• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dengan Kompetensi Sebagai Variabel Intervening Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dengan Kompetensi Sebagai Variabel Intervening Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN KOMPETENSI SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN

TESIS

Oleh

SYAIFUL RAHMAN

107019083/IM

MAGISTER ILMU MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN KOMPETENSI SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen Pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

SYAIFUL RAHMAN

107019083/IM

MAGISTER ILMU MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

Judul Penelitian : ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN KOMPETENSI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

Nama Mahasiswa : SYAIFUL RAHMAN Nomor Pokok : 107019083/IM

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof. DR. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si)

Ketua Anggota

(Dr. Yeni Absah, M.Si)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Azhar Maksum, M. Ec, Ac, Ak, CA.)

(4)

Telah Diuji Pada

Tanggal : 13 Nopember 2013

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. DR. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si Anggota : 1. Dr. Yeni Absah, M.Si

(5)

PERNYATAAN

ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN KOMPETENSI SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN

Dengan ini menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah

Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya

penulis.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian

tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis

cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis

ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian

tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang

penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan perundang yang berlaku.

Medan, Nopember 2013 Yang Membuat Pernyataan,

(6)

ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN KOMPETENSI SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN

ABSTRAK

Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai SDM yang berada di pemerintahan, turut bertanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional sehingga kedudukan dan peran PNS sangat penting sebagai pelaksana dari usaha kegiatan pemerintah dalam rangka percepatan pembangunan. Sekretariat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Setdakab) merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Setdakab mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah, pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah, dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan dan disiplin terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan kompetensi sebagai variabel intervening pada Sekretariat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Metode dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan metode survey, jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan sifat penelitian ini

adalah deskriptif eksplanatory. Metode pengumpulan data dilakukan dengan

daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan

dengan analisis Model Persamaan Struktural (Structural Equation Model) dengan

pengolahan data menggunakan program komputer Analysis of Moment Structure (AMOS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan tidak berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap kompetensi pegawai Setdakab Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan arah hubungan negatif, disiplin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi pegawai Setdakab Kabupaten Labuhanbatu

selatan dengan arah hubungan positif, kompetensi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja pegawai Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan dengan arah hubungan positif, disiplin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan dengan arah hubungan positif dan pelatihan tidak berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap kinerja pegawai Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan dengan arah hubungan negatif.

(7)

THE ANALYSIS ON INFLUENCE OF TRAINING AND DISCIPLINE ON THE PERFORMANCE OF GOVERNMENT EMPLOYEES WITH COMPETENCE AS INTERVENING VARIABEL AT REGIONAL

SECRETARIAT OF LABUHANBATU SELATAN DISTRICT

ABSTRACT

Government employees as the human resources in the government take the responsibility on the success in the implementation of the system of government and national development; therefore, the position of government employees are very crucial as the providers of the government’s activities in order to accelerate the development. Regional Secretariat of Labuhanbatu Selatan District (Setdakab) is one of Working Unit of Regional Instrument (SKPD) in Labuhanbatu Selatan. Setdakab has the obligation to assist the Regent in organizing the policy, coordinating Regional Agencies, Regional Technical Committee, Subdistricts and Kelurahaan, monitoring and evaluating the implementation of regional government’s policy, developing administration and regional government’s apparatus, and carrying out other jobs ordered by the Regent. The Objective of the research was to find out and to analyze the influence of training and discipline on the performance of the government employees (PNS) with competence as the intervening variabel at the Regional Secretariat of Labuhanbatu Selatan District. The research used a survey method; its type was descriptive quantitative, and its nature was descriptive expalanatory. The data were gathered by distributing questionnaires and conducting documentation study, analyzed by using Structural Equation Model, and processed by using the Analysis of Moment Structure (AMOS) software program. The result of the research showed that training did not have any positive and significant influence on the competence of Setdakab employees in Labuhanbatu Selatan District with negative correlation; on the other hand, discipline had positive and significant influence on the competence of Setdakab employees Labuhabatu Selatan district with positive correlation. Competence had positive and significant influence on the performance of Setdakab employees in Labuhanbatu Selatan District with positive correlation, and discipline had positive and significant influence on the performance of Setdakab employees in Labuhanbatu Selatan District with positive correlation; on the other hand, training did not have any positive and significant influence on the performance of Setdakab employees in Labuhanbatu Selatan District with negative correlation.

(8)

KATA PENGANTAR

Peneliti mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul

ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN DISIPLIN TERHADAP

KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN KOMPETENSI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN ”. Dalam penelitian tesis, peneliti telah berusaha dengan segala kemampuan yang ada, namun peneliti menyadari dalam penelitian tesis ini banyak pihak yang telah membantu, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM & H., M.Sc., (CTM)., Sp. A (K)

selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Herman Munir selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Manajemen.

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA, selaku Sekertaris Program Studi Ilmu

Manajemen.

5. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si selaku Ketua Komisi

Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penelitian tesis ini.

6. Ibu Dr. Yeni Absah, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah

banyak membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penelitian tesis ini.

7. Ibu Dr. Siti Raha Agoes Salim, M.Sc selaku Anggota Komisi Pembanding

yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis.

8. Ibu Dr. Elisabeth Siahaan, SE, M.Ec selaku Anggota Komisi Pembanding

yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.

9. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah

banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.

10. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

11. Orang tua saya, Ayahanda Drs. H. Isman Pulungan dan Ibunda Hj. Siti Nur

Cahaya Hasibuan, atas semua kasih sayang dan semangat yang telah diberikan dalam penyelesaian tesis ini.

12. Istriku dr. Elin Putri Adelina Ritonga, Saudara-saudaraku abanganda Alpin

Syahriman Pulungan, ST, kakanda dr. Hj. Ica Yulianti Pulungan, Desi Erni Dewi Pulungan, SKm dan Siti Syarah Pulungan, SP, M.Si atas doa dan dukungannya.

13. Rekan-rekan Sekolah Pascasarjana Ilmu Manajemen Angkatan XX, atas

bantuan dan dukungan selama peneliti menempuh studi dan dalam penelitian tesis ini.

(9)

semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada peneliti. Peneliti menyadari tesis ini belum sempurna, namun diharapkan akan dapat berguna bagi semua pihak khususnya bagi pengembangan serta penelitian dalam bidang sumber daya manusia.

` Medan, September 2013

Peneliti,

(10)

RIWAYAT HIDUP

Syaiful Rahman Pulungan lahir di Rantauprapat, pada tanggal 13 Desember 1986,

dari pasangan Drs. H. Isman Pulungan, dan Hj. Nur Cahaya Hasibuan. Pendidikan

Sekolah Dasar di SD Negeri 112143 Rantauprapat dan tamat pada tahun 1999.

Penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2

Rantauprapat, lulus pada tahun 2002. Selanjutnya pendidikan Sekolah Menengah

Atas di SMU N 3 Rantauprapat, lulus pada tahun 2005, dan melanjutkan Studi di

Institut Pemerintahan Dalam Negeri Fakultas Politik Pemerintahan Jurusan

Kebijakan Publik dan Lulus pada tahun 2009, kemudian melanjutkan pendidikan

di Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara pada tahun 2010.

Medan, September 2013

Peneliti,

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ... 14

2.1 Penelitian Terdahulu ... 14

2.2 Landasan Teori ... 17

2.2.1 Teori Pelatihan ... 17

2.2.2 Teori Disiplin ... 25

2.2.3 Teori Kompetensi ... ... 33

2.2.4 Teori Kinerja ... ... 37

2.3 Kerangka Konseptual... ... 40

2.4 Hipotesis Penelitian ... ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

(12)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

3.3 Populasi dan Sampel ... 45

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 46

3.6 Indentifikasi dan Operasionalisasi Variabel ... 47

3.7 Uji Validitas dan Uji Relialibitas Instrumen ... 49

3.8 Metode Analisis Data ... 52

3.8.1 Pengembangan Model Teoritis ... 53

3.8.2 Pengembangan Path Diagram ... 53

3.8.3 Konversi Diagram Jalur ke dalam Persamaan... ... 55

3.8.4 Memilih Matriks Input dan Estimasi Model ... 56

3.8.5 Menilai Problem Identifikasi... ... 56

3.8.6 Evaluasi Kriteria Goodness-Of-fit... ... 57

3.8.7 Interpretasi dan Modifikasi Model... ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

4.1 Hasil Penelitian ... 59

4.1.1 Gambaran umum Setdakab Kabupaten Labuhan batu Selatan ... 58

4.1.2 Visi dan Misi ... 60

4.1.3 Uraian Tugas Pokok ... 60

4.1.4 Struktur Organisasi ... 61

4.1.5 Karakteristik Responden ... 63

4.1.5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... ... 63

4.1.5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 64

4.1.5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... .. 65

4.1.5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja .. 66

4.1.5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dengan Tingkat Pendidikan ... 67

4.1.5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dengan Usia... ... 68

4.1.5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dengan Masa Kerja ... 69

(13)

4.1.5.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

4.1.6 Analisis Statistik Deskriptif ... 76

4.1.6.1 Penjelasan Responden Atas Variabel Pelatihan (X1 4.1.6.2 Penjelasan Responden Atas Variabel Disiplin (X ) ... 77

4.1.7 Analisis Faktor Konfirmatori Konstruk Eksogen dan Endogen ... 85

4.1.8 Analisis Struktural Equation Modeling ... 87

4.1.9 Analisis Regression Weight ... 89

4.1.10 Pengaruh Langsung... 90

4.1.11 Pengaruh Tidak Langsung ... ... 91

2.2. Pembahasan ... 92

4.2.1 Pengaruh Pelatihan Terhadap Kompetensi ... 92

(14)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1 Rata-rata Realisasi Pencapaian Kinerja Setdakab Labuhan

batu Selatan ... 5

1.2 Pelatihan Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan... ... 8

1.3 Tingkat Kehadiran dan Ketidak Hadiran Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan ... 10

3.1 Identifikasi dan Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 49

3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Pelatihan ... 50

3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Disiplin ... 51

3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Kompetensi ... 51

3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Kinerja Pegawai ... 52

3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel ... 53

3.6 Indeks Pengujian Kelayakan Model ... 59

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 65

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 66

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 67

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dengan Tingkat Pendidikan... 68

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dengan Usia ... 69

4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dengan Masa Kerja.... ... ... 70

4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dengan Usia... ... 71

4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dengan masa kerja ... 72

4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dengan Masa Kerja ... 73

(15)

4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dengan

Variabel Disiplin ... 75

4.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dengan Variabel Kompetensi ... 76

4.14 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dengan Variabel Kompetensi ... 77

4.15 Penjelasan Responden Atas Variabel Pelatihan ... 78

4.16 Penjelasan Responden Atas Variabel Disiplin ... 80

4.17 Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi ... 82

4.18 Penjelasan Responden Atas Variabel Kinerja Pegawai ... 84

4.19 Hasil Pengujian Kelayakan Model ... 89

4.20 Hasil Regression Weights Analisis Struktural Equation Modeling ... 90

(16)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 43

3.1 Diagram Alir ... 56

4.1 Analisis Struktural Equation Modeling konfirmatori (SEM).. ... 87

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 102

Lampiran 2 Validitas dan Reliablitas ... 110

Lampiran 3 Data Responden ... 113

Lampiran 4 Analysis Summary...116

(18)

ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN KOMPETENSI SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN

ABSTRAK

Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai SDM yang berada di pemerintahan, turut bertanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional sehingga kedudukan dan peran PNS sangat penting sebagai pelaksana dari usaha kegiatan pemerintah dalam rangka percepatan pembangunan. Sekretariat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Setdakab) merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Setdakab mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah, pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah, dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan dan disiplin terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan kompetensi sebagai variabel intervening pada Sekretariat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Metode dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan metode survey, jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan sifat penelitian ini

adalah deskriptif eksplanatory. Metode pengumpulan data dilakukan dengan

daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan

dengan analisis Model Persamaan Struktural (Structural Equation Model) dengan

pengolahan data menggunakan program komputer Analysis of Moment Structure (AMOS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan tidak berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap kompetensi pegawai Setdakab Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan arah hubungan negatif, disiplin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi pegawai Setdakab Kabupaten Labuhanbatu

selatan dengan arah hubungan positif, kompetensi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja pegawai Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan dengan arah hubungan positif, disiplin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan dengan arah hubungan positif dan pelatihan tidak berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap kinerja pegawai Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan dengan arah hubungan negatif.

(19)

THE ANALYSIS ON INFLUENCE OF TRAINING AND DISCIPLINE ON THE PERFORMANCE OF GOVERNMENT EMPLOYEES WITH COMPETENCE AS INTERVENING VARIABEL AT REGIONAL

SECRETARIAT OF LABUHANBATU SELATAN DISTRICT

ABSTRACT

Government employees as the human resources in the government take the responsibility on the success in the implementation of the system of government and national development; therefore, the position of government employees are very crucial as the providers of the government’s activities in order to accelerate the development. Regional Secretariat of Labuhanbatu Selatan District (Setdakab) is one of Working Unit of Regional Instrument (SKPD) in Labuhanbatu Selatan. Setdakab has the obligation to assist the Regent in organizing the policy, coordinating Regional Agencies, Regional Technical Committee, Subdistricts and Kelurahaan, monitoring and evaluating the implementation of regional government’s policy, developing administration and regional government’s apparatus, and carrying out other jobs ordered by the Regent. The Objective of the research was to find out and to analyze the influence of training and discipline on the performance of the government employees (PNS) with competence as the intervening variabel at the Regional Secretariat of Labuhanbatu Selatan District. The research used a survey method; its type was descriptive quantitative, and its nature was descriptive expalanatory. The data were gathered by distributing questionnaires and conducting documentation study, analyzed by using Structural Equation Model, and processed by using the Analysis of Moment Structure (AMOS) software program. The result of the research showed that training did not have any positive and significant influence on the competence of Setdakab employees in Labuhanbatu Selatan District with negative correlation; on the other hand, discipline had positive and significant influence on the competence of Setdakab employees Labuhabatu Selatan district with positive correlation. Competence had positive and significant influence on the performance of Setdakab employees in Labuhanbatu Selatan District with positive correlation, and discipline had positive and significant influence on the performance of Setdakab employees in Labuhanbatu Selatan District with positive correlation; on the other hand, training did not have any positive and significant influence on the performance of Setdakab employees in Labuhanbatu Selatan District with negative correlation.

(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara

sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

dan kinerja para anggotanya. Keberhasilan pencapaian kinerja organisasi

merupakan hasil dari kinerja individu dalam organisasi. Jika kinerja individu

dalam organisasi baik maka kinerja organisasi akan baik. Oleh karena itu setiap

organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber daya manusia

(SDM) dan bagaimana sumber daya manusia dikelola.

Pengelolaan sumber daya manusia pada organisasi Pemerintah tidak lepas

dari faktor pegawai yang diharapkan dapat berprestasi sebaik mungkin demi

mencapai tujuan organisasi. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai SDM yang

berada di Pemerintahan, turut bertanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan nasional sehingga kedudukan dan peran PNS sangat penting sebagai pelaksana dari usaha kegiatan Pemerintah dalam rangka pembangunan. Untuk itu peningkatan kinerja aparatur merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

SDM mempunyai peranan penting bagi organisasi karena sumberdaya

(21)

dengan yang dibutuhkan oleh organisasi. SDM dengan kinerja yang baik maka

pada akhirnya akan menghasilkan kinerja organisasi yang baik.

Kompetensi menjelaskan apa yang dilakukan pegawai di tempat kerja pada berbagai tingkatan dan memperinci standar masing – masing tingkatan, mengidentifikasi karakteristik pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan individual yang memungkinkan menjalankan tugas dan tanggung jawab secara efektif sehingga mencapai standar kualitas profesional dalam bekerja dan menghasilkan kinerja yang baik (Wibowo, 2009). Kompetensi pegawai dapat tercapai dengan cara memberikan pelatihan kepada pegawai yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaannya dan tujuan organisasi.

Pelatihan merupakan salah satu faktor yang membentuk kinerja seseorang.

Dalam suatu organisasi perlu melibatkan sumber daya manusianya (pegawainya)

pada aktifitas pelatihan. Pelatihan diharapkan dapat mencapai hasil lain dari pada

memodifikasi perilaku pegawai dalam bekerja. Pelatihan adalah jantung dari

upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja (Mondy, 2008).

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar

Abubakar mengatakan sekitar 95 persen dari total 4,7 juta pegawai negeri sipil

(PNS) di Indonesia tidak memiliki kompetensi di bidangnya. “Yang punya

kompetensi itu hanya 5 persen,” kata dia awal bulan ini

(http://ekoprasojo.com/2012/03/10). Tidak terpenuhinya standar PNS ini

disebabkan oleh banyak faktor. Diantaranya, PNS tidak ditempatkan sesuai

kemampuan. Terlebih, banyak pula PNS tidak mengikuti pelatihan meski

Pemerintah sudah membuat program khusus secara berkala. Azwar juga

(22)

menunggu perintah atasan. “Yang paling banyak itu di bagian umum, hanya

menunggu perintah,” dia menegaskan (Prasojo, 2012).

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya banyak pegawai yang

masih belum menguasai bidang pekerjaannya, Pelatihan merupakan salah satu

cara yang dapat digunakan untuk peningkatan kemampuan individu bagi

kepentingan jabatan saat ini dengan sasaran pencapaian kinerja jangka pendek.

Dalam kenyataannya masih banyak instansi yang salah mengikutsertakan

pegawainya dalam program pelatihan. Sudah menjadi suatu fenomena umum di

negeri ini, bahwa hampir seluruh unsur pimpinan pemerintahan senantiasa

meletakan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) pada urutan teratas dari

program kerjanya. Namun, dalam implementasinya, pengembangan SDM ini

tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan tidak terpenuhinya

anggaran dalam hal pengembangan SDM yang hasilnya baru akan terlihat

beberapa puluh tahun kemudian. Hal yang banyak menjadi penyebab antara lain

(1) ketiadaan PNS yang dapat memenuhi persyaratan untuk mengikuti diklat

tersebut, (2) ketergantungan pimpinan unit yang sangat tinggi terhadap staf, (3)

penunjukan staf untuk mengikuti diklat dilakukan secara subyektif atau tanpa

kriteria yang jelas, (4) Instansi tidak memiliki program pengembangan staf yang

terstruktur, (5) pasifnya para pengelola diklat dan atau kepegawaian di dalam

mencari informasi diklat gelar dan non gelar dengan beasiswa dari luar

instansinya. (priatna, 2013)

Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan daerah otonom baru hasil

pemekaran dari Kabupaten Labuhanbatu Sumatera Utara. Kabupaten ini didirikan

(23)

daerah pemekaran baru percepatan pembangunan daerah hanya dapat dicapai

apabila roda Pemerintahan dapat berjalan dengan baik sehingga program dan

tujuan pembangunan daerah dapat tercapai secara maksimal dengan

mengandalkan potensi sumber daya manusia yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)

sebagai Aparatur Pemerintah yang menggerakan roda Pemerintahan tersebut.

Aparatur Pemerintah semakin dituntut memberikan pelayanan prima.

Pelayanan Prima dari Pemerintah ditujukan kepada masyarakat, Departemen atau

Lembaga Pemerintah, Non-Departemen atau Pemerintah Daerah Tingkat I dan II

juga memberikan pelayanan kepada masyarakat secara keseluruhan, baik secara

internal maupun eksternal untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Pelayanan

prima dapat tercapai apabila SDM yaitu PNS dapat diandalkan yang dapat bekerja

secara profesional dan memiliki kinerja yang baik.

Sekretariat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Setdakab) merupakan

salah satu Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) yang ada di Kabupaten

Labuhanbatu Selatan. Setdakab mempunyai tugas dan kewajiban membantu

Bupati dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan Dinas Daerah,

Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan / Desa, pemantauan dan

evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah, pembinaan administrasi dan

Aparatur Pemerintah Daerah, dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

Bupati.

Dalam melaksanakan program Setdakab tersebut dibutuhkan SDM yang

kompeten dibidangnya agar kinerja Setdakab dapat tercapai secara optimal.

Banyak permasalahan manajemen Pemerintahan yang belum sepenuhnya teratasi,

(24)

kinerja aparatur di lembaga Pemerintahan (Manajemen Kepegawaian Negara,

2010). Rendahnya kinerja aparatur merupakan salah satu permasalahan yang

dihadapi Setdakab saat ini. Hal ini disebabkan karena saat ini Setdakab

dihadapkan pada kondisi keterbatasan kualitas SDM dan sarana prasarana yang

masih sangat terbatas. (LAKIP Setdakab, 2012).

Pencapaian kinerja Setdakab masih belum optimal karena masih terdapat

program/kegiatan yang realisasinya masih belum tercapai sesuai dengan target

yang ditetapkan. Kinerja Setdakab merupakan hasil dari seluruh kinerja bagian

yang terdapat dalam Setdakab. Kinerja bagian merupakan hasil dari setiap kinerja

pegawai yang berada di dalamnya yang telah diberikan tugas dan tanggung jawab.

Oleh karena itu kinerja pegawai Setdakab secara keseluruhan akan tercermin dari

hasil pencapaian kinerja Setdakab dalam melaksanakan program kegiatan yang

telah ditetapkan.

Tabel 1.1 Rata-rata Realisasi Pencapaian Kinerja Setdakab Labuhanbatu Selatan 1. Pelayanan Administrasi Perkantoran

2. Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur 3. Peningkatan Disiplin Aparatur

4. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

5. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan

6. Penataan Penguasaan, Pemilikan Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

7. Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)

8. Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala/Wakil Kepala Daerah 9. Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan

10. Kerjasama Informasi Dengan Mas Media

11.Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

12. Penataan Peraturan Perundang-Undangan 13. Penataan Daerah Otonomi Baru

14. Peningkatan dan Penataan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

(25)

Berdasarkan Tabel 1.1 keseluruhan pelaksanaan kegiatan dari program

kerja Setdakab Labuhanbatu Selatan tahun 2012 direalisasikan lebih kurang

57,25%. Berhasil atau tidaknya pencapaian kinerja Setdakab tidak terlepas dari

kinerja SDM yang terdapat di dalamnya yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Setdakab (LAKIP Setdakab, 2012).

SDM yang handal adalah SDM yang memiliki kualitas, jujur, kompeten,

profesional, berani dan konsisten. SDM yang dibutuhkan adalah yang

handal/profesional, yaitu memiliki kemampuan pengetahuan teknis dibidangnya

(Halide, 2010). Kehandalan berkaitan dengan kapasitas dan kualitas pegawai

dalam melaksanakan pekerjaannya. Kompetensi menurut UU No. 13/2003 tentang

Ketenagakerjaan: pasal 1 (10), “Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu

yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan

standar yang ditetapkan”.

Masalah yang dihadapi oleh Setdakab adalah masih sedikit PNS yang

berkualitas yang ditandai dengan sedikitnya jumlah PNS yang kompeten yang

mengakibatkan kurang maksimalnya kualitas kerja pegawai. Kompeten adalah

keterampilan dan kemampuan yang diperlukan seseorang yang ditunjukkan oleh

kemampuannya untuk dengan konsisten memberikan tingkat kinerja yang

memadai atau tinggi dalam suatu fungsi pekerjaan spesifik. PNS yang kurang

kompeten terlihat dari kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan pegawai

dibidangnya seperti kurangnya ketekunan mengikuti perkembangan ilmu yang

dikuasai, kurangnya kemampuan pegawai dalam menerapkan ilmu yang dikuasai,

(26)

kurangnya rasa tanggung jawab. Semua hal tersebut dapat menyebabkan hasil

kerja menjadi tidak efektif dan efisien .

Kompetensi merupakan salah satu masalah kehandalan SDM yang dialami

Setdakab yaitu

Dalam meningkatkan kinerja pegawai salah satu kegiatan yang dilakukan

organisasi yaitu dengan memberikan pelatihan tepat sasaran dalam

mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta untuk meningkatkan

kemampuan / kompetensi pegawai, yang mengarah pada kepentingan organisasi

dengan meningkatkan efisiensi, efektivitas dan kualitas pelaksanaan tugas yang

dilakukan, semangat kerjasama dan tanggung jawab. Pelatihan pegawai

merupakan kegiatan pokok sebuah organisasi dalam mengembangkan pegawainya

dalam rangka pengembangan organisasi. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun

2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Pada Bab I

ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) ditetapkan bahwa pendidikan dan pelatihan

Jabatan Pegawai Negeri Sipil adalah proses penyelenggaraan belajar dan

mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil.

masih kurangnya pengetahuan, keterampilan dan sikap pegawai

yang dapat mendukung tujuan instansi. Selain itu penempatan PNS pada struktur

organisasi dan tata kerja belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Hal ini ditandai

dengan kenyataan bahwa masih banyak terdapat bidang atau bagian pekerjaan

yang belum terpenuhi penempatan pegawai pada bidang dan sub bidang yang ada.

Selain itu faktor latar belakang pendidikan dan penguasaan tugas belum

sepenuhnya dijadikan dasar pertimbangan dalam proses penempatan.

Pelatihan sebagai bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar

(27)

yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih

mengutamakan pada praktek dari pada teori, yang meliputi pengertian physical

skill, social skill, managerial skill dan lain-lain. Pelatihan yang pernah diikuti oleh

pegawai Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan dapat dilihat pada Tabel 1.2

Tabel 1.2 Pelatihan Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan

No Jenis Pelatihan Jumlah (orang)

1 Pelatihan Aplikasi kantor menggunakan program

komputer

13

2 Pelatihan peningkatan sumber daya manusia 15

3 Pelatihan peraturan perundang-undangan 14

4 Pelatihan perencanaan tata ruang 14

5 Pelatihan administrasi perkantoran 7

6 Pelatihan komunikasi dan humas 15

7 Pelatihan pengembangan sistem setdakab 11

8 Pelatihan pencapaian kinerja keuangan 16

Total 105

Sumber: Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan, Tahun 2013

Pada Tabel 1.2 menunjukkan bahwa pegawai telah diikut sertakan dalam

pelatihan dalam rangka meningkatkan kinerja pada bidang pekerjaan

masing-masing. Berdasarkan pengamatan dilapangan pelatihan yang telah diikuti belum

terlihat hasilnya karena masih banyak terkendala dalam menerapkan hasil dari

pelatihan pada bidang pekerjaan masing-masing. Hal ini terlihat dari pegawai

tidak dapat menyelesaikan tugas dengan baik sesuai dengan target yang telah

ditetapkan, masih banyak waktu yang tersita hanya untuk memperbaiki kesalahan

pekerjaan yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Dalam meningkatkan kinerja pegawai, selain dari diadakannya pelatihan

(28)

yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab pegawai terhadap

tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun

1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil pasal 2 dan pasal 3 telah

diatur secara jelas kewajiban dan larangan yang harus ditaati oleh setiap pegawai

negeri sipil. Disiplin sebagai sikap dan tingkah laku pegawai yang mencerminkan

tingkat kepatuhan atau ketaatannya pada berbagai ketentuan yang berlaku dan

tindakan korektif terhadap pelanggaran atas ketentuan atau standar yang telah

ditetapkan.

Menurut Flippo (2001) dijelaskan tentang masalah kepegawaian yang

menyangkut dengan kedisplinan yaitu diantaranya tingginya tingkat absensi dan

tingginya tingkat keterlambatan jam kerja. Jika tingkat absensinya tinggi maka

kemungkinan kinerja pegawai juga rendah dan target yang diharapkan sulit

tercapai, tingginya tingkat ketidakhadiran mencapai diatas 10% dari total jumlah

pegawai, mengakibatkan banyak kegiatan menjadi terhambat dan berpengaruh

terhadap kinerja pegawai secara keseluruhan.

Berdasarkan pengamatan dilapangan dalam penerapan disiplin, masih

ditemukannya pegawai yang kurang menggunakan waktu secara baik. Hal ini

dilihat dari masih adanya pegawai hadir lewat dari waktu yang ditentukan

misalnya seharusnya jam masuk kantor adalah pukul 08.00 WIB pagi tetapi hadir

pukul 09.00 WIB pagi, sementara makan siang dan istirahat pukul 13.00-14.00

WIB tetapi pada kenyataanya masih ditemukannya pegawai yang kembali ke

kantor pukul 15.00 WIB. Apel pagi yang tidak diikuti dan sebagian pegawai tidak

(29)

Tingkat kehadiran dan ketidakhadiran pegawai dari bulan Januari sampai

dengan Desember 2012 di Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan dapat dilihat

pada Tabel 1.3 :

Tabel 1.3 Tingkat Kehadiran dan Ketidak Hadiran Pegawai Setdakab Kabupaten Labuhanbatu Selatan

Sumber: Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan, 2013

Pada Tabel 1.3 pegawai tidak hadir tanpa keterangan rata-rata dalam 1

tahun terakhir mencapai 10%. Hal ini menunjukkan tingkat ketidakhadiran tinggi

karena mencapai atau sama dengan 10%, Hal ini sejalan dengan pendapat Flippo

(2001) yang menyatakan tingginya tingkat ketidakhadiran mencapai diatas 10%

dari total jumlah pegawai maka pekerjaan jadi terganggu yang mengakibatkan

banyak kegiatan menjadi terhambat dan berpengaruh terhadap kinerja pegawai

secara keseluruhan. Banyak pegawai yang tidak mematuhi peraturan disiplin yang

(30)

Berdasarkan hasil pra-survey dilapangan pada aspek sikap pegawai masih

ditemukannya pegawai yang tidak menyelesaikan pekerjaan yang telah

dibebankan kepadanya, kurangnya kerjasama tim dalam pekerjaan dimana

diantara pegawai masih saling bergantung terhadap pegawai lainnya terhadap

suatu pekerjaan, ditemukannya egoisme pegawai dalam mengerjakan pekerjaan,

yaitu perbedaan tahun masuk kerja dan tingkat golongan mengakibatkan pegawai

yang ada merasa lebih senior atau lebih baik sehingga kerja sama maupun

koordinasi yang diharapkan diantara pegawai dalam menyelesaian pekerjaan tidak

terjalin dengan baik, kurangnya penghargaan terhadap pegawai yang bekerja

dengan baik yaitu tidak adanya penghargaan atau promosi terhadap pegawai yang

bekerja dengan baik, tepat waktu yang mengakibatkan pegawai merasa usaha

yang dilakukan tidak dihargai karena sama dengan pegawai yang sama sekali

tidak menyelesaikan pekerjaannya, rendahnya pemahaman pegawai terhadap

tugas-tugas yang diemban dan masih rendahnya inisiatif pegawai dalam bekerja

yang terkesan selalu menunggu petunjuk dari atasan.

Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH

PELATIHAN DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI

SIPIL DENGAN KOMPETENSI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU

(31)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Apakah pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi PNS Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan?

2. Apakah disiplin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi PNS Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan?

3. Apakah kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja PNS Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan?

4. Apakah pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja PNS Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan?

5. Apakah disiplin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja PNS Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan?

6. Apakah pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja PNS melalui variabel kompetensi di Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan?

7. Apakah disiplin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja PNS melalui variabel kompetensi Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan?.

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kompetensi PNS Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan.

(32)

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja PNS Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kinerja PNS Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin terhadap kinerja PNS Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan.

6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kinerja PNS melalui variabel kompetensi di Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan. 7. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin terhadap kinerja PNS

melalui variabel kompetensi di Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan, referensi dan bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan dan strategi bagi Dinas Setdakab Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam upaya peningkatan kinerja pegawai 2. Sebagai tambahan referensi bagi peneliti selanjutnya dan pengembangan

ilmu pengetahuan bagi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian Okereke dan Nnenna (2011) yang berjudul “Training,

manpower Development and Job Performance: Perception and relevance among

civil servants in Ebonyi State, Nigeria” mengenai pengaruh pelatihan dan

pengembangan sumber daya manusia pada kinerja PNS di Ebonyi, Nigeria.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. Metode penelitian yang

digunakan dengan metode regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan

pelatihan mempengaruhi kinerja secara signifikan, pegawai yang pernah

mengikuti pelatihan memiliki kinerja yang lebih tinggi dibanding pegawai tanpa

pelatihan. Pelatihan yang diberikan mencakup on-the-job training, workshop,

seminar dan konferensi.

Simanungkalit (2009), melakukan penelitian dengan judul ”Analisis

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Teknis Serta Motivasi Terhadap Kinerja

Alumni Balai Pendidikan dan Pelatihan Industri Regional I di Medan”. Tujuan

penelitian untuk melihat variabel Pendidikan dan Pelatihan Teknis Serta Motivasi

berpengaruh terhadap kinerja pegawai Alumni Balai Pendidikan dan Pelatihan

Industri Regional I di Medan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini

berjunlah 87 orang. Metode analisis data menggunakan analisis regresi linier.

Hasil analisis menunjukkan bahwa Diklat Teknis dan motivasi, secara simultan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja alumni Balai Diklat

(34)

variabel Diklat Teknis dan motivasi yang digunakan berpengaruh nyata terhadap

kinerja pegawai.

Lukman (2007), melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Pengaruh

Disiplin Kerja dan Pelatihan Serta Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas

Perhubungan Kota Madya Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat variabel

Disiplin Kerja dan Pelatihan Serta Motivasi mempengaruhi Kinerja Pegawai

Dinas Perhubungan. Metode analisis data menggunakan analisis regresi linier

berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa Disiplin Kerja dan Pelatihan Serta

Motivasi, secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi

Kinerja Pegawai Dinas Perhubungan Kota Madya Medan dan hasil uji t (secara

parsial) masing-masing variabel Disiplin Kerja dan Pelatihan Serta Motivasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan

Kota Madya Medan.

Ismail dan Abidin (2010) dengan judul penelitian “Impact of Workers

Competence on Their Performance in The Malaysian Private Service Sector”

memperoleh hasil penelitian bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap

kinerja pekerja. Penelitian menggunakan analisis ANOVA dan skala likert untuk

mengevaluasi aspek kompetensi dan kinerja pekerja. Sampel yang digunakan

dalam penelitian ini terdiri dari tiga subsektor pendidikan, kesehatan dan

teknologi informasi di Selangor, Kuala Lumpur, Penang dan Johor.

Djafar (2012), melakukan penelitian yang berjudul Analisis kompetensi

terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kota

Makasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi

(35)

survey dengan pendekatan kuantitatif dengan tujuan eksplanatif. Pengambilan

sampel dilakukan dengan teknik sampling jenuh (sensus), dimana semua anggota

populasi dijadikan sampel. Data dianalis dengan menggunakan analisis regresi

berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kompetensi

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Secara parsial indikator

pengetahuan, keterampilan, konsep diri dan nilai-nilai, dan motif menunjukkan

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai. Sedangkan indikator

karakteristik pribadi tidak signifikan berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hasil

penelitian ini mengungkapkan bahwa karakteristik kompetensi yang terdiri atas

pengetahuan, keterampilan, konsep diri dan nilai-nilai, karakteristik pribadi dan

motif seharusnya terintegrasi dan saling bersinergi untuk dapat menciptakan

kinerja yang efektif.

Harlie (2010) melakukan penelitian dengan judul” Pengaruh disiplin kerja,

motivasi dan pengembangan karier terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil pada

Pemerintah kabupaten Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan. Penelitian ini

bertujuan untuk melihat disiplin kerja, motivasi dan pengembangan Karier

terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah Kabupaten Tabalong di

Tanjung Kalimantan Selatan. Metode analisis data menggunakan analisis regresi

linier berganda. Hasil uji F menunjukkan bahwa disiplin kerja, motivasi dan

pengembangan karier berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai

negeri sipil pada Pemerintah Kabupaten Tabalong di tanjung Kalimantan Selatan

dan hasil uji t (secara parsial) terlihat masing-masing variabel disiplin kerja,

motivasi dan pengembangan karier berpengaruh positif dan signfikan terhadap

(36)

Marlingga (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi

dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Garuda Indonesia Branch

Office Semarang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi

dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan di PT. Garuda Indonesia Branch

Office Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan explanatory research.

Metode analisis data yang dipergunakan dengan menggunakan analisis regresi

linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi dan disiplin kerja

berpengaruh secara serempak terhadap kinerja karyawan di PT. Garuda Indonesia

Branch Office Semarang, sedangkan secara parsial bahwa disiplin kerja

merupakan yang dominan mempengaruhi kinerja karyawan di PT. Garuda

Indonesia Branch Office Semarang.

Wiyono (2010), melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Motivasi

dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai CPP Network Di Magelang”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi dan disiplin

kerja terhadap prestasi kerja pegawai di CPP Network. Metode yang dipakai

dalam penelitian ini adalah metode survei dimana populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh pegawai CPP Network. Teknik pengumpulan data menggunakan

teknik kuesioner dan untuk pengujian hipotesis digunakan analisis regresi linier

berganda. Hasil uji t menyimpulkan bahwa motivasi dan disiplin kerja

bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja. Sedangkan dari

analisis uji F diperoleh kesimpulan bahwa disiplin kerja mempunyai pengaruh

(37)

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Pelatihan

Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan

perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja

karyawan (Simamora, 2004). Menurut Pasal 1 ayat 9 Undang-undang No.13

Tahun 2003 Ketenagakerjaan pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk

memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja,

produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan

keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.

Pelatihan terdiri atas serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan

keahlian, pengetahuan, pengalaman ataupun perubahan sikap seseorang. Pelatihan

berkenaan dengan perolehan keahlian atau pengetahuan tertentu. Program

pelatihan berusaha mengajarkan kepada para peserta bagaimana menunaikan

aktivitas atau pekerjaan tertentu.

Dalam pelatihan diciptakan suatu lingkungan dimana para karyawan dapat

memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan, dan

perilaku yang spesifik yang berhubungan dengan pekerjaan. Pelatihan biasanya

terfokus pada penyediaan keahlian khusus bagi para karyawan atau membantu

mereka membenahi kelemahan kinerja mereka. Melalui pelatihan dilakukan

segenap upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan pada pekerjaan yang

didudukinya sekarang.

Tujuan pelatihan menurut Simamora (2004)

1. Memperbaiki kinerja

(38)

3. Membantu memecahkan masalah operassional 4. Mempersiapkan karyawan untuk promosi

5. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi 6. Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi

Sedangkan manfaat pelatihan adalah:

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas

2. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai

standar kinerja yang dapat diterima

3. Membentuk sikap, loyalitas, dan kerja sama yang lebih menguntungkan

4. Memenuhi kebutuhan perencanaan SDM

5. Mengurangi frekuensi dan baiya kecelakaan kerja

6. Membantu karyawan alam meningkatkan dan pengembangan pribadi

mereka.

Pelatihan yang diberikan kepada Pegawai baru akan terlihat hasilnya

dikemudian hari. Menurut Sirait (2006), “Manfaat pelatihan juga dirasakan di

kemudian hari, di samping kenyataan bahwa apabila membicarakan pelatihan

berarti bicara juga pengembangan. Ada beberapa alasan mengapa pelatihan

diperlukan:

1. Program orientasi belum cukup bagi penyelesaian tugas-tugas, meskipun

program orientasi dilakukan secara lengkap.

2. Adanya perubahan-perubahan dalam teknik penyelesaian tugas.

3. Adanya jabatan-jabatan baru yang memerlukan keterampilan-keterampilan.

(39)

Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki kinerja pekerja pada

suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Istilah

pelatihan sering disamakan dengan pengembangan (development) yang

merupakan kesempatan belajar yang didesain untuk meningkatkan kinerja

karyawan. Kesempatan yang demikian tidak terbatas pada upaya perbaikan

performansi pekerja pada pekerjaannya yang sekarang. Jadi pelatihan memiliki

kaitan langsung dengan pekerjaan sedangkan pelatihan memiliki skope yang lebih

luas (Gomes, 2003). Pelatihan merupakan faktor yang mempengaruhi

kemampuan, keterampilan dan perilaku pegawai. Kinerja merupakan salah satu

bentuk penghargaan yang diberikan pegawai dari hasil pelatihan yang diberikan

(Farooq dan Khan, 2011).

Pelatihan adalah salah satu proses dalam peningkatan dan pengembangan

kinerja pegawai, melalui pelatihan ini diharapkan pegawai dapat meningkatkan

dan mengembangkan kinerjanya dalam menyelesaikan pekerjaannya. Oleh karena

itu pelatiham memiliki arti yang penting bagi Pegawai Negeri Sipil. Pegawai

Negeri Sipil (PNS) dalam rangka pembinaan yang didasarkan pada sistem karir

dan prestasi kerja pelatihan merupakan salah satu aspek yang perlu ditangani

secara proporsional dan profesional secara terus menerus dan berkesinambungan.

Pelatihan yang dimaksudkan di sini penekannya lebih dititik beratkan pada sistem

pelatihan yang tujuannya untuk memperbaiki perilaku dan sikap, meningkatkan

mutu, keahlian, kemampuan dan ketrampilan pegawai sesuai dengan kebutuhan

organisasi.

Pengaturan tentang pelatihan PNS diatur dalam Undang-Undang Nomor

(40)

1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, yaitu untuk mencapai daya guna dan

hasil guna yang sebesar-besarnya diadakan pengaturan dan penyelenggaraan

pelatihan PNS yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian,

kemampuan, dan ketrampilan. Lebih lanjut dalam penjelasan Pasal 3 dinyatakan

bahwa pengaturan dan penyelenggaraan PNS dimaksudkan agar terjamin

keserasian pembinaan PNS.

Kegiatan pelatihan pegawai dan pengembangan pegawai merupakan

kegiatan pokok sebuah organisasi dalam mengembangkan pegawainya dalam

rangka pengembangan organisasi. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000

tentang Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Pada Bab I ketentuan umum

Pasal 1 ayat (1) ditetapkan bahwa pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil adalah

proses penyelenggaraan belajar dan mengajar dalam rangka meningkatkan

kemampuan pegawai negeri sipil. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah

Nomor 101 Tahun 2000 tersebut dinyatakan bahwa arah pelatihan adalah:

1. Peningkatan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada

kepentingan masyarakat, bangsa, negara, dan tanah air.

2. Peningkatan kompetensi teknis, manajerial dan atau kepemimpinannya.

3. Peningkatan efisiensi, efektivitas, dan kualitas pelaksanaan tugas yang

dilakukan dengan semangat kerjasama dan tanggung jawab sesuai dengan

lingkungan kerja dan organisasinya.

Dasar pemikiran kebijakan pelatihan ditetapkan sebagai berikut:

(41)

2. Sistem Pelatihan mempunyai proses identifikasi kebutuhan, perencanaan,

penyelenggaraan, dan evaluasi pelatihan.

Rivai dan Basri (2005) pelatihan adalah proses secara sistematis

mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi, pelatihan

berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai untuk melaksanakan

pekerjaan saat ini dan membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan

kemampuan tertentu agar lebih berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya.

Pengertian pelatihan adalah juga proses belajar mengajar dengan menggunakan

teknik dan metode tertentu. Secara konsepsional dapat dikatakan bahwa latihan

dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja seseorang

atau sekelompok orang. Sasaran pelatihan adalah seseorang atau sekelompok

orang yang sudah bekerja pada suatu organisasi yang efisiensi, efektivitas dan

produktivitas kerjanya dirasakan perlu dan dapat ditingkatkan secara terarah dan

progmatik.

Pada garis besarnya ada dua macam metode atau pendekatan yang

digunakan dalam pendidikan dan pelatihan pegawai yakni :

1. Metode di luar pekerjaan (Off the Job Site)

Pendidikan dan pelatihan dengan menggunakan metode ini berarti pegawai

sebagai peserta pelatihan ke luar sementara dari kegiatan atau pekerjaannya.

Kemudian mengikuti pendidikan atau pelatihan, dengan menggunakan

teknik-teknik belajar mengajar seperti lazimnya. Pada umumnya metode ini mempunyai

(42)

a. Teknik presentasi informasi, dengan menyajikan informasi, yang tujuannya

mengintroduksikan pengetahuan, sikap dan keterampilan baru kepada para

peserta yang nantinya akan diadopsi oleh peserta pelatihan di dalam

pekerjaannya nanti.

b. Metode-metode simulasi, merupakan suatu peniruan karakteristik atau

perilaku tertentu dari dunia riil sedemikian rupa sehingga peserta pelatihan

dapat merealisasikan seperti keadaan sebenarnya di tempat kerja.

Metode-metode simulasi ini mencakup simulator alat-alat, studi kasus, permainan

peranan, teknik penyelesaian berbagai macam masalah.

2. Metode di dalam pekerjaan (On the Job Site)

Pelatihan ini berbentuk penugasan pegawai-pegawai baru kepada pegawai

yang sudah berpengalaman untuk membimbing atau mengajarkan kepada para

pegawai baru. Para pegawai baru ini diharapkan dapat memberikan suatu

contoh-contoh pekerjaan yang baik, dan memperlihatkan penanganan suatu pekerjaan

yang jelas dan konkret, yang akan dikerjakan oleh pegawai baru tersebut segera

setelah pelatihan berakhir. Cara ini biasa disebut sebagai mentoring. Cara ini

dianggap sangat ekonomis dan efisien karena tidak perlu membiayai para trainers

dan trainee.

Mangkunegara (2006) mengindikasikan pelatihan dengan mengukur beberapa

hal berikut :

a. Kesesuaian materi pelatihan, yaitu materi pelatihan dan pengembangan yang

diberikan relevan dan mendukung dengan kebutuhan kerja.

b. Kesesuaian metode pelatihan, yaitu metode pelatihan dan pengembangan yang

(43)

c. Tingkat perubahan keterampilan karyawan, yaitu keterampilan karyawan

memiliki perubahan lebih baik dengan dilaksanakannya pelatihan

d. Tingkat perubahan pengetahuan karyawan, yaitu pengetahuan kerja karyawan

lebih baik dan meningkat sesuai dengan kebutuhan kerja.

Menurut Rivai dan Basri (2005), ada beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan dan berperan dalam pelatihan, yaitu:

1. Efektivitas biaya.

2. Materi program yang dibutuhkan.

3. Prinsip-prinsip pembelajaran.

4. Ketepatan dan kesesuaian fasilitas.

5. Kemampuan dan preferensi peserta pelatihan.

6. Kemampuan dan preferensi instruktur pelatihan.

Dimensi program pelatihan yang efektif yang diberikan organisasi kepada

pegawainya dapat diukur melalui:

1. Isi pelatihan, yaitu apakah isi program pelatihan relevan dan sejalan dengan

kebutuhan, dan apakah pelatihan itu up to date.

2. Metode pelatihan, apakah metode pendidikan dan pelatihan yang diberikan

sesuai untuk subjek itu dan apakah metode pendidikan dan pelatihan

tersebut sesuai dengan gaya belajar peserta.

3. Sikap dan ketrampilan instruktur, yaitu apakah instruktur mempunyai sikap

dan ketrampilan yang dapat mendorong orang untuk belajar.

4. Lama waktu pelatihan, yaitu berapa lama waktu pemberian materi pokok

yang harus dipelajari dan seberapa cepat tempo penyampaian materi

(44)

5. Fasilitas pelatihan, yaitu apakah tempat penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan dapat dikendalikan oleh instruktur, apakah relevan dengan jenis

pelatihan dan apakah maknanya memuaskan (Sofyandi,2008).

Pelatihan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi

untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai.

Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan. Dilihat dari sasarannya, pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan

kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini.

Terdapat beberapa keuntungan dengan dilakukannya pelatihan dan

pengembangan bagi pegawai yang pada akhirnya akan membawa keuntungan

bagi organisasi diantaranya :

1. Mendorong pencapaian pengembangan diri pegawai

2. Memberikan kesempatan bagi pegawai untuk berkembang dan memiliki pandangan tentang masa depan kariernya.

3. Membantu pegawai dalam menangani konflik dan ketegangan. 4. Meningkatkan kepuasan kerja dan prestasi kerja

5. Menjadi jalan untuk perbaikan keterampilan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi.

6. Membantu menghilangkan ketakutan dalam mencoba hal-hal baru dalam pekerjaan

7. Menggerakkan pegawai untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi

Berdasarkan hal-hal di atas maka pelatihan dan pengembangan sumber

daya manusia memberikan dampak yang baik terhadap kinerja pegawai tersebut

(45)

Disiplin sangat penting bagi pegawai yang bersangkutan maupun bagi

organisasi karena disiplin akan mempengaruhi kinerja pegawai. Oleh karena itu,

pegawai merupakan motor penggerak utama dalam organisasi. Disiplin yang baik

mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab pegawai terhadap tugas-tugas yang

diberikan kepada pegawai. Menurut Hasibuan (2002) menyatakan bahwa “Disiplin

adalah kesadaran dan kesediaan pegawai mentaati semua peraturan organisasi dan

norma-norma sosial yang berlaku”.

Menurut Sutrisno (2009) menyatakan “Disiplin menunjukkan suatu kondisi

atau sikap hormat yang ada pada diri pegawai terhadap peraturan dan ketepatan

organisasi”. Davis (2004) “Disiplin adalah suatu tindakan manajemen memberikan

semangat kepada pelaksanaan standar organisasi, ini adalah pelatihan mengarah

kepada upaya membenarkan dan melibatkan pengetahuan-pengetahuan dan

perilaku pegawai sehingga ada kedisiplinan pada diri pegawai, untuk menuju pada

kerjasama dan prestasi yang lebih baik”.

Menurut Wursanto (2000) menyatakan bahwa “Disiplin adalah suatu ketaatan

karyawan terhadap suatu aturan atau ketentuan yang berlaku dalam organisasi atas

dasar adanya suatu kesadaran atau keinsyafan bukan adanya unsur paksaan”.

Kemudian, menurut Sinungan (2003) menyatakan “Disiplin adalah sebagai

sikap mental yang tercermin perbuatan atau tingkah laku pegawai, kelompok atau

masyarakat berupa ketaatan (obedience) terhadap peraturan-peraturan atau ditetapkan

pemerintah atau etika, norma, dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk

tujuan tertentu”. Menurut Sastrohadiwiryo (2002) menyatakan bahwa “Disiplin dapat

didefinisikan sabagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap

(46)

sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya

apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepada pegawai”.

Menurut Fathoni (2006) menyatakan bahwa “Disiplin adalah kesadaran dan

kesediaan pegawai mentaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial

yang berlaku”. Menurut Heidjrachman dan Husnan (2002) menyatakan bahwa

“Disiplin adalah setiap pegawai dan juga kelompok yang menjamin adanya

kepatuhan terhadap perintah dan berinisiatif untuk melakukan suatu tindakan yang

diperlukan seandainya tidak ada perintah”. Disiplin adalah tindakan manajemen

untuk memberikan semangat kepada pelaksanaan standar organisasi, ini adalah

pelatihan yang mengarah pada upaya membenarkan dan melibatkan

pengetahuan-pengetahuan sikap dan perilaku pegawai sehingga ada kemauan pada diri pegawai

untuk menuju pada kerjasama dan prestasi yang lebih baik (Werther dan Davis,

2003).

Kedisiplinan merupakan fungsi operatif Manajemen Sumber Daya

Manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin pegawai semakin tinggi

prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin pegawai yang baik, sulit bagi

organisasi mencapai hasil yang optimal, Hasibuan (2001). Disiplin yang baik

mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab pegawai terhadap tugas-tugas yang

diberikan kepada pegawai. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980

tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil pasal 2 dan pasal 3 telah diatur

secara jelas kewajiban dan larangan yang harus ditaati oleh setiap pegawai negeri

sipil. Disiplin merupakan bentuk pelatihan yang menegakkan peraturan-peraturan

(47)

pegawai memahami yang diharapkan dari dirinya dipekerjaan, dan biasanya

pegawai diberi kepercayaan untuk menjalankan pekerjaannya secara efektif.

Menurut Siagian (2003) bahwa, “Disiplin merupakan sikap dan tingkah

laku pegawai yang mencerminkan tingkat kepatuhan atau ketaatannya pada

berbagai ketentuan yang berlaku dan tindakan korektif terhadap pelanggaran atas

ketentuan atau standar yang telah ditetapkan”.

Disiplin dari beberapa pengertian sebelumnya terutama ditinjau dari

perspektif organisasi, dapat dirumuskan sebagai ketaatan setiap anggota

organisasi terhadap semua aturan yang berlaku didalam organisasi tersebut, yang

terwujud melalui sikap, perilaku dan perbuatan yang baik sehingga tercipta

keteraturan, keharmonisan, tidak ada perselisihan, serta keadaan baik-baik

lainnya. Pada dasarnya, tujuan semua disiplin adalah agar pegawai dapat

bertingkah laku sesuai dengan yang disetujui oleh organisasi dan melakukan

penyesuaian sosial dengan baik dengan mematuhi semua peraturan, melakukan

tindakan korektif dan efektif dalam bekerja.

Disiplin adalah bentuk pelatihan yang menegakkan peraturan-peraturan

organisasi. Disiplin yang terbaik adalah jelas disiplin diri karena sebagian besar

pegawai memahami yang diharapkan dari dirinya dipekerjaan, dan biasanya

pegawai diberi kepercayaan untuk menjalankan pekerjaannya secara efektif.

Menurut Hasibuan (2001) menyatakan bahwa disiplin yang tinggi dari

pegawai akan memungkinkan tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan

efisien. Untuk dapat menegakkan disiplin yang tinggi maka pimpinan organisasi

harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya disiplin

(48)

pengawasan melekat (waskat), sanksi hukuman, ketegasan, dan hubungan

kemanusiaan. Semua faktor itu pasti berpengaruh terhadap penerapan disiplin

dalam organisasi.

Dessler (2005), “discipline is a procedure that corrects or punishes a

subordinate because a rule or procedure has been violated”. Disiplin adalah

suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap

peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta

sanggup menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima sanksi- sanksinya,

apabila anggota organisasi yang bersangkutan melanggar tugas dan wewenang

yang diberikankepada pegawai.

Perilaku disiplin pegawai merupakan sesuatu yang tidak muncul dengan

sendirinya, tetapi perlu dibentuk. Oleh karena itu pembentukan disiplin menurut

Handoko (2001) dapat dilakukan melalui dua cara yaitu :

1. Disiplin Preventif (Preventive discipline). Disiplin preventif merupakan

tindakan yang diambil untuk mendorong pegawai mengikuti atau mematuhi

norma-norma dan aturan-aturan sehingga penyelewengan-penyelewengan

tidak terjadi. Tujuannya adalah untuk mendorong disiplin diri dan diantara

pegawai dan pegawai menjaga disiplin diri pegawai bukan semata-mata

karena dipaksa manajemen.

2. Disiplin Korektif (Corrective discipline). Disiplin Korektif merupakan suatu

kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan

dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut.

Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan

(49)

Sikap dan perilaku dalam disiplin ditandai oleh berbagai sikap inisiatif,

kemauan, dan kehendak untuk mentaati peraturan. Artinya pegawai yang

dikatakan mempunyai disiplin yang tinggi tidak semata-mata patuh dan taat

terhadap peraturan secara kaku dan mati, tetapi juga mempunyai kehendak untuk

menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan oraganisasi. Sehubungan dengan

itu Theo Haiman dalamNawawi (2003) mengatakan bahwa disiplin adalah suatu

kondisi yang tertib dengan anggota organisasi yang berperilaku sepantasnya dan

memandang peraturan-peraturan organisasi sebagai perilaku yang dapat diterima.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan sebelumnya, untuk mengukur tingkat

kedisiplinan pegawai antara lain adalah:

1. Taat dan patuh terhadap peraturan yang ditetapkan organisasi

2. Melaksanakan apel pegawai pada saat datang dan pulang.

3. Kepatuhan pegawai pada jadwal kerja yang telah ditetapkan.

4. Menerima hukuman yang diberikan pimpinan apabila terjadi pelanggaran

disiplin.

5. Memperbaiki kesalahan dengan sukarela tanpa harus diperintah atasan.

6. Melakukan pencatatan pada pekerjaan yang sudah selesai maupun belum

selesai.

7. Menyelesaikan pekerjaan sesuai intstruksi atasan.

8. Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

9. Berpakaian dinas sesuai dengan aturan.

10.Bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Kedisiplinan dalam suatu organisasi dapat ditegakkan bilamana sebagian

Gambar

Tabel 1.1 Rata-rata Realisasi Pencapaian Kinerja Setdakab  Labuhanbatu  Selatan
Tabel 1.2 Pelatihan  Setdakab Kabupaten Labuhanbatu selatan
Tabel 1.3 Tingkat Kehadiran dan Ketidak Hadiran Pegawai Setdakab
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Judul Penelitian : ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN KOMPETENSI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

penulis untuk mengambil judul penelitian: “ Efek Mediasi Kompetensi Terhadap Hubungan Antar Pelatihan Bidang SDM Dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Biro SDM

Judul : ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, DISIPLIN KERJA, DAN GA YA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SEKRET ARIA T DAERAH KABUPATEN TAPANULI

Judul Penelitian : ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN KOMPETENSI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, ditentukan bahwa setiap

Judul Skripsi : Evaluasi Kualitas Kinerja Widyaiswara Dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Badan Pendidikan dan Pelatihan

Faktor Penghambat Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Melalui Pendidikan dan Pelatihan di Dinas Kearsipan Provinsi Sumatera Selatan Faktor peinghambat meirupakan keindala

Penelitian yang dilakukan oleh Mastur yang berjudul “Dampak Efektivitas Pelatihan, Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai, Komitmen Pegawai Sebagai Variabel Intervening Pada Pondok