SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE, Sy)
Oleh : ZAINAL ARIFIN
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
IBADAH HAJI (BPIH) PADA BANK BNI SYARIAH FATMAWATI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
ZAINAL ARIFIN NIM. 106046101710
Di Bawah Bimbingan,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. A. Mukri Aji, MA
Hendra Pertaminawati, MA
NIP. 195703121985031003 NIP. 197009282005012003
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Analisis Ijarah Pada Pembiayaan Talangan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) pada Bank BNI Syariah Fatmawati, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
Jakarta, 24 September 2010 Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM NIP. 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag (...) NIP. 197107011998032002
Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, M.H (...) NIP. 197407252001121001
Pembimbing I : Dr. H. A. Mukri Aji, MA (...) NIP. 195703121985031003
Pembimbing II: Hendra Pertaminawati, MA (...) NIP. 197009282005012003
Penguji I : Dr. Abduraahman Dahlan, MA (...) NIP. 195811101988031001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 September 2010
Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) pada Bank BNI Syariah Fatmawati” program strata 1 (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Membahas mengenai fatwa Dewan Syariah Nasional no. 29 mengenai pengurusan haji oleh LKS Bila ditelaah melalui perspektif ushul fiqh, sikap yang diambil oleh Dewan Syariah Nasional didasarkan para prinsip li al-maslahah
al-mursalah. Namun yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa orang tersebut tetap
berada dalam koridor istitha' (sanggup atau mampu) untuk melunasinya dalam waktu yang disepakati, karena bila ia hanya mengandalkan keinginan semata tanpa disertai kesanggupan untuk melunasi berarti ia telah memaksakan diri (bukan berdasar keikhlasan) padahal yang namanya ibadah harus dilaksanakan secara ikhlas dan sesuai kesanggupannya.
Penelitain ini adalah penelitian deskriptif yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari pada data-data yang ada lalu dianalisis lebih lanjut kemudian diambil suatu kesimpulan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dalam bentuk tidak terstruktur dengan responden yaitu staff khusus bidang haji Ibu Suci Hanum L. sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian ini.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Karena kasih sayang dan kuasa-Nya penulis diberikan kekuatan, kesabaran, kejernihan pikiran, dan keistiqamahan sehingga berhasil menyelesaikan skripsi ini. Dan karena kuasa- Nya pula penulis diberikan kecukupan rizki guna memenuhi segala kebutuhan terkait penyelesaian skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW. Manusia paling mulia yang perkataannya adalah pedoman, perbuatannya adalah teladan, dan sepanjang hayatnya berjuang untuk kejayaan Islam dan keselamatan kaum muslimin.
Dibalik kekurangan dan keterbatasannya, penulis merasa sangat bahagia atas terselesaikannya skripsi ini. Karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada dosen pembimbing yang telah memberikan banyak waktu dan telah dengan sabar memberi masukan dan arahan demi kesempurnaan skripsi ini. Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada para dosen program studi Muamalat yang telah mengajarkan kepada kami berbagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat dengan penuh rasa ikhlas dan kesabaran.
Akhirnya penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang sangat berjasa dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta.
3. Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H. Sekertaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. H Ahmad Mukri Aji, MA Terima kasih atas segala masukan, arahan, serta bimbingannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Hendra Pertaminawati, MA Terima kasih atas segala masukan, arahan, serta bimbingannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Bapak Uki selaku Manajer HRD PT. Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan yang telah memberikan kesempatan melakukan penelitian diperusahaan tersebut. Kepada saudari Suci Hanum L (karyawan PT. Bank BNI Syariah), terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. terima kasih atas kerjasama dan partisipasinya.
7. Orang tua penulis, Bapak Matyasin dan Ibu khotimah. Terima kasih atas segala fasilitas yang diberikan dan doa yang selalu dipanjatkan sehingga ananda diberi kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada bang Ahmad Wayudi, ka Mufi, ka Damayanti, bang Nova dan adik Vivi terima kasih atas segala bantuan dan do’a yang telah diberikan sehingga adinda bisa menyelesaikan kuliah. Ka Ela, Ka Mukhlis, ka Armin , terima kasih atas dukungan moral dan doa yang telah diberikan.
iv
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
10.Seluruh teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2005, khususnya kelas B, Iyoe, Sadar, Naydi,Faiz, Arif, Dzul, Abdul dan Azza, Ulfa juga Erik, Bang Ali dan Syukri (teman seperjuangan dikosan). Juga seluruh teman-teman ekstensi PS B ’05, nyoy,firman dan alm. Ari Anggara Terima kasih atas persahabatan yang terjalin dan dorongan semangat yang diberikan. Semoga kita semua meraih kesuksesan dan keberkahan hidup.
11.Seluruh pihak yang telah banyak berjasa dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi sedikitpun rasa terima kasih dari penulis.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan Bapak, Ibu, dan saudara semua dengan pahala yang berlipat ganda.
Jazaa kumullah Khairan Katsiraa.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 16 Oktober 2010
DAFTAR ISI ……… v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah………. 1
B. Pembatasan dan perumusan masalah……… 7
C. Tujuan dan manfaat penelitian………... 8
D. Studi terdahulu ………...………. 9
E. Objek penelitian…..……….… 10
F. Metode Penelitian …...……… 10
G. Teknik penulisan ………..………. 11
H. Sistematika penulisan…………...……….. 12
BAB II LANDASAN TEORI A. Sekilas tentang haji ……… 14
1. Latar belakang haji ……….. 15
2. Syarat dan rukun haji ………..………. 16
3. Macam-macam haji ………..………….……….. 19
B. Pembiayaan ………..……….………. 20
1. Pengertian pembiayaan ………. 20
C. Ijarah ………..………. 26
1. Pengertian Ijarah………...……….. 26
2. Landasan hukum Ijarah ……..………. 27
3. Rukun dan syarat Ijarah ……… 28
4. Kaidah-kaidah dalam ijarah..………...……… 29
5. Manfaat ijarah……...……… 31
D. Pengertian talangan pembiayaan …………..……… 32
1. Pengertian talangan ………..……….. 32
2. Manfaat talangan ………..……….. 33
BAB III GAMBARAN UMUM BANK BNI SYARIAH A. Sejarah berdiri ……..………... 34
B. Visi dan misi ………..……….. 36
C. Logo perusahaan ……..……… 36
D. Struktur organisasi ………...………...……. 37
E. Produk-produk ………...……….. 38
1. Produk inovatif sesuai syariah ..……… 38
2. Pembiayaan komersial ……...……… 41
3. Produk pembiayaan ……...………. 44
6. Pembiayaan personal ..………... 48
BAB IV ANALISIS IJARAH PADA PEMBIAYAAN TALANGAN BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI (BPIH) PADA BANK BNI SYARIAH FATMAWATI A. Mekanisme pembiayaan talangan biaya perjalanan ibadah haji bank BNI Syariah …..………..……….. 51
1. Syarat-syarat permohonan talangan haji ………... 57
2. Manfaat lebih talangan haji ……… 61
3. Faktor yang menjadi daya tarik talangan haji ………. 62
4. Struktur of cost talangan haji ……….. 63
5. Prosedur dan Proses Pembatalan BPIH ……….. 65
B. Aplikasi Ijarah pada Bank BNI Syariah ……… 66
C. Analisis mengenai ijarah 1. Analisis akad ijarah pada pembiayaan talangan haji ………… 69
2. Tinjauan ekonomi islam tentang ijarah ………. 71
3. Pendapat para pakar mengenai ijarah ……… 73
D. Perbandingan antara akad ijarah dan al-qard pada pembiayaan talangan biaya perjalanan haji ……… 76
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam sebagai agama dan konsep hidup (way of life) yang sempurna tentunya dapat menjawab berbagai problematika diatas sebagaimana firman
Allah SWT Surat al-Maidah ayat 3:
مْﻮ ْا
ْ ْآأ
ْ ﻜ
ْ ﻜ د
ْ ْأو
ْ ﻜْ
ْ
ﺿرو
ﻜ
مﺎ ْﺳﺈْا
ﺎ د
ﺮﻄْﺿا
ﺔﺼ ْ
ﺮْﻏ
ﺎﺠ
ْﺛﺈ
نﺈ
ﻪ ا
رﻮ ﻏ
ﺣر
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat
dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S.
Al-Maidah ayat 3)
Saat ini Islam telah menempuh perjalanan panjang sejak diturunkannya Al-Qur’an, maka dari itu sebagai konsep yang sempurna, tentunya dapat
menjawab berbagai konsep yang sempurna, tentunya dapat menjawab berbagai problematika kehidupan saat ini, sehingga ajaran island tidak hanya berkutat
pada amalan teologis normative saja, untuk itu dibutuhkan pemahaman yang menggunakan pendekatan operasional konseptual sehingga ajaran islam dapat memberikan solusi terhadap masalah yang timbul dan aktual saat ini.1
1
Bila Islam di pandang sebagai agama maka di butuhkan sikap
penghambaan dan pencerahan diri sesungguhnya kepada tuhan, karena dengan sikap ini akan membawa keselamatan dan kebahagiaan bagi manusia dan disisi lain sebagai konsep hidup. Islam memendang bahwa hidup manusia di dunia ini
hanyalah sebagiaan kecil dari perjalanan kehidupan manusia karena setelah kehidupan di dunia masih ada kehidupan yang kekal dan abadi yaitu akhirat.
Sejalan dengan pemikiran diatas, maka manifestasi keunikan ajaran islam tercermin pada karaktreristik ajarannya, yaitu sempurna, elastis, universal, dinamis, sistematis dan bersifat ta’abbudi dan ta’aqquli.2
Di antara lima pilar rukun Islam, menunaikan ibadah haji merupakan ibadah yang menempati posisi paling sulit dalam tingkat keikhlasan, karena
dalam pelaksanaannya tidak sekadar meminta pengorbanan tenaga, melainkan juga biaya. Oleh karenanya, tidak semua orang Islam yang diseru untuk menunaikannya, kecuali bagi mereka yang mampu dan sanggup menunaikannya
baik secara materi maupun bekal kemantapan hati sebagaimana tersurat dalam Q.S. Ali Imran: 97:
ﻪ
تﺎ اء
تﺎ
مﺎﻘ
هاﺮْإ
ْ و
ﻪ د
نﺎآ
ﺎ اء
ﻪ و
ﻰ
سﺎ ا
ﺞﺣ
ْ ْا
عﺎﻄ ْﺳا
ﻪْ إ
ﺎ ﺳ
ْ و
ﺮ آ
نﺈ
ﻪ ا
ﱞ ﻏ
ﺎ ْا
“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim (tempatnya berdiri membangun Ka'bah). Barangsiapa memasukinya
2
(Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah (.orang yang sanggup mendapatkan perbekalan dan alat-alat pengangkutan serta sehat jasmani dan perjalananpun aman) Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha
Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.(Q.S Ali Imran ayat 97)
Sanggup mengadakan perjalanan berarti menyangkut kesanggupan fisik,
materi, maupun rohani. Ketiganya merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh seorang muslim yang hendak melaksanakan ibadah haji. Bila syarat tersebut
belum terpenuhi, maka gugurlah kewajiban untuk menunaikannya.
Ibadah haji merupakan salah satu bagian dan rukun islam ke lima bukan hanya bertujuan meningkatkan ketakwaan dan nilai spiritual pelakunya, namun
di dalam operasional dan pengelolaannya juga menyimpan potensi ekonomi yang sangat dahsyat. Potensi tersebut terlihat dimana didalam hal pengelolaan haji itu
melibatkan belasan sector industri, manufaktur, perdagangan dan jasa. Logikanya indonesia merupakan penyumbang jamaah haji terbesar di dunia.
Indonesia merupakan Negara berpenduduk muslim terbesar didunia
hampir 85% yang tersebar dari sabang sampai merauke, oleh karena itu merupakan salah satu modal utama kenapa banyak bank-bank konvensional
membuka unit usaha syariah ataupun membuka bank syariah yang terlepas dari induk usahanya. Selain itu bank-bank syariah berlomba-lomba membuat berbagai macam produk pembiayaan di antaranya produk pembiayaan talangan haji.
Produk pembiayaan ini menggunakan prinsip Qardh wal Ijarah. Qardh wal
dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang
diserahkan.dalam arti kata, pihak bank menjaga jaminan yang diberikan oleh nasabah.3
Produk pembiayaan ini merupakan produk yang prospeknya bagus
karena banyak orang muslim ingin sekali menunaikan ibadah haji, akan tetapi selalu terbentur masalah biaya yang sangat mahal, oleh karena itu peranan
perbankan syariah sangat besar disini. Bank bukan hanya sebagai tempat untuk mencari keuntungan ataupun berinvestasi untuk kehidupan dunia saja akan tetapi sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Akan tetapi pada saat ini banyak nasabah yang ingin menunaikan ibadah haji menggunakan jasa dari bank konvensional yang menggunakan sistem bunga,
apakah dalam pembiayaan ini yang dijalankan oleh bank syariah sama dengan yang dijalankan oleh bank konvensional? Pembiayaan talangan haji ini pada dasarnya menggunakan akad Qard wal Ijarah, pembiayaan Qardh adalah
pinjaman kebajikan / lunak tanpa imbalan4. Apakah jenis pembiayaan ini sesuai dengan prinsip tersebut, kita tahu bank adalah salah satu lembaga profit yang senantiasa mengambil keuntungan pada setiap transaksi yang dijalankan, apakah
benar begitu yang dijalankan, lantas darimana bank mendapatkan keuntungan dari pembiayaan jenis ini.
3
www.syariahmandiri.co.id
4
Benarkah menjalankan rukun Islam kelima itu demikian sulit? Dalam
ajaran Islam, rukun kelima memang tak wajib diikuti bila tak mampu. Namun, wajib hukumnya bila biaya mencukupi. Menurut Muhammad Ichsan, seorang perencana keuangan, asalkan mempunyai strategi dan perencanaan keuangan
yang baik, setiap orang dapat menunaikan ibadah haji sedini mungkin. Baginya, hal utama yang harus ada untuk mewujudkan niat suci tersebut adalah iman dan
niat yang kuat.
Menurut Ichsan, naik haji adalah sebuah perjalanan religius. "Orang yang tidak siap secara mental pada akhirnya tidak akan mendapat hasil yang baik,"
tandasnya. Namun, karena biaya untuk menunaikan ibadah haji termasuk besar, orang kadang hanya terfokus pada bagaimana mengumpulkan uang untuk
mewujudkan keinginan tersebut. Apalagi, ongkos naik haji di Indonesia hamper setiap tahun naik. Sehingga banyak orang baru bisa pergi ke Tanah Suci setelah memasuki usia senja atau malah tidak sempat mewujudkan sama sekali.
Banyak faktor yang membuat ongkos haji mengalami kecenderungan terus meningkat setiap tahun, seperti naiknya harga tiket pesawat, membengkaknya biaya akomodasi, serta kenaikan jumlah setoran yang harus
dibayar kepada pemerintah Arab Saudi. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ikut memperbesar biaya naik haji. Sebelum krises moneter beberapa
Ketidakstabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar akan memberikan
kesulitan bagi seseorang untuk melakukan perkiraan biaya haji. "Ongkos naik haji kita dihitung berdasarkan nilai mata uang dolar. Maka dari itu, ongkos naik haji sangat terpengaruh pada pergerakan mata uang tersebut," jelas Safir Senduk,
seorang perencana keuangan.
Biasanya, selain menggunakan gunakan dolar sebagai perbandingan,
ongkos haji dapat dihitung dalam bentuk logam mulia emas. Menurut Safir, saat ini perkiraan ongkos naik haji berkisar antara 2.500 - 3.000 dolar AS atau sekitar 250-300 gram emas. Dari nilai itulah, ongkos naik haji dapat diperhitungkan dan
direncanakan.
Menyimpan uang untuk biaya ke Tanah Suci dalam bentuk emas
mempunyai beberapa keuntungan. "Emas mempunyai ciri-ciri akan naik nilainya bila terjadi kenaikan harga," jelas Safir. Menurutnya, semakin tinggi kenaikan harga barang, nilai emas juga semakin membumbung. Kedua, nilai emas
berbanding lurus dengan pergerakan nilai mata uang dolar. Harga emas akan naik bila nilai dolar melambung.
Tetapi, menurut Safir, kebanyakan orang Indonesia masih berpikir, terlalu
berisiko untuk menabung dalam bentuk emas. Apalagi, bila harus menyimpan di rumah. Untuk menyiasati hal tersebut, Safir menyarankan, untuk mengumpulkan
Ichsan sependapat dengan Safir. Tidak semua orang suka berinvestasi
emas dalam bentuk perhiasan. Selain bentuknya yang tidak sesuai, emas dalam bentuk perhiasan mempunyai ongkos pembuatan yang harus dikeluarkan oleh pemiliknya. Jadi, saran Ichsan, bila ingin berinvestasi murni pada emas, bisa
disimpan dalam bentuk batangan atau koin.5
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian yang membahas tentang :
“Analisis Ijarah Pada Pembiayaan Talangan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) Pada Bank BNI Syariah Fatmawati”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam penulisan karya tulis ini, agar tidak keluar dan mencapai fokus yang diharapkan, maka penulis perlu membuat batasan-batasan dalam penulisan ini membahas tentang mekanisme pembiayaan talangan biaya perjalanan ibadah
haji.
Proses perumusan masalah merupakan tahapan paling penting dalam sebuah proses penelitian. Sehingga permasalahan yang menjadi pokok bahasan
menjadi lebih jelas dan terfokus. Adapun secara spesifik perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mekanisme pembiayaan yang digunakan antara LKS dan Nasabah dalam pembiayaan talangan haji?
5
2. Bagaimana tinjauan akad menurut ekonomi islam yang di gunakan pada
pembiayaan talangan haji ini?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dirumuskan oleh penulis di atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin di capai dari hasil penelitian ini, di
antaranya :
1. Untuk mengetahui mekanisme pembiayaan yang digunakan antara LKS dan Nasabah dalam pembiayaan talangan haji
2. Untuk meninjau akad yang sesuai dengan ekonomi islam yang digunakan dalam pembiayaan talangan haji ini.
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Secara akademik
Sebagai asset pustaka yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh
kalangan akademisi, baik dosen maupun mahasiwa, dalam upaya memberikan pengetahuan, informasi, dan sebagai proses pembelajaran mengenai pembiayaan talangan haji.
2. Secara praktek
Bagi PT Bank BNI Syariah Fatmawati sebagai masukan dan saran untuk
D. Kajian Terdahulu
Sebelum membuat skripsi ini, penulis melakukan perbandingan antara penelitian-penelitian yang terdahulu untuk mendukung materi dalam penelitian ini. Sebelumnya terdapat beberapa penelitian yang mengangkat tema tentang
biaya untuk naik haji. Salah satu diantaranya oleh Misbahul Munir.6 Dalam penelitiannya, misbahul membahas tentang Persepsi nasabah terhadap tabungan
haji bank syariah. Hasil penelitiannya yaitu Pada BNI syariah akad yang digunakan yaitu menggunakan prinsip mudhorobah bukan bunga yang diberikan tapi bagi hasil dari pengolahan tabungan haji (THI).
Sedangakan penelitian yang dilakukan Muchlasin7. Dalam penelitiannya, Produk tabungan haji (THI) pada BNI menggunakan akad mudhorobah
muthlaqoh yang hasil keuntungannya di bagi antara penabung dan bank. Ada tiga aspek yang dianslisis dari ekonomi islam yaitu :
1. aspek konsep produk tabungan haji syariah (THIS)
2.aspek mekanisme tabungan haji syariah (THIS) 3.aspek pengelolaan tabungan haji syariah (THIS)
Produk pembiayaan BNI Syariah diklasifikasikan menjadi 2 (dua) bagian
yaitu pembiayan produktif syariah dengan produk mudhorobah, musyarokah dan
6
Misbahul Munir, “Persepsi Nasabah Terhadap Tabungan Haji bank syariah” (studi kasus pada BNI syariah cabang Pondok Bambu Jakarta Timur)”. Skripsi S 1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta,2006
7
ijaroh bai’ ut takjiri, sedangkan pembiayaan personal mempungyai produk
murobahah dan ijaroh bai’ ut takjiri.
E. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank BNI Syariah. Adapun lokasi PT.
Bank BNI Syariah adalah komplek ITC Dutamas Fatmawati blok A1-2 dan A1-3 Jl.R.S Fatmawati Jakarta Selatan – Indonesia 12150
F. Metodologi Penelitian
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut:
1. Metode Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data untuk menyusun skripsi ini penulis
menggunakan riset dengan dua metode, yaitu: a. Riset Kepustakaan (Library Research)
Yaitu tehnik pengumpulan data dimana penulis melakukan kunjungan
langsung ke beberapa perpustakaan untuk membaca, mempelajari serta menelaah beberapa sumber tertulis dari buku-buku bacaan, artikel,
b. Riset Lapangan (Field Research)
Yaitu teknik pengumpulan data dimana penulis langsung melakukan observasi ke lapangan untuk memperoleh informasi atau data yang ada di lapangan dengan jelas, dalam hal ini penulis menggunakan metode
wawancara dengan pihak yang dianggap banyak mengetahui masalah yang dibahas dan ditambah data-data dari perusahaan mengenai
pembahasan yang penulis bahas.
2. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, data yang diberikan bersifat kualitatif
yaitu dengan menggunakan metode deskriptif analisis yaitu tehnik analisis data, dimana penulis menjabarkan data yang diperoleh dari
wawancara di lapangan, kemudian menganalisisnya dengan berpedoman pada sumber tertulis.
G. Teknik Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini menggunakan buku “Pedoman Penulisan Skripsi
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan ini, maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini memuat latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, Tujuan dan manfaat Penelitian, kajian
pustaka, objek penelitian, metode penelitian, tenkik penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Tinjauan teoritis, pada bab ini membahas tentang ibadah haji yang terdiri dari pengertian haji, macam-macam haji,
syarat-syarat haji, rukun haji, pengertian pembiayaan dan konsep pembiayaaan serta perumusan startegi pembiayaan, pengertian
al-ijarah dan pengertian talangan.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini memuat tentang latar belakang sejarah berdirinya, visi dan misi, logo perusahaan, Struktur organisasi,
[image:24.612.111.531.165.554.2]BAB IV ANALISIS IJARAH PADA PEMBIAYAAN TALANGAN BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI (BPIH) PADA BANK BNI SYARIAH FATMAWATI
Menjelaskan tentang dan hasil penelitian mengenai talangan
pembiayaan haji yang mencakup tentang Syarat-syarat penerima talangan haji, Bagaimana Manfaat lebih adanya
Talangan Haji bagi Bank dan Nasabah, Faktor yang menjadi daya tarik Talangan haji syariah, dan Struktur Cost of Product Talangan Haji dan aplikasi al-Ijarah pada BNI syariah serta
analisis mengenai akad ijarah mencakup tentang analisis akad ijarah dalam pembiayaan haji, tinjauan ekonomi islam tentang
ijarah ,pendapat para pakar mengenai akad ijarah, komparasi
antara akad ijarah dan al-qard pada pembiayaan talangan biaya perjalanan haji.
BAB V PENUTUP
Merupakan bagian terakhir penulisan yang menunjukkan
A. SEKILAS TENTANG HAJI
Haji menurut Nogarsyah Moede Gayo dan Sundarmi Burkan Saleh dalam bukunya definisi haji adalah Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi.1
Menurut etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan tempat-tempat tertentu dalam definisi di atas, selain Ka'bah dan Mas'a (tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.
Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa'i, wukuf, mabit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain.2
Sedangkan dalam kitab Kifayatul Akhyar pengertian haji menurut bahasa ialah tujuan. Menurut Imam Kholil, arti haji ialah tujuan yang banyak.
1
Nogarsyah Moede Gayo, Pustaka pintar haji dan umrah, Inovasi, Jakarta:2003
2
Adapun menurut pengertian syariah ialah menuju ke Baitullah untuk melakukan amal. Demikian yang dikatakan Imam Nawawi dalam kitabnya
Syarah Muhadzdzab.
1. Latar Belakang Ibadah Haji
Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf, sa'i, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk syara'
(syariat) menurut Al-Qur’an dan sunnah.
mengenang tempat bertemunya nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat manusia.3
2. Syarat dan Rukun Haji
Orang yang telah memenuhi syarat sebagai berikut diwajibkan berhaji: a. Islam
b. Baligh c. Merdeka d. Berakal
e. Ada kendaraan (bisa sampai)
f. Ada bekal untuk pergi dan untuk yang ditinggalkan g. Aman perjalanan
Orang kafir orang yang tidak sehat akalnya, anak kecil dan hamba sahaya tidak berkewajiban menunqaikan ibadah haji. Adanya kendaraan merupakan salah satu syarat wajibnya haji. Kalau tempatnya dekat tidak perlu menggunakan kendaraan, berjalan kaki itu lebih baik. Bekal menjadi syarat wajibnya haji, yaitu bekal yang cukup untuk bepergian dan bekal untuk keluarga yang ditinggalkan selama pergi. Keamanan dalam perjalanan haji juga penting. Kalau dalam keadan tidak aman, orang tidak diwajibkan berhaji.4
3
http://www.Wikipedia.com
4
Sedangkan rukun haji ada lima, yaitu :
a. Niat, sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW ” Sesungguhnya amal
itu harus dengan niat”.
b. Ihram, yaitu permulaan melakukan manasik haji atau umroh. Ihram itu ada 3 macam, yaitu :
• Ifradh : ihram untuk haji saja. Setelah selesai, ihram lg untuk
umroh.
• Tamattu’ : ihram dari batas daerah tertentu (sesuai dengan daerah
masing-masing), kemudian ihram lg untuk haji di makkah.
• Qiran : ihram untuk haji dan umrah bersama-sama. Dari ketiga
macam ihram, menurut imam Syafii yang paling utama ihram ifradh.
d. wukuf selama ini ( sejak tergelincirnya matahari sampai terbitnya fajar) tetapi orang.
e. Thawaf di Baitullah, yakni Thawaf Ifadoh, karena ulama telah ijma’ bahwa thawaf ifadoh itulah yang dimaksud dengan firman Allah :
”dan hendaklah mereka thawaf dirumah yang kuno”. berkata Qodhi
Husain, ” tidak ada perbedaan pendapat diantara kaum muslimin tentang wajibnya thawaf”. Kemudian ada beberapa kewajiban untuk melakukan thawaf, antara lain adalah :
1) Suci dari hadas dan najis, baik dibadan, pakaian atau tempat. 2) Tartib, yakni memulai thawaf dari hajar aswad dengan menjadikan
baitullah disebelah kiri tubuhnya selanjutnya pada saat memulai thawaf hendaknya ia berjalan dengan segenap tubuhnya melewati hajar aswad, dan pada saat itu hendaknya ia niat thawaf.
3) Seluruh tubuhnya berada diluar bangunan ka’bah. 4) Thawaf harus dilakukan dimasjidil haram.
5) Bilangan thawaf harus tujuh kali.
f. Sa’i, adalah salah satu rukun haji, karena nabi SAW mengerjakannya, dan beliau bersabda pada waktu melakukan sa’i :
”Sa’ilah kamu sekalian, karena sesungguhnya Allah ta’ala telah
mewajibkan sa’i kepada kamu sekalian”.
3. Macam-Macam Haji
Haji Ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut Ifrad
bila sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah.
Haji Tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai
dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu' dapat juga berarti melaksanakan ibadah didalam bulan-bulan serta didalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
Haji Qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau
menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.5
5
B. PEMBIAYAAN
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan berasal dari bahasa latin credere yang berarti percaya. Oleh karena itu dasar pemikiran peretujuan pemberian pembiayaan oleh suatu lembaga keuangan kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan.6
Menurut UU no.10 tahun 1998 pasal 1 butir 12., pembiayaan adalah penyediaan barang atau uang tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan antara bank dengan pihak yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan pengembalian hasil keuntungan.7
Pembiayaan menurut Zainul Arifin dalam bukunya dasar-dasar manajemen bank syariah yaitu menyediakan dana guna membiayai kebutuhan nasabah yang memerlukannya dan layak memperolehnya.8 Sedangkan pembiayan dalam kamus besar bahasa Indonesia perbuatan dalam membiayai atau membiayakan sesuatu.9
Jadi yang dimaksud pembiayaan yaitu pendanan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
6
Moh Tjokam, Perkreditan Bisnis Inti Perbankan:Konsep Teknik dan Kasus (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 1999) edisi I h.1
7
Faisal Afifi, Strategi dan Operasional Bank (Bandung Eresco,1996 h.88
8
Zainul Arifin Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta Pustaka Alvabet)2005cet ke 3 h.185
9
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncakanan.10
2. Jenis-Jenis Pembiayaan
Jenis pembiayaan dapat dikelompokkan kedalam beberapa aspek, diantaranya: a. Pembiayaan Produktif
pembiayaan ini ditujukan untuk meningkatkan kebutuhan produksi secara luas, baik usaha, produksi, perdagangan maupun investasi.
b. Pembiayaan Konsumtif
pembiayaan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
3. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan a. Tujuan pembiayaan :
1) Memperoleh bagi hasil dari modal yang disimpannya memperoleh kesejahteraan dari bank yang dikelolanya.
2) Membantu mengembangkan usaha 3) Memperoleh barang yang dibutuhkan 4) Mengurangi penganguran
5) Membiayai pembangunan Negara dari penghasilan pajak
10
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta : UPPAMP YKPN,
6) Dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap survival dan meluas jaringan usahanya, sehingga makin banyak masyarakat yang dapat dilayani.11
b. Fungsi pembiayaan antara lain :
1) Meningkatkan daya guna uang dan barang 2) Meningkatkan peredaran uang
3) Menjaga stabilitas ekonomi
4) Meningkatkan pendapatan nasional 5) Penghubung ekonomi internasional
6) Menimbulkan kegairahan berusaha dan memperlancar produksi serta konsumsi sehingga taraf hidup masyarakat meningkat.12
4. Perumusan Startegi Perencanaan Pembiayaan
Perencanaan atau planning adalah kegiatan awal dalm sebuah pekerjaan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan itu agar mendapat hasil yang optimal. Oleh karena itu, perencanaan merupakan sebuah keniscayaan, sebuah keharusan disamping sebagai sebuah kebutuhan. Segala sesuatu memerlukan perencanaan. Dalam suatu hadits Rasulullah SAW. Bersabda:
11
Muhammad, manajemen pembiayaan banksyariah (yogyakarta : UPPAMP YKPN, 2005 ) h.197
12
“Jika engkau ingin mengerjakan sesuatu pekerjaan maka pikirkanlah akibatnya, maka jika
perbuatan tersebut baik, ambilah dan jika perbuatan itu jelek, maka tinggalkanlah”. (HR Ibnul Mubarak)
Dalam melakukan perencanaan, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berikut :
1. Hasil yang ingin dicapai
Allah SWT menciptakan alam semesta dari hak dan perencanaan yang matang dan disertai dengan tujuan yang jelas. Sebagaimana firman-Nya dalam surat as-Shaad ayat 27 :
☺
☺
⌧
⌧ ⌧
⌧ ⌧
“Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka
akan masuk neraka.” (Q.S. As-Shaad ayat 27)
Konsep manajemen islam menjelaskan bahwa setiap manusia (bukan hanya organisasi) hendaknya memperhatikan apa yang telah diperbuat pada masa lalu untuk merencanakan hari esok. Dalam surat al-Hasr ayat 18, Allah SWT.berfirman :
☺
☺
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Hasr ayat 18)
Konsep ini menjelaskan bahwa perencanaan yang akan dilakukan harus disesuaikan dengan keadan situasi dan kondisi pada masa lampau, saat ini, serta prediksi masa datang. Oleh karena itu untuk melakukan segala perencanaan masa depan, diperlukan kajian-kajian masa kini. Bahkan karena begitu pentingnya merencanakan masa depan. Muncul ilmu dan meramalkan masa depan yang disebut “futuristics”.13
C. IJARAH
Bank Syari’ah dan Lembaga Keuangan Syari’ah lainnya dalam melayani produk pembiayaan, mayoritas masih terfokus pada produk-produk murabahah
13
DR K.H Didin Hafidudin M.Sc dan Henri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik.
(prinsip jual beli). Pembiayaan ijarah memiliki kesamaan dengan pembiayaan
murabahah karena termasuk dalam katagori natural certainty contracts dan pada
dasarnya adalah kontrak jual beli.
Perbedaan antara ijarah dan murabahah terletak pada objek transaksi yang diperjual belikan yaitu dalam pembiayaan murabahah yang menjadi objek transaksi adalah barang, seperti tanah, rumah, mobil dan sebagainya, sedangkan dalam pembiayan ijarah, objek transaksinya adalah jasa, baik manfaat atas barang maupun manfaat atas tenaga kerja, sehingga dengan skim ijarah, bank syari’ah dan lembaga keuangan syari’ah lainnya dapat melayani nasabah yang membutuhkan jasa. Bentuk pembiayaan ijarah merupakan salah satu teknik pembiayaan ketika kebutuhan pembiayaan investor untuk membeli asset terpenuhi dan investor hanya membayar sewa pemakaian tanpa harus mengeluarkan modal yang cukup besar untuk membeli aset tersebut.
Secara umum timbulnya ijarah disebabkan oleh adanya kebutuhan akan barang atau manfaat barang oleh nasabah yang tidak memiliki kemampuan keuangan. Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat (hak guna), bukan perpindahan kepemilikan (hak milik). Jadi pada dasarnya prinsip ijarah
sama saja dengan prinsip jual beli tapi perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya barang, sedangkan pada
1. Pengertian Ijarah
Ijarah berarti sewa, jasa atau imbalan, yaitu akad yang dilakukan atas
dasar suatu manfaat dengan imbalan jasa.14 Menurut Sayyid Sabiq, Ijarah
adalah suatu jenis akad yang mengambil manfaat dengan jalan penggantian.15 Dengan demikian pada hakikatnya ijarah adalah penjualan manfaat yaitu pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dan jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikan tetapi hanya perpindahan hak guna saja dari yang menyewakan kepada penyewa. Dalam Hukum Islam ada dua jenis ijarah, yaitu :16
a. Ijarah yang berhubungan dengan sewa jasa, yaitu mempekerjakan jasa
seseorang dengan upah sebagai imbalan jasa yang disewa. Pihak yang mempekerjakan disebut mustajir, pihak pekerja disebut ajir dan upah yang dibayarkan disebut ujrah.
b. Ijarah yang berhubungan dengan sewa aset atau properti, yaitu
memindahkan hak untuk memakai dari aset atau properti tertentu kepada orang lain dengan imbalan biaya sewa. Bentuk ijarah ini mirip dengan
14
Habib Nazir dan Muh. Hasan, Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan S yari’ah, Kaki Langit, Bandung , 2004, hal. 246.
15
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah Jilid 3, Dar al-Kitab al-Araby, Beirut, 1983, hal. 177.
16
leasing (sewa) pada bisnis konvensional. Pihak yang menyewa (lessee) disebut mustajir, pihak yang menyewakan (lessor) disebut mu’jir/muajir
dan biaya sewa disebut ujrah. Ijarah bentuk pertama banyak diterapkan dalam pelayanan jasa perbankan syari’ah, sementara ijarah bentuk kedua biasa dipakai sebagai bentuk investasi atau pembiayaan di perbankan syari’ah.
2. Landasan hukum Ijarah
Ijarah sebagai suatu transaksi yang sifatnya saling tolong menolong
mempunyai landasan yang kuat dalam al-Qur’an dan Hadits. Konsep ini mulai dikembangkan pada masa Khlaifah Umar bin Khathab yaitu ketika adanya sistem bagian tanah dan adanya langkah revolusioner dari Khalifah Umar yang melarang pemberian tanah bagi kaum muslim di wilayah yang ditaklukkan. Dan sebagai langkah alternatif adalah membudidayakan tanah berdasarkan pembayaran kharaj dan jizyah. Adapun yang menjadi dasar hukum ijarah adalah17 :
a. Al-Qur'an surat al-Zukhruf : 32
☺
☺
☺
⌫
17
Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Untuk Lembaga Keuangan Syari’ah, 2001
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang
mereka kumpulkan”(Q.S al-Zukhruf ayat 32)
b. Al-Qur’an surat al-Baqarah : 233 :
⌧
☺
☺
Artinya : “Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah; danketahuilah bahwa Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. al-Baqarah ayat 233).
3. Rukun dan Syarat Ijarah
Rukun dari akad ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi adalah :18
18
a. Pelaku akad, yaitu mustajir (penyewa), adalah pihak yang menyewa aset
dan mu’jir/muajir (pemilik) adalah pihak pemilik yang menyewakan aset.
b. Objek akad, yaitu ma’jur (aset yang disewakan) dan ujrah (harga sewa). c. Sighat yaitu ijab dan qabul.
Syarat ijarah yang harus ada agar terpenuhi ketentuan-ketentuan hukum Islam.
d. Jasa atau manfaat yang akan diberikan oleh aset yang disewakan tersebut harus tertentu dan diketahui dengan jelas oleh kedua belah pihak.
Syarat ijarah yang harus ada agar terpenuhi ketentuan-ketentuan hukum Islam, sebagai berikut :
a. Kepemilikan aset tetap pada yang menyewakan yang bertanggung jawab pemeliharaannya, sehingga aset tersebut harus dapat memberi manfaat kepada penyewa.
b. Akad ijarah dihentikan pada saat aset yang bersangkutan berhenti memberikan manfaat kepada penyewa. Jika aset tersebut rusak dalam periode kontrak, akad ijarah masih tetap berlaku.
4. Kaidah-Kaidah dalam Ijarah
a. Semua barang yang dapat dinikmati manfaatnya tanpa mengurangi substansi barang tersebut, maka barang tersebut dapat disewakan.
b. Semua barang yang pemanfaatannya dilakukan sedikit demi sedikit tetapi tidak mengurangi substansi barang itu seperti susu pada unta dan air dalam sumur dapat juga disewakan.
c. Uang dari emas atau perak dan tidak dapat disewakan karena barang-barang ini setelah dikonsumsi menjadi hilang atau habis.
Syarat Ijarah :
a. Baik Mu’jar atau musta’jir harus balig dan berakal.
b. Musta’jir harus benar-benar memiliki barang yang disewakan itu atau mendapatkan wilayah untuk menyewakan barang itu.
c. Kedua pihak harus sama-sama ridho menjalankan akad.
d. Manfaat yang disewakan harus jelas keadaannya maupun lama penyewaannya sehingga tidak menimbulkan persengketaan.
f. Manfaat yang dapat dinikmati dari sewa harus halal atau mubah karena ada kaidah ” menyewakan sesuatu untuk kemaksiatan adalah haram hukumnya”.
g. Pekerjaan yang diupahkan itu tidak merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh orang yang diupah sebelum terjadinya akad seperti menyewa orang untuk sholat.
h. Orang yang diupah tidak boleh menikmati manfaat karena pekerjaannya. Tidak boleh pengupahan (ijaroh) terhadap amalan-amalan thoat.
i. Upah harus berupah harta yang secara syar’i bernilai.
j. Barang yang disewakan tidak cacat yang dapat merugikan pihak penyewa..
Berakhirnya akad ijarah :
a. Salah satu pihak meninggal dunia (Hanafi); jika barang yang disewakan itu berupa hewan maka kematiannya mengakhiri akad ijaroh (Jumhur). b. Kedua pihak membatalkan akad dengan iqolah.
c. Barang yang disewakan hancur atau rusak. d. Masa berlakunya akad telah selesai.19
4. Manfaat Al-Ijarah
19
Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat (hak guna), bukan perpindahan kepemilikan (ownesrship, milkiyyah). Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, namun perbedaannya terletak pada obyek transaksinya. Bila pada jual beli obyek transaksinya adalah barang, maka para ijarah obyek transaksinya adalah barang atau jasa.20
E. Pengertian Talangan Pembiayaan 1. Pengertian Talangan
Talangan adalah Perantara dalam jual beli, sedangkan menalangi adalah memberi pinjaman uang untuk membayar sesuatu atau membelikan barang dengan membayar kemudian.21 Sedangkan menurut Ensiklopedia Ekonomi Talangan sama dengan Bail yaitu seseorang yang menerima harta milik orang lain dibawah suatu bailment contract, dan bertanggung jawab atas kontrak itu, untuk memelihara harta milik itu dan mengembalikannya dalam keadaan baikbilamana kontrak itu dilaksanakan.22
Pengertian Talangan bisa diartikan Lend dalam bahasa Inggris yaitu, memberikan sesuatu yang berharga kepada orang lain, selama jangka waktu tertentu atau yang tidak tertentu, tanpa memberikan atau melepaskan hak
20
Karim, Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: The International Institute of Islamic Thought [IIIT], 2003), hlm. 105
21
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1990, ed 2 h. 995
22
miliknya, dan tetap mempunyai hak untuk meminta kembali barang yang semula itu atau yang sepadan dengan itu.23 Orang yang Lends atau meminjamkan mesin atau mesin atau tanah, misalnya dapat mengharapkan kembalinya harta milik yang semula itu, akan tetapi orang yang meminjamkan uang atau barang-barang yang dapat dijual/belikan, mengharapkan akan mendapatkan kembali sejumlah uang yang ekivalen.24
Istilah Talangan hampir sama dengan kafalah (perwalian) letak kesamaanyan adalah sama-sama sebagai pemberi dana kepada nasabah yang diwakili oleh bank kepada lembaga yang ditunjuk nasabah. Sedangakan menurut hemat penulis setelah membaca pengertian talangan diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa talangan adalah memberikan harta milik kepada orang lain (nasabah) sebagai alat untuk membayar sesuatu yang diperlukan nasabah karena kebutuhan yang sangat mendesak nasabah tidak dapat mencairkan dananya karena berbentuk deposito.
2. Manfaat Talangan
1. Sebagai pencairan dana yang sangat mendesak untuk nasabah.
2. Merupakan produk perbankan syariah yang sangat diminati kepada nasabah yang ingin melaksanakan ibadah haji karena terganjal masalah biaya.
3. Merupakan sebagi modal bagi Pengusaha kecil yang memerlukan dana mendesak untuk membeli barang-barang modal.
23
Ibid, h. 606
24
A. SEJARAH BERDIRI
Sistem Syariah yang terbukti dapat bertahan dalam tempaan krisis moneter 1997, meyakinkan masyarakat bahwa sistem tersebut kokoh dan mampu menjawab kebutuhan perbankan yang transparan. Berdasarkan hal itu dan mengacu pada UU no 10 Tahun 1998, mulailah PT Bank Negara Indonesia (Persero ) merintis Divisi Usaha Syariah.
Berawal dari 5 kantor Cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin yang mulai beroperasi tanggal 29 April 2000, kini BNI Syariah memiliki lebih dari 20 Cabang di seluruh Indonesia. Untuk memperluas layanan pada masyarakat, masing-masing kantor cabang utama tersebut membuka kantor-kantor cabang pembantu syariah (KCPS), sehingga keseluruhan kantor-kantor cabang syariah sampai tahun 2007 berjumlah 54 buah. Selanjutnya berlandaskan peraturan Bank Indonesia No 8/3/ PBI/2006 tentang pemberian ijin bagi kantor cabang Bank konvensional yang memiliki unit usaha syariah untuk melayani pembukaan rekening produk dana syariah, BNI Syariah merespon ketentuan ini dengan cara bersinergi dengan cabang konvensional guna melakukan “office channelling”. Hingga saat ini outlet layanan syariah pada kantor cabang konvensional berjumlah 636 outlet.
Dengan pola Dual System Bank, maka BNI Syariah saat ini didukung oleh sistem Informasi Teknologi yang modern dan jaringan transaksi yang sangat luas di seluruh Indonesia dengan memanfaatkan jaringan Kantor Cabang BNI.
Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Hal ini dibuktikan dengan penghargaan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 2004 sebagai Perbankan Syariah Terbaik.
Dengan dukungan teknologi, BNI Syariah bersinergi dengan cabang-cabang BNI konvensional untuk memberikan layanan pembukaan rekening syariah. Cabang-cabang BNI tersebut dinamakan Syariah Chanelling Outlet (SCO).
Saat ini seluruh cabang BNI di Jabodetabek telah dilengkapi dengan layanan pembukaan rekening syariah. Sehingga masyarakat yang menghendaki untuk melakukan investasi mudharabah melalui deposito syariah, tabungan syariah atau menitipkan dana melalui giro syariah dan tabungan titipan (wadiah), atau bahkan menghendaki mempersiapkan dana haji melalui tabungan iB (dibaca aibi, = islamic Banking) Haji, dan juga tabungan perencanaan iB Tapenas, maka nasabah dapat mengunjungi cabang BNI terdekat.
B. VISI DAN MISI VISI
Menjadi Bank Syariah yang unggul dalam layanan dan kinerja dengan menjalankan bisnis sesuai kaidah sehingga insya Allah membawa berkah. MISI
Secara istiqomah melaksanakan amanah untuk memaksimalkan kinerja dan layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sehingga dapat menjadi bank syariah kebanggaan anak negeri.
E. PRODUK PRODUK
1. Produk Inovatif Sesuai Syariah
BNI Syariah menjalankan operasional bank berdasarkan prinsip syariah, seperti jual beli dan bagi hasil serta memiliki beragam produk dan jasa perbankan yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan nasabah.
BNI Syariah menyadari bahwa masyarakat yang menghendaki layanan syariah tidak terbatas pada masyarakat muslim namun juga dibutuhkan oleh seluruh golongan masyarakat yang menghendaki layanan dan fasilitas perbankan yang nyaman, adil, dan modern.
Untuk itulah BNI Syariah senantiasa melakukan peningkatan kualitas produk, baik produk dana maupun pembiayaan serta terus menerus melakukan penyempurnaan pada fitur-fiturnya.
Konsep-konsep yang mendasari transaksi perbankan syariah:
1. Murabahah adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati, dengan pihak bank selaku penjual, dan nasabah selaku pembeli. Pembayaran dilakukan dengan cara diangsur.
3. Atau dalam hal produk penghimpunan dana/tabungan, maka pihak penabung bertindak sebagai investor (shahibul maal) sedangkan bank bertindak sebagai pengelola keuangan (mudharib) yang akan menginvestasikan dana ke sektor -sektor riil yang sesuai syariah. Antara investor dan pihak Bank sebelumnya melakukan akad terhadap nisbah keuntungan yang akan dibagi. Jadi penabung tidak mendapatkan bunga namun akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati.
4. Musyarakah adalah pembiayaan yang dilakukan melalui kerjasama usaha antara Bank dengan nasabah dimana modal usaha berasal dari kedua belah pihak. Dalam pembiayaan musyarakah ini, keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan porsi sharing modal masing-masing. 5. Ijarah adalah akad sewa menyewa untuk mendapatkan imbalan atas
barang/jasa yang disewakan. Pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, namun objek transaksinya berbeda, jika jual beli objek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah objek transaksinya adalah jasa.
a. BNI iB Giro (IDR & USD)
cabang-cabang BNI di seluruh Indonesia. Wadiah Yadh Dhamanah merupakan titipan dana yang dengan seizin dari pemilik dana dapat dioperasikan oleh Bank untuk mendukung sektor riil, dengan jaminan bahwa dana dapat ditarik sewaktu waktu oleh pemilik dana.
b. Tabungan iB Plus
Tabungan iB Plus (dhl. Tabungan Syariah Plus) adalah tabungan yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Mutlaqah. Dengan prinsip ini tabungan anda akan diinvestasikan secara produktif dalam investasi yang halal sesuai dengan prinsip syariah. Keuntungan dari investasi akan dibagihasilkan antara Anda dan Bank sesuai dengan nisbah yang disepakati di awal pembukaan rekening tabungan.
c. BNI iB Tapenas
Merencanakan dan mempersiapkan dana pendidikan sedini mungkin untuk buah hati adalah sebuah tindakan bijaksana. BNI Syariah membantu masyarakat untuk menyiapkan pendidikan melalui BNI iB Tapenas. Dengan setoran sesuai kemampuan dan perlindungan asuransi, BNI iB Tapenas dapat membantu masyarakat mewujudkan rencana masa depan keluarga yang lebih baik.
d. BNI iB Deposito
dana masyarakat dengan cara disalurkan untuk pembiayaan usaha produktif maupun pembiayaan konsumtif yang halal dan bermanfaat untuk kemaslahatan umat.
Mudharabah Muthlaqah merupakan simpanan dana masyarakat (permilik dana/shahibul maal) yang oleh BNI Syariah (mudharib) dapat dioperasikan untukmendapatkan keuntungan. Hasil keuntungan tersebut akan dilakukan bagi hasil antara penabung dan pihak bank sesuai dengan nisbah yang disepakati.
e. BNI iB Haji
BNI Syariah memahami bahwa setiap muslim bercita-cita menunaikan ibadah setidaknya sekali seumur hidup. BNI iB Haji dari BNI Syariah merupakan produk tabungan yang dikhususkan untuk memenuhi Ongkos Naik Haji (ONH) yang dikelola secara aman dan bersih sesuai syariah. BNI iB Haji telah tergabung dalam layanan online SISKOHAT (Sistem Koordinasi Haji Terpadu) yang memungkinkan jamaah haji memperoleh kepastian porsi dari Departemen Agama pada saat jumlah tabungan telah memenuhi persyaratan.
2. Pembiayaan komersial
tersebut BNI Syariah menyediakan pembiayaan yang dijalankan dengan prinsip syariah dengan target win-win solution.
a. BNI iB WIRAUSAHA
BNI iB Wirausaha (iB diabaca aibi, = islamic Banking) ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan usaha Anda, dengan besarnya pembiayaan dari Rp 50 juta sampai dengan Rp 500 juta yang diproses lebih cepat dan fleksibel sesuai dengan prinsip syariah.
Jenis akad yang digunakan : Murabahah adalah prinsip jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati antara bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.
Mudharabah adalah kerjasama antara pihak bank sebagai penyedia dana 100 % sedangkan nasabah menjadi pengelola dana dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan nisbah bagi hasil.
Musyarakah adalah kerjasama dalam penyertaan modal antara pihak bank dan nasabah dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan nisbah bagi hasil.
b. BNI iB Usaha Kecil
BNI iB Usaha Kecil (iB dibaca aibi = islamic Banking) adalah pembiayaan modal kerja atau investasi kepada pengusaha kecil sampai dengan Rp 10 miliar berdasarkan prinsip murabaha, musyarakah, mudharabah dan ijarah.
Jenis akad yang digunakan :
Murabahah adalah prinsip jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati antara bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.
Mudharabah adalah kerjasama antara pihak bank sebagai penyedia dana 100 % sedangkan nasabah menjadi pengelola dana dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan nisbah bagi hasil.
Musyarakah adalah kerjasama dalam penyertaan modal antara pihak bank dan nasabah dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan nisbah bagi hasil.
Ijarah adalah perjanjian sewa suatu barang antara bank dengan nasabah c. BNI iB Usaha Besar
Sesuai dengan falsafah dasar ekonomi syariah yaitu bertransaksi dengan penuh keberkahan dan saling menguntungkan, maka produk-produk perbankan syariah didisain untuk melayani dunia usaha sehingga antara pemodal dan pengusaha dapat bertumbuh bersama-sama dalam prinsip keadilan.
pembiayaan, BNI Syariah dapat membiayai korporasi yang memerlukan dana diatas Rp 10 milyar melalui BNI Pembiayaan Besar Syariah.
BNI Pembiayaan Besar Syariah adalah Pembiayaan Modal Kerja atau Investasi kepada pengusaha menengah dan korporasi diatas Rp. 10 Milyar berdasarkan prinsip Murabahah, Mudharabah, Musyarakah dan Ijarah.
3. Produk Pembiayaan
a. Pembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan Modal Kerja dengan akad Mudharabah/ Musyarakah aplofend dapat diberikan s/d 5 tahun atau dapat diperpanjang setiap tahun
b. Pembiayaan Investasi
Pembiayaan Investasi memiliki jangka waktu maksimal 7 tahun dengan angsuran kewajiban tetap selama periode pembiayaan sehingga terbebas dari fluktuasi suku bunga pasar.
c. Pembiayaan Beragunan Tunai (Cash Collateral Financing)
Pembiayaan Beragunan Tunai merupakan jenis pembiayaan yang memungkinkan investor memperoleh pembiayaan dengan menjaminkan agunan dalam bentuk tunai yaitu deposito ataupun giro.
d. Pembiayaan Pola Kerjasama
e. BNI iB Trade Finance
BNI memiliki jaringan korespondensi yang luas sehingga memudahkan nasabah untuk bertransaksi dengan mitra usaha di seluruh dunia. BNI Trade Finance Syariah meliputi L/C, SKBDN dan Bank Garansi. Dengan reputasi BNI yang telah dikenal baik di dunia usaha, BNI Garansi Bank Syariah dapat meningkatkan kepercayaan mitra usaha nasabah institusi. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi umumnya membutuhkan adanya Surat Keterangan Bank yang diperlukan sebagai syarat dalam tender BNI Syariah menerbitkan Surat Keterangan Bank yang dapat mendukung kredibilitas perusahaan karena BNI Syariah sebagai Bank dengan mayoritas saham dimiliki oleh pemerintah akan memberi kesan/ image positif bagi pemilik proyek.
4. Produk Trade Finance a. Transaksi LC Ekspor
BNI Syariah menangani LC yang diterbitkan oleh Bank Koresponden untuk kepentingan nasabah seperti advising dan negotiating LC. Transaksi akan diproses melalui Trade Processing Center.
o Advising LC
telex, surat atau SWIFT. LC dapat dikirimkan langsung kepada cabang-cabang BNI Syariah dan akan diproses dengan cepat dan efisien, administrasi yang akurat serta respon yang tepat.
o Negotiating LC
BNI Syariah selalu siap menegosiasi LC yang diterbitkan oleh bank koresponden untuk kepentingan nasabah. BNI Syariah memiliki staf yang terlatih dan siap untuk menjawab kebutuhan nasabah dengan nyaman, cepat dan aman. Nasabah dapat mengkonversikan hasil ekspor ke dalam mata uang lain.
o Confirming LC
BNI Syariah siap untuk mengkonfirmasi LC yang diterbitkan oleh bank koresponden untuk kepentingan nasabah.
b. Import Services
BNI Syariah memberikan layanan transaksi impor termasuk penanganan LC seperti pembukaan LC dan pembayaran LC.
o Reimbursement
c. Bank Guarantee
Untuk membantu nasabah dalam melakukan transaksi dengan mitra usaha di dalam maupun luar negeri, BNI Syariah dapat menerbitkan bank garansi untuk menjamin nasabah seperti: bid bonds, performance bonds dan advance payment. BNI Syariah dapat membuka bank garansi dengan jaminan LC (counter guarantee) yang diterbitkan oleh bank koresponden.
d. SKBDN
Untuk mendukung bisnis nasabah di dalam negeri, BNI Syariah dapat menerbitkan maupun menerima SKBDN dari bank koresponden di dalam negeri. Dengan reputasi BNI Syariah yang telah dikenal di dalam negeri, SKBDN BNI Syariah dapat diterima oleh seluruh bank di dalam negeri.
5. Transaksi Kiriman Uang (Remittance/Fund Transfer)
BNI Syariah memberikan layanan kiriman uang dari dan ke seluruh dunia melalui draft, SWIFT atau Smart Remittance. Kiriman uang ke luar negeri menggunakan mata uang yang tercata di Bank Indonesia.
Manfaat
Keunggulan:
• Didukung oleh lebih dari 900 cabang BNI on line dengan lebih 2500 ATM
di seluruh Indonesia.
• Didukung oleh teknologi yang terpercaya sehingga kiriman uang dapat
diterima tepat waktu.
• Didukung oleh aplikasi berbasis internet yang dinamakan ’Smart
Remittance. a. Clean Collection
Collection adalah pelayanan yang diberikan BNI Syariah untuk mendapatkan pembayaran atas dokumen atau surat berharga dari pihak ketiga di luar negeri.
6. Pembiayaan Personal
a. BNI iB Griya
Melalui pembiayaan BNI iB Griya nasabah dapat mewujudkan kebutuhan perumahan, kavling siap bangun ataupun renovasi rumah. Pembayaran dengan cara diangsur dalam periode waktu sampai dengan 15 tahun. Bentuk pembiayaan adalah jual beli ataupun ijarah.
b. BNI iB Oto
BNI iB Oto merupakan pembiayaan untuk pembelian kendaraan dengan proses yang mudah dan cepat berdasarkan syariah. Uang muka relatif ringan dan pembayaran dapat dilakukan secara debet otomatis. c. BNI iB Gadai Emas
BNI iB Gadai Emas atau juga disebut Rahn merupakan pembiayaan dengan jaminan berupa emas (lantakan atau perhiasan) yang secara fisik dikuasai oleh Bank. Proses pembiayaan cepat dan sangat membantu bagi mereka yang membutuhkan dana jangka pendek untuk kebutuhan yang mendesak.
d. BNI iB Multijasa
akad ijarah. Akad ijarah adalah sewa menyewa untuk mendapatkan imbalan atas barang/jasa yang disewakan.
Bisnis kartu kredit di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah kartu yang beredar saat ini telah mencapai lebih dari 10 juta kartu yang diterbitkan oleh 21 bank dan lembaga pembiayaan. Berbagai macam penawaran yang menarik, dari sisi joint promo maupun fitur.
Bahkan saat ini jenis kartu kredit yang beredar telah ada yang menggunakan sistem Syariah. Bertepatan dengan Festival Ekonomi Syariah (FES) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, BNI Syariah telah melaunching salah satu jenis pembiayaan yang berbasis Kartu Kredit yaitu BNI Hasanah Card dengan menggandeng provider MasterCard International.
Dasar yang dipakai dalam penerbitan BNI Hasanah Card adalah fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.54/DSN-MUI/X/2006 mengenai Syariah Card dan surat persetujuan dari Bank Indonesia No.10/337/DPbs tangal 11-03-2008.
Sesuai dengan fatwa DSN No.54/DSN-MUI/X/2006 Syariah Card didefinisikan sebagai kartu yang berfungsi sebagai Kartu Kredit yang
FATMAWATI
A. MEKANISME TALANGAN HAJI PADA BANK BNI SYARIAH
Sistem keuangan dan perbankan Islam hadir untuk memberikan berbagai jasa keuangan yang dapat diterima secara religius kepada komunitas-komunitas muslim.1 Dapat diterima secara religius artinya tujuan dari sirkulasi keuangan itu sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan tidak mengandung unsur riba dan pemerasan. Jadi, aspek utama yang ditekankan di sini adalah kesejahteraan sosial yang dilihat dari apakah aktivitas tersebut menambah kegunaan (masalih) atau tidak (mafasid).2
Sistem perbankan syariah adalah alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan kedua belah pihak (nasabah dan bank), yang didukung oleh keanekaragaman produk dan skema keuangan yang lebih variatif, dan dilakukan secara transparan agar adil bagi kedua belah pihak. Perbankan yang kredibel dan menjadi pilihan masyarakat Indonesia.
Kehadiran sistem perbankan syariah di Indonesia semakin mudah di temukan oleh masyarakat, dengan mengenali logo iB (ai-Bi) di bank-bank
1
Latifa M. Algaoud & Mervyn K. Lewis, Perbankan Syari'ah: Prinsip, Praktik, Prospek,
terj. Burhan Wirasubrata, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2003), hlm. 134.
2
terkemukan terdekat. iB (ai-Bi) memudahkan masyarakat untuk mengenali tersedianya jasa perbankan syariah di manapun di seluruh Indonesia. Logo iB (ai-Bi) merupakan penanda identitas industri perbankan syariah di Indonesia, yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai utama sistem perbankan syariah yang modern, transparan, berkeadilan, seimbang dan beretika. Dengan adanya iB sebagai penanda, masyarakat akan merasa lebih nyaman karena produk dan jasa layanan perbankan yang diberikan akan mengutamakan nilai-nilai keadilan, transparan, keseimbangan etika, dan kebaikan sosial bersama.
Perbedaan utama antara sistem perbankan syariah dengan sistem perbankan konvesional terletak pada:
• Jenis produk yang lebih beragam dan skema keuangan yang lebih
bervariasi
• Pengolahan dana masyarakat yang transparan, sehingga lebih adil
bagi nasabah dan bank.
Kalau kita hitung dengan nilai rupiah, BPIH memang melonjak jauh. Karena sebagian besar komponen biaya memang dikeluarkan di luar negeri yang menggunakan mata uang dollar sebagai standar. Ketika nilai tukar rupiah melemah, maka biayanya menjadi bertambah mahal lagi.
Tentu saja fluktuasi harga ini akan menyulitkan untuk melakukan perkiraan berapa biayanya beberapa tahun yang akan datang jika kita ingin menyiapkan dananya dari sekarang. Oleh karena itu, dalam merencanakan biaya naik haji, gunakanlah perkiraan harga dalam mata uang dollar atau dalam bentuk logam mulia emas.
Kalau dinilai dalam dollar atau emas, biaya perjalanan ibadah haji yang ditetapkan pemerintah berkisar antara US$ 2.500 sampai US$ 3.000 per jamaah, atau sekitar 250 sampai 300 gram emas murni. Angka inilah yang bisa kita jadikan sebagai target pengumpulan dana untuk naik haji kelak, insya Allah.
Membahas mengenai fatwa Dewan Syariah Nasional no. 29 mengenai pengurusan haji oleh LKS Bila ditelaah melalui perspektif ushul fiqh, sikap yang diambil oleh Dewan Syariah Nasional didasarkan para prinsip li al-maslahah
al-mursalah. Namun yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa orang tersebut tetap
Berkaitan dengan mekanisme pembiayaan penalangan haji oleh PT. Bank BNI Syariah kepada nasabah dapat jelaskan sebagai berikut:3
1. Nasabah mengajukan pembiayaan talangan haji dengan akad al-ijarah 2. PT. Bank BNI Syariah menyediakan pembiayaan talangan haji kepada
nasabah
3. Setelah dicapai kesepakatan antara nasabah dan PT. Bank BNI Syariah mengenai jumlah dana talangan dan masa cicilannya, maka akad pembiayaan talangan haji engan akad al-qardh ini ditandatangani yang diikuti dengan penyerahan jaminan oleh pihak nasabah sebagai bukti kepercayaan jika diperlukan.
4. PT. Bank BNI Syariah menyerahkan penalangan dan haji kepada nasabah sesuai akad yang disepakati. Setelah periode penalangan berakhir, nasabah mengembalikan obyek (uang) kepada PT. Bank BNI Syariah dengan membayar administarasi yang telah disepakati sebelumnya.
5. Setelah obyek (uang) tersebut diterima oleh pihak PT. Bank BNI Syariah, maka obyek (uang) tersebut disimpan kembali sebagai asset yang dapat diberikan kembali kepada pihak lain.
Namun demikian, berkaitan dengan pembayaran administrasi oleh pihak PT. Bank BNI Syariah kepada nasabah, Dewan Syari'ah Nasional
3
(DSN) memberikan garis kebijakan bahwa pembayaran administrasi tersebut tidak boleh didasarkan pada besarnya jumlah talangan yang diberikan kepada nasabah. Kebijakan seperti ini dikeluarkan untuk mengantisipasi terjadinya unsur riba dalam mekanisme penalangan haji.
Sedangkan BNI Syariah menggambarkan mekanisme talangan haji yang menjadi pembiayaan konsumtif yaitu ketika nasabah atau calon jamaah haji meminta bank untuk menalangi haji maka Bank BNI Syariah bekerjasama dengan departemen agama menyerahkan dana talangan untuk mendapatkan porsi haji melalui SISKOHAT bagi nasabah agar dia mendapatkan kursi haji dengan cepat di saat si calon jamaah haji ini belum memiliki uang untuk melunasi siskohat.
Pembiayaan konsumtif diperlukan untuk penggunaan dana untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan akan habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan konsumsi dapat di bedakan atas kebutuhan primer (pokok atau dasar) dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok, baik berupa barang, seperti makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal.4
Bank syariah dapat menyediakan pembiayaan komersil untuk pemenuhan kebutuhan barang konsumsi dengan menggunakan skema ini :
1. Al-ba