• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT SUKUK

(Studi Kasus Pada Perusahaan Penerbit Sukuk Non Keuangan)

SKRIPSI

Disusun Oleh : Dimas Pangga Wisesa NIM : 1113081000117

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT

SUKUK

(Studi Kasus Pada Perusahaan Penerbit Sukuk non Keuangan)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh :

Dimas Pangga Wisesa

NIM: 1113081000117

Di Bawah Bimbingan

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Pembimbing I

Dr. Pudji Astuty, SE, MM

Pembimbing II

(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, 25 November 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:

1. Nama : Dimas Pangga Wisesa

2. NIM : 1113081000117

3. Jurusan : Manajemen/ MIPS

4. Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk (Studi Kasus Pada Perusahaan Penerbit Sukuk Non Keuangan)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 November 2016

1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. ( )

NIP.19731221 200501 2 002 Ketua

2. Dr. Pudji Astuty, SE., MM. ( )

NIP.- Sekretaris

3. Dr. Indoyama Nasaruddin, SE. ,MAB. ( )

NIP. 19741127 200112 1 002 Penguji Ahli

4. Dr. Pudji Astuty, SE., MM. ( )

NIP.- Pembimbing I

5. Deni Pandu, SE., M.Sc. ( )

(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPERHENSIF

Hari ini Rabu Tanggal 10 Bulan Agustus 2016 telah dilakukan Ujian

Komprehensif atas mahasiswa:

Nama : Dimas Pangga Wisesa

NIM : 1113081000117

Jurusan : Manajemen Informasi Perbankan Syariah

Judul Skripsi : Analisa Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Agustus 2016

Supriyono, SE, MM. NIP.19720111201411101

(5)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Dimas Pangga Wisesa

NIM : 1113081000117

Jurusan : Manajemen Informasi Perbankan Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan Dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 25 November 2016

Yang Menyatakan

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS HIDUP

Nama : Dimas Pangga Wisesa

Tempat / Tanggal Lahir : Ciamis, 15 Februari 1994

Tinggi / Berat : 171cm / 74kg

Agama : Islam

Alamat : Komplek. Batan Lama A – 14, Kecamatan Setu,

Kota Tangerang Selatan.

Telp / Hp : 089622371171

Email : dimaspangga18@gmail.com

: dimaspanggawisesa@yahoo.co.id

PENDIDIKAN FORMAL

2000-2006 : SDN Puspiptek

2006-2009 : SMPN 2 Cisauk (SMPN 8 Kota Tangerang Selatan)

2009-2012 : SMAN 3 Kota Tangerang Selatan

2012-2014 : CCIT-FTUI

(7)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari variabel independen yaitu rasio-rasio keuangan yang diwakili oleh rasio likuiditas,

leverage, profitabilitas dan aktifitas, dan variabel independen non-rasio keuangan yaitu ukuran perusahaan terhadap peringkat sukuk yang diterbitkan perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Badan Pemeringkat Pefindo periode Januari 2012-Desember 2015. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk pengambilan sampelnya. Sampel perusahaan yang digunakan adalah 37 sampel. Metode analisis yang digunakan menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan program spss 16.0 .Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model penelitian ini layak digunakan karena telah memenuhi asumsi klasik. Berdasarkan Uji koefisien determinasi, bahwa besarnya kemampuan prediksi dari kelima variabel independen terhadap peringkat sukuk sebesar 85,4%. Berdasarkan Uji F menunjukan bahwa model layak digunakan karena memiliki nilai signifikan yang kurang dari taraf nyata 5%. Berdasarkan Uji t menunjukan bahwa, rasio likuiditas, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk dan rasio proftabilitas, leverage dan aktivitas tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk.

(8)

ABSTRACT

The purpose of this study is to analyze the influence of independent variabel that is Liquidity ratio, Leverage ratio, Profitability ratio, Activity Ratio, Company Size, toward sukuk rate that was published by non-financial company listed in rating agencies PEFINDO on period between January 2012-Desember 2015. This research method purposive sampling for sampling. There 37 sample used by. The analytical method used multiple regression analysis by using spss programme 16.0. The result of this research show that research model is fit to use because has fullfilled classical assumption. Based on the coefficient determination, that the measure of the predictive capability of five independent variables toward sukuk rate amounting to 85.4%. Based on the F test showed that the model fit to use because it has a significance value of less than 5%. Based on the T test showed that liquidity ratio and company size partialy influenence sukuk rate and profitability ratio, leverage ratio, and activity ratio are not partialy influenence sukuk rate.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan karunia-Nya.

Sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita Dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang. Mudah-mudahan kita mendapat syafaatnya di akhirat. Aamiin. Rasa syukur kami haturkan kepada Allah SWT karena dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Analisa Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk”, sebagai

salah satu syarat untuk menyelsaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Informasi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Banyak kendala dan hambatan yang dihadapi penulis dalam penyusunan skripsi ini, hingga akhirnya skripsi ini dapat diselsaikan. Selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas Dari bantuan dan bimbingan Dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang paling berpengaruh dalam hidup saya, yang memberikan kasih sayang dan waktunya untuk membimbing saya hingga saat ini dan selalu menanamkan nilai-nilai kejujuran dan kebaikan dalam kehidupan. Ibu Dra. Rina Yanti dan Ayah Ir. Imam Prasetyo. Semoga ridho keduanya bersama penulis.

2. Teruntuk adik saya Adithya Raidipa Wisesa yang turut mendoakan kelancaran penyusunan skripsi. Semoga kita berdua dapat membanggakan Ibu dan Ayah.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si.selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya.

(10)

5. Bapak Deni Pandu, SE, M.Sc. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis.

6. Ibu Titi Dewi Warnida, SE, M.Si.selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Ibu Ela Patriana, MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Bapak Sopyan, SE, MM. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah

mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus ini. 9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu

yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

10.Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dan penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain. 11.Sahabat terbaikku, Eka Ulfatul Fitriani yang membantu penulis dalam

penulisan skripsi dan selalu memberi semangat dalam mengerjakan skripsi. 12.Teman-teman yang membantu dalam penyelsaian skripsi ini, Asep Septian

Firdaus, Azka Amany dan Indita Indriana atas bantuan dan waktunya.

13.Teman seperjuanganku selama di CCIT FTUI dan MIPS, terimakasih atas dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah SWT selalu memudahkan langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan.

14.Dan terakhir semua pihak yang berperan dalam penulisan skripsi ini dari awal yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Tangerang Selatan, 25 November 2016

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah... 12

C. Tujuan Penelitian... 12

D. Manfaat Penelitian... 13

BAB II ... 14

A. Landasan Teori ... 14

1. Definisi Pasar Modal ... 14

2. Lembaga Penunjang Pasar Modal ... 18

3. Fungsi Pasar Modal ... 19

4. Jenis Pasar Modal ... 20

5. Pasar Modal Syariah... 21

6. Definisi Sukuk ... 21

7. Ketentuan Sukuk ... 24

8. Jenis-jenis Sukuk ... 25

9. Keistimewaan Sukuk ... 26

10. Resiko Sukuk ... 28

11. Peringkat Sukuk ... 30

12. Laporan Keuangan ... 31

13. Analisa Laporan Keuangan ... 35

14. Analisis Rasio Keuangan ... 35

15. Macam – Macam Rasio Keuangan ... 36

(12)

B. Penelitian Terdahulu ... 40

C. Keterkaitan Antar Variabel ... 47

D. Kerangka Pemikiran ... 49

E. Hipotesis ... 53

BAB III ... 55

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 55

B. Metode Penentuan Sampel ... 55

C. Metode Pengumpulan Data ... 57

D. Metode Analisis Data ... 57

E. Operasional Variabel Penelitian ... 69

BAB IV ... 73

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 73

B. Analisa Pembahasan Data ... 74

2. Analisis Deskriptif... 74

3. Uji Asumsi Klasik ... 76

4. Uji Regresi Berganda ... 82

5. Uji Hipotesis ... 86

6. Interpretasi Hasil ... 88

BAB V ... 91

A. Kesimpulan... 91

B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Perusahaan non-Keuangan Penerbit Sukuk ... 9

Tabel 3. 1 Proses Pemilihan Sampel ... 56

Tabel 3. 2 Sampel Penelitian ... 56

Tabel 4.1 Descriptive Statistics ... 75

Tabel 4.2 One Sample Kolmogorov-smirnov ... 78

Tabel 4.3 Model Summary ... 79

Tabel 4.4 Run Test ... 79

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 80

Tabel 4.6 Coefficients ... 81

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan sosial ekonomi Islam, termasuk investasi, tidak dapat dilepaskan

Dari prinsip-prinsip syariah. Investasi syariah adalah investasi yang didasarkan

prinsip-prinsip syariah. Baik investasi pada sektor riil maupun sektor keuangan.

Islam mengajarkan investasi yang menguntungkan semua pihak (win win

solution) dan melarang manusia melakukan investasi zero sum game atau win

loss. Al qur’an melarang manusia mencari rizki dengan berspekulasi atau cara

lainnya yang merugikan salah satu pihak.

Islam juga melarang investasi yang mengandung riba, gharar (mengubah

kondisi certainty menjadi kondisi uncertainty untuk mendapatkan keuntungan),

maysir (judi), menjual sesuatu yang tidak dimiliki, dan berbagi transaksi lain

yang merugikan salah satu pihak. Islam juga melarang semua tindakan yang

merusak dan merugikan. Islam menghendaki aktivitas perekonomian yang

didasarkan pada prinsip saling meridhoi. Islam juga tidak melarang umatnya

untuk menanggung risiko dalam menjalankan investasi. Setiap mukmin harus

melakukan tindakan yang terbaik untuk hari ini dan menyerahkan hasilnya

kepada Allah. Sebab manusia tidak mengetahui hasil upaya yang dilakukan saat

ini (Muhammad Nafik, 2009:23).

Dalam Islam, investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat di

anjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif dan

juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Investasi menurut definisi adalah

(16)

yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan

nilainya di masa yang akan datang.

Untuk mengimplementasikan anjuran dalam berivestasi, maka harus

diciptakan sarana untuk berinvestasi. Banyak pilihan untuk menanamkan modal

dalam bentuk investasi. Sejumlanh instrumen investasi yang disediakan yang

diharapkkan akan meningkatkan nilai di masa mendatang diantaranya sukuk ritel

dan deposito. Investasi itu sendiri berbeda dengan menabung, karena investasi

biasanya dilakukan dengan perencaan yang lebih matang berbeda dengan

menabung yang biasanya tanpa perencanaan. Dalam prosesnya investasi dan

menabung hampir sama tetapi orientasi Dari keduanya yang berbeda jika

menabung hanyalah kegiatan menetapkan sejumlah dana yang kita miliki pada

produk tabungan, dalam hal ini kita hanya akan mendapatkan bunga atau bagi

hasil Dari setiap bulannya akan tetapi berbeda dengan investasi merupakan

kegiatan penanaman modal untuk suatu tujuan tertentu pada jangka menengah

dan panjang yang berkaitan dengan mengakumulasi suatu bentuk aktiva dengan

harapan mendapatkan keuntungan di masa depan dan investasi itu sendiri

banyak jenisnya seperti sukuk yang semakin diminati.

Salah satu bentuk instrumen keuangan syariah yang telah banyak diterbitkan

baik oleh korporasi maupun negara adalah sukuk. Di beberapa negara, sukuk

telah menjadi instrumen pembiayaan anggaran negara yang penting. Pada saat

ini, beberapa negara telah menjadi regular issue dari sukuk, misalnya Malaysia,

Bahrain, Brunei Darussalam, Uni Emirat Arab, Qatar, Pakistan, dan State sof

Saxony Anhalt – Jerman. Penerbitan sovereign sukuk biasanya ditujukan untuk

keperluanpembiayaan negara secara umum (general funding) atau untuk

(17)

pembngkit listrik, pelabuhan, bandar udara, rumah sakit, dan jalan tol.Selain itu,

sukuk juga dapat digunakan untuk keperluan pembiayaan cash-mismacth, yaitu

dengan menggunakan sukuk dengan jangka waktu pendek (Islamic Tresury

Bills) dan juga dapat digunakan sebagai instrumen pasar uang.Total emisi sukuk

internasional berkembang pesat dari semula pada tahun 2002 hanya sekitar USD

1 miliar, menjadi USD 17 miliar pada bulan April 2007. jumlah dan jenis

instrumen sukuk juga terus berkembang, dari semula hanya dikenal sukuk al

ijarah berkembang menjadi 14 jenis sukuk sebagaimana ditetapkan oleh The

Accounting and Auditing Organization of Islamic Financial Institutions

(AAOIFI). adapun investor sukuk, tidak lagi hanya terbatas pada investor islami,

karena pada saat ini sebagain besar investor sukuk justru merupakan investor

konvensional.

Perkembangan sukuk yang menjadikan salah satu investasi pilihan adalah

karena sukuk memiliki keistimewaan tersendiri dibanding investasi lain yang

membuat pertumbuhan sukuk meningkat yaitu dikarenakan sukuk memberikan

penghasilan atau nisbah bagi hasil yang lebih kompetitif dan dibayarkan setiap

bulannya, pembayaran imbalan dan nilai nominal sampai dengan sukuk jatuh

tempo dijamin oleh pemerintah, memunginkan didapatnya penghasilan

tambahan berupa margin (capital gain) dan yang terpenting sukuk aman dan

terbebas dari unsur riba, gharar dan maysir. Dalam negeri sendiri, pasar

keuangan syariah, termasuk pasar sukuk juga tumbuh secara cepat, meskipun

proporsinya dibandingkan konvensional masih relatif kecil. untuk keperluan

pengembangan basis sumber pembiayaan anggaran negara dan dalam rangka

pengembangan pasar keuangan syariah dalam negeri, pemerintah telah

(18)

tersebut akan menjadi legal basis bagi penerbitan dan pengelolaan sukuk negara

atau SBSN.

Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana

Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997.

Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama

dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic

Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang

ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks

tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat

dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah. Pada tanggal 18

April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan

pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman

Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya, instrumen

investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi

Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan

Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad mudharabah.

Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri Dari perkembangan institusional

yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal Syariah tersebut. Perkembangan

tersebut dimulai Dari MoU antara Bapepam dan DSN-MUI pada tanggal 14

Maret 2003. MoU menunjukkan adanya kesepahaman antara Bapepam dan

DSN-MUI untuk mengembangkan pasar modal berbasis syariah di Indonesia.

Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket Peraturan

Bapepam dan LK terkait Pasar Modal Syariah. Paket peraturan tersebut yaitu

(19)

Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek

Syariah di Pasar Modal. Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2007

Bapepam-LK menerbitkan Peraturan Bapepam dan Bapepam-LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan

Penerbitan Daftar Efek Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek

Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK pada tanggal 12 September 2007.

Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak sejarah baru dengan

disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara

(SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai

landasan hukum untuk penerbitan surat berharga syariah negara atau sukuk

negara. Pada tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama kalinya Pemerintah

Indonesia menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan IFR0002.

Pada tahun 2002, PT Indosat pertama kali menerbitkan sukuk senilai 175

miliar yang direspon baik oleh pasar. Sejak saat itu, sukuk mulai dikembangkan

dalam pasar modal Indonesia dan diikuti sampai sekarang. Hingga tahun 2013,

total nilai sukuk yang bereDar yaitu 8,387 miliar rupiah. Pada tahun 2009,

terjadi lonjakan penerbitan emisi sukuk dari 29 menjadi 43. Di tahun 2009

terjadi kenaikan emisi sukuk mencapai 48%. Di tahun 2008 tercatat nilai sukuk

5,4 Triliun di akhir tahun 2009 tercatat nilai emisi sukuk sebesar 7 Triliun.

Kenaikan sebesar 1,6 Triliun ini adalah kenaikan terbesar dibanding tahun-tahun

lain yang rata-rata kenaikannya tidak mencapai 1 Triliun. Keunggulan sukuk,

Sukuk mampu tumbuh cepat di tengah krisis finansial global 2007. Meskipun

nilai outstanding Sukuk relatif kecil dibanding obligasi konvensional, tetapi

Pasar Sukuk Indonesia mengalami perkembangan yang sangat signifikan dari

(20)

Gambar 1. 1 Grafik Perkembangan Sukuk

(Sumber: Laporan OJK per Desember 2015)

Dari grafik ini dapat kita lihat bahwa perkembangan sukuk pertahunnya

hampir mengalami kenaikan. Dapat dilihat kenaikan nilai outstanding sukuk

mengalami kenaikan pertahunnya walaupun tidak terlalu signifikan dibandingan

dengan nilai akumulasi penerbitan yang terus meningkat signifikan, akan tetapi

perkembangan nilai akumulasi penerbitan yang signifikan dikarenakan investasi

pada produk sukuk semakin menarik minat investor untuk berinvestasi

dikarenakan banyaknya kelebihan yang ditawarkan dari investasi sukuk.

Terdapat sejumlah kelebihan yang didapat bila menerbitkan sukuk antara

lain; (1) Investasi yang aman (pemerintah sebagai penjamin). (2) Memberikan

return yang relatif tinggi (12% gross => 9.6% nett) dibandingkan produk

konservatif lain seperti reksadana pasar uang atau deposito. (3) Mendapatkan

pembayaran imbalan yang dilakukan secara berkala (perbulan). (4) Berpotensi

(21)

Namun dalam dunia investasi sukuk memiliki resiko yang harus diperhatikan

para investor antara lain, Resiko Gagal Bayar (Default Risk), adalah resiko

dimana investor tidak dapat memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh

penerbit pada saat produk investasi jatuh tempo. berhubung yang menerbitkan

pemerintah, resiko ini sangatlah kecil (diasumsikan risk free). Resiko Pasar

(Market Risk), adalah potensi kerugian bagi investor (capital loss) karena

menjual sukuk ritel sebelum jatuh tempo (pada saat nilainya turun). Resiko

Likuiditas (Likuiditas Risk), adalah kesulitan dalam pencairan, resiko ini bisa

disebabkan karena kecenderungan produk syariah ditahan (tidak diperjual

belikan hingga jatuh tempo), tetapi untuk sukuk ritel para agen penjual telah

menjamin untuk membeli kembali barang yang dijual oleh investor. resiko yang

bisa terjadi adalah investor terpaksa menjual kepada agen penjual dengan harga

di bawah harga pasar. apabila pembelian dalam jumlah tidak besar, bunganya

yang relatif kecil dan ditransfer ke bank bisa menjadi tidak signifikan dan bisa

terpakai. Agar investor memiliki gambaran tingkat risiko ketidakmampuan

perusahaan dalam membayar, maka sebelum perusahaan mengeluarkan sukuk,

akan dilakukan proses pengujian terhadap sukuk tersebut, dimana di Indonesia

dilakukan oleh Bapepam selaku pengawas pasar modal dengan melakukan

pengujian peringkat (rating) sukuk.

Rating itu sendiri merupakan salah satu acuan Dari investor ketika akan

memutuskan membeli suatu obligasi. Proses rating sebuah obligasi

membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua bulan. Terdapat dua kategori

kelompok peringkat obligasi yaitu kategori kelas investasi (investment grade)

dan kategori bukan kelas investasi (non investment grade). Sehingga muncul

(22)

pandangan para investor nantinya. Peringkat obligasi syariah memberikan

pernyataan informatif dan memberikan sinyal tentang probabilitas default

hutang perusahaan. Peringkat juga berfungsi untuk membantu kebijakan publik

untuk membatasi investasi spekulatif para investor. Sehingga kualitas obligasi

dapat dinilai dari peringkatnya. (Margareta dan Poppy : 2009)

Dari rating inilah kita dapat menentukan apakah investasi yang kita pilih

adalah investasi yang baik dan mengguntungkan, dan rating ini memberikan

gambaran seberapa besar perkembangan suatu sukuk yang diterbitkan kepada

publik. Dan proses rating ini melewati pengolahan dari data keuangan dan non

keuangan, data keuangan untuk melakukan rating didapat dari rasio – rasio

keuangan perusahaan yang diolah dari data laporan keuangan yang diterbitkan

perusahaan dan data non keuangan yang digunakan adalah kemampuan audit

dari auditor independen yang melakukan audit pada tingkat produktivitas, secure

dan maturity yang dimiliki perusahaan.

Di Indonesia terdapat salah satu lembaga pemeringkat sekuritas hutang

yaitu,PT Pemeringkat Efek Indonesia atau yang lebih dikenal dengan PEFINDO

merupakan rating agency tertua di Indonesia. Hingga saat ini PEFINDO telah

memberi peringkat kepada lebih Dari 500 perusahaan dan pemerintah daerah.

Selain itu, instrumen pasar modal seperti obligasi, sukuk, medium-term notes

telah diperingkat oleh PEFINDO. PEFINDO juga merupakan market leader

rating agency di Indonesia. Dengan menggunakan peringkat yang diberikan oleh

PEFINDO diharapkan penelitian ini dapat mencakup sebagian besar sukuk yang

telah diterbitkan di Indonesia. Karena kebanyakan sukuk diperingkat oleh

PEFINDO. Peringkat obligasi yang diberikan oleh agen pemeringkat dapat

(23)

Obligasi investment grade memiliki peringkat AAA, AA, A, dan BBB.

Sedangkan untuk non-investment grade dengan peringkat BB, B, CCC, dan D.

Investment grade merupakan obligasi dengan risiko kredit yang rendah sehingga

berperingkat 3 tinggi. Non investment grade merupakan obligasi yang memiliki

risiko tinggi sehingga berperingkat rendah.

Tabel 1.1 Daftar Perusahaan non-Keuangan Penerbit Sukuk

No Nama Perusahaan Kode Jumlah Sukuk yang

Beredar

1 PT Adhi Karya (Persero) ADHI 7

2 PT Matahari Putra Prima Tbk. MPPA 1

3 PT Mitra Adiperkasa Tbk. MAPI 4

4 PT Mayora Indah Tbk. MYOR 3

5 PT Nippon Indosari Corpindo

Tbk. ROTI 3

6 PT Tiga Pilar Sejahtera Food

Tbk. AISA 1

7 PT Sumberdaya Sewatama

SSMA 2

8 PT Matahari Putra Prima Tbk.

MPPA 1

9 PT. PPLN PPLN 12

Jumlah Sampel 37

Sumber : data diolah

Dari gambar tabel di atas dapat dilihat beberapa sukuk non keuangan yang

diterbitkan dan telah mendapatkan peringkat dari perusahaan pemeringkat

Pefindo antara tahun 2012-2015. Dapat dilihat peringkat sukuk yang beredar di

indonesia adalah A, AA dan AAA, bisa disimpulkan bahwa sukuk yang beredar

di Indonesia berada pada kategori investment grade. Untuk mengukur peringkat

sukuk tersebut Pefindo menggunakan beberapa faktor untuk mengukur peringkat

salah satunya rasio keuangan.

Sejumlah penelitian yang meneliti faktor apa saja yang dapat mempengaruhi

peringkat sukuk. Adapun diantaranya telah dilakukan oleh: Purwaningsih (2013)

(24)

mampu digunakan untuk memprediksi peringkat sukuk, begitu juga dengan

penelitian Afiani (2010) yang menemukan bahwa rasio likuiditas dan

profitabilitas mampu digunakan untuk memprediksi peringkat sukuk dan rasio

leverage dan produktivitas tidak dapat digunakan untuk memprediksi peringkat

sukuk. Penelitian Magreta dan Poppy (2009) meneliti faktor-faktor yang

mempengaruhi prediksi peringkat obligasi, dengan hasil bahwa Firm Size,

likuiditas, profitabilitas, leverage, produktivitas, secure, maturity dan reputasi

auditor berpengaruh terhadap prediksi peringkat sukuk. Penelitian Melis (2014)

yang menemukan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap peringkat sukuk

sedangkan profitabilitas, leverage, produktivitas, secure, maturity dan reputasi

auditor tidak berpengaruh terhadap peringkat sukuk. Penelitian ini mencoba

untuk menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat sukuk.

penelitian ini akan menggunakan variabel Profitablitas, Likuiditas, Leverage.

Penggunaan variabel tersebut dikarenakan pada penelitian sebelumnya masih

terjadi perbedaan hasil, sehingga memotivasi penulis mengambil

variabel-variabel tersebut.

Inkonsistensi hasil dari berbagai penelitian juga menjadi salah satu motivasi

penulis. Sejumlah penelitian mengenai sukuk maupun obligasi yang penulis

sebutkan sebelumnya menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Pemilihan variabel

yang bervariasi dalam model penelitian diasumsikan dapat mempengaruhi

peringkat sukuk. Adanya research gap penelitian ini yang membuat penulis

tertarik untuk meneliti kembali mengenai pemeringkatan sukuk. Berdasarkan

latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian Faktor –

faktor yang mempengaruhi peringkat sukuk karena terdapat banyak hasil yang

(25)

menggunakan faktor akuntansi yaitu rasio keuangan likuiditas, leverage,

profitabilitas dan aktivitas dan ukuran perusahaan. Dari faktor akuntansi diteliti

pengaruhnya terhadap peringkat sukuk, maka oleh karena itu penulis mengambil

(26)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang akan

diangkat adalah sebagai berikut:

1. Apakah rasio keuangan (likuiditas) mempengaruhi secara parsial

peringkat sukuk?

2. Apakah rasio keuangan (leverage) mempengaruhi secara parsial

peringkat sukuk?

3. Apakah rasio keuangan (profitabilitas) mempengaruhi secara parsial

peringkat sukuk?

4. Apakah rasio keuangan (aktivitas) mempengaruhi secara parsial

peringkat sukuk?

5. Apakah ukuran perusahaan mempengaruhi secara signifikan parsial

sukuk?

6. Apakah rasio keuangan (likuiditas, profitabilitas, leverage, dan aktivitas)

dan ukuran perusahaan mempengaruhi peringkat sukuk secara

bersama-sama?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (likuiditas) secara parsial

terhadap peringkat sukuk.

2. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (leverage) secara parsialterhadap

peringkat sukuk.

3. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (profitabilitas) secara parsial

(27)

4. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (aktivitas) secara parsialterhadap

peringkat sukuk.

5. Menganalisa pengaruh ukuran perusahaan secara parsial terhadap

peringkat sukuk.

6. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (likuiditas, profitabilitas,

leverage, dan aktivitas) dan ukuran perusahaan secara bersama-sama

terhadap peringkat sukuk.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti/Akademisi

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi ataupun landasan

pijak bagi penelitian selanjutnya.

2. Bagi Perusahaan

Diharapkan penelitian ini dapat masukan mengenai faktor – faktor

keuangan (khususnya rasio keuangan) yang berpotensi mempengaruhi

peringkat sukuk.

3. Bagi Investor dan Calon Investor

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam pengambilan

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Definisi Pasar Modal

Pasar modal (Capital Market) merupakan kegiatan yang

bersangkutan dengan penawaran umum perdagangan efek perusahaan

publik yang berkaitan dengan produk. Dalam arti sempit pasar modal

adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik hutang

maupun modal sendiri diperdagangkan. Dengan kata lain pasar modal

merupakan tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat

berharga. Jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal

memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun. Dua jangka ynag

merupakan modal sendiri berbentuk saham biasa (Common Stock) dan

saham prefern (Preferen Stock), sedangkan dana jangka hutang

berbentuk obligasi (Bond). (Martono, 2004:181)

Pasar Modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang

terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa

efek.Bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang

terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang

dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui

wakil-wakilnya. Fungsi bursa efek ini antara lain adalah menjaga kontinuitas

pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme

(29)

Di dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995,

pengertian pasar modal dijelaskan dengan lebih spesifik sebagai

kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan

Perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan Efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.

Pengertian pasar modal berdasarkan keputusan presiden No. 52 tahun

1976 tentang pasar modal menyebutkan bahwa pasar modal adalah

Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam undang-undang No. 15 tahun

1952. menurut undang-undang tersebut, bursa adalah gedung atau

ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan

perdagangan efek, sedangkan surat berharga yang dikategorikan efek

adalah saham, obligasi serta surat bukti lainnya yang lazim dikenal

sebagai efek.

Pasar modal merupakan tonggak penting dalam perekonomian

dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan

institusi ini sabagai media untuk menyerap investasi dan media untuk

memperkuat posisi keuangannya. Pasar modal memiliki peran yang

sangat besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal

menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena

pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua

kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan

pihak yang memerlukan dana (issuer). (Darmadji dan Fakhruddin,

2001: 2). Pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang

(30)

semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan

surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah

suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna

memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat

berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek

(Kasmir, 2009:104).

Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga

penunjang yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain

utama sebagai berikut :

a. Emiten. Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat

berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). Dalam

melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini

biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham

(RUPS), antara lain :

1) Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor

akan digunakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan

pasar atau kapasitas produksi.

2) Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara

modal sendiri dengan modal asing.

3) Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari

pemegang saham lama kepada pemegang saham baru.

b. Investor. Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya

di perusahaan yang melakukan emisi (disebut investor). Sebelum

(31)

melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup

bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya.

Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain :

1) Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang

akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten

dalam bentuk deviden.

2) Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang

dimiliki maka semakin besar pengusahaan (menguasai)

perusahaan.

3) Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi,

pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat

menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya.

c. Lembaga Penunjang. Fungsi lembaga penunjang ini antara lain

turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga

mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan

berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. Lembaga

penunjang yang memegang peranan penting di dalam mekanisme

pasar modal adalah sebagai berikut :

1) Penjamin emisi (underwriter). Lembaga yang menjamin

terjualnya saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan

dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten.

2) Perantara perdagangan efek (broker / pialang). Perantaraan

dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual

(emiten) dengan si pembeli (investor). Kegiatan-kegiatan

(32)

a) Memberikan informasi tentang emiten

b) Melakukan penjualan efek kepada investor

2. Lembaga Penunjang Pasar Modal

Lima lembaga penunjang pasar modal berikut ini merupakan lembaga

yang menyediakan kegiatan yang membantu terselenggaranya pasar

modal yang sehat. (Tandelilin, 2010:71)

a. Biro Administrasi efek (Securities Administration Bureau)

Biro administrasi efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak

dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan

pembagian hak yang berkaitan dengan efek.

b. Kustodian

Kustodian (custodian) adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak lain menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi

nasabahnya.

c. Wali Amanat

Wali amanat (trustee), adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat utang.

d. Penasihat Investasi

Penasihat investasi (investment advisor) adalah pihak yang memberi nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek.

e. Pemeringkat Efek

(33)

3. Fungsi Pasar Modal

Pasar modal berperan penting dalam perekonomian suatu negara

karena dapat menciptakan fasilitas bagi investor dalam memenuhi

permintaan dan penawaran modal sehingga banyak industri maupun

perusahaan yang memanfaatkan pasar modal ini sebagai media untuk

menarik investor yang dapat memperkuat posisi keuangan perusahaan

tersebut. disebutkan bahwa pasar modal memiliki dua fungsi utama

yaitu: (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 2)

a. Fungsi ekonomi. Maksud dari pasar modal memiliki fungsi ekonomi

adalah peran dimana pasar modal bertindak sebagai media

penghubung dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki dana

(investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer). Pasar modal

diharapkan dapat menjadi fasilitator bagi investor untuk

menginvestasikan dana yang ia miliki dengan harapan memperoleh

imbalan di masa depan sedangkan bagi pihak issuer atau perusahaan

dapat memanfaatkan dana tersebut tanpa harus menunggu dana

tersedia dari operasi perusahaan.

b. Fungsi keuangan. Maksud dari pasar modal disebut memiliki fungsi

keuangan adalah karena pasar modal memberikan kemungkinan dan

15 kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana sesuai

(34)

4. Jenis Pasar Modal

Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga

macam, yaitu: (Umam, 2013:178)

a. pasar perdana, pasar sekunder, dan bursa paralel. Pasar perdana

adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh perusahaan

yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut dijual melalui bursa

efek. Pada pasar perdana, efek dijual dengan harga emisi, sehingga

perusahaan yang menerbitkan emisi hanya memperoleh dana dari

penjualan tersebut.

b. Pasar sekunder adalah penjualan efek setelah penjualan pada pasar

perdana berakhir. Pada pasar sekunder ini harga efek ditentukan

berdasarkan kurs efek tersebut. Naik turunnya kurs suatu efek

ditentukan oleh daya tarik menarik antara permintaan dan penawaran

efek tersebut. Bagi efek yang dapat memenuhi syarat listing dapat

menjual efeknya di dalam bursa efek, sedangkan bagi efek yang

tidak memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di luar bursa

efek.

c. Bursa paralel merupakan pelengkap bursa efek yang ada. Bagi

perusahaan yang menerbitkan efek yang akan menjual efeknya

melalui bursa dapat dilakukan melalui bursa paralel. Bursa paralel

diselenggarakan oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek-efek

(35)

5. Pasar Modal Syariah

Pasar modal merupakan tempat perusahaan menerbitkan surat

berharga, baik berupa saham ataupun obligasi, agar memperoleh dana

dari investor. Di Bursa Efek Indonesia, saham atau obligasi yang

diterbitkan berdasarkan klasifikasi aspek kesyariahannya yang dapat

dilihat pada DES. Adapun indikator perkembangansaham yang sesuai

syariah dinyatakan dalam Jakarta Islamic Index (JII). Bank syariah

yang memiliki kelebihan dana dan memandang penempatan pasar

modal syariah merupakan sesuatu yang menguntungkan, secara bisnis

dapat menggunakan surat berharga untuk menyalurkan kelebihan

likuiditas tersebut. Sejauh ini, untuk menyalurkan kelebihan likuiditas

di pasar modal, bank syariah diizinkan sebatas pembelian

sukuk.(Yaya dkk, 2014:21)

6. Definisi Sukuk

Menurut Accounting and Auditing Organization for Islamic

Financial Institutions (AAOIFI), sukuk adalah “certificate of equal

value representing undivided shares ownership of tangible asset,

usufruct and services (in the ownership of) the assets of particular

projects or special investment activity”. Jadi sukuk adalah sebagai

sertifikat dari suatu nilai yang dipresentasikan setelah menutup

pendaftaran, bukti terima nilai sertifikat, dan menggunakannya sesuai

rencana. sama halnya dengan bagian dan kepemilikan atas aset yang

jelas, barang, atau jasa atau modal dari suatu proyek tertentu atau

modal dari suatu aktivitas investasi tertentu. Sukuk pada prinsipnya

(36)

lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai

pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying

transaction) berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar

penerbitan sukuk, dan adanya akad atau perjanjian antara para pihak

yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip bagi syariah. selain itu,

sukuk juga harus distruktur secara syariah agar instrumen keuangan

ini aman dan terbebas dari riba, gharar dan maysir. Pendapat lain

mengartikan sukuk sebagai sertifikat dengan nilai yang sama yang

mewakili bagian kepemilikan sepenuhnya terhadap aset

yang tangible, manfaat dan jasa atau (kepemilikan dari) aset dari

suatu proyek atau aktivitas investasi khusus. (Huda dan Edwin, 2007:

122)

Menurut fatwa Majelis Ulama Indonesia No.

31/DSN-MUI/IX/2002 sukuk adalah suatu surat berharga jangka panjang

berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada

pemegang obligasi syariah. sukuk mewajibkan emiten untuk

membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi

hasil margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat

jatuh tempo.

Sedangkan menurut Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal

dan Lembaga Keuangan No. KEP-130/BL/2006 tahun 2006 Peraturan

No. IX .A. 13, sukuk ádalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti

kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang

tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas kepemilikan aset berwujud

(37)

investasi tertentu, dan kepemilikan atas aset proyek tertentu atau

aktivitas investasi tertentu.

Dari sisi istilah, sukuk didefinisikan suatu dokumen sah yang

menjadi bukti penyertaan modal atau bukti utang terhadap pemilik

suatu harta yang boleh dipindahmilikan dan bersifat jangka panjang.

(Nazaruddin, 2010:93). Sampai saat ini masih

seringkali sukuk disamakan dengan obligasi syariah. Pengertian

obligasi syariah adalah surat utang dari suatu lembaga atau

perusahaan yang dijual kepada investor untuk mendapatkan dana

segar. Para investor akan mendapatkan return dalam bentuk tingkat

suku bunga tertentu yang sangat bervariasi tergantung kekuatan bisnis

penerbitnya. (Sudarsono, 2004 : 221).

Karakteristik sukuk yang banyak dikenal di Indonesia tidak

berbeda juga dengan karakteristik sukuk secara internasional. Berikut

karakteristik sukuk: (Umam, 2013 : 178).

a. Merupakan bukti kepemilikan suatu asset berwujud atau hak

manfaat (beneficial title)

b. Pendapatan berupa imbalan (kupon), margin, dan bagi hasil,

sesuai jenis akad yang digunakan

c. Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir

d. Penerbitannya melalui special purpose vehicle (SPV)

e. Memerlukan underlying asset

(38)

7. Ketentuan Sukuk

Ketentuan AAOIFI dalam al-Ma‟ayir al-Syar‟iyah, Mi‟yar no.

17 tentang Sukuk al-Istitsmar, bagian penerbitan, perdagangan, dan

penarikan kembali (redemption) SukukMilkiyah al-Maujudat:

Boleh melakukan sekuritisasi (menerbitkan sukuk yang mewakili

kepemilikan atas) aset, baik barang (tangible assets), manfaat

(usufructs) maupun jasa (services); dengan cara membagi/memecah

asset tersebut menjadi beberapa bagian yang sama dan menerbitkan

sukuk sesuai dengan nilainya. Sedangkan piutang yang masih menjadi

tanggung jawab orang lain tidak boleh disekuritisasi dengan tujuan

untuk diperdagangkan.

Sejak diterbitkan sampai dengan jatuh tempo, boleh

memindahtangankan (memperdagangkan) Sukuk Milkiyah

al-Maujudat al-Mu‟jarah au al-Mau‟ud Bisti‟jariha (sukuk yang

mewakili kepemilikan atas asset yang disewakan atau asset yang akan

(39)

Penerbit Sukuk Milkiyah al-Maujudat al-Mu‟jarah au al-Mau‟ud Bisti‟jariha boleh menarik kembali (redeem) Sukuk tersebut sebelum

jatuh tempo, dengan harga pasar atau harga yang disepakati oleh

penerbit dan pemegang Sukuk pada saat penarikan (at the date of

redemption) (Fatwa DSN. NO: 76/DSN-MUI/ VI/2010).

8. Jenis-jenis Sukuk

Sukuk, berdasarkan strukturnya terdapat berbagai jenis, yang

dikenal secara internasional dan telah mendapatkan endorsement dari

The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial

Institutions (AAOIFI) adalah :

a. SukukIjarah : Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau

akad ijarah, dimana satu pihak bertindak sendiri atau melalui

wakilnya menyewakan hak manfaat atas suatu aset kepada pihak

lain berdasarkan harga dan periode yang disepakati, tanpa diikuti

perpindahan kepemilikan aset itu sendiri.

b. Sukuk Mudharabah: Sukuk yang diterbitkan berdasarkan

perjanjian atau akad mudharabah, dimana satu pihak

menyediakan modal (rab-al-maal/shahibul maal) dan pihak lain

menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari

kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan proporsi

perbandingan (nisbah) yang disepakati sebelumnya. Kerugian

yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia

modal, sepanjang kerugian tersebut tidak ada unsur moral hazard

(40)

c. SukukMusyarakah : Sukuk yang diterbitkan berdasarka perjanjian

atau akad musyarakah, dimana dua pihak atau lebih bekerjasama

menggabungkan modal untuk membangun proyek baru,

mengembangkan proyek yang sudah ada, atau membiayai

kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang timbul

ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal

masing-masing pihak.

d. Sukuk Istishna : Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian

atau akad istishna, dimana para pihak menyepakati jual-beli

dalam rangka pembiayaan suatu proyek atau barang. Adapun

harga, waktu penyerahan dan spesifikasi proyek/barang

ditentukan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan.

9. Keistimewaan Sukuk

Dengan mengamati berbagai sifat umum mengenai sukuk, dapat

dilihat bahwasukuk memiliki kualitas yang sama dengan semua pasar

lain yang berorientasi aset keuangan konvensional, termasuk hal – hal

(41)
[image:41.595.160.523.89.588.2]

Tabel 2.1

Keistimewaan Sukuk

Dapat diperdagangkan

Sukuk mewakili pihak pemilik aktual dari aset yang jelas, manfaat aset atau kegiatan bisnis dan juga dapat diperdagangkan pada harga pasar.

Dapat diperingkat

Sukuk dapat diperingkat dengan mudah oleh Agen Pemberi Peringkat regional dan internasional.

Dapat ditambah

Sebagai tambahan terhadap aset utama atau kegiatan bisnis, sukuk dapat dijamin dengan bentuk kolateral berlandaskan syariah lainnya.

Fleksibelitas hukum

Sukuk dapat distruktur dan ditawarkan secara nasional dan global dengan pajak yang berbeda

Dapat ditebus Struktur sukuk diperbolehkan untuk kemungkinan penebusan.

Sumber : data diolah

Keistemewaan lain yang ada pada sukuk dalam referensi yang

berbeda adalah:

a. Memberikan penghasilan berupa imbalan atau n isbah bagi hasil

yang kompetitif dibandingkan dengan instrumen keuangan lain.

b. Pembayaran imbalan dan nilai nominal sampai

dengan sukuk jatuh tempo dijamin oleh Pemerintah.

c. Dapat diperjual belikan di pasar sekunder.

d. Memungkinkan diperolehnya tambahan pengahasilan berupa

margin (capital again).

e. Aman dan terbebas dari riba (unsury), gharar

(uncertainty), dan maysir (gambling).

(42)

10. Resiko Sukuk

Secara umum, risiko pada sukuk mirip dengan risiko obligasi

konvensional karena keduanya merupakan instrumen pada pasar

modal.Menurut Chartered Financial Analyst , risiko-risiko yang

dihadapi investor sukuk sebagai berikut:

a. Risiko Tingkat Pengembalian (Rate of Return Risk) Risiko tingkat

pengembalian ada pada semua tipe sukuk dengan pengembalian

tetap (fixed rate). Imbal hasil yang mengacu pada LIBOR

atau benchmark konvensional lainnya membuat

return pada sukuk dipengaruhi suku bunga. Sedangkan pada akad

mudharabah, imbal hasil sangat bergantung pada kinerja

perusahaan yang dapat naik dan turun.

b. Risiko Kredit (Current ratioedit Risk) Risiko kredit

pada sukukijarah dihadapi oleh investor disebabkan kegagalan

pembayaran (default) atas sewa underlying asset.

Kecenderungan default menjadi lebih besar karena mekanisme

penjadwalan ulang atas hutang dengan imbal hasil/suku bunga

lebih tinggi tidak diperbolehkan dalam hukum Islam. Risiko kredit

pada sukuk harus dinilai secara independen khususnya jika

pemberi pinjaman memiliki alternatif penggantian lain ketika

underlying asset tidak dapat menutupi kerugian yang terjadi.

c. Risiko Nilai Tukar (Foreign Exchange Rate Risk) Risiko nilai

tukar dapat terjadi jika return atas pengelolaan underlying

(43)

dan memberikan jaminan atas risiko tersebut dalam rangka

melindungi investor dari pergerakan nilai tukar.

d. Risiko Tingkat Harga (Price/Collateral Risk) Risiko tingkat harga

terjadi ketika spesifikasi aset yang tercermin pada nilai

penerbitan sukuk yang diajukan berbeda dengan nilai pasar

sesungguhnya dan laporan atas nilai underlying

asset. Sukukijarah paling rentan menghadapi risiko ini karena aset

yang disewakan dapat mengalami depresiasi hingga dibawah

harga pasar. Pengelolaan yang baik atas aset menjadi faktor

penting dalam menghadapi risiko ini.

e. Risiko Likuiditas (Likuiditas Risk) Pertumbuhan pasar sekunder

yang lambat membuat investor sukuk menghadapi risiko likuditas.

Kecenderungan membeli dan menahan (buy and hold) pada

mayoritas investor sukuk membuat mekanisme transfer

kepemilikan sukuk tidak efisien. Hal ini terjadi pula pada Sukuk

Salam, dimana aset yang mewadahi kontrak merupakan komoditas

pertanian. Sehingga perdagangan pada sekuritas tersebut

menimbulkan unsur spekulasi. Zero Coupon Sukuk seperti Sukuk

Istisna dan Murabahah juga tidak dapat diperdagangkan dipasar

sekunder karena mirip dengan jual beli hutang (bai ad-dayn) yang

dilarang oleh mayoritas ulama.

f. Risiko Kepatuhan Syariah (Sharia Compliance Risk)

Perkembangan pasar yang pesat memungkinkan adanya

struktur sukuk yang tidak memenuhi aspek syariah. Standarisasi

(44)

rangka melindungi investor muslim dari praktek-praktek yang

prinsip-prinsip Islam.

11.Peringkat Sukuk

Peringkat sukuk adalah suatu standarisasi yang diberikan oleh

Lembaga pemeringkat terkemuka sukuk yang mencerminkan

kemampuan penerbit sukuk dan kesediaan mereka untuk membayar

pembayaran pokok sesuai jadwal. Badan-badan ini menggunakan alat

kuantitatif dan penilaian kualitatif untuk mengevaluasi kelayakan

kredit dari penerbit. Secara umum, hanya obligasi yang diterbitkan

oleh perusahaan terbesar dan terkuat yang menunjukkan kredit relatif

tinggi. Peringkat kualitas tertinggi adalah triple- A . Tingkat Peringkat

turun ke triple- C sebagai kemungkinan gagal bayar meningkat dan

akhirnya ke D, atau default. Analis dan para investor sering

menggunakan peringkat sebagai deskriptor dari kualitas kredit emiten

obligasi dari pada deskripsi kualitas obligasi sendiri (Hull, Predescu,

dan White, 2004).

Indonesia memiliki lembaga pemeringkat efek yang disebut PT.

Pefindo. Pemeringkatan sukuk sangat diperlukan untuk mencerminkan

kemampuan emiten memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo,

dengan kualitas sukuk yang baik maka akan semakin meningkatkan

minat investor untuk memilih berinvestasi pada sukuk. Adapun teknis

pemeringkatan sukuk korporasi di Indonesia agak berbeda dengan

pemeringkatan obligasi korporasi konvensional karena dalam

(45)

aset dasar atau underlying asset yang digunakan sebagai jaminan

untuk pelunasan hutang.

12.Laporan Keuangan

a. Definisi Laporan Keuangan

Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak ekstern

perusahaan maupun pihak intern perusahaan seharusnya menggunakan

suatu alat yang mampu menganalisis laporan keuangan yang disajikan

oleh perusahaan yang bersangkutan. Laporan Keuangan adalah laporan

yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan

digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi

ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek

dan risiko perusahaan.(Mamduh dan Halim, 2005:63).

Disini laporan keuangan digunakan sebagai gambaran data awal

untuk menghitung rasio – rasio keuangan yang dibutuhkan dalam

penelitian ini.

b. Jenis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan berbagai macam

laporan keuangan yang terdiri atas bagian tertentu mengenai suatu

informasi yang penting. Sebenarnya laporan keuangan banyak

macamnya, namun yang akan penulis bahas di sini hanyalah laporan

keuangan yang pokok saja, yaitu neraca dan laporan rugi laba.

1) Laporan Neraca

Neraca adalah laporan yang meringkas posisi keuangan suatu

perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumber daya

(46)

hubungan antar item tersebut.(Mamduh dan Halim, 2005:63).

Laporan Neraca, yang disebut juga dengan laporan posisi keuangan

perusahaan, adalah laporan yang menggambarkan posisi aktiva,

kewajiban dan modal pada saat tertentu.(Sofyan, 2006:107).

Neraca itu sendiri mempunyai elemen-elemen antara lain

sebagai berikut :

a) Aktiva (Assets, Harta)

Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatu

perusahaan. Aktiva biasanya terdiri dari :

b) Aktiva Lancar

Meliputi kas dan aktiva lain yang dapat diharapkan untuk

dicairkan atau ditukarkan dengan uang tunai. Aktiva lancar

disajikan di neraca berdasarkan urutan likuiditasnya, dimulai dari

akun yang paling likuid. Yang termasuk dalam aktiva lancar,

yaitu kas, surat berharga, piutang usaha, persediaan barang

dagangan, dan lainnya.

c) Aktiva Tetap

Merupakan aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat

dinyatakan dan biasanya memiliki tingkat ketidakpastian yang

tinggi mengenai manfaatnya dimasa yang akan dating. Aktiva

tetap antara lain : peralatan, mesin, bangungan, dan lainnya.

d) Aktiva Lain-Lain

Pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan ke dalam

aktiva lancar maupun aktiva tetap perusahaan, antara lain : hak

(47)

e) Hutang ( Liabilities )

Hutang adalah kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi oleh

suatu perusahaan. Hutang biasanya terbagi menjadi :

(a).Hutang Lancar

adalah kewajiban-kewajiban yang harus segera dilunasi oleh

perusahaan dengan penggunaan aktiva lancar atau dengan

pembentukan kewajiban lancar lainnya dalam jangka waktu

tidak lebih dari satu tahun. Yang termasuk hutang lancar

adalah hutang dagang, hutang gaji, hutang biaya, serta hutang

lancar lainnya.

(b).Hutang Jangka Panjang

Adalah kewajiban-kewajiban yang tidak diharapkan untuk

segera dilunasi dalam siklus operasi normal perusahaan,

tetapi pengembaliannya dilakukan dalam jangka waktu lebih

dari satu tahun. Yang termasuk hutang jangka panjang adalah

hutang hipotek, hutang obligasi, dan hutang jangka panjang

lainnya.

f) Modal

Modal pada hakikatnya adalah hak pemilik perusahaan atas

kekayaan perusahaan. Yang termasuk elemen dalam modal antara

lain modal saham, laba ditahan, dan elemen modal lainnya.

2) Laporan Laba Rugi

Laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima

oleh perusahan selama satu periode tertentu, serta biaya-biaya yang

(48)

biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya-biaya

berarti laba,sebaliknya, kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti

rugi.(Sofyan, 2006:73).

Laporan LabaRugi adalah lebih meringkaskan hasil dari kegiatan

perusahaan selama periode akuntansi tertentu. Laporan Laba/Rugi

sendiri punya elemen-elemen antara lain sebagai berikut : (Mamduh

dan Halim, 2005:56)

a) Pendapatan

Adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu perusahan atau

penyelesaian kewajiban (kompensasi keduanya) selama periode

tertentu, yang timbul dari penjualan barang-barang, penyerahan

jasa, dan elemen pendapatan lainnya.

b) Biaya

Adalah kenaikan dalam ekuitas atau penggunaan selama periode

tertentu yang timbulnya dari penjualan barang, penyerahan jas,

dan lainnya.

c) Keuntungan

Adalah kenaikan dalam aktiva bersih yang timbul dari

transaksi-transaksi atau kejadian lain dank arena kondisi-kondisi yang

mempengaruhi aktiva bersih.

d) Kerugian

Adalah penurunan dari aktiva bersih yang timbul dari

transaksi-transaksi atau kegiatan lain dan kondisi yang mempengaruhi

(49)

13.Analisa Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan terbagi menjadi dua yaitu, analisis dan

laporan keuangan. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan

suatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan

adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha

suatu perusahaaan pada ssat tertentu atau jangka waktu tertentu.(Sofyan,

2006:189).

Sehingga dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa analisis laporan

keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan maenjadi unit

informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat

signifikan atau yang mmpunyai makna antar satu dengan yang lain

antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk

mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam

proses menghasilkan putusan yang tetap.

14.Analisis Rasio Keuangan

Rasio dalam analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang

menunjukan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam

laporan keuangan. Rasio keuangan merupakan kegiatan membagikan

angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi

satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara

satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau

antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka

yang dibandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode

(50)

Analisis rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan

antara unsur-unsur dalam laporan keuangan. Hubungan tersebut

dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. (Arief Sugiono,

2009:64). Analisis rasio sangat bermanfaat untuk perencanaan dan

pengevaluasian prestasi atau kinerja bagi perusahaanya bila

dibandingkan dengan rata-rata industri, sedangkan bagi para kreditor

analisis rasio dapat digunakan untuk memperkirakan potensi yang akan

dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran

bunga dan pengembalian pokok pinjamannya. Analisis rasio juga

bermanfaat bagi para investor dalam mengevaluasi nilai saham dan

adanya jaminan atas kemanana dana yang akan ditanamkan pada suatu

perusahaan. Dengan demikian analisis rasio keuanga dapat diterapkan

dalam setiap model analisis, baik yang dipergunakan oleh manajemen

untuk pegambilan keputusan jangka pendek maupun jangka panjang,

peningkatan efisiensi dan efektivitas operasi, serta untuk mengevaluasi

dan meningkatkan kerja.

15.Macam – Macam Rasio Keuangan

a. Rasio Likuiditas

Tingkat rasio likuiditas yang tinggi mengindikasikan bahwa

perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk membayar seluruh

kewajiban lancarnya dan menunjukkan kuat kondisi keuangan yang

dimiliki oleh perusahaan tersebut. Likuiditas perusahaan ditunjukkan

oleh besar kecilnya aset lancar yaitu aset yang mudah untuk diubah

(51)

semakin tinggi rasio likuiditas ini berarti semakin besar kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129): menyebutkan bahwa

rasio likuiditas (likuiditas ratio) merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka

pendek. Dalam rasio-rasio likuiditas, Rasio yang digunakan adalah:

1) Rasio Lancar (Current ratio)

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang

yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan

kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk

memenuhi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

(Kasmir, 2009:134)

b. Rasio Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

Profitabilitas ini memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan

beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Tingkat

profitabilitas yang tinggi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan

untuk going concern. Profitabilitas yang tinggi juga dapat menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. (Sofyan,

(52)

c. Rasio Leverage

Menurut Fred Weston dikutip dari (Kasmir, 2009:150), Rasio

Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana

aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan

perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek

maupun jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan).

Rasio yang digunakan adalah:

1) Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to asset ratio ) Rasio ini

mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau

seberapa besar hutang pe

Gambar

Gambar 1. 1 Grafik .................................................................................................................
Tabel 1.1 Daftar Perusahaan non-Keuangan Penerbit Sukuk .................................................
Gambar 1. 1 Grafik
Tabel 1.1 Daftar Perusahaan non-Keuangan Penerbit Sukuk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diambil berupa peraturan-peraturan yaitu PSAK dan Fatwa DSN MUI yang berkaitan dengan penerapan

Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana kedudukan hukum Lembaga Perkreditan Desa yang berbasis masyarakat hukum adat di Bali dalam sistem Lembaga Keuangan

Efisien dan keuntungan usahatani bunga krisan ditentukan oleh nilai produksi yang dihasilkan, sedangkan nilai produksi ditentukan secara bersama sama dari dua

Berdasarkan hasil penelitian penulis dengan judul hubungan antara tingkat penggunaan teknologi mobile gadget dan eksistensi permainan tradisional pada kalangan anak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pemecah yang baik berdasarkan nilai koefisien disipasi (Kd) dan untuk mengetahui pengaruh ukuran serta susunan

Gambar 4 menunjukkan berat segat tajuk terbaik budidaya padi sebagai tanaman sela pertanaman kelapa sawit dengan umur yang berbeda pada perlakuan A (umur kelapa sawit

 Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.  Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru

BSB = Berkembang Sangat Baik , bila anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dan sudah dapat membantu temanya yang belum mencapai kemampuan sesuai dengan indikator yang