EKSISTENSI KULINER DALAM MENDUKUNG
KEPARIWISATAAN DI MEDAN
KERTAS KARYA
OLEH
MELLISA ELIZABETH S
NIM. 092204046
PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN
EKSISTENSI KULINER DALAM MENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI MEDAN
OLEH
MELLISA ELIZABETH S 092204046
Dosen Pembimbing Dosen Pembaca
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL KERTAS KARYA : EKSITENSI KULINER DALAM
MENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI MEDAN
OLEH : MELLISA ELIZABETH S
NIM : 092204046
FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,
NIP. 19511013 197603 1 001 Drs. Syahron Lubis, M.A
PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA Ketua,
ABSTRAK
Karya tulis ini berjudul “Eksistensi Kuliner Dalam Mendukung Kepariwisataan Di Medan”. Karya tulis ini berbicara tentang jenis-jenis kuliner khas Medan dan eksistensinya dalam menunjang kepariwisataan. Teori yang dibicarakan dalam hal ini adalah tentang Pengertian Pariwisata, Wisatawan, Objek dan Tarik Wisata, Produk Wisata, Industri Pariwisata, Sarana dan Prasarana Pariwisata dan Wisata Kuliner. Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa terdapat 20 jenis kuliner khas Medan yang dianggap menunjang kepariwisataan Kota Medan. Begitupun eksistensi kuliner tersebut sangat berperan dalam menunjang pengembangan kepariwisataan Kota Medan.
DAFTAR ISI
ABSTRAK……… i
KATA PENGANTAR………. ii
DAFTAR ISI……… iv
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1Latar Belakang……… 1
1.2Rumusan Masalah……….. 6
1.3Tujuan Penelitian……… 6
1.4Manfaat Penelitian……….. 7
1.5Metode Penelitian………... 7
BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN... 8
2.1Pengetian Pariwisata……… 8
2.2Pengertian Wisatawan………. 10
2.3Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata………... 14
2.4Pengertian Produk Wisata……….. 15
2.5Pengertian Industri Pariwisata………. 17
2.6Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata………... 18
2.6.1 Sarana Pariwisata…... 18
2.6.2 Prasarana Pariwisata………... 20
BAB III GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN... 25
3.1 Letak Geografis Kota Medan……… 25
3.2 Kepariwisataan Kota Medan………. 27
3.3 Wisata Kuliner Kota Medan………. 32
BAB IV EKSISTENSI KULINER DALAM MENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI MEDAN... 36
4.1 Jenis-jenis Kuliner yang Mendukung Kepariwisataan Kota Medan………. 36
4.2 Eksistensi Wisata Kuliner Dalam Mendukung Kepariwisataan Kota Medan………43
BAB V PENUTUP... 45
5.1 Kesimpulan……….. 45
5.2 Saran……….... 46
DAFTAR GAMBAR……….. 47
ABSTRAK
Karya tulis ini berjudul “Eksistensi Kuliner Dalam Mendukung Kepariwisataan Di Medan”. Karya tulis ini berbicara tentang jenis-jenis kuliner khas Medan dan eksistensinya dalam menunjang kepariwisataan. Teori yang dibicarakan dalam hal ini adalah tentang Pengertian Pariwisata, Wisatawan, Objek dan Tarik Wisata, Produk Wisata, Industri Pariwisata, Sarana dan Prasarana Pariwisata dan Wisata Kuliner. Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa terdapat 20 jenis kuliner khas Medan yang dianggap menunjang kepariwisataan Kota Medan. Begitupun eksistensi kuliner tersebut sangat berperan dalam menunjang pengembangan kepariwisataan Kota Medan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pariwisata merupakan sektor ekonomi yang cukup penting di Indonesia. Pada
tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa
setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Kekayaan alam
dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Alam
Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis. Indonesia juga merupakan negara
kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia. Selain itu, kepariwisataan
Indonesia juga didukung dengan warisan budaya yang kaya yang mencerminkan
sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa daerah
yang dituturkan diseluruh kepulauan tersebut (Wikipedia Indonesia,2010).
Pada masa Orde Baru, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia bertumbuh
secara perlahan. Pemerintah pernah mengadakan program untuk meningkatkan
jumlah kedatangan wisatawan asing ke Indonesia yang disebut dengan Tahun
Kunjungan Indonesia. Program ini meningkatkan kunjungan turis internasional
hingga 400.000 orang. Selain itu pada tahun 1992, pemerintah mencanangkan Dekade
Kunjungan Indonesia, yaitu tema tahunan pariwisata sampai dengan tahun 2000
Pada tahun 2008, pemerintah Indonesia mengadakan program Tahun
Kunjungan Indonesia 2008 untuk meningkatkan jumlah wisatawan nusantara dan
wisatawan asing ke Indonesia, selain itu program ini sekaligus untuk memperingati
100 tahun kebangkitan nasional Indonesia. Dana yang dikeluarkan untuk program ini
sebesar 15 juta dolar Amerika Serikat. Hasil dari program ini adalah peningkatan
jumlah wisatawan asing yang mencapai 6,2 juta wisatawan dibandingkan tahun
sebelumnya sebesar 5,5 juta wisatawan (Wikipedia Indonesia, 2010).
Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang juga memiliki
potensi kepariwisataan yang sangat memadai. Hampir setiap kabupaten di Sumatera
Utara memiliki objek wisata yang cukup menarik. Kepariwisataan di Sumatera Utara
juga berkembang secara baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan
yang datang ke Sumatera Utara.
Berikut adalah data kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke
Sumatera Utara sejak tahun 2006 sampai 2010.
Juli 12.326 1.893 872 15.091
*Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung di Sumatera Utara
melalui tiga pintu masuk pada Januari 2010 mencapai 12.990 orang, mengalami
penurunan dibanding yang datang pada bulan Desember 2009 yang mencapai 17.649
orang. Namun jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2009, jumlah
wisman pada Januari 2010 mengalami peningkatan dari 12.877 menjadi 14.782
orang. Rata-rata lama menginap wisatawan asing dan domestik di hotel berbintang di
Sumatera Utara pada bulan Januari 2010 mencapai 1,44 hari. Hal ini berarti lama
kunjungan mengalami peningkatan 0,05 hari dibandingkan rata-rata lama menginap
tamu pada bulan Desember 2009 (BPS Provinsi Sumatera Utara, 2010).
Medan sebagai ibukota provinsi Sumatera Utara adalah salah satu kota yang
menjadi tujuan wisata. Medan memiliki posisi strategis sebagai pintu masuk kegiatan
kepariwisataan. Dan hal itu menjadi pendorong perkembangan Kota Medan. Kota
Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa dengan bermacam-macam suku,
diantaranya Suku Jawa, Suku Melayu dan sub etnik dari Suku Batak seperti Karo,
Toba, Pak-pak, Simalungun dan Angkola. Di Medan banyak pula orang keturunan
Pariwisata Kota Medan juga mengalami perkembangan. Hal ini dapat dilihat
dari perkembangan banyaknya hotel-hotel berbintang di kota ini. Seperti menurut
catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, tingkat hunian kamar sejak
Desember 2011 hingga Januari 2012 di mencapai 46, 63 persen (Mohammed
Bintang, 2012).
Alasan wisatawan untuk mengunjungi Kota Medan antara lain untuk
menikmati keadaan alamnya, mengunjungi tempat-tempat bersejarah, mengunjungi
tempat ibadah dan tidak yang tak kalah penting adalah mencicipi kuliner khas Medan.
Berwisata ke suatu daerah tidak lengkap rasanya apabila tidak mencicipi kuliner khas
daerah tersebut. Dengan kata lain berwisata tidak bisa dipisahkan dari kegiatan
makan. Sehingga berwisata selalu bergandengan dengan kuliner.
Medan juga merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia yang sangat
terkenal akan kulinernya, dan hal ini merupakan potensi dalam pengembangan
kepariwisataan Kota Medan. Keberagaman suku yang tinggal dan hidup di Medan
inilah yang membuat Kota Medan memiliki kuliner beragam, unik dan khas.
Keunikan, keberagaman, dan kelezatan dari setiap jenis kuliner ini juga menjadi salah
satu daya tarik kepariwisataan Kota Medan. Kuliner erat kaitannya dengan konsumsi
makanan sehari-hari. Dalam arti, setiap orang pasti memerlukan dan mencari
makanan. Kini kuliner merupakan sebuah gaya hidup.
Arti wisata ialah bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan,
bersenang-senang, bertamasya, dsb). Sedangkan kuliner berarti masakan atau
pengertian sebagai pemanfaatan dan penyajian jenis makanan khas untuk mendukung
perjalanan wisata. Wisata kuliner merupakan perpaduan menikmati suatu makanan
sambil menikmati suasana jalan-jalan, bersantai atau sedang berlibur, sehingga
meluangkan waktu untuk mengunjungi tempat-tempat (warung) yang menyediakan
makanan khas.
Wisatawan yang berkunjung ke Kota Medan biasanya tidak hanya ingin
mengunjungi objek wisatanya saja, namun lebih dari itu mereka juga ingin mencicipi
kuliner khas Medan. Kota Medan terkenal sebagai surga kuliner sehingga tidak jarang
pula wisatawan berkunjung ke Kota Medan hanya karena ingin merasakan dan
menikmati kulinernya.
Berikut adalah lokasi-lokasi yang menyajikan kuliner khas Medan :
1. Merdeka Walk, pusat jajanan 24 jam yang terletak di LapanganMerdeka
Medan dan tepat berada di seberang Balai Kota Lama Medan.
2. Ramadhan Fair, khusus dibuka pada saat bulan puasa (Ramadhan) terletak
bersebelahan dengan Mesjid Raya Medan.
3. Kuliner Pagaruyung, masakan India & Indonesia di daerah Kampung Keling
(Kampung Madras).
4. Pasar Merah Square, terletak di Jalan H.M. Jhoni, berdekatan dengan Kampus
ITM dan UMSU.
5. Amaliun Food Court, terletak di Jalan Amaliun, dekat dengan Yuki Simpang
6. Jalan Dr. Mansyur (Kampus USU), pilihan berbagai kafe yang menawarkan
beragam hidangan.
7. Jalan Semarang, masakan Tionghoa pada malam hari.
8. Restoran Tip Top di daerah Kesawan Square.
9. Kuliner Selat Panjang, di jalan Selat Panjang.
10.Ucok Durian, di daerah pringgan jalan Iskandar Muda (Wikipedia Medan,
2010).
Keunikan kuliner khas Medan yang sangat beragam dan terkenal dengan
kelezatannya merupakan daya tarik tersendiri bukan hanya bagi wisatawan domestik
tetapi juga bagi wisatawan mancanegara.
Keberadaan kuliner khas Medan sebagai salah satu daya tarik yang
mendukung kepariwisataan Kota Medan ini sangat menarik untuk diteliti, oleh
karenanya penulis akan melihat bagaimana keberadaan kuliner khas Medan dalam
mendukung kepariwisataan Kota Medan dengan judul: “EKSISTENSI KULINER
DALAM MENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI MEDAN”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dianalisis di dalam penelitian ini adalah :
1. Apa saja jenis kuliner khas Medan yang menjadi daya tarik kepariwisataan
Kota Medan.
1.3 TujuanPenelitian
Tujuan penulisan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan jenis-jenis kuliner khas Medan yang menjadi daya
tarik kepariwisataan Kota Medan.
2. Untuk mengetahui eksistensi kuliner dalam mendukung kepariwisataan Kota
Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini terdiri dari :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian diharapkan akan menambah khasanah ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan kepariwisataan, khususnya wisata kuliner.
1.4.2 Manfaat Praktis
Untuk lebih memperkenalkan potensi kuliner khususnya eksistensinya sebagai
penunjang perkembangan kepariwisataan Kota Medan.
1.5 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data
yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan penelitian lapangan.
1.5.1 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data-data dari beberapa buku yang berkaitan dengan
1.5.2 Penelitian Lapangan (Field Research)
Pengumpulan data secara langsung dari lokasi penelitian yang dilakukan
dengan cara pengamatan (observasi) dan wawancara pada pihak-pihak (narasumber)
yang memiliki pemahaman tentang kepariwisataan khususnya wisata kuliner Kota
BAB II
URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN
2.1 Pengertian Pariwisata
Kata “pariwisata” berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari
berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau berpergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan atau berpergian yang dilakukan
secara berkali-kali atau berkeliling. Secara etimologi, pariwisata berasal dari Bahasa
Sansekerta yaitu kata “pari” yang berarti halus maksudnya mempuyai tata krama tinggi dan “wisata” yang berarti kunjungan atau perjalanan untuk melihat, mendengar, menikmati dan mempelajari sesuatu. Jadi pariwisata berarti
menyuguhkan suatu kunjungan secara bertatakrama dan berbudi. Sehingga pengertian
pariwisata adalah kegiatan wisata (tour) yaitu suatu aktifitas perjalanan dari daerah asal ke daerah destinasi dengan alasan bersenang-senang, tidak menghasilkan upah
atau biaya, waktunya tidak lama, dan selama di daerah destinasi mendapatkan jasa
pelayanan dan kembali lagi ke daerah asal.
Menurut Norval (dalam Muljadi, 2009:8) pariwisata atau tourism adalah
Menurut McIntosh (dalam Muljadi 2009:8) pariwisata adalah “... a composite of activities, services and industries that delivers a travel experience: transportation, accomodation, eating and drinking establishment, shops, entertainment, activity, and other hospitality service available for individuals or group that are away from home...”.
Hornby mendefinisikan pariwisata sebagai “...a journey in which short stays are made at a number of places and the traveller finally returns to his or her own place...”.
Fennel (Dalam Pitana dan Surya Diarta, 2009:45) mendefinisikan pariwisata
adalah “...tourism is defined as the interrelated system that includes tourist and the associated services that are provided and utilised (facilities, attractions, transportation, and the accommodation) to aid in their movement...”.
Hunziker dan Kraft (dalam Kesrul 2003:3) mendefinisikan pariwisata sebagai
“...The totality of relationship and phenomena arising from travel and stay of strangers, provided the stay does not empty the establishment permanent residence and is not correct with a remunerated activity...”. Menurut Kesrul (2003:4) bahwa pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang,
yang bersifat sementara, untuk menikmati objek dan atraksi di tempat tujuan. Artinya,
wisata adalah kegiatan di luar kegiatan rutin sehari-hari, seperti bekerja atau
sejenisnya.
Menurut Instruksi Presiden No. 19 Tahun 1969, ”Kepariwisataan adalah
yang khas, seperti hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam yang indah
dan iklim yang nyaman”. Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990,”Pariwisata
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengelola atau
penyelenggara serta pengusahaan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di
bidang ini sehingga orang/wisatawan datang untuk mengunjunginya”. Sedangkan
pengertian pariwisata menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2009 adalah,”Berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah”. Di lain
sisi, WTO (dalam Muljadi 2009:9) mendefinisikan pariwisata sebagai “...the activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one concecutive years for leisure, business, and other purposes...”.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah
perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat yang lain dalam jangka waktu
tertentu, untuk menikmati perjalanan dan di luar kegiatan rutin sehari-hari dengan
berbagai fasilitas yang disediakan.
2.2 Pengertian Wisatawan
Karena pariwisata merupakan suatu fenomena yang relatif masih baru maka
banyak masalah yang belum terselesaikan dengan tuntas. Salah satu masalah tersebut
adalah mengenai siapa yang dianggap sebagai wisatawan dan siapa yang tidak.
ditetapkannya definisi mengenai wisatawan. Dalam perkembangannya
masing-masing negara menggunakan definisi yang berbeda-beda tentang wisatawan.
Definisi yang digunakan oleh negara-negara yang tergabung dalam organisasi OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) menggunakan definisi yang dikeluarkan oleh The Comittee of Statistical Experts of The League of Nations (dalam Erawan,1994:25) yang menyatakan bahwa :
1. Wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara lain selain negara di mana dia biasa tinggal, dan dengan periode setidak-tidaknya selama 24 jam.
2. Yang berikut ini adalah yang biasa dianggap sebagai wisatawan :
a. Orang-orang yang bepergian untuk tujuan bersenng-senang, alasan keluarga, untuk tujuan kesehatan dan lain sebagainya.
b. Orang-orang yang bepergian untuk mengadakan pertemuan atau mewakili kedudukan sebagai diplomat, misi keagamaan, orang-orang yang bepergian dengan alasan dagang.
c. Orang-orang yang singgah dalam pelayaran lautnya, sekalipun bila mereka tinggal kurang dari 24 jam.
3. Yang berikut ini tidak bisa dianggap sebagai wisatawan : a. Orang-orang yang dating baik dengan dasar kontrak
maupun tidak, untuk mencari kerja atau yang bekerja pada suatu aktivitas usaha di negara tersebut.
b. Orang-orang lain yang dating untuk menetap menjadi penduduk di negara tersebut.
Pada tahun 1967 suatu kelompok ahli mengenai perjalanan internasional yang
dikumpulkan oleh “Komisi Satistik Perserikatan Bangsa-Bangsa”menyarankan untuk menggunakan definisi mengenai pengunjung (visitor) yang pertama-tama dipertimbangkan dalam Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai perjalanan
internasional dan pariwisata di Roma tahun 1963. Dalam definisi ini istilah
orang yang mengunjungi suatu negara selain negara tempat tinggalnya yang biasa,
untuk berbagai tujuan selain mencari dan melakukan suatu pekerjaan yang
menguntungkan di negara yang dikunjungi”.
Definisi yang dinyatakan di dalam Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai pengunjung (visitor) mencakup (dalam Erawan,1994:26) :
1. Pelancong (excursionist) adalah seorang visitor yang tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjungi.
2. Wisatawan (tourist) adalah visitor yang tinggal paling sedikit selama 24 jam di negara yang dikunjungi dan tujuan perjalanannya itu dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Menggunakan waktu luang yakni rekreasi, liburan, kesehatan, studi, olah raga dan keagamaan.
b. Dagang, keluarga, misi dan pertemuan.
Instruksi Presiden Republik Indonesia No.9 Tahun 1969 (dalam Soekadijo
1997:17) tertulis dalam Bab I pasal 1, bahwa “wisatawan (tourist) adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan
menikmati perjalanan dan kunjungan itu. Defenisi ini sifatnya konseptual, tidak
operasional. Ada kejanggalan bahwa juga disebutkan “dengan menikmati kunjungan
dan perjalanan itu”.
Norval (dalam Soekadijo 1997:13), mendefinisikan wisatawan sebagai
berikut, ”adalah setiap orang yang datang dari suatu negara asing, yang alasannya
bukan untuk menetap atau untuk bekerja di situ secara teratur, dan yang di negara di
mana ia tinggal untuk sementara itu membelanjakan uang yang didapatkannya di lain
tempat”.
Pada perkembangan selanjutnya, dua lembaga internasional, yaitu Komisi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Komisi Fasilitas Internasional Civil Aviation Organization (ICAO), tidak dapat menerima batasan pengertian dari Liga Bangsa-Bangsa tersebut dan menyiapkan batasan arti sendiri. Batasan pengertian tourist yang diambil dalam konvensi PBB tahun 1954 dan diratifikasi oleh lebih dari 70 negara
(dalam Muljadi 2009:10) ialah “...setiap orang yang datang ke suatu negara karena
alasan lain untuk bermigrasi dan yang tinggal paling sedikit 24 jam, serta paling lama
6 bulan dalam tahun yang sama...”.
Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (dalam
Muljadi 2009:12), pengertian wisatawan masih sama dengan pengertian pada
undang-undang sebelumnya, sedangkan pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat
tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan
daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan,
kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata”.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa wistawan
adalah orang yang melakukan perjalanan wisata dalam jangka waktu tertentu dan
bersifat sementara.
2.3 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata
Objek dan daya wisata adalah suatu bentukan dan aktivitas dan fasilitas yang
berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke
suatu daerah tertentu. Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan semata-mata
hanya merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut sebagai daya tarik
wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu. Misalnya penyediaan
aksesibilitas atas fasilitas. Oleh karena itu suatu daya tarik dapat dimanfaatkan
sebagai daya tarik wisata.
Objek daya tarik wisata sangat erat hubungannya dengan travel motivation
dan travel fashion, karena wisatawan ingin mengunjungi serta mendapatkan suatu pengalaman tertentu dalam kunjungannya.
Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa
adanya daya tarik di suatu daerah tertentu, kepariwisataan sulit untuk dikembangkan.
Pariwisata biasanya akan dapat lebih berkembang atau dikembangkan, jika di suatu
Terdapat banyak jenis daya tarik wisata dan dibagi dalam berbagai macam
system klasisfikasi daya tarik. Secara garis besar daya tarik wisata diklasifikasikan ke
dalam tiga klasifikasi (dalam Happy, 2002:78) :
1. Daya tarik alam
2. Daya tarik budaya
3. Daya tarik buatan manusia
Walaupun demikian ada yang membagi jenis objek dan daya tarik wisata ini
ke dalam dua kategori saja, yaitu :
1. Objek dan daya tarik wisata alam
2. Objek dan daya tarik wisata sosial budaya.
Dari uraian di atas maka ditarik kesimpulan bahawa objek dan daya tarik
wisata adalah suatu unsur penting dalam pengembangan kepariwisataan karena
mampu menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke daerah tersebut.
2.4 Pengertian Produk Wisata
Menurut Muljadi (2009:46) mendefinisikan produk wisata adalah suatu
bentukan yang nyata dan tidak nyata, dalam suatu kesatuan rangkaian perjalanan
yang hanya dapat dinikmati apabila seluruh rangkaian perjalanan tersebut dapat
memberikan pengalaman yang baik bagi yang melakukan perjalanan tersebut.
Suwantoro (1997:49), berpendapat: “...produk wisata merupakan keseluruhan
meninggalkan tempat tinggalnya, sampai ke daerah tujuan wisata yang telah
dipilihnya dan kembali ke rumah dimana ia berangkat semula...”.
Ciri-ciri suatu produk wisata (Suwantoro,1997:48) adalah : 1. Hasil atau produk wisata tidak dapat dipindahkan. Karena itu
dalam penjualannya tidak mungkin produk itu dibawa kepada konsumen, sebaliknya konsumen (wisatawan) yang harus dibawa ketempat dimana produk itu dihasilkan.
2. Produksi dan konsumsi terjadi pada tempat dan saat yang sama. Tanpa adanya konsumen yang membeli produk/jasa maka tidak akan terjadi produksi.
3. Produk wisata tidak menggunakan standar ukuran fisik tetapi menggunakan standar pelayanan yang didasarkan atas suatu kriteria tertentu.
4. Konsumen tidak dapat mencicipi atau mencoba contoh produk itu sebelumnya, bahkan tidak dapat mengetahui atau menguji produk itu sebelumnya.
5. Hasil atau produk wisata itu banyak tergantung pada tenaga manusia dan hanya sedikit yang mempergunakan mesin.
6. Produk wisata merupakan usaha yang mengandung risiko besar.
Jadi produk wisata merupakan rangkaian dari beberapa jasa yang saling
terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan (segi ekonomis), jasa
masyarakat (segi sosial / psikologis) dan jasa alam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam produk pariwisata (dalam Happy, 2002:113) :
a. Kualitas, dalam arti memenuhi persyaratan yang dikehendaki dan merupakan pengharapan konsumen atas produk.
b. Value atau nilai produk, sejauh mana kegunaan produk tersebut bagi konsumen. Nilai produk ini juga dapat tercermin dalam harga secara langsung atau tidak langsung.
Dari beberapa pengertian di atas maka ditarik kesimpulan bahwa produk
wisata adalah keseluruhan pelayanan yang di dapat wisatawan selama melakukan
perjalanan wisata.
2.5Pengertian Industri Pariwisata
Dalam buku Pengantar Pariwisata Indonesia yang diterjemahkan oleh
Direktur Jenderal Pariwisata (1976:40-41) disebutkan antara lain bahwa : kata
“industri” mengandung pengertian suatu rangkaian perusahaan-perusahaan yang
menghasilkan barang atau produk tertentu. Produk wisata sebenarnya bukan
merupakan suatu produk nyata, melainkan rangkaian jasa-barang yang tidak hanya
mempunyai segi-segi yang bersifat ekonomis, tetapi juga segi-segi yang bersifat
social dan psikologi serta alam. Jasa-jasa yang diusahakan oleh berbagai perusahaan
itu terkait menjadi suatu produk wisata. Sebagai industri, maka rangkaian perusahaan
yang biasa merupakan unsur industri pariwisata ialah : perusahaan-perusahaan
penginapan, angkutan wisata, biro perjalanan, restoran dan perusahaan liburan (dalam
Erawan, 1994:28).
Industri pariwisata atau sektor pariwisata bukan merupakan suatu sektor
ekonomi tertentu atau bukan merupakan cabang produksi tertentu. Adapun
barang-barang dan jasa-jasa yang diperhitungkan dalam pariwisata berasal dari beberapa
sektor, dan ini memenuhi permintaan wisatawan asing maupun dalam negeri. Selama
tidak ada konsep yang formal tentang sektor pariwisata yang dapat dikembangkan
kelompok industri dan aktivitas komersial yang memprodusir barang-barang dan
jasa-jasa yang sebagian atas seluruhnya dikonsumsi oleh wisatawan asing maupun
dalam negeri (United Nations Conference On Trade and Development, 1971:4). Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa industri pariwisata adalah
perusahaan yang menghasilkan produk barang dan jasa dalam hal melayani
kebutuhan wisatawan.
2.6 Pengertian Sarana dan Prasarana Parwisata 2.6.1 Sarana Pariwisata
Sarana pariwisata adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan
kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta
kehidupannya tergantung pada kedatangan wisatawan.
Sarana kepariwisataan terdiri dari 3 jenis yaitu,
a. Sarana Pokok Kepariwisataan, adalah perusahaan-perusahaan yang hidup dan
kehidupannya sangat tergantung pada lalu lintas wisatawan dan travellers lainnya. Adapun perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
1) Perusahaan-perusahaan yang usaha kegiatannya mempersiapkan dan
merencanakan perjalanan wisatawan. Di dalam literatur kepariwisataan “Receptive Tourist Plant”. Yang dimaksudkan dengan “Receptive Tourist Plant” ialah perusahaan-perusahaan yang mempersiapkan perjalanan dan penyelenggaraan
tour, sightseeing bagi wisatawan, seperti: Travel Agent, Tour Operator, Tourist
2) Perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan di daerah tujuan kemana
wisatawan pergi.
Dalam isitilah kepariwisataan perusahaan ini biasa disebut dengan
“Residential Tourist Plant”. Yang dimaksudkan dengan “Residential Tourist Plant” adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan untuk menginap, menyediakan makanan dan minuman di daerah tujuan misalnya: Hotel,
Motel, Youth Hostel, Cottages, Camping Areas, Caravaning Taverns, dan sebagainya dan Catering Establishment, seperti: Bar dan Restaurant, Coffee Shop, Cafetaria, Grill-Room, Self Service, dan sebagainya. Dapat pula ditambahkan di sini kantor-kantor pemerintah seperti: Tourist Information Center, Government Tourist Office dan Tourist Association dapat pula dimasukkan ke dalam kelompok ini karena mereka juga memberikan pelayanan kepada wisatawan
yang datang walaupun tidak langsung.
b. Sarana Pelengkap Kepariwisataan, adalah fasilitas-fasilitas yang dapat melengkapi
sarana pokok sedemikian rupa, sehingga fungsinya dapat membuat wisatawan
lebih lama tinggal di tempat atau daerah yang dikunjunginya. Dalam literatur
kepariwisataan dikenal dengan istilah “recreative and sportive plant” seperti ski, golf, course, tennis court, swimming pool, boating facilities, hunting safari dengan
c. Sarana Penunjang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan sarana pendukung
kepariwisataan (dalam Yoeti 1996:10) adalah sarana penunjang kepariwisataan
adalah fasilitas yang diperlukan wisatawan (khususnya business tourist), yang
berfungsi tidak hanya melengkapi sarana pokok dan sarana pelengkap, tetapi
fungsinya lebih penting adalah agar wisatawan lebih banyak membelanjakan
uangnya di tempat yang dikunjunginya tersebut. Termasuk ke dalam kelompok ini
adalah nigh club, steambath, casino, souvenir shop, bioskop, opera.
2.6.2 Prasarana Pariwisata
Prasarana (dalam Yoeti, 1996:10) adalah semua fasilitas yang memungkinkan
proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat
memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Dalam pengertian di atas yang termasuk dalam prasarana adalah:
a. Prasarana Umum (General Infrastructure), yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan umum bagi kelancaran perekonomian. Adapun yang termasuk dalam
kelompok ini diantaranya adalah: sistem penyediaan air, pembangkit tenaga
lisitrik, jaringan jalan raya dan jembatan, airport, pelabuhan laut, terminal,
telekomunikasi dan stasiun, kapal tambang (Ferry), kereta api, dan lain-lain.
b. Kebutuhan Masyarakat Banyak (Basic Needs of Civilized Life), yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan masyarakat banyak. Termasuk dalam kelompok ini
offices (pemerintahan umum, polisi, pengadilan, badan-badan legislatif, dan lain
sebagainya).
Dalam pengembangan sebuah objek wisata sarana dan prasarana tersebut
harus dilaksanakan sebaik mungkin karena apabila suatu objek wisata dapat membuat
wisatawan untuk berkunjung dan betah untuk melakukan wisata disana maka akan
menyedot banyak pengunjung yang kelak akan berguna juga untuk peningkatan
ekonomi baik untuk komunitas di sekitar objek wisata tersebut maupun pemerintah
daerah.
Muljadi (2009:13) menerangkan tentang pengertian prasarana dan sarana
kepariwisataan sebagai berikut:
1. Sarana Kepariwisataan
Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan
pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung dan
kelangsungan hidupnya, tergantung dari wisatawan yang datang. Jenis-jenis sarana
pokok pariwisata antara lain adalah:
a. Perusahaan perjalanan (Travel Agent atau Biro Perjalanan Wisata) b. Perusahaan angkutan wisata
c. Perusahaan akomodasi
d. Perusahaan makanan dan minuman
e. Perusahaan daya tarik wisata dan hiburan
2. Prasarana Kepariwisataan, adalah semua fasilitas yang mendukung agar sarana
pariwisata dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan
kepada wisatawan guna memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam,
antara lain:
a. Prasarana perhubungan, seperti jaringan jalan raya dan jaringan rel kereta api,
bandara (airport), pelabuhan laut (sea-port), terminal angkutan darat dan stasiun kereta api.
b. Instalasi tenaga listrik dan instalasi penjernihan air bersih.
c. Sistem pengairan untuk keperluan pertanian, peternakan, dan perkebunan.
d. Sistem perbankan dan moneter.
e. Sistem telekomunikasi, seperti telepon, internet, pos, televisi, dan radio.
f. Pelayanan kesehatan dan keamanan.
Bagi wisatawan, sebenarnya dengan tersedianya sarana pariwisata di atas
belum sepenuhnya dianggap mencukupi kebutuhannya, sehingga perlu adanya
industri lain sebagai industri pendukung antara lain bank/ATM, money changer, kantor pos, rumah sakit, warung telepon, supermarket, fasilitas umum, dan lain-lain.
2.7 Wisata Kuliner
Berikut adalah uraian dari pengertian dari wisata dan kuliner.
Pengertian Wisata :
Jadi pengertian wisata tersebut mengandung empat unsur, yaitu : (1) Kegiatan perjalanan; (2) Dilakukan secara sukarela; (3) Bersifat sementara; (4) Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata”.
2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1994:1130) Wisata adalah bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, besenang-senang, dan sebagainya).
Pengertian Kuliner :
Menurut Kamus Inggris-Indonesia (1990:159)
Kuliner merupakan hal yang berhubungan dengan dapur atau masakan.
Wisata kuliner merupakan jenis wisata yang relatif baru di dunia industri
pariwisata. Hal ini terlihat dari perkembangan jenis wisata ini yang baru dimulai pada
tahun 2001. Erik Wolf adalah seorang Presiden Ikatan Wisata Kuliner
Internasionalyang mengesahkan lahirnya ikatan tersebut yang bernama International Culinary Tourism Association. Sepanjang tahun 2001, perakademian pariwisata di seluruh dunia mengadakan penelitian yang lebih serius akan wisata kuliner. Seorang
peneliti Lucy Long, dari Universitas Bowling Green di Ohio (USA) yang pertama
kali mencetuskan kata-kata wisata kuliner di tahun 1998.
Wisata kuliner dapat diartikan sebagai suatu pencarian akan pengalaman
kuliner yang unik dan selalu terkenang dengan beragam jenis, yang sering dinikmati
dalam setiap perjalanan , akan tetapi bisa juga kita menjadi wisatawan kuliner di
Dalam arti luas, wisata kuliner didefinisikan sebagai mengejar pengalaman
kuliner unik dan mudah diingat dari segala jenis makanan, sering dilakukan ketika
BAB III
GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN
3.1 Letak Geografis Kota Medan
Letak Kota Medan memang strategis. Keberadaan Pelabuhan Belawan di jalur
Selat Malaka yang cukup modern sebagai pintu gerbang atau pintu masuk wisatawan
dan perdagangan barang dan jasa baik perdagangan domestik maupun luar negeri
(ekspor-impor), menjadikan Medan sebagai pintu gerbang Indonesia bagian barat.
Sebagai sebuah kota, Medan mewadahi berbagai fungsi, yaitu, sebagai pusat
administrasi pemerintahan, pusat industri, pusatjasa pelayanan keuangan, pusat
komunikasi, pusat akomodasi kepariwisataan, serta berbagai pusat perdagangan
regional dan internasional.
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari
keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan
kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah
penduduk yang relatif besar. Secara geografis Kota Medan terletak pada 3°30'-3°43'
Lintang Utara dan 98°35'-98°44' Bujur Timur. Untuk itu topografi Kota Medan
cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5-37,5 meter di atas
Batas-batas wilayah Medan :
1. Batas Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka
2. Batas Selatan : Kabupaten Deli Serdang
3. Batas Timur : Kabupaten Deli Serdang
4. Batas Barat : Kabupaten Deli Serdang
Topografi Kota Medan cenderung miring ke Utara dan berada pada ketinggian
2,5-37,5 meter diatas permukaan laut.
Secara geografis, Kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya
sumber alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara,
Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini
menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai
kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan dan saling memperkuat
dengan daerah-daerah sekitarnya.
Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum. Kelembaban
udara di wilayah Kota Medan rata-rata berkisar antara 84-85 persen. Kecepatan angin
rata-rata sebesar 0,48 m/sec, sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya
104,3 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2001 rata-rata per bulan 19 hari
dengan rata-rata curah hujan per bulannya 226,0 mm (menurut Stasiun Sampali) dan
Kota Medan juga dilintasi beberapa sungai. Paling tidak ada 7 (tujuh) sungai
yang melintasinya, yaitu :
1. Sungai Belawan
7. Sungai Sulang-Saling/Sei Kera
3.2 Kepariwisataan Kota Medan
Ada banyak jenis wisata yang di suguhkan di Medan, antara lain yaitu :
3.2.1 Wisata Sejarah : 1. Istana Maimoon Medan
Istana Maimoon disebut juga Istana Kesultanan Deli, dibangun oleh Sultan
Makmun Al-Rasyid tahun 1888. Istana ini sudah telah pernah direnovasi (mengalami
perbaikan). Istana ini masih tetap dimiliki oleh Sultan dan keluarganya. Pada masa
lalu menurut Sejarah Kesultanan Deli, Istana Maimoon adalah jendela untuk masuk
kemasa kejayaan kerajaan.
2. Rumah Tjong A Fie
Rumah peninggalan seorang pengusaha, bankir dan kapitan yang berasal dari
Sumatera, Indonesia. Tjong A Fie membangun bisnis besar yang memiliki lebih dari
10.000 orang karyawan. Karena kesuksesannya tersebut, Tjong A Fie dekat dengan
para kaum terpandang di Medan, di antaranya Sultan Deli, Makmun Al Rasjid serta
pejabat-pejabat kolonial Belanda.
3. Menara Tirtanadi
Menara air ini dulunya milik pemerintahan kolonial Belanda yang bernama
NV.Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih yang berdiri pada tahun 1905. Menara
Air ini selesai dibangun pada tahun 1908 dan sekarang sudah menjadi milik PDAM
Tirtanadi. Fungsinya untuk mensuplai kebutuhan air bersih para penduduk yang
sampai sekarang masih tetap digunakan. Selain itu, menara air ini dulunya berfungsi
juga sebagai Landmark Kota Medan.
4. Kantor Pos Lama
Kantor Pos & Giro yang letaknya berada di persimpangan Jl. Balai Kota
tepatnya menghadap ke lapangan merdeka medan (dulunya disebut esplanade)
merupakan bangunan sejarah peninggalan zaman kolonial Belanda. Fungsi bangunan
yang tidak berubah dari dulu yaitu sebagai jasa pengiriman surat dan pengiriman lain
sangat menopang dan menjadi fungsi yang fundamental untuk masyarakat Kota
Medan.
5. Gedung London Sumatera
Gedung London Sumatera yang berada di Kota Medan telah dibangun sejak
tahun 1906 yang berfungsi sebagai kantor perusahaan perkebunan milik Harrisons &
Desain arsitekturnya menampakkan gaya transisi yang mirip dengan rumah-rumah di
London.
3.2.2 Wisata Bangunan : 1. Museum Sumatera Utara
Museum Daerah Sumatera Utara terletak sekitar 1 km dari jalan utama.
Diresmikan pada bulan April 1982 oleh Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan. Yang
mana merupakan salah satu cara untuk melestarikan seni budaya Sumatera Utara.
2. Museum Militer Bukit Barisan
Terletak dijalan Zainul Arifin.Museum ini mempunyai koleksi senjata, yang
dipergunakan pada waktu perang kemerdekaan.
3.2.3 Wisata Cagar Alam : 1. Taman Buaya
Taman Buaya ini merupakan taman terbesar di Indonesia, dimana
buaya-buaya tersebut hidup dan berkembang biak hingga saat ini. Terletak di daerah Asam
Kumbang, kira-kira 5 km dari pusat kota. Banyak dikunjungi oleh turis luar negeri
maupun dalam negeri. Kuantitas buaya-buaya ini telah mencapai 1.500 dengan
2. Kebun Binatang
Kebun binatang di Kota Medan ini sangat banyak pengunjungnya dimana
terdapat banyak binatang. Kebun binatang ini juga digunakan sebagai tempat
penelitian hewan-hewan yang ada di tempat tersebut.
3.2.4 Wisata Belanja: 1. Pajak Ikan Lama
Keberadaan pasar Ikan tak lepas dari perkembangan sejarah Kota Medan.
Pada zaman kolonial, wilayah Kesawan merupakan pusat perdaganan di Sumut yang
lambat laun mulai merambah menjadi wilayah pemerintahan. Tapi seiring dengan
perkembangan zaman, menyusul putusnya hubungan transportasi nelayan dari
Belawan ke Medan karena Sungai Deli tak mungkin lagi dilayari, Pasar Ikan Lama
akhirnya berubah fungsi menjadi pusat penjualan bahan kain dan berjalan sampai
sekarang.
3.2.5 Wisata Pilgrim:
1. Mesjid Agung (Mesjid Raya) Medan
Mesjid Agung atau disebut juga Mesjid Raya merupakan salah satu mesjid
terbesar dan terindah di Indonesia. Dibangun tahun 1906 oleh Sultan Makmun
Al-Rasyid dan berdiri hanya 200 m dari Istana Maimoon. Mesjid ini, dengan gaya
arsitektur yang diinspirasi dari gaya Moorish adalah yang terbesar. Dimana dengan
2. Graha Maria Annai Velangkanni
Graha Maria Annai Velangkani, gereja yang menjadi objek wisata terletak di
sekitar daerah Tanjung Selamat, Medan. Gereja ini mengandung cerita di balik proses
pembangunannya dan sangat menarik jika dikunjungi. Anda akan dipandu oleh
biarawati atau pun langsung oleh pasturnya, Pastur James.
3. Kuil Shri Mariamman
Kuil Shri Mariamman adalah kuil Hindu tertua di Kota Medan, Indonesia.
Kuil ini dibangun pada tahun 1884 untuk memuja dewi Kali. Kuil ini terletak di
kawasan yang dikenal sebagai Kampung Keling.
4. Vihara Gunung Timur
Vihara Gunung Timur adalah kelenteng Tionghoa (Taoisme) yang terbesar di
Kota Medan, Indonesia dan mungkin juga di pulau Sumatra. Kelenteng ini dibangun
pada tahun 1930-an. Vihara Gunung Timur ini terletak di Jalan Hang Tuah, sekitar
500 meter dari Kuil Sri Mariamman dan berada di sisi Sungai Babura.
Selain jenis-jenis wisata di atas, perkembangan hotel-hotel berbintang di
Medan juga semakin berkembang pesat. Dilihat dari semakin banyaknya hotel-hotel
berbintang yang di bangun di Medan. Daftar hotel-hotel berbintang di Medan adalah
sebagai berikut :
- Grand Angkasa International Hotel, Jalan Sutomo No.1
- Danau Toba International Hotel, Jalan Imam Bonjol No.17
- Grand Aston City Hall, Jalan Balai Kota No.1
- Grand Swissbell Hotel, Jalan S.Parman No.217
- The Aryaduta Hotel, Jalan Kapten Maulana Lubis No.8
- Hotel Citi International, Jalan Sunyatsen No.77
- Santika Premiere Dyandra Hotel, Jalan Kapten Maulana Lubis No.7
- Hotel Deli River, Jalan Raya Namoramber No.129
- Garuda Plaza Hotel, Jalan Sisimangaraja No.18
- Dharma Deli Inn, Jalan Putri Hijau No. 2
- Grand Delta Hotel, Jalan Juamda No. 3c
- Asean International Hotel, Jalan Adam Malik No. 5
- Hotel Soechi International, Jalan Cirebon No. 76a
- Hotel Tiara Medan, Jalan Cut Mutia
3.3 Wisata Kuliner Kota Medan
Bicara tentang kuliner, Medan tidak perlu di ragukan lagi. Setiap suku di
Medan memiliki masakan khas masing-masing sehingga makanan yang di sajikan di
Medan sangat beragam dan tidak jarang masakan tersebut mengundang rasa
penasaran wisatawan. Setidaknya ada enam aliran kuliner besar di Medan yaitu :
Aceh, Minang, Melayu, Tionghoa, dan India dan tidak ketinggalan sub etnik dari
Berikut uraian macam-macam restoran dan rumah makan yang menyediakan
kuliner Medan :
1. Restoran Garuda
Salah satu restoran minang-melayu yang paling besar dan melegenda di
Medan adalah Restoran Garuda. Makanan yang di sajikan sudah mengalami
modifikasi rasa namun tetap khas. Pemilik restoran ini adalah H. Zulhelfi,SE dan
berdiri sejak 9 Oktober 1976, yang diawali di Jalan Pemuda No. 20. Namun sekarang
restoran ini hanya buka 2 cabang yaitu di Jalan Gajah Mada No. 8 dan Jalan Adam
Malik No. 14. Salah satu menu andalan restoran ini adalah rendang.
2. Restoran Cahaya Baru
Komunitas India termasuk salah satu pilar masyarakat Medan. Mereka
memiliki kampung sendiri yang di kenal dengan Kampung Madras (Kampung
Keling). Salah satu restoran yang menjual makanan khas India adalah Restoran
Cahaya Baru. Restoran ini sudah berusia 10 tahun dan restoran ini didirikan oleh
pasangan suami istri, Antoni dan Yakoba. Makanan yang menjadi andalan di resoran
ini adalah kari yang terdiri dari kari ayam dan kari kambing. Restoran ini terletak di
Jalan Teuku cik Di Tiro No. 12/16.
3. Restoran Sheraton
Untuk merayakan peristiwa istimewa, sebut saja Imlek, acara makan bersama
kebesaran khas Cina ada di tempat ini.Sheraton didirikan pada tahun 1984 oleh
Hendry A.J. Awalnya Sheraton bertempat di Jalan Orion, samping Medan Plaza,
namun sekarang restoran ini bertempat di Jalan Gajah Mada. Menu andalan restoran
ini adalah kepiting saus pedas.
4. Rumah makan On Do
Nama On Do yang dijadikan merek rumah makan ini berasal dari bahasa
Batak Toba yang artinya “Inilah!”. On Do didirikan tahun 2006 oleh Melissa dan
bertempat di Jalan Pabrik Tenun No.45. Terkenal dengan babi panggang yang
dinikmati dengan sambalnya yang terbuat dari andaliman, saksang yang dimasak
dengan darah, dan tidak ketinggalan ikan mas arsik.
5. Rumah Makan Nasrul Sibolga
Rumah makan ini sudah ada sejak tahun 1988, pemiliknya adalah Abdul Latif
dan bertempat di jalan SM. Raja No.86 A. Terkenal dengan panggang geleng,
panggang pacak, gulai ikan sale, sambal teri, arsik dan sayur daun ubi tumbuk.
Rumah Makan Nasrul Sibolga membawa cita rasa santapan khas Mandailing Pesisir.
6. Rumah Makan Mari Kena
Nama rumah makan ini diambil dari bahasa Karo yang berarti “mari kemari”.
bertempat di Jalan Letjend Jamin Ginting No. 94. Menu andalan di rumah makan ini
adalah gulai ikan mas, gulai ikan lele, dan gulai ayam kampung.
7. Sop Sumsum Langsa
Di Rumah Makan Sop Sumsum Langsa, kita ditawari cara makan sup yang
berbeda dari umumnya sup. Sepotong kaki sapi dihadirkan dalam posisi tulang ke
atas lalu sumsum sapi tersebut dengan menggunakan sedotan. Cara menikmati yang
unik ini langsung menjadi ciri khas Rumah Makan Sop Sumsum Langsa. Rumah
makan ini didirikan oleh Lukman Hakim pada tahun 1990 dan bertempat di Jalan Yos
Sudarso No. 73 Glugur.
8. Rumah Makan Padang Sidempuan
Sesuai dengan namanya, Rumah Makan Padang Sidempuan, maka yang dijual
adalah aneka makana khas Tapanuli Selatan. Didirikan tahun 1987 oleh suami isteri,
Alm Mahidin Lubis dan Nurhatimah. Terkenal dengan ikan sale (ikan yang
diasapkan), kemudian dimasak dengan aneka rasa. Rumah makan ini bertempat di
Jalan SM. Raja. Simpang Marendal dan di Simpang Jalan Sei Belutu.
9. Rumah Makan Sup Sipirok
Rumah makan ini menyediakan makan khas Sipirok yaitu dengan menu
andalan sup kerbau. Rumah makan ini didirikan oleh Yusniar pada tahun 2003 dan
10. Warung Etek
Warung Etek merupakan rumah makan yang menyajikan makanan khas
minang. Didirikan oleh Pak Udin dan sudah berdiri selama 28 tahun. Menu andalan
di rumah makan ini adalah gulai kepala ikan, gulai kikil, kari kambing, dan sambal
hijau. Restoran ini berada di Simpang Erlangga.
Demikian uraian beberapa wisata kuliner yang dapat dikunjungi di Kota Medan.
Keberagaman kuliner yang dimiliki oleh masyarakat Kota Medan secara sederhana
dapat dilihat sebagai produk-produk makanan yang memanifestasikan keberagaman
masyarakat Kota Medan. Bahkan, keberagaman produk-produk makanan ini dapat
dilihat sebagai representasi dari heterogenitas dan pluralisme masyarakat Kota
Medan. James Danandjaja menyatakan keberadaan produk-produk makanan yang
BAB IV
EKSISTENSI KULINER DALAM MENDUKUNG KEPARIWISATAAN KOTA MEDAN
4.1 Jenis-jenis Kuliner Yang Mendukung Kepariwisataan Kota Medan
Keberadaan produk-produk makanan sebagai bagian dari sebuah kebudayaan
pada masyarakat Kota Medan terimplementasi pada beragamnya jenis-jenis produk
makanan yang dimiliki. Sebagai analogi, Kota Medan yang dihuni oleh etnis Minang,
Aceh, Melayu, sub etnik dari Batak, dan Tionghoa akan menghasilkan produk-produk
makanan seperti Gulai Kepala Kakap (Minang), Sop Sumsum Langsa (Aceh),
Sembam Ikan (Melayu), Kidu-kidu (Karo), dan Cap Cai (Tionghoa).
Berikut jenis-jenis kuliner yang mendukung kepariwisataan Kota Medan :
1. Sup Kambing Kumango
Sesuai dengan namanya, Sup Kambing Kumango hanya menyuguhi menu sup
yang terbuat dari kambing. Ada sup kepala kambing, sup kaki dan juga sup daging.
Sup kambing ini tampak unik dengan kuahnya yang keruh dari hasil parutan wortel.
Namanya Sup Kambing Kumango karena letaknya berada di Jalan Kumango (Jln.
Ahmad Yani IV). Usaha Sup Kambing Kumango ini didiikan oleh almarhum Tresno,
dan setelah itu dilanjutkan oleh ketiga puteranya, yakni Sony, Roi, dan Gafur.
2. Mie Aceh Titi Bobrok
Dari ratusan pedagang mie Aceh, Mie Aceh Titi Bobrok adalah kedai mie
Aceh yang paling tua yang pertama kali memeperkenalkan Mie Aceh ke Kota Medan.
Di tempat ini, Mie Aceh diolah dengan beragam rasa, standarnya adalah Mie Aceh
Daging, Mie Aceh Seafood yaitu dengan campuran udang, cumi-cumi dan kepiting,
dan juga ada bihun yang diolah dengan bumbu khas Aceh. Warung ini didirikan oleh
Fuadi Yusup. Kedai ini berada di jalan Setia Budi.
3. Mie Rebus Perdana
Panganan mie hampir ada di setiap etnis. Di kalangan masyarakat Melayu,
mie rebus cukup populer. Warung mie rebus yang paling terkenal di Kota Medan
adalah Mie Rebus Perdana. Bahan yang digunakan untuk membuat mie rebus ini
adalah mie kuning biasa, dan yang membuat istimewa adalah kuahnya. Kuah terbuat
dari bumbu-bumbu, antara lain bawang merah, bawang putih, gula merah dan udang.
Mie rebus ini juga dilengkapi toge, telur rebus, daun sup, bawang goreng, dan jeruk
nipis. Warung ini didirikan oleh Ismail dan berada di Jalan Perdana. Warung ini buka
pada jam makan siang.
4. Kwetiau Kerang
Kwetiau Kerang adalah salah satu warung penjual kwetiau khas menu
Tionghoa yang paling lama di Medan. Kwetiau kerang termasuk kwetiau seafood,
dimasak dengan udang, cumi-cumi dan bakso ikan, dan dilengkapi dengan kerang.
Nja dan terkenal karena menggunakan seafood. Warung ini berada di JalanS.Parman
No. 22.
5. Martabak Gapa
Martabak Gapa adalah jenis martabak khas India. Martabak ini memiliki rasa
yang khas karena lebih tebal dan padat dengan sayuran. Martabak ini dinikmati
dengan kuah kari dan acar. Martabak Gapa yang berada di Komplek Bengkel Gapa
Jalan S. Parman ini sudah ada sejak tahun 1980-an. Selain menjual martabak, di sini
juga tersedia roti cane. Perintis dan pemiliknya adalah Ayau, pria keturunan India
Tamil.
6. Bika Ambon
Bika Ambon adalah salah satu kuliner khas Medan yang populer dijadikan
buah tangan bagi wisarawan yang berkujung ke Medan. Pusat penjualan bika ambon
berada di Jalan Mojopahit. Dan salah satu toko bika ambon yang terkenal adalah
Zulaikha. Tak bias dipungkiri bahwa Bika Ambon Zulaikha sangat fenomenal hingga
saat ini. Padahal Zulaikha termasuk pemain baru, dibandingkan gerai bika ambon
lainnya yang berderet di Jalan Mojopahit. Rahasia Bika Ambon Zulaikha lebih
diminati dibanding bika ambon lainnya adalah air nira yang difermentasi.
7. Risol Gogo
Risol Gogo merupakan sejenis makanan ringan atau kue basah, dan juga
merupakan salah satu oleh-oleh khas Medan. Yang membuat Risol Gogo berbeda
dengan risol lainnya adalah kulitnya yang tipis dan digoreng dengan tepung panir
buncis, kentang, wortel yang sudah halus dan lunak. Selain sayuran, ada juga daging
ayam dan krim susu yang membuat risol jadi kaya rasa. Gogo di produksi sejak tahun
1981 oleh Juliani Chandra. Risol ini merupakan perkawinan resep Belanda dan
bumbu dalam negeri. Risol Gogo dapat ditemukan di Jalan Mojopahit No. 53.
8. Durian Ucok
Jika berkunjung ke Medan tidak sah jika tidak mencicipi durian Medan. Salah
satu tempat yang pas untuk menikmati durian Medan adalah Ucok Durian. Setiap
malam selalu berlangsung pesta durian di tempat ini. Durian yang dijual di tempat ini
adalah Durian Bahorok. Ucok Durian berada di Jalan Iskandar Muda (Pringgan).
9. Pancake Durian Mei Cin
Medan sudah terkenal dengan duriannya. Agar bisa berkembang, durian dapat
diolah menjadi suatu penganan dan salah satunya adalah pancake durian. Salah satu
usaha rumahan pancake durian yang layak dipilih adalah pancake durian Mei Cin
yang berada di Jalan Ketapang. Usaha yang dirintis Mei Cin ini sudah berjalan 4
tahun. Pancake Durian Mei Cin terkenal dengan kulitnya yang tipis dan lembut.
Pancake Durian Mei Cin memiliki karakteristik kulit tipis berwarna kuning segar, isi
dalamnya lumayan padat, pada saat digigit terasa empuk.
10. Bananas
Pisang goreng adalah salah satu snack yang cukup merakyat dan umumnya
diolah begitu saja. Tetapi Bananas sebuah gerai pisang goreng berada di areal parkir
Millenium Plaza mengkreasikan pisang goreng dalam aneka rupa dan rasa, pendirinya
pisang satai dan pisang bulat, kemudian pisang tersebut diberi aneka rasa, yaitu rasa
coklat, keju, pedas manis, orange, pandan, nanas, atau stroberri. 11. Mie Sup Sugeng
Warung ini berada di Jalan Sei Petani, dan buka pada pukul 14.00. Sawi
menjadi ciri khas mie sup ini. Tampilan mie sup buatan Sugeng sangat khas. Sepintas
tampilannya mirip soto jogja atau soto Madura. Isinya terdiri dari bihun dengan
campuran kol, toge, sawi dan ayam suwir. Kuah sup ini merupakan hasil dari rebusan
ayam, dan sari pati ayam dijadikan sebagai penyedap rasa. Sayuran yang digunakan
pun harus sayuran yang masih segar. Bumbu pembuat kuah adalah terdiri dari
bawang merah, bawang putih, kemiri, merica dan sedikit kayu manis.
12. Laksa
Bagi masyarakat umum, laksa memang belum sepopuler mie biasa. Laksa
adalah mie ala Penang. Di kota Medan, laksa juga bias dihitung dengan jari. Namun
ada salah satu warung makan yang menyediakan laksa di bilangan JalanYose Rizal
No. 80 A Medan. Mie Laksa terbuat dari tepung beras, dan kuah laksa terbuat dari
kaldu dan kuah ikan selar. Bahan pokok lainnya yang dimasukkan ke dalam kuah
laksa adalah sayur kencong, daun ketumbar, dan daun mint serta daun jem hong. 13. Lontong Kak Lin
Bicara soal lontong di Medan tak bias lepas dari Lontong Kak Lin yang
berada di Kampung Madras (Jalan Cik Ditiro). Warung makan ini terkenal dengan
lontong bumbu pecal. Tersedia juga sambal teri yang sudah dibungkus untuk
lontong yang dijual adalah lontong sayur dan lontong bumbu pecal. Seporsi lontong
pecal terdiri atas nasi lontong yang disiram saus kacang. Aroma kencur dan pedas
lumayan terasa. Bagi yang tidak menyukai rasa lemak dan suka pedas bisa memilih
lontong sayur, bahan utamanya tetap nasi lontong, kemudian disiram kuah sayur
nangka dan kacang panjang.
14. Asam Segar Gulai Ikan Ajo
Warung Nasi Ajo menjajakan menu khas dari Padangpariaman. Meski
bangunannya sederhana, namun warung ini penuh saat makan siang. Sekitar 70%
pelanggannya adalah etnis Tionghoa. Jika ingin merasakan menu masakan khas
Padangpariaman, cobalah sampade. Ini makanan yang berbahan baku ikan tongkol.
Rasanya pedas tapi segar, tanpa santan. Bumbunya merupakan campuran dari cabai
merah, bawang merah, bawang putih dan kemiri. Sambal cabai di warung ini juga
khas. Warung ini berada di simpang Jalan Besi.
15. Kari Bihun RM Tabona
Jenis makanan yang populer di rumah makan ini adalah kari bihun, ada dua
jenis kari bihun yang diminati yaitu kari bihun sapi dan kari bihun ayam. Kari bihun
yang disuguhkan menggunakan ayam kampung sehingga menjadi daya tarik
tersendiri. Bahan pokok kuah kari bihun ini adalah santan, kemudian dipadukan
dengan bumbu lainnya seperti jintan, ketumbar, kayu manis, serai, dan lainnya.
16. Soto Sinar Pagi
Soto Sinar Pagi adalah termasuk salah satu tempat sarapan langganan Sofyan
Tan, tokoh pembauran di Medan. Sofyan Tan punya pandangan tersendiri terhadap
Soto Sinar Pagi. “Ini soto murni khas Medan, bumbunya kuat, pengaruh Melayu,
taste terasa hidup”, komentarnya. Tampilan dan rasa soto Sinar Pagi cukup khas yaitu bersantan dan potongan daging. Bumbu terasa kuat, aroma kunyit, kapulaga terasa
hidup, menusuk hidung dan menggugah selera. Beberapa jenis soto yang dijual di
warung ini adalah soto daging, soto babat, usus limfa dan juga tersedia soto ayam
yang terdiri atas daging ayam plus rempela. Warung makan ini berada di Jalan Sei
Deli.
17. Kedai Belut
Kedai ini menyediakan menu serba belut. Ada belut goreng, belut masak cabai
hijau, dan belut sambal merah. Pemilik warung makan ini bernama Sherly. Per
harinya Sherly mengolah 30 hingga 50 kilogram belut yang langsung habis dalam
tempo setengah hari. Warung ini berada di Jalan Peringgan No. 56, Helvetia.
18. Roti Kawin di Warung Apek
Sejumlah menu zaman ‘baheula’ masih tetap dipertahankan di Warung Apek,
dan menjadi maskot warung. Misalnya kopi O, kopi pahit tanpa gula, dan roti baker
dengan serikaya buatan Apek sendiri. Mereka menyebutnya roti kawin, roti tawar
19. Stim Bawal RM Bintang
Rumah Makan Bintang adalah salah satu rumah makan rumahan. Ada banyak
pilihan sayuran tiap harinya. Dan yang tak boleh ketinggalan adalah stim bawal. Ikan
stim ini salah satu yang membuat pelanggan rindu untuk kembali ke rumah makan
ini. Rumah makan ini berada di Jalan Taruna No. 15 B.
20. Masakan Malaka di RM M&R
Nama pemilik rumah makan ini adalah Mina dan Ratna, sehingga nama rumah
makan ini di ambil dari huruf awal nama mereka. Rumah makan ini menyajikan
makanan khas Malaka (Malaysia). Salah satu menu yang disajikan di rumah makan
ini adalah gurame kencong, tampilannya berupa gurame utuh digoreng dan di atasnya
ditaburi saus asam pedas yang dibuat dari rajangan cabai rawit, bawang merah,
bawang putih dan bunga kecombrang. Menu lain yang pantas dicoba adalah cha chai
tahu. Cha chai adalah sawi asin dan disajikan dengan tahu kotak. Rumah makan ini
terletak di daerah Kampung Madras.
4.1 Eksistensi Wisata Kuliner Dalam Mendukung Kepariwisataan Di Medan Dalam era globalisasi saat ini terjadi perkembangan dalam dunia kuliner.
Banyaknya demo atau seminar cukup berperan dalam pengembangan dunia kuliner.
Hal tersebut dapat memberikan informasi-informasi terbaru yang diperlukan oleh
masyarakat dalam era global sekarang ini.
Makanan tradisional yang ada di Indonesia berkembang sesuai dengan budaya
yang ada di Medan yang mampu membawa dampak positif bagi kepariwisataan
Medan. Industri kuliner di Medan sangat berkembang, karena kuliner merupakan
gaya hidup dan budaya manusia.
Dalam hal buah tangan, kuliner khas Kota Medan juga mampu dijadikan
pilihan. Bukan hanya bagi wisatawan domestik namun juga bagi wisatawan
mancanegara. Banyak jenis kuliner Medan yang bisa dijadikan buah tangan, misalnya
Risol Gogo, Bika Ambon, Bolu Meranti, Sambal Teri, Pancake Durian dan lain
sebagainya.
Dari uraian di atas maka dapat dilihat bahwa kuliner Kota Medan sangat
berkembang dan harus didukung perkembangannya. Dalam perkembangannya, wisata
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari keseluruhan uraian mengenai Eksistensi Kuliner Dalam Mendukung
Kepariwisataan di Medan, maka pada akhir kertas karya ini penulis memberikan
kesimpulan, bahwa kuliner di Kota Medan yang unik, beragam dan lezat sangat
berpengaruh dan mampu mendukung bagi kepariwisataan Kota Medan karena kuliner
Kota Medan di dominasi dengan keberagaman suku yang ada di Medan dan tergolong
heterogen.
Ketika wisatawan berkunjung ke Medan, tidak akan susah untuk mencari
tempat makan. Banyaknya tempat makan yang dapat di temui di Medan dan kualitas
rasa dari tempat makan tersebut sudah di akui banyak wisatawan. Tidak hanya yang
menyediakan makanan khas Medan yang beragam, namun di Medan juga ada tempat
makan yang menyediakan makanan internasional. Hal tersebut juga semakin
memaksimalkan wisata kuliner di Medan, sehingga turis dari berbagai negara yang
tidak terbiasa dengan makanan khas Medan tetap dapat merasakan makanan dari
negaranya.
Untuk semakin menyukseskan wisata kuliner Kota Medan, mempertahankan
keunikan dan rasa dari makanan tersebut sangat penting sehingga ketika wisatawan
Medan untuk merasakannya kembali, dia tidak akan kecewa dengan rasanya yang
tidak berubah. Peningkatan sarana pariwisata dan promosi juga perlu dilakukan
dengan menambah informasi yang lengkap di media cetak dan elektronik.
5.2 Saran
Saran yang diberikan penulis dalam hal ini lebih kepada Pemerintah Kota
Medan agar dapat memfasilitasi keberadaan kuliner Kota Medan sehingga lebih
mudah didapatkan oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Berikut, penulis berharap dan menyarankan agar jenis-jenis kuliner lainnya
DAFTAR GAMBAR
Cafe Triboy di Jalan Dr. Mansyur
Restoran Golden King di Lapangan Merdeka
Kuliner Pagaruyung di Kampung Madras
DAFTAR INFORMAN Nama : Sri Hartini Harahap
Alamat : Jalan Bunga Cempaka No. 23
Pekerjaan : Mahasiswa
No Hp : 082367460796
Nama : Vivi Fransiska Panjaitan
Alamat : Jalan Karya Gg. Setia No. 134
Pekerjaan : Mahasiswa
No Hp : 08566111831
Nama : Hendra Wijaya
Alamat : Jalan Jamin Ginting No. 2A
Pekerjaan : Wiraswasta
No Hp : 085277035887
Nama : Mhd. Lazuardi
Alamat : Jalan Setia Budi No. 23
Pekerjaan : Wiraswasta
No Hp : 085761048786
Nama : Riayamasita
Pekerjaan : Wiraswasta
No Hp : 085296823846
Nama : Joko Susilo
Alamat : Tanjung Morawa
Pekerjaan : Wiraswasta
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Erawan, I Nyoman. 1994. Pariwisata Dan Pembangunan Ekonomi (Bali sebagaikasus). Bali:PTUpadaSastra
Ismayanti, 2010.PengantarPariwisata.Jakarta:PT GramediaWidiasarana Indonesia
Kesrul, M.2003.Penyelenggaraan Operasi Perjalanan Wisata.Jakarta:Grasindo. Marpaung,Happy.2002.PengetahuanKepariwisataan.CetakanRevisiBandung:Alfabet a
Muljadi, A.J.2009.Kepariwisataan dan Perjalanan.Jakarta:RajaGrafindo Persada. Pitana, I Gde dan I Ketut Surya Diarta. 2008.Pengantar Ilmu Pariwisata.
PusatBahasa,DepartemenPendidikanNasional.KamusBesarBahasaIndonesiaEdisiKeti ga, 2003, Jakarta : PT BalaiPustaka
Soekadijo, R.G.1997,AnatomiPariwisata.Jakarta:GramediaPustakaUtama. Susono, Agus. 2011. WisataJajan Medan.Jakarta:PTIntisariMediatama
Suwantoro, Gamal.1997.Dasar-dasarPariwisata.Yogyakarta:Andi Yogyakarta. Suwena, I Ketut. 2010. IlmuPariwisata. Bali :UdayanaUniversityPress
Yoeti, Oka A.1996.Pemasaran Pariwisata.CetakanRevisi.Bandung: Angkasa Elektronik :
DAFTAR GAMBAR
Cafe Triboy di Jalan Dr. Mansyur
Restoran Golden King di Lapangan Merdeka
Kuliner Pagaruyung di Kampung Madras
DAFTAR INFORMAN Nama : Sri Hartini Harahap
Alamat : Jalan Bunga Cempaka No. 23
Pekerjaan : Mahasiswa
No Hp : 082367460796
Nama : Vivi Fransiska Panjaitan
Alamat : Jalan Karya Gg. Setia No. 134
Pekerjaan : Mahasiswa
No Hp : 08566111831
Nama : Hendra Wijaya
Alamat : Jalan Jamin Ginting No. 2A
Pekerjaan : Wiraswasta
No Hp : 085277035887
Nama : Mhd. Lazuardi
Alamat : Jalan Setia Budi No. 23
Pekerjaan : Wiraswasta
No Hp : 085761048786
Nama : Riayamasita
Pekerjaan : Wiraswasta
No Hp : 085296823846
Nama : Joko Susilo
Alamat : Tanjung Morawa
Pekerjaan : Wiraswasta