BAB II KAJIAN TEOR
2. Pelestarian Lingkungan Hidup
Setiap kegiatan atau proyek pembanguan memerlukan lokasi dan lokasi ini dapat merupakan ekosistem atau bagian suatu ekosistem. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kegiatan akan mengakibatkan dampak atau gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem itu (lingkungan). Artinya, dampak proyek pembangunan tidak mungkin ditiadakan atau dihilangkan secara total. Usaha melestarikan lingkungan dari pengaruh dampak pembangunan adalah salah satu usaha yang perlu dijalankan. Pengelolaan lingkungan yang baik dapat mencegah kerusakan lingkungan akibat suatu proyek pembangunan.22 Upaya yang dapat dilakukan adalah memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif sehingga kerusakan dan pencemaran yang timbul dapat ditoleransi oleh lingkungan. Untuk mewujudkannya adalah dengan pengelolaan lingkungan yang berasaskan pelestarian lingkungan. Untuk itu, diperlukan pemahaman tentang konsep ekosistem, asas ekologi atau lingkungan, dan pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
Perlu diperhatikan bahwa pelestarian lingkungan hidup mengandung dua pengertian, yaitu:
22
Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, (Bandung: Alumni, 1994), h. 171.
1) Yang dilestarikan adalah fungsi lingkungan hidup itu sendiri. Suatu lingkungan bisa saja berubah karena adanya pembangunan, tetapi fungsi lingkungan itu tetap dipertahankan. Misalnya, suatu areal yang ditumbuhi pohon-pohonan akan dibangun kawasan industri. Pohon boleh ditebang, tetapi dalam perencanaan harus disediakan areal terbuka dan lokasi untuk tanaman penhijauan. Dalam hal ini, fungsi pohon- pohon yang ditebang menjelang pembangunan, digantu oleh areal terbuka dan pohon tanaman penghijauan setelah proyek berjalan.
2) Yang dilestarikan adalah lingkungan itu sendiri, ansich. Sebagai contoh adalah keberadaan Hutan Lindung, Taman Nasional, dan Cagar Alam, yang harus tetap dipertahankan (tidak boleh diganggu). Artinya, kegiatan pembangunan tidak boleh dilakukan di lingkungan itu karena fungsinya tidak mungkin dilestarikan dengan adanya kegiatan pembangunan.
Kita telah mengetahui bahwa lingkungan hidup sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Bayangkan, apa yang terjadi jika lingkungan hidup di sekitar kita rusak. Tentu kelangsungan hidup manusia akan terganggu. Oleh karena itu, kita harus memperlakukan lingkungan hidup dengan baik. Kita harus dapat menghargai lingkungan kita dengan menjaga dan melestarikan kebersihan lingkungan hidup. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan kita agar tetap bersih dan nyaman.
Kita harus mecoba dari hal yang kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan kantong sampah plastik, menghemat kertas, menggurangi penggunaan listrik yang berlebihan, menjauhi produk-produk yang dapat merusak lingkungan, berhenti merokok, menanam pohon di lingkungan sekitarm ke sekolah dengan bersepeda, dan masih banyak lagi.
3. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup di Sekolah
Sekolah yang terlihat indah, rapi, bersih, sehat, aman, dan nyaman ini tidak terlepas dari bagaimana sekolah tersebut bisa mengelola sekolah dengan baik dan ini juga bergantung dari kerja sama semua pihak yang ada di sekolah tersebut (guru, siswa, karyawan, orang tua siswa) keadaan sekolah yang bersih dan nyaman merupakan idaman setiap orang yang berada di lingkungan sekolah dan akan merasa nyaman bila berada di lingkungan sekolah dan semua itu bisa meningkatkan motivasi belajar siswa, guru juga dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan baik. Untuk mewujudkan sekolah yang rapi, indah, bersih, sehat, aman, dan nyaman dengan melakukan:
a. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Manusia berkewajiban menjaga kelestarian lingkungannya, manusia baik sendiri maupun kelompok yang berhasil dalam usaha menyelamatkan lingkungannya disebut penyelamat lingkungan. Lingkungan yang diselamatkan bukan hanya lingkungan yang sudah rusak, tetapi juga lingkungan yang masih baik. Selain penyelamat lingkungan ada juga orang-orang yang berupaya merintis, terciptanya lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Perintis lingkungan hidup adalah suatu kegiatan yang menghasilkan dan mengembangkan lingkungan hidup tanpa pamrih dan kegiatan itu memberi pengaruh pada yang lain atau masyarakat sekitarnya. Semua kegiatan perints lingkungan bertujuan untuk melestarikan lingkungan hidup.
Lingkungan yang bersih berarti bebas dari sampah, baik sampah dalam bentuk padat, cair, maupun gas. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama turut serta dalam upaya menjaga, merawat, dan melestarikan lingkungan hidup kita mulai dari sekarang dan dimulai dari hal-hal kecil yang dapat dilakukan demi kepentingan bersama.
Kebersihan lingkungan meliputi:23 1. Kebersihan Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan tempat kita belajar dan bermain pada saat istirahat, oleh karena itu lingkungan sekolah harus selalu bersih dan rapi. Misalnya dengan membentuk regu piket kelas dikelas yang dilakukan setiap hari secara bergiliran. Dan juga sekolah menggerakan semua personil sekolah untuk melakukan kegiatan kebersihan dilingkungan sekolah (guru, siswa, karyawan) yang dilakukan satu kali dalam seminggu.
2. Kebersihan Tempat Ibadah
Tempat ibadah harus betul-betul dijaga kebersihannya dan kesuciannya karena tempat tersebut adalah tempat dimana kita melakukan kontrak dengan Tuhan (berdoa). Menjaga kebersihan dan kesucian tempat ibadah adalah merupakan tuags dan tanggung jawab kita bersama. Hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan tempat ibadah adalah sama hal nya dengan kelas musholla/msjid juga harus dibuatkan regu piket yang bertugas membersihakan musholla/masjid.
b. Menanam dan Merawat Tumbuhan
Selain sekolah terlihat indah, bersih, sehat, aman, dan nyaman, sekolah juga harus menciptakan suasana sekolah menjadi sejuk. Suasana yang sejuk dapat ditunjukkan dengan adanya banyak tumbuhan yang tumbuh dan ditanam di lingkungan sekitar sekolah. Dengan demikian sekolah tersebut terlihat sejuk dan juga banyaknya tumbuhan yang ditanam dan diatur sedemikian rupa ini juga dapat mengatur sirkulasi udara dengan baik dan sehat. Kita bisa mengajak siswa untuk ikut serta dalam menanam pohon di sekolah dan juga sekaligus mengajak siswa untuk turut merawat pohon tersebut dengan menyiram pohon dan melarang siswa mencabut pohon, memetik bunga dan lain sebagainya.
23
Diah Soepabowati, Akhlak Siswa Terhadap Alam, (Semarang: Sindur Press, 2008),h. 57-58.
Misalnya menanam bunga yang cocok ditanam di sekolah untuk memperindah keadaan sekolah yaitu menanam bungan mawar, anggrek dan lain sebagainya. Bila sekolah memiliki lahan yang cukup luas bisa dimanfaatkan dengan menanam bunga yang cocok untuk pekarangan. Pekarangan yang ditanami berbagai macam bunga selainsedap dipandang mata juga menjadi tempat untuk melahirkan pecinta alam di masa yang akan datang.
Fungsi dan peranan penghijauan di sekolah diantaranya: pengatur lingkungan (mikro), vegetasi akan menimbulkan lingkungan setempat sejuk, nyaman dan segar. Keindahan (estetika), dengan terdapatnya unsur- unsur penghijauan yang direncakan secara baik dan menyeluruh akan menambah keindahan sekolah. rekreasi dan pendidikan (edukatif). 24
c. Terampil Mendaur Ulang
Daur ulang (recycling) adalah proses mengambil kembali material mentah untuk digunakan kembali. Melakukan daur ulang berarti lebih memilih melakukan proses pengumpulan dan penggunaan kembali material-material daripada membuangnya menjadi sampah. Kegiatan mendaur ulang limbah ini adalah kegiatan yang sangat bak, mengingat alam pun melakukannya secara alamiah.
Benda-benda yang terbuat dari berbagai macam logam, kaca, kertas koran bekas, sampai sendok plastik dapat didaur ulang. Pada intinya, proses daur ulang mengambil kembali material asal dan menggunakannya kembali untuk membuat produk-produk baru. Secara umum, menggunakan material hasil daur ulang untuk membuat produk-produk baru membutuhkan biaya dan energi lebih sedikit dibandingkan menggunakan material baru.
d. pengelolaan sampah dan pengolahannya
24 Zoer‟aini Djamal Irwan,
Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2012),h. 168.
Sampah adalah barang/material sisa yang tidak diinginkan dari hasil akhir sebuah proses tertentu. Secara umum sampah dapat dibagi menjadi daua, yaitu sampah organik (bisa disebut sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dan lain-lain. Sedangkan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dan lain-lain tidak dapat terurai secara alami. Jika sampah tidak dikelola dengan baik atau dibuang pada tempatnya akan menyebabkan berbagai masalah salah satunya adalah banjir.25
Hal-hal yang prlu dilakukan untuk mengatasi masalah banjir antara lain:
1. Penyimpanan Sampah
Yang dimaksud penyimpanan sampah ialah penampungan sampah yang sifatnya sementara sebelum sampah tersebut dibuang pada tempat semestinya. Bentuk penyimpanan sampah berbentuk lubang. Sampah dimasukkan ke dalam lubang, setelah lubang penuh dengan sampah kemudian ditimbun dengan tanah.
2. Pengumpulan Sampah
Yang dimaksud pengumpulan sampah ialah pengumpulan sampah dari bak-bak sampah yang ada di setiap tempat. Barang-barang dipilih antara yang kotor dan siap dipilah kembali, dan dibedakan antara yang brwarna dan tidak berwarna. 26
3. Pembuangan Sampah
Maksud tempat pembuangan sampah adalah tempat pembuangan sampah terakhir setelah dikumpulkan dari tempat-tempat pengumpulan. Jadi maksudnya pembuangan sampah adalah setiap sampah yang sudah
25
Adrian, op. cit., h.26-38 26
Rinrin Migristine, Pengolahan Sampah Plastik, (Bandung: Titian Ilmu Bandung, 2009),h. 31
dikumpulkan di bak-bak sampah yang tersedia di setiap unit kelas baru dikumpulkan dan di buang di temapat terakhir.
4. Pengolahan Sampah Sederhana
Pengomposan bisa menjadi salah satu alternatif dalam pengolahan sampah. Pengomposan adalah cara pembuatan kompos dengan mengolah sampah organik (sampah yang berasal dari makhluk hidup). Memang pengomposan ini menimbulkan masalah seperti bau berair, atau menghasilkan belatung. Ada dua cara pengomposan yang kita kenal, pengomposan alami dan pengomposan buatan.
Cara pengomposan alami:
1. Galilah lubang secukupnya dengan kedalaman minimal 1 meter. 2. Masukkan sampah organik ke dalam lubang.
3. Lapisi sampah trsebut dengan jerami. 4. Tutupah galian dengan tanah.
5. Bila telah mencapai tujuh hari, bukalah galian tersebut, dan 6. Sampah siap digunakan sebagai kompos.
Sedangkan dalam pengomposan buatan, kita menggunakan sebuah reaktor mini dan bakteri. Di dalam reaktor inilah, sampah akan diurai oleh bakteri. Secara sederhana cara pengomposan buatan adalah sebagai berikut:
1. Campurkan sampah organik dan bakteri
2. Masukkan adonan tersebut ke dalam sebuah reaktor mini 3. Biarkan selama 5-7 hari
4. Kompos siap digunakan
Selain cara-cara diatas ada beberapa hal kreatif dan efektif yang bisa kita lakukan yaitu menerapkan prinsip 4R, replace (mengganti), reduce
(mengurai), re-uce (memakai), dan recycle (daur ulang).27
27
www.artikellingkunganhidup.com/cara-menerapkan-konsep-4R/diakses pada tanggal 12 Mei pukul 12.05
1. Replace (ganti dengan barang ramah lingkungan)
Gantilah barang-barang sekali pakai dengan barang yang lebih tahan lama. Misalnya ganti memakai kantong plastik dengan keranjang bila berbelanja dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bsa didegradasi secara alami.
2. Reduce (kurangi sampah)
Membawa tas belanja sendir saat berbelanja. Membeli kemasan isi ulang untuk sampo dan sabun.
3. Re-use (gunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai)
Coba cara-cara berikut ini:
1. memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah
2. memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk pembungkus
3. memanfaatkan pakaian atau kain-kain batik bekas untuk kerajinan tangan, kain-kain bekas yang sudah tidak terpakai bisa dijadikan pembungkus sendal supaya tampilannya lebih menarik dengan ditempelin kain batik.
4. Recycle (daur ulang sampah)
1. Daur ulang sendiri memang tidak mudah karena kadang dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus. Adapun cara yang dapat dilakukan adalah:
1. mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk didaur ulang
2. mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk didaur ulang. Seperti kaleng bekas minuman bisa dijadikan pot bunga hiasan di kelas.
3. mengumpulkan bungkus plastik bekas seperti bungkus kopi good day, rinso dan lain sebagainya, yang bisa dijadikan tas, tempat tissue dan lain-lain.
e. Mengurangi Pemanasan Global
Cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah pemanasan global ke tingkat yang lebih parah, adalah sebagai berikut:
1. Menghemat penggunaan energi. Hindarilah penggunaan energi berlebihan yang akan menguras sumber energi yang tersedia. Misalnya, mematikan lammpu ruangan jika tidak diperlukan. 2. Penanaman pohon muda yang memiliki tingkat pertumbuhan cepat
dalam jumlah banyak secepatnya.
3. Pengelolaan sampah di lingkungan sekitar. Ini bisa dilakukan dengan usaha pendauran ulang atau dengan cara dekomposting.
4. Program Adiwiyata
Kerusakan lingkungan hidup sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia. Perilaku hidup manusia yang lalai, egois dan tidak bertanggung jawab dalam mengeksploitasi lingkungannya termasuk sering diabaikannya kepentingan pelestarian lingkungan hidup di tingkat pengambil keputusan menandakan adanya masalah degradasi moral. Moral yang buruk mengakibatkan kondisi lingkungan hidup semakin kritis dan akhirnya merugikan manusia itu sendiri.
Permasalahan lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan secara teknis semata, namun yang lebih penting adalah pemecahan yang dapat mengubah mental serta kesadaraan akan pengelolaan lingkungan. Untuk mengatasi dampak kerusakan lingkungan hidup diperlukan suatu perubahan sikap dan perilaku pada masyarakat serta perbaikan moral melalui pendidikan.
Pendidikan sangat mempengaruhi perkembangan fisik, daya jiwa (akal, rasa dan kehendak), sosial dan moralitas manusia serta merupakan alat terpenting untuk menjaga diri dan memelihara nilai-nilai positif. Tentunya dengan pengaruh yang ditimbulkan pendidikan ini memberikan dampak pada bertambahnya pengetahuan dan keterampilan serta akan menolong dalam pembentukan sikap yang positif. Pendidikan memberikan peluang kepada masyarakat untuk melakukan suatu tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi pertumbuhan atau perkembangan jiwa, watak, atau kemampuan fisik mereka melalui lembaga-lembaga pendidikan yang dengan sengaja mentransformasikan warisan budayanya, yaitu pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan dari generasi ke generasi. Semua pihak diharapkan dapat turut serta melakukan penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup dengan mengembangkan sikap, bentuk-bentuk perilaku, kemampuan sosial dan kemampuan individu yang mencintai lingkungan.
Pendidikan lingkungan hidup di sekolah merupakan salah satu dari penerapan pendidikan karakter. Pendidikan karakter dan pendidikan lingkungan hidup menanamkan nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi pengetahuan (kognitif), kesadaran atau kemauan (afektif), dan tindakan (psikomotor) untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.
Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam pelaksanaannya Kementrian Negara Lingkungan Hidup bekerjasama dengan para steakholder, menggulirkan Program Adiwiyata ini dengan harapan dapat mengajak warga sekolah melaksanakan proses belajar mengajar materi lingkungan hidup dan turut berpartisipasi melestarikan serta menjaga lingkungan hidup di sekolah dan sekitarnya. Program adiwiyata ini merupakan program yang sangat potensi menumbuhkan kesadaran mengenai perlindungan lingkungan hidup.
Adiwiyata sangat memiliki dampak terhadap sekolah yang mendapatkan gelar adiwiyata tersebut,diantara lain adalah:
1. Sekolah dapat Lebih berperan aktif dalam menciptakan kawasan yang peduli dengan lingkungan
2. Sekolah bisa menciptakan siswa - siswa yang sadar akan lingkungan
3. Sekolah bisa berperan dalam semua kegiatan dalam rangka mengurangi global warming
4. Sekolah bisa menjadi sarana penyalur pendidikan lingkungan secara praktek langsung
Bukan hanya Sekolah, siswa pun juga mendapatkan dampak yang positif karena program ini seperti :
1. Siswa dapat membiasakan agar membuang sampah pada tempatnya
2. Siswa dapat mengerti pentingnya memilah - milah sampah
3. Siswa dapat mengerti bahwa barang bekas bukan hanya untuk dibuang tapi juga dapat dimanfaatkan.
Berdasarkan Undang-Undang yang mengatur Program Adiwiyata adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata pasal 1, yang dimaksud Adiwiyata adalah sekolah yang baik dan ideal sebagai tempat memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan cita-cita pembangunan berkelanjutan. Program Adiwiyata adalah salah satu program kerja berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mewujudkan pengembangan pendidikan lingkungan hidup.
Adapun penilaian Program Adiwiyata dilakukan oleh tim peninjau lapangan yang ditetapkan oleh Sekertaris Menteri Negara Lingkungan
Hidup, dan anggota tim peninjau lapangan terdiri dar wakil: Kementrian Negara Lingkungan Hidup, Departemen Pendidikan Nasional, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat Tingkat Pusat yang bergerak di Bidang Pendidikan Lingkungan Hidup.
Sekolah Adiwiyata yang dinilai, wajib memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Memiliki kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan.
2. Memiliki dan melaksanakan kurikulum sekolah berbasis lingkungan.
3. Melaksanakan kegiatan sekolah berbasis partisipatif.
4. Memiliki sarana dan prasarana pendukung sekolah yang ramah lingkungan.
5. Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok
a. Implememtasi Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok
Program sekolah Adiwiyata merupakan bentuk komitmen pemerintah terhadap pengelolaan dan perlindungan lingkungan melalui pendidikan. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yaitu melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2013 diterjemahkan menjadi program sekolah Adiwiyata. Implementasi program tersebut terdapat alur, alur yang dilakukan oleh SMP Negeri 2 Depok terdiri dari sosialisasi oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Pendidikan Kota Depok, pembentukan tim Adiwiyata di sekolah, menyusun kajian lingkungan dan rencana aksi, penilaian oleh tim BLH dan penghargaan sekolah Adiwiyata.
Penerapan program sekolah Adiwiyata memiliki kriteria yang dilihat dari komponen dan standarnya. Komponennya antara lain: (1) Kebijakan berwawasan lingkungan serta rencana kegiatan dan anggaran sekolah yang mana diaplikasikan di dalam ruang lingkup sekolah berupa adanya visi, misi dan tujuan sekolah yang memuat upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, (2) Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan dimana guru atau pendidik berkompetensi sehingga dalam penyampaian pembelajaran lingkungan hidup dapat dipahami dan dilaksanakan oleh peserta didik, (3) Kegiatan lingkungan perlindungan berbasis partisipatif dimana SMP Negeri 2 Depok menerapkan kegiatan melalui kegiatan komposter, berkebun dan program 4R yang mana seluruh kegiatan tersebut melibatkan seluruh warga sekolah, (4) Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan yang mana SMP Negeri 2 Depok dalam penyediaan sarana prasarana berupa raung terbuka hijau (green house) dan tempat daur ulang.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Penerapan Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok
Faktor pendukung dalam implementasi program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok, tenaga pendidik memiliki jenjang pendidikan tinggi. Hal ini mendorong akan keberhasilan dalam penerapan program sekolah Adiwiyata dan berbagai metode dalam pembelajaran akan lebih banyak dengan melibatkan peserta didik lebih aktif dalam kelas dan di luar kelas. Adanya keterlibatan pihak wali murid dan pemerintah membuat penerapan program sekolah Adiwiyata berjalan dengan lancar. Seperi hasil kompos yang sudah jadi dijual kembali pada wali murid yang ingin membeli. Namun saat pelaksanaan ada wali murid yang tidak setuju jika anaknya ikut kegiatan bersih-bersih di sekolah, karena anaknya dirumah saja tidak pernah melakukan kegiatan bersih-bersih. 28Adapun kendala lain yaitu kurang bekerja samanya seluruh warga sekolah dalam menjalankan program Adiwiyata, dikarenakan ada petugas kebersihan yang bertugas
28
Informasi dari wawancara dengan Wiwi Gustiwi, S,Pd selaku guru koordinator dari program Adiwiyata Penelitian bulan Mei 2015.
bersih-bersih jadi para guru tidak semuanya ikut berpartisipasi dalam kegaiatan program Adiwiyata.
Dalam hal ini mewujudkan sekolah yang bersih, sehat, dan rapi. Bagi para siswa, kegiatan partisipasi mendukung program Adiwiyata, di anataranya;
1. Piket kelas
2. Mengadakan kegiatan Jum‟at bersih
3. Kegiatan kebersihan yang diikuti ekstrakurikuler 4. Membawa tempat makan dan minum dari rumah 5. Ikut serta dalam pengolahan kompos
6. Mendaur ulang sampah-sampah 7. Kegiatan bakti sosial
8. Kegiatan berkebun
9. Mengikuti ROMLI (Rombongan Lillahi Ta‟ala) dalam memanfaatkan
TOGA (Tanaman Obat Keluarga)
Kegiatan Adiwiyata harus didukung seluruh warga sekolah, misal pemilihan sampah organik dan anorganik. Tempat-tempat sampah yang tersebar, di sudut-sudut sekolah hingga di depan kelas pun sudah terbagi sesuai jenis sampahnya. Secara otomatis siswa terbina memilih sampah. Penghematan listrik dan penggunaan air juga melatuh siswa agar tidak boros.
Pembinaan lingkungan hidup di lingkungan sekolah dilakukan para siswa dengan menanam tanaman obat-obatan, misal kunyit, jahe, dan lain- lain. Peran guru PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) sebagai pembimbing akan lingkungan hidup juga penting.
Kerjasama Adiwiyata dilakukan dengan pihak pengelola kantin sekolah, seperti menyediakan makanan dan minuman juga peralatan yang ramah lingkungan. Dukungan dari pihak komite sekolah, khususnya orang
tua siswa berjalan baik. Mereka memberikan saran dan solusi terkait program Adiwiyata.