• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUHLAYANANKONSELING INDIVIDUAL PENDEKATAN REALITATERHADAP KONTROL DIRI NARAPIDANA YANG AKAN BEBAS DI LAPAS KELAS II BKOTA TANJUNG BALAI TAHUN 2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUHLAYANANKONSELING INDIVIDUAL PENDEKATAN REALITATERHADAP KONTROL DIRI NARAPIDANA YANG AKAN BEBAS DI LAPAS KELAS II BKOTA TANJUNG BALAI TAHUN 2016."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUHLAYANANKONSELING INDIVIDUAL

PENDEKATAN REALITATERHADAP KONTROL

DIRI NARAPIDANA YANG AKAN BEBAS DI

LAPAS KELAS II BKOTA TANJUNG BALAI

TAHUN 2016

SKRIPSI

Oleh :

Dinda Desira Erhan NIM :1123351004

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

DATA PRIBADI

Nama : DINDA DESIRA ERHAN

Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Balai/ 19 Desember 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Golongan Darah : B

Nama Ayah : Burhanuddin Sirait

Pekerjaan : Wiraswasta

Sekolah Dasar : SD Negeri 132406 Tanjung Balai Tahun Ajaran 2000 s/d 2006 Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 6 Tanjung Balai Tahun Ajaran 2006 s/d 2009 Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 7 Tanjung Balai

Tahun Ajaran 2009 s/d 2012

PENGALAMAN KULIAH

1. Pernah melaksanakan PPLT di SMP Negeri 1 Kuala, Langkat

2. Pernah melaksanakan Penelitian di LAPAS Kelas II B Kota Tanjung Balai

Hormat Saya,

(7)

i

ABSTRAK

DINDA DESIRA ERHAN.NIM. 1123351004. Pengaruh Layanan Konseling Individual Pendekatan Realita Terhadap Kontrol Diri Narapidana Yang Akan Di Bebas Lapas Kelas II B Tanjungbalai Tahun 2016. Skripsi, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan. 2016.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: AdakahPengaruh Layanan Konseling Individual Pendekatan Realita Terhadap Kontrol Diri Narapidana Yang Akan Bebas Di Lapas Kelas II B Tanjungbalai Tahun 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Layanan Konseling Individual Pendekatan Realita Terhadap Kontrol Diri Narapidana Yang Akan Bebas Di Lapas Kelas II B Tanjungbalai Tahun 2016.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain pre-test dan post – test. Subjek dalam penelitian ini adalah narapidana yang akan bebas pada bulan Mei 2016 yang terdiri dari 3 orang narapidana. Instrument yang digunakan adalah angket untuk mengetahui tingkat kontrol diri narapidana, Instrument diberikan sebelum dan sesudah pelaksanaan konseling individual pendekatan realita. Pendekatan analisis data dalam penelitian ini menggunakan Uji Wicoxon.

Hasil analisa data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah nilaiJhitung = 6 dengan α = 0,05 dan n = 3, maka berdasarkan daftar, Ttabel = 0. Dengan demikian Jhitung >Jtabel(0>0). Data Pre-test diperoleh rata – rata 41,66 sedangkan setelah pemberian layanan konseling kelompok dengan pendekatan realita (Post-test) diperoleh rata-rata 73. Artinya perbedaan rata-rata narapidana yang akan bebas setelah mendapat layanan konseling individual pendekatan realita lebih tinggi daripada sebelum mendapat layanan konseling individual pendekatan realita. Perubahan peningkatan interval kontrol diri narapidana yang akan bebas setelah diberi layanan konseling Individual dengan pendekatan realita sebesar 75,2 %. Hal ini menunjukan Pengaruh Layanan Konseling Individual Pendekatan Realita Terhadap Kontrol Diri Narapidana Yang Akan Bebas Lapas Kelas II Tanjungbalai Tahun 2016 atau hipotetsis diterima

(8)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan bantuan-Nya sehingga pada waktunya penulis dapat menyelesaikan propsal yang berjudul “ Pengaruh Layanan Konseling Individual Pendekatan Realita Terhadap Kontrol Diri Narapidana Yang Akan Bebas Di Lapas Kelas II B Tanjungbalai Tahun 2016”. Merupakan persyaratan untuk menulis skripsi dalam gelar sarjana.

Selama dalam tahap penyelesaian skripsi ini, penulis banyak sekali mengalami kesulitan namun dengan keyakinan dan atas bantuan Allah SWT. Hingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing skripsi saya yaitu ibu Dra. Zuraida lubis, M.Pd, Kons. atas bimbingan dan pantauan yang sangat berarti dalam setiap proses penulisan yang telah berlangsung. Dan tak lupa yang paling istimewa penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada kedua orang tua beserta seluruh anggota keluarga yang telah mendoakan proses pembelajaran penulis sepanjang pengerjaan tugas-tugas peneliti. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman atas dukungan dan semangat yang telah diberikan sehingga proposal ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED.

(9)

iii

3. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd, Kons. Selaku Ketua Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Medan yang telah memberi

masukan yang bermanfaat untuk menyelesaikan skripsi ini. Serta Ibu

Dra. Nur Arjani, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd, Kons. Selaku Dosen Pembimbing

Akademik dan Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak

membimbing penulis selama mengikuti pendidikan di FIP UNIMED

sampai menyelesaikan skripsi.

5. Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty, MS. Kons., S.Psi, Ibu Dra. Nur Arjani, M.Pd,

dan Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah

banyak memberi masukan dan mengkoreksi dalam menyempurnakan

skripsi ini.

6. Seluruh Dosen yang ada di Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Fakultas ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama mengikuti

pendidikan.

7. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Medan atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama dalam usaha

surat-menyurat.

8. Pegawai Perpustakaan FIP Universitas Negeri Medan dan Pegawai

(10)

iv

9. Bapak Romiwin Hutasoit, SH sebagai kepala KASI BINADIK DAN

GIATJA LAPAS Kelas II B Tanjung Balai yang telah banyak membantu

dan mengijinkan untuk melakukan penelitian dan kepada narapidana yang

akan bebas menjadi subjek penelitian yang telah banyak memberikan

informasi dan bersedia mengikuti konseling individual pendekatan realita,

tanpa bantuan penghuni Lapas semua skripsi ini tidak akan selesai.

10.Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Burhanuddin Sirait dan Ibunda Ermawati Sitorus. Terima kasih telah merawat, mendidik, memperhatikan dan memberikan dukungan penuh baik secara material dan non material serta memberikan dukungan, doa, kasih sayang, semangat dan motivasi yang tiada henti pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Ayah dan Ibu adalah inspirasi dan penopang semangat saya dalam menyelesaikan studi ini serta motivasi-motivasi yang beliau berikan kepada saya membuat saya siap dan kuat dalam menghadapi kehidupan ini. Tak lupa buat Adik-adikku tersayang, Astri Natasi Janu Erhan Sirait, Muhammmad Satria Parhan Sirait, Juana Agnes Azura Sirait, Patriot Azizan Sirait Dan Tragisi Meiza Sirait.Terima kasih atas doa, semangat dan dukungannya selama ini kepada penulis agar penyelesaian skripsi berjalan dengan baik.

11.Terima kasih kepada sahabat-sahabatku yang telah saling mendoakan,

memberikan masukan, motivasi dan semangat bagi penulis untuk

menyelesaikan skripsi yaitu Sisca, Simi, Erlina (Bendol), Dilla, Riski,

Desi, Icha, Kinah, Lailan, Fajar, Manja, Arif. Dan tak lupa kak rukayah.

12.Seluruh Mahasiswa BK Reguler dan Ekstensi terkhusus kelas Ekstensi

stambuk 2012, yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam

(11)

v

13.Teman-teman PPL-T Unimed SMP NEGERI 1 Kuala Kabupaten Langkat

Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik tata bahasa. Untuk itu

penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua,

saya ucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2016 Penulis,

(12)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 6

1.3.Batasan Masalah ... 6

1.4.Rumusan Masalah ... 7

1.5.Tujuan Penelitian ... 7

1.6.Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

2.1.Kontrol Diri ... 9

A. Defenisi Kontrol Diri ... 9

B. Jenis Kontrol Diri ... 12

C. Ciri Individu Memiliki Kontrol Diri ... 16

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kontrol Diri ... 18

2.2.Konseling Individual ... 19

A. Pengertian Konseling Individual ... 19

B. Tujuan Konseling Individual ... 21

C. Azas-azas Konseling Individual ... 22

(13)

2.3.Pendekatan Realita ... 30

A. Pengertian Pendekatan Realita ... 30

B. Konsep Dasar Terapi Realitas ... 31

C. Ciri-Ciri Pendekatan Realita ... 33

D. Pendekatan-Pendekatan Realita ... 35

E. Tahap-Tahap Konseling Realita ... 36

F. Hubungan Konselor dan Klien ... 39

2.4.Perbedaan Konseling Pendekatan Realita Dengan Konseling Pendekatan Lainnya ... 41

2.5.Kerangka Konseptual ... 42

2.6.Hipotesis ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1.Jenis Penelitian ... 47

3.2.Desain Penelitian ... 47

3.3.Subjek Penelitian ... 48

3.4.Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 48

3.5.Langkah-Langkah Penelitian ... 49

3.6.Pendekatan Pengumpulan Data ... 49

3.7.Uji Coba Instrumen Penelitian ... 52

1. Validitas ... 52

2. Reliabilitas ... 52

3.8.Pendekatan Analisis Data ... 53

3.9.Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 55

(14)

4.2.Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 55

4.3.Pengujian Persyaratan Analisis ... 56

4.4.Uji Validitas Angket ... 56

4.5.Uji Reliabilitas Angket ... 58

4.6.Hasil Penelitian ... 58

4.7.Uji Hipotesis ... 66

4.8.Pembahasan Penelitian ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

5.1.Kesimpulan ... 71

5.2.Saran ... 72

(15)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap-Tahap Konseling 40

Tabel 3.1 Rentangan Nilai Pemberian Skor Pada Jawaban Pernyataan 50

Tabel 3.2 Kisi Kisi Angket Kontrol Diri 51

Tabel 4.1Kisi Kisi Angket Kontrol Diri Yang Sudah Valid 57

Tabel 4.2Klasifikasi Reliabilitas 58

Tabel 4.3Klasifikasi Tingkat Kontrol Diri 59

Tabel 4.4 Penjaringan Subjek Penelitian 59

Tabel 4.5Hasil Pretest 59

Tabel 4.6 Hasil Posttest 60

Tabel 4.7 Data Pretest Dan Postest 61

(16)

x

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Angket Uji Coba 69

Lampiran 2 Angket 72

Lampiran 3 Tabel Validasi Angket 75

Lampiran 4 Perhitungan Validitas Angket Kontrol Diri 76

Lampiran 5 Perhitungan Reliabilitas Kontrol Diri Narapidana

Yang Akan Bebas 79

Lampiran 6 Tabel Realibilitas 83

Lampiran 7 Data Pre-Test 84

Lampiran 8 Tabel Perhitungan Kategori Masalah Kontrol Diri pre-test 85

Lampiran 9 Perhitungan Harga Rata-rata (M), Standar Deviasi (SD) Data

Pre-Test Masalah Kontrol Diri 87

Lampiran10 Tabel Post-Test 89

Lampiran 11 Perhitungan Kategori Masalah Kontrol Post-Test 90

Lampiran 12 Perhitungan Harga Rata-rata (M), Standar Deviasi (SD) Data Post-Test 91

Lampiran 13 Tabel Tabulasi Data Penelitian 92

Lampiran 14 Uji Hipotesis 93

Lampiran 15 Perhitungan Perubahan Tentang Kontrol Diri Narapidana

Yang Akan Bebas 95

(17)

xi

Lampiran 17 Data Penduduk Lapas 98

Lampiran 18 Biodata Narapidana 99

Lampiran 19 Daftar Hadir Validasi Angket 102

Lampiran 20 Daftar Hadir Pretest 103

Lampiran 21 Daftar Hadir Konseling 104

Lampiran 21 Jadwal Penelitian 109

Lampiran 22 Rencana Pelaksanaan Layanan ( RPL ) 110

Lampiran 23 Laporan Verbatin Konseling 118

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum, sehingga setiap

kegiatan manusia atau masyarakat harus berdasarkan pada peraturan yang ada dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Salah satu bentuk tingkah laku

yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat adalah

kejahatan. Kejahatan adalah tingkah laku pada manusia yang melanggar hukum

dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. Menurut

Kartono (2013:143) kejahatan secara yuridis formal adalah bentuk tingkah laku

yang bertentangan dengan moral kemanusiaan, merugikan masyarakat, bersifat

antisosial dan melanggar hukum serta undang-undang pidana. Kejahatan atau

kriminalitas merupakan bagian dari masalah manusia dalam kehidupan

bermasyarakat sehari-hari. Semakin maraknya kejahatan atau kriminalitas

menyebabkan semakin banyak pula masalah-masalah dan keresahan yang

dirasakan oleh masyarakat.

Tindak kejahatan dapat dilakukan oleh siapapun juga, baik pria dan wanita

dan dapat berlangsung pada usia anak, dewasa ataupun lanjur usia. Kejahatan

dapat dilakukan secara sadar, yaitu dipikirkan, direncanakan, dan diarahkan pada

tujuan tertentu. Namun bisa dilakukan secara setengah sadar karena

dorongan-dorongan paksaan yang kuat (Kartono, 2013: 139).Sebagai Negara yang

(19)

dianggap melakukan perbuatan jahat dan perlu dijatuhi hukuman. Adapun

para pelaku kejahatan yang di proses secara hukum atau sedang menjalani pidana

dapat dikatakan sebagai seorang narapidana (Widagdo dalam Ardilla & Herdiana,

2013).

Salah satu penyebab tindak kejahatan dan kriminal adalah kontrol diri

yang rendah. Kontrol diri yang rendah dapat menjadi penyebab munculnya

masalah-masalah perilakujuga mengemukakan bahwa kontrol diri yang rendah

dapat menjadi sebab seseorang terlibat dalam perilaku antisosial.

Kontrol diri merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan

membaca situasi diri dan lingkungannya. Selain itu, kemampuan untuk

mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan

kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk

mengendalikan perilaku, kecenderungan menarik perhatian, keinginan mengubah

perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain, selalu konfor m

dengan orang lain, dan menutupi perasaannya (Ghufron,2010: 21). Kemampuan

untuk mengendalikan perilaku yang tidak dimiliki oleh narapidana dan hal ini

sangat dibutuhkan dalam menghadai situasi yang tidak diinginkan dalam hal

mengatasi frustasi dan ledakan emosi. Orang yang memiliki kontrol diri yang

rendah cenderung akan reaktif dan trus reaktif (terbawa hanyut kedalam situasi

yang sulit). Sedangkan orang memiliki kontrol diri yang tinggi maka akan

cenderung proaktif (punya kesadaran untuk memilih yang positif).

Kontrol diri yang harus dimiliki sesorang harus ditingkatkan untuk dapat

(20)

tinggi pada diri seseorang.Narapidana juga dapat dikatakan sebagai status bagi

orang yang melakukan kejahatan yang telah mendapat vonis oleh hakim untuk

menjalani masa hukuman sesuai dengan kejahatannya. Kehidupan dalam penjara

selalu monoton dan dibatasi narapidana akan kehilangan kebebasan dalam

berkehidupan sehari-hari. Para narapidana yang berada di penjara bukan hanya

menjalani hukuman yang diharapkan memberikan efek jera juga menjalani

pembinaan. Lembaga Pemasyarakatan menurut Undang-Undang RI No.12 Tahun

1995 pasal 1 adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan bagi narapidana.

Lembaga Pemasyarakatan berperan untuk melakukan pembinaan, membimbing,

mendidik, memperbaiki, memulihkan keadaan dan tingkah laku bagi para

narapidana agar tidak mengulangi kesalahaannya, serta dapat kembali sebagai

manusia yang berguna di tengah masyarakat. Lembaga Pemasyarakatan menjadi

salah satu tempat untuk mengembalikan narapidana pada kemampuan mengontrol

diri.

Program pembinaan kepribadian diberikan kepada warga binaan

pemasyarakatan dengan harapan dapat menjadi manusia yang lebih baik dan

menyadari kesalahannya, melalui usaha peningkatan kesadaran intelektual,

beragama, bermasyarakat, hukum, kesadaran berbangsa dan bernegara, dengan

memberantas faktor-faktor yang dapat menyebabkan narapidana berbuat hal yang

bertentangan dengan hukum, kesusilaan, agama, atau kewajiban-kewajiban sosial

lain yang dapat dikenakan pidana apabila dilanggar (Harsono, 1995: 18). Namun,

tidak dipungkiri bahwa didalam Lembaga Pemasyarakatan tidak hanya ada

narapida dengan kasus yang sama. Berbagai kasus kejahatan yang ada dalam

(21)

apabila sudah bebas dari Lembaga Pemasyarakatan. Hal itu dapat terjadi jika para

narapidana masih memiliki kontrol diri yang rendah karena tidak menerima proses

pembinaan dengan baik. Jika Narapidana menganggap program pembinaan

kepribadian negatif menganggap bahwa program pembinaan kepribadian tidak

berguna untuk dirinya. Dan tak jarang seorang narapida yang telah bebas dari

Lembaga Pemasyarakatan akan kembali mendekam di Lembaga Pemasyarakatan

karena mengulang kesalahan yang sama ataupun lebih berat.

Dalam penelitian terdahulu oleh Torkis F Siregar (2009) dalam studi

analisisnya mengatakan faktor kembalinya seorang mantan narapidana menjadi

narapidana kembali karena tata cara (prisonisasi) kehidupan didalam penjara.

Akibat dari prisonisasi akan memberikan dorongan yang kuat kepada seorang

narapidana untuk mengulangi perbuatan pidana setelah ia keluar dari lembaga,

karena ia telah mendapat bekal pengetahuan dan sejumlah informasi mengenai

berbagai hal tentang kejahatan. Pada awalnya karean rendahnya kontrol diri

narapida sehingga narapidana tersebut melakukan kejahatan namun karena

narapidana mulai menyesuaikan diri dengan kehidupan dipenjara dnegan kontrol

diri yang lemah maka besar kemungkinan narapidana tersebut dapat kembali

mengulang kesalahan yang sama karena tidak dapat mengendalikan bagian

tingkah lakunya sendiri ketika sedang menghadapi situasi dan akan memberikan

respon positif atau negatif.

Setelah menjalani masa hukuman, narapidana akan kembali hidup di

tengah-tengah masyarakat akan mengalami perubahan dalam berperilaku atau

tetap pada perilaku yang ada. Salah satu upaya yang dilakukan untuk

(22)

pemberian layanan konseling individualpendekatan realita pada narapidana yang

akan dibebaskan.Konseling merupakan suatu proses intervensi yang bersifat

membantu individu untuk meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri dan

hubungannya dengan orang lain. Konseling bisa dilakukan secara individual

maupun kelompok. Dalam layanan konseling individual, konselor memberi ruang

dan suasana yang memungkinkan konseli membuka diri setransparan mungkin.

Dalam konseling diharapkan konseli dapat merubah sikap, keputusan diri sendiri

sehingga ia dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan

memberikan kesejahteraan pada diri sendiri dan masyarakat sekitar. Pemilihan

dan penyesuaian yang tepat dapat memberikan perkembangan ini individu lebih

baik dalam lingkungannya.

Ada beberapa pendekatan yang dapat diterapkan dalam konseling

individual yaitu Rational emotive therapy, Konseling Behavioristik, dan

wawancara untuk menyesuaikan diri (Interview for adjustment) (Winkel 2006:

619). Konseling Behavioristk terbagi dalam Terapi Realita dan Multimodal

Counseling. Terapi realitas menenkankan pertimbangan-pertimbangan nilai.

Terapi realitas menempatkan pokok kepentingannya pada peran klien dalam

menilai kualitas tingkah lakunya sendiri dalam menentukan apa yang membantu

kegagalan yang dialaminya. Terapi ini beranggapan bahwa perubahan mustahil

terjadi tanpa melihat pada tingkah laku dan membuat beberapa ketentuan

mengenai sifat-sifat konstruktif dan destruktifnya. Jika para klien menjadi sadar

bahwa mereka tidak akan memperoleh apa yang mereka inginkan dan bahwa

tingkah laku mereka merusak diri, maka ada kemungkinan yang nyata untuk

(23)

alternatif - alternatif bisa lebih baik daripada gaya mereka sekarang yang tidak

realistis (Corey,2005 : 266 - 267). Maka dalam penelitian ini peneliti menganggap

pendekatan yang paling sesuai untuk diterapkan adalah terapi realita.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

meneliti “Pengaruh Layanan Konseling Individual Pendekatan Realita Tehadap

Kontrol Diri Narapida Yang Akan Bebas Di Lapas Kelas II B TANJUNG BALAI”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas identifikasi masalah adalah

sebagai berikut :

 Banyaknya narapidana yang mengalami kontrol diri rendah

sehingga masih berpeluang mengulangi kesalahan yang sama.  Pembinaan pada saat menjalani hukuman selama menjadi

narapidana tidak diterima dengan baik.

 Belum diketahui pengaruh konseling kelompok dengan pendekatan

realita terhadap kontrol diri narapidana yang akan dibebaskan.

1.3 Batasan masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dikemukakan diatas, perlu kiranya dilakukan pembatasan masalah dalam

penelitian ini agar masalah yang diteleti lebih jelas dan terarah. Masalah dalam

(24)

pendekatanrealita Tehadap Kontrol Diri Narapida Yang Akan Bebas Lapas Kelas II B Tanjung Balai Tahun 2016”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang ada, maka rumusan masalah dari

penelitian ini sebagai berikut : adakah pengaruh layanan konseling individual

pendekatan realita tehadap kontrol diri narapida yang akan bebas Lapas kelas II

B Tanjung Balai Tahun 2016 ?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini ditunjukkan untuk mengetahui pengaruh konseling

individual pendekatan realita tehadap kontrol diri narapida yang akan bebas Lapas

kelas II B Tanjung Balai Tahun 2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis berharap semoga hasil dari penelitian ini

memberimanfaat konseptual utama kepada layanan bimbingan konseling.

 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat sbagai berikut :

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

bagi perkembangan teori pelaksanaan bimbingan konseling

dengan pendekatan realita terhadap kemampuan kontrol diri

narapidana yang akan dibebaskan, sehingga dijadikan sumber

(25)

b. Sebagai bahan pijakan untuk mengembangkan

penelitian-penelitian yang menggunakan layanan konseling individual.

 Manfaat praktis

a. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam

menerapkan konseling individual.

b. Bagi sipir penjara digunakan sebagai bahan masukan

khususnya dalam membina dan membimbing narapidana dalam

mengontrol diri selama berada dalam masa tahanah.

c. Bagi narapidana terutama subjek penelitian, diharapkan dapat

mmperoleh pengalaman langsung mengenai pemahaman

kontrol diri yang harus dimiliki.

d. Bagi Konselordapat menjadi dasar dalam meningkatkan

profesionalitas dalam pemberian layanan kepada siapapun dan

menjadi memberi pengetahuan tentang konseling pendekatan

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang upaya meningkatkan kontrol diri

narapidana yang akan bebas, secara umum dapat disimpulkan bahwa layanan

konseling individual pendekatan realita dapat dijadikan sebagai suatu upaya untuk

meningkatkan kontrol diri yang dimiliki oleh narapidana yang akan bebas.

Adapun secara rinci dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

Subjek penelitian sebelum mereka mengikuti kegiatan bimbingan

kelompok termasuk dalam kriteria rendah (41,66). Sebelum mengikuti layanan

konseling individual pendekatan realita subjek penelitian masih saja sulit untuk

mengontrol diri dilihat dari terjadinya pertengkaran didalam sel tahanan dan

bahkan mulai menerima pengaruh buruk dari teman sesama didalam sel. Setelah

diberikan layanan konseling individualpendekatan realita menunjukkan

perubahan. Tingkat kontrol diri narapidana yang akan bebas sebelum

memperoleh layanan konseling individual pendekatan realita (41,66) setelah

mengikuti layanan konseling individual pendekatan realita mengalami perubahan

menjadi (73). Meningkat sebanyak 75,2%, perhitungan Jadi Jhitung = 0 dengan , α = 0,05 dan n = 3 , maka berdasarkan daftar, Jtabel = 0. Dengan demikian

Jhitung >Jtabel(0>0). Jadi dapat disimpulkan bahwa ada “Pengaruh Layanan

(27)

5.2 Saran

 Bagi LAPAS KELAS II B KOTA TANJUNG BALAI agar menyusun

program-program yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan psikologis

di samping kebutuhan pokok, juga bimbingan psikologis berupa

bimbingan kontrol diri (perilaku, kognitif dan keputusan)

 Bagi para narapidana hendaknya melakukan kegiatan yang bermanfaat,

minimal setiap minggu sekali, hal ini bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan berfikir, menganalisa, memprediksi dan meningkatkan

kontrol diri.

 Bagi peneliti selanjutnya dapat menggembangkan penelitian dengan

topik-topik terkait dengan kontrol diri (kontrol perilaku, kognitif dan

(28)

DAFTAR PUSTAKA

__________. 2015. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. ______: ________

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta

Corey, Gerald. 2005. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama

Chaplin,J.P. 1997. Kamus Lengkap Psikologi Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Calhoun. James. F & Joan Ross Acocella, 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan hubungan Kemanusiaan. Edisi ke-3 Semarang: IKIP.

Ghufron, Nur. 2010: teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar Ruz Media

Goleman,2002. kecerdasan emosional.jakarta: gramedia pustaka utama

Hurlock. 1990. Psikologi perkembangan.Jakarta: Aksara Pratama

Harsono.1995.

Kartono, kartini. 2013. Patologi sosial. Bandung : RajaGrafindo Persada

Lubis, Namora Lumongga. 2011. Memahami Dasar – Dasar Konseling. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Prayitno. 2004 : Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT Rineka Cipta

Ririn, anggraini.1 juni 2012. Hubungan antara kontrol diri dan perilaku konsumtif Mahasiswi universitas esa unggul (online), dalam http://journal.unair.ac.id/f ierPDF/110810241_ringkasan.pdf (diakses 11/1/2016): 12:47/ senin.

(29)

Siregar.Torkis. F.2009. Bentuk pembinaan residivis untuk mencegah penanggulangan tindak pidana dilembaga pemasyarakatan LP Kelas II B Siborng borong. (online) dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234 56789/4929/1/09E01884.pdf/(diakses 4/1/2016)15:45/jumat

Undang-Undang RI No.12 Tahun 1995Lembaga Pemasyarakatan

wibisono, 2013 http://journal.unair.ac.id/filerPDF/110810241_ringkasan.pdf. diakses pada 07 februari 2016

Winkel, WS dan MM Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Gambar

Tabel 2.1 Tahap-Tahap Konseling

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Studi literatur Review: Efek Farmakologi Daun Kerinyuh (Chromolanae Odorata L.).” Penulisan

Melihat uraian di atas, dapat dipahami bahwa peran kegiatan keagamaan Ikatan Remaja Masjid (IRMAS) Baiturrahman Desa Tugulor Karanganyar Demak adalah baik, ini

Permasalahan-permasalahan yang terjadi akibat dari jajanan kurang sehat di Sekolah dapat teratasi melalui berbagai macam hal diantaranya adalah melalui penyuluhan

Beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan perilaku yang ditampilkan oleh karyawan yang tidak hanya

Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata atau kaidah

Bitcoin is about more than just the current exchange price, but a lot of people want to focus their attention on keeping up to date with the current bitcoin value. There are

Biztosan elmondható, hogy tökéletesen biztonságos hálózat nem létezik, csak törekedhetünk arra, hogy minél kevesebb legyen a gyenge pont.. Kísérletet kell tenni arra, hogy

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk membahas lebih jelas mengenai pelaksanaan pembagian hak ahli waris yang didasarkan pada penggantian tempat kedudukan menurut