MANDIRI PERIODE TAHUN 2000-2010 Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh :
RYAN YUDHITAMA NIM : 207046100270
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
bimbingan Dr. Djawahir Hejazziey, SH., MA, Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Perbankan Syariah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh strategi pengembangan DPK Terhadap Peningkatan Laba Bersih Pada Bank Syariah Mandiri periode 2001-2010 serta mengetahui seberapa besar pengaruh kedua variabel tersebut.
Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode kausal (asosiatif). Sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana, uji-t, dan koefisien determinasi.
Hasil analisis menunjukkan hubungan yang kuat dan positif dengan koefisien R Square 0,752 atau 75,2%. Dan hasil analsis regresi menghasilkan persamaan Y = -75.400.000.000 + 14.710.000X1. Hasil penelitian dengan tingkat signifikansi 5 %,
diperoleh thitung 4,920 > ttabel 2,306, maka Ha1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Strategi pengembangan dana pihak ketiga terdapat peningkatan Laba Besih Pada Bank Syariah Mandiri.
Fund Strategy Against Increased Net Profit At Bank Syariah Mandiri, under the guidance of Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA, Faculty of Sharia and Islamic Banking Department of Law, Syarif Hidayatullah State Islamic University, 2011.
This study aims to determine how much influence the development strategy of DPK Against Increased Net Profit At Bank Syariah Mandiri period 2001-2010 and to know how much influence these two variables.
The method used is descriptive analysis method and the method of causal (associative). While the method of analysis used in this research is simple regression, t-test, and coefficient of determination.
The analysis showed a strong and positive relationship with the coefficient R Square 0.752 or 75.2%. And the results of regression analysis produced the equation Y = -75.4 billion + 14.710.000X1. The results with a significance level of 5%, obtained thitung 4.920> 2.306 TTable, the ha1 accepted and H0 is rejected. This means that there is significant influence between the strategy for development of third-party funds have increased Besih Profit At Bank Syariah Mandiri.
v
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul STRATEGI PENGEMBANGAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENINGKATAN LABA BERSIH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE 2001-2010.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan saran, bimbingan serta bantuan baik langsung maupun tidak langsung dalam berbagai penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalat, Bapak Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag., selaku Koordinator Teknis Program Non Reguler, Bapak Mumin Rauf, M.Ag., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat, dan Ibu Mufidah SHI selaku Sekretaris Program Non Reguler.
vi
Syariah Mandiri Cabang serang , dan yang telah meluangkan waktunya untuk membantu peneliti dalam mendapatkan informasi dan data-data yang diperlukan dalam proses penyelesaian penulisan ini.
5. Para dosen, Staf dan Civitas Akademika, atas segala bentuannya kepada penulis langsung atau tidak langsung dalam proses penyelesaian studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. , serta kesabaran dalam mendidik selama proses perkuliahan. Semoga menjadi berkah bagi penulis
6. Orang tua penulis (Ayah dan Ibu) yang sealu mendoakan secara tulus, memberikan semangat kasih sayang dan dukungannya baik moril maupun materil, untuk adik -adik penulis Willy oktaviano, Sonya Nabila dan Meta wulandari yang telah menberikan masukan, sarannya dan yang selalu menghibur untuk tetap semangat. 7. Segenap staf Perpustakan Fakultas Syariah dan Hukum dan Perputakaan Utama
UIN yang telah memfasilitasi untuk melengkapi referensi dalam penyusunan skripsi ini.
vii
perkuliahan di UIN hingga akhir.
Besar harapan skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi pihak-pihak yang memberikan bantuan kepada penulis terutama rekan-rekan mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Program studi Muamalat
Kesemuanya itu sesuai dengan kapasitasnya masing-masing telah berupaya secara maksimal untuk menghantarkan kepada penyelesaian studi yang penulis lakukan. Maka atas dasar keterbatasan penulis, itu dijadikan sebagai amal shaleh sekaligus merupakan awal yang membawa kepada keberkahan hidup.
Apa yang merupakan kekurangan terdapat dalam penulisan ini, baik itu yang menyangkut; penataan kalimat, penelusuran data serta penyajian data secara tuntutan teoritis dan praktis, itu adalah merupakan gambaran kelemahan dan keterbatasan dari pihak penulis. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf dan atas segala usul dan saran demi perbaikan karya ilmiyah ini, diucapkan terima kasih.
Jakarta, 14 september 2011
viii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 9
D. Metode Penelitian 11
E. Review Studi Terdahulu 24
F. Sistematika Penulisan 26
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Strategi dan Pengembangan 28
B. DPK (dana pihak ketiga)
1. Pengertian DPK (Dana Pihak Ketiga) 32
2. Fungsi DPK (Dana Pihak Ketiga) 32
C. Pengertian Kinerja 35
ix
E. Pengertian dan Karateristik laba 38
F. Jenis – jenis Rasio Keuangan Bank 40
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Pendirian dan Perkembangan BSM 47
B. Visi dan Misi 49
C. Shared Values 50
D. Filosopi Perbankan 51
E. Operasional Perbankan Syariah 54
F. Profil Bank Syariah Mandiri Cabang Serang
1. Sejarah singkat Bank Syariah Mandiri Cabang Serang 56
2. Budaya PT. Bank Syariah Mandiri 58
3. Produk dan Jasa PT. Bank Syariah Mandiri 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Strategi Pengembangan Yang Dilakukan Pada PT. Bank Syariah Mandiri
1 Strategi Yang Diterarapkan Pada PT. Bank Syariah Mandiri 63 2 Faktor – faktor yang Mendukung Strategi Pengembangan 64
x
1. Statistik Deskriptif 71
2. Uji Asumsi Klasik 72
3. Analisis Regresi 78
E. Uji Hipotesis 80
F. Koefisien Determinasi 81
G. Pembahasan 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 84
B. Saran 86
DAFTAR PUSTAKA 87
xi
NOMOR KETERANGAN HALAMAN
Tabel 1.1 Perbandingan dan Pertumbuhan DPK 6
Tabel 1.2 Pengambilan Keputusan ada atau tidak autokorelasi 20
Tabel 1.3 Perbandingan Studi Terdahulu 25
Tabel 4.1 Data pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) 67
Tabel 4.2 Data pertumbuhan laba 68
Tabel 4.3 Statistic Deskriptif DPK dan Pertumbuhan Laba 71
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas histrogram 73
Tabel 4.5 Hasil Hasil Uji Normalitas pp plot 74
Tabel 4.6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 75
Tabel 4.7 Uji Heterokedastisitas 76
Tabel 4.8 Uji Glejser 76
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokelasi 79
Tabel 4.10 Perhitungan Regresi Linier 78
Table 4.11 Persamaan Regresi Parsial DPK terhadap Laba bersih 80
Tabel 4.12 Uji-t 78
xii
NOMOR KETERANGAN HALAMAN
Lampiran 1 Surat pengesahan dosen pembimbing akademik 88
Lampiran 2 Surat pembimbing skripsi 89
Lampiran 5 Surat keterangan Bank Syariah Mandiri 90
Lampiran 6 Tabel distribusi t 93
1 A. Latar Belakang
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia menunjukan arah peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu :
asset, dana pihak ketiga (DPK), dan pembiayaan. Berdasarkan data statistik perbankan syariah Bank Indonesia dapat diketahui bahwa perkembangan asset
bank syariah pada bulan November 2007 dan 2008 masing-masing sebesar 0.82% dan 9.76%. Tetapi pada Desember 2007 perkembangan asset bank syariah sempat mencapai angka 9.76%. Secara terinci pertumbuhan asset bank
syariah dari November 2007 sampai 20081.
Jumlah dana pihak ketiga yang dimiliki oleh perbankan syariah di
Indonesia dari mengalami peningkatan. Pada tahun 2006, dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank syariah berjumlah Rp 20.672.181 juta, sedangkan pada tahun 2007 mencapai Rp 28.011.670 juta. Pada Desember
2008 jumlah DPK juga bertambah menjadi Rp 36.852.158 juta2. Menurut data yang diperoleh, kenaikan jumlah dana pihak ketiga disebabkan karena
beragamnya produk-produk yang dimiliki perbankan syariah dan pelayanan yang relatife baik. Perkembangan jumlah DPK juga menunjukan semakin banyaknya masyarakat yang menyimpan dananya dibank-bank syariah. Hal ini
juga menunjukan tingkat kepercayaan masyarakat pada bank syariah.
1
http://www.bi.go.id , diakses pada tanggal 5 Januari 2011
2
faktor-faktor apa saja yang diduga mempengaruhi pembentukan Peningkatan DPK akan memperbesar peluang untuk dapat meningkatkan
penyaluran pembiayaannya, peningkatan pembiayaan dan disebabkan karena beragamnya produk-produk yang dimiliki perbankan syariah, tingkat bagidan
pelayanan yang relatife baik. dengan ini diduga akan meningkatkan jumlah laba yang akan diperoleh pada bank tersebut.
Dana yang di simpan oleh pihak ketiga sebagian besar berbentuk
Deposito Mudharabah, dengan pangsa pasar mencapai 54.66 %. Pembiayaan pada perbankan syariah meliputi pembiayaan Musyarakah, pembiayaan
Mudharabah, Piutang Murabahah, piutang Salam, piutang Istishna’, piutang Qardh, dan Ijarah.
Penyaluran pembiayaan dari bank syariah berdasarkan jenis
penggunaan berbentuk modal kerja (working capital), investasi (investment), dan konsumsi (consumption). Sedangkan pembiayaan berdasarkan golongan
pembiayaan dibedakan menjadi UKM dan Non UKM. Sebagian besar pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah Indonesia tersebut di salurkan kepada UKM (Unit Kegiatan Masyarakat) dalam bentuk modal kerja.
Kesehatan Bank Syariah, merupakan harapan masyarakat untuk memperoleh jaminan keamanan atas uang yang disimpan di Bank Syariah.
uang di bank syariah namun ditolak oleh bank syariah karena kesulitan tidak bisa menyalurkan dana tersebut ke masyarakat.
Kinerja (performance) dalam kamus istilah akuntansi adalah kuantifikasi dari keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode
tertentu.3 Kinerja bank secara umum merupakan gambaran prestasi yang dicapai oleh bank dalam operasionalnya. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup
aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Kinerja menunjukkan sesuatu yang berhubungan dengan kekuatan serta kelemahan suatu
perusahaan. Kekuatan tersebut dipahami agar dapat dimanfaatkan dan kelemahan pun harus diketahui agar dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan.4
Laba memiliki potensi informasi yang sangat penting bagi pihak eksternal dan internal perusahaan. Laba dapat digunakan sebagai alat untuk
mengukur kinerja perusahaan serta memberikan informasi yang berkaitan dengan kewajiban manajemen atas tanggung jawabnya dalam pengelolaan sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya. Informasi laba diterbitkan
oleh manajemen yang lebih mengetahui kondisi di dalam perusahaan. Informasi tentang kinerja perusahaan, terutama tentang profitabilitas,
dibutuhkan untuk membuat keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola perusahaan di masa yang akan dating dan hal-hal lain yang langsung
3
Siegel Joel G. dan Joek Shim (1994). Kamus Istilah Akuntansi. (Jakarta: PT Elex Media Komputindo).
4
menarik perhatian pemakai seperti pembayaran nisbah bagi hasil nasabah, upah, dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh
tempo.
Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap
perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya.5 Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam
mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang
diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.
Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk
menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode
berikutnya.
“Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia” memuat
visi, misi dan sasaran pengembangan perbankan syariah serta sekumpulan inisiatif strategis dengan prioritas yang jelas untuk menjawab tantangan utama dan mencapai sasaran dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, yaitu
5
pencapaian pangsa pasar perbankan syariah yang signifikan melalui pendalaman peran perbankan syariah dalam aktivitas keuangan nasional,
regional dan internasional, dalam kondisi mulai terbentuknya integrasi dengan sektor keuangan syariah lainnya.
Dalam jangka pendek, perbankan syariah nasional lebih diarahkan pada pelayanan pasar domestik yang potensinya masih sangat besar. Dengan kata lain, perbankan Syariah nasional harus sanggup untuk menjadi pemain
domestik akan tetapi memiliki kualitas layanan dan kinerja yang bertaraf internasional.
Walaupun secara ekonomis adanya ketentuan pendirian bank umum syariah dan unit syariah dirasakan cukup berat karena harus memenuhi permodalan tetentu. Berdasarkan kondisi demikian, Bank Indonesia
mengintrodusir pembentukan bank syariah, melalui mekanisme akuisisi dan konversi bank konvensional. Hal mana berdasarkan undang-undang tentang
perseroan terbatas dan peraturan perundang-undangan di bidang perbankan. PT. Bank Syariah Mandiri yang pada awalnya adalah bank konvensional yang bernama Bank Susila Bakti. Bank Susila Bakti di akuisisi
oleh PT. Bank Mandiri (persero) Tbk yang kemudian dikonversi menjadi Bank yang berdasarkan prinsip Syariah yang bernama PT. Bank Syariah
Mandiri, Hingga kini, outlet BSM mencapai 520 terdiri atas 120 kantor cabang, 264 kantor cabang pembantu, 31 kantor kas, 51 konter layanan syariah, dan 54 payment point6.
6
Dalam upaya pengembangan sistem perbankan syariah yang sehat dan mampu menjawab tantangan masa mendatang, Bank Indonesia menyusun
“Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia” (Biro Perbankan Syariah BI, 2002)7. Sasaran pengembangan perbankan syariah sampai tahun
2011 tersebut memuat :
1. Terpenuhi prinsip syariah dalam operasional ;
2. Diterapkannya prinsip kehati-hatian dalam operasional perbankan syariah;
3. Terciptanya sistem perbankan syariah yang kompetitif dan efisien, serta 4. Terciptanya stabilitas sistemik serta terealisasinya kemanfaatan
masyarakat luas.
Pertumbuhan dana pihak ketiga Jumlah dana pihak ketiga (DPK) di perbankan syariah nasional hingga Oktober 2010 tercatat Rp 103,3 triliun.
DPK yang dihimpun dari sekitar delapan juta nasabah tersebut bertumbuh hingga 50% dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 69
triliun.
Dalam upaya mewujudkan sasaran tersebut, Bank Indonesia mencanangkan langkah-langkah strategis yang pelaksanaanya dibagi dalam
empat focus area, yakni : mendorong kepatuhan pada prinsip-prinsip syariah secara konsisten, menyempurnakan regulasi dan sistem pengawasan yang
sesuai dengan karakteristik perbankan syariah, mendukung terciptanya efisiensi operasional dan daya saing bank syariah, serta meningkatkan kestabilan sistem, peran, dan kemanfaatan perbankan syariah bagi
perekonomian secara umum.
Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya
agar dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank syariah harus bersaing dengan bank konvensional yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia. Persaingan yang semakin tajam ini harus dibarengi dengan
manajemen yang baik untuk bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bartahan hidup
adalah kinerja (kondisi keuangan) bank. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Strategi pengembangan
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Skripsi yang akan dibuat, menekankan pada masalah sebagai berikut:
a. Penelitian dilakukan pada Bank Syariah Mandiri dan yang berstatus sebagai Bank Umum Syariah.
b. Perhitungan dan analisa dilakukan berdasarkan laporan keuangan
dan data-data pendukung lain berupa sejarah dan profil bank-bank umum syariah yang ada di pada tahun 2001 sampai dengan
2010.
2. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, bahwa kinerja bank syariah Mandiri agar dapat lebih memaksimalkan dalam
peningkatan laba ini dibutuhkan strategi pengembangan terhadap DPK (dana pihak ketiga) oleh karena itu penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Strategi pengembangan dana pihak ketiga terhadap peningkatan laba besih PT. Bank Syariah Mandiri pada periode
(2001-2010)?
2. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi strategi pengembangan dana pihak ketiga terhadap laba bersih PT.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis, dan membuktikan secara empirik pada
Strategi Pengembangan yang dilakukan Bank Syariah Mandiri dan analisis komponen alat analisis kesehatan bank terhadap kinerja bank (laba). Analisis managemen tidak dilakukan karena analisis
manajemen harus melibatkan penelitian secara mendalam kedalam perusahaan sedangkan data yang diperoleh bersifat abstrak dan empiris
yaitu dari http://www.bi.go.id. Selain itu, analisis manajemen memerlukan data yang harus diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk:
a. Untuk mengetahui pengaruh strategi pengembangan dana pihak
ketiga terhadap peningkatan Laba Besih Bank Syariah Mandiri
pada periode (2001-2010).
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi strategi pengembangan
dana pihak ketiga terhadap peningkatan Laba Besih Bank
Syariah Mandiri pada periode (2001-2010).
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh bagi beberapa pihak dari penelitian mengenai strategi pngembangan dana pihak ketiga pada kinerja
1. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan serta keputusan
terutama yang berhubungan dengan pencapaian keuntungan atau laba pada perusahaan.
2. Bagi Peneliti
Bagi peneliti diharapkan mampu memberikan pengembangan keilmuan yang telah didapat selama penulis mengikuti
perkuliahan di Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalat serta dapat diharapkan mampu memberikan pengetahuan baru tentang ilmu ekonomi islam terutama Perbankan syariah.
3. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini secara akademis diharapkan mampu memberikan
pengembangan ilmu ekonomi terutama di bidang kajian ilmu Perbankan syariah khususnya melalui penerapan dan aplikasi teori-teori khususnya tentang pokok bahasan tertentu.
4. Bagi Lembaga Perguruan Tinggi
Bagi lembaga perguruan tinggi dapat digunakan untuk
D. Metode Penelitian
1. Jenis dan Sumber Data
1) Jenis Data
a) Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka. Data
kuantitatif yang penulis kumpulkan adalah berupa dana pihak ketiga (DPK) dan laba bersih pada Bank Syariah Mandiri periode 2001 sampai 2010.
b) Data kualitatif merupakan data berupa gambaran umum Bank Syariah Mandiri mengenai sejarah singkat
perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi perusahaan, serta data - data teoritis yang berhubungan dengan penelitian yang diperoleh dari buku referensi, jurnal, publikasi ilmiah
dan hasil wawancara di Bank Syariah Mandiri cabang serang.
2) Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut
dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain.8
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
8
a) Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari narasumber dari pihak Bank Syariah Mandiri.
b) Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari laporan-laporan atau data-data berupa data kuantitatif yang
dikeluarkan oleh Bank Syariah Mandiri.
2. Objek penelitian
Menjelaskan tentang apa dan siapa yang menjadi objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.9 Objek
penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Laba Bersih Bank Syariah Mandiri.
Adapun data yang digunakan untuk Menganalisa strategi
penngembangan dana pihak ketiga yang dilakukan di Bank Syariah Mandiri adalah laporan keuangan periode 2001 sampai 2010 dan
hasil wawancara di Bank Syariah Mandiri.
3. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain penelitian
juga dapat merupakan kerangka kerja dalam suatu studi tertentu
9
guna mengumpulkan, mengukur, dan melakukan analisis data
sehingga dapat menjawab permasalahan penelitian.10
Berkaitan dengan penelitian ini maka desain penelitian yang digunakan adalah desain riset konklusif. Desain riset
konklusif ini untuk membantu dalam pengambilan keputusan guna menetukan, mengevaluasi, dan memilih alternatif yang terbaik dalam memecahkan masalah. Tujuan utama dari desain ini adalah
menguji hipotesis yang berhubungan dengan berbagai variabel.11
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah data yang merupakan suatu cara atau proses untuk mendapatkan
informasi dan data sekunder. Data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang didapat
dari pihak Bank Syariah Mandiri, maupun dari situs internet.
Teknik pengumpukan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Studi Dokumentasi
Penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berasal
dari sumber data sekunder yakni dilakukan dengan melakukan
10
Widayati dan Amirullah., Metode Penelitian. 2002.Bandung : IKAPI.
11
kunjungan ke Bank Indonesia (BI) atau dengan kunjungan pada PT. Bank Syariah Mandiri, dengan mengumpulkan data
perusahaan yang berasal dari laporan keuangan perusahaan yang diteliti.
b. Study kepustakaan (Library Research)
Penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data-data dan informasi yang berdasarkan literature dan berdasarkan teoritis dan
buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang menyangkut bahan yang akan diteliti yang dapat dipergunakan sebagai alat
bantu dalam pengambilan kesimpulan dam mengemukakan saran-saran. Teori-teori tersebut antara lain:
1) Teori mengenai Laba Bersih, Dana Pihak Ketiga (DPK), serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya,
2) Jurnal yang menerangkan teori Dana Pihak Ketiga (DPK)
terhadap Laba Bersih,
3) Teori metode penelitian seperti teori mengenai desain penelitian, jenis data, sumber data, dan teknik pengumpulan
data. Serta teori statistika untuk penelitian seperti teori mengenai statistik deskriptif, pengujian asosiatif, uji asumsi
klasik, analisis regresi, uji hipotesis (Uji-t), dan koefisien penentuan/ determinasi.
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh wawancara untuk mendapatkan informasi dari nara sumber guna
mendapatkan data-data yang dibutuhkan secara intraktif. 5. Analisis Data
Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden untuk menjawab rumusan masalah dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis data sebagai berikut12 :
a. Statistik Deskriptif
Fungsi dari analisis statistik deskriptif ini adalah memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku atau generalisasi. Statistik deskriptif digunakan bila peneliti hanya ingin
mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil.
b. Pengujian Asosiatif
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini bentuk hubungan
12
antara variabel yang digunakan yaitu hubungan kausal. Hubungan kausal menjelaskan hubungan antar variabel dimana merupakan
hubungan sebab akibat (causal relationship). Oleh karena itu, sebelum menggunakan analisis regresi dan korelasi dalam
menjelaskan pengaruh dan hubungan antara dua atau lebih variabel, maka perlu diyakini terebih dahulu bahwa secara teoritis atau perkiraan sebelumnya dua atau lebih variabel tersebut
memiliki hubungan sebab-akibat. Dalam penelitian ini digunakan Regresi Berganda yang mengharuskan Uji Asumsi Klasik.
Analisis yang akan dilalui dalam penelitian ini ada beberapa tahap yaitu, antra lain:
1. Menganalisa dan mengukur dana Pihak Ketiga yang diperoleh
dari laporan keuangan pada Bank Syariah Mandiri periode 2001-2010.
2. Menganalisa dan mengukur Laba Bersih yang diperoleh dari laporan keuangan pada Bank Syariah Mandiri periode 2001-2010.
3. Sebelum menganalisis regresi dan koefisien determinasi dan menguji kebenaran hipotesis, terlebih dahulu melakukan Uji
4. Pemecahan masalah dan menguji kebenaran hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana , yakni meramalkan
bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila variabel independen sebagai faktor predikator
dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Dengan menentukkan persamaan regresi variabel independen dan variabel dependen, selanjutnya akan dilakukan analisis koefisien determinasi untuk
melengkapi dan memperkuat hasil yang telah diperoleh pada hasil regresi tersebut.
5. Analisis Statistik
Analisis statistik pada penelitian ini diolah menggunakan program
statistik SPSS 19.
a. Uji Asumsi Klasik
Model regresi dikatakan valid jika bebas dari masalah asumsi
klasik. Asumsi klasik adalah asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam model regresi. Asumsi tersebut adalah:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah variabel independent yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK) dan
normal probability plot, yaitu deteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada sebuah
grafik. Dasar pengambilan keputusan13:
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya
tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Dan jika data tidak berdistribusi normal maka dapat
diatasi dengan menambah jumlah periode data.
13
Ghozali, Imam. 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastistitas dan jika berbeda
disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.14
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dalam penelitian ini adalah dengan meihat grafik plot setiap substuktur, yaitu antara nilai prediksi variabel dependen
(Return Saham) dengan residualnya. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot.15 Dasar pengambilan keputusan16:
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang
ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
telah terjadi heteroskedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Dan apabila terdapat heteroskedastisitas maka
mengatasinya dengan transformasi logaritma. LnYi = Ln + ui.
3) Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Regresi yang baik adalah regresi yang bebas Dari autokorelasi.
Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilihat pada besaran durbin Watson dengan patokan sebagai berikut :
Tabel 1.2
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
• Tidak ada autokorelasi positif
• Tidak ada autokorelasi positif dan negative
Dan apabila terdapat autokorelasi maka dapat dilakukan dengan perbaikan data dengan cara pengurangan
data dengan data baru.
b. Analisis Regresi
1) Analisis Regresi Sederhana
Persamaan Regresi, dimaksudkan untuk mengetahui bentuk hubungan antara Dana Pihak Ketiga/DPK (X1) terhadap Laba
Bersih (Y).
Secara umum regresi sederhana dapat dinyatakan dalam
bentuk persamaan sebagai berikut :
Dimana untuk mencari koefisien regresi dan
digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
: Dana Pihak Ketiga (DPK)
Y : Laba Bersih
: estimator dari parameter atau koefisien regresi
n : jumlah data atau observasi
Dari penjelasan diatas maka dapat digambarkan sebagai berikut:
5
4
3
2
1 α
0 1 2 3 4 5
6. Rancangan Uji Hipotesis
Uji Hipotesis Pengaruh Strategi pengembangan Terhadap Laba
Bersih
: β1 = 0, X1→ Y, artinya tidak terdapat pengaruh Strategi
pengembangan dana pihak ketiga terhadap peningkatan Laba Besih Bank
Syariah Mandiri.
Ha1: β1 > 0, X1→Y, artinya terdapat pengaruh Strategi pengembangan
dana pihak ketiga terhadap peningkatan Laba Besih Bank Syariah Mandiri. Uji t digunakan untuk menentukan apakah variabel bebas (X)
Nilai t hitung dicari dengan rumus :
Dimana :
b = Beta
sb = Simpangan Baku
t = t hitung yang seanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel
Pengujian ini dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t hitung masing-masing koefisien regresi dengan nilai t tabel (nilai kritis) sesuai
dengan tingkat signifikansi yang digunakan.
a. Jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
b. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
7. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Persamaan regresi yang diperoleh dalam suatu proses perhitungan tidak selalu baik untuk mengestimasi nilai variabel terikat (Y), sehingga
diperlukan perhitungan koefisien determinasi17.
17
KD = R2
Koefisien determinasi merupakan persentase pengaruh semua variabel bebas (dua atau lebih variabel independent) terhadap nilai variabel terikat.
Dihitung dengan rumus:
Adapun untuk menentukan nilai R perlu dihitung terlebih dahulu
koefisien korelasinya, yaitu:
E. Review Studi Terdahulu
Pada penyusunan dan penulisan skripsi ini terdapat beberapa kajian
yang dijadikan sebagai studi terdahulu Berikut ini adalah kajian terdahulu yang menjadi bahan pertimbangan dan acuan dalam penyusunan skripsi
yaitu:
a. Strategi Pengembangan Pola Investasi Mudharabah Dalam Meningkatkan Pendapatan PT Bank Negara Indonesia Syariah
Tbk. ( Dini Restu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010) Dalam
skripsi ini disimpulkan bahwa, BNI Syariah menerapkan strategi tersebut antara lain pertama, meningkatkan promosi pembiayaan
mudharabah dengan mengoptimalkan penyaluran pembiayaan, kedua berusaha memberikan tingkat bagi hasil yang bersaing dengan lembaga keuangan syariah lainnya. Ketiga, berusaha
memberikan edukasi kepada masyarakat, baik melalui penyuluhan, pelatihan dan seminar, maupun interaksi secara langsung dikantor
Tabel 1.3
Perbandingan Studi Terdahulu
Judul Skripsi Skripsi Terdahulu Pembeda Skripsi
F. Sistematika Penelitian
Dalam hal ini sistematika penulisannya diuraikan dalam 5 bab
secara terpisah, yaitu :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah serta tujuan dan manfaat penulisan. Selanjutnya disajikan pula hipotesis yang merupakan
dugaan awal dari hasil penelitian.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini menguraikan secara singkat teori yang melandasi penelitian, termasuk pembahasan tentang pengertian dan strategi pengembangan bank syariah pada dana pihak ketigapengertian dan
tujuan laporan keuangan, arti penting laporan keuangan, jenis-jenis laporan keuangan, unsur laporan keuangan, mengenai teori
pengukuran kinerja bank yang ditekankan pada perhitungan rasio keuangan bank (financial rasio).
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini menguraikan secara detail tentang metode penelitian yang digunakan. Penjelasan dimulai dari metode
pengumpulan data, dilanjutkan dengan metode analisis data.
Bab IV : Pembahasan Masalah
Bab ini berisi analisa permasalahan berdasarkan data yang
Bab V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi intisari atau kesimpulan hasil penelitian.
Berdasarkan kesimpulan itulah penulis akan memberikan saran kepada pihak-pihak yang terkait dalam upaya meningkatkan
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Pengertian Strategi dan Pengembangan
Menurut (Freddy Rangkuty, 1997) Strategi merupakan respon
secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi dan menurut Kenneth Andrew sebagaimana
dikutip oleh James C.Craig dan Robert M. Grant, Strategi adalah pola sasaran, maksud atau tujuan dan kebijakan serta rencana penting untuk
mencapai tujuan yang dinyatakan dengan cara seperti menetapkan bisnis yang dianut perusahaan ini.18
Strategi Pengembangan disini adalah salah satu untuk mencapai
tujuan-tujuan jangka panjang, perumusan strategi yang baik perlu dilakukan agar seluruh perencanaan yang telah disusun dapat berjalan
dan diantisipasi dengan sebaik-baiknya, berbagi pendekatan untuk merumuskan strategi perusahaan bias dilakukan antara lain melului
pendekatan.
18
Jenis-jenis strategi akan dibagi ke dalam 4 kelompok, yaitu
kelompok strategi Integrasi, Intensif, Diversifikasi, dan Defensif.19
1. Strategi Integrasi
Yang termasuk dalam strategi ini adalah integrasi ke depan
(forward integration), Integrasi ke Belakang (Backward Integration), dan Integrasi Horizontal (Horizontal Integration). Di mana tujuan dari integrasi ke depan adalah memiliki atau
meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Strategi Integrasi ke Belakang bertujuan untuk mencoba memiliki atau
meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok. Strategi Integrasi Horizontal bertujuan untuk mencoba memiliki dan meningkatkan kendali perusahaan pesaing.
2. Strategi Intensif
Disebut strategi intensif karena semuanya memerlukan
usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusaha-usahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.Yang termasuk dalam kategori
strategi ini adalah sebagai berikut :
a. Strategi Penetrasi Pasar (Market Peneration Strategy) Strategi Penetrasi Pasar berusaha untuk mencari pangsa
pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa yang
19
sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar.
b. Strategi Pengembangan Pasar (Market Development Strategy) Strategi Pengembangan Pasar terdiri dari upaya
memperkenalkan produk atau jasa yang ada ke wilayah geografis baru.
c. Strategi Pengembangan Produk (Product Development
Strategy) Strategi Pengembangan Produk adalah strategi yang berupaya meningkatkan penjualan dengan
memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada ataupun mengembangkan yang baru. Pengembangan produk biasanya memerlukan biaya yang besar untuk
penelitian dan pengembangan.
3. Strategi Diverifikasi Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi
yaitu :
a. Strategi Diversifikasi Konsentrasi (Concentric Diversification Strategy) Strategi ini dilakukan dengan
cara menambah produk dan jasa baru tetapi masih saling berhubungan (terkait).
b. Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification Strategy) Strategi ini dilaksanakan dengan cara menambah produk dan jasa baru yang tidak terkait
Konglomerat (Conglomerate Diversification Strategy) Strategi ini dilaksanakan dengan cara menambah produk
dan jasa baru yang tidak terkait untuk para pelanggan yang baru.
4. Strategi Defensif Strategi ini terdiri dari :
a. Rasionalisasi Biaya (rentrenchment) Rasioanalisasi Biaya (rentrenchment) terjadi jika suatu organisasi melakukan
restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang
menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turn around) atau reorganisasi (reorganization), rasionalisasi biaya mungkin mengharuskan penjualan lahan dan
bangunan untuk menambah uang tunai yang diperlukan, mengurangi lini produk, menutup bisnis marginal,
menutup pabrik yang ketinggalan zaman, mengotomasikan proses, mengurangi jumlah karyawan, dan melaksanakan sistem pengendalian biaya.
b. Divestasi Dalam strategi ini dilaksanakan dengan cara menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi.
c. Likuidasi (liquidation) Likuidasi (liquidation) adalah menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap
sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan
strategi yang secara emosional sulit dilakukan. B. DPK (Dana Pihak Ketiga)
1. Pengertian DPK (Dana Pihak Ketiga)
Pengertian menurut undang-undang perbankan no 10 tahun 1998 Pasal 1, pengertian dari pihak ketiga adalah dana pihak ketiga
adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat luas di luar bank kepada bank berdasarkan pinjaman penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu20.
Karena fungsinya sebagai fanancial intermediary, yang
menjembatani antara pihak yang surplus unit of found dengan deficit unit of found, maka keberadaan dana dari pihak ketiga dalam hal ini nasabah penabung sangatlah besar peranan nya untuk
membiayai usaha bank dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah peminjam.
2. Fungsi Dana Pihak Ketiga
Fungsi dana nasabah atau dana pihak ketiga, adalah sebagai sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional suatu bank dan
20
juga merupakan suatu ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari dana tersebut.
Dana nasabah yang telah diserap oleh bank dapat dipergunakan kembali untuk membiayai semua kegiatan bank.
Baik untuk biaya operasi maupun untuk disalurkan kembali kepada nasabah pembiayaan dengan persyaratan-persyaratan yang disepakati.
Sesuai dengan undang-undang perbankan nomor 10 1998 pasal 1, dan simpanan masyarakt atau dana pihak ketiga
dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atu bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.21
Penghimpunan Dana pihak ketiga pada Bank Syariah Mandiri, Penghimpunan dana yang dilakukan oleh bank syariah
dapat berbentuk giro, tabungan, dan deposito. Prinsip operasional bank syariah yang ditetapkan dalam penghimpunan dana
masyarakat adalah prinsip Wadiah dan Mudharabah.
b. Prinsip Wadi’ah
Al wadi’ah adalah titipan murni yang dapat diambil setiap
saat jika pemiliknya menghendaki. Terdapat dua jenis wadi’ah, yaitu : wadi’ah yad alamanah dan wadi’ah yad ad-dhamanah.
21
Pada wadi’ah yad al-amanah, barang yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan oleh penerima titipan. Sedangkan dalam
wadi’ah yad adh-dhamanah harta yang dititipkan boleh dan dapat dimanfaatkan oleh yang menerima titipan.
c. Prinsip Mudharabah
Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan atau deposan bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal)
dan bank sebagai mudharib (pengelola). Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan murabahah atau ijarah seperti
yang dijelaskan terlebih dahulu. Dana tersebut juga bisa digunakan oleh bank untuk melakukan mudharabah kedua. Hasil usaha ini akan dibagihasilkan berdasarkan nisbah yang
disepakati. Dalam hal penggunaan di mudharabah kedua ini, bank bertanggung jawab secara penuh atas kerugian yang
terjadi. Berdasarkan kewenangan yang diberikan pihak penyimpan dana, prinsip mudharabah terbagi dua.
1)Mudharabah Mutlaqah.
Penerapan mudharabah mutlaqah ini mengembangkan produk tabungan dan deposito
mudharabah. Prinsip ini mengindikasikan bahwa tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang
2) Mudharabah Muqayyadah.
Prinsip terbagi dua, yaitu pertama, Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet merupakan simpanan
khusus (restricted investment), dimana pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank. Contohnya disyaratkan digunakan untuk bisnis
tertentu, atau untuk nasabah tertentu. Kedua, Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet merupakan penyaluran
dana mudharabah langsung kepada pelaksana usahanya, bank bertindak sebagai perantara (arranger) yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana
usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat-sarat tertentu yang harus dipatuhi bank dalam mencari bisnis (pelaksana
usaha).
C. Pengertian Kinerja
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 1996) Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan.
Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja
dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.
Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap
perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber
dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya,Mengingat
banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut, maka laporan keuangan yang disajikan tersebut harus dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya atau kelayakannya.22
D. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan
keuangan suatu bank pada suatu periode tertentu. Secara umum ada empat bentuk laporan keuangan yang pokok yang dihasilkan perusahaan yaitu laporan neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, dan laporan aliran kas23. Dari keempat laporan tersebut hanya 2 macam yang umum digunakan untuk analisis, yaitu
laporan neraca, dan laporan laba rugi. Hal ini disebabkan laporan
22
Teguh Pudjo Muljon,. Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan, (Jakarta: Djambatan, 1995), h.4
23
perubahan modal dan laporan aliran kas pada akhirnya akan diikhtisarkan pada laporan neraca dan laporan laba rugi.
Analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu bank yang melibatkan neraca dan laporan laba rugi.
Neraca suatu bank menggambarkan jumlah kekayaan, kewajiban, dan modal dari bank tersebut pada saat tertentu. Neraca biasanya disusun pada akhir tahun pembukuan (31 Desember). Kekayaan atau
harta disajikan pada sisi aktiva, sedangkan kewajiban atau lutang dan modal disajikan pada sisi pasiva. Laporan Laba Rugi suatu bank
menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari bank tersebut pada periode tertentu. Sebagaimana halnya dengan neraca, laporan laba rugi disusun jumlah pendapatan dan jumlah
biaya yang terjadi selama satu tahun yaitu mulai tanggal 1 Januari - 31 Desember. Apabila jumlah pendapatan melebihi jumlah biaya
akan menghasilkan laba, sedangkan apabila jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya maka perusahaan mengalami kerugian. 2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan penyusunan laporan keuangan suatu bank secara umum adalah sebagai berikut:
b. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam periode tertentu.
c. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang
terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank. d. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen bank
dalam suatu periode.
Dengan demikian laporan keuangan disamping menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga untuk menilai kinerja mnanajemen
bank yang bersangkutan. Penilaian kinerja manajemen akan menjadi dasar apakah manajemen berhasil atau tidak dalam melaksanakan kebijakan yang telah digariskan dalam bidang manajemen keuangan
khususnya dan hal ini akan dapat tergambar dari laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen.
E. Pengertian dan Karakteristik Laba
Pengertian laba adalah kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi”. Sementara pengertian laba yang dianut oleh
Terdapat empat unsur laba rugi dalam laporan laba rugi bank syariah24.
1. Pendapatan Operasi utama
Unsur ini merupakan kelompok pendapatan operasi utama
bank syariah atas penyaluran yang dilakukan sesuai prinsip syariah, yaitu : 1)pendapatan penyaluran yang mempergunakan prinsip bagi hasil, yaitu pendapatan bagi hasil mudharabah dan
musyarakah, 2) pendapatan penyaluran yang mempergunakan prinsip jual beli, yaitu pendapatan margin murabahah,
pendapatan bersih salam paralel dan ishtishna paralel dan 3) pendapatan bersih ijarah. Pendapatan operasi utama ini dipisahkan agar dapat memberikan informasi kepada pemakai
laporan keuangan, atas pendapatan utama operasional bank syariah dan akan dikaitkan dengan bagi hasil yang telah
diberikan oleh bank syariah.
2. Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Investasi tidak Terikat
Unsur ini merupakan jumlah bagi hasil yang diberikan oleh
bank syariah kepada pemilik dana sesuai nisbah yang disepakati. Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat ini tidak
dapat dikategorikan sebagai pendapatan dan beban bank syariah, tetapi merupakan alokasi pendapatan dari bank syariah. Hak
24
pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat juga tidak dikategorikan sebagai beban bank syariah karena besarnya sangat
tergantung pada pendapatan operasi utama bank syariah, besarnya sebanding dengan pendapatan operasi utama, besarnya
tidak tetap.
3. Pendapatan Operasi lainnya
Unsur ini menampung pendapatan operasi utama lainnya
yang merupakan milik bank syariah sepenuhnya (tidak dibagihasilkan), meliputi pendapatan atas fee mudharabah
muqayyadah, fee wakalah, fee kafalah dan pendapatan atas layanan berdasarkan imbalan lainnya.
4. Beban-beban
Beban-beban ini merupakan semua beban yang menjadi tanggungan bank sebagai mudharib sebagaimana layaknya bank.
Beban-beban bank syariah meliputi beban tenaga kerja, beban umum dan administrasi dan beban operasi lainnya.
F. Jenis Rasio Keuangan Bank
2. Rasio Likuiditas
Suatu bank dikatakan liquid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan
luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang
sesuai25. Oleh karena itu, bank dapat dikatakan liquid apabila: 1) bank tersebut memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang
digunakan untuk memenuhi likuiditasnya, 2) bank tersebut memiliki cash assets yang lebih kecil dari kebutuhan likuiditasnya, tetapi mempunyai aset atau aktiva lainnya (misal surat berharga)
yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya, dan 3) bank tersebut mempunyai kemampuan untuk
menciptakan cash asset baru melalui berbagai bentuk hutang. Dalam rasio likuiditas, rasio yang dapat diukur antara lain: quick ratio, banking ratio, dan loans to assets ratio.
3. Quick Ratio
Rasio ini untuk mengetahui kemampuan dalam membiayai
kembali kewajibannya kepada para nasabah yang menyimpan dananya dengan aktiva lancar yang lebih liquid yang dimilikinya.
4. Banking Ratio/Loan to Deposit Ratio (LDR)
Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah
menanamkan dana dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya.
25
5. Rasio Solvabilitas (Capital)
Rasio permodalan sering disebut juga rasio-rasio
solvabilitas atau capital adequacy ratio. Analisis solvabilitas digunakan untuk: 1) ukuran kemampuan bank tersebut untuk
menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, 2) sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga
berasal dari hutang penjualan aset yang tidak dipakai dan lain-lain, 3) alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank tersebut yang
dimiliki oleh para pemegang sahamnya, dan 4) dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang
dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut. Pada rasio permodalan, dapat diukur antara lain: capital adequacy ratio.
6. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian
didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga.
7. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemempuan bank dalam menghasilkan laba selama periode
manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Pada rasio rentabilitas (keuntungan), rasio yang dapat diukur antara lain:
return on assets, biaya operasi/pendapatan operasi, gross profit
margin, dan net profit margin.
8. Return On Assets (ROA)
Rasio ini mengukur kemampuan bank didalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan.
9. Return on Equity (ROE),
yaitu indikator kemampuan perbankan dalam mengelola
modal yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih. ROE dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total ekuitas (Net Income dibagi Total Equity).
10.Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BO/PO)
Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan biaya
operasi/biaya intermediasiterhadap pendapatan operasi yang diperoleh bank. Semakin kecil angka rasio BOPO, maka semakin baik kondisi bank tersebut.
11.Gross Profit Margin
Rasio ini untuk mangetahui kemampuan bank dalam
menghasilkan laba dari operasi usahanya yang murni. Semakin tinggi rasionya, semakin baik hasilnya.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk
menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin
besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil
13.Net Profit Margin
Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank dalam
menghasilkan laba bersih sebelum pajak (net income) ditinjau dari sudut pendapatan operasinya
14.Rasio Resiko Usaha Bank
Setiap jenis usaha selalu dihadapkan pada berbagai resiko, begitu pula didalam bisnis perbankan, banyak pula resiko yang
dihadapinya. Resiko-resiko ini dapat pula diukur secara kuantitatif antara lain dengan: deposit risk ratio, dan interest risk rate ratio.
15.Deposit Risk Ratio
Rasio ini memperlihatkan resiko yang menunjukkan kemungkinan kegagalan bank dalam memenuhi kewajiban kepada
para nasabah yang menyimpan dananya diukur dengan jumlah permodalan yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan.
Rasio ini memperlihatkan resiko yang mengukur kemungkinan bunga (interest) yang diterima oleh bank lebih kecil
dibandingkan dengan bunga yang dibayarkan oleh bank.
17.Rasio Efisiensi Usaha
Untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan hasil guna, maka melalui rasio-rasio keuangan disini juga
dapat diukur secara kuantitatif tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank yang bersangkutan. Rasio-rasio yang
digunakan antara lain: leverage multiplier ratio, assets utilazation ratio, dan operating ratio.
18.Leverage Multiplier Ratio
Rasio ini untuk mengukur kemampuan manajemen suatu
bank didalam mengelola aktiva yang dikuasainya, mengingat atas pengunan aktiva tetap tersebut bank harus mengeluarkan sejumlah biaya yang tetap. Semakin banyak/cepat bank mengelola aktivanya
semakin efisien.
19.Assets Utilazation Ratio
Rasio ini untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank didalam memanfaatkan aktiva yang dikuasainya untuk memperoleh total income.
Rasio ini untuk mengukur rata-rata biaya operasional dan biaya non operasional yang dikeluarkan bank untuk memperoleh
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah
Hadir dengan Cita-Cita Membangun Negeri Nilai-nilai perusahaan yang
menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya.
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah
sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan
krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi
tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil
tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan
Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan
dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan
syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum
untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT
Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank
konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta
Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.
KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui
perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai
beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang
mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai
rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama
membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
B. Visi dan Misi
1.
Visi
Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.
2. Misi
a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan
c. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat
d. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal
e. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.
C. Shared Values
Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak
pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah
Mandiri disingkat “ETHIC”.
Excellence:
Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan.
Teamwork:
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
Humanity:
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.
Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.
Customer Focus:
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan
D. Filosofi perbankan syariah
Perbankan syariah merupakan bagian dari ekonomi syariah, dimana ekonomi syariah merupakan bagian dari muamalat (hubungan antara manusia
dengan manusia). Oleh karena itu, perbankan syariah tidak bisa dilepaskan dari al Qur`an dan as sunnah sebagai sumber hukum Islam. Perbankan syariah
juga tidak dapat dilepaskan dari paradigma ekonomi syariah.
Berikut beberapa paradigma ekonomi syariah:
1. Tauhid. Dalam pandangan Islam, salah satu misi manusia diciptakan adalah untuk menghambakan diri kepada Allah SWT: ”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku” (51:56). Pengambaan diri ini
2. merupakan realisasi tauhid seorang hamba kepada Pencipta-Nya. Konsekuensinya, segenap aktivitas ekonomi dapat bernilai ibadah
jika diniatkan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
3. Allah SWT sebagai pemilik harta yang hakiki. Prinsip ekonomi
harta. ” Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi…” (2:284). Manusia hanya mendapatkan
titipan harta dari-Nya, sehingga cara mendapatkan dan membelanjakan harta juga harus sesuai dengan aturan dari pemilik
hakikinya, yaitu Allah SWT.
4. Visi global dan jangka panjang. Ekonomi syariah mengajarkan manusia untuk bervisi jauh ke depan dan memikirkan alam secara
keseluruhan. Ajaran Islam menganjurkan ummatnya untuk mengejar akhirat yang merupakan kehidupan jangka panjang, tanpa
melupakan dunia: ”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi
dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan” (28: 77). Risalah Islam yang diturunkan kepada
Muhammad SAW pun mengandung rahmat bagi alam semesta:
”Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (23:107). Dengan demikian dalam
ekonomi syariah harus dirasakan bukan hanya oleh manusia, melainkan alam semesta.
5. Keadilan. Allah SWT telah memerintahkan berbuat adil: ”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil” (4: 48). Bahkan, kebencian seseorang terhadap suatu
kaum tidak boleh dibiarkan sehingga menjadikan orang tersebut menjadi tidak adil: ”Hai orang-orang yang beriman hendaklah
kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran)
karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (5:8).
6. Akhlaq mulia. Islam menganjurkan penerapan akhlaq mulia bagi setiap manusia. bahkan Rasulullah SAW pernah menyatakan
bahwa: ”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia” (HR. Malik). Termasuk saat mereka beraktivitas dalam
ekonomi. Akhlaq mulia semisal ramah, suka menolong, rendah hati, amanah, jujur sangat menopang aktivitas ekonomi tetap sehat. Contoh terbaik dalam akhlaq adalah Muhammad SAW, sehingga