Setyo Kurniawan
“Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Motivasi Beribadah Jamaah Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan”.
Dalam syiar Islam dan memberantas kejahilan didalam beragama. Diketahui bahwa setiap masjid selalu mengadakan kegiatan kajian yang diadakan setiap akhir pekan yaitu sabtu dan minggu. Kajian (bimbingan agama) ini diadakan karena sangat penting sekali untuk memberikan pemahaman beragama yang benar dan baik bagi para muslimin dan muslimat yang tidak sempat mengenyam pendidikan di pendidikan pesantren dan diperguruan tinggi agama Islam. Untuk itu biasanya pengurus masjid mendatangkan narasumber yang baik serta telah berpendidikan S2-S3, bahkan ada narasumber lulusan dari timur tengah seperti dari ; mekah, madinah, siria, libia, biasaya gelarnya Lc untuk menghadirkan mereka menjadi narasumber dengan tema yang telah disepakati dan bermanfaat bagi mad’u.
Masjid Raya Pondok Indah adalah salah satu masjid yang mengadakan kegiatan pengajian yang diadakan setiap satu minggu sekali yaitu setiap hari ahad yang dihadiri oleh jamaah laki-laki dan jamaah perempuan. Untuk itu penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian “Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Motivasi Beribadah Jamaah Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan.” Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui adakah pengaruh bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah masjid raya pondok indah Jakarta selatan ( MRPI)
Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan data yang valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan sehingga dapat digunakan untuk mengungkapkan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis pendekatan kausal. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 140 jamaah tergabung dari jamaah laki-laki 70 dan jamaah perempuan 70, total 140 jamaah, sedangkan sample yang akan diteliti sebanyak 70 jamaah. Terdiri dari 35 jamaah laki-laki dan 35 jamaah perempuan.
Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang peneliti lakukan untuk untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah MRPI, maka dapat diketahui bahwa karena F hitung<F table, maka Ho diterima, jika F hitung > F table, maka Ho ditolak. ditolak dan Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, kesimpulannya Maka Ho diterima, jadi dapat disimpulkan tidak ada pengaruh yang signifikan bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah laki-laki dan jamaah perempuan masjid raya pondok indah Jakarta selatan (MRPI).
A. Latar Belakang Masalah
Mendefinisikan agama para ahli mengemukakan berbagai teori tentang
pengertian agama. Ada yang mengatakan bahwa kata agama diambil dari
bahasa sansekerta, yaitu dari kata a = tidak, dan gama = kacau atau
kocar-kacir. Dengan demikian agama berarti tidak kacau, tidak kocar-kacir, teratur.
Selanjutnya teori lain menyebutkan bahwa kata agama tersusun dari kata a =
tidak, gam = pergi. Jadi agama berarti tidak pergi, atau diwariskan secara
turun temurun. Selain itu ada pula pendapat yang mengatakan bahwa agama
berarti teks atau kitab suci, oleh karena ajaran agama biasanya tersimpan
dalam kitab suci dan ada pula yang mengatakan bahwa kata gam sebagaimana
tersebut diatas dapat berarti tuntunan, karena agama mengandung
ajaran-ajaran yang dapat menjadi tuntunan bagi penganutnya. Adapun dalam arti
terminologi (istilah), kata agama dianggap sama dengan peristilahan bahasa
inggris: religion atau dalam peristilahan sehari-hari religi.1
Murthada Munthari bekesimpulan, bahwa pada hakekatnya agama
memiliki dua keistimewaan, yaitu agama sebagai kebutuhan fitri dan
1 Dr. Abuddin Nata. M.A, Al-Qur’an dan Hadis( Dirasah Islamiyah I), (Jakarta:Rajawali
Press, 2000), Cet. Ke- 7 hal. 2-3
emosional manusia. Ia juga merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan
fitri manusia, yang kedudukannya tak dapat digantikan oleh apapun2
Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ar-Ruum: 30
ً ًﺣ
ﺪ
ﻚﻬ و
ﻢ
ﺎ
ﺎ
ﺪﺒ
ﻻ
ﺎﻬ
س
ﺎﱠ ا
ﺮﻄ
ﻰ ﱠا
ﷲا
ت
ﺮ
ً
نﻮﻤ
ﻻ
ﺲﱠ ا
ﺮﺜآا
ﱠ ﻜ و
ﻢﱢ ا
ﱢﺪ ا
ﻚ ذ
ﷲا
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah,
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Ar-Ruum: 30)
Mahmud Syaltut menyatakan bahwa “agama” adalah ketetapan Illahi yang
diwahyukan kepada nabi-Nya untuk menjadi pedoman hidup. Sementara itu
Syaikh M. Abdullah Badrun, dalam bukunya Makhdal Ila Al-Adyan, berupaya
untuk menjelaskan arti agama dengan merujuk kepada al-Qur’an ia memulai
bahasannya dengan pendekatan kebahasaan. Jadi agama adalah hubungan
antara makhluk dan “khaliknya”. Hubungan ini mewujudkan dalam ibadah
yang dilakukannya dan tercermin pula dalam sikap kesehariaannya.3
Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna
diantara makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Salah satu mengapa manusia
sebgai makhluk yang mulia dan sempurna karena Allah telah memberikan
kepadanya akal, yang dengan akal itu manusia dapat berfikir.
2
Drs. Muhammad Alim, M.Ag., Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke- 1, hal. 47
3
Manusia ketika dilahirkan ia tidak memilki ilmu. Namun Allah
memberikan alat yang dengan alat itu manusia bisa mendapatkan ilmu. Alat
itu adalah pendengaran, penglihatan dan hati. Dengan ketiga alat itu manusia
bisa mendapatkan ilmu.
Allah SWT berfirman,
☺
⌧
☺
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” QS. Nahl: 78
Dengan mendapatkan ilmu, khususnya ilmu agama, karena ilmu agama
merupakan ilmu pokok yang wajib dipelajari oleh setiap muslim. Dengan
bekal ilmu agama ini , manusia terhindar dari menjadi manusia-manusia yang
jahil (bodoh) menjadi manusia-manusia yang alim, bertakwa dan memiliki
derajat yang mulia.
Ada faktor-faktor mengapa seseorang sangat semangat dalam menghadiri
kajian agama yang diadakan dimasjid-masjid, diantaranya,4
1. Karena mereka bersekolah di sekolah umum, yang sangat minim sekali
pelajaran ilmu agamanya. Disekolah umum ini mereka tidak memperoleh
4Keterangan ini penulis dapat dari teman-teman penulis yang kebanyakan mereka yang mengaji
materi pelajaran ilmu hadis, ilmu fiqih, ushul fiqh, bahasa arab (nahwu dan
sharaf). Akan tetapi mereka hanya mendapat materi pelajaran umum ;
seperti IPS, IPA, Bahasa Inggris, Fisika, Tata Boga, Tata Busana.
2. Karenan tidak sempat sekolah sampai ke perguruan Tinggi Agama Islam,
mereka hanya sekolah sampai SD, SMP dikarenankan faktor ekonomi
yang tidak memadai.
Ilmu-ilmu agama ini hanya bisa mereka peroleh dengan mendatangi
kajian-kajian rutin yang diakan di masjid-masjid yang diisi oleh para ulama,
kiyai, ustazah, syaikh yang memilki ilmu agama yang cukup mumpuni.
Terntunya dengan banyaknya ilmu agama yang seseorang dapat ketahui, maka
ia akan menjadi lebih semangat dalam mengerjakan segala ibadah dalam
kehidupannya sehari-hari.
Motif atau dalam bahasa inggrisnya motive, berasal dari kata motion, yang
berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Dikenal pula dalam dunia
psikologi istilah motivasi. Motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang
menunjuk kepada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong,
dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh
situasi tersebut, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.5
Ibadah secara bahasa artinya taat, adalah aktivitas hubungan manusia
sebagai hamba dengan Allah SWT Sang Pencipta sebagi Dzat yang diibadahi.
Sedangkan secara istlah ibadah adalah taat kepada segala perintah Allah dan
menjauhi segala larangan-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
نوﺪﺒ
ﱠﻻا
ﺲ ﻻاو
ﱠ ا
مو
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya merekamenyembah-Ku”. (QS. Ad Dzariyat : 56)6
Setiap kali seorang muslim melaksanakan ibadah, dia harus memiliki
target sebagai sesuatu yang hendak dicapai dalam aktivitasnya itu. Islam
mengajarkan bahwa dalam setiap ibada ada target yang mesti dicapai. Sebagai
contoh, target seorang muslim yang ihklas dalam melaksanakan shalat adalah
menjauhkan diri dari perbuatan yang keji dan munkar. Dalam menjalankan
ibadah puasa, seorang muslim mesti mencanangkan target untuk memiliki
kemampuan membentengi diri dari perbuatan yang diharamkan oleh Allah
seperti berdusta, bersaksi palsu, berzina, berjudi, minum khamr, dan
lain-lainnya.
Ibadah yang dilakukan seorang muslim secara ikhlas dan tekun akan
membentuk bekas dalam dirinya. Pertama, memperkuat hubungan dengan
Allah SWT. Sebab, sehari semalam dia menghadap kepada-Nya, bermunajat,
meminta pertolongan dan bantuan-Nya. Shalat, puasa, membaca Al-Qur’an ,
berzikir, bersedekah, berjihad, dan lain-lain yang itu semuanya membuat
semakin dekat dengan Allah SWT. Kedua, Ibadah membentuk ketenangan
jiwa dalam diri seorang muslim. Sebab, setelah beribadah seorang muslim
merasakan dirinya taat kepada Allah, dan Dia akan membalas ibadahnya
dengan sebaik-baik balasan, maka dia akan merasa tenang dengan masa
depannya yang hakiki, yakni akhirat. Ketiga, ibadah akan memperkuat
kualitas akhlak seorang muslim, yakni sifat-sifat terpuji yang melekat bersama
ibadahnya. 7
Dengan latar belakang masalah inilah penulis tertarik untuk menulis
skripsi dengan judul “Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Motivasi
Beribadah Jamaah Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari terlalu luasnya pembatasan masalah dalam skripsi ini,
maka penulis membatasi pada persoalan.
a. Adakah pengaruh yang signifikan bimbingan agama terhadap motivasi
beribadah jamaah masjid raya pondok indah Jakarta selatan, yang secara
rutin mereka ikuti setiap ahad pagi?
b. Apakah faktor-faktor yang membuat para jamaah rajin mengikuti
bimbingan agama setiap sepekan sekali, pada setiap hari ahad?
2. Perumusan Masalah
Agar skripsi ini tidak melebar kepada tema-teama yang tidak perlu tetapi
terarah, berkenaaan dengan perumusan masalah tersebut adalah “Adakah
Pengaruh yang Signifikan Bimbingan agama terhadap motivasi beribadah
jamaah masjid raya pondok indah Jakarta selatan.”
C. Tujuan dan Manfaat penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan pengaruh
bimbingan agama terhadap motivasi dalam beribadah/beragama jamaah
masjid raya pondok indah Jakarta selatan.
2. Manfaat penelitian
a. Secara teoritis, skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah
khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu bimbingan dan konseling
Islam
b. Secara pragmatis, skripsi ini digunakan sebagai prasyarat tugas akhir
penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana Komunikasi Islam di Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Bimbingan Penyuluhan Islam Universitas Syarif
Hidayatullah
c. Untuk dapat menjadi bahan bacaan referensi bagi masyarakat, pelajar,
guru, dosen, mahasiswa.
D. Metodologi Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan penelitian
Penggunaan penelitan ini dimaksudkan untuk menemukan data yang
valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan sehingga dapat digunakan
untuk mengungkapkan masalah yang diteliti.
Untuk dapat mengetahui Adakah pengaruh yang signifikan bimbingan
MRPI), maka peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis
penelitian kausal.
2. Tempat dan waktu penelitian
Adapun tempat yang dijadikan untuk penelitian adalah Masjid Raya
Pondok Indah Jakarta Selatan sedangkan waktu penelitian dilakukan sejak
awal bulan januari sampai dengan bulan juni 2010
3. Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitan yang terdiri manusia, benda,
tumbuh-tumbuhan dan peristiwa sebagai sumber data yang memiliki
karakteristik tertentu dalam seluruh penelitian. 8
Sesuai dengan judul penelitian diatas, maka yang menjadi populasi adalah
para baik laki-laki dan perempuan jamaah masjid raya pondok Indah jakarta
selatan dengan populasi sebanyak 140 jamaah
Adapun sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek
penelitian. 9
Dari jumlah populasi diatas sebanyak 140 jamaah, terdiri dari 70 jamaah
laki-laki dan 70 dari jamaah perempuan, maka jumlah sampel yang akan diteliti
sebanyak 70 jamaah, terdiri dari 35 jamaah laki-laki dan 35 jamaah perempuan
4. Variabel Penelitian
8Sutisno Hadi, Metodologi Research, ( Yogyakarta: Andi offset, 1990), cet/ ke – 22, jilid 1, h. 3 9Mardalis, Metode penelian Suatu pendekatan proposal, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2003 ),Cet.
Dalam penelitian ini, peneliti mencari pengaruh bimbingan agama
terhadap motivasi beribadah jamaah masjid Raya Pondok Indah Jakarta
Selatan dengan variabel sebagai berikut:
1. Variabel bebas (independent Variabel) adalah bimbingan agama di masjid
raya pondok indah jakarta selatan
2. Variabel Terikat (dependent variabel) adalah motivasi beribadah jamaah
masjid raya pondok indah jakarta selatan.
5. Tehnik Pengumpulan Data
Mengenai tehnik pengumpulan data, penulis menggunakan angket. Dalam
angket itu jawaban telah di sediakan dan responden hanya boleh memilih dari
jawaban yang tersedia dengan skala likert.Angket ini diajukan dengan tiga
puluh pernyataan mengenai dan motivasi beribadah jamaah di masjid raya
pondok indah jakarta selatan.
6. Tehnik pengolahan data.
Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya adalah
pengolahan data secara kuantitatif yaitu dengan perhitungan statistik. Berikut
pelaksanaan pada tahap analisa:
a. Editing: hal tersebut dilakukan untuk meneliti kembali catatan terhadap
kuisioner yang disusun secara berstruktur sebelum diajukan ke responden.
b. Coding dan scoring : yaitu mengolah data dengan memindahkan jawaban.
tabel scoring. Tujuannya agar mudah dibaca dan maknanya agar mudah
dipahami.
7. Uji coba instrumen
Sebelum dilakukan analisis data dan interpretasi data mengenai pengaruh
bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah masjid raya pondok
indah jakarta selatan, terlebih dahulu peneliti menguji valliditas dan reabilitas
terhadap butir-butir pernyataan dengan menggunakan cronbach berdasarkan
perhitungan statistik. Kemudian dari hasil angket, peneliti dapat membuat
diagram prosentase berdasarkan kelasnya masing-masing.
8. Tehnik analisis data
Selanjutnya peneliti mengadakan analisis data dengan menggunakan uji
one way anova dengan program statistical product and service solution/spss 16
, dimana dengan menggunakan uji one way anova tersebut, peneliti dapat
mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan motivasi beribadah menurut
lamanya dalam mengikuti bimbingan agama.
Dalam perhitungannya:
i. jika statistik hitung < statistik tabel, H0 diterima.
ii. Jika statistik hitung > statistik tabel, Ho ditolak.
9. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih diperlukan di uji
fakta diperlukan suatu alat bantu, dan yang sering digunakan adalah analisa
statistic.10
Untuk menguji suatu hipotesis diperlukan sejumlah data, baik yang
mendukung maupun yang bertentangan dengan hipotesa. Data tersebut akan
diolah dengan tehnik atau perhitungan statistic guna memperoleh kesimpulan –
kesimpulan dalam menerima dan mengolah hipotesa. Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel, yaitu bimbingan agama sebagai variabel x dan motivasi
beribadah sebagai y.
10. Tinjauan pustaka
Nama : Abdullah
Universitas :UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
Judul : Peranan Bimbnigan Agama Dalam meningkatkan pemahamam
keagamaan majlis ta’lim nurul musthofa
Perbedaan antara skripsi saudara Abdullah dan penulis diantaranya:
1. Abdullah meneliti peranan bimbingan agama yang diadakan oleh majlis
ta’lim nurul musthofa dan objeknya khusus diberikan kepada para pemuda
atau remaja, sedangkan penulis objek yangnya bersifat umum, mulai dari
remaja, dewasa dan lansiat (usia lanjut).
10 Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. ( Jakarta : Kencana, 2004 ), Cet. Ke- 1,
2. Abdullah lebih menekankan kepadan peranan bimbingan agama yang
diadakan oleh majlis ta’lim nurul musthofa sedangkan penulis mengenai
pengaruh bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah masjid
raya pondok Indah Jakarta selatan.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan, maka penulis membagi pembahasan
skripsi ini menjadi lima bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan Terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian Metodologi
Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II :Landasan Teori, Kerangka Fikir dan Pengajuan Hipotesis Terdiri dari: Pengertian Bimbingan Agama, Tujuan dan Fungsi Bimbingan
Agama, Metode Bimbingan Agama, Materi Bimbingan Agama,
Pengertian Motivasi, Pengertian Ibadah, Kerangka Fikir dan
Pengajuan Hipotesis.
BAB III : Gambaran Umum Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan
Terdiri dari : Latar belakang Pendirian Masjid, Siapa yang
mendirikan, tahun berapa didirikan, Visi dan dan Misinya, kegiatan
apa saja yang diadakan?.
BAB IV : Analisa data dari hasil penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bimbingan Agama
1. Pengertian Bimbingan Agama
Bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance”. Kata “guidance”
yang kata dasarnya “guide” memiliki beberapa arti : (a) menunjukkan jalan
(showing the way), (b) memimpin (leadering), (c) memberikan petunjuk
(giving instruction), (d) mengatur ( regulating), (e) mengarahkan (governing),
dan (f) memberi nasihat (giving Advice) (Wingkel, 1991).
Istilah “guidance” juga diterjemahkan dengan arti bantuan atau tuntunan.
Ada juga yang menerjemahkan kata “guidance” dengan arti pertolongan.
Berdasarkan arti ini , secara etimologis, bimbingan berarti bantuan atau tuntunan
atau pertolongan.1
Dalam buku dasar – dasar bimbingan dan konseling yang ditulis oleh
Prof dr. Prayitno dan Drs. Erman Amti. Berbagai rumusan tentang bimbingan
dikemukakan sebagai berikut:
Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai
informasi tentang dirinya sendiri. (Chiskolm, dalam McDaniel)
Bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada individu –
individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan
1
ketrampilan –ketrampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan,
rencana – rencana, dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan untuk
menyesuaikan diri yang baik. (Smith, dalam McDaniel)
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau
perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan
baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur
kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidunya sendiri,
membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri. (Crow &
Crow)
Bimbingan adalah batuan yang diberikan kepada individu dalam membuat
pilihan-pihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana. Bantuan itu
berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap
individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri
hak orang lain. Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan
(diwarisi), tetapi harus dikembangkan.2( Jones, Staffire & Stewart)
Menurut A.J Jones Bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh
seseorang kepada seorang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan
pemecahan permasalahan. Menurut L.D Crow dan A. Crow bimbingan
merupakan bantuan yang dapat diberikan oleh pribadi yang terdidik dan wanita
atau pria yang terlatih, kepada setiap individu yang usianya tidak ditentukan
2
untuk dapat menjalani kegiatan hidup, mengembangkan sudut pandangaannya,
mengambil keputusannya sendiri dan menanggung bebannya sendiri.
Menurut Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa dan Dra. Ny. Y Singgih D.
Gunarsa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang, agar
memperkembangkan potensi-potensi yang dimiliki di dalam dirinya sendiri
dalam mengatasi persoalan-persoalan, sehingga dapat menentukan sendiri jalan
hidupnya secara bertanggung jawab tanpa harus bergantung kepada orang lain.3
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bimbingan adalah
1. Bimbingan diberikan oleh seseorang yang bukan sembarangan
akan tetapi bimbingan diberikan oleh seseorang yang sudah
terlatih.
2. Dalam bimbingan itu pembimbing memeberikan pilihan-pilihan
solusi yang bijaksana dan individulah yang nantinya memilih
mana pilihan yang paling tepat untuk pemecahan masalah yang
sedang dialaminya.
3. Bimbingan dilakukan agar individu (terbimbing) dapat
memperkembangkan potensi-potensi yang dimiliki dalam dirinya.
4. Bimbingan dilakukan agar individu (terbimbing) bisa menjadi
pribadi yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan
tidak tergantung dengan orang lain.
3
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari dua kata, yaitu a
dan gama; a berarti tidak dan gama berarti kacau, maksudnya tidak kacau atau
teratur; hal ini berarti orang beragama itu akan memperoleh ketentraman dan
hatinya penuh kedamaian. Disamping itu ada pula yang mengatakan, kata agama
berasal dari kata gam yang berarti tuntunan, karena agama itu menjadi penuntun
dalam hidup dan kehidupan seseorang di dunia ini.
Dalam bahasa Arab, kata yang semakna dengan kata agama adalah Din
yang berarti menguasai, menundukkan, patuh atau balasan. Dalam kenyataaan
sehari-hari memang agama itu dapat menguasai diri seseorang yang membuat ia
patuh dan tunduk kepada Tuhan untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Agama juga memberitahukan bahwa orang yang patuh terhadap
ketentuan agama, akan mendapat balasan berupa kebahagiaan dan sebaliknya
orang yang tidak patuh akan mendapat siksaan di akhirat kelak.4
Dr. Harun Nasution dalam bukunya Islam Ditinjau dari berbagai
Aspeknya, mengemukakan beberapa definisi agama sebagai berikut:
1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib
yang harus dipatuhi.
2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang mengusai manusia.
3. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan
pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan memperngaruhi
perbuatan manusia.
4
4. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib menimbulkan cara hidup tertentu.
5. Suatu system tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari suatu
kekuatan gaib.
6. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini
bersumber daripada suatu kekuatan gaib.
7. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang yang timbul dari perasaaan lemah
dan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar
manusia.
8. Ajaran-ajaran yang diwahyukan kepada manusia, melalui seorang rasul.5
Sedangkan definisi yang lebih dikenal para santri adalah seperti yang
dikemukakkan oleh KH. M. Taib Thahir Abd. Mui n sebagai berikut :
“ Suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang
mempunyai akal,, memegang peraturan Tuhan itu dengan kehendaknya
sendiri, untuk mencapai kebaikan hidup dan kebahagiaan di akhirat
kelak.” 6
Dari pemaparan mengenai pengertian bimbingan dan agama diatas, maka
dapat diketahui yang dimaksud bimbingan agama adalah proses bimbingan yang
diarahkan kepada agama. Karena pada dasarnya, manusia fitrahnya mempunyai
naluri beragama. Bimbingan tersebut berupa pertolongan dibidang mental
spiritual, yang bertujuan agar dapat mengembangkan potensi fitrah yang dibawa
5Dr. Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta : UI Press, 1979 ), h. 10
6
sejak lahir secara optimal. Bimbingan agama ini diharapkan dapat menjadikan
individu-individu bisa lebih menggali lagi potensi fitrah dalam beragamanya,
sehingga nantinya akan memberikan dampak positif dalam setiap aspek
kehidupannya.7
Dengan bimbingan agama ini, diharapkan agar individu hidup dibawah
ajaran syariat Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta hidup
terarah sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya yang terdapat dalam
Al-Qur’an dan As- Sunnah. Apabila individu-individu hidup terarah sesuai dengan
Al-Qur’an dan AS-Sunnah, maka insya Allah tidak akan tersesat sebagaimana
dalam hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ﺔﱠ
و
ﷲا
ب
ﺎ آ
ﺎﻤﻬ
ﻢ ﻜﱠ ﻤ
ﺎ
اﻮ
ﺮ ا
ﻢﻜ
آ
ﺮ
ﱢﺒ
“Aku tinggalkan dua hal pada kalian. Kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh pada keduanya, yaitu kitabullah dan sunnah Nabi-Nya.”. ( HR. Malik )
2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama
A. Tujuan Bimbingan Agama
Ainurrahim Faqih dalam bukunya Bimbingan dan konseling Islam tujuan
bimbingan agama dibagi dua, yaitu tujuan umum dan khusus, sebagai
berikut:
1. Tujuan umum
7Skripsi Abdullah, Peranan Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan di
Membantu individu guna mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya
agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
2. Tujuan khusus
a. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah, maksudnya
pembimbing berusaha membantu jangan sampai individu menghadapi
atau menemui masalah. Dengan kata lain membantu individu
mencegahnya timbul masalah bagi dirinya sendirinya.
b. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan
kondisi.
c. Membantu individu memeliharan dan mengembangkan situasi dan
kondisi yang baik atau telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih
baik.
2. Fungsi Bimbingan Agama
Pelayanan bimbingan memiliki beberapa fungsi yaitu
a. Fungsi pencegahan
Melalui fungsi pencegahan ini dimaksudkan untuk mencegah
timbulnya masalah pada individu sehingga mereka terhindar dari
berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya.
Pelayanan ini diberikan kepada setiap individu sebagai usaha
pencegahan terhadap timbulnya masalah.
b. Fungsi Pemahaman
Melalu fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan
permasahannya dan juga lingkungannnya oleh individu itu sendri dan
oleh pihak-pihak yang membantunya.
c. Fungsi pengentasan
Melalui fungsi in, diharapkan masalah yang sedang dialami oleh
individu dapat segera terentaskan setelah individu bertemu dengan
seorang pembimbing.
d. Fungsi Pemeliharaan
Melalui fungsi ini, menurut Prayitno dan Erman Amti fungsi
pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik (positif)
yang ada pada diri individu, baik hal itu merupakan pembawaan
maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini.
e. Fungsi Penyaluran
Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan berupaya mengenali
masing-masing individu secara perorangan, selanjutnya memberikan bantuan
menyalurkan kearah kegiatan atau program yang dapat menunjang
tercapainya perkembangan yang optimal.
f. Fungsi perbaikan
Melalui fungsi ini pelayanan bimbingan diberikan kepada individu
untuk memecahkan masalah – masalah yang dihadapi individu
Bantuan yang diberikan tergantung kepada masalah yang dihadapi
individu.8
3. Metode Bimbingan Agama
8
Pengertian secara harfiah, metode adalah jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan. Metode berasal dari kata “meta “yang berarti melalui
dan “hodos” berarti jalan. Namun pengertian hakikat dari “metode” tersebut
adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, baik sarana tersebut bersifat fisik seperti alat peraga, alat
administrasi yang menunjang pelaksanaaan kegiatan, bahkan pembimbingan
juga termasuk metode media.
Dengan Penjelasan tentang “metode” di atas maka kita dapat memahami
tentang metode bimbingan agama adalah segala jalan atau sarana yang dapat
digunakan dalam proses bimbingan agama9. Maka metode yang dipakai dalam proses bimbingan agama itu dengan cara tabligh. Definisi tentang tabligh akan
dijelaskan tersendiri di bawah ini dalam bab tabligh.
Pengertian Tabligh
Tabligh itu dari kata-kata balagha yuballighu tablighan. Yang artinya
menyampaikan, seruan. Tentang tabligh Allah Ta’ala berfirman:
ﱠ
ﺎﻤ
ﻢ
ناو
ﻚﱢر
ﻚ ا
لﺰ ا
ﺎ
ﱢ
لﻮ
ﱠﺮ ا
ﺎﻬ ا
ﺎ
ﺎ ر
ﺮ
ﻚ ا
مﻮ ا
ىﺪﻬ
ﻻ
ﷲا
ﱠنا
س
ﺎﱠ ا
ﻚﻤ
ﷲاو
“Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah mmelihara engkau dari (gangguan manusia). Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. . (Qs. Al-Maidah : 67).
9Abdullah, Pengaruh Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan Di
Jadi ayat ini sebagai dorongan wajib kepada Nabi menyampaikan
tablighnya. Berdasarkan pada ayat ini. Tabligh itu menjadi tiang terpenting dari
agama Islam.10
Jadi dapat diketahui tabligh adalah menyampaikan sebuah materi bahasan
tertentu dengan cara hikmah dan pelajaran yang baik kepada mad’u dan juga
memberikan dasarnya yaitu dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih.
Mengajak dan menyeru manusia kembali kepada shirotol mustaqiim ( jalan yang
lurus) dan haq (benar) yaitu kepada jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sehingga mad’u sebagai hamba Allah tidak salah dan tersesat nantinya bisa
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat kelak. Sebagaimana Allah Ta’ala
berfirman :
ﻰ ﱠ
ﺎ
ﻢﻬ
د
جو
ﺔ
ا
ﺔ
ﻮﻤ او
ﺔﻤﻜ
ﺎ
ﻚﱢر
ﺒ
ﻰ ا
عدا
ا
ﺣا
ه
“Serulah (panggilah) manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula.” (QS. An-Nahl : 125 )
Juga dalam firman-Nya,
و
ﺣا
ًﺎ ﻮ
ﱠﻤ
ﺎ د
ﻰ ا
ﷲا
و
ﻤ
ﺎً ﺎ
ﺎ و
ل
ﱠا
ﻤ ﻤ ا
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang salih, dan berkata, Sesungguhnya aku termasuk orang-oarng yang menyerahkan diri.” (QS. Fushilat : 33)
10Prof. Dr. Hamka, Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam, ( Jakarta : Pustaka Panjimas,
4. Beberapa hal yang perlu diketahui oleh pembimbing agama (ustaz dan
ustazah), berikut ini penulis akan menguraikannya dengan memberikan
dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih :
a. Mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah Shalallahu alaihi
wa salam melebihi apapun.
Allah Ta’ala berfirman,
⌧
☺ ⌧
⌧
“Katakanlah, Jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak member petunjuk kepada orang – orang yang fasik.” QS. At-Taubah: 2411
أ
ﺲ
ر
ﷲا
:
ا
ﺒ
ﱢ
ﷲا
ﻰ
و
ﱠﻢ
لﺎ
:
ﱠ ﺣا
ﻮ رو
ﷲﺎ ﻮﻜ
نا
نﺎﻤ
ﻻا
ةو ﺣ
ﺪ و
ﱠ آ
ث
نا
ﺮﻜ
ناو
ﱠ
ﱠﻻا
ﺒ
ﻻءﺮﻤ ا
ﱠ
ناو
ﺎﻤهاﻮ
ﺎﱠﻤ
ا
دﻮ
ر
ﺎﱠ ا
ف
ﺬ
نا
ﺮﻜ
ﺎﻤآ
ﺮ ﻜ ا
Dari Anas r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda,“Akan mengecap manisnya iman, orang yang pada dirinya ada tiga perkara berikut: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari yang lainnya, tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagimana ia benci dilemparkan ke dalam api neraka. 12( HR. Bukhari) b. Memiliki manajemen waktu yang baik.
Allah SWT berfirman,
.
.
☺
.
“ Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Asr: 1-3)
ا
ه
ﻰ
ﺮ
ﺮ
ة
ر
ﷲا
لﺎ
:
لﺎ
ر
ﻮ
ل
ﷲا
ﷲا
ﻰ
و
ﱠﻢ
:
ﻤ ا
ﻢ ا
ﺣ
ﻻ
ﺎ
آﺮ
ءﺮ
Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw. bersabda,
“Diantara tanda-tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.” ( HR. Tirmidzi )13
c. Tidak menyembunyikan ilmu.
ا
ه
ﻰ
ﺮ
ﺮ
ة
ر
ﻰ
ﷲا
ا
ﱠن
ر
ﻮ
ل
ﷲا
ﷲا
ﻰ
و
ﱠﻢ
لﺎ
:
رﺎ
م
ﺎ
ﺔﻤ ا
مﻮ
ﻢ ا
ﻤ ﻜ
ًﻢ
Dari Abu Hurairah r.a., berkata, bahwa Rasulullah saw. telah bersabda:
“Barang siapa ditanya tentang sesuatu ilmu lalu ia menyembunyikannya,
12Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, ( Bandung : Jabal, 2008), Cet. Ke- 1, h. 32
13
maka ia bakal dikekang pada hari kiamat dengan tali kendali dari neraka.” ( HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu majah)14
d. Sesuai antara ucapan dan perbuatan.
Allah Ta’ala berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan hal itu (amat besar murka Allah) jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS. Ash- Shaff : 2-3).15
e. Istiqomah dalam menuntut (mencari) ilmu.
Allah Ta’ala berfirman,
...
رد
ﻢ ااﻮ وا
ﺬﱠاو
ﻢﻜ
اﻮ اء
ﺬﱠا
ﷲا
ﺮ
....
… Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat… (QS. Al-Mujadilah:11)16
ﱠﻢ
و
ﷲا
ﻰ
ﷲا
ل
ﻮ
ر
ﱠنا
ﷲا
ﻰ
ر
ﺲ
ا
لﺎ
:
ﻢ
ﱢ
آ
ﻰ
ﺔ
ﺮ
ﻢ ا
Dari Anas bin Malik r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“ Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam (HR. Ibnu Abdul Barr)17
14
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Ringkasan Targhib wa Tarhib, ( Jakarta selatan: Pustaka Azzam2006, Cet . ke- 1, h. 30
15
Al-Qur’an Dan Terjemahan terbitan Al-Huda Gema Insani
16
Ibid
17
أ
ه
ﻰ
ﺮ
ﺮ
ة
ر
ﷲا
ﱠ
ر
ﻮ
ل
ﷲا
ﱠ
ﷲا
ﻰ
و
ﱠﻢ
لﺎ
ﷲا
ﱠ ﻬ
ﺎًﻤ
ﺲﻤ
ًﺎ ﺮ
ﻚ
ﺔﱠ ا
ﻰ ا
ﺎً ﺮ
Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah saw bersabda,
“Barang siapa yang menuju jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” ( HR. Muslim)18
f. Senantiasa menjaga danMembersihkan hati.
ْﻦ
ﻨ ا
ْﻤ
ْﻦ
ْ
ﻦ
ﺸ
ْﻴ
ﺮ
ر
ﺿ
ﻰ
ﷲا
ْﻨ
ﻬ
ﻤ
ﺎ
ﻦ
ﻨ ا
ﱢﻰ
ﺻ
ﷲا
ﻰ
ْﻴ
ﻪ
و
ﺳ
ﱠ
ﻢ
ﺎﻗ
ل
:
ﱠنإ
ﺪ
تﺪ
ذاو
آ
ﺪ ا
اذا
ًﺔ
ﺪ ا
ﻰ
ا
ه
و
ﻻا
آ
Dari Nu’man bin Basyir r.a., bahwa Rasulullah Saw bersabda,“ Ingatlah bahwa dalam jasad itu ada sekerat daging, jika ia baik, baiklah jasad seluruhnya, dan jika ia rusak, rusaklah jasad seluruhnya. Ingatlah, ia adalah hati”. (HR. Bukhari dan Muslim)19
Dalam firman Allah Ta’la,
ﻢ
ﷲا
ﻰ ا
ﱠﻻا
نﻮ
ﻻو
لﺎ
ﻻ
مﻮ
20
“ Yaitu dihari harta dan anak-anak tidak berguna kecuali orang-orang
yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (QS. Asy. Syu’araa: 88-89)
ﺪ
ا
ﺎهﺎﱠآز
.
و
ﺪ
بﺎ
ﺎهﺎﱠ د
Sesungguhnya berutunglah orang yang mensucikan jiwanya itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.QS. ASy- Syams: 9-10)21
18
Imam Nawawi, Riyadush shalihin jilid 2, Jakarta Selatan : Pustaka Azzam, 2004), Cet. Ke-3, h. 319
19 Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaah dala Tazkiyatun Nufus,( Bogor: Puataka At-Taqwa, 2010), Cet ke- 4, h. 18
20
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Terbitan Al-Huda Gema Insani
g. Birrul Walidain (Berbakti kepada kedua orang tua)
Allah Ta’ala berfirman,
⌧
☺
☺
⌧
⌧
☺
☺
☺
☺
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tuamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanyanya sampai berumur lanjutdalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengtakan kepada kedua-duanya perkataan husy, cis (ah) dan janganlah kamu membentak kepada mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra: 23)22
Juga Firman-Nya,
⌧
⌧
…
“Kami perintahkan kepada manusia agar supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” 23 (QS. Al-Ahqof: 15)
أ
ه
ﻰ
ﺮ
ﺮ
ة
ر
ﻰ
ﷲا
لﺎ
:
ﻢﱠ
و
ﷲا
ﻰﱠ
ﷲا
لﻮ ر
ﻰ ا
ر
:
ﷲا
لﻮ رﺎ
22Al-Qur’an dan Terjemahan, Terbitan Al-Huda Gema Insani
لﺎ
؟ﻰﻄ
ﺎ
ﺲﱠ ا
ﱠ ﺣا
:
لﺎ
؟
ﱠﻢ
لﺎ
،ﻚ ا
:
،ﻚ ا
لﺎ
؟
ﱠﻢ
لﺎ
:
لﺎ
؟
ﱠﻢ
لﺎ
،ﻚ ا
:
كﻮ ا
Dari Abu hurairah r.a., ia berkata,“Seseorang datang kepada Rasulullah Saw dan bertanya: Ya Rasulullah siapakah orang yang paling berhak aku layani (patuhi)? Jawab nabi: “ibumu.” Ia bertanya lagi: “kemudian siapa lagi?” Jawab nabi: “Ibumu.” Ia bertanya lagi: “kemudian siapa lagi?” Jawab nabi: “Ibumu” Ia bertanya lagi: “kemudian siapa lagi?” Jawab nabi: “Bapakmu.”
(HR. Bukhari Muslim)24
ﺒﺪ
ﷲا
ﻤ
ر
وﺮ
ﷲا
ﻬ
ﻤ
ﺎ
ﱠ ا
ﱢﻰﺒ
ﻰ
ﷲا
و
ﱠﻢ
لﺎ
:
ر
ﱠﺮ ا
ﺎ
ﱢب
ر
ﻰ
ﺎ
ا
ﻮا
ﺪ
و
،
ﱠﺮ ا
ﱢب
ﻰ
ا
ﻮا
ﺪ
Dari Adullah ibnu umar r.a., dari Nabi saw bersabda, “ Keridhaan Allah ada di dalam keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah ada di dalam kemurkaan orang tua.” HR. Tirmizi)25
h. Istiqomah beramal saleh
Allah azza wa jalla berfirman,
تﺎ ﱢﱠ ا
ﺒهﺬ
تﺎ
ا
ﱠنإ
… “ … Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan buruk.” (QS. Huud : 114)26أ
ذ
ﻰ
ر
ر
ﻰ
ﷲا
لﺎ
:
لﺎ
ر
ﻮ
ل
ﷲا
ﷲا
ﻰ
و
ﱠﻢ
:
ﺎﻬ ﻤ
ﺔ
ا
ﺔ ﱢﱠ ا
ﺒ ا
و
…
Dari Shahabat Abu dzar r.a., dari Nabi saw. bersabda,“…Iringilah segera kejahatan dengan kebaikan, niscara kebaikan itu akan menghapusnya,”(HR. Tirmidzi)27
24Syaikh Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi, Muntakhab Ahadis Dalil-dalil pilihan
enam sifat utama, h. 482
25Ibid, h. 480
26
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Ustsaimin, Syarah Hadis Arbain Penjelasan 42 hadis terpenting dalam Islam,( Pustaka Ibnu Katsir, 2009) cet ke- 2, h. 5
27
أ
ﻰ
ﺣ
ﻤ
ﺮ
أ
ﱠﻄ
بﺎ
لﺎ
:
ﻤ
ر
ﻮ
ل
ﷲا
لﻮ
:
ﱢ ﻜ
ﺎﻤﱠا
و
تﺎ ﱢ
ﺎ
ﻮ ﻤ
ﺎ ا
ﺎﻤﱠا
ﺎ
ئﺮ
ىﻮ
...
Dari Abu Hafsh Umar bin Khattab ia berkata, aku telah mendengar Rasulullah saw. Bersabda, “Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu tergantung niatnya. Dan sesunggunya setiap orang akan mendapat balasan berdasarkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari)28
ﺎ
ﺔ
لﺎ
ﻢﱠ و
ﷲا
ﻰ
ﱢﻰﺒﱠ ا
ا
ﻰ ا
ل
ﺎﻤ
ﺎ ا
ﱠ ﺣ
ﱠ
ناو
ﺎﻬ
ودا
ﷲا
Dari Aisyah, dari Nabi saw. Bersabda, “Amal yang paling disukai Allah adalah amal yang dilakukan secara kekal (terus-menerus)kontinue sekalipun sedikit.” (HR. Muslim).29
Dari Abdur Rahman bin Abu Bakrah, dari ayahnya, bahwasanya
Seseorang bertanya kepada Rasulullah Saw. Wahai Rasulullah , siapakah orang yang paling baik?
Jawab Rasulullah Saw
ﻤ
ﺣو
ﺮﻤ
ل
ﺎ
“Yaitu orang yang panjang umurnya dan baik amal perbuatannya.”
Orang itu bertanya lagi, lantas ya Rasulullah siapkah manusia yang paling buruk?
Jawab Rasulullah,
ﻤ
ءﺎ و
ﺮﻤ
لﺎ
“Yaitu orang yang panjang umurnya dan buruk amal perbuatannya.”
(HR. Ahmad dan Tirmizi)30
28Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Syarah hadis Arbain Penjelasan 42 hadis terpenting dalam
Islam , h. 9
29
i. Tidak bersikap sombong.
Allah Ta’ala berfirman,
اًرﻮ
ًﻻﺎ
آ
ﻻ
ﷲا
ﱠنا
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (An-nisa: 36)31
j. Tidak dengki.
ا
ﻮ
ر
د
ﷲا
أ
ﱠن
ا
ﺒ
ﱢﻰ
ﷲا
ﻰ
و
ﱠﻢ
لﺎ
:
ا
ﱠﻻا
ﺪ ﺣ
ﻻ
:
ﻜ ه
ﻰ
ﱢ
ًﻻ
ﺎ
ﷲا
ﺎ ا
ر
ﱢ ا
,
و
ﺎﻬﻤﱢ
و
ﺎﻬ
ﻰ
ﻮﻬ
ﺔﻤﻜﺣ
ﷲا
ﺎ ا
ر
Dari shahabat Ibnu Mas’ud r.a.,, dari Nabi saw. bersabda, “ Tidak boleh hasad kecuali dalam dua perkara : seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah, lalu ia menggunakan harta tersebut di jalan kebenaran, serta seseorang yang dikarunia oleh Allah berupa hikmah (ilmu), lalu ia mengamalkannya dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)32 l. Bertakwa kepada Allah di manapun berada.
Allah SWT berfirman,
ً
ﷲﺎ
و
ﺎً ﺮ
.
ﺎ
ﺣ
ز
ﺮ و
“ Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscyaa Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” ( QS. AT- Talaq: 2-3)33
أ
ذ
ر
ﺪ
ب
دﺎ
ة
و
ا
ﺒﺪ
ﱠﺮ ا
ﺣ
ﻤ
ذﺎ
ﺒ
ر
ﷲا
ر
ﻮ
ل
ﷲا
ﷲا
ﻰ
و
ﱠﻢ
لﺎ
:
30Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, (Jakarta : Cakrawala Publishing, 2008), Cet. Ke-1, h. 327
31
Al-Qur’an dan terjemahan terbitan Al-Huda Gema Insani
س
ﺎﱠ ا
ﺎ
و
ﺎﻬ ﻤ
ﺔ
ا
ﺔ ﱢﱠ ا
ﺒ ا
و
آ
ﺎﻤﺜ ﺣ
ﷲا
ﱠا
ﺣ
Dari Shahabat Abu dzar r.a., dari Nabi saw. bersabda,“Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada. Iringilah segera kejahatan dengan kebaikan, niscara kebaikan itu akan menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan budi pekerti yang baik.” ( HR. Tirmidzi)34
m. Tidak cinta kepada dunia, dunia adalah sarana bukan tujuan. Tujuan
seorang mukmin adalah akhirat.
Allah SWT berfirman,
و
ه
ﺎ
ﺬ
ا
ةﻮ
ﺪ ا
ﺎ
ا
ﱠﻻ
ﻬ
ﻮ
ل
و
و
ا
ﱠن
ﱠﺪ ا
را
ﻻا
ﺮ
ة
ﻬ
ا
ﻮ
نا
ﻮ
آ
اﻮ
ﻤ
نﻮ
“Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut: 29)35
⌧
☺
.
⌧
☺
.
“ Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka Balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan
34 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Ustsaimin, Syarah Hadis Arbain Penjelasan 42 hadis
terpenting dalam Islam,( Pustaka Ibnu Katsir, 2009) cet ke- 2, h. 294
lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan” (QS. Hud : 15-16)36
n. Memiliki akhlakul karimah dan mahmudah (akhlak yang mulia dan
terpuji).
ا
ه
ﻰ
ﺮ
ﺮ
ة
لﺎ
:
لﺎ
ر
ﻮ
ل
ﷲا
ﷲا
ﻰ
و
ﱠﻢ
:
ﺜ
ﺎﻤﱠا
ﻻا
ﺣ
ﱠﻢﻤ
ﻻ
Dari Shahabat Abu Hurairah r.a.,, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. (HR. Bukhari, Ahmad, Hakim)37
ا
ه
ﻰ
ﺮ
ﺮ
ة
ر
ﻰ
ﷲا
لﺎ
:
لﺎ
ر
ﻮ
ل
ﷲا
:
ﻮﻤ ا
ﻮ ﻤآا
رﺎ
و
ﺎً
ﻢﻬ ﺣا
ﺎً
ﺎﻤ ا
ﻢﻬ
ﺎ
ﻢآرﺎ
ﻢآ
Dari Shahabat Abu Hurairah r.a.,, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara mereka. Dan orang yang paling baik di antara kamu sekalian yaitu orang yang paling baik terhadap istrinya.”38
o. Tidak berbuat zalim (aniaya ), baik dengan ucapan dan perbuatan.
Rasulullah Saw pada suatu hari bertanya kepada sahabatnya: Apakah
kalian tahu siap yang dimaksud dengan orang yang bangkrut? Mereka
menjawab: orang bangkrut menurut kami adalah orang yang modalya
habis, tidak memiliki dirham lagi dan barangnyapun habis…
Jawaban para sahabat memang tidak salah… tetapi ternyata Rasulullah
ingin mengajarkan kepada mereka kebangkrutan yang lebih dahsyat
daripada kerugian bisnis. Karena itu beliau mengatakan :
36ibid 37Ibid, h. 411
38
ﺲ ﻤ ا
ﱠ ا
ﺎ
مﻮ
ﺎ ا
ﺔ
ة
و
مﺎ
ﺎآزو
ة
و
ﺎ
ﺪ
ﻢ
اﺬه
و
اﺬﻬ ﺬ
و
آا
لﺎ
اﺬه
و
ﻚ
د
م
اﺬه
و
بﺮ
اﺬه
ﻰﻄ
اﺬه
ﺎ ﺣ
اﺬهو
ﺎ ﺣ
نﺎ
ﺣ
ﺒ
نا
ﺎ
ﺬ ا
ﺎﻄ
ﺎ
ﻢه
ﺣﺮﻄ
ﱠﻢ
حﺮ
ﺮﱠ ا
Orang yang bangkrut dari ummatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa shalat, shaum, dan zakat… tetapi juga membawa dosa akibat mencaci, mencemarkan nama baik, mengambil harta orang, dan membunuh. Akibatnya dia memberikan kebaikannya kepada masing-masing orang yang pernah dizalimi. Jika kebaikannya habis sebelum yang semua yang dizalimi mendapatkannya maka dosa-dosa mereka dilimpahkan kepadanya, dan akhirnya dia dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari Muslim)39
p. Waspada terhadap musuh yang tidak terlihat namun sangat berbahaya
yaitu syaiton.
Berapa banyak sudah orang-orang yang terjebak dalam perbuatan yang
salah dan akhirnya jatuh terperosok ke jurang kemaksiatan disebabkan karena
bisikan dan godaan-godaan syetan yang menyesatkan. Seseorang yang tingkah
lakunya normal bisa menjadi abnormal jika seseorang berhasil dikuasai setan.
Penulis mendengar dari acara berita di televisi bahwa ada seseorang ayah
yang begitu tega menggagahi/memperkosa anak gadis tirinya, ada lagi seorang
suami yang membunuh istrinya, ada juga seorang ibu yang tega membunuh
anak kandungnya sendiri, juga seseorang yang putus asa dalam menjalani
kehidupan kemudian terbujuk oleh bisikan syetan lalu ia membunuh dirinya
dengan cara gantung diri, yang lebih parah adalah seorang guru ngaji yang tega
mencabuli anak-anak muridnya. Masih banyak lagi diantaranya ada Juga
39
seorang guru yang tega menggoda murid perempuannya, dengan modus
pura-pura mengajarkan tapi tangannya merangkul pundak dan memegang tangan si
murid wanita itu.
Selain itu, ini yang sering terkena oleh jebakan syetan ialah dua orang
pemuda pemudi yang sedang falling in love (jatuh cinta) dimabuk asmara.
Mereka sukanya berdua-duaan ditempat yang sepi dan gelap. Kemudian karena
nafsu dan setan sudah menguasai keduanya, akhirnya karena mereka tidak kuat
merekapun berdua melakukan perbuatan yang dibenci Allah dan dilarang
dalam agama yaitu zina. Nauzubillahiminzalik. Zina adalah perbuatan keji
sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
ﱠﺎى ﱢزااﻮ ﺮ ﻻو
آ
ﺎ
ًﺔ ﺣ
و
ءﺎ
ً ﺒ
“Dan janganlah kamu mendekati zina karena itu sungguh suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32)40
Rasulullah saw. juga mengingatkan kepada laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim untuk tidak berduaan dalam sabdanya Rasulullah bersabda,
ا
ﱠﺒ
ر
س
ﺎ
ﷲا
ﻬ
ﻤ
أ
،
ﺎ
ن
ر
ل
ﻮ
ﷲا
ﷲا
ﻰ
و
ﱠﻢ
لﺎ
:
ﺎ
ﱠنﻮ
ﻢآﺪﺣا
ةاﺮ ﺎ
مﺮ
يذ
ﻻإ
“Janganlah seorang lelaki berdua-duaan dengan wanita (bukan mahram)kecuali disertai mahram.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalil tentang syaitan,
Rasulullah saw. bersabda,
ﱠنا
ﺎﻄ ا
ن
ىﺮ
ا
مدا
مﱠدﺎىﺮ
لﺎ
:
ﺎ
ﻢﻜ
ﱠﻻاﺪﺣا
و
نﺎﻄ
.
:
ﻻو
ا
ﻮ ﺮ
ل
ﷲا
؟
:
ﻻو
ﺎ ا
ﱠﻻا
ﱠنا
ﷲا
ﻰ ﺎ ا
ﻢ ﺎ
“Sesungguhnya setan itu berjalan di dalam tubuh anak keturunan Adam pada tempat beredarnya darah.” Dan Rasul bersabda: Tidak satu pun di antara kamu kecuali ada setan dalam dirinya. “Para sahaat bertanya: Dan tidak terkecuali engkau yang Rasulullah ? Rasulullah menjawab : Tidak terkecuali aku, melainkan aku ditolong Allah untuk mengalahkannya, sehingga aku selamat dari godaan setan.” (HR. Muslim)41 Allah berfirman,
إ
ﱠن
ﱠ ا
ﻄ
ﻜ
ﻢ
ﺪ
و
ﱠﺎ
ﺬ
و
ﺪ
ًوا
“Sesungguhnya setan adalah musuh bagi kalian, maka jadikanlah ia sebagai musuh.” Fathir: 642
Juga firman-Nya,
و
ﻻ
ﱠﺒ
اﻮ
ﻄ
ﻮ
تا
ﱠ ا
ﻄ
إ
ﱠ
ﻜ
ﻢ
ﺪ
و
ﺒ
“ Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaiton, karena sesungguhnya syaiton itu musuh yang nyata bagimu.” QS. Al-Baqarah : 16843
Firman-Nya
ﺎ
مداء
ﺎ
ﻢﻜﱠ
نﺎﻄ ﱠ ا
ﺎﻤآ
جﺮ ا
ﻢﻜ ﻮ ا
ﺔﱠ ا
...
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kalli kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga…”
(QS. Al-A’raf: 27)44
B. MOTIVASI
1. Pengertian Motivasi
41KH. Mawardi Labay El-Sulthani, Setan Berjasa, ( Jakarta : AL-Mawardi Prima, 2002), Cet, ke-
1, h. 24
42Al-Qur’an dan terjemahan terbitan Al-Huda Gema Insani 43Ibid
Motive muncul sebagai akibat dari kebutuhan. Kebutuhan yang akan
muncul sangat dipengaruhi oleh perasaan atau keinginan. Kuat lemahnya emosi
mempengaruhi kuat lemahnya pemunculan motive. Demikian pula kuat
lemahnya motive yang berproses sebagai motivasi menentukan kuat lemahnya
tingkah laku atau gerakan untuk mencapai tujuan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan.45
Mc. Donald sebagaimana yang dikutip Drs. Wasty Soemanto
mendefinisikan motivasi sebagai “suatu perubahan tenaga di dalam diri/pribadi
seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi dalam usaha
mencapai tujuan.” Dari definisi ini dapat dikupas apa-apa yang ada di dalam
motivasi itu sendiri, antara lain berikut ini.
- Motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang.
- Motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif.
- Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan.46
Dalam buku manajemen dakwah yang ditulis oleh Drs. Rb. Khatib
Pahlawan Kayo menyebutkan Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa
latin movere berarti bergerak atau menggerakkan. Dalam hubungan ini
pengertian motivasi menurut istilah manajemen dakwah ialah suatu proses
psikologis yang mendorong perilaku orang-orang agar tertuju ke arah tertentu.47
45
Prof. Dr. Sahlan Asnawi, Teori Motivasi dalam Pendekatan Psikologi Industri dan Organisasi,
(Jakarta Timur : Study Press, 2007), Cet. Ke- 3, h. 18
46
Drs. Totol Jumantoro, Psikologi Dakwah Dengan Aspek-Aspek Kejiwaan yang Qur’ani, ( Jakarta : Amzah, 2001), Cet. Ke – I, h. 94
47
2. Prinsip-prinsip Motivasi
Drs. Wasty Soemanto, menyimpulkan bahwa motivasi memiliki dua
prinsip, yaitu :
1. Motivasi adalah suatu proses di dalam individu. Pengetahuan tentang proses
ini membantu kita untuk menerangkan tingkah laku yang kitaq amati dan
meramalkan tingkah laku-tingkah laku lain dari orang itu.
2. Kita menentukan diri dari proses ini dengan menyimpulkan dari tingkah
laku yang dapat diamati.48
3. Klasifikasi Motivasi
Dr. W.A. Gerungan, Dip. Psychme menyatakan bahwa motif dapat
diklasifikasikan dalam hal-hal berikut.
a. Motif tunggal dan motif bergabung
Misalnya datang ke pengajian, ia hanya ingin mendapatkan pahala, sedang
orang lain hanya “thalabul ilmi”, lain lagi Romlah-Anak Baru Gede datang ke
pengajian karena ingin mendapatkan calon pendamping yang islamis, dan
Anton yang baru menginjak usia pubertas sedang meng-approach anaknya pak
agus. Disini merupakan ilustrasi tunggal.
Lain lagi si Kiai Muda, aktif sekali pada sebuah lembaga sosial keagamaan
atau lembaga sosial kemasyarakatan, mungkin dalam dirinya terdapat
beberapa motivasi, antara lain mengaplikasikan ilmu yang dimiliknya,
memperlancar khitobahnya, memperbanyak relasi. Disinilah Kiai Muda
dengan segala aktivitasnya tersebut sebagai wakil illustrator dari motif
bergabung.
b. Motif biogenis dan motif sosiogenis
Motif biogenis yaitu motif yang berkembang pada diri orang dan berasal dari
organismenya sebagai makhluk biologis, dan motif-motif yang berasal dari
lingkungan kebudayaannya. Motif biogenis merupakan motif-motif yang
berasala dari kebutuhan-kebutuhan organisme orang demi kelanjutan hidupnya
secara biologis. Motif ini asli dalam diri seseorang dan kurang terikat pada
norma atau lingkungan masyarakat.
Sedang motif sosiogenis adalah motif-motif yang dipelajari orang dan berasal
dari lingkungan kebudayaan. Motif ini merupakan hasil dari interaksi sosial
dari manusia dalam masyarakat. Sebagai contoh, seseoran gdatang pada majlis
ta’lim, dengan motivasi tholabul ilmi, mendapatkan status sosial,
meningkatkan prestise dan lain-lain, bahkan seorang mengajar di suatu
lembaga pendidikan pun ada yang hanya untuk menambah income,
mendapatkan status sosial karena tidak butuh financial lagi, sebab telah punya
lahan lain dan dan sebagainya, kesemua itu merupakan amstal dari motif
sosiogenis.
Biasanya motif ini ada pada orang yang telah dewasa. Tetapi perlu diketahui
bahwa motif sosiogenis juga erat kaitannya dengan motif biogenis.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa pada dasarnya , setiap manusia lahir
membawa potensi bertuhan. Dorongan beragama merupakan dorongan psikis
yang mempunyai landasan alamiah dan fitrah kejadian manusia. Dalam
jiwanya, manusia meraskan dorongan untuk mencari dan memikirkan hakikat
“Sang Pencipta” pun mendorong untuk menyembah-Nya serta berusaha
mengabdikan dirinya. Konon ceritanya orang atheis pun memiliki perasaan
yang sama, hanya egonya mengalahkan perasaan itu. Al-Qur’an menyatakan
bahwa dorongan beragama merupakan dorongan alamiah dan fitrah.
Allah Ta’ala berfirman,
ً ًﺣ
ﺪ
ﻚﻬ و
ﻢ
ﺎ
ﺎ
ﺪﺒ
ﻻ
ﺎﻬ
س
ﺎﱠ ا
ﺮﻄ
ﻰ ﱠا
ﷲا
ت
ﺮ
ﷲا
ً
ﻢﱢ ا
ﱢﺪ ا
ﻚ ذ
نﻮﻤ
ﻻ
ﺲﱠ ا
ﺮﺜآا
ﱠ ﻜ و
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan dalam fitrah Allah. Itulah agama yang
lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Ar-Ruum: 30)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
ذا
و
ﻢه
ﺪﻬ ا
و
ﻢﻬ ﱠﱢرذ
ﻢه
رﻮﻬ
مدا
ﻰ
ﻚ ر
ﺬ
ا
ﻰ
ﻢﻜﱢ
ﺮ
ا
ﻢﻬ ا
ﺔﻤ ا
م
ﻮ
اﻮ
ﻮ
ت
نا
ﺎ
ﺪﻬ
ﻰ
اﻮ
ﺎ
ﺎ
اﺬه
ﺎﱠآ
ﺎﱠا
Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini,” (QS. Al A’raaf : 172)49
C. Ibadah
1. Pengertian Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi ) berarti merendahkan diri serta tunduk.
Sedangkan menurut Syara (terminology), ibadah mempunyai banyak definisi,
tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi lain adalah:
1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya
melalui lisan para Rasul-Nya.
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah, yaitu tinkatan tunduk yang
paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling
tinggi.
3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan
diridhai Allah SWT, baik berkupan ucapan atau perbuatan, yang zhahir
maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling
lengkap.50
Di dalam buku karangan Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash Siddieqy yang berjudul
kuliah ibadah ditinjau dari segi hukum dan hikmah, terdapat pengertian ibadah
yang lebih luas.
a.Pengertian ahli Loghat
Ahli loghat mengartikan dengan : Tha’at, menurut, mengikut, tunduk. Dan
mereka mengartikan juga dengan : tunduk yang setinggi-tingginya, dan dengan
49Ibid, h. 97 - 99
50
do’a. Dengan arti tha’at dipakai kata “ibadah dalam firman Allah Subhanahuwa
Ta’ala,
“Apakah Aku tidak pesankan kepadamu, wahai anak Adam, yaitu
jangan kamu mentha’ati syaitan; bahwasanya syaitu itu musuh yang
nyata bagimu.” ( QS. Yasin : 60 )
Dan diartikan dengan berdo’a (memohonkan hajat) dalam ayat :
“Bahwasanya segala mereka yang membesarkan diri dari berdo’a
kepadaku (menyeru daku untuk memohonkan hajatnya)”.
( QS. Al-Mu’min : 60 )
b. Pengertian Ulama Tauhid, tafsir dan Hadist
Ulama Tauhid mengartikan “Ibadah” dengan :
“Meng Esakan Allah, MenthadimkanNya dengan sepenuh-sepenuh
ta’dhim serta menghinakan diri kita dan menundukkan jiwa
kepada-Nya (menyembah Allah sendiri-kepada-Nya)”. Mereka berkata :
Ibadat itu ialah : Tauhid ( Meng-Esakan Allah seru sekalian alam).
c. Pengertian Ulama Akhlak
Ulama akhlak mengertikan “Ibadah” dengan :
“mengerjakan segala tha’at badaniyah dan menyelenggarakan segala
syariat ( hukum )”.
Dalam pengertian ini masuk “akhlak” ( budi pekerti ) dan masuk pula
segala “tugas hidup” (kewajiban-kewajiban yang diwajibkan atas seseorang
pribadi), baik mengenai diri sendiri, maupun mengenai keluarga dan masyarakat
bersama.
d. pengertian Ulama Tassawuf
“Seseorang mukallaf mengerjakan sesuatu yang berlawanan dengan
keinginan nafsunya, untuk membesarkan Tuhannya”
Dan beribadah menurut pengertian ahli Tasawuf terbagi tiga :
1. Beribadah kepada Allah karena mengharap akan memperoleh
pahala-Nya atau karena takut akan siksa-pahala-Nya.
2. Beribadah kepada Allah karena memandang bahwa ibadah itu
perbuatan mulia, dilakukan oleh orang yang mulia jiwanya.
3. Beribadah kepada Allah karena memandang bahwa Allah berhak
disembah (diibadati), dengan tidak memperdulikan apa yang akan
diterima, atau diperoleh dari pada-Nya.
e. Pengertian menurut Fuqoha
Dalam pengertian Fuqoha “Ibadah “itu ialah:
“Segala ta’at yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah dan
mengharap pahala-Nya di akhirat”
Adapun makna ta’abbud atau beribadah ialah melaksanakan segala hak
Allah. Perkataan Ta’abbud diambil dari perkataan “Ubudiyah”
(memperhambakan diri).
Para ulama membagi ibadah kepada :
a.Ibadah Mahdhah, seperti : Imam, shalat, puasa.
b.Ibadah Ghairu Mahdhah, seperti : Zakat, kaffarah
Kemudian mereka membagi lagi Ibadah itu kepada
a.Ibadah Badaniyah ( Dzatiyah ), seperti shalat.
b.Ibadah Maaliyah, seperti : Zakat.
d.Ibadah Ijabiyah, seperti : Thawaf
e.Ibadah Salbiyah, seperti : Meninggalkan segala yang diharamkan dalam
masa berihram.51
2. Macam-macam Ibadah
Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, ibadah lisan, dan anggota badan. Yang
termasuk Ibadah hati adalah rasa khauf (takut), raja (mengharap), mahabbah
(cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut).
Sedangkan yang termasuk ibadah lisan adalah bertasbih, tahlil, takbir, tahmid
dan syukur dengan lisan. Sedangkan yang termasuk dalam ibadah fisik
adalah shalat, zakat, haji, dan jihad.52
3. Syarat diterimanya Ibadah
Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar . Dan ibadah itu tidak
bisa dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:
a. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.
b. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam.
Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari syaahadat laa ilaaha
illallaah, karena ia menghruskan ikhlas beribadah hanya kepada Allah dan
jauh dari syirik kepada-Nya. Sedangkan syarat kedua adalah konsekuensi dari
51Prof. Dr.T.M Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah Ibadah ditinjau dari segi hukum dan hikmah,
( Jakarta : Bulan Bintang, 1994) Cet. Ke- 8, h. 1-5
52
syahadat Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajibnya taat kepada
Rasul, mengikuti syariat’atnya dan meninggalkan bid’ah atau ibadah-ibadah
yang diada-adakan. Allah SubhanahuwaTa’alaberfirman,
ﺪ
ﺮ ا
ﻮهو
ﱠ
ﻬ و
ﻢ
أ
ﻰ
نﻮ
ﺰ
ﻢه
ﻻو
ﻢﻬ
فﻮ
ﻻو
ﱢر
“(Tidak demikian) bahkan barangsipa yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala di sisi Rabb-Nya dan tidak ada rasa takut pada