• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Indeks Satuan Kerja Untuk Pekerja Proyek Pada Proyek Jalan Dan Bangunan Perumahan Dengan Metode “Time & Motion Study Analysis”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbandingan Indeks Satuan Kerja Untuk Pekerja Proyek Pada Proyek Jalan Dan Bangunan Perumahan Dengan Metode “Time & Motion Study Analysis”"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN INDEKS SATUAN KERJA UNTUK PEKERJA PROYEK PADA PROYEK JALAN DAN BANGUNAN PERUMAHAN

DENGAN METODE “TIME & MOTION STUDY ANALYSIS”

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil

Dikerjakan oleh:

DONNY FRANKY BANGUN

030404093

BIDANG STUDI TRANSPORTASI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

ABSTRAK

Dalam beberapa pekerjaan proyek terdapat jenis pekerjaan yang sama untuk jenis proyek yang berbeda diantaranya pekerjaan pasangan dinding dan pekerjaan plesteran dimana untuk proyek jalan dikerjakan pada pembuatan drainase jalan dan untuk proyek bangunan dikerjaan pada pembuatan pengisi rangka ( dinding ). Karna itu perlu dilakukan penelitian terhadap indeks satuan kerja untuk jenis pekerjaan yang sama tersebut mengingat indeks satuan kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam penetapan upah tenaga kerja sehingga diperoleh perbandingan indeks satuan kerja yang dikerjakan pada kedua proyek tersebut dengan tujuan untuk mengetahui kesesuaiannya.

Penelitian lapangan dilakukan dengan menggunakan metode “ Time And Motion Study Analysis “ yaitu metode yang pengambilan data lapangan dilakukan dengan cara melakukan pengamatan proses pelaksanaan dilapangan dengan mencatat lamanya gerak kerja dari pekerja dalam menyelesaikan satu jenis pekerjaan. Lamanya pekerja dalam menyelesaikan satu jenis pekerjaan yang telah diperoleh di lapangan akan dibagi dibagi dengan waktu efektif kerja dalam satu hari dimana lamanya waktu kerja efektif dalam satu hari mengikuti persyaratan teknis dalam perhitungan harga satuan pekerjaan pada Standard Nasional Indonesia ( SNI ) yaitu 5 jam kerja. Hasil dari pembagian inilah yang akan dijadikan sebagai indeks satuan kerja.

Dari data pengamatan di lapangan dan analisa perhitungan maka diperoleh nilai indeks satuan kerja untuk pekerjaan pasangan dinding yaitu pada proyek jalan, pekerja sebesar 0.280, tukang batu sebesar 0.162, kepala tukang sebesar 0.054 dan mandor sebesar 0.054, sedangkan untuk proyek bangunan, pekerja sebesar 0.289, tukang batu sebesar 0.159, kepala tukang sebesar 0.047 dan mandor sebesar 0.019. Untuk pekerjaan plesteran, pada proyek jalan, pekerja sebesar 0.216, tukang batu sebesar 0.084, kepala tukang sebesar 0.042 dan mandor sebesar 0.042, sedangkan untuk proyek bangunan, pekerja sebesar 0.212, tukang batu sebesar 0.113, kepala tukang sebesar 0.046 dan mandor sebesar 0.046.

Dari nilai indeks satuan yang diperoleh maka dapat disimpulkan perbandingan indeks satuan kerja pada proyek jalan dan bangunan untuk pekerjaan yang sama. Untuk pekerjaan pasangan dinding, pekerja memiliki selisih nilai sebesar 0.009, tukang batu memiliki selisih nilai sebesar 0.003, kepala tukang memiliki selisih nilai sebesar 0.007 dan mandor memiliki selisih nilai sebesar 0.035. Untuk pekerjaan plesteran, pekerja memiliki selisih nilai sebesar 0.004, tukang batu memiliki selisih nilai sebesar 0.029, kepala tukang memiliki selisih nilai sebesar 0.004 dan mandor memiliki selisih nilai sebesar 0.004.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasih-Nya yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk dapat mengerjakan tugas akhir ini dan dapat menyelesaikannya dengan baik.

Tugas akhir yang berjudul “Perbandingan indeks satuan kerja untuk pekerja proyek pada proyek jalan dan bangunan perumahan dengan metode Time & Motion Study Analisys” ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan program studi sarjana di Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara ( USU ).

Selama menyelesaikan Tugas Akhir penulis mendapat bantuan dan juga bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. DR. Ir. Johannes Tarigan selaku Ketua Departemen Teknik Sipil USU.

2. Bapak Ir. Terunajaya, MSc selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil USU.

3. Bapak Syahrizal, ST, MT. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pemikirannya dalam membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Pembanding Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

(4)

6. Segenap Staf Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ( USU )yang telah membantu dalam mencari buku-buku referensi.

7. Segenap Staf Tata Usaha Departemen Teknik Sipil yang telah membantu selama masa perkuliahan.

8. Keluarga ( Mamak, B’Gameng, Guteng, Geping dan Chris ) yang telah memberi doa dan dukungan serta semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

9. Teman-teman seperjuangan di UKM KMK USU UP Teknik.

10.Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu selama pembuatan Tugas Akhir.

Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis.

Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca.

Medan, Mei 2009 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... . ix

BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang………... 1

I.2 Maksud dan Tujuan………... 2

I.3 Manfaat ...………... 3

I.4 Pembatasan Masalah………...………... 3

I.5 Sistematika Penulisan………... 4

I.6 Metode Pembahasan..……….. 4

BAB II. LANDASAN TEORI II.1 Indeks satuan kerja...……….... 8

II.2 Metode ”Time and Motion Study”.…………... 11

II.2.1 Time Standard...……….... 12

II.2.2 Time Standard Tecnicques...………. ………. 14

II.3 Penjabaran jenis pekerjaan di lapangan ……….………. 16

II.3.1 Pekerjaan pasangan dinding...………. ……… 17

(6)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Pengumpulan data………... 21 III.1.1 Data primer...………... 22 III.1.2 Data skunder....………... 33 III.2 Perbandingan indeks satuan kerja berdasarkan pengamatan di

lapangan pada proyek jalan dan proyek bangunan………. 36

BAB IV. ANALISA DAN EVALUASI

IV.1 Perhitungan Indeks Satuan Kerja………... 38 IV.1.1. Perhitungan Indeks Satuan Kerja untuk proyek jalan... 39 IV.1.1. Perhitungan Indeks Satuan Kerja untuk proyek bangunan

perumahan... 42 IV.2 Perhitungan Harga Satuan Kerja……… 60

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan ………... 65

V.2 Saran……….. 67

(7)

Daftar Tabel

Tabel 3. 1. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 pasangan dinding.

Tabel 3. 2. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 plesteran.

Tabel 3. 3. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 pasangan dinding.

Tabel 3. 4. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 plesteran.

Tabel 3. 5. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 pasangan dinding.

Tabel 3. 6. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 plesteran.

Tabel 3. 7. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 pasangan dinding.

Tabel 3. 8. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 plesteran.

Tabel 3. 9. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 pasangan dinding.

Tabel 3. 10. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 plesteran.

(8)

Tabel 3. 12. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 plesteran.

Tabel 3. 13. Tabel SNI indeks satuan kerja untuk memasang 1m² dinding bata merah setebal 1 bata ukuran ( 5 x 11 x 22 ) cm.

Tabel 3. 14.Tabel SNI indeks satuan kerja untuk memasang 1m² dinding bata merah setebal ½ bata ukuran ( 5 x 11 x 22 ) cm.

Tabel 3. 15. Tabel SNI indeks satuan kerja untuk memasang 1m² plesteran tebal 15 mm.

Tabel 3. 16. Tabel SNI indeks satuan kerja untuk memasang 1m² plesteran tebal 20 mm.

Tabel 3. 17. Contoh tabel perbandingan indeks satuan kerja pada proyek jalan dan proyek gedung untuk pekerjaan pasangan dinding.

Tabel 3. 18. Contoh tabel perbandingan indeks satuan kerja pada proyek jalan dan proyek gedung untuk pekerjaan plesteran.

Tabel 4. 1. Tabel indeks satuan kerja berdasarkan pengamatan di lapangan untuk proyek pekerjaan jalan.

Tabel 4. 2. Tabel indeks satuan kerja berdasarkan pengamatan di lapangan untuk lokasi penelitian perumahan Ambasador Setia Budi.

Tabel 4. 3. Tabel indeks satuan kerja berdasarkan pengamatan di lapangan untuk lokasi penelitian perumahan Setia Budi Flamboyan.

Tabel 4. 4. Tabel indeks satuan kerja berdasarkan pengamatan di lapangan untuk lokasi penelitian Perumahan Permata Asri

(9)

Tabel 4. 6. Tabel indeks satuan kerja berdasarkan pengamatan di lapangan untuk lokasi penelitian perumahan Garden Vista Jl. Rumah Sakit Adam Malik.

Tabel 4. 7. Tabel rekapitulasinilai indeks satuan kerja berdasarkan pengamatan di lapangan untuk proyek bangunan perumahan.

Tabel 4. 8. Tabel indeks satuan pekerjaan untuk pemasangan 1 m2 dinding ½ bata. Tabel 4. 9. Tabel perhitungan harga satuan pekerjaan untuk pemasangan 1 m2

dinding ½ bata.

Tabel 4. 10. Tabel indeks satuan pekerjaan untuk 1 m2 plesteran setebal 15 mm. Tabel 4. 11. Tabel perhitungan harga satuan pekerjaan untuk pemasangan 1 m2

(10)

Daftar Gambar

Gambar 2. 1. Bata Merah.

(11)

ABSTRAK

Dalam beberapa pekerjaan proyek terdapat jenis pekerjaan yang sama untuk jenis proyek yang berbeda diantaranya pekerjaan pasangan dinding dan pekerjaan plesteran dimana untuk proyek jalan dikerjakan pada pembuatan drainase jalan dan untuk proyek bangunan dikerjaan pada pembuatan pengisi rangka ( dinding ). Karna itu perlu dilakukan penelitian terhadap indeks satuan kerja untuk jenis pekerjaan yang sama tersebut mengingat indeks satuan kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam penetapan upah tenaga kerja sehingga diperoleh perbandingan indeks satuan kerja yang dikerjakan pada kedua proyek tersebut dengan tujuan untuk mengetahui kesesuaiannya.

Penelitian lapangan dilakukan dengan menggunakan metode “ Time And Motion Study Analysis “ yaitu metode yang pengambilan data lapangan dilakukan dengan cara melakukan pengamatan proses pelaksanaan dilapangan dengan mencatat lamanya gerak kerja dari pekerja dalam menyelesaikan satu jenis pekerjaan. Lamanya pekerja dalam menyelesaikan satu jenis pekerjaan yang telah diperoleh di lapangan akan dibagi dibagi dengan waktu efektif kerja dalam satu hari dimana lamanya waktu kerja efektif dalam satu hari mengikuti persyaratan teknis dalam perhitungan harga satuan pekerjaan pada Standard Nasional Indonesia ( SNI ) yaitu 5 jam kerja. Hasil dari pembagian inilah yang akan dijadikan sebagai indeks satuan kerja.

Dari data pengamatan di lapangan dan analisa perhitungan maka diperoleh nilai indeks satuan kerja untuk pekerjaan pasangan dinding yaitu pada proyek jalan, pekerja sebesar 0.280, tukang batu sebesar 0.162, kepala tukang sebesar 0.054 dan mandor sebesar 0.054, sedangkan untuk proyek bangunan, pekerja sebesar 0.289, tukang batu sebesar 0.159, kepala tukang sebesar 0.047 dan mandor sebesar 0.019. Untuk pekerjaan plesteran, pada proyek jalan, pekerja sebesar 0.216, tukang batu sebesar 0.084, kepala tukang sebesar 0.042 dan mandor sebesar 0.042, sedangkan untuk proyek bangunan, pekerja sebesar 0.212, tukang batu sebesar 0.113, kepala tukang sebesar 0.046 dan mandor sebesar 0.046.

Dari nilai indeks satuan yang diperoleh maka dapat disimpulkan perbandingan indeks satuan kerja pada proyek jalan dan bangunan untuk pekerjaan yang sama. Untuk pekerjaan pasangan dinding, pekerja memiliki selisih nilai sebesar 0.009, tukang batu memiliki selisih nilai sebesar 0.003, kepala tukang memiliki selisih nilai sebesar 0.007 dan mandor memiliki selisih nilai sebesar 0.035. Untuk pekerjaan plesteran, pekerja memiliki selisih nilai sebesar 0.004, tukang batu memiliki selisih nilai sebesar 0.029, kepala tukang memiliki selisih nilai sebesar 0.004 dan mandor memiliki selisih nilai sebesar 0.004.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang.

Nilai upah dari pekerja proyek merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perencanaan proyek. Besarnya nilai upah dari pekerja ditentukan oleh produktivitas dari pekerja tersebut yaitu kemampuan pekerja untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dalam satuan waktu tertentu. Data produktivitas pekerja inilah yang nantinya akan membantu kontraktor dalam perbaikan perencanaan proyek yang merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan anggaran biaya. Produktivitas pekerja juga dapat berpengaruh terhadap waktu penyelesaian dari suatu proyek.

Besarnya produktivitas pekerja ditetapkan dalam bentuk indeks satuan kerja dengan satuan Orang-Hari ( Man-Hour ). Besarnya indeks satuan kerja inilah yang akan menentukan nilai dari besarnya upah yamg akan diterima seorang pekerja dalam satu hari untuk satu pekerjaan dengan mengalikan indeks tersebut dengan standard upah yang telah ditetapkan.

(13)

SNI dapat diasumsikan bahwa produktivitas dari pekerja masing-masing proyek adalah sama atau dapat juga diasumsikan bahwa produktivitas dari pekerja harus sesuai dengan ketetapan SNI sehingga membutuhkan pengawasan yang ketat. Namun dalam pekerjaan jalan terdapat juga jenis pekerjaan yang dikerjakan di proyek bangunan perumahan seperti pekerjaan pasangan batu dan plesteran untuk drainase jalan akan tetapi tidak ada SNI yang menetapkan indeks satuan kerja untuk pekerjaan tersebut pada proyek jalan sehingga dalam perencanaan anggarannya apakah menggunakan indeks pada SNI untuk bangunan perumahan atau yang lain.

Karena itu perlu dilakukan studi lapangan terhadap indeks satuan kerja untuk pekerjaan jalan dan pekerjaan bangunan perumahan untuk jenis pekerjaan yang sama sehingga diperoleh perbandingan untuk keduanya serta menggunakan indeks satuan kerja pada SNI untuk gedung perumahan sebagai gambaran untuk nilai indeks satuan kerja yang diperoleh dari penelitian pada proyek jalan dan proyek gedung perumahan.

I. 2. Maksud dan Tujuan.

(14)

I. 3. Manfaat.

Manfaat yang diperoleh dari penelitian perbandingan indeks satuan kerja yang dikerjakan pada proyek jalan dan proyek bangunan perumahan yaitu untuk menentukan kebijakan dalam penyusunan anggaran biaya.

I. 4. Pembatasan Masalah.

Dalam penelitian ini, pengukuran indeks satuan kerja yang dikerjakan pada proyek jalan dan proyek bangunan perumahan dibatasi pada beberapa pekerjaan yaitu :

1. Pekerjaan pasangan dinding. 2. Pekerjaan plesteran.

Dimana pengamatan pekerjaan di atas untuk proyek jalan dilakukan pada pembuatan drainase jalan sedangkan untuk proyek bangunan perumahan dilakukan pada pembuatan pengisi rangka rumah ( dinding rumah ).

Dalam penelitian, faktor-faktor luar dan faktor alam seperti hujan yang dapat memperlama gerak kerja dari pekerja tidak dihitung dalam waktu kerja pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan.

(15)

I. 5. Sistematika Penulisan.

Berdasarkan uraian di muka, maka penyusunan tugas akhir ini terdiri atas 5 ( lima ) bab yang tiap babnya terdiri atas sub bab dan lampiran.

Adapun isi dari tiap bab mencakup hal sebagai berikut :

Bab I : Menguraikan latar belakang, maksud dan tujuan, manfaat, pembatasan masalah, sistematika penulisan dan metode pembahasan.

Bab II : Berisikan landasan teori dari tinjauan pustaka. Bab III : Metodologi Penelitian.

Bab IV : Analisa dan Evaluasi. Bab V : Kesimpulan dan Saran.

I. 6. Metode Pembahasan.

Penelitian dilakukan setelah memahami teori mengenai indeks satuan kerja, sehingga diperlukan studi literatur meliputi buku, jurnal, laporan, dan lain- lain. Selain itu pemahaman akan penjabaran dari pekerjaan di lapangan merupakan hal yang penting untuk diuraikan dalam landasan teori untuk mengetahui spesifikasi dari pekerjaan, misalnya untuk pekerjaan galian tanah, berapa panjang, lebar dan kedalaman galian serta jenis tanah yang digali. Pemahaman teori ini menjadi acuan untuk merancang metodologi penelitian.

(16)

dengan mencatat lamanya gerak kerja dari pekerja dalam menyelesaikan satu jenis pekerjan. Misalnya untuk pengerjaan 1 m2 pasangan dinding maka dihitung berapa lama seorang pekerja dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Adapun kebutuhan tenaga yang dalam jenis pekerjaan yang diteliti adalah pekerja, tukang batu, kepala tukang dan mandor.dimana tenaga kerja penentu yaitu pekerja dan tukang batu, yang artinya lamanya penyelesaian satu jenis pekerjaan tergantung pada produktivitas keduanya.

(17)

LATAR BELAKANG

Indeks satuan kerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam penyusunan upah pekerja yang akan berpengaruh kepada penyusunan anggaran biaya peroyek

MASALAH

Perlu adanya evaluasi terhadap indeks satuan kerja yang dikerjakan pada proyek jalan dan proyek gedung perumahan untuk jenis pekerjaan yang sama.

TUJUAN

Untuk mengetahui kesesuaian indeks satuan kerja yang dikerjakan pada proyek

jalan dan proyek gedung perumahan untuk jenis pekerjaan yang sama.

STUDI LITERATUR

Studi literatur meliputi :

Dasar teori misal pemahaman akan penjabaran jenis pekerjaan seperti pasangan batu dan plesteran, pemahaman tentang teori time & motion study analysis dll

SURVEI LAPANGAN

Pengamatan lapangan dengan metode Time & Motion Study yaitu dengan mengamati gerak kerja dari pekerja

ANALISA DATA

Analisa data lapangan dilakukan dengan membandingkan waktu kerja efektif dalam satu hari dengan lamanya gerak kerja pekerja dalam menyelesaikan satu pekerjaan

sehingga diperoleh indeks satuan kerja lapangan

HASIL ANALISA

Data berupa tabel indeks satuan kerja yang diperoleh dari hasil perhitungan lapangan untuk beberapa pekerjaan yang telah ditetapkan

KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat berupa evaluasi dari perbandingan antara indeks satuan kerja yang dikerjakan pada proyek jalan dan proyek gedung perumahan

(18)

BAB II

LANDASAN TEORI

Untuk dapat menentukan suatu nilai dari harga satuan dalam suatu pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri merupakan suatu tugas yang tidak mudah. Hal tersebut memerlukan suatu usaha yang cermat dan landasan yang rill serta analisa yang teliti. Hal ini sangat penting karena akan menentukan besarnya anggaran biaya yang akan dikeluarkan.

Salah satu faktor yang menentukan besarnya harga dari satuan pekerjaan adalah indeks satuan kerja dimana harga satuan pekerjaan diperoleh dari perkalian nilai indeks satuan pekerjaan dengan harga standar dari suatu pekerjaan, misalnya upah seorang tukang pasang batu diperoleh dari perkalian indeks satuan kerja untuk tukang pasang batu dikali dengan harga standard tukang perhari untuk saat itu. Untuk saat ini nilai dari indeks satuan kerja telah ditetapkan nilainya dalam Standard Nasional Indonesia.

Untuk mendapatkan nilai dari harga satuan kerja, maka harus diketahui dahulu pengertian dari indeks satuan kerja tersebut dan metode yang digunakan untuk meneliti dimana dalam pembuatan tugas akhir ini metode yang digunakan adalah metode Time and Motion Study.

Selain itu juga hal-hal yang perlu dijelaskan adalah penjabaran dari jenis pekerjaan yang akan diteliti pada proyek jalan dan bangunan perumahan, yaitu :

(19)

II. 1. Indeks satuan kerja.

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan disusun sebagai acuan dasar yang seragam para pelaksana pembangunan gedung dan perumahan dalam menghitung besarnya harga satuan berbagai pekerjaan untuk bangunan gedung dan perumahan. Pelaksana pembangunan gedung dan perumahan yang dimaksudkan adalah pihak-pihak yang terkait dalam pembangunan Gedung dan Perumahan yaitu para perencana, konsultan, kontraktor maupun perseorangan dalarn memperkirakan biaya bangunan. Dimana dalam perencanaanya perlu diperhatikan persyaratan-persyaratan yaitu persyaratan umum dan persyaratan non teknis.

Adapun persyaratan umum antara lain :

1. Perhitungan harga satuan pekerjaan berlaku untuk seluruh Indonesia, berdasarkan harga bahan dan upah kerja sesuai dengan kondisi setempat.

2. Spesifikasi dan cara pengerjaan setiap jenis pekerjaan disesuaikan dengan standard spesifikasi teknis pekerjaan yang telah dibakukan.

Persyaratan teknis antara lain :

1. Pelaksanaan perhitungan satuan pekerjaan harus didasarkan kepada gambar dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

2. Perhitungan indeks bahan telah ditambahkan toleransi sebesar 5%-20% ( Sumber : SNI 2007 ) dimana didalamnya termasuk angka susut, yang besarnya

termasuk biaya langsung dan tidak langsung.

(20)

Tata cara perhitungan ini memuat indeks satuan kerja yang terdiri dari indeks bahan bangunan dan indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan yang bersangkutan.

Indeks satuan kerja adalah faktor pengali atau koefisien sebagai dasar perhitungan biaya bahan dan upah kerja. Seperti yang tersebut pada pengertiannya, maka indeks satuan kerja terdiri atas 2 bagian yaitu :

1. Indeks bahan.

Yaitu indeks kuantum yang menunjukkan kebutuhan bahan bangunan untuk setiap satuan jenis pekerjaan. Dalam hal ini, indeks bahan memiliki ketetapan tersendiri sesuai dengan jenis bahan bangunannya.

2. Indeks tenaga kerja.

Yaitu indeks kuantum yang menunjukkan kebutuhan waktu untuk mengerjakan setiap satuan jenis pekerjaan oleh seorang pekerja proyek bangunan. Maksudnya adalah lamanya waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja untuk dapat menyelesaikan satu jenis pekerjaan tidaklah selalu penuh dalam satu hari kerja.

Misalnya seorang penggali tanah dapat menggali tanah rata-rata dalam sehari sebanyak 1,33 m³ sedangkan satuan pekerjaan yang harus dikerjakannya adalah menggali tanah sebanyak 1 m³ dan perhitungan pembayaran upahnya adalah harian.maka dalam hal ini pekerja tersebut dapat menyelesaikan pekerjaanya tidak sampai penuh satu hari atau pekerja tersebut tidak menggunakan sepenuhnya

kemampuannya untuk menyelesaikan pekerjaan tadi melainkan 33 , 1

1

x 100% atau

(21)

Atau, bila ditinjau dari jam kerja maka pekerja tersebut tidak bekerja sesuai dengan lamanya jam kerja dalam satu hari kerja. Misalnya jam kerja untuk satu hari adalah 5 jam berarti seorang pekerja harian digaji untuk bekerja selama 5 jam kerja dan tuntutan pekerjaan untuk pekerja tersebut adalah menggali tanah sebanyak 1 m³ berarti lamanya pekerja tadi untuk menyelesaikan pekerjaannya

adalah 33 , 1

1

x 5 jam atau setara dengan 3,75 jam.

Melihat hal di atas maka dibutuhkan faktor pengali atau koefisien bagi pekerja untuk dapat memaksimalkan perhitungan anggaran biaya yang sesuai dengan produktifitas dari pekerja yaitu indeks satuan kerja untuk pekerja.

Adapun perhitungan untuk mendapatkan nilai dari indeks satuan kerja untuk seorang pekerja dalam mengerjakan satuan pekerjaan yaitu dengan membagikan lamanya pekerja tersebut menyelesaikan pekerjaanya ( c ) dengan lamanya jam kerja dalam sehari yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu sebesar 5 jam kerja dengan satuan Orang Hari ( OH )

a = jam

c

5 ( OH )

Keterangan :

a = Indeks satuan kerja ( Orang Hari / OH )

(22)

II. 2. Metode“Time and Motion Study”.

Teknologi adalah aplikasi dari ilmu teknik. Banyak ilmu teknik yang baru dan tidak ada teknik yamg benar-benar mutlak. Metode time and motion study sepenuhnya penerapan dari ilmu teknik yang meninjau secara langsung terhadap objek penelitian., namun dalam aplikasinya tidak sepenuhnya hasil yang diperoleh mutlak. Akan tetapi dalam dunia industri atau pekerjaan yang berhubungan dengan produktivitas kerja, metode ini sering digunakan untuk mendapatkan data gerak kerja dari pekerja secara langsung.

Time and motion study yaitu studi terhadap waktu dan gerak kerja dari pengamatan secara langsung terhadap suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pekerja.

Buruh atau pekerja merupakan salah satu faktor utama yang menentukan besarnya biaya dalam anggaran suatu pekerjaan proyek. Produktivitas dari pekerja akan mempengaruhi biaya naik, biaya turun dan besarnya keuntungan. Karena itu dibutuhkan teknologi yang dapat memacu produktivitas kerja dan kualitas. Metode time and motion study dapat dijadikan alat untuk mengukur dan membuktikan produktivitas kerja dalam bentuk waktu standard.

(23)

II. 2. 1. Time Standard ( waktu standard ).

Waktu standard merupakan bagian yang sangat penting sebagai informasi dalam perencanaan suatu pekerjaan.

Waktu standard dapat berguna untuk :

1. Menentukan jumlah alat atau mesin yang dibutuhkan. 2. Menentukan jumlah pemakaian orang.

3. Menentukan anggaran biaya.

4. Jadwal pemakaian alat, operasi dan pekerja dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

5. Menentukan keseimbangan tugas dan alur kerja dari tip bidang dan peralatan. 6. Menentukan gerak kerja individu dan mengidentifikasi permasalahan dalam

suatu pekerjaan.

7. Pembayaran dapat ditetapkan berdasarkan gerak kerja.

8. Mengevaluasi pemakaian biaya dan memilih metode yang baik. 9. Mengatur pengeluaran untuk tenaga kerja.

Waktu standard adalah waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu jenis pekerjaan dengan beberapa kondisi:

1. Pekerja yang berkompeten dibidangnya.

(24)

pekerjaan, misalnya menjadi operator mesin traktor, crane, ekskavator dan banyak peralatan berteknologi tinggi yang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mempelajarinya dan menyesuaikan diri.

Kesalahan terbesar dalam pekerjaan sering dilakukan oleh pekerja yang pengalaman kerjanya masih sedikit. Oleh karna itu, aturan yang baik dalam menerima tenaga kerja harus dimulai dengan seleksi, pelatihan teori dan pelatihan lapangan.

2. Langkah normal.

Dalam penetapan waktu standard untuk suatu jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh seorang pekerja sebaiknya masih dalam kondisi waktu kerja yang normal yaitu waktu kerja yang tidak pada kondisi keterlambatan jadwal pekerjaan yang menyebabkan pekerja bekerja dalam kondisi tekanan.

3. Spesifikasi tugas.

Yang dimaksud dengan spesifikasi tugas adalah penjelasan detail dari pekerjaan yang diberikan. Hal-hal yang harus dimasukkan dalam penjelasan tugas adalah :

a. Metode kerja yang digunakan. b. Spesifikasi dari material. c. Peralatan yang digunakan.

d. Letak material masuk dan material keluar.

(25)

II. 2. 2. Time Standard Technicques.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa teknologi adalah aplikasi dari ilmu teknik, maka metode time and motion study merupakan salah satu alat teknologi untuk mengukur gerak kerja dari suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh seorang pekerja. Namun dalam penerapannya di lapangan, penggunaan metode ini dalam pengolahannya harus disesuaikan dengan kondisi dari pekerjaan.

Berdasarkan kondisi dan jenis pekerjaannya, maka cara untuk mendapatkan waktu standard dengan metode time and motion study ini dapat dibagi atas beberapa cara yaitu :

1. Predetermined Time Standard System ( PTSS )

PTSS merupakan teknik dalam menetapkan perencanaan waktu dengan meninjau langkah-langkah kerja yang akan dilakukan. Teknik PTSS digunakan ketika waktu standard dibutuhkan selama merencanakan program kerja yang baru. Pada tahap perencanaan program kerja yang baru, hanya data yang sederhana atau data perkiraan yang ada dan perencana harus menggambarkan kebutuhan dalam pemakaian alat, perlengkapan dan metode kerja. Seorang perencana harus dapat mendesain jaringan kerja yang menggambarkan langkah-langkah pekerjaan. Beberapa jaringan kerja harus didesain, waktu kerja dan total dari pelaksanaan pekerjaan harus sudah diperkirakan. Perkiraan waktu kerja ini dapat digunakan untuk menentukan peralatan yang digunakan dan kebutuhan tenaga kerja.

2. Stopwatch Time Study.

(26)

Fredrich W. Taylor mulai menggunakan stopwatch dalam pekerjaannya sejak tahun 1880 dan metode ini merupakan metode yang paling sering digunakan dalam pekerjaan yang berhubungan dengan penetapan waktu standard terutama dalam dunia industri karena penggunaanya yang sangat sederhana.

Dalam pengerjaannya,metode ini menggunakan alat hitung waktu seperti stopwatch. Beberapa jenis stopwatch yang dapat digunakan adalah :

a. Snapback b. Continuous c. Three watch d. Digital

e. TMU ( time-measured unit )

Proses pengerjaan dari metode ini sangatlah sederhana. Seorang peneliti hanya perlu mengukur lamanya waktu kerja dari seorang pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan kemudian mencatatnya, begitu juga untuk pekerjaan berikutnya sampai didapat data yang akan dijadikan sebagai waktu standard.

3. Work Sampling.

(27)

kerja. Dari sini dapat diambil kesimpulan seberapa besar produktivitas dari pekerja tersebut.

II. 3. Penjabaran jenis pekerjaan di lapangan.

Langkah pertama yang dilakukan untuk menghitung rencana anggaran biaya bangunan adalah mengidentifikasi setiap item pekerjaan yang ada dalam proyek yang sedang dihitung. Setiap proyek tidak selalu sama jenis maupun jumlah item pekerjaannya, bergantung pada jenis proyek, lokasi proyek, tingkat kompleksitas proyek, metode konstruksi, jenis peralatan yang digunakan, dan lain sebagainya. Setelah proses ini selesai maka akan dilanjutkan dengan proses penghitungan kuantitas setiap item pekerjaan. Prinsip utama dalam menghitung kuantitas pekerjaan adalah selama pekerjaan itu berbeda maka harus dipisahkan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat dalam kalkulasi biaya bangunan.

(28)

berbagai pekerjaan. Kemampuan dalam menginterpretasikan gambar-gambar struktur, misalnya struktur beton beserta tulangannya, gambar struktur baja, struktur kayu dan lain sebagainya, menjadi syarat mutlak bagi seorang estimator. Tanpa pengetahuan dan kemampuan ini maka estimator akan mengalami kesulitan untuk menghitung kuantitas setiap item pekerjaan secara akurat.

Adapun yang menjadi maksud untuk mengetahui kuantitas dari pekerjaan bangunan yaitu agar ketika kita merencanakan suatu bangunan, kita dapat dengan mudah dan cepat dalam membuat perhitungan kasar untuk bangunan tersebut termasuk untuk perhitungan anggaran biaya yang didalamnya juga terdapat jumlah tenaga kerja yang akan digunakan.

Begitu juga dengan penelitian terhadap indeks satuan kerja yang dibahas dalam tugas akhir ini, harus dijabarkan juga kuantitas dari pekerjaan yang akan diteliti agar dalam pengerjaan penelitian nantinya dapat diketahui sampai pada tahap apa penghitungan waktu dapat dihentikan.

Adapun penjabaran dari jenis pekerjaan yang akan diteliti yaitu :

II. 3. 1. Pekerjaan pasangan dinding.

(29)

Gambar 2. 1. Bata Merah.

. Dalam menghitung besarnya indeks satuan kerja untuk pekerjaan dinding dapat berbasiskan setiap 1m² atau 1m³.Keduanya akan menghasilkan nilai yang sama. Salah satu letak dinding di atas pondasi seperti tampak pada gambar 2. 4.

Dinding pasangan bata

Sloof

Gambar 2. 2. Dinding pasangan bata. 11 cm

5 cm

(30)

Cara pemasangan dinding bata merah dapat bermacam macam,yaitu pasangan dinding ½ bata dan pasangan dinding 1 bata. Dalam pengamatan di lapangan, pasangan dinding yang ditinjau adalah pasangan dinding ½ bata ( Gambar 2. 3 )

Gambar 2. 3. Pasangan dinding ½ bata.

II. 3. 2. Pekerjaan plesteran.

(31)

Plesteran

(32)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah langkah-langkah yang dilakukan secara berurutan untuk mencapai tujuan penelitian. Karna itu dibutuhkan langkah-langkah yang sistematis agar dalam pengerjaannya dapat berjalan dengan baik. Adapun langkah-langkah dari pengerjaan penelitian tugas akhir ini yaitu :

III. 1. Pengumpulan data.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dikelompokkan dalam dua jenis data yaitu data primer dan data skunder. Data primer yaitu data yang diambil langsung di lapangan dengan survey langsung mencakup lama waktu pengerjaan suatu pekerjaan lapangan yang dilakukan oleh pekerja untuk pekerja proyek jalan dan proyek gedung perumahan.

Sedangkan data skunder merupakan data yang diperoleh dari teori-teori atau tabel ketetapan yang dalam hal ini digunakan Standard Nasional Indonesia ( SNI ) untuk gedung perumahan yang akan digunakan sebagai acuan untuk perbandingan indeks satuan kerja untuk proyek jalan dan proyek gedung perumahan..

(33)

III. 1. 1. Data Primer.

Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil survey langsung di lapangan dengan memakai metode time and motion study yaitu metode yang mengukur atau mengamati secara langsung gerak kerja dari objek pengamatan dalam hal ini pekerja lapangan untuk menghasilkan lama waktu penyelesaian suatu item pekerjaan yang dikerjakan oleh seorang pekerja. Selain itu data yang perlu diambil di lapangan yaitu jumlah tenaga yang berada di lapangan yaitu : pekreja, tukang batu, kepala tukang dan mandor.

Berikut data yang diperoleh di lapangan : 1. Proyek Jalan.

Nama proyek : Proyek pembuatan jalan perumahan Debang Flamboyan Asri Jl. Flamboyan Raya Setia Budi.

- Pekerjaan pasangan dinding.

Jumlah group : 3 group. Jumlah pekerja : 9 orang. Jumlah tukang batu : 9 orang. Jumlah kepala tukang : 1 orang. Jumlah mandor : 1 orang.

Tabel 3. 1. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 pasangan dinding, yaitu :

No Kebutuhan Tenaga Lamanya pengerjaan ( jam ) 1

2

Pekerja Tukang Batu

(34)

- Pekerjaan plesteran.

Jumlah group : 2 group. Jumlah pekerja : 2 orang. Jumlah tukang batu : 2 orang. Jumlah kepala tukang : 1 orang. Jumlah mandor : 1 orang.

Tabel 3. 2. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 plesteran, yaitu :

No Kebutuhan Tenaga Lamanya pengerjaan ( jam ) 1

2

Pekerja Tukang Batu

1,08 0,42

2. Proyek Bangunan.

a. Proyek Perumahan Ambasador Setia Budi. - Pekerjaan pasangan dinding.

Jumlah group : 5 group. Jumlah pekerja : 15 orang. Jumlah tukang batu : 30 orang. Jumlah kepala tukang : 5 orang. Jumlah mandor : 1 orang.

(35)

No Kebutuhan Tenaga Lamanya pengerjaan ( jam ) 1

2

Pekerja Tukang Batu

1,42 0,83

- Pekerjaan plesteran.

Jumlah group : 3 group. Jumlah pekerja : 6 orang. Jumlah tukang batu : 12 orang. Jumlah kepala tukang : 1 orang. Jumlah mandor : 1 orang.

Tabel 3. 4. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 plesteran, yaitu :

No Kebutuhan Tenaga Lamanya pengerjaan ( jam ) 1

2

Pekerja Tukang Batu

1,17 0,67

b. Proyek Perumahan Setia Budi Flamboyan Jl. Flamboyan Raya Setia Budi. - Pekerjaan pasangan dinding.

(36)

Tabel 3. 5. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 pasangan dinding, yaitu :

No Kebutuhan Tenaga Lamanya pengerjaan ( jam ) 1

2

Pekerja Tukang Batu

1,30 0,75

- Pekerjaan plesteran.

Jumlah group : 1 group. Jumlah pekerja : 3 orang. Jumlah tukang batu : 6 orang. Jumlah kepala tukang : 1 orang. Jumlah mandor : 1 orang.

Tabel 3. 6. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 plesteran, yaitu :

No Kebutuhan Tenaga Lamanya pengerjaan ( jam ) 1

2

Pekerja Tukang Batu

0,70 0,38

c. Proyek Perumahan Permata Asri Jl. Pasar II Ringroad Setia Budi. - Pekerjaan pasangan dinding.

(37)

Tabel 3. 7. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 pasangan dinding, yaitu :

No Kebutuhan Tenaga Lamanya pengerjaan ( jam ) 1

2

Pekerja Tukang Batu

1,27 0,77

- Pekerjaan plesteran.

Jumlah pekerja : 6 orang. Jumlah tukang batu : 12 orang. Jumlah kepala tukang : 1 orang. Jumlah mandor : 1 orang.

Tabel 3. 8. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 plesteran, yaitu :

No Kebutuhan Tenaga Lamanya pengerjaan ( jam ) 1

2

Pekerja Tukang Batu

0,87 0,47

d. Proyek Perumahan Taman Anggrek Jl. Flamboyan Raya Setia Budi. - Pekerjaan pasangan dinding.

(38)

Tabel 3. 9. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 pasangan dinding, yaitu :

No Kebutuhan Tenaga Lamanya pengerjaan ( jam ) 1

2

Pekerja Tukang Batu

1,42 0,52

- Pekerjaan plesteran.

Jumlah group : 3 group. Jumlah pekerja : 6 orang. Jumlah tukang batu : 6 orang. Jumlah kepala tukang : 1 orang. Jumlah mandor : 1 orang.

Tabel 3. 10. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 plesteran, yaitu :

No Kebutuhan Tenaga Lamanya pengerjaan ( jam ) 1

2

Pekerja Tukang Batu

1,33 0,75

e. Proyek Perumahan Garden Vista Jl. Rumah Sakit Adam Malik. - Pekerjaan pasangan dinding.

(39)

Jumlah mandor : 1 orang.

Tabel 3. 11. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 pasangan dinding, yaitu :

No Kebutuhan Tenaga Lamanya pengerjaan ( jam ) 1

2

Pekerja Tukang Batu

1,85 1,05

- Pekerjaan plesteran.

Jumlah group : 1 group. Jumlah pekerja : 2 orang. Jumlah tukang batu : 2 orang. Jumlah kepala tukang : 1 orang. Jumlah mandor : 1 orang.

Tabel 3. 12. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam menyelesaikan 1 m2 plesteran, yaitu :

No Kebutuhan Tenaga Lamanya pengerjaan ( jam ) 1

2

Pekerja Tukang Batu

(40)

Berikut ini merupakan cara pengolahan data yang telah diperoleh di lapangan untuk mendapatkan nilai indeks satuan kerja pada kedua jenis pekerjaan yaitu :

1. Pekerjaan pasangan dinding.

Pasangan dinding bata merah dapat dihitung berdasarkan satuan m² maupun m³. Seperti yang telah disebutkan di bab 2, dimensi bata merah rata-rata adalah tebal 5 cm, lebar 11 cm, dan panjang 22 cm. Dalam pengamatan dilapangan untuk mendapatkan lamanya pengerjaan untuk 1 m² pasangan bata merah dapat dihitung dengan melihat jumlah bata merah yang dipasang. Adapun jumlah pasangan bata merah yang dapat membentuk 1 m² dinding pasangan bata merah yaitu

Luas dinding pasangan bata merah Jumlah bata merah = ——————————————

Jadi untuk mengukur lamanya pemasangan 1m² dinding dengan menghitung jumlah batu bata yang di pasang yaitu sebanyak 50 bata, jika ingin lebih akurat lagi dalam pengukuran 1m² dinding bata, sebaiknya dibuat patok terlebih dahulu untuk ukuran 1m²dinding.

(41)

pasangan bata untuk luasan 1m² ( c jam atau menit ) dengan pengamatan lapangan secara langsung dengan alat bantu stopwatch.

Perhitungan untuk mendapatkan nilai indeks satuan kerja adalah

a =

( )

jam jam c

5 = ( OH )

Keterangan :

a = indeks satuan kerja ( Orang Hari / OH )

c = lamanya pengamatan ( jam atau menit )

Formula di atas digunakan untuk menghitung indeks satuan kerja dari pekerja dan tukang batu. Apabila indeks yang diperoleh untuk pekerja adalah sebesar ap dan indeks untuk tukang batu adalah atb, maka untuk mendapatkan

besarnya indeks satuan kerja untuk kepala tukang ( at ) yaitu dengan membagikan

indeks untuk tukang batu dengan banyaknya tukang batu yang di bawahi oleh kepala tukang tersebut ( ntb ) atau

at = tb tb

n a

(42)

Keterangan :

at = indeks satuan kerja untuk kepala tukang (Orang Hari / OH )

atb = indeks satuan kerja untuk tukang batu (Orang Hari / OH )

ntb = jumlah tukang batu

Sedangkan untuk mendapatkan besarnya indeks satuan kerja untuk mandor ( am )

yaitu dengan membagikan indeks untuk kepala tukang dengan banyaknya kepala tukang yang di bawahi oleh mandor tersebut ( nt ) atau

am = t t

n a

= ( OH )

Keterangan :

am = indeks satuan kerja untuk mandor (Orang Hari / OH )

at = indeks satuan kerja untuk kepala tukang (Orang Hari / OH )

nt = jumlah kepala tukang

2. Pekerjaan plesteran.

(43)

fungsinaya yaitu direncanakan mampu menahan rembesan air ( kedap air ) atau tidak. Hal ini lebih ditentukan oleh komposisi bahan pembentuknya.

Sama seperti perhitungan indeks satuan kerja untuk pasangan dinding bata, untuk menghitung harga indeks satuan kerja untuk pekerjaan 1m² plesteran, harus terlebih dahulu diperoleh lamanya pekerjaan plesteran untuk luasan 1m² ( c jam atau menit ) dengan pengamatan lapangan secara langsung dengan alat bantu stopwatch.

Perhitungan untuk mendapatkan nilai indeks satuan kerja adalah

a =

( )

jam jam c

5 = ( OH )

Keterangan :

a = indeks satuan kerja (Orang Hari / OH )

c = lamanya pengamatan ( jam atau menit )

Formula di atas digunakan untuk menghitung indeks satuan kerja dari pekerja dan tukang batu. Apabila indeks yang diperoleh untuk pekerja adalah sebesar ap dan indeks untuk tukang batu adalah atb, maka untuk mendapatkan

besarnya indeks satuan kerja untuk kepala tukang ( at ) yaitu dengan membagikan

indeks untuk tukang batu dengan banyaknya tukang batu yang di bawahi oleh

kepala tukang tersebut ( ntb ) atau

at = tb tb

n a

(44)

Keterangan :

at = indeks satuan kerja untuk kepala tukang (Orang Hari / OH )

atb = indeks satuan kerja untuk tukang batu (Orang Hari / OH )

ntb = jumlah tukang batu

Sedangkan untuk mendapatkan besarnya indeks satuan kerja untuk mandor ( am )

yaitu dengan membagikan indeks untuk kepala tukang dengan banyaknya pekerja yang di bawahi oleh mandor tersebut ( nt ) atau

am = t t

n a

= ( OH )

Keterangan :

am = indeks satuan kerja untuk mandor (Orang Hari / OH )

at = indeks satuan kerja untuk kepala tukang ( Orang Hari / OH )

nt = jumlah kepala tukang

III. 1. 2. Data Skunder.

(45)

Data yang diambil berupa data ketetapan indeks satuan kerja yang telah disepakati untuk digunakan sebagai acuan dalam perhitungan anggaran biaya pekerjaan proyek konstruksi. Data ini yang kemudian akan di bandingkan dengan data indeks satuan kerja yang diperoleh dari hasil survey lapangan.

Adapun data tersebut yaitu :

1. Pekerjan pasangan dinding ( RSNI3 6897:2007 )

Tabel 3. 13. Tabel indeks satuan kerja untuk memasang 1m² dinding bata merah setebal 1 bata ukuran ( 5 x 11 x 22 ) cm.

Kebutuhan Satuan Indeks

Tenaga Pekerja OH 0,600

Tukang batu OH 0,200

Kepala tukang OH 0,020

Mandor OH 0,030

Tabel 3. 14. Tabel indeks satuan kerja untuk memasang 1m² dinding bata merah setebal ½ bata ukuran ( 5 x 11 x 22 ) cm.

Kebutuhan Satuan Indeks

Tenaga Pekerja OH 0,300

Tukang batu OH 0,100

Kepala tukang OH 0,010

(46)

2. Pekerjaan plesteran (RSNI3-2837-2007)

Tabel 3. 15. Tabel indeks satuan kerja untuk memasang 1m² plesteran tebal 15 mm.

Kebutuhan Satuan Indeks

Tenaga Pembantu tukang OH 0,200

Tukang batu OH 0,150

Kepala tukang OH 0,015

Mandor OH 0,010

Tabel 3. 16. Tabel indeks satuan kerja untuk memasang 1m² plesteran tebal 20 mm.

Kebutuhan Satuan Indeks

Tenaga Pembantu tukang OH 0,250

Tukang batu OH 0,200

Kepala tukang OH 0,020

(47)

III. 2. Perbandingan indeks satuan kerja berdasarkan pengamatan di lapangan pada proyek jalan dan proyek bangunan.

Setelah diperoleh harga indeks satuan kerja untuk pengamatan di lapangan maka dapat dibuat perbandiangan antara indeks satuan kerja yang diperoleh dari pengamatan lapangan dengan Standard Nasional Indonesia dalam bentuk tabel tabulasi untuk tiap jenis pekerjaan.

Adapun penjabarannya yaitu :

1. Perbandingan indeks satuan kerja berdasarkan pengamatan di lapangan yang diperoleh dari proyek jalan dan proyek gedung perumahan untuk pekerjaan pasangan dinding.

Tabel 3. 17. Contoh tabel perbandingan indeks satuan kerja pada proyek jalan dan proyek gedung untuk pekerjaan pasangan dinding.

Kebutuhan Satuan Indeks satuan kerja

SNI Lapangan

Proyek jalan

Proyek gedung

Tenaga Pekerja OH 0,300

Tukang batu OH 0,100 Kepala tukang OH 0,010

(48)

Dari tabel diatas dapat dilihat perbandingan antara indeks satuan kerja berdasarkan pengamatan di lapangan yang diperoleh dari proyek jalan dan proyek gedung perumahan untuk pekerjaan pasangan dinding.

2. Perbandingan indeks satuan kerja berdasarkan pengamatan di lapangan yang diperoleh dari proyek jalan dan proyek gedung perumahan untuk pekerjaan plesteran.

Tabel 3. 18. Contoh tabel perbandingan indeks satuan kerja pada proyek jalan dan proyek gedung untuk pekerjaan plesteran.

Kebutuhan Satuan Indeks satuan kerja

SNI Lapangan

Proyek jalan

Proyek gedung

Tenaga Pekerja OH 0,300

Tukang batu OH 0,150 Kepala tukang OH 0,015

Mandor OH 0,015

(49)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

IV. 1. Perhitungan Indeks Satuan Kerja.

Perhitungan indeks satuan kerja dapat dilakukan setelah diperoleh nilai dari lama waktu pengerjaan jenis pekerjaan yang telah ditetapkan dari hasil survey lapangan untuk pekerjaan proyek jalan dan pekerjaan proyek gedung perumahan. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks satuan kerja yaitu :

a =

( )

jam jam c

5 = ( OH )

Keterangan :

a = indeks satuan kerja (Orang Hari / OH )

c = lamanya pengamatan ( jam atau menit )

(50)

IV. 1. 1. Perhitungan indeks satuan kerja untuk proyek jalan.

Pada pekerjaan proyek jalan, jenis pekerjaan yang diteliti adalah pekerjaan pada pembuatan drainase jalan untuk pemasangan dinding dan plesteran. Adapun lokasi proyek yang di survey adalah lokasi proyek pembuatan jalan perumahan Debang Flamboyan Asri.

Adapun perhitungan indeks satuan kerja dari penilitian lapangan untuk lokasi-lokasi tersebut adalah :

a. Pekerjaan pasangan dinding. - Pekerja.

Dari pengamatan terhadap seorang pekerja, lamanya pekerjaan untuk 1 m2 pasangan batu ( c ) = 1,40 jam

(51)

- Kepala tukang.

Karena kepala tukang dan mandor adalah orang yang sama, maka : am = at = 0,054 OH.

b. Plesteran. - Pekerja.

Dari pengamatan terhadap seorang pekerja, lamanya pekerjaan untuk 1 m2 pekerjaan plesteran ( c ) = 1,08 jam

(52)

=

Karena kepala tukang dan mandor adalah orang yang sama, maka : am = at = 0,042 OH.

Tabel 4. 1. Tabel indeks satuan kerja berdasarkan pengamatan di lapangan untuk proyek pekerjaan jalan.

No Jenis

Pekerjaan

Kebutuhan Satuan Indeks

(53)

IV. 1. 2 Perhitungan Indeks Satuan Kerja untuk proyek gedung perumahan.

Untuk dapat mengambil data primer maka ditentukan terlebih dahulu lokasi proyek sebagai objek penelitian. Dalam penelitian ini digunakan 5 lokasi sebagai objek penelitian untuk mendapatkan 5 nilai dari indeks satuan kerja untuk masing-masing jenis pekerjaan. Hal ini bertujuan agar nilai indeks yang diperoleh tidak hanya pada kondisi proyek yang sama melainkan berasal dari beberapa jenis lokasi proyek yang berbeda-beda.

Adapun perhitungan indeks satuan kerja dari penilitian lapangan untuk lokasi-lokasi yang telah ditetapkan yaitu :

1. Perhitungan indeks satuan kerja untuk lokasi penelitian Perumahan Ambasador Setia Budi.

a. Pekerjaan pasangan dinding. - Pekerja.

Dari pengamatan terhadap seorang pekerja, lamanya pekerjaan untuk 1 m2 pasangan batu ( c ) = 1,42 jam

ap =

( )

jam jam c

5

=

5 42 , 1

= 0,284 OH. - Tukang.

(54)

atb =

( )

(55)

ap =

( )

Dari pengamatan terhadap seorang tukang, lamanya pekerjaan untuk 1 m2 pekerjaan plesteran ( c ) = 0,67 jam

(56)

Tabel 4. 2. Tabel indeks satuan kerja berdasarkan pengamatan di lapangan untuk lokasi penelitian perumahan Ambasador Setia Budi.

No Jenis

Pekerjaan

Kebutuhan Satuan Indeks

1 Pasangan

dinding

Tenaga Pekerja OH 0,284

T. Batu OH 0,167

K. Tukang OH 0,056

Mandor OH 0,011

2 Plesteran Tenaga Pekerja OH 0,234

T. Batu OH 0,134

K. Tukang OH 0,067

(57)

2. Perhitungan indeks satuan kerja untuk lokasi penelitian perumahan Setia Budi Flamboyan Jl. Flamboyan Raya Setia Budi.

a. Pekerjaan pasangan dinding. - Pekerja.

Dari pengamatan terhadap seorang pekerja, lamanya pekerjaan untuk 1 m2 pasangan batu ( c ) = 1,3 jam

(58)

=

Dari pengamatan terhadap seorang pekerja, lamanya pekerjaan untuk 1 m2 pekerjaan plesteran ( c ) = 0,7 jam

(59)

=

Karena kepala tukang dan mandor adalah orang yang sama, maka : am = at = 0,025 OH.

Tabel 4. 3. Tabel indeks satuan kerja berdasarkan pengamatan di lapangan untuk lokasi penelitian perumahan Setia Budi Flamboyan.

No Jenis

Pekerjaan

Kebutuhan Satuan Indeks

(60)

3. Perhitungan indeks satuan kerja untuk lokasi penelitian Perumahan Permata Asri Jl. Pasar II Ringroad Setia Budi.

a. Pekerjaan pasangan dinding. - Pekerja.

Dari pengamatan terhadap seorang pekerja, lamanya pekerjaan untuk 1 m2 pasangan batu ( c ) = 1,27 jam

(61)

=

Dari pengamatan terhadap seorang pekerja, lamanya pekerjaan untuk 1 m2 pekerjaan plesteran ( c ) = 0,87 jam

(62)

at = tb tb

n a

=

12 094 , 0

= 0,008 OH - Mandor.

Karena kepala tukang dan mandor adalah orang yang sama, maka :

am = at = 0,008 OH.

Tabel 4. 4. Tabel indeks satuan kerja berdasarkan pengamatan di lapangan untuk lokasi penelitian Perumahan Permata Asri

No Jenis

Pekerjaan

Kebutuhan Satuan Indeks

1 Pasangan

dinding

Tenaga Pekerja OH 0,254

T. Batu OH 0,153

K. Tukang OH 0,015

Mandor OH 0,015

2 Plesteran Tenaga Pekerja OH 0,174

T. Batu OH 0,094

K. Tukang OH 0,008

(63)

4. Perhitungan indeks satuan kerja untuk lokasi penelitian perumahan Taman Anggrek Jl. Flamboyan Raya Tanjung Selamat Setia Budi.

a. Pekerjaan pasangan dinding. - Pekerja.

Dari pengamatan terhadap seorang pekerja, lamanya pekerjaan untuk 1 m2 pasangan batu ( c ) = 1,42 jam

(64)

=

Dari pengamatan terhadap seorang pekerja, lamanya pekerjaan untuk 1 m2 pekerjaan plesteran ( c ) = 1,33 jam

(65)

=

Karena kepala tukang dan mandor adalah orang yang sama, maka : am = at = 0,075 OH.

Tabel 4. 5. Tabel indeks satuan kerja berdasarkan pengamatan di lapangan untuk lokasi penelitian perumahan Taman Anggrek.

No Jenis

Pekerjaan

Kebutuhan Satuan Indeks

(66)

5. Perhitungan indeks satuan kerja untuk lokasi penelitian Perumahan Garden Vista Jl. Rumah Sakit Adam Malik.

a. Pekerjaan pasangan dinding. - Pekerja.

Dari pengamatan terhadap seorang pekerja, lamanya pekerjaan untuk 1 m2 pasangan batu ( c ) = 1,85 jam

(67)

=

Dari pengamatan terhadap seorang pekerja, lamanya pekerjaan untuk 1 m2 pekerjaan plesteran ( c ) = 1,22 jam

(68)

=

Karena kepala tukang dan mandor adalah orang yang sama, maka : am = at = 0,055 OH.

Tabel 4. 6. Tabel indeks satuan kerja berdasarkan pengamatan di lapangan untuk lokasi penelitian perumahan Garden Vista Jl. Rumah Sakit Adam Malik.

No Jenis

Pekerjaan

Kebutuhan Satuan Indeks

(69)

Tabel 4. 7. Tabel rekapitulasinilai indeks satuan kerja berdasarkan pengamatan di lapangan untuk proyek bangunan perumahan.

No Jenis

Pekerjaan

Kebutuhan Satuan Indeks

Perumahan Ambasador

Perumahan Setia Budi Flamboyan

Perumahan Permata Asri

Perumahan Taman Anggrek

Perumahan Garden Vista

Rata- rata lapangan

1 Pasangan

dinding

Tenaga Pekerja OH 0,284 0,251 0,254 0,284 0,370 0,289

T. Batu OH 0,167 0,150 0,153 0,104 0,210 0,159

K. Tukang OH 0,056 0,075 0,015 0,035 0,053 0,047

Mandor OH 0,011 0,019 0,015 0,012 0,027 0,019

2 Plesteran Tenaga Pekerja OH 0,234 0,140 0,174 0,266 0,244 0,212

T. Batu OH 0,134 0,076 0,094 0,150 0,110 0,113

K. Tukang OH 0,067 0,025 0,008 0,075 0,055 0,046

(70)

. Berikut beberapa analisis dari nilai indeks satuan kerja yang diperoleh dari survey lapangan yang dapat dipaparkan oleh peneliti ketika melakukan survey di lapangan, yaitu :

1. Pekerjaan pasangan dinding.

Hal yang terlihat di lapangan penyebab perbedaan nilai indeks satuan kerja untuk kelima proyek adalah profesionalitas dari pekerja terutama untuk tukang pasang batu hal ini dipengaruhi oleh pengalaman kerja dari tukang batu tersebut. Ada tukang batu yang gerak kerjanya cepat dan ada juga yang lambat, ada tukang batu yang bekerja sambil cerita dengan teman 1 groupnya sehingga memperlambat gerak kerja. Hal ini juga mempengaruhi gerak kerja dari pembantu tukang atau pekerja.

Untuk nilai indeks satuan kerja kepala tukang dan mandor berbeda-beda untuk masing-masing proyek karena jumlah pekerja yang dibawahinya berbeda-beda. 2. Pekerjaan plesteran.

(71)

IV. 2. Perhitunagan Harga Satuan kerja.

Untuk mendapatkan perbandingan nilai indeks satuan kerja yang lebih jelas maka nilai indeks satuan kerja dikalikan dengan harga standard upah sehingga diperoleh harga satuan pekerjaan untuk item pekerjaan yang diteliti untuk masing-masing proyek. Sehingga dapat dilihat perbandingan harga satuan pekerjaan untuk nilai indeks berdasarkan standard dan berdasarkan penelitian di lapangan.

Adapun harga standard upah yang digunakan merupakan harga yang terbaru yang dikeluarkan oleh Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman tahun 2009. Besaran harga tersebut yaitu :

NO Tenaga Kerja Satuan Harga

(72)

Adapun tabel perhitungan harga satuan kerja untuk masing-masing pekerjaan yaitu : 1. Pekerjaan pasangan dinding.

Tabel 4. 8. Tabel indeks satuan pekerjaan untuk pemasangan 1 m2 dinding ½ bata.

Kebutuhan Satuan Indeks

SNI

Lapangan

Proyek jalan Proyek gedung perumahan

Pekerja OH 0,300 0,280 0,289

T. Batu OH 0,100 0,162 0,159

K. Tukang OH 0,010 0,054 0,047

(73)

Tabel 4. 9. Tabel perhitungan harga satuan pekerjaan untuk pemasangan 1 m2 dinding ½ bata.

Kebutuhan Satuan Standard Harga

Indeks

SNI

Lapangan

Proyek jalan Proyek gedung perumahan

Pekerja Hari Rp. 50.000,- 15.000 14.000 14.450

T. Batu Hari Rp. 75.000,- 7.500 12.150 11.925

K. Tukang Hari Rp. 87.500,- 875 4.725 4.112,5

Mandor Hari Rp. 62.500,- 937,5 3.375 1.187,5

(74)

2. Pekerjaan Plesteran.

Tabel 4. 10. Tabel indeks satuan pekerjaan untuk 1 m2 plesteran setebal 15 mm.

Kebutuhan Satuan Indeks

SNI

Lapangan

Proyek jalan Proyek gedung perumahan

Pekerja OH 0,300 0,216 0,212

T. Batu OH 0,100 0,084 0,113

K. Tukang OH 0,010 0,042 0,046

(75)

Tabel 4. 11. Tabel perhitungan harga satuan pekerjaan untuk pemasangan 1 m2 dinding ½ bata. Kebutuhan Satuan Standard

Harga

Indeks

SNI

Lapangan

Proyek jalan Proyek gedung perumahan

Pekerja Hari Rp. 50.000,- 15.000 10.800 10.600

T. Batu Hari Rp. 75.000,- 11.250 6.300 8.475

K. Tukang Hari Rp. 87.500,- 1.312,5 3.675 4.025

Mandor Hari Rp. 62.500,- 937,5 2.625 2.875

(76)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V. 1. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa data di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perbandingan indeks satuan kerja berdasarkan pengamatan di lapangan yang diperoleh dari proyek jalan dan proyek gedung perumahan untuk pekerjaan pasangan dinding yaitu :

a. Nilai indeks satuan kerja untuk pekerja memiliki selisih 0,009 lebih kecil pada proyek jalan di bandingkan pada proyek bangunan perumahan.

b. Nilai indeks satuan kerja untuk tukang batu memiliki selisih 0,003 lebih besar pada proyek jalan di bandingkan pada proyek bangunan perumahan. c. Nilai indeks satuan kerja untuk kepala tukang memiliki selisih 0,007 lebih

besar pada proyek jalan di bandingkan pada proyek bangunan perumahan. d. Nilai indeks satuan kerja untuk mandor memiliki selisih 0,035 lebih besar

pada proyek jalan di bandingkan pada proyek bangunan perumahan.

(77)

a. Nilai indeks satuan kerja untuk pekerja memiliki selisih 0,004 lebih besar pada proyek jalan di bandingkan pada proyek bangunan perumahan.

b. Nilai indeks satuan kerja untuk tukang batu memiliki selisih 0,029 lebih kecil pada proyek jalan di bandingkan pada proyek bangunan perumahan. c. Nilai indeks satuan kerja untuk kepala tukang memiliki selisih 0,004 lebih

kecil pada proyek jalan di bandingkan pada proyek bangunan perumahan. d. Nilai indeks satuan kerja untuk mandor memiliki selisih 0,004 lebih kecil

pada proyek jalan di bandingkan pada proyek bangunan perumahan.

3. Perbandingan harga satuan pekerjaan berdasarkan pengamatan di lapangan yang diperoleh dari proyek jalan dan proyek bangunan perumahan untuk kedua pekerjaan yaitu :

a. Harga satuan kerja untuk pekerjaan pasangan dinding bata memiliki selisih Rp. 2.575,- lebih besar pada proyek jalan di bandingkan pada proyek bangunan perumahan.

(78)

V. 2. Saran.

Setelah melakukan pengamatan di lapangan dan menganalisa data maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan penelitian untuk mengukur dan menetapkan nilai indeks satuan pekerjaan untuk item-item pekerjaan yang sama pada jenis proyek yang berbeda.

(79)

Daftar Pustaka

Djojowirono, Ir. Soegeng, Manajemen Konstruksi, Biro Penerbit KMTS FT UGM, Yogyakarta, 2000.

E, Meyers Fred, MOTION AND TIME STUDY Improving Work Methods and Management, Englewood Cliffs, New Jersey 07632.

I. Ervianto, Wulfram, Cara Tepat Menghitung Biaya Bangunan, Yogyakarta, 2007.

LAH HUSNY T. M, Dasar Analisa / Taksasi Anggaran Biaya Bangunan, B. P. HUSNY 1974.

Mukomuko, Ir, J, A, Dasar penyusunan Anggaran BiayaBangunan, Jakarta, 1985

R. L. Peurifoy, W. B. Ledbetter, Construction Planning, Equipment, and methods, tahun 1985

RSNI 3 6897, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Dinding Untuk Konstruksi Bangunan Gedung Dan Perumahaan, 2007

Soehendradjati, Ir. RJB, STRUKTUR BANGUNAN, Fakultas Teknik Universitas Gadjah mada, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 2. 2. Dinding pasangan bata.
Gambar 2. 3. Pasangan dinding ½ bata.
Gambar 2. 4. Plesteran.
Tabel 3. 1. Data hasil pengamatan untuk 1 orang pekerja dan tukang batu dalam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan sistem informasi pendataan pembayaran siswa yang terdistribusi dengan baik pada Lembaga Bimbingan Belajar Be Excellent Pacitan

[r]

Sebagian besar gravida responden di BPM Sri Lumintu adalah mempunyai pengalaman hamil yang kedua (G 2 P 1 A 0 ).Pada ibu yang mempunyai anak lebih dari 1, sudah

Dalam hal pengaturan dan pembinaan pedagang kaki lima, maka Satpol PP Kota Banda Aceh selalu berkoordinasi dengan Dinas Pasar atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan,

Patah atau yang lebih dikenal dengan kata rupture rupture  pada dunia  pada dunia teknik, dapat disebabkan oleh gaya luar secara spontan. Dalam banyak teknik, dapat disebabkan oleh

mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan

Penelitian ini akan menguji pengaruh implementasi Akuntansi berbasis akrual pada SAP terhadap akuntabilitas Keuangan Daerah Wilayah Sumatera, dimana variabel independen

Profil bahan rangka yang dipilih adalah siku (L) atau yang kedua, karena profil siku (L) tersebut sudah dirasa cukup kuat untuk menompang bagian- bagian komponen dari