• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK, TUJUAN DAN METODE AKTIVITAS DAKWAH YAYASAN ASSALAAM BINTARO

C. Metode Dakwah Yayasan Assalaam

Metode dakwah adalah salah satu cara yang digunakan oleh seseorang maupun kelompok dalam menyampaikan suatu pesan, amanat atau ajaran tersebut yang disesuikan dengan apa yang akan disampaikan. Dalam suatu kajian dakwah, metode merupakan kajian yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu aktivitas dakwah. Selain dapat menentukan materi apa yang akan disampaikan. Metode dakwah juga dapat menentukan tahap apa yang akan ditempuh dalam melaksanakan aktivitasnya, dengan metode pula pelaksanaan dakwah mempunyai arti yang amat besar yaitu dengan tersebarluasnya ajaran Islam pada berbagai lapisan masyarakat seperti sekarang ini.

Adapun metode dakwah yang digunakan secara umum oleh yayasan Assalaam dalam kegiatan dakwahnya adalah sebagai berikut:

1. Metode ceramah atau “bil-lisan” 2. Metode persuasif atau “bil hal”

Penggunaan metode dakwah tersebut tergantung kepada aktivitas dakwah yang dilaksanakan, namun dari sekian banyak kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Yayasan Assalaam, lebih banyak menggunakan metode ceramah, metode ceramah yaitu tabligh atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah.

Sedangkan metode persuasif atau bil-hal merupakan suatu metode yang digunakan oleh yayasan Assalaam, karena dakwah bil-hal adalah dakwah dalam bentuk perbuatan nyata untuk meningkatkan kesejahteraan ummat dalam rangka usaha untuk memecahkan persoalan suatu lingkungan masyarakat. Jadi metode dakwah yayasan Assalaam disamping melakukan

upaya-upaya (ceramah), kemudian juga terjun langsung kemasyarakat atau terlibat langsung dalam kegiatan masyarakat.

Untuk lebih jelasnya mengenai bagaimana metode yang dilakukan oleh yayasan Assalaam, bisa dilihat dari masing-masing bentuk-bentuk aktivitas dakwah di bawah ini:

1. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)

Dalam melakukan aktivitas dakwahnya taman pendidikan Al-qur’an menggunakan metode Qiroati, yaitu dengan cara pengajaran langsung antara ustadz dan murid.

b. Pengajian ibu-ibu (Majelis Ta’lim Raudhotul Jannah)

Dalam melakukan aktivitas dakwahnya pengajian ibu-ibu ini menggunakan metode ceramah bil-lisan dan metode persuasif bila-hal. Metode ceramah dilakukan pada saat pengajian rutin berlangsung yaitu oleh da’I atau penceramah dan dilanjutkan dengan tanya jawab mengenai materi yang telah disampaikan. Sedangkan metode pesuasif bil-hal dilakukan pada saat kegiatan-kegiatan yang sifatnya temporer, seperti: memberikan santunan kepada Siswa atau Siswi dan Mahasiswa. Dan program anak asuh yang berbentuk beasiswa juga bagi SD, SLTP, dan SLTA yang kurang mampu berupa iuran SPP setiap bualan.

c. Pengajian (Ceramah Keagamaan)

Metode yang digunakan dalam pengajian bulalan Yayasan Assalaam menggunakan metode ceramah (mau’izhah hasanah). Karena dengan mau’izhah hasanah merupakan salah satu metode dalam berdakwah untuk

mengajak kejalan Allah SWT dengan memberikan nasehat atau bimbingan dengan lemah lembut agar para mad’u atau obyek dakwah mau berbuat baik. D. Manfaat Aktivitas Dakwah Bagi Masyarakat Bintaro

1. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)

a. Dapat merealisasikan dakwah melalui pengajaran membaca Al-qur’an. Begitu juga dengan adanya TPQ ini bisa menanamkan rasa cinta kepada Allah SWT dan taat dengan melalui belajar Al-qur’an yang dibacanya, sehingga diharapkan kelak menjadi generasi muda yang berakhlak shaleh dan shalehah.

b. Dengan adanya TPQ yang diselenggarakan oleh yayasan Assalaam telah berhasil mewisuda (menyelesaikan buku qiroati jilid 1-6) santriwan dan santriwati sebanyak kurang lebih 50 santri.

c. Dengan berdirinya TPQ Assalaam dirasakan telah membantu sesuatu yang dulunya belum bisa membaca al-Quran dengan TPQ ini telah menjadi perantara dapat membaca al-Qur’an. Begitu juga dengan tambahan pendidikan agama itu, telah dirasakan menambah bekal berharga, yang mana disekolah mereka merasakan terbatasnya waktu dalam menerima pendidikan agama.

2. Pengajian ibu-ibu Majelis Ta’lim Raudhotul Jannah

a. Telah nampak begitu mulianya ajaran islam yang menganjurkan untuk saling berhubungan diantara saudara muslim dan saling tolong-menolong. Terjalinnya saling interaksi diantara ibu-ibu yang tergabung dalam majelis ta’lim. Sehingga menambah wawasan yang luas.

b. Dengan dijadikannya majelis ta’lim sebagai aktivitas dakwah kiranya sangat tepat, dan dengan adanya materi yang sudah dipersiapkan sesuai dengan obyek dakwah maka peserta yang tergabung dalam majelis ta’lim ini merasakan bahwa apa yang diberikan sesui dengan kebutuhan mereka.

c. Dengan materi yang disampaikan pada majelis ta’lim telah membawa hasil, yaitu sebelumnya tidak mengenal huruf arab atau al-Qur’an, namun setelah mengikuti kegiatan majelis ta’lim akhirnya menjadi tahu isi al-Qur’an dan bisa membacanya.

Dengan demikian kita bisa mengetahui manfaat dan melihat bahwa materi pengajian yang disampaikan para da’I dalam majelis ta’lim Raudhotul Jannah sangat sesuai dengan keinginan ibu-ibu, hal ini terbukti karena melihat manfaat yang sudah tertulis di atas.

3. Pengajian (Ceramah Keagamaan)

a. Masyarakat kota yang menjadi obyek dari pengajian ceramah keagamaan semakin merasa senang dan tidak ragu-ragu lagi untuk mengikuti dan mendukung segala aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Yayasan Assalaam.

b. Dapat mengatasi serta memberikan solusi alternatif tentang problematika dakwah yang terjadi dimasnyarakat kota.

c. Masyarakat kota sebagai obyek dakwah semakin tambah pengetahuan agamannya dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dari semua pembahasan terdahulu, kiranya dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Yayasan Assalaam adalah suatu lembaga yang berdasarkan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Organisasi ini bergerak dalam bidang dakwah Islamiyah, seperti majelis ta’lim, pengajian (Ceramah Keagamaan), dan taman pendidikan Al-Qur’an.

2. Bentuk kegiatan dakwah yang dilakukan oleh yayasan ini esensinya merupakan realisasi dari program dakwah. Dalam bidang dakwah dibuktikan dengan adanya majelis ta’lim, dan ceramah keagamaan. Dalam bidang pengembangan sumberdaya manusia dibuktikan dengan adanya pendirian taman pendidikan Al-Qur’an.

3. Disamping itu dalam pelaksanaan dakwahnya Yayasan Assalaam menggunakan metode ceramah atau bil lisan, bil hal, diskusi, tanya jawab dan dengan metode tulisan yang penerapannya disesuaikan dengan kondisi dan situasi masyarakat kota.

B. Saran-saran

1. Perlu adanya rekrutmen personalia kepengurusan Yayasan Assalaam, karena hal tersebut akan dapat mengoptimalkan seluruh program yang akan terealisir sesuai dengan program yang telah ditetapkan.

2. Perlu adanya pendekatan dakwah yang efektif dan efisien di masa mendatang, karena tantanagan yang akan dihadapi umat Islam seperti sekuralisasi, kristenisasi, globalisasi informasi akan selalu membutuhkan solusi yang dapat mengantisipasi perubahan tersebut.

3. Perlu adanya jalinan kerjasama diantara organisasi dakwah yang lain yang berada di wilayah Bintaro Jaya untuk menggalang cara kerja dakwah yang betul-betul mampu menjamah segala lapisan alam, karena selama ini lembaga dakwah belum bisa menjadi agen sosialisasi, ajaran Islam ke segenap lapisan masyarakat.

Menyadari pentingnya suatu penelitian untuk dapat mengungkap masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh lembaga-lembaga keagamaan, maka diperlukan kerjasama yang baik dengan seluruh pihak-pihak yang terkait, guna memperoleh data yang valid dari kerja dakwah yayasan ini. Namun demikian sudah barang tentu di sana sini masih banyak kekurangan dan susunan kalimatnya. Maka dari itu tiada gading yang tak retak, demikian juga tidak manusia yang sempurna. Maka dengan segala kerendahan hati penyusun mohon kritik dan saran yang membangun untuk bekal di kemudian hari.

Dokumen terkait