter, Flowmeter, serta alat-alat lainnya, dengan menggunakan teknologi
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) Hokushin Electric Japan yaitu suatu perusahaan Jepang, teknologi ini merupakan
pengembangan Program Logic Control (PLC).
Sistem operasi pabrik pengontrolannya pabrik ini sebenarnya biasa dilakukan
secara manual, akan tetapi untuk membuat rangkaian control secara manual, tentunya
harus melakukan perubahan - perubahan kemudian banyaknya tenaga yang diserap dan
biaya operasional serta pada saat terjadi gangguan atau masalah sangat sulit diatasi.
Disamping itu, rangkaian yang dibuat sudah pasti membutuhkan tempat yang besar dan
juga biaya perawatan yang sangat sulit.
Dengan perkembangan teknologi digital, maka sistem rangkaian control dengan
menghubungkan kabel – kabel yang sedemikian banyak dan pengoperasian peralatan
secara manual telah dapat digantikan dengan membuat sistem rangkaian dalam bentuk
program logika.
Program dibuat dengan sistem rangkaian logika, dimana rangkaian tersebut
akan mengontrol peralatan secara teratur dan teliti, sehingga akan mengurangi
kesalahan atau kekeliruan yang dilakukan oleh manusia.
1 . 2 Tujuan
Tujuan Karya Akhir ini bertujuan untuk mengetahui pengontrolan dengan
menggunakan DCS, adapun tujuannya adalah :
Untuk menjelaskan prinsip dari pengaturan tekanan pada Pressure Transmitter
dengan menggunakan DCS, dimana pengontrolan dengan DCS dilakukan dengan cara
logika dimana semua input akan diproses oleh DCS dan akan menghasilkan output
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) 1 . 3 Kegunaan dan Manfaat
Dalam menyususn Karya Akhir seorang Mahasiswa harus dapat mengetahui dan
mengerti tentang maksud dan tujuan dari pada karya akhir yang diselesaikannya
tersebut, serta kegunaan dan manfaatnya agar penggunaan karya akhir tersebut dapat
lebih baik dan benar maka dari itu kegunaan dan manfaat dari Karya Akhir ini adalah :
1.5.1 Kegunaan
a. Sebagai gambaran dari suatu penyerapan ilmu pengetahuan yang terpakai dalam
bidang pengontrolan/pengaturan terhadap Pressure Transmitter dan DCS juga
peralatan pendukung lainnya.
b. Sebagaimana bahan masukan bagi industri yang memakai Pressure Transmitter
dan DCS untuk membahas cara kerja dari peralatan tersebut.
c. Sebagai sumbangan tulisan Ilmu mengenai Pressure Transmitter dan DCS yang
dapat memperlihatkan pengkajian ilmiah dan keterkaitannya dengan penerapan
teknologi terhadap peralatan pabrik.
d. Dapat membahas penanggulangan terjadinya penyimpangan pengontrolan
Pressure Transmitter dan DCS.
1.5.2 Manfaat
a. Dapat dipergunakan sebagai studi perbandingan Mahasiswa Pendidikan
Teknologi Instrumentasi Pabrik yang akan melaksanakan praktek kerja
lapangan pada masa yang akan datang.
b. Dapat dipergunakan sebagai pedoman pengontrolan/pengaturan terhadap
Pressure Transmitter dan DCS agar sistem operasi dapat bekerja secara
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) 1 . 4 Batasan Masalah
Mengingat begitu banyaknya perangkat, jenis dan aplikasi – aplikasi yang dapat
dikerjakan oleh Distributed Control System (DCS), maka untuk membatasi
permasalahan penulis hanya membatasi pembahasan tentang tekanan pada Boiler
Unit 92 dengan Distributed Control System secara praktis. Dalam hal ini perhitungan
dan analisa secara matematis tidak terlalu mendetail dibahas.
1 . 5 Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan metode sebagai berikut :
1. Studi literatur yang berhubungan dengan system pengontrolan / pengaturan
Teknik digital dan system DCS.
2. Melakukan pengamatan dilapangan
3. Mengumpulkan data – data diperlukan tentang DCS dan tekanan menggunakan
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) 1 . 6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dalam penyususunan Karya Akhir ini, maka
penulis membuat suatu sistematika pembahasan. Sistematika ini merupakan urutan bab
demi bab termasuk isi dari sub-subnya. Adapun sistematika pembahasan tersebut
adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang penggunaan Pressure Transmitter dan Distributed Control System (DCS), batasan masalah dalam pembahasan, Maksud dan
Tujuan, Kegunaan dan Manfaat.
BAB II DASAR TEORI
Berisikan tentang tinjauan teoritis yang mendukung penelitian penulis lakukan serta mempermudah dalam pembahasan karya akhir ini, seperti : Teori
pengertian tekanan, jenis alat ukur tekanan Transmitter, kalibrasi, control valve, dan
pengertian Boiler HRSG, Komponen – komponen Boiler HRSG.
BAB III DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM
Menjelaskan tentang prinsip kerja Distributed Control System, Unit
fungsional. Aplikasinya dari DCS. Perangkat dari DCS yang meliputi perangkat keras
( Hardware) dan perangkat lunak ( Software ), 2 struktur programnya yang berupa
Function Block Diagram ( FBD), Standart Logic, Bahasa program dan Alamat modul
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
BAB IV APLIKASI PENGATURAN TEKANAN PADA BOILER UNIT 92 HRSG
Membahas tentang prinsip kerja tekanan, diagram rangkaian control tekanan
pada Boiler Unit 92 HRSG dengan DCS (Distributed control System).
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diambil dari penulisan karya akhir ini serta saran – saran yang diperlukan.
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
B A B II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Tekanan
Tekanan adalah gaya yang terjadi untuk setiap satuan luas pada bidang tersebut,
bagi tekanan digunakan satuan
(
2 , 2 , 2)
mlb m
newton m
kg
disamping ini dikenal
pula satuan tekanan berupa ( atsmosfir, Bar, psig ).
Selain bermacam — macam satuan yang dipakai untuk tekanan, khusus untuk
gas/uap dikenal tiga macam tekanan :
1. Tekanan Absolute adalah tekanan gas / uap yang sebenarnya.
2. Tekanan Gauge adalah pengukuran berapa besar tekanan suatu gas / fluida
dibandingkan dengan tekanan udara luar ( atm )
3. Tekanan Vakum adalah sama dengan tekanan gauge hanya ini lebih kecil dari
pada tekanan atmosfir ( atm ) perbedaannya dengan tekanan absolute yang
dinyatakan dengan Psi ( Pound square inch ), maka tekanan gauge dinyatakan
dengan Psig ( Pound / square inch gauge )
2. 2 Jenis - jenis Alat ukur Tekanan
Alat ukur tekanan dengan elemen utama dari bahan yang mudah mengembang
dan masih menggunakan manual sistem dan gerak mekanis terdiri atas :
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) - Pressure Gauge dengan pengembus ( Below )
- Pressure Gauge dengan Diafragma
2. 2.1 Pressure Gauge dengan Tabung Bourdon
Tabung bourdon adalah suatu logam mudah mengembang yang dibuat
berlubang. Ujung yang satu dibuat tertutup, ujung yang satu lagi dibuat terbuka untuk
dihubungkan dengan tekanan yang akan diukur dan ujung disebut sebagai socket.
Pada umumnya prinsip kerja dari Pressure gauge dengan tabung bourdon ini
adalah tekanan yang akan diukur masuk ke Tabung bourdon melalui socket, tekanan ini
akan mengakibatkan tabung bourdon memuai, sehingga menghasilkan suatu pergerakan
mekanik pada ujung yang tertutup. pergerakan ini kemudian diteruskan kesuatu
susunan roda — roda gigi melaui tuas penghubung yang disebut LEVER. Roda gigi ini
terdiri dari dua buah roda gigi yaitu : roda gigi gerak dan roda gigi Pinion.
Roda gigi gerak tersambung langsung dengan lever, sedangkan roda gigi Pinion
dipatri coati dengan pointer sehingga dengan demikian, bila tabung bourdon bergerak
maka pointerpun akan turut bergerak seperti terlihat pada Gambar 2.1 [5].
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) 2.2.2 Pressure Gauge dengan Pengembus (Bellow)
Pengembus adalah logam tipis yang dibentuk menyerupai pengembus Akordion.
Sama seperti tabung bourdon, pengembus juga bergerak memuai bila tekanan dibagian
dalamnya lebih besar daripada tekanan luarnya. Setiap perubahan tekanan dibagian
dalam pengembus akan menghasilkan suatu gerak mekanik mundur atau maju.
Pergerakan mundur – maju ini melalui Tuns dan tabung pemuntir kemudian dirubah
kedalam bentuk pergerakan melingkar pada penunjuk diatas suatu skala angka - angka
yang telah dikalibrasi seperti terlihat pada Gambar 2.2 [5].
Gambar 2.2 Gauge Pengembus (Below)
2. 2. 3 Pressure Gauge dengan Diafragma (Membran)
Yang dimaksud dengan diafragma adalah suatu bahan yang mudah melentur
atau biasa disebut membran, yang biasanya terbuat dari logam tipis, kulit, karet, clan
lain sebagainya. Prinsip kerjanya seperti terlihat pada Gambar 2.3 [5] berdasarkan sifat
kelentingan logam / plat tipis yang menjadi lengkungan akibat perulangan tekanan pada
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) tekanan yang berbeda.
Kemampuan untuk membaca selisih tekanan tersebut adalah berdasarkan :
1. Luas bidang Membran.
2. Tebal Membran.
3. Jenis bahan Membran.
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) Perbandingan antara. Elemen utama tabung bourdon, pengembus dan diafragma
dapat dilihat pada Tabel- 1 berikut :
Tabel 2.1 Perbandingan elemen utama tabung bourdon, pengembus, dan diafragma.
TABUNG BOURDON PENGEMBUS DIAFRAGMA
1. Kurang peka terhadap perubahan tekanan.,
Peka terhadap perubahan tekanan.
Sangat peka terhadap perubahan tekanan
2. Dapat dipakai untuk mengukur suhu
Dapat dipakai untuk Mengukur tinggi permukaan cairan
Dapat dipakai mengukur tinggi permukaan cairan
3. Tidak dapat dipakai untuk mengukur beda tekanan
Dapat dipakai untuk beda tekanan
Dapat dipakai untuk beda tekanan
4. Jarang dipergunakan pada transmitter
Dapat dipergunakan pada transmitter
Dapat dipergunakan pada transmitter
5. Jarang dipergunakan mengukur aliran
Dapat dipergunakan untuk mengukur aliran
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) 2. 3 Transmitter
Transmitter dengan nama lain signal amplifier pada dasar telekomunikasi adalah
alas penguat sinyal, tetapi pada instrumentasi transmitter adalah sebagai pengubah dan
pengirim sinyal phisis menjadi sinyal instrument. Transmitter dipergunakan dalam
control system apabila pada control system tersebut terdapat dua hal yaitu :
1. Sinyal harus menggerakkan peralatan yang membutuhkan daya yang lebih
besar.
2. Jarak antara peralatan - peralatan yang termasuk dalam control system
berjauhan sehingga sinyal harus dikirimkan lewat.jalur transmisi.
2.3.1 Bagian – bagian Transmitter terdiri dari dua bagian yaitu :
1. Meter Body
Pada meter body inilah terletak sensor yang dapat menerima sinyal input berupa
tekanan ataupun gays.
2. Transmitter
Transmitter yang akan mengubah sinyal input dan akan mengirimkan menjadi
sinyal instrument.
Alat sebagai pengubah sinyal proses tekanan dikenal dengan Pressure
Transmitter. Adapun pressure transmitter itu sendiri adalah piranti instrument
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) digunakan untuk pengukur level.
Pressure transmitter merupakan instrumen pengukur tekanan dimana tekanan
yang masuk akan diukur oleh sensor dan selanjutnya akan dikonversikan sebagai sinyal
analog 4 — 20 mA, dimana sinyal analog ini akan dikirim ke DCS. Secara umum
Pressure Transmitter dapat dibagi atas 8 ( Delapan ) yaitu
1. Absolut Pressure Transmitter ( mbar )
2. Gauge Pressure Transmitter ( bar gauge )
3. Differensial Pressure Transmitter
4. Differensial Pressure Transmitter Flanges Mounting
5. Diafragma Sealed differensial Pressure Transmitter
6. Diafragma Sealed absolute pressure transmitter
7. Diafragma Sealed gauge Pressure Transmitter
8. Low Flow Transmitter
Agar pembahasan tidak meluas penulis hanya akan membahas Pressure
Transmitter yang digunakan untuk mengatur tekanan pada Boiler HRSG dimana
pressure transmitter yang digunakan berupa Figure Diffirensial Pressure Transmitter
dengan memakai Cerrabar Series.
2.3.2 Figure Differential Pressure Transmitter Cerrabar Series
Figure Differential Pressure Transmitter juga disebut dengan DP Cell
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) transmitter merupakan alat yang digunakan sebagai alat pengirim lokasi tempat proses
berlangsungnya ke control room.
Untuk Transmitter baik itu tekanan absolut, tekanan gauge atau beda tekanan
(Differential Pressure), tidak dapat ditransmisikan atau digunakan secara langsung
sebagai pengaturan, maka sinyal tersebut harus diubah dahulu menjadi sinyal
pneumatik 3-15 psi dengan menggunakan transmitter sesuai dengan ketiga jenis
tekanan yang diukur, dikenal tiga jenis transmitter tekanan, yaitu :
Transmitter Tekanan Differensial, digunakan untuk mengukur perbedaan
tekanan, terutama dalam pengukuran flow (aliran) dimana elemen-elemen orifice
(pengukuran beda tekanan yang dapat dibaca oleh transmitter) yang ditimbulkan beda
tekanan transmitter 3-15 psi untuk kontroller atau recoder berupa indicator seperti
terlihat pada Gambar 2.4a [5]
Pressure Transmitter Absolut, digunakan untuk mengubah tekanan absolut
(hasil pengukuran) menjadi sinyal pneumatik 3-15 psi seperti terlihat pada
Gambar 2.4b [5].
Pressure Transmitter (PT) Gauge, digunakan untuk mengubah besaran tekanan
gauge hasil pengukuran (misalnya pada pengukuran level dari suatu rangkaian yang
terbuka menjadi sinyal pneumatik 3-15 psi) seperti terlihat pada Gambar 2.4c [5].
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) ( a ) ( b )
( c )
Gambar 2.4 ( a ) Figure Differential Pressure Transmitter ( b ) Figure Zero Adjustment
( c ) Figure Eximple of Liquid Piping
2.4 Prinsip kerja Pressure Transmitter
Salah satu jenis dari Differential Pressure Transmitter adalah Differential
Pressure Transmitter Cerrabar Series. Dikatakan Cerrabar Series karena Pressure
Transmitter ini menggunakan ceramic ( keramik ) sebagai sensor.
Tekanan diatur sesuai dengan yang diinginkan oleh proses, dimana pada
aplikasinya tekanan haruslah dijaga agar produksi yang dihasilkan bagus dan tidak ada
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) Cara kerja dari sistem ini dapat kita ikuti dengan memperhatikan blok diagram
Gambar 2. 5 [7] Dimana pada blok ini akan dibahas secara garis besarnya, dikarenakan
rangkaian secara keseluruhan tidak ada, maka yang akan dibahas disini adalah fungsi
dari tiap - tiap blok berikut :
PRESSURE
Gambar 2.5 Block Diagram Figure Differential Pressure Transmitter
Tekanan berupa uap ( steam ) sebagai bahan material karena ada tekanan yang
masuk menuju sensor ceramic untuk kapasitansi pengukuran tekanan, dmana
kapasitansi ini ni diukur oleh elektroda yang ada didalam sensor ceramic dan
diagprahma. Dari sensor ceramic, steam kemudian dirubah dari sinyal analog yang
dikonversikan menjadi sinyal digital didalam area electronic module, yang seterusnya
akan merubah sinyal analog menuju sinyal digital kedalam sebuah Mikroprocessor (µ )
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
dideteksi pada sensor ( sensor linearization ), Pengkoreksian kooefisien sinyal
( Correction Cooefisien ), perubahan ( Re-Range ), Penundaan waktu sementara
( Damping ), Mendiagnosa sinyal yang akan dirubah ( Diagnotics ), Batas Value
( Range Value ), dan terakhir meng- konfigurasikan sinyal. Keluaran dari µ ini
berbentuk pulsa, dimana pulsa yang dihasilkan akan semakin banyak apabila tekanan
semakin besar. Sinyal yang telah di konversikan dari sinyal analog menuju sinyal
digital tadi dikirim ke Display untuk ditunjukkan berapa tekanan uap yang masuk.
Setelah ke display kemudian sinyal dikonversikan kembali dari sinyal digital menjadi
sinyal analog, yang akan menghasilkan output sinyal analog sebesar 4 – 20 mA.
Pulsa yang dihasilkan oleh µ akan dihitung oleh elektronik counter dan
dilewatkan oleh optocoupler. Yang terjadi pads optocoupler adalah apabila pulsa yang
masuk berlogika " 1 " maka LED akan menyala, yang menyebabkan phototransistor
aktif bekerja. Keluaran dari optocoupler ini adalah berupa frekuensi dan frekuensi ini
akan diubah menjadi arus oleh F/I converter. Arus yang dihasilkan ini telah siap dikirim
pads DCS, dimana pada saat arus minimum ( 4 mA ). maka tekanannya adalah 0 % dari
tekanan maksimum ( 20 mA ) maka tekanan pada splitting coloum adalah 100 % dari
tekanan maksimum.
Pengukuran beda tekanan berkaitan dengan nilai absolute misalnya untuk
memonitor sebuah saringan dalam sebuah tekanan pipa. Tekanan yang turun digunakan
sebagai penunjukan sinyal bagi efesiensi dari saringan, inti dari pengukuran tekanan
dengan cerrabar, adalah terbuat dari keramik - keramik. Kaki material adalah
aluminium dengan kemurnian sampai 96%.
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) tekanan pada suatu perubahan didalam jarak antara dua pelat ceramic dengan tekanan
udara terdapat lapisan emas murni. Pengukuran capacitive antara kedua pelat adalah
proposional sampai ke proses tekanan. Dalam kasus kelebihan beban (overload) maka
ceramic akan berhenti pada sekat setebal 1 cm lapisan bawah ceramic tanpa
kehilangan.
Pressure Transmitter Cerrabar Series banyak digunakan pada pengontrolan
tekanan di industri yaitu untuk mengetahui seberapa besar tekanan uap ( steam ) liquid
yang melewati suatu pipa dan yang masuk kedalam suatu tangki.
Penggunaan sensor sebenarnya adalah untuk mendeteksi tegangan listrik yang
timbul karena adanya tekanan melalui medan magnet yang terdapat pada sensor.
2.4.1 Keuntungan dan Batasan Pemakaian
Alat ukur tekanan yang menggunakan Pressure Transmitter terdiri dari berbagai
macam dan jenis. Salah satu adalah cerrabar series sensor dirancang sedemikian rupa
sehingga mudah digunakan untuk pengukuran tekanan steam ( uap ) atau liquid.
Dengan menggunakan Cerrabar Series akan didapatkan keuntungan. Adapun
keuntungan dan batasan – batasan dari pemakaian cerrabar series ini adalah :
- Dapat digunakan untuk pengukuran level dari suatu material yang terdapat
dalam sebuah tangki.
- Sensor yang terpisah dengan rangkaian elektroniknya membuat perawatan yang
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) - Karena ketelitian yang menengah, membuat alat ini banyak digunakan untuk
pemakaian yang begitu mempersyaratkan ketelitian yang tinggi.
2. 4. 2 Prinsip Kerja Sensor Ceramic
Sedikit disini akan diuraikan prinsip kerja sensor ceramic yang digunakan pada
sensor pressure transmitter cerrabar series. Pada Gambar 2.6a [4] di bawah dapat
dijelaskan bahwa besarnya tekanan yang masuk akan menyentuh keramik yang terdapat
pada sensor, karena besarnya tekanan yang menekan material tersebut maka akan
menghasilkan resistansi yang semakin besar. Pada sensor ceramic yang mempunyai
difragma yang terbuat dari keramik tipis terjadi pemampatan atau tertekannya keramik
sehingga akan terjadi defleksi / lengkungan sebesar 0,002 mm maksimum. Sehingga
pemampatan yang terjadi akan menghasilkan arus listrik berupa sinyal input menuju
pengubah sinyal ( signal converter ). Dapat pula dilihat pada Gambar 2.6b [4] dimana
suplay tegangan untuk membangkitkan arus 4 – 20 mA sebesar 24 Volt DC. Sinyal
input yang terima dari tekanan yang masuk pads sensor akan menghasilkan resistansi
( tahanan ) yang besar yaitu 150 ( Ohm ), sinyal input akan dikirimkan ke signal
converter yang terdapat pada pressure transmitter untuk diterima oleh display dalam
bentuk sinyal digital , selanjutnya di rubah kembali oleh signal converter dengan signal
analog 4 — 20 mA ke alas penunjuk tekanan pada DCS. Pada Gambar 2.6c [4]
ditunjukkan sistem komponen dari sensor cerrabar series / sensor ceramic dimana
kerjanya sama dengan Gambar 2.6 berikut :
- Ceramic Substrate - Ceramic Diafragma Cerabar S PMC 731
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) Tekanan
( a )
( b )
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Gambar 2. 6 ( a ) Electrical Connection
( b ) Ceramik Sensor
( c ) System Component
4.3 Spesifikasi Teknik
Untuk mengetahui prinsip kerja maupun aplikasi Pressure Transmitter Cerrabar
Series terlebih dahulu penulis mengetahui data - data teknik ( spesifiksi teknik ) hal ini
penting karena merupakan perincian pokok tentang karakteristik Pressure Transmitter
Cerrabar Series adalah sebagai berikut :
Objek yang diukur : Tekanan steam / liquid
Prinsip pengukuran : Menggunakan sensor ceramic capasitiv
Batas perigukuran : Zero : 4.100 % skala penuh ( Keadaan tertutup )
Span : 26100 % skala penuh
Batas Temperatur : Rumah - 20....+ 80 OC
Proses - 20....+ 100 OC
Sinyal Output : 4 - 20 mA 2 - wire
Certificates : Ex la ( standard ) or Ex d
Supply Tegangan : 11,5 ...45V DC
RFI Resistance : 30 V/m Pengukuran / innacurasi
Kalibrasi : 0.1 % batas pengukuran
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Sarang : aluminium, epoxy coated
Kabel penyambung : Kabel M20
2.5 Pengkalibrasian Figure Diffrensial Pressure Transmitter
Secara umum kalibrasi adalah memeriksa ketelitian penunjukan atau output
suatu instrument dibandingkan dengan standart yang ditentukan. Karakteristik
instrument secara berangsur – angsur akan berubah dalam waktu tertentu. Untuk
mendapatkan hasil yang terbaik diperlukan kalibrasi yang teratur dan cermat. Jadi
tujuan kalibrasi adalah untuk menjamin agar instrument tetap dapat memberikan respon
dalam batas – batas ketelitian yang sudah ditentukan. Ketelitian yang ditunjukkan
instrumen tergantung pada keteraturan pengkalibrasiannya. Jika perlu dilakukan
penyetelan terhadap instrument untuk mencapai penunjukan yang terbaik pada batas
yang ditentukan.
2. 5. 1 Ketelitian
Accuracy sering diterjemahkan sebagai ketelitian atau keakuratan yang artinya
ketepatan suatu alai ukur dalam memberikan hasil bacaannya dengan Figure Diffrensial
Pressure Transmitter Cerrabar Series.
2.5.2 Kalibrasi
Kalibrasi dalam istilah instrument adalah sebuah tabel yang menyatakan
hubungan input dan output suatu elemen dan aktivitas yang dilakukan pada saat
mengkalibrasi adalah penyetelan. Mengkalibrasi suatu transmitter pada hakekatnya
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) output sesuai dengan yang dikehendaki. Jadi syarat utama dalam melakukan kalibrasi
adalah dengan membuat simulasi input yang akurat.
Point pertama untuk mengetahui kapan diperlukan untuk melakukan kalibrasi
adalah apabila nilai atau variabel pada alai ukur tersebut tidak sesuai dengan range
yaitu dalam elektrik 4 – 20 mA dan pada pneumatik 3 - 15 Psi seperti terlihat pada
Gambar 2.7 [5].
Adapun langkah - langkah yang dilakukan untuk mengkalibrasi adalah :
a. Kalibrasi selalu dimulai dari titik Zero - Zero dari transmitter ini adalah 50 psig.
Pada input 50 psig, output harus 3 psig. Bila output ternyata tidak 3 psig, bagian
zero adjustment harus disetel agar didapatkan output 3 psig.
b. Titik maksimum kemudian disimulasi dengan memberikan tekanan sebesar
100 psig. Bila output tidak 15 psig, bagian span adjustment harus disetel agar
didapatkan output 15 psig.
c. Pada beberapa transmitter, penyetelan span akan berpengaruh pada penyetelan
zero, atau sebaliknya penyetelan zero akan berpengaruh pada penyetelan span.
Bilamana hal itu terjadi, dikatakan bahwa terjadi interaksi ( interaction ) antara
zero dan span. Kalau demikian halnya, ulangi langkah 1 dan 2 sampai
didapatkan output zero dan span yang tepat.
d. Setelah kalibrasi zero dan span didapat, perlu dilakukan pengujian linieritas.
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) penyimpangan liniearitas masih dalam batas-batas toleransi, kalibrasi
transmitter sudah bisa dianggap selesai. Namun, bila penyimpangan cukup
besar, perlu diadakan penyetelan linearitas.
e. Repotnya, tidak semua instrumen mempunyai fasilitas penyetelan linearitas.
Kalau fasilitas penyetelan linearitas tersedia, penyetelan dapat dilakukan dengan
menyetel bagian linearitas yang selalu diterangkan didalam instruction manual
instrument. Akan tetapi, kalau penyetelan linearitas tidak tersedia, kalibrasi
perlu " dicuri " dengan sedikit menggeser titik zero dan span agar titik yang
[image:35.595.152.443.347.524.2]lain, 25%, 50%, clan 75% juga masuk kebatas-batas toleransi linearitas.
Gambar 2.7 Kalibrasi sebuah Pressure Transmitter
2.6 Pengendalian Akhir ( Final Control Element )
Elemen pengendali akhir merupakan terjemahan dari final control elemen.
Elemen ini adalah bagian akhir sistem pengendalian yang bertugas melakukan langkah koreksi Ada banyak macam final control elemen, namun hanya control valve yang
umum dipakai di sistem pengendalian proses.
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) Error = Set Point – Proses Variabel
valve sebagai final control element, namun fungsi control valve dipengendalian itu
tidak lebih istimewa dari kerja sebuah selenoid valve. Control valve hanya akan bekerja
di dua posisi, yaitu terbuka atau tertutup. Pada pengendalian continuous artinya
pengendalian dengan pengendali P, P1, PD atau PID-control valve justru tidak
diharapkan berada di posisi tertutup penuh atau terbuka penuh. Control valve harus
secara kontiniu mengendalikan manipulated variable agar proses variable selalu tetap
sama dengan set point.
Jenis – jenis aksi pengendali pengontrolan :
a. Pengendali on-off (two position controller)
Karakteristik pengendali on – off ini hanya bekerja pada 2 posisi, yaitu on – off.
Kerja pengendali on – off banyak digunakan pada aksi pengontrolan yang sederhana
karena harganya murah. Karena sistem kerja yang digunakan adalah on – off saja, hasil
output dari sistem pengendali ini akan menyebabkan proses variabel tidak akan
konstan.
Besar kecilnya fluktuasi proses variabel ditentukan oleh titik dimana kontroller dalam
keadaan on dan off. Pengendali dengan aksi kontrol ini juga menggunakan feedback
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Gambar 2.8.a Aksi Kendali on – off
b. Pengendali Proporsional
Aksi kontrol proporsional memiliki karakteristik dimana besar output unit
control P selalu sebanding dengan besarnya input. Bentuk transfer function dari aksi
pengendali proporsional sbb seperti terlihat pada Gambar 2.8b [4]:
input output
X Y
[image:37.595.158.492.321.502.2]Y = kX k = konstanta
Gambar 2.8.b Aksi Kendali Proporsional
Gain control proporsional dapat berupa bilangan bulat, bilangan pecahan, positif
atau juga negatif. Dengan syarat besarnya tetap, linier di semua daerah kerja dan tidak
bergantung pada fungsi waktu. Pengertian gain disini dapat berbentuk bilangan pecahan
bahkan negatif, sehingga nilai output dapat lebih kecil dari input bahkan negatif.
Oleh karena itu, istilah gain jarang dipakai dan yang lazim dipakai adalah proporsional
band.
c. Pengendali integral
Berfungsi untuk menghilangkan offset sebagai hasil dari reset yang dapat Output = Gain * Input
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) menghasilkan output walaupun tidak terdapat input, sehingga dibutuhkan suatu
pengendali yang dapat menghasilkan output lebih besar atau lebih kecil pada saat
error = 0. Fungsi transfer dari aksi kontrol integral adalah sebagi berikut diperlihatkan
grafik pada Gambar 2.8c [ 4 ] :
Secara matematika luaran Kontroller Integral sendiri dapat di tentukan dengan rumus :
∫
°= e dt
R PB
mi 100 1 .
Dimana :
mi = proses output Kontroler Integral PB = propotional band
R = waktu reset (Reset Time) E = error (r – c )
[image:38.595.118.446.250.622.2]dt = lamanya aksi reset berlangsung
Gambar 2 .8.c Aksi Kendali Integral
d. Pengendali derivatif
Memiliki karakteristik cenderung untuk mendahului atau bisa disebut anti pasif
controlling. Oleh karena itu aksi kontrol ini sering diterapkan pada sistem yang
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) derivatif seperti terlihat pada Gambar 2.8d [4]:
[image:39.595.148.499.156.392.2]
Gambar 2.8.d Aksi Kendali Derivatif
Output Kontroler aksi derivative dapat ditentukan dengan rumus dibawah ini :
dt de D
md . Dimana :
Md = proses luaran kontroler derevatif D = waktu derevative
dt de
= laju perubahan error
e. Pengendalian proporsional + integral
Seperti terlihat pada Gambar 2.8e [4]: pengontrolan proporsional dapat
menimbulkan offset pada keluaran pengendali. Untuk proses-proses dimana offset tidak
dapat ditolerir maka perlu ditambahklan aksi pengontrolan integral. Aksi kontrol
integral dapat menghilangkan perbedaan pengukuran dan titik acuan yang dapat
mengakibatkan keluaran pengendali berubah sampai dengan perubahan tersebut
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) Integrator
∫
Apabila sinyal pengukuran meningkat dan tekanan pada titik acuan dalam
keadaan tetap maka titik B akan bergerak ke kanan sehingga floofer akan menutupi
nozzle dan turunnya tekanan keluaran. Tekanan keluaran dari proporsional bellow
mengikuti perubahan tekanan keluaran dengan waktu selisih yang kecil, sedangkan
pada integral bellow akan mengalami perubahan yang lambat ( dengan adanya
perubahan pada katup ).
input output
F ( t ) F ( t ) = ∫ f ( t ) dt
Gambar 2.8.e Aksi Kendali proporsional + integral
f. Pengendali proporsional + integral + derivatif
Sistem pengendali derivatif seperti terlihat pada Gambar 2.8f [4] merupakan
pengendali dengan proses umpan balik yang berlawanan dengan cara pengendali cara
pengendali integral. Penambahan aksi derivatif pada pengendali proporsioanal +
integral bertujuan untuk meningkatkan kestabilan pengendalian diperoleh dari
penurunan overshoot.
Jika terjadi perubahan sinyal pengukuran maka keluaran pengendali dengan
proporsional bellow tidak terhubung langsung tetapi katup yang akan memperkecil
aliran ke arah proporsional bellow.
F ( t ) F ( t ) =
dt d
f ( t ) Differentiator
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Gambar 2.8.f Aksi Kendali proporsional + integral + derivative
2.7 Control Valve
Kata valve sering kali diartikan menjadi kelep, atau kadang-kadang menjadi
katup, dan tidak jarang pula menjadi kerangan. Walaupun kata kerangan biasanya
dipakai untuk menunjukkan valve yang dibagian atasnya dilengkapi roda pemutar
( hand-wheel ).
Bentuk umum konstruksi sebuah valve dapat dilihat pada Gambar 2.9a [2] Kerja
valve sederhana sekali. Bilamana plug terangkat, fluida akan mengalir dari bagian inlet
kebagian outlet . Hanya saja, fluida proses yang mengalir ini bisa bermacam-macam,
dari yang paling bersih sampai yang paling korosi, dari tekanan rendah sampai tekanan
tinggi, dari temperatur rendah sampai tempertur tinggi dan seterusnya.
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) Karena plug harus bergerak naik-turun diperlukan suatu konstruksi penyekat yang tidak
boleh menghambat gerak steam, namun mampu menjaga agar fluida didalam valve
tidak keluar dari bagian bonnet. Pada Gambar 2.9b [2] penyekat tersebut selanjutnya
disebut packing - biasanya terbuat dari bahan asbestos, grafhit, Tef1on, atau campuran
beberapa material yang dibuat khusus agar cocok dengan temperature, tekanan, serta
sifat korosi fluida proses.
( a )
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) 3. Packing spring
4. Packing box bushing 5. Guide bushing 6. Seat ring
7. Packing flange stud 8. Packing flange 9. Yoke lock nut 10.Packing
11.Valve plug stem 12.Bonnet
13.Valve body 14.Valve plug 15.Bottom flange
( b )
Gambar 2.9 ( a ) Bentuk umum sebuah control valve
( b ) Valve dan bagian-bagiannya
2.8 Pengertian Umum Boiler
Boiler adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap
(steam) dengan cara pemanasan. Pada panas digunakan, dihasilkan dari reaksi
pembakaran bahan bakar yang berlangsung didalam ruang bakar. Atau dengan kata lain
boiler merupakan suatu pesawat kalor yang berfungsi untuk merubah energi potensial
dalam air menjadi energi thermal dalam bentuk Uap (steam). Energi thermal ini yang
kemudian digunakan untuk berbagai proses yang melibatkan panas.
Istilah boiler merupakan unit perapian untuk memanaskan atau menguapkan
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) panas yang dihasilkan dan seluruh pengontrolan peralatan pengaman digabungkan
dengan peralatannya (Dukelow, Sam G, 1986).
Steam generator system merupakan sistem yang dirancang untuk menghasilkan
steam yang akan di konsumsi oleh beberapa unit proses dipabrik. Steam yang telah
memberikan panasnya kemudian akan menjadi kondensat, kondensat ini akan
dikembalikan ke steam generation system untuk dijadikan steam kembali, dan begitulah
seterusnya hingga membentuk steam tertutup.
Kondensat yang dikembalikan ke steam generation system tidak akan pernah
mencapai 100%, artinya akan terjadi kehilangan Uap dan kondensat akibat kebocoran.
Kehilangan ini hares digantikan dengan air make-up yang telah diolah di unit 92, unit
pengolahan air umpan boiler seperti terlihat pada Gambar 2.10 [6].
Untuk mencegah terjadinya korosi, steam dan kondensat harus diolah.
Pengolahan itu terjadi atas pelepasan udaranya di deareator dan penambahan bahan
kimia.
Kandungan senyawa kimia dan unsur padat lainnya harus dihilangkan dengan cara
mengeluarkan sebagian cairan dalam boiler.
Gambar 2.10 Diagram dasar boiler
Mixing of Fuel Air
Fumace Heat Transfer Surface Water
Fuel & Air
Steam
Fuel
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) 2.9 Prinsip Kerja Boiler
Boiler adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap
dengan cara pemanasan. Panas yang digunakan dihasilkan dari hasil pembakaran bahan
bakar yang langsung didalam ruang bakar. Atau dengan kata lain boiler merupakan
suatu pesawat kalor yang berfungsi untuk mengubah energi potensial dalam air menjadi
energi Thermal dalam bentuk uap. Energi thermal yang kemudian digunakan untuk
berbagai proses yang melibatkan panas dapat dilihat pada Gambar 2.11 [6] sistem dari
boiler.
Feedwater Steam
Fuel gas
( Gas Uap )
[image:45.595.154.446.313.490.2]Fuel gas & udara
Gambar 2.11 Prinsip Kerja Boiler
2.9.1 Komponen sistem Boiler HRSG (Heat Recovery Steam Generation)
Sistem Boiler HRSG (Heat Recovery Steam Generation) terdiri dari beberapa
komponen :
1. Steam Drum ini berfungsi untuk menampung boiler feedwater untuk kemudian
dialirkan ke boiler. Feedwater yang telah melewati economizer akan mengalami
peningkatan suhu sebesar ± 50° C sebelum memasuki steam drum.
2. Economizer adalah susunan pipa – pipa yang ditempatkan pada sisi sebelah
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) pembakaran. Panas yang diperoleh dari hasil pembakaran ini akan dipergunakan
untuk pemanasan awal boiler feedwater, sehingga fuel gas untuk memanaskan
air di boiler dapat dihemat. Economizer dapat meningkatkan suhu boiler
feedwater sebesar ± 20° C.
3. Pipa down comer adalah rangkaian pipa menghubungkan steam drum dengan
boiler, pipa ini berfungsi untuk mengalirkan feedwater dari steam drum ke
boiler untuk kemudian dipanaskan hingga mencapai saturated steam.
4. Diverter adalah saluran yang menghubungkan ruang bakar dengan inlet exhaust
turbin gas. Untuk mencapai kapasitas produksi optimal aliran exhaust gas turbin
perlu diatur dengan seksama. Aliran exhaust gas turbin yang menuju ruang
bakar diatur oleh besar bukaan diverter.
5. Burner adalah alat pembakaran yang berfungsi untuk memanaskan boiler.
Ditempatkan pada ruang bakar antara boiler dan diverter. Bahan bakar yang
digunakan adalah gas.
6. Cerobong asap (Stack) berfungsi sebagai saluran gas sisa pembakaran bahan
bakar yang dibuang ke atmosfer.
7. Insulation berfungsi untuk mengurangi jumlah panas yang terbuang ke atmosfer
dan juga melindungi pekerja yang berada disekitarnya.
2.9.2 Pengolahan Air pada Boiler HRSG
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) 1. External Treatment
Merupakan proses pengolahan air ketel dari luar unit, untuk menghilangkan
elemen-elemen yang terlarut dalam air yang tidak diinginkan sebelum air tersebut
dimasukkan ke dalam boiler. Elemen-elernen ini yang dipisahkan dalam dua tahap,
yaitu pre-treatment yang meliputi sedimentasi, koagulasi, filtrasi dan penghilangan
hardness atau kesalahan dalam softener (unit 92).
2. Internal Treatment
Merupakan proses pengolahan air ketel dalam unit untuk menjaga agar
senyawa-senyawa kimia yang terkadung didalam, boiler tidak memadat atau menempel
pada pipa-pipa boiler tersebut. Meliputi proses pelepasan gas-gas didalam daerator.
Bahan kimia yang diinjensikan pada air itu adalah sodium phospat yang bereaksi
terhadap pengolahan pipa steam boiler untuk mencegah korosi dan kenaikan ph pada
air kondesat. Bahan kimia yang di injeksikan adalah amine.
3. Dearator
Sebelum masuk ke boiler, kondesat dan make-up feedwater akin mengalami
pengolahan terlebih dahulu, untuk melepaskan gas-gas yang tidak diinginkan
(oksigen, karbondioksida dan amoniak) dalam dearator untuk mencegah terbentuknya
karat. Dearator mampu menghilangkan sekitar 92 % hingga 95 % oksigen.
Aliran gabungan kondesat (steam) dan air make-up masuk ke dearator melalui
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) membuang sisa udara yang mungkin terkandung dalam kondesat (melalui system
pelepasan bebas). Uap tidak mengkonden (udara dan CO2) dan sejumlah kecil steam
dibuang dari puncak bejana dearator. Sodium sulfat diinjeksikan kedalam dearator
untuk beraksi dengan oksigen yang mungkin masih terdapat dalam air. Air yang bebas
udara dan CO2ditampung dalam bejana storage vessel.
B A B II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Tekanan
Tekanan adalah gaya yang terjadi untuk setiap satuan luas pada bidang tersebut,
bagi tekanan digunakan satuan
(
2 , 2 , 2)
mlb m
newton m
kg
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) pula satuan tekanan berupa ( atsmosfir, Bar, psig ).
Selain bermacam — macam satuan yang dipakai untuk tekanan, khusus untuk
gas/uap dikenal tiga macam tekanan :
4. Tekanan Absolute adalah tekanan gas / uap yang sebenarnya.
5. Tekanan Gauge adalah pengukuran berapa besar tekanan suatu gas / fluida
dibandingkan dengan tekanan udara luar ( atm )
6. Tekanan Vakum adalah sama dengan tekanan gauge hanya ini lebih kecil dari
pada tekanan atmosfir ( atm ) perbedaannya dengan tekanan absolute yang
dinyatakan dengan Psi ( Pound square inch ), maka tekanan gauge dinyatakan
dengan Psig ( Pound / square inch gauge )
2. 2 Jenis - jenis Alat ukur Tekanan
Alat ukur tekanan dengan elemen utama dari bahan yang mudah mengembang
dan masih menggunakan manual sistem dan gerak mekanis terdiri atas :
- Pressure Gauge dengan Tabung Bourdon ( Bourdon Tube )
- Pressure Gauge dengan pengembus ( Below )
- Pressure Gauge dengan Diafragma
2. 2.1 Pressure Gauge dengan Tabung Bourdon
Tabung bourdon adalah suatu logam mudah mengembang yang dibuat
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) dihubungkan dengan tekanan yang akan diukur dan ujung disebut sebagai socket.
Pada umumnya prinsip kerja dari Pressure gauge dengan tabung bourdon ini
adalah tekanan yang akan diukur masuk ke Tabung bourdon melalui socket, tekanan ini
akan mengakibatkan tabung bourdon memuai, sehingga menghasilkan suatu pergerakan
mekanik pada ujung yang tertutup. pergerakan ini kemudian diteruskan kesuatu
susunan roda — roda gigi melaui tuas penghubung yang disebut LEVER. Roda gigi ini
terdiri dari dua buah roda gigi yaitu : roda gigi gerak dan roda gigi Pinion.
Roda gigi gerak tersambung langsung dengan lever, sedangkan roda gigi Pinion
dipatri coati dengan pointer sehingga dengan demikian, bila tabung bourdon bergerak
[image:50.595.130.457.362.531.2]maka pointerpun akan turut bergerak seperti terlihat pada Gambar 2.1 [5].
Gambar 2.1 Bourdon Gauge – meter
2.2.2 Pressure Gauge dengan Pengembus (Bellow)
Pengembus adalah logam tipis yang dibentuk menyerupai pengembus Akordion.
Sama seperti tabung bourdon, pengembus juga bergerak memuai bila tekanan dibagian
dalamnya lebih besar daripada tekanan luarnya. Setiap perubahan tekanan dibagian
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) Pergerakan mundur – maju ini melalui Tuns dan tabung pemuntir kemudian dirubah
kedalam bentuk pergerakan melingkar pada penunjuk diatas suatu skala angka - angka
[image:51.595.157.441.197.453.2]yang telah dikalibrasi seperti terlihat pada Gambar 2.2 [5].
Gambar 2.2 Gauge Pengembus (Below)
2. 2. 3 Pressure Gauge dengan Diafragma (Membran)
Yang dimaksud dengan diafragma adalah suatu bahan yang mudah melentur
atau biasa disebut membran, yang biasanya terbuat dari logam tipis, kulit, karet, clan
lain sebagainya. Prinsip kerjanya seperti terlihat pada Gambar 2.3 [5] berdasarkan sifat
kelentingan logam / plat tipis yang menjadi lengkungan akibat perulangan tekanan pada
bidang membran tersebut, alat membran ini dipakai untuk mengukur selisih dari dua
tekanan yang berbeda.
Kemampuan untuk membaca selisih tekanan tersebut adalah berdasarkan :
4. Luas bidang Membran.
5. Tebal Membran.
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
Gambar 2.3 Diagfrahma Gauge ( Membran )
Perbandingan antara. Elemen utama tabung bourdon, pengembus dan diafragma
dapat dilihat pada Tabel- 1 berikut :
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
TABUNG BOURDON PENGEMBUS DIAFRAGMA
1. Kurang peka terhadap perubahan tekanan.,
Peka terhadap perubahan tekanan.
Sangat peka terhadap perubahan tekanan
2. Dapat dipakai untuk mengukur suhu
Dapat dipakai untuk Mengukur tinggi permukaan cairan
Dapat dipakai mengukur tinggi permukaan cairan
3. Tidak dapat dipakai untuk mengukur beda tekanan
Dapat dipakai untuk beda tekanan
Dapat dipakai untuk beda tekanan
4. Jarang dipergunakan pada transmitter
Dapat dipergunakan pada transmitter
Dapat dipergunakan pada transmitter
5. Jarang dipergunakan mengukur aliran
Dapat dipergunakan untuk mengukur aliran
Dapat dipergunakan untuk mengukur aliran
2. 3 Transmitter
Transmitter dengan nama lain signal amplifier pada dasar telekomunikasi adalah
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) pengirim sinyal phisis menjadi sinyal instrument. Transmitter dipergunakan dalam
control system apabila pada control system tersebut terdapat dua hal yaitu :
3. Sinyal harus menggerakkan peralatan yang membutuhkan daya yang lebih
besar.
4. Jarak antara peralatan - peralatan yang termasuk dalam control system
berjauhan sehingga sinyal harus dikirimkan lewat.jalur transmisi.
2.3.1 Bagian – bagian Transmitter terdiri dari dua bagian yaitu :
3. Meter Body
Pada meter body inilah terletak sensor yang dapat menerima sinyal input berupa
tekanan ataupun gays.
4. Transmitter
Transmitter yang akan mengubah sinyal input dan akan mengirimkan menjadi
sinyal instrument.
Alat sebagai pengubah sinyal proses tekanan dikenal dengan Pressure
Transmitter. Adapun pressure transmitter itu sendiri adalah piranti instrument
elektronik yang digunakan untuk mengukur benda ( gas, vospour, atau liquid ) dan juga
digunakan untuk pengukur level.
Pressure transmitter merupakan instrumen pengukur tekanan dimana tekanan
yang masuk akan diukur oleh sensor dan selanjutnya akan dikonversikan sebagai sinyal
analog 4 — 20 mA, dimana sinyal analog ini akan dikirim ke DCS. Secara umum
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) 9. Absolut Pressure Transmitter ( mbar )
10.Gauge Pressure Transmitter ( bar gauge )
11.Differensial Pressure Transmitter
12.Differensial Pressure Transmitter Flanges Mounting
13.Diafragma Sealed differensial Pressure Transmitter
14.Diafragma Sealed absolute pressure transmitter
15.Diafragma Sealed gauge Pressure Transmitter
16.Low Flow Transmitter
Agar pembahasan tidak meluas penulis hanya akan membahas Pressure
Transmitter yang digunakan untuk mengatur tekanan pada Boiler HRSG dimana
pressure transmitter yang digunakan berupa Figure Diffirensial Pressure Transmitter
dengan memakai Cerrabar Series.
2.3.2 Figure Differential Pressure Transmitter Cerrabar Series
Figure Differential Pressure Transmitter juga disebut dengan DP Cell
merupakan transmitter yang dapat memberikan sinyal output pneumatik ke listrik. DP
transmitter merupakan alat yang digunakan sebagai alat pengirim lokasi tempat proses
berlangsungnya ke control room.
Untuk Transmitter baik itu tekanan absolut, tekanan gauge atau beda tekanan
(Differential Pressure), tidak dapat ditransmisikan atau digunakan secara langsung
sebagai pengaturan, maka sinyal tersebut harus diubah dahulu menjadi sinyal
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) tekanan yang diukur, dikenal tiga jenis transmitter tekanan, yaitu :
Transmitter Tekanan Differensial, digunakan untuk mengukur perbedaan
tekanan, terutama dalam pengukuran flow (aliran) dimana elemen-elemen orifice
(pengukuran beda tekanan yang dapat dibaca oleh transmitter) yang ditimbulkan beda
tekanan transmitter 3-15 psi untuk kontroller atau recoder berupa indicator seperti
terlihat pada Gambar 2.4a [5]
Pressure Transmitter Absolut, digunakan untuk mengubah tekanan absolut
[image:56.595.125.497.442.834.2](hasil pengukuran) menjadi sinyal pneumatik 3-15 psi seperti terlihat pada
Gambar 2.4b [5].
Pressure Transmitter (PT) Gauge, digunakan untuk mengubah besaran tekanan
gauge hasil pengukuran (misalnya pada pengukuran level dari suatu rangkaian yang
terbuka menjadi sinyal pneumatik 3-15 psi) seperti terlihat pada Gambar 2.4c [5].
.
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS )
( c )
Gambar 2.4 ( a ) Figure Differential Pressure Transmitter ( b ) Figure Zero Adjustment
( c ) Figure Eximple of Liquid Piping
2.4 Prinsip kerja Pressure Transmitter
Salah satu jenis dari Differential Pressure Transmitter adalah Differential
Pressure Transmitter Cerrabar Series. Dikatakan Cerrabar Series karena Pressure
Transmitter ini menggunakan ceramic ( keramik ) sebagai sensor.
Tekanan diatur sesuai dengan yang diinginkan oleh proses, dimana pada
aplikasinya tekanan haruslah dijaga agar produksi yang dihasilkan bagus dan tidak ada
yang terbuang.
[image:57.595.100.522.718.841.2]Cara kerja dari sistem ini dapat kita ikuti dengan memperhatikan blok diagram
Gambar 2. 5 [7] Dimana pada blok ini akan dibahas secara garis besarnya, dikarenakan
rangkaian secara keseluruhan tidak ada, maka yang akan dibahas disini adalah fungsi
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) PRESSURE
Gambar 2.5 Block Diagram Figure Differential Pressure Transmitter
Tekanan berupa uap ( steam ) sebagai bahan material karena ada tekanan yang
masuk menuju sensor ceramic untuk kapasitansi pengukuran tekanan, dmana
kapasitansi ini ni diukur oleh elektroda yang ada didalam sensor ceramic dan
diagprahma. Dari sensor ceramic, steam kemudian dirubah dari sinyal analog yang
dikonversikan menjadi sinyal digital didalam area electronic module, yang seterusnya
akan merubah sinyal analog menuju sinyal digital kedalam sebuah Mikroprocessor (µ )
dimana pada microprocessor ini terdiri dari bagian me-linearisasikan steam yang
dideteksi pada sensor ( sensor linearization ), Pengkoreksian kooefisien sinyal
( Correction Cooefisien ), perubahan ( Re-Range ), Penundaan waktu sementara
( Damping ), Mendiagnosa sinyal yang akan dirubah ( Diagnotics ), Batas Value
( Range Value ), dan terakhir meng- konfigurasikan sinyal. Keluaran dari µ ini
berbentuk pulsa, dimana pulsa yang dihasilkan akan semakin banyak apabila tekanan
semakin besar. Sinyal yang telah di konversikan dari sinyal analog menuju sinyal
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) Setelah ke display kemudian sinyal dikonversikan kembali dari sinyal digital menjadi
sinyal analog, yang akan menghasilkan output sinyal analog sebesar 4 – 20 mA.
Pulsa yang dihasilkan oleh µ akan dihitung oleh elektronik counter dan
dilewatkan oleh optocoupler. Yang terjadi pads optocoupler adalah apabila pulsa yang
masuk berlogika " 1 " maka LED akan menyala, yang menyebabkan phototransistor
aktif bekerja. Keluaran dari optocoupler ini adalah berupa frekuensi dan frekuensi ini
akan diubah menjadi arus oleh F/I converter. Arus yang dihasilkan ini telah siap dikirim
pads DCS, dimana pada saat arus minimum ( 4 mA ). maka tekanannya adalah 0 % dari
tekanan maksimum ( 20 mA ) maka tekanan pada splitting coloum adalah 100 % dari
tekanan maksimum.
Pengukuran beda tekanan berkaitan dengan nilai absolute misalnya untuk
memonitor sebuah saringan dalam sebuah tekanan pipa. Tekanan yang turun digunakan
sebagai penunjukan sinyal bagi efesiensi dari saringan, inti dari pengukuran tekanan
dengan cerrabar, adalah terbuat dari keramik - keramik. Kaki material adalah
aluminium dengan kemurnian sampai 96%.
Pengukuran cell ceramic dengan batas pengukuran sampai 100 bar. Hasil
tekanan pada suatu perubahan didalam jarak antara dua pelat ceramic dengan tekanan
udara terdapat lapisan emas murni. Pengukuran capacitive antara kedua pelat adalah
proposional sampai ke proses tekanan. Dalam kasus kelebihan beban (overload) maka
ceramic akan berhenti pada sekat setebal 1 cm lapisan bawah ceramic tanpa
Mulindra Pratama : Pengontrolan Tekanan Pada Boiler Dengan Menggunakan Distributed Control System ( DCS ) Pressure Transmitter Cerrabar Series banyak digunakan pada pengontrolan
tekanan di industri yaitu untuk mengetahui seberapa besar tekanan uap ( steam ) liquid
yang melewati suatu pipa dan yang masuk kedalam suatu tangki.
Penggunaan sensor sebenarnya adalah untuk mendeteksi tegangan listrik yang
timbul karena adanya tekanan melalui medan magnet yang terdapat pada sensor.
2.4.1 Keuntungan dan Batasan Pemakaian
Alat ukur tekanan yang menggunakan Pressure Transmitter terdiri dari berbagai
macam dan jenis. Salah satu adalah cerrabar series sensor dirancang sedemikian rupa
sehingga mudah digunakan untuk pengukuran tekanan steam ( uap ) atau liquid.