PENGARUHLAYANANKONSELING INDIVIDUAL
PENDEKATAN REALITATERHADAP KONTROL
DIRI NARAPIDANA YANG AKAN BEBAS DI
LAPAS KELAS II BKOTA TANJUNG BALAI
TAHUN 2016
SKRIPSI
Oleh :
Dinda Desira Erhan NIM :1123351004
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
DATA PRIBADI
Nama : DINDA DESIRA ERHAN
Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Balai/ 19 Desember 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Golongan Darah : B
Nama Ayah : Burhanuddin Sirait
Pekerjaan : Wiraswasta
Sekolah Dasar : SD Negeri 132406 Tanjung Balai Tahun Ajaran 2000 s/d 2006 Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 6 Tanjung Balai Tahun Ajaran 2006 s/d 2009 Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 7 Tanjung Balai
Tahun Ajaran 2009 s/d 2012
PENGALAMAN KULIAH
1. Pernah melaksanakan PPLT di SMP Negeri 1 Kuala, Langkat
2. Pernah melaksanakan Penelitian di LAPAS Kelas II B Kota Tanjung Balai
Hormat Saya,
i
ABSTRAK
DINDA DESIRA ERHAN.NIM. 1123351004. Pengaruh Layanan Konseling Individual Pendekatan Realita Terhadap Kontrol Diri Narapidana Yang Akan Di Bebas Lapas Kelas II B Tanjungbalai Tahun 2016. Skripsi, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan. 2016.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: AdakahPengaruh Layanan Konseling Individual Pendekatan Realita Terhadap Kontrol Diri Narapidana Yang Akan Bebas Di Lapas Kelas II B Tanjungbalai Tahun 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Layanan Konseling Individual Pendekatan Realita Terhadap Kontrol Diri Narapidana Yang Akan Bebas Di Lapas Kelas II B Tanjungbalai Tahun 2016.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain pre-test dan post – test. Subjek dalam penelitian ini adalah narapidana yang akan bebas pada bulan Mei 2016 yang terdiri dari 3 orang narapidana. Instrument yang digunakan adalah angket untuk mengetahui tingkat kontrol diri narapidana, Instrument diberikan sebelum dan sesudah pelaksanaan konseling individual pendekatan realita. Pendekatan analisis data dalam penelitian ini menggunakan Uji Wicoxon.
Hasil analisa data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah nilaiJhitung = 6 dengan α = 0,05 dan n = 3, maka berdasarkan daftar, Ttabel = 0. Dengan demikian Jhitung >Jtabel(0>0). Data Pre-test diperoleh rata – rata 41,66 sedangkan setelah pemberian layanan konseling kelompok dengan pendekatan realita (Post-test) diperoleh rata-rata 73. Artinya perbedaan rata-rata narapidana yang akan bebas setelah mendapat layanan konseling individual pendekatan realita lebih tinggi daripada sebelum mendapat layanan konseling individual pendekatan realita. Perubahan peningkatan interval kontrol diri narapidana yang akan bebas setelah diberi layanan konseling Individual dengan pendekatan realita sebesar 75,2 %. Hal ini menunjukan Pengaruh Layanan Konseling Individual Pendekatan Realita Terhadap Kontrol Diri Narapidana Yang Akan Bebas Lapas Kelas II Tanjungbalai Tahun 2016 atau hipotetsis diterima
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan bantuan-Nya sehingga pada waktunya penulis dapat menyelesaikan propsal yang berjudul “ Pengaruh Layanan Konseling Individual Pendekatan Realita Terhadap Kontrol Diri Narapidana Yang Akan Bebas Di Lapas Kelas II B Tanjungbalai Tahun 2016”. Merupakan persyaratan untuk menulis skripsi dalam gelar sarjana.
Selama dalam tahap penyelesaian skripsi ini, penulis banyak sekali mengalami kesulitan namun dengan keyakinan dan atas bantuan Allah SWT. Hingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing skripsi saya yaitu ibu Dra. Zuraida lubis, M.Pd, Kons. atas bimbingan dan pantauan yang sangat berarti dalam setiap proses penulisan yang telah berlangsung. Dan tak lupa yang paling istimewa penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada kedua orang tua beserta seluruh anggota keluarga yang telah mendoakan proses pembelajaran penulis sepanjang pengerjaan tugas-tugas peneliti. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman atas dukungan dan semangat yang telah diberikan sehingga proposal ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED.
iii
3. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd, Kons. Selaku Ketua Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Medan yang telah memberi
masukan yang bermanfaat untuk menyelesaikan skripsi ini. Serta Ibu
Dra. Nur Arjani, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan Universitas Negeri Medan.
4. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd, Kons. Selaku Dosen Pembimbing
Akademik dan Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
membimbing penulis selama mengikuti pendidikan di FIP UNIMED
sampai menyelesaikan skripsi.
5. Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty, MS. Kons., S.Psi, Ibu Dra. Nur Arjani, M.Pd,
dan Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah
banyak memberi masukan dan mengkoreksi dalam menyempurnakan
skripsi ini.
6. Seluruh Dosen yang ada di Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Fakultas ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama mengikuti
pendidikan.
7. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama dalam usaha
surat-menyurat.
8. Pegawai Perpustakaan FIP Universitas Negeri Medan dan Pegawai
iv
9. Bapak Romiwin Hutasoit, SH sebagai kepala KASI BINADIK DAN
GIATJA LAPAS Kelas II B Tanjung Balai yang telah banyak membantu
dan mengijinkan untuk melakukan penelitian dan kepada narapidana yang
akan bebas menjadi subjek penelitian yang telah banyak memberikan
informasi dan bersedia mengikuti konseling individual pendekatan realita,
tanpa bantuan penghuni Lapas semua skripsi ini tidak akan selesai.
10.Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Burhanuddin Sirait dan Ibunda Ermawati Sitorus. Terima kasih telah merawat, mendidik, memperhatikan dan memberikan dukungan penuh baik secara material dan non material serta memberikan dukungan, doa, kasih sayang, semangat dan motivasi yang tiada henti pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Ayah dan Ibu adalah inspirasi dan penopang semangat saya dalam menyelesaikan studi ini serta motivasi-motivasi yang beliau berikan kepada saya membuat saya siap dan kuat dalam menghadapi kehidupan ini. Tak lupa buat Adik-adikku tersayang, Astri Natasi Janu Erhan Sirait, Muhammmad Satria Parhan Sirait, Juana Agnes Azura Sirait, Patriot Azizan Sirait Dan Tragisi Meiza Sirait.Terima kasih atas doa, semangat dan dukungannya selama ini kepada penulis agar penyelesaian skripsi berjalan dengan baik.
11.Terima kasih kepada sahabat-sahabatku yang telah saling mendoakan,
memberikan masukan, motivasi dan semangat bagi penulis untuk
menyelesaikan skripsi yaitu Sisca, Simi, Erlina (Bendol), Dilla, Riski,
Desi, Icha, Kinah, Lailan, Fajar, Manja, Arif. Dan tak lupa kak rukayah.
12.Seluruh Mahasiswa BK Reguler dan Ekstensi terkhusus kelas Ekstensi
stambuk 2012, yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam
v
13.Teman-teman PPL-T Unimed SMP NEGERI 1 Kuala Kabupaten Langkat
Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik tata bahasa. Untuk itu
penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
saya ucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2016 Penulis,
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang Masalah ... 1
1.2.Identifikasi Masalah ... 6
1.3.Batasan Masalah ... 6
1.4.Rumusan Masalah ... 7
1.5.Tujuan Penelitian ... 7
1.6.Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI ... 9
2.1.Kontrol Diri ... 9
A. Defenisi Kontrol Diri ... 9
B. Jenis Kontrol Diri ... 12
C. Ciri Individu Memiliki Kontrol Diri ... 16
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kontrol Diri ... 18
2.2.Konseling Individual ... 19
A. Pengertian Konseling Individual ... 19
B. Tujuan Konseling Individual ... 21
C. Azas-azas Konseling Individual ... 22
2.3.Pendekatan Realita ... 30
A. Pengertian Pendekatan Realita ... 30
B. Konsep Dasar Terapi Realitas ... 31
C. Ciri-Ciri Pendekatan Realita ... 33
D. Pendekatan-Pendekatan Realita ... 35
E. Tahap-Tahap Konseling Realita ... 36
F. Hubungan Konselor dan Klien ... 39
2.4.Perbedaan Konseling Pendekatan Realita Dengan Konseling Pendekatan Lainnya ... 41
2.5.Kerangka Konseptual ... 42
2.6.Hipotesis ... 46
BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1.Jenis Penelitian ... 47
3.2.Desain Penelitian ... 47
3.3.Subjek Penelitian ... 48
3.4.Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 48
3.5.Langkah-Langkah Penelitian ... 49
3.6.Pendekatan Pengumpulan Data ... 49
3.7.Uji Coba Instrumen Penelitian ... 52
1. Validitas ... 52
2. Reliabilitas ... 52
3.8.Pendekatan Analisis Data ... 53
3.9.Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 55
4.2.Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 55
4.3.Pengujian Persyaratan Analisis ... 56
4.4.Uji Validitas Angket ... 56
4.5.Uji Reliabilitas Angket ... 58
4.6.Hasil Penelitian ... 58
4.7.Uji Hipotesis ... 66
4.8.Pembahasan Penelitian ... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71
5.1.Kesimpulan ... 71
5.2.Saran ... 72
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahap-Tahap Konseling 40
Tabel 3.1 Rentangan Nilai Pemberian Skor Pada Jawaban Pernyataan 50
Tabel 3.2 Kisi Kisi Angket Kontrol Diri 51
Tabel 4.1Kisi Kisi Angket Kontrol Diri Yang Sudah Valid 57
Tabel 4.2Klasifikasi Reliabilitas 58
Tabel 4.3Klasifikasi Tingkat Kontrol Diri 59
Tabel 4.4 Penjaringan Subjek Penelitian 59
Tabel 4.5Hasil Pretest 59
Tabel 4.6 Hasil Posttest 60
Tabel 4.7 Data Pretest Dan Postest 61
x
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Angket Uji Coba 69
Lampiran 2 Angket 72
Lampiran 3 Tabel Validasi Angket 75
Lampiran 4 Perhitungan Validitas Angket Kontrol Diri 76
Lampiran 5 Perhitungan Reliabilitas Kontrol Diri Narapidana
Yang Akan Bebas 79
Lampiran 6 Tabel Realibilitas 83
Lampiran 7 Data Pre-Test 84
Lampiran 8 Tabel Perhitungan Kategori Masalah Kontrol Diri pre-test 85
Lampiran 9 Perhitungan Harga Rata-rata (M), Standar Deviasi (SD) Data
Pre-Test Masalah Kontrol Diri 87
Lampiran10 Tabel Post-Test 89
Lampiran 11 Perhitungan Kategori Masalah Kontrol Post-Test 90
Lampiran 12 Perhitungan Harga Rata-rata (M), Standar Deviasi (SD) Data Post-Test 91
Lampiran 13 Tabel Tabulasi Data Penelitian 92
Lampiran 14 Uji Hipotesis 93
Lampiran 15 Perhitungan Perubahan Tentang Kontrol Diri Narapidana
Yang Akan Bebas 95
xi
Lampiran 17 Data Penduduk Lapas 98
Lampiran 18 Biodata Narapidana 99
Lampiran 19 Daftar Hadir Validasi Angket 102
Lampiran 20 Daftar Hadir Pretest 103
Lampiran 21 Daftar Hadir Konseling 104
Lampiran 21 Jadwal Penelitian 109
Lampiran 22 Rencana Pelaksanaan Layanan ( RPL ) 110
Lampiran 23 Laporan Verbatin Konseling 118
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum, sehingga setiap
kegiatan manusia atau masyarakat harus berdasarkan pada peraturan yang ada dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Salah satu bentuk tingkah laku
yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat adalah
kejahatan. Kejahatan adalah tingkah laku pada manusia yang melanggar hukum
dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. Menurut
Kartono (2013:143) kejahatan secara yuridis formal adalah bentuk tingkah laku
yang bertentangan dengan moral kemanusiaan, merugikan masyarakat, bersifat
antisosial dan melanggar hukum serta undang-undang pidana. Kejahatan atau
kriminalitas merupakan bagian dari masalah manusia dalam kehidupan
bermasyarakat sehari-hari. Semakin maraknya kejahatan atau kriminalitas
menyebabkan semakin banyak pula masalah-masalah dan keresahan yang
dirasakan oleh masyarakat.
Tindak kejahatan dapat dilakukan oleh siapapun juga, baik pria dan wanita
dan dapat berlangsung pada usia anak, dewasa ataupun lanjur usia. Kejahatan
dapat dilakukan secara sadar, yaitu dipikirkan, direncanakan, dan diarahkan pada
tujuan tertentu. Namun bisa dilakukan secara setengah sadar karena
dorongan-dorongan paksaan yang kuat (Kartono, 2013: 139).Sebagai Negara yang
dianggap melakukan perbuatan jahat dan perlu dijatuhi hukuman. Adapun
para pelaku kejahatan yang di proses secara hukum atau sedang menjalani pidana
dapat dikatakan sebagai seorang narapidana (Widagdo dalam Ardilla & Herdiana,
2013).
Salah satu penyebab tindak kejahatan dan kriminal adalah kontrol diri
yang rendah. Kontrol diri yang rendah dapat menjadi penyebab munculnya
masalah-masalah perilakujuga mengemukakan bahwa kontrol diri yang rendah
dapat menjadi sebab seseorang terlibat dalam perilaku antisosial.
Kontrol diri merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan
membaca situasi diri dan lingkungannya. Selain itu, kemampuan untuk
mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan
kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk
mengendalikan perilaku, kecenderungan menarik perhatian, keinginan mengubah
perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain, selalu konfor m
dengan orang lain, dan menutupi perasaannya (Ghufron,2010: 21). Kemampuan
untuk mengendalikan perilaku yang tidak dimiliki oleh narapidana dan hal ini
sangat dibutuhkan dalam menghadai situasi yang tidak diinginkan dalam hal
mengatasi frustasi dan ledakan emosi. Orang yang memiliki kontrol diri yang
rendah cenderung akan reaktif dan trus reaktif (terbawa hanyut kedalam situasi
yang sulit). Sedangkan orang memiliki kontrol diri yang tinggi maka akan
cenderung proaktif (punya kesadaran untuk memilih yang positif).
Kontrol diri yang harus dimiliki sesorang harus ditingkatkan untuk dapat
tinggi pada diri seseorang.Narapidana juga dapat dikatakan sebagai status bagi
orang yang melakukan kejahatan yang telah mendapat vonis oleh hakim untuk
menjalani masa hukuman sesuai dengan kejahatannya. Kehidupan dalam penjara
selalu monoton dan dibatasi narapidana akan kehilangan kebebasan dalam
berkehidupan sehari-hari. Para narapidana yang berada di penjara bukan hanya
menjalani hukuman yang diharapkan memberikan efek jera juga menjalani
pembinaan. Lembaga Pemasyarakatan menurut Undang-Undang RI No.12 Tahun
1995 pasal 1 adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan bagi narapidana.
Lembaga Pemasyarakatan berperan untuk melakukan pembinaan, membimbing,
mendidik, memperbaiki, memulihkan keadaan dan tingkah laku bagi para
narapidana agar tidak mengulangi kesalahaannya, serta dapat kembali sebagai
manusia yang berguna di tengah masyarakat. Lembaga Pemasyarakatan menjadi
salah satu tempat untuk mengembalikan narapidana pada kemampuan mengontrol
diri.
Program pembinaan kepribadian diberikan kepada warga binaan
pemasyarakatan dengan harapan dapat menjadi manusia yang lebih baik dan
menyadari kesalahannya, melalui usaha peningkatan kesadaran intelektual,
beragama, bermasyarakat, hukum, kesadaran berbangsa dan bernegara, dengan
memberantas faktor-faktor yang dapat menyebabkan narapidana berbuat hal yang
bertentangan dengan hukum, kesusilaan, agama, atau kewajiban-kewajiban sosial
lain yang dapat dikenakan pidana apabila dilanggar (Harsono, 1995: 18). Namun,
tidak dipungkiri bahwa didalam Lembaga Pemasyarakatan tidak hanya ada
narapida dengan kasus yang sama. Berbagai kasus kejahatan yang ada dalam
apabila sudah bebas dari Lembaga Pemasyarakatan. Hal itu dapat terjadi jika para
narapidana masih memiliki kontrol diri yang rendah karena tidak menerima proses
pembinaan dengan baik. Jika Narapidana menganggap program pembinaan
kepribadian negatif menganggap bahwa program pembinaan kepribadian tidak
berguna untuk dirinya. Dan tak jarang seorang narapida yang telah bebas dari
Lembaga Pemasyarakatan akan kembali mendekam di Lembaga Pemasyarakatan
karena mengulang kesalahan yang sama ataupun lebih berat.
Dalam penelitian terdahulu oleh Torkis F Siregar (2009) dalam studi
analisisnya mengatakan faktor kembalinya seorang mantan narapidana menjadi
narapidana kembali karena tata cara (prisonisasi) kehidupan didalam penjara.
Akibat dari prisonisasi akan memberikan dorongan yang kuat kepada seorang
narapidana untuk mengulangi perbuatan pidana setelah ia keluar dari lembaga,
karena ia telah mendapat bekal pengetahuan dan sejumlah informasi mengenai
berbagai hal tentang kejahatan. Pada awalnya karean rendahnya kontrol diri
narapida sehingga narapidana tersebut melakukan kejahatan namun karena
narapidana mulai menyesuaikan diri dengan kehidupan dipenjara dnegan kontrol
diri yang lemah maka besar kemungkinan narapidana tersebut dapat kembali
mengulang kesalahan yang sama karena tidak dapat mengendalikan bagian
tingkah lakunya sendiri ketika sedang menghadapi situasi dan akan memberikan
respon positif atau negatif.
Setelah menjalani masa hukuman, narapidana akan kembali hidup di
tengah-tengah masyarakat akan mengalami perubahan dalam berperilaku atau
tetap pada perilaku yang ada. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
pemberian layanan konseling individualpendekatan realita pada narapidana yang
akan dibebaskan.Konseling merupakan suatu proses intervensi yang bersifat
membantu individu untuk meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri dan
hubungannya dengan orang lain. Konseling bisa dilakukan secara individual
maupun kelompok. Dalam layanan konseling individual, konselor memberi ruang
dan suasana yang memungkinkan konseli membuka diri setransparan mungkin.
Dalam konseling diharapkan konseli dapat merubah sikap, keputusan diri sendiri
sehingga ia dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan
memberikan kesejahteraan pada diri sendiri dan masyarakat sekitar. Pemilihan
dan penyesuaian yang tepat dapat memberikan perkembangan ini individu lebih
baik dalam lingkungannya.
Ada beberapa pendekatan yang dapat diterapkan dalam konseling
individual yaitu Rational emotive therapy, Konseling Behavioristik, dan
wawancara untuk menyesuaikan diri (Interview for adjustment) (Winkel 2006:
619). Konseling Behavioristk terbagi dalam Terapi Realita dan Multimodal
Counseling. Terapi realitas menenkankan pertimbangan-pertimbangan nilai.
Terapi realitas menempatkan pokok kepentingannya pada peran klien dalam
menilai kualitas tingkah lakunya sendiri dalam menentukan apa yang membantu
kegagalan yang dialaminya. Terapi ini beranggapan bahwa perubahan mustahil
terjadi tanpa melihat pada tingkah laku dan membuat beberapa ketentuan
mengenai sifat-sifat konstruktif dan destruktifnya. Jika para klien menjadi sadar
bahwa mereka tidak akan memperoleh apa yang mereka inginkan dan bahwa
tingkah laku mereka merusak diri, maka ada kemungkinan yang nyata untuk
alternatif - alternatif bisa lebih baik daripada gaya mereka sekarang yang tidak
realistis (Corey,2005 : 266 - 267). Maka dalam penelitian ini peneliti menganggap
pendekatan yang paling sesuai untuk diterapkan adalah terapi realita.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
meneliti “Pengaruh Layanan Konseling Individual Pendekatan Realita Tehadap
Kontrol Diri Narapida Yang Akan Bebas Di Lapas Kelas II B TANJUNG BALAI”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas identifikasi masalah adalah
sebagai berikut :
Banyaknya narapidana yang mengalami kontrol diri rendah
sehingga masih berpeluang mengulangi kesalahan yang sama. Pembinaan pada saat menjalani hukuman selama menjadi
narapidana tidak diterima dengan baik.
Belum diketahui pengaruh konseling kelompok dengan pendekatan
realita terhadap kontrol diri narapidana yang akan dibebaskan.
1.3 Batasan masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan diatas, perlu kiranya dilakukan pembatasan masalah dalam
penelitian ini agar masalah yang diteleti lebih jelas dan terarah. Masalah dalam
pendekatanrealita Tehadap Kontrol Diri Narapida Yang Akan Bebas Lapas Kelas II B Tanjung Balai Tahun 2016”.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang ada, maka rumusan masalah dari
penelitian ini sebagai berikut : adakah pengaruh layanan konseling individual
pendekatan realita tehadap kontrol diri narapida yang akan bebas Lapas kelas II
B Tanjung Balai Tahun 2016 ?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini ditunjukkan untuk mengetahui pengaruh konseling
individual pendekatan realita tehadap kontrol diri narapida yang akan bebas Lapas
kelas II B Tanjung Balai Tahun 2016.
1.6 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis berharap semoga hasil dari penelitian ini
memberimanfaat konseptual utama kepada layanan bimbingan konseling.
Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat sbagai berikut :
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
bagi perkembangan teori pelaksanaan bimbingan konseling
dengan pendekatan realita terhadap kemampuan kontrol diri
narapidana yang akan dibebaskan, sehingga dijadikan sumber
b. Sebagai bahan pijakan untuk mengembangkan
penelitian-penelitian yang menggunakan layanan konseling individual.
Manfaat praktis
a. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam
menerapkan konseling individual.
b. Bagi sipir penjara digunakan sebagai bahan masukan
khususnya dalam membina dan membimbing narapidana dalam
mengontrol diri selama berada dalam masa tahanah.
c. Bagi narapidana terutama subjek penelitian, diharapkan dapat
mmperoleh pengalaman langsung mengenai pemahaman
kontrol diri yang harus dimiliki.
d. Bagi Konselordapat menjadi dasar dalam meningkatkan
profesionalitas dalam pemberian layanan kepada siapapun dan
menjadi memberi pengetahuan tentang konseling pendekatan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang upaya meningkatkan kontrol diri
narapidana yang akan bebas, secara umum dapat disimpulkan bahwa layanan
konseling individual pendekatan realita dapat dijadikan sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan kontrol diri yang dimiliki oleh narapidana yang akan bebas.
Adapun secara rinci dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Subjek penelitian sebelum mereka mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok termasuk dalam kriteria rendah (41,66). Sebelum mengikuti layanan
konseling individual pendekatan realita subjek penelitian masih saja sulit untuk
mengontrol diri dilihat dari terjadinya pertengkaran didalam sel tahanan dan
bahkan mulai menerima pengaruh buruk dari teman sesama didalam sel. Setelah
diberikan layanan konseling individualpendekatan realita menunjukkan
perubahan. Tingkat kontrol diri narapidana yang akan bebas sebelum
memperoleh layanan konseling individual pendekatan realita (41,66) setelah
mengikuti layanan konseling individual pendekatan realita mengalami perubahan
menjadi (73). Meningkat sebanyak 75,2%, perhitungan Jadi Jhitung = 0 dengan , α = 0,05 dan n = 3 , maka berdasarkan daftar, Jtabel = 0. Dengan demikian
Jhitung >Jtabel(0>0). Jadi dapat disimpulkan bahwa ada “Pengaruh Layanan
5.2 Saran
Bagi LAPAS KELAS II B KOTA TANJUNG BALAI agar menyusun
program-program yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan psikologis
di samping kebutuhan pokok, juga bimbingan psikologis berupa
bimbingan kontrol diri (perilaku, kognitif dan keputusan)
Bagi para narapidana hendaknya melakukan kegiatan yang bermanfaat,
minimal setiap minggu sekali, hal ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan berfikir, menganalisa, memprediksi dan meningkatkan
kontrol diri.
Bagi peneliti selanjutnya dapat menggembangkan penelitian dengan
topik-topik terkait dengan kontrol diri (kontrol perilaku, kognitif dan
DAFTAR PUSTAKA
__________. 2015. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. ______: ________
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta
Corey, Gerald. 2005. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama
Chaplin,J.P. 1997. Kamus Lengkap Psikologi Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Calhoun. James. F & Joan Ross Acocella, 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan hubungan Kemanusiaan. Edisi ke-3 Semarang: IKIP.
Ghufron, Nur. 2010: teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar Ruz Media
Goleman,2002. kecerdasan emosional.jakarta: gramedia pustaka utama
Hurlock. 1990. Psikologi perkembangan.Jakarta: Aksara Pratama
Harsono.1995.
Kartono, kartini. 2013. Patologi sosial. Bandung : RajaGrafindo Persada
Lubis, Namora Lumongga. 2011. Memahami Dasar – Dasar Konseling. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Prayitno. 2004 : Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT Rineka Cipta
Ririn, anggraini.1 juni 2012. Hubungan antara kontrol diri dan perilaku konsumtif Mahasiswi universitas esa unggul (online), dalam http://journal.unair.ac.id/f ierPDF/110810241_ringkasan.pdf (diakses 11/1/2016): 12:47/ senin.
Siregar.Torkis. F.2009. Bentuk pembinaan residivis untuk mencegah penanggulangan tindak pidana dilembaga pemasyarakatan LP Kelas II B Siborng borong. (online) dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234 56789/4929/1/09E01884.pdf/(diakses 4/1/2016)15:45/jumat
Undang-Undang RI No.12 Tahun 1995Lembaga Pemasyarakatan
wibisono, 2013 http://journal.unair.ac.id/filerPDF/110810241_ringkasan.pdf. diakses pada 07 februari 2016
Winkel, WS dan MM Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.