• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah S A P D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah S A P D"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)”. Ucapan salam dan salawat atas junjungan Nabi besar Muhammad SAW karena tuntunan beliau yang membawa kita pada jalan kebenaran.

Ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing dan memotivasi dalam penyeleseian karya ini serta semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materil. Semoga segala yang telah kita kerjakan merupakan bimbingan yang lurus dari Yang Maha Kuasa.

Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang.. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Makassar, 11 Oktober 2014

(2)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... 1

Daftar Isi... 2

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang... 3

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan... 4

BAB II Pembahasan A. Ruang Lingkup dan Karakteristik Akuntansi Pemerintah Daerah... 5

B. Sistem Pencatatan Keuangan Daerah... 6

C. Dasar yang Digunakan Dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah... 8

D. Siklus Akuntansi Keuangan Daerah... 9

E. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah... 12

BAB III Penutup A. Kesimpulan... 20

B. Saran dan Kritik... 20

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bagian penting dari pengelolaan keuangan daerah yang mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, akuntansi, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan Keuangan daerah. Untuk menyelenggarakan akuntansi pemerintah daerah, kepala daerah menetapkan sistem akuntansi pemerintahan daerah dengan mengacu pada peraturan daerah tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah. Sistem akuntansi pemerintahan daerah disusun dengan berpedoman pada prinsip pengendalian intern entitas pelaporan dan entitas akuntansi yang menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintahan daerah.

Pihak-pihak eksternal entitas pemda yang memerlukan informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah tersebut antara lain adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), badan pengawas keuangan, investor, kreditur, dan donatur, analisis ekonomi dan pemerhati pemda, rakyat, pemda lain, dan pemerintah pusat yang seluruhnya berada dalam lingkungan akuntansi keuangan daerah.

Akuntansi keuangan daerah menggunakan sistem pencatatan dan dasar akuntansi tertentu pada era pra dan pasca reformasi. Selain itu, dasar atau basis akuntansi merupakan salah satu asumsi dasar yang penting dalam akuntansi. Hal ini disebabkan karena asumsi ini menentukan kapan pencatatan suatu transaksi dilakukan, yang dikenal dalam tata buku keuangan daerah selama era pra reformasi keuangan daerah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah, sebagai berikut :

(4)

3. Apa dasar akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pemerintah daerah ? 4. Bagaimana siklus akuntansi keuangan daerah ?

5. Bagaimana sistem akuntansi pemerintah daaerah ?

C. Tujuan penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain ?

1. Menjelaskan ruang lingkup dan karakteristik akuntansi pemerintah daerah 2. Mengidentifikasi sistem pencatatan keuangan daerah

3. Menjelaskan dasar akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pemerintah daerah

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup dan Karakteristik Akuntansi Pemerintah Daerah

 Pengertian akuntansi keuangan daerah

Akuntansi keuangan daerah merupakan suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah, Pemda (kabupaten, kota, atau provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas pemda.

 Sistem akuntansi pemerintah daerah didasarkan pada peraturan perundangan sebagai berikut :

1. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

2. Undang Nomor 33 Tahun 2004 sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

3. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 4. Keputusan Mendagri Nomor 29 Tahun 2002 5. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006

 Tujuan pelaporan keuangan pemerintah daerah mencakup 3 hal, antara lain : 1. Akuntabilitas

Akuntabilitas diartikan sebagai upaya untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada unit organisasi pemerintah dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui laporan keuangan pemerintah secara periodik.

2. Manajerial

(6)

memudahkan pengendalian yang efektif atas seluruh aset, utang, dan ekuitas dana.

3. Transparansi

Transparansi dalam pelaporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

 Asas akuntansi pemerintah daerah 1. Asas Universalitas

Semua pengeluaran harus tercermin dalam anggaran. Hal ini berarti bahwa anggaran belanja merupakan batas komitmen tertinggi yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah untuk dapat membebani APBD.

2. Asas Bruto

Tidak ada kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran. Misalnya Pendapatan Daerah memperoleh pendapatan dan untuk memperolehnya diperlukan belanja, maka pelaporannya harus gross income artinya pendapatan dilaporkan sebesar nilai pendapatan yang diperoleh, dan belanja dibukukan pada pos belanja yang bersangkutan sebesar belanja yang dikeluarkan.

3. Dana Umum

Dana Umum adalah suatu entitas fiskal dan akuntansi yang mempertanggungjawabkan keseluruhan penerimaan dan pengeluaran negara termasuk aset, utang, dan ekuitas dana. Dana Umum yang dimaksud adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah. Dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan tertentu dipertanggung jawabkan secara khusus yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Dana Umum.

B. Sistem Pencatatan Keuangan Daerah

(7)

Terdapat beberapa macam sistem pencatatan yang dapat digunakan, antara lain :  Single entry

Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, sistem pencatatan single entry dilakukan oleh bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran baik di level Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) maupun Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Sistem ini hanya sebagai alat kontrol sistem akuntansi yang sebenarnya yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan SKPD (PPK SKPD) dan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD).

Adapun kelebihan dari pencatatan single entry adalah sederhana dan mudah dipahami. Namun, sistem ini memiliki kelemahan, antara lain dalam menemukan kesalahan pembukuan yang terjadi, dan sulit dikontrol.

Double entry

Sering juga disebut sebagai sistem tata buku berpasangan. Menurut sistem ini, pada dasarnya suatu transaksi ekonomi akan dicatat dua kali. Pencatatan dengan sistem ini disebut dengan istilah menjurnal. Dalam pencatatan tersebut, sisi Debit berada di sebelah kiri sedangkan sisi Kredit berada di sebelah kanan. Setiap pencatatan harus menjaga keseimbangan persamaan dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntansi merupakan alat bantu untuk memahami sistem pencatatan ini. Persamaan dasar akuntansi tersebut berbentuk sebagai berikut:

AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN

Triple entry

(8)

C. Dasar Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Basis/dasar akuntansi atau suatu sistem pencatatan adalah himpunan dari standar-standar akuntansi yang menetapkan kapan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lainnya harus diakui untuk tujuan pelaporan. Basis-basis tersebut berkaitan dengan penetapan waktu ( timing ) atas pengukuran yang dilakukan, terlepas dari sifat pengukuran tersebut. Berbagai basis atau dasar akuntansi atau sistem pencatatan tersebut antara lain adalah :

Basis kas

Basis kas ( cash basis ) menetapkan pengukuran atau pencatatan transaksi ekonomi hanya dilakukan apabila transaksi tersebut menimbulkan perubahan pada kas. Apabila transaksi tersebut belum menimbulkan perubahan pada kas maka transaksi tersebut tidak dicatat. Contohnya adalah SP2D biaya perjalan dinas yang diterbitkan pada tanggal 1 Januari 2006 dan diterima oleh bendahara pngeluaran pada tanggal 5 Februari 2006, maka oleh bendahara pengeluaran, transaksi tersebut baru dicatat pad tanggal 5 Februari 2006, yaitu pada saat pertanggungjawaban. Secara akuntansi, pengeluaran tersebut seharusnya diakui ( dicatat ) pada tanggal 1 Januari 2006 bukan pada saat pertanggungjawaban.

Basis akrual

(9)

Basis kas modifikasian

Menurut butir 12 dan 13 lampiran XXIX (Tentang Kebijakan Akuntansi) Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 disebutkan bahwa:

- Basis atau dasar kas modifikasian merupakan kombinasi dasar kas dengan dasar akrual

- Transaksi penerimaan atau pengeluaran kas dibukukan (dicatat atau dijurnal) pada saat uang diterima atau dibayar (dasar kas). Pada akhir periode dilakukan penyesuaian untuk mengakui transaksi dan kejadian dalam periode berjalan meskipun pengeluaran atau penerimaan kas dari transaksi dan kejadian dimaksud belum terealisasi.

Jadi penerapan basis akuntansi ini menuntut bendahara pengeluaran mencatat transaksi dengan basis kas selama tahun anggaran dan melakukan penyesuaian pada akhir tahun anggaran berdasarkan basis akrual.

D. Siklus Akuntansi Keuangan Daerah

Sistem akuntansi keuangan daerah dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus akuntansi, yaitu tahap-tahap yang terdapat dalam sistem akuntansi, seperti :

1. Analisis transaksi

Untuk dapat memahami yang dimaksud dengan analisis transaksi, terlebih dahulu akan diulang kembali penjelasan tentang “system (tata buku) berpasangan” dan “persamaan dasar akuntansi”. Akuntansi menggunakan sIstem pencatatan berpasangan (double entry system). Sebagai contoh, pemda mengeluarkan kas untuk membayar sewa garasi. Terhadap transaksi ini, akuntansi mencatat tidak hanya “pengeluaran kas,” tetapi juga “tujuan dikeluarkannya” kas tersebut. Analisis transaksi juga tunduk pada sIstem berpasangan tersebut. Untuk memahami analisis transaksi demikian, kita akan menggunakan alat bantu “persamaan dasar akuntansi”.

2. Jurnal transaksi

(10)

transaksi, sedangkan jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat hanya satu jenis transaksi.

Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, buku jurnal yang digunakan dalam akuntansi keuangan daerah meliputi buku jurnal penerimaan kas, buku jurnal pengeluaran kas, dan buku jurnal umum.

3. Posting ke buku besar

Buku besar adalah sebuah buku yang berisi kumpulan rekening perkiraan/akun. Rekening-rekening digunakan untuk mencatat secara terpisah pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana.

Proses memasukkan rekening-rekening dari jurnal ke dalam buku besar inilah yang disebut dengan posting. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, pemerintah telah menetapkan format-format jurnal umum, jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, buku besar, buku besar pembantu, dan neraca. Oleh karena itu, semua pemda wajib mengikuti format tersebut.

4. Neraca saldo

Prosedur penjurnalan dan posting dilakukan selama satu periode akuntansi. Prosedur berikutnya adalah penyusunan neraca saldo pada akhir periode akuntansi. Neraca saldo adalah daftar rekening-rekening beserta saldo yang menyertainya. Neraca saldo yang benar menuntut kesamaan keseluruhan jumlah pendebitan dengan keseluruhan jumlah pengkreditan. Neraca saldo akan benar jika proses pemindahan transaksi dari jurnal ke rekening juga benar.

5. Jurnal penyesuaian

Jurnal penyesuaian disusun untuk tujuan-tujuan sebagai berikut:

 Melaporkan semua pendapatan yang diperoleh selama periode akuntansi.

 Melaporkan semua belanja yang terjadi selama periode akuntansi.  Melaporkan dengan akurat nilai aktiva pada tanggal neraca. Sebagian

(11)

 Melaporkan secara akurat kewajiban (utang) pada tanggal neraca. Dalam hal ini pembiayaan sebenarnya sudah terjadi, tetapi belum dibayar.

6. Neraca saldo setelah penyesuaian

Setelah jurnal penyesuaian dibuat, langkah berikutnya adalah memostingnya ke buku besar, sesuai dengan rekening-rekeningnya. Setelah posting dilakukan, maka rekening-rekening akan menunjukkan saldonya yang terbaru. Prosedur akuntansi berikutnya adalah penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian, yaitu neraca saldo yang disusun setelah membuat jurnal-jurnal penyesuaian. Dengan demikian, saldo-saldo rekening yang terdapat dalam neraca saldo setelah penyesuaian adalah saldo rekening-rekening setelah baru ini juga dimasukkan dalam neraca saldo setelah penyesuaian.

7. Laporan keuangan

Berdasarkan PasaL 232 dari Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, laporan keuangan pemda terdiri atas:

 Laporan realisasi anggaran  Neraca

 Laporan arus kas

 Catatan atas laporan keuangan 8. Jurnal penutup

Proses penutupan rekening temporer terdiri atas tiga tahap; tahap pertama menutup rekening pendapatan ke rekening ikhtisar surplus defisit atau surplus/defisit, tahap kedua menutup rekening belanja ke rekening ikhtisar surplus defisit atau surplus/defisit, dan tahap ketiga menutup rekening ikhtisar surplus defisit ke rekening ekuitas dana atau R/K Pemda.

9. Neraca saldo setelah tutup buku

(12)

akan dijumpai rekening-rekening temporer tersebut. Kalaupun ada, saldonya akan bernilai nol.

Dengan disusunnya neraca saldo setelah tutup buku ini, akan tampak bahwa rekening-rekening pemda atau satuan kerja sudah siap untuk digunakan kembali pada periode akuntansi berikutnya. Rekening-rekening nominal sudah kembali nol, sedangkan rekening-rekening riil menyajikan jumlah yang benar-benar menjadi aset/aktiva, utang, dan ekuitas dana atau rekening koran pemda.

E. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

 Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006

Sistem akuntansi pemerintahan daerah menurut permendagri nomor 13 tahun 2006 pasal 232 ayat (3) meliputi serangkaian prosedur, mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, penggolongan, dan peringkasan atas transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.

Sistem akuntansi pemerintahan daerah secara garis besar terdiri atas empat prosedur akuntansi, antara lain :

1. Prosedur akuntansi penerimaan kas (Pasal 241&266 Permendagri 13/2006)

Serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan penerimaan kas pada SKPD dan/atau pada SKPD yang dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.

- Fungsi terkait

(13)

sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.

- Dokumen yang digunakan

a. Surat keterangan pajak daerah, digunakan untuk menetapkan pajak daerah atas wajib pajak yang dibuat oleh PPKD.

b. Surat Keterangan Retribusi Daerah (SKRD), digunakan untuk menetapkan retribusi daerah atas wajib retribusi yang dibuat oleh pengguna anggaran.

c. Surat Tanda Bukti Penerimaan (STBP), digunakan untuk mencatat setiap penerimaan pembayaran dari pihak ketiga yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan.

d. Surat Tanda Setoran (STS), digunakan untuk menyetorkan penerimaan daerah yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan pada SKPD.

e. Bukti Transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer penerimaan daerah.

f. Nota kredit bank, dokumen atau bukti dari bank yang menunjukkkan adanya transfer uang masuk ke rekening kas.

- Catatan kejadian selain kas dari jurnal penerimaan kas ke buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

c. Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

(14)

 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)  Neraca

 Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

b. Pada SKPKD, terdiri atas:

 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)  Neraca

 Laporan Arus Kas

 Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

2. prosedur akuntansi pengeluaran kas (Pasal 247&272 Permendagri 13/2006)

Serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan pengeluaran kas pada SKPD dan/atau pada SKPD yang dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.

- Fungsi terkait

Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.

- Dokumen yang digunakan

a. Surat Penyediaan Dana (SPD), merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sebagai media atau surat yang menunjukkan tersediannya dana untuk diserap/direalisasi.

b. Surat Perintah Membayar (SPM), merupakan dokumen yang dibuat oleh pengguna anggaran untuk mengajukan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang akan diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) atau Kuasa BUD.

(15)

d. SP2D, merupakan dokumen yang diterbitkan oleh BUD atau Kuasa BUD untuk mencairkan uang pada bank yang telah ditunjuk.

e. Bukti transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran daerah.

f. Nota debit bank, merupakan dokumen atas bukti dari bank yang menunjukkan adanya transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah.

- Catatan

a. Buku jurnal pengeluaran kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat, dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan pengeluaran kas.

b. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk memosting semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal pengeluaran kas ke buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

c. Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

- Laporan yang dihasilkan a. Pada SKPD, terdiri atas:

 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)  Neraca

 Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

b. Pada SKPKD, terdiri atas:

 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)  Neraca

 Laporan Arus Kas

(16)

3. Prosedur akuntansi aset tetap (Pasal 253&278 Permendagri 13/2006)

Serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan transaksi dan/atau kejadian aset tetap pada SKPD dan/atau pada SKPD yang dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.

- Fungsi terkait

Fungsi yang terkait dengan prosedur akuntansi aset pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD serta pejabat, pengurus, dan penyimpan barang. Sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.

- Dokumen yang digunakan a. Bukti memorial - Laporan yang dihasilkan

a. Pada SKPD, terdiri atas:

 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)  Neraca

 Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

b. Pada SKPKD, terdiri atas:

 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)  Neraca

 Laporan Arus Kas

 Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

4. Prosedur akuntansi selain kas (Pasal 259&283 Permendagri 13/2006)

(17)

dan/atau kejadian keuangan selain kas pada SKPD dan/atau pada SKPD yang dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.

Prosedur akuntansi selain kas meliputi transaksi dan/atau kejadian yang berupa:

 Pengesahan pertanggungjawaban (SPJ) pengeluaran dana yang merupakan pengesahan atas pengeluaran/belanja melalui mekanisme uang persediaan/ ganti uang/tambahan.

 Koreksi kesalahan pencatatan yang merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal yang telah diposting ke buku besar.

 Penerimaan hibah selain kas yang merupakan penerimaan sumber ekonomi non kas yang bukan merupakan pelaksanaan APBD, tetapi mengandung konsekuensi ekonomi bagi pemda.

 Pembelian secara kredit yang merupakan transaksi pembelian aset tetap yang pembayarannya dilakukan di masa yang akan datang.

 Retur pembelian kredit yang merupakan pengembalian aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas yang merupakan pemindahtanganan aset tetap kepada pihak ketiga karena suatu hal tanpa ada penggantian berupa kas.

 Penerimaan aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas yang merupakan perolehan aset tetap akibat adanya tukar menukar (ruilslag) dengan pihak ketiga.

- Fungsi Terkait

Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD. Sedangkan, pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.

- Dokumen yang digunakan

a. Berita acara penerimaan barang. b. Surat keputusan penghapusan barang. c. Surat pengiriman barang.

(18)

e. Berita acara pemusnahan barang. f. Berita acara serah terima barang. g. Berita acara penilaian.

h. Bukti memorial, merupakan dokumen untuk mencatat transaksi dan/atau kejadian keuangan selain kas sebagai dasar pencatatan ke jurnal umum.

- Catatan

a. Buku jurnal umum, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi dan/atau kejadian yang tidak dicatat dalam jurnal enerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas.

b. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk memposting semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal umum ke dalam buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

c. Buku besar pembantu, untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

- Laporan yang dihasilkan a. Pada SKPD, terdiri atas:

 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)  Neraca

 Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

b. Pada SKPKD, terdiri atas:

 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)  Neraca

 Laporan Arus Kas

(19)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Akuntansi keuangan daerah menggunakan sistem pencatatan berpasangan (double entry). Artinya, setiap transaksi ekonomi dicatat dua kali dan disebut juga dengan proses menjurnal. Dalam menjurnal, pencatat harus menjaga persamaan dasar akuntansi, di mana kedua sisi persamaan tersebut harus selalu seimbang.

Unsur yang menyusun persamaan dasar akuntansi adalah elemen-elemen laporan keuangan. Elemen-elemen tersebut terdiri atas aktiva, utang, ekuitas dana atau rekening koran pemda, pendapatan, dan belanja. Aktiva/aset adalah sarana (kekayaan) yang dimiliki entitas. Utang adalah sumber sarana entitas yang berasal dari bukan milik entitas. Ekuitas dana atau R/K Pemda adalah sumber sarana entitas yang berasal dari pemilik entitas. Pendapatan adalah bertambahnya aktiva atau penurunan utang karena aktivitas entitas. Belanja adalah berkurangnya aktiva karena aktivitas entitas. Persamaan dasar akuntansi menyatakan bahwa aktiva ditambah belanja sama dengan utang ditambah ekuitas dana atau R/K Pemda dan pendapatan.

Siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti tahap-tahap yang ada dalam siklus akuntansi tersebut. Perbedaan yang ada adalah pada pembuatan jurnal penutup sebelum penyusunan laporan perubahan ekuitas dana (R/K Pemda), laporan aliran kas, dan neraca dengan tujuan mempermudah penyusunan ketiga laporan tersebut.

Sistem Akuntansi Keuangan Pemda berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 merupakan suatu sistem yang secara komprehensif mengatur prosedur-prosedur akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, prosedur-prosedur akuntansi selain kas, dan prosedur akuntansi aset. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam setiap prosedur tersebut adalah fungsi yang terkait, dokumen yang digunakan, laporan yang dihasilkan, dan uraian teknis prosedur.

B. Saran dan Kritik

(20)

DAFTAR PUSTAKA

http://datakata.wordpress.com/2014/04/01/akuntansi-keuangan-daerah/

https://bambangkesit.files.wordpress.com/2012/03/09-bab-7-akuntansi-pemerintah-daerah.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI.AKUNTANSI/197708272008011-AGUS_WIDARSONO/Materi_Kuliah_Ak._Sektor_Publik/pertemuan_7.pdf

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

DIGITAL IMAGE DATA STRUCTURE..

Sedangkan informan penelitian kategori tidak sembuh mengatakan bahwa keluarga memiliki sikap yang apatis terhadap informan dalam menjalani pengobatan, seperti

Dengan demikian dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya citra, pelayanan dan kepercayaan dapat berpengaruh positif baik secara parsial maupun simultan

Warga Negara Polandia pemegang paspor diplomatik atau paspor dinas yang sah dan diterbitkan oleh Kementerian Luar Negeri Republik Polandia tidak diwajibkan untuk

Perubahan tersebut antara lain menyangkut penggantian istilah pengajaran dengan istilah pendidikan; adanya kewajiban setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan

Sudah terdapat tata tertib siswa, petunjuk, larangan, dan sanksi bagi siswa yang melanggar sesuai dengan kondisi ideal.. Tidak ada kesenjangan

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan kurikuler sebagai pelatihan untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh pada semester-semester sebelumnya, sesuai

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Desa Bejiharjo, Ketua BPD Desa Bejiharjo dan Ketua Kelompok Sadar Wisata Dewa Bejo dapat diketahui bahwa