• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AGAMA SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AGAMA SEMARANG"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN

KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

DI BALAI PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN AGAMA SEMARANG

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Dwi Yuli Indriyanto NIM 7311409024

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii

skripsi pada :

Hari : Jum'at

Tanggal : 23 Agustus 2013

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Ketut Sudarma, M.M. Sri Wartini, S.E., M.M. NIP. 195211151978031002 NIP.197209162005012001

Mengetahui,

An.Ketua Jurusan Manajemen Sekretaris Jurusan Manajemen

(3)

iii

Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Senin

Tanggal : 16 September 2013

Penguji

Dra. Palupiningdyah, M.Si NIP. 195208041980032001

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ketut Sudarma, M.M. Sri Wartini, S.E., M.M.

NIP. 195211151978031002 NIP.197209162005012001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

iv

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari

terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Agustus 2013

(5)

v

Sesuatu yang belum dikerjakan,

seringkali tampak mustahil, kita baru

yakin kalau kita telah berhasil

melakukannya dengan baik.

(Evelyn Underhill)

PERSEMBAHAN:

Atas rahmat dan ridho Allah SWT

Skripsi ini kupersembahkan:

1. Kepada Bapak dan Ibu tercinta,

terima kasih atas doanya yang tak

henti-hentinya dipanjatkan dan

semangat yang begitu besar.

(6)

v

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kompensasi Terhadap Kinerja

Karyawan Di Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai

pihak, skripsi ini tidak dapat tersusun. Oleh karena itu penulis sampaikan

rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu di Universitas

Negeri Semarang.

2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan menyelesaikan studi di Fakultas

Ekonomi.

3. Dr. Ketut Sudarma, M.M., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Sri Wartini, S.E., M.M., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh staf dan dosen pengajar jurusan Manajemen yang telah memberikan

banyak ilmu selama mengikuti perkuliahan.

6. Seluruh karyawan Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang

(7)

vi

Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat limpahan

balasan dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan memberikan tambahan pengetahuan, wawasan yang semakin luas

bagi pembaca.

Semarang, Agustus 2013

(8)

viii

Semarang. Pembimbing I. Dr. Ketut Sudarma, M.M., Pembimbing II. SriWartini, S.E., M.M.

Kata Kunci: Komitmen Organisasional, Kompensasi, Kinerja Karyawan.

Karyawan dalam organisasi merupakan faktor yang sangat penting bagi keefektifan berjalannya kegiatan didalam organisasi. Karyawan dituntut untuk berkontribusi dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi dengan menghasilkan kinerja yang sesuai harapan organisasi. Kinerja karyawan yang ada dapat dinilai dengan tingkat kehadiran dalam bekerja. Dari pengamatan dan data yang diperoleh di Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang menunjukan bahwa masalah datang terlambat dan pulang cepat dari karyawannya ditiap bulannya menunjukkan jumlah yang banyak serta absensi yang tiap bulannya mengalami fluktuatif. Hal ini dapat menimbulkan ketidakefektifan dan ketidakefisienan dalam melakukan pekerjaan dan juga dapat menimbulkan menurunnya kinerja karyawan. Peningkatan kinerja karyawan dapat dilakukan dengan cara menciptakan komitmen organisasional yang tinggi, serta memberikan kompensasi yang sesuai kepada karyawan. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh komitmen organisasional dan kompensasi terhadap kinerja karyawan baik secara parsial maupun simultan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh parsial dan simultan komitmen organisasional dan kompensasi terhadap kinerja karyawan.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang yang berjumlah 68 orang dengan anggota populasi dijadikan sampel secara keseluruhan dengan metode Teknik Sampling Jenuh. Metode pengumpulan data observasi, dokumentasi, dan metode kuesioner. Metode analisis yaitu uji instrument (uji validitas dan uji reliabilitas), analisis deskriptif persentase, uji asumsi klasik menggunakan SPSS statistics version 21.

Hasil penelitian ini dengan analisis regresi diperoleh persamaan Y =18,386 + 0,453X1 + 0,682X2. Hasil pengujian secara simultan diperoleh Fhitung = 52,513

dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,606, dalam hal ini dapat diartikan bahwa kinerja mampu dijelaskan oleh komitmen organisasional dan kompensasi sebesar 60,6%, sedangkan sisanya 39,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(9)

ix

of Religion Semarang. Department of Human Resource Management Faculty of Economics, State University of Semarang. Advisor I. Dr. Ketut Sudarma, M.M., Advisor II. Sri Wartini, S.E., M.M.

Keywords: Organizational Commitment, Compensation, Employee Performance.

Employees in the organization is a very important factor for the effectiveness of ongoing activities within the organization. Employees are required to contribute to realizing the objectives to be achieved by the organization to produce the appropriate performance expectations of the organization. Performance of existing employees can be judged by the level of attendance at work. From the observations and data obtained in the Hall Research and Development of Religion Semarang showed the problem came late and left early from employees in each month that shows large numbers and attendance are experiencing fluctuating each month. This can lead to ineffectiveness and inefficiency in doing the job and also can lead to decreased employee performance. Employee performance improvement can be done by creating a high organizational commitment, as well as provide appropriate compensation to the employee. Issues that were examined in this study is there any influence of organizational commitment on employee performance and compensation either partially or simultaneously. The purpose of this study to determine the effect of simultaneous partial and organizational commitment to employee performance and compensation.

The population in this study were employees of Hall Research and Development of Religion Semarang totaling 68 people by members of the sampled population as a whole with the method Saturated Sampling Technique. Methods of data collection observation, documentation, and questionnaire method. Methods of analysis, test instrument (validity and reliability testing), the percentage of descriptive analysis, test assumptions of classical statistics using SPSS version 21.

This study analyzes the results of the regression equation Y = 18.386+0.453X1+0.682 X2. The test results obtained simultaneously significance

(10)
(11)

xi

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1. Kinerja Karyawan ... 8

2.1.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan ... 8

(12)

xii

2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen Organisasional 12

2.3. Kompensasi... 13

2.3.1. Tujuan Kompensasi ... 14

2.3.2. Jenis-Jenis Kompensasi ... 15

2.3.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi ... 17

2.3.4 Indikator-Indikator Kompensasi ... 21

2.4. Penelitian Terdahulu ... 22

2.5. Kerangka Berpikir ... 24

2.6. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN... 29

3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 29

3.2. Variabel Penelitian... 30

3.2.1. Variabel Terikat ... 30

3.2.2. Variabel Bebas ... 31

3.3. Jenis dan Sumber Data... 31

3.4 Metode Pengumpulan Data... 32

3.5. Uji Validitas dan Realibilitas ... 34

3.5.1. Uji Validitas ... 34

3.5.2. Reliabilitas ... 36

(13)

xiii

3.6.2.2 Uji Multikolinieritas ... 39

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 40

3.6.3. Analisis Regresi Berganda... 40

3.6.4. Uji Hipotesis ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1. Hasil Penelitian ... 44

4.1.1. Gambaran Umum Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang ... 44

4.1.2 Karakteristik Responden Penelitian... 45

4.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian ... 47

4.1.4 Uji Asumsi Klasik ... 56

4.1.4.1 Uji Normalitas ... 56

4.1.4.2 Uji Multikolinieritas ... 58

4.1.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 59

4.1.4.4 Analisis Regresi Berganda ... 60

4.1.4.5 Uji Hipotesis ... 62

4.1.4.6 Uji Parsial (Uji t) ... 62

4.1.4.7 Uji Simultan (Uji F) ... 63

4.1.4.8 Uji Koefisien Determinasi... 64

(14)

xiv

5.1. Simpulan ... 69

5.2. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(15)

xv

Agama Semarang Bulan Januari - Desember Tahun 2012 ... 5

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ... 22

Tabel 3.1. Rincian Jumlah Pegawai ... 29

Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Angket Kinerja Karyawan ... 34

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Angket Komitmen Organisasional ... 35

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Angket Kompensasi ... 36

Tabel 3.5. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen ... 37

Tabel 3.6. Interval Nilai Persentase dan Kriteria Penilaian ... 38

Tabel 4.1 .Distribusi Jenis Kelamin Responden ... 45

Tabel 4.2 Distribusi Umur Responden ... 46

Tabel 4.3. Distribusi Pendidikan Terakhir Responden ... 47

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Komitmen Afektif ... 48

Tabel 4.5. Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Komitmen Berkelanjutan ... 49

Tabel 4.6. Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Komitmen Normatif ...50

Tabel 4.7. Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Gaji Pokok ... 51

Tabel 4.8. Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Gaji Variabel ... 51

(16)

xvi

Tabel 4.12. Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Jangka Waktu

Output ... 54

Tabel 4.13. Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Kehadiran di Tempat Kerja ... 55

Tabel 4.14. Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Sikap Kooperatif... 56

Tabel 4.15. Distribusi Rata-Rata Jawaban Responden... 56

Tabel 4.16. Uji Kolmogorov-Smirnov Menggunakan SPSS ... 57

Tabel 4.17. Hasil Uji Multikolinieritas ... 58

Tabel 4.18. Hasil Uji Glejser... 60

Tabel 4.19. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 61

Tabel 4.20. Hasil Uji Parsial ... 62

Tabel 4.21. Hasil Uji Simultan ... 63

Tabel 4.22. Hasil Koefisien Determinasi Simultan ... 64

(17)

xvii

Gambar 4.1. Grafik Normal Probability Plot ... 58

(18)

xviii

Lampiran 2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 78

Lampiran 3. Tabulasi Data Penelitian ... 80

Lampiran 4. Deskriptif Persentase Pervariabel ... 85

Lampiran 4. Uji Asumsi Klasik ... 108

Lampiran 5. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 110

Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian ... 112

(19)

1 1.1.Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan faktor yang sangat

penting bagi keefektifan berjalannya kegiatan didalam organisasi. Sumber daya

manusia yang ada juga harus dituntut untuk berkontribusi dalam mewujudkan

tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi. Untuk dapat mewujudkan tujuan

tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya diantaranya faktor internal

organisasi seperti komitmen organisasional dan kompensasi, dimana kedua

komponen itu mempunyai peranan dalam menentukan kinerja yang dihasikan

karyawan (Triyono, 2008:35). Kinerja yang lebih tinggi mengandung arti

terjadinya peningkatan efisiensi, efektivitas, atau kualitas yang lebih tinggi dari

penyelesaian serangkaian tugas yang dibebankan kepada seorang karyawan dalam

suatu organisasi (Murty dan Hudiwinarsih, 2012:215).

Secara umum, kinerja karyawan dipengaruhi oleh komitmen dari

karyawan itu sendiri dan kompensasi (Murty dan Hudiwinarsih, 2012:216).

Tingkat komitmen baik komitmen perusahaan terhadap karyawan, maupun antara

karyawan terhadap perusahaan sangat diperlukan karena melalui

komitmen-komitmen tersebut akan tercipta iklim kerja yang profesional dan menghasilkan

peningkatan kinerja karena karyawan bekerja secara sepenuh hati dan merasa

bahwa karyawan tersebut merupakan bagian penting dari suatu organisasi. Selain

(20)

kinerja karyawan seharusnya dimiliki oleh organisasi dengan

ketidakpastian lingkungan yang lebih tinggi. Dengan adanya kompensasi yang

memadai maka seorang karyawan akan menghasilkan peningkatan kinerja yang

diharapkan dapat mencapai tujuan organisasi. Kompensasi juga menyediakan

suatu pengukuran berwujud mengenai nilai individu bagi organisasi. Pemberian

kompensasi merupakan fungsi strategik sumber daya manusia yang mempunyai

imbas signifikan atas fungsi-fungsi sumber daya manusia lainnya. Karyawan juga

perlu mendapatkan imbalan dari pengorbanan yang telah diberikan dalam

bentuk kompensasi non finansial.

Menurut Retnowati dan Widia (2012:2) kompensasi tidak hanya penting

bagi para karyawan, melainkan juga penting bagi organisasi itu sendiri. Hal ini

dikarenakan program-program kompensasi merupakan cerminan upaya organisasi

untuk mempertahankan sumber daya manusia. Jika organisasi tidak

memperhatikan dengan baik tentang kompensasi bagi karyawannya, cepat atau

lambat akan kehilangan sumber daya manusia yang berkulaitas tinggi. Selain itu

organisasi memberikan kompensasi dengan harapan adanya rasa timbal balik dari

karyawan tersebut untuk bekerja dengan prestasi yang baik. Penelitian yang

dilakukan Murty dan Hudiwinarsih (2012:226) menjelaskan bahwa kompensasi

secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Namun hal

ini berlainan dari hasil penelitian yang dilakukan Suwati (2013:54) berdasarkan

hasil penelitiannya menyebutkan bahwa kompensasi secara parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan . Sementara itu Murty dan

(21)

parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Sedangkan Lles

dan Suliman (dalam Ali et al, 2011:269) meneliti tentang lingkungan komitmen

organisasional di Yordania dengan menggunakan kinerja karyawan. Penelitian

mereka mengungkapkan bahwa komitmen organisasi memiliki tiga-dimensi.

Hasilnya menemukan hubungan positif antara kinerja dan komitmen organisasi

termasuk tiga aspeknya.

Objek dalam penelitian ini adalah Balai Penelitian dan Pengembangan

Agama Semarang yang beralamat di Untung Suropati Kav 70, Bambankerep,

Ngaliyan, Kota Semarang. Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang

mempunyai visi yaitu terwujudnya Balai Penelitian dan Pengembangan Agama

Semarang sebagai lembaga penyedia data dan informasi keagamaan yang

memadai di bidang kehidupan beragama, bidang pendidikan agama dan

keagamaan, dan bidang lektur atau khazanah keagamaan dalam rangka

terwujudnya kebijakan pembangunan agama berbasis riset.

Masalah yang terjadi di Balai Penelitian dan Pengembangan Agama

Semarang berdasarkan pengamatan peneliti adalah kompensasi yang diperoleh

karyawan sudah terpenuhi sedangkan kinerja karyawan pada Balai Penelitian dan

Pengembangan Agama Semarang dapat dikatakan baik. Hal ini dapat ditunjukkan

pada data absensi karyawan Balai Penelitian dan Pengembangan Agama

(22)

Tabel 1.1 Data absensi karyawan pada Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang Bulan Januari - Desember Tahun 2012

Bulan Hadir Tidak Hadir

Sumber: Rekap daftar hadir karyawan Balai Penelitian dan Pengembangan Agama

Semarang tahun 2012.

Keterangan:

Jumlah karyawan sebanyak 68 orang

DT : Datang Terlambat

PC : Pulang Cepat

DTPC : Datang Terlambat Pulang Cepat

SKT : Sakit

TK : Tanpa Keterangan

Pada data absensi diatas terlihat bahwa memang pada tiap bulan jumlah

karyawan yang tidak hadir entah itu cuti, ijin, sakit maupun tanpa keterangan

menunjukkan jumlah yang sedikit. Namun masalah datang terlambat dan pulang

cepat dari karyawannya ditiap bulannya yang menunjukkan jumlah yang banyak

(23)

bekerja yang sudah ditentukan yaitu masuk pukul 07.30 WIB dan pulang pada

pukul 16.00. Hal ini dapat menimbulkan ketidakefektifan dan ketidakefisienan

dalam melakukan pekerjaan dan juga dapat menimbulkan menurunnya kinerja

karyawan. Sedangkan berdasar hasil wawancara kepada Bapak Gatot, dari faktor

komitmen organisasional juga menunjukkan bahwa karyawan

mengidentifikasikan dirinya dan melibatkan diri dengan organisasinya serta

enggan untuk meninggalkannya. Sedangkan dari faktor kompensasi, para

karyawan sudah memperoleh gaji yang sudah sesuai dengan pekerjaan dan jabatan

yang diemban dan memperoleh tunjangan struktural yang berupa tunjangan umum

dan tunjangan jabatan. Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti mengambil

judul “Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kompensasi Terhadap Kinerja

Karyawan di Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adakah komitmen organisasional berpengaruh terhadap kinerja karyawan di

Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang ?

2. Adakah kompensasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Balai

Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang ?

3. Adakah komitmen organisasional dan kompensasi berpengaruh terhadap

(24)

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan topik permasalahan yang dikemukakan di atas, maka

tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh komitmen organisasional

terhadap kinerja karyawan di Balai Penelitian dan Pengembangan Agama

Semarang.

2. Mendeskripsikan dan menganalisis kompensasi terhadap kinerja karyawan di

Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang.

3. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh komitmen organisasional dan

kompensasi terhadap kinerja karyawan di Balai Penelitian dan Pengembangan

Agama Semarang.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Bagi Peneliti

Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen

sumber daya manusia yaitu khususnya pengetahuan mengenai faktor

komitmen organisasional dan kompensasi terhadap kinerja karyawan.

Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan

sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis maupun sivitas akademika

lainnya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk kemajuan

(25)

2. Manfaat Praktis

Bagi Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang Penelitian ini

diharapkan dapat sebagai masukan dan pertimbangan dalam penyusunan

kebijakan khususnya yang berkaitan dengan masalah sumber daya manusia

(26)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kinerja Karyawan

Murty dan Hudiwinarsih (2012:216) mengemukakan kinerja adalah hasil

kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan karyawan atau perilaku

nyata yang ditampilkan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Sedangkan menurut Christine dkk (2010:123) menyatakan kinerja adalah

pencapaian suatu hasil yang dikarakteristikkan dengan keahlian tugas seseorang

ataupun kelompok atas dasar tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Campbell (dalam Ali et al, 2011:269) mendeskripsikan kinerja adalah

tingkatan pekerjaan yang dapat dihasilkan oleh seseorang. Dari beberapa definisi

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil akhir dari suatu

pekerjaan karyawan di suatu organisasi yang outputnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diperintahkan oleh atasannya.

2.1.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut Keith Davis dalam (Mangkunegara, 2009:67), faktor yang

mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor

motivasi (motivation) yaitu:

a. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, pegawai

(27)

memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan

sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh

karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

keahliannya (the right man in the right place, the right man on the right job).

b. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi

situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri

pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap

mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk

berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal.

Menurut Keith Davis, sikap mental seorang pegawai harus sikap mental

yang siap secara psikofisik (siap secara mental, fisik, tujuan, dan situasi). Artinya,

seorang pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama,

dan target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan menciptakan

situasi kerja (Mangkunegara, 2009:68).

2.1.2 Penilaian Kinerja Karyawan

Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi pertumbuhan

perusahaan secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui

kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Adanya penilaian

kinerja, perusahaan akan mengetahui mana karyawan yang berkualitas dan dapat

meningkatkan daya saing perusahaan dan mana karyawan yang akan menghambat

pertumbuhan perusahaan. Menurut Sofyandi (2008:126) tujuan penilaian kinerja

(28)

perilaku dan kinerja anggota organisasi. Semakin akurat informasi yang

dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja, semakin besar potensi nilainya bagi

organisasi. Sofyandi (2008:126) juga menjelaskan terdapat dua pendekatan dalam

penilaian kinerja yaitu evaluasi yang bertujuan untuk menilai kinerja masa lalu

sebagai basis untuk pelaksanaan keputusan-keputusan personalia, sedangkan

pendekatan lainnya yaitu pengembangan yang betujuan untuk memotivasi dan

mengarahkan kinerja individu dan upaya-upaya pengembangan karir. Untuk

mendapatkan penilaian kinerja yang baik, maka perlu kinerja perlu diukur dengan

indikator-indikator kinerja karyawan sebagai berikut:

2.1.3Indikator-Indikator Kinerja Karyawan

Menurut Mathis dan Jackson (2002:78) indikator-indikator kinerja adalah:

a. Kuantitas output

Merupakan jumlah yang dihasilkan dan dinyatakan dalam istilah

seperti: unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. Kuantitas

yang diukur dari persepsi pegawai terhadap jumlah aktivitas yang

ditugaskan beserta hasilnya.

b. Kualitas output

Kualitas kerja diukur dari persepsi pegawai terhadap kualitas

pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap

keterampilan dan kemampuan pegawai.

c. Jangka waktu output

Tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang telah

(29)

sampai menjadi output.

d. Kehadiran di tempat kerja

Sejauh mana karyawan tepat waktu, mengamati periode istirahat/makan yang

ditentukan dan catatan kehadiran secara keseluruhan

e. Sikap kooperatif

Karyawan dapat bekerja sama dengan pimpinan maupun rekan kerja

agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.

2.2 Komitmen Organisasional

Menurut Mowday (dalam Ali et al, 2011:268) mengemukakan komitmen

organisasi mengacu pada keyakinan seseorang dalam tujuan dan nilai organisasi,

dan ingin tetap bersama organisasi serta menjadi setia pada organisasi. Selain itu

Henkin dan Marchiori (dalam Bushra et al, 2011:262) mendefinisikan komitmen

organisasional sebagai perasaan karyawan yang memaksa mereka untuk menjadi

bagian dari organisasi mereka dan mengakui tujuan, nilai, norma dan standar etika

di suatu organisasi.

Robbins (dalam Majorsy, 2007:64) menyatakan komitmen organisasional

sebagai suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi

tertentu serta berniat memelihara keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Dari

beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasional

adalah suatu kondisi dimana loyalitas karyawan dibuktikan dengan berusaha tetap

bertahan bersama organisasi yang di tempati dan memberikan usaha yang terbaik

(30)

2.2.1 Bentuk Komitmen Organisasional

Allen dan Meyer (1990:3) mengemukakan bahwa ada tiga komponen

komitmen organisasional yaitu komitmen afektif, komitmen berkelanjutan, dan

komitmen normatif

1. Komitmen afektif

Dapat dijelaskan sebagai hubungan emosional karyawan untuk mengakui

dan berasosiasi dalam organisasi. Sebagian besar penelitian tentang

komitmen organisasi berfokus pada komitmen afektif (Brunetto dan

Farr-Wharton dalam Ali et al, 2011:269).

2. Komitmen berkelanjutan

Komitmen yang muncul apabila karyawan tetap bertahan pada suatu

organisasi karena membutuhkan gaji dan keuntungan-keuntungan lain,

karena karyawan tersebut tidak menemukan pekerjaan lain.

3. Komitmen normatif

Perasaan karyawan untuk bertanggung jawab menjadi bagian dari

organisasi.

2.2.2Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen Organisasional

Komitmen karyawan pada organisasi tidak terjadi begitu saja, tetapi

melalui proses yang cukup panjang dan bertahap. Komitmen karyawan pada

organisasi juga ditentukan oleh sejumlah faktor. Misalnya, Steers dalam Sopiah

(2008:163) mengidentifikasikan ada tiga faktor yang mempengaruhi komitmen

(31)

1. Ciri pribadi kinerja, termasuk masa jabatannya dalam organisasi, dan variasi

kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari tiap karyawan.

2. Ciri pekerjaan, seperti identitas tugas dan kesempatan berinteraksi dengan

rekan sekerja.

3. Pengalaman kerja, seperti keterandalan organisasi di masa lampau dan cara

pekerja-pekerja lain mengutarakan dan membicarakan perasaannya

mengenai organisasi.

2.3 Kompensasi

Menurut Sofyandi (2008:159) kompensasi adalah suatu bentuk biaya yang

harus dikeluarkan oleh perusahaan dengan harapan bahwa perusahaan akan

memperoleh imbalan dalam bentuk prestasi kerja dari karyawannya. Sedangkan

menurut Hasibuan (2009:118) Kompensasi adalah semua pendapatan yang

berbentuk uang maupun barang langsung atau tidak langsung yang diterima

karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.

Menurut Handoko (2001:155) menjelaskan kompensasi adalah segala

sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.

Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi

yaitu balas jasa yang diterima oleh karyawan atau pegawai dan bisa berupa uang

maupun penghargaan karena sudah berkontribusi dengan baik terhadap organisasi

(32)

2.3.1 Tujuan Kompensasi

Pemberian kompensasi dalam suatu organisasi harus diatur sedemikian

rupa sehingga membentuk sistem yang baik. Menurut Hasibuan (2009:121)

menyebutkan tujuan kompensasi adalah sebagai ikatan kerja sama, kepuasan

kerja, pengadaan efektif, motivasi, stabilitas karyawan, disiplin, pengaruh serikat

buruh, dan pengaruh pemerintah.

a. Ikatan Kerja Sama

Dengan pemberian kompensasi terjalin ikatan kerja sama formal antara

pengusaha dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya

dengan baik, sedangkan pengusaha wajib membayar kompensasi yang sesuai

dengan perjanjian yang disepakati.

b. Kepuasan Kerja

Dengan balas jasa, karyawan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status

sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.

c. Pengadaan Efektif

Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang

qualified untuk peusahaan akan lebih mudah.

d. Motivasi

Jika balas jasa yang diberikan sesuai dengan prestasi, manajer akan mudah

(33)

e. Stabilitas Karyawan

Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta konsistensi yang

kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turn-over relatif

kecil.

f. Disiplin

Dengan kompensasi yang sesuai dengan prestasi maka disiplin karyawan

semakin baik. Mreka akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan yang

berlaku.

g. Pengaruh Serikat Buruh

Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat

dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.

h. Pengaruh Pemerintah

Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang

berlaku (seperti batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat

dihindarkan.

Kesimpulan dari tujuan dari pemberian balas jasa hendaknya memberi

kepuasan kepada semua pihak, karyawan dapat memenuhi kebutuhannya,

pengusaha mendapat laba, peraturan pemerintah harus ditaati, dan konsumen

mendapat barang yang baik dan harga yang pantas.

2.3.2Jenis-Jenis Kompensasi

Menurut Mathis dan Jackson (2002:119), pada dasarnya kompensasi dapat

dikelompokkan dalam 2 kelompok, yaitu kompensasi langsung dan

(34)

pokok dan gaji variabel. Sedangkan kompensasi tidak langsung berupa tunjangan

karyawan

a. Gaji Pokok

Kompensasi dasar yang diterima oleh keryawan, biasanya sebagai gaji atau

upah, disebut gaji pokok. Banyak organisasi menggunakan dua kategori gaji

pokok, harian atau tetap, yang diidentifikasikan berdasarkan cara pemberian

gaji tersebutt dan sifat dari pekerjaannya. Gaji harian adalah sarana yang paling

umum untuk pembayaran gaji yang berdasarkan waktu, karyawan yang

diberikan bayaran secara harian disebut menerima upah, dimana

pembayarannya dihitung secara langsung sesuai dengan jumlah waktu kerja.

Berlawanan dengan ini, orang-orang yang diberi gaji tetap menerima

pembayaran yang konsisten dari waktu ke waktu dengan tidak memperhatikan

jumlah jam kerja. Dengan gaji tetap akan memberikan status yang lebih tinggi

untuk karyawan dibandingkan dengan upah harian.

b. Gaji Variabel

Jenis lain dari gaji bersifat langsung adalah gaji variabel, di mana

kompensasi berhubungan langsung dengan pencapaian kinerja. Jenis yang

paling umum dari gaji jenis ini untuk karyawan adalah program pembayaran

bonus dan insentif. Untuk eksekutif, adalah umum untuk mendapatkan

imbalan yang sifatnya lebih jangka panjang seperti kepemilikan saham.

c. Tunjangan

Banyak organisasi memberikan sejumlah imbalan ekstrinsik dalam bentuk

(35)

karyawan menerima nilai terukur dari imbalan tanpa benar-benar

menerimanya secara tunai. Tunjangan karyawan adalah imbalan tidak

langsung, seperti asuransi kesehatan, uang cuti, atau uang pensiun, yang

diberikan kepada karyawan sebagai bagian dari keanggotaannya di

organisasi.

Menurut Cascio (dalam Retnowati & Widia, 2012:10) kompensasi itu

terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:

1. Kompensasi langsung yang terdiri dari gaji, uang transport, tunjangan hari

raya, uang lembur, dan tunjangan langsung lainnya.

2. Kompensasi tidak langsung terdiri dari promosi jabatan, asuransi, tunjangan

jabatan , dan mutasi.

2.3.3Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi

Menurut Retnowati & Widia (2012:12) Tinggi rendahnya kompensasi

dipengaruhi oleh banyak faktor, Secara garis besar faktor-faktor tersebut terrbagi

3 (tiga), yaitu faktor intern organisasi, faktor pribadi karyawan yang

bersangkutan, dan faktor ekstern pegawai dan organisasi.

1. Faktor Intern Organisasi

Faktor intern organisasi yang mempengaruhi besarnya kompensasi adalah

kemampuan membayar organisasi, dan serikat pekerja.

a. Kemampuan untuk membayar

Kemampuan organisasi untuk melaksanakan kompensasi tergantung pada dana

yang terhimpun untuk keperluan tersebut. Terhimpunnya dana tentunya

(36)

Makin besarnya prestasi kerja maka makin besar pula keuntungan organisasi.

Besarnya keuntungan perusahaan akan memperbesar himpunan dana untuk

kompensasi, maka pelaksanaan kompensasi akan makin baik, begitu pula

sebaliknya.

b. Serikat Pekerja

Para pekerja yang tergabung dalam serikat pekerja juga dapat mempengaruhi

pelaksanaan atau penetapan kompensai dalam suatu perusahaan. Serikat

pekerja dapat menjadi simbol kekuatan pekerja dalam menuntut perbaikan

nasib. Jika kedudukan serikat pekerja kuat maka kedudukan pihak karyawan

juga akan kuat dalam menentukan kebijaksanaan kompensasi, begitu juga

sebaliknya.

2. Faktor Pribadi Karyawan

Faktor pribadi karyawan yang mempengaruhi besarnya pemberian kompensasi

adalah produktivitas kerja, posisi dan jabatan, pendidikan dan pengalaman

serta jenis dan sifat pekarjaan.

a. Produktivitas Kerja

Jika gaji yang diberikan berdasarkan produktivitas, maka bagi karyawan yang

prestasi semakin meningkat maka semakin tinggi pula upah atau gaji yang

diberikan oleh organisasi. Produktivitas kerja dipengaruhi oleh prestasi kerja.

Prestasi kerja merupakan faktor yang diperhitungkan dalam penetapan

(37)

b. Posisi dan Jabatan

Posisi dan jabatan berimplikasi pada perbedaan besarnya kompensasi. Posisi

dan jabatan seseorang dalam organisasi menunjukkan keberadaan dan

tanggung jawabnya dalam hierarki organisasi. Semakin tinggi posisi dan

jabatan seseorang dalam organisasi, semakin besar tanggung jawabnya, maka

semakin besar pula kompensasi yang diterimanya. Hal tersebut berlaku

sebaliknya.

c. Pendidikan dan Pengalaman

Pegawai yang lebih berpengalaman dan berpendidikan lebih tinggi akan

mendapatkan kompensasi yang lebih besar dari pegawai yang kurang

berpengalaman dan atau lebih rendah tingkat pendidikannya. Pertimbangan

faktor ini merupakan wujud penghargaan organisasi pada keprofesionalan

seseorang. Pertimbangan ini juga dapat memacu karyawan untuk

meningkatkan pengetahuannya.

d. Jenis dan Sifat Pekerjaan

Besarnya kompensasi pegawai yang bekerja di lapangan berbeda dengan

pekerjaan yang bekerja dalam ruangan. Begitu pula halnya pekerjaan

manajemen berbeda dengan pekerjaan teknis. Pemberian kompensasi yang

berbeda ini selain karena pertimbangan profesionalisme pegawai juga karena

besarnya resiko dan tanggung jawab yang dibebankan oleh pegawai yang

(38)

3. Faktor Ekstern

Faktor ekstern pegawai dan organisasi yag mempengruhi besarnya kompensasi

adalah sebagai berikut:

a. Penawaran dan Permintaan Terhadap Tenaga Kerja

Berprinsip pada hukum ekeonomi pasar bebas, kondidi dimana penawaran

tenaga kerja lebih dari permintaan akan menebabkan rendahnya kompensasi

yang diberikan. Begitu pula sebaliknya, besarnya nilai kompensasi yang

ditawarkan suatu organiisasi merupakan daya tarik calon pegawai untuk

memasuki organisasi tersebut. Namun dalam keadaan dimana jumlah tenaga

kerja lebih besar dari lapangan kerja yang tersedia, besarnya kompensasi

sedikit banyak menjadi terabaikan.

b. Biaya Hidup

Besarnya kompensasi terutama upah atau gaji harus disesusaikan dengan

besarnya biaya hidup. Yang dmaksud biaya hidup disni adalah biaya hidup

minimal. Paling tidak kompensasi yang diberikan harus sama dengan atau

diatas biaya hidup minimal.

c. Pemerintah

Peran pemerintah alam kaitannya dengan kompensasi adalah pemerintah

menetapkan tingkat upah minimum untuk setiap daerah kerja yang ttelah

disesuaikan dengan biaya hidup yang ada dan organisasi harus mematuhi

(39)

d. Kondisi Perekonomian Nasional

Kompensasi yang diterima oleh pegawai di negara-negara maju jauh lebih

besar dari yang diterima negara-negara berkembang dan atau negara miskin.

Besarnya rata-rata kompensasi yang diberikan oleh organisasi-organisasi dalam

suatu negara mencerminkan kondisi perekonomian negara tersebut dan

penghargaan negara terhadap sumber daya manusianya.

2.3.4Indikator-Indikator Kompensasi

Menurut Mathis dan Jackson (2002:119) komponen terukur dari program

kompensasi adalah sebagai berikut:

a. Gaji pokok

Kompensasi dasar yang diterima oleh karyawan, biasanya berupa gaji atau

upah.

b. Gaji variabel

Jenis lain dari gaji ini adalah gaji langsung, dimana kompensasi berhubungan

langsung dengan pencapaian kinerja. Jenis yang paling umum dari gaji jenis ini

untuk karyawan adalah program pembayaran bonus dan insentif.

c. Tunjangan

Banyak organisasi memberikan sejumlah imbalan ekstrinsik dalam bentuk

yang tidak tidak langsung. Dengan kompensasi bersifat tidak langsung ini,

karyawan menerima nilai terukur dari imbalan tanpa benar-benar menerimanya

secara tunai. Tunjangan karyawan adalah imbalan tidak langsung, seperti

asuransi kesehatan, uang cuti, atau uang pensiun, diberikan kepada karyawan

(40)

2.4 Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan hasil penelitian terdahulu yang berasal dari

penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Sih Darmi 2. Lingkungan kerja non fisik

berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap kinerja karyawan Hotel Nikki Denpasar

(41)

signifikan secara langsung 5. Lingkungan kerja non fisik

berpengaruh positif dan

2. Komitmen organisasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai.

3. Kompensasi mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

4. Iklim organisasi mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja pegawai

(42)

6 Muhammad

Dalam meningkatkan kinerja pegawai diperlukan analisis terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhinya beberapa di antaranya adalah faktor-faktor komitmen

organisasional dan kompensasi. Tingkat komitmen baik komitmen perusahaan

terhadap karyawan, maupun antara karyawan terhadap perusahaan sangat

diperlukan karena melalui komitmen-komitmen tersebut akan tercipta iklim kerja

yang profesional. Individu yang terpuaskan dengan pekerjaannya cenderung untuk

memenuhi komitmen terhadap organisasi, sehingga munculnya loyalitas pegawai

terhadap organisasi, yang akhirnya menyebabkan pegawai tersebut memiliki rasa

ketergantungan dan tanggung jawab pada organisasi. Hal ini sesuai dalam

penelitian Astuti dkk (2010:26) menyebutkan bahwa komitmen organisasional

terbukti mempengaruhi kinerja pegawai. Komitmen pegawai terbukti berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pegawai itu sendiri, ini dikarenakan para pegawai

merasa senang menghabiskan sisa karir pada organisasi ini, merasa organisasi

memiliki arti yang sangat dalam, tidak berpikir untuk pindah ke organisasi lain,

(43)

menimbulkan masalah serius, pegawai merasa ada kewajiban untuk tetap bertahan

dalam organisasi.

Wright (dalam Murty dan Hudiwinarsih, 2012:220) mendukung bahwa

semakin tinggi komitmen seseorang terhadap tugasnya maka akan semakin tinggi

kinerja yang akan dihasilkan, yang menuju pada tingkat penilaian yang semakin

tinggi. Hal serupa juga di kemukakan oleh Rivai (dalam Murty dan Hudiwinarsih,

2012:220) yang menyatakan bahwa komitmen organisasional berpengaruh

signifikan terhadap kinerja. Semakin tinggi komitmen organisasional dari karyawan

maka akan semakin meningkat kinerja individual karyawan. Sedangkan Lles dan

Suliman (dalam Ali et al, 2011:269) meneliti tentang lingkungan komitmen

organisasional di Yordania dengan menggunakan kinerja karyawan. Penelitian

mereka mengungkapkan bahwa komitmen organisasi memiliki tiga-dimensi yang

ketiganya berhubungan positif antara kinerja dan komitmen organisasional

termasuk tiga aspeknya.

Selain komitmen organisasional, bagi organisasi karyawan merupakan salah

satu sumber daya yang amat dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Sebaliknya, bagi karyawan yang mempunyai berbagai macam kebutuhan,

perusahaan merupakan salah satu tempat yang dapat memuaskan kebutuhannya.

Kompensasi merupakan imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan

atas jasanya dalam melakukan tugas, kewajiban, dan tanggung jawab yang

dibebankan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Ada dua hal

yang perlu diingat oleh perusahaan dalam pemberian kompensasi. Pertama

(44)

dan kedua, besarnya kompensasi tidak jauh berbeda dengan yang diharapkan oleh

karyawan. Apabila dua hal ini dapat dipenuhi, maka karyawan akan merasa puas.

Kepuasan akan memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga

tujuan perusahaan maupun kebutuhan karyawan akan tercapai secara bersama.

Zubaidah (2012:12) mengemukakan Terdapat tanggapan yang positif bahwa

kompensasi sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Sementara itu dalam

penelitiannya. Dharmawan (2011:124) menyatakan bahwa ada kompensasi

berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap kinerja karyawan.

Karyawan dalam bekerja tentunya membutuhkan rasa kepercayaan yang

diberikan oleh organisasinya. Dengan rasa tanggung jawab dan kepercayaan pada

organisasi, diharapkan komitmen organisasional tumbuh kuat dalam melakukan

pekerjaan yang diberikan oleh organisasi. Sehingga diharapkan kinerja karyawan

dapat meningkat sesuai harapan organisasi, namun untuk menghasilkan komitmen

organisasional yang kuat, disamping memberikan rasa loyalitas dan tanggung

jawab. Karyawan juga membutuhkan timbal balik dari usaha yang telah dikerahkan

untuk memajukan organisasi, yakni dengan adanya pemberian kompensasi yang

memadai dan sesuai dengan hasil pekerjaan yang dilakukan. Kompensasi yang

sesuai membuat karyawan menjadi semangat untuk bekerja, dan berusaha

semaksimal mungkin untuk menyelesaikan pekerjaannya diatas target organisasi,

demi memperoleh kompensasi yang diberikan. Dengan demikian komitmen

organisasional menjadi semakin tinggi, karyawan pun menjadi mempunyai rasa

tanggung jawab yang tinggi karena adanya dorongan kompensasi yang diberikan

(45)

Berdasarkan kerangka berpikir dan tabel penelitian terdahulu di atas

mengenai komitmen organisasional dan kompensasi terhadap kinerja karyawan

maka untuk dapat mempermudah didalam pemahaman mengenai permasalahan

yang akan diteliti, peneliti menyajikan kerangka teoritis dalam bentuk gambar

sebagai berikut:

H1

H2

H3

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Komitmen Organisasional (X1):

1. Komitmen afektif

(46)

2.6 Hipotesis

Suatu hipotesis akan diterima apabila data yang dikumpulkan mendukung

pernyataan. Menurut Sugiyono (2007:84) hipotesis merupakan taksiran terhadap

parameter populasi, melalui data-data sampel. Dalam kaitannya dengan

penelitian ini, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Ada pengaruh positif komitmen organisasional terhadap kinerja karyawan

H2: Ada pengaruh positif kompensasi terhadap kinerja karyawan

(47)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi (2006:130), populasi adalah keseluruhan objek

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada Balai

Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang yang berjumlah 68 karyawan

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada Balai

Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang yang berjumlah 68 karyawan,

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rincian Jumlah Pegawai

No Jabatan PNS Honorer

Pendidikan agama dan Keagamaan 8

7 Security/SATPAM 0 5

8 Kebersihan/OB 0 2

9 Driver 0 1

Jumlah 53 15

(48)

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik non

probability sampling jenis sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila

jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin

membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil (Sugiyono, 2007:68).

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:2). Variabel dalam

penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y).

3.2.1 Variabel Terikat

Menurut Sugiyono (2007:4) variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan (Y) dengan indikator menurut

Mathis dan Jackson (2002:78) sebagai berikut:

1. Kuantitas output

2. Kualitas output

3. Jangka waktu output

4. Kehadiran di tempat kerja

(49)

3.2.2 Variabel Bebas

Menurut Sugiyono (2007:4) variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komitmen organisasional dan

kompensasi. Dapat dijelaskan variabel-variabel tersebut yaitu:

Menurut Allen dan Meyer (1990:3) indikator komitmen organisasional

(X1) adalah:

1. Komitmen afektif

2. Komitmen berkelanjutan

3. Komitmen normatif

Menurut Mathis dan Jackson (2002:119) indikator kompensasi (X2) adalah:

1. Gaji pokok

2. Gaji variabel

3. Tunjangan

3.3 Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dan segera dapat diperoleh dari

sumbernya, diamati, dan dicatat pertama kalinya. Dalam penelitian ini data primer

yang digunakan bersumber dari responden yang merupakan karyawan Balai

Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang, yang terdiri dari wawancara,

identitas responden, tanggapan responden terhadap komitmen organisasional,

(50)

2. Data Sekunder

Adalah berupa dokumen-dokumen dan laporan tertulis yang tersedia di

perusahaan serta informasi lain yang ada hubungannya dengan masalah kinerja.

Dalam hal ini data mengenai absensi karyawan Balai Penelitian dan

Pengembangan Agama Semarang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan

dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini

metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,

dan sebagainya (Arikunto, 2006:158). Metode dokumentasi dalam penelitian ini

digunakan untuk mencari data tentang jumlah karyawan, data absensi, dan

data-data lain yang mendukung.

2. Metode Observasi

Observasi adalah metode yang cukup mudah dilakukan untuk

pengumpulan data. Penggunaan metode ini sangat dipengaruhi oleh interesnya

sang peneliti. Observasi ini lebih banyak digunakan pada statistika survei,

misalnya akan meneliti kelakuan orang-orang suku tertentu (Sukestiyarno dan

(51)

3. Metode Angket

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui

formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada

seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan

dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Arikunto, 2006:158). Penelitian ini

menggunakan angket atau kuesioer, daftar pertanyaannya dibuat secara

berstruktur dengan bentuk pertanyaan pilihan berganda (multiple choice

questions) dan pertanyaan terbuka (open question). Metode ini digunakan untuk

memperoleh data tentang persepsi desain interior dari responden. Angket atau

kuesioner dalam penelitian ini digunakan dalam mencari data mengenai

komitmen organisasional, kompensasi, dan kinerja karyawan di Balai Penelitian

dan Pengembangan Agama Semarang. Angket dalam penelitian ini adalah

angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya, sehingga

responden tinggal memilih dan menjawab secara langsung oleh responden

sendiri. Untuk penskoran dari tiap jawaban yang diberikan oleh responden,

peneliti menentukannya sebagai berikut:

1) Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor 1

2) Tidak Setuju (TS) : Skor 2

3) Kurang Setuju (KS) : Skor 3

4) Setuju (S) : Skor 4

5) Sangat Setuju (SS) : Skor 5

Sebelum melakukan metode angket, maka kuesioner yang akan dibagikan

(52)

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.5.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti

memiliki validitas rendah (Suharsimi, 2006:168). Untuk mengukur validitasnya,

dalam penelitian ini akan digunakan program SPSS for Windows versi 21. Uji

validitas ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel.

Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel dan memiliki nilai positif maka

butir pernyataan tersebut valid atau layak digunakan.

Berdasarkan hasil uji coba angket kepada 20 responden diperoleh hasil

yang tertera pada tabel 3.2, 3.3 dan 3.4

(53)

Berdasarkan hasil uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan

variabel kinerja karyawan diatas, diketahui bahwa semua item pertanyaan

yang berjumlah 16 nomer dinyatakan valid karena memiliki nilai Rhitung>

Rtabel sehingga semua butir pertanyaan tersebut dapat digunakan dalam

penelitian selanjutnya untuk mengukur kinerja karyawan.

Tabel 3.3 Uji Validitas Komitmen Organisasional No Item Rhitung Rtabel Keterangan

1 0,799 0,444 Valid 2 0,541 0,444 Valid 3 0,772 0,444 Valid 4 0,641 0,444 Valid 5 0,662 0,444 Valid 6 0,826 0,444 Valid 7 0,732 0,444 Valid 8 0,688 0,444 Valid 9 0,227 0,444 Tidak Valid 10 0,665 0,444 Valid Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013

Berdasarkan hasil uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan variabel

komitmen organisasional, diketahui bahwa item pertanyaan nomer 9 dinyatakan

tidak valid karena memiliki nilai Rhitung< Rtabel sehingga butir pertanyaan tersebut

tidak digunakan dalam penelitian selanjutnya untuk mengukur komitmen

organisasional. Maka dari itu pernyataan tersebut dihilangkan karena sudah

terwakili dengan pernyataan lain yang dianggap dapat mewakili masing-masing

(54)

Tabel 3.4 Uji Validitas Angket Kompensasi Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013

Berdasarkan hasil uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan variabel

kompensasi, diketahui bahwa item pertanyaan nomer 1 dinyatakan tidak valid

karena memiliki nilai Rhitung< Rtabel sehingga butir pertanyaan tersebut tidak

digunakan dalam penelitian selanjutnya untuk mengukur kompensasi. Maka dari

itu pernyataan tersebut dihilangkan karena sudah terwakili dengan pernyataan lain

yang dianggap dapat mewakili masing-masing indikator.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu kewaktu (Ghozali, 2011:47). Suatu penelitian dapat dipercaya apabila

dalam beberapa kali pengukuran terhadap suatu kelompok dengan subyek yang

sama akan menghasilkan hasil yang sama. Pengujian reliabilitas setiap variabel

dilakukan dengan Cronbach Alpha Coeficient menggunakan bantuan software

(55)

Tabel 3.5 : Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen

No Variabel Cronbach’s Alpha

Cronbach’s Alpha yang disyaratkan

Keterangan

1 Komitmen Organisasional 0,907 0,6 Reliabel

2 Kompensasi 0,898 0,6 Reliabel

3 Kinerja Karyawan 0,948 0,6 Reliabel

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013

Berdasarkan tabel diatas nampak bahwa semua variabel penelitian reliabel

karena nilai Alpha melebihi 0,60 maka pertanyaan variabel tersebut reliabel dan

sebaliknya (Ghozali, 2011:48), sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Analisis Deskriptif Persentase

Analisis deskriptif presentase digunakan untuk mendeskripsikan

data yang ada pada penelitian ini yang terdiri dari Komitmen

organisasional (X1 ), Kompensasi (X2 ), dan Kinerja Karyawan (Y).

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini

yaitu :

a. Membuat tabel distribusi jawaban angket X1, X2 dan Y.

b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang

telah ditetapkan.

c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap responden.

d. Memasukkan skor tersebut ke dalam rumus sebagai berikut :

DP=

Keterangan :

(56)

n : Jumlah nilai yang diperoleh

N : Jumlah nilai ideal

Kriteria interval di dapat dari perhitungan sebagai berikut :

Persentase maksimal : = 100%

Persentase minimal : = 20%

Rentang : 100% - 20% = 80%

Panjang kelas interval : 80% : 5 = 16%

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan diatas, maka dapat disusun

tabel interval nilai persentase indikator penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.6. Interval Nilai Persentase dan Kriteria Penilaian Interval nilai Kriteria

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu perlu dilakukan

pengujian-pengujian terhadap gejala penyimpangan asumsi klasik. Asumsi model

linear klasik adalah tidak terdapat multikolinearitas, normalitas, heteroskedasitas.

Cara yang digunakan untuk menguji gejala penyimpangan asumsi klasik sebagai

berikut :

3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ,variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali,

2011:160). Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada

(57)

adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal,

sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Dasar pengambilan keputusan

dapat dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

1. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.

2. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal.

3. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

4. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

5. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas.

Uji normalitas juga digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil

berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk menguji

kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini akan diuji

hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal

melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.

3.6.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji ini untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya

multikoliniaeritas dapat dilakukan dengan mencari besarnya Variance

(58)

nilai tolerance lebih dari 0,1 maka regresi bebas dari multikolinearitas.

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas.

Dasar analisis uji heteroskedastisitas ini (Ghozali, 2011:139):

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah

terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Untuk memperkuat pengujian heteroskedastisitas, maka digunakan juga uji

glejser yang mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel

independen (Ghozali, 2011:142) dengan persamaan regresi sebagai berikut:

Dimana:

Nilai absolut dari residual yang dihasilkan dari model regresi

X2 = Variabel Penjelas

3.6.3 Analisis Regresi Berganda

Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi berganda,

(59)

variabel komitmen organisasional (X1), kompensasi (X2), dan kinerja karyawan

(Y). Adapun persamaan regresi berganda dalam penelitian ini sebagai berikut:

Y=a+b1X1+b2X2

Keterangan:

Y : Variabel kinerja karyawan

a : Konstanta

b1 : Koefisien regresi komitmen organisasional

b2 : Koefisien regresi kompensasi

X1 : Variabel komitmen organisasional

X2 : Variabel kompensasi

3.6.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis tentang koefisien

regresi yang telah dibentuk sebelumnya dan dapat diketahui apakah persamaan

regresi yang diperoleh tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Jika hasil analisis

menunjukkan bahwa persamaan regresi yang dibentuk tersebut signifikan atau

dapat dipertanggungjawabkan, maka persamaan regresi tersebut dapat digunakan

untuk meramal variabel terikat kinerja.

1. Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial menggunakan uji t, yaitu untuk menguji seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan nilai

(60)

0,05. Pengambilan keputusan didasarkan nilai probabilitas yang didapatkan dari

hasil pengolahan data melalui program SPSS Statistik Parametrik sebagai berikut:

H0= Variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Ha= Variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Dasar pengambilan keputusan:

a. Jika probabilitas >0,05 maka H0 diterima

b. Jika probabilitas <0,05 maka H0 ditolak

Nilai probabilitas dari uji t dapat dilihat dari hasil pengolahan dari program SPPS

pada tabel COEFFICIENT kolom sig atau significance (Ghozali, 2011:98).

2. Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan ini menggunakan uji F untuk mengetahui apakah semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Pembuktian dilakukan dengan cara

membandingkan antara nilai signifikansinya dengan nilai F (hitung) yang terdapat

pada table analisis varian. Jika nilai signifikansinya dibawah 0,05 maka keputusan

menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatif (Ha), artinya secara

statistik data yang digunakan untuk membuktikan bahwa semua variabel bebas

berpengaruh terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan didasarkan nilai

probabilitas yang didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS

Statistik Parametrik sebagai berikut:

H0= Variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel

(61)

Ha= Variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Dasar pengambilan keputusan:

a. Jika probabilitas >0,05 maka H0 diterima

b. Jika probabilitas <0,05 maka H0 ditolak

Nilai probabilitas dari uji F dapat dilihat dari hasil pengolahan dari program SPPS

pada tabel ANOVA kolom sig atau significance (Ghozali, 2011:98).

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

(62)

44 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang

Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang merupakan Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbang dari dan Diklat Kementerian Agama.

Sebelumnya lembaga pemerintah yang bergerak dalam bidang penelitian dan

pengembangan agama ini bernama Balai Penelitian Aliran

Kerohanian/Keagamaan. Lahirnya lembaga penelitian ini ditandai oleh terbitnya

tiga Keputusan Menteri Agama, yakni Keputusan Menteri Agama Nomor 12

Tahun 1978 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Aliran

Kerohanian/Keagamaan; Keputusan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 1978

tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Lektur Keagamaan yang ada di

Makassar; dan Keputusan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 1978 tentang

Organisasi dan Tata kerja Balai Penelitian Pendidikan Agama dan

Kemasyarakatan yang ada di Jakarta.

Terbentuknya Balai Penelitian Aliran Kerohanian/Keagamaan di

Semarang didasarkan atas adanya Surat Keputusan Menteri Agama No 12 Tahun

1978. Kemudian disusul dengan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor B

II/1/1982/1979 tentang Pengangkatan Kepala Balai dan diambil sumpahnya atas

Gambar

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Rincian Jumlah Pegawai
Tabel 3.2 Uji Validitas Angket Kinerja Karyawan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Indikator yang akan dicapai. Indikotor yang dicapai dalam workshop dan pelaithan implementasi Kurikulum 2013 adalah para.. guru memahami dan mengimplemantasikan Kurikulum 2013,

Setelah dilakukan Proses e-Lelang Pemilihan Langsung maka Pokja Konstruksi II Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kab. Takalar Mengumumkan perusahaan sebagaimana

Dalam merancang arsitektur, pada awalnya Soekarno tampak menggemari ‘padupadan’ atap gaya Eropa, pada periode berikutnya berupa ‘padu - padan’ atap tradisional khas

Khusus untuk sales manager, sales manager juga dapat melihat report kunjungan yang dilakukan oleh sales representative yang dibawahi olehnya seperti yang terlihat pada Gambar

Identifikasi dari sektor yang memiliki keterkaitan ke depan yang tinggi terhadap sektor pertanian tersebut mengindikasikan bahwa output dari sektor industri

Untuk gubahan massa, keberadaan Leader dan Follower didapatkan dengan cara menerapkan pola layering pada bangunan, dan untuk memunculkan karakter “ Leader” nya salah

Nama Mahasiswa Kelas Dosen Pembimbing Produk Sesi / pertemuan 1 Ruang Sesi / pertemuan 2 Ruang Keterangan..

Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) jalur penerimaan berpengaruh terhadap prestasi mahasiswa, dimana prestasi mahasiswa yang diterima melalui jalur eksternal lebih