• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENENTUAN SEMIKONDUKTOR MELALUI KAJIAN CELAH ENERGI KOMPLEKS SENYAWA BE-PORPHYRIN MENGGUNAKAN METODE KOMPUTASI SEMIEMPIRIS ZINDO/1.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENENTUAN SEMIKONDUKTOR MELALUI KAJIAN CELAH ENERGI KOMPLEKS SENYAWA BE-PORPHYRIN MENGGUNAKAN METODE KOMPUTASI SEMIEMPIRIS ZINDO/1."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

S E M I E M P I R I S Z I N D O / 1

Oleh:

Hendro Jansya Sinaga NIM 4123240013

Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Parapat, Sumatera Utara pada 09 Januari 1995. Ayah

bernama Amirson Sinaga dan Ibu bernama Helena Simanjuntak dan merupakan

anak pertama dari 3 bersaudara. Pada tahun 2000, Penulis masuk SD Negeri

094151 Parapat dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 01 Parapat dan lulus pada tahun 2009. Kemudian pada

tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 01 Parapat dan lulus pada

tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di jurusan Fisika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui jalur

SNMPTN reguler. Selama perkuliahan selain di bidang akademis, penulis juga

aktif dalam berbagai kegiatan internal maupun eksternal kampus yg telah banyak

memberikan banyak pelajaran berharga bagi penulis. Diantaranya adalah

Pengurus di Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Khatolik ( UKM-KK) dan sebagai

(4)

iii

STUDI PENENTUAN SEMIKONDUKTOR MELALUI KAJIAN CELAH ENERGI KOMPLEKS SENYAWA BE-PORFIRIN MENGGUNAKAN

METODE KOMPUTASI SEMIEMPIRIS ZINDO/1

Hendro Jansya Sinaga (4123240013)

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian untuk menentukan celah energi dari Be-Porfirin yang dapat digunakan sebagai bahan semikonduktor dan menganalisis penyerapan inframerah dari Be-Porfirin.

Penelitian ini menggunakan software Hyperchem versi 8.0 untuk Windows 7. Celah energi dan analisis penyerapan inframerah dari Be-Porfirin diperoleh dengan metode komputasi semiempiris ZINDO/1. Adapun celah energi dihitung dari selisih energi pada energi HOMO ( Highest Occupied Molecular Orbital) dan energi LUMO ( Lowest Unoccupied Molecular Orbital ). Energi HOMO yang dihasilkan sebesar 3,535352 eV dan energi LUMO sebesar 3,856724 eV, sehingga celah energinya sebesar 0.321372. Be-Porfirin yang diberi radiasi inframerah akan menyerap energi yang mampu mengeksitasi elektron dari pita valensi menuju pita konduksi. Energi foton yang diserap harus lebih besar dari celah energi yang dihasilkan. BePorfirin menyerap energi foton pada panjang gelombang 2,04 µm -2,11 µm.

Sesuai dengan literatur, semikonduktor memiliki celah energi 0 < Eg < 3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Be-Porfirin dapat dijadikan sebagai bahan semikonduktor organik dan memiliki kemiripan dengan bahan semikonduktor lead selenide(PbSe). Be-Porfirin menyerap baik sinar infra merah pada area mid infrared sehingga dapat diaplikasikan dalam pembuatan sensor dalam area mid infrared.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan rahmatNya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat

kepada penulis sehingga penilitian skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Adapun judul skripsi ini yang berjudul “ studi Penentuan Semikonduktor Melalui

Kajian Celah Energi Kompleks Senyawa Be-Porfirin Menggunakan Metode

Komputasi Semiempiris ZINDO/1” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Sains, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Medan.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada

pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini mulai dari pengajuan

proposal penilitian, pelaksanaan penilitian sampai penyusunan skripsi antara lain

Bapak Dr. Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian

sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini, dan Bapak Prof.Dr. Sahyar, MS,

MM selaku dosen penguji I, Ibu Dr. Rita Juliani, M.Si selaku dosen penguji II,

dan Bapak Drs. Jonny H Panggabean, M.Si selaku dosen penguji III yang telah

memberikan kritikan dan saran demi penyempurnaan skripsi ini serta Bapak

Drs.Togi Tampubolon,M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan, bimbingan, dan teguran yang berharga, dan nasehat selama

masa perkuliahan dan juga telah banyak membantu menyelesaikan skripsi ini

termasuk studi selama perkuliahan berlanjut. Penulis juga mengucapkan

terimakasih kepada Bapak Yusuf Hasibuan, M.Si yang sudah bersedia

membimbing dan berdiskusi dalam penyelesaian skripsi ini.

Secara khusus penulis ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada

kedua orang tua saya Amirson Sinaga dan Helena Simanjuntak yang telah

(6)

v

tulus. Begitu juga kepada kedua adik saya Febri N Sinaga dan Renita Sinaga yang

telah mendukung dan memberi saya semangat.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada orang terdekat, Andy

Maha, Wesli Sinaga teman satu kamar, Renny Purba, Pitri K Sidabutar, yang telah

memberi dukungan, semangat, dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan

tulisan ini. Saya ucapkan terimakasih juga kepada teman-teman Fisika Non dik

2012 yang merupakan teman seperjuangan mulai dari awal perkuliahan sampai

akhir perkuliahan atas dorongan, bantuan, serta semangat yang diberikan oleh

teman-teman.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi ini namun penulis juga menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi

isi maupun tata bahasa dan penulisan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akhir kata

penulis ucapkan terimakasih.

Medan, Maret 2017

Penulis

Hendro Jansya Sinaga

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Rumusan Masalah 4

1.5 Tujuan Penelitian 4

1.6 Manfaat Penilitian 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Semikonduktor 5

2.1.1 Semikonduktor Anorganik 5

2.1.2 Semikonduktor Organik 7

2.2 Be-Porfirin 9

2.3 Optimasi Geometri 10

2.4 Teori Molekul Orbital 11

2.5 Celah Energi 13

2.6 Kajian Spektrum Infra Merah 15

2.7 Metode Komputasi 19

2.8 Hyperchem 20

(8)

vii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 22

3.2 Alat Penelitian 22

3.3 Prosedur Penelitian 22

3.3.1 Pemodelan awal 22

3.3.2 Optimasi Geometri 23

3.3.3 Penentuan Celah Energi 23

3.3.4 Spektrum Inframerah 23

3.4 Diagram Alir Penelitian 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penilitian 25

4.1.1 Model Be-Porfirin 25

4.1.2 Hasil Optimasi Geometri 27

4.1.3 Celah Energi 28

4.1.4 Kajian Spektra Infra Red (IR) 29

4.2 Pembahasan 30

4.2.1 Model Be-Porfirin 30

4.2.2 Celah Energi 33

4.2.3 Kajian Spektra Infra Red (IR) 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 38

5.2 Saran 38

(9)

DAFTAR GAMBAR

[image:9.595.105.519.163.725.2]

Halaman

Gambar 2.1. Semikonduktor Silikon 5

Gambar 2.2. Semikonduktor Germanium 6

Gambar 2.3 . Kerangka Dasar Porifirin 7

Gambar 2.4 . Model Molekul Be-Porifirin 9

Gambar 2.5 Representasi 3D dan fungsi gelombang 12

Gambar 2.6 Skema tingkat energik dari dua atom 12

Gambar 2.7 Diagram Celah Energi 14

Gambar 2.8 Spektrum Elektromagnetik 17

Gambar 3.1 . Diagram Alir Penilitian 24

Gambar 4.1 Be-Porfirin Dalam Bentuk 2 Dimensi 25

Gambar 4.2 Be-Porfirin Dalam Bentuk 3 Dimensi 26

Gambar 4.3 Be-Porfirin Teroptimasi 27

Gambar 4.4 Energi Homo 28

Gambar 4.5 Energi Lumo 28

Gambar 4.6 Spektrum Infra Red 29

Gambar 4.7 Panjang Ikatan Atom Be(1)- N(12) 30

Gambar 4.8 Panjang Ikatan Atom Be(1)- N(11) 31

Gambar 4.9 Sudut Ikatan Atom Be dengan N Sebelum Optimasi 32

Gambar 4.10 Sudut Ikatan Atom Be dengan N Sesudah Optimasi 32

Gambar 4.11 Perhitungan Dengan Metode Semiempiris INDO 34

Gambar 4.12 Energi LUMO Dengan Metode INDO 35

Gambar 4.13 Energi HOMO Dengan Metode INDO 35

(10)

ix

DAFTAR TABEL

[image:10.595.105.516.144.632.2]

Daftar Tabel Halaman

Tabel 2.1. Energi dan Panjang Gelombang yang Bersesuaian 18

Tabel 3.1 Alat Penilitian 22

Tabel 4.1 Panjang ikatan Be dengan N 31

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Prosedur Penelitian 42

Lampiran 2. Energi Foton 46

Lampiran 3. List Program 50

Lampiran 4. Surat Keterangan Penugasan Dosen PS 52

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian 53

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mengalami kemajuan yang

sangat pesat, sehingga kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat dan akurat

sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan, instansi, organisasi maupun bidang

lainnya. Teknologi informasi merupakan hasil rekayasa manusia terhadap pengolahan data dan perhitungan-perhitungan yang cukup rumit. Salah satu

produk dari pengetahuan dan teknologi adalah komputer. Komputer banyak

digunakan sebagai alat bantu untuk mengolah data dan berbagai macam keperluan

termasuk dalam penelitian sains untuk mempermudah, meminimalisir biaya dan

mempersingkat waktu dalam penelitian. Contohnya dalam penelitian bahan

semikonduktor yang membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang

mahal. Sehingga digunakan metode komputasi dalam pengolahannya.

Seperti pada penelitian sebelumnya(Timuda, 2010) dengan cara praktikum

, melakukan penelitian semikonduktor O. Penelitian ini mengatakan bahwa

Lapisan semikonduktor O ditumbuhkan pada substrat gelas preparat, dengan

cara melakukan tiga buah gelas preparat dibersihkan dengan membasuhnya

menggunakan air aquades, mencelupkannya ke dalam larutan 1M selama +

10 menit dan membilasnya menggunakan air aquades. Larutan NaOH 1M

sebanyak 100 ml disiapkan ke dalam gelas pyrex, yang kemudian disebut larutan

A dan dipanaskan sampai + 70 0 C. Larutan B, yaitu larutan kompleks tembaga

tiosulfat (3 .2 ), disiapkan dengan mencampur 1 M natrium

tiosulfat ( ) sebanyak 125 ml dengan 1 M larutan tembaga sulfat (Cu )

sebanyak 25 ml. Hasil dari percampuran ini diencerkan dengan air aquades

sebanyak 250 ml. Setengah dari larutan B dipergunakan untuk deposisi. Proses deposisi dilakukan dengan mencelupkan ketiga gelas preparat yang telah

dibersihkan secara bergantian ke dalam larutan A selama + 20 detik dan larutan B

selama + 20 detik tanpa ada jeda waktu antara kedua pencelupan. Dengan

(13)

dengan mengulang siklus sebanyak 10 x untuk sampel 1, 20 x untuk sampel 2, dan

30 x untuk sampel 3. Semakin banyak pencelupan, semakin tebal lapisan yang

terbentuk. Tiap pencelupan sebanyak 10 siklus, ketebalan bertambah sebesar ≈

0,15 μm. Sehingga, akan didapatkan sampel dengan urutan ketebalan sebagai

berikut: ketebalan lapisan sampel 1 < ketebalan lapisan sampel 2 < ketebalan

lapisan sampel 3 (Timuda ,2010). Penilitian ini tentu membutuhkan lebih banyak

instrumen, biaya dan waktu yg cukup lama dibandingkan dengan metode

komputasi.

Semikonduktor merupakan bahan dasar pembuatan komponen aktif

elektronika seperti dioda, transistor, dan IC. Semikonduktor juga merupakan

bahan yang memiliki kehantaran di antara konduktor dan isolator (10-8 – 103

(Ωm)-1). Silikon dan germanium, yang termasuk kelompok IV dalam sistem

periodik, merupakan semikonduktor yang paling banyak digunakan sebagai bahan

dasar komponen elektronika, karena keduanya banyak tersedia di alam. Di

samping kedua bahan itu, juga digunakan bahan semikonduktor paduan, di

antaranya silikon-karbon, indiumfosfat, serta berbagai senyawa lainnya. Pada

umumnya, bahan semikonduktor peka terhadap suhu, karena itu suhu kerja alat

sangat perlu diperhatikan (Jorena, 2009).

Bahan semikonduktor adalah bahan penghantar listrik yang mungkin

tidak sebaik konduktor tetapi tidak seburuk isolator yang sama sekali tidak bisa

menghantarkan arus listrik. Pada dasarnya kemampuan menghantarkan arus listrik

semikonduktor berada diantara konduktor dan isolator. Akan tetapi

semikonduktor berbeda dengan resistor, karena semikonduktor dapat

menghantarkan listrik atau berfungsi sebagai konduktor jika diberikan arus listrik

tertentu, suhu tertentu dan juga tata cara tertentu. Untuk memproses bahan-bahan

semikonduktor tersebut menjadi komponen elektronika perlu dilakukan “doping”

yaitu proses menambahkan ketidakmurnian pada semikonduktor yang murni

sehingga dapat merubah sifat atau karakteristik kelistrikannya. Beberapa bahan

yang digunakan untuk menambahkan ketidakmurnian semikonduktor antara lain

(14)

3

sedangkan semikonduktor yang melalui proses doping disebut sebagai

semikonduktor ekstrinsik ( Nazwa, 2014).

Kajian terhadap celah energi akan mengarahkan pada pemanfaatan

bahan/molekul tersebut sebagai pengembangan aplikasi bahan semikonduktor.

Ditinjau dari celah energi nya, suatu bahan dapat dikatakan bahan

semikonduktor, apabila celah energi nya berada diantara interval 0 Ev- 3 eV.

Semikonduktor organik telah banyak diteliti dengan menggunakan metode

komputasi. Pada Sudanti (2006) dilakukan kajian terhadap Ag-Porphyrin,

menggunakan ZINDO/1 melalui eksperimen komputer. Hasil kajian menunjukkan

bahwa kompleks Ag-Porphyrin mempunyai celah energi sebesar 2,12 ev, daya

serap inframerah dengan intensitas serapan 5,08 µm . Perak memiliki

konduktivitas termal tinggi, logam perak memiliki kontak terendah resistansi dari

logam perak memiliki reflektifitasi optik logam tertinggi (Hikmah D, 2014).

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Mahalnya biaya eksperimen untuk melakukan penelitian terhadap

pengujian semikonduktor organik yang dikonjugasikan dengan logam.

2. Membutuhkan waktu yang cukup lama melalui kajian penelitian.

3. Terbatasnya instrumen yang digunakan dalam penelitian.

1.3Batasan Masalah

Peneliti memberikan batasan masalah pada:

1. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode semi

empirik Zemer’s Intermediate Neglect of Differential Overlap/1

(ZINDO/1).

2. Bentuk molekul, celah energi, dan kajian spektrum Inframerah

(15)

1.4Rumusan Masalah

Mengacu pada permasalahan yang ada, maka dalam penelitian ini diutamakan

pada hal-hal sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk molekul dari Be-Porphyrin.

2. Bagaimana celah energi Be-Porphyrin.

3. Berapa besar kemampuan penyerapan Inframerah dari Be-Porphyrin.

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah :

1. Menentukan bentuk molekul Be- Porphyrin.

2. Menentukan celah energi dari Be-Porphyrin yang dapat digunakan

sebagai bahan semikonduktor organik.

3. Menganalisis penyerapan inframerah dari Be- Porphyrin.

1.6Manfaat Penelitian

Penilitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman tentang pembuatan

bahan semikonduktor organik melalui pengkajian celah energi dan analisis

penyerapan inframerah, dan juga sebagai panduan untuk dapat memperdalam

pengetahuan tentang pembuatan bahan semikonduktor organik melalui pengkajian

(16)

38

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Bentuk molekul Be-Porfirin sebelum dan setelah dilakukan optimasi

mengalami perubahan, dimana sudut atom Be dengan N sebelum

dilakukan optimasi sebesar 178,0170, sedangkan setelah dilakukan

optimasi, sudut ikatan mengecil menjadi 148,1850. Dapat disimpulkan

bahwa dengan dilakukannya optimasi, susunan atom menjadi lebih stabil.

2. Celah energi ataupun energy gap ( ) yang diperoleh dengan metode

semiempiris Zindo/1 adalah 0,321372 eV. Pada penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Sanjaya pada tahun 2013 dengan metode teori

fungsional kerapatan, mendapatkan celah energi Be-Porfirin sebesar 1,11

eV. Hasil ini memenuhi kriteria bahan semikonduktor. Dengan demikian

Be-Porifirin dapat dijadikan bahan semikonduktor organik.

3. Energi Foton yang memenuhi syarat untuk mengeksitasi elektron berada

pada panjang gelombang 2,04 µm – 2,11 µm. Sesuai dengan literatur

daerah tersebut memasuki area mid inframerah (1,5 µm – 10 µm),

sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sensor pada rentangan daerah

mid-infrared.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti memberi saran untuk

penelitian selanjutnya, antara lain :

1. Perlu dilakukan simulasi dengan menggunakan jenis logam yang

(17)

2. Perlu dilakukan pengujian dengan basis yang berbeda, misalnya pengujian

dengan eksperimen.

(18)

40

DAFTAR PUSTAKA

Hikmah, A., Utomo,S.B., Sukardjo., (2014), Kajian Teoritis Untuk Menentukan Celah Energi Kompleks Ag-PHTHALOCYYANINE Dengan Menggunakan Metode Mekanika Kuantum Semiempiris Zindo/1, Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI

Hart,Harold., (2003), Kimia Organik suatu kuliah singkat, penerbit Erlangga, Jakarta

Jorena., 2009, Menentukan Energi Gap Semikonduktor Silikon Melalui Pengukuran Resistansi Bahan pada Suhu Beragam, Sumatera Selatan : FMIPA

Universitas Sriwijaya, Jurnal Penilitian Sains

Malvino,A.A.,(1985), Aproksimasi Rangkaian Semikonduktor Pengantar Transistor dan Rangkaian Terpadu, Penerbit Erlangga,Jakarta

Nazwa, Infadni., Darmawan., Diana., Lutvia, H., Maghfiroh, I., Kumalasari R.D., (2014),Efek Hall, Universitas Airlangga, Surabaya

Pamungkas, G., Sanjaya,G.M., (2013), Kajian Teoritis Untuk Menentukan Celah Energi Porfirin Terkonjugasi Logam Kalsium Menggunakan Teori Fungsional Kerapatan (DFT), UNESA Journal of Chemistry, 2 (1) :54-61

Pranowo, D. H., (2000), Kimia Komputasi, Penerbit Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

Raya,Indah.,(2014), Kimia Anorganik Fisik dan Material., Penerbit Universitas Hasanuddin, Makasar

Sanjaya, I.G.M., Pamungkas, G., Novita, D., (2014) Karakterisasi Porfirin Terkonjugasi Logam Golongan IIA Sebagai Bahan Baku Fotodetektor, Prosiding Seminar Nasional Kimia, FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Sanjaya, I.G.M., Pamungkas, G., Novita, D., (2013) Karakterisasi Berilium Porfirin Sebagai Bahan Dasar Fotodetektor, Prosiding Seminar Nasional Kimia

Shur, Michael, (2002), Physic Of Semiconductor Device, Penerbit Prentice Hall of India, New Delhi

(19)

Sitorus,Marham., (2013), Kimia Organik Fisika, penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta

Stella, M., (2009), Study Of Organic Semiconductors For Device Applications, Barcelona: Universitas de Barcelona

Timuda, E.G., (2010) Pengaruh Ketebalan Terhadap Sifat Optik Lapisan Semikonduktor Cu2O yang Dideposisikan dengan Metode Chemical Bath Deposition (CBD), Institut Pertanian Bogor, Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Zarlis, M., (2007), Pemodelan Algoritma Gerakan Berdimensi : Satu Tinjauan Metode Komputasi Dalam Fisika, Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara

Zenkevich, E. I., Gaponenko, S V., Sagun, E.I dan Von, Borczyskowki, (2013), Bioconjugates Based On Semiconductor Quantum Dots And Porphyrin Ligands: Properties, Excition Relaxtion Pathways And Singlet Oxigen Generation Efficiency For PDT Applications, National Technical University of Belarus, Nezavisimosti Ave

Gambar

Gambar 2.1.  Semikonduktor Silikon                                                                      5
Tabel 2.1. Energi dan Panjang Gelombang yang Bersesuaian                               18

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel ini dapat diketahui jumlah metode sendiri dalam penetapan awal Ramadhan Tarekat Naqsabandiyah di Jorong Lareh nan Panjang Kanagarian Padang Gantiang Kecamatan

Selanjutnya, dua kelompok populasi yang diukur pada dasawarsa berbeda mungkin mempunyai rata-rata tinggi badan yang lebih tinggi pada ukuran yang lebih belakangan, dan PHV

Menurut yurisprudensi, penganiayaan diartikan dengan sengaja menyebabkan perasaan tidak enak (penderitaan), rasa sakit, atau luka. Pelaku yang melakukan tindak pidana

Agar dalam proses pendataan di sekolah ini bisa bekerja lebih efektif dan menggunakan sistem informasi sesuai dengan perkembangan teknologi yang dapat membantu mempercepat

Ada beberapa pendekatan utama yang ada pada industri komputer untuk pengembangan perangkat lunak. Beberapa pendekatan yang ada merupakan pendekatan dasar dan ada juga yang

Program yang baik juga harus mempertimbangkan keinginan masyarakat agar acara tersebut ditonton, sebab jika masyarakat yang menonton merasa bahwa program yang

Di setiap negara, cokelat bahkan menjadi sesuatu yang bukan hanya sekedar dipasarkan, bahkan dapat menjadi daya tarik wisata dan dijadikan museum.. Berikut

Berdasarkan pada Pasal 65 ayat (1) Huruf b Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, maka dapat dikatakan bahwa pembagian harta bersama dari akibat adanya