KOMPETENSI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN
INSERSI IUD TAHUN 2008
RATNA DEWI 075102031
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D. IV BIDAN PENDIDIK
JUDUL : HUBUNGAN PEMBELAJARAN PRAKTEK LABORATORIUM MATA KULIAH ASKEB KB DENGAN PENCAPAIAN KOMPETENSI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN INSERSI IUD DI AKBID SEHAT MEDAN JANUARI 2008 N A M A : RATNA DEWI
N I M : 075102031
PEOGRAM STUDI : D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU
PEMBIMBING,
Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kekhadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmad yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Tulis dengan judul “Hubungan Pembelajaran Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB dengan pencapaian kompetensi Mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat Medan tahun 2008”
Dalam penyusunan Karya Tulis ini penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari semua pihak sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Gontar A. Siregar, SpPD-K GEH, selaku Dekan Departemen Fakutas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Murniati Manik, MSc, SpKK, selaku Ketua Pelaksanaan Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3. Dewi Elizadiani Suza, S. Kp, MNS, selaku Koordinator mata kuliah Metodologi Penelitian.
4. Hj. Djumiati, M. Kes, selaku pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yang telah banyak meluakan waktu, pikiran, bimbingan serta arahan dengan penuh kesabaran dalam menyelesaikan karya tulis ini.
di Universitas Sumatera Utara.
7. Mahasiswa TK. III Semester VI Akbid Sehat, Medan yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian yang penulis telah selesaikan.
8. Kakanda T. Irwansyah Putra, ST dan Ananda Cut Qisthi Az-Zahra yang telah memberikan semangat motivasi dalam menyelesaikan penulisan ini.
9. Ayah Bunda dan Kakanda Drh. Fatma Wati dan Adinda Dr. Rizki Nanda yang telah memberi dorongan dan do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini.
10.Rekan–rekan mahasiswi mahasiswi D-IV bidan Pendidik yang telah menyumbangkan saran dan memberikan dukungan kepada penulis selama menyelesaikan Karya Tulis ini.
Medan, Juni 2008 Penulis,
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Tujuan Penelitian ... 3
1.2.1 Tujuan Umum ... 3
1.2.2 Tujuan Khusus ... 3
1.3.Pertanyaan Penelitian ... 4
1.4.Mamfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Pembelajaran Praktek Laboratorium ... 6
2.1.1 Defenisi ... 6
2.2 Pelaksanaan Kegiatan Praktek Laboratorium ... 7
2.3 Sarana dan Prasarana... 7
2.4 Askeb KB ... 7
2.5 Kemampuan Dosen ... 8
2.6 Kemampuan Yang Dicapai Mahasiswa ... 9
2.7 Kontrasepsi IUD ... 9
2.7.1 Penggolongan ... 9
2.7.2 Jenis-Jenis IUD ... 11
2.7.3 Mekanisme Kerja IUD ... 11
2.7.4 Keuntungan IUD ... 12
2.7.5 Kerugian IUD ... 12
2.7.6 Efektifitas IUD ... 13
2.7.7 Efek Samping ... 14
2.7.8 Kontraindikasi IUD ... 16
2.7.9 Pemasangan ... 17
2.7.10 Pengeluaran ... 20
BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 21
3.1 Kerangka Konsep ... 21
3.2 Definisi Operasional... 21
3.2.1 Variabel Dependen ... 22
3.2.2 Variabel Independen ... 23
BAB IV METODE PENELITIAN ... 26
4.1 Disain Penelitian ... 26
4.2 Populasi dan Sampel ... 26
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26
4.4 Pertimbangan Etik ... 27
4.5 Instrumen Penelitian ... 27
5.2. Pencapaian Kompetensi ... 32
5.3. Hubungan Pembelajaran Praktek Laboraturium ... 35
5.4. Pembahasan ... 36
5.4.1. Praktek Laboraturium ... 36
5.4.2. Kompetensi Mahasiswa ... 36
5.4.3. Hubungan Praktek Laboraturium ... 39
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 39
6.2. Saran ... 39
DAFTAR PUSTAKA
LABORATORIUM MATA KULIAH ASKEB KB DENGAN PENCAPAIAN KOMPETENSI DALAM MELAKUKAN INSERSI IUD DI AKADEMI KEBIDANAN SEHAT MEDAN TAHUN 2007/2008
ABSTRAK
Pembelajaran laboratorium adalah suatu sarana yang dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan dasar-dasar pengetahuan teori ke dalam pelajaran dengan menerapkan berbagai keterampilan, intelektual, dan psikomotor sesuai dengan kompetensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pembelajaran praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi dalam melakukan insersi IUD di Akademi Kebidanan Sehat Medan Tahun 2007/2008.
Jenis penelitian deskriptif analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akademi Kebidanan Sehat Medan tingkat 3 semester V Tahun 2007/2008, dan sampel dalam penelitian ini merupakan total dari jumlah populasi sebanyak 50 orang mahasiswa. Alat pengumpulan data yang digunakan terlebih dahulu di lakukan uji validitas dan realibilitas. Hasil ujinya menunjukkan semua butir soal valid.
Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan kemampuan dosen dengan praktek mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat, terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan dosen dengan praktek mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa ( p=0,017). Terdapat hubungan yang signifikan antara kelengkapan sarana dan prasarana dengan praktek mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa probabilitas (p = 0,006), dan terdapat hubungan yang signifikan antara praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa ( p=0,001).
Sehubungan dengan hasil penelitian ini disarankan bagi mahasiswa agar lebih banyak mengali ilmu pengetahuan khususnya tentang kebidanan sehingga mempunyai keterampilan yang baik dalam memberikan pelayanan yang tepat dan berkualitas dalam praktek pelayanan pemasangan insersi IUD.
1.1 Latar Belakang
Semakin baik suatu bangsa maka semakin baik pula kualitas bangsa itu, itulah asumsi secara umam terhadap program pendidikan suatu bangsa (Saiful 2005).
Berdasarkan penelitian World Health Organization (WHO), diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kemudian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa pertahun,menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2000 – 2003 (Manuaba,2002).
Pelayanan Keluarga Berencana adalah suatu paket pelayanan kesehatan reproduksi yang memegang peranan penting dalam kehidupan di dalam masyarakat. Oleh karena itu faktor yang sangat menentukan dalam pelayanan tersebut adalah aspek tenaga kesehatan yang berkompeten dalam bidang ini. Salah satu caranya dengan optimalisasi kemampuan bidan dalam penguasaan alat – alat dan bahan yang berhubungan dengan kontrasepsi (Prawirohardjo,2003).
Pemakaian kontrasepsi IUD merupakan upaya pencegahan kehamilan sehingga berpengaruh dalam akselerasi penurunan AKI,dibutuhkan tenaga bidan yang berkualitas (Manuaba,2002).
kebidanan keluarga berencana,sehingga berpengaruh dalam keberhasilan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi (Depkes RI,2004).
Kemampuan bidan dalam memberi pelayanan IUD yang bermutu dapat dinilai dari pelayanan yang diberikan apakah dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kebidanan,baik pelayanan tehnis bidan maupun komunikasi interpersonal/konseling (KIP/K/KB) Untuk mencapai hal tersebut perlu dilatih pengetahuan, kemampuan dan tingkat kemampuan tehnis bidan. Untuk meningkatkan mutu pelayanan tersebut selain kemampuan tehnis juga diperlukan komunikasi interpersonal dalam bentuk konseling berupa latihan untuk membantu orang lain memperoleh pengertian lebih baik,mengenai diri nya, sikap, kecemasan dalam usaha untuk memahami masalah yang sedang dihadapi klien (Sofyan,2006).
Untuk menghasilkan tenaga bidan yang bermutu harus memiliki kemampuan komprehensif, profesional,melalui instansi pendidikan tenaga kesehatan yang berkualitas dilihat dari tersedianya dosen (Sumber Daya Manusia),kualitas sarana prasarana ,kurikulum pembelajaran kelas laboratorium dan praktek klinik serta keadaan lahan praktek (Depkes RI,2004).
Tenaga dosen (SDM) harus memiliki kemampuan kepribadian, pedagogik,profesional dan sosial sesuai standar. Sarana prasarana memadai baik alat bantu belajar mengajar laboratorium perpustakaan dan lahan praktek harus sesuai dengan standar.
Kurikulum Pendidikan D.III kebidanan adalah kurikulum berdasar
Mata kuliah D.III kebidanan terdiri dari mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK),mata kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK). Salah satu mata kuliah MKK adalah mata kuliah Asuhan Kebidanan pelayanan KB, dengan mempelajari mata kuliah ini calon bidan akan mempunyai kemampuan dalam menguasai materi dan mampu mengaplikasinya dalam memberikan asuhan kebidanan pelayanan KB termasuk pelayanan kontrasepsi IUD. Kemampuan mahasiswa memberi asuhan kebidanan pelayanan kontrasepsi IUD disamping melalui belajar teori perlu pembelajaran praktek laboratorium, mahasiswa tidak hanya mendengar dan melihat, tapi bisa langsung melakukan simulasi pada phantom, sehingga bisa dinilai kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan insersi IUD sesuai standart (Suparman,2003).
Selain yang disebutkan diatas, bahwa keberhasilan pembelajaran dilaboratorium adalah juga ditentukan oleh kemampuan dosen karena dosen merupakan ujung tombak yang secara langsung memimpin dan membimbing mahasiswa dalam melakukan praktek. Oleh karena itu dosen harus mampu memahami berbagai ketrampilan termasuk penguasaan pengajaran dalam laboratorium.
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum adalah untuk mengetahui hubungan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kemampuan dosen dalam praktek laboratorium.
2. Untuk mengetahui hubungan praktek laboratorium terhadap pencapaian kompetensi Askeb Pelayanan KB.
3. Untuk mengetahui kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD.
4. Untuk mengetahui pelaksanaan praktek laboratorium dalam melakukan insersi IUD.
1.3 Pertanyaan Penelitian
1.3.1 Apakah ada hubungan antara kemampuan dosen dalam memberi materi terhadap pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD dengan hasil yang di perolehnya.
1.3.3 Apakah pelaksanaan praktek laboratorium akan berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD dengan hasil yang diperolehnya.
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Dapat menjadi masukan bagi pihak instansi Akbid Sehat Medan untuk mengetahui hubungan pelaksanaan praktek laboratorium dengan kemampuan mahasiswa memberi pelayanan IUD sehingga pihak instansi dapat melakukan tindak lanjut dari hasil penelitian serta juga dapat meningkatkan pengetahuan ketrampilan mahasiswa dalam praktek pelayanan pemasangan IUD.
1.4.2 Dapat menjadi masukan bagi mahasiswa bahwa pentingnya ketrampilan dalam memberikan pelayanan kontrasepsi yang baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakekat Pencapaian Kompetensi Mahasiswa
Menurut kamus bahasa Indonesia yang dikutip oleh Usman Uzer (2006) menyatakan bahwa,kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar dari kompetensi
(competency) yakni kemampuan atau kecakapan . Usman Uzer juga mengatakan bahwa kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan yang diharapkan.
Kompetensi merupakan pengetahuan ,ketrampilan,dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Depdiknas, 2002).
Menurut Burke “being able to perform whole work roles,to the standarts expected in employment in real working environtment“. Dari definisi ini di dapat,ada tiga kriteria kompetensi : a).mampu melaksanakan keseluruhan tugas-tugas dari suatu pekerjaan, lebihdari pada memiliki ketrampilan atau tugas-tugas-tugas-tugas pekerjaan yang spesifik. b). Sesuai dengan standar yang diharapkan dalam pekerjaan. c). Dalam pekerjaan lingkungan pekerjaan nyata yang memberi tekanan dan berkaitan dengan seluruh pekerjaan dan variasi-variasi pekerjaan yang sebenarnya. Kompetensi merupakan karakteristik dasar yang terdiri dari ketrampilan, pengetahuan, serta atribut personal lainnya yang mampu membedakan seseorang itu perform dan tidak perform.
Karakteristik dasar adalah kompetensi sebagai bagian dari kepribadian individu dan dapat memprediksikan perilaku dalam situasi dan tugas, yaitu : a. Motif sebagai dorongan dari diri seseorang secara konsisten untuk melakukan suatu tindakan , b. Sifat/ watak yaitu karakteristik fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi atau informasi tertentu, c. konsep diri yaitu nilai-nilai sikap atau citra diri yang dimiliki individu , d. Pengetahuan yaitu informasi yang dimiliki seseorang untuk bidan tertentu, e. Ketrampilan yaitu kemampuan untuk melaksanakan tugas secara fisik atau mental. 2) Hubungan sebab akibat adalah kompetensi yang menyebabkan dan memprediksi tindakan perilaku yang pada akhirnya dapat memprediksi hasil kinerjakerja. Kompetensi motif , sifat/watak dan konsep diri dapat memprediksi tindakan perilaku yang pada akhirnya dapat memprediksi hasil kinerja. 3) Acuan kriteria adalah kompetensi paling kritis yang dapat membedakan kompetensi dengan kinerja tinggi atau rata-rata (Harun, 2007).
Kompetensi menurt Hall dan Jones adalh pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang yang dapat diamati dan diukur.
a. Persepsi
Persepsi berkenaan dengan penguasaan indra dalam melakukan kegiatan seperti mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang sumbang, atau menghubungkan suara musik dengan tarian tertentu.
b. Kesiapan
Kesiapan berkenaan dengan kegiatan melakukan sesuatu kegiatan (set) termasuk didalamnya mental set (kesiapan mental), physikcal set (kesiapan fisik) atau emosional set (kesiapan perasan) untuk melakukan suatu tindakan. c. Gerakan terbimbing
Gerakan terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti , mengulangi, perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain, melakukan kegiatan coba-coba ( trial and error)
d. Gerakan yang terbiasa
Gerakan yang terbiasa berkenaan dengan kegiatan melakukan sesuatu kegiatan (set) termasuk didalamnya mental set (kesiapan mental), physikal set
(kesiapan fisik) atau emosional set ( kesiapan perasaan untuk melakukan suatu tindakan.
e. Gerakan kompleks
f. Penyusunan Pola Gerak
Penyesuaian pola gerak atau adaptasi berkenaan dengan ketrampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkuan mampu memodifikasi (membuat perubahan) pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Hal ini terkait seperti pada orang bermain tenis, pola-pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan permainan lawan.
g. Kreatifitas
Kreatifitas menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya hal ini dapat dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai ketrampilan tinggi seperti menciptakan mode pakaian, komposisi musik, atau menciptakan tarian.
Didalam tujuan pembelajaran terdapat kompetensi yang diharapkan dikuasai mahasiswa di akhir pengajaran. Misalnya kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa yang mengambil mata kuliah Asuhan Kebidanan Pelayanan KB adalah mahasiswa akan dapat memberikan pelayanan KB.
Dalam hal ini metode yang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut adalah praktikum di laboratorium. Metode praktikum memungkinkan mahasiswa secara konkrit menyelesaikan perubahan-perubahan yang terjadi sehingga analisis dibuat berdasarkan pengalaman yang dialami dan disaksikan oleh mahasiswa.
dilatih untuk memperagakan sikap yang dikehendaki, misalnya sikap waktu menginterview responden untuk mendapatkan data penelitian (Rusdiana, 2006).
Sedangkan strategi penilaian pencapaian kompetensi untuk aspek pengetahuan yaitu : a) menggunakan standart lulusan penilaian acuan patokan (PAP), dengan nilai minimal 60%, b) ditekankan terhadap oleh pengetahuan dan teori yang berkaitan dengan KB, c)dilakukan oleh tim pengajar mata kuliah bersama-sama dengan pembimbing lahan praktek, d) metode penilaian berupa laporan / dokumen, presentasi dan responsi, e) Instrumen penilaian yaitu daftar pertanyaan dan lembar observasi, f) bobot 20%, g) kriteria lulusan nilai minimal 60 (Djumiati, 2007).
meliputi persiapan, pelaksanaan,hasil tindakan keamanan dan kenyamanan (Djumiati, 2007).
2.2 Kemampuan dosen
Kemampuan dosen merupakan faktor penting dalm pembelajaran laboratorium , kompetensi dosen mengacu PP No. 19 Tahun 2005 tentang standar nasional Pendidikan dan UU No.14 Tahun 2005 tentang guru dosen, meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai pembelajaran. Mampu memahami karakteristik peserta didik. Menerapkan teori pembelajaran yang relevan dengan peserta didik dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Mampu mengelola pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Mampu merancang pembelajaran secara interaktif, menyenangkan, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
melaksanakan hasil penilaian untuk berbagi kepentingan pendidikan. Mampu melaksanakan penelitian dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian dan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kompetensi kepribadian adalah kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan bijaksana, berwibawa,menjadi teladan bagi peserta didik, berakhlak mulia, mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara berkelanjutan. Mempunyai rasa bangga sebagai dosen, dapat bekerja mandiri, mempunyai etos kerja, rasa percaya diri dan tanggung jawab yang tinggi. Mampu bersikap dan berprilaku yang disegani. Mampu menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Mempunyai bakat, Mampu menunjang tinggi kode etik profesi dosen.
Kompetensi profesional adalah yang meliputi penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, kemampuan merancang, melaksanakan dan menyusun laporan penelitian. Kemampuan mengembangkan dan menyebarluaskan inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kemampuan merancang, melaksanakan dan menilai pengabdian masyarakat. Kompetensi dosen tersebut bersifat holistic yang ditetapkan oleh senat akademik satuan pendidikan tinggi bekerja sama dengan asosiasi profesi.
Kemampuan atau kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang dimilikinya (Anonymous, 2007).
Dosen adalah tenaga pendidik yang memberikan ilmu pengetahuan pada anak didik di sekolah.
Dosen adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya dengan keilmuan yang dimilikinya dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas (Djamarah, 2006).
Seorang dosen dikatakan mampu bila dapat menguasai materi perkuliahan dengan baik, mampu berkomunikasi menyampaikan kuliah dengan baik, selalu hadir dan menggunakan waktu kuliah dengan baik, tidak mewakilkan kepada orang lain atau mengganti jadwal kuliah. Seorang mahasiswa dapat mengukur usaha maksimal dosen yang mengajar suatu mata kuliah, misalnya dengan adanya persiapan slide setiap kuliah, memberi PR dan kuis, memberi feed back terhadap soal-soal ujian,memberi responsi soal-soal, memberi kesempatan mahasiswa untuk bertanya, dan sebagainya( SDM, 2005).
2.3 Sarana dan Prasarana
Lebih luas dapat diartikan sarana sebagai sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha dapat berupa benda-benda maupun uang (Suharmi,1985).
Sarana laboratorium diantaranya air dan listrik adalah sangat penting dalam mempermudah pelaksanaan kegiatan laboratorium, tetapi sarana dan prasarana tersebut dapat menimbulkan kerusakan maupun kecelakaan apabila tidak dijaga penggunaannya secara baik dan tepat dengan ratio alat laboratorium untuk kesehatan ibu dan anak 1:8 termasuk alat untuk pemasangan IUD yaitu lampu, spekulum, apusan bakteriologi, lidi kapas, larutan antiseptik, sarung tangan bersih, wadah, baki/bengkok steril,forsep steril 10 inc, sonde uterus, forsep jaringan 12 inc, gunting yang cukup panjang, tempat tidiur ginecolog, model untuk insersi IUD.
2.4 Pembelajaran Praktek Laboratorium
Dalam proses belajar Ilmu Kebidanan sering berkaitan dengan laboratorium jadi laboratorium bukanlah hal yang asing bagi yang mendengar. Saat mendengar laboratorium maka yang ada dalam benak seseorang adalah bahwa laboratorium itu merupakan suatu ruangan tempat siswa atau mahasiswa sedang melakukan percobaan atau penelitian. Namun beberapa ahli memberi pengertian tentang laboratorium berbeda-beda namun pada hakekatnya adalah sama.
terbatas pada events yang dilakukan oleh tenaga pengajar. Pembelajaran diartikan sebagai proses penyusunan informasi dan penataan lingkungan untuk menunjang proses penemuan ilmu pengetahuan (Harun, 2006).
Menurut Wina (2006) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi baik antara manusia dengan manusia ataupun manusia dengan lingkungan nya. Robert F. Marger (dalam Hamzah, 2007) memberikan pengertian tujuan pembelajaran sebagai perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Pengertian kedua dikemukakan oleh Edwar L. Dejnozka dan David E. Kapel, juga Kemp (Hamzah,2006) yang memandang bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang di wujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa laboratorium merupakan suatu tempat dimana melakukan suatu kegiatan praktikum yang merupakan percobaan dan penyelidikan dalam bidang tertentu.
Suatu perguruan tinggi yang mengajarkan kebidanan khususnya bidang studi KB hendaknya mempunyai laboratorium. Karena dalam pelajaran Askeb KB mahasiswa tidak hanya mendengar teori-teori dosen dari pelajaran yang diberikan, tetapi harus melakukan kegiatan praktikum untuk melatih ketrampilan.
Menurut Nyoman (2006) menyatakan bahwa laboratorium sebagai salah satu sarana belajar mengajar akan sangat bermanfaat apabila fungsi laboratorium itu adalah :
1. Sebagai tempat terjadinya masalah
2. Sebagai tempat memahami masalah yang dijumpai oleh para siswa 3. Sebagai tempat memahami lebih mendalam fakta-fakta yang dijumpai 4. Sebagai tempat untuk melatih kedisiplinan, sikap ilmiah dan kedisiplinan 5. Sebagai tempat mendidik mahasiswa agar dapat menjadi cermat, kritis, sabar,
jujur dan cekatan.
Menurut Hamzah (2006) kawasan kognitif adalh kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri dari 6 (enam tingkatan yang secara hierarki berurutan dari yang paling rendah (pengetahuan sampai yang paling tinggi evaluasi) adalah :
a. Tingkat Pengetahuan (knowledge)
b. Tingkat Pemahaman (Comprehention)
Pemahaman disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.
c. Tingkat Penerapan (Application )
Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang hidup dalam kehidupan sehari-hari.
d. Tingkat sintesis (synthesis)
Sintesis disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
e. Tingkat Analisis (Analysis)
Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
f. Tingkat Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai dalam elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih sederhana.
2.5 Pelaksanaan Pembelajaran Laboratorium
mendekatkan keadaan pada situasi nyata. Proses di laboratorium sebetulnya dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah laboratorium kelas dimana mahasiswa melakukan proses pembelajaran yang berlangsung di institusi dengan menggunakan alat peraga. Sedangkan kelompok kedua adalah laboratorium klinik, dimana proses pembelajaran dilaksanakan dilahan praktik. Disini mahasiswa menjalankan praktik dibawah bimbingan dosen pengasuh mata kuliah. Dengan demikian diharapkan mahasiswa melaksanakan praktikum pada kondisi nyata.
Pembelajaran praktek merupakan proses belajar yang penting untuk menerapkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan profesional serta memberikan kesempatan bagi mahasiswa berpikir kritis selama melakukan tindakan. Metode pembelajaran praktek laboratorium : berupa simulasi, demonstrasi, praktikum, studi mandiri dan multimediatutorial. Adapun jenis metode pembelajaran (Atwi, 2001) adalah sebagai berikut :
1. Metode Demonstrasi
Mengambil bentuk sebagai contoh pelaksanaan atau suatu ketrampilan atau proses kegiatan. Syarat menggunakan metode ini harus suatu
keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau pelaksanaan kegiatan. Metode ini dapat digunakan bila :
a) Kegiatan pembelajaran bersifat formal
b) Materi pembelajaran berbentuk ketrampilan gerak psikomotor
c) Pengajar bermaksud menggantikan dan menyederhanakan kegiatan yang baik pelaksanaan suatu prosedur atau teorinya
Kesulitan metode ini adalah mendapat orang yang bukan saja ahli dalam demonstrasi ketrampilan atau prosedur yang akan diajarkan, melainkan juga menjelaskan setiap langkah yang didemonstrasikan secara verbal.
2. Metode simulasi
Menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode ini tepat digunakan untuk : a) Semua tahap belajar, b) Pendidikan formal, c) Memberikan kejadian yang analogis, d) Memungkinkan praktek dan umpan balik dengan resiko kecil, e) Sebagai alat pelajaran mandiri.
3. Metode Praktikum
Berbentuk pelaksanaan tugas mahasiswa atau penelitian tanpa bimbingan atau pengajaran khusus. Penerapan metode ini adalah : a) Pada tahap akhir proses belajar, b) Dapat digunakan pada semua mata kuliah, c) Menunjang metode pembelajaran lain, d) Meningkatkan kemampuan untuk kenaikan tingkat, e) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperdalam minatnya tanpa dicampuri mahasiswa lain.
4. Metode Tutorial
2.6 Kontrasepsi IUD
2.6.1 Jenis-jenis IUD
Sampai sekarang sudah terdapat berpuluh-puluh jenis IUD, yang paling banyak digunakan dalam program keluarga berencana di Iondonesia ialah IUD jenis Lippes loop. IUD dapat dibagi dalam bentuk yang terbuka linear dan bentuk tertutup sebagai cincin. Yang termasukdalam golongan bentuk terbuka adalah Lippes Loop, Salt T-Coil, Multi Load 250,Cu-7,Cu-t,Cu-T380A, Spiring Coil, MarguliesSpiral dan lain-lain, Sedangkan yang termasuk dalam golongan bentuk tertutup dengan bentuk dasar cincin antara lain adalah Ota ring Antigon F, Ragab ring, Cincin Graven berg, Cincin Hall Stone, Birnberg bosw dan lain-lain (Hartanto,2003).
2.6.2 Mekanisme kerja IUD
Semua IUD menimbulkan reaksi benda asing di endometrium, disertai peningkatan produksi prostaglandin dan infiltrasi leukosit.Reaksi ini ditingkatkan oleh tembaga, yang mepengaruhi enzi-enzim endometrium, metabolisme glikogen dan penyerapan estrogen serta menghambat transportasi sperma.
yang mengandung tembaga digunakan untuk kontrasepsi pasca koitus.LNG-IUS menginduksi atrofi dan produksi mukus serviks antagonis, yang akan meningkatkan efektifitasnya (Gabriel,2005).
2.6.3 Tehnik Pemasangan
Karena metoda pemasangan berbeda-beda untuk tiap-tiap alat, maka pemasangan paling aman apabila kita mengikuti petunjuk produsen dengan cermat.
1. Sepanjang prosedur, harus diterapkan tehnik”jangan menyentuh” (no touch technique). Bagian dari sonde dan alat pemasangan yang sudah terisi yang masuk kedalam uterus jangan disentuh,bahkan dengan tanganyang sudah bersarung,kapanpun.Dengan demikian,pemasangan sarung tangan yang bersih (non – steril) sudah memadai.
2. Setelah pemeriksaan panggul bimanual, serviks dibukaakan dengan spekulum semntara wanita berbaring dalam posisi lithotomi modifikasi atau posisi lateral.
3. Serviks dibersihkan dengan antiseptik dan dipegang dengan forseps atraumatik 12 inci (Forsep allis panjang sering digunakan) Tarikan lembut untuk meluruskan kanalis uteroservikalis membantu pemasangan IUD di fundus.
perlu dipertimbangkan pemberian anestetik lokal dan dilatasi os serviks.
5. IUD dimasukkan kedalam alat pemasang sedemikian sehingga IUD akan terletak rata dalam bidang transversal rongga uterus saat dilepaskan.
6. IUD jangan berada didalam alat pemasang lebih dari beberapa menit karena alat ini akan kehilangan “elastisitasnya” dan bentuknya akan berubah.
7. Tabung alat pemasang secara hati-hati dimasukkan melalui kanalis servikalis, IUD dilepaskan sesuai instruksi spesifik untuk masing-masing alat, kemungkinan alat pemasang dikeluarkan.
8. Setelah pemasangan dianjurkan untuk melakukan sonde kanalis ulang untuk menyingkirkan kemungkinan IUD terletak rendah. IUD harus diletakkan difundus agar insidensi ekspulsi dan kehamilan rendah. 9. Benang IUD harus dipotong dengan gunting panjang sampai sekitar 3
cm dari oue eksternus (Hartanto, 2003).
2.6.4 Pengeluaran
Tehnik pengeluaran : 1. Benang terlihat
- Gunakan spekulum untuk melihat serviks dan lihat dengan jelas adanya benang IUD.
- Lakukan tarikan lembut ke arah bawah. Biasanya IUD akan tertarik dengan mudah dan dengan dengan nyeri minimal. Apabila dijumpai tahanan,atau apabila pasien merasa nyeri hentikan tarikan.
- Periksa ukuran dan posisi uterus dengan pemeriksaan bimanual. - Jepit serviks dengan forseps jaringan dan lakukan tarikan lembut
untuk meluruskan kanalis uteroservikalis.
- Lakukan tarikan pada benang dan keluarkan IUD seperti biasa. - Kadang-kadang kita perlu memberikan anestesial lokal untuk
mengurangi rasa tidak nyaman saat pengeluaran. 2. Apabila benang putus
2.7 Hubungan Pembelajaran Laboratorium dengan Pencapaian
Kompetensi
Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan, tempat ini dapat merupakan ruangan tertutup, ataupun ruangan terbuka. Pembelajaran laboratorium adalah suatu proses untuk melakukan suatu ketrampilan dengar, menstimulasi, demonstrasi, role play dengan mendekatkan keadaan pada situasi nyata.
Kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai dasar yang direflesikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi merupakan pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Misalnya kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa akan dapat memberi pelayanan KB.
Berdasarkan uraian diatas maka diduga terdapat hubungan positif yang signifikan antara Hubungan Pembelajaran Laboratorium dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa dalam melakukan insersi IUD.
2.8 Kisi-Kisi Angket Kuisioner
Tabel 2.1
Kisi-kisi Angket Pembelajaran Laboratorium
No Aspek Jumlah
Item No. Item
1 Kemampuan dosen 10 1,2,3,4,5.6.7,8,9,10 2 Sarana prasarana 10 11,12,13,14,15,16,17,
18,19,20
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka konsep
Adapun kerangka konsep untuk penelitian yang berjudul pelaksanaan pembelajaran praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD terdiri dari, variabel independen yaitu pembelajaran praktek laboratorium, variabel bebas tersebut dinilai ada atau tidak hubungannya dengan variabel dependen yaitu pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD, kerangka konsep dijelaskan dalam bentuk skema sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel dependen
3.2 Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Independen
a. Pembelajaran praktek laboratorium - Kemampuan dosen
Sesuatu yang menggambarkan kualifikasi seseorang yang dalam hal ini mencakup kognitif, efektif, dan interaktif, dimana dosen merupakan ujung tombak yang secara langsung memimpin Pembelajaran Praktek
Laboratorium
- Kemampuan Dosen - Sarana dan Prasarana - Pelaksanaan Pembelajaran
Laboratorium
Pencapaian Kompetensi Mahasiswa dalam melakukan
dan membimbing mahasiswa dalam melakukan praktek meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
b. Sarana dan prasarana
Alat penunjang proses pembelajaran agar mahasiswa dapat dengan mudah mentransver materi atau kompetensi yang akan di ajarkan oleh dosen.
c. Pelaksanaan Kegiatan praktak labortaorium
Suatu proses untuk melakukan suatu ketrampilan dengan menstimulasi demonstrasi, role play, dengan mendekatkan pada situasi nyata.
Cara ukur : Dengan menghitung jawaban yang diberikan oleh responden melalui angket.
Hasil ukur : Jumlah jawaban yang diberikan responden kemudian dikategorikan menjadi :
1. Sangat Baik jumlah skor 90 – 120 2. Baik jumlah skor 60 – 89
3. Cukup jumlah skor 30 – 59
4. Kurang jumlah skor 0 – 29 (Alimul H, 2007) Skala Ukur : Ordinal
3.2.2 Variabel Dependent
Cara ukur : Dengan melihat hasil belajar praktek laboratorium mata kuliah askeb KB.
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : Sangat baik : 3,51 – 4,00 Baik : 2,75 – 3,50 Cukup : 2,00 – 2,74
BAB IV
METODA PENELITIAN
4.1 Disain Penelitian
Jenis penelitian adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk mengetahui hubungan pembelajaran praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD.
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akbid sehat tingkat 3 semester V Tahun 2007/2008 yang berjumlah 50 orang.
4.2.2 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh total populasi sejumlah 50 orang yang telah mengikuti mata kuliah asuhan kebidanan pelayanan KB di Akbid Sehat Medan.
4.3 Lokasi Penelitian
4.4 Pertimbangan Etik
Penelitian ini mendapat surat izin penelitian dari Instansi D.IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Sumatera Utara, yang diteruskan ke instansi Akbid Sehat, untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam memberi pelayanan IUD melalui lembar kuisioner, dimana data tersebut dijaga kerahasiaannya dengan tidak mencantukan nama responden, akan tetapi mencantumkan nomor kode masing-masing lembar kuisioner tersebut,sehimgga peneliti memperoleh informasi dan digunakan hanya untuk penelitian.
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner dengan berpedoman pada kerangka konsep dan tinjauan pustaka menggunakan skala Likert dengan interprestasi penilaian sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.
4.6 Pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara mengisi lembar kuisioner sesuai dengan yang dialami dengan jujur dan mengingatkan untuk mengisi semua pertanyaan dan pernyataan yang ada pada lembar kuisioner.
4.7 a. Uji validitas angket
N∑ XY – (∑X) (∑Y)
√{N∑X² –(∑X) ²}{N∑Y² –(∑Y) ²}
Keterangan :
rxy = Korelasi antar variabel X dan Y N = Jumlah responden
∑X = Jumlah skor distribusi X
∑Y = Jumlah skor distribusi Y
Besarnya r hitung dikonsultasikan pada r tabel dengan batas signifikan 5%.
b. Uji reabilitas angket
Menurut Arikunto (2006) uji reabilitas angket adalah ketetapan hasil angket yang mantap dan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi dan apa bila hasilnya berubah-ubah ,perubahan yang terjadi dapat dikatakan berarti,untuk mencari keterandalan butir soal digunakan rumus alpha :
[ ][ ]
Keterangan :
r = Reliabilitas instrumen n = Banyaknya butir pernyataan
σ²t = Varians total
∑σ²i = Jumlah varians butir n
n-1
n =
r
∑
σ²i
σ²t 1
4.8 Analisa Data
BAB V
HASIL PENELITIAN
Mata kuliah D-III kebidanan terdiri dari mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), mata kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK). Salah satu mata kuliah MKK adalah mata kuliah Asuhan Kebidanan Pelayanan KB, dengan mempelajari mata kuliah ini calon bidan akan mempunyai kemampuan dalam menguasai materi dan mampu mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan pelayanan KB termasuk pelayanan kontrasepsi IUD.
Kemampuan mahasiswa memberi asuhan kebidanan pelayanan kontrasepsi IUD disamping melalui belajar teori perlu pembelajaran praktek laboratorium. Mahasiswa tidak hanya melihat dan mendengar, tapi langsung melakukan simulasi pada phantom, sehingga bisa di nilai kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan insersi IUD sesuai standart.(Suparman,2003). Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai hubungan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat Medan 2007 – 2008, dapat dilihat pada data berikut ini:
5.1. Kemampuan Dosen
laboratorium. Adapun kemampuan dosen yang diperoleh dengan menyebar kuisioner kepada mahasiswa akbid sehat, dapat terlihat pada tabel berikut:
Tabel 5.1
Distribusi Kemampuan Dosen Dalam Paktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa dalam
Melakukan Insersi IUD di Akbid Sehat Medan Tahun 2007 – 2008
Kemampuan Dosen Jumlah %
Kemampuan Kurang 10 20
Kemampuan Baik 22 44
Kemampuan Sangat Baik 18 36
Jumlah 50 100
Kemampuan dosen dalam praktek laboratorium mata kuliah askeb KB di Akbid Sehat mayoritas mempunyainya kemampuan yang baik sebanyak 22 orang (44%), yang mempunyai kemampuan sangat baik ada sebanyak 18 orang (36%), dan dosen yang mempunyai kemampuan kurang baik ada sebanyak 10 orang (20%).
5.2. Sarana Dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif, dan efisien. (Depdikbud, 1998).
Tabel 5.2.
Distribusi Kondisi Sarana Dan Prasarana Dalam Paktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa dalam Melakukan Insersi IUD di Akbid Sehat Medan Tahun
2007 – 2008
Kondisi Sarana dan Prasarana Jumlah %
Kurang 17 34
Cukup 8 16
Baik 10 20
Sangat Baik 15 30
Jumlah 50 100
Kondisi sarana dan prasarana yang menunjang praktek mata kuliah askeb KB dalam melakukan insersi IUD, sebagian masih ada yang kurang. Adapun pendapat mahasiswa mengenai kelengkapan sarana dan prasarana dalam praktek laboratorium mata kuliah askeb KB yaitu ada sebanyak 17 orang (34%) mahasiswa yang berpendapat kurang, ada sebanyak 15 orang (30%) orang yang berpendapat sangat baik, ada sebanyak 10 orang (20%) yang berpendapat baik, dan ada sebanyak 8 orang (16%) yang brpendapat baik.
5.3. Praktek Laboratorium
[image:41.595.99.530.193.277.2]Tabel 5.3.
Distribusi Kemampuan Mahasiswa Dalam Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa dalam Melakukan Insersi IUD di Akbid Sehat Medan Tahun 2007 – 2008
Praktek Laboratorium Jumlah %
Kurang 18 36
Cukup 6 12
Baik 11 22
Sangat Baik 15 30
Jumlah 50 100
Kemampuan mahasiswa dalam praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid sehat, mayoritas mempunyai kemampuan yang masih kurang yaitu ada sebanyak 18 orang (36%), mahasiswa yang mempunyai kemampuan sangat baik ada sebanyak 15 orang (30%), mahasiswa yang mempunyai kemampuan yang baik ada sebanyak 11 orang (22%), dan mahasiswa yang mempunyai kemampuan yang cukup hanya 6 orang (12%).
5.4. Kompetensi Mahasiswa
[image:42.595.101.532.180.266.2]Tabel 5.4.
Distribusi Kompetensi Mahasiswa Dalam Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dalam Melakukan Insersi IUD di Akbid Sehat
Medan Tahun 2007 – 2008
Kompetensi Mahasiswa Jumlah %
Kompetensi Rendah 30 60
Kompetensi Tinggi 20 40
Jumlah 50 100
Berdasarkan tabel 5.4. diperoleh hasil jawaban dari kuisioner mengenai kompetensi mahasiswa adalah sebagian mahasiswa dalam melakukan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dalam melakukan insersi IUD di akbid sehat, yang mempunyai kompetensi rendah ada sebanyak 30 orang (60%). Mahasiswa yang mempunyai kompetensi tinggi ada sebanyak 20 orang (40%).
5.5. Hubungan Kemampuan Dosen Dengan Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Dalam Melakukan Insersi IUD Di Akbid Sehat Medan Tahun 2007 – 2008
Hubungan kemampuan dosen dengan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD, berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan dapat terlihat pada tabel berikut ini:
[image:43.595.107.530.177.237.2]Hubungan Kemampuan Dosen Dengan Praktek Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Dalam melakukan
Insersi IUD Di Akbid Sehat Tahun 2007 – 2008
Kemampuan Dosen
Kompetensi mahasiswa
Jumlah % Prob Rendah Tinggi
Jumlah % Jumlah %
Kurang 10 20 0 0 10 20
0,000
Baik 17 34 5 10 22 44
Sangat Baik 3 6 15 30 18 36
Jumlah 30 60 20 40 50 100
Berdasarkan tabel 5.5 dengan menggunakan uji statistik Chi square mengenai hubungan kemampuan dosen dengan praktek mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat mempunyai probabilitas (p = 0,000), ini berarti bahwa p < 0,05, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan dosen dengan praktek mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat.
5.6. Hubungan Sarana Dan Prasarana Dengan Praktek Laboratorium
Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa
Dalam Melakukan Insersi IUD Di Akbid Sehat Medan Tahun 2007 –
2008
Tabel 5.6.
Hubungan Sarana Dan Prasarana Dengan Praktek Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Dalam melakukan
Insersi IUD Di Akbid Sehat Tahun 2007 – 2008
Sarana Dan Prasarana
Kompetensi mahasiswa
Jumlah % Prob Rendah Tinggi
Jumlah % Jumlah %
Kurang 17 34 0 0 17 34
0,000
Cukup 8 16 0 0 8 16
Baik 5 10 5 10 10 20
Sangat Baik 0 0 15 30 15 30
Jumlah 30 60 20 40 50 100
5.7. Hubungan Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan
Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Dalam Melakukan Insersi IUD
Di Akbid Sehat Medan Tahun 2007 – 2008
[image:46.595.90.532.371.489.2]Hubungan sarana dan prasarana dengan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD, berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan dapat terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.7.
Hubungan Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Dalam melakukan Insersi IUD Di
Akbid Sehat Tahun 2007 – 2008
Praktek Laboratorium
Kompetensi mahasiswa
Jumlah % Prob Rendah Tinggi
Jumlah % Jumlah %
Kurang 18 36 0 0 18 36
0,000
Cukup 6 12 0 0 6 12
Baik 6 12 5 10 11 22
Sangat Baik 0 0 15 30 15 30
Jumlah 30 60 20 40 50 100
5.8. Pembahasan
5.8.1. Kemampuan Dosen
Kemampuan dosen di akbid sehat dari hasil jawaban kuisioner yang diperoleh mayoritas mahasiswa yang menilai dosen mempunyai kemampuan yang baik ada sebanyak 22 orang (44%),dan mahasiswa yang menilai dosen mempunyai kemampuan yang sangat baik sebanyak 18 orang (36%). Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah,2006, bahwa dosen adalah orang yang berpengalaman dalam bidangnya dengan keilmuan yang dimiliki dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas. Seorang dosen harus mampu melaksanakan pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif.
5.8.2. Sarana dan Prasarana
5.8.3. Praktek Laboratorium
Mahasiswa dalam melakukan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dalam melaksanakan insersi IUD di Akbid Sehat ada sebanyak 18 orang mahasiswa (36%), yang menganggap praktek askeb KB dalam insersi IUD di dalam laboratorium masih kurang , Mahasiswa yang berpendapat bahwa dalam melakukan praktek laboratorium askeb KB mengenai insersi IUD ada sebanyak 6 orang (12%) yang menganggap laboratorium sudah mencukupi. Hal ini sesuai dengan pendapat. Hendaknya laboratorium kelas dimana mahasiswa melakukan proses pembelajaran yang berlangsung di institusi menggunakan alat peraga, sehingga dapat diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan praktikum pada kondisi nyata.
5.8.3. Kompetensi Mahasiswa
5.8.4. Hubungan Kemampuan Dosen Dengan Praktek Laboratorium
Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi
Mahasiswa Dalam Melakukan Insersi IUD Di Akbid Sehat Medan
Tahun 2007 – 2008
Hubungan kemampuan dosen dengan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat adalah bahwa kemampuan dosen merupakan faktor yang penting dalam pembelajaran laboratorium. Seorang dosen dikatakan mampu bila dapat menguasai materi perkuliahan dengan baik, mampu berkomunikasi menyampaikan mata kuliah dengan baik, selalu hadir dan menggunakan waktu kuliah dengan baik, tidak mewakilkan kepada orang lain atau mengganti jadwal kuliah.(SDM,2005).
5.8.5. Hubungan Sarana Dan Prasarana Dengan Praktek Laboratorium
Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi
Mahasiswa Dalam Melakukan Insersi IUD Di Akbid Sehat Medan
Tahun 2007 – 2008
pelaksanaan suatu usaha dapat berupa benda-benda maupun ruang,(Suharmi,1988).
5.8.6. Hubungan Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan
Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Dalam Melakukan Insersi
IUD Di Akbid Sehat Medan Tahun 2007 – 2008
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai hubungan praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD di Akbid Sehat Tahun 2007 – 2008, diperoleh kesimpulan sebagi berikut:
1. Mayoritas mahasiswa masih mempunyai kompetensi yang baik untuk
melakukan praktek laboratorium mata kuliah askeb dalam melakukan insersi IUD.
2. Mayoritas mahaiswa dalam melakukan praktek laboratorium mempunyai nilai yang cukup baik dalam melakukan insersi IUD.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pembelajaran praktek laboratorium mata kuliah askeb KB dengan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan insersi IUD.
6.2. Saran - saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
2. Bagi Mahasiswa
Dapat menjadi bahan masukan bahwa pentingnya keterampilan dalam memberikan pelayanan yang baik dan tepat dalam praktek pelayanan pemasangan insersi IUD.
3. Bagi Peneliti
ANGKET
PEMBELAJARAN LABORATORIUM
Petunjuk :
1. Sudilah kiranya memberi jawaban pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat anda
2. Berilah tanda Cheklist pada salah satu jawaban yang anda pilih pada kolom yang disediakan.
3. Jawablah pertanyaan ini dengan sejujur-jujurnya .4. Keterangan jawaban :
SS : Sangat setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju
STST : Sangat Tidak Setuju
ANGKET
Nama mahasiswa : Kelas :
No. Pernyataan SS S TS STS Kemampuan
Dosen
Pedagogik
1 Dosen memberikan bimbingan kepada mahasiswa dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapinya
2 Sebelum proses belajar mengajar dose menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
3 Dosen memberikan nilai yang tinggi jika soal yang diberikannya dikerjakan dengan benar.
Profesional
4 Dalam proses perkuliahan dosen melakukan variasi dalam pengajaran
5 Dosen merangkum pembelajaran bersama-sama dengan mahasiswa
6 Dosen berusaha memusatkan perhatian mahasiswa pada saat mahasiswa banyak yang mengantuk
7 Dosen selalu semangat ketika menjelaskan materi perkuliahan
8 Apakah dosen pernah memberikan solusi jika ada masalah
9 Dalam menyampaikan materi, dosen selalu menunjukkan pada hal-hal yang dianggap penting dengan menggunakan intonasi suara yang jelas
10 Dosen memberikan pujian jika mahasiswa bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Sarana dan
Prasarana
11 Dosen menggunakan alat peraga untuk mempermudah pemahaman mahasiswa terhadap materi yang disampaikan.
12 Dosen menggunakan TOA (mix)
13 Dosen memberikan contih, seperti gambar-gambar yang berhubungan dengan pokok bahasan yang sedang dipelajari
[image:55.595.107.516.82.752.2]15 Dosen menjelaskan tentang alat-alat yang belum dikenal mahasiswa
16 Dalam memberikan praktikum dosen menggunakan media audio visual untuk
menarik perhatian mahasiswa pada materi yang disampaikan.
17 Dosen menjelaskan tentang penyimpanan alat-alat laboratorium ANC
18 Dosen memeriksa kelengkapan alat-alat yang dipinjam pada saat praktikum
19 Dosen memeriksa kelengkapan alat-alat praktikum pada saat sesudah praktikum
20 Mahasiswa mempertanggung jawabkan alat-alat yang dipinjam pada saat
praktikum Pelaksanaan
Pembelajaran Laboratorium
21 Pada pelaksanaannya metode simulasi terkadang tidak sejalan dengan teori yang diberikan
22 Metode demonstrasi membangkitkan minat belajar anda di laboratorium
teori asuhan pelayanan KB
24 Metode demontrasi menghemat tenaga,waktu, dan tenaga dalam mengajar.
25 Dosen laboratorium pelayanan KB memberikan tugas dan meminta anda untuk berlatih secara mandiri sesuai dengan pengalaman anda praktikum
26 Dosen memintaanda untuk kembali ke laboratorium untuk mengobservasi kegiatan yang telah anda lakukan
27 Dosen menberikan kasus yang kemudian
mahasiswa diminta untuk menyelesaikannya berdasarkan teori
28 Dosen jarang mendemonstrasikan teori yang telah dipelajari
29 Sebelum memulai praktikum,dosen menyuruh mahasiswa merapikan tempat duduk dan posisi duduk mahasiswa
Peneliti,
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini merasa tidak keberatan untuk menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedoteran USU Medan atas nama Ratna Dewi dengan judul :
“hubungan pembelajaran praktek laboratorium mata kuliah Askeb KB
Dengan kemampuan mahasiswa memberi pelayanan IUD di Akbid Sehat
Medan tahun 2008”
Sebelumnya saya telah diberi penjelasan tentang mamfaat dan tujuan penelitian serta jaminan tidak ada pengaruh negatif pada diri saya selama dan setelah proses penelitian. Peneliti juga menjamin kerahasiaan identitas saya dan data – data yang didapat dari saya hanya digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, dan saya telah mengerti dan mengizinkan peneliti menjadikan saya sebagai responden dalam penelitiannya.
Demikianlah persetujuan ini saya buat dengan sejujurnya tampa paksaan dari pihak manapun.
Medan, November 2007 Responden
Kepada Yang Terhormat, Calon Responden
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa program D-IV Bidan Pendidik FK USU, yang akan mengadakan penelitian tentang hubungan pembelajaran praktek laboratorium mata kuliah Askeb KB Dengan kemampuan mahasiswa memberi pelayanan IUD di Akbid Sehat Medan tahun 2008.
N a m a : Ratna Dewi
N i m : 075102031
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan pembelajaran praktek laboratorium mata kuliah Askeb KB dengan kemampuan mahasiswa memberi palayanan IUD.
Saya berharap responden untuk dapat menjawab semua pertanyaan dalam lembar ceklist sesuai dengan petunjuk yang ada.
Setiap jawaban yang responden berikan akan saya jaga kerahasiaannya dan akan digunakan untuk penelitian serta bila sudah tidak digunakan lagi akan dimusnahkan.
Atas bantuan responden saya ucapkan terima kasih.
Medan, November 2007 Peneliti
Mata Kuliah Askeb KB Dengan
Pencapaian Kompetensi
Mahasiswa dalam melakukan
Insersi IUD Di Akbid Sehat
Medan Tahun 2008 .
1.1 Latar Belakang
Semakin baik suatu bangsa maka semakin baik pula kualitas
bangsa itu, itulah asumsi scr umum thd program pddkn suata
bangsa.
Pemakaian kontrasepsi IUd merupakan upaya pencegahan
kehamilan shg berpengaruh thd akselerasi penurunan AKI,
dibthkan tenaga bidan yg berkualitas.
Utk menghasilkan tenaga bidan yg bermutu hrs memiliki
kemampuan komprehensip,profesional,melalui instansi pddkn
tenaga kes
Kemampuan mhsw mmbr pelyn IUD disamping mll teori perlu
1.2 Tujuan Penelitian
Umum
Khusus
1.3 Pertanyaan Penelitian
1.4 Mamfaat Penelitian
.
Instansi
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hakekat
Pencapaian Kompetensi
Mahasiswa
2.2. Kemampuan
Dosen
2.3.Sarana dan
Prasarana
2.4. Pembelajaran
Praktek Lab
2.5. Pelaksanaan
Pembelajaran Lab
KERANGKA PENELITIAN
Variabel Independen
Pembelajaran Praktek
Laboratorium
-Kemampuan Dosen
-Sarana & Prasarana
-Pelaksanaan Pembelajaran
Laboratorium
Pencapaian Kompetensi
Mahasiswa Dalam
Melakukan Insersi IUD
Variabel Independen
Cara Ukur
Hasil ukur
Skala Ukur
Pembelajaranpraktek
lab
-Kemampuan
dosen
-Sarana
prasarana
-Pelaksanaan
pembelajaran
lab
Kuisioner
SB:90-120
B :60-89
C :30-59
K :0-29
Ordinal
Variabel dependen
Pencapaian
kompetensi
mahasiswa
Dt skunder
Sb:3,51-4,00
B:2,75-3,50
C:2,00-2,74
D:0-1,99
4.1. Disain
4.2. Populasi dan
sampel
4.3.Lokasi penelitian
4.4 Pertimbngan etik
4.5.Instrumen
Penelitian
4.6.Pengumpulan
data
4.7 Uji
validitas/reabilita
s
No
Skor
Jumlah
Persentase
Kategori
1
<30
0
0
Kurang
2
30 – 59
7
14,0
Cukup
3
60 – 89
21
42,0
Baik
4
90 – 120
22
44,0
Sangat baik
Jumlah
50
100
[image:68.842.58.780.108.541.2]No
Nilai
Jumlah
Persentase
Kategori
1
<1,99
0
0
Kurang
2
2,00-2,75
26
52,0
Cukup
3
2,76-3,50
18
36,0
Baik
4
3,51-4,00
6
12,0
Sangat baik
Jumlah
50
100
[image:69.842.55.784.56.512.2]Hubungan Praktek Lab dgn Pencapaian Kompetensi Mahasiswa
Dalam melakukan Insersi IUD Di Akbid Sehat Medan
Pembelaj aran Praktek Laborator
ium
Kompetensi Mahasiswa
Jumlah % Prob Cukup Baik Sangat Baik
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Cukup 7 14,0 0 0 0 0 7 14,0
Baik 9 18,0 10 20,0 2 4,0 21 42,0 0,004
Sangat baik
4 8,0 13 26,0 5 10,0 22 44,0
1. Praktek Laboratorium
2. Kompetensi Mahasiswa
3. Hubungan Praktek lab dgn Pencapaian
Kesimpulan dan Saran
Mayoritas mhsw berkompetensi baik
Mayoritas mahasiswa mempunyai nilai cukup
baik