• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda (studi kasus konsumen sepeda motor merek Honda di kecamatan Ciputat Timur kota Tangerang Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda (studi kasus konsumen sepeda motor merek Honda di kecamatan Ciputat Timur kota Tangerang Selatan)"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR MEREK HONDA (Studi Kasus Konsumen Sepeda Motor Merek Honda di Kecamatan

Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan)

Oleh Nurcahyo NIM : 104081002511

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR MEREK HONDA (Studi Kasus Konsumen Sepeda Motor Merek Honda di Kecamatan

Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan) Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh Nurcahyo NIM : 104081002511

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Dr.Yahya Hamja, MM NIP.19490602 197803 1 001

Pembimbing II

Drs. Slamet Riyadi, MM NIP.150 039 085

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis Tanggal 19 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Nurcahyo NIM: 104081002511 dengan judul Skripsi “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR MEREK HONDA” (Studi Kasus Konsumen Sepeda Motor Merek Honda di Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 Maret 2009

TIM PENGUJI UJIAN KOMPREHENSIF

Prof.Dr. Ahmad Rodoni, MM Ketua

Suhendra,S.Ag,MM Sekretaris

(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu Tanggal 17 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Nurcahyo Nim: 104081002511 dengan judul Skripsi “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR MEWREK HONDA”(Studi Kasus Konsumen Sepeda Motor Merek Honda di Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan)”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Sayarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 Maret 2010

TIM PENGUJI UJIAN SKRIPSI

Pembimbing I

Dr. Yahya Hamja, MM NIP.19490602 197803 1 001

Pembimbing II

Drs. Slamet Riyadi, MM NIP. 150 039 085

Penguji Ahli I

Prof. Dr. H Abdul Hamid, MS NIP.19570617 19503 1 002

Penguji Ahli II

(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurcahyo

NIM : 104081002511

Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis / Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan, dan analisis saya sendiri serta bukan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataaan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 17 Maret 2010

(6)

ABSTRACT

This research aim to know about factors influencing consumer buy brand motorcycle Honda. This research data obtained by propagating questionnaire to 131 brand motorcycle consumer Honda in Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Method determination of sample is non-probability sampling, that is drawdown of sample not random, by the way of Convenient sampling for getting sample easily ( Uma Sekaran, 2006:136). Technique in data collecting by the way of distribution of questionnaire directly to respondent. Amount of variables which checked is 37 variables. Of data analyzed use analysis of factor with SPSS 13.0 For Windows. Research earnings yield indicate that out of 37 variable which analyzed with factor analysis model is 9 the formed factor, factor influencing consumer in buying motor Honda, that is factor of 1 cultural social ( assess eigenvalue 27,996%), Factor of 2 psychology and person ( assess eigenvalue 7,754), factor of 3 brand ( assess eigenvalue 5,894%), factor of 4 service ( assess eigenvalue 5,452%), factor of 5 product ( assess eigenvalue 4,263%), factor of 6 price ( assess eigenvalue 3,770%), factor of 7 promotion ( assess eigenvalue 3,301%),faktor 8 distribution ( assess eigenvalue 3,137%), factor of 9 trust ( assess eigenvalue 2,745%),

(7)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen membeli sepeda motor merek Honda. Data penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 131 konsumen motor sepeda merek Honda di Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Metode penentuan sampel adalah non-probability sampling, yaitu penarikan sampel secara tidak acak, dengan cara Convenien sampling untuk mendapatkan sampel dengan mudah (Uma Sekaran, 2006:136). Teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden. Jumlah variabel yang diteliti adalah 37 variabel. Data diolah dengan menggunakan analisis faktor dengan alat bantu SPSS 13.0 For Windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 37 variabel yang dianalisa dengan model analisis faktor ada 9 faktor yang terbentuk, faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli motor Honda, yaitu faktor 1 sosial budaya (nilai eigen value 27,996%), Faktor 2 Pribadi dan Psikologi (nilai eigenvalue 7,754), faktor 3 merek (nilai eigenvalue 5,894%), faktor 4 pelayanan (nilai eigen value 5,452%), faktor 5 produk (nilai eigen value 4,263%), faktor 6 harga (nilai eigen value 3,770%), faktor 7 promosi (nilai eigen value 3,301%), faktor 8 tempat (nilai eigen value 3,137%), faktor 9 kepercayaan (nilai eigen value 2,745%),

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji hanya milik Allah Robb semesta alam, yang telah menghamparkan bumi tanpa batas dan mendirikan langit tanpa tiang penyangga, yang menguasai kerajaan langit dan bumi, yang memberikan begitu banyak kenikmatan iman, kenikmatan Islam, dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Shalawat teriring salam kepada qudwah hasanah, suri tauladan Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan kita mengenai indahnya nilai-nilai tarbiyah Islamiyah, yang membawa risalah kebenaran kepada umat manusia, membawa cahaya kebenaran, rahmatan lil’alamiin, kepada keluarga beliau, dan para sahabatnya.

Alhamdulillah penulis telah menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir pendidikan starata satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari tanpa bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak akan pernah selesai, untuk itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan jazakumullah khairankatsiran terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

(9)

2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Indo Yama Nasarudin , SE, MAB, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Lies Suzanawaty, SE, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM, selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, kesabaran, yang telah memberikan pengarahan, dan bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. Slamet Riyadi, MM, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah mengajarkan ilmu yang tak ternilai, hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Segenap staf akademik dan staf perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(10)

peranannya dalam memberikan pendidikan imaniyah, keislaman, dan Indahnya Ukhuwah Islamiyah selamat berjuang untuk sebuah cita-cita besarmu.

10.Saudara-saudaraku alumni SMAN 3 Wonogiri (Aziz, Hendy, Yogi, Mulia, Irvan, Didit, Siswanto, Agung dan Danang), Teman-teman di UNS, UMS, AMIKOM Yogyakarta, teman – teman kelasku Manajemen C angkatan 2004 (Sulis, Ramdhan Arif, Imam S, Denis, Miftah, Vivi, Leni, Annisa, Iik, Rahman K, Sugih, dll yang belum bisa disebutkan satu persatu). Temen-temen Manajemen Pemasaran ( Edwin, Pany, Ekowati, dll). yang telah memberikan do’a, semangatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

11.All team skripsi (Mama, Bapak, Mas Jadi, Suheri, Firza, dll) dan Bengkel resmi Honda Gintung (Ibu Ria).

12.Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, jazakallah atas segala dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan untuk menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Maret 2010

(11)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

1. Nama : Nurcahyo

2. Tempat/Tanggal Lahir: Wonogiri / 14 Juni 1985 3. Agama : Islam

4. Telp : 0813 87 55 9230 / 021 96919657 5. Alamat : Jl. Pahlawan No. 11A Rt.01/Rw.07

Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan.

II. PENDIDIKAN

1. SD SD Negeri Kerjo Kidul II 1992-1998

2. SLTP SLTP Negeri 2 Wonogiri 1998-2001

3. SMA SMA Negeri 3 Wonogiri 2001-2004

4. S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2004-2010

III. PENGALAMAN ORGANISASI

2000-2001 : Anggota Pramuka SLTP N 2 Wonogiri.

2001-2002 : Anggota Pramuka Ambalan Bratasena-Srikandi SMA N 3 Wonogiri.

2001-2002 : 8 Inti OSIS SMA N 3 Wonogiri. 2001-2002 : Anggota ROHIS SMA N 3 Wonogiri. 2002-2003 : Paskibraka Kabupaten Wonogiri.

(12)

DAFTAR ISI

Daftar Riwayat Hidup ... i

Abstract ... ii

Abstrak ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Pemasaran ... 10

B. Bauran Pemasaran... 11

1. Product (Produk) ... 12

2. Price (Harga) ... 14

3. Place (Distribusi)... 14

(13)

C. Perilaku Konsumen ... 16

D. Merek ... 27

E. Keputusan Pembelian... 29

F. Penelitian Terdahulu ... 33

G. Kerangka Pemikiran... 35

H. Hipotesis ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 41

B. Metode Penentuan Sampel ... 41

C. Metode Pengumpulan data ... 42

D. Metode Analisis ... 43

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43

2. Kosep Dasar Analisis Faktor ... 44

E. Batasan Operasional Variabel ... 48

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 51

1. Profil Kecamatan Ciputat Timur... 51

2. Sekilas Tentang PT Astra Honda Motor (AHM) ... 52

B. Pembahasan Hasil Kuesioner ... 58

C. Pembahasan Analisis Faktor... 87

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 115

B. Implikasi... 116

(14)
(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

1.1 Data AISI ... 3

3.1 Tingkat penilaian jawaban ... 42

3.2 Instrumen penelitian ... 49

4.1 Proporsi responden berdasar jenis kelamin ... 58 4.2 Proporsi responden berdasar tingkat usia ... 59

4.3 Proporsi responden berdasar jenis pekerjaan ... 59

4.4 Proporsi responden berdasar kepemilikan ... 60

4.5 Proporsi responden berdasar pemakaian ... 61

4.6 Proporsi responden berdasar pengeluaran konsumen untuk biaya sehari-hari dalam 1 bulan ... 61

4.7 Ketahanan mesin(Q1)... 62

4.8 Kenyamanan produk (Q2) ... 63

4.9 Penggunaan BBM yang irit(Q3) ... 63

4.10 Fitur-fitur yang lengkap (Q4) ... 64

4.11 Kecepatan yang tinggi (Q5) ... 65

4.12 Penampilan produk (Q6) ... 65

4.13 Persepsi harga (Q7)... 66

4.14 Harga diskon (Q8) ... 67

4.15 Purna jual produk tinggi (Q9) ... 67

(16)

4.17 Wilayah geografis (Q11) ... 69

4.18 Mencerminkan kesejahteraan dalam lingkungan (Q12) ... 69 4.19 4.20 Lingkungan (Q14) ... 71

4.21 Pengaruh keluarga (Q15) ... 71

4.22 Pengaruh teman (Q16) ... 72

4.23 Peran (Q17) ... 73

4.24 Nilai status sosial (Q18)... 73

4.25 Motivasi (Q19) ... 74

4.26 Pengetahuan tentang produk (Q20) ... 75

4.27 Pengalaman (Q21) ... 75

4.28 Perkerjaan (Q22)... 76

4.29 Kondisi ekonomi (Q23)... 77 4.30 Gaya hidup (Q24) ... 77

4.31 Usia (Q25) ... 78

4.32 Logo yang ditimbulkan (Q26)... 79

4.33 Merek yang berkualitas (Q27)... 79

4.34 Merek yang dapat diadalkan (Q28) ... 80

4.35 Merek Honda memiliki citra yang baik (Q29) ... 81

4.36 Ketersediaan barang (Q30) ... 81

4.37 Pilihan tempat (Q31) ... 82

(17)

4.39 Kemudahan suku cadang (Q33) ... 83

4.40 Frekuensi munculnya iklan (Q34) ... 84

4.41 Keramahan dan penampilan penjual/petugas dalam

memperkenalkan produk Honda (Q35) ... 85

4.42 Sikap dan pelayanan petugas dalam penjualan produk Honda (Q36) 4.43 Penjual yang komunikatif terhadap konsumen (Q37) ... 86

4.44 Hasil Uji Validitas Item-total statistics ... 88

4.45 Hasil uji reliabilitas ... 89

4.46 KMO and Bartlett’s Test... 90

4.47 Nilai MSA ... 91

4.48 Nilai Communalities ... 93

4.49 Total Variance Explained... 99

(18)

DAFTAR GAMBAR

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Hal

1. Component Matrix(a). ... 123

2. Rotated Component Matrix(a). ... 124

3. Interpretasi faktor. ... 125

4. Kuesioner Penelitian. ... 126

5. Hasil kuesioner jawaban responden untuk uji validitas. ... 130

6. Hasil kuesioner jawaban responden untuk penelitian... 131

(20)

BAB I PENDAHULUAN

D. Latar Belakang Penelitian

(21)

Seperti halnya dalam dunia otomotif, persaingan bisnis sangat besar, perebutan pangsa pasar semakin ketat, sehingga perusahaan otomotif melakukan berbagai macam strategi untuk meningkatkan dan mengembangkan produknya.

Dikutip dalam http://www.okezone.com/, bahwa data penjualan sepeda motor nasional selama semester I-2008 tumbuh sebesar 44,3 persen menjadi 2.116.993 unit dibanding periode yang sama tahun lalu. Honda masih merajai pasar motor nasional melonjaknya penjualan motor ini justru menepis anggapan bahwa kenaikan harga bahan bakar akan menurunkan minat masyarakat untuk membeli sepeda motor. Selain itu, kenaikan BI rate menjadi 8,5 persen beberapa waktu lalu, ditenggarai juga menjadi pemicu. Sejak kemarin, BI rate bahkan sudah naik 0,25 basis poin menjadi 8,75 persen. "Kenyataannya justru berbalik, nampaknya orang-orang malah membeli motor sebagai solusi transportasi yang ekonomis. Bahkan jika dibanding naik angkutan umum sekali pun," kata Sigit Kumala, General Manager Marketing Division Astra Honda Motor (AHM).

(22)

sepeda motor di Indonesia. dari data AISI terlihat jelas secara total tahun 2008, pencapaian Honda jauh di atas Y dan competitor yang lain. Honda melaju semakin kencang dengan meninggalkan Y sekitar 410.000 unit di tahun 2008 dari 308,000 unit di tahun 2007.

Tabel.1.1 Data AISI

Brand Unit M/S

HONDA 2,874,576 46.2%

Motor Y 2,465,546 39.7%

Motor S 793,754 12.8%

Others 81,983 1.3%

Sumber: Data AISI 2008

(23)
(24)
(25)

berkualitas serta sesuai keinginan masyarakat. (Sumber: http://triomotor.co.id/ 2008 IT-Division Trio Motor diakses selasa, 01/20/2009).

Dari pemaparan diatas, maka sebagai pemasar harus sepenuhnya memahami teori maupun realitas perilaku konsumen. Adapun perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis serta aspek atau stimuli-stimuli yang lain, misalnya ekonomi, teknologi, politik, dan lain sebagainya. Perlu diperhatikan dalam memahami perilaku konsumen, perilaku merek perlu dilakukan oleh para pemasar dan hal ini dapat dilaksanakan dengan membangun persepsi melalui jalur merek (brand equity). Ekuitas merek (brand equity) adalah seperangkat asset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama dan atau simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik bagi pemasar/perusahaan maupun pelanggan. Bagi pelanggan ekuitas merek dapat memberikan nilai dalam memperkuat interprestasi proses informasi, memupuk rasa percaya diri dalam pembelian, serta meningkatkan pencapaian kepuasan. Nilai ekuitas merek bagi pemasar/perusahaan dapat mempertinggi keberhasilan program pemasaran dalam memikat konsumen baru atau merangkul konsumen lama. Hal ini dimungkinkan karena dengan merek yang telah dikenal maka promosi yang dilakukan akan lebih efektif. (Refrinal,S.KH,MM:2 0 0 8 )http://refrinal.blogspot.com/2008/01/sebuahpembelajara n-tentang-ekuitas.html.

Perlu kita ketahui pula bahwa sebuah pemasaran tidak akan terlepas dari

(26)

bauran pemasaran, karena 4 komponen itulah yang merupakan alat yang digunakan perusahaan dalam mencapai tujuannya, yaitu membentuk karakteristik barang/jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Seperti yang dinyatakan oleh Fandy Tjiptono (2004) dalam artikel Ahmad Kurnia(2008), bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik barang/jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. (Sumber: http://elqorni.wordpress.com/2008/05/03/marketing-mix-dan-promosi/.

(27)

dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli sarung adalah kualitas, referensi, merk dan warna serta kemasan, harga, diskon dan hadiah. Dari keseluruhan faktor tersebut kualitas dan referensi merupakan faktor yang paling dominan.

Sehingga dari permasalahan yang telah disampaikan diatas peneliti tertarik untuk meneliti kembali tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli suatu produk, penelitian ini akan dilakukan dalam bidang otomotif mengingat persaingan industri otomotif semakin ketat. Adapun judul penelitian untuk srikpsi ini adalah “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR MEREK HONDA” (Studi Kasus Konsumen Sepeda Motor Merek Honda di Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan)”. E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan diatas maka perumusan masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah: faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda.

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

(28)

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan di atas, diharapkan penelitian ini dapat memberikan suatu manfaat yang nantinya menjadi bahan informasi atau sebagai referensi pihak lain, yaitu sebagai berikut:

a. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi salah satu referensi penelitian, menambah khasanah keilmuan, menjadi tambahan informasi, dan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain.

b. Memberikan kontribusi bagi perusahaan untuk menciptakan strategi pemasaran yang memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. c. Dengan adanya penelitian ini konsumen diharapkan akan mendapat

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Manajemen Pemasaran

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. (Oey Liang Lee dalam Manulang 2005:5). Dalam bukunya Assauri (2004:5) menyatakan bahwa pemasaran sebagai usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat.

Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) dalam Machfoedz (2007), adalah proses perencanaan dan penerapan konsepsi, penetapan harga, dan distribusi barang, jasa, dan ide untuk mewujudkan pertukaran yang memenuhi tujuan individu atau organisasi. Pemasaran mencakup berbagai aktivitas yang ditujukan pada rangkaian berbagai jenis barang, jasa, dan ide. Aktivitas ini meliputi pengembangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa oleh konsumen maupun industri pengguna. (Machfoedz, 2007: 49).

(30)

dan manajerial tentang pemasaran. Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan pemasaran dalam masyarakat. Seorang pemasar mengatakan bahwa peran pemasaran adalah “menyerahkan standar hidup yang lebih tinggi.” Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan menurut definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai “seni menjual produk”. (Kotler dan Keller, 2007:6).

Manajemen pemasaran menurut Kotler (2004:9) adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi.

Sehingga dari uraian di atas, manajemen pemasaran dapat diartikan sebagai berikut, yaitu proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga, promosi dan distribusi barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.

J. Bauran Pemasaran

Seperti diketahui, strategi pemasaran adalah himpunan asas yang secara tepat, konsisten, dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang dituju (target market) dalam jangka panjang dan tujuan

(31)

Dalam strategi pemasaran ini, terdapat strategi acuan atau bauran pemasaran (marketing mix), yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat komponen atau variabel pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.

Pengertian marketing mix adalah seperangkat keputusan operasional mengenai 4P, yaitu keputusan produk (product), keputusan harga (price), keputusan promosi (promotion), dan tempat (place). Marketing mix diharapkan menjadi pemikiran yang sederhana bagi manajer dalam membuat strategi pemasaran. (Sumarwan,dkk, 2009:196).

Keempat unsur atau variabel strategi acuan / bauran pemasaran tersebut adalah sebagai berikut:

5. Product (Produk)

Produk dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (dimanfaatkan, dikonsumsi, atau dinikmati). ( Machfoedz, 2007:73).

Garvin dalam Umar (2005:93) menguraikan dimensi untuk kualitas produk berbentuk barang berwujud. Garvin menyatakan ada delapan dimensi untuk menentukan kualitas pada produk, yaitu :

(32)

(2) Features atau fitur, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.

(3) Reliability atau kehandalan, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.

(4) Conformance atau kesesuaian, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi, yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan pada keinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan.

(5) Durability atau daya tahan, yaitu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang.

(6) Serviceability atau kemudahan perbaikan, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.

(7) Aesthetics atau keindahan, merupakan karakteristik yang bersifat subjektif mengenai nilai-nilai etestika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.

(33)

6. Price (Harga)

Harga menurut Umar (2003:131) adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat yang didapat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama untuk semua pembeli. Dalam Kotler dan Armstrong (2004: 467) disebutkan bahwa keputusan penetapan harga rentan terhadap pengaruh dari serangkaian kekuatan lingkungan dan persaingan yang sangat rumit. Perusahaan menetapkan bukan satu harga tunggal, tetapi lebih berupa struktur penetapan harga (pricing structure) yang mencakup item-item produk yang sama. Struktur penetapan harga itu berubah dari waktu ke waktu karena produk bergerak mengikuti siklus hidup mereka. Perusahaan menyesuaikan harga produk agar dapat mencerminkan perubahan biaya dan permintaan serta agar dapat memperhitungkan berubah-ubahnya pembeli dan situasi pembelian, ketika lingkungan persaingan berubah, perusahaan mempertimbangkan kapan harus memprakarsai perubahan harga dan kapan harus menanggapi perubahan harga yang terjadi di pasar.

7. Place (Distribusi)

(34)

suatu produk atau jasa tersedia bagi pengguna atau konsumsi oleh konsumen pengguna industrial.

Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2004:508) saluran distribusi adalah sekumpulan organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses yang membuat produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis.

8. Promotion (Promosi)

Promosi mempunyai banyak arti, konotasi awalnya berasal dari bahasa latin yang artinya ”maju ke depan”dan kemudian dipersempit lagi bahwa promosi berkaitan dengan kegiatan komunikasi untuk mempengaruhi orang lain agar menerima ide, konsep, dan hal lainnya. (Angel et al.1991 tulisan Syofyan Rambe dalam Sumarwan,dkk 2009:109).

Dari pengertian tersebut maka perusahaan juga harus berkomunikasi dengan para pelanggan sekarang dan calon pelanggan dan apa yang perusahaan komunikasikan hendaknya dipersiapkan dengan seksama agar sukses, tidak didasarkan pertimbangan untung-untungan. (Kotler dan Armstrong, 2004:600). Untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan strategi bauran promosi yang terdisi dari 4 kompenen utama, yaitu

(35)

sasaran. Kotler (2001) mendefinisikan iklan sebagai bentuk penyajian tidak personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh seorang sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.

2. Promosi penjualan (Sumarwan, 2009:114), menurut Paliwoda dan Ball et al, promosi penjualan berhubungan dengan aktivitas di point of sales displey dan demontrasi seperti leaflet, coba gratis, kontes,dan hadiah (misal beli satu dapat dua).

3. Hubungan masyarakat (Sumarwan, 2009:114), adalah komunikasi dan hubungan perusahaan dengan beragam masyarakat, termasuk pemerintah dimana perusahaan tersebut beroperasi.

4. Personal selling, merupakan alat promosi yang paling efektif pada tahap pembelian selanjutnya, khususnya dalam membangun preferensi, keyakinan, dan aksi pembeli.

K. Perilaku konsumen

Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran secara lebih baik daripada pesaing. Perilaku konsumen merupakan studi tentang individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan mendesposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Studi konsumen memberikan petunjuk untuk memperbaiki dan menyusun pesan, dan mengembangkan kegiatan pemasaran lain.

(36)

ini obtaining, consuming, and disposing of products and service, including the decision process that precede and follow these actions”

Swastha dan Handoko (2000:10) dalam skripsi Heri Kurniawan (2006:19) mengatakan, perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu.

Dari pengertian di atas maka perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut. Adapun model perilaku konsumen sebagai berikut:

(37)

Berikut ini faktor –faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian: a. Faktor kebudayaan

Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya. Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh:

1) Budaya:

Menurut Hawkins, et al (2007:43) dalam Suryani (2008:285) budaya diartikan sebagai komplek yang menyeluruh yang mencakup pengetahuan, keyakinan seni, hukum, moral, kebiasaan, dan kapabilitas lainya serta kebiasaan-kebiasaan yang dikuasai oleh individu sebagai anggota masyarakat. Dalam konteks pemahaman budaya dan pengaruhnya terhadap perilaku konsumen budaya didefinisikan sebagai keseluruhan dari keyakinan, nilai dan kebiasaan yang dipelajari oleh suatu kelompok masyarakat tertentu yang membantu mengarahkan perilaku konsumen. 2) Sub budaya

(38)

3) Kelas sosial

Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku serupa.

b. Faktor sosial

Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu: 1) Kelompok acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. (Kotler dan Keller, 2007: 217).

2) Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. (Kotler dan Keller, 2007: 219).

3) Peran dan status

(39)

c. Faktor pribadi

Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik individual yang merupakan perpaduan dari sifat, tempramen, kemampuan umum dan bakat yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh interaksi individu dengan lingkungan, (Suryani, 2008: 57). Dalam (Kotler dan Keller, 2007:222) dinyatakan bahwa keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, antara lain:

1) Umur dan tahap siklus hidup

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah, usia, dan gender orang dalam rumah tangga pada suatu saat. (Kotler dan Keller, 2007: 222).

2) Pekerjaan

Perkerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pekerja kerah biru akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, dan kotak makan siang. Direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal, perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan country club, dan perahu layar besar. (Kotler dan Keller, 2007: 223).

3) Situasi ekonomi

(40)

utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terhadap kegiatan berbelanja atau menabung. Para pemasar barang yang peka terhadap harga terus-menerus memperhatikan kecenderungan penghasilan pribadi, tabungan, dan tingkat suku bunga. (Kotler dan Keller, 2007:223).

4) Gaya hidup dan nilai

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan ”keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu sistem kepercayaan yang melandasi sikap dan perilaku konsumen. Nilai inti itu jauh lebih dalam daripada perilaku atau sikap, dan pada dasarnya menentukan pilihan dan keinginan orang dalam jangka panjang. (Kotler dan Keller, 2007: 224). 5) Kepribadian dan konsep diri

(41)

dalam kasus yang sama pencocokan mungkin didasarkan pada konsep- diri- ideal (memandang dirinya ingin seperti apa) atau bahkan konsep – diri- orang lain (menganggap orang lain memandang dirinya seperti apa) dan bukannya citra diri aktual. (Kotler dan Keller, 2007: 223).

d. Faktor psikologis

Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang. Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor psikologi yang penting. 1) Motivasi

(42)

class (motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia kearah suatu tujuan tertentu).

Maslow di dalam Kotler dan Keller (2007) mengatakan karena kebutuhan manusia tersusun dalam hierarki, dari yang paling mendesak sampai yang paling kurang mendesak. Berdasarkan urutan tingkat kepentingannya, kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Orang akan berusaha memuaskan dulu kebutuhan mereka yang paling penting. Jika seseorang berhasil memuaskan kebutuhan yang penting, kemudian dia akan berusaha memuaskan kebutuhan yang terpenting berikutnya. (Kotler dan Keller, 2007: 227).

Teori kebutuhan dari Abraham Maslow merupakan salah satu teori yang diperhatikan oleh manajer, karena sifatnya relatif sederhana dan praktis. Proposisi yang dikemukakan Maslow mengenai motivasi dalam kaitannya dengan perilaku manusia adalah sebagai berikut. (Winardi, 2001:32) dalam Suryani (2008:39).

1. Manusia merupakan makhluk yang serba berkeinginan. Manusia senantiasa menginginkan sesuatu dan lebih banyak. Jika suatu proses kebutuhan telah terpenuhi akan timbul kebutuhan baru dan proses ini tidak akan berhenti sebelum manusia meninggal.

(43)

memotivasi individu untuk melakukan suatu perilaku atau tindakan tertentu.

3. Kebutuhan manusia tersusun secara berjenjang. Menurut Maslow dalam Suryani (2008) dinyatakan bahwa manusia memiliki lima macam kebutuhan yang tersusun secara berjenjang (hirarkis), mulai dari kebutuhan yang paling mendasar yaitu kebutuhan fisiologis hingga kebutuhan aktualisasi diri.

Berikut ini gambar hirarki kebutuhan menurut Maslow: Gambar.2.2

Sumber: Kotler 2001:197 dalam skripsi kurniawan 2006:27

Adapun penjelasan sebagai berikut: 1. Kebutuhan fisiologis,

(44)

2. Kebutuhan rasa aman

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang diperlukan individu untuk melindungi dirinya baik secara fisik maupun psikologi, contoh: kebutuhan rasa aman dari serangan atau ancaman fisik, aspek finansial.

3. Kebutuhan sosial

Kebutuhan untuk bersama, diterima, dan bergabung dengan konsumen lain serta masyarakat.

4. Kebutuhan akan pernghargaan

Mencakup kebutuhan memperoleh prestasi, kepercayaan diri, penghargaan diri, dan penghargaan dari orang lain.

5. Kebutuhan aktualisasi diri.

Kebutuhan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, misalnya kreatifitas, minat, dan bakat.

2) Persepsi

(45)

a) Perhatian selektif

Kecenderungan bagi manusia untuk menyaring sebagian besar informasi yang mereka hadapi, berarti bahwa pemasar harus bekerja cukup keras untuk menarik perhatian konsumen.

b) Distorsi selektif

Menguraikan kecenderungan orang untuk mengintepretasikan informasi dengan cara yang akan mendukung apa yang telah mereka yakini.

c) Ingatan selektif

Orang cenderung lupa akan sebagian besar hal yang mereka pelajari. Mereka cenderung akan mempertahankan atau mengingat informasi yang mendukung sikap dan keyakinan mereka. Karena adanya ingatan selektif.

3) Pengetahuan

Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Pentingnya praktik dari teori pengetahuan bagi pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan memberikan peranan positif. 4) Memory

(46)

satu gudang informasi sementara dan memori jangka panjang (LMT –long-term memory)-gudang yang lebih permanen. (Kotler dan Keller, 2007: 230). L. Merek

Keahlian paling unik dari pemasaran adalah kemampuanya untuk menciptakan, memelihara, melindungi, dan meningkatkan merek. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2007) mendefinisikan merek sebagai berikut: “Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakan dari produk pesaing.”

Sebuah nama merek memberikan identitas pada suatu produk atau jasa, menyediakan cara yang tepat untuk memahami manfaat utama merek tersebut secara rasional ataupun emosional. (Sumarwan, dkk, 2009: 29).

(47)

1. Atribut: Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu Mercedes menyatakan sesuatu yang mahal, dibuat dengan baik, terancang baik, tahan lama, bergengsi tinggi, nilai jual kembali yang tinggi, cepat, dan lain-lain. Perusahaan dapat menggunakan satu atau lebih atribut-atribut ini untuk mengiklankan, “Dirancang tidak seperti mobil manapun juga di dunia ini.” Ini berfungsi sebagai dasar untuk meletakkan posisi bagi memproyeksikan atribut lainnya.

2. Manfaat: Merek tidak saja serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk dikembangkan menjadi manfaat fungsional dan atau emosional. Atribut ‘tahan lama’ dapat dikembangkan menjadi manfaat fungsional, “Saya tidak ingin membeli mobil baru setiap beberapa tahun.” Atribut ‘mahal’ mungkin dapat dikembangkan menjadi manfaat emosional, “Mobil ini membuat saya penting dan dihargai.” Atribut dibuat dengan baik, dikembangkan menjadi manfaat fungsional dan emosional, “Saya akan tetap aman seandainya terjadi kecelakaan.”

3. Nilai: Merek juga menyatakan nilai produsen. Mercedes menyatakan kinerja tinggi, keamanan, prestise, dan lain-lain. Pemasar merek harus dapat mengetahui kelompok pembeli mobil yang mana mencari nilai-nilai ini.

4. Budaya: Merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya Jerman: terorganisasi, efisien, dan mutu tinggi.

(48)

terpikir oleh kita? Mercedes mencerminkan seorang pimpinan yang masuk akal (orang), singa yang memerintah (binatang), atau suatu tempat yang sederhana (obyek). Kadang-kadang merek mencerminkan kepribadian seorang yang terkenal. Pemakai: Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Kita akan terkejut melihat seorang sekretaris berumur 20 tahun mengendarai Mercedes. Yang kita harapkan adalah seorang manajer puncak berumur 55 tahun di belakang kemudi. Pemakai adalah orang-orang yang menghargai nilai, budaya, dan kepribadian produk tersebut. http://dahlanforum. wordpress.com/2007/12/19/merek/

M. Keputusan Pembelian

Setiap hari konsumen menggambil berbagai keputusan untuk membeli produk atau jasa. Perusahaan, khususnya perusahaan besar pada umumnya melakukan riset dengan cermat tentang keputusan konsumen membeli produk untuk mengetahui sesuatu yang dibeli oleh konsumen, tempat, alasan, dan cara mereka membeli serta tingkat harga yang mereka bayar. Mengkaji alasan perilaku pembelian konsumen dan proses keputusan untuk membeli bukan hal yang mudah karena alasan tersebut berada di dalam pikiran konsumen. Proses pembelian bermula jauh sebelum seseorang membeli suatu produk dan berlangsung lama sesudahnya. Ini mendorong produsen atau pemasar untuk fokus pada seluruh proses pembelian daripada sekedar pada proses pembelian. (Machfoedz, 2007: 61).

(49)

untuk mengobservasi kekecewaan mereka dan menghasilkan rancangan yang bisa memberikan solusi. Para sarjana pemasaran telah menyusun “model urutan tahap” proses keputusan pembeliaan melewati lima tahap, (Kotler dan Keller, 2007: 234). Penjelasan kelima tahap itu menurut beberapa ahli, adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan kebutuhan.

Hal ini konsumen akan mengenal suatu masalah atau kebutuhan.

Pembeli akan merasakan adanya perbedaan antara keadaan dia yang nyata

dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan dapat dipicu oleh stimuli

internal pada saat kebutuhan normal, seperti lapar, haus, dan hasrat seksual yang muncul hingga tingkat yang dapat menjadi pendorong. Dari pengalaman yang pernah terjadi, orang telah mempelajari cara mengatasi dorongan demikian dan memotivasinya ke arah yang diketahuinya akan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh stimuli eksternal. Iklan yang menawarkan suatu produk atau jasa dapat menjadikan seseorang menyadari kebutuhannya. Pada tahapan ini produsen atau pemasar perlu menetapkan faktor dan keadaan yang dapat memicu konsumen mengenali kebutuhannya. (Machfoez, 2007:62). 2. Pencarian Informasi.

Konsumen, didasari atau tidak, akan mencari informasi. Jika

motivasinya kuat dan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan harganya

terjangkau olehnya, mungkin ia akan membelinya. Jika tidak maka

(50)

mencari informasi sebatas yang berkaitan dengan kebutuhannya.

(Machfoez, 2007: 63)

Ada empat sumber informasi yang didasarkan pada kelompok: Sumber

pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan), sumber komersial (iklan,

pedagang perantara, penjual, tenaga, pengemasan), sumber pengalaman

(Penanganan, permeriksaan, pengunaan produk), sumber publik (media

massa, organisasi ranting konsumen). (Kotler dan Susanto, 2000: 252).

3. Evaluasi Alternatif,

Bagaimana konsumen memproses informasi mengenai merek yang

bersaing dan membuat pertimbangan nilai yang terakhir. (Kotler dan

Susanto, 253). Untuk mengetahui proses tersebut bukan hal yang mudah

karena konsumen menempuh berbagai cara untuk mengevaluasi setiap

situasi pembelian.

Konsep dasar tertentu dapat membantu menerangkan setiap proses

evaluasi konsumen. Pertama, diasumsikan bahwa setiap konsumen

berusaha untuk memenuhi beberapa kebutuhan dan mencari manfaat

tertentu yang dapat diperoleh dengan membeli produk atau jasa.

Selanjutnya, konsumen memandang produk sebagai sekelompok ciri

barang dengan berbagai kapasitas yang menawarkan manfaat untuk

memenuhi kebutuhan. Kamera misalnya, ciri produk ini meliputi kualitas

gambar yang baik, mudah digunakan, ukuran yang praktis, harga yang

terjangkau, dan juga ciri-ciri lain. Konsumen akan menentukan alternative

(51)

Kedua, konsumen akan memperhatikan tingkat perbedaan pada setiap

keunggulan sifat produk. Perbedaan dapat terletak di antara ciri produk

dan keunggulannya, ciri keunggulan berasal dari penilaian konsumen

ketika mereka berpikir tentang ciri produk. Meskipun demikian hal

tersebut bukan yang terpenting bagi konsumen. Beberapa ciri suatu produk

dapat menonjol, karena iklan yang dibaca oleh konsumen menyebutkan

berbagai keunggulan sehingga mampu menempatkan pada peringkat

teratas dalam pikiran konsumen. Diantara ciri-ciri suatu produk

adakalanya ada yang terlupakan oleh konsumen, dan ketika ciri tersebut

disebutkan maka akan mengingatkannya pada keunggulan. Produsen atau

pemasar harus lebih memperhatikan arti penting ciri suatu produk daripada

keunggulannya. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan

ketetapan rasa percaya pada suatu merek dengan merinci setiap

keungulannya. Pengembangan kepercayaan pada merek tertentu ini

kemudian dikenal sebagai citra merek. Kepercayaan konsumen dapat

bervariasi dari kebenaran ciri berdasarkan pengalaman dan dampak

persepsi seletif, distorsi selektif, dan retensi selektif. (Machfoez, 2007:64).

4. Keputusan pembelian.

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas

merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga

membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. (Kotler dan

(52)

5. Perilaku setelah pembelian, setelah konsumen membeli produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidak-puasan tertentu.

Konsumen juga akan melakukan tindakan setelah pembelian dan

menggunakan produk tersebut yang mendapat perhatian dari pemasar.

(Kotler dan Susanto, 2000:258).

N. Penelitian Terdahulu

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk mie instan merek sedaap (studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unmer Malang) oleh Herry Kurniawan Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Malang, 2006.

(53)

Penelitian selanjutnya adalah identifikasi faktor yang mempengaruhi frekuensi pembelian konsumen oleh Hotniar Siringoringo dan Yussy Amelia Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. Majalah Ekonomi Dan Komputer No.2 Tahun XIV-2006.

Adapun penjelasannya sebagai berikut, berbelanja adalah kegiatan yang dilakukan oleh semua orang yang sudah mampu membuat keputusan. Sebagian orang menikmati proses rutinitas berbelanja, tapi sebagian lagi melakukannya hanya karena keterpaksaan. Supaya orang menikmati berbelanja dan semakin sering melakukan aktivitas ini, manajemen ritel menggunakan berbagai strategi. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi frekuensi kunjungan pembelanjaan konsumen. Hasil menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi frekuensi kunjungan pembelanjaan adalah ketersediaan sarana/prasarana, letak yang strategis, keamanan dan kenyamanan yang dirasakan konsumen di toko yang dikunjungi, serta pemberian diskon. Faktor seperti mutu barang yang dijual, harga, pelayanan yang diberikan dan kelengkapan barang yang dijual tidak mempengaruhi frekuensi kunjungan pembelanjaan.

(54)

Fokus penelitian ini adalah faktor-faktor apa yang menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen terhadap produk sarung. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli produk sarung. Secara teoritik dapat dijelaskan bahwa proses pengambilan keputusan pembelian didahului oleh stimuli pemasaran dan stimuli lainnya yang dapat mempengaruhi minat beli sarung calon konsumen. Penelitian dilakukan di Gresik dan Pasuruan dan pengambilan sampel dilakukan secara purposive dan data dikumpulkan melalui kuesioner kepada sebanyak 120 responden. Kuesioner disusun dalam bentuk Skala Likert dan data dianalisis dengan menggunakan analisis faktor dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli sarung adalah kualitas, referensi, merk dan warna serta kemasan, harga, diskon dan hadiah. Dari keseluruhan faktor tersebut kualitas dan referensi merupakan faktor yang paling dominan.

O. Kerangka Pemikiran

(55)

Perusahaan menghasilkan produk tidak untuk dipakai sendiri, melainkan untuk dijual kepada pemakai akhir atau diproses kembali untuk menghasilkan jenis produk lainnya. Oleh karena itu, dalam membuat suatu perencanaan pemasaran serta penetapan kebijakan/strategi pemasaran untuk dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran, haruslah dipelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan pembeli atau konsumen dan produk yang akan dijual kepada mereka. Tanpa mengetahui dan mengerti sifat, kebiasaan, dan keinginan mereka, perusahaan tidak akan mengetahui apa yang akan dipasarkan guna memenuhi kebutuhan mereka. (Assauri, 2004 :132).

Pelaku pemasaran harus mengetahui pendekatan yang akan membantu mereka merumuskan strategi bauran pemasaran yang efektif. Berikut ini penjelasan mengenai bauran pemasaran (4 P), P yang pertama dan paling penting adalah positioning atau penetapan ancangan. Positioning yang efektif bisa berhasil hanya jika Anda memiliki produk yang bisa memuaskan kebutuhan. Tetapi, produk yang hebat tidak akan berarti apa-apa jika produk itu tersembunyi dan tidak ada seorangpun yang mengetahui keberadaanya. Produk harus dikomunikasikan kepada pelanggan sehingga hadirlah promosi. Setelah dunia mengetahui produk anda, produk tersebut harus dibuat agar selalu tersedia dan pelanggan bisa dengan nyaman membelinya, baik secara langsung dari perusahaan atau melalui penjual perantara seperti peritel. Ini adalah P untuk place (tempat).

(56)

pertama adalah biaya. Harga adalah satu-satunya elemen yang menghasilkan keuntungan di dalam bauran pemasaran. Setelah mengetahui biaya produk Anda, Anda bisa menentukan harga produk Anda dengan efektif. (Sunny dan Khoo Kheng, 2003: 116). Perlu diperhatikan dalam memahami perilaku merek perlu dilakukan oleh para pemasar dan hal ini dapat dilaksanakan dengan membangun persepsi melalui jalur merek (brand equity). Ekuitas merek (brand equity) adalah seperangkat asset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama dan atau simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik bagi pemasar/perusahaan maupun pelanggan. Bagi pelanggan ekuitas merek dapat memberikan nilai dalam memperkuat interprestasi proses informasi, memupuk rasa percaya diri dalam pembelian, serta meningkatkan pencapaian kepuasan. Nilai ekuitas merek bagi pemasar/perusahaan dapat mempertinggi keberhasilan program pemasaran dalam memikat konsumen baru atau merangkul konsumen lama. Hal ini dimungkinkan karena dengan merek yang telah dikenal maka promosi yang dilakukan akan lebih efektif. http://refrinal.blogspot.com/2008/01/sebuah-pembelajaran-tentang ekuitas.html).

(57)

persepsi, pembelajaran, dan memori- secara fundamental mempengaruhi tangapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran. (Kotler dan Keller, 2007: 228).

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan dengan mempertahankan dan meningkatkan pelanggan. Mempertahankan pelanggan berarti perusahaan harus mampu memuaskan apa yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggannya melebihi apa yang diberikan pesaing, sedangkan meningkatkan pelanggan berarti perusahaan harus dapat menangkap setiap peluang yang ada melalui strategi pemasarannya untuk mendapatkan pelanggan baru. (Suryani, 2008:2).

Setelah konsumen membeli produk, konsumen akan mengalami suatu

tingkat kepuasan atau ketidak-puasan tertentu. Konsumen juga akan

melakukan tindakan setelah pembelian dan menggunakan produk tersebut

yang mendapat perhatian dari pemasar. (Kotler dan Susanto, 2000:258).

(58)

Keterangan:

1. Produk (Ujang Sumarwan, 2009:15 dan Husein Umar, 2005:93), dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu: ketahanan mesin, kenyamanan produk, penggunaan BBM yang irit, fitur-fitur yang lengkap, kecepatan yang tinggi, dan penampilan produk.

2. Harga (jurnal manajemen & kewirausahaan vol. 6, no. 1, maret 2004: 34 – 53 Ujianto Aburachman), dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu: persepsi harga, harga diskon, purna jual produk tinggi, dan harga yang bersaing.

3. Distribusi (Kotler dan Keller : 2007 dan skripsi Heri Kurniawan: 2006), dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu: ketersediaan barang, pilihan tempat, jarak tempat pembelian, dan kemudahan suku cadang.

4. Promosi (Ujang Sumarwan: 2009, Kotler dan Keller: 2007), dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu: Frekuensi munculnya iklan, Keramahan dan penampilan penjual/petugas dalam memperkenalkan produk Honda, Sikap dan pelayanan petugas dalam penjualan produk Honda, dan Penjual yang komunikatif terhadap konsumen.

(59)

6. Kebudayaan (Kotler dan Keller: 2007), dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel, yaitu: wilayah geografis, mencerminkan kesejahteraan dalam lingkungan, dan rasa solidaritas.

7. Sosial (Kotler dan Keller: 2007), dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel, yaitu: lingkungan, pengaruh keluarga, pengaruh teman, peran, dan nilai status sosial.

8. Psikologi (Tatik Suryani: 2008, Kotler dan Keller: 2007), dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu: motivasi, pengetahuan tentang produk, dan pengalaman.

9. Pribadi (Kotler dan Keller:2007), dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu: pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, dan usia.

P. Hipotesis

(60)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

F. Ruang Lingkup Penelitian

Objek penelitian ini dilakukan kepada konsumen sepeda motor merek Honda di wilayah Ciputat Timur. Dalam penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner secara langsung pada sampel yang dipilih dari suatu populasi dari objek. Pengumpulan data dilakukan pada bulan November s/d Desember 2009. G. Metode Penentuan Sampel

(61)

H. Metode Pengumpulan data

Penelitian ini mengunakan dua sumber data, yaitu data primer dan sekunder:

A. Data primer

Data primer yaitu data yang langsung didapat oleh peneliti melalui kuesioner maupun wawancara langsung dilapangan, eksperimen, dan observasi terhadap konsumen Honda yang berada di Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan.

B. Data sekunder

Peneliti mendapatkan dari data yang sudah diolah oleh pihak ke tiga, dengan melalui buku, perpustakaan, pustaka, media elektronik atau sumber dari internet.

Adapun jenis skala yang akan digunakan untuk menjawab pernyataan dalam kuesioner adalah metode skala likert, (Sekaran, 2006: 31) dimana skala likert yang didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju sengan pernyataan pada skala 5 titik dengan susunan sebagai berikut:

Tabel.3.1

Tingkat penilaian jawaban

No Jenis jawaban Bobot

1 SS = Sangat Setuju 5

2 S = Setuju 4

3 R = Ragu-ragu 3

(62)

I. Metode Analisis

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sudah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesinoner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. (Gozali, 2006:45). Teknik yang digunakan adalah korelasi product moment dari pearson yaitu :

rxy = N XY-( X)( Y)

X = Pertanyaan nomor tertentu Y = Skor total

N = Jumlah responden

Uji hipotesis untuk validitas tiap butir pertanyaan suatu angket adalah sebagai berikut :

Ho = Skor butir berkolerasi positif dengan skor faktornya H1 = Skor butir tidak berkolerasi positif dengan skor faktornya

Dengan tingkat signifikan 5 % atau 0,05 dengan Rhasil Rtabel = maka Ho tidak ditolak, sedangkan jika Rhasil Rtabel = maka Hi butir pertanyaan valid.

(63)

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. (Gozali, 2006:45). Sarwono (2006) dalam bukunya telah dijelaskan, bahwa reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu, reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya (Jonathan Sarwono, 2006:218). Reliabilitas dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas Alpha, yaitu :

Rn = faktor digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda.

4. Kosep Dasar Analisis Faktor

Analisis faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas prosedur, utamanya dipergunakan untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel. (Supranto, 2004: 114).

(64)

peringkasan sejumlah variabel yang akan menjadi kecil jumlahnya. Pengurangan dilakukan dengan melihat interdependensi beberapa variabel yang dapat dijadikan satu yang disebut faktor. Sehingga ditemukan variabel-variabel atau faktor-faktor yang dominan atau penting untuk dianalisis lebih lanjut. Persamaan atau rumus analisis faktor adalah sebagai berikut :

Xi = Ai1F1+Ai2F2+Ai3F3+Ai4F4+...+ViUi Dimana :

Xi = Variabel terstandar ke-i

Ai1 = Koefisien regresi dari variabel ke-1 pada common faktor-i F = Common faktor

Ui = Variabel unik untuk variabel ke-i

Vi = Koefisien regresi terstandar dari variabel ke-1 pada common faktor unik ke-i

M = jumlah common faktor

Secara jelas common faktor dapat diformulasikan sebagai berikut : Fi = Wi1X1+Wi2X2+Wi3X3+...+WikXk

Dimana :

Fi = Faktor ke-1 estimasi

Wi = Bobot faktor atau skor koefisien faktor K = Jumlah variabel

(65)

a. Besar korelasi atau korelasi antar independen variabel harus cukup kuat.

b. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap variabel yang lain.

c. Pengujian sebuah matriks korelasi diukur dengan besaran Bartlett Test of Sphericity atau dengan Measure Sampling Adequacy (MSA). Setelah sampel didapat dan diuji asumsi terpenuhi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan proses analisis faktor. Proses tersebut meliputi :

a. Menguji variabel apa saja yang akan dianalisis

b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, menggunakan Bartlett Test of Sphericity dan MSA

c. Melakukan proses inti analisis faktor, yakni factoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya.

d. Melakukan proses factor rotation, atau rotasi terhadap faktor yang terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu.

e. Interpretasi atau faktor yang telah terbentuk, yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.

f. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah valid.

(66)

selanjutnya. Pengujian ini dilakukan dengan memasukkan semua variabel yang ada, dan kemudian pada variabel-variabel tersebut dikenakan sejumlah pengujian.

Logika pengujian adalah jika sebuah variabel memang mempunyai kecenderungan mengelompok dan membentuk sebuah faktor, variabel tersebut akan mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan variabel lain. Sebaliknya, variabel dengan korelasi yang lemah dengan variabel yang lain, akan cenderung tidak akan mengelompok dalam faktor tertentu. Uji KMO dan Bartlett Test, memiliki beberapa hal yaitu angka KMO haruslah berada diatas 0,5 dan signifikan harus berada di bawah 0,05. Sedangkan pada uji MSA angkanya haruslah berada pada 0 sampai 1, dengan kriteria :

a. MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain.

b. MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.

c. MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.

(67)

banyaknya faktor dapat ditentukan melalui berikut ini, nilai eigenvalue, scree plot, percentage of variance accounted for, split half reliability, dan significance test (Supranto, 2004:128). Sedangkan dua pendekatan dalam analisis faktor adalah principal component analysis dan common factor analysis. Di dalam principal component analysis jumlah varians dalam data yang terkandung dalam semua variabel asli dipertimbangkan. Sedangkan dalam common factor analysis, faktor hanya diperkirakan berdasarkan hanya pada common variance. Dan kebanyakan penelitian menggunakan principal component analysis.

Alat terpenting untuk interpretasi terhadap faktor adalah rotasi faktor. Ada beberapa metode rotasi, yaitu; rotasi Orthogonal yaitu memutar sumbu 90o. Proses rotasi Orthogonal dibedakan lagi menjadi Quartamax, varimax, dan Equamax. Rotasi Oblique yaitu memutar sumbu kekanan, tetapi tidak harus 90o. Proses rotasi Oblique dibedakan lagi menjadi Oblimin, Promax, dan Orthoblique, tidak ada aturan khusus kapan harus memilih rotasi Orthogonal atau Oblique. (Ghozali 2007: 268).

J. Batasan Operasional Variabel

(68)

yang ada, dan juga merupakan penjelasan-penjelasan mengenai variabel-variabel yang menjadi kajian dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini terdiri dari 37 indikator yang akan dianalisis lebih lanjut.

Tabel.3.2 Instrumen penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Variabel skala Ketahanan Mesin(Q1) Ordinal Kenyamanan Produk (Q2) Ordinal Penggunaan BBM yang

irit(Q3)

Ordinal Fitur-fitur yang lengkap (Q4) Ordinal Kecepatan yang tinggi (Q5) Ordinal Produk(Ujang

Sumarwan, 2009:15 dan Huesin Umar,2005:93)

Penampilan Produk(Q6) Ordinal Persepsi harga (Q7) Ordinal Harga diskon (Q8) Ordinal Purna jual produk tinggi(Q9) Ordinal Harga (Jurnal Manajemen

& Kewirausahaan Vol. 6, No. 1, Maret 2004: 34-53

Ujianto Aburachman) Harga yang bersaing (Q10) Ordinal Wilayah geografis (Q11) Ordinal Mencerminkan kesejahteraan

dalam lingkungan (Q12)

Ordinal Kebudayaan

(Kotler: 2007)

Rasa Solidaritas (Q13) Ordinal Lingkungan (Q14) Ordinal Pengaruh Keluarga (Q15) Ordinal Pengaruh teman (Q16) Ordinal

Peran (Q17) Ordinal

Sosial (Kotler: 2007)

Nilai status sosial (Q18) Ordinal Motivasi (Q19) Ordinal Pengetahuan tentang produk Kondisi Ekonomi (Q23) Ordinal Gaya hidup (Q24) Ordinal Pribadi (Kotler: 2007)

Usia (Q25) Ordinal

Logo yang ditimbulkan (Q26) Ordinal Merek yang berkualitas (Q27) Ordinal Merek yang dapat diandalkan

:2009) Merek Honda memiliki citra yang baik (Q29)

(69)

Ketersediaan barang (Q30) Ordinal Pilihan tempat (Q31) Ordinal Jarak tempat pembelian

(Q32) Distribusi(Kotler :2007,

Heri Kurniawan 2006)

Kemudahan Suku cadang (Q33)

Ordinal

Frekuensi munculnya iklan (Q34)

Keramahan dan penampilan penjual/petugas dalam memperkenalkan produk Honda (Q35)

Ordinal

Sikap dan pelayanan petugas dalam penjualan produk Honda (Q36)

Ordinal Promosi(Ujang

Sumarwan:2009)

Penjual yang komunikatif terhadap konsumen (Q37)

(70)

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil Kecamatan Ciputat Timur

(71)

pelajar, POLRI, TNI, pensiunan, PNS, pedagang, petani, peternak, karyawan (BUMN/BUMD/SWASTA), buruh, guru, dosen, dokter, perawat, bidan, dan ada yang belum memiliki pekerjaan. Jenis pendidikan: tidak atau belum sekolah, belum tamat SD/Sederajat, tamat SD/Sederajat, SLTP/sederajat, SLTA/ Sederajat, Diploma III/Akademik, Diploma III/Strata I, Strata II, dan Strata III. Kecamatan Ciputat Timur terdiri dari beberapa kelurahan antara lain; Cempaka Putih, Rengas, Podok Ranji, Rempoa, Cirendeu, dan Pisangan. Untuk menunjang dibidang kesehatan, terdapat beberapa sarana prasarana dan jumlahnya, antara lain: rumah sakit (4), puskesmas (1), puskesmas pembantu (2), klinik umum, gigi/bersalin (23), rumah bersalin (8), dokter praktek (52), bidan praktek (34), dan posyandu (113). Selain itu Ciputat Timur juga memiliki berbagai penunjang bagi masyarakatnya, yaitu: sarana peribadatan, sarana olah raga, pendidikan, perdagangan, sarana hiburan dan penginapan, perbankan dan koperasi, jalan, dan jembatan, sehingga dapat membantu berbagai aktivitas warganya.

2. Sekilas Tentang PT Astra Honda Motor (AHM)

Sepeda motor Honda sendiri sudah ada di Indonesia sejak tahun 1969, yang diimpor dalam kondisi CBU (Completely Build-Up). Pada tahun 1971 berdirilah PT Federal Motor yang merupakan pabrik perakitan sepeda motor Honda sekaligus pabrik sepeda motor pertama di Indonesia, dan sejak tahun 2000 merger menjadi PT Astra Honda Motor

(72)
(73)

Gambar

Model perilaku konsumenGambar 2.1
Gambar.2.2
gambar yang baik, mudah digunakan, ukuran yang praktis, harga yang
Gambar.2.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

jaminan persalinan dalam BPJS adalah pelayanan atau jaminan kesehatan yang diberikan. oleh pemerintah dengan pelayanan KB, bersalin, pelayanan nifas, dan

cara berpikir mjd mudah, dg abstraksi yg logis, praktis, pasti dan mendalam... Peranan Matematika

Biji ketumbar bisa digunakan sebagai bahan pakan, serta ransum dengan komposisi biji ketumbar 2% dapat diaplikasikan untuk mendapatkan tingkat kesehatan yang

Abstract Specification topic 2 (08-015r2), â �� Geographic information â �� Spatial referencing by coordinatesâ ��. Table Data Values

INTENSITAS CERAMAH DENGAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP VOLUME BALOK DAN KUBUS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KALIBOTO TAHUN PELAJARAN

Analisis dan pembahasan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen pada depot air minum isi ulang

Selain pemanggilan dengan cara tersebut di atas, dalam hal tempat kediaman tergugat tidak jelas atau tidak mempunyai tempat kediaman yang tetap, pemanggilan

SUB BAB PERALATAN NAVIGASI, disebutkan &#34;Bendera signal, type marine signal&#34;, tolong diperjelas, karena signal flag tidak umum dipergunakan pada boat yang