• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui Program Adiwiyata Sebagai Sumber Belajar Bagi Peserta Didik (Studi Kasus SMP Negeri 2 Depok)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui Program Adiwiyata Sebagai Sumber Belajar Bagi Peserta Didik (Studi Kasus SMP Negeri 2 Depok)"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan IPS pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (S.Pd)

DISUSUN OLEH: NURIN HANIFATI AMALIA

1111015000099

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

dan Keguruan. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui Program Adiwiyata Sebagai Sumber Belajar Bagi Peserta Didik (Studi Kasus SMP Negeri 2 Depok)

Penelitian ini adalah tentang kegiatan upaya pelestarian lingkungan hidup sebagai sumber belajar bagi peserta didik melalui program Adiwiyata. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan sumber belajar bagi peserta didik melalui program Adiwiyata. Pemanfaatan kegiatan dari program Adiwiyata sebagai sumber belajar dengan penggunaan lingkungan sekolah dalam pembelajaran dimaksudkan untuk menarik perhatian peserta didik dengan materi yang berhubungan dengan lingkungan.

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Depok sebagai sampel wilayah atau

tempat penelitian. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik “purposive sampling” yaitu orang yang paling banyak mengetahui tentang upaya pelestarian

lingkungan hidup melalui program Adiwiyata sebagai sumber belajar bagi peserta didik yang terdiri dari (1) Kepala sekolah/wakil Kepala Sekolah (2) Koordinator program Adiwiyata 1 orang (3) Guru 4 orang (4) Peserta didik 10 orang (5) Petugas kebersihan 2 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Adiwiyata yang dilaksanakan oleh SMP Negeri 2 Depok memberikan dampak positif kepada siswa. Siswa menjadi lebih memperhatikan kebersihan dan lebih mencintai lingkungan. Kegiatan pelestarian lingkungan melalui program Adiwiyata dimanfaatakan oleh guru-guru di SMP Negeri 2 Depok sebagai sumber belajar yang bersifat berwawasan lingkungan dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai tempat praktikum alam.

(7)

ii

ABSTRACT

Nurin Hanifati Amalia. Department of Social Education and Teaching Faculty Tarbiyah. Environmental Conservation Efforts As a Learning Resource To Educate Through pesert Adiwiyata Program (SMP Case

Study 2 Depok)

His study is about the activities of environmental protection as a source of learning for students through the program Adiwiyata. The purpose of this study was to examine the use of learning resources for students through a program Adiwiyata. Utilization of program activities Adiwiyata as a source of learning with the use of the learning environment in the schools intended to attract students with materials related to the environment.

This study uses descriptive qualitative research with case study method in SMP Negeri 2 Depok. Sampling was done by not random is by using purposive side. Data collection techniques used were structured interviews, participant observation, and documents.

The results showed that Adiwiyata program implemented by Junior High School 2 Depok give a positive impact to the students. Students are becoming more and more loving attention to the cleanliness of the environment. Environmental conservation activities through the program Adiwiyata dimanfaatakan by teachers at SMPN 2 Depok as a learning resource that is environmentally sound by utilizing the school environment as a natural lab.

(8)

iii

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang Berjudul Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Belajar Bagi Peserta Didik Melalui Program Adiwiyata (Studi Kasus SMP Negeri 2 Depok). Shalawat serta salam senantiasa terucap kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, Keluarga,

para sahabat dan para pengikutnya hingga sepanjang masa.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (SI) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Skripsi ini. Namun berkat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak maka penulisan Skripsi ini dapat selesai dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengizinkan serta memberi restu kepada penulis, guna menyusun Skripsi ini sebagai syarat untuk meperoleh Gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(9)

iv

5. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si dan Ibu Tri Harjawati, M.Si Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dengan sabar, tulus ikhlas dan mengarahkan hingga menyelesaikan Skripsi ini.

6. Bapak Sumarno, M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Depok beserta

Dewan Guru dan Staf.

7. Ibu Wiwi Gustiwi, S.Pd Selaku Koordinator Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok.

8. Para siswa dan siswi SMP Negeri 2 Depok, khususnya kelas VII sudah membantu dalam penelitian skrispi ini.

9. Kedua orang tua penulis yang saya sayangi Bapak Towahid dan Ibu Julaeha serta adik-adikku sayang Nurin Hanifati Amalina dan Hanif Lutfiari Prasetyo.

10.Teman-teman Prodi Pendidikan IPS angkatan 2011 yang sudah menjadi teman baik susah maupun bahagia juga telah menjadi semangat dan inspirasi penulis.

11.Sahabat-sahabat ku RK yaitu Dewi, Dian, Nurhayani, Asti, Naya, Vina, Febri, Zizah, Alfi, Ria, Gaun, Nia sukses dan semangat selalu untuk kita yaa. Aamiin. Makasih selama ini sudah menjadi sahabat yang baik.

12.Temanku Nurul Hidayanti terimakasih untuk masukan dan semangatnya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Siti Nurhayati Amalia Hamka yang sudah menemani hari-hari penulis ketika sedang pusing dan mumetnya dalam menyusun skripsi ini.

(10)

v

Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa banyak

kekurangan dalam penulisan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 10 September 2015 Penulis

(11)

vi DAFTAR ISI

ABTRAK ... i

ABTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah ... 11

D. Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori ... 13

1. Ekologi Sebagai Basis Ilmu Lingkungan ... 13

(12)

vii

6. Sumber Belajar ... 34

7. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Belajar Bagi Peserta Didik ... 37

B. Hasil Penelitian Relevan ... 39

C. Kerangka Berpikir ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

B. Metode Penelitian ... 44

C. Populasi dan Sampling ... 44

D. Teknik Pengumpulan Data ... 45

E. Instrumen Penelitian ... 47

F. Analisis Data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 56

B. Deskripsi Hasil dan Pembahasan Penelitian ... 61

C. Pembahasan Penelitian ... 81

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 92

(13)

viii

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

Tabel 3.1 Perencanaan Waktu Penelitian ... 43

Tabel 3.2 Observasi Kebersihan Lingkungan Sekolah ... 49

Tabel 3.3 Observasi Tempat Ibadah ... 50

Tabel 3.4 Observasi Perawatan Tumbuhan ... 50

Tabel 3.5 Observasi Kegiatan Mendaur Ulang ... 51

Tabel 3.6 Observasi Pengelolaan Sampah dan Pengolahannya ... 51

Tabel 3.7 Observasi Mengurangi Pemanasan Global ... 52

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 53

Tabel 4.10 Wawancara Guru 1... 67

Tabel 4.11 Wawancara Guru 2 ... 71

Tabel 4.12 Wawancara Peserta Didik ... 75

(14)

ix

GAMBAR HALAMAN

Gambar 4.1 ... 84

Gambar 4. 2 ... 85

Gambar 4.3 ... 87

(15)

x

Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata

Lampiran 2 Bagan Kerangka berpikir

Lampiran 3 Perencanaan Waktu Penelitian

Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Lampiran 5 Lembar Observasi Penelitian

Lampiran 6 Hasil Wawancara

Lampiran 7 Daftar Guru Yang Mengampu di SMP Negeri 2 Depok

Lampiran 8 Keadaan Seluruh Guru Dan Pegawai SMP Negeri Depok Tahun 2015

Lampiran 9 Keadaan Jumlah Siswa SMP Negeri 2 Depok

Lampiran 10 Keadaan Jumlah Rombongan Belajar SMP Negeri 2 Depok

Lampiran 11 Keadaan Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Depok

Lampiran 12 Keadaan Struktur Tata Usaha dan Staff SMP Negeri 2 Depok

Lampiran 13 Keadaan Sarana dan Prasarana

Lampiran 14 Kumpulan Dokumentasi

Lampiran 15 Lembar Uji Referensi

Lampiran 16 Surat Pengesahan Referensi

Lampiran 17 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 18 Surat Pengesahan Pembimbing Skripsi

(16)
(17)

1 A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan nomor urut keempat dalam besarnya jumlah penduduk setelah China, India, dan Amerika Serikat.

Menurut data statistik dari BPS bahwa angka rata-rata peningkatan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir

adalah 32 juta jiwa atau 1,21% pertahunnya. Maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa jumlah penduduk indonesia pertahunnya meningkat 2,6 juta penduduk. Dan kita dapt mengetahui bahwa Jumlah Penduduk Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 248 juta jiwa. Dan jumlah penduduk Indonesia tahun 2014 mencapai 250,6 juta jiwa.1

Gambar Diagram Jumlah Penduduk Indonesia

1

(18)

Peningkatan penduduk yang sangat tinggi di Indonesia akan berdampak luas, termasuk juga dampak bagi ekologi atau lingkungan hidup. Hal itu dapat mengganggu keseimbangan, bahkan merusak ekosistem yang ada. Dengan jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, membuat tekanan terhadap lingkungan hidup menjadi sangat besar. Paling tidak, 40 juta penduduk hidupnya tergantung pada keanekaragaman hayati di pantai dan perairan. Selain masalah peningkatan penduduk, semakin banyaknya terjadi urbanisasi karena orang-orang desa yang dulunya

kecukupan pangan namun tidak menikmati pembangunan mulai berbondong-bondong pindah ke kota. Semakin banyaknya orang-orang desa yang mencari pekerjaan di wilayah Jabodetabek membuat wilayah Jabodetabek mengalami peningkatan jumlah penduduk yang tinggi.

Ujung dari semua peningkatan penduduk itu adalah kerusakan lingkungan hidup dengan segala dampak, seperti ikut menurunnya kualitas pemukiman dan lahan yang ditelantarkan, serta hilangnya fungsi ruang terbuka dan juga pembangunan yang semakin banyak dilakukan di kota-kota besar. Usaha melestarikan lingkungan hidup dari pengaruh dampak pembangunan adalah salah satu usaha yang perlu dijalankan. Pengelolaan lingkungan yang baik dapat mencegah kerusakan lingkungan akibat suatu proyek pembangunan.

Pembangunan merupakan kegiatan yang tidak dapat dihentikan karena pembangunan terkait dengan upaya meningkatkan kesejahteraan penduduk. Namun demikian, karena pembangunan umumnya memanfaatkan sumber daya alam sementara sumberdaya alam memiliki keterbatasan maka perlu kebijakan suatu pembangunan yang berwawasan lingkungan.

(19)

pembangunan untuk menjamin kesejahteraan dan mutu hidup dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Pada hakikatnya, dalam pembangunan berwawasan lingkungan hidup, setiap anggota masyarakat memiliki kewajiban untuk memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.2

Dengan semakin banyaknya pembanguan di kota-kota besar maka akan semakin berkurang pula lahan di Indonesia yang tersisa. Misalnya

saja sudah banyaknya dibangun gedung-gedung yang tinggi di perkotaan. Pengaruh pembangunan kota kepada lingkungan adalah lebih besar daripada pengaruh pembangunan desa. Pengaruhnya adalah karena pembangunan kota mengubah keadaan fisik lingkungan alam menjadi lingkungan buatan manusia. Dalam kota, keadaan lingkungan alam sulit dipertahankan kelestarian dalam wujud aslinya, sehingga lahirlah lingkungan buatan manusia. 3

Dengan memperhatikan ruang lingkup suatu kota dan fungsinya dalam pembangunan wilayah, maka lingkungan alam diubah menjadi lingkungan buatan manusia. Perubahan ini terpaksa dilakukan untuk menampung jumlah penduduk per kilometer persegi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan keadaan di desa. Manusia sebagai mahuk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Adanya interaksi antara manusia dan lingkungannya, mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan ekologi seperti kerusakan tanah, pencemaran lingkungan, dan sebagainya. Keadaan ini semakin diperbesar dengan adanya penggalian dan pemanfaatan sumber-sumber alam untuk menunjang kehidupan manusia akibat pertumbuhan penduduk yang cepat.

2

Samsul Bahcri, T.Bachtiar, Ahmad Yani,, Geografi Untuk Kehidupan Seri Negara-Negara dam Budayanya, (Jakarta: Unggul Permana Selaras, 2008),h. 63.

3

(20)

Dari semua mahluk hidup, manusialah yang paling mampu beradaptasi dengan lingkungannya, baik itu lingkungan fisik maupun biotik. Manusia, hewan, tumbuhan-tumbuhan sebagai penghuni bumi ini selalu mengusahakan adanya keseimbangan ekologi untuk kelestarian masing-masing. Semakin manusia terancam oleh merosotnya kualitas lingkungan (misal oleh adanya eksploitasi penduduk dan eksploitasi teknologi) semakin giat ia berusaha untuk memulihkan keseimbangan lingkungan.

Untuk melestarikan lingkungan hidup maka harus ada pengelolaan lingkungan hidup supaya lingkungan hidup tetap terawat. Pengelolaan lingkungan hidup dalam UUD No 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 ayat 2 pengelolaah lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembangan lingkungan hidup.4

Permasalahan lingkungan hidup saat ini bukan menjadi tanggung jawab pemerintah saja, akan tetapi segenap elemen masyarakat memiliki peran dan tanggung jawab yang sama. Satu diantara elemen masyarakat yang berperan penting dalam hal ini adalah lembaga pendidikan. Untuk pelestarian lingkungan manusia mulai menyadari perlunya penghijauan tanah-tanah gundul, perbaikan lingkungan hidup, kebersihan lingkungan hidup terutama di lingkungan tempat kita belajar yaitu sekolah. Lingkungan sekolah merupakan wadah belajar dan pembentukan karakter dan perilaku anak untuk mengembangkan berbagai aspek menyangkut pengembangan sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Lingkungan sekolah yang ideal adalah sekolah yang mampu menciptakan suasana aman, nyaman, rapi, asri, dan kondusif yang dapat memperlancar proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.

4

(21)

Sekolah merupakan salah satu tempat bagi kita untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan sehingga bisa bermanfaat bagi masa depan. Sebagai salah satu lembaga formal dalam bidang pendidikan, sekolah harus bisa menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi siswa untuk belajar. Lingkungan yang kondusif tentu akan menambah minat belajar siswa.

Lingkungan merupakan sumber pelajaran yang sangat kaya sesuai dengan tuntutan kurikulum. Ada dua bentuk lingkungan belajar, yakni

yang pertama lingkungan atau tempat yang sengaja didesain untuk proses belajar siswa seperti laboratorium, perpustakaan, ruang internet dan lain sebagainya. Kedua, lingkungan yang tidak didesain untuk proses pembelajaran akan tetapi keberadaanya dapat dimanfaatkan, misalnya halaman sekolah, taman sekolah, kantin, kamar mandi, dan lain sebagainya. Kedua bentuk lingkungan ini dapat dimanfaatkan oleh setiap guru karena memang selain memiliki informasi yang sangat kaya untuk mempelajari materi pelajaran, juga dapat secara langsung dijadikan tempat belajar setiap siswa.5 Karena sekolah merupakan tempat kita belajar dan bermain pada saat istirahat, oleh karena itu lingkungan sekolah harus selalu bersih dan rapi.

Sekolah yang terlihat indah, rapih, bersih, sehat, aman dan nyaman ini tidak terlepas dari bagaimana sekolah tersebut bisa mengelola sekolah dengan baik dan ini juga bergantung dari kerja sama semua pihak yang ada di sekolah tersebut (guru, siswa, karyawan, orang tua). Jika kita berada di lingkungan sekolah yang bersih akan terasa nyaman bila berada di lingkungan sekolah dan semua itu bisa meningkatkan motivasi belajar siswa, guru juga dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan baik.6

5

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:Kencana, 2008 ),. h.147-148.

6

(22)

Untuk menjaga agar kebersihan sekolah tetap terjaga dan sehat maka lingkungan yang ada di sekitar sekolah pun harus dapat dilestarikan salah satunya adalah lingkungan hidup yang ada di sekolah. Untuk melestarikan lingkungan hidup yang ada di sekolah maka hal yang perlu dilakukan adalah: misalnya membangun apotik hidup di sekolah, mengurangi atau menghemat penggunaan lampu, pendingin ruang kelas, konsumsi air dan energi lainnya, menyediakan tempat sampah sesuai jenisnya, menanam tanaman yang bermanfaat misalnya tanaman obat-obatan, memanfaatkan

barang-barang yang masih bisa dipakai seperti membuat kerajinan tangan dari barang bekas misalnya membuat bunga dari plastik.

Menjalankan pola lingkungan yang sehat dan bersih serta mengupayakan pelestarian lingkungan hidup di sekolah tidaklah mudah, pada kenyataannya di lapangan masih banyak warga sekolah yang tidak peduli terhadap lingkungan hidup di sekitar sekolah. Tidak jarang warga sekolah terutama siswa masih banyak yang melanggar peraturan tentang kebersihan lingkungan di sekolah dan tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup, misalnya saja sudah disediakan tempat sampah tetapi masih banyak siswa yang membuang sampah sembarangan

Pada kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan hidup ini dapat mendorong terjadinya interaksi langsung antara peserta didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik, dan peserta didik dengan lingkungannya. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran yang dimaksud agar siswa dapat berpikir secara mandiri, kreatif, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Keberadaan sumber belajar harus membangkitkan motivasi belajar

(23)

inovatif sehingga dapat membosankan kegiatan belajar mengajar, hal ini dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik. Hal ini didasarkan pada

observasi awal didapatkan data bahwa dari 53 guru di sekolah SMP Negeri 2 Depok hanya 20 guru yang menggunakan sumber belajar bervariasi. 7

Kualitas pendidikan perlu ditingkatkan dalam membangun sumber

daya manusia yang berkompenten. Peningkatan kualitas tersebut dapat diupayakan dengan cara pembelajaran yang melibatkan siswa untuk membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan yang telah ada dalam diri mereka masing-masing. Siswa berperan melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Peran guru sebagai fasilitator membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Oleh sebab itu guru harus dapat memanfaatkan sumber belajar yang bervariasi sesuai dengan materi pelajaran serta karakteristik siswa.

Sardiman menyebutkan bahwa kelebihan dalam pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar yaitu: 1. Membuat siswa mendapatkan informasi berdasarkan pengalaman langsung, 2. Lebih komunikatif, 3. Membuat pelajaran lebih konkrit, 4. Membuat siswa mengenal dan mencintai lingkungan, 5. Penerapan ilmu menjadi lebih mudah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-harinya.8

Pendidikan di sekolah memiliki berbagai manfaat, salah satunya adalah mendukung kegiatan penyelamatan bumi dan pengelolaan

7

Informasi dari Ibu Wiwi Gustiwi, S.Pd Koordiantor Program Adiwiyata SMP Negeri 2 Depok. Penelitian bulan Mei 2015.

8

St Syamsudduha dan Muh.Rapi, “Penggunaan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber

(24)

lingkungan. Pengelolaan dan penyelamatan lingkungan tidak dapat dilakukan oleh satu orang atau intansi saja melainkan semua orang berperan dalam pelestarian lingkungan. Pemerintah Indonesia membuat suatu kebijakan yang diterapkan dalam dunia pendidikan yang tertera didalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup9. Di mana dalam Undang-Undang tersebut menjelaskan bahwa

“setiap orang berhak dan berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup”.

Dari pernyataan tersebut dalam hal ini adalah institusi pendidikan yaitu di sekolah dimaksudkan ikut serta dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan melalui pencanangan suatu program pelestarian yang diintegrasikan dalam kurikulum dan dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah yaitu Program Adiwiyata.

Program Adiwiyata merupakan salah satu program Kementrian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian Lingkungan Hidup. Kegiatan dari pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata di sekolah yang banyak melibatkan siswa di lingkungan sekolah dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Guru dapat menjadikan kegiatan pelestarian lingkungan hidup yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar berawawasan lingkungan. menurut Henry Bastaman (Kementriab Negara Lingkungan Hidup, 2009) karena pada saat ini belum ada sekolah yang menjadikan kegiatan dari program Adiwiyata yang dilaksanakan oleh sekolah-sekolah hanya dijadikan sebagai suatu program yang tidak memiliki intensif materi dan hanya sebagai pemberian hadiah semata.

Di kota Depok ada 8 sekolah yang masuk nominasi sekolah dengan lingkungan sehat. Ke delapan sekolah tersebut kini mengikuti penilaian

9

(25)

lingkungan hidup (Adiwiyata) ditingkat nasional (Badan Lingkungan Hidup Kota Depok).Salah satu sekolah masuk nominasi sekolah dengan lingkungan sehat adalah SMP Negeri 2 Depok. Latar belakang SMP Negeri 2 Depok mengikuti program Adiwiyata berawal dari ditunjuknya sekolah oleh Pemerintah Kota Depok. Penunjukkan tersebut bisa dilihat dari prestasi

yang dicapai SMP Negeri 2 Depok, baik akademik maupun non-akademik. Prestasi yang diraih para siswa pun melanglang buana mulai dari

kompetisi tingkat Kota, Provinsi, hingga Nasional.

Ada beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan Program Adiwiyata untuk menjawab permasalahan yang terjadi di sekitar lingkungan sekolah yang pertama, dilakukan oleh Yanti Dwi Rahmah yang

berjudul “Implementasi Program Sekolah Adiwiyata Studi Pada SD

Manukan Kulon III 540 Kota Surabaya”.10

Yang kedua, oleh Tri

Rismawati yang berjudul “Efektifitas Program Adiwiyata Sebagai Upaya

Penanaman Rasa Cinta Lingkungan di SMP Negeri 3 Malang”.11

Yang

kedua, Khairi bintani yang berjudul “Peranan Warga Sekolah Dalam

Menyukseskan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Sekolah

Adiwiyata) di SMP Negeri 2 Ciamis”. Yang intinya adalah bahwa pelaksanaan sekolah berbudaya lingkungan melalui Program Adiwiyata telah berjalan dengan baik dan membawa dampak positif bagi peserta didik mengingat keberhasilan program Adiwiyata ini tidak terlepas dari peran dan dukungan seluruh warga sekolah ikut menyukseskan program Adiwiyata ini. Adapun program Adiwiyata mempunyai 4 standar agar pelaksanaan Adiwiyata berjalan dengan baik yaitu: (1) Kebijakan berwawasan lingkungan, (2) pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan,

10

Yanti Dwi Rahmah, Implementasi Program Sekolah Adiwiyata Studi Pada SD Manukan Kulon III Kota Surabaya, Skripsi Pada Sarjana Universitas Brawijaya.

11

(26)

(3) kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, (4) pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Upaya Pelestarian

Lingkungan Hidup Melalui Program Adiwiyata Sebagai Sumber Belajar Bagi Peserta Didik (Studi Kasus SMP Negeri 2 Depok).

B. Identifikasi Masalah

1. Pemanfaatan sumber belajar yang belum bervariasi.

2. Kegiatan pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata sebagai sumber belajar bagi peserta didik yang belum diterapkan di sekolah-sekolah lain.

C. Pembatasan Masalah

Suatu penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman yang terlalu jauh haruslah ditentukan pembatasan masalah penelitian. Adapun pembatatasan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kegiatan pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata sebagai sumber belajar bagi peserta didik ?

D. Rumusan Masalah

Dari pembahasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah yang dibahas adalah bagaimana kegiatan upaya pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok.

(27)

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Menambah ilmu pengetahuan dalam upaya melestarikan Lingkungan Hidup di Sekolah melalui Program Adiwiyata.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi SMP Negeri 2 Depok, sebagai informasi baru dan pedoman dalam kegiatan belajar mengajar agar proses belajar sesuai dengan

yang diharapkan.

b. Bagi pendidik, hasil penelitian ini diharapakan dapat memeberikan informasi dan masukan kepada guru bahwa cara melestarikan lingkungan hidup itu bisa dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik, jadi siswa bisa diajak belajar di luar kelas supaya di dalam kelas tidak membosankan dan mendapat suasana baru. c. Bagi siswa, dengan cara melestarikan lingkungan hidup melalui

Program Adiwiyata bisa dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik dalam meningkatkan kecintaan siswa terhadap lingkungan.

(28)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Ekologi Sebagai Basis Ilmu Lingkungan

Ilmu lingkungan (environmental science) adalah ilmu yang

mempelajari tentang lingkungan hidup. Ilmu lingkungan relatif masih baru (tahun 1960-an) dan mulai pesat berkembang setelah Konferensi

Lingkungan Hidup diselenggarakan di Stockholm, Swedia, pada tahun 1972. Lingkungan hidup didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memepengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesjahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dengan menermati definisi ini, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar unsur-unsur yang dipelajari dalam ekologi tercakup dalam komponen atau unsur lingkungan hidup. 12

Ilmu lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu (terutama ekologi), yang bertujuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah yang menyangkut hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dengan demikian, ilmu lingkungan merupakan penjabaran dari ekologi sehingga tidak dapat dipisahkan dengan ekologi.

Dalam lingkungan yang lebih spesifik, ilmu lingkungan dapat dikatakan sebagai ilmu terapan dari ekologi. Artinya, ekologi yang merupakan ilmu murni (dasar), diterapkan pada berbagai masalah kehidupan yang pada umumnya disebabkan oleh aktivitas manusia. Dengan pemahaman ilmu lingkungan, yang ditunjang tumbuhnya etika,

12

(29)

kearifan, dan kepedulian lingkungan bagi semua pihak, maka kualitas lingkungan hidup tidak makin rusak dan tercemar. Kuaitas lingkungan yang serasi dan seimbang akan dapat dicapai hanya dengan melalui pengeolaan lingkungan hidup yang baik dan benar.13

Ekologi adalah ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup (oikos=rumah tangga), maksudnya adalah ilmu tentang hubungan timbal-balik antara makhluk hidup dengan sesamanya dan dengan benda-benda mati di sekitarnya. Dalam pengertian makhluk hidup ini termasuk manusia

sebagai salah satu jenis makhluk hidup.

Ilmu lingkungan belum lama ini dikenal, dikembangkan dengan ekologi sebagai dasar. Kalau ekologi mempelajari susunan serta fungsi seluruh makhluk hidup dan komponen kehidupan lainnya, maka ilmu lingkungan mempelajarai tempat dan peranan manusia diantara makhluk hidup dan komponen kehidupan lainnya. Jadi ilmu ligkungan dapat dikatakan sebagai ekologi terapan (applied ecology) yakni bagaimana menerapkan berbagai prinsip dan ketentuan ekologi itu dalam kehidupan manusia, atau ilmu yang mempelajari bagaimana manusia harus menempatkan dirinya dalam ekosisitem atau dalam lingkungan hidupnya.

14

a. Arti Lingkungan Hidup

Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1997 lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,

13

Ibid., h.17 14

(30)

pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. 15

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, da pengembangan

lingkungan hidup.

Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Daerah tempat sesuatu makhluk hidup berada.

2. keadaan atau kondisi yang melingkupi suatu makhluk hidup.

3. keseluruhan keadaan yang meliputi suatu makhluk hidup atau sekumpulan makhluk hidup, terutama berikut ini:

a. Kombinasi dan berbagai kondisi fisik di luar makhluk hidup yang memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan kemampuan makhluk hidup untuk bertahan hidup.

b. Gabungan dari kondisi sosial dan budaya yang berpengaruh pada keadaan suatu individu makhluk hidup atau suatu perkumpulam komunitas makhluk hidup.

Istilah „lingkungan‟ dan „lingkungan hidup‟ atau „lingkungan hidup manusia‟ seringkali digunakan silih berganti dalam pengertian yang sama. Apabila lingkungan hidup itu dikaitkan dengan hukum atau aturan pengelolaannya, batasan wilayah pengelolaan dalam lingkungan tersebut harus jelas. Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan

15

(31)

hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berepengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.16

Manusia berinterakasi dengan lingkungan hidupnya. Ia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Ia membentuk dan terbentuk oleh lingkungan hidupnya. Manusia hidup dari unsur-unsur lingkungan hidupnya: udara untuk pernafasan, air untuk minum, keperluan rumah tangga dan kebutuhan lain, tumbuhan dan hewan untuk makanan, tenaga dan kesenangan, serta lahan untuk tempat tinggal dan produksi pertanian.

Manusia tanpa lingkungan hidupnya adalah suatu abstraksi belaka. 17 b. Unsur-Unsur Lingkungan Hidup

1. Unsur hayati (Biotik)

Unsur hayati (biotik) adalah unsur lingkungan hhidup yang terdiri atas makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika berada di kebun sekolah maka lingkungan hayatinya didominasi tumbuhan. Tetapi, jika di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.

2. Unsur Sosial Budaya

Unsur sosial budaya adalah lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia, yaitu sistem, nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial.

3. Unsur Fisik (Abiotik)

Unsur fisik (Abiotik) merupakan unsur lingkungan hidup yang terdiri atas benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. 18

16

Adrian R. Nugraha, Menyelamatkan Lingkungan Hidup Dengan Pengelolaan Sampah, (Bekasi, 2009), h. 4.

17

Otto Soemarwoto, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta: Djambatan, 1991), h. 52.

18

(32)

Lingkungan hidup bagi bangsa Indonesia tidak lain merupakan Wawasan Nusantara, yang menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera dengan iklim tropis dan cuca serta musim yang memberikan kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi nilainya, tempat bangsa Indonesia menyelenggarakan kehidupan bernegara dalam segala aspeknya. Lingkungan hidup jika tidak dijaga akan rusak. Misalnya sering membuang sampah sembarangan lambat laun menyebabkan banjir. Salah lain lingkungan hidup di Indonesia saat ini

diantaranya penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan; polusi air dari limbah industri dan pertambangan, polusi udara di daerah perkotaan, asap dan kabut dari kebakaran hutan, pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan.

c. Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berwawasan Lingkungan Pembangunan merupakan kegiatan yang tidak dapat dihentikan karena pembangunan terkait dengan upaya meningkatkan kesejahteraan penduduk. Namun demikian, karena pembangunan umumnya memanfaatkan sumberdaya alam sementara sumberdaya alam memiliki keterbatasan maka perlu kebijakan suatu pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan yang tidak merusak lingkungan hidup. Pembangunan berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kesejahteraan dan mutu hidup dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Pada hakikatnya, dalam pembangunan berwawasan lingkungan hidup, setiap anggota masyarakat

(33)

1. Arti Penting Lingkungan Bagi Kehidupan

Kualitas lingkungan atau mutu lingkungan merupakan kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan dan makhluk hidup lainnya sehingga dapat memungkinkan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk hidup sehat, damai dan sejahtera. Kualitas lingkungan bersifat holistik, yaitu memandang keseluruhan komponen dalam

lingkungan hidup sebagai suatu satu kesatuan. Kualitas lingkungan hidup dapat dibedakan berdasarkan biofisik, sosial-ekonomi, dan budaya.

Kualitas lingkungan biofisik adalah lingkungan simbiosis antara lingkungan abiotik dan biotik. Kualitas lingkungan sosial-ekonomi yaitu terdiri atas manusia baik secara individu maupun kelompok yang berada di luar diri kita. Standar kualitas lingkungan sosial-ekonomi yang baik jika kehidupan manusia secara ekonomi sejahtera, tidak kekurangan sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kebutuhan lainnya.

Kualitas lingkungan budaya adalah segala kondisi baik yang berupa materi (benda) maupun non-materi yang dihasilkan oleh manusia melalui aktivitas, kreativitas dan diciptakan yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia. 19

2. Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup

Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup diantaranya adalah sebagai berikut:20

19

Samsul Bahcri, T. Bachtiar, Ahmad Yani, Geografi Untuk Kehidupan Seri Negara-Negara dam Budayanya, (Jakarta: Unggul Permana Selaras, 2008), h. 56.

20

(34)

1. Rusaknya hutan, salah satunya adalah akibat dari penebangan kayu liar atau pembakaran hutan untuk pembukaan lahan hutan tanaman industri dan perkebunan yang tidak terkendali.

2. Pencemaran lingkungan hidup, yaitu masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun samapai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak bisa berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.

3. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan

Pemanfaatan atau eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan secara berlebihan atau kurang bijaksana akan menimbulkan berbagai masalah lingkungan hidup. Seharusnya pemanfaatan sumber daya alam dilakukan dengan memperhatikan dan menerapkan asas-asas pelestarian lingkungan hidup.

d. Kelembagaan dan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Lingkungan Hidup di Indonesia

Untuk mencegah dan menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup, pemerintah tidak hanya memasukkan aspek lingkungan hidup dalam GBHN (Garis-Garis Besar Haluan Negara), tetapi juga membentuk institusi atau lembaga yang membidangi lingkungan hidup.21 Respons pemerintah dapat dilihat dari:

1. Sejak tahun 1973, aspek lingkungan hidup masuk dalam GBHN. 2. Pada tahun 1978, dibentuk Menteri Negara Pengawasan Pembangunan

dan Lingkungan Hidup (PPLH).

3. Pada tahun 1982, Menteri Negara PPLH diubah menjadi Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH).

4. Pada tahun 1993, Menteri Negara KLH diubah menjadi Menteri Negara Lingkungan Hidup (LH).

21

(35)

5. Di setiap Provinsi masalah Lingkungan Hidup dikoordinasikan oleh Biro Bina Lingkungan Hidup (BLH). Sejak tahun 1998 biro BLH diganti menjadi Bapedalda (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah).

6. Pada tahun 1990, dibentuk Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Pusat, yang bertugas mengkoordinasikan pencegahan dan penanggulangan kerusakan dan pencemaran lingkungan secara Nasional.

2. Pelestarian Lingkungan Hidup

Setiap kegiatan atau proyek pembanguan memerlukan lokasi dan lokasi ini dapat merupakan ekosistem atau bagian suatu ekosistem. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kegiatan akan mengakibatkan dampak atau gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem itu (lingkungan). Artinya, dampak proyek pembangunan tidak mungkin ditiadakan atau dihilangkan secara total. Usaha melestarikan lingkungan dari pengaruh dampak pembangunan adalah salah satu usaha yang perlu dijalankan. Pengelolaan lingkungan yang baik dapat mencegah kerusakan lingkungan akibat suatu proyek pembangunan.22 Upaya yang dapat dilakukan adalah memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif sehingga kerusakan dan pencemaran yang timbul dapat ditoleransi oleh lingkungan. Untuk mewujudkannya adalah dengan pengelolaan lingkungan yang berasaskan pelestarian lingkungan. Untuk itu, diperlukan pemahaman tentang konsep ekosistem, asas ekologi atau lingkungan, dan pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

Perlu diperhatikan bahwa pelestarian lingkungan hidup mengandung dua pengertian, yaitu:

22

(36)

1) Yang dilestarikan adalah fungsi lingkungan hidup itu sendiri. Suatu lingkungan bisa saja berubah karena adanya pembangunan, tetapi fungsi lingkungan itu tetap dipertahankan. Misalnya, suatu areal yang ditumbuhi pohon-pohonan akan dibangun kawasan industri. Pohon boleh ditebang, tetapi dalam perencanaan harus disediakan areal terbuka dan lokasi untuk tanaman penhijauan. Dalam hal ini, fungsi pohon-pohon yang ditebang menjelang pembangunan, digantu oleh areal terbuka dan pohon tanaman penghijauan setelah proyek berjalan.

2) Yang dilestarikan adalah lingkungan itu sendiri, ansich. Sebagai contoh adalah keberadaan Hutan Lindung, Taman Nasional, dan Cagar Alam, yang harus tetap dipertahankan (tidak boleh diganggu). Artinya, kegiatan pembangunan tidak boleh dilakukan di lingkungan itu karena fungsinya tidak mungkin dilestarikan dengan adanya kegiatan pembangunan.

Kita telah mengetahui bahwa lingkungan hidup sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Bayangkan, apa yang terjadi jika lingkungan hidup di sekitar kita rusak. Tentu kelangsungan hidup manusia akan terganggu. Oleh karena itu, kita harus memperlakukan lingkungan hidup dengan baik. Kita harus dapat menghargai lingkungan kita dengan menjaga dan melestarikan kebersihan lingkungan hidup. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan kita agar tetap bersih dan nyaman.

(37)

3. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup di Sekolah

Sekolah yang terlihat indah, rapi, bersih, sehat, aman, dan nyaman ini tidak terlepas dari bagaimana sekolah tersebut bisa mengelola sekolah dengan baik dan ini juga bergantung dari kerja sama semua pihak yang ada di sekolah tersebut (guru, siswa, karyawan, orang tua siswa) keadaan sekolah yang bersih dan nyaman merupakan idaman setiap orang yang berada di lingkungan sekolah dan akan merasa nyaman bila berada di lingkungan sekolah dan semua itu bisa meningkatkan motivasi belajar

siswa, guru juga dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan baik. Untuk mewujudkan sekolah yang rapi, indah, bersih, sehat, aman, dan nyaman dengan melakukan:

a. Menjaga Kebersihan Lingkungan

Manusia berkewajiban menjaga kelestarian lingkungannya, manusia baik sendiri maupun kelompok yang berhasil dalam usaha menyelamatkan lingkungannya disebut penyelamat lingkungan. Lingkungan yang diselamatkan bukan hanya lingkungan yang sudah rusak, tetapi juga lingkungan yang masih baik. Selain penyelamat lingkungan ada juga orang-orang yang berupaya merintis, terciptanya lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Perintis lingkungan hidup adalah suatu kegiatan yang menghasilkan dan mengembangkan lingkungan hidup tanpa pamrih dan kegiatan itu memberi pengaruh pada yang lain atau masyarakat sekitarnya. Semua kegiatan perints lingkungan bertujuan untuk melestarikan lingkungan hidup.

Lingkungan yang bersih berarti bebas dari sampah, baik sampah dalam bentuk padat, cair, maupun gas. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama turut serta dalam upaya menjaga, merawat, dan melestarikan lingkungan hidup kita mulai dari sekarang dan dimulai dari hal-hal kecil yang dapat

(38)

Kebersihan lingkungan meliputi:23 1. Kebersihan Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan tempat kita belajar dan bermain pada saat istirahat, oleh karena itu lingkungan sekolah harus selalu bersih dan rapi. Misalnya dengan membentuk regu piket kelas dikelas yang dilakukan setiap hari secara bergiliran. Dan juga sekolah menggerakan semua personil sekolah untuk melakukan kegiatan kebersihan dilingkungan

sekolah (guru, siswa, karyawan) yang dilakukan satu kali dalam seminggu.

2. Kebersihan Tempat Ibadah

Tempat ibadah harus betul-betul dijaga kebersihannya dan kesuciannya karena tempat tersebut adalah tempat dimana kita melakukan kontrak dengan Tuhan (berdoa). Menjaga kebersihan dan kesucian tempat ibadah adalah merupakan tuags dan tanggung jawab kita bersama. Hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan tempat ibadah adalah sama hal nya dengan kelas musholla/msjid juga harus dibuatkan regu piket yang bertugas membersihakan musholla/masjid.

b. Menanam dan Merawat Tumbuhan

Selain sekolah terlihat indah, bersih, sehat, aman, dan nyaman, sekolah juga harus menciptakan suasana sekolah menjadi sejuk. Suasana yang sejuk dapat ditunjukkan dengan adanya banyak tumbuhan yang tumbuh dan ditanam di lingkungan sekitar sekolah. Dengan demikian sekolah tersebut terlihat sejuk dan juga banyaknya tumbuhan yang ditanam dan diatur sedemikian rupa ini juga dapat mengatur sirkulasi udara dengan baik dan sehat. Kita bisa mengajak siswa untuk ikut serta dalam menanam pohon di sekolah dan juga sekaligus mengajak siswa untuk turut merawat pohon tersebut dengan menyiram pohon dan

melarang siswa mencabut pohon, memetik bunga dan lain sebagainya.

23

(39)

Misalnya menanam bunga yang cocok ditanam di sekolah untuk memperindah keadaan sekolah yaitu menanam bungan mawar, anggrek dan lain sebagainya. Bila sekolah memiliki lahan yang cukup luas bisa dimanfaatkan dengan menanam bunga yang cocok untuk pekarangan. Pekarangan yang ditanami berbagai macam bunga selainsedap dipandang mata juga menjadi tempat untuk melahirkan pecinta alam di masa yang akan datang.

Fungsi dan peranan penghijauan di sekolah diantaranya: pengatur

lingkungan (mikro), vegetasi akan menimbulkan lingkungan setempat sejuk, nyaman dan segar. Keindahan (estetika), dengan terdapatnya unsur-unsur penghijauan yang direncakan secara baik dan menyeluruh akan menambah keindahan sekolah. rekreasi dan pendidikan (edukatif). 24

c. Terampil Mendaur Ulang

Daur ulang (recycling) adalah proses mengambil kembali material mentah untuk digunakan kembali. Melakukan daur ulang berarti lebih memilih melakukan proses pengumpulan dan penggunaan kembali material-material daripada membuangnya menjadi sampah. Kegiatan mendaur ulang limbah ini adalah kegiatan yang sangat bak, mengingat alam pun melakukannya secara alamiah.

Benda-benda yang terbuat dari berbagai macam logam, kaca, kertas koran bekas, sampai sendok plastik dapat didaur ulang. Pada intinya, proses daur ulang mengambil kembali material asal dan menggunakannya kembali untuk membuat produk-produk baru. Secara umum, menggunakan material hasil daur ulang untuk membuat produk-produk baru membutuhkan biaya dan energi lebih sedikit dibandingkan menggunakan material baru.

d. pengelolaan sampah dan pengolahannya

24 Zoer‟aini Djamal Irwan,

(40)

Sampah adalah barang/material sisa yang tidak diinginkan dari hasil akhir sebuah proses tertentu. Secara umum sampah dapat dibagi menjadi daua, yaitu sampah organik (bisa disebut sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dan lain-lain. Sedangkan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dan lain-lain tidak dapat terurai secara alami. Jika sampah tidak dikelola dengan baik atau dibuang pada tempatnya akan menyebabkan berbagai masalah salah

satunya adalah banjir.25

Hal-hal yang prlu dilakukan untuk mengatasi masalah banjir antara lain:

1. Penyimpanan Sampah

Yang dimaksud penyimpanan sampah ialah penampungan sampah yang sifatnya sementara sebelum sampah tersebut dibuang pada tempat semestinya. Bentuk penyimpanan sampah berbentuk lubang. Sampah dimasukkan ke dalam lubang, setelah lubang penuh dengan sampah kemudian ditimbun dengan tanah.

2. Pengumpulan Sampah

Yang dimaksud pengumpulan sampah ialah pengumpulan sampah dari bak-bak sampah yang ada di setiap tempat. Barang-barang dipilih antara yang kotor dan siap dipilah kembali, dan dibedakan antara yang brwarna dan tidak berwarna. 26

3. Pembuangan Sampah

Maksud tempat pembuangan sampah adalah tempat pembuangan sampah terakhir setelah dikumpulkan dari tempat-tempat pengumpulan. Jadi maksudnya pembuangan sampah adalah setiap sampah yang sudah

25

Adrian, op. cit., h.26-38 26

(41)

dikumpulkan di bak-bak sampah yang tersedia di setiap unit kelas baru dikumpulkan dan di buang di temapat terakhir.

4. Pengolahan Sampah Sederhana

Pengomposan bisa menjadi salah satu alternatif dalam pengolahan sampah. Pengomposan adalah cara pembuatan kompos dengan mengolah sampah organik (sampah yang berasal dari makhluk hidup). Memang pengomposan ini menimbulkan masalah seperti bau berair, atau menghasilkan

belatung. Ada dua cara pengomposan yang kita kenal, pengomposan alami dan pengomposan buatan.

Cara pengomposan alami:

1. Galilah lubang secukupnya dengan kedalaman minimal 1 meter. 2. Masukkan sampah organik ke dalam lubang.

3. Lapisi sampah trsebut dengan jerami. 4. Tutupah galian dengan tanah.

5. Bila telah mencapai tujuh hari, bukalah galian tersebut, dan 6. Sampah siap digunakan sebagai kompos.

Sedangkan dalam pengomposan buatan, kita menggunakan sebuah reaktor mini dan bakteri. Di dalam reaktor inilah, sampah akan diurai oleh bakteri. Secara sederhana cara pengomposan buatan adalah sebagai berikut:

1. Campurkan sampah organik dan bakteri

2. Masukkan adonan tersebut ke dalam sebuah reaktor mini 3. Biarkan selama 5-7 hari

4. Kompos siap digunakan

Selain cara-cara diatas ada beberapa hal kreatif dan efektif yang bisa kita lakukan yaitu menerapkan prinsip 4R, replace (mengganti), reduce

(mengurai), re-uce (memakai), dan recycle (daur ulang).27

27

(42)

1. Replace (ganti dengan barang ramah lingkungan)

Gantilah barang-barang sekali pakai dengan barang yang lebih tahan lama. Misalnya ganti memakai kantong plastik dengan keranjang bila berbelanja dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bsa didegradasi secara alami.

2. Reduce (kurangi sampah)

Membawa tas belanja sendir saat berbelanja. Membeli kemasan isi ulang untuk sampo dan sabun.

3. Re-use (gunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai)

Coba cara-cara berikut ini:

1. memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah

2. memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk pembungkus

3. memanfaatkan pakaian atau kain-kain batik bekas untuk kerajinan tangan, kain-kain bekas yang sudah tidak terpakai bisa dijadikan pembungkus sendal supaya tampilannya lebih menarik dengan ditempelin kain batik.

4. Recycle (daur ulang sampah)

1. Daur ulang sendiri memang tidak mudah karena kadang dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus. Adapun cara yang dapat dilakukan adalah:

1. mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk didaur ulang

(43)

3. mengumpulkan bungkus plastik bekas seperti bungkus kopi good day, rinso dan lain sebagainya, yang bisa dijadikan tas, tempat tissue dan lain-lain.

e. Mengurangi Pemanasan Global

Cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah pemanasan global ke tingkat yang lebih parah, adalah sebagai berikut:

1. Menghemat penggunaan energi. Hindarilah penggunaan energi berlebihan yang akan menguras sumber energi yang tersedia. Misalnya, mematikan lammpu ruangan jika tidak diperlukan. 2. Penanaman pohon muda yang memiliki tingkat pertumbuhan cepat

dalam jumlah banyak secepatnya.

3. Pengelolaan sampah di lingkungan sekitar. Ini bisa dilakukan dengan usaha pendauran ulang atau dengan cara dekomposting.

4. Program Adiwiyata

Kerusakan lingkungan hidup sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia. Perilaku hidup manusia yang lalai, egois dan tidak bertanggung jawab dalam mengeksploitasi lingkungannya termasuk sering diabaikannya kepentingan pelestarian lingkungan hidup di tingkat pengambil keputusan menandakan adanya masalah degradasi moral. Moral yang buruk mengakibatkan kondisi lingkungan hidup semakin kritis dan akhirnya merugikan manusia itu sendiri.

Permasalahan lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan secara teknis semata, namun yang lebih penting adalah pemecahan yang dapat mengubah mental serta kesadaraan akan pengelolaan lingkungan. Untuk mengatasi dampak kerusakan lingkungan hidup diperlukan suatu

(44)

Pendidikan sangat mempengaruhi perkembangan fisik, daya jiwa (akal, rasa dan kehendak), sosial dan moralitas manusia serta merupakan alat terpenting untuk menjaga diri dan memelihara nilai-nilai positif. Tentunya dengan pengaruh yang ditimbulkan pendidikan ini memberikan dampak pada bertambahnya pengetahuan dan keterampilan serta akan menolong dalam pembentukan sikap yang positif. Pendidikan memberikan peluang kepada masyarakat untuk melakukan suatu tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi pertumbuhan atau perkembangan jiwa,

watak, atau kemampuan fisik mereka melalui lembaga-lembaga pendidikan yang dengan sengaja mentransformasikan warisan budayanya, yaitu pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan dari generasi ke generasi. Semua pihak diharapkan dapat turut serta melakukan penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup dengan mengembangkan sikap, bentuk-bentuk perilaku, kemampuan sosial dan kemampuan individu yang mencintai lingkungan.

Pendidikan lingkungan hidup di sekolah merupakan salah satu dari penerapan pendidikan karakter. Pendidikan karakter dan pendidikan lingkungan hidup menanamkan nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi pengetahuan (kognitif), kesadaran atau kemauan (afektif), dan tindakan (psikomotor) untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.

Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam pelaksanaannya Kementrian Negara Lingkungan Hidup bekerjasama dengan para steakholder, menggulirkan Program Adiwiyata ini dengan harapan dapat mengajak warga sekolah melaksanakan proses belajar mengajar materi lingkungan hidup dan turut berpartisipasi melestarikan serta menjaga lingkungan hidup di sekolah dan sekitarnya.

(45)

Adiwiyata sangat memiliki dampak terhadap sekolah yang mendapatkan gelar adiwiyata tersebut,diantara lain adalah:

1. Sekolah dapat Lebih berperan aktif dalam menciptakan kawasan yang peduli dengan lingkungan

2. Sekolah bisa menciptakan siswa - siswa yang sadar akan lingkungan

3. Sekolah bisa berperan dalam semua kegiatan dalam rangka mengurangi global warming

4. Sekolah bisa menjadi sarana penyalur pendidikan lingkungan secara

praktek langsung

Bukan hanya Sekolah, siswa pun juga mendapatkan dampak yang positif karena program ini seperti :

1. Siswa dapat membiasakan agar membuang sampah pada tempatnya

2. Siswa dapat mengerti pentingnya memilah - milah sampah

3. Siswa dapat mengerti bahwa barang bekas bukan hanya untuk dibuang tapi juga dapat dimanfaatkan.

Berdasarkan Undang-Undang yang mengatur Program Adiwiyata adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata pasal 1, yang dimaksud Adiwiyata adalah sekolah yang baik dan ideal sebagai tempat memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan cita-cita pembangunan berkelanjutan. Program Adiwiyata adalah salah satu program kerja berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mewujudkan pengembangan pendidikan lingkungan hidup.

(46)

Hidup, dan anggota tim peninjau lapangan terdiri dar wakil: Kementrian Negara Lingkungan Hidup, Departemen Pendidikan Nasional, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat Tingkat Pusat yang bergerak di Bidang Pendidikan Lingkungan Hidup.

Sekolah Adiwiyata yang dinilai, wajib memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Memiliki kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan.

2. Memiliki dan melaksanakan kurikulum sekolah berbasis lingkungan.

3. Melaksanakan kegiatan sekolah berbasis partisipatif.

4. Memiliki sarana dan prasarana pendukung sekolah yang ramah lingkungan.

5. Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok

a. Implememtasi Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok

Program sekolah Adiwiyata merupakan bentuk komitmen pemerintah terhadap pengelolaan dan perlindungan lingkungan melalui pendidikan. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yaitu melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2013 diterjemahkan menjadi program sekolah Adiwiyata. Implementasi program tersebut terdapat alur, alur yang dilakukan oleh SMP Negeri 2 Depok terdiri dari sosialisasi oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Pendidikan Kota Depok, pembentukan tim Adiwiyata di sekolah, menyusun kajian lingkungan dan rencana aksi, penilaian oleh tim BLH dan penghargaan sekolah Adiwiyata.

Penerapan program sekolah Adiwiyata memiliki kriteria yang dilihat dari komponen dan standarnya. Komponennya antara lain: (1) Kebijakan berwawasan lingkungan serta rencana kegiatan dan anggaran sekolah yang mana diaplikasikan di dalam ruang lingkup sekolah berupa adanya visi,

(47)

lingkungan hidup, (2) Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan dimana guru atau pendidik berkompetensi sehingga dalam penyampaian pembelajaran lingkungan hidup dapat dipahami dan dilaksanakan oleh peserta didik, (3) Kegiatan lingkungan perlindungan berbasis partisipatif dimana SMP Negeri 2 Depok menerapkan kegiatan melalui kegiatan komposter, berkebun dan program 4R yang mana seluruh kegiatan tersebut melibatkan seluruh warga sekolah, (4) Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan yang mana SMP Negeri 2 Depok dalam penyediaan

sarana prasarana berupa raung terbuka hijau (green house) dan tempat daur ulang.

b. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Penerapan Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok

Faktor pendukung dalam implementasi program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok, tenaga pendidik memiliki jenjang pendidikan tinggi. Hal ini mendorong akan keberhasilan dalam penerapan program sekolah Adiwiyata dan berbagai metode dalam pembelajaran akan lebih banyak dengan melibatkan peserta didik lebih aktif dalam kelas dan di luar kelas. Adanya keterlibatan pihak wali murid dan pemerintah membuat penerapan program sekolah Adiwiyata berjalan dengan lancar. Seperi hasil kompos yang sudah jadi dijual kembali pada wali murid yang ingin membeli. Namun saat pelaksanaan ada wali murid yang tidak setuju jika anaknya ikut kegiatan bersih-bersih di sekolah, karena anaknya dirumah saja tidak pernah melakukan kegiatan bersih-bersih. 28Adapun kendala lain yaitu kurang bekerja samanya seluruh warga sekolah dalam menjalankan program Adiwiyata, dikarenakan ada petugas kebersihan yang bertugas

28

(48)

bersih-bersih jadi para guru tidak semuanya ikut berpartisipasi dalam kegaiatan program Adiwiyata.

Dalam hal ini mewujudkan sekolah yang bersih, sehat, dan rapi. Bagi para siswa, kegiatan partisipasi mendukung program Adiwiyata, di anataranya;

1. Piket kelas

2. Mengadakan kegiatan Jum‟at bersih

3. Kegiatan kebersihan yang diikuti ekstrakurikuler 4. Membawa tempat makan dan minum dari rumah 5. Ikut serta dalam pengolahan kompos

6. Mendaur ulang sampah-sampah 7. Kegiatan bakti sosial

8. Kegiatan berkebun

9. Mengikuti ROMLI (Rombongan Lillahi Ta‟ala) dalam memanfaatkan

TOGA (Tanaman Obat Keluarga)

Kegiatan Adiwiyata harus didukung seluruh warga sekolah, misal pemilihan sampah organik dan anorganik. Tempat-tempat sampah yang tersebar, di sudut-sudut sekolah hingga di depan kelas pun sudah terbagi sesuai jenis sampahnya. Secara otomatis siswa terbina memilih sampah. Penghematan listrik dan penggunaan air juga melatuh siswa agar tidak boros.

Pembinaan lingkungan hidup di lingkungan sekolah dilakukan para siswa dengan menanam tanaman obat-obatan, misal kunyit, jahe, dan lain-lain. Peran guru PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) sebagai pembimbing akan lingkungan hidup juga penting.

(49)

tua siswa berjalan baik. Mereka memberikan saran dan solusi terkait program Adiwiyata.

6. Sumber Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sehingga hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 29

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu

proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nayata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Sumber pelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran bisa didapatkan. Sumber pelajaran dapat berasal dari masyarakat dan kebudayaannya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan didik. Sumber pelajaran sesungguhnya banyak sekali terdapat dimana pun seperti: sekolah, pusat kota, pedesaan, benda mati, lingkungan, toko dan sebagainya.30

Menurut Roestiyah N.K dalam buku strategi belajar mengajar, mengatakan bahwa sumber-sumber belajar itu adalah:

1. Manusia

2. Buku/perpustakaan

3. Media massa (majalah, surat kabar, radio, tv, dan lain-lain) 4. Lingkungan alam, sosial, dan lain-lain

5. Alat pelajaran (buku pelajaran, peta, gambar, kaset, tape, papan tulis, kapur, spidol, dan lain-lain

29

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995),h. 2

30

(50)

6. Museum (tempat penyimpanan benda-benda kuno).

Menurut Sudirman N. Dkk dalam buku strategi belajar mengajar mengemukakan macam-macam sumber belajar sebagai berikut :

1. Manusia

2. Bahan (materialis)

3. Lingkungan (Setting)

4. Alat dan perlengkapan (tool and equipment)

5. Aktivitas (Activities)

a. Jenis Sumber Belajar

AECT (Assocition for Education and Communication Teches) menyatakan bahwa sumber belajar (learning rsesources) adalah sumber, baik berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terspisah maupun secara terktrol sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran, berupa teks, medie cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan sekitar, dan sebagainya. Sumber belajar berfungsi untuk membantu optimalisasi belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari belajar, tetapi juga dilihat dari proses pembelajaran yang berupa interaksi siswa dengan berbagai sumber belajar yang dapat memberikan rangsangan untuk belajar dan mempercepat pemahaman serta penguasaan ilmu yang dipelajari.

b. Fungsi Sumber Belajar

Secara umum, sumber belajar memiliki fungsi berikut.

(51)

menyajikan informasi sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.

2. Memberikan kmungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kurang dan tradisonal; (b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.

3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara : (a) perancangan program pembelajaran yang lebih

sistematis; (b) pengembangan bahan pengajaran yang ditandai oleh penelitian.

4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan : (a) meningkatkan kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih konkret.

5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu : (a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat vebal abstrak dengan realitas yang sifatnya konkret; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.

6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis. Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggmbarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar, untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.

Dengan demikian, sumber belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:31 a. Tempat atau lingkungan alam sekitar, yaitu dimana saja sesorang

siswa dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku, tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar, yang berarti

sumber belajar. Misalnya, perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan, dan sebagainya.

31

(52)

b. Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi siswa maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya, situs, candi, benda peninggalan lainnya. c. Orang, yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu yang bisa

mengajarkan sesuatu kepada siswa maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya, guru, ahli geologi, polisi, dan ahli-ahli lainnya.

d. Bahan, yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri

oleh siswa. Buku dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya, buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi, dan sebagainya.

e. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, mislanya kerusuhan, bencana, dan peristiwa lainnya yang adapat dijadikan sebagai sumber belajar.

Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi siswa atau guru apabila sumber belajar diorganisasi melalui rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang, dana atu buku tidak berarti apa-apa.

7. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Belajar Bagi Peserta Didik

Sumber belajar tidak mesti hanya ada didalam kelas. Lingkungan merupakan materi pembelajaran yang sangat kaya sesuai dengan tuntutan kurikulum. Ada dua jenis bentuk lingkungan belajar, yakni pertama

lingkungan atau tempat yang sengaja didesain untuk belajar peserta didik seperti laboratorium, perpustakaan, rauang internet dan lain sebagainya.

Kedua, lingkungan yang tidak didesain untuk proses pembelajaran akan

(53)

Lingkungan sekolah yang memadai dapat dijadikan sumber belajar bagi peserta didik. Kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan akan menjadikan siswa memiliki interaksi antara peserta didik dengan lingkungan. Seperti kegiatan bersih-bersih kelas, mendaur ulang sampah, membuat kompos dari sisa-sisa sampah dapat dijadikan sumber belajar oleh guru.

Upaya untuk pelestarian Lingkungan Hidup di SMPN 2 Depok

1. Siswa-siswi mengumpulkan batok kelapa yang sudah tidak terpakai lagi untuk diolah menjadi kompos. Lalu hasil komposnya akan dijual kepada orang tua dari masing-masing siswa itu sendiri.

2. Siwa-siswi memilah dan memilih sampah yang bisa digunakan kembali dengan memisahkan sampah organik dan non organik.

3. Siswa-siswi mengumpulkan plastik yang sudah tidak terpakai lagi untuk didaur ulang yang dapat dijadikan karya seni yang bernilai ekonomis.

4. Siswa-siswi membuat apotek hidup di sekolah. Hal ini membuat sekolah semakin segar dan hijau.

5.Setiap kelas membuat tanaman berupa obat-obatan, sayur-sayuran yang ditanam disekitar sekolah. Upaya ini dapat membuat peserta didik lebih mencintai lingkungan.

6. Siswa-siswi membuat kerajinan tangan dari kain-kain sisa yang sudah tidak terpakai kembali untuk dijadikan penghias sendal dan tas, dan membuat tas dari bekas bungkus kopi.

7. Siswa-siswi dibiasakan untuk menghemat energi dengan menyalakan pendingin ruangan atau AC dimulai jam 10 pagi, serta menggunakan air secukupnya.

Dari hal-hal yang dilakukan diatas merupakan suatu

Gambar

Gambar 4. 2  ................................................................................................
Gambar Diagram
Tabel 3.1
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peserta Seminar nasional Manajemen Dampak Pergeseran Iklim Global dalam Pelestarian

Model sekolah Adiwiyata adalah suatu program pendidikan lingkungan hidup yang ditujukan bagi pemberdayaan sekolah di tingkat SD, SMP, dan SMA. Untuk mewujudkan sekolah

Skripsi dengan judul “Pendidikan Lingkungan Hidup Sebagai Muatan Lokal Pada Sekolah Adiwiyata di SDN Purwantoro I Kota Malang” adalah hasil karya saya dan dalam naskah skripsi ini

Pelaksanaan pendidikan agama islam berwawasan lingkungan hidup menuju program adiwiyata di SMP Plus Nurul Wafa Kecama- tan Mumbulsari tahun pelajaran 2019/2020

Berdasarkan keempat indikator sekolah Adiwiyata menurut Kementerian Negara Lingkungan Hidup, dapat dinyatakan bahwa proses pelaksanaan program sekolah peduli dan

Penggambaran proses yang terjadi dalam pembuatan aplikasi penilaian sekolah adiwiyata pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu secara umum dapat

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup ditinjau dari Value for Money Pembinaan sekolah berwawasan lingkungan (ADIWIYATA)

23 adiwiyata di SMP Negeri 1 Jatilawang dapat dijelaskan oleh kepedulian lingkungan siswa dan jenis kegiatan lingkungan hidup, atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa variabel