• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal PlayPlus Festival Agustus 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proposal PlayPlus Festival Agustus 2017"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL KEGIATAN

FESTIVAL PERMAINAN TRADISIONAL ANAK INDONESIA KOMUNITAS PLAYPLUS

▸ Baca selengkapnya: proposal musik festival

(2)

I. Latar Belakang Kegiatan

Pendudukan Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik per 30 juni 2016 mencapai 257.912.349 jiwa dan sekitar 33,9 persen diantaranya merupakan anak-anak usia 0-17 tahun. Data ini menunjukkan bahwa 1/3 penduduk adalah anak-anak dan remaja sehingga pemerintah perlu menaruh perhatian untuk berinvestasi melalui pembangunan karakter. Investasi membangun karakter penerus bangsa bukanlah pekerjaan rumah yang mampu diselesaikan dalam satu malam dan harus dibentuk sedini mungkin.

Disisi lain, Komisi Nasional Perlindungan Anak menyebutkan bahwa tahun 2012 adalah “tahun kiamat” bagi anak Indonesia, mengingat data Komnas PA menunjukkan bahwa sebanyak 10.105.230 anak menjadi korban pelanggaran pada perlindungan khusus. Laporan Komnas PA ini menegaskan bahwa kondisi anak Indonesia masih berada dalam kondisi yang berbahaya. Berbagai kasus dan ancaman mengintai mereka, seperti kekerasan, narkoba, rokok, perdagangan anak, pencandu pornografi dan seks bebas, dan pekerja anak (Komas PA, 2012). Salah satu dari 10 ancaman itu adalah pornografi, yang bisa dikorelasikan dengan semakin mudah anak mengakses internet dan game-game online. Tidak hanya itu, ancaman ini juga berdampak pada tumbuh kembang anak secara keseluruhan, termasuk interaksi sosial anak dengan teman sebayanya. Interaksi sosial ini tergantikan oleh teknologi, gadget dan komputer yang membuat mereka menjadi pribadi pasif dan minim aktifitas. Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of Pediatrics, dimotori oleh Seattle Children’s Research Institute (2011), Iowa State University (2010) dan Stanford University School of Medicine (2009), mengungkapkan bahwa anak-anak yang menghabiskan banyak waktu dengan bermain video game mempunyai dampak negatif bagi pertumbuhan mereka seperti (1) masalah interaksi sosial karena terlalu banyak menghabiskan waktu di depan mesin; (2) masalah kemampuan berkomunikasi; (3) penurunan sikap empati (Guo er al, 2007); (4) gangguan skill motorik; dan (5) bahkan gangguan kesehatan.

(3)

mental dalam berkompetisi dan intelegensia anak. Lebih jauh, permainan tradisional anak juga merupakan sebuah kekayaan budaya yang senantiasa harus dilestarikan.

II. Tema Kegiatan

Keliling Indonesia

III. Tujuan Kegiatan

1. Sebagai media kampanye untuk mempromosikan nilai-nilai edukasi dan filosofi yang terkandung di dalam permainan tradisional anak Indonesia.

2. Sebagai sebuah momentum untuk mengingat dan mengenang kembali bermain permainan traditional anak.

3. Sebagai upaya memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya permainan traditional anak dalam tumbuh kembang psikologi anak.

IV. Sasaran Kegiatan

1. Anak-anak berusia dibawah 6-12 tahun. 2. Remaja usia 14-17 tahun

3. Komunitas-komunitas anak muda

4. Orang tua, guru dan masyarakat umum yanng berperan dalam mendampingi anak-anak dalam bermain.

V. Jenis Kegiatan

1. Bermain Permainan Tradisional Anak Indonesia

2. Pengumpulan tanda tangan mendukung pelestarian permainan traditional anak di atas kain putih sepanjang 3 meter.

3. Pengumpulan testimoni/pengalaman/kenangan/cerita mengenai permainan traditional anak oleh seluruh peserta dan masyarakat yang hadir dan dituliskan pada sticky note

(4)

VI. Waktu dan Tempat

Sabtu, 26 Agustus 2017, Pukul 10.00 -16.00 Bertempat di ...

VII. Penyelenggara

Komunitas PlayPlus Indonesia

VIII. Partner

1. Penerbit Erlangga

2. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 3. Keluarga Besar Alumni IELSP

IX. Tentang PlayPlus Indonesia

PlayPlus Indonesia merupakan komunitas pelestarian permainan tradisional. yang diinisiasi oleh sekelompok alumni pertukaran pelajar IELSP. Melalui kompetisi proyek sosial Alumni Engagement Innovation Fund (AEIF) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Amerika Serikat, pada tahun 2013 PlayPlus berhasil menjadi salah satu dari 2 pemenang asal Indonesia dan mendapatkan dana hibah untuk mempromosikan nilai-nilai edukasi dan filosofi dibalik permainan tradisional. Berbagai usaha pelestarian permainan tradisional telah dilakukan PlayPlus dalam kurun waktu 2013 - 2014, diantaranya melakukan workshop dan menyelenggarakan festival bermain anak di 6 kota di seluruh Indonesia. Melalui kegiatan ini, PlayPlus Indonesia telah melibatkan 300 volunteer dan 1000 anak yang di laksanakan di Aceh, Yogyakarta, Banjarmasin, Lombok, Masohi Maluku Tengah, dan Parepare Sulawesi Selatan. Disamping itu, PlayPlus juga membuat video tutorial dan menyusun Buku Ensiklopedia Permainan Tradisional Anak Indonesia. PlayPlus kemudian memproduksi 1000 Video & Buku Ensiklopedia yang didistribusikan ke seluruh Indonesia secara cuma-cuma. Proyek sosial inipun berakhir pada pertengahan tahun 2014.

(5)

menjalin Kerjasama dengan Penerbit Erlangga agar distribusi Buku Ensiklopedia PlayPlus dapat lebih merata ke seluruh Indonesia. Seluruh royalti dari penjualan buku ensiklopedia PlayPlus akan digunakan untuk kegiatan festival hari bermain anak di daerah-daerah regional PlayPlus.

Adapun visi dan misi playplus dapat dijelaskan sebagai berikut : Visi

• Menjadikan PlayPlus Indonesia sebagai wadah komunitas orang-orang yang peduli terhadap pelestarian permainan tradisional anak Indonesia.

• Melestarikan permainan tradisional anak Indonesia. • Mendidik anak melalui permainan tradisional. Misi

• Mengumpulkan volunteer yang peduli dengan permainan tradisional melalui sosial media.

• Menyatukan volunteer dalam satu kegiatan 'Hari Permainan Tradisional Anak Indonesia'.

• Menyusun buku permainan tradisional, bekerjasama dengan Erlangga dalam penerbitan dan pendistribusiannya.

• Menyampaikan berbagai permainan tradisional dalam berbagai bentuk (cerita/ulasan, foto kegiatan, video) melalui social media.

• Membuat workshop volunteer untuk menyebarkan pesan mengenai permainan tradisional ke masyarakat yang lebih luas.

• Melaksanakan festival permainan tradisional anak

• Membentuk chapter di berbagai daerah di Indonesia dan mempersilakan untuk mengadakan berbagai kegiatan di bawah chapter tersebut dengan visi yang sama.

Tagline kami

RIGHTS TO PLAY, RIGHTS TO EDUCATE !

(6)

X. Susuna Panitia

Ketua Panitia : Nindya Kusuma Dewi

Sekretaris : Sitirahma Desmarleni

Bendahara : Yuniar Tri Wahyuti

Publikasi, Dokumentasi & Graphic Designer : Anang Weby Kurniawan Marketing & Partnership : Sarita Desyana

Koordinator Event & Creative : Chandri Negara Koordinator Volunteer : Bernando Sudjibto

XI. Susunan Acara Kegiatan

Waktu Kegiatan Keterangan

Referensi

Dokumen terkait