• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Kematangan Proses Digitalisasi Koleksi Buku Langka Perpustakaan Nasional RI Menggunakan COBIT 4.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Kematangan Proses Digitalisasi Koleksi Buku Langka Perpustakaan Nasional RI Menggunakan COBIT 4.1"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN

PROSES DIGITALISASI KOLEKSI BUKU LANGKA

PERPUSTAKAAN NASIONAL RI MENGGUNAKAN COBIT 4.1

ADE RIRI RIYANI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Analisis Tingkat Kematangan Proses Digitalisasi Koleksi Buku Langka Perpustakaan Nasional RI Menggunakan COBIT 4.1 adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

RINGKASAN

ADE RIRI RIYANI. Analisis Tingkat Kematangan Proses Digitalisasi Koleksi Buku Langka Perpustakaan Nasional RI Menggunakan COBIT 4.1. Dibimbing oleh HERU SUKOCO dan BADOLLAHI MUSTAFA.

Digitalisasi yang dilakukan di perpustakaan adalah bukti bahwa penyebaran dan penerapan teknologi informasi (TI) sudah menyebar ke berbagai bidang. Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas RI) juga melakukan digitalisasi koleksinya, terutama terhadap koleksi langka. Digitalisasi di Perpusnas RI merupakan proses yang panjang, mulai dari proses seleksi koleksi, klarifikasi hak cipta, pemeriksaan kondisi fisik koleksi, pembuatan data dokumen bibliografi, proses scanning/alih media, konversi file, editing dan pemberian watermark, kompilasi file, input metadata, sampai upload file digital. Sejak tahun 2001, belum pernah dilakukan evaluasi terhadap proses digitalisasi tersebut, sementara evaluasi penting karena Perpusnas RI aktif dalam melakukan digitalisasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja proses digitalisasi dan menganalisis tingkat kematangannya menggunakan Control Objectives for Information and Related Technology 4.1 (COBIT 4.1.) yang menyediakan pedoman dan arahan yang lengkap. Obyek dalam penelitian ini adalah proses digitalisasi, khususnya digitalisasi koleksi buku langka.

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui metode wawancara dengan 3 responden dan kuesioner dari 8 responden yang merupakan pihak-pihak yang memiliki wewenang dalam hal kebijakan dan mereka yang terlibat langsung atau bertanggung jawab dalam proses digitalisasi. Selain itu digunakan juga data sekunder berupa jurnal lokal dan internasional terkait proses digitalisasi dan COBIT 4.1., dokumen perencanaan, petunjuk teknis/pedoman teknis, laporan-laporan, dan dokumen lain yang merupakan produk kerja Perpusnas RI.

Tingkat kematangan diperoleh dengan melakukan pemetaan, mulai dari pemetaan Tujuan Perpusnas RI terhadap Tujuan COBIT 4.1., sampai pemetaan terhadap Proses TI COBIT 4.1. Pemetaan menghasilkan sembilan dari 34 proses TI dalam COBIT 4.1 yang selanjutnya dibuat kuesioner. Pembuatan kuesioner dan penghitungannya menggunakan Maturity Model COBIT 4.1 dan model Pederiva (2003).

Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata tingkat kematangan sembilan proses TI adalah 2.89 dari indeks kematangan 0-5. Nilai tersebut menunjukkan bahwa proses digitalisasi ada di level 3, yaitu defined, artinya proses digitalisasi sudah dilakukan dengan cukup baik dan prosesnya sudah baku, hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang menyatakan bahwa kontrol terhadap proses digitalisasi sudah dilakukan, sudah ada pengawasan dan evaluasi meskipun belum maksimal. Namun pengelolaan kualitas dan proses pengawasan serta evaluasi kinerja TI yang memiliki nilai terendah 2.73 perlu ditingkatkan dengan melakukan pengawasan dan evaluasi kinerja yang terjadwal dengan baik dan dengan SDM yang memadai dalam pelaksanaan kegiatan proses digitalisasi, sehingga tercapai peningkatan kualitas proses digitalisasi dan kualitas SDM. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa secara umum kinerja proses digitalisasi sudah dapat memenuhi tujuan dan sasaran Perpusnas RI, sesuai dengan tugas dan fungsi Bidang Transformasi Digital Perpusnas RI.

(5)

SUMMARY

ADE RIRI RIYANI. Analysis of Maturity Level on Processing Indonesian Library’s Rare Book Collections Using COBIT 4.1. Supervised by HERU SUKOCO and BADOLLAHI MUSTAFA.

Digitalization which has been done in a library is the proof of spreading and implementation of information technology in all fields. National Library of Indonesia (NLI) is also digitizing its collections, mostly of its rare collections. Digitalization is a long process, from collection selection, making a bibliographic document, scanning, file conversion, editing, until file uploading process. Since 2001, there is no further research on this process of the NLI while it is important because NLI is actived in doing digitalization.

This research intends to analyze the performance of the digitalization process and evaluates its maturity level using COBIT 4.1. Data that are being used are primary data which are gained from interview for 3 respondents and questionnaires from 8 respondents who are considered as having relevance or understanding IT governance, those who have authority in terms of policy as well as those who directly involved or responsible for digitalization process. Secondary data are also used, such as local and international journal related to digitalization process and COBIT 4.1., planning

documents, technical manuals, reports and other documents that are products of NLI. Maturity levels are obtained by mapping the purpose of NLI to the purpose of

COBIT 4.1 until mapping of COBIT 4.1’s IT processes. The mapping produce nine of

34 COBIT 4.1’ses IT processes hereafter devised as questionnaire. Questionnaire

construction and its calculation is using Maturity Model COBIT 4.1. and Pederiva model.

The result value of this research is 2.89 from maturity index of 0-5. It means the level of maturity of digitalization process of NLI is on “Defined” level. Defined means control is done and is already documented. The management is able to control problems that rarely show up, although the weakness for the control is seldom shown. This is appropriate with interview results that are showing that control on digitalization process is done, there is already monitoring and evaluation although not maximum yet. Quality management and monitoring and IT performance evaluation which have the lowest point 2.73 need to be improved by rescheduling the monitoring and performance evaluation properly and also with adequate human resources in implementation of digitalization process in order to achieve better digitalization process quality and human resource quality. Generally, the performance of the digitalization process is able to meet the goals and objectives of NLI, in accordance with the duties and functiovns for Digital Transformation of NLI.

(6)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(7)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional

pada

Program Studi Teknologi Informasi untuk Perpustakaan

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN

PROSES DIGITALISASI KOLEKSI BUKU LANGKA

PERPUSTAKAAN NASIONAL RI MENGGUNAKAN COBIT 4.1

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2015

(8)

Penguji Luar Komisi pada Sidang Tesis : Firman Ardiansyah, SKom, MSi

(9)

Judul Tesis : Analisis Tingkat Kematangan Proses Digitalisasi Koleksi Buku Langka Perpustakaan Nasional RI Menggunakan COBIT 4.1 Nama : Ade Riri Riyani

NIM : G652110085

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

DrEng Heru Sukoco, SSi MT Ketua

Drs Badollahi Mustafa, MLib Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi

Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan

Aziz Kustiyo, SSi MKom.

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 28 Februari 2015

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2013 ini adalah proses digitalisasi, dengan judul Analisis Tingkat Kematangan Proses Digitalisasi Koleksi Buku Langka Perpustakaan Nasional RI Menggunakan COBIT 4.1.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak DrEng Heru Sukoco, SSi MT dan Bapak Drs Badollahi Mustafa, MLib selaku pembimbing, kepada Bapak Firman Ardiansyah, SKom MSi selaku penguji luar komisi, serta Bapak Aziz Kustiyo, SSi MKom selaku Ketua Program Studi Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan (MTP). Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Welmin Sunyi Ariningsih, MLib selaku Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi, Ibu Dra. Sri Sumekar, Msi selaku Kepala Pusat Preservasi, dan Bapak Drs. Teguh Purwanto, SIP Msi. selaku Kepala Bidang Transformasi Digital yang telah membantu dalam proses pengumpulan data, Ibu Dra. Dina Isyanti, MSi selaku Kepala Bidang Layanan Koleksi Khusus yang memberi kesempatan kepada penulis untuk menerima beasiswa ini,. Ungkapan terima kasih juga disampaikan Ibu Yeri Nurita, SS selaku Ketua Kelompok Koleksi Buku Langka, kepada rekan-rekan staf Bidang Transformasi Digital, Tuty Hendrawaty yang telah banyak membagi ilmunya, Pak Ficky, rekan-rekan di Kelompok Koleksi Buku Langka, rekan-rekan mahasiswa MTP angkatan 2011, rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suami dan anak-anak tercinta, serta seluruh keluarga, atas segala dukungan, doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

2 TINJAUAN PUSTAKA 3

Digitalisasi 3

Perpustakaan Nasional RI 5

Pusat Preservasi Bahan Pustaka dan Bidang Transformasi Digital 5

Koleksi Perpustakaan Nasional RI 6

Analisis SWOT dan Analisis CSF 7

COBIT 8

Roadmap Penelitian 11

3 METODE 13

Kerangka Pemikiran 13

Alur Penelitian 14

Pengumpulan Data 16

Populasi dan sampel 16

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 17

Identifikasi Koleksi Digital Perpustakaan Nasional RI 17

Identifikasi Tujuan Bisnis 18

Identifikasi Tujuan Teknologi Informasi (TI) 23

Identifikasi Control Objective 26

Identifikasi Tingkat Kematangan 32

5 SIMPULAN DAN SARAN 37

Simpulan 37

Saran 37

DAFTAR PUSTAKA 39

LAMPIRAN 41

(12)

DAFTAR TABEL

1 Jumlah Koleksi Perpustakaan Nasional RI Tahun 2014 7

2 Tingkat Kematangan dalam COBIT 4.1 11

3 Jenis Koleksi yang Sudah Pernah Didigitalisasi di Perpusnas RI 17

4 CSF Pusat Preservasi Bahan Pustaka 19

5 Pemetaan Tujuan dan Sasaran Bisnis Perpusnas RI dengan Fungsi

dan CSF Pusat Preservasi Bahan Pustaka 20

6 Standar Tujuan Bisnis COBIT 4.1 22

7 Pemetaan Tujuan dan Sasaran Perpusnas RI dengan Tujuan Bisnis

COBIT 4.1 23

8 Hubungan antara Tujuan Bisnis dan Tujuan TI COBIT 4.1 24

9 Pemetaan Tujuan dan Sasaran Perpusnas RI 24

10 Pemetaan Tujuan TI dan Tujuan Bisnis COBIT 41 terhadap 25 11 Proses TI Hasil Pemetaan dengan Dasar Hasil Analisis Control Objectives 26

12 Control Objectives Plan and Organise 27

13 Control Objectives Acquire and Implement 29

14 Control Objectives Delivery and Support 30

15 Control Objectives Monitor and Evaluate 31

16 Bobot/Compliance 32

17 Tingkat Kematangan PO4 Menentukan Proses TI, Organisasi dan

Hubungannya 33

18 Rekapitulasi Hasil Analisis Tingkat Kematangan 34 19 Tingkat Kematangan Proses Digitalisasi Perpusnas RI 36

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram Alur Proses Digitalisasi di Perpusnas RI 3 2 Struktur Organisasi Pusat Preservasi Bahan Pustaka 5

3 Alur Kerja Pusat Preservasi Bahan Pustaka 6

4 Perkembangan COBIT 8

5 Kubus COBIT 4.1 9

6 Alur Penelitian 14

7 Tahapan Untuk Memperoleh Tingkat Kematangan 17 8 Nilai Tingkat Kematangan Proses Digitalisasi 36

DAFTAR LAMPIRAN

1 Tabel Matriks SWOT Perpusnas RI 41

2 Alternatif Strategi Perpusnas RI 42

3 Tujuan TI COBIT 4.1 43

4 Hubungan Tujuan TI COBIT 4.1 dengan Proses TI COBIT 4.1 44

(13)

6 Kuesioner 48 7 Pedoman Wawancara 66 8 Hasil Wawancara 67

(14)
(15)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Teknologi Informasi (TI) telah menyebar di berbagai bidang, termasuk perpustakaan. TI yang semakin canggih dan modern mendorong kemajuan dan perkembangan otomasi dan digitalisasi di bidang perpustakaan, dan penerapannya menjadi suatu kebutuhan dan keharusan guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi berbagai kegiatan di perpustakaan.

Perbedaan mendasar antara otomasi perpustakaan dan digitalisasi perpustakaan terdapat pada prosesnya. Otomasi perpustakaan adalah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan TI, sehingga beban pustakawan atau pengelola perpustakaan menjadi lebih ringan. Sementara, digitalisasi perpustakaan adalah proses mengolah dan mendistribusikan/membagi koleksi bahan pustaka atau dokumen asli berupa buku atau teks atau bentuk koleksi asli lainnya ke dalam bentuk file elektronik.

Perpustakaan Nasional RI (selanjutnya disingkat Perpusnas RI) sejak tahun 2001 melakukan digitalisasi koleksi yang dimilikinya, terutama terhadap koleksi langka. Menurut Hartinah (2009), digitalisasi terhadap koleksi-koleksi tersebut dimaksudkan untuk melestarikan nilai/kandungan informasi, meningkatkan akses pada informasi dan pengetahuan yang tersembunyi, mempromosikan sumberdaya yang pernah ada, serta mempromosikan instansi/lembaga pemilik sumber dokumen.

Digitalisasi juga merupakan salah satu cara Perpusnas RI dalam memenuhi salah satu fungsinya, yaitu melestarikan kandungan informasi bahan pustaka melalui alih media digital ke media baru. Digitalisasi menjadi bagian dari tugas Pusat Preservasi Bahan Pustaka Perpusnas RI, khususnya Bidang Transformasi Digital, yaitu melaksanakan pelestarian informasi dan fisik bahan pustaka.

Digitalisasi dilakukan melalui proses yang cukup panjang, mulai dari proses seleksi koleksi, klarifikasi hak cipta, pemeriksaan kondisi fisik koleksi, pembuatan data dokumen bibliografi, proses scanning/alih media, konversi file, editing dan pemberian watermark, kompilasi file, input metadata, sampai upload file digital (Kuswara dan Purwanto 2011).

Perumusan Masalah

Panjangnya proses digitalisasi di Perpusnas RI membuat perlu dilakukan monitoring, evaluasi dan pengawasan, bagaimanakah kinerja proses digitalisasi, apakah sudah sesuai dengan tugas dan fungsi Bidang Transformasi Digital Perpusnas RI. Selain itu, penelitian terhadap proses digitalisasi yang belum pernah dilakukan di Perpusnas RI ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kematangan proses digitalisasi.

(16)

2

dan Employees, antara tujuan dan resiko usaha, serta meliputi seluruh unit aktifitas perusahaan (Singleton 2007); Information Technology Infrastructure Library (ITIL) yaitu manajemen layanan TI yang menyediakan satu set kohesif praktek terbaik dan proses dukungan yang diakui secara internasional, suatu rangkaian konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi TI

(Doughty dan O’Driscoll 2002) dan Control Objectives for Information and

Related Technology (COBIT) yaitu sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna, dan manajemen, untuk menjembatani jarak antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis TI (ISACA 2012).

Dalam penelitian ini, kerangka kerja yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja proses digitalisasi dan menganalisis tingkat kematangannya adalah COBIT. Alasannya adalah karena COBIT menyediakan pedoman dan arahan yang lengkap jika dibandingkan dengan kerangka kerja yang lain. Obyek yang akan diteliti mencakup proses digitalisasi terhadap koleksi langka, terutama koleksi buku langka.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. mengevaluasi kinerja proses digitalisasi koleksi di Perpusnas RI.

2. mengevaluasi sejauh mana tingkat kematangan kinerja proses digitalisasi koleksi di Perpusnas RI.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. menjadi referensi untuk menilai tingkat kematangan proses digitalisasi atau tata kelola teknologi informasi di Perpusnas RI;

2. sebagai bahan rekomendasi bagi Perpusnas RI untuk menentukan kebijakan tata kelola teknologi informasi selanjutnya.

3. meningkatnya kualitas standar perencanaan dan pengorganisasian dalam proses digitalisasi di Perpusnas RI.

Ruang Lingkup Penelitian

Dengan pertimbangan agar diperoleh hasil yang lebih fokus, maka penelitian ini dibatasi pada :

1. melakukan analisis dan evaluasi kinerja dan tingkat kematangan proses digitalisasi koleksi Perpusnas RI menggunakan COBIT 4.1.

(17)

3

2 TINJAUAN PUSTAKA

Digitalisasi

Proses digitalisasi sangat diperlukan dalam pengalihan koleksi tercetak/bukan elektronik/digital menjadi file elektronik/digital (Mahmudin 2004). Digitalisasi sendiri mengacu kepada semua kegiatan yang melibatkan proses pembuatan koleksi menjadi tersedia secara digital dan online.

Proses digitalisasi di Perpusnas RI secara umum mengikuti langkah-langkah seperti dalam Gambar 1 (Kuswara dan Purwanto 2011).

ALUR PROSES DIGITALISASI DI PERPUSNAS RI

Kepala Bidang

Transformasi Digital Staf di Bidang Transformasi Digital

Bagian Koleksi

Mulai

Seleksi koleksi

Persetujuan Koleksi yang akan

didigitalisasi

Verifikasi koleksi yang akan didigitalisasi

Sesuai Tidak

Ya

Laporan petugas

Koleksi dikembalikan

oleh koordinator Sesuai

Laporan Koordinator Disetujui

Selesai

Tidak

Ya Dishelving

Selesai

Kompilasi file Pengeditan dan

watermark Pemeriksaan kondisi fisik koleksi

Tidak

Proses digitalisasi / alih media Pembuatan dokumen

data bibliografi Rusak?

Ya

Mastering dan konversi file

Pengemasan dan publikasi : - CD/DVD ROM - Website Perpusnas RI Proses perbaikan/

konservasi fisik di Bidang Konservasi

Input metadata & upload file digital

Selesai

(18)

4

Penjelasan dari Gambar 1 di atas adalah :

1. Koleksi yang akan dialihmediakan diseleksi di bagian koleksi, dalam hal ini di Kelompok Koleksi Buku Langka.

2. Koleksi yang akan dialihmediakan diterima oleh Kepala Bidang Transformasi Digital, Perpusnas RI.

3. Koleksi diserahkan kepada koordinator kegiatan di Bidang Transformasi Digital, Perpusnas RI.

4. Verifikasi koleksi oleh koordinator kegiatan.

5. Pembagian tugas oleh koordinator kegiatan ke petugas dalam hal ini staf Bidang Transformasi Digital, Perpusnas RI.

6. Pemeriksaan kondisi fisik koleksi oleh petugas. Jika rusak maka dilakukan proses perbaikan atau konservasi fisik ke Bidang Konservasi, jika dalam kondisi baik maka dibuat data bibliografisnya. 7. Petugas melakukan alih media/digitalisasi.

8. Pembuatan file master dan konversi file untuk kemasan multimedia. 9. Petugas melakukan editing dan pembuatan watermark.

10.Petugas melakukan kompilasi file.

11.Petugas memproses metadata dan mengunggah file digital.

12.Dilakukan pengemasan dan publikasi ke dalam bentuk CD/DVD ROM dan diunggah ke web online.

13.Petugas menyerahkan laporan kepada koordinator kegiatan.

14.Koordinator kegiatan melakukan verifikasi terhadap laporan dari petugas. 15.Laporan dari koordinator kepada Kepala Bidang Transformasi Digital,

Perpusnas RI.

16.Pengembalian koleksi ke institusi asal (bagian koleksi) oleh koordinator. Koleksi yang rusak dikembalikan dalam kondisi sudah diperbaiki.

17.Koleksi dishelving/dikembalikan ke rak penyimpanan.

Kuny (1995) yang diacu dalam Rasiman (2011) mengemukakan bahwa digitalisasi adalah proses menerjemahkan suatu potongan informasi seperti sebuah buku, rekaman suara, gambar atau video, ke dalam suatu sistem komputer. Jones (2001) mengatakan, digitalisasi adalah mengkonversi koleksi dari bentuk yang dapat dibaca oleh manusia (analog) menjadi format yang dapat dibaca oleh mesin (digital) atau konversi bentuk tercetak ke dalam bentuk elektronik melalui proses pemindaian untuk menciptakan halaman elektronik yang sesuai dengan penyimpanan, temu kembali dan transmisi komputer. Supriyanto dan Muhsin (2008) mengemukakan bahwa digitalisasi adalah proses perubahan dari dokumen tercetak menjadi dokumen elektronik dengan menggunakan alat scanner. Wentzel (2007) dengan mengutip dari The American Heritage (2000) mengatakan bahwa digitalisasi adalah kegiatan membuat sesuatu menjadi bentuk digital, digitalisasi adalah mengungkapkan obyek fisik ke dalam bentuk numerik, terutama untuk penggunaan dengan komputer.

(19)

5

Perpustakaan Nasional RI

Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas RI) sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang diberikan tugas untuk melaksanakan tugas pemerintah dalam bidang perpustakaan, merupakan perpustakaan utama yang dianggap paling komprehensif untuk melayani keperluan informasi dari penduduk Indonesia. Perpusnas RI bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perpustakaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas tersebut untuk mendukung tercapainya visi misi Perpusnas RI. Visi Perpusnas RI yaitu terdepan dalam informasi pustaka, menuju Indonesia gemar membaca, sementara misinya adalah membangun koleksi perpustakaan di seluruh Indonesia, mengembangkan layanan informasi perpustakaan berbasis TI dan komunikasi (TIK), dan mengembangkan infrastruktur melalui penyediaan sarana dan prasarana serta kompetensi SDM.

Pusat Preservasi Bahan Pustaka dan Bidang Transformasi Digital

Pusat Preservasi Bahan Pustaka berada di bawah Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi. Pusat Preservasi Bahan Pustaka membawahi Bidang Konservasi Bahan Pustaka, Bidang Reprografi dan Bidang Transformasi Digital. Bidang Transformasi Digital bertanggung jawab dan terlibat secara langsung dengan proses digitalisasi. Gambar 2 adalah struktur organisasi Pusat Preservasi Bahan Pustaka dan Bidang Transformasi Digital.

Deputi Bidang Pengembangan Jasa Perpustakaan dan

Informasi

Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Pusat Pengembangan Koleksi

dan Pengolahan Bahan Pustaka Direktorat Deposit Bahan

Pustaka

Sub Bidang Kerjasama Perpustakaan

Sub Bidang Otomasi

Sub Bidang Perawatan dan Perbaikan Bahan

Pustaka Sub Bidang Teknis Penjilidan Bahan Pustaka

Sub Bidang Mikrofilm

Sub Bidang Reproduksi

Gambar 2 Struktur Organisasi Pusat Preservasi Bahan Pustaka dan Bidang Transformasi Digital

(20)

6

Pusat Preservasi Bahan Pustaka mempunyai tugas melaksanakan pelestarian informasi dan fisik bahan pustaka, sedangkan fungsinya adalah pelaksanaan pelestarian fisik melalui pemeliharaan, perawatan, restorasi dan penjilidan bahan pustaka, pelaksanaan pelestarian kandungan informasi bahan pustaka melalui alih media mikrografi dan fotografi, dan pelaksanaan pelestarian kandungan informasi bahan pustaka melalui alih media digital ke media baru.

Bidang Transformasi Digital memiliki tugas melaksanakan pelestarian kandungan informasi bahan pustaka melalui alih media digital ke media baru, sedangkan fungsinya adalah pelaksanaan kegiatan transformasi kandungan informasi bahan pustaka langka khasanah warisan budaya bangsa ke dalam bentuk digital serta pemeliharaan dan penyimpanan master informasi digital, serta pelaksanaan transformasi informasi digital ke media baru. Gambar 3 memperlihatkan alur kerja Pusat Preservasi Bahan Pustaka.

Deputi 1

Pusat Preservasi Bahan Pustaka

Bidang Pusat Deposit Bahan

Pustaka

Bahan Pustaka Yang Perlu di Preservasi

Bahan Pustaka Hasil Preservasi

Hasil Preservasi Alih Media Digital ke Media Baru Hasil Preservasi Alih Media Mikrografi dan Fotografi

Hasil Preservasi Penjilidan Bahan Pustaka

Bahan Pustaka yang Perlu Dipreservasi

Bahan Koordinasi dengan Sestama (Keuangan, Perencanaan, Hukum dan Peraturan, Aset) Laporan Monitoring

dan Evaluasi

Pusat Preservasi Bahan Pustaka

Bahan Perumusan Kebijakan Teknis Pusat Preservasi Bahan Pustaka

Gambar 3 Alur Kerja Pusat Preservasi Bahan Pustaka Sumber : Grand Desain E-Library 2010-2014 Perpusnas RI (2009)

Koleksi Perpustakaan Nasional RI

(21)

7 1.372.452 judul 2.404.382 eksemplar dalam berbagai format (Masykuri 2014). Tabel 1 memperlihatkan jumlah koleksi Perpusnas RI sampai tahun 2014.

Tabel 1 Jumlah Koleksi Perpustakaan Nasional RI Tahun 2014

Koleksi Jumlah

Judul Eksemplar

Monograf 60,964 84,228

Bahan Kartografis 10,871 11,246

Rekaman Audio Visual 17,379 30,448

Bahan Campuran 26,027 544,924

Manuskrip 1,058 1,075

Transliterasi Manuskrip 351 355

Serial 8,201 353,167

E-Resources 1,247,601 1,374,159

Muatan lokal 2,723 4,780

TOTAL 1,372,452 2,404,382

Sumber : Masykuri (2014)

Analisis SWOT dan Analisis CSF

Analisis Strenght Weakness Oportunities and Threat (SWOT) adalah salah satu analisis yang dilakukan oleh Perpusnas RI untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan Perpusnas RI, sebagai bagian dari tahapan dalam penyusunan Grand Desain E-Library Perpusnas RI, yaitu jaringan perpustakaan berskala nasional yang beranggotakan berbagai jenis perpustakaan di Indonesia, menyediakan sumber informasi dalam format digital, menyediakan akses digital ke berbagai jenis koleksinya, dan menyelenggarakan layanan digital untuk dapat dimanfaatkan secara bersama dalam rangka memenuhi kebutuhan pemustakanya secara gratis.

Analisis SWOT (Lampiran 1) menghasilkan alternatif strategi (Lampiran 2) yang harus dilakukan oleh Perpusnas RI. Alternatif strategi ini kemudian dipetakan ke dalam Critical Success Factors (CSF), yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan oleh organisasi dan merupakan faktor-faktor penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi. CSF mencerminkan bagaimana manajemen sebuah perusahaan yang dapat memberikan sesuatu yang khusus dan berlanjut pada sebuah kinerja yang tinggi. Dengan CSF, faktor-faktor apa saja yang sangat penting bagi kesuksesan sebuah organisasi dapat diidentifikasi lebih jauh lagi dan dapat membantu mendidik para eksekutif dan karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.

(22)

8

COBIT

Control Objective for Information & Related Technology (COBIT) merupakan salah satu kerangka kerja dalam mendukung tata kelola TI yang memberikan sebuah arahan yang lengkap, mulai dari quality system, perencanaan, proyek manajemen, keamanan, pengembangan dan pengelolaan layanan. Prinsip dasar COBIT adalah menyediakan informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi. Perusahaan atau organisasi perlu mengatur sumber daya TI menggunakan sekumpulan proses TI yang terstruktur sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan.

COBIT dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI) yang merupakan salah satu bagian dari Information System Audit & Control Association (ISACA). ITGI adalah organisasi yang diakui sebagai salah satu lembaga yang menciptakan standar sistem audit dan kontrol di bidang TI.

Dalam perkembangannya, COBIT sudah berkembang sampai ke versi 5 dan cakupannya semakin meluas. COBIT 1 tahun 1996 menekankan pada bidang audit, COBIT 2 tahun 1998 menekankan pada tahap pengendalian, COBIT 3 tahun 2000 berorientasi kepada manajemen, COBIT 4 tahun 2005 dan COBIT 4.1 tahun 2007 lebih mengarah pada tata kelola TI. Terakhir COBIT 5 tahun 2012 menekankan pada tata kelola TI perusahaan. Pada Gambar 4 dapat dilihat perkembangan COBIT tersebut.

Audit

COBIT 1 COBIT 2 COBIT 3 COBIT 4.0/4.1 COBIT 5

Control

Governance of Enterprise IT

IT Governance

Management

Evo

luti

o

n of

Sc

op

e

1996 1998 2000 2005/2007 2012

Gambar 4 Perkembangan COBIT Sumber : ISACA www.isaca.org/cobit

Dalam penelitian ini, yang digunakan adalah COBIT 4.1 dan bukan COBIT 5 sebagai versi terbaru. Hal ini dikarenakan COBIT 4.1 berorientasi pada proses dan mengarah pada tata kelola TI serta sesuai dengan tujuan penelitian, sementara COBIT 5 berorientasi pada prinsip dan mengarah pada tata kelola TI perusahaan.

Prinsip dasar COBIT 4.1 yaitu pengelolaan sumber-sumber TI oleh proses-proses TI untuk mencapai tujuan-tujuan TI sebagai usaha memenuhi persyaratan bisnis. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5 Kubus COBIT 4.1.

(23)

9

Keha Domain

Proses

Aktifitas

EfektifitasEfisiensi Kepe

rcayaan Diri

IntegritasKetersed iaan

Kesesu aian Kehandal

an

Apl

ikasi

Informasi Infrastruktur

SDM

Prose

s-proses Tekno

logi

In

forma

si

Sumb er-sumbe

r Tekn ologi

Informasi Persyaratan Bisnis

Gambar 5 Kubus COBIT 4.1 Sumber : ISACA www.isaca.org/cobit

COBIT 4.1. membagi tahapan pengelolaan TI ke dalam empat domain, yaitu :

1. Plan and Organise (PO) = Perencanaan dan Organisasi

Mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana dapat teknologi memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi.

Dalam domain ini terdapat 10 proses TI, yaitu : 1. PO1 – Menentukan rencana strategis. 2. PO2 – Menentukan arsitektur informasi. 3. PO3 – Menentukan arah teknologi.

4. PO4 – Menentukan proses TI, organisasi dan hubungannya. 5. PO5 – Mengelola investasi TI.

6. PO6 – Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen. 7. PO7 – Mengelola sumberdaya manusia.

8. PO8 – Mengelola kualitas.

9. PO9 – Menilai dan mengelola resiko TI. 10. PO10–Mengelola proyek.

2. Acquire & Implement ( AI ) = Pengadaan dan Implementasi

Identifikasi solusi TI dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.

Domain ini terdiri dari :

1. AI1– Mengidentifikasi solusi yang dapat diotomatisasi. 2. AI2– Mendapatkan dan memelihara software aplikasi. 3. AI3– Mendapatkan dan memelihara infrastuktur teknologi. 4. AI4– Mengaktifkan operasi dan penggunaan.

5. AI5– Menyediakan sumber daya TI. 6. AI6– Mengelola perubahan.

(24)

10

3. Delivery & Support ( DS ) = Pengantaran dan Dukungan

Berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, dan aspek kesinambungan bisnis sampai pengadaan.

Domain ini terdiri dari 13 proses TI, yaitu

1. DS1 – Menentukan dan mengelola tingkat layanan. 2. DS2 – Mengelola layanan dari pihak ketiga.

3. DS3 – Mengelola kinerja dan kapasitas. 4. DS4 – Menjamin layanan yang berkelanjutan. 5. DS5 – Menjamin keamanan sistem.

6. DS6 – Mengidentifikasi dan mengalokasikan dana. 7. DS7 – Mendidikan melatih pengguna.

8. DS8 – Mengelola meja layanan dan insiden. 9. DS9 – Mengelola konfigurasi.

10. DS10 – Mengelola permasalahan. 11. DS11 – Mengelola data.

12. DS12 – Mengelola lingkungan fisik. 13. DS13 – Mengelola operasi.

4. Monitor & Evaluate ( ME) = Pengawasan dan Evaluasi

Memonitor seluruh proses dan memastikan semua sejalan dengan tujuan bisnis organisasi.

ME ini terdiri dari empat proses TI, yaitu :

1. ME1 – Mengawasi dan mengevaluasi kinerja TI. 2. ME2 – Mengevaluasi dan mengawasi kontrol internal. 3. ME3 – Menjamin kesesuaian dengan kebutuhan eksternal. 4. ME4 – Menyediakan tata kelola TI.

COBIT menyediakan parameter untuk penilaian setinggi dan sebaik apa pengelolaan TI pada suatu organisasi dengan menggunakan model kematangan. Dengan model kematangan akan diketahui sejauh mana keberadaan tingkat pengelolaan teknologi TI, sehingga memungkinkan pihak manajemen mengetahui apa saja kekurangannya dan memahami ke arah mana seharusnya teknologi dikembangkan dan dikelola.

(25)

11 Tabel 2 Tingkat Kematangan dalam COBIT 4.1

Level Indeks

Kematangan

Kategori Deskripsi

0 0 - 0.49 Non-Existent (tidak ada proses TI)

Tidak ada gambaran akan perlunya kontrol internal.

1 0.50 – 1.49 Initial (dilakukan, tetapi tidak ada prosedur)

Ada gambaran akan kebutuhan kontrol internal. Penilaian resiko dan kebutuhan pengendalian dilakukan tetapi tidak terorganisir 2 1.50 – 2.49 Repeatable but

intuitive (dilakukan tetapi belum baku)

Kontrol dilakukan tetapi tidak didokumentasikan. Tindakan manajemen untuk menyelesaikan permasalahan terkait kontrol tidak konsisten atau tidak menjadi prioritas.

3 2.50 – 3.49 Defined (Dilakukan dan sudah baku)

Kontrol telah dilakukan dan sudah mulai didokumentasikan.

Manajemen mampu menangani masalah kontrol yang sering muncul, namun beberapa

kelemahan kontrol masih tetap ada. Karyawan mulai menyadari tanggung jawab masing-masing 4 3.50 – 4.49 Managed (dilakukan,

ada prosedur, baku dan ada monitoring)

Sudah ada kontrol internal dan manajemen resiko yang efektif. Evaluasi yang resmi dan

terdokumentasi sudah dilakukan secara rutin. Manajemen dapat mendeteksi masalah kontrol, tetapi tidak semua masalah secara rutin diidentifikasi.

5 4.50 – 5.00 Optimised (sempurna, TI berjalan dengan baik, perusahaan cepat beradaptasi dengan perubahan)

Kontrol internal dan manajemen resiko terintegrasi dalam kegiatan perusahaan, didukung dengan sistem monitoring yang real-time dan otomatis dengan tanggung jawab penuh untuk pemantauan kontrol, manajemen resiko dan penegakan kepatuhan.

Sumber : ISACA www.isaca.org/cobit

Roadmap Penelitian

(26)

12

Informasi, Perpusnas RI. Dalam kesimpulannya, Kania berpendapat “Pengukuran tingkat kemapanan penerapan teknologi RFID di Perpusnas RI penting dilakukan agar strategi bisnis RFID berjalan searah dengan strategi organisasi. COBIT 4.1 memiliki kendali proses yang sangat rinci untuk menilai tingkat kemapanan penerapan teknologi RFID. Berdasarkan alur yang terdapat dalam COBIT 4.1, diperoleh hasil bahwa penerapan teknologi RFID di Perpusnas RI baru mencapai tingkat kemapanan level 2 (Repeatable but Intuitive). Level tersebut menjelaskan bahwa organisasi sudah memiliki proses yang dikembangkan ke dalam tahap dimana prosedur serupa diikuti oleh pihak-pihak yang berbeda untuk pekerjaan

yang sama”.

Penelitian lain yang menggunakan COBIT 4.1 dilakukan oleh Tugas (2010). Tugas meneliti kinerja TI dan kematangan industri makanan, minuman dan tembakau di Filipina. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa industri makanan, minuman dan tembakau di Filipina memiliki tingkat kematangan 2,05. Menurut Tugas (2010) pada tingkat ini, TI sudah berkembang pada tahap dimana prosedur yang sama diikuti oleh orang lain yang memiliki tanggung jawab yang sama, namun demikian tidak ada pendidikan dan pelatihan komunikasi yang resmi mengenai prosedur standar. Untuk dapat berkembang ke tingkat berikutnya, dimana proses TI distandardisasi, didokumentasikan dan dikomunikasikan melalui pendidikan dan pelatihan, industri makanan, minuman dan tembakau harus percaya pada kekuatan utama mereka pada domain memperoleh dan melaksanakan (Acquire and Implement = AI) dan memperbaiki kelemahan mereka pada domain pengawasan dan evaluasi (Monitor and Evaluate = ME).

Khrisanti et al. (2014) melakukan penelitian pada pengadaan aplikasi di salah satu perguruan tinggi di Indonesia menggunakan COBIT 4.1. Mereka melakukan audit sistem informasi untuk memeriksa tingkat kesiapan organisasi dalam tata kelola TI. Hasil audit menunjukkan indeks tingkat kematangannya 2.85, dan didefinisikan pada tingkat kematangan 3 dengan harapan tingkat kesiapan pada tingkat 5. Hal ini menunjukkan kesenjangan kesiapan, dengan demikian, perlu dilakukan perbaikan strategi yang berisi langkah-langkah untuk mencapai tingkat kematangan yang diharapkan.

Tbaishat (2010) melakukan penelitian di bidang perpustakaan namun tidak menggunakan COBIT. Dia menggunakan Business Process Modelling Technique, Role Activity Diagram (Teknik Pemodelan Proses Bisnis, Diagram Aktivitas Peran) untuk menguji proses akuisisi majalah tercetak dan elektronik perpustakaan akademik di Inggris dan Yordania. Beberapa metode digunakan untuk pengumpulan data, termasuk analisis dokumenter, dan wawancara dengan staf perpustakaan yang memberikan rincian lain tentang proses perpustakaan. Tbaishat (2010) juga mempelajari dua situs dari perpustakaan akademik yang ditelitinya. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa diagram aktivitas peran menggambarkan perbedaan proses antara situs (elektronik) dan kertas (tercetak), bagaimana mereka digunakan untuk pembandingan dan kemungkinan perbaikan oleh staf perpustakaan.

(27)

13 mereka menunjukkan bahwa kredibilitas digital repositori Grey Literature dapat didukung oleh audit khusus. Digital repositori tidak hanya aman sebagai tempat penyimpanan, menyediakan akses dan migrasi ke versi terbaru format dokumen, tapi juga memperlihatkan komponen perawatan yang diperlukan dari lingkungan repositori digital, termasuk mandat, tipologi, kebijakan, dan tim. Pejsova dan Vaska (2012) juga memaparkan keuntungan dan kerugian dari DRAMBORA.

Pada penelitian yang akan saya lakukan, pengukuran tingkat kematangan menggunakan COBIT 4.1 dilakukan terhadap proses digitalisasi koleksi, khususnya koleksi buku langka. Hal ini dilakukan karena belum pernah dilakukan penelitian sejenis di Perpusnas RI, sementara hal tersebut penting dilakukan untuk menjamin terlaksananya proses digitalisasi dengan lebih baik lagi, karena Perpusnas RI aktif dalam mengalihmediakan atau mendigitalisasi koleksi.

3 METODE

Kerangka Pemikiran

Penelitian ini bersifat evaluatif dengan pendekatan observasi terstruktur terhadap kinerja tata kelola TI yang dilaksanakan di Perpusnas RI, khususnya pada Bidang Transformasi Digital. Observasi terstruktur yaitu pengamatan terhadap peristiwa, kejadian, pose dan sejenisnya disertai dengan daftar yang perlu diamati (Sulistyo-Basuki 2006). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah prosedur standar COBIT 4.1 yang dikeluarkan oleh ISACA. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui metode wawancara dan angket tentang proses digitalisasi yang diperoleh dari beberapa responden yang dianggap terkait atau yang dianggap memahami tata kelola TI Perpusnas RI terkait proses digitalisasi. Responden dipilih dengan menggabungkan dua cara, yaitu yang pertama dengan metode non probability sampling, berdasarkan purposive sampling, dimana responden dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu, dalam hal ini adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan tatakelola TI di suatu organisasi pada proses pengolahan data. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal ini adalah orang-orang yang memiliki wewenang dalam hal kebijakan serta mereka yang terlibat langsung atau bertanggung jawab dalam proses digitalisasi di Bidang Transformasi Digital. Cara yang kedua adalah dengan menyesuaikan responden dengan tabel Responsible, Accountable, Consulted and Informed (RACI) yang ada dalam management guidelines COBIT 4.1 (Lampiran 4). Data sekunder yang digunakan sebagai pelengkap analisis berupa jurnal lokal dan internasional terkait proses digitalisasi dan kebutuhan beberapa prinsip-prinsip kerangka acuan COBIT 4.1, dokumen perencanaan, petunjuk teknis/pedoman teknis, laporan-laporan, dan dokumen lain yang merupakan produk kerja Perpusnas RI.

(28)

14

Bidang Transformasi Digital dalam skala tingkat kematangan COBIT 4.1. Analisis tersebut juga akan menghasilkan rekomendasi/saran untuk peningkatan atau perbaikan pada proses teknologi yang memiliki nilai rendah.

Alur Penelitian

Dalam penelitian ini, alur penelitiannya adalah seperti pada Gambar 6.

Mulai

Studi Literatur

Proses pengumpulan data di lapangan

Pengumpulan Data Primer

PengumpulanData Sekunder

Proses Pengukuran/Analisis data

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Wawancara Penyebaran

Kuesioner

Proses pengelolaan data hasil studi literatur

Jurnal dan literatur tentang

digitalisasi dan COBIT 4.1

Dokumen Perpustakaan

Nasional RI

Gambar 6 Alur Penelitian

Penjelasan dari alur penelitian pada Gambar 6 adalah sebagai berikut 1. Studi Literatur

Merupakan proses pertama ketika masalah dan tujuan penelitian sudah ditentukan. Studi literatur dilakukan untuk menggali teori-teori yang akan digunakan dan dijelaskan dalam penelitian. Studi dilakukan dengan membaca berbagai buku atau bahan bacaan yang berhubungan dengan penelitian, yaitu digitalisasi dan COBIT 4.1.

2. Proses Pengelolaan Data Hasil Studi Literatur

(29)

15 digitalisasi dan COBIT 4.1. Semua data yang diperoleh dikelola untuk dapat dibuat kerangka proposal penelitian.

3. Proses Pengumpulan Data di Lapangan

Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dan kuesioner terhadap responden yang berkaitan erat dengan proses digitalisasi. Pedoman wawancara dan rancangan kuesioner dibuat dengan berdasarkan pedoman manajemen COBIT 4.1 dan model kematangan COBIT 4.1. Kuesioner berisi pernyataan-pernyataan dalam model kematangan COBIT 4.1 yang didapat melalui proses penentuan proses TI mana saja yang digunakan dalam penelitian (Pederiva 2003). Hasil wawancara akan digunakan sebagai rekomendasi dan penunjang hasil kuesioner. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengkaji ulang jurnal dan literatur tentang COBIT 4.1, dokumen-dokumen milik Perpusnas RI untuk kemudian menyesuaikannya dengan data hasil wawancara (Lampiran 5) dan kuesioner (Lampiran 6). 4. Proses Pengukuran/Analisis Data

Pengukuran tingkat kematangan dengan model kematangan COBIT 4.1 pada penelitian ini berbasis pada cara pengukuran yang digunakan oleh Pederiva (2003). Tahapan dalam pengukuran ini adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi koleksi digital Perpusnas RI.

Dalam tahap ini, koleksi Perpusnas RI diidentifikasi jenis-jenis koleksi apa saja yang didigitalisasi, alasan dilakukan digitalisasi dan jumlah koleksi yang sudah didigitalisasi.

2. Identifikasi Tujuan Bisnis

Dalam tahap ini dilakukan analisis tujuan dan sasaran strategis Perpustakaan Nasional RI, tujuan bisnis COBIT 4.1, pemetaan tujuan dan sasaran strategis Perpusnas RI dengan CSF Pusat Preservasi Bahan Pustaka, dan pemetaan tujuan dan sasaran strategis Perpusnas RI dengan tujuan bisnis COBIT 4.1, sehingga diperoleh keterkaitan diantara keduanya.

3. Identifikasi Tujuan TI

Dalam tahap ini dilakukan analisis tujuan dari pengembangan TI berdasarkan tujuan bisnis Perpusnas RI. Tujuan TI akan didapat dengan cara pemetaan atau penyesuaian antara tujuan bisnis dengan tujuan informasi COBIT 4.1. Untuk memperoleh Proses TI yang akan digunakan, dilakukan pemetaan Tujuan Bisnis COBIT 4.1 yang sesuai dengan Tujuan Bisnis Perpusnas RI, dengan Tujuan TI dan Proses TI dalam COBIT 4.1. 4. Identifikasi Control Objective

Control Objective merupakan bagian dari detail proses TI COBIT 4.1. Karena tidak semua control objective digunakan dalam proses menghitung tingkat kematangan, maka diperlukan proses analisis control objective untuk menentukan control objective apa saja yang diperlukan dan akan digunakan dalam proses TI organisasi.

5. Identifikasi Tingkat Kematangan

(30)

16

sesuai, agak sesuai dan sesuai. Masing-masing pilihan jawaban dalam kuesioner diberi bobot (compliance). Nilai bobot ini dijumlah, dinormalisasi. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap hasil kuesioner dengan membandingkan hasil perhitungan kuesioner dengan tingkat kematangan dalam COBIT 4.1. Dengan demikian diperoleh tingkat kematangan proses digitalisasi.

5. Kesimpulan dan Saran

Proses terakhir yang dilakukan ketika hasil analisis data sudah membuahkan hasil.

Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan adalah melakukan studi literatur, observasi, wawancara dan kuesioner. Studi literatur dilakukan dengan menelusur dan mendalami dokumen-dokumen terkait proses digitalisasi dan COBIT. Obyek observasi adalah proses digitalisasi itu sendiri yang dilakukan di Bidang Transformasi Digital. Narasumber wawancara dan kuesioner yang dipilih adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam proses digitalisasi, baik pejabat, pembuat kebijakan maupun staf yang memiliki tugas pokok dan fungsi yang secara langsung berhubungan dengan tata kelola digitalisasi.

Populasi dan sampel

Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi yang berjumlah 330 orang. Di dalamnya terdapat karyawan Pusat Preservasi Bahan Pustaka (Bidang Transformasi Digital 12 orang, Bidang Konservasi 22 orang dan Bidang Reprografi 17 orang), serta karyawan Kelompok Koleksi Buku Langka berjumlah sembilan orang. Karyawan Bidang Transformasi Digital adalah karyawan yang memberikan kontribusi langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan operasional digitalisasi koleksi/bahan pustaka. Karyawan Kelompok Koleksi Buku Langka adalah karyawan yang berhubungan langsung dengan koleksi buku langka yang akan didigitalisasi.

Sampel Penelitian

(31)

17 yang berisi siapa-siapa saja yang bertanggung jawab, terkait, dikonsultasikan dan diinformasikan dengan proses-proses TI yang mana saja. Dalam hal ini dipilih satu orang deputi, yaitu Deputi Bidang Pengembangan Bahan Perpustakaan dan Jasa Informasi, dua kepala, yaitu Kepala Pusat Preservasi Bahan Pustaka dan Kepala Bidang Transformasi Digital, satu ketua yaitu Ketua Kelompok Koleksi Buku Langka, serta tujuh karyawan di Bidang Transformasi Digital sebagai penanggung jawab pekerjaan digitalisasi sampai kepada pekerjaan pengemasan, sehingga total responden adalah 11 orang. Satu orang deputi dan dua orang kepala akan diwawancara dengan skema pertanyaan yang sama, sementara satu ketua dan tujuh karyawan memperoleh skema pertanyaan yang sama dalam kuesionernya.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka data tersebut diidentifikasi untuk memperoleh nilai tingkat kematangan. Tahapannya adalah seperti Gambar 7.

Gambar 7 Tahapan Untuk Memperoleh Tingkat Kematangan

Identifikasi Koleksi Digital Perpustakaan Nasional RI

Tidak semua koleksi milik Perpusnas RI didigitalisasikan. Digitalisasi biasanya dilakukan terhadap koleksi langka yang sudah rapuh kondisi fisiknya, termasuk juga koleksi yang banyak diminati oleh pemustaka, sehingga kandungan isi terselamatkan sementara pemustaka tetap dapat mengaksesnya. Beberapa jenis koleksi yang sudah pernah didigitalisasi disajikan pada Tabel 3 (Ariningsih 2014).

Tabel 3 Jenis Koleksi yang Sudah Pernah Didigitalisasi

No. Jenis

Koleksi

Tahun Jumlah

per jenis Satuan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 koleksi

1. Majalah 300 300 300 1700 3010 330 320 320 6580 Judul

2. Buku langka 80 80 80 1750 100 530 330 330 3280 Judul

3. Foto bersejarah dan gambar

2500 1500 1500 1000 1280 3000 4000 5000 19780 Lembar

4. Naskah kuno 60 70 70 1950 1000 1330 1600 1600 7680 Judul

5. Peta 500 400 400 900 1050 1500 325 350 5425 Lembar

(32)

18

No. Jenis

Koleksi

Tahun Jumlah

per jenis Satuan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 koleksi

7. Foto-foto koleksi IPPHOS

- 7500 7500 - - - - 1000 16000 Lembar

Total Pertahun 3540 9930 9930 7500 6790 7690 8175 10600 64155

Sumber : Ariningsih (2014)

Pemilihan koleksi yang akan didigitalisasi adalah berdasarkan kebijakan yang telah disepakati antara bagian koleksi dan Bidang Transformasi Digital, dan secara umum memiliki kriteria koleksi sejarah atau kebudayaan Indonesia, koleksi bersifat unik atau langka, koleksi yang sering dicari oleh pemustaka, dan koleksi yang sudah tidak memiliki hak cipta (Hendrawaty 2014). Dalam hal ini, digitalisasi juga merupakan salah satu upaya preservasi bahan perpustakaan agar media dan isi bahan perpustakaan tersebut tetap lestari. Dengan digitalisasi maka tingkat resistensi bahan perpustakaan akibat kontak fisik dengan pemustaka dapat dikurangi. Pemustaka dengan kepentingan terbatas cukup mengakses dalam format digital. Format aslinya tetap aman karena disimpan dan terus dirawat dengan metode khusus (Ariningsih 2014).

Identifikasi Tujuan Bisnis

Pada tahap ini, yang pertama dianalisis adalah tujuan bisnis dan sasaran dari Perpusnas RI yang tercantum dalam Rencana Strategis Perpusnas RI tahun 2010-2014 (Perpusnas 2009). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ke mana arah yang dituju oleh Perpusnas RI. Tujuan dan sasaran ini kemudian dipetakan dengan CSF Pusat Preservasi Bahan baru kemudian dipetakan atau disesuaikan dengan COBIT 4.1.

Tujuan Perpusnas RI

1. Terwujudnya Perpustakaan Nasional sebagai perpustakaan deposit yang mencerminkan seluruh terbitan Indonesia berupa karya tulis, karya cetak dan / atau karya rekam termasuk naskah kuno/manuskrip;

2. Menjadikan Perpustakaan Nasional sebagai Perpustakaan rujukan yang lengkap dan mutakhir;

3. Menjadikan Perpustakaan Nasional sebagai perpustakaan penelitian melalui pengembangan koleksi nasional dan ketersediaan koleksi digital sehingga dapat di akses dengan mudah dan cepat;

4. Menjadikan Perpustakaan Nasional sebagai pusat pelestarian pustakamelalui penguatan sarana prasarana preservasi dan konservasi karya tulis, karya cetak dan karya rekam serta naskah kuno/manuskrip;

5. Menjadikan Perpustakaan Nasional sebagai pembina semua jenis perpustakaan dan kepustakawanan di Indonesia.

(33)

19 Sasaran Strategis

Dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan perpustakaan dalam kurun waktu 2010-2014, sasaran strategis yang akan ditempuh Perpustakaan Nasional, sebagai berikut:

1. Meningkatkan minat dan budaya gemar membaca masyarakat melalui ketersediaan bahan pustaka yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang berbasis social culture setempat;

2. Meningkatkan intensitas dan diversifikasi layanan perpustakaan berbasis TI dan komunikasi diseluruh tanah air;

3. Meningkatkan kualitas dan kapasitas perpustakaan sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat melalui peningkatan standar mutu perpustakaan dan kompetensi SDM di semua jenis perpustakaan;

4. Melestarikan dan mendayagunakan semua karya tulis, karya cetak dan karya rekam hasil karya intelektual bangsa Indonesia untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan reaktualisasi kearifan lokal budaya bangsa.

Critical Success Factor (CSF) adalah faktor penentu keberhasilan tujuan bisnis sebuah organisasi. Dalam Grand Design E-Library Perpusnas RI tahun 2010-2014 (Perpusnas 2009), dipaparkan proses memperoleh CSF Perpusnas RI, yang juga menghasilkan CSF Pusat Preservasi Bahan Pustaka. Proses memperoleh CSF diawali dengan analisis SWOT. Perpusnas RI melakukan analisis SWOT dan menghasilkan alternatif strategi. Alternatif strategi kemudian dipetakan ke dalam CSF masing-masing unit organisasi level eselon I dan eselon II, selanjutnya ditetapkan CSF Pusat Preservasi Bahan Pustaka seperti tertera dalam Tabel 4.

Tabel 4 CSF Pusat Preservasi Bahan Pustaka

No. Kode Fungsi Tujuan Strategi Indikator Critical Success

Factor Strategi TI

(34)

20

No. Kode Fungsi Tujuan Strategi Indikator Critical Success

Factor Strategi TI

2. CSF2 Pelaksanaan alih digital ke media baru.

Sumber : Grand Design E-Library 2010-2014 Perpusnas RI (2009).

Hasil pemetaan dari tujuan dan sasaran bisnis Perpusnas RI ke CSF Pusat Preservasi Bahan Pustaka dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Pemetaan Tujuan dan Sasaran Bisnis Perpusnas RI dengan Fungsi dan CSF Pusat Preservasi Bahan Pustaka

No. Tujuan dan sasaran bisnis

Perpusnas RI

Fungsi dan Critical Succes Factor Pusat Preservasi Bahan Pustaka

CSF1 CSF2 CSF3

1 Terwujudnya Perpustakaan Nasional sebagai perpustakaan deposit yang mencerminkan seluruh terbitan Indonesia berupa karya tulis, karya cetak dan / atau karya rekam termasuk naskah kuno/manuskrip;

- -

-2 Menjadikan Perpustakaan Nasional sebagai

Perpustakaan rujukanyang lengkap dan mutakhir; - -

3 Menjadikan Perpustakaan Nasional sebagai perpustakaan penelitian melalui pengembangan koleksi nasional dan ketersediaan koleksi digital sehingga dapat di akses dengan mudah dan cepat;

- -

(35)

21

No. Tujuan dan sasaran bisnis

Perpusnas RI

Fungsi dan Critical Succes Factor Pusat Preservasi Bahan Pustaka

CSF1 CSF2 CSF3

4 Menjadikan Perpustakaan Nasional sebagai pusat pelestarian pustaka melalui penguatan sarana prasarana preservasi dan konservasi karya tulis, karya cetak dan karya rekam serta naskah kuno/manuskrip;

5 Menjadikan Perpustakaan Nasional sebagai pembina semua jenis perpustakaan dan kepustakawanan di Indonesia.

- - -

6 Menjadikan Perpustakaan Nasional sebagai Pusat

Jejaring Perpustakaandi Indonesia. - - -

7 Meningkatkan minat dan budaya gemar membaca masyarakat melalui ketersediaan bahan pustaka yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang berbasis social culture setempat;

- - -

8 Meningkatkan intensitas dan diversifikasi layanan perpustakaan berbasis TI dan komunikasi diseluruh tanah air;

- -

9 Meningkatkan kualitas dan kapasitas perpustakaan sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat melalui peningkatan standar mutu perpustakaan dan kompetensi SDM di semua jenis perpustakaan;

- - -

10 Melestarikan dan mendayagunakan semua karya tulis, karya cetak dan karya rekam hasil karya intelektual bangsa Indonesia untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan reaktualisasi kearifan lokal budaya bangsa.

Tujuan dan sasaran bisnis Perpusnas RI yang sesuai dengan CSF Pusat Preservasi Bahan Pustaka adalah nomor 2, 3, 4, 8 dan 10. Kelima tujuan tersebut memiliki keterkaitan dengan CSF Pusat Preservasi Bahan Pustaka.

Nomor 2, “Menjadikan Perpustakaan Nasional sebagai Perpustakaan rujukan

yang lengkap dan mutakhir” terkait dengan CSF3. Apabila dilakukan alih media digital, maka koleksi Perpusnas RI akan bertambah keragamannya (lengkap) dan mutakhir.

Nomor 3, “Menjadikan Perpustakaan Nasional sebagai perpustakaan penelitian melalui pengembangan koleksi nasional dan ketersediaan koleksi digital sehingga dapat di akses dengan mudah dan cepat” terkait dengan CSF3. Dengan adanya alih media digital di Perpusnas RI maka jumlah ketersediaan koleksi digital akan meningkat dan dengan demikian akan meningkat juga pemustaka yang dapat mengakses koleksi digital tersebut.

Nomor 4, “Menjadikan Perpustakaan Nasional sebagai pusat pelestarian pustakamelalui penguatan sarana prasarana preservasi dan konservasi karya tulis,

karya cetak dan karya rekam serta naskah kuno/manuskrip” sesuai dengan CSF1,

(36)

22

Nomor 8, “Meningkatkan intensitas dan diversifikasi layanan perpustakaan

berbasis TI dan komunikasi diseluruh tanah air” terkait dengan CSF3. Semakin

banyak koleksi yang dialihmediakan maka jumlah koleksi dalam perpustakaan digital meningkat dan beragam juga, hal ini akan diiringi dengan peningkatan pemanfaatan perpustakaan digital.

Nomor 10, “Melestarikan dan mendayagunakan semua karya tulis, karya

cetak dan karya rekam hasil karya intelektual bangsa Indonesia untuk

pengembangan ilmu pengetahuan dan reaktualisasi kearifan lokal budaya bangsa”

terkait dengan CSF1, CSF2 dan CSF3. Ketiga CSF tersebut mendukung meningkatnya koleksi deposit nasional, dan terlaksananya pelestarian bahan pustaka.

COBIT 4.1 menyediakan standar tujuan bisnis yang digunakan untuk memetakan tujuan dan sasaran Perpusnas RI dengan tujuan bisnis COBIT 4.1. Untuk memudahkan, pada Tabel 6 dipaparkan standar tujuan bisnis COBIT 4.1.

Tabel 6 Standar Tujuan Bisnis COBIT 4.1 Tujuan bisnis Kode Keterangan

Perspektif Keuangan

F1 Penyediaan timbal balik investasi yang baik dari bisnis yang ditimbulkan oleh TI.

F2 Pengelolaan resiko bisnis yang terkait dengan TI. F3 Peningkatan transparansi dan tata kelola perusahaan.

Perspektif Pelanggan

C1 Peningkatan layanan dan orientasi terhadap pelanggan. C2 Penawaran produk dan jasa yang kompetitif.

C3 Penentuan ketersediaan dan kelancaran layanan.

C4 Penciptaan ketangkasan untuk menjawab permintaan bisnis yang berubah.

C5 Pencapaian optimasi biaya dari penyampaian layanan.

C6 Perolehan informasi yang bermanfaat dan handal untuk

pembuatan keputusan strategis.

Perspektif Proses Bisnis/Internal

I1 Peningkatan dan pemeliharaan fungsionalitas proses bisnis. I2 Penurunan biaya proses.

I3 Penyediaan kepatutan terhadap hukum eksternal, regulasi dan kontrak.

I4 Penyediaan kepatutan terhadap kebijakan internal. I5 Pengelolaan perubahan bisnis.

I6 Peningkatan dan pengelolaan produktivitas operasional dan staf.

Perspektif Pembelajaran &

Pertumbuhan

L1 Pengelolaan inovasi produk dan bisnis.

L2 Perolehan dan pemeliharaan karyawan yang cakap dan termotivasi.

Sumber : Cobit 4.1 (2007)

(37)

23 Tabel 7 Pemetaan Tujuan dan Sasaran Perpusnas RI dengan Tujuan Bisnis

COBIT 4.1

No. Tujuan dan sasaran bisnis

Perpusnas RI

Tujuan Bisnis COBIT 4.1

1. Menjadikan Perpustakaan Nasional sebagai Perpustakaan rujukan yang lengkap dan mutakhir;

C1; C2; C3; L1; L2

2. Menjadikan Perpustakaan Nasional sebagai perpustakaan penelitian melalui pengembangan koleksi nasional dan ketersediaan koleksi digital sehingga dapat di akses dengan mudah dan cepat;

C1; C2; C3; L1

3. Menjadikan Perpustakaan Nasional sebagai pusat pelestarian pustaka melalui penguatan sarana prasarana preservasi dan konservasi karya tulis, karya cetak dan karya rekam serta naskah kuno/manuskrip;

C1; C2; C3; L1

4. Meningkatkan intensitas dan diversifikasi layanan perpustakaan berbasis TI dan komunikasi diseluruh tanah air;

C1; C2; L1

5. Melestarikan dan mendayagunakan semua karya tulis, karya cetak dan karya rekam hasil karya intelektual bangsa Indonesia untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan reaktualisasi kearifan lokal budaya bangsa.

C1; C2; L1

Pemetaan pada Tabel 7 adalah dengan ketentuan bahwa tujuan bisnis COBIT 4.1 yang diambil selain berkaitan dengan tujuan dan sasaran bisnis Perpusnas RI juga berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Bidang Transformasi Digital. Perspektif keuangan dan perspektif proses bisnis dalam hal ini bukan merupakan kewenangan dan tanggung jawab dari Bidang Tranformasi Digital namun kewenangan dan tanggung jawab Perpusnas RI sebagai organisasi utama.

Identifikasi Tujuan Teknologi Informasi (TI)

(38)

24

Tabel 8 Hubungan antara Tujuan Bisnis dan Tujuan TI COBIT 4.1

Kode Tujuan Bisnis Nomor Tujuan TI

F1 24

F2 2 14 17 18 19 20 21 22

F3 2 18

C1 3 23

C2 5 24

C3 10 16 22 23

C4 1 5 25

C5 7 8 10 24

C6 2 4 12 20 26

I1 6 7 11

I2 7 8 13 15 24

I3 2 19 20 21 22 26 27

I4 2 13

I5 1 5 6 11 28

I6 7 8 11 13

L1 5 25 28

L2 9

Sumber : COBIT 4.1 (2007)

Hasil dari pemetaan tujuan dan sasaran Perpusnas RI dengan tujuan TI COBIT 4.1. selanjutnya dipetakan dengan tujuan TI COBIT 4.1. Hasil pemetaannya dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Pemetaan Tujuan dan Sasaran Perpusnas RI dengan Tujuan TI COBIT 4.1

No. Tujuan dan Sasaran Perpusnas RI Tujuan Bisnis dan Tujuan TI COBIT 4.1 C1 C2 C3 L1 L2

1. Menjadikan Perpustakaan Nasional sebagai

Perpustakaan rujukan yang lengkap dan

mutakhir;

3 ; 23 5 ; 24 10 ; 16 ; 22 ; 23 5 ; 25 ; 28 9

2. Menjadikan Perpustakaan Nasional sebagai perpustakaan penelitian melalui pengembangan koleksi nasional dan ketersediaan koleksi digital sehingga dapat di akses dengan mudah dan cepat;

3 ; 23 5 ; 24 10 ; 16 ; 22 ; 23 5 ; 25 ; 28 x

3. Menjadikan Perpustakaan Nasional sebagai pusat pelestarian pustaka melalui penguatan sarana prasarana preservasi dan konservasi karya tulis, karya cetak dan karya rekam serta naskah kuno/manuskrip;

3 ; 23 5 ; 24 10 ; 16 ; 22 ; 23 5 ; 25 ; 28 x

4. Meningkatkan intensitas dan diversifikasi layanan perpustakaan berbasis TI dan komunikasi diseluruh tanah air;

3 ; 23 5 ; 24 x 5 ; 25 ; 28 x

5. Melestarikan dan mendayagunakan semua karya tulis, karya cetak dan karya rekam hasil karya

intelektual bangsa Indonesia untuk

pengembangan ilmu pengetahuan dan

reaktualisasi kearifan lokal budaya bangsa

(39)

25

Identifikasi Proses Teknologi Informasi

Dalam COBIT 4.1, setiap tujuan TI memiliki hubungan dengan Proses TI, dan hubungan tersebut dapat dengan lebih dari satu Proses TI (Lampiran 4). Dalam penelitian ini, Proses TI yang akan digunakan diperoleh melalui pemetaan Tujuan Bisnis COBIT 4.1 yang sesuai dengan Tujuan Bisnis Perpusnas RI, dan sesuai dengan Tujuan TI dan Proses TI dalam COBIT 4.1. Hasil pemetaan tersebut tergambar dalam Tabel 10.

Tabel 10 Pemetaan Tujuan TI dan Tujuan Bisnis COBIT 41 terhadap Proses COBIT 4.1

Kode Tujuan Bisnis No. Tujuan TI Proses TI

C1 3 PO8 Mengelola Kualitas

AI4 Mengaktifkan Operasi dan Penggunaan DS1 Menentukan dan mengelola tingkat layanan DS2 Mengelola layanan pihak ketiga

DS7 Mendidik dan melatih pengguna DS8 Mengelola meja layanan dan insiden DS10 Mengelola permasalahan

DS13 Mengelola operasi

23 DS3 Mengelola kinerja dan kapasitas DS4 Menjamin layanan berkelanjutan DS8 Mengelola meja layanan dan insiden DS13 Mengelola operasi

C2 5 PO2 Menentukan arsitektur informasi

PO4 Menentukan proses TI, organisasi dan hubungannya

PO7 Mengelola sumber daya manusia

AI3 Mendapatkan dan memelihara infrastruktur teknologi

24 PO8 Mengelola kualitas

PO10 Mengelola proyek

C3 10 DS2 Mengelola layanan pihak ketiga

16 PO8 Mengelola kualitas

AI4 Mengaktifkan operasi dan penggunaan AI6 Mengelola perubahan

AI7 Instalasi dan akreditasi solusi dan perubahan DS10 Mengelola permasalahan

C3 22 PO6 Mengkomunikasikan tujuan dan arahan

manajemen

AI6 Mengelola perubahan

DS4 Menjamin layanan berkelanjutan DS12 Mengelola lingkungan fisik 23 DS3 Mengelola kinerja dan kapasitas

(40)

26

Kode Tujuan Bisnis No. Tujuan TI Proses TI

L1 5 PO2 Menentukan arsitektur informasi

PO4 Menentukan proses TI, organisasi dan hubungannya

PO7 Mengelola sumberdaya manusia

AI3 Mendapatkan dan memelihara infrastruktur teknologi

25 PO8 Mengelola kualitas

PO10 Mengelola proyek

28 PO5 Mengelola investasi TI

PO6 Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen

ME1 Mengawasi dan mengevaluasi kinerja TI ME4 Menyediakan Tata Kelola TI

L2 9 PO7 Mengelola sumber daya manusia

AI5 Menyediakan sumber daya TI

Sumber : COBIT 4.1 (2007)

Identifikasi Control Objective

Dalam setiap proses TI terdapat control objective yang berbeda-beda. Control Objective merupakan bagian dari detail proses TI dalam COBIT 4.1. Karena tidak semua control objective digunakan dalam proses menghitung tingkat kematangan, maka diperlukan proses analisis control objective untuk menentukan control objective apa saja yang diperlukan dan akan digunakan dalam proses TI organisasi.

Berdasarkan hasil pemetaan pada Tabel 10, maka diperoleh 24 proses TI dari 34 proses TI yang ada dalam COBIT 4.1. Proses-proses tersebut untuk memudahkan penelitian dikelompokkan menurut domainnya dan tercermin pada Tabel 11.

Tabel 11 Proses TI Hasil Pemetaan dengan Dasar Hasil Analisis Control Objectives

Domain Proses No. Proses TI Deskripsi Proses

Plan and Organize 1. PO2 Menentukan arsitektur informasi

2. PO4 Menentukan proses TI, organisasi dan hubungannya 3. PO5 Mengelola investasi TI

4. PO6 Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen 5. PO7 Mengelola sumberdaya manusia

6. PO8 Mengelola kualitas

7. PO10 Mengelola proyek

Acquisition and Implementation

8. AI3 Mendapatkan dan memelihara infrastruktur teknologi 9. AI4 Mengaktifkan operasi dan penggunaan

10. AI5 Menyediakan sumber daya TI

11. AI6 Mengelola perubahan

(41)

27

Domain Proses No. Proses TI Deskripsi Proses

Delivery and Support

13. DS1 Menentukan dan mengelola tingkat layanan 14. DS2 Mengelola layanan pihak ketiga

15. DS3 Mengelola kinerja dan kapasitas 16. DS4 Menjamin layanan berkelanjutan

17. DS6 Mengidentifikasi dan mengalokasikan dana 18. DS7 Mendidik melatih pengguna

19. DS8 Mengelola service desk dan insiden 20. DS10 Mengelola permasalahan

21. DS12 Mengelola lingkungan fisik 22. DS13 Mengelola Operasi

Monitoring and Evaluation

23. ME1 Mengawasi dan mengevaluasi kinerja TI 24. ME4 Menyediakan IT Governance

Detail Control objectives dari setiap proses TI berdasarkan 24 proses TI yang ada pada Tabel 11 dapat dilihat pada Tabel 12, Tabel 13, Tabel 14 dan Tabel 15.

Tabel 12 Control Objectives Plan and Organise

Domain No.

Proses Control Objectives

PO2 Menentukan Arsitektur Informasi

PO2.1 Pengusahaan model arsitektur informasi

PO2.2 Pengusahaan kamus data dan peraturan sintax data

PO2.3 Skema klasifikasi data PO2.4 Manajemen yang terintegrasi PO4 Menentukan Proses TI,

Organisasi dan Hubungannya

PO4.1 Kerangka proses TI PO4.2 Komite strategi TI PO4.3 Komite pengendalian TI

PO4.4 Penempatan organisasi fungsi TI PO4.5 Struktur organisasi TI

PO4.6 Penetapan tugas dan tanggung jawab PO4.7 Tanggung jawab untuk jaminan

kualitas TI

PO4.8 Tanggung jawab untuk resiko, keamanan dan kepatuhan.

PO4.9 Kepemilikan data dan system PO4.10 Pengawasan

PO4.11 Pembagian tugas

PO4.12 Pengaturan kepegawaian staf TI PO4.13 Personil kunci TI

PO4.14 Prosedur dan kebijakan pegawai kontrak

PO4.15 Hubungan

PO5 Mengelola Investasi TI PO5.1 Kerangka kerja manajemen keuangan PO5.2 Prioritas untuk budget TI

PO5.3 Keuangan TI

Gambar

Gambar 1 Diagram Alur Proses Digitalisasi di Perpusnas RI
Gambar 2  Struktur Organisasi Pusat Preservasi Bahan Pustaka
Gambar 3 Alur Kerja Pusat Preservasi Bahan Pustaka
Gambar 5 Kubus COBIT 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diabetes Melitus adalah penyakit jangka panjang atau kronis yang ditandai dengan kadar gula darah (glukosa) yang jauh di atas normal. Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kadar

AEP-1 endofit tanaman pegagan yang mampu menghasilkan senyawa inhibitor ACE dengan aktivitas yang tinggi sebesar 279,2%, sehingga potensial untuk digunakan sebagai obat

Konsep perancangan perangkat keras sistem kendali dengan berbasis mikrokontroler Arduino UNO memerlukan beberapa teknik antarmuka yang telah tersedia beberapa modul

Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk memposting semua transaksi

[r]

Kedua, hukum di Indonesia dalam hal ini adalah KUH Perdata mengatur wanprestasi sebagai sebuah perbuatan ingkar janji akan hal-hal yang telah disepakati dalam perjanjian, hal

Hal tersebut juga telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10 Tahun 2008, karena restrukturisasi pembiayaan tersebut merupakan salah satu upaya bank agar nasabah

[r]