IV METODE PENELITIAN
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
4.4.2 Pengukuran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Aglaonema Pembelian Aglaonema
Pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Aglaonema ini menggunakan analisis regresi logistik. Analisis ini digunakan untuk melihat peluang perubahan konsumsi karena adanya perubahan perilaku konsumen dalam memutuskan untuk membeli Aglaonema. Regresi logistik digunakan jika variabel tak bebas (Y) berupa variabel kategori klasifikasi variabel Y berupa dua respon (Pusat Data Informasi Pertanian, 2005). Dalam penelitian ini, respon tersebut yaitu, tidak membeli (dilambangkan dengan 0) dan membeli (dilambangkan dengan 1). Konsumen akan dihadapkan pada keputusan membeli dan tidaknya Aglaonema hibrida lokal, dimana keputusan tersebut adalah variabel tak bebas (Y) yang diduga oleh sejumlah variabel bebas.
Model pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Aglaonema, digunakan dengan metode yang dirumuskan ke dalam persamaan di bawah ini:
Y = g (X) = b0 + b1X1 + b2X2 + ….+ b12X12 Nilai variabel tak bebas bersifat biner dimana:
Y = 1, jika konsumen pernah membeli dan sedang membeli Aglaonema hibrida lokal
Y = 0, jika konsumen pernah membeli Aglaonema Thailand Model regresi logistiknya:
Y = g ( )- 0+ 1 1 + 2 2 + …. + p p Dimana:
(x) : Fungsi peluang kumulatif bagi responden (Y) dengan syarat (X) g (x) : Fungsi logit dari model regresi logistik
1-12 : Koefisien variabel bebas
X1 : Jenis kelamin (1= pria, 0= perempuan) X2 : Usia (tahun)
X3 : Status (1= menikah, 0= belum menikah) X4 : Pendidikan terakhir
X5 : Pendapatan ( Rupiah perbulan) X6 : Pengeluaran (Rupaiah perbulan) X7 : Pekerjaan
X8 : Tujuan pembelian (1 = konsumsi sendiri/koleksi, 0 = dijual) X9 : Cara pembelian (1 = langsung, 0 = lewat internet)
X10 : Domisili (1 = Jabodetabek, 0 = luar Jabodetabek) X11 : Waktu pembelian (1 = hari libur, 0 = tak tentu) X12 : Jumlah pembelian (pot)
Ukuran yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas dalam logistik adalah nilai odds ratio. Nilai odds ratio
menunjukkan peluang variabel Y=1 dan Y=0 yang dipengaruhi oleh variabel tak bebas. Nilai tersebut diperoleh dari pehitungan eksponensial dari koefisien estimasi ( ) atau exp ( ) (Lolita, 2004). Odds ratio digunakan untuk memudahkan interpretasi koefisien. Odds ratio adalah ukuran yang memperkirakan berapa besar kecenderungan variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel respon (Y). Bila terdapat variabel yang bernilai koefisien positif, maka nilai odds ratio
tersebut lebih dari satu, sebaliknya jika tanda koefisiennya negatif maka nilai odds ratio nya kurang dari satu (Hosmer dan Lemeshow, 1989 dalam Lolita , 2004).
Pengujian parameter secara bersamaan dapat digunakan uji nisbah kemungkinan (Likelihood Ratio Test) yang merupakan pengujian terhadap parameter p secara simultan dengan hipotesa sebagai berikut :
H0 : 1 = 2 =...= p = 0 H1 : p 0
Statistik uji yang digunakan adalah statistik G yaitu G = -2 log Likelihood. Kaidah pengujian ;
Jika H0 benar, statistik G akan mengikuti sebaran x2 dengan derajat bebas=p-1. H0 akan ditolak jika nilai x2(p-1- ). Pengujian parameter i secara parsial (individu) dilakukan dengan uji Wald dengan cara merasiokan i dengan kesalahan bakunya (standar error/SE).
Hipotesa yang akan diuji adalah ;
H0= variabel ke-i tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian Aglaonema. i = 0
H1= variabel ke-i berpengaruh terhadap keputusan pembelian Aglaonema, dengan i= 1,2,3…..,p. i 0
Model satatistik Uji Wald adalah:
= i i SE i W β β β
Jika H0 benar statistik Wald akan mengikuti sebaran normal baku.
Variabel yang diambil sebagai dugaan faktor-faktor tersebut diperoleh berdasarkan segi demografi (jenis kelamin dan usia) dan geografisnya (tempat tinggal atau domisili) berdasarkan teori Kotler dan Engle et al dilihat dari sumber daya konsumen (pendapatan, waktu), kelas sosial (pekerjaan, pendidikan), pengaruh keluarga (status perkawinaan), sikap dan gaya hidup. Adapun faktor- faktor yang diduga mempengaruhi keputusan konsumen terhadap pembelian Aglaonema adalah di bawah ini :
1. Jenis Kelamin
Penelitian ini mempertimbangkan jenis kelamin sebagai salah satu variabel yang diduga berpengaruh dalam mengambil keputusan untuk mengkonsumsi atau tidaknya Aglaonema. Jenis kelamin sangat berhubungan dengan selera dan kebiasaan mereka mengkonsumsi suatu produk. Misalnya perempuan lebih menyukai mengoleksi tanaman hias. 2. Usia
Konsumen yang berbeda usia akan berbeda dalam mengkonsumsi suatu produk. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap suatu pilihan produk.
3. Status Perkawinan
Status perkawinan salah satu faktor yang penting dalam keputusan pembelian suatu produk karena merupakan pemberi pengaruh utama pada sikap dan perilaku individu pada proses keputusan untuk mengkonsumsi suat produk. Konsumen yang memiliki keluarga sendiri dalam keputusan membeli Aglaonema cenderung mempertimbangkan anggaran rumah tangganya, akan berbeda dengan konsumen yang belum menikah memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk menghabiskan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Hal tersebut disebabkan, pada orang yang belum menikah sumber daya yang dimiliki hanya untuk kebutuhan dan keinginan sendiri.
4. Pendidikan
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh. Cara pandang, nilai-nilai yang dianut konsumen yang memiliki tingkat pendidikan lebih baik akan
merespon informasi secara lebih baik dan mempengaruhi konsumen dalam memilih suatu produk.
5. Pendapatan
Pendapatan merupakan penghasilan yang diterima oleh konsumen dari pekerjaan yang dilakukannya. Jumlah pendapatan akan memperlihatkan besarnya daya beli dari konsumen. Pendapatan dalam perilaku konsumen sering merupakan faktor utama pada sikap dan perilaku individu pada proses keputusan untuk mengkonsumsi Aglaonema.
6. Pengeluaran
Pengeluaran merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh konsumen untuk membiayai semua biaya hidupnya. Dalam penelitian ini, kategori konsumen diukur dengan pengeluaran mereka setiap bulannya. Pengeluaran setiap konsumen dipengaruhi oleh gaya hidup dari konsumen. 7. Pekerjaan
Pekerjaan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian. Pekerjaan yang dilakukan oleh konsumen sangat mempengaruhi gaya hidup mereka dan mungkin tingkat kepenatan dari pekerjaannya memerlukan suatu penyegaran dengan menikmati keindahan tanaman Aglaonema. Penggolongan jenis pekerjaan pada penelitian ini adalah pegawai negeri, pengawai swasta, guru/dosen, pegawai BUMN, wiraswasta, mahasiswa/pelajar.
8. Tujuan Pembelian
Tujuan pembelian adalah yang didorong dari kebutuhan konsumen untuk memilih dan membeli suatu produk yang telah dipelajari proses pembelian
sebelumnya. Pada penelitian ini, terdapat dua konsumen yang bertujuan berbeda yaitu bertujuan untuk dikonsumsi dalam hal ini untuk koleksi pribadi tanaman Aglaonema atau untuk dijual kembali.
9. Cara Pembelian
Cara pembelian pada penelitian ini adalah cara pembelian yang biasa dilakukan oleh para konsumen, baik dilakukan secara langsung datang ke tempat penjualan atau melalui website nurseri D5 Hijau Asri Flora. 10.Domisili
Domisili adalah tempat tinggal saat ini dari konsumen yang berbelanja di nurseri D5 Hijau asri Flora. Daerah domisili pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) dan luar daerah Jabodetabek yaitu daerah atau kota yang disebutkan.
11. Waktu Pembelian
Waktu menjadi variabel penting dalam memahami perilaku konsumen, karena waktu untuk berbelanja bagi masyarakat yang memiliki kegiatan yang padat sangat berharga, perhatian utama menjadi pembeli lebih banyak waktu dari pada lebih banyak produk. Nilai waktu meningkat ketika anggaran uang meningkat, sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa pemasar menaikkan nilai produk lebih besar daripada biaya tambahan karena mengerjakannya.
12. Jumlah Pembelian
Jumlah pembelian yaitu berapa banyak tanaman yang akan dibeli, diduga sebagai faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Jumlah pembelian ini dihitung dengan satuan pot tanaman.