• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru IPS dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match Melalui Supervisi Klinis di SMP Negeri 4 Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru IPS dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match Melalui Supervisi Klinis di SMP Negeri 4 Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU IPS DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

MAKE A MATCH MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMP NEGERI 4 SIBORONGBORONG

KABUPATEN TAPANULI UTARA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

HIMREN TAMBUNAN NIM 8146131004

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pengasihan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Adapun tesis ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru IPS dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match Melalui Supervisi Klinis di SMP Negeri 4 Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara.”

Tesis ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk ini

peneliti menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan dan

semua staf yang telah memberikan fasilitas belajar selama penulis

mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan.

2. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Direktur, dan Prof. Dr. Busmin

Gurning, M.Pd selaku Asdir I Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd. Selaku dosen pembimbing I dan Prof. Dr.

Tiur Asi Siburian,M.Pd. selaku dosen pembimbing II, yang dengan tulus

ikhlas meluangkan waktu untuk membimbing, memberi arahan, dan

motivasi sehingga tesis ini dapat selesai dengan baik.

4. Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd. Dr. Sukarman Purba, M.Pd. Dr. Arif

Rahman, M.Pd. sebagai narasumber atau dosen penguji yang telah banyak

memberikan arahan dan masukan sehingga tesis ini dapat selesai dengan

(5)

. Dr. Darwin,M.Pd. Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan dan Prof.

Dr. Paningkat Siburian, M.Pd. selaku sekretaris Program Studi

Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

. Para Dosen di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah

membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama mengikuti

perkuliahan.

. Istri tercinta Bertha Rouli Parapat dan anak kami tercinta Myesha Zefanya

Tambunan yang selalu mendoakan dan mendukung dalam menyelesaikan

perkuliahan.

. Orang tua terkasih H.Tambunan dan ibunda R.Gultom serta bapak mertua

O.Parapat dan ibu mertua B.Simanjuntak yang telah memberikan

semangat dan doa.

. Keluarga besarku abang, kakak, lae, bereku semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu per satu terima kasih atas doa dan dukungannya dalam

menyelesaikan perkuliahan.

10. Teman-teman satu angkatan ke-XXIII kelas A Program Studi

Administrasi Pendidikan yang telah menjadi keluarga, sahabat, dan teman

berbagi ilmu yang selalu memberi motivasi kepada penulis dari awal

hingga akhir perkuliahan.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini

selalu ditambahkan berkat oleh Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari tesis

(6)

mohon saran dan kritikan yang membangun guna kesempurnaan penulisan

selanjutnya. Semoga tesis ini memberi kontribusi yang bermanfaat bagi

pendidikan sekarang dan yang akan datang.

Medan, Juli 201 Penulis

Himren Tambunan

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah... 11

D. Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 13

A. Kajian Teoretis 1. Kemampuan Guru Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match ... 13

a. Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match ... 17

b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match .... 20

c. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match ... 21

(8)

e. Kelebihan dan Kelemahan Model Make A Match ... 2

2. Hakikat Supervisi Klinis a. Pengertian Supervisi Akademik... 30

b. Model-model Supervisi Akademik ... 31

c. Konsep Model Supervisi Klinis ... 32

d. Tujuan Supervisi Klinis ... 3

e. Ciri-ciri Supervisi Klinis ... 3

f. Kelebihan dan Kelemahan Supervisi Klinis ... 37

g. Langkah-langkah Supervisi Klinis ... 3

B. Penelitian yang Relevan. ... C. Kerangka Berpikir ... D. Hipotesis Penelitian ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 0

A. Tempat dan aktu Penelitian ... 0

B. Subjek Penelitian ... 0

C. Teknik dan Alat pengumpul Data ... 0

D. Definisi Operasional ariabel ... 3

E. Desain Penelitian Tindakan ... F. Prosedur Tindakan Penelitian ... G. Teknik Analisis Data ... 0

H. Indikator Keberhasilan Tindakan ... 2

(9)

A. Hasil Penelitian ... 3

1. Deskripsi Awal Penelitian ... 3

2. Siklus I ... a. Perencanaan Tindakan Siklus I... b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... c. Observasi Siklus I ... 7

d. Refleksi Siklus I ... 3. Siklus II ... 72

a. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 72

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 73

c. Observasi Siklus II ... 7

d. Refleksi Siklus II ... 7

B. Pengujian Hipotesis ... 7

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 7

D. Keterbatasan Penelitian ... BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... A. Kesimpulan ... B. Implikasi ... C. Saran ... 7

(10)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1:1 Hasil UKG Tahun 2012-2014 Provinsi Sumut ... 2

Gambar 1:2 Hasil UKG Tahun 2015 ... 3

Gambar 1:3 Kegiatan Supervisi Klinis ... 44

Gambar 1:4 Siklus Penelitian Tindakan Sekolah ... 54

Gambar 4:1 Diagram Batang Kemampuan Guru IPS dalam Kegiatan Pembelajaran Pra Siklus ... 64

Gambar 4:2 Diagram Batang Rata-rata Kemampuan Guru IPS dalam Pembelajaran Pra Siklus ... 65

Gambar 4:3 Diagram Batang Kemampuan Guru IPS dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus I ... 71

Gambar 4:4 Diagram Batang Rata-rata Kemampuan Guru IPS dalam Pembelajaran Siklus I ... 71

Gambar 4:5 Diagram Batang Kemampuan Guru IPS dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus II ... 76

(11)

vii DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3:1 Prosedur Pelaksanaan Supervisi Klinis ... 55 Tabel 3:2 Kategori Penilaian ... 61 Tabel 4:1 Nilai Kemampuan Guru IPS dalam Proses Pembelajaran Pra

Siklus ... 64 Tabel 4:2 Nilai Kemampuan Guru IPS dalam Kegiatan Pembelajaran

Siklus I ... 70 Tabel 4:3 Nilai Kemampuan Guru IPS dalam Kegiatan Pembelajaran

(12)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Panduan Wawancara Pertemuan Awal (Pra Observasi) ... 92

Lampiran 2: Lembar Observasi Kemampuan Guru dalam Merencanakan

Pembelajaran ... 93

Lampiran 3:Lembar Observasi Kemampuan Guru Menerapkan Model

Pembelajaran Kooperatif Make A Match ... 97

Lampiran 4: Panduan Wawancara Pasca Observasi dan Pertemuan Balikan ... 100

Lampiran 5 : Rekapitulasi Telaah RPP pada Pra Siklus ... 101

Lampiran 6 : Rekapitulasi Kemampuan Guru Menerapkan Model

Pembelajaran Kooperatif Make A Match pada Pra Siklus ... 102

Lampiran 7 : Rekapitulasi Telaah RPP Pada Siklus I ... 103

Lampiran 8 : Rekapitulasi Kemampuan Guru Menerapkan Model

Pembelajaran Kooperatif Make A Match Pada Siklus I ... 104

Lampiran 9 : Lembar Observasi Pelaksanaan Supervisi Klinis Siklus I ... 105

Lampiran 10 : Lembar Observasi Pelaksanaan Supervisi Klinis Siklus II ... 107

Lampiran 11 : Rekapitulasi Kemampuan Guru Menerapkan Model

Pembelajaran Kooperatif Make A Match Pada Siklus II ... 108

Lampiran 12 : Lembar Observasi Pelaksanaan Supervisi Klinis Siklus II ... 109

Lampiran 13: Petunjuk Teknis Pelaksanaan Supervisi Klinis untuk

Pengawas Sekolah ... 111

Lampiran14 :Observasi/wawancara Guru Mata Pelajaran IPS ... 114

(13)

viii

Lampiran 16: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 124

Lampiran 17: RencanaKegiatanPenelitian (RKP) ... 128

(14)
(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian yang integral dalam kehidupan manusia,

dimana manusia dapat membina kepribadiannya dengan jalan mengembangkan

potensi-potensi yang dimiliki sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

kebudayaan. Dengan demikian dari nilai-nilai yang ada berlangsung suatu proses

yang selaras dengan tujuan utama pendidikan yaitu mengembangkan kemampuan

pengetahuan keterampilan dan sikap anak didik secara optimal, proses pendidikan

sangat menentukan kepribadian, skill serta budi pekerti manusia tersebut.

Kemampuan guru merupakan faktor yang pertama yang dapat

mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Guru yang memiliki kemampuan

tinggi akan bersikap kreatif dan inovatif dan akan mencoba menerapkan berbagai

model pembelajaran dan penemuan yang baru untuk pembelajaran di kelas. Salah

satu asumsi bahwa peningkatan kemampuan guru dan mutu pembelajaran di

sekolah dapat dicapai melalui peningkatan mutu sumber daya manusia (guru dan

tenaga kependidikan), walaupun diakui komponen lain turut memberikan

kontribusi. Untuk meningkatkan kompetensi pedagogik Guru Pemerintah telah

melakukan berbagai upaya baik melalui pendidikan, pelatihan, workshop atau

bentuk lainnya. Dalam aspek perencanaan misalnya, guru dituntut untuk mampu

mendesain perencanaan yang memungkinkan secara terbuka siswa dapat belajar

sesuai dengan minat dan bakatnya, seperti kemampuan merumuskan tujuan

(16)

belajar siswa, kemampuan untuk merancang desain pembelajaran yang tepat

sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, kemampuan menentukan dan

memanfaatkan media dan sumber belajar untuk keberhasilan proses pembelajaran.

di samping itu peningkatkan profesionalisme guru juga dilakukan melalui

kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(MGMP) bagi guru SMP dan SM , atau pola-pola lain seperti seminar, lokakarya

atau workshop. Namun demikian hasil yang dicapai guru dalam Uji Kompetensi

Guru (UKG) yang dilaksanakan sejak tahun sampai dengan tahun

masih memprihatinkan dan belum sesuai dengan standar minimal nilai yang

ditetapkan pemerintah.

erdasarkan data dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kemdikbud tahun hasil uji kompetensi Guru masih rendah khususnya

Kabupaten Tapanuli Utara berada pada peringkat dengan nilai , .

No Nama Kabupaten/kota Tahun UKG Grand Total 2012 2013 2014 1Kab. Asahan 41.54 39.47 47.10 41.26 2Kab. Batubara 40.13 41.22 46.98 41.06 3Kab. Dairi 43.21 44.07 46.65 44.05 4Kab. Deli Serdang 40.16 40.07 47.61 40.69 5Kab. Humbang Hasundutan 42.31 44.39 48.96 44.08 6Kab. Karo 41.92 42.24 47.96 42.61 7Kab. Labuhanbatu 45.10 40.16 45.69 41.66 8Kab. Labuhanbatu Selatan 43.03 41.03 44.47 41.57 9Kab. Labuhanbatu Utara 41.19 41.09 43.00 41.34 10Kab. Langkat 41.22 37.71 43.46 39.52 11Kab. Mandailing Natal 40.73 39.34 43.11 40.72 12Kab. Nias 39.53 41.41 42.58 41.14 13Kab. Nias Barat 40.79 37.21 33.75 37.25 14Kab. Nias Selatan 39.21 41.46 39.98 40.42 15Kab. Nias Utara 37.21 36.81 38.75 36.92 16Kab. Padang Lawas 36.60 39.91 42.63 40.34 17Kab. Padang Lawas Utara 37.65 39.66 41.50 39.46 18Kab. Pakpak Bharat 43.27 41.03 44.84 42.35 19Kab. Samosir 42.02 43.72 49.78 44.09 20Kab. Serdang Bedagai 41.49 39.58 44.39 40.55 21Kab. Simalungun 40.64 39.75 43.95 40.92 22Kab. Tapanuli Selatan 40.91 37.93 42.27 40.80 23Kab. Tapanuli Tengah 39.34 39.50 43.63 39.67 24Kab. Tapanuli Utara 42.27 41.09 45.36 41.76 25Kab. Toba Samosir 44.68 43.03 44.80 43.87 26Kota Binjai 43.29 46.56 47.83 45.17 27Kota Gunung Sitoli 45.10 43.33 49.17 44.16 28Kota Medan 41.71 43.05 51.17 44.88 29Kota Padang Sidempuan 40.91 43.37 43.88 42.58 30Kota Pematang Siantar 48.68 46.19 51.68 46.93 31Kota Sibolga 41.34 45.14 46.77 44.17 32Kota Tanjung Balai 42.60 44.17 49.24 44.67 33Kota Tebing Tinggi 42.85 48.10 50.58 45.59

Grand Total 41.43 41.22 46.79 42.11 0 10 20 30 40 50 Kab. Nias Utara

Kab. Nias Barat Kab. Padang Lawas UtaraKab. Langkat Kab. Tapanuli TengahKab. Padang Lawas Kab. Nias Selatan Kab. Serdang BedagaiKab. Deli Serdang Kab. Mandailing NatalKab. Tapanuli Selatan Kab. SimalungunKab. Batubara Kab. Nias Kab. Asahan Kab. Labuhanbatu Utara Kab. Labuhanbatu SelatanKab. Labuhanbatu Kab. Tapanuli Utara Kab. Pakpak Bharat Kota Padang SidempuanKab. Karo Kab. Toba SamosirKab. Dairi Kab. Humbang HasundutanKab. Samosir Kota Gunung SitoliKota Sibolga Kota Tanjung BalaiKota Medan Kota Binjai Kota Tebing Tinggi Kota Pematang Siantar HASIL UKG SUMUT 2012 - 2014

(17)

Selanjutnya tahun pemerintah menetapkan KKM uji kompetensi

guru , data hasil UKG khusunya

peringkat dengan nilai rata

Gambar . Hasil UKG Tahun

r r k or d r G r d p d d k d k d 5 (http //dapodiknews.co.id/ / 3/pengumuman

diakses tanggl Pebruari )

Rendahnya nilai UKG berdasarkan data di atas khususnya Kabupaten

Tapanuli Utara menunjukkan guru belum memenuhi kualifikasi sebagai guru yang

berkompeten khususnya kompetensi pedagogik dan profesional yang berkaitan

dengan pengelolaan pembelajaran, untuk i

pemerintah untuk meningkatkan kemampuan Guru dalam menyusun rancangan

pembelajaran dengan baik.

erdasarkan hasil wawancara dan observasi

oleh peneliti di SMP Negeri Siborongborong bahwa

IPS strategi belajar yang diterapkan guru umumnya masih kurang inovatif dimana

guru masih menerapkan model pembelajaran konvensional yang lebih Selanjutnya tahun pemerintah menetapkan KKM uji kompetensi

guru , data hasil UKG khusunya propinsi Sumatera Utara berada pada

peringkat dengan nilai rata-rata perolehan , .

Gambar . Hasil UKG Tahun Kemdikbud

r r k or d r G r d p d d k d k d 5 http //dapodiknews.co.id/ / 3/pengumuman-hasil-ukg- -bisa-dilihat.html diakses tanggl Pebruari )

Rendahnya nilai UKG berdasarkan data di atas khususnya Kabupaten

Tapanuli Utara menunjukkan guru belum memenuhi kualifikasi sebagai guru yang

berkompeten khususnya kompetensi pedagogik dan profesional yang berkaitan

dengan pengelolaan pembelajaran, untuk itu diperlukan strategi dan upaya dari

pemerintah untuk meningkatkan kemampuan Guru dalam menyusun rancangan

pembelajaran dengan baik.

erdasarkan hasil wawancara dan observasi p r 8 yang dilakukan

oleh peneliti di SMP Negeri Siborongborong bahwa selama proses pembelajaran

IPS strategi belajar yang diterapkan guru umumnya masih kurang inovatif dimana

guru masih menerapkan model pembelajaran konvensional yang lebih Selanjutnya tahun pemerintah menetapkan KKM uji kompetensi

propinsi Sumatera Utara berada pada

r r k or d r G r d p d d k d k d 5 dilihat.html,

Rendahnya nilai UKG berdasarkan data di atas khususnya Kabupaten

Tapanuli Utara menunjukkan guru belum memenuhi kualifikasi sebagai guru yang

berkompeten khususnya kompetensi pedagogik dan profesional yang berkaitan

tu diperlukan strategi dan upaya dari

pemerintah untuk meningkatkan kemampuan Guru dalam menyusun rancangan

yang dilakukan

selama proses pembelajaran

IPS strategi belajar yang diterapkan guru umumnya masih kurang inovatif dimana

(18)

menekankan pada tujuan yang akan dicapai dari proses belajar dibandingkan

bagaimana tahapan-tahapan atau isi dari proses belajar itu sendiri. Pada akhirnya

metode belajar yang digunakan hanya ceramah, hal ini disebabkan struktur dan

program pelatihan yang disusun pada setiap kegiatan diklat, workshop atau

MGMP masih didominasi oleh kegiatan menyusun administrasi pembelajaran,

dan hanya sedikit kegiatan yang membimbing guru dalam penguasaan materi serta

penggunaan model-model pembelajaran kooperatif oop r r serta

keterampilan menggunakan media pembelajaran yang sesuai. Di samping itu pada

umumnya para guru yang telah mengikuti diklat atau workshop jarang

mensosialisasikan hasil-hasil diklatnya kepada rekan-rekan mereka di sekolah.

Hal ini terjadi karena kepala sekolah jarang memberi kesempatan untuk

mensosialisasikan hasil diklatnya pada rekan-rekannya di sekolah.

mbarita ( 3 ) mengemukakan bahwa “Guru merupakan sosok yang

paling dominan dalam upaya pembenahan kualitas pendidikan.” Hal mendasar

yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan salah satunya dapat dilihat melalui

bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar. elajar yang berkualitas

ditentukan dengan bagaimana materi yang disampaikan dapat diserap dan

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta bermanfaat bagi kehidupan diri

sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

Mewujudkan hal di atas proses pembelajaran menuntut keprofesionalan

guru. Guru yang professional dituntut untuk dapat menampilkan keahliannya

sebagai guru di depan kelas komponen yang harus dikuasai adalah menguasai

(19)

atau metode-metode pembelajaran. Menggunakan bermacam-macam model

pembelajaran yang bervariasi yang dapat menarik minat belajar siswa guru tidak

hanya cukup dengan memberikan ceramah di depan kelas karena ada pokok

bahasan yang memang kurang tepat untuk disampaikan melalui metode ceramah

dan lebih efektif melalui metode lain.

Surya, ( 3 ) mengemukakan bahwa “Guru bukan hanya sebagai

pengajar r s r o k ow d akan tetapi pendidik r s r o sebagai

perancang pengajaran, pengevaluasi hasil pembelajaran.” Para pakar pendidikan

seringkali menegaskan bahwa guru adalah sumberdaya manusia yang sangat

menentukan keberhasilan program pendidikan. Pada umumnya kegiatan guru

hanya mentransfer pengetahuan atau pengalamannya dengan sedikit, diakhiri

dengan pemberian tugas atau latihan tanpa menggunakan media, sumber belajar,

dan model pembelajaran yang memadai.

Trianto ( ) menyatakan ada enam model pembelajaran yang sering

dipakai guru dalam mengajar yaitu “( ) presentasi ( ) pengajaran langsung (3)

pengajaran konsep ( ) pembelajaran kooperatif ( ) pengajaran berdasarkan

masalah dan ( ) diskusi kelas”. Guru yang akan mengajar dalam memilih model

pembelajaran sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal seperti materi yang

akan diajarkan, tingkat perkembangan kognitif siswa, sarana dan fasilitas

pendukung sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Mata pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki

(20)

anak bangsa yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Salah satu model

pembelajaran yang cocok digunakan dalam pembelajaran IPS adalah model

pembelajaran kooperatif M k A M h. Model pembelajaran ini merupakan

model belajar dengan menyiapkan kartu yang berisi persoalan/permasalahan dan

kartu yang berisi jawabannya. Setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah

kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang

cocok dengan persoalannya, siswa yang benar mendapat nilai r w rd. Dengan

model ini, akan tercipta suasana kegembiraan yang tidak akan membuat suasana

belajar mengajar menjadi monoton serta adanya kerja sama sesama peserta didik

yang terwujud secara dinamis dalam mencari pasangan sambil belajar.

erdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti kepada Guru IPS di

SMP Negeri Siborongborong Guru belum memahami model pembelajaran

M k A M h (M M) dan belum pernah menerapkan dalam proses pembelajaran

di kelas. Model dan strategi pembelajaran yang tepat akan berdampak positif bagi

siswa dan guru namun kenyataanya % guru IPS di sekolah ini belum

menggunakan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa

dan situasi kelas. Penerapan model pembelajaran M k A M h sangat penting

untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran dan

peningkatan hasil belajar siswa, oleh karena itu, diperlukan perubahan paradigma

dalam melaksanakan pembelajaran yang semula berpusat pada siswa menjadi

bagaimana siswa belajar.

Sagala d r p d d k do s o . 5 o or

(21)

sesungguhnya, walaupun model itu bukanlah realitas dari dunia yang

sebenarnya.” tas dasar pengertian tersebut maka model pembelajaran dipahami

sebagai kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran

untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi

perencanaan pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas

pembelajaran.

Model pembelajaran merupakan cara, teknik, contoh maupun pola

penyajian yang digunakan oleh guru kepada siswa yang disesuaikan dengan

materi dan kondisi di dalam kelas agar tujuan pelajaran dapat dicapai. Model

pembelajaran sangat penting peranannya dalam pembelajaran karena melalui

pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa

serta mengarahkan guru pada kualitas pembelajaran yang efektif sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

Masalah lainnya di SMP Negeri Siborongborong adalah frekuensi

kunjungan pengawas ke sekolah masih jarang untuk mengadakan observasi ke

kelas padahal guru sangat mengharapkan berbagai masukan dari pengawas untuk

perbaikan proses belajar mengajar mereka di kelas. Hal ini disebabkan karena

terbatasnya jumlah pengawas mata pelajaran, sehingga supervisi dilakukan hanya

terbatas pada supervisi umum. Pengawas sekolah hanya memeriksa perangkat

pembelajaran yang telah disusun oleh guru dan bertemu dengan kepala sekolah

tanpa mengadakan observasi kelas untuk melihat pelaksanaan pembelajaran oleh

(22)

( ) Mengisi instrumen penilaian pada saat guru mengajar tanpa adanya

pemberitahuan hasil penilaiannya ( ) Melakukan supervisi tanpa adanya tindak

lanjut (3) Melakukan supervisi hanya pada sebagian guru.

Hal di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah dan pengawas sekolah

kadang mengabaikan kegiatan supervisi. Kegiatan supervisi dilakukan secara

konvensional tidak menggunakan tehnik dan supervisi dilakukan hanya untuk

melengkapi penilaian administratif guru saja. Padahal jika dilakukan dengan

maksimal supervisi dapat meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik karena

selain menilai juga ada tindak lanjut berupa bimbingan untuk perbaikan secara

berkala sehingga menuju perbaikan secara berkesinambungan. Dari berbagai

permasalahan tersebut maka salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan

guru adalah melalui supervisi.

Konsep supervisi adalah memberikan tekanan pada proses pembentukan

dan pengembangan profesional dengan maksud memberikan respon terhadap

pengertian utama serta kebutuhan guru yang berhubungan dengan tugasnya.

Pembentukan profesional guru yang bermaksud untuk menunjang pembaharuan

pendidikan serta untuk memerangi kemerosotan pendidikan terutama harus

dimulai dengan mengajar di kelas. Dengan perbaikan dan penyempurnaan

diharapkan siswa dapat belajar dengan baik sehingga tujuan pendidikan dan

pengajaran dapat tercapai secara maksimal. Sasaran utama supervisi pembelajaran

adalah guru, untuk membantu guru melalui perbaikan pembelajaran di kelas dan

juga menerapkan metode mengajar yang tepat. dapun bantuan yang diberikan

(23)

RPP ( ) memberikan model dan strategi pembelajaran (3) menghubungkan

materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari ( ) memberikan kesempatan pada

siswa untuk memberikan pendapatnya.

Rendahnya kualitas guru dalam pembelajaran di kelas bisa disebabkan

jarangnya pengawas sekolah dan kepala sekolah memberikan umpan balik pada

guru, tata kelola sekolah yang kurang tepat, minimnya fasilitas pembelajaran,

model pembelajaran yang konvensional dan tidak bervariasi. erdasarkan

pemaparan di atas, maka perlu dilaksanakan pendampingan pada guru untuk

mengembangkan kemampuan pengajaraannya dan menerapkan model

pembelajaran di kelas yang dilaksanakan secara berkesinambungan melalui

supervisi pengajaran model klinis. Supervisi klinis dilakukan melalui kesepakatan

antara guru dengan supervisor untuk melakukan observasi saat mengajar.

Supervisi klinis pada dasarnya merupakan pembinaan kinerja guru dalam

mengelola proses belajar mengajar yang didesain dengan praktis dan rasional,

baik desain maupun pelaksanaanya dilakukan atas dasar analisis data mengenai

kegiatan-kegiatan di kelas, selanjutnya data tersebut oleh supervisor dijadikan

dasar penyusunan rencana, program dan prosedur, strategisasi pembinaan guru.

Wau ( 3 ) menyatakan bahwa “tujuan supervisi klinis sebagai upaya untuk

memperbaiki dan meningkatkan penampilan keterampilan mengajar guru latih di

kelas.”

erdasarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

(24)

r IP dalam Menera kan M del Pembela aran K erat f Make A

Match Melal er s Kl n s D MP Neger 4 b r ngb r ng Kab aten

a an l Utara.”

B. Ident f kas Masalah

erdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa masalah

sebagai berikut

. Strategi supervisi akademik konvensional tidak tepat sasaran dengan

kebutuhan guru.

. Dalam pembelajaran di kelas guru masih belum mampu menggunakan

model pembelajaran kooperatif.

3. Kegiatan pelatihan/diklat, workshop dan MGMP didominasi penyusunan

administrasi pembelajaran, dan hanya sedikit kegiatan yang membimbing

guru dalam penggunaan model-model pembelajaran.

. Rendahnya nilai UKG menunjukkan program peningkatan kemampuan

guru belum menunjukkan hasil maksimal

. Implementasi supervisi akademik model klinis belum pernah

dilaksanakan.

. Supervisi akademik konvensional belum mampu memecahkan masalah.

. Model pembelajaran kooperatif M k M h belum pernah diterapkan

guru.

. Pelaksanaan supervisi tidak didasarkan atas kesadaran dan kesepakatan

(25)

C. Pembatasan Masalah.

erdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka dalam

rangka mencapai tujuan penelitian diadakan pembatasan masalah. Penelitian ini

dibatasi hanya meneliti Upaya meningkatkan kemampuan guru IPS dalam

menerapkan model pembelajaran kooperatif M k A M h melalui supervisi

Klinis di SMP Negeri Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara.

D. m san Masalah.

erdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah

penelitian ini adalah pakah penerapan model pembelajaran kooperatif M k A

M h melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru IPS di SMP

Negeri Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara?

E. an Penel t an

erdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pakah penerapan model pembelajaran kooperatif M k A

M h melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru IPS di SMP

Negeri Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara.

. Manfaat enel t an

Hasil penelitian Upaya meningkatkan kemampuan guru IPS dalam

menerapkan model pembelajaran kooperatif M k A M h melalui supervisi

(26)

. Secara Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

pengembangan teori, khususnya teori tentang penerapan model

pembelajaran kooperatif M k A M h dan teori supervisi.

. Secara praktis

a. agi kepala sekolah.

Sebagai bahan informasi untuk membantu guru IPS meningkatkan

kemampuan guru menerapkan model pembelajaran kooperatif M k A

M h.

b. agi Pengawas.

Menambah pengetahuan tentang penerapan model pembelajaran

kooperatif M k A M h.

c. agi guru IPS, untuk meningkatkan kemampuan guru menerapkan model

pembelajaran kooperatif M k A M h

d. agi peneliti lainnya, sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Biner. 2013, Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung; Alfabeta

Asmani, Jamal Ma’mur. 2013. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: Diva Press.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013, Supervisi Pembelajaran Manajerial pada Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Danim, 1994, Menjadi Guru Profesional, Jakarta, Rosdakarya

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Etin Solihatin dan Raharjo. 2012. Cooperative Learning. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hermawan, Hendi, 2006, Model-model Pembelajaran Inovatif, Bandung: CV Citra Praya.

Hidayat dan Azra. 2007. Active Learning Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_____________. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

http://kepri.kemenag.go.id/file/file/UndangUndang/lysc1391498449.PDF diakses tanggl 2 Pebruari 2016.

http://www.slideshare.net/YaniPitoy/permendiknas nomor 16 tahun 2007 standar kompetensi guru, diakses tanggl 2 Pebruari 2016.

http://dapodiknews.blogspot.co.id/2015/03/ pengumuman hasil ukg 2015 bisa dilihat. html, diakses tanggl 20 Pebruari 2016.

Isjoni, 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Jauhar, Mohammad, 2011, Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka Publishing.

Lie, Anita. 2014. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia

(28)

Mulyasa, H.E, 2012, Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Pidarta, Made, 2009, Supervisi Pendidikan Kontekstual, Jakarta: Rineka Cipta.

Program Administrasi Pendidikan Pascasrajana Unimed, 2013, Jurnal Manajemen Pendidikan Indonesia Vol 5 o.2 edisi ktober 2013, Pascasrajana Unimed: Medan.

Robbin dan Judge, 2008, Guru Profesional , Bandung: Alfabeta

Rosalin, Elin, 2008, Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual, Bandung: PT. Karsa Mandiri Persada.

Rusman. 2012. Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Grafindo.

Rusmono. 2012. Model-model Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sagala, Syaiful, 2012, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta. ____________, 2007, Desain rganisasi Pendidikan dalam Implementasi

Kebijakan tonomi Daerah, Jakarta: Uhamka Press.

Sahertian, Piet A dan Mataheru, Frans, 1982, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.

Sanjaya, Wina, 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana

Silbermen, Melvin L. 2006. Active Learning. Bandung: Nusamedia.

Sudjana, Nana, 2011, Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah, Bekasi: Binamitra Publishing.

Sugiyono, 2008, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gramedia

Sukarti. 2007. Belajar Pembelajaran. Bogor: Universitas Pakuan. Suparlan, 2005. Menjadi Guru Efektif, Yogyakarta: Hikayat Publishing

Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Surya, Mohamad. 2013. Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta

(29)

Sutikno, M Sobry. 2014. Metode dan Model-model Pembelajaran. Lombok: Holistica.

Tampubolon, Saur. 2012. Bimbingan Penulisan Karya Ilmiah Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Universitas Bogor.

Tim Pascasarjana Unimed, 2014, Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis dan Disertasi, Medan.

Trianto, 2009, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Gambar

Gambar 1:1 Hasil UKG Tahun 2012-2014 Provinsi Sumut .................................   2
Tabel 3:1 Prosedur Pelaksanaan Supervisi Klinis ................................................
Gambar �.� Hasil UKG Tahun ����-���� Provinsi Sumut Sumber Kemdikbud ����
Gambar �.�  Hasil UKG Tahun ����Gambar �.�  Hasil UKG Tahun ����

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SD

Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif make a match terhadap hasil kognitif belajar IPS dan keterampilan

Skripsi yang berjudul PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH (Penelitian Tindakan Kelas

“Bagaimana penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dalam upaya meningkatkan hasil belajar memahami materi Q.S Al Kafirun siswa kelas VI SDN 1

Arum Rahma Shofiya, Tesis Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI IPS 3 SMA

Analisis ketuntasan klasikal siswa pada setiap siklus dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat dilihat dari hasil belajar IPS

Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS dengan mengguna- kan model pembelajaran kooperatif tipe make a match lebih berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar

Dari permasalahan tersebut, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match (Mencari Pasangan), sehingga dengan metode ini siswa dapat lebih