• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi sistem distribusi surat dan monitoring digital disposition di Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi sistem distribusi surat dan monitoring digital disposition di Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Nama : Lifardi Muhammad

NIM : 10109537

Tempat/Tgl. Lahir : Jakarta, 2 Nopember 1992

Jenis Kelamin : Laki – Laki

Alamat : Jl. Tubagus Ismail Dalam Gang Kubangsari 1 No 39 Bandung Jawa Barat

No. Telp./HP. : 087766989268

E-mail : ardhy@ymail.com

Riwayat Pendidikan

1997 – 1998 : SD Negeri 06 Pagi Jakarta Timur

1998 – 1999 : SD Dawan Tengah 5

1999 – 2002 : SD Negeri 1 Dompu

2002 – 2005 : SMP Negeri 1 Dompu

2005 – 2008 : SMA Negeri 1 Dompu

2009 – 2014 : Program Studi S1 Jurusan Teknik Informatika

(5)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Studi S1 Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

LIFARDI MUHAMMAD

10109537

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(6)

v

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR SIMBOL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1Tinjauan Instansi... 9

2.1.1 Profil Instansi ... 9

2.1.2 Visi dan Misi ... 10

2.1.2.1 Visi ... 11

2.1.2.2 Misi ... 11

2.1.3 Struktur Organisasi ... 12

2.1.4 Deskripsi Kerja Struktur Organisasi Instansi ... 13

2.2Landasan Teori ... 15

2.2.1 Konsep Dasar Sistem... 16

(7)

vi

2.2.2.1 Pengertian Sistem Informasi... 18

2.2.2.2 Tujuan dan Aktifitas Sistem Informasi ... 18

2.2.2.3 Kriteria Umum Sistem Informasi ... 18

2.2.3 Monitoring ... 19

2.2.4 Tata Naskah Dinas ... 20

2.2.5 Surat ... 20

2.2.5.1 Pengertian Surat ... 20

2.2.5.2 Jenis-Jenis Naskah Dinas ... 21

2.2.6 Lembar Disposisi ... 25

2.2.7 Paperless Office ... 26

2.2.8 Metode Cost and Benefeit Analysis... 28

2.2.9 Basis Data (Database) ... 31

2.2.9.1 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 31

2.2.9.2 Diagram Konteks ... 33

2.2.9.3 Diagram Arus Data ... 33

2.2.9.4 Kamus Data ... 34

2.2.10 Mobile Web ... 35

2.2.11 MySQL... 35

2.2.12 PHP ... 37

2.2.13 CSS ... 38

2.2.14 jQuery Mobile ... 38

2.2.15 JavaScript ... 39

2.2.16 Ajax ... 39

2.2.17 Adobe Dreamweaver CS6 ... 39

(8)

vii

3.1.2 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ... 42

3.1.3 Analisis Aturan Bisnis Penyusunan Surat Dinas ... 51

3.1.4 Analisis Penomoran Naskah Dinas... 53

3.1.4 Analisis Monitoring Disposisi ... 57

3.1.5 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak (SKPL) ... 61

3.1.6 Analisa Basis Data ... 63

3.1.7 Kamus Data ERD ... 65

3.1.8 Analisa Kebutuhan Non Fungsional ... 68

3.1.8.1 Analisa Perangkat Keras ... 68

3.1.8.2 Analisa Perangkat Lunak ... 69

3.1.8.3 Analisa Pengguna ... 70

3.1.9 Analisa Kebutuhan Fungsional ... 72

3.1.9.1 Diagram Konteks ... 72

3.1.9.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 73

3.1.9.3 DFD Level 1 ... 74

3.1.9.4 DFD Level 2 Proses Surat Masuk... 75

3.1.9.5 DFD Level 2 Proses Surat Keluar... 76

3.1.9.6 DFD Level 2 Proses Disposisi ... 77

3.1.9.7 DFD Level 2 Proses Laporan ... 77

3.1.9.8 DFD Level 2 Proses Profil ... 78

3.1.9.9 DFD Level 2 Proses Pengolahan Data Master ... 78

3.1.9.10 DFD Level 3 Proses Pengolahan Data User ... 79

3.1.9.11 DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Jabatan ... 79

3.1.9.12 Spesifikasi Proses ... 80

(9)

viii

3.2.1.2 Struktur Tabel ... 107

3.2.2 Perancangan Struktur Menu ... 112

3.2.2.1 Struktur Menu Operator ... 113

3.2.2.2 Struktur Menu Staf ... 113

3.2.2.3 Struktur Menu Eselon ... 114

3.2.3 Perancangan Antarmuka ... 114

3.2.3.1 Perancangan Antarmuka Operator ... 115

3.2.3.2 Perancangan Antarmuka Eselon ... 122

3.2.3.3 Perancangan Antarmuka Staf ... 126

3.2.4 Perancangan Pesan Kesalahan ... 128

3.2.5 Perancangan Jaringan Semantik ... 129

3.2.5.1 Jaringan Semantik Operator ... 129

3.2.5.2 Jaringan Semantik Eselon ... 130

3.2.5.3 Jaringan Semantik Staf ... 130

3.2.6 Perancangan Prosedural ... 131

3.2.6.1 Perancangan Prosedural Login ... 131

3.2.6.2 Perancangan Prosedural Tambah Data User ... 132

3.2.6.3 Perancangan Prosedural Ubah Data User... 132

3.2.6.4 Perancangan Prosedural Hapus Data User ... 133

3.2.6.5 Perancangan Prosedural Cari User ... 133

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 135

4.1Implementasi Sistem ... 135

4.1.1 Perangkat Keras Yang Digunakan ... 135

4.1.2 Perangkat Lunak Yang Digunakan ... 135

(10)

ix

4.2.3 Implementasi Antarmuka Staf ... 145

4.3. Pengujian Perangkat Lunak ... 145

4.3.1 Pengujian Sistem ... 146

4.3.1.1 Skenario Pengujian ... 146

4.3.2 Butir Pengujian ... 148

4.3.2.1 Butir Pengujian Sistem Operator ... 149

4.3.2.2 Butir Pengujian Sistem Eselon ... 173

4.3.2.3 Butir Pengujian Sistem Staf ... 184

4.3.3 Kesimpulan Pengujian ... 191

4.3.4 Pengujian Beta ... 191

4.3.4.1 Skenario Pengujian Beta ... 191

4.3.4.1.1 Skenario Pengujian Beta Eselon... 191

4.3.4.1.2 Skenario Pengujian Beta Operator ... 194

4.3.4.1.3 Skenario Pengujian Beta Staf ... 195

4.3.5 Kesimpulan Pengujian Beta ... 196

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 197

5.1. Kesimpulan ... 197

5.2. Saran ... 198

(11)

199 Jakarta: Erlangga, 2003.

[2] Andri Kristanto , Konsep Perancangan Database. Yogyakarta: ANDI, 2003.

[3] Jogiyanto Hartono , Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2005.

[4] Prahasta, Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: C.V, 2002.

[5] Pedoman Umum Tata Naskah Dinas Di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Nomor: Per.03/MEN/2011.

[6] Mengukur Kelayakan Ekonomis Proyek Sistem Informasi Manajemen

Menggunakan Metode “Cost & Benefit Analysis” dan Aplikasinya dengan MS

EXCEL 2000. Prabantoro, Gatot. pp. 1-14

[7] Kadir, Abdul. Mastering Ajax dan PHP. Yogyakarta: Andi, 2009. [8] Wibisono, Yudi. Pengantar jQuery Mobile. Ilmu Komputer Universitas

Pendidikan Indonesia, 2013.

[9] Afeanpah, Fredolinus ( 08.45, 26 Agustus 2009) , Papperless Office,

(12)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) adalah institusi yang bertugas dan memiliki kompetensi untuk

melindungi kelestarian sumberdaya hayati perikanan dari serangan hama penyakit berbahaya yang berpotensi merugikan melalui tindakan karantina ikan, melakukan pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan baik yang diimpor ataupun yang diekspor. Saat ini BKIPM masih menggunakan cara konvensional dalam mengelola dokumentasi persuratan. Hal ini menimbulkan banyak masalah dalam mengelola dokumentasi persuratan seperti kesulitan dalam penyampaian informasi, keterlambatan informasi, pencarian berkas surat yang memakan waktu, terjadinya pengendapan surat karena respon pegawai yang lama terhadap disposisi yang diterima sehingga terkadang pekerjaan diselesaikan tidak tepat waktu, serta tidak efisiennnya proses penggandaan surat yang dilakukan yang mengakibatkan pemborosan penggunaan sumber daya khususnya dari sisi operasional. Banyaknya surat yang dikelola tiap harinya oleh BKIPM mengakibatkan terjadinya penumpukan berkas surat dan ini menyebabkan banyak berkas-berkas yang terpisah dan tidak terpelihara dengan baik dan kurangnya pemeliharaan dapat mengakibatkan terjadinya resiko kehilangan, kerusakan dan salah simpan, atau masalah lain seperti surat belum diterima atau tidak sampai dikarenakan

pengelolaan surat yang tidak terkelola dengan baik.

Dalam proses distribusi naskah dinas dengan cara konvensional saat ini,

human error seringkali terjadi pada bagian persuratan dan ini mengakibatkan

(13)

disposisi. Pejabat eselon juga tidak bisa secara langsung mengetahui keberadaan dan status naskah dinas yang sudah diproses dan didisposisi, hal ini menyebabkan kesulitan dalam memantau surat ataupun disposisi. Dengan tuntutan reformasi birokrasi saat ini, pimpinan wajib mengelola dan mengawasi jalannya birokrasi, maka semua informasi mengenai status surat, waktu respon terhadap surat, feedback serta waktu aksi dari para penerima disposisi harus bisa didapatkan dengan cepat dan dengan waktu singkat sebab ini merupakan informasi yang sangat dibutuhkan bagi pimpinan, namun saat ini di lingkungan BKIPM pimpinan belum bisa mendapatkan informasi-informasi tersebut sehingga

terkadang pekerjaan diselesaikan tidak tepat waktu.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dibutuhkan pembangunan Aplikasi Sistem Pengelolaan Distribusi Surat Dan Monitoring Digital Di Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka rumusan masalah yang didapat adalah bagaimana cara membangun Aplikasi Sistem Pengelolaan Distribusi Surat Dan Monitoring Digital Disposition Di Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah membangun Aplikasi Sistem Pengelolaan Distribusi Surat Dan Monitoring Digital Disposition Di Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan.

Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Memudahkan dalam penyampaian informasi, penyimpanan, penggandaan dan pencarian naskah dinas.

2. Menghindari terjadinya pengendapan surat dengan melakukan monitoring status surat untuk mengingatkan pegawai yang mendapatkan disposisi

(14)

Menjamin keamanan naskah dinas dengan pengelolaan digital dari resiko kehilangan, kerusakan, dan salah simpan atau alasan lain seperti naskah dinas belum diterima.

3. Memudahkan pejabat eselon dan bagian persuratan dalam melakukan pelacakan keberadaan disposisi dokumen naskah dinas.

4. Menghindari kesalahan dalam melakukan pengelolaan disposisi baik dalam melakukan pengiriman disposisi maupun dalam proses redisposisi.

5. Memudahkan eselon dalam memonitoring disposisi mengenai status surat, waktu respon terhadap surat, status disposisi surat, status aksi surat, waktu

aksi surat, serta feedback dari para penerima disposisi. 6. Menerapkan paperless office di lingkungan instansi.

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dibuat batasan masalah agar ruang lingkup penelitian skripsi ini jelas batasannya. Adapun batasan masalah yang dibuat adalah sebagai berikut:

1. Jenis naskah dinas dibatasi hanya pada naskah dinas korespondensi, arahan, dan khusus yaitu memorandum, undangan, nota dinas,surat dinas, surat biasa, surat rahasia, surat edaran, surat keputusan, surat pengumuman dan surat tugas.

2. Proses yang ada dalam aplikasi ini adalah proses pengelolaan surat berupa pengolahan surat masuk, surat keluar, disposisi, monitoring disposisi, dan pembuatan laporan surat masuk, surat keluar, serta disposisi.

3. User yang terlibat dalam sistem ini diantaranya operator, eselon, dan staf. 4. Bentuk monitoringnya adalah informasi dalam tabel mengenai status surat,

waktu respon, feedback, waktu feedback dan penelusuran keberadaan surat. 5. Output laporan berupa rekapitulasi surat masuk dan keluar di BKIPM,

(15)

6. Fitur email notification digunakan untuk mempermudah dan menguatkan penyampain ketersediaan informasi kepada para user ketika menerima disposisi.

7. Berkas naskah dinas yang di lampirkan hanya bisa berupa gambar dan dokumen dengan format pdf.

8. Metode analisis yang akan digunakan dalam pembangunan system ini berdasarkan analisis terstruktur, dimana pemodelan datanya menggunakan ERD (Entity Relationship Diagram) serta untuk menggambarkan pemodelan fungsionalnya menggunakan DFD (Data Flow Diagram).

9. Metode paperless yang digunakan adalah metode Cost & Benefit Analysis dengan batasan masing-masing komponennya adalah :

a.Komponen Biaya (Cost): Start Up Cost, Project Related Cost, dan Ongoin Cost.

b.Komponen Manfaat (Benefit) : Tangible Benefits. 10. Aplikasi dibangun berbasis web mobile.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Studi Literatur.

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian.

b. Observasi.

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung terhadap permasalahan yang diambil.

c. Interview.

(16)

2. Metode pengembangan perangkat lunak.

Metode analisis data dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan paradigma perangkat lunak secara waterfall, karena menghasilkan sestem yang terstruktur dengan baik di tiap prosesnya. Waterfall merupakan salah satu model pengembangan software, dimana kemajuan suatu proses dipandang sebagai aliran yang mengalir ke bawah seperti air terjun. Maka tahapan dalam model ini disusun bertingkat, setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan. Selain itu dari satu tahap kita dapat kembali ke tahap sebelumnya, gambar dan tahapan yang meliputi beberapa proses tersebut yaitu:

Terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan perangkat lunak pada model

waterfall menurut Ian Sommerville [1], diantaranya:

a. Requirements analysisand definition : Pada tahap ini mengumpulkan

kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus di penuhi oleh program yang akan di bangun. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap.

b. System and software desaign : tahap ini dikerjakan setelah kebutuhan selesai

dikumpulkan secara lengkap.

c. Implementation and unit testing : Tahap desain program diterjemahkan ke

dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Program yang dibangun langsung diuji baik secara unit.

d. Integration and system testing : Tahap penyatuan unit-unit program kemudian

di uji secara menyeluruh.

e. Operation and Maintenance : Tahap mengoperasikan program

(17)

Requirements analysis and definition

System and software design

Integration and system testing Implementation

and unit testing

Operation and maintenance

Gambar 1.1 Waterfall [1] 1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai hal-hal yang menyebabkan penelitian ini dilakukan sampai dengan bagaimana pendekatan yang dilakukan untuk mencapai hasil akhir penelitian. Hal-hal tersebut mencakup latar belakang mengapa penelitian dilakukan, masalah penelitian, maksud dan tujuan penelitian, batasan masalah penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang profil Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan yang memaparkan struktur organsasi, dan job description serta penjelasan tentang berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan pembuatan sistem pengelolaan distribusi surat dan monitoring

digital disposition di Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan beserta hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan. BAB III. ANALISIS MASALAH

(18)

kebutuhan fungsional, dan perancangan sistem yang dimulai dari perancangan data, perancangan menu, dan perancangan Antarmuka program (interface).

BAB IV. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini berisi tentang tahap implementasi sistem, terdiri dari beberapa langkah diantaranya yaitu menerapkan rencana implementasi, melakukan kegiatan implementasi, dan tindak lanjut implementasi. Selain itu berisi pengujian program yang dikerjakan.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada akhir laporan akan dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan

(19)
(20)

9 2.1 Tinjauan Instansi

Tinjauan Instasi terdiri dari profil instansi, visi dan misi, struktur organisasi dan deskripsi kerja struktur organisasi.

2.1.1 Profil Instansi

Melalui Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 dibentuk Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan atau disebut BKIPM, yang

diamanatkan sebagai institusi yang bertugas dan memiliki kompetensi untuk melindungi kelestarian sumberdaya hayati perikanan dari serangan hama penyakit berbahaya yang berpotensi merugikan melalui tindakan karantina ikan, melakukan pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan baik yang diimpor ataupun yang diekspor.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 ditetapkan dibentuk suatu Badan setingkat eselon I di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang melaksanakan tugas perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan yaitu Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP. 15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, ditetapkan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan

Hasil Perikanan (BKIPM) melaksanakan tugas pengembangan, pembinaan, pemantauan dan evaluasi perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan.

Tanggungjawab, tugas dan fungsi BKIPM adalah melindungi sumberdaya

(21)

Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab tersebut dilaksanakan oleh BKIPM dengan didukung oleh 45 Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan 285 satker yang melaksanakan tugas fungsi tindak karantina dipintu pemasukan dan pengeluaran wilayah di beberapa propinsi. Rentang kendali BKIPM dalam mengemban tugas pokok bersifat nasional dan luas.

Kedudukan UPT BKIPM ditempat-tempat pemasukan dan pengeluaran wilayah yaitu di bandar udara, pelabuhan laut, pelabuhan sungai, pelabuhan penyeberangan, pos lintas batas dan kantor pos, berperan penting dalam mencegah masuk tersebarnya hama penyakit ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil

perikanan yang dilalulintaskan. Keberadaan karantina ikan di bandar udara diatur dalam annex 9 tentang fasilitasi (fasilitation) Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation) Sedangkan di pelabuhan laut diatur dalam organisasi kemaritiman internasional (IMO).

Selain 45 UPT yang tugas dan fungsinya ditempat-tempat pemasukan dan pengeluaran wilayah, pelaksanaan tugas fungsi BKIPM didukung pula oleh Balai Uji Standar Karantina Ikan (BUSKI) yang melaksanakan tugas : Validasi metode uji laboratorium karantina ikan, Uji coba teknis dan metoda tindak karantina terhadap media pembawa HPIK, Penyiapan bahan penyempurnaann dan pengembangan metoda serta prosedur teknis pengujian, Pengkajian dan penyiapan bahan standardisasi dan panduan mutu laboratorium, pelaksanaan pembuatan koleksi standar HPIK dan pengelolaan sistem informasi dan publikasi hasil pengujian laboratorium.

2.1.2 Visi dan Misi

(22)

2.1.2.1 Visi

Visi pembangunan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Tahun 2011-2014 adalah :

“Hasil perikanan yang sehat bermutu, aman konsumsi dan terpercaya”

2.1.2.2 Misi

Sejalan dengan upaya pencapaian visi pembangunan Karantina Ikan, pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Tahun 2010-2014 tersebut, maka misi yang diemban adalah:

“Mewujudkan Pencegahan Penyebaran HPIK serta Pengendalian Mutu dan

(23)

2.1.3 Struktur Organisasi

(24)

2.1.4 Deskripsi Kerja Struktur Organisasi Instansi

Deskripsi kerja di BKIPM dikelompokan dalam beberapa bagian dan bagian itu sendiri diperjelas dengan uraian tugas dan tanggung jawab utama masing-masing diantaranya:

A. Kepala Badan

Jabatan ini memimpin pelaksanaan penyiapan dan perumusan kebijakan, pemantauan, analisis & evaluasi, dan pelaporan di bidang perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan. Adapun uraian tugas nya sebagai berikut :

1. Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program perkarantinaan ikan serta pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan.

2. Melaksanakan perkarantinaan ikan serta pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan.

3. Melaksanakan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan di bidang perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan.

4. Melaksanakan penataan organisasi dan ketatalaksanaan di lingkungan BKIPM.

5. Melaksanakan pembinaan dan disiplin pegawai di lingkungan BKIPM.

6. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.

7. Melaksanakan pelaporan kegiatan.

8. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan.

B. Sekretaris Badan

Jabatan ini memimpin pelaksanaan penyerasian program dan anggaran, kerja sama, serta pembinaan dan pemberian dukungan administrative kepada semua unsur

(25)

1. Melaksanakan penyerasian dan penyusunan rencana, program, anggaran, monitoring dan evaluasi, serta penyusunan kerjasama di bidang karantina ikan, pengendalian mutu, dan keamanan hasil perikanan.

2. Melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan dan tata usaha, kepegawaian dan jabatan fungsional.

3. Melaksanakan perumusan rancangan peraturan perundang-undangan.

4. Melaksanakan pengelolaan dokumentasi dan pengembangan sistem informasi hukum.

5. Melaksanakan, penyempurnaan organisasi dan ketatalaksanaan.

6. Melaksanakan perbendaharaan, administrasi keuangan, dan barang kekayaan milik negara, serta pelaksanaan urusan persuratan, tata usaha, rumah tangga dan perlengkapan.

7. Melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana teknologi informasi, pengembangan sistem informasi, publikasi, perpustakaan, kehumasan, pengelolaan data dan pelaporan serta layanan pengaduan.

8. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.

9. Melaksanakan pelaporan kegiatan.

10.Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan.

C. Kepala Bagian Keuangan dan Umum

Jabatan ini memimpin pelaksanaan pengelolaan perbendaharaan, administrasi keuangan, urusan rumah tangga dan perlengkapan, serta urusan tata usaha. Adapun uraian tugasnya sebagai berikut :

1. Melaksanakan penyiapan bahan rencana operasional kegiatan Bagian Keuangan dan Umum sesuai dengan rencana program BKIPM.

2. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan.

(26)

4. Melaksanakan pengelolaan ketatausahaan, persuratan dan kearsipan.

5. Melaksanakan pengelolaan PNBP dilingkungan BKIPM.

6. Melaksanakan tindak lanjut hasil audit.

7. Melaksanakan pembinaan dibidang administrasi barang kekayaan milik negara, keuangan, perlengkapan, ketatausahaan dan rumah tangga dilingkungan BKIPM.

8. Melaksanakan pelaporan kegiatan.

9. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan.

D. Subbagian Tata Usaha dan Persuratan

Jabatan ini melaksanakan penyiapan bahan pembinaan persuratan, pelaksanaan

urusan surat menyurat, penggandaan dan pencetakan, ekspedisi, dan pengembangan sistem persuratan di lingkungan BKIPM Kementerian Kelautan dan Perikanan. Melakukan urusan kearsipan dan dokumentasi, pengembangan sistem kearsipan, dan penyiapan bahan pembinaan kearsipan. Adapun uraian tugasnya sebagai berikut :

1. Penyiapan bahan pembinaan/sosialisasi persuratan.

2. Pelaksanaan urusan surat menyurat.

3. Pelaksanaan penggandaan dan pencetakan.

4. Pelaksanaan Ekspedisi.

5. Pengembangan sistem persuratan.

6. Melakukan urusan kearsipan dan dokumen serta pengembangan sistem kearsipan.

2.2 Landasan Teori

(27)

bukan sekedar pendapat dari pengajaran saja, melainkan teori yang sudah teruji kebenarannya.

2.2.1 Konsep Dasar Sistem

Konsep dasar sistem ini meliputi pengertian dasar dari sistem, bentuk umum sistem, karakteristik sistem dan analisis sistem.

2.2.1.1 Pengertian Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan komponennya. Sistem yang menekankan pada prosedurnya mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan dari prosedur-prosedur

yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Sedangkan pendekatan sistem yang menekankan pada komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu [3].

2.2.1.2 Bentuk Umum Sistem

Bentuk umum dari suatu sistem terdiri atas masukan (input), proses, dan keluaran (output). Untuk lebih jelasnya, lihat Gambar 2.. Dalam bentuk umum sistem ini biasa melakukan satu atau lebih masukan yang akan diproses dan menghasilkan keluaran sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Input Proses Output

Gambar 2.2 Model sistem sederhana 2.2.1.3Karakteristik Sistem

Adapun karakteristik dari suatu sistem, yaitu :

(28)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama untuk membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem (Boundary) merupakan daerah yang membatasi antara satu sistem yang lain atau dengan linkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistemdipandang sebagai satu kesatuan.

3. Lingkungan Luar Sistem(Environment)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

4. Perhubungan (Interface)

Perhubungan merupakan media penghubung antara satu sub sistem dengan subsistem lain.

5. Masukan (Input)

Masukan adalah energi yang dinasukkan kedalam sistem.

6. Keluaran (Output)

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.

7. Pengolahan

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

(29)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran-sasaran dari sistem sangat membutuhkan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

2.2.2 Sistem Informasi

2.2.2.1Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem (gabungan) manusia-mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam organisasi. Definisi lain menyatakan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan

informasi terkait untuk mendukung proses pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengendalian [4].

2.2.2.2Tujuan dan Aktifitas Sistem Informasi

Tujuan sistem informasi adalah untuk menyediakan dan mensistematikkan informasi yang merefleksikan seluruh kejadian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengendalikan operasi suatu organisasi. Sedangkan kegiatan yang dimaksud adalah mengambil, mengolah, menyimpan, dan menyampaikan informasi (komunikasi) yang diperlukan di dalam mengoperasikan seluruh aktifitas organisasi yang bersangkutan.

2.2.2.3Kriteria Umum Sistem Informasi

Kriteria umum sistem informasi merupakan variabel keluaran sistem yang dianggap sebagai ukuran unjuk-kerja. Kriteria umum tersebut mencakup:

1. Debit, yaitu jumlah data dan informasi yang mengalir (bits) per-satuan waktu.

2. Response time, yaitu waktu antara event, reaksi terhadap event sampai dengan

proses terhadap event selesai dilakukan (makin cepat makin baik).

(30)

4. Pemenuhan fungsi, maksudnya fungsi-fungsi yang didefinisikan (requirements) harus dapat dijalankan sebagaimana direncanakan.

2.2.3 Monitoring

Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan

atas objektif program. Memantau perubahan yang fokus pada proses dan keluaran.

Monitoring menyediakan data mentah untuk menjawab pertanyaan sedangkan

evaluasi adalah meletakkan data-data tersebut agar dapat digunakan dan dengan demikian memberikan nilai tambah. Evaluasi adalah tempat belajar kejadian, pertanyaan yang perlu dijawab, rekomendasi yang harus dibuat, menyarankan perbaikan. Namun tanpa monitoring, evaluasi tidak akan ada dasar, tidak memiliki bahan baku untuk bekerja dengan, dan terbatas pada wilayah spekulasi oleh karena itu

Monitoring dan Evaluasi harus berjalan seiring.

Adapun tujuan monitoring adalah sebagai berikut:

1. Mengkaji apakah kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana.

2. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi

3. Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan kegiatan.

4. Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran kemajuan.

5. Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa menyimpang dari tujuan.

Sistem monitoring merupakan suatu proses untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber daya. Biasanya data yang dikumpulkan merupakan data yang real time. Secara garis besar tahapan dalam sebuah sistem monitoring terbagi ke dalam tiga proses besar seperti yang terlihat pada gambar 2.3 , yaitu:

(31)

2. proses di dalam analisis data monitoring

3. proses di dalam menampilkan data hasil montoring .

Gambar 2.3 Proses Dalam Sistem Monitoring 2.2.4 Tata Naskah Dinas

Dalam pedoman umum tata naskah dinas di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan ini yang dimaksud dengan naskah dinas adalah:

1. Informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan.

2. Pengelolaan informasi tertulis yang meliputi pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi, dan penyimpanan naskah dinas, serta media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.

2.2.5 Surat

Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai pengertian surat dan jenis-jenis naskah dinas.

2.2.5.1 Pengertian Surat

(32)

historis; dan pedoman kerja. Untuk dapat membuat surat yang baik, Anda harus memenuhi kriteria di bawah ini, yaitu:

a. Bahasa yag digunakan sesuai dengan etika, estetika, dan logika b. Menarik, padat, dan jelas

c. Bahasa yang digunakan dapat mewakili isi dan tujuan surat

Selain memiliki kriteria, surat juga memiliki fungsi, yaitu sebagai berikut:

a. Dokumen tertulis, yaitu untuk bukti nyata hitam di atas putih b. Pedoman kerja, untuk membuat keputusan/kebijakan berikutnya c. Alat pengingat, yatu dapat diarsipkan dan dilihat jika diperlukan

d. Bukti historis/sejarah, yaitu menggambarkan perkembangan sebuah instansi/lembaga

2.2.5.2 Jenis-Jenis Naskah Dinas

Berdasarkan kepentingan maupun pemakainnya naskah dinas dikelompokan sebagai berikut:[5]

1. Naskah dinas arahan

Naskah dinas arahan adala naskah dinas yang memuat kebijakan pokok atau kebijakan pelaksanaan yang harus dipedomani dan dilaksanakan dalam penyelenggaraan tugas kegiatan yang berupa produk hokum yang bersifat pengaturan, penetapan, dan penugasan.

a. Naskah dinas pengaturan

Pengaturan adalah naskah dinas yang bersifat mengatur, memuat kebijakan pokok, bersifat umum, berlaku untuk seluruh unit kerja di lingkungan instansi dan dapat merupakan dasar bagi penyusunan naskah dinas lainnya

(33)

Keputusan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan yang bersifat menetapkan, tidak bersifat mengatur, dan merupakan pelaksanaan kegiatan, yang digunakan untuk :

1. Menetapkan/mengubah status kepagawaian/ personil/ keanggotaan/ material/ peristiwa

2. Menetapkan/mengubah/membubarkan suatu kepanitian/tim 3. Menetapkan pelimpahan wewenang

c. Naskah dinas penugasan (surat perintah/surat tugas)

Surat perintah/surat tugas adalah naskah dinas yang dibuat oleh atasan atau pejabat

yang berwenang kepada bawahan atau pejabat lain yang diperintah/diberi tugas, yang memuat apa yang harus dilakukan

2. Naskah Dinas Korespondensi

a. Naskah dinas korespondensi intern 1. Nota Dinas

Nota dinas adalah bentuk naskah dinas korespondensi intern yang dibuat oleh pejabat antarunit eselon I lingkup instansi yang berbeda dalam melaksanakan tugas untuk menyampaikan petunjuk, pemberitahuan, pernyataan atau permintaan kepada pejabat lain, serta memuat hal yang bersifat rutin, catatan ringkas yang tidak memerlukan penjelasan yang panjang, dan dapat langsung dijawab dengan disposisi oleh pejabat yang dituju

2. Memorandum

Memorandum adalah bentuk naskah dinas korespondensi intern antara Menteri dan pejabat Eselon I atau antarpejabat dalam unit kerja eselon I yang sama yang bersifat mengingatkan suatu masalah dan menyampaikan arahan,

peringatan, saran, dan pendapat kedinasan

b. Naskah Dinas Korespondensi Ekstern (Surat Dinas)

(34)

permintaan, penyampaian, naskah dinas atau barang, atau hal kedinasan lainnya kepada pihak lain di luar instansi yang bersangkutan

c. Naskah Dinas Korespondensi Intern dan Ekstern (Surat Undangan)

Surat undangan adalah naskah dinas yang memuat undangan kepada pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu acara kedinasan tertenti seperti rapat, upacara, dan pertemuan

3. Naskah Dinas Khusus a. Surat Perjanjian

Surat perjanjian adalah naskah dinas yang berisi kesepakatan bersama tentang

obyek yang mengikat antarkedua belah pihak atau lebih untuk melaksanakan tindakan atau perbuatan hokum yang telah disepakati bersama

b. Surat Kuasa

Surat kuasa adalah naskah dinas yang berisi pemberian wewenang kepada badan hukum/kelompok orang/perseorangan atau pihak lain dengan atas namanya untuk melakukan suatu tindakan tertenu dalam rangka kedinasan c. Berita Acara

Berita acara adalah naskah dinas yang berisi uraian tentang prose pelaksanaan suatu kegiatan yang harus ditandatangani oleh para pihak dan para saksi d. Surat Keterangan

Surat keterangan adalah naskah dinas yang berisi informasi mengenai hal atau seseoang untuk kepentingan kedinasan

e. Surat Pengantar

Surat pengantar adalah naskah dinas yang digunakan untuk mengantar/menyampaikan naskah dinas atau barang

f. Pengumuman

Pengumuman adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan yang ditujukan kepada semua pejabat/pegawai di lingkungan instansi atau perseorangan dan golongan di dalam maupun di luar instansi

(35)

Surat panggilan adalah naskah dinas yang berisi panggilan dari pejabat yang berwenang agar orang-orang yang dipanggil melaksanakan sesuatu sesuai dengan isi surat dimaksud

h. Pengantar Faksimile

Pengantar facsimile adalah berita yang dikirim melalui mesin faksimile i. Surat Peringatan

Surat peringatan adalah naskah dinas yang berisi suatu teguran/peringatan atas kealpaan/kelalaian/kekeliruan yang telah dilakukan oleh pejabat/pegawai, yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

j. Surat Izin

Surat izin adalah naskah dinas yang berisi keterangan yang diberikan kepada seorang pejabat tentang izin untuk melakukan sesuatu kegiatan, menggunakan fasilitas, dan/atau pembebasan dari suatu kewajiban dalam batas waktu tertentu

k. Laporan

Laporan adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang pelaksanaan suatu kegiatan atau kejadian

l. Telaahan Staf

Telaahan staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabat atau staf yang membuat analisis singkat dan jelas mengenai suatu persoalan dengan memberikan jalan keluar atau pemecahan yang disarankan

m. Kartu Kendali

Kartu kendali adalah formulir untuk mencatat, menyampaikan, menelusuri lokasi, dan sebagai pengganti arsip

n. Surat Penghargaan

(36)

2.2.6 Lembar Disposisi

Lembar disposisi adalah formulir untuk proses tindak lanjut seorang pejabat mengenai urusan yang termuat dalam surat dinas, yang langsung dituliskan dalam lembar disposisi tersebut.

Disposisi adalah petunjuk tertulis mengenai tindak lanjut pengelolaan surat, ditulis secara jelas pada lembar disposisi, tidak pada naskah asli. Beberapa unsur dalam lembar disposisi meliputi:

a. Kewenangan penandatanganan lembar disposisi: 1.Menteri

2.Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/Inspektur Jenderal/Kepala Badan 3.Sekretaris Direktorat Jenderal/Sekretaris Inspektorat Jenderal/Sekretaris

Badan/Direktur/Kepala Biro/Kepala Pusat

4.Kepala Bagian/Kepala Bidang/Kepala Subdirektorat

b. Lembar disposisi ditujukan hanya kepada pejabat yang tercantum dalam formulir lembar disposisi

c. Lembar disposisi merupakan satu kesatuan dengan naskah/surat dinas yang

bersangkutan, dan apabila surat bersifat rahasia perlakuan pengirimannya sama dengan pengiriman surat rahasia

d. Lembar disposisi hanya digunakan oleh pejabat structural, pihak lain yang tidak berwenang tidak boleh mengetahui isi dan menerima/menyimpan lembar disposisi, terutama terhadap naskah dinas yang bersifat rahasia

Dalam lembar disposisi sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut :

a. Nomor surat b. Tanggal surat c. Dari (pengirim) d. Indeks

(37)

f. Bunyi disposisi

2.2.7 Paperless Office

Paperless office merupakan suatu kebutuhan dalam administrasi managemen

modern. Hal ini merupakan suatu sistem yang mendukung efektifitas, efisiensi dan produktivitas organisasi. Sistem paperless office merupakan dampak dari perkembangan teknologi computer, ulasan tentang hal ini mulai dikenal melalui artikel Busines Week, 1975.[9]

Yang mendorong pemanfaatan paperless office adalah kebutuhan internal dan kebutuhan eksternal organisasi, Salah satu kegiatan yang mendasar dalam paperless

office sistem adalah mengkonversi berbagai dokumen berupa dokumen kertas, foto,

rencana kerja, microchip, dan berbagai dokumen kertas lainnya ke dalam dokumen digital. Sistem ini umumnya menggunakan beberapa teknologi, antara lain scanners, high speed scanners, book copiers, photo scanners, dll.

Dalam menerapkan paperless office sistem, maka terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Aspek SDM (Pengguna)

Tahap awal yang perlu dirintis yakni pada level paling atas, diikuti level lebih bawah dst. Jika dalam organisasi pada level atas masih sulit, perlu diujicoba pada bagian tertentu yang sudah familiar dengan TI.

2. Aspek Dokumen

Tahap awal dimulai pada jenis dokumen yang tidak sering didistribusikan, dan dibuat sistem dobel yakni offline dan online, misal tentang Surat Keputusan, Dokumen Hasil rapat, Dokumen petunjuk pelaksanaan, Dokumen Job Diskripsi, Portofolio, Statua, dll.

Sistem Online akan secara penuh diberlakukan setelah dipastikan setiap individu pada level tertentu sudah dapat membuka dan membaca dokumen online.

(38)

Dokumen online disimpan dalam aplikasi yang terproteksi dan berjenjang hak aksesnya. Tentang aplikasi menitik beratkan pada keamanan data dan kemudahan pemakaian.

4. Aspek Sosialiasi

Individu yang memiliki hak akses tertentu dilatih untuk mengakses sistem agar dapat melakukan berbagai aktifitas sesuai fasilitas dalam sistem. Perubahan kebiasaan perilaku perlu diwujudkan untuk disesuaikan dengan sistem Paperless Office, dengan memperkenalkan sistem yang akan dipakai.

5. Aspek Sarana Pendukungan

Ketersediaan sarana yang diperlukan untuk mewujudkan Paperless Office Sistem perlu disediakan secukupnya, antara lain, tidak terbatas pada : Kebijakan, Hardware, Infrastruktur Jaringan, SDM tenaga bantu, Dana, dan Forum komunikasi, dll.

6. Aspek Komunikasi

Hal ini memerlukan seorang visioner untuk dapat menjelaskan kenapa sistem

Paperless Office diberlakukan. Pembicaraan diawal sebelum sistem Paperless Office

diluncurkan perlu adanya forum untuk penyampaian dan mewujudkan persaman persepsi dan tujuan.

Adapun manfaatnya dari paperless office sistem, antara lain :

a.Efisien waktu

b.Manajemen Dokumentasi lebih baik c.Kenyamanan kerja lebih baik

d.Mendukung terjadinya keputusan yang lebih baik e.Manajemen lebih terkendali

(39)

2.2.8 Metode Cost and Benefeit Analysis

Sesuai dengan namanya, Cost & Benefit Analysis didasarkan pada dua komponen penilaian, yaitu komponen biaya dan komponen manfaat [6]. Menurut Frederick H. Wu dalam bukunya Accounting Information Sistems, Theory and Practice, komponen biaya yang berhubungan dengan pengembangan sebuah sistem informasi dapat diklasifikasikan dalam empat kategori, yaitu :

1. Procurement Cost

Procurement Cost atau biaya pengadaan adalah semua biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan pengadaan hardware. Diantaranya adalah seperti : biaya konsultasi pengadaan hardware, biaya pembelian hardware, biaya instalasi hardware, biaya fasilitas (ruang, ac, dll.), biaya modal untuk pengadaan hardware, biaya manajerial dan personalia untuk pengadaan hardware. Biaya pengadaan ini biasanya dikeluarkan

pada tahun-tahun pertama (initial cost) sebelum sistem dioperasikan, kecuali apabila pengadaan hardware dilakukan dengan cara leasing.

2. Start Up Cost

Start Up Cost atau biaya persiapan operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan sebagai upaya membuat sistem siap untuk dioperasionalkan. Biaya-biaya persiapan operasional meliputi : biaya pembelian software sistem informasi berikut instalasinya, biaya instalasi perangkat komunikasi/jaringan, biaya reorganisasi, biaya manajerial dan personalia untuk persiapan operasional. Sama dengan biaya

pengadaan, biaya persiapan operasional ini juga merupakan “initial cost”.

3. Project Related Cost

(40)

dalam tahap analisis sistem; biaya disain sistem; seperti biaya dokumentasi, biaya rapat, biaya staff analis, biaya staff pemrograman, biaya pembelian software aplikasi, biaya manajerial dalam tahap desain sistem, biaya penerapan sistem; seperti biaya pembuatan form baru, biaya konversi data, biaya pelatihan sumber daya manusia, biaya manajerial dalam tahap penerapan sistem. Bila sistem dikembangkan secara

“outsourcing” dengan menggunakan konsultan dari luar perusahaan, maka diperlukan

biaya tambahan, yaitu biaya konsultasi.

4. Ongoing and Maintenance Cost

Ongoing and Maintenance Cost atau biaya operasional adalah biaya untuk mengoperasikan sistem agar sistem dapat beroperasi dengan baik. Sedangkan biaya perawatan adalah biaya untuk merawat sistem dalam masa pengoperasionalannya.

Yang termasuk biaya operasi dan perawatan sistem adalah : biaya personalia (operator, staff administrasi, staff pengolah data, staff pengawas data), biaya overhead (telepon, listrik, asuransi, keamanan, supplies), biaya perawatan hardware (reparasi, service), biaya perawatan software (modifikasi program, penambahan modul program), biaya perawatan peralatan dan fasilitas, biaya manajerial dalam operasional sistem, biaya kontrak untuk konsultan selama operasional sistem, biaya depresiasi. Biaya operasional dan perawatan biasanya terjadi secara rutin selama usia operasional sistem.

Manfaat atau efektifitas dari sebuah sistem informasi dapat juga diklasifikasikan dalam dua bentuk yaitu : tangible benefits dan intangible benefits.

(41)

keuntungan akibat pengurangan biaya persediaan, dan keuntungan akibat pengurangan kredit yang tidak tertagih.

2. Intangible Benefits atau manfaat keuntungan yang tidak berwujud adalah nilai keuntungan yang sulit atau tidak mungkin di ukur dalam bentuk satuan nilai moneter/uang. Diantaranya adalah seperti : keuntungan akibat peningkatan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, keuntungan akibat peningkatan kepuasan kerja sumber daya manusia yang ada, dan keuntungan akibat peningkatan pengambilan keputusan manajerial yang lebih baik. Intangible benefits sulit untuk diukur dalam satuan nilai moneter/uang, karena itu cara

pengukurannya dapat dilakukan dengan menggunakan penaksiran. Sebagai contoh : kualitas pelayanan kepada pelanggan yang menjadi lebih baik merupakan salah satu bentuk intangible benefits. Dan tentu saja akan sulit untuk mengukur dalam satuan nilai uang peningkatan pelayanan yang lebih baik tersebut. Dan untuk itu dapat dilakukan analisis seperti yang dicontohkan berikut ini.

Adapun metode-metode yang digunakan dalam cost & benefits analysis diantaranya adalah : payback period method, return on investment method, net present value method, dan internal rate of return method. Dan disini akan dijelaskan mengenai metode return on investment sebagai berikut :

Metode pengembalian investasi digunakan untuk mengukur prosentase manfaat yang dihasilkan oleh suatu proyek dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkannya. Sedangkan return on investment dari suatu proyek investasi dapat dihitung dengan rumus:

Total Manfaat – Total Biaya ROI =

(42)

Apabila suatu proyek investasi mempunyai ROI lebih besar dari 0 maka proyek tersebut dapat diterima.

2.2.9 Basis Data (Database)

Databese adalah kumpulan file-file yang mempunyai kaitan antara satu file dengan file lain sehingga membentuk satu bangunan data untukmenginformasikan satu perusahaan, instansi dalam batasan tertentu[2].Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandangseperti :

1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yangdiorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembalidengan cepat dan mudah.

2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersamasedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu,untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

3. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalammedia penyimpanan elektronik.

2.2.9.1 Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD (Entity Relationship Diagram) merupakan model yang mendeskripsikan hubungan antar penyimpanan dalam DFD. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. ERD menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data. Terdapat tiga simbol yang digunakan yaitu :

1. Entitas, adalah suatu objek yang dapat diidentifikasikan dalam lingkungan pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat.

(43)

3. Hubungan, entitas dapat berhubungan satu sama lain, hubungan ini dinamakan relationship. Sebagaimana halnya entity maka dalam hubungan juga harus dibedakan antara hubungan dan isi hubungan.

Pada suatu hubungan antar entitas terdapat tiga jenis hubungan yaitu:

1. Hubungan satu ke satu (One to one relationship)

Artinya setiap entitas pada himpunan entitas pertama berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan kedua, begitu juga sebaliknya.

Gambar 2.4 ERD dengan relasi satu ke satu

2. Hubungan satu ke banyak (One to many relationship)

Artinya setiap entitas pada himpunan entitas pertama berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas kedua, tetapi setiap entitas pada

himpunan entitas kedua hanya dapat berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas pertama.

(44)

Artinya setiap entitas pada himpunan entitas pertama berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas kedua, dan demikian juga sebaliknya.

Gambar 2.6 ERD dengan relasi banyak ke banyak 2.2.9.2 Diagram Konteks

Diagram konteks adalah suatu alat atau metode penggambaran suatu sistem informasi secara global, baik sistem informasi yang berbasis komputer atau tidak berbasis komputer. Diagram konteks terdiri dari sebuah simbol proses yang mewakili keseluruhan proses dalam sistem dan minimal sebuah external entity (entitas luar) yang merupakan sumber atau tujuan data dari sistem tersebut dan aliran data yang menggambarkan aliran suatu masukan ataupun keluaran dari sistem tersebut. Berdasarkan notasi Yourdon proses digambarkan dengan lingkaran, entitas luar dengan persegi panjang, dan aliran data digambarkan dengan garis yang diberi mata panah.

2.2.9.3 Diagram Arus Data

DAD (Diagram Arus Data) merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang tersruktur (Structured Analysis and Design). DAD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. Untuk mewakili arus data dalam suatu sistem digunakan notasi atau simbol sehingga

sangat membantu dalam komunikasi dengan pemakai sistem untuk memahami sistem secara logika. Beberapa simbol yang sering digunakan di DAD untuk maksud

(45)

1. External entity (kesatuan luar) atau boundary (batas sistem)

Setiap sistem pasti mempunyai batas sistem (boundary) yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Sistem akan menerima input dan menghasilkan output kepada lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external entity) merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.

2. Data flow (arus data)

Arus data menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem. Arus data ini mengalir diantara proses, simpanan data dan

kesatuan luar. Arus data di DAD diberi simbol suatu panah. Arus data sebaiknya diberi nama yang jelas dan mempunyai arti.

3. Process (proses)

Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau

komputer dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Suatu proses data ditunjukkan dengan simbol lingkaran. Setiap proses harus diberi penjelasan yang lengkap meliputi identifikasi proses, nama proses dan pemroses.

4. Data Store (Simpanan data)

Simpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa suatu file atau database di sistem komputer

2.2.9.4 Kamus Data

Kamus data (data dictionary) adalah katalog fakta tentang data dan

kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Kamus data dibuat pada

(46)

pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem.

Kamus data harus memuat hal-hal berikut ini:

1. Nama arus data 2. Panjang karakter 3. Tipe data

4. Deskripsi field

2.2.10 Mobile Web

Mobile Web adalah aplikasi akses internet atau akses internet menggunakan peralatan yang bersifat mobile berbasisikan browser yang bertujuan untuk mengakses layanan data secara wireless dengan menggunakan perangkat mobile seperti handphone, PDA dan perangkat portable yang tersambung ke sebuah jaringan telekomunikasi selular.

Mobile web yang diakses melalui perangkat mobile perlu dirancang dengan mempertimbangkan keterbatasan perangkat mobile seperti sebuah handphone yang

memiliki layar dengan ukuran yang terbatas ataupun beberapa keterbatasan pada sebuah perangkat mobile. Perkembangan mobile web tidak lepas dari masalah Usability dan interoperability. Permasalahan interoperability dipengaruhi dari fragmentasi platform perangkat mobile, sistem operasi mobile dan mobile browser. Permasalahan Usability berpusat di sekitar ukuran fisik hardware yang kecil dari faktor bentuk ponsel (layar resolusi terbatas dan input pengguna/keterbatasan operasional). Ini adalah dua tantangan terberat ketika melakukan desain web untuk mobile web.

2.2.11 MySQL

(47)

perusahaan baru, MySQLAB, yang khusus menawarkan layanan dan produk berbasis MySQL (Gilmore, 2006).

Dari awal pembuatannya, para pengembang MySQL menitikberatkan pengembangan MySQL pada sisi performa dan skalabilitasnya. Hasilnya adalah sebuah perangkat lunak yang sangat teroptimasi, walaupun dari sisi fitur memiliki kekurangan dibandingkan solusi basis data kelas enterprise lain. Akan tetapi MySQL menarik minat banyak pengguna. Saat ini, tercatat lebih dari lima juta basis data MySQL yang terpasang dan aktif di seluruh dunia. Beberapa perusahaan dan instansi penting dunia seperti Yahoo!, Google dan NASA menggunakan MySQL untuk mengolah basis data mereka.

Ada beberapa kelebihan yang dimiliki MySQL sehingga dapat menarik banyak pengguna. Kelebihan tersebut yaitu:

h. Fleksibilitas

Saat ini, MySQL telah dioptimasi untuk duabelas platform seperti HP-UX, Linux, Mac OS X, Novell Netware, OpenBSD, Solaris, Microsoft Windows dan lain-lain. MySQL juga menyediakan source code yang dapat diunduh secara gratis, sehingga pengguna dapat mengkompilasi sendiri sesuai platform yang digunakan. Selain itu, MySQL juga dapat dikustomisasisesuai keinginan penggunanya, misalnya mengganti bahasa yang digunakan pada antarmukanya.

i. Performa

Sejak rilis pertama, pengembang MySQL fokus kepada performa. Hal ini masih tetap dipertahankan hingga sekarang dengan terus meningkatkan fiturnya.

j. Lisensi

(48)

Open Source Software (FLOSS) License Exception. Selain itu ditawarkan juga lisensi komersil berbayar yang memiliki fasilitas dukungan teknis.

2.2.12 PHP

PHP berawal dari skrip Perl/CGI yang dibuat oleh seorang pengembang perangkat lunak bernama Rasmus Lerdorf untuk menghitung jumlah pengunjung homepage-nya. Karena banyaknya pengunjung yang meminta skrip tersebut, Lerdorf akhirnya membagi-bagikan skrip buatannya yang diberi nama Personal Home Page (PHP).

Banyaknya permintaan membuat Lerdorf terus mengembangkan skripnya. Beberapa orang akhirnya bergabung membentuk tim untuk mengembangkan PHP.

Sejak itu PHP berkembang pesat dengan banyak fungsi baru yang ditambahkan. Kepanjangan dari PHP kini berubah menjadi PHP: Hypertext Preprocessor. Ada tiga macam penggunaan PHP:

4. Server-side scripting. Ini merupakan jenis penggunaan yang paling banyak dilakukan pengguna PHP. Untuk menggunakannya, dibutuhkan tiga hal: PHP

parser, aplikasi web server yang terkoneksi dengan instalasi PHP, dan aplikasi web browser.

5. Command line scripting. Pada penggunaan PHP jenis ini hanya dibutuhkan PHP parser.

6. Pembuatan aplikasi berbasis desktop. Pada penggunaan PHP jenis ini, dibutuhkan ekstensi tambahan PHP-GTK.

(49)

1. Practicality. PHP dibuat dengan menitikberatkan pada kepraktisan. Hasilnya, PHP adalah bahasa pemrograman minimalis, dilihat dari segi kebutuhan pengguna dan kebutuhan sintaks.

2. Power. PHP memiliki banyak kemampuan, mulai dari kemampuan untuk terhubung dengan basis data, membuat halaman web dinamis, membuat dan memanipulasi berkas gambar, Flash dan PDF, berkomunikasi dengan bermacam protokol seperti IMAP dan POP3, dan masih banyak lagi.

3. Possibility. PHP dapat menyediakan lebih dari satu solusi untuk suatu masalah. 4. Price. PHP selalu dirilis kepada publik tanpa ada batasan untuk penggunaan,

modifikasi, atau redistribusi.

2.2.13 CSS

CSS (cascading style sheets) biasa digunakan dalam dokumen HTML untuk menciptakan suatu style yang dipakai untuk mengatur penampilan elemen HTML. Dengan menggunakan style, suatu elemen dapat diformat dengan fitur yang jauh lebih kaya daripada yang disediakan oleh elemen HTML itu sendiri. Sebagai contoh,

pengaturan seperti warna tulisan bisa ditangani melalui style tanpa melibatkan tag HTML yang berfungsi untuk mengatur warna. [7]

2.2.14 jQuery Mobile

jQuery Mobile adalah framework berbasis jQuery yang memudahkan kita untuk membuat web app untuk mobile. Selain jQuery mobile sebenarnya banyak framework lain yang dapat digunakan seperti Sencha, jTouch, DHTMLX Touch, Jo dan lainnya. Kelebihan jQuery adalah:

1. Support banyak platform: Webkit (Android, iOS, Opera, Chrome), Firefox mobile, Windows Phone, Blackberry, Bada, Meego.

2. Berbasis JQuery yang populer.

3. Penggunanya banyak dan forum aktif.

(50)

2.2.15 JavaScript

JavaScript adalah bahasa skrip (bahasa yang kodenya ditulis menggunakan teks biasa) yang ditempelkan pada dokumen HTML dan diproses pada sisi klient. Dengan adanya bahasa ini, kemampuan dokumen HTML menjadi semakin luas. Sebagai contoh, dengan menggunakan JavaScript dimungkinkan untuk memvalidasi masukan-masukan pada formulir sebelum formulis dikirim ke server. Selain itu, dengan menggunakan JavaScript juga dimungkinkan untuk mengimplementasikan tugas yang bersifat interaktif tanpa berhubungan dengan server. Yang lebih penting lagi, JavaScript dapat memanfaatkan DOM untuk mengakses elemen-elemen dalam halam web dan dapat berinteraksi dengan server. JavaScriptlah yang digunakan untuk menyusun lapisan Ajax.[7]

2.2.16 Ajax

Ajax (asynchronous JavaScript and XML) sesungguhnya bukanlah suatu bahasa pemrograman, melainkan hanya satu teknik yang memungkinkan untuk membuat aplikasi web yang interaktif. Dengan menggunakan ajax, aplikasi web dapat berinteraksi dengan server di latar belakang sehingga tidak mempengaruhi halaman web secara keseluruhan.

Istilah Ajax pertama kali dikemukakan pada tahun 2005 oleh Jesse James Garret, presiden dan pendiri Adaptive Path. Menurut beliau, nama Ajax diberikan untuk memudahkan dalam berkomunikasi dengan klien daripada kalau menyebutkan

“Asynchronus JavaScript + CSS + DOM + XMLHttp Request”. Teknik ini

sebenarnya sudah ada sejak tahun 1999. Pada masa itu Microsoft membuat objek bernama XMLHTTP Request sebagai kontrol ActiveX pada Internet Explorer 5. Ajax menjadi sangat popular baru setelah digunakan secara intensif oleh Yahoo! Dan Google. [7]

2.2.17 Adobe Dreamweaver CS6

(51)

yang dirilis pada tanggal 21 April 2012. Software Adobe Dreamweaver dibuat dan dikembangkan oleh Adobe Sistems.

Perangkat lunak komputer ini memiliki kelebihan pada kemudahan penggunaannya. Pembuatan website dapat dilakukan secara visual, sehingga hasilnya dapat langsung terlihat. Interface disajikan dalam mode visual tanpa kode HTML atau dalam mode HTML. Teknologi web yang didukung juga sangat beragam dan terkini, termasuk untuk kebutuhan pengembangan aplikasi mobile.

Program Adobe Dreamweaver banyak diaplikasikan dan digunakan oleh kalangan pengguna komputer di bidang desainer dan programmer web. Adobe Dreamweaver merupakan software komersial. Adobe Dreamweaver dapat dijalankan di sistem operasi Windows XP SP2, Windows Vista, Windows 7. Untuk menginstall

versi terbaru program ini, komputer Windows Anda harus memiliki spesifikasi minimal menggunakan prosesor Intel Pentium 4 atau AMD Athlon 64, memori (RAM) 512 MB, resolusi monitor 280x800 piksel, dan harddisk dengan kapasitas kosong minimal 1 GB.

2.2.18 WampServer

(52)

135 4.1Implementasi Sistem

Tahap implementasi merupakan tahap pembangunan perangkat lunak, tahap kelanjutan dari kegiatan perancangan sistem. Tahap ini merupakan tahap dimana

sistem siap untuk dioperasikan, yang terdiri dari penjelasan mengenai lingkungan implementasi, dan implementasi program.

4.1.1 Perangkat Keras Yang Digunakan

Spesifikasi perangkat keras (hardware) yang digunakan dalam pembangunan sistem ini adalah sebagai berikut pada tabel 4.1:

Tabel 4.1 Perangkat keras yang digunakan

No Perangkat Keras Spesifikasi

1 Prosessor Processor 2,0 GHz 2 Monitor Resolusi 1366x768

3 RAM 2 Gb

4 Hard disk 320 Gb

5 VGA 512 MB

4.1.2 Perangkat Lunak Yang Digunakan

Spesifikasi perangkat lunak (software) yang digunakan dalam pembangunan sistem ini adalah sebagai berikut pada tabel 4.2:

Tabel 4.2 Perangkat lunak yang digunakan

No Perangkat Lunak Spesifikasi

1 Sistem Operasi Windows 7 2 Basis Data MySQL

(53)

4.1.3 Implementasi Database

Pembuatan database dilakukan dengan menggunakan aplikasi

DBMSMySQL. Implementasi database dalam bahasa SQL adalah sebagai berikut:

1. Tabel user

1

2

3

4

5

6

7

8

9

CREATE TABLE IF NOT EXISTS `user` (

`kode_pengguna` int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`email_user` varchar(50) NOT NULL,

`sandi_user` varchar(100) NOT NULL,

`nip` varchar(25) NOT NULL,

`namalengkap` varchar(100) NOT NULL,

`idjab` int(11) NOT NULL,

`hp` varchar(25) NOT NULL,

`foto` text NOT NULL,

`level` enum('Operator','Eselon','Staf') NOT

NULL,

`aktiv` int(1) DEFAULT '0',

KEY `kode_pengguna` (`kode_pengguna`),

KEY `idjab` (`idjab`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1

AUTO_INCREMENT=17 ;

--

-- Constraints for table `user`

--

ALTER TABLE `user`

ADD CONSTRAINT `user_ibfk_1` FOREIGN KEY

(`idjab`) REFERENCES `tbjabatan` (`idjab`) ON 3 Bahasa Pemrograman PHP 5.4.3

(54)

DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE;

2. Tabel kodesurat

1

CREATE TABLE IF NOT EXISTS `kodesurat` (

`nokodesurat` int(100) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`kodesurat` varchar(5) COLLATE

latin1_general_ci NOT NULL,

`namakodesurat` varchar(40) COLLATE

latin1_general_ci NOT NULL,

PRIMARY KEY (`nokodesurat`)

) ENGINE=MyISAM DEFAULT CHARSET=latin1

COLLATE=latin1_general_ci AUTO_INCREMENT=8 ;

3. Tabel jabatan

1

CREATE TABLE IF NOT EXISTS `jabatan` (

`idjab` int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`namajabatan` varchar(100) NOT NULL,

`eselon` int(1) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`idjab`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1

AUTO_INCREMENT=50 ;

4. Tabel tbhistorism

1

2

3

4

5

CREATE TABLE IF NOT EXISTS `tbhistorism` (

`idhistori` bigint(255) NOT NULL

AUTO_INCREMENT,

`kode_pengguna` int(11) NOT NULL,

(55)

6

`tglwktact` datetime NOT NULL,

`ket` varchar(50) COLLATE latin1_general_ci

DEFAULT NULL,

`iphistori` varchar(30) COLLATE

latin1_general_ci NOT NULL,

PRIMARY KEY (`idhistori`),

KEY `kode_pengguna` (`kode_pengguna`),

KEY `idsm` (`idsm`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1

COLLATE=latin1_general_ci AUTO_INCREMENT=1 ;

--

-- Constraints for table `tbhistorism`

--

ALTER TABLE `tbhistorism`

ADD CONSTRAINT `tbhistorism_ibfk_2` FOREIGN

KEY (`idsm`) REFERENCES `suratmasuk` (`idsm`) ON

DELETE NO ACTION ON UPDATE CASCADE,

ADD CONSTRAINT `tbhistorism_ibfk_1` FOREIGN

KEY (`kode_pengguna`) REFERENCES `user`

(`kode_pengguna`) ON DELETE NO ACTION ON UPDATE

CASCADE;

5. Tabel tbhistorisk

1

CREATE TABLE IF NOT EXISTS `tbhistorisk` (

`idhistori` bigint(255) NOT NULL

AUTO_INCREMENT,

`kode_pengguna` int(11) NOT NULL,

`idsk` int(11) DEFAULT NULL,

`tglwktact` datetime NOT NULL,

(56)

8

`iphistori` varchar(30) COLLATE

latin1_general_ci NOT NULL,

PRIMARY KEY (`idhistori`),

KEY `kode_pengguna` (`kode_pengguna`),

KEY `idsk` (`idsk`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1

COLLATE=latin1_general_ci AUTO_INCREMENT=1 ;

--

-- Constraints for table `tbhistorisk`

--

ALTER TABLE `tbhistorisk`

ADD CONSTRAINT `tbhistorisk_ibfk_2` FOREIGN KEY

(`idsk`) REFERENCES `suratkeluar` (`idsk`) ON

DELETE NO ACTION ON UPDATE CASCADE,

ADD CONSTRAINT `tbhistorisk_ibfk_1` FOREIGN

KEY (`kode_pengguna`) REFERENCES `user`

(`kode_pengguna`) ON DELETE NO ACTION ON UPDATE

CASCADE;

6. Tabel suratmasuk

1

CREATE TABLE IF NOT EXISTS `suratmasuk` (

`idsm` int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`nosm` varchar(100) NOT NULL,

`tglsm` date NOT NULL,

`tglditerima` date NOT NULL,

`asalsm` text NOT NULL,

`idjab` int(11) NOT NULL,

`perihal` text NOT NULL,

(57)

10

`lampiran` varchar(50) NOT NULL,

`dokumenscan` text NOT NULL,

`nokodesurat` int(11) NOT NULL,

`kode_pengguna` int(11) NOT NULL,

`ip_olah` varchar(30) NOT NULL,

`aksisurat` int(3) NOT NULL,

`status` int(3) NOT NULL DEFAULT '0',

PRIMARY KEY (`idsm`),

KEY `idjab` (`idjab`),

KEY `nokodesurat` (`nokodesurat`),

KEY `kode_pengguna` (`kode_pengguna`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1

AUTO_INCREMENT=6 ;

--

-- Constraints for table `suratmasuk`

--

ALTER TABLE `suratmasuk`

ADD CONSTRAINT `suratmasuk_ibfk_2` FOREIGN KEY

(`kode_pengguna`) REFERENCES `user`

(`kode_pengguna`) ON DELETE CASCADE ON UPDATE

CASCADE,

ADD CONSTRAINT `suratmasuk_ibfk_1` FOREIGN KEY

(`idjab`) REFERENCES `tbjabatan` (`idjab`) ON

DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE;

7. Tabel suratkeluar

1

2

3

4

CREATE TABLE IF NOT EXISTS `suratkeluar` (

`idsk` int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`nosk` varchar(100) NOT NULL,

(58)

5

`nokodesurat` int(5) NOT NULL,

`tujuansm` text NOT NULL,

`idjab` int(11) NOT NULL,

`perihal` text NOT NULL,

`isisurat` text NOT NULL,

`sifat` int(3) NOT NULL,

`lampiran` varchar(50) NOT NULL,

`dokumenscan` text NOT NULL,

`kode_pengguna` int(11) NOT NULL,

`ip_olah` varchar(30) NOT NULL,

`aksisurat` int(3) NOT NULL,

`status` int(3) NOT NULL DEFAULT '0',

`tglolah` date NOT NULL,

PRIMARY KEY (`idsk`),

KEY `nokodesurat` (`nokodesurat`),

KEY `idjab` (`idjab`),

KEY `kode_pengguna` (`kode_pengguna`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1

AUTO_INCREMENT=4 ;

--

-- Constraints for table `suratkeluar`

--

ALTER TABLE `suratkeluar`

ADD CONSTRAINT `suratkeluar_ibfk_2` FOREIGN

KEY (`kode_pengguna`) REFERENCES `user`

(`kode_pengguna`) ON DELETE CASCADE ON UPDATE

CASCADE,

ADD CONSTRAINT `suratkeluar_ibfk_1` FOREIGN

KEY (`idjab`) REFERENCES `tbjabatan` (`idjab`)

Gambar

Tabel 4.3 Implementasi Antarmuka Operator
Tabel 4.4 Implementasi Antarmuka Eselon
Tabel 4.6 Tabel skenario pengujian sistem operator
Tabel 4.7 Tabel skenario pengujian sistem eselon
+7

Referensi

Dokumen terkait

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1974 NOMOR 64.. UNDANG-UNDANG

Setelah komunikasi antar anggota organisasi berjalan efektif maka hal tersebut akan mempengaruhi pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, tentunya jika komunikasi

Skor Kuesioner identitas responden Umur Dan Tahap siklus hidup Pekerjaan dan situasi ekonomi Gaya Hidup Kepribadian dan konsep diri Keputusan pembelian

menyangga struktur atas serta menyalurkan beban ke dalam tanah. Struktur ini biasa disebut dengan pondasi. Jenis pondasi yang digunakan.. ditentukan oleh karakter dan jenis

anggota RAPI "ota Bandung sesuai dengan #ekanis#e dan regu!asi organisasi ang ber!aku. #ekanis#e dan regu!asi organisasi

a. Isi penting dari paket ini adalah: 1) menghapuskan persyaratan laba minimum 10% dari modal sendiri dan 2) dibukanya kesempatan bagi investor asing untuk berpartisipasi di Pasar

dan lebih efisien untuk belajar, langkah yang singkat dalam proses belajar, dan lebih menekankan pada peluang untuk meningkat terus menerus (Guns dan Anundsen, 1996).. 0

“Fairness reduces the negative effects of organizational politics on turnover intentions, citizenship behavior and job performance”, Journal of Business and