• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas Dakwah Pada Yayasan Assalaam Bintaro Jaya Sektor 3A Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aktivitas Dakwah Pada Yayasan Assalaam Bintaro Jaya Sektor 3A Tangerang"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia terdiri dari dua unsur yaitu unsur jasmani dan unsur rohani. Tubuh manusia berasal dari materi dan mempunyai kebutuhan-kebutuhan materil sedangkan roh manusia bersifat immateri dan mempunyai kebutuhan spiritual. Dalam konsep Islam diungkapkan bahwa manusia diciptakan dengan keadaan sempurna potensial (QS. As Syam 91:7) untuk melakukan tugasnya menjadi pengatur kehidupan di muka bumi ini (QS. Al Baqarah :30). Manusia diciptakan dalam sifat asli (fitrah) suci berkecenderungan kepada kebaikan dan kebenaran.1

Islam adalah agama dakwah2 artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah, bahkan maju mundurnya umat Islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukannya. Tanpa adanya dakwah, Islam tidak akan tersebar keseluruh penjuru dunia. “Sesuatu yang tidak dapat dipungkiri bahwa dakwah sebagai kegiatan menyampaikan ajaran Islam sama tuannya dengan Islam itu sendiri”3. karena itu al-Qur’an menyebut kegiatan dakwah ahsanul qaula, ucapan dan perbuatan yang paling baik. Sebagaiman tertera dalam surat Fushilat: 33

!

Artinya:“Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"

1

Jurnal Psikologika, (Penelitian Fakultas Psikologi UII, No:2, 2 Januari 1997), hal. 3. 2

M. Masykur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral (Jakarta: Al-Amin Press, 1997), h.8. 3

(2)

Sesungguhnya setiap muslim yang membawa identitas Islam mengetahui bahwa ia diperintahkan untuk menyampaikan Islam kepada seluruh manusia, sehingga manusia dapat bernaung dibawah naungan yang teduh. Disitulah mereka dapat menikmati ketentraman dan keamanan, akan tetapi ketentraman dan keamanan itu tidak akan terwujud kecuali apabila setiap muslim sadar bahwa dipundaknya ada amanah yang berat.Dakwah secara umum tidak dapat dibatasi oleh tempat, zaman, negara, lembaga, maupun jamaah hal ini disebabkan dakwah merupakan tanggung jawab setiap muslim, sabda Nabi juga menjelaskan tentang wajibnya menyampaikan Islam walau hanya satu ayat 4

Rasulullah dengan dakwahnya berusaha menanamkan dan mewujudkan nilai-nilai Islam di tengah-tengah kehidupan masyarakat.5 Dakwah membentuk masyarakat Islam dengan semua segi kehidupan manusia Iqamat al-Ilahy ly hayat al-Basyariyah. Said Agil Husain al- Munawar menyampaikan bahwa “dakwah secara esensial haruslah terstruktur sedemikian rupa, agar memiliki penahan dan pelindung untuk mensyiarkannya – dakwah seperti ini disebut dakwah struktural”.6

4

Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat. 5

Sebagaimana dalam al-Qur’an surat Al-Ahzab: 21 “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri Tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” dan juga dalam surat As-Shaf: 2-3; “Hai orang-orang yang beriman mengapa kamu tidak mengatakan apa yang kamu perbuat?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”

6

(3)

Dakwah merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah dan secara bertahap menuju perikehidupan yang Islami.7

Dalam hal ini Amarullah Ahmad menjelaskan bahwa, dakwah Islam adalah merupakan aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam kegiatan-kegiatan manusia beriman dengan kegiatan dalam bidang kemasyarakatan, sehingga terwujudnya ajaran Islam pada semua segi kehidupan manusia.8

Islam juga menugaskan umatnya untuk menyebar dan menyiarkan ajarannya kepada umat manusia, sebagai rahmat bagi seluruh alam. Islam juga dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan kesejahteraan umatnya bagi bilamana ajaran Islam yang mencangkup segala aspek kehidupan itu, diamalkan dan dijadikan sebagai pedoman hidup dan kehidupan sehari-hari.

Usaha untuk menyebarluaskan Islam, begitu pula untuk merealisir ajarannya di tengah-tengah kehidupan umat manusia adalah merupakan aktivitas keagamaan di bidang dakwah, yang dalam keadaan bagaimanapun, di manapun dengan melalui berbagai aktivitas harus dilakukan oleh umat Islam.

Begitu pula aktivitas dakwah yang berusaha untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan serta pengamalan agama pada masyarakat dan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat Bintaro Jaya Sektor 3A, dengan melalui berbagai aktivitas keagamaannya adalah juga termasuk dalam bentuk dakwah Islam.

Islam sebagai agama dakwah, mewajibkan setiap pribadi muslim untuk berdakwah menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Dakwah adalah membawa

7

Didin Hafidhudin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), h. 76-77. 8

(4)

orang kepada kebenaran, yaitu kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat. Kebenaran yang menyebabkan orang berani berkorban karena yakin akan pendiriannya.9

Dakwah dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yaitu dengan dakwah bil-lisan dakwah bil-qalam dan dakwah bil-hal asalkan tujuannya sama, sehingga makna dakwah kepada Allah adalah mengajak dan menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Allah berupa iman kepada-Nya dan seluruh ajaran para rasul-Nya.10

Penyelenggaraan usaha dakwah Islam, terutama di masa depan akan semakin bertambah berat dan komplek. Hal ini sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat yang mencangkup seluruh aspek kehidupan mereka. Padahal masih banyak masyarakat sasaran dakwah yang mengalami kesulitan di bidang ekonomi dan masih banyak yang kurang memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam.

Dengan demikian dakwah Islam sebagai kewajiban umat, tentunya memiliki arah dan tujuan yang jelas, yaitu mengajak manusia mengenal Tuhannya, mempercayai-Nya, sekaligus mengikuti petunjuk-Nya. Di samping itu tujuan dakwah Islam yaitu untuk membentuk tingkah laku manusia yang dijiwai nilai-nilai ajaran Islam sehingga tercermin dalam kehidupannya.11 Sehingga ajaran Islam kontekstual dengan kehidupan sehari-hari umat Islam.

Dengan memperhatikan kondisi masyarakat tersebut di atas, sehingga para pengurus Yayasan Assalaam Bintaro Jaya Sektor 3A tergugah hatinya untuk

9

Hamka, Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984), h. 40.

10

Fawaaz bin Hulail Al Suhaimi, Usus Manhaj Salaf fi Dakwah Ila Allah, h. 31. 11

(5)

melaksanakan aktifitas keagamaan, dengan mengadakan mendirikan sekolah non formal, pengajian-pengajian, penyantunan kepada fakir miskin.

Kita biasa melihat bahwa belakangan ini aktivitas kegiatan dakwah semakin marak dan menggembirakan, yang dikelola melalui organisasi-organisasi sosial keagamaan, (informal dan non-formal). Hal tersebut diharapkan dakwah dapat terus dilakukan secara intensif dan berkala pada setiap kegiatan yang bersifat interen maupun eksteren dalam organisasi sosial keagamaan tersebut. Oleh karena itu kehadiran lembaga dakwah akan lebih dibutuhkan dalam kegiatan dakwah sebagai media penyampaian dakwah.12

Lembaga dakwah sebagai suatu wadah dalam memberikan dan mensosialisasikan nilai-nilai keislaman mempunyai porsi yang sangat kuat untuk bertindak sebagai pelaksana kegiatan dakwah, baik lembaga dakwah itu berada di tingkat pedesaan maupun perkotaan. Tampaknya lembaga-lembaga dakwah juga tidak hanya bergerak pada bidang garapan dimensi spiritual belaka, akan tetapi telah melebarkan ruang geraknya dengan memperhatikan kondisi sosial umat, sumber daya manusia dan bahkan sampai pada dimensi ekonomi umat dalam kebutuhan kesehariannya. Tatanan yang sedemikian itu merupakan selangkah lebih maju, karena Islam memandang bahwa urusan dunia seimbang dengan urusan akhirat. Melihat kenyataan tersebut masyarakat kota dengan berbagai permasalahannya sangat menarik untuk diteliti. Maka usaha-usaha dakwah yang dikelola oleh lembaga dakwah Yayasan Assalaam merupakan inti kajian dalam penelitian.

12

(6)

Berdasarkan masalah diatas maka penulis berusaha membahas mengenai: "Aktivitas Dakwah Pada Yayasan Assalaam Bintaro Jaya Sektor 3A

Tangerang". Adapun pertimbangannya bahwa segala aktifitas keagamaan yang dilakukan oleh Yayasan Assalaam, sangat memberi manfaat positif terhadap masyarakat Bintaro Sektor 3A dan sekitarnya.

B. PEMBATASAN dan PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas, maka peneliti membatasi masalah tentang pelaksanaan aktivitas dakwah pada Majelis Ta’lim ibu-ibu (Raudhotul Jannah), Taman Pendidikan Al-qur’an (TPQ) dan Pengajian (Ceramah keagamaan) yang ada di Yayasan Assalaam yang terletak di wilayah Bintaro Jaya Sektor 3A pada tahun 2008.

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan yang hendak diteliti dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, yakni sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk-bentuk aktivitas Dakwah yang dilakukan oleh Yayasan Assalaam Bintaro Jaya Tangerang?

2. Upaya apa yang dilakukan oleh Yayasan Assalaam Bintaro Jaya untuk mengoptimalisasikan fungsi sarana yang ada dalam menyebarkan syiar Islam?

(7)

C. TUJUAN dan MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah dapat membuka cakrawala dan wawasan terutama dengan kegiatan dakwah di suatu yayasan dan bagi masyarakat, khususnya masyarakat setempat.

1. Tujuan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menganalisis implementasi dakwah Islam kepada masyarakat.

2. Tujuan Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi kegiatan dakwah di Yayasan-yayasan yang lain dan mengaplikasikannya dalam masyarakat sekitar. Dan memberikan gambaran bagaimana mengaplikasikan dakwah melalui yayasan dan dapat mengoptimalisasikan fungsi yang ada dalam yayasan tersebut.

b. Manfaat Penelitian

1. Untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi peneliti dan bagi pembaca umumnya tentang dakwah Yayasan Assalaam yang merupakan salah satu lembaga dakwah yang berada di Bitaro Jaya Sektor 3A, dalam bentuk karya tulis.

(8)

dilaksanakan tidak hanya berupa ibadah yang formal saja melainkan non formal juga.

3. Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi masyarakat agar pengelolaan sistem dakwah lebih sempurna dan efisien jika dibandingkan dengan pengelolaan yayasan-yayasan yang lainnya.

4. Agar pihak Yayasan Assalaam mengetahui, sudah sejauh mana aktivitas dakwah yang telah dilakukan dan dapat menyempurnakan lagi dalam berdakwah pada masyarakat Bintaro Jaya Sektor 3A seiring dengan perkembangan kota tersebut.

D. METODOLOGI PENELITIAN

1. Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan bentuk penelitian lapangan (field research) yang diperlukan untuk melihat realitas yang obyektif pada aktivitas dakwah Yayasan Assalaam. Untuk menunjang kegiatan tersebut penulis juga menggunakan penelitian kepustakaan (library research) dengan menghimpun buku-buku atau tulisan-tulisan Yang ada kaitannya dan relevansinya dengan masalah yang dibahas. 2. Metode Penelitian

Metode penelitian13 yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis metode deskriptif analisis kualitatif, yaitu suatu metode yang berfungsi sebagai produser penulisan masalah yang diselidiki dengan

13

(9)

menggambarkan atau melukiskan subyek dan obyek penelitian (Seseorang, Lembaga, Masyarakat, dan lain-lain) berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya14

3. Subjek dan Objek Penelitian

Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah Pengurus Yayasan Assalaam, yang meliputi Ketua, Sekretaris dan bendahara. Sedangkan yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah Dakwah Yayasan Assalaam Bintaro Jaya Sektor 3A.

4. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan cara berhadapan langsung dengan pengurus (ketua atau pengurus harian) Yayasan Assalaam dengan melalui wawancara, Sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara membaca dokumen-dokumen yang dimiliki oleh Yayasan Assalaam dan juga literatur-literatur atau kepustakaan yang mendukung data primer maupun sekunder.

Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk penelitian ini, peneliti menggunakan metode sebagai berikut:

a. Metode Interview

Metode Interview (wawancara)15 atau Interview merupakan suatu alat pengumpulan informasi secara langsung tentang beberapa jenis data.16

14

(10)

Dalam hal ini merupakan teknikatau cara pengumpulan data-data dengan cara tanya jawab langsung yang terdiri dari dua orang atau lebih secara face to face tetapi dalam kedudukan yang berbeda, yaitu antara peneliti dan informan (pihak yang diteliti).

Metode ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang sejarah berdirinya dan dakwah Yayasan Assalaam di wilayah Bintaro Jaya 3A. Dalam hal ini penulis menggunakan pedoman interview yang disesuaikan dengan obyek penelitian yang sedang digarap. Agar lebih mudah dipahami dan terarah dalam setiap pertanyaan yang ditujukan para informan.

b. Metode Dokumentasi

“Metode dokumentasi adalah mencari data dengan hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti notulen rapat, lengger agenda dan sebagainya”.17 Dalam pengertian lain menyebutkan bahwa metode Dokumentasi adalah: “Penyelidikan yang ditujukan pada penguraian dan penjelasan apa yang telah lalu menjadi sumber-sumber dokumenter.18 Metode ini peneli pergunakana untuk melengkapi data yang diperoleh dari metode terdahulu. Dalam hal ini penulis mengambil data dari dokumen yang ada pada penelitian lihat dalam Sutrisno Hadi. Metodologi Research Jilid II, (Yogyakarta: 2002) h. 193

16

Sutrisno Hadi.Metodologi Resaerch,(Yogyakarta : andi Offset,1983), hlm 49

17

Sutrisno Hadi, Ibid, 160 18

(11)

c. Metode Observasi

Adapun Metode observasi19 yang penulis lakukan yaitu dengan pengamatan secara sistematik terhadap obyek yang diteliti, artinya disengaja dan terencana, bukan kebetulan melihat sepintas.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis observasi non partisipan, artinya peneliti tidak turut ambil bagian dalam kegiatan yang diteliti. Metode ini penulis pergunakan sebagai penguat dan kelengkapan data yang diperoleh dengan metode interview dan dokumentasi.

E. TINJAUAN PUSTAKA

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan skripsi ini di susun dalam lima bab, secara rinci sistematika penulisannya sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan.

Bab pendahuluan merupakan uraian landasan umum dari skripsi ini. Isinya terdiri dari pendahuluan tentang masalah yang

19

(12)

belakangi penulisan ini, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II. Kajian Teoritis.

Dalam bab ini membahas secara detail tentang pengertian Aktivitas Dakwah, Pengertian dan Batasan Aktivitas, Pengertian dan Batasan Dakwah, Maksud Aktivitas Dakwah dan Cangkupannya.

Bab III. Gambaran Umum Yayasan Assalaam Bintaro.

Dalam bab ini memaparkan tentang sejarah berdirinya Yayasan Assalaam, yang meliputi latar belakang didrikannya yayasan tersebut, kemudian tujuan, visi dan misi, struktur organisasi dan program Yayasan Assalaam.

Bab IV. Analisis Data.

Bab ini merupakan pembahasan inti dari hasil penelitian, yang berisi mengungkap secara detail tentang bagaimana bentuk-bentuk dakwah yang dilakukan oleh Yayasan Assalaam, yang meliputi, tujuan dan aktivitas dakwah dan menggunakan metode apa dalam menyebarkan dakwah yang dilakukan oleh Yayasan Assalaam Bintaro Jaya Sektor 3A.

BAB V. Penutup.

(13)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Aktivitas Dakwah 1. Pengertian Aktivitas

Aktivitas adalah ”Kegiatan atau kesibukan”.20 Aktivitas yang dimaksud disini adalah sejumlah kegiatan yang terdiri atas usaha-usaha yang ada kaitannya dengan keagamaan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, aktivitas diartikan sebagai segala bentuk keaktifan dan kegiatan.21

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali aktivitas, kegiatan atau kesibukan yang dilakukan manusia. Namun, berarti atau tidaknya kegiatan tersebut bergantung pada individu tersebut. Karena menurut Samuel Soeitoe, sebenarnya aktivitas bukan hanya sekedar kegiatan. Beliau mengatakan bahwa aktivitas dipandang sebagai usaha untuk mencapai atau memenuhi kebutuhan.22

Ada dua jenis aktivitas: aktivitas eksternal dan internal (eksternal, jika operasi manusia terhadap objek-objek menggunakan lengan, tangan, jari-jari, dan kaki, maka pada internal, menggunakan tindakan mental dalam bentuk gambaran-gambaran dinamis). Aktivitas internal merencanakan eksternal.23

20 W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hal. 26.

21

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1997).cet. 9,hal. 20.

22

Samuel Soeitoe, Psikologi Pendidikan II. (Jakarta: FEUI, 1982). hal. 52. 23

(14)

Salah satu kebutuhan manusia adalah menuntut ilmu untuk menjadi pintar. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka manusia harus belajar dengan cara bersekolah atau mengikuti majelis atau tempat-tempat ilmu, membaca buku, berdiskusi dan kegiatan-kegiatan lain. Ternyata untuk memenuhi satu kebutuhan saja manusia harus melakukan berbagai aktivitas.

Seseorang yang ingin mendalami ilmu agama dan hubungan interaksi masyarakat yang islami misalnya, tentu ia harus melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat membantu tercapainya keinginan tersebut. Seperti membaca buku tentang norma-norma agama Islam seperti hubungan sesama manusia dan sebagainya

Menurut ilmu sosiologi, aktivitas diartikan dengan segala bentuk-bentuk kegiatan yang ada di masyarakat seperti; gotong royong atau kerja bakti disebut sebagai aktivitas-aktivitas sosial, baik yang berdasarkan hubungan tetangga, ataupun hubungan kekerabatan.24

Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa aktivitas yaitu suatu tindakan pada diri setiap eksistensi atau makhluk yang membuat atau menghasilkan sesuatu dengan aktivitas, hal tersebut menandai bahwa hubungan khusus antara manusia dengan dunia. Manusia bertindak sebagai subjek, sedangkan alam sebagai objek. Manusia mengalih wujudkan dan mengelola alam. Berkat aktivitas atau kerjanya manusia mengangkat dirinya dari dunia dan bersifat khas sesuai ciri dan kebutuhannya.

24

(15)

2. Pengertian Dakwah

Istilah dakwah merupakan istilah yang tidak asing lagi bagi kosa kata Indonesia. Kata dakwah biasanya dikenal dalam masyarakat Islam yang biasanya diartikan sebagai ajakan untuk memeluk agama dan menjalankan ajaran agama Islam.25 Di dalam proses berdakwah image sebagian besar masyarakat Indonesia, dakwah dilakukan dengan pidato atau ceramah di depan banyak orang sebagaimana yang dilakukan para kyai atau ustadz dalam pengajiannya. Apabila kita mengambil hakikatnya, maka sebenarnya dakwah bukanlah demikian, namun dakwah mempunyai makna yang sangat luas. dakwah dapat dilakukan dengan model apapun asal tidak bertentangan dengan hakikat Islam sesungguhnya.

Islam sebagai agama universal, maka penyebaran dan penerapan dalam kehidupan masyarakat seharusnya juga universal. Sehingga, dalam dalam penerjemahan istilah dakwah dan proses pengembangan agama Islam sebagai perlakuan dakwah banyak mengalami perbedaan pandangan, strategi, model, dan langkah kongkritnya. Hal ini biasanya terjadi akibat dari beragamnya organisasi dengan dasar ideologi, misi, visi, dan orientasi yang berbeda, di samping pendidikan, budaya dan kondisi berbeda yang berkembang di Indonesia.

25

(16)

Secara Etimologi, Dakwah berasal dari bahasa Arab: da’a – yad’u – da’watan yang artinya mengajak, menyeru berdoa dan mengundang.26

Sedangkan secara terminologi (istilah) ada beberapa arti yang beraneka ragam. Banyak ahli Ilmu Dakwah dalam memeberikan arti atau definisi terhadap istilah dakwah menurut redaksi dan susunan bahasa mereka masing-masing. Hal ini tergantung pada sudut pandang mereka didalam memberikan pengertian kepada istilah tersebut. Namun semuanya masih dalam pengertian dan maksud yang tidak jauh berbeda, bahkan antara definisi yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi. Berikut ini penulis sajikan beberapa pendapat pakar ilmu dakwah antara lain:

1. Menurut Masdar Helmy

”Mengajak dan menggerakkan manusia agar mentaati ajaran Allah (Islam), termasuk melakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar, untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat”.27

2. Menurut Syekh Ali Mahfudz dalam kitabnya ”Hidayatul Murdyidin” yang dikutup oleh Mashur Amin adalah:

”Mendorong (memotivasir) manusia untuk melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk, perintah agar mereka berbuat ma’ruf dan mencegahnya dari perbuatan munkar, agar mereka memperoleh kebahagiaan dunia akherat”.28

3. Letjen H. Sudirman dalam tulisannya yang berjudul Problematika Dakwah islam di Indonesia yang dinukilkan oleh Rosyad Saleh mengatakan:

26

Thaha Yahya Umar, Ilmu dakwah (Wijaya, 1991), hal.1 27

Masdar Helmy, Dakwah Dalam Pembangunan (Semarang: CV. Thaha Putra, 1973), hal. 19.

28

(17)

”Dakwah adalah usaha untuk merealisasikan ajaran Islam di dalam kenyataan hidup sehari-hari baik bagi kehidupan seseorang maupun kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka pemembangun bangsa dan umat manusia untuk memperoleh keridloan Allah SWT”.29

5. M. Quraisy Shihab, memaparkan pengertian dakwah dalam bukunya, sbb:

Dakwah adalah “Seruan atau ajakan kepada keinsyafan, atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peingkatan pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas”.31

6. Toha Yahya Omar, dakwah adalah menyebarkan benih “hidayah” Islam.32

7. Didin Hafiduddin, menyatakan bahwa:

“Dakwah merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah SWT, secara bertahap menuju peri kehidupan yang Islami”.33

8. Wardi Bachtiar, mendefinisikannya:

29

Abdul Rosyad Saleh, Manajemen dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), hal. 48.

30

Ahmad Watik Pratiknya, Pengembangan Strategi dan dan perencanaan dakwah di Indonesia (Yogyakarta: Yayasan Salahudin, 1987), hal. 11.

31

Prof. Dr. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an. (Bandung: Mizan, 1992) h. 194 32

Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah. (Jakarta: Widjaya,1983) h. 41 33

(18)

“Dakwah sebagai suatu proses upaya mengubah situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam, atau proses mengajak manusia ke jalan Allah yaitu al-Islam”.34

9. Abdul Karim Zaidan, dakwah adalah panggilan kejalan Allah SWT,35 seperti dalam firmanNya:

“Katakanlah: inilah jalan (agama) Ku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata...” (QS. Yusuf: 108)

10.Ki Moesa A. Machfoeld, dalam bukunya yang disunting oleh Nawawi Ismail, bahwa dakwah adalah:

“Dakwah berarti panggilan, tujuannya membangkitkan kesadaran manusia untuk kembali ke jalan Allah SWT, upaya ini bersifat ekspansif yaitu memperbanyak jumlah manusia yang berada di jalan-Nya, sedangkan yang menjadi obyek panggilan adalah (1) manusia yang berada diluar jalan Allah atau (2) yang meninggalkan jalan-Nya, atau (3) mereka yang sudah berada dijaln-Nya namun baru masuk satu kaki yaitu mereka yang masuk dalam kategori abangan atau belum menjalankan agama dengan benar, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia”. Hakikat dakwah adalah “memanggil/mengajak kembali manusia kepada agama. Hal ini karena pada hakikatnya semua manusia dilahirkan dalam keadaan bertuhan atau beragama, manusia adalah makhluk religius”.36 11.Abdul Munir Mulkan, mendefinisikan dakwah dalam buku Paradigma

Intelektual Muslim dengan berbagai pengertian sebagai suatu kegiatan sosialisasi Islam, antara lain:

a. Mendorong manusia agar melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh berbuat kebajikan dan meninggalkan kemungkaran agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. b. Mengadakan seruan kepada seluruh manusia untuk kembali dan

hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik.

c. Mengubah umat dari suatu situasi kepada situasi yang lebih baik di dalam segala kehidupan dengan tujuan merealisasikan ajaran Islam di kenyataan hidup sehari-hari, baik bagi kehidupan seorang pribadi,

34

Dr. Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta: Logos, 1997), h.31 35

Abdul Karim Zaidan, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah (Jakarta: Media Dakwah, 1983) h.1 36

(19)

keluarga maupun masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup bersama,

d. Menyampaikan panggilan Allah dan Rasul kepada apa yang menghidupkan umat manusia sesuai denganmartabat, fungsi dan tujuan hidupnya.37

12.Amrullah Ahmad Dari, mengatakan bahwa:

“Pada hakikatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi imani (teologis) yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman, dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur, untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap, dan bertindak manusia, pada dataran kenyataan individual dan sosio-kiltural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan manusia, dengan menggunakan cara tertentu”.38

Sedangkan menurut Asmuni Syukir dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Strategi Dakwah mengatakan istilah dakwah dapat diartikan dari dua segi atau sudut pandang. Yaitu pengertian dakwah yang bersifat pembinaan dan pengertian dakwah yang bersifat pengembangan. Pembinaan artinya suatu kegiatan untuk mempertahankan dan menyempurnakan suatu hal yang sudah ada sebelumnya. Sedangkan pengembangan berarti suatu kegiatan yang mengarah kepada pembaharuan atau mengadakan suatu kegiatan yang belum ada.

Dakwah dalam pengertian sederhana dapat dikatakan suatu ajakan menuju yang baik, melalui ucapan, tulisan dan perbuatan yang obyek dan subyeknya adalah manusia. Dakwah atau mendakwahkan ajaran islam merupakan kewajiban setiap muslim dan muslimat sebagai pengemban amanat Allah dan Rasulnya.

37

Abdul Munir Mulkan, Paradigma Intelektual Muslim (Yogyakarta: Sipress, 1993), h. 100

38

(20)

Allah AWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 104:

Pada dasarnya dakwah merupakan kegiatan yang dapat dilakukan secara perorangan maupun berkelompok dengan sasaran individu atau kelompok agar terjadi perubahan kondisi kearah yang lebih baik dan mulia. perubahan tersebut menyangkut sikap hidup dan perilaku manusia secara individu, juga menyangkut tata kehidupan masyarakat agar senantiasa diliputi suasana kebahagiaan kesejahteraan, ketentraman dan kedamaian baik lahir maupun batin di dunia dan di akhirat dalam semua aspek kehidupan, baik espek politik, ekonomi, sosial maupun budaya.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Dakwah berarti upaya untuk menyampaikan kebanaran dengan cara mengajak manusia baik perorangan maupun kelompok masyarakat agar mereka menjauhi dari hal-hal yang munkar dan melaksanakan perintah Allah SWT, sehingga dapat terciptanya suatu pola kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.

(21)

Dari penjelasan dimaksud di atas mengenai pengertian aktivitas dan dakwah, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dakwah disini yaitu: segal aktivitas yang berhubungan dengan keagamaan atau berdakwah dalam rangka untuk menjelaskan tentang Tuhan dan segala ajarannya. Aktivitas dakwah juga dapat diartikan segala sesuatu yang berbentuk kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dengan sadar dan sengaja yang mengarah kepada perubahan terhadap sesuatu (perbuatan seseorang) yang belum baik agar menjadi baik serta kepada sesuatu yang sudah baik agar menjadi lebih baik dan mulia di sisi Allah SWT.

Dari definisi di atas ada beberapa prinsip yang menjadi subtansi aktivitas dakwah sebagai berikut:

1) Dakwah merupakan proses penyelenggaraan suatu aktivitas yang dilakukan dengan sadar dan sengaja.

2) Usaha yang diselenggarakan itu adalah berupa: Mengajak seseorang untuk ber amar ma’ruf dan nahi munkar untuk memeluk agama Islam. 3) Proses penyelenggaraan tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan

tertentu yaitu untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhoi Allah SWT.

(22)

Dengan perkembangan zaman, menunjukan berbagai persoalan menjadi lebih kompleks, perkembangan zaman juga melahirkan keanekaragaman permasalahan yang dihadapi oleh obyek yang meliputi kehidupan dan penghidupan.

b. Cangkupan Dakwah

Melihat luasnya ruang lingkup dakwah, maka ada beberapa cangkupan atau metode dalam dakwah. Metode dakwah yaitu cara-cara tertentu yang dikakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang, hal ini menyangkut pada masalah bagaimana dakwah disampaikan, tindakan-tindakan atau kegiatan dakwah yang telah dirumuskan, efektif bila dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat, sebagaiman dirumuskan dalam Al-qur’an Surat An-nahl ayat 125.

Artinya: ...

Dari ayat tersebut dapat kita ambil bahwa kaifiyah atau metode dakwah ini meliputi beberapa bagian yaitu:

1) Hikmah (bijak sana)

Hikmah yaitu kemampuan yang memiliki dan mempergunakannya secara cepat.39 Hikmah juga dapat diartikan pengetahuan yang dikembangkan dengan tepat sehingga menjadi

39

(23)

sempurna. Degan demikian hikmah dapat termanifestasikan ke dalam empat hal: kecakapan manajerial, kecermatan, kejernihan pikiran dan ketajaman pikiran. Jadi dakwah bil hikmah adalah dakwah yang dilakukan terlebih dahulu memahami secara mendalam segala persoalan yang berhubungan dengan persoalan dakwah, yaitu meliputi sarana dakwah, tindakan yang akan dilakukan masyarakat yang akan dihadapinya, situasi tempat dan waktu di mana diselenggarakannya dakwah.

Dari beberapa pengertian di atas , dapat dipahami bahwa hikmah adalah merupakan kemampuan dan ketepatan da’i dalam memilih, memilah dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi obyektif mad’u. Hikmah merupakan kemampuan da’i dalam menjelaskan doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif. Oleh karena itu, hikmah sebagai sebuah sistem yang menyatukan antara kemampuan teoritis dan praktis dalam berdakwah.

2) Al-Mujadalah

(24)

disampaikan.40Metode ini ditujukan di atas orang yang cerdik dan awam.

Dari pengertian di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa, al-Mujadalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat. Antara satu dengan yang lainnya saling menghargai dan menghormati pendapat keduanya berpegang pada kebenaran, mengakui kebenaran pihak lain dan ikhlas menerima hukuman kebenaran tersebut.

3) Metode dakwah bil-Hal

Yaitu metode dakwah yang lebih mengarah kepada mempengaruhi dan mengajak orang seorang atau kelompok manusia dengan keteladanan dan amal perbuatan, yang menaruh perhatian yang lebih besar terhadap masalah-masalah sosial, ekonomi, kemiskinan, Kebodohan, keterbelakangan dengan bentuk amal yang nyata.41 Bentuk dakwah bil-hal sangat efektif dengan memberikan contoh teladan, karena sasaran akan lebih mudah dan lebih cepat menyerap nilai-nilai islam melalui contoh-contoh konkret.42

4) (Mau’izhoh Hasanah)

Mau’izhoh hasanah (nasehat yang baik) yaitu tuturkata, Yaitu metode dakwah yang lebih menuju kepada pengaturan dan

40

Quraisy Shihab, Tafsir al-Misbah, Lentera Hati, 2000, Cet. Ke-1, h. 553. 41

Departeman Agama RI. Pedoman Pembinaan Dakwah bil-hal (Yogyakarta: Badan Pembinaan Pengamalan Agama Islam, 1991), hal.1

42

(25)

penyampaian dakwah yang berbentuk nasehat yang baik, adapun dakwah yang dikategorikan kedalam bagian ini yaitu: kunjungan kemasyarakatan (Silaturahmi), pengajian, ceramah agama, pidato dan penyuluhan-penyuluhan.

Mau’izhoh hasanah sama saja dengan metode dakwah bil-Lisan yang ditujukan kepada golongan (kebanyakan orang) yang belum berfikir secara kritis dan mendalam, maka harus disampaikan dengan yang mudah dipahami. Mau’izhah hasanah dapat diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif (wasiyat) yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.43

Jadi, kalau ditelusuri kesimpulan dari mau’idzhah hasanah, akan mengandung arti kata-kata yang masuk ke dalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan ke dalam perasaan dengan penuh kelembutan, tidak membongkar kesalahan orang lain, ia lebih mudah melahirkan kebaikan daripada larangan dan ancaman.

Selama ini banyak orang yang terpaku pada dakwah dalam bentuk ceramah, pengajian agama, majelis taklim, tablig, khutbah dan sejenisnya, yang notabene merupakan bentuk dakwah bi al-lisan, dengan titik berat lidah atau oral dai.

Kondisi yang demikian pada akhirnya juga mempengaruhi asumsi dan cara pandang masyarakat dalam melihat dakwah. Akibatnya, kebanyakan

43

(26)

dakwah dipahami secara parsial, sebagai kegiatan penyampaian agama melalui ceramah atau mimbar. Pandangan yang demikian secara prinsip memang tidak salah, namun parsial. Sebab secara teori dan fakta, dakwah mesti disampaikan dalam berbagai bentuk sesuai aktivitas dan kreativitas juru dakwah yang menyampaikan serta masa dan perkembangan ilmu pengetahuan yang melingkupinya. Salah satunya adalah dakwah bi al-qalam.

Secara umum, dakwah bi al-qalam biasa diartikan dengan dakwah lewat tulisan atau biasa pula disebut dengan dakwah bil-kitabah. Namun pakar dakwah lebih menyenangi pemakaian istilah dakwah bi al-qalam yang memiliki pengertian lebih luas dan mendalam. Sebab, qalam meliputi makna segala macam alat yang digunakan manusia untuk kegiatan tulis-menulis, cetak-mencetak, gejala dan fenomena yang ada di alam, setiap yang tertulis, penjelasan dan sebagainya.

(27)

Dengan demikian, dakwah bi al-qalam adalah esensi pesan dakwah yang diguratkan, untuk menjadi penerus dan penanda peradaban, serta bukti dakwah yang diwariskan untuk generasi mendatang.44

B. Tinjauan Umum Tentang Yayasan 1. Pengertian Yayasan

Ada beberapa pengertian mengenai yayasan, diantaranya adalah:

a. Dalam ensiklopedi Indonesia edisi khusus yayasan adalah badan hukum, diadakan dengan akte atau surat wasiat untuk tujuan tertentu dan diurus oleh pengurus atau pimpinan yayasan. Yayasan berada dengan badan-badan hukum lainnya, yaitu tidak boleh karena adanya ikatan antar manusia, melainkan oleh karena adanya pemisahan sebagian kekayaan seseorang untuk tujuan tertentu. Karena itu pula yayasan tidak boleh didirikan untuk mencari laba atau untung.45

b. Yayasan adalah: ”Badan hukum yang didiriakan dengan maksud mengusahakan sesuatu seperti sekolah dan sebagainya, dan bermodal”.46 Atau dengan kata lain pengertian yayasan adalah : gabungan atau perkumpulan dari dua orang atau lebih yang mempunyai tujuan bersama-sama yang jelas melalui pembagian kerja dan fungsi serta melalui jenjang wewenang dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama.

44

http://www.indomedia.com/bpost/032005/11/opini/opini2.htm 45

Hasan Sadhaly, (ED), Yayasan Ensiklopedi Indonesia Edisi Khusus (Jakarta: PT. Ikhtiar Baru-Van Hoeve). Jilid 7, h. 3978

46

(28)

Dari pengertian diatas, maka sebuah yayasan harus mempunyai harta, modal dan mempunyai pengurus serta berdiri dalam suatu lapangan tertentu, tidak mencari keuntungan tetapi untuk umum.

SC. Shalten mendefinisikan tentang yayasan sebagai berikut: Yayasan adalah suatu badan hukum yang dilahirkan oleh suatu pernyataan sepihak. Pernyataan itu harus berisikan pemisahan suatu kekayaan untuk suatu tujuan tertentu, dengan menunjukkan bagaimanakah kekayaan itu diurus dan digunakan.47

Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yayasan adalah badan hukum yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

1. Mempunyai harta kekayaan sendiri yang berasal dari suatu perbuatan pemisahan.

2. Mempunyai tujuan tertentu. 3. Memiliki alat perlengkapan. 2. Hubungan Yayasan dan Dakwah

Berdasarkan pengertian diatas, dapat di simpulakan antara hubungan yayasan dan dakwah yaitu bahwa yayasan adalah suatu wadah atau tempat di mana seseorang bisa berdakwah melalui terbentuknya suatu yayasan, karena di dalam yayasan tersebut terdapat aktivitas-aktivitas dakwah yang tujuan utamanya adalah untuk suatu kepentingan yang sifatnya umum bukan untuk mencari keuntungan.

Seperti halnya Yayasan Assalaam yang didirikan benar-benar untuk kepentingan umum dan tujuannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

47

(29)

dalam bidang keagamaan. Dengan demikian sudah jelas bahwa dengan adanya yayasan assalaam sangat berhubungan dengan dakwah, karena dapat menambah berbagai aktivitas keagamaan (berdakwah) yang bertujuan untuk menambah pengetahuan keislaman masyarakat Bintaro Jaya Sektor 3A dan sekitarnya.

3. Fungsi Yayasan

(30)

BAB III

GAMBARAN UMUM YAYASAN ASSALAAM BINTARO

A. Sejarah Berdiri dan Latar Belakang Berdirinya Yayasan Assalaam. Bintaro Jaya adalah suatu wilayah perkotaan yang berada di Tangerang propinsi Banten. Di wilayah ini perkembangan pembangunan perumahan dan pertokoan semakin marak dan ramai. Melihat letak dan wilayahnya, komplek perumahan Bintaro pada saat itu masih ada beberapa lahan yang kosong, seperti taman-taman dan tanah lapang yang kurang berfungsi, kondisi yang demikian membawa kepada tugas para misionaris jalan terus. Dari sinilah timbul ide dan gagasan untuk membangun sebuah sarana peribadatan berupa masjid, yang kemudian terbentuk satu tim atau panitia pembangunan masjid dengan para tokoh sebagai berikut:

1. Ir. H. Hendro Martono (Ketua RW10) 2. H. Bambang Subandio (Ketua RT 03) 3. Andi M. Tamrin (Ketua RT 01) 4. Sumarno, BA,S.Ip.

(31)

sarana ibadah tersebut, namun dari pihak Bintaro Jaya memberikan informasi bahwa lahan itu sudah di serahkan kepada Bupati Tangerang.

Dengan demikian panitia pembangunan mesjid mengajukan surat resmi ke Bupati Tangerang, namun dari pihak Bupati Tangerang memberikan saran atau ketentuan sebagai berikut: sesuai peraturan pemerintah daerah bahwa panitia pembangunan mesjid tersebut tidak bisa berdiri sendiri akan tetapi harus dibawah suatu badan hukum yang berbentuk Yayasan. Dengan ketentuan pemerintah tersebut akhirnya panitia pembangunan masjid sepakat untuk mendirikan yayasan yang bernama Yayasan Assalaam. Yayasan Assalaam didirikan pada hari sabtu berdasarkan Akte Notaris no. 64 Tanggal 11 April 1998 dihadapan notaris Drs. Tri Sasono, SH di Jakarta dan telah mendapatkan pengesahan dari Departemen Kehakiman dan HAM , R.I. Begitu juga nama masjid tersebut juga mengacu pada nama yayasan dimaksud, yaitu Masjid Assalaam.

(32)

sosial Jl. Mandar X, RW 010, melengkapi jumlah masjid di Indonesia yang hampir mencapai 700.000 buah.

Syukur Alhamdulillah, atas ridho Allah SWT serta dukungan dari seluruh warga RW. 010 dan sekitarnya, pembangunan masjid dapat diselesaikan dan diresmikan pada hari Ahad, tanggal 9 Juni 2002 (27 Rabiul Awwal 1423 H) oleh Bupati KDH Tk II Tangerang. Dengan demikian Masjid Assalaam berdiri bernaung di bawah Yayasan Assalaam.

Adapun bidang garapan pada tahap awal Yayasan Assalaam menyerahkan sepenuhnya kepada Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Assalaam untuk memakmurkannya yang berbentuk aktivitas-aktivitas dakwah. Hal tersebut dilaksanakan agar antara yayasan dan masjid berjalan seimbang sesui dengan apa yang diharapkan masyarakat Bintaro.

(33)

B. Visi, Misi dan Tujuan Yayasan Assalaam. 1. Visi

Meninghkatkan keimanan, ketakwaan, akhlaq mulia dan mencerdaskan ummat serta tercapainya kesejahteraan sosial dilingkungan Bintaro Jaya Setor 3A.

2. Misi

a. Mendirikan, membangun Masjid dan memakmurkannya ( telah selesai dibangun Masjid Assalaam dilingkungan Sektor 3A. Bintaro Jaya / RW. 010 Desa Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren ,Kab.Tangerang)

b. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan.

c. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial yang bertujuan untuk membina persaudaraan dan kesejahteraan Ummat.

d. Menyelenggarakan kegiatan usaha perekonomian dalam rangka memperoleh dana untuk menunjang misi Yayasan.

3. Tujuan

(34)

usahanya meningkatkan mutu pendidikan, kesejahteraan umat dan kebudayaan Bangsa Indonesia yang berpedoman pada syariat Islam.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, yayasan ini melakukan usaha-usaha dengan menyelenggarakan dakwah islamiyah, pendidikan, menyantuni anak-anak yatim piatu dan gerakan orang tua asuh, membantu pemerintah ikut mengembangkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berahklak mulia, berbudi luhur serta ikut dalam program pengembangan ekonomi umat.

C. Struktur Organisasi dan Kepengurusan Yayasan Assalaam.

Sebagai upaya untuk mewujudkan keterpaduan maksud dan tujuan dalam merealisasikan program, maka terbentuklah suatu susunan kepengurusan yayasan. Adapun susunannya adalah sebagai berikut:

Ketua : Drs. H. Hadi Rachmansjah Pane Wakil Ketua : H. Bambang Subandio

Sekretaris : Ir. H. Hadi Tjahjono S.,MM Bendahara : Achmad Dawami

Badan Pengawas : dr. H. Abrar Hasyim Anggota : Ir. H Arif Purbadi, MBA

Ir. H. Dewa Gede Dwiadnya

Yang memegang peranan penting atau yang bertanggung jawab dalam segala aktivitas yang ada di masjid Assalam adalah sebagai berikut:

(35)

Bendahara : Persada Ginting

Adapun struktur tersebut dapat diperjelas dengan skema susunan pimpinan (terlampir).

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

YAYASAN ASSALAAM

Yayasan Assalaam

Pengawas Ketua DKM

Sekretaris

Anggota Sekretaris

Bidang Peribadatan

Bendahara

Bidang Pengelolaan

& Sarana prasarana Bidang

Pendidikan & Program

Kerja

Bidang Usaha & Penggalian

(36)

Para pendiri Yayasan Assalaam ini adalah : 1. Ir. H. Hendro Martono

2. H.A.M. Thamrin

D. Program Kerja Yayasan Assalam Tahun 2008-2009

1) Bidang Peribadatan

Yayasan Assalaam

Ketua DKM Wakil Ketua

Pengawas

Bendahara Sekretaris

Sekretaris

Anggota

Bidang Peribadatan

Bidang Pendidikan & Program Kerja

Bidang Usaha & Penggalian Dana

(37)

Bentuk program kegiatan dakwah yang dilakukan oleh Yayasan Assalaam dilaksanakan atau dipertanggungjawabkan sepenuhnya oleh bidang / seksi peribadatan kepada ketua DKM Assalaam adalah sebagai berikut:

a. Mengadakan sholat jamaah lima waktu b. Mengadakan sholat Jum’at

c. Mengadakan diskusi Jum’at (Vakum)

d. Memberi pelayanan kepada warga / jamaah dalam bidang peribadatan

e. Mengadakan pelatihan sekaligus praktik mengurus jenazah (temporer)

f. Mengadakan pelayanan aqiqah, khitanan, kepada warga / jamaah (temporer)

g. Mengadakan Shalat ‘Id (‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha) h. Mengadakan kegiatan hari-hari besar Islam (PHBI)

2) Bidang Pendidikan

(38)

a. Kegiatan Harian

Dalam bidang pendidikan, kegiatan harian yang dilakukan adalah mengadakan Pengajian dasar bagi anak-anak dan remaja yaitu TPA / TPQ Assalaam, yang diadakan setiap hari Senin, Rabu, dan Jum’at. Dan Pemberda-yaan Perpustakaan.

b. Kegiatan Mingguan

Kegiatan mingguan, dilakukan oleh Majelis Taklim Roudlotul Jannah dan Majelis Taklim Sabilulhaq (Seruni Antar Jemput) di bawah koordinasi DKM Assalaam. Adapun kegiatan mingguan yang diadakan oleh MT. Roudlotul Jannah (khusus Ibu-ibu), yaitu :

1) Kajian Fiqh, Aqidah, Akhlak, & Hadis, diadakan setiap hari Selasa.

2) Tadarus dan kajian tafsir Qur’an, dilaksanakan setiap hari Kamis.

3) Yasinan dan tahlilan, diadakan setiap hari Jum’at 4) Pembuatan Bulletin dakwah (Jum’at) Assalaam

(39)

adalah tentang Mua’malah, Aqidah Akhlak, dan Ibadah, serta Hadis.

c. Kegiatan Bulanan

Pengajian bulanan ini, dibawah koordinasi DKM Assalaam, yaitu;

1) Pengajian Ibu-ibu MT. Roudlotul Jannah, yang dialaksanakan stiap hari Senin minggu/pekan kedua. Sebagai pembimbingnya adalah Ustazah Dra. Hj. Lutfiah Sungkar. 2) Pengajian umum (Bapak-bapak, Ibu-ibu, Remaja, dan umum)

♦ Kajian Fiqh (hukum Islam – kitab Matan Taqrib), yang dilaksanakan setiap Jum’at Ganjil (malam). Sebagai pembimbingnya adalah KH. Dr. M. Masyhoeri Na’im, MA.

♦ Kajian Hadis, yang dilaksanakan setiap Ahad minggu ke empat. Sebagai pembimbingnya adalah Prof. KH. Ali Mustofa Yaqub, MA.

d. Kegiatan Insidentil

Dalam kegiatan insidentil ini maksudnya adalah kegiatan hari-hari besar Islam (PHBI). Yaitu antara lain;

(40)

4) Pengajian Isra’ Mi’raj

5) Pengajian Pelepasan Jamaah Haji (walimatusshafar) 6) Pengajian atau seminar, dengan tema menyesuaikan.

Seperti; Seminar tentang Zakat.

7) Amalia Ramadhan.

♦ Ceramah / Kultum shalat tarawih, ceramah / kultum subuh, Tadarus al-Quran (umum), dilakukan setiap hari selama bulan Ramadhan.

♦ Bazar Ramadhan 2 kali ♦ Seminar Ramadhan 2 kali

♦ Opus (obrolan puasa) – oleh GEMMA dan diikuti oleh umum

♦ Lomba-lomba, anak-anak dan remaja (MTQ, Azan, Menggambar, dll)

♦ Nuzulul Qur’an

♦ Qiyamullail atau I’tikaf (setiap malam selama bulan Ramadhan)

♦ Santunan anak yatim piatu, dhu’afa, dan fakir miskin ♦ Buka bersama, Yayasan, DKM, Jama’ah, yatim piatu

dan dhu’afa

(41)

♦ Pesantren Ramadhan (sanlat Ramadhan)untuk remaja – GEMMA

♦ Pelatihan / kursus computer Ramadhan (selama Ramadhan)

♦ Penerimaan dan penyaluran Zakat (zakat Fitrah, zakat mall, Infaq dan Shadaqah, dan Fidyah).

3) Bidang Sosial Keagamaan

Dalam bidang sosial keagamaan, bentuk kegiatannya adalah, antara lain sebagai berikut;

a. Pembentukan dan partisipasi aktif dalam Forum Silaturahmi Muslim Bintaro Jaya dan Sekitarnya.

b. Menformulasikan wadah untuk menampung Waqaf, ZIS - Lembaga Amil Zakat -LAZ (dalam proses).

c. Merealisasikan pendirian Perpustakaan (belum representative) d. Memberikan pelayanan kepada jamaah; seperti pernikahan (akad

nikah), aqiqah, khitanan masal, pengurusan jenazah (temporer) e. Mengadakan saur on the roud bersama anak-anak jalanan (bulan

Ramadhan) – oleh remaja GEMMA.

f. Memberikan layanan kesehatan gratis Cuma-Cuma, (sedang dilakukan kerjasama dengan lembaga kesehatan Cuma-Cuma / LKC) g. Pemberdayaan ekonomi rakyat kecil (perkumpulan pedagang kaki

(42)

h. Memberikan beasiswa kepada Siswa/I dan Mahasiswa (temporer) – oleh DKM Assalaam.

i. Program anak asuh berbentuk beasiswa bagi siswa SD, SLTP, dan SLTA yang kurang mampu (bulanan) – oleh MT. Roudlatul Jannah j. Mengkoordinir bantuan bencana alam; Banjir, Gempa & Tsunami. k. Pendistribusian Zakat - Fitrah (bulan Ramadhan), dan zakat Mall,

Kifarat / denda, Infaq dan Shadaqah (didalam dan diluar Ramadhan) l. Pelayanan penerimaan dan penyaluran hewan kurban (‘Idul Adha). E. Sarana dan Prasarana Yayasan Assalaam.

Suatu organisasi yang struktural harus memiliki wadah yang tepat untuk melaksanakan berbagai macam aktivitasnya. Karena biar bagaimanapun sarana dan prasarana memang sangat penting dibutuhkan. Terlebih lagi bila anggotanya semakin banyak tentunya sangat memerlukan sarana yang memadai bagi jamaahnya.

Seiring berjalannya waktu, Yayasan Assalaam ini kian berkembang dan mulai melebarkan sayapnya untuk dapat menolong sesama. Kemudian pada tahun 2002 dibangunlah sarana peribadatan yaitu masjid. Dengan berdirinya masjid tersebut, Yayasan Assalaam memusatkan segala aktivitas keagamaannya di masjid Assalaam yang telah dibangunnya.

(43)

Yayasan Assalaam dalam upaya meningkatkan aktivitas dakwahnya didukung oleh sarana dan prasarana sebagai berikut:

1. Sarana dan prasarana fisik Y 1 buah masjid

Y 2 buah perpustakaan Y 1 buah lab komputer Y 2 kantor sekretariat Y 1 buah lapangan olah raga Y Taman bermain anak-anak Y Perlengkapan soun system

Y Plaza (tempat serbaguna) berserta perlengkapannya seperti: meja dan kursi

2. Sarana dan prasarana non fisik

Y Tenaga pengajar (Ustadz) yang profesional Y Materi-materi Dakwah (pelajaran)

(44)

BAB IV

BENTUK, TUJUAN DAN METODE AKTIVITAS DAKWAH

YAYASAN ASSALAAM BINTARO

A. Bentuk-bentuk Aktivitas Dakwah Yayasan Assalaam.

Sebagaimana telah peneliti kemukakan di atas bahwa Yayasan Assalaam adalah suatu yayasan yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam pelaksanaan pendidikan non formal maupun kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial.

Adapun hal-hal yang menarik perhatian pengurus Yayasan Assalaam untuk mengadakan pendidikan non formal tersebut telah dijelaskan oleh Ketua Yayasan Assalaam sebagai berikut:

(45)

Dalam hal pelaksanaan kehidupan non formal dalam Yayasan Assalaam telah dikoordinasikan oleh seorang seksi, dengan demikian dapat dinilai bahwa yayasan ini telah mengarah pada pengaturan kerja yang sistematis, di mana masing-masing bidang pengaturannya ditangani oleh seorang seksi.

Untuk lebih jelasnya mengenai bentuk-bentuk Aktivitas dakwah yang dilaksanakan oleh Yayasan Assalaam, maka penulis berusaha untuk memaparkan bentuk-bentuk Aktivitas Dakwah yang ada di Yayasan Assalaam sebagai berikut:

1) Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)

Taman pendidikan al-Quran (TPQ) adalah salah satu kegiatan harian yang diadakan setiap hari Senin, Rabu, dan Jum’at. TPQ ini tebentuk di bawah maungan Yayasan Assalaam dalam bidang pendidikan. Taman pendidikan al-Qur’an ini bernama TPQ Assalaam. TPQ Asalaam diadakan guna untuk menambah pendidikan agama bagi anak-anak dari mulai usia 4 tahun keatas, sehingga akan lebih bisa memperdalam pendidikan agama untuk bekal anak.

Begitu juga dengan diadakannya dakwah melalui TPQ Assalaam, memang tidak menyimpang dari tujuan didirikannya Yayasan Assalaam, yang mana salah satunya adalah ingin membantu pemerintah dalam program pembangunan dibidang agama dan pendidikan.

2) Pengajian Ibu-ibu Majelis Ta’lim Raudhotul Jannah (MTRJ)

(46)

Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Assalaam dan DKM Assalaam sendiri masih dalam naungan Yayasan Assalaam.

Peserta yang tergabung dalam mejelis ta’lim tidak lebih banyak dibanding dengan aktivitas dakwah yang lainnya. Peserta yang tergabung dalam majelis ta’lim terebut semuanya ibu-ibu yang berjumlah 60 orang.

3) Pengajian (Ceramah Keagamaan)

Pengajian (ceramah keagamaan) merupakan kegiatan rutin bulanan yang diadakan oleh Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Assalaam. Sedangkan DKM Assalaam sendiri juga terbentuk di bawah naungan Yayasaan Assalaam dalam bidang peribadatan. Pengajian ini dilaksanakan setiap 1 bulan sekali pada hari Ahad minggu ke empat yang bertempat di masjid Assalaam.

Pengajian ini diselenggarakan secara rutin, hal ini diadakan guna untuk menambah keilmuan, menjalin silaturrahmi dan memupuk rasa kebersamaan antara pengurus yayasan dan para jamaah agar terjalin hubungan yang harmonis.

(47)

B. Tujuan dan Sarana Aktivitas Dakwah Yayasan Assalaam.

Dalam upaya menjalankan segala aktivitas keagamaan tidak lain yaitu untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan oleh sebuah yayasan tersebut. Begitu juga dalam upaya menjalankan roda organisasi, salah satu komponen penting yang sangat diperlukan adalah tersedianya sarana yang mumpuni. Hal ini mutlak ada karena sarana merupakan alat bagi setiap komponen organisasi dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk lebih jelasnya mengenai tujuan dan sarana aktivitas dakwah pada Yayasan Assalaam bisa dilihat penjelasan di bawah ini:

1) Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ)

a. Tujuan

Tujuan didirikannya Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) oleh Yayasan Assalaam yaitu: agar mereka anak-anak sebagai generasi muda mendapat tambahan ilmu pengetahuan agama Islam, karena pendidikan agama di sekolah-sekolah umum sangat terbatas waktu penyampaiannya.48

Dengan pejelasan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Yayasan Assalaam berusaha menambah pendidikan agama untuk anak-anak, sehingga akan lebih bisa memperdalam pendidikan agama untuk bekal anak.

Begitu juga dengan diadakannya dakwah melalui Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ), memang tidak menyimpang dari tujuan didirikannya Yayasan Assalaam, yang mana salah satunya ingin

48

(48)

membantu pemerintah dalam program pembangunan nasional di bidang agama dan pendidikan.

Santri yang mengikuti kegiatan taman pendidikan Al-qur’an terdiri dari anak laki-laki dan perempuan yang usianya mulai dari umur 4 tahun sampai usia sekolah menengah (SMP), sedangkan jumlah peserta sebanyak 70 santri, terdiri dari 40 santri laki-laki dan 50 santri perempuan.

b. Sarana

Dalam pelaksanaan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Assalaam menyediakan sarana sebagai berikut:

1) Tempat Belajar.

TPQ Assalaam menyediakan tempat belajar di masjid Assalaam yang terbagi menjadi 6 ruang kelas, yaitu:

• Kelas 1 diperuntukkan bagi Qiroati Pra-TK dan Qiroati Jilid 1 • Kelas 2 diperuntukkan bagi Qiroati Jilid 2 (dua).

• Kelas 3 diperuntukkan bagi Qiroati Jilid 3 (tiga). • Kelas 4 diperuntukkan bagi Qiroati Jilid 4 (empat). • Kelas 5 diperuntukkan bagi Qiroati Jilid 5 (lima). • Kelas 6 diperuntukkan bagi Qiroati Jilid 6 (eman) dan al-Qur’an

2) Perpustakaan. 3) Meja belajar. 4) Papan Tulis.

(49)

6) Menyediakan Al-Qur’an dan Buku Qiroati.

7) Menyediakan seragam berupa baju, celana dan jilbab. 8) Santri yang kurang mampu diberi keringanan biaya SPP.

Dalam memberikan materi, disini TPQ Assalaam menggunakan buku pedoman pengelolaan, yaitu metode Qiroati yang dikarang oleh Bapak H. Dahlan Salim Zarkasyi dari Semarang. Adapun materi TPQ dibagi menjadi dua macam:

1. Materi pokok

Adalah belajar membaca Al-qur’an dengan menggunakan pedoman buku Qiroati jilid 1-6 dengan baik dan benar, untuk itu sebagai kelanjutannya ia mulai dengan tadarus al-Qur’an.

2. Materi tambahan atau penunjang sebagai berikut: a. Hafalan surat-surat pendek.

b. Hafalan bacaan-bacaan shalat. c. Hafalan do’a sehari-hari. d. Hafalan surat-surat pilihan.

e. Menulis huruf arab atau Al-qur’an. f. Bermain, cerita dan menyanyi.

(50)

1. Bapak Fuad Maskur Iskandar, MA. 2. Bapak Lutfi Rahman, S.Sos. I. 3. Bapak Doni

4. Bapak Hatif Saiful Mursyid 5. Ibu Dewi Anita

6. Ibu Hindun 7. Ibu Marwiyah 8. Ibu Nunung.

2) Pengajian Ibu-ibu (Majelis Ta’lim Raudhotul Jannah)

a. Tujuan

Dengan diadakannya pengajian ibu-ibu Majelis Ta’lim Raudhotul Jannah yang berdomisili di jalan Mandar RW. 10 mempunyai tujuan sebagai berikut: untuk menghimpun ibu-ibu yang berkediaman di jalan Mandar RW 10 dan sekitarnya mengadakan, mempelajari, memahami, melaksanakan dan mensosialisasikan ajaran-ajaran Islam atau poinnya yaitu: mengaji dan mengkaji al-Qur’an yang mana al-Qur’an merupakan petunjuk (hudan), nasehat (mau’idzoh), anugerah kasih sayang (rahmat), pembeda (furqon), pelajaran (adzohir), pedoman (bashoir), pengobat, obat hati (assyifa), cahaya (annur), membawa hidup, menjadikan hidup (ruhan) bagi kita semua umat Islam. Dan yang tak kalah pentingnya juga untuk ajang silaturrahmi antar ibu-ibu jalan Mandar yang terdiri dari 8 RT dan sekitarnya. Selain itu juga untuk menambah pengetahuan agama, sebagaimana sesui dengan materi dalam majelis ta’lim.49

49

(51)

Walaupun pada tujuannya nanti ingin mengkaji al-Qur’an, akan tetapi dengan adanya tambahan pengetahuan agama sebagaimana sesuai dengan materi dalam majelis ta’lim memang sangat tepat untuk mewujudkan aktivitas dakwah. Begitu juga tujuan diadakannya majelis ta’lim Raudhotul Jannah memang sesuai dengan tujuan didirikannya Yayasan Assalaam yaitu membantu pemerintah dalam program pembangunan nasional dibidang agama dan pendidikan.

b. Sarana

Dalam pelaksanaan pengajian ibu-ibu majelis ta’lim raudhotul jannah pada yayasan Assalaam menyediakan sarana sebagai berikut:

1) Ustadzah atau Ustadz. 2) Materi pengajian

3) Masjid (tempat pengajian)

4) Menyediakan perlengkapan pengajian, seperti papan tulis, meja dan alat peraga.

• Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh MTRJ adalah sebagai berikut: 1. Pengajian rutin dua kali dalam satu minggu, yang bertempat di

Masjid Assalaam. Dan satu kali dalam satu minggu dari rumah ke rumah warga mandar sesuai dengan permintaan dari warga.

2. Mengadakan perayaan atau Peringatan Hari-hari Besar Islam (PHBI).

(52)

4. Mengelola anak asuh sebanyak kurang lebih 34 orang. Anak asuh dimaksud adalah anak-anak sekolah TK, SD, SMP, SMU, Mahasiswa atau Mahasiswi yang berkeinginan untuk belajar tetapi orang tua kurang mampu untuk membiayainya. MTRJ memberikan santunan untuk anak-anak tersebut setiap bulan bervariasi jumlah santunannya. Misalnya untuk TK Rp. 25.000,- / bulan, Mahasiswa Rp. 100.000,- / bulan.

5. Setiap enam bulan sekali MTRJ juga mengadakan kunjungan ke pesantren-pesantren dan panti asuhan anak-anak yatim untuk memberikan sumbangan-sumbangan berupa uang, perlengkapan alat-alat sekolah, sembako dll.

6. Mengunjungi pengurus dan anggota yang sakit.

7. Setiap bulan suci Ramadhan MTRJ mengadakan: Tadarus bersama, mengkoordinir penyediaan konsumsi untuk buka dan sahur bagi umat Islam yang berjamaah di masjid Assalaam.

8. Mengadakan rekreasi bersama pengurus dan anggota juga ibu-ibu selain pengurus dan anggota yang ingin berpartisipasi setiap selesai lebaran Idul Fitri dengan maksud untuk berhalal bihalal (silaturrahmi) keluar kota.

9. Mengadakan lomba Cerdas Cermat Islami pada setiap bulan Suci Ramadhan.

10.Menghadiri undangan pengajian dari Majlis Taklim lainnya yang ada di wilayah Bintaro Jaya dan sekitarnya.

(53)

• Materi yang disajikan MTRJ adalah sebagai berikut:

1. Mengaji al-Qur’an dan membahasnya atau menafsirkannya. 2. Belajar membaca al-Qur’an dengan irama lagu (qiroah). 3. - Aqidah = Iman = Tauhid.

- Syariat = Islam = Fiqih (Fiqih Wanita).

- Akhlak = Ikhsan = mensosialisasikan ajaran agama Islam. 4. Kajian al-Quran ayat bil ayat.

5. Membaca al-Qur’an dan menterjemahkannya kata demi kata. 6. Tausiah (Pengajian) secara umum.

Itulah materi yang diberikan oleh majelis ta’lim, sedang tenaga pengajarnya yang ikut terlibat dalam menangani majelis ta’lim berjumlah….,adapun da’I tersebut merupakan da’I tetap, dan banyak terlibat aktivitas yang dilaksanakan oleh yayasan Assalaam.

Jadwal Pengajian Bulan November 2008

MAJLIS TA’LIM RAUDHATUL JANNAH

Hari/Tgl/Pukul Penceramah Tempat/Alamat Kajian Minggu, 02,

Selasa, 04, Pk. 09.00 Ustazd. Andian Parlindungan

Masjid Assalaam

Tausiah

Kamis, 06, Pk. 10.00 Ustazah. Rumsiah Masjid Assalaam

al-Qur’an

Senin, 10, Pk. 10.00 Ustazah. Lutfiah Sungkar

Masjid Assalaam

Tausiah

Rabu, 12, Pk. 10.00 Ustazd. Nababan Masjid Assalaam

Tausiah

Senin,17 Pk. 10.00 Ustazd. Afdoli Masjid Assalaam

Senin, 24 Pk. 10.00 Ustazah. Rumsiah Masjid Assalaam

Al-Qur’an

Rabu, 26, Pk. 09.00 Ustazd. Uci Urmisi Masjid Assalaam

(54)

3) Pengajian (Ceramah Keagamaan)

Pengajian atau ceramah keagamaan sangat membantu sekali dalam bidang rohani warga sekitar. Hal ini yang menjadi prioritas utama program Yayasan Assalaam untuk menjalin silaturahmi masyarakat Bintoro Jaya 3A yang memang jarang sekali mengadakan pertemuan karena letak wilayahnya di perkotaan (Perumahan).

a. Tujuan

1) Memberikan wawasan dalam bidang agama terhadap masyarakat yang rendah tingkat pengetahuan agamanya.

2) Memberitahukan kepada masyarakat (Umat Islam) tentang kegiatan yang telah dilakukan Yayasan Assalaam.

3) Dapat mengetahui perkembangan tentang aktivitas dakwah yang dilakukan umat islam serta problematika yang dihadapi, selain itu untuk memberikan alternatif pemecahannya.

b. Sarana

Dalam pelaksanaan pengajian (ceramah keagamaan) yayasan Assalaam menyediakan sarana sebagai berikut:

1) Penceramah (Ustadz) 2) Materi Ceramah

3) Masjid (tempat ceramah)

4) Menyediakan perlengkapan pengajian, seperti papan tulis, meja dan alat peraga.

(55)

Metode dakwah adalah salah satu cara yang digunakan oleh seseorang maupun kelompok dalam menyampaikan suatu pesan, amanat atau ajaran tersebut yang disesuikan dengan apa yang akan disampaikan. Dalam suatu kajian dakwah, metode merupakan kajian yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu aktivitas dakwah. Selain dapat menentukan materi apa yang akan disampaikan. Metode dakwah juga dapat menentukan tahap apa yang akan ditempuh dalam melaksanakan aktivitasnya, dengan metode pula pelaksanaan dakwah mempunyai arti yang amat besar yaitu dengan tersebarluasnya ajaran Islam pada berbagai lapisan masyarakat seperti sekarang ini.

Adapun metode dakwah yang digunakan secara umum oleh yayasan Assalaam dalam kegiatan dakwahnya adalah sebagai berikut:

1. Metode ceramah atau “bil-lisan” 2. Metode persuasif atau “bil hal”

Penggunaan metode dakwah tersebut tergantung kepada aktivitas dakwah yang dilaksanakan, namun dari sekian banyak kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Yayasan Assalaam, lebih banyak menggunakan metode ceramah, metode ceramah yaitu tabligh atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah.

(56)

upaya-upaya (ceramah), kemudian juga terjun langsung kemasyarakat atau terlibat langsung dalam kegiatan masyarakat.

Untuk lebih jelasnya mengenai bagaimana metode yang dilakukan oleh yayasan Assalaam, bisa dilihat dari masing-masing bentuk-bentuk aktivitas dakwah di bawah ini:

1. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)

Dalam melakukan aktivitas dakwahnya taman pendidikan Al-qur’an menggunakan metode Qiroati, yaitu dengan cara pengajaran langsung antara ustadz dan murid.

b. Pengajian ibu-ibu (Majelis Ta’lim Raudhotul Jannah)

Dalam melakukan aktivitas dakwahnya pengajian ibu-ibu ini menggunakan metode ceramah bil-lisan dan metode persuasif bila-hal. Metode ceramah dilakukan pada saat pengajian rutin berlangsung yaitu oleh da’I atau penceramah dan dilanjutkan dengan tanya jawab mengenai materi yang telah disampaikan. Sedangkan metode pesuasif bil-hal dilakukan pada saat kegiatan-kegiatan yang sifatnya temporer, seperti: memberikan santunan kepada Siswa atau Siswi dan Mahasiswa. Dan program anak asuh yang berbentuk beasiswa juga bagi SD, SLTP, dan SLTA yang kurang mampu berupa iuran SPP setiap bualan.

c. Pengajian (Ceramah Keagamaan)

(57)

mengajak kejalan Allah SWT dengan memberikan nasehat atau bimbingan dengan lemah lembut agar para mad’u atau obyek dakwah mau berbuat baik. D. Manfaat Aktivitas Dakwah Bagi Masyarakat Bintaro

1. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)

a. Dapat merealisasikan dakwah melalui pengajaran membaca Al-qur’an. Begitu juga dengan adanya TPQ ini bisa menanamkan rasa cinta kepada Allah SWT dan taat dengan melalui belajar Al-qur’an yang dibacanya, sehingga diharapkan kelak menjadi generasi muda yang berakhlak shaleh dan shalehah.

b. Dengan adanya TPQ yang diselenggarakan oleh yayasan Assalaam telah berhasil mewisuda (menyelesaikan buku qiroati jilid 1-6) santriwan dan santriwati sebanyak kurang lebih 50 santri.

c. Dengan berdirinya TPQ Assalaam dirasakan telah membantu sesuatu yang dulunya belum bisa membaca al-Quran dengan TPQ ini telah menjadi perantara dapat membaca al-Qur’an. Begitu juga dengan tambahan pendidikan agama itu, telah dirasakan menambah bekal berharga, yang mana disekolah mereka merasakan terbatasnya waktu dalam menerima pendidikan agama.

2. Pengajian ibu-ibu Majelis Ta’lim Raudhotul Jannah

(58)

b. Dengan dijadikannya majelis ta’lim sebagai aktivitas dakwah kiranya sangat tepat, dan dengan adanya materi yang sudah dipersiapkan sesuai dengan obyek dakwah maka peserta yang tergabung dalam majelis ta’lim ini merasakan bahwa apa yang diberikan sesui dengan kebutuhan mereka.

c. Dengan materi yang disampaikan pada majelis ta’lim telah membawa hasil, yaitu sebelumnya tidak mengenal huruf arab atau al-Qur’an, namun setelah mengikuti kegiatan majelis ta’lim akhirnya menjadi tahu isi al-Qur’an dan bisa membacanya.

Dengan demikian kita bisa mengetahui manfaat dan melihat bahwa materi pengajian yang disampaikan para da’I dalam majelis ta’lim Raudhotul Jannah sangat sesuai dengan keinginan ibu-ibu, hal ini terbukti karena melihat manfaat yang sudah tertulis di atas.

3. Pengajian (Ceramah Keagamaan)

a. Masyarakat kota yang menjadi obyek dari pengajian ceramah keagamaan semakin merasa senang dan tidak ragu-ragu lagi untuk mengikuti dan mendukung segala aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Yayasan Assalaam.

b. Dapat mengatasi serta memberikan solusi alternatif tentang problematika dakwah yang terjadi dimasnyarakat kota.

(59)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari semua pembahasan terdahulu, kiranya dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Yayasan Assalaam adalah suatu lembaga yang berdasarkan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Organisasi ini bergerak dalam bidang dakwah Islamiyah, seperti majelis ta’lim, pengajian (Ceramah Keagamaan), dan taman pendidikan Al-Qur’an.

2. Bentuk kegiatan dakwah yang dilakukan oleh yayasan ini esensinya merupakan realisasi dari program dakwah. Dalam bidang dakwah dibuktikan dengan adanya majelis ta’lim, dan ceramah keagamaan. Dalam bidang pengembangan sumberdaya manusia dibuktikan dengan adanya pendirian taman pendidikan Al-Qur’an.

3. Disamping itu dalam pelaksanaan dakwahnya Yayasan Assalaam menggunakan metode ceramah atau bil lisan, bil hal, diskusi, tanya jawab dan dengan metode tulisan yang penerapannya disesuaikan dengan kondisi dan situasi masyarakat kota.

B. Saran-saran

Gambar

gambaran-gambaran dinamis). Aktivitas internal merencanakan eksternal.23
GAMBARAN UMUM YAYASAN ASSALAAM BINTARO

Referensi

Dokumen terkait