• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMAHAMI MATERI SURAH AL-KAFIRUN MENGGUNAKAN PEMEBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMAHAMI MATERI SURAH AL-KAFIRUN MENGGUNAKAN PEMEBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

518 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMAHAMI MATERI SURAH AL-KAFIRUN MENGGUNAKAN PEMEBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

RAENY SUGIATI1

Email raenysugiati@gmail.com ABSTRAK

Permasalahan yang dihadapi siswa kelas VI SDN 1 SIKAN, Kec. Montallat Kab. Barito Utara dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, memahami materi Q.S Al Kafirun adalah rendahnya hasil belajar siswa. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah

“Bagaimana penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dalam upaya meningkatkan hasil belajar memahami materi Q.S Al Kafirun siswa kelas VI SDN 1 Sikan ?” Sehubungan dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa memahami materi Q.S Al Kafirun menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match di kelas VI SDN 1 Sikan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan jenis penelitian diskriftif, sumber data dari penelitian ini adalah yang menjadi subjek penelitian ini, yaitu siswa – siswi kelas VI SDN 1 Sikan Kec. Montallat.

Metode pengumpulan data dari penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Metode analisis data dalam penulisaan ini adalah dengan menggunakan presentase dan hasilnya setelah menerapkan strategi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dalam memahami materi Q.S Al-Kafirun hasil belajar siswa terbukti mencapai KKM yakni diketahui mengalami peningkatan dari siklus I persentase ketuntasan 69,23 % menjadi 80,76 % disiklus ke II, maka dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ” Terdapat peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan strategi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match”.

Kata Kunci : meningkatkan, hasil belajar, kooperatif tipe make a macth

PENDAHULUAN

Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran / kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.

(pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan).

(2)

519 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Dalam pasal 5 ayat (7) disebutkan bahwa pendidikan agama diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, mendorong kreativitas dan kemandirian, serta menumbuhkan motivasi untuk hidup sukses. Lebih lanjut, dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan inti, pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

Dalam kegiatan eksplorasi, guru, antara lain, memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber lainnya; dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan elaborasi, guru, antara lain, memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; dan memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok. Sedangkan dalam kegiatan konfirmasi, guru, antara lain, memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik. (Surawan, 2020: 164)

Pada umumnya, siswa mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi dasar tentang memahami makna surah al kafirun. Hal ini nampak pada belum maksimalnya kemampuan dalam menjelaskan materi surah al Kafirun.

Di sisi lain, pembelajaran yang berpusat pada guru, suasana kelas yang kaku, media pembelajaran yang kurang mendukung, pengorganisasian siswa yang belum optimal dan penggunaan mono methode merupakan faktor-faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu model pembelajaran yang multi approach dan strategi belajar mengajar yang variatif. Pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan berbagai kecerdasan yang dimilikinya (Gardner menyebutnya dengan istilah multiple intelligences (kecerdasan majemuk).

Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang dihadapi guru PAI adalah bagaimana menciptakan model-model pembelajaran yang variatif, menyenangkan, dan bermakna sehingga siswa dapat mandiri dan mencapai ketuntasan dalam belajar. Permasalahan inilah yang mendorong penulis untuk

(3)

520 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

memodifikasi berbagai model dan teknik pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi, karakteristik siswa dan disesuaikan dengan kemampuan guru.

Salah satu model pembelajaran inovatif yaitu pembelajaran kooperatif (cooperative learning) make a macth. Model pembelajaran ini sesuai dengan karakteristik siswa SD, di mana siswa akan merasakan kegembiraan dalam belajar, menghilangkan kejenuhan, sekaligus belajar berbagi dan bekerja sama dengan orang lain.

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas maka dalam penelitian ini penulis memilih judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Memahami Materi Surah Al-Kafirun Menggunakan Pemebelajaran Kooperatif Tipe Make A Match “. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut: Bagaimana peningkatan hasil belajar memahami materi Q.S Al Kafirun menggunakan model pembelajaran kooperatif Make A Match di kelas VI SDN 1 Sikan?.

Sehubungan dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa memahami materi Q.S Al Kafirun menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match di kelas VI SDN 1 Sikan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru sebagai penulis; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d) administrasi social eksperimental. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai penulis, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Dalam penelitian ini penulis berkerja sama dengan observator sebagai pengamat dalam proses pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di kelas VI SDN 1 Sikan. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

(4)

521 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, sebab dengan pendekatan kualitatif penulis dapat menguraikan data yang diperoleh. Yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan dilaboratorium melainkan harus terjun di lapangan. Oleh sebab itu penelitian seperti ini disebut dengan field study (Nazir, 1986:159).

Jadi, yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan penelitian dengan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan tentang perilaku yang dapat diamati sehingga menemukan kebenaran yang dapat diterima oleh akal sehat. Penggunaan pendekatan kualitaif, khususnya dalam penelitian tindakan kelas, dipertegas oleh Rochiati (dalam Kunandar, 2008:47) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif, meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk uraian kata-kata, dimana penulis merupakan instrument pertama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk.

Lokasi merupakan sebah tempat yang paling penting dalam melakukan sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, lokasi yang akan dipergunakan yaitu Sekolah Dasar Negeri 1 Sikan, yang berada dijalan Anggrek Desa Sikan kecamatan Montallat, kabupaten Barito Utara 73861, yang merupakan tempat mengajar penulis. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VI yang beragama Islam di SDN 1 Sikan Desa Sikan, Kecamatan Montallat yang berjumlah 13 orang terdiri dari 7 laki-laki dan 6 perempuan. Adapun nama-nama siswa kelas VI SDN 1 Sikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1. Daftar nama siswa kelas VI yang beragama Islam SDN 1 Sikan

No Nama Siswa Jenis Kelamin Keterangan

1 AIDIL AKBAR Laki-laki AKTIF

2 ALDIY Laki-laki AKTIF

3 ASER Laki-laki AKTIF

(5)

522 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

4 AULIA RAHMAH Perempuan AKTIF

5 APANDI Laki-laki AKTIF

6 DIPA SAPUTRA Laki-laki AKTIF

7 NOORHALIMAH Perempuan AKTIF

8 RATIJAH SAPITRI Perempuan AKTIF

9 SITI KHADIJAH Perempuan AKTIF

10 RIDHO Laki-laki AKTIF

11 ROHIT Laki-laki AKTIF

12 PRETTY Perempuan AKTIF

13 YUNA SAPARA Perempuan AKTIF

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan belajar dengan metode demonstrasi, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui Hasil Belajar belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

(6)

523 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Penulis melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

 

N

X X

Dengan : X = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 70 % atau nilai 70, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 70 %. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

% . 100

.

. x

Siswa

belajar tuntas

yang Siswa

P

 

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki / meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru ( Mukhlis, 2000: 5 ).

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap siklus terdiri dari 4 jam 1 kali pertemuan, dan tiap selesai satu siklus diadakan tes formatif untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti materi memahami materi Q.S Al - Kafirun yang sudah dipelajari. Selain itu juga diadakan refleksi oleh pengamat yaitu seorang guru observator untuk membicarakan hal-hal yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran pada siklus tersebut. Selanjutnya hasil refleksi dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat

(7)

524 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan / observasi dan refleksi. Sedangkan model penelitian yang digunakan adalah model Kurt Lewis. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi), ( Parjono,dkk, 2007 : .21 ) .Tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.1. Putaran Siklus Model Kurt Lewis Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian penulis menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi SIKLUS II

Pengamatan

?

(8)

525 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh penulis sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model demonstrasi .

3. Refleksi, penulis mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran 1, 2 dimana masing - masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggunanaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk peningkatan hasil belajar bagi siswa – siswi kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Sikan dalam menghadapi kesuliatan belajar memahami materi Q.S. Al - kafirun pada pelajaran PAI. Setelah penulis melihat dan membandingkan hasil dari, Post Test 1 dan Post Test 2, berbeda. Maka dari itu, siswa harus benar-benar menguasai materi yang diberikan oleh guru. Dalam peningkatan prestasi hasil belajar siswa, guru memberikan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Karena dengan memberikan model pembelajaran kooperatif tipe make a match secara berulang - ulang, dengan sendirinya siswa akan menguasainya. Karena otak dari siswa-siswi itu telah diasah dengan baik melalui mengingat dan mencari pasangan dari kartu yang berisi tentang materi yang ingin dicapai dan juga latihan - latihan dari soal-soal yang ditugaskan oleh gurunya. Selain itu, metode yang baik adalah metode tanya jawab. Dengan kebiasaan diberikannya waktu untuk bertanya, siswa dengan sendirinya akan mudah menghafalkan tanpa ada unsur paksaan.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam pembelajaran PAI memahami materi Q.S Al - Kafirun membuat pembelajaran PAI memahami materi Q.S Al Kafirun menjadi lebih bermakna, menyenangkan, dan memunculkan keaktifan peserta didik karena model pembelajaran kooperatif tipe make a match melibatkan peserta didik berperan aktif untuk menemukan jawaban suatu permasalahan melalui proses

(9)

526 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

bekerjasama, berpikir dan diskusi. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match menuntut keaktifan siswa secara mental maupun fisik. Aktivitas mental yang dilakukan dalam model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat membuat pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan sehingga mudah diingat peserta didik. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan keaktifan peserta didik, hal ini didukung oleh pendapat Miftahul Huda (2013: 253) yang menyatakan bahwa kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe make a match yaitu dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik. Dalam model pembelajaran ini karena terdapat unsur permainan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Anita Lie (2002: 55) yang mengungkapkan bahwa berdasarkan temuan di lapangan, pembelajaran kooperatif tipe make a match mempunyai kelebihan mampu memunculkan suasana kegembiraan tumbuh dalam proses pembelajaran (let them move ).

Dengan adanya suasana tersebut, peserta didik dapat lebih termotivasi untuk belajar karena lebih antusias dan tertarik dalam kegiatan pembelajaran. Bila ditinjau dari hasil observasi, aktivitas peserta didik dalam pembelajaran PAI memahami materi Q.S Al - Kafirun melalui model kooperatif tipe Make a Match dengan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I persentase ketuntasan 69,23 %. Pada siklus II persentasi ketuntasan meningkat menjadi 80,76 % termasuk dalam kategori baik dan sangat baik.

KESIMPULAN

Dari uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa PAI merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di Sekolah Dasar seperti pelajaran lainnya. Karena itu, ada beberapa anak yang mengalami kesulitan dalam pelajaran PAI khususnya memahami materi Q.S. Al - kafirun. Dengan demikian, untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa diperlukan adanya bimbingan dari guru. Metode yang cocok untuk menerangkan bimbingan pada siswa yang mengalami kesuliatan pada memahami materi QS. Al kaifirun kelas VI adalah model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

Sehingga pembelajaran aktif (active learning), menyenangkan (joyfull learning) dan bekerja sama dengan orang lain (cooperative learning) dan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat dijadikan sebagai alternatif.

Dari penelitian ini diperoleh hasil Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatan hasil belajar siswa dalam memahami materi Q.S Al - Kafirun di kelas VI SDN 1 Sikan.

(10)

527 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2012. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anita Lie. 2002. Cooperative Learning. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Khanifatul, Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2013, Hal. 15 Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Ramayulis.2002. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia.

Susanto dan Nawawi https://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian- hasil-belajar-dan-faktor.html , diakses 28 Juli 2021.

Surawan. (2020). Dinamika Dalam Belajar : Sebuah Kajian Psikologi Penelitian.

Yogyakarta : K-Media.

Gambar

Tabel 3.1.  Daftar nama siswa kelas VI yang beragama Islam SDN 1 Sikan
Gambar 3.1. Putaran Siklus Model Kurt Lewis  Penjelasan alur di atas adalah:

Referensi

Dokumen terkait

konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, Orang-orang konservatif memusatkan konsentrasi

Faktor-faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pemilihan park & ride sebagai fasilitas pergerakan komuter pada Koridor Bekasi-Jakarta adalah faktor biaya

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar analisis LKS praktikum, pedoman wawancara, lembar optimasi, lembar observasi keterlaksanaan tahapan

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN PETA KONSEP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil saringan tersebut, murid yang mempunyai ciri-ciri berkeperluan khas akan dirujuk kepada Pegawai Perubatan dan pasukan khas Program Outreach LINUS2.0

Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah Artificial Neural Network, karena pada pelelitiannya sebelumnya terkait dengan peramalan harga,

Telah dilakukan penelitian tentang uji daya hambat tanaman akar kucing yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun akar kucing (Acalypha indica L

No Nama Penyedia Hasil Evaluasi Administrasi 1 KAP.. Kumalahadi,Kuncara,Sugen g Pamudji