• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Aglaonema Hibrida Lokal (Kasus Terhadap Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Aglaonema Hibrida Lokal (Kasus Terhadap Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan)"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP AGLAONEMA HIBRIDA LOKAL

(Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan)

OLEH:

NISA SOFIANI A 14105582

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

NISA SOFIANI. Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Aglaonema Hibrida Lokal (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan) Dibawah Bimbingan SUHARNO.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh dua hal. Pertama, sementara industri florikultura terbukti memiliki prospek yang baik, masih sedikit upaya memahami konsumen oleh para produsen bidang ini. Kedua, khusus bagi nurseri D5 Hijau Asri Flora, ada kebutuhan memahami preferensi konsumen untuk kepentingan daya saing dan memberi layanan yang sesuai bagi konsumen.

Sebagai studi kasus, penelitian ini mengambil kasus konsumen nurseri D5 Hijau Asri Flora, adalah salah satu pengembang tanaman hias dengan komoditas utama yaitu Aglaonema. Penjualan Aglaonema di nurseri ini fluktuatif karena pengaruh dari kemunculan jenis tanaman hias lainnya dan selera konsumen yang selalu berubah-ubah. Sebagai produsen tanaman hias, nurseri ini perlu mengerti karakteristik dan preferensi konsumen Aglaonema. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen Aglaonema, (2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Aglaonema, (3) Menganalisis preferensi konsumen terhadap kombinasi atribut tanaman Aglaonema hibrida lokal.

Penelitian ini memperoleh data dari wawancara dengan responden. Informasi diperoleh dengan menggunakan kuisioner yang telah tersedia. Prosedur penetapan sampel dilakukan berdasarkan Jugdment sampling, yaitu penetapan responden sebagai sampel didasarkan pada kelayakan untuk mewakili/memberikan informasi yang diharapkan. Responden yang diambil sebagai sampel adalah konsumen yang pernah membeli satu kali dan sedang membeli Aglaonema. Responden yang diambil sebanyak 60. Untuk pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Aglaonema, jumlah 60 ini dibagi dua yaitu 30 responden yang membeli Aglaonema hibrida lokal dan 30 responden yang lainnya adalah responden yang membeli Aglaonema Thailand.

Analisis yang digunakan diantaranya analisis deskriptif yaitu, untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen Aglaonema. Hasilnya ditampilkan secara tabulasi. Analisis regresi logistik digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Aglaonema. Analisis ini digunakan jika variabel (Y) berupa dua respon yaitu, membeli atau tidak membeli. Dalam penelitian ini variabel (Y) tersebut adalah membeli Aglaonema hibrida lokal dan membeli Aglaonema Thailand. Pengukuran preferensi konsumen menggunakan analisis konjoin. Analisis ini digunakan untuk mempermudah responden dalam menentukan pilihan Aglaonema hibrida lokal, dari yang paling disukai sampai tidak disukai dengan bantuan stimuli. Stimuli yang dipakai merupakan kombinasi dari atribut Aglaonema. Penginputan data kuantitatif menggunakan bantuan paket aplikasi SPSS 15.0 for Windows.

(3)

(38,3 persen), pendapatan perbulan sebesar Rp 10.000.000,-, pengeluaran perbulan sebesar Rp 5.000.001,- - Rp 10.000.000,-, tujuan pembelian untuk konsumsi sendiri/koleksi (71,7 persen), cara pembelian yang dilakukan merupakan cara langsung (63,3 persen), domisili di Jabodetabek (90,0 persen), jumlah pot yang dibeli 1-3 pot (86,7 persen).

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Aglaonema adalah pendidikan terakhir sarjana dan pendidikan terakhir SMU, pendapatan perbulan sebesar Rp. 10.000.000,, pengeluaran perbulan sebesar Rp 5.000.001, -Rp 10.000.000,-. Ukuran untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas dalam regresi logistik yaitu pada odds ratio. Nilai diperoleh dari perhitungan eksponensial dari koefisien estimasi ( ) atau exp ( ). Hasil preferensi konsumen menunjukkan bahwa responden lebih banyak memilih Aglaonema hibrida lokal dengan nilai kepentingan dan kegunaan atribut berurutan yaitu, warna daun pada level warna kombinasi hijau-putih, harga per daun pada level Rp 100.000,- - Rp 200.000,-, motif daun pada level motif batik, bentuk daun pada level bentuk lanset, susunan daun kompak, daun berukuran besar (40-50 cm) dan terakhir tekstur daun yang tebal.

(4)

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP AGLAONEMA HIBRIDA LOKAL (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta

Selatan)

OLEH:

NISA SOFIANI A 14105582

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(5)

Judul : Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Aglaonema Hibrida Lokal (Kasus Terhadap Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan)

Nama : Nisa Sofiani NRP : A 14105582

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Suharno, M.Adev NIP. 131 649 403

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG

BERJUDUL ”ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP

AGLAONEMA HIBRIDA LOKAL (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri

Flora, Jakarta Selatan)” ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA

SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI KARYA

ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA

MANAPUN.

Bogor, Juni 2008

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Indramayu pada tanggal 5 Mei 1984 sebagai putri ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Sofwan Hidayat dan Ibu Aidin Afifah.

Penulis mengawali pendidikan pada tahun 1990 di SDN 1 Anjatan Indramayu, Jawa Barat. Pada tahun 1996 penulis melanjutkan pendidikan di SLTP 2 Sumber Cirebon, Jawa Barat. Pada tahun 1999 melanjutkan pendidikan di SMU 4 Cirebon, Jawa Barat, lulus pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Padjadjaran pada program diploma III Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian lulus pada tahun 2005. Kemudian melanjutkan studi di Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor. Pada bulan Februari-April 2008 penulis pernah menjadi karyawan magang di PT Terminix Indonesia.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul “Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Aglaonema Hibrida Lokal (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan)” dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis mencoba untuk menganalisis preferensi konsumen terhadap pengembangan Aglaonema hibrida lokal menggunakan analisis konjoin dan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Aglaonema menggunakan analisis regresi logistik. Preferensi konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen tersebut nantinya akan menjadi bahan pertimbangan bagi responden, agar dapat memenuhi keinginannya dan bagi pengembang Aglaonema, khususnya pihak nurseri D5 Hijau Asri Flora.

Skripsi ini merupakan bagian dari proses belajar memahami potensi permasalahan yang dihadapi dunia agribisnis, khususnya pada komoditas tanaman hias. Manfaat yang paling besar dari skripsi ini dapat dirasakan penulis sebagai mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir pada program sarjana Manajemen Agribisnis. Namun demikian, dengan segala keterbatasan yang ada, skripsi ini juga diharapkan bermanfaat bagi penelitian selanjutnya. Skripsi ini merupakan hasil maksimal karya penulis tapi terdapat kekurangan, sehingga diperlukan saran-saran untuk perbaikan agar menjadi lebih baik.

Bogor, Juni 2008

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang direncanakan. Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada bagian ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Kedua orang tua tercinta atas perhatian dan dorongan moril, materil dan doa

yang telah dicurahkan dengan tulus dan ikhlas selama masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi.

2. Dr. Ir. Suharno, M.Adev sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan mulai dari penyusunan proposal hingga selesainya skripsi.

3. Ir. Netty Tinaprilla, MM sebagai dosen evaluator pada kolokium penulis. 4. Dr. Ir. Harianto, MS sebagai dosen penguji utama yang telah memberikan

banyak masukan yang berarti bagi penyempurnaan skripsi ini.

5. Ir. Joko Purwon, MS sebagai dosen penguji dari komisi pendidikan yang telah memberikan banyak masukan yang berarti bagi penyempurnaan skripsi ini. 6. Kedua kakak dan adik tercinta yang telah memberikan dorongan moril dalam

penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Haji Achmad dan seluruh pekerja di nurseri D5 Hijau Asri Flora dan para responden yang telah bersedia untuk diwawancara.

8. Sudarlin yang telah berkenan untuk menjadi pembahas dalam seminar penulis dan bantuan moril dengan memberi semangat dan saran-sarannya.

(10)

10.Kawan seperjuangan Ida, Iil, Nanang, Baban, Nde, Dewi, Heda, Iie, Maria, Ncie, Mba Mini, Fida, Fajar, Sudarsono, Ubay, Restu, Eko, Joni atas kebersamaan kalian yang menjadikan hari-hari di kampus Baranangsiang menjadi menyenangkan.

11.Lucky (Kijang) untuk urusan format PDF dan komputernya.

12.Teman-teman satu kosan (Ka Dewi, Mba Tuti, Mba Wida), teh Iske, Chabeum bantuan kecil dan nasehat-nasehat kalian yang sangat membantu.

13.Teman-teman mahasiswa Ekstensi Manajemen Agribisnis angkatan XIII dan XIV.

14.Semua pihak yang telah membantu penulis.

Bogor, Juni 2008

(11)

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP AGLAONEMA HIBRIDA LOKAL

(Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan)

OLEH:

NISA SOFIANI A 14105582

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(12)

RINGKASAN

NISA SOFIANI. Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Aglaonema Hibrida Lokal (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan) Dibawah Bimbingan SUHARNO.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh dua hal. Pertama, sementara industri florikultura terbukti memiliki prospek yang baik, masih sedikit upaya memahami konsumen oleh para produsen bidang ini. Kedua, khusus bagi nurseri D5 Hijau Asri Flora, ada kebutuhan memahami preferensi konsumen untuk kepentingan daya saing dan memberi layanan yang sesuai bagi konsumen.

Sebagai studi kasus, penelitian ini mengambil kasus konsumen nurseri D5 Hijau Asri Flora, adalah salah satu pengembang tanaman hias dengan komoditas utama yaitu Aglaonema. Penjualan Aglaonema di nurseri ini fluktuatif karena pengaruh dari kemunculan jenis tanaman hias lainnya dan selera konsumen yang selalu berubah-ubah. Sebagai produsen tanaman hias, nurseri ini perlu mengerti karakteristik dan preferensi konsumen Aglaonema. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen Aglaonema, (2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Aglaonema, (3) Menganalisis preferensi konsumen terhadap kombinasi atribut tanaman Aglaonema hibrida lokal.

Penelitian ini memperoleh data dari wawancara dengan responden. Informasi diperoleh dengan menggunakan kuisioner yang telah tersedia. Prosedur penetapan sampel dilakukan berdasarkan Jugdment sampling, yaitu penetapan responden sebagai sampel didasarkan pada kelayakan untuk mewakili/memberikan informasi yang diharapkan. Responden yang diambil sebagai sampel adalah konsumen yang pernah membeli satu kali dan sedang membeli Aglaonema. Responden yang diambil sebanyak 60. Untuk pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Aglaonema, jumlah 60 ini dibagi dua yaitu 30 responden yang membeli Aglaonema hibrida lokal dan 30 responden yang lainnya adalah responden yang membeli Aglaonema Thailand.

Analisis yang digunakan diantaranya analisis deskriptif yaitu, untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen Aglaonema. Hasilnya ditampilkan secara tabulasi. Analisis regresi logistik digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Aglaonema. Analisis ini digunakan jika variabel (Y) berupa dua respon yaitu, membeli atau tidak membeli. Dalam penelitian ini variabel (Y) tersebut adalah membeli Aglaonema hibrida lokal dan membeli Aglaonema Thailand. Pengukuran preferensi konsumen menggunakan analisis konjoin. Analisis ini digunakan untuk mempermudah responden dalam menentukan pilihan Aglaonema hibrida lokal, dari yang paling disukai sampai tidak disukai dengan bantuan stimuli. Stimuli yang dipakai merupakan kombinasi dari atribut Aglaonema. Penginputan data kuantitatif menggunakan bantuan paket aplikasi SPSS 15.0 for Windows.

(13)

(38,3 persen), pendapatan perbulan sebesar Rp 10.000.000,-, pengeluaran perbulan sebesar Rp 5.000.001,- - Rp 10.000.000,-, tujuan pembelian untuk konsumsi sendiri/koleksi (71,7 persen), cara pembelian yang dilakukan merupakan cara langsung (63,3 persen), domisili di Jabodetabek (90,0 persen), jumlah pot yang dibeli 1-3 pot (86,7 persen).

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Aglaonema adalah pendidikan terakhir sarjana dan pendidikan terakhir SMU, pendapatan perbulan sebesar Rp. 10.000.000,, pengeluaran perbulan sebesar Rp 5.000.001, -Rp 10.000.000,-. Ukuran untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas dalam regresi logistik yaitu pada odds ratio. Nilai diperoleh dari perhitungan eksponensial dari koefisien estimasi ( ) atau exp ( ). Hasil preferensi konsumen menunjukkan bahwa responden lebih banyak memilih Aglaonema hibrida lokal dengan nilai kepentingan dan kegunaan atribut berurutan yaitu, warna daun pada level warna kombinasi hijau-putih, harga per daun pada level Rp 100.000,- - Rp 200.000,-, motif daun pada level motif batik, bentuk daun pada level bentuk lanset, susunan daun kompak, daun berukuran besar (40-50 cm) dan terakhir tekstur daun yang tebal.

(14)

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP AGLAONEMA HIBRIDA LOKAL (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta

Selatan)

OLEH:

NISA SOFIANI A 14105582

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(15)

Judul : Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Aglaonema Hibrida Lokal (Kasus Terhadap Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan)

Nama : Nisa Sofiani NRP : A 14105582

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Suharno, M.Adev NIP. 131 649 403

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG

BERJUDUL ”ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP

AGLAONEMA HIBRIDA LOKAL (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri

Flora, Jakarta Selatan)” ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA

SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI KARYA

ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA

MANAPUN.

Bogor, Juni 2008

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Indramayu pada tanggal 5 Mei 1984 sebagai putri ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Sofwan Hidayat dan Ibu Aidin Afifah.

Penulis mengawali pendidikan pada tahun 1990 di SDN 1 Anjatan Indramayu, Jawa Barat. Pada tahun 1996 penulis melanjutkan pendidikan di SLTP 2 Sumber Cirebon, Jawa Barat. Pada tahun 1999 melanjutkan pendidikan di SMU 4 Cirebon, Jawa Barat, lulus pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Padjadjaran pada program diploma III Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian lulus pada tahun 2005. Kemudian melanjutkan studi di Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor. Pada bulan Februari-April 2008 penulis pernah menjadi karyawan magang di PT Terminix Indonesia.

(18)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul “Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Aglaonema Hibrida Lokal (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan)” dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis mencoba untuk menganalisis preferensi konsumen terhadap pengembangan Aglaonema hibrida lokal menggunakan analisis konjoin dan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Aglaonema menggunakan analisis regresi logistik. Preferensi konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen tersebut nantinya akan menjadi bahan pertimbangan bagi responden, agar dapat memenuhi keinginannya dan bagi pengembang Aglaonema, khususnya pihak nurseri D5 Hijau Asri Flora.

Skripsi ini merupakan bagian dari proses belajar memahami potensi permasalahan yang dihadapi dunia agribisnis, khususnya pada komoditas tanaman hias. Manfaat yang paling besar dari skripsi ini dapat dirasakan penulis sebagai mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir pada program sarjana Manajemen Agribisnis. Namun demikian, dengan segala keterbatasan yang ada, skripsi ini juga diharapkan bermanfaat bagi penelitian selanjutnya. Skripsi ini merupakan hasil maksimal karya penulis tapi terdapat kekurangan, sehingga diperlukan saran-saran untuk perbaikan agar menjadi lebih baik.

Bogor, Juni 2008

(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang direncanakan. Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada bagian ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Kedua orang tua tercinta atas perhatian dan dorongan moril, materil dan doa

yang telah dicurahkan dengan tulus dan ikhlas selama masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi.

2. Dr. Ir. Suharno, M.Adev sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan mulai dari penyusunan proposal hingga selesainya skripsi.

3. Ir. Netty Tinaprilla, MM sebagai dosen evaluator pada kolokium penulis. 4. Dr. Ir. Harianto, MS sebagai dosen penguji utama yang telah memberikan

banyak masukan yang berarti bagi penyempurnaan skripsi ini.

5. Ir. Joko Purwon, MS sebagai dosen penguji dari komisi pendidikan yang telah memberikan banyak masukan yang berarti bagi penyempurnaan skripsi ini. 6. Kedua kakak dan adik tercinta yang telah memberikan dorongan moril dalam

penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Haji Achmad dan seluruh pekerja di nurseri D5 Hijau Asri Flora dan para responden yang telah bersedia untuk diwawancara.

8. Sudarlin yang telah berkenan untuk menjadi pembahas dalam seminar penulis dan bantuan moril dengan memberi semangat dan saran-sarannya.

(20)

10.Kawan seperjuangan Ida, Iil, Nanang, Baban, Nde, Dewi, Heda, Iie, Maria, Ncie, Mba Mini, Fida, Fajar, Sudarsono, Ubay, Restu, Eko, Joni atas kebersamaan kalian yang menjadikan hari-hari di kampus Baranangsiang menjadi menyenangkan.

11.Lucky (Kijang) untuk urusan format PDF dan komputernya.

12.Teman-teman satu kosan (Ka Dewi, Mba Tuti, Mba Wida), teh Iske, Chabeum bantuan kecil dan nasehat-nasehat kalian yang sangat membantu.

13.Teman-teman mahasiswa Ekstensi Manajemen Agribisnis angkatan XIII dan XIV.

14.Semua pihak yang telah membantu penulis.

Bogor, Juni 2008

(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL………... iv

DAFTAR GAMBAR………... DAFTAR LAMPIRAN... v vi PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………. 1

1.2 Perumusan Masalah………. 4

1.3 Tujuan Penelitian………. 6

1.4 1.5 Manfaat Penelitian………... Ruang Lingkup Penelitian………... 7 7 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aglaonema ……….. 8

2.2 Klasifikasi dan Penyebarannya... 8

2.3 Aglaonema Hibrida………... 9

2.4 Segmentasi Usaha……… 10

2.5 2.6 Perkembangan Aglaonema Hibrida………. Studi Terdahulu……… 11 13 KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis….……….. 16

3.1.1 Konsumen..……… 16

3.1.2 Perilaku Konsumen……… 16

3.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian... 1. Faktor Lingkungan... 2. Pengaruh Individu... 3. Faktor Psikologis... 17 17 18 19 3.1.4 Preferensi Konsumen ……….... 20

3.1.5 Pengembangan Produk ...……….. 21

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional……… 22

METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 25

4.3 Metode Penetepan Sampel dan Pengambilan Responden... 26

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 27 4.4.1 Pengidentifikasian Katekteristik Responden...

4.4.2 Pengukuran Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Keputusan Pembelian Aglaonema... 27 28

(22)

4.4.3 Pengukuran Preferensi Konsumen... 4.5 Definisi Operasional...

GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

5.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Nurseri D5 Hijau Asri... 5.2 Lokasi dan Kondisi Usaha Nurseri D5 Hijau Asri Flora... 5.3 Sumber Daya Usaha... 5.3.1 Tenaga Kerja... 5.3.2 Modal... 5.3.3 Sarana dan Prasarana... 5.3.4 Produk di Nurseri D5 Hijau Asri Flora... 5.4 Perbanyakan Tanaman Aglaonema...

KARAKTERISTIK UMUM KONSUMEN AGLAONEMA DI NURSERI D5 HIJAU ASRI FLORA

6.1 Karakteristik Umum Konsumen Aglaonema... 6.1.1 Jenis Kelamin... 6.1.2 Usia... 6.1.3 Status Perkawinan... 6.1.4 Pendidikan Terakhir... 6.1.5 Pekerjaan... 6.1.6 Pendapatan... 6.1.7 Pengeluaran... 6.1.8 Tujuan Pembelian... 6.1.9 Cara Pembelian... 6.1.10 Waktu Pembelian... 6.1.11 Domisili... 6.1.12. Jumlah Pembelian...

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN AGALONEMA DAN PREFERENSI KONSUMEN AGLAONEMA HIBRIDA LOKAL SERTA IMPLIKASI

KEBIJAKAN PERUSAHAAN

(23)

7.2.5 Nilai Kepentingan dan Kegunaan Atribut Penampilan

Tanaman... 7.2.6 Nilai Kepentingan dan Kegunaan Atribut Ukuran Daun... 7.2.7 Nilai Kepentingan dan Kegunaan Atribut Tekstur... 7.3 Implikasi Kebijakan Perusahaan...

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan... 8.2 Saran...

DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN...

63 64 65 65

69 70 71 73

(24)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Tabel 1 Data Produksi Tanaman Hias di Indonesia pada

Tahun 2003-2007………... 2 2 Tabel 2 Komoditas Pilihan untuk Kategori Pot Plant di

Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Semarang,

MalangTahun 2007 ... 4 3 Tabel 3 Jumlah Total Penjualan Aglaonema di Nurseri D5

Hijau Asri Flora... 5 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Tabel 4 Perbedaan dan Persamaan Studi Terdahulu... Tabel 5 Penelitian Pendahuluan dengan Perangkingan Atribut Aglaonema... Tabel 6 Atribut dan Taraf (Level) Tanaman Aglaonema Hibrida Lokal... Tabel 7 Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin di Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan Tahun 2007... Tabel 8 Sebaran Responden Menurut Usia di Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan Tahun 2007... Tabel 9 Sebaran Responden Menurut Status Perkawianan di Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan Tahun 2007... Tabel 10 Sebaran Responden Menurut Pendidikan Terakhir di Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan Tahun 2007.. Tabel 11 Sebaran Responden Menurut Pekerjaan di Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan Tahun 2007... Tabel 12 Sebaran Responden Menurut Pendapatan di Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan Tahun 2007... Tabel 13 Sebaran Responden Menurut Pengeluaran di Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan Tahun 2007... Tabel 14 Sebaran Responden Menurut Tujuan Pembelian di Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan Tahun 2007... Tabel 15 Sebaran Responden Menurut Cara Pembelian di Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan Tahun 2007... Tabel 16 Sebaran Responden Menurut Waktu Pembelian di Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan Tahun 2007... Tabel 17 Sebaran Responden Menurut Domisili di Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan Tahun 2007... Tabel 18 Sebaran Responden Menurut Jumlah Pembelian di

Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan Tahun 2007...

(25)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Bagan Alur Pemikiran Operasional Penelitian………... 24 2

3

Rancangan Kartu Stimuli... Diagram Nilai Kepentingan Atribut Aglaonema...

37 59

(26)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Lampiran 1 Kombinasi Atribut Aglaonema Hibrida Lokal... 73 2 Lampiran 2 Peta DKI Jakarta ……... 74 3 Lampiran 3 Jenis-jenis Aglaonema Hibrida Lokal dan Harga

(Desember 2007-Februari 2008) di Nurseri D5 Hijau Asri Flora...

75 4

5 6 7 8 9

Lampiran 4 Output Regresi Logistik... Lampiran 5 Variable In The Equation Berdasarkan Hasil Analisis Regresi Logistik... Lampiran 6Input Data Responden Bardasarkan Preferensi Aglaonema………... Lampiran 7 SPSS Syntax Konjoin... Lampiran 8 Utilities dan Important Value Berdasarkan Hasil Analisis Konjoin... Lampiran 9 Jenis Aglaonema Hibrida Lokal...

76 81 82 83 87 88

(27)

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian Indonesia dihadapkan pada tantangan bagaimana mengubah orientasi pertanian tradisional yang berfokus pada sektor on farm ke orientasi yang melibatkan sektor off farm atau disebut pendekatan agribisnis. Salah satu industri pada sektor pertanian yang telah memperhatikan terhadap pendekatan agribisnis adalah sub sektor hortikultura. Industri tersebut mampu mengubah pola usaha tani yang awalnya hanya dijadikan sebagai hobi menjadi usaha komersial yang prospektif (Dirjen Hortikultura, 2001 dalam Rahmanti, 2006).

Bidang usaha agribisnis florikultura atau lebih dikenal dengan bisnis tanaman hias memiliki nilai ekonomi yang cukup penting baik bagi pelaku maupun bagi perekonomian, mengingat bisnis ini sangat prospektif. Salah satu faktor pendukungnya adalah dengan industri properti dan jasa yang memerlukan dekorasi taman, dekorasi ruangan, jasa landscape.1 Tapi yang prospektif ini belum terealisasi dengan baik karena pemerintah belum sepenuhnya mendukung pengembangan usaha tersebut, di samping faktor sikap dari pelaku bisnis tanaman hias yang masih berjalan sendiri-sendiri.

Benny Tjia, ketua Forum Florikultura Indonesia menyatakan keuntungan yang diperoleh dari satu hektar tanaman hias bisa setara dengan 60 hektar

1

(28)

tanaman jagung atau tanaman padi.2 Pentingnya bisnis tanaman hias menuntut dukungan ketersediaan dan keberlanjutan produksi komoditas tanaman hias, hal yang hingga kini masih menjadi masalah. Sebagai ilustrasi berikut disajikan perkembangan produksi tanaman hias di Indonesia (Tabel 1).

Tabel 1 Data Produksi Tanaman Hias di Indonesia Tahun 2003-2007

No Tahun Produksi (Tangkai) Pertumbuhan (%)

1. 2003 115.739.880

2. 2004 158.522.843 36,96

3. 2005 173.240.364 9,28

4. 2006 166.645.684 -3,80

5. 2007*) 214.083.069 28,46

Sumber: Dirjen Hortikultura, 2008. Diolah.3 *) Angka sementara

Tabel 1 menunjukkan bahwa pertumbuhan produksi tanaman hias tiap tahunnya berfluktuatif dan cenderung menurun, dari tahun 2003 ke 2004, produksi naik sebesar 36,98 persen, kemudian tahun 2005 naik sebesar 9,28 persen. Laju pertumbuhan mengalami penurunan yang cukup drastis setelah itu. Nampak industri ini mengalami kendala dalam mempertahankan kontinuitas produksi. Produksi mengalami kenaikan di tahun 2007 dengan pertumbuhan sebesar 28,46 persen. Salah satu penjelas adalah pengaruh meningkatnya minat masyarakat atas tanaman hias dan perkembangan industri dari sektor lainnya yang menjadikan tanaman hias sebagai pendukung untuk sektor tersebut.

Soekam (2007) menyatakan bahwa apresiasi masyarakat terhadap tanaman hias tertuju pada tanaman hias jenis daun. Hal tersebut menepis rumusan para ahli tanaman konvensional bahwa seseorang yang mempunyai status sosial kelas

2

Ekspor Tanaman Hias Tersandung Biaya Siluman. http:// www.media indonesia.com. 27 Juni 2007

3

(29)

menengah ke atas cenderung memilih koleksi tanaman hias jenis bunga. Bila koleksi tanaman hias tertuju pada jenis daun-daunan dan tanaman obat-obatan maka tingkat ekonomi seseorang tersebut adalah kelas menengah ke bawah. Kini sebaliknya tanaman hias daun yang semula dinilai sebagai koleksi kelas menengah ke bawah, telah menjadi koleksi masyarakat kelas menengah ke atas.4 Hal ini memberikan tanda bahwa bisnis florikultura daun perlu ditangani serius.

Bisnis tanaman hias di Indonesia pada tahun 2005 sampai 2008 masih didominasi tanaman hias jenis pot. Berdasarkan hasil survei dari redaksi majalah

Flona tahun 2008 mengenai pilihan para pebisnis tanaman hias di beberapa daerah di Indonesia seperti Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Semarang dan Malang menyatakan bahwa, tren untuk tanaman hias jenis pot masih didominasi Anthurium dan Aglaonema (Tabel 2). Hal tersebut mencerminkan bahwa Anthurium dan Aglaonema banyak diminati oleh konsumen tanman hias, sedangkan untuk Adenium mulai kurang diminati oleh konsumen.

Pilihan jenis tanaman Anthurium sebagai komoditas untuk usaha tanaman hias oleh para pelaku bisnis tersebut adalah karena faktor dari harga Anthurium yang tinggi bahkan di luar logika. Sehingga pebisnis banyak yang tertarik untuk memilih komoditas ini, tapi konsumen Anthurium daun masih seputar pedagang tidak seperti Aglaonema yang sudah memiliki konsumen akhir yang nyata.

4

(30)
[image:30.612.133.498.120.196.2]

Tabel 2 Komoditas Pilihan untuk Kategori Pot Plant di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Semarang, Malang Tahun 2007

Jenis Tanaman Penjualan (Persen)

Anthurium 40

Aglaonema 30

Adenium 20

Lain-lain 10

Sumber: Majalah Flona edisi Januari 2008

Selera konsumen terhadap tanaman hias menentukan kelangsungan bisnis ini. Perubahan selera konsumen akan mempengaruhi perkembangan tanaman hias. Soekartawi (1994) menyatakan bahwa perkembangan bisnis tanaman hias dapat dilihat dari meningkatnya jumlah, variasi, jenis dan penampilan tanaman. Misalnya pada tahun 1980-an tanaman yang banyak digemari oleh konsumen adalah Kaktus sedangkan pada awal tahun 1990-an berganti dengan Palem. (Nurmalinda et al, 1999).

Deskripsi di atas menunjukkan bahwa, sementara persoalan di sisi on farm

masih berlangsung, para petani tanaman hias dituntut untuk terus memahami selera atau preferensi konsumen, karena dari sana akan ditentukan gejolak pasar, dapat mempertahankan daya saing. Salah satu kebutuhan nyata untuk itu karenanya adalah memahami perilaku konsumen. Pada upaya ini, hal yang penting diketahui adalah preferensi konsumen atas produk yang sedang dan akan ada di pasar. Dalam rangka memahami perilaku konsumen inilah penelitian ini diadakan.

1.2 Perumusan Masalah

(31)

Salah satu nurseri di Jakarta yang mengembangkan Aglaonema yaitu nurseri D5 Hijau Asri Flora yang berlokasi di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Nurseri ini berfungsi sebagai pengembang (grower) yaitu salah satu bentuk usaha tanaman hias dengan cara membeli tanaman dari pemulia atau penyilang (breeder) Aglaonema lokal maupun impor lalu mengembangkan, memproduksi dan menjualnya ke konsumen akhir maupun ke pedagang tanaman hias.

Perkembangan usaha Aglaonema ini mengalami hasil penjualan yang cukup baik pada awal 2007, karena pada saat itu jenis-jenis Aglaonema yang tersedia masih baru sehingga konsumen menyukainya. Konsumen pada umumnya akan tertarik dengan produk yang baru dan tampilan yang menarik. Keadaan penjualan Aglaonema di nurseri D5 Hijau Asri Flora menunjukkan hal ini (Tabel 3).

Tabel 3 Jumlah Total Penjualan Aglaonema di Nurseri D5 Hijau Asri Flora Bulan Januari - September Tahun 2007

Bulan Total Penjualan (Rp) Pertumbuhan (%)

Januari 233.965.000 -

Februari 115.850.000 - 50,48

Maret 144.000.000 24,29

April 47.993.000 - 66,67

Mei 216.510.000 351,12

Juni 251.212.000 16,02

Juli 94.333.000 - 62,44

Agustus 280.000.000 196,82

September 150.000.000 - 46,42

Sumber : D5 Hijau Asri Flora. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 2007

(32)

sebagian besar mengikuti tren tanaman hias ikut terpengaruh oleh tren tersebut. Pada bulan berikutnya penjualan Aglaonema mengalami kenaikan sebesar Rp 144.000.000,-.

Gambaran di atas menunjukkan persoalan yang dihadapi oleh petani tanaman hias, dalam hal ini menangkap selera konsumen komoditas tanaman hias apa yang sekarang populer. Gejala ini memperkuat kebutuhan akan pentingnya petani memahami selera konsumen.

Pemahaman akan konsumen, khususnya selera konsumen akan menjadi basis penting bagi produsen untuk menentukan berbagai kebijakan pada perusahaan yang diperlukan. Untuk itulah penelitian ini dilakukan. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian ini akan mengkaji beberapa permasalahan, sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik konsumen Aglaonema ?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen Aglaonema dalam melakukan keputusan pembelian Aglaonema?

3. Bagaimana preferensi konsumen terhadap kombinasi atribut Aglaonema hibrida lokal yang diinginkan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini dilihat menjadi tiga, yaitu :

1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen Aglaonema.

(33)

3. Menganalisis preferensi konsumen terhadap kombinasi atribut tanaman Aglaonema hibrida lokal.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, pertama bagi pemulia tanaman hias secara umum. Kedua bagi para pemulia dan pengembang tanaman Aglaonema khususnya, dalam hal ini informasi ini akan memandu mereka dalam memutuskan jenis Aglaonema apa yang sebaiknya dikembangkan. Ketiga, secara umum untuk dijadikan referensi dan wacana apabila ingin melakukan penelitian aspek agribisnis lebih lanjut.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

(34)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aglaonema

Sri rejeki adalah sebutan lain dari Aglaonema. Sebelum tahun 1980 nama Aglaonema tidak begitu dikenal, tanaman ini sejajar dengan famili Aracea lain seperti Dieffenbachia, Anthurium, Caladium, Calocasia dan Philodendron. Orang yang memberi nama Aglaonema adalah Heinrich Wilhelm Schott, seorang ahli Botani kelahiran Brünm, Morivia, sekarang wilayah Cekoslovakia. Kata Aglaonema berasal dari bahasa Yunani, Aglaos dan nema (tunggal) atau nematos

(jamak). Aglao bermakna terang, mengkilap atau cemerlang, yang mengkilap adalah urat-urat permukaan daun.

2. 2 Klasifikasi dan Penyebarannya

Data spesies Aglaonema masih sangat terbatas, sejumlah nama spesies yang terkenal pun ternyata memiliki nama-nama sebutan. Itu semua hasil pembuktian taksonomi yang dilakukan oleh Systematic Botany Laboratory

(Redaksi Trubus, 2006).

Klasifikasi Aglaonema adalah sebagai berikut: Divisi : Magnoliphyta

(35)

Suku : Aglaonemateae

Penyebaran tanaman ini terdapat di negara Asia Tenggara yaitu Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Brunai Darussalam, Myanmar. Terdapat juga di Cina, sejumlah varian tumbuh baik di Florida, Amarika Serikat.

2.3 Aglaonema Hibrida

Istilah Aglaonema hibrida dibuat untuk membedakan dengan Aglaonema spesies asli yang jumlahnya mencapai 30 jenis. Munculnya Pride of Sumatra

sebagai Aglaonema pertama berwarna merah di Indonesia dan dunia, pertama kali dipublikasi pada tahun 1983, menandakan babak baru dalam dunia Aglaonema hibrida. Sebelumnya Aglaonema hibrida yang ada masih didominasi warna hijau. Kemunculan Pride of Sumatra ini diikuti oleh hasil penyilangan para penyilang yang ada di Thailand maka lahirlah Butterfly, Lady Valentine, Dud Unyamanee,

Red Bangkok semuanya berdaun merah. Perbedaan Aglaonema hibrida Indonesia dengan Aglaonema Thailand yaitu pada Aglaonema Indonesia mempunyai silangan yang didominasi warna merah karena dihasilkan dari A. rotumdum, silangan Thailand dihasilkan dari A.cochinense. Jenis-jenis Aglaonema hibrida Indonesia yang sudah diluncurkan di pasaran, yaitu Pride of Sumatra, Donna Carmen, Adelia, Tiara, Ria, JT2000, Petita, Nina, Srikandi, Kresna, Shinta,

Jatayu, Juwita, Diana, JackHanny, Hot Lady, Lucia, Madame Teresa, Moonlight,

(36)

Aglaonema hibrida hasil silangan pakar di Thailand banyak digemari di Indonesia. Aglaonema tersebut masuk ke Indonesia dalam bentuk tanaman utuh yang sudah besar, yang kemudian diperbanyak melalui setek dan pemisahan anakan. Aglaonema tersebut, yang sudah beredar dipasaran antara lain yaitu Lady Valentine, Butterfly, Northern Star, LanLuwai, Lipstick, SiamAurora, Siam Pearl,

Red Coccin, Hybrid Oranye, Sun Sun, Red Brownis, Red Diamond, Red Hot Chili Papper, Golden Bay, Superred Peacock, Big Mama, Legacy, Red Ruby, Red Mascot, Red Aurora.

Selain berwarna merah, Aglaonema berwarna putih juga tetap mempesona seperti Top White. Jenis Aglaonema variegata yaitu Aglaonema warna putih yang bercampur kuning dan metalik. Aglaonema tersebut termasuk Aglaonema klasik, jenis tersebut banyak digemari di Amerika dan Jepang. Warna kuning mempunyai pasar yang menarik, karena Aglaonema kuning ini termasuk unik dan langka. Jenis yang ada diantaranya : seperti Yellow Bone, Hibrid Yellow, Sultan Brunei

dengan warna tulang daun kuning, jenis tersebut diproduksi di Thailand.

2.4 Segmentasi Usaha

Menurut Puspa dan Mona (2006), pelaku yang ada pada bisnis tanaman hias Aglaonema ini meliputi segmentasi usaha, yaitu

1. Breeder/Penyilang

(37)

penyilangan. Segmen usaha ini tidak membutuhkan lahan yang luas, perlu adanya sistem keamanan yang baik pada ruang tempat penyimpanan tanaman.

2. Grower (pengembang)

Pada segmen ini, disebut juga sebagai pengusaha tanaman hias. Pihak ini membeli bibit tanaman Aglaonema dari breeder lalu tanaman tersebut akan dipelihara dan diperbanyak untuk dijual kembali. Adanya kegiatan budidaya dan perbanyakan maka seorang grower membutuhkan lahan yang lebih luas dari pada

breeder.

3. Retailer

Pihak retailer adalah pihak yang langsung berhubungan dengan penggemar dan konsumen Aglaonema. Pada toko tanaman hiasnya yang disediakan adalah Aglaonema yang berkualitas prima sehingga siap dijual. Pelaku pada segmen ini, harus mempunyai kemampuan menjual yang baik.

4. Pengusaha penyewaan tanaman

Segmen usaha ini melayani persewaan tanaman ke gedung-gedung atau perkantoran, katering/event organizer dan sebagainya. Aglaonema hibrida yang memiliki pola daun warna merah, banyak dipilih untuk disewakan pihak yang berkepentingan. Sistem penyewaanya, tergantung persetujuan masing-masing pihak dapat dilakukan mingguan maupun bulanan, tarifnya tergantung fungsi dan ukuran tanaman.

2.5 Perkembangan Aglaonema Hibrida (Silangan)

(38)

menghasilkan jenis-jenis Aglaonema yang berwarna merah lainnya. Dalam perkembangannya Thailand dan Indonesia terus berpacu menghasilkan varietas terbaru dan menawan. Kekayaan alam yang berharga itu membuat kekaguman bagi penggemar tanaman hias. Namun, itu semua adalah hasil rekayasa para penyilang. Di alam tidak akan ditemukan pola warna Aglaonema yang berwarna merah, kuning, jingga atau warna yang bercampuran.

Perkembangan Aglaonema yang semakin populer pada tahun 2000 ini, memacu para penangkar menghasilkan jenis-jenis baru lewat persilangan. Untuk mempertahankan tren, maka para penagkar selalu berusaha meluncurkan jenis-jenis baru yang polanya lebih variatif. Pola merah pada Aglaonema memang belum kehilangan peminat, tapi bermunculan pola merah yang lebih variatif. Contohnya, Lady Valentine yang polanya jauh berbeda dengan jenis Aglaonema merah lainnya. Timbul pula Snow White yang hijau berbintik-bintik putih atau yang kuning polos.

Hasil persilangan jenis baru merupakan gabungan dari kedua sifat induknya. Namun, proses penggabungan ini sangat kompleks. Satu ciri induk dapat diatur oleh satu atau banyak gen di dalam tanaman itu, sehingga dua induk Aglaonema disilangkan, maka turunannya bisa beragam.

(39)

daun tidak terkulai layu, ukuran batang normal dan tidak miring. Jumlah daun dari induk minimal 6-10 lembar.

Thailand kini menjadi produsen dari Aglaonema jenis silangan yang sukses. Rahasia dari keberhasilan Thailand yaitu dari peran aktif para pemain tanaman hias, diantaranya jumlah penangkar relatif banyak, spesialisasi masing-masing pemain dan dukungan teknologi perbanyakan seperti kultur jaringan.

Di Indonesia, Aglaonema berpotensi untuk dikembangkan karena mempunyai potensi indukan yang baik, A. rotundum yang di Thailand tidak bisa hidup dengan baik. Aglaonema jenis ini, berpotensi menghasilkan jenis pola merah. Para pemain Aglaonema di Indonesia mungkin tidak banyak yang aktif sebagai penyilang Aglaonema karena terbukti, hanya ada seorang penyilang yang aktif. Mungkin dikarenakan tingkat keberhasilannya kecil, hanya satu persen. Sementara untuk menghasilkan jenis baru minimal membutuhkan waktu tiga tahun.

2.6 Studi Terdahulu

(40)
[image:40.612.96.513.102.717.2]

Tabel 4 Perbedaan dan Persamaan Studi Terdahulu

Peneliti Judul Alat Analisis Perdedaan dan Persamaan

Ardi (2004)

Pengaruh Kondisi Ruang

Berpendingin dan Frekuensi

Penyiraman Terhadap

Pertumbuhan dan Ketahanan

Tanaman

Aglaonema commutatum dan

Diffenbachia amoena

Uji F sistem SAS

untuk mengukur

daya pertumbuhan

dan penampakan

fisik tanaman

Aglaonema

commutatum dan

Diffenbachia amoena pada kondisi ruang dan frekuensi

penyiraman yang

berbeda.

Studi ini lebih fokus pada bidang budidaya tanaman

hias daun dan alat

analisis yang digunakan berbeda, yaitu Uji F sistem SAS.

Adanya keterkaitan objek penelitian yaitu tanaman Aglaonema. Rahmawati (2006) Preferensi Konsumen Terhadap Anggrek Dendrobium Pot

di Taman

Anggrek

Indonesia Permai di Jakarta Timur

dan Taman

Anggrek Ragunan Jakarta Selatan

Analisis tabulasi untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian tanaman Anggrek.

Chi-square untuk menganalisis preferensi

konsumen terhadap Anggrek

Studi ini mengkaji objek penelitian yang berbeda

yaitu Anggrek

Dendrobium pot

Alat analisis untuk

preferensi konsumen

berbeda dengan studi ini.

Kajian permasalahan

studi ini hampir sama

yaitu mengenai

preferensi konsumen. Sobariah

(2004)

Analisis dan

Preferensi Konsumen

Terhadap Bunga

Potong Krisan di

Kios Bunga

Suryakencana Kota Bogor

CHAID (Chi

Square Automatic Interaction

Detection) untuk menganalisis sikap konsumen terhadap

bunga potong

Krisan dan

mengidentifikasi

atribut bunga

Krisan

Studi ini mengkaji objek penelitian yang berbeda yaitu bunga potong dan tempat penelitian yang berbeda.

Alat analisis yang

digunakan berbeda.

Kajian permasalahan

hampir sama yaitu

tentang preferensi

konsumen terhadap

atribut pada komoditas tanaman hias. Tono (2002) Analisis Preferensi Konsumen Terhadap

Tanaman Hias

dalam Ruangan

(indoor plant) di

Kota Bogor

(Penerapan Analisis Konjoin)

Tabulasi sederhana untuk menganalisis perilaku konsumen. Analisis konjoin

untuk mengukur

nilai kegunaan dan nilai relatif penting dari tiap atribut.

Objek kajian penelitian ini lebih dari satu tanaman hias.

Lokasi penelitian yang berbeda yaitu di Kota Bogor.

Alat analisis untuk

preferensi konsumen

sama yaitu analisis

konjoin.

Objek penelitiannya

(41)

Kontribusi dari penelitian terdahulu terhadap penelitian ini adalah perkembangan di pasar tanaman hias di beberapa kota besar seperti Jakarta dan Bogor, kedua kota ini salah satu pasar bagi tanaman hias yang potensial. pembahasan pada penelitian terdahulu dengan penelitian ini secara umum hampir sama sehingga dapat memberikan informasi untuk memilih beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dan beberapa atribut dari tanaman hias yang menjadi pilihan konsumen. Alat analisis yang digunakan pada peneliti Tono (2002) yaitu analisis konjoin memberikan informasi bagi penelitian ini untuk menjawab salah satu tujuan penelitian ini.

(42)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Konsumen

Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yang disebut konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan untuk diperdagangkan. Menurut ensiklopedia berbahasa Indonesia konsumen adalah seseorang atau sekelompok orang yang membeli suatu produk untuk dipakai sendiri dan untuk dijual kembali. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu sebagai produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.5

3.1.2 Perilaku Konsumen

Engle et al (1995) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Perilaku konsumen mencerminkan tanggapan mereka terhadap berbagai rangsangan dari produk dan dari mereka sendiri yang berupa pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologi.

5

(43)

3.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan pembelian yang menjadi dasar perilaku konsumen mempunyai beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Engel et al (1994) ada tiga faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu pengaruh lingkungan, pengaruh individual, proses psikologi. Berikut adalah penjelasan mengenai ketiga faktor tersebut.

1. Faktor Lingkungan

Nilai budaya adalah kompleks nilai, gagasan, sikap dan simbol lain yang bermakna melayani manusia untuk berkomunikasi, membuat tafsiran dan mengevaluasi sebagai anggota masyarakat. Budaya dan nilai-nilainya diteruskan dari satu generasi ke generasi lain. Kekuatan-kekuatan dasar yang membentuk nilai mencakupi tiga serangkai transfusi budaya dan pengalaman pada awal kehidupan. Pada kehidupan terdahulu mengacu pada keluarga, agama dan sekolah dan pada saat ini mengacu pada pengaruh antar generasi seperti depresi dan peristiwa besar lain. Norma dan nilai dari kelompok tertentu disebut mikrobudaya atau kelompok etnis, kelompok ini terbentuk di sekitar kebangsaan, agama, sifat fisik atau lokasi geograsif.

(44)

Status adalah konsep multidimensi dan paling baik diukur menurut konsep tersebut. Pekerjaan adalah ukuran tunggal terpenting dari kelas sosial individu. Variabel penting lainnya adalah interaksi pribadi sesorang dengan individu lain, barang milik (pemilikan), orientasi nilai dan kesadaran kelas.

Pengaruh pribadi dari konsumen kerap dipengaruhi oleh mereka yang berhubungan erat dengan konsumen yang bersangkutan. Pengaruh tersebut diekspresikan baik melalui kelompok acuan maupun komunikasi lisan. Kelompok acuan adalah jenis apa saja dari agregasi sosial yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku, termasuk kelompok primer (sering berinteraksi), kelompok sekunder dan kelompok aspirasional. Pengaruh terjadi dengan tiga cara yaitu utilatarian, nilai ekspresif dan informasional. Pengaruh pribadi juga diekspresikan oleh kepemimpinan opini atau pemberi pengaruh. Biasanya pemberi pengaruh dan pencari serupa dalam karakteristik, keduanya dipengaruhi oleh media massa.

2. Pengaruh Individu

Sumber daya konsumen adalah semua yang dimiliki oleh konsumen untuk ditukarkan dengan barang atau jasa. Menurut Engle et al (1994) setiap orang membawa tiga sumber daya konsumen ke dalam setiap situasi pengambilan keputusan yaitu waktu, uang dan perhatian. Umumnya terhadap keterbatasan yang jelas pada ketersediaan masing-masing, sehingga memerlukan semacam alokasi yang cermat.

(45)

Pengetahuan dapat didefinisikan sebagai infomasi yang disimpan di dalam ingatan. Himpunan bagian dari informasi total yang relevan dengan fungsi konsumen di dalam pasar. Para pemasar kerap akan merasakan manfaat di dalam tiga bidang umum, pengetahuan produk, pengetahuan pembelian, pengetahuan pemakaian.

Sikap memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku konsumen. Dalam memilih produk apa dan dimana yang akan dibeli, konsumen akan memilih dengan evaluasi yang menguntungkan, sebagai akibatnya peningkatan sikap dapat menjadi sasaran pemasaran yang berguna. Konsumen akan mempunyai empat sikap setelah mereka menggunakan produk yaitu, prospek terbaik, berpotensi untuk berubah, netral dan tidak mungkin.

Kepribadian, didefinisikan sebagai respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. Konsisten respon berasal dari pengertian bahwa kepribadian didasarkan pada karakteristik psikologi sebelah dalam yang berlangsung lebih lama. Gaya hidup berada di luar kepribadian, konsep lebih kontemporer lebih komprehensif, dan lebih berguna dari pada kepribadian, gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menghasilkan waktu serta uang. Demografi, bidang ini sasaranya adalah untuk mendeskripsikan pangsa konsumen dalam istilah seperti usia, pendapatan dan pendidikan. Penekananya selalu pada tren di dalam perilaku dan pengeluaran.

3. Faktor Psikologis

(46)

menerima, pengolah dan mengerti komunikasi pemasaran. Pengolahan informasi menyampaikan cara-cara dimana informasi ditransformasikan, dikurangi, dirinci, disimpan dan didapatkan kembali dan digunakan.

Pembelajaran merupakan proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku. Pengulangan yang konstan akan mengukuhkan respon dan membina kebiasaan membeli, maka dari itu proses belajar diharapkan dimengerti dan dipengaruhi. Perubahan sikap dan perilaku konsumen adalah sasaran utama bagi pemasaran, proses ini pengaruh dari psikologis.

3.1.4 Preferensi Konsumen

Menurut Kotler (2000) preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Produsen yang mengiginkan usahanya berjalan sesuai dengan keinginanya, harus memperhatikan keinginan dari konsumen karena produk yang disukai konsumen akan bertahan di pasaran. Preferensi konsumen didefinisikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap suatu produk atau jasa yang dikonsumsi.

Preferensi konsumen berhubungan erat dengan permasalahan penetapan pilihan. Hubungan preferensi ini biasanya diasumsikan memilih tiga sifat dasar, yaitu :

1. Kelengkapan (Completenes)

Jika A dan B merupakan dua kondisi, maka tiap orang selalu harus bisa menspesifikasikan apakah:

(47)

b. B lebih disukai dari pada A c. A dan B sama-sama disukai 2. Transitivitas (Transitivity)

Jika sesorang mengatakan bahwa ia lebih menyukai A dari pada B, dan lebih menyukai B dari pada C, maka ia harus lebih menyukai A dari pada C.

3. Kontuinitas (Continuity)

Jika seseorang mengatakan A lebih disukai dari pada B maka situasi yang mirip dengan A harus disukai dari pada B.

Ketiga proporsi di atas diasumsikan tiap orang dapat menyusun rangking semua kondisi atau situasi mulai dari yang paling disukai hingga yang paling tidak disukai (Nicholson, 1991). Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai relatif setiap atribut yang terdapat pada suatu produk.

Atribut produk adalah karakteristik suatu produk yang berfungsi sebagai atribut evaluatif selama pengambilan keputusan dimana atribut tersebut tergantung pada jenis produk dan tujuannya (Engel et al, 1994). Atribut fisik yang ditampilkan pada suatu produk dapat menimbulkan daya tarik pertama yang dapat mempengaruhi konsumen.

3.1.5 Pengembangan Produk

(48)

baru, para pesaing akan berusaha keras untuk memenuhi keinginan pelanggan (Kotler, 2000).

Perusahaan dapat menambah produk baru melalui akuisisi dan/atau pengembangan produk baru, akuisisi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu, perusahaan dapat membeli perusahaan lain, membeli lisensi serta waralaba dari perusahaan lain, mendapat hak paten dari perusahaan lain. Perusahaan dapat mengembangkan produk baru di laboratorium sendiri atau perusahaan membuat kontrak dengan peneliti independen atau perusahaan pengembangan produk baru untuk mengembangkan produk khusus bagi perusahaan itu (Kotler, 2000).

Para pemasar memainkan peran penting dalam proses pengembangan produk baru, melalui identifikasi dan evaluasi gagasan produk baru serta kerja sama dengan litbang dan departeman lain tiap tahap pengembangan produk membetuk masa depan perusahaan (Kotler, 2000).

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Salah satu permasalahan di nurseri D5 Hijau Asri Flora yaitu adalah naik turunnya volume penjualan Aglaonema. Hal tersebut menyebabkan instabilitas usaha. Diketahui apa yang disebut selera konsumen selain beberapa faktor lain yang mempengaruhinya. Melihat keadaan tersebut perlu bagi pengusaha tanaman hias ini mengetahui bagaimana selera konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Aglaonema. Pada penelitian ini dirumuskan beberapa tujuan diantaranya adalah.

(49)
(50)
[image:50.612.137.502.73.614.2]

Gambar 1 Bagan Alur Pemikiran Operasional Penelitian

Nurseri D5 Hijau Asri Flora

Dipengaruhi oleh banyak faktor Fluktuatif penjualan

Aglaonema

Analisis konjoin Preferensi atribut

Aglaonema

Analisis deskriptif Karakteristik Konsumen

Aglaonema

Analisis Logik Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian

1. Jenis kelamin 2. Usia

3. Status perkawinan 4. Pendidikan 5. Pendapatan 6. Pengeluaran 7. Pekerjaan 8. Tujuan pembelian 9. Cara pembelian 10. Domisili 11. Waktu pembelian 12. Jumlah pembelian 1. Bentuk daun

2. Ukuran daun 3. Warna daun 4. Motif daun 5. Tekstur daun 6. Penampilan

tanaman 7. Harga

Aglaonema yang diinginkan konsumen Dan Implikasi kebijakan perusahaan

(51)

IV METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah DKI Jakarta, khusunya di nurseri D5 Hijau Asri Flora di Kebayaoran Lama, Jakarta Selatan. Pemilihan kasus dilakukan secara sengaja (Purposive) karena perusahaan tersebut adalah salah satu perusahaan yang berpotensi untuk mengembangkan tanaman hias berdaun indah. D5 Hijau Asri Flora ini sebagai salah satu pengembang (grower) tanaman Aglaonema di Jakarta dan lebih banyak mengembangkan jenis Aglaonema silangan lokal sehingga disebut sebagai salah satu sentra pengembangan Aglaonema hibrida lokal di Jakarta. Pelaksanaan pengambilan data di lapangan dilakukan pada Bulan November–Desember 2007.

4.2 Jenis dan Sumber Data

(52)

Jakarta, Pameran Flora dan Fauna di lapangan Banteng , Jakarta Pusat dan media informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

4.3 Metode Penetapan Sampel dan Pengambilan Responden

Jumlah populasi pengunjung nurseri D5 Hijau Asri Flora perbulannya rata-rata sebanyak 60 pengunjung. Jumlah pengunjung yang sudah langganan pada nurseri tersebut adalah sekitar 20 persen dari jumlah rata-rata pengunjung dan selebihnya merupakan pengunjung yang tidak berlangganan6. Pengambilan responden pada penelitian pendahuluan sebanyak 20 responden yaitu pengunjung nurseri yang sering mengunjungi nurseri tersebut. Prosedur penetapan sampel dilakukan berdasarkan Jugdmental sampling yaitu pemilihan individu dari populasi didasarkan atas pertimbangan pribadi peneliti dan responden tersebut layak untuk memberikan informasi yang diharapkan (Nazir, 2003). Pada penelitian ini responden yang dipilih yaitu pengunjung yang sudah pernah membeli Aglaonema satu kali dan sedang berbelanja Aglaonema lalu calon responden tersebut ditanya tentang kesediannya untuk diwawancara.

Jumlah responden yang diambil sebanyak 60 responden. Jumlah responden didapatkan 60 responden berdasarkan jumlah rata-rata pengunjung nurseri dan dikarenakan konsumen yang sudah membeli Aglaonema masih terbatas. Penetapan responden terbagi menjadi dua yaitu 30 responden yang pernah membeli Aglaonema hibrida lokal dan 30 responden yang membeli Aglaonema Thailand. Dengan asumsi bahwa standar minimal 30 responden telah menyebar secara normal (Koentjaraningrat, 1977). Pengambilan responden yang

6

(53)

tidak membeli Aglaonema hibrida lokal adalah untuk memenuhi syarat pengolahan analisis regresi logistik sedangkan untuk analisis konjoin, responden yang diambil adalah 30 responden yaitu responden yang membeli Aglaonema hibrida lokal.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terhimpun diolah dan dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Pengolahan data deskriptif dilakukan secara manual melalui penampilan tabulasi. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis regresi logistik untuk meganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Aglaonema. Analisis konjoin dilakukan untuk menganalisis preferensikonsumen. Penginputan data kuantitatif menggunakan bantuan paket aplikasi SPSS 15.0 for Windows.

4.4.1 Pengidentifikasian Karakteristik Responden

(54)

4.4.2 Pengukuran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Aglaonema

Pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Aglaonema ini menggunakan analisis regresi logistik. Analisis ini digunakan untuk melihat peluang perubahan konsumsi karena adanya perubahan perilaku konsumen dalam memutuskan untuk membeli Aglaonema. Regresi logistik digunakan jika variabel tak bebas (Y) berupa variabel kategori klasifikasi variabel Y berupa dua respon (Pusat Data Informasi Pertanian, 2005). Dalam penelitian ini, respon tersebut yaitu, tidak membeli (dilambangkan dengan 0) dan membeli (dilambangkan dengan 1). Konsumen akan dihadapkan pada keputusan membeli dan tidaknya Aglaonema hibrida lokal, dimana keputusan tersebut adalah variabel tak bebas (Y) yang diduga oleh sejumlah variabel bebas.

Model pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Aglaonema, digunakan dengan metode yang dirumuskan ke dalam persamaan di bawah ini:

Y = g (X) = b0 + b1X1 + b2X2 + ….+ b12X12 Nilai variabel tak bebas bersifat biner dimana:

Y = 1, jika konsumen pernah membeli dan sedang membeli Aglaonema hibrida lokal

Y = 0, jika konsumen pernah membeli Aglaonema Thailand Model regresi logistiknya:

Y = g ( )- 0+ 1 1 + 2 2 + …. + p p Dimana:

(x) : Fungsi peluang kumulatif bagi responden (Y) dengan syarat (X) g (x) : Fungsi logit dari model regresi logistik

(55)

1-12 : Koefisien variabel bebas

X1 : Jenis kelamin (1= pria, 0= perempuan) X2 : Usia (tahun)

X3 : Status (1= menikah, 0= belum menikah) X4 : Pendidikan terakhir

X5 : Pendapatan ( Rupiah perbulan) X6 : Pengeluaran (Rupaiah perbulan) X7 : Pekerjaan

X8 : Tujuan pembelian (1 = konsumsi sendiri/koleksi, 0 = dijual) X9 : Cara pembelian (1 = langsung, 0 = lewat internet)

X10 : Domisili (1 = Jabodetabek, 0 = luar Jabodetabek) X11 : Waktu pembelian (1 = hari libur, 0 = tak tentu) X12 : Jumlah pembelian (pot)

Ukuran yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas dalam logistik adalah nilai odds ratio. Nilai odds ratio

menunjukkan peluang variabel Y=1 dan Y=0 yang dipengaruhi oleh variabel tak bebas. Nilai tersebut diperoleh dari pehitungan eksponensial dari koefisien estimasi ( ) atau exp ( ) (Lolita, 2004). Odds ratio digunakan untuk memudahkan interpretasi koefisien. Odds ratio adalah ukuran yang memperkirakan berapa besar kecenderungan variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel respon (Y). Bila terdapat variabel yang bernilai koefisien positif, maka nilai odds ratio

tersebut lebih dari satu, sebaliknya jika tanda koefisiennya negatif maka nilai odds ratio nya kurang dari satu (Hosmer dan Lemeshow, 1989 dalam Lolita , 2004).

Pengujian parameter secara bersamaan dapat digunakan uji nisbah kemungkinan (Likelihood Ratio Test) yang merupakan pengujian terhadap parameter p secara simultan dengan hipotesa sebagai berikut :

(56)

Statistik uji yang digunakan adalah statistik G yaitu G = -2 log Likelihood. Kaidah pengujian ;

Jika H0 benar, statistik G akan mengikuti sebaran x2 dengan derajat bebas=p-1. H0 akan ditolak jika nilai x2(p-1- ). Pengujian parameter i secara parsial (individu) dilakukan dengan uji Wald dengan cara merasiokan i dengan kesalahan bakunya (standar error/SE).

Hipotesa yang akan diuji adalah ;

H0= variabel ke-i tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian Aglaonema. i = 0

H1= variabel ke-i berpengaruh terhadap keputusan pembelian Aglaonema, dengan i= 1,2,3…..,p. i 0

Model satatistik Uji Wald adalah:

=

i i

SE i W

β β β

Jika H0 benar statistik Wald akan mengikuti sebaran normal baku.

(57)

1. Jenis Kelamin

Penelitian ini mempertimbangkan jenis kelamin sebagai salah satu variabel yang diduga berpengaruh dalam mengambil keputusan untuk mengkonsumsi atau tidaknya Aglaonema. Jenis kelamin sangat berhubungan dengan selera dan kebiasaan mereka mengkonsumsi suatu produk. Misalnya perempuan lebih menyukai mengoleksi tanaman hias. 2. Usia

Konsumen yang berbeda usia akan berbeda dalam mengkonsumsi suatu produk. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap suatu pilihan produk.

3. Status Perkawinan

Status perkawinan salah satu faktor yang penting dalam keputusan pembelian suatu produk karena merupakan pemberi pengaruh utama pada sikap dan perilaku individu pada proses keputusan untuk mengkonsumsi suat produk. Konsumen yang memiliki keluarga sendiri dalam keputusan membeli Aglaonema cenderung mempertimbangkan anggaran rumah tangganya, akan berbeda dengan konsumen yang belum menikah memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk menghabiskan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Hal tersebut disebabkan, pada orang yang belum menikah sumber daya yang dimiliki hanya untuk kebutuhan dan keinginan sendiri.

4. Pendidikan

(58)

merespon informasi secara lebih baik dan mempengaruhi konsumen dalam memilih suatu produk.

5. Pendapatan

Pendapatan merupakan penghasilan yang diterima oleh konsumen dari pekerjaan yang dilakukannya. Jumlah pendapatan akan memperlihatkan besarnya daya beli dari konsumen. Pendapatan dalam perilaku konsumen sering merupakan faktor utama pada sikap dan perilaku individu pada proses keputusan untuk mengkonsumsi Aglaonema.

6. Pengeluaran

Pengeluaran merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh konsumen untuk membiayai semua biaya hidupnya. Dalam penelitian ini, kategori konsumen diukur dengan pengeluaran mereka setiap bulannya. Pengeluaran setiap konsumen dipengaruhi oleh gaya hidup dari konsumen. 7. Pekerjaan

Pekerjaan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian. Pekerjaan yang dilakukan oleh konsumen sangat mempengaruhi gaya hidup mereka dan mungkin tingkat kepenatan dari pekerjaannya memerlukan suatu penyegaran dengan menikmati keindahan tanaman Aglaonema. Penggolongan jenis pekerjaan pada penelitian ini adalah pegawai negeri, pengawai swasta, guru/dosen, pegawai BUMN, wiraswasta, mahasiswa/pelajar.

8. Tujuan Pembelian

(59)

sebelumnya. Pada penelitian ini, terdapat dua konsumen yang bertujuan berbeda yaitu bertujuan untuk dikonsumsi dalam hal ini untuk koleksi pribadi tanaman Aglaonema atau untuk dijual kembali.

9. Cara Pembelian

Cara pembelian pada penelitian ini adalah cara pembelian yang biasa dilakukan oleh para konsumen, baik dilakukan secara langsung datang ke tempat penjualan atau melalui website nurseri D5 Hijau Asri Flora. 10.Domisili

Domisili adalah tempat tinggal saat ini dari konsumen yang berbelanja di nurseri D5 Hijau asri Flora. Daerah domisili pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) dan luar daerah Jabodetabek yaitu daerah atau kota yang disebutkan.

11. Waktu Pembelian

(60)

12. Jumlah Pembelian

Jumlah pembelian yaitu berapa banyak tanaman yang akan dibeli, diduga sebagai faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Jumlah pembelian ini dihitung dengan satuan pot tanaman.

4.4.3 Pengukuran Preferensi Konsumen

Pengukuran preferensi konsumen menggunakan analisis konjoin. Analisis ini adalah suatu metode untuk membantu mendapatkan kombinasi atribut-atribut suatu produk atau jasa baru maupun lama yang paling disukai konsumen (Suharjo, 2001). Dalam prosesnya analisis konjoin akan memberikan ukuran kuantitatif terhadap tingkat kegunaan (utility) dan kepentingan relatif (relatif importence) suatu atribut dibandingkan dengan atribut lain. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan psikologi atau preferensi konsumen (Green & Tull, 1988 dalam Suharjo, 2001). Lebih lanjut nilai-nilai ini akan digunakan untuk membantu menyeleksi atribut-atribut suatu produk yang ditawarkan.

Adapun tahapan analisis konjoin yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(61)
(62)

Tabel 5 Penelitian Pendahuluan dengan Perangkingan Atribut Aglaonema

Atribut Rangking

1. Bentuk daun 2. Ukuran daun 3. Warna daun 4. Motif daun 5. Tekstur daun 6. Tinggi tanaman 7. Penampilan tanaman 8. Kemudahan perbanyakan 9. Harga

Tabel 6 Atribut dan Taraf (Level) Tanaman Aglaonema H

Gambar

Tabel 2   Komoditas Pilihan untuk Kategori Pot Plant  di Jakarta, Bogor, Depok,  Tangerang, Bekasi, Semarang, Malang Tahun 2007
Tabel 4 Perbedaan dan Persamaan Studi Terdahulu
Gambar 1 Bagan Alur Pemikiran Operasional Penelitian
Gambar 2 Rancangan Kartu Stimuli
+5

Referensi

Dokumen terkait