• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah masjid Raya pondok Indah Jakarta Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah masjid Raya pondok Indah Jakarta Selatan"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

Setyo Kurniawan

“Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Motivasi Beribadah Jamaah Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan”.

Dalam syiar Islam dan memberantas kejahilan didalam beragama. Diketahui bahwa setiap masjid selalu mengadakan kegiatan kajian yang diadakan setiap akhir pekan yaitu sabtu dan minggu. Kajian (bimbingan agama) ini diadakan karena sangat penting sekali untuk memberikan pemahaman beragama yang benar dan baik bagi para muslimin dan muslimat yang tidak sempat mengenyam pendidikan di pendidikan pesantren dan diperguruan tinggi agama Islam. Untuk itu biasanya pengurus masjid mendatangkan narasumber yang baik serta telah berpendidikan S2-S3, bahkan ada narasumber lulusan dari timur tengah seperti dari ; mekah, madinah, siria, libia, biasaya gelarnya Lc untuk menghadirkan mereka menjadi narasumber dengan tema yang telah disepakati dan bermanfaat bagi mad’u.

Masjid Raya Pondok Indah adalah salah satu masjid yang mengadakan kegiatan pengajian yang diadakan setiap satu minggu sekali yaitu setiap hari ahad yang dihadiri oleh jamaah laki-laki dan jamaah perempuan. Untuk itu penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian “Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Motivasi Beribadah Jamaah Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan.” Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui adakah pengaruh bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah masjid raya pondok indah Jakarta selatan ( MRPI)

Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan data yang valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan sehingga dapat digunakan untuk mengungkapkan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis pendekatan kausal. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 140 jamaah tergabung dari jamaah laki-laki 70 dan jamaah perempuan 70, total 140 jamaah, sedangkan sample yang akan diteliti sebanyak 70 jamaah. Terdiri dari 35 jamaah laki-laki dan 35 jamaah perempuan.

Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang peneliti lakukan untuk untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah MRPI, maka dapat diketahui bahwa karena F hitung<F table, maka Ho diterima, jika F hitung > F table, maka Ho ditolak. ditolak dan Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, kesimpulannya Maka Ho diterima, jadi dapat disimpulkan tidak ada pengaruh yang signifikan bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah laki-laki dan jamaah perempuan masjid raya pondok indah Jakarta selatan (MRPI).

(2)

A. Latar Belakang Masalah

Mendefinisikan agama para ahli mengemukakan berbagai teori tentang

pengertian agama. Ada yang mengatakan bahwa kata agama diambil dari

bahasa sansekerta, yaitu dari kata a = tidak, dan gama = kacau atau

kocar-kacir. Dengan demikian agama berarti tidak kacau, tidak kocar-kacir, teratur.

Selanjutnya teori lain menyebutkan bahwa kata agama tersusun dari kata a =

tidak, gam = pergi. Jadi agama berarti tidak pergi, atau diwariskan secara

turun temurun. Selain itu ada pula pendapat yang mengatakan bahwa agama

berarti teks atau kitab suci, oleh karena ajaran agama biasanya tersimpan

dalam kitab suci dan ada pula yang mengatakan bahwa kata gam sebagaimana

tersebut diatas dapat berarti tuntunan, karena agama mengandung

ajaran-ajaran yang dapat menjadi tuntunan bagi penganutnya. Adapun dalam arti

terminologi (istilah), kata agama dianggap sama dengan peristilahan bahasa

inggris: religion atau dalam peristilahan sehari-hari religi.1

Murthada Munthari bekesimpulan, bahwa pada hakekatnya agama

memiliki dua keistimewaan, yaitu agama sebagai kebutuhan fitri dan

1 Dr. Abuddin Nata. M.A, Al-Qur’an dan Hadis( Dirasah Islamiyah I), (Jakarta:Rajawali

Press, 2000), Cet. Ke- 7 hal. 2-3

(3)

emosional manusia. Ia juga merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan

fitri manusia, yang kedudukannya tak dapat digantikan oleh apapun2

Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ar-Ruum: 30

ً ًﺣ

ﻚﻬ و

ﺪﺒ

ﺎﻬ

س

ﺎﱠ ا

ﺮﻄ

ﻰ ﱠا

ﷲا

ت

ً

نﻮﻤ

ﺲﱠ ا

ﺮﺜآا

ﱠ ﻜ و

ﻢﱢ ا

ﱢﺪ ا

ﻚ ذ

ﷲا

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah,

(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Ar-Ruum: 30)

Mahmud Syaltut menyatakan bahwa “agama” adalah ketetapan Illahi yang

diwahyukan kepada nabi-Nya untuk menjadi pedoman hidup. Sementara itu

Syaikh M. Abdullah Badrun, dalam bukunya Makhdal Ila Al-Adyan, berupaya

untuk menjelaskan arti agama dengan merujuk kepada al-Qur’an ia memulai

bahasannya dengan pendekatan kebahasaan. Jadi agama adalah hubungan

antara makhluk dan “khaliknya”. Hubungan ini mewujudkan dalam ibadah

yang dilakukannya dan tercermin pula dalam sikap kesehariaannya.3

Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna

diantara makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Salah satu mengapa manusia

sebgai makhluk yang mulia dan sempurna karena Allah telah memberikan

kepadanya akal, yang dengan akal itu manusia dapat berfikir.

2

Drs. Muhammad Alim, M.Ag., Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke- 1, hal. 47

3

(4)

Manusia ketika dilahirkan ia tidak memilki ilmu. Namun Allah

memberikan alat yang dengan alat itu manusia bisa mendapatkan ilmu. Alat

itu adalah pendengaran, penglihatan dan hati. Dengan ketiga alat itu manusia

bisa mendapatkan ilmu.

Allah SWT berfirman,

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” QS. Nahl: 78

Dengan mendapatkan ilmu, khususnya ilmu agama, karena ilmu agama

merupakan ilmu pokok yang wajib dipelajari oleh setiap muslim. Dengan

bekal ilmu agama ini , manusia terhindar dari menjadi manusia-manusia yang

jahil (bodoh) menjadi manusia-manusia yang alim, bertakwa dan memiliki

derajat yang mulia.

Ada faktor-faktor mengapa seseorang sangat semangat dalam menghadiri

kajian agama yang diadakan dimasjid-masjid, diantaranya,4

1. Karena mereka bersekolah di sekolah umum, yang sangat minim sekali

pelajaran ilmu agamanya. Disekolah umum ini mereka tidak memperoleh

4Keterangan ini penulis dapat dari teman-teman penulis yang kebanyakan mereka yang mengaji

(5)

materi pelajaran ilmu hadis, ilmu fiqih, ushul fiqh, bahasa arab (nahwu dan

sharaf). Akan tetapi mereka hanya mendapat materi pelajaran umum ;

seperti IPS, IPA, Bahasa Inggris, Fisika, Tata Boga, Tata Busana.

2. Karenan tidak sempat sekolah sampai ke perguruan Tinggi Agama Islam,

mereka hanya sekolah sampai SD, SMP dikarenankan faktor ekonomi

yang tidak memadai.

Ilmu-ilmu agama ini hanya bisa mereka peroleh dengan mendatangi

kajian-kajian rutin yang diakan di masjid-masjid yang diisi oleh para ulama,

kiyai, ustazah, syaikh yang memilki ilmu agama yang cukup mumpuni.

Terntunya dengan banyaknya ilmu agama yang seseorang dapat ketahui, maka

ia akan menjadi lebih semangat dalam mengerjakan segala ibadah dalam

kehidupannya sehari-hari.

Motif atau dalam bahasa inggrisnya motive, berasal dari kata motion, yang

berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Dikenal pula dalam dunia

psikologi istilah motivasi. Motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang

menunjuk kepada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong,

dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh

situasi tersebut, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.5

Ibadah secara bahasa artinya taat, adalah aktivitas hubungan manusia

sebagai hamba dengan Allah SWT Sang Pencipta sebagi Dzat yang diibadahi.

Sedangkan secara istlah ibadah adalah taat kepada segala perintah Allah dan

menjauhi segala larangan-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

(6)

نوﺪﺒ

ﱠﻻا

ﺲ ﻻاو

ﱠ ا

مو

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya merekamenyembah-Ku”. (QS. Ad Dzariyat : 56)6

Setiap kali seorang muslim melaksanakan ibadah, dia harus memiliki

target sebagai sesuatu yang hendak dicapai dalam aktivitasnya itu. Islam

mengajarkan bahwa dalam setiap ibada ada target yang mesti dicapai. Sebagai

contoh, target seorang muslim yang ihklas dalam melaksanakan shalat adalah

menjauhkan diri dari perbuatan yang keji dan munkar. Dalam menjalankan

ibadah puasa, seorang muslim mesti mencanangkan target untuk memiliki

kemampuan membentengi diri dari perbuatan yang diharamkan oleh Allah

seperti berdusta, bersaksi palsu, berzina, berjudi, minum khamr, dan

lain-lainnya.

Ibadah yang dilakukan seorang muslim secara ikhlas dan tekun akan

membentuk bekas dalam dirinya. Pertama, memperkuat hubungan dengan

Allah SWT. Sebab, sehari semalam dia menghadap kepada-Nya, bermunajat,

meminta pertolongan dan bantuan-Nya. Shalat, puasa, membaca Al-Qur’an ,

berzikir, bersedekah, berjihad, dan lain-lain yang itu semuanya membuat

semakin dekat dengan Allah SWT. Kedua, Ibadah membentuk ketenangan

jiwa dalam diri seorang muslim. Sebab, setelah beribadah seorang muslim

merasakan dirinya taat kepada Allah, dan Dia akan membalas ibadahnya

dengan sebaik-baik balasan, maka dia akan merasa tenang dengan masa

depannya yang hakiki, yakni akhirat. Ketiga, ibadah akan memperkuat

(7)

kualitas akhlak seorang muslim, yakni sifat-sifat terpuji yang melekat bersama

ibadahnya. 7

Dengan latar belakang masalah inilah penulis tertarik untuk menulis

skripsi dengan judul “Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Motivasi

Beribadah Jamaah Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luasnya pembatasan masalah dalam skripsi ini,

maka penulis membatasi pada persoalan.

a. Adakah pengaruh yang signifikan bimbingan agama terhadap motivasi

beribadah jamaah masjid raya pondok indah Jakarta selatan, yang secara

rutin mereka ikuti setiap ahad pagi?

b. Apakah faktor-faktor yang membuat para jamaah rajin mengikuti

bimbingan agama setiap sepekan sekali, pada setiap hari ahad?

2. Perumusan Masalah

Agar skripsi ini tidak melebar kepada tema-teama yang tidak perlu tetapi

terarah, berkenaaan dengan perumusan masalah tersebut adalah “Adakah

Pengaruh yang Signifikan Bimbingan agama terhadap motivasi beribadah

jamaah masjid raya pondok indah Jakarta selatan.”

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

(8)

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan pengaruh

bimbingan agama terhadap motivasi dalam beribadah/beragama jamaah

masjid raya pondok indah Jakarta selatan.

2. Manfaat penelitian

a. Secara teoritis, skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah

khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu bimbingan dan konseling

Islam

b. Secara pragmatis, skripsi ini digunakan sebagai prasyarat tugas akhir

penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana Komunikasi Islam di Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Bimbingan Penyuluhan Islam Universitas Syarif

Hidayatullah

c. Untuk dapat menjadi bahan bacaan referensi bagi masyarakat, pelajar,

guru, dosen, mahasiswa.

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan penelitian

Penggunaan penelitan ini dimaksudkan untuk menemukan data yang

valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan sehingga dapat digunakan

untuk mengungkapkan masalah yang diteliti.

Untuk dapat mengetahui Adakah pengaruh yang signifikan bimbingan

(9)

MRPI), maka peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis

penelitian kausal.

2. Tempat dan waktu penelitian

Adapun tempat yang dijadikan untuk penelitian adalah Masjid Raya

Pondok Indah Jakarta Selatan sedangkan waktu penelitian dilakukan sejak

awal bulan januari sampai dengan bulan juni 2010

3. Populasi dan sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitan yang terdiri manusia, benda,

tumbuh-tumbuhan dan peristiwa sebagai sumber data yang memiliki

karakteristik tertentu dalam seluruh penelitian. 8

Sesuai dengan judul penelitian diatas, maka yang menjadi populasi adalah

para baik laki-laki dan perempuan jamaah masjid raya pondok Indah jakarta

selatan dengan populasi sebanyak 140 jamaah

Adapun sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek

penelitian. 9

Dari jumlah populasi diatas sebanyak 140 jamaah, terdiri dari 70 jamaah

laki-laki dan 70 dari jamaah perempuan, maka jumlah sampel yang akan diteliti

sebanyak 70 jamaah, terdiri dari 35 jamaah laki-laki dan 35 jamaah perempuan

4. Variabel Penelitian

8Sutisno Hadi, Metodologi Research, ( Yogyakarta: Andi offset, 1990), cet/ ke – 22, jilid 1, h. 3 9Mardalis, Metode penelian Suatu pendekatan proposal, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2003 ),Cet.

(10)

Dalam penelitian ini, peneliti mencari pengaruh bimbingan agama

terhadap motivasi beribadah jamaah masjid Raya Pondok Indah Jakarta

Selatan dengan variabel sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independent Variabel) adalah bimbingan agama di masjid

raya pondok indah jakarta selatan

2. Variabel Terikat (dependent variabel) adalah motivasi beribadah jamaah

masjid raya pondok indah jakarta selatan.

5. Tehnik Pengumpulan Data

Mengenai tehnik pengumpulan data, penulis menggunakan angket. Dalam

angket itu jawaban telah di sediakan dan responden hanya boleh memilih dari

jawaban yang tersedia dengan skala likert.Angket ini diajukan dengan tiga

puluh pernyataan mengenai dan motivasi beribadah jamaah di masjid raya

pondok indah jakarta selatan.

6. Tehnik pengolahan data.

Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya adalah

pengolahan data secara kuantitatif yaitu dengan perhitungan statistik. Berikut

pelaksanaan pada tahap analisa:

a. Editing: hal tersebut dilakukan untuk meneliti kembali catatan terhadap

kuisioner yang disusun secara berstruktur sebelum diajukan ke responden.

b. Coding dan scoring : yaitu mengolah data dengan memindahkan jawaban.

(11)
[image:11.595.109.515.267.561.2]

tabel scoring. Tujuannya agar mudah dibaca dan maknanya agar mudah

dipahami.

7. Uji coba instrumen

Sebelum dilakukan analisis data dan interpretasi data mengenai pengaruh

bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah masjid raya pondok

indah jakarta selatan, terlebih dahulu peneliti menguji valliditas dan reabilitas

terhadap butir-butir pernyataan dengan menggunakan cronbach berdasarkan

perhitungan statistik. Kemudian dari hasil angket, peneliti dapat membuat

diagram prosentase berdasarkan kelasnya masing-masing.

8. Tehnik analisis data

Selanjutnya peneliti mengadakan analisis data dengan menggunakan uji

one way anova dengan program statistical product and service solution/spss 16

, dimana dengan menggunakan uji one way anova tersebut, peneliti dapat

mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan motivasi beribadah menurut

lamanya dalam mengikuti bimbingan agama.

Dalam perhitungannya:

i. jika statistik hitung < statistik tabel, H0 diterima.

ii. Jika statistik hitung > statistik tabel, Ho ditolak.

9. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih diperlukan di uji

(12)

fakta diperlukan suatu alat bantu, dan yang sering digunakan adalah analisa

statistic.10

Untuk menguji suatu hipotesis diperlukan sejumlah data, baik yang

mendukung maupun yang bertentangan dengan hipotesa. Data tersebut akan

diolah dengan tehnik atau perhitungan statistic guna memperoleh kesimpulan –

kesimpulan dalam menerima dan mengolah hipotesa. Dalam penelitian ini

terdapat dua variabel, yaitu bimbingan agama sebagai variabel x dan motivasi

beribadah sebagai y.

10. Tinjauan pustaka

Nama : Abdullah

Universitas :UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

Judul : Peranan Bimbnigan Agama Dalam meningkatkan pemahamam

keagamaan majlis ta’lim nurul musthofa

Perbedaan antara skripsi saudara Abdullah dan penulis diantaranya:

1. Abdullah meneliti peranan bimbingan agama yang diadakan oleh majlis

ta’lim nurul musthofa dan objeknya khusus diberikan kepada para pemuda

atau remaja, sedangkan penulis objek yangnya bersifat umum, mulai dari

remaja, dewasa dan lansiat (usia lanjut).

10 Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. ( Jakarta : Kencana, 2004 ), Cet. Ke- 1,

(13)

2. Abdullah lebih menekankan kepadan peranan bimbingan agama yang

diadakan oleh majlis ta’lim nurul musthofa sedangkan penulis mengenai

pengaruh bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah masjid

raya pondok Indah Jakarta selatan.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan, maka penulis membagi pembahasan

skripsi ini menjadi lima bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan Terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian Metodologi

Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II :Landasan Teori, Kerangka Fikir dan Pengajuan Hipotesis Terdiri dari: Pengertian Bimbingan Agama, Tujuan dan Fungsi Bimbingan

Agama, Metode Bimbingan Agama, Materi Bimbingan Agama,

Pengertian Motivasi, Pengertian Ibadah, Kerangka Fikir dan

Pengajuan Hipotesis.

BAB III : Gambaran Umum Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan

Terdiri dari : Latar belakang Pendirian Masjid, Siapa yang

mendirikan, tahun berapa didirikan, Visi dan dan Misinya, kegiatan

apa saja yang diadakan?.

BAB IV : Analisa data dari hasil penelitian

(14)
(15)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bimbingan Agama

1. Pengertian Bimbingan Agama

Bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance”. Kata “guidance”

yang kata dasarnya “guide” memiliki beberapa arti : (a) menunjukkan jalan

(showing the way), (b) memimpin (leadering), (c) memberikan petunjuk

(giving instruction), (d) mengatur ( regulating), (e) mengarahkan (governing),

dan (f) memberi nasihat (giving Advice) (Wingkel, 1991).

Istilah “guidance” juga diterjemahkan dengan arti bantuan atau tuntunan.

Ada juga yang menerjemahkan kata “guidance” dengan arti pertolongan.

Berdasarkan arti ini , secara etimologis, bimbingan berarti bantuan atau tuntunan

atau pertolongan.1

Dalam buku dasar – dasar bimbingan dan konseling yang ditulis oleh

Prof dr. Prayitno dan Drs. Erman Amti. Berbagai rumusan tentang bimbingan

dikemukakan sebagai berikut:

Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai

informasi tentang dirinya sendiri. (Chiskolm, dalam McDaniel)

Bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada individu –

individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan

1

(16)

ketrampilan –ketrampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan,

rencana – rencana, dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan untuk

menyesuaikan diri yang baik. (Smith, dalam McDaniel)

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau

perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan

baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur

kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidunya sendiri,

membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri. (Crow &

Crow)

Bimbingan adalah batuan yang diberikan kepada individu dalam membuat

pilihan-pihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana. Bantuan itu

berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap

individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri

hak orang lain. Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan

(diwarisi), tetapi harus dikembangkan.2( Jones, Staffire & Stewart)

Menurut A.J Jones Bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh

seseorang kepada seorang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan

pemecahan permasalahan. Menurut L.D Crow dan A. Crow bimbingan

merupakan bantuan yang dapat diberikan oleh pribadi yang terdidik dan wanita

atau pria yang terlatih, kepada setiap individu yang usianya tidak ditentukan

2

(17)

untuk dapat menjalani kegiatan hidup, mengembangkan sudut pandangaannya,

mengambil keputusannya sendiri dan menanggung bebannya sendiri.

Menurut Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa dan Dra. Ny. Y Singgih D.

Gunarsa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang, agar

memperkembangkan potensi-potensi yang dimiliki di dalam dirinya sendiri

dalam mengatasi persoalan-persoalan, sehingga dapat menentukan sendiri jalan

hidupnya secara bertanggung jawab tanpa harus bergantung kepada orang lain.3

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bimbingan adalah

1. Bimbingan diberikan oleh seseorang yang bukan sembarangan

akan tetapi bimbingan diberikan oleh seseorang yang sudah

terlatih.

2. Dalam bimbingan itu pembimbing memeberikan pilihan-pilihan

solusi yang bijaksana dan individulah yang nantinya memilih

mana pilihan yang paling tepat untuk pemecahan masalah yang

sedang dialaminya.

3. Bimbingan dilakukan agar individu (terbimbing) dapat

memperkembangkan potensi-potensi yang dimiliki dalam dirinya.

4. Bimbingan dilakukan agar individu (terbimbing) bisa menjadi

pribadi yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan

tidak tergantung dengan orang lain.

3

(18)

Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari dua kata, yaitu a

dan gama; a berarti tidak dan gama berarti kacau, maksudnya tidak kacau atau

teratur; hal ini berarti orang beragama itu akan memperoleh ketentraman dan

hatinya penuh kedamaian. Disamping itu ada pula yang mengatakan, kata agama

berasal dari kata gam yang berarti tuntunan, karena agama itu menjadi penuntun

dalam hidup dan kehidupan seseorang di dunia ini.

Dalam bahasa Arab, kata yang semakna dengan kata agama adalah Din

yang berarti menguasai, menundukkan, patuh atau balasan. Dalam kenyataaan

sehari-hari memang agama itu dapat menguasai diri seseorang yang membuat ia

patuh dan tunduk kepada Tuhan untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi

larangan-Nya. Agama juga memberitahukan bahwa orang yang patuh terhadap

ketentuan agama, akan mendapat balasan berupa kebahagiaan dan sebaliknya

orang yang tidak patuh akan mendapat siksaan di akhirat kelak.4

Dr. Harun Nasution dalam bukunya Islam Ditinjau dari berbagai

Aspeknya, mengemukakan beberapa definisi agama sebagai berikut:

1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib

yang harus dipatuhi.

2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang mengusai manusia.

3. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan

pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan memperngaruhi

perbuatan manusia.

4

(19)

4. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib menimbulkan cara hidup tertentu.

5. Suatu system tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari suatu

kekuatan gaib.

6. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini

bersumber daripada suatu kekuatan gaib.

7. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang yang timbul dari perasaaan lemah

dan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar

manusia.

8. Ajaran-ajaran yang diwahyukan kepada manusia, melalui seorang rasul.5

Sedangkan definisi yang lebih dikenal para santri adalah seperti yang

dikemukakkan oleh KH. M. Taib Thahir Abd. Mui n sebagai berikut :

Suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang

mempunyai akal,, memegang peraturan Tuhan itu dengan kehendaknya

sendiri, untuk mencapai kebaikan hidup dan kebahagiaan di akhirat

kelak.” 6

Dari pemaparan mengenai pengertian bimbingan dan agama diatas, maka

dapat diketahui yang dimaksud bimbingan agama adalah proses bimbingan yang

diarahkan kepada agama. Karena pada dasarnya, manusia fitrahnya mempunyai

naluri beragama. Bimbingan tersebut berupa pertolongan dibidang mental

spiritual, yang bertujuan agar dapat mengembangkan potensi fitrah yang dibawa

5Dr. Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta : UI Press, 1979 ), h. 10

6

(20)

sejak lahir secara optimal. Bimbingan agama ini diharapkan dapat menjadikan

individu-individu bisa lebih menggali lagi potensi fitrah dalam beragamanya,

sehingga nantinya akan memberikan dampak positif dalam setiap aspek

kehidupannya.7

Dengan bimbingan agama ini, diharapkan agar individu hidup dibawah

ajaran syariat Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta hidup

terarah sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya yang terdapat dalam

Al-Qur’an dan As- Sunnah. Apabila individu-individu hidup terarah sesuai dengan

Al-Qur’an dan AS-Sunnah, maka insya Allah tidak akan tersesat sebagaimana

dalam hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ﺔﱠ

و

ﷲا

ب

ﺎ آ

ﺎﻤﻬ

ﻢ ﻜﱠ ﻤ

اﻮ

ﺮ ا

ﻢﻜ

آ

ﱢﺒ

“Aku tinggalkan dua hal pada kalian. Kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh pada keduanya, yaitu kitabullah dan sunnah Nabi-Nya.”. ( HR. Malik )

2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama

A. Tujuan Bimbingan Agama

Ainurrahim Faqih dalam bukunya Bimbingan dan konseling Islam tujuan

bimbingan agama dibagi dua, yaitu tujuan umum dan khusus, sebagai

berikut:

1. Tujuan umum

7Skripsi Abdullah, Peranan Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan di

(21)

Membantu individu guna mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya

agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.

2. Tujuan khusus

a. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah, maksudnya

pembimbing berusaha membantu jangan sampai individu menghadapi

atau menemui masalah. Dengan kata lain membantu individu

mencegahnya timbul masalah bagi dirinya sendirinya.

b. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi.

c. Membantu individu memeliharan dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik atau telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih

baik.

2. Fungsi Bimbingan Agama

Pelayanan bimbingan memiliki beberapa fungsi yaitu

a. Fungsi pencegahan

Melalui fungsi pencegahan ini dimaksudkan untuk mencegah

timbulnya masalah pada individu sehingga mereka terhindar dari

berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya.

Pelayanan ini diberikan kepada setiap individu sebagai usaha

pencegahan terhadap timbulnya masalah.

b. Fungsi Pemahaman

Melalu fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan

(22)

permasahannya dan juga lingkungannnya oleh individu itu sendri dan

oleh pihak-pihak yang membantunya.

c. Fungsi pengentasan

Melalui fungsi in, diharapkan masalah yang sedang dialami oleh

individu dapat segera terentaskan setelah individu bertemu dengan

seorang pembimbing.

d. Fungsi Pemeliharaan

Melalui fungsi ini, menurut Prayitno dan Erman Amti fungsi

pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik (positif)

yang ada pada diri individu, baik hal itu merupakan pembawaan

maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini.

e. Fungsi Penyaluran

Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan berupaya mengenali

masing-masing individu secara perorangan, selanjutnya memberikan bantuan

menyalurkan kearah kegiatan atau program yang dapat menunjang

tercapainya perkembangan yang optimal.

f. Fungsi perbaikan

Melalui fungsi ini pelayanan bimbingan diberikan kepada individu

untuk memecahkan masalah – masalah yang dihadapi individu

Bantuan yang diberikan tergantung kepada masalah yang dihadapi

individu.8

3. Metode Bimbingan Agama

8

(23)

Pengertian secara harfiah, metode adalah jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan. Metode berasal dari kata “meta “yang berarti melalui

dan “hodos” berarti jalan. Namun pengertian hakikat dari “metode” tersebut

adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan, baik sarana tersebut bersifat fisik seperti alat peraga, alat

administrasi yang menunjang pelaksanaaan kegiatan, bahkan pembimbingan

juga termasuk metode media.

Dengan Penjelasan tentang “metode” di atas maka kita dapat memahami

tentang metode bimbingan agama adalah segala jalan atau sarana yang dapat

digunakan dalam proses bimbingan agama9. Maka metode yang dipakai dalam proses bimbingan agama itu dengan cara tabligh. Definisi tentang tabligh akan

dijelaskan tersendiri di bawah ini dalam bab tabligh.

Pengertian Tabligh

Tabligh itu dari kata-kata balagha yuballighu tablighan. Yang artinya

menyampaikan, seruan. Tentang tabligh Allah Ta’ala berfirman:

ﺎﻤ

ناو

ﻚﱢر

ﻚ ا

لﺰ ا

لﻮ

ﱠﺮ ا

ﺎﻬ ا

ﺎ ر

ﻚ ا

مﻮ ا

ىﺪﻬ

ﷲا

ﱠنا

س

ﺎﱠ ا

ﻚﻤ

ﷲاو

“Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah mmelihara engkau dari (gangguan manusia). Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. . (Qs. Al-Maidah : 67).

9Abdullah, Pengaruh Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan Di

(24)

Jadi ayat ini sebagai dorongan wajib kepada Nabi menyampaikan

tablighnya. Berdasarkan pada ayat ini. Tabligh itu menjadi tiang terpenting dari

agama Islam.10

Jadi dapat diketahui tabligh adalah menyampaikan sebuah materi bahasan

tertentu dengan cara hikmah dan pelajaran yang baik kepada mad’u dan juga

memberikan dasarnya yaitu dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih.

Mengajak dan menyeru manusia kembali kepada shirotol mustaqiim ( jalan yang

lurus) dan haq (benar) yaitu kepada jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sehingga mad’u sebagai hamba Allah tidak salah dan tersesat nantinya bisa

mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat kelak. Sebagaimana Allah Ta’ala

berfirman :

ﻰ ﱠ

ﻢﻬ

د

جو

ا

ﻮﻤ او

ﺔﻤﻜ

ﻚﱢر

ﻰ ا

عدا

ا

ﺣا

ه

“Serulah (panggilah) manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula.” (QS. An-Nahl : 125 )

Juga dalam firman-Nya,

و

ﺣا

ًﺎ ﻮ

ﱠﻤ

ﺎ د

ﻰ ا

ﷲا

و

ﺎً ﺎ

ﺎ و

ل

ﱠا

ﻤ ﻤ ا

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang salih, dan berkata, Sesungguhnya aku termasuk orang-oarng yang menyerahkan diri.” (QS. Fushilat : 33)

10Prof. Dr. Hamka, Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam, ( Jakarta : Pustaka Panjimas,

(25)

4. Beberapa hal yang perlu diketahui oleh pembimbing agama (ustaz dan

ustazah), berikut ini penulis akan menguraikannya dengan memberikan

dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih :

a. Mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah Shalallahu alaihi

wa salam melebihi apapun.

Allah Ta’ala berfirman,

☺ ⌧

“Katakanlah, Jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak member petunjuk kepada orang – orang yang fasik.” QS. At-Taubah: 2411

أ

ر

ﷲا

:

ا

ﷲا

و

ﱠﻢ

لﺎ

:

ﱠ ﺣا

ﻮ رو

ﷲﺎ ﻮﻜ

نا

نﺎﻤ

ﻻا

ةو ﺣ

ﺪ و

ﱠ آ

ث

نا

ﺮﻜ

ناو

ﱠﻻا

ﻻءﺮﻤ ا

ناو

ﺎﻤهاﻮ

ﺎﱠﻤ

ا

دﻮ

ر

ﺎﱠ ا

ف

نا

ﺮﻜ

ﺎﻤآ

ﺮ ﻜ ا

(26)

Dari Anas r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda,“Akan mengecap manisnya iman, orang yang pada dirinya ada tiga perkara berikut: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari yang lainnya, tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagimana ia benci dilemparkan ke dalam api neraka. 12( HR. Bukhari) b. Memiliki manajemen waktu yang baik.

Allah SWT berfirman,

.

.

.

“ Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Asr: 1-3)

ا

ه

ة

ر

ﷲا

لﺎ

:

لﺎ

ر

ل

ﷲا

ﷲا

و

ﱠﻢ

:

ﻤ ا

ﻢ ا

آﺮ

ءﺮ

Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw. bersabda,

“Diantara tanda-tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.” ( HR. Tirmidzi )13

c. Tidak menyembunyikan ilmu.

ا

ه

ة

ر

ﷲا

ا

ﱠن

ر

ل

ﷲا

ﷲا

و

ﱠﻢ

لﺎ

:

رﺎ

م

ﺔﻤ ا

مﻮ

ﻢ ا

ﻤ ﻜ

ًﻢ

Dari Abu Hurairah r.a., berkata, bahwa Rasulullah saw. telah bersabda:

“Barang siapa ditanya tentang sesuatu ilmu lalu ia menyembunyikannya,

12Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, ( Bandung : Jabal, 2008), Cet. Ke- 1, h. 32

13

(27)

maka ia bakal dikekang pada hari kiamat dengan tali kendali dari neraka.” ( HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu majah)14

d. Sesuai antara ucapan dan perbuatan.

Allah Ta’ala berfirman,

“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan hal itu (amat besar murka Allah) jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS. Ash- Shaff : 2-3).15

e. Istiqomah dalam menuntut (mencari) ilmu.

Allah Ta’ala berfirman,

...

رد

ﻢ ااﻮ وا

ﺬﱠاو

ﻢﻜ

اﻮ اء

ﺬﱠا

ﷲا

....

… Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat… (QS. Al-Mujadilah:11)16

ﱠﻢ

و

ﷲا

ﷲا

ل

ر

ﱠنا

ﷲا

ر

ا

لﺎ

:

آ

ﻢ ا

Dari Anas bin Malik r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda,

“ Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam (HR. Ibnu Abdul Barr)17

14

Ibnu Hajar Al-Asqalani, Ringkasan Targhib wa Tarhib, ( Jakarta selatan: Pustaka Azzam2006, Cet . ke- 1, h. 30

15

Al-Qur’an Dan Terjemahan terbitan Al-Huda Gema Insani

16

Ibid

17

(28)

أ

ه

ة

ر

ﷲا

ر

ل

ﷲا

ﷲا

و

ﱠﻢ

لﺎ

ﷲا

ﱠ ﻬ

ﺎًﻤ

ﺲﻤ

ًﺎ ﺮ

ﺔﱠ ا

ﻰ ا

ﺎً ﺮ

Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah saw bersabda,

“Barang siapa yang menuju jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” ( HR. Muslim)18

f. Senantiasa menjaga danMembersihkan hati.

ْﻦ

ﻨ ا

ْﻤ

ْﻦ

ْ

ْﻴ

ر

ﺿ

ﷲا

ْﻨ

ﻨ ا

ﱢﻰ

ﷲا

ْﻴ

و

ﺎﻗ

ل

:

ﱠنإ

تﺪ

ذاو

آ

ﺪ ا

اذا

ًﺔ

ﺪ ا

ا

ه

و

ﻻا

آ

Dari Nu’man bin Basyir r.a., bahwa Rasulullah Saw bersabda,“ Ingatlah bahwa dalam jasad itu ada sekerat daging, jika ia baik, baiklah jasad seluruhnya, dan jika ia rusak, rusaklah jasad seluruhnya. Ingatlah, ia adalah hati”. (HR. Bukhari dan Muslim)19

Dalam firman Allah Ta’la,

ﷲا

ﻰ ا

ﱠﻻا

نﻮ

ﻻو

لﺎ

مﻮ

20

“ Yaitu dihari harta dan anak-anak tidak berguna kecuali orang-orang

yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (QS. Asy. Syu’araa: 88-89)

ا

ﺎهﺎﱠآز

.

و

بﺎ

ﺎهﺎﱠ د

Sesungguhnya berutunglah orang yang mensucikan jiwanya itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.QS. ASy- Syams: 9-10)21

18

Imam Nawawi, Riyadush shalihin jilid 2, Jakarta Selatan : Pustaka Azzam, 2004), Cet. Ke-3, h. 319

19 Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaah dala Tazkiyatun Nufus,( Bogor: Puataka At-Taqwa, 2010), Cet ke- 4, h. 18

20

Al-Qur’an dan Terjemahnya, Terbitan Al-Huda Gema Insani

(29)

g. Birrul Walidain (Berbakti kepada kedua orang tua)

Allah Ta’ala berfirman,

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tuamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanyanya sampai berumur lanjutdalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengtakan kepada kedua-duanya perkataan husy, cis (ah) dan janganlah kamu membentak kepada mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra: 23)22

Juga Firman-Nya,

“Kami perintahkan kepada manusia agar supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” 23 (QS. Al-Ahqof: 15)

أ

ه

ة

ر

ﷲا

لﺎ

:

ﻢﱠ

و

ﷲا

ﻰﱠ

ﷲا

لﻮ ر

ﻰ ا

ر

:

ﷲا

لﻮ رﺎ

22Al-Qur’an dan Terjemahan, Terbitan Al-Huda Gema Insani

(30)

لﺎ

؟ﻰﻄ

ﺲﱠ ا

ﱠ ﺣا

:

لﺎ

؟

ﱠﻢ

لﺎ

،ﻚ ا

:

،ﻚ ا

لﺎ

؟

ﱠﻢ

لﺎ

:

لﺎ

؟

ﱠﻢ

لﺎ

،ﻚ ا

:

كﻮ ا

Dari Abu hurairah r.a., ia berkata,“Seseorang datang kepada Rasulullah Saw dan bertanya: Ya Rasulullah siapakah orang yang paling berhak aku layani (patuhi)? Jawab nabi: “ibumu.” Ia bertanya lagi: “kemudian siapa lagi?” Jawab nabi: “Ibumu.” Ia bertanya lagi: “kemudian siapa lagi?” Jawab nabi: “Ibumu” Ia bertanya lagi: “kemudian siapa lagi?” Jawab nabi: “Bapakmu.”

(HR. Bukhari Muslim)24

ﺒﺪ

ﷲا

ر

وﺮ

ﷲا

ﱠ ا

ﱢﻰﺒ

ﷲا

و

ﱠﻢ

لﺎ

:

ر

ﱠﺮ ا

ﱢب

ر

ا

ﻮا

و

،

ﱠﺮ ا

ﱢب

ا

ﻮا

Dari Adullah ibnu umar r.a., dari Nabi saw bersabda, “ Keridhaan Allah ada di dalam keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah ada di dalam kemurkaan orang tua.” HR. Tirmizi)25

h. Istiqomah beramal saleh

Allah azza wa jalla berfirman,

تﺎ ﱢﱠ ا

ﺒهﺬ

تﺎ

ا

ﱠنإ

… “ … Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan buruk.” (QS. Huud : 114)26

أ

ذ

ر

ر

ﷲا

لﺎ

:

لﺎ

ر

ل

ﷲا

ﷲا

و

ﱠﻢ

:

ﺎﻬ ﻤ

ا

ﺔ ﱢﱠ ا

ﺒ ا

و

Dari Shahabat Abu dzar r.a., dari Nabi saw. bersabda,“…Iringilah segera kejahatan dengan kebaikan, niscara kebaikan itu akan menghapusnya,”

(HR. Tirmidzi)27

24Syaikh Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi, Muntakhab Ahadis Dalil-dalil pilihan

enam sifat utama, h. 482

25Ibid, h. 480

26

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Ustsaimin, Syarah Hadis Arbain Penjelasan 42 hadis terpenting dalam Islam,( Pustaka Ibnu Katsir, 2009) cet ke- 2, h. 5

27

(31)

أ

أ

ﱠﻄ

بﺎ

لﺎ

:

ر

ل

ﷲا

لﻮ

:

ﱢ ﻜ

ﺎﻤﱠا

و

تﺎ ﱢ

ﻮ ﻤ

ﺎ ا

ﺎﻤﱠا

ئﺮ

ىﻮ

...

Dari Abu Hafsh Umar bin Khattab ia berkata, aku telah mendengar Rasulullah saw. Bersabda, “Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu tergantung niatnya. Dan sesunggunya setiap orang akan mendapat balasan berdasarkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari)28

لﺎ

ﻢﱠ و

ﷲا

ﱢﻰﺒﱠ ا

ا

ﻰ ا

ل

ﺎﻤ

ﺎ ا

ﱠ ﺣ

ناو

ﺎﻬ

ودا

ﷲا

Dari Aisyah, dari Nabi saw. Bersabda, “Amal yang paling disukai Allah adalah amal yang dilakukan secara kekal (terus-menerus)kontinue sekalipun sedikit.” (HR. Muslim).29

Dari Abdur Rahman bin Abu Bakrah, dari ayahnya, bahwasanya

Seseorang bertanya kepada Rasulullah Saw. Wahai Rasulullah , siapakah orang yang paling baik?

Jawab Rasulullah Saw

ﺣو

ﺮﻤ

ل

Yaitu orang yang panjang umurnya dan baik amal perbuatannya.”

Orang itu bertanya lagi, lantas ya Rasulullah siapkah manusia yang paling buruk?

Jawab Rasulullah,

ءﺎ و

ﺮﻤ

لﺎ

“Yaitu orang yang panjang umurnya dan buruk amal perbuatannya.”

(HR. Ahmad dan Tirmizi)30

28Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Syarah hadis Arbain Penjelasan 42 hadis terpenting dalam

Islam , h. 9

29

(32)

i. Tidak bersikap sombong.

Allah Ta’ala berfirman,

اًرﻮ

ًﻻﺎ

آ

ﷲا

ﱠنا

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (An-nisa: 36)31

j. Tidak dengki.

ا

ر

د

ﷲا

أ

ﱠن

ا

ﱢﻰ

ﷲا

و

ﱠﻢ

لﺎ

:

ا

ﱠﻻا

ﺪ ﺣ

:

ﻜ ه

ًﻻ

ﷲا

ﺎ ا

ر

ﱢ ا

,

و

ﺎﻬﻤﱢ

و

ﺎﻬ

ﻮﻬ

ﺔﻤﻜﺣ

ﷲا

ﺎ ا

ر

Dari shahabat Ibnu Mas’ud r.a.,, dari Nabi saw. bersabda, “ Tidak boleh hasad kecuali dalam dua perkara : seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah, lalu ia menggunakan harta tersebut di jalan kebenaran, serta seseorang yang dikarunia oleh Allah berupa hikmah (ilmu), lalu ia mengamalkannya dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)32 l. Bertakwa kepada Allah di manapun berada.

Allah SWT berfirman,

ً

ﷲﺎ

و

ﺎً ﺮ

.

ز

ﺮ و

“ Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscyaa Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” ( QS. AT- Talaq: 2-3)33

أ

ذ

ر

ب

دﺎ

ة

و

ا

ﺒﺪ

ﱠﺮ ا

ذﺎ

ر

ﷲا

ر

ل

ﷲا

ﷲا

و

ﱠﻢ

لﺎ

:

30Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, (Jakarta : Cakrawala Publishing, 2008), Cet. Ke-1, h. 327

31

Al-Qur’an dan terjemahan terbitan Al-Huda Gema Insani

(33)

س

ﺎﱠ ا

و

ﺎﻬ ﻤ

ا

ﺔ ﱢﱠ ا

ﺒ ا

و

آ

ﺎﻤﺜ ﺣ

ﷲا

ﱠا

Dari Shahabat Abu dzar r.a., dari Nabi saw. bersabda,“Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada. Iringilah segera kejahatan dengan kebaikan, niscara kebaikan itu akan menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan budi pekerti yang baik.” ( HR. Tirmidzi)34

m. Tidak cinta kepada dunia, dunia adalah sarana bukan tujuan. Tujuan

seorang mukmin adalah akhirat.

Allah SWT berfirman,

و

ه

ا

ةﻮ

ﺪ ا

ا

ﱠﻻ

ل

و

و

ا

ﱠن

ﱠﺪ ا

را

ﻻا

ة

ا

نا

آ

اﻮ

نﻮ

“Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut: 29)35

.

.

“ Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka Balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan

34 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Ustsaimin, Syarah Hadis Arbain Penjelasan 42 hadis

terpenting dalam Islam,( Pustaka Ibnu Katsir, 2009) cet ke- 2, h. 294

(34)

lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan” (QS. Hud : 15-16)36

n. Memiliki akhlakul karimah dan mahmudah (akhlak yang mulia dan

terpuji).

ا

ه

ة

لﺎ

:

لﺎ

ر

ل

ﷲا

ﷲا

و

ﱠﻢ

:

ﺎﻤﱠا

ﻻا

ﱠﻢﻤ

Dari Shahabat Abu Hurairah r.a.,, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. (HR. Bukhari, Ahmad, Hakim)37

ا

ه

ة

ر

ﷲا

لﺎ

:

لﺎ

ر

ل

ﷲا

:

ﻮﻤ ا

ﻮ ﻤآا

رﺎ

و

ﺎً

ﻢﻬ ﺣا

ﺎً

ﺎﻤ ا

ﻢﻬ

ﻢآرﺎ

ﻢآ

Dari Shahabat Abu Hurairah r.a.,, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara mereka. Dan orang yang paling baik di antara kamu sekalian yaitu orang yang paling baik terhadap istrinya.”38

o. Tidak berbuat zalim (aniaya ), baik dengan ucapan dan perbuatan.

Rasulullah Saw pada suatu hari bertanya kepada sahabatnya: Apakah

kalian tahu siap yang dimaksud dengan orang yang bangkrut? Mereka

menjawab: orang bangkrut menurut kami adalah orang yang modalya

habis, tidak memiliki dirham lagi dan barangnyapun habis…

Jawaban para sahabat memang tidak salah… tetapi ternyata Rasulullah

ingin mengajarkan kepada mereka kebangkrutan yang lebih dahsyat

daripada kerugian bisnis. Karena itu beliau mengatakan :

36ibid 37Ibid, h. 411

38

(35)

ﺲ ﻤ ا

ﱠ ا

مﻮ

ﺎ ا

ة

و

مﺎ

ﺎآزو

ة

و

اﺬه

و

اﺬﻬ ﺬ

و

آا

لﺎ

اﺬه

و

د

م

اﺬه

و

بﺮ

اﺬه

ﻰﻄ

اﺬه

ﺎ ﺣ

اﺬهو

ﺎ ﺣ

نﺎ

نا

ﺬ ا

ﺎﻄ

ﻢه

ﺣﺮﻄ

ﱠﻢ

حﺮ

ﺮﱠ ا

Orang yang bangkrut dari ummatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa shalat, shaum, dan zakat… tetapi juga membawa dosa akibat mencaci, mencemarkan nama baik, mengambil harta orang, dan membunuh. Akibatnya dia memberikan kebaikannya kepada masing-masing orang yang pernah dizalimi. Jika kebaikannya habis sebelum yang semua yang dizalimi mendapatkannya maka dosa-dosa mereka dilimpahkan kepadanya, dan akhirnya dia dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari Muslim)39

p. Waspada terhadap musuh yang tidak terlihat namun sangat berbahaya

yaitu syaiton.

Berapa banyak sudah orang-orang yang terjebak dalam perbuatan yang

salah dan akhirnya jatuh terperosok ke jurang kemaksiatan disebabkan karena

bisikan dan godaan-godaan syetan yang menyesatkan. Seseorang yang tingkah

lakunya normal bisa menjadi abnormal jika seseorang berhasil dikuasai setan.

Penulis mendengar dari acara berita di televisi bahwa ada seseorang ayah

yang begitu tega menggagahi/memperkosa anak gadis tirinya, ada lagi seorang

suami yang membunuh istrinya, ada juga seorang ibu yang tega membunuh

anak kandungnya sendiri, juga seseorang yang putus asa dalam menjalani

kehidupan kemudian terbujuk oleh bisikan syetan lalu ia membunuh dirinya

dengan cara gantung diri, yang lebih parah adalah seorang guru ngaji yang tega

mencabuli anak-anak muridnya. Masih banyak lagi diantaranya ada Juga

39

(36)

seorang guru yang tega menggoda murid perempuannya, dengan modus

pura-pura mengajarkan tapi tangannya merangkul pundak dan memegang tangan si

murid wanita itu.

Selain itu, ini yang sering terkena oleh jebakan syetan ialah dua orang

pemuda pemudi yang sedang falling in love (jatuh cinta) dimabuk asmara.

Mereka sukanya berdua-duaan ditempat yang sepi dan gelap. Kemudian karena

nafsu dan setan sudah menguasai keduanya, akhirnya karena mereka tidak kuat

merekapun berdua melakukan perbuatan yang dibenci Allah dan dilarang

dalam agama yaitu zina. Nauzubillahiminzalik. Zina adalah perbuatan keji

sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

ﱠﺎى ﱢزااﻮ ﺮ ﻻو

آ

ًﺔ ﺣ

و

ءﺎ

ً ﺒ

“Dan janganlah kamu mendekati zina karena itu sungguh suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32)40

Rasulullah saw. juga mengingatkan kepada laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim untuk tidak berduaan dalam sabdanya Rasulullah bersabda,

ا

ﱠﺒ

ر

س

ﷲا

أ

،

ن

ر

ل

ﷲا

ﷲا

و

ﱠﻢ

لﺎ

:

ﱠنﻮ

ﻢآﺪﺣا

ةاﺮ ﺎ

مﺮ

يذ

ﻻإ

Janganlah seorang lelaki berdua-duaan dengan wanita (bukan mahram)kecuali disertai mahram.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalil tentang syaitan,

Rasulullah saw. bersabda,

ﱠنا

ﺎﻄ ا

ن

ىﺮ

ا

مدا

مﱠدﺎىﺮ

لﺎ

:

ﻢﻜ

ﱠﻻاﺪﺣا

و

نﺎﻄ

.

:

ﻻو

ا

ﻮ ﺮ

ل

ﷲا

؟

:

ﻻو

ﺎ ا

ﱠﻻا

ﱠنا

ﷲا

ﻰ ﺎ ا

ﻢ ﺎ

(37)

“Sesungguhnya setan itu berjalan di dalam tubuh anak keturunan Adam pada tempat beredarnya darah.” Dan Rasul bersabda: Tidak satu pun di antara kamu kecuali ada setan dalam dirinya. “Para sahaat bertanya: Dan tidak terkecuali engkau yang Rasulullah ? Rasulullah menjawab : Tidak terkecuali aku, melainkan aku ditolong Allah untuk mengalahkannya, sehingga aku selamat dari godaan setan.” (HR. Muslim)41 Allah berfirman,

إ

ﱠن

ﱠ ا

و

ﱠﺎ

و

ًوا

“Sesungguhnya setan adalah musuh bagi kalian, maka jadikanlah ia sebagai musuh.” Fathir: 642

Juga firman-Nya,

و

ﱠﺒ

اﻮ

تا

ﱠ ا

إ

و

“ Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaiton, karena sesungguhnya syaiton itu musuh yang nyata bagimu.” QS. Al-Baqarah : 16843

Firman-Nya

مداء

ﻢﻜﱠ

نﺎﻄ ﱠ ا

ﺎﻤآ

جﺮ ا

ﻢﻜ ﻮ ا

ﺔﱠ ا

...

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kalli kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga…”

(QS. Al-A’raf: 27)44

B. MOTIVASI

1. Pengertian Motivasi

41KH. Mawardi Labay El-Sulthani, Setan Berjasa, ( Jakarta : AL-Mawardi Prima, 2002), Cet, ke-

1, h. 24

42Al-Qur’an dan terjemahan terbitan Al-Huda Gema Insani 43Ibid

(38)

Motive muncul sebagai akibat dari kebutuhan. Kebutuhan yang akan

muncul sangat dipengaruhi oleh perasaan atau keinginan. Kuat lemahnya emosi

mempengaruhi kuat lemahnya pemunculan motive. Demikian pula kuat

lemahnya motive yang berproses sebagai motivasi menentukan kuat lemahnya

tingkah laku atau gerakan untuk mencapai tujuan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan.45

Mc. Donald sebagaimana yang dikutip Drs. Wasty Soemanto

mendefinisikan motivasi sebagai “suatu perubahan tenaga di dalam diri/pribadi

seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi dalam usaha

mencapai tujuan.” Dari definisi ini dapat dikupas apa-apa yang ada di dalam

motivasi itu sendiri, antara lain berikut ini.

- Motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang.

- Motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif.

- Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan.46

Dalam buku manajemen dakwah yang ditulis oleh Drs. Rb. Khatib

Pahlawan Kayo menyebutkan Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa

latin movere berarti bergerak atau menggerakkan. Dalam hubungan ini

pengertian motivasi menurut istilah manajemen dakwah ialah suatu proses

psikologis yang mendorong perilaku orang-orang agar tertuju ke arah tertentu.47

45

Prof. Dr. Sahlan Asnawi, Teori Motivasi dalam Pendekatan Psikologi Industri dan Organisasi,

(Jakarta Timur : Study Press, 2007), Cet. Ke- 3, h. 18

46

Drs. Totol Jumantoro, Psikologi Dakwah Dengan Aspek-Aspek Kejiwaan yang Qur’ani, ( Jakarta : Amzah, 2001), Cet. Ke – I, h. 94

47

(39)

2. Prinsip-prinsip Motivasi

Drs. Wasty Soemanto, menyimpulkan bahwa motivasi memiliki dua

prinsip, yaitu :

1. Motivasi adalah suatu proses di dalam individu. Pengetahuan tentang proses

ini membantu kita untuk menerangkan tingkah laku yang kitaq amati dan

meramalkan tingkah laku-tingkah laku lain dari orang itu.

2. Kita menentukan diri dari proses ini dengan menyimpulkan dari tingkah

laku yang dapat diamati.48

3. Klasifikasi Motivasi

Dr. W.A. Gerungan, Dip. Psychme menyatakan bahwa motif dapat

diklasifikasikan dalam hal-hal berikut.

a. Motif tunggal dan motif bergabung

Misalnya datang ke pengajian, ia hanya ingin mendapatkan pahala, sedang

orang lain hanya “thalabul ilmi”, lain lagi Romlah-Anak Baru Gede datang ke

pengajian karena ingin mendapatkan calon pendamping yang islamis, dan

Anton yang baru menginjak usia pubertas sedang meng-approach anaknya pak

agus. Disini merupakan ilustrasi tunggal.

Lain lagi si Kiai Muda, aktif sekali pada sebuah lembaga sosial keagamaan

atau lembaga sosial kemasyarakatan, mungkin dalam dirinya terdapat

beberapa motivasi, antara lain mengaplikasikan ilmu yang dimiliknya,

(40)

memperlancar khitobahnya, memperbanyak relasi. Disinilah Kiai Muda

dengan segala aktivitasnya tersebut sebagai wakil illustrator dari motif

bergabung.

b. Motif biogenis dan motif sosiogenis

Motif biogenis yaitu motif yang berkembang pada diri orang dan berasal dari

organismenya sebagai makhluk biologis, dan motif-motif yang berasal dari

lingkungan kebudayaannya. Motif biogenis merupakan motif-motif yang

berasala dari kebutuhan-kebutuhan organisme orang demi kelanjutan hidupnya

secara biologis. Motif ini asli dalam diri seseorang dan kurang terikat pada

norma atau lingkungan masyarakat.

Sedang motif sosiogenis adalah motif-motif yang dipelajari orang dan berasal

dari lingkungan kebudayaan. Motif ini merupakan hasil dari interaksi sosial

dari manusia dalam masyarakat. Sebagai contoh, seseoran gdatang pada majlis

ta’lim, dengan motivasi tholabul ilmi, mendapatkan status sosial,

meningkatkan prestise dan lain-lain, bahkan seorang mengajar di suatu

lembaga pendidikan pun ada yang hanya untuk menambah income,

mendapatkan status sosial karena tidak butuh financial lagi, sebab telah punya

lahan lain dan dan sebagainya, kesemua itu merupakan amstal dari motif

sosiogenis.

Biasanya motif ini ada pada orang yang telah dewasa. Tetapi perlu diketahui

bahwa motif sosiogenis juga erat kaitannya dengan motif biogenis.

(41)

Tidak dapat disangkal lagi bahwa pada dasarnya , setiap manusia lahir

membawa potensi bertuhan. Dorongan beragama merupakan dorongan psikis

yang mempunyai landasan alamiah dan fitrah kejadian manusia. Dalam

jiwanya, manusia meraskan dorongan untuk mencari dan memikirkan hakikat

“Sang Pencipta” pun mendorong untuk menyembah-Nya serta berusaha

mengabdikan dirinya. Konon ceritanya orang atheis pun memiliki perasaan

yang sama, hanya egonya mengalahkan perasaan itu. Al-Qur’an menyatakan

bahwa dorongan beragama merupakan dorongan alamiah dan fitrah.

Allah Ta’ala berfirman,

ً ًﺣ

ﻚﻬ و

ﺪﺒ

ﺎﻬ

س

ﺎﱠ ا

ﺮﻄ

ﻰ ﱠا

ﷲا

ت

ﷲا

ً

ﻢﱢ ا

ﱢﺪ ا

ﻚ ذ

نﻮﻤ

ﺲﱠ ا

ﺮﺜآا

ﱠ ﻜ و

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan dalam fitrah Allah. Itulah agama yang

lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Ar-Ruum: 30)

Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

ذا

و

ﻢه

ﺪﻬ ا

و

ﻢﻬ ﱠﱢرذ

ﻢه

رﻮﻬ

مدا

ﻚ ر

ا

ﻢﻜﱢ

ا

ﻢﻬ ا

ﺔﻤ ا

م

اﻮ

ت

نا

ﺪﻬ

اﻮ

اﺬه

ﺎﱠآ

ﺎﱠا

(42)

Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini,” (QS. Al A’raaf : 172)49

C. Ibadah

1. Pengertian Ibadah

Ibadah secara bahasa (etimologi ) berarti merendahkan diri serta tunduk.

Sedangkan menurut Syara (terminology), ibadah mempunyai banyak definisi,

tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi lain adalah:

1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya

melalui lisan para Rasul-Nya.

2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah, yaitu tinkatan tunduk yang

paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling

tinggi.

3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan

diridhai Allah SWT, baik berkupan ucapan atau perbuatan, yang zhahir

maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling

lengkap.50

Di dalam buku karangan Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash Siddieqy yang berjudul

kuliah ibadah ditinjau dari segi hukum dan hikmah, terdapat pengertian ibadah

yang lebih luas.

a.Pengertian ahli Loghat

Ahli loghat mengartikan dengan : Tha’at, menurut, mengikut, tunduk. Dan

mereka mengartikan juga dengan : tunduk yang setinggi-tingginya, dan dengan

49Ibid, h. 97 - 99

50

(43)

do’a. Dengan arti tha’at dipakai kata “ibadah dalam firman Allah Subhanahuwa

Ta’ala,

Apakah Aku tidak pesankan kepadamu, wahai anak Adam, yaitu

jangan kamu mentha’ati syaitan; bahwasanya syaitu itu musuh yang

nyata bagimu.” ( QS. Yasin : 60 )

Dan diartikan dengan berdo’a (memohonkan hajat) dalam ayat :

Bahwasanya segala mereka yang membesarkan diri dari berdo’a

kepadaku (menyeru daku untuk memohonkan hajatnya)”.

( QS. Al-Mu’min : 60 )

b. Pengertian Ulama Tauhid, tafsir dan Hadist

Ulama Tauhid mengartikan “Ibadah” dengan :

“Meng Esakan Allah, MenthadimkanNya dengan sepenuh-sepenuh

ta’dhim serta menghinakan diri kita dan menundukkan jiwa

kepada-Nya (menyembah Allah sendiri-kepada-Nya)”. Mereka berkata :

Ibadat itu ialah : Tauhid ( Meng-Esakan Allah seru sekalian alam).

c. Pengertian Ulama Akhlak

Ulama akhlak mengertikan “Ibadah” dengan :

“mengerjakan segala tha’at badaniyah dan menyelenggarakan segala

syariat ( hukum )”.

Dalam pengertian ini masuk “akhlak” ( budi pekerti ) dan masuk pula

segala “tugas hidup” (kewajiban-kewajiban yang diwajibkan atas seseorang

pribadi), baik mengenai diri sendiri, maupun mengenai keluarga dan masyarakat

bersama.

d. pengertian Ulama Tassawuf

(44)

“Seseorang mukallaf mengerjakan sesuatu yang berlawanan dengan

keinginan nafsunya, untuk membesarkan Tuhannya”

Dan beribadah menurut pengertian ahli Tasawuf terbagi tiga :

1. Beribadah kepada Allah karena mengharap akan memperoleh

pahala-Nya atau karena takut akan siksa-pahala-Nya.

2. Beribadah kepada Allah karena memandang bahwa ibadah itu

perbuatan mulia, dilakukan oleh orang yang mulia jiwanya.

3. Beribadah kepada Allah karena memandang bahwa Allah berhak

disembah (diibadati), dengan tidak memperdulikan apa yang akan

diterima, atau diperoleh dari pada-Nya.

e. Pengertian menurut Fuqoha

Dalam pengertian Fuqoha “Ibadah “itu ialah:

“Segala ta’at yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah dan

mengharap pahala-Nya di akhirat”

Adapun makna ta’abbud atau beribadah ialah melaksanakan segala hak

Allah. Perkataan Ta’abbud diambil dari perkataan “Ubudiyah”

(memperhambakan diri).

Para ulama membagi ibadah kepada :

a.Ibadah Mahdhah, seperti : Imam, shalat, puasa.

b.Ibadah Ghairu Mahdhah, seperti : Zakat, kaffarah

Kemudian mereka membagi lagi Ibadah itu kepada

a.Ibadah Badaniyah ( Dzatiyah ), seperti shalat.

b.Ibadah Maaliyah, seperti : Zakat.

(45)

d.Ibadah Ijabiyah, seperti : Thawaf

e.Ibadah Salbiyah, seperti : Meninggalkan segala yang diharamkan dalam

masa berihram.51

2. Macam-macam Ibadah

Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, ibadah lisan, dan anggota badan. Yang

termasuk Ibadah hati adalah rasa khauf (takut), raja (mengharap), mahabbah

(cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut).

Sedangkan yang termasuk ibadah lisan adalah bertasbih, tahlil, takbir, tahmid

dan syukur dengan lisan. Sedangkan yang termasuk dalam ibadah fisik

adalah shalat, zakat, haji, dan jihad.52

3. Syarat diterimanya Ibadah

Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar . Dan ibadah itu tidak

bisa dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:

a. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.

b. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam.

Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari syaahadat laa ilaaha

illallaah, karena ia menghruskan ikhlas beribadah hanya kepada Allah dan

jauh dari syirik kepada-Nya. Sedangkan syarat kedua adalah konsekuensi dari

51Prof. Dr.T.M Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah Ibadah ditinjau dari segi hukum dan hikmah,

( Jakarta : Bulan Bintang, 1994) Cet. Ke- 8, h. 1-5

52

(46)

syahadat Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajibnya taat kepada

Rasul, mengikuti syariat’atnya dan meninggalkan bid’ah atau ibadah-ibadah

yang diada-adakan. Allah SubhanahuwaTa’alaberfirman,

ﺮ ا

ﻮهو

ﻬ و

أ

نﻮ

ﻢه

ﻻو

ﻢﻬ

فﻮ

ﻻو

ﱢر

“(Tidak demikian) bahkan barangsipa yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala di sisi Rabb-Nya dan tidak ada rasa takut pada

Gambar

tabel scoring. Tujuannya agar mudah dibaca dan maknanya agar mudah
GAMBARAN UMUM MASJID RAYA PONDOK INDAH

Referensi

Dokumen terkait

SKM (Sukses Kuasai Materi) SMA Kelas X hadir sebagai solusi bagi siswa SMA dan MA yang ingin menguasai dan memahami materi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika,

- 5ahap kedua adalah perubahan senya$a sederhana menjadi asam organik yang mudah menguap seperti asam asetat, asam butirat, asam propionat dan lain-lain. dengan terbentuknya

Dari hasil perhitungan dan analisis regresi diperoleh persamaan yang menjelaskan hubungan antara konsentrasi rerata Th-232 dengan U-238 untuk sampel pasir zirkon yang berasal

Karakteristik konselor yang memiliki kecenderungan locus of control ke arah internal menunjukan bahwa sebagian besar mereka berpandangan bahwa keberhasilan yang

Menurut Sanderson, sistem stratifikasi sosial berkenaan dengan adanya dua atau lebih kelompok dalam suatu masyarakat tertentu, yang anggota-anggotanya memiliki

Berdasarkan pertimbangan tersebut, bio briket yang terbuat dari kulit biji mete, bungkil jarak, sekam padi dan jerami diharapkan dalam jangka panjang akan menjadi sumber

Pertama, Sikap Integratif (4 item ) adalah minat belajar Bahasa Mandarin untuk berinteraksi, bertemu, dan bersosialisasi dengan anggota masyarakat yang berbahasa Mandarin,

Sehingga dalam penelitian ini disajikan hasil estimasi parameter sumber gempa bumi menggunakan metode inversi waveform tiga komponen dengan konfigurasi stasiun yang