ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT SUKUK
(Studi Kasus Pada Perusahaan Penerbit Sukuk Non Keuangan)
SKRIPSI
Disusun Oleh : Dimas Pangga Wisesa NIM : 1113081000117
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT
SUKUK
(Studi Kasus Pada Perusahaan Penerbit Sukuk non Keuangan)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh :
Dimas Pangga Wisesa
NIM: 1113081000117
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
Pembimbing I
Dr. Pudji Astuty, SE, MM
Pembimbing II
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, 25 November 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:
1. Nama : Dimas Pangga Wisesa
2. NIM : 1113081000117
3. Jurusan : Manajemen/ MIPS
4. Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk (Studi Kasus Pada Perusahaan Penerbit Sukuk Non Keuangan)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 November 2016
1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. ( )
NIP.19731221 200501 2 002 Ketua
2. Dr. Pudji Astuty, SE., MM. ( )
NIP.- Sekretaris
3. Dr. Indoyama Nasaruddin, SE. ,MAB. ( )
NIP. 19741127 200112 1 002 Penguji Ahli
4. Dr. Pudji Astuty, SE., MM. ( )
NIP.- Pembimbing I
5. Deni Pandu, SE., M.Sc. ( )
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPERHENSIF
Hari ini Rabu Tanggal 10 Bulan Agustus 2016 telah dilakukan Ujian
Komprehensif atas mahasiswa:
Nama : Dimas Pangga Wisesa
NIM : 1113081000117
Jurusan : Manajemen Informasi Perbankan Syariah
Judul Skripsi : Analisa Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Agustus 2016
Supriyono, SE, MM. NIP.19720111201411101
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Dimas Pangga Wisesa
NIM : 1113081000117
Jurusan : Manajemen Informasi Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan Dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 25 November 2016
Yang Menyatakan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS HIDUP
Nama : Dimas Pangga Wisesa
Tempat / Tanggal Lahir : Ciamis, 15 Februari 1994
Tinggi / Berat : 171cm / 74kg
Agama : Islam
Alamat : Komplek. Batan Lama A – 14, Kecamatan Setu,
Kota Tangerang Selatan.
Telp / Hp : 089622371171
Email : dimaspangga18@gmail.com
: dimaspanggawisesa@yahoo.co.id
PENDIDIKAN FORMAL
2000-2006 : SDN Puspiptek
2006-2009 : SMPN 2 Cisauk (SMPN 8 Kota Tangerang Selatan)
2009-2012 : SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
2012-2014 : CCIT-FTUI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari variabel independen yaitu rasio-rasio keuangan yang diwakili oleh rasio likuiditas,
leverage, profitabilitas dan aktifitas, dan variabel independen non-rasio keuangan yaitu ukuran perusahaan terhadap peringkat sukuk yang diterbitkan perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Badan Pemeringkat Pefindo periode Januari 2012-Desember 2015. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk pengambilan sampelnya. Sampel perusahaan yang digunakan adalah 37 sampel. Metode analisis yang digunakan menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan program spss 16.0 .Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model penelitian ini layak digunakan karena telah memenuhi asumsi klasik. Berdasarkan Uji koefisien determinasi, bahwa besarnya kemampuan prediksi dari kelima variabel independen terhadap peringkat sukuk sebesar 85,4%. Berdasarkan Uji F menunjukan bahwa model layak digunakan karena memiliki nilai signifikan yang kurang dari taraf nyata 5%. Berdasarkan Uji t menunjukan bahwa, rasio likuiditas, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk dan rasio proftabilitas, leverage dan aktivitas tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk.
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the influence of independent variabel that is Liquidity ratio, Leverage ratio, Profitability ratio, Activity Ratio, Company Size, toward sukuk rate that was published by non-financial company listed in rating agencies PEFINDO on period between January 2012-Desember 2015. This research method purposive sampling for sampling. There 37 sample used by. The analytical method used multiple regression analysis by using spss programme 16.0. The result of this research show that research model is fit to use because has fullfilled classical assumption. Based on the coefficient determination, that the measure of the predictive capability of five independent variables toward sukuk rate amounting to 85.4%. Based on the F test showed that the model fit to use because it has a significance value of less than 5%. Based on the T test showed that liquidity ratio and company size partialy influenence sukuk rate and profitability ratio, leverage ratio, and activity ratio are not partialy influenence sukuk rate.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan karunia-Nya.
Sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita Dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang. Mudah-mudahan kita mendapat syafaatnya di akhirat. Aamiin. Rasa syukur kami haturkan kepada Allah SWT karena dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Analisa Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk”, sebagai
salah satu syarat untuk menyelsaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Informasi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Banyak kendala dan hambatan yang dihadapi penulis dalam penyusunan skripsi ini, hingga akhirnya skripsi ini dapat diselsaikan. Selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas Dari bantuan dan bimbingan Dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang paling berpengaruh dalam hidup saya, yang memberikan kasih sayang dan waktunya untuk membimbing saya hingga saat ini dan selalu menanamkan nilai-nilai kejujuran dan kebaikan dalam kehidupan. Ibu Dra. Rina Yanti dan Ayah Ir. Imam Prasetyo. Semoga ridho keduanya bersama penulis.
2. Teruntuk adik saya Adithya Raidipa Wisesa yang turut mendoakan kelancaran penyusunan skripsi. Semoga kita berdua dapat membanggakan Ibu dan Ayah.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si.selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya.
5. Bapak Deni Pandu, SE, M.Sc. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis.
6. Ibu Titi Dewi Warnida, SE, M.Si.selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Ibu Ela Patriana, MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Bapak Sopyan, SE, MM. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus ini. 9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu
yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
10.Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dan penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain. 11.Sahabat terbaikku, Eka Ulfatul Fitriani yang membantu penulis dalam
penulisan skripsi dan selalu memberi semangat dalam mengerjakan skripsi. 12.Teman-teman yang membantu dalam penyelsaian skripsi ini, Asep Septian
Firdaus, Azka Amany dan Indita Indriana atas bantuan dan waktunya.
13.Teman seperjuanganku selama di CCIT FTUI dan MIPS, terimakasih atas dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah SWT selalu memudahkan langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan.
14.Dan terakhir semua pihak yang berperan dalam penulisan skripsi ini dari awal yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Tangerang Selatan, 25 November 2016
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah... 12
C. Tujuan Penelitian... 12
D. Manfaat Penelitian... 13
BAB II ... 14
A. Landasan Teori ... 14
1. Definisi Pasar Modal ... 14
2. Lembaga Penunjang Pasar Modal ... 18
3. Fungsi Pasar Modal ... 19
4. Jenis Pasar Modal ... 20
5. Pasar Modal Syariah... 21
6. Definisi Sukuk ... 21
7. Ketentuan Sukuk ... 24
8. Jenis-jenis Sukuk ... 25
9. Keistimewaan Sukuk ... 26
10. Resiko Sukuk ... 28
11. Peringkat Sukuk ... 30
12. Laporan Keuangan ... 31
13. Analisa Laporan Keuangan ... 35
14. Analisis Rasio Keuangan ... 35
15. Macam – Macam Rasio Keuangan ... 36
B. Penelitian Terdahulu ... 40
C. Keterkaitan Antar Variabel ... 47
D. Kerangka Pemikiran ... 49
E. Hipotesis ... 53
BAB III ... 55
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 55
B. Metode Penentuan Sampel ... 55
C. Metode Pengumpulan Data ... 57
D. Metode Analisis Data ... 57
E. Operasional Variabel Penelitian ... 69
BAB IV ... 73
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 73
B. Analisa Pembahasan Data ... 74
2. Analisis Deskriptif... 74
3. Uji Asumsi Klasik ... 76
4. Uji Regresi Berganda ... 82
5. Uji Hipotesis ... 86
6. Interpretasi Hasil ... 88
BAB V ... 91
A. Kesimpulan... 91
B. Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 93
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Perusahaan non-Keuangan Penerbit Sukuk ... 9
Tabel 3. 1 Proses Pemilihan Sampel ... 56
Tabel 3. 2 Sampel Penelitian ... 56
Tabel 4.1 Descriptive Statistics ... 75
Tabel 4.2 One Sample Kolmogorov-smirnov ... 78
Tabel 4.3 Model Summary ... 79
Tabel 4.4 Run Test ... 79
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 80
Tabel 4.6 Coefficients ... 81
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan sosial ekonomi Islam, termasuk investasi, tidak dapat dilepaskan
Dari prinsip-prinsip syariah. Investasi syariah adalah investasi yang didasarkan
prinsip-prinsip syariah. Baik investasi pada sektor riil maupun sektor keuangan.
Islam mengajarkan investasi yang menguntungkan semua pihak (win win
solution) dan melarang manusia melakukan investasi zero sum game atau win
loss. Al qur’an melarang manusia mencari rizki dengan berspekulasi atau cara
lainnya yang merugikan salah satu pihak.
Islam juga melarang investasi yang mengandung riba, gharar (mengubah
kondisi certainty menjadi kondisi uncertainty untuk mendapatkan keuntungan),
maysir (judi), menjual sesuatu yang tidak dimiliki, dan berbagi transaksi lain
yang merugikan salah satu pihak. Islam juga melarang semua tindakan yang
merusak dan merugikan. Islam menghendaki aktivitas perekonomian yang
didasarkan pada prinsip saling meridhoi. Islam juga tidak melarang umatnya
untuk menanggung risiko dalam menjalankan investasi. Setiap mukmin harus
melakukan tindakan yang terbaik untuk hari ini dan menyerahkan hasilnya
kepada Allah. Sebab manusia tidak mengetahui hasil upaya yang dilakukan saat
ini (Muhammad Nafik, 2009:23).
Dalam Islam, investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat di
anjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif dan
juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Investasi menurut definisi adalah
yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan
nilainya di masa yang akan datang.
Untuk mengimplementasikan anjuran dalam berivestasi, maka harus
diciptakan sarana untuk berinvestasi. Banyak pilihan untuk menanamkan modal
dalam bentuk investasi. Sejumlanh instrumen investasi yang disediakan yang
diharapkkan akan meningkatkan nilai di masa mendatang diantaranya sukuk ritel
dan deposito. Investasi itu sendiri berbeda dengan menabung, karena investasi
biasanya dilakukan dengan perencaan yang lebih matang berbeda dengan
menabung yang biasanya tanpa perencanaan. Dalam prosesnya investasi dan
menabung hampir sama tetapi orientasi Dari keduanya yang berbeda jika
menabung hanyalah kegiatan menetapkan sejumlah dana yang kita miliki pada
produk tabungan, dalam hal ini kita hanya akan mendapatkan bunga atau bagi
hasil Dari setiap bulannya akan tetapi berbeda dengan investasi merupakan
kegiatan penanaman modal untuk suatu tujuan tertentu pada jangka menengah
dan panjang yang berkaitan dengan mengakumulasi suatu bentuk aktiva dengan
harapan mendapatkan keuntungan di masa depan dan investasi itu sendiri
banyak jenisnya seperti sukuk yang semakin diminati.
Salah satu bentuk instrumen keuangan syariah yang telah banyak diterbitkan
baik oleh korporasi maupun negara adalah sukuk. Di beberapa negara, sukuk
telah menjadi instrumen pembiayaan anggaran negara yang penting. Pada saat
ini, beberapa negara telah menjadi regular issue dari sukuk, misalnya Malaysia,
Bahrain, Brunei Darussalam, Uni Emirat Arab, Qatar, Pakistan, dan State sof
Saxony Anhalt – Jerman. Penerbitan sovereign sukuk biasanya ditujukan untuk
keperluanpembiayaan negara secara umum (general funding) atau untuk
pembngkit listrik, pelabuhan, bandar udara, rumah sakit, dan jalan tol.Selain itu,
sukuk juga dapat digunakan untuk keperluan pembiayaan cash-mismacth, yaitu
dengan menggunakan sukuk dengan jangka waktu pendek (Islamic Tresury
Bills) dan juga dapat digunakan sebagai instrumen pasar uang.Total emisi sukuk
internasional berkembang pesat dari semula pada tahun 2002 hanya sekitar USD
1 miliar, menjadi USD 17 miliar pada bulan April 2007. jumlah dan jenis
instrumen sukuk juga terus berkembang, dari semula hanya dikenal sukuk al
ijarah berkembang menjadi 14 jenis sukuk sebagaimana ditetapkan oleh The
Accounting and Auditing Organization of Islamic Financial Institutions
(AAOIFI). adapun investor sukuk, tidak lagi hanya terbatas pada investor islami,
karena pada saat ini sebagain besar investor sukuk justru merupakan investor
konvensional.
Perkembangan sukuk yang menjadikan salah satu investasi pilihan adalah
karena sukuk memiliki keistimewaan tersendiri dibanding investasi lain yang
membuat pertumbuhan sukuk meningkat yaitu dikarenakan sukuk memberikan
penghasilan atau nisbah bagi hasil yang lebih kompetitif dan dibayarkan setiap
bulannya, pembayaran imbalan dan nilai nominal sampai dengan sukuk jatuh
tempo dijamin oleh pemerintah, memunginkan didapatnya penghasilan
tambahan berupa margin (capital gain) dan yang terpenting sukuk aman dan
terbebas dari unsur riba, gharar dan maysir. Dalam negeri sendiri, pasar
keuangan syariah, termasuk pasar sukuk juga tumbuh secara cepat, meskipun
proporsinya dibandingkan konvensional masih relatif kecil. untuk keperluan
pengembangan basis sumber pembiayaan anggaran negara dan dalam rangka
pengembangan pasar keuangan syariah dalam negeri, pemerintah telah
tersebut akan menjadi legal basis bagi penerbitan dan pengelolaan sukuk negara
atau SBSN.
Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana
Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997.
Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama
dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic
Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang
ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks
tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat
dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah. Pada tanggal 18
April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan
pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman
Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya, instrumen
investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi
Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan
Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad mudharabah.
Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri Dari perkembangan institusional
yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal Syariah tersebut. Perkembangan
tersebut dimulai Dari MoU antara Bapepam dan DSN-MUI pada tanggal 14
Maret 2003. MoU menunjukkan adanya kesepahaman antara Bapepam dan
DSN-MUI untuk mengembangkan pasar modal berbasis syariah di Indonesia.
Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket Peraturan
Bapepam dan LK terkait Pasar Modal Syariah. Paket peraturan tersebut yaitu
Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek
Syariah di Pasar Modal. Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2007
Bapepam-LK menerbitkan Peraturan Bapepam dan Bapepam-LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan
Penerbitan Daftar Efek Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek
Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK pada tanggal 12 September 2007.
Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak sejarah baru dengan
disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai
landasan hukum untuk penerbitan surat berharga syariah negara atau sukuk
negara. Pada tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama kalinya Pemerintah
Indonesia menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan IFR0002.
Pada tahun 2002, PT Indosat pertama kali menerbitkan sukuk senilai 175
miliar yang direspon baik oleh pasar. Sejak saat itu, sukuk mulai dikembangkan
dalam pasar modal Indonesia dan diikuti sampai sekarang. Hingga tahun 2013,
total nilai sukuk yang bereDar yaitu 8,387 miliar rupiah. Pada tahun 2009,
terjadi lonjakan penerbitan emisi sukuk dari 29 menjadi 43. Di tahun 2009
terjadi kenaikan emisi sukuk mencapai 48%. Di tahun 2008 tercatat nilai sukuk
5,4 Triliun di akhir tahun 2009 tercatat nilai emisi sukuk sebesar 7 Triliun.
Kenaikan sebesar 1,6 Triliun ini adalah kenaikan terbesar dibanding tahun-tahun
lain yang rata-rata kenaikannya tidak mencapai 1 Triliun. Keunggulan sukuk,
Sukuk mampu tumbuh cepat di tengah krisis finansial global 2007. Meskipun
nilai outstanding Sukuk relatif kecil dibanding obligasi konvensional, tetapi
Pasar Sukuk Indonesia mengalami perkembangan yang sangat signifikan dari
Gambar 1. 1 Grafik Perkembangan Sukuk
(Sumber: Laporan OJK per Desember 2015)
Dari grafik ini dapat kita lihat bahwa perkembangan sukuk pertahunnya
hampir mengalami kenaikan. Dapat dilihat kenaikan nilai outstanding sukuk
mengalami kenaikan pertahunnya walaupun tidak terlalu signifikan dibandingan
dengan nilai akumulasi penerbitan yang terus meningkat signifikan, akan tetapi
perkembangan nilai akumulasi penerbitan yang signifikan dikarenakan investasi
pada produk sukuk semakin menarik minat investor untuk berinvestasi
dikarenakan banyaknya kelebihan yang ditawarkan dari investasi sukuk.
Terdapat sejumlah kelebihan yang didapat bila menerbitkan sukuk antara
lain; (1) Investasi yang aman (pemerintah sebagai penjamin). (2) Memberikan
return yang relatif tinggi (12% gross => 9.6% nett) dibandingkan produk
konservatif lain seperti reksadana pasar uang atau deposito. (3) Mendapatkan
pembayaran imbalan yang dilakukan secara berkala (perbulan). (4) Berpotensi
Namun dalam dunia investasi sukuk memiliki resiko yang harus diperhatikan
para investor antara lain, Resiko Gagal Bayar (Default Risk), adalah resiko
dimana investor tidak dapat memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh
penerbit pada saat produk investasi jatuh tempo. berhubung yang menerbitkan
pemerintah, resiko ini sangatlah kecil (diasumsikan risk free). Resiko Pasar
(Market Risk), adalah potensi kerugian bagi investor (capital loss) karena
menjual sukuk ritel sebelum jatuh tempo (pada saat nilainya turun). Resiko
Likuiditas (Likuiditas Risk), adalah kesulitan dalam pencairan, resiko ini bisa
disebabkan karena kecenderungan produk syariah ditahan (tidak diperjual
belikan hingga jatuh tempo), tetapi untuk sukuk ritel para agen penjual telah
menjamin untuk membeli kembali barang yang dijual oleh investor. resiko yang
bisa terjadi adalah investor terpaksa menjual kepada agen penjual dengan harga
di bawah harga pasar. apabila pembelian dalam jumlah tidak besar, bunganya
yang relatif kecil dan ditransfer ke bank bisa menjadi tidak signifikan dan bisa
terpakai. Agar investor memiliki gambaran tingkat risiko ketidakmampuan
perusahaan dalam membayar, maka sebelum perusahaan mengeluarkan sukuk,
akan dilakukan proses pengujian terhadap sukuk tersebut, dimana di Indonesia
dilakukan oleh Bapepam selaku pengawas pasar modal dengan melakukan
pengujian peringkat (rating) sukuk.
Rating itu sendiri merupakan salah satu acuan Dari investor ketika akan
memutuskan membeli suatu obligasi. Proses rating sebuah obligasi
membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua bulan. Terdapat dua kategori
kelompok peringkat obligasi yaitu kategori kelas investasi (investment grade)
dan kategori bukan kelas investasi (non investment grade). Sehingga muncul
pandangan para investor nantinya. Peringkat obligasi syariah memberikan
pernyataan informatif dan memberikan sinyal tentang probabilitas default
hutang perusahaan. Peringkat juga berfungsi untuk membantu kebijakan publik
untuk membatasi investasi spekulatif para investor. Sehingga kualitas obligasi
dapat dinilai dari peringkatnya. (Margareta dan Poppy : 2009)
Dari rating inilah kita dapat menentukan apakah investasi yang kita pilih
adalah investasi yang baik dan mengguntungkan, dan rating ini memberikan
gambaran seberapa besar perkembangan suatu sukuk yang diterbitkan kepada
publik. Dan proses rating ini melewati pengolahan dari data keuangan dan non
keuangan, data keuangan untuk melakukan rating didapat dari rasio – rasio
keuangan perusahaan yang diolah dari data laporan keuangan yang diterbitkan
perusahaan dan data non keuangan yang digunakan adalah kemampuan audit
dari auditor independen yang melakukan audit pada tingkat produktivitas, secure
dan maturity yang dimiliki perusahaan.
Di Indonesia terdapat salah satu lembaga pemeringkat sekuritas hutang
yaitu,PT Pemeringkat Efek Indonesia atau yang lebih dikenal dengan PEFINDO
merupakan rating agency tertua di Indonesia. Hingga saat ini PEFINDO telah
memberi peringkat kepada lebih Dari 500 perusahaan dan pemerintah daerah.
Selain itu, instrumen pasar modal seperti obligasi, sukuk, medium-term notes
telah diperingkat oleh PEFINDO. PEFINDO juga merupakan market leader
rating agency di Indonesia. Dengan menggunakan peringkat yang diberikan oleh
PEFINDO diharapkan penelitian ini dapat mencakup sebagian besar sukuk yang
telah diterbitkan di Indonesia. Karena kebanyakan sukuk diperingkat oleh
PEFINDO. Peringkat obligasi yang diberikan oleh agen pemeringkat dapat
Obligasi investment grade memiliki peringkat AAA, AA, A, dan BBB.
Sedangkan untuk non-investment grade dengan peringkat BB, B, CCC, dan D.
Investment grade merupakan obligasi dengan risiko kredit yang rendah sehingga
berperingkat 3 tinggi. Non investment grade merupakan obligasi yang memiliki
risiko tinggi sehingga berperingkat rendah.
Tabel 1.1 Daftar Perusahaan non-Keuangan Penerbit Sukuk
No Nama Perusahaan Kode Jumlah Sukuk yang
Beredar
1 PT Adhi Karya (Persero) ADHI 7
2 PT Matahari Putra Prima Tbk. MPPA 1
3 PT Mitra Adiperkasa Tbk. MAPI 4
4 PT Mayora Indah Tbk. MYOR 3
5 PT Nippon Indosari Corpindo
Tbk. ROTI 3
6 PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk. AISA 1
7 PT Sumberdaya Sewatama
SSMA 2
8 PT Matahari Putra Prima Tbk.
MPPA 1
9 PT. PPLN PPLN 12
Jumlah Sampel 37
Sumber : data diolah
Dari gambar tabel di atas dapat dilihat beberapa sukuk non keuangan yang
diterbitkan dan telah mendapatkan peringkat dari perusahaan pemeringkat
Pefindo antara tahun 2012-2015. Dapat dilihat peringkat sukuk yang beredar di
indonesia adalah A, AA dan AAA, bisa disimpulkan bahwa sukuk yang beredar
di Indonesia berada pada kategori investment grade. Untuk mengukur peringkat
sukuk tersebut Pefindo menggunakan beberapa faktor untuk mengukur peringkat
salah satunya rasio keuangan.
Sejumlah penelitian yang meneliti faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
peringkat sukuk. Adapun diantaranya telah dilakukan oleh: Purwaningsih (2013)
mampu digunakan untuk memprediksi peringkat sukuk, begitu juga dengan
penelitian Afiani (2010) yang menemukan bahwa rasio likuiditas dan
profitabilitas mampu digunakan untuk memprediksi peringkat sukuk dan rasio
leverage dan produktivitas tidak dapat digunakan untuk memprediksi peringkat
sukuk. Penelitian Magreta dan Poppy (2009) meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi prediksi peringkat obligasi, dengan hasil bahwa Firm Size,
likuiditas, profitabilitas, leverage, produktivitas, secure, maturity dan reputasi
auditor berpengaruh terhadap prediksi peringkat sukuk. Penelitian Melis (2014)
yang menemukan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap peringkat sukuk
sedangkan profitabilitas, leverage, produktivitas, secure, maturity dan reputasi
auditor tidak berpengaruh terhadap peringkat sukuk. Penelitian ini mencoba
untuk menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat sukuk.
penelitian ini akan menggunakan variabel Profitablitas, Likuiditas, Leverage.
Penggunaan variabel tersebut dikarenakan pada penelitian sebelumnya masih
terjadi perbedaan hasil, sehingga memotivasi penulis mengambil
variabel-variabel tersebut.
Inkonsistensi hasil dari berbagai penelitian juga menjadi salah satu motivasi
penulis. Sejumlah penelitian mengenai sukuk maupun obligasi yang penulis
sebutkan sebelumnya menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Pemilihan variabel
yang bervariasi dalam model penelitian diasumsikan dapat mempengaruhi
peringkat sukuk. Adanya research gap penelitian ini yang membuat penulis
tertarik untuk meneliti kembali mengenai pemeringkatan sukuk. Berdasarkan
latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian Faktor –
faktor yang mempengaruhi peringkat sukuk karena terdapat banyak hasil yang
menggunakan faktor akuntansi yaitu rasio keuangan likuiditas, leverage,
profitabilitas dan aktivitas dan ukuran perusahaan. Dari faktor akuntansi diteliti
pengaruhnya terhadap peringkat sukuk, maka oleh karena itu penulis mengambil
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang akan
diangkat adalah sebagai berikut:
1. Apakah rasio keuangan (likuiditas) mempengaruhi secara parsial
peringkat sukuk?
2. Apakah rasio keuangan (leverage) mempengaruhi secara parsial
peringkat sukuk?
3. Apakah rasio keuangan (profitabilitas) mempengaruhi secara parsial
peringkat sukuk?
4. Apakah rasio keuangan (aktivitas) mempengaruhi secara parsial
peringkat sukuk?
5. Apakah ukuran perusahaan mempengaruhi secara signifikan parsial
sukuk?
6. Apakah rasio keuangan (likuiditas, profitabilitas, leverage, dan aktivitas)
dan ukuran perusahaan mempengaruhi peringkat sukuk secara
bersama-sama?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (likuiditas) secara parsial
terhadap peringkat sukuk.
2. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (leverage) secara parsialterhadap
peringkat sukuk.
3. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (profitabilitas) secara parsial
4. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (aktivitas) secara parsialterhadap
peringkat sukuk.
5. Menganalisa pengaruh ukuran perusahaan secara parsial terhadap
peringkat sukuk.
6. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (likuiditas, profitabilitas,
leverage, dan aktivitas) dan ukuran perusahaan secara bersama-sama
terhadap peringkat sukuk.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti/Akademisi
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi ataupun landasan
pijak bagi penelitian selanjutnya.
2. Bagi Perusahaan
Diharapkan penelitian ini dapat masukan mengenai faktor – faktor
keuangan (khususnya rasio keuangan) yang berpotensi mempengaruhi
peringkat sukuk.
3. Bagi Investor dan Calon Investor
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam pengambilan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Definisi Pasar Modal
Pasar modal (Capital Market) merupakan kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum perdagangan efek perusahaan
publik yang berkaitan dengan produk. Dalam arti sempit pasar modal
adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik hutang
maupun modal sendiri diperdagangkan. Dengan kata lain pasar modal
merupakan tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat
berharga. Jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal
memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun. Dua jangka ynag
merupakan modal sendiri berbentuk saham biasa (Common Stock) dan
saham prefern (Preferen Stock), sedangkan dana jangka hutang
berbentuk obligasi (Bond). (Martono, 2004:181)
Pasar Modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang
terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa
efek.Bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang
terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang
dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui
wakil-wakilnya. Fungsi bursa efek ini antara lain adalah menjaga kontinuitas
pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme
Di dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995,
pengertian pasar modal dijelaskan dengan lebih spesifik sebagai
kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
Perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.
Pengertian pasar modal berdasarkan keputusan presiden No. 52 tahun
1976 tentang pasar modal menyebutkan bahwa pasar modal adalah
Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam undang-undang No. 15 tahun
1952. menurut undang-undang tersebut, bursa adalah gedung atau
ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan
perdagangan efek, sedangkan surat berharga yang dikategorikan efek
adalah saham, obligasi serta surat bukti lainnya yang lazim dikenal
sebagai efek.
Pasar modal merupakan tonggak penting dalam perekonomian
dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan
institusi ini sabagai media untuk menyerap investasi dan media untuk
memperkuat posisi keuangannya. Pasar modal memiliki peran yang
sangat besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal
menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena
pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua
kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan
pihak yang memerlukan dana (issuer). (Darmadji dan Fakhruddin,
2001: 2). Pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang
semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan
surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah
suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna
memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat
berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek
(Kasmir, 2009:104).
Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga
penunjang yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain
utama sebagai berikut :
a. Emiten. Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat
berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). Dalam
melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini
biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham
(RUPS), antara lain :
1) Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor
akan digunakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan
pasar atau kapasitas produksi.
2) Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara
modal sendiri dengan modal asing.
3) Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari
pemegang saham lama kepada pemegang saham baru.
b. Investor. Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya
di perusahaan yang melakukan emisi (disebut investor). Sebelum
melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup
bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya.
Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain :
1) Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang
akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten
dalam bentuk deviden.
2) Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang
dimiliki maka semakin besar pengusahaan (menguasai)
perusahaan.
3) Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi,
pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat
menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya.
c. Lembaga Penunjang. Fungsi lembaga penunjang ini antara lain
turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga
mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan
berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. Lembaga
penunjang yang memegang peranan penting di dalam mekanisme
pasar modal adalah sebagai berikut :
1) Penjamin emisi (underwriter). Lembaga yang menjamin
terjualnya saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan
dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten.
2) Perantara perdagangan efek (broker / pialang). Perantaraan
dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual
(emiten) dengan si pembeli (investor). Kegiatan-kegiatan
a) Memberikan informasi tentang emiten
b) Melakukan penjualan efek kepada investor
2. Lembaga Penunjang Pasar Modal
Lima lembaga penunjang pasar modal berikut ini merupakan lembaga
yang menyediakan kegiatan yang membantu terselenggaranya pasar
modal yang sehat. (Tandelilin, 2010:71)
a. Biro Administrasi efek (Securities Administration Bureau)
Biro administrasi efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak
dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan
pembagian hak yang berkaitan dengan efek.
b. Kustodian
Kustodian (custodian) adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak lain menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi
nasabahnya.
c. Wali Amanat
Wali amanat (trustee), adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat utang.
d. Penasihat Investasi
Penasihat investasi (investment advisor) adalah pihak yang memberi nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek.
e. Pemeringkat Efek
3. Fungsi Pasar Modal
Pasar modal berperan penting dalam perekonomian suatu negara
karena dapat menciptakan fasilitas bagi investor dalam memenuhi
permintaan dan penawaran modal sehingga banyak industri maupun
perusahaan yang memanfaatkan pasar modal ini sebagai media untuk
menarik investor yang dapat memperkuat posisi keuangan perusahaan
tersebut. disebutkan bahwa pasar modal memiliki dua fungsi utama
yaitu: (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 2)
a. Fungsi ekonomi. Maksud dari pasar modal memiliki fungsi ekonomi
adalah peran dimana pasar modal bertindak sebagai media
penghubung dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki dana
(investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer). Pasar modal
diharapkan dapat menjadi fasilitator bagi investor untuk
menginvestasikan dana yang ia miliki dengan harapan memperoleh
imbalan di masa depan sedangkan bagi pihak issuer atau perusahaan
dapat memanfaatkan dana tersebut tanpa harus menunggu dana
tersedia dari operasi perusahaan.
b. Fungsi keuangan. Maksud dari pasar modal disebut memiliki fungsi
keuangan adalah karena pasar modal memberikan kemungkinan dan
15 kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana sesuai
4. Jenis Pasar Modal
Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga
macam, yaitu: (Umam, 2013:178)
a. pasar perdana, pasar sekunder, dan bursa paralel. Pasar perdana
adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh perusahaan
yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut dijual melalui bursa
efek. Pada pasar perdana, efek dijual dengan harga emisi, sehingga
perusahaan yang menerbitkan emisi hanya memperoleh dana dari
penjualan tersebut.
b. Pasar sekunder adalah penjualan efek setelah penjualan pada pasar
perdana berakhir. Pada pasar sekunder ini harga efek ditentukan
berdasarkan kurs efek tersebut. Naik turunnya kurs suatu efek
ditentukan oleh daya tarik menarik antara permintaan dan penawaran
efek tersebut. Bagi efek yang dapat memenuhi syarat listing dapat
menjual efeknya di dalam bursa efek, sedangkan bagi efek yang
tidak memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di luar bursa
efek.
c. Bursa paralel merupakan pelengkap bursa efek yang ada. Bagi
perusahaan yang menerbitkan efek yang akan menjual efeknya
melalui bursa dapat dilakukan melalui bursa paralel. Bursa paralel
diselenggarakan oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek-efek
5. Pasar Modal Syariah
Pasar modal merupakan tempat perusahaan menerbitkan surat
berharga, baik berupa saham ataupun obligasi, agar memperoleh dana
dari investor. Di Bursa Efek Indonesia, saham atau obligasi yang
diterbitkan berdasarkan klasifikasi aspek kesyariahannya yang dapat
dilihat pada DES. Adapun indikator perkembangansaham yang sesuai
syariah dinyatakan dalam Jakarta Islamic Index (JII). Bank syariah
yang memiliki kelebihan dana dan memandang penempatan pasar
modal syariah merupakan sesuatu yang menguntungkan, secara bisnis
dapat menggunakan surat berharga untuk menyalurkan kelebihan
likuiditas tersebut. Sejauh ini, untuk menyalurkan kelebihan likuiditas
di pasar modal, bank syariah diizinkan sebatas pembelian
sukuk.(Yaya dkk, 2014:21)
6. Definisi Sukuk
Menurut Accounting and Auditing Organization for Islamic
Financial Institutions (AAOIFI), sukuk adalah “certificate of equal
value representing undivided shares ownership of tangible asset,
usufruct and services (in the ownership of) the assets of particular
projects or special investment activity”. Jadi sukuk adalah sebagai
sertifikat dari suatu nilai yang dipresentasikan setelah menutup
pendaftaran, bukti terima nilai sertifikat, dan menggunakannya sesuai
rencana. sama halnya dengan bagian dan kepemilikan atas aset yang
jelas, barang, atau jasa atau modal dari suatu proyek tertentu atau
modal dari suatu aktivitas investasi tertentu. Sukuk pada prinsipnya
lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai
pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying
transaction) berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar
penerbitan sukuk, dan adanya akad atau perjanjian antara para pihak
yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip bagi syariah. selain itu,
sukuk juga harus distruktur secara syariah agar instrumen keuangan
ini aman dan terbebas dari riba, gharar dan maysir. Pendapat lain
mengartikan sukuk sebagai sertifikat dengan nilai yang sama yang
mewakili bagian kepemilikan sepenuhnya terhadap aset
yang tangible, manfaat dan jasa atau (kepemilikan dari) aset dari
suatu proyek atau aktivitas investasi khusus. (Huda dan Edwin, 2007:
122)
Menurut fatwa Majelis Ulama Indonesia No.
31/DSN-MUI/IX/2002 sukuk adalah suatu surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada
pemegang obligasi syariah. sukuk mewajibkan emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi
hasil margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat
jatuh tempo.
Sedangkan menurut Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan No. KEP-130/BL/2006 tahun 2006 Peraturan
No. IX .A. 13, sukuk ádalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti
kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang
tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas kepemilikan aset berwujud
investasi tertentu, dan kepemilikan atas aset proyek tertentu atau
aktivitas investasi tertentu.
Dari sisi istilah, sukuk didefinisikan suatu dokumen sah yang
menjadi bukti penyertaan modal atau bukti utang terhadap pemilik
suatu harta yang boleh dipindahmilikan dan bersifat jangka panjang.
(Nazaruddin, 2010:93). Sampai saat ini masih
seringkali sukuk disamakan dengan obligasi syariah. Pengertian
obligasi syariah adalah surat utang dari suatu lembaga atau
perusahaan yang dijual kepada investor untuk mendapatkan dana
segar. Para investor akan mendapatkan return dalam bentuk tingkat
suku bunga tertentu yang sangat bervariasi tergantung kekuatan bisnis
penerbitnya. (Sudarsono, 2004 : 221).
Karakteristik sukuk yang banyak dikenal di Indonesia tidak
berbeda juga dengan karakteristik sukuk secara internasional. Berikut
karakteristik sukuk: (Umam, 2013 : 178).
a. Merupakan bukti kepemilikan suatu asset berwujud atau hak
manfaat (beneficial title)
b. Pendapatan berupa imbalan (kupon), margin, dan bagi hasil,
sesuai jenis akad yang digunakan
c. Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir
d. Penerbitannya melalui special purpose vehicle (SPV)
e. Memerlukan underlying asset
7. Ketentuan Sukuk
Ketentuan AAOIFI dalam al-Ma‟ayir al-Syar‟iyah, Mi‟yar no.
17 tentang Sukuk al-Istitsmar, bagian penerbitan, perdagangan, dan
penarikan kembali (redemption) SukukMilkiyah al-Maujudat:
Boleh melakukan sekuritisasi (menerbitkan sukuk yang mewakili
kepemilikan atas) aset, baik barang (tangible assets), manfaat
(usufructs) maupun jasa (services); dengan cara membagi/memecah
asset tersebut menjadi beberapa bagian yang sama dan menerbitkan
sukuk sesuai dengan nilainya. Sedangkan piutang yang masih menjadi
tanggung jawab orang lain tidak boleh disekuritisasi dengan tujuan
untuk diperdagangkan.
Sejak diterbitkan sampai dengan jatuh tempo, boleh
memindahtangankan (memperdagangkan) Sukuk Milkiyah
al-Maujudat al-Mu‟jarah au al-Mau‟ud Bisti‟jariha (sukuk yang
mewakili kepemilikan atas asset yang disewakan atau asset yang akan
Penerbit Sukuk Milkiyah al-Maujudat al-Mu‟jarah au al-Mau‟ud Bisti‟jariha boleh menarik kembali (redeem) Sukuk tersebut sebelum
jatuh tempo, dengan harga pasar atau harga yang disepakati oleh
penerbit dan pemegang Sukuk pada saat penarikan (at the date of
redemption) (Fatwa DSN. NO: 76/DSN-MUI/ VI/2010).
8. Jenis-jenis Sukuk
Sukuk, berdasarkan strukturnya terdapat berbagai jenis, yang
dikenal secara internasional dan telah mendapatkan endorsement dari
The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institutions (AAOIFI) adalah :
a. SukukIjarah : Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau
akad ijarah, dimana satu pihak bertindak sendiri atau melalui
wakilnya menyewakan hak manfaat atas suatu aset kepada pihak
lain berdasarkan harga dan periode yang disepakati, tanpa diikuti
perpindahan kepemilikan aset itu sendiri.
b. Sukuk Mudharabah: Sukuk yang diterbitkan berdasarkan
perjanjian atau akad mudharabah, dimana satu pihak
menyediakan modal (rab-al-maal/shahibul maal) dan pihak lain
menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari
kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan proporsi
perbandingan (nisbah) yang disepakati sebelumnya. Kerugian
yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia
modal, sepanjang kerugian tersebut tidak ada unsur moral hazard
c. SukukMusyarakah : Sukuk yang diterbitkan berdasarka perjanjian
atau akad musyarakah, dimana dua pihak atau lebih bekerjasama
menggabungkan modal untuk membangun proyek baru,
mengembangkan proyek yang sudah ada, atau membiayai
kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang timbul
ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal
masing-masing pihak.
d. Sukuk Istishna : Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian
atau akad istishna, dimana para pihak menyepakati jual-beli
dalam rangka pembiayaan suatu proyek atau barang. Adapun
harga, waktu penyerahan dan spesifikasi proyek/barang
ditentukan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan.
9. Keistimewaan Sukuk
Dengan mengamati berbagai sifat umum mengenai sukuk, dapat
dilihat bahwasukuk memiliki kualitas yang sama dengan semua pasar
lain yang berorientasi aset keuangan konvensional, termasuk hal – hal
Tabel 2.1
Keistimewaan Sukuk
Dapat diperdagangkan
Sukuk mewakili pihak pemilik aktual dari aset yang jelas, manfaat aset atau kegiatan bisnis dan juga dapat diperdagangkan pada harga pasar.
Dapat diperingkat
Sukuk dapat diperingkat dengan mudah oleh Agen Pemberi Peringkat regional dan internasional.
Dapat ditambah
Sebagai tambahan terhadap aset utama atau kegiatan bisnis, sukuk dapat dijamin dengan bentuk kolateral berlandaskan syariah lainnya.
Fleksibelitas hukum
Sukuk dapat distruktur dan ditawarkan secara nasional dan global dengan pajak yang berbeda
Dapat ditebus Struktur sukuk diperbolehkan untuk kemungkinan penebusan.
Sumber : data diolah
Keistemewaan lain yang ada pada sukuk dalam referensi yang
berbeda adalah:
a. Memberikan penghasilan berupa imbalan atau n isbah bagi hasil
yang kompetitif dibandingkan dengan instrumen keuangan lain.
b. Pembayaran imbalan dan nilai nominal sampai
dengan sukuk jatuh tempo dijamin oleh Pemerintah.
c. Dapat diperjual belikan di pasar sekunder.
d. Memungkinkan diperolehnya tambahan pengahasilan berupa
margin (capital again).
e. Aman dan terbebas dari riba (unsury), gharar
(uncertainty), dan maysir (gambling).
10. Resiko Sukuk
Secara umum, risiko pada sukuk mirip dengan risiko obligasi
konvensional karena keduanya merupakan instrumen pada pasar
modal.Menurut Chartered Financial Analyst , risiko-risiko yang
dihadapi investor sukuk sebagai berikut:
a. Risiko Tingkat Pengembalian (Rate of Return Risk) Risiko tingkat
pengembalian ada pada semua tipe sukuk dengan pengembalian
tetap (fixed rate). Imbal hasil yang mengacu pada LIBOR
atau benchmark konvensional lainnya membuat
return pada sukuk dipengaruhi suku bunga. Sedangkan pada akad
mudharabah, imbal hasil sangat bergantung pada kinerja
perusahaan yang dapat naik dan turun.
b. Risiko Kredit (Current ratioedit Risk) Risiko kredit
pada sukukijarah dihadapi oleh investor disebabkan kegagalan
pembayaran (default) atas sewa underlying asset.
Kecenderungan default menjadi lebih besar karena mekanisme
penjadwalan ulang atas hutang dengan imbal hasil/suku bunga
lebih tinggi tidak diperbolehkan dalam hukum Islam. Risiko kredit
pada sukuk harus dinilai secara independen khususnya jika
pemberi pinjaman memiliki alternatif penggantian lain ketika
underlying asset tidak dapat menutupi kerugian yang terjadi.
c. Risiko Nilai Tukar (Foreign Exchange Rate Risk) Risiko nilai
tukar dapat terjadi jika return atas pengelolaan underlying
dan memberikan jaminan atas risiko tersebut dalam rangka
melindungi investor dari pergerakan nilai tukar.
d. Risiko Tingkat Harga (Price/Collateral Risk) Risiko tingkat harga
terjadi ketika spesifikasi aset yang tercermin pada nilai
penerbitan sukuk yang diajukan berbeda dengan nilai pasar
sesungguhnya dan laporan atas nilai underlying
asset. Sukukijarah paling rentan menghadapi risiko ini karena aset
yang disewakan dapat mengalami depresiasi hingga dibawah
harga pasar. Pengelolaan yang baik atas aset menjadi faktor
penting dalam menghadapi risiko ini.
e. Risiko Likuiditas (Likuiditas Risk) Pertumbuhan pasar sekunder
yang lambat membuat investor sukuk menghadapi risiko likuditas.
Kecenderungan membeli dan menahan (buy and hold) pada
mayoritas investor sukuk membuat mekanisme transfer
kepemilikan sukuk tidak efisien. Hal ini terjadi pula pada Sukuk
Salam, dimana aset yang mewadahi kontrak merupakan komoditas
pertanian. Sehingga perdagangan pada sekuritas tersebut
menimbulkan unsur spekulasi. Zero Coupon Sukuk seperti Sukuk
Istisna dan Murabahah juga tidak dapat diperdagangkan dipasar
sekunder karena mirip dengan jual beli hutang (bai ad-dayn) yang
dilarang oleh mayoritas ulama.
f. Risiko Kepatuhan Syariah (Sharia Compliance Risk)
Perkembangan pasar yang pesat memungkinkan adanya
struktur sukuk yang tidak memenuhi aspek syariah. Standarisasi
rangka melindungi investor muslim dari praktek-praktek yang
prinsip-prinsip Islam.
11.Peringkat Sukuk
Peringkat sukuk adalah suatu standarisasi yang diberikan oleh
Lembaga pemeringkat terkemuka sukuk yang mencerminkan
kemampuan penerbit sukuk dan kesediaan mereka untuk membayar
pembayaran pokok sesuai jadwal. Badan-badan ini menggunakan alat
kuantitatif dan penilaian kualitatif untuk mengevaluasi kelayakan
kredit dari penerbit. Secara umum, hanya obligasi yang diterbitkan
oleh perusahaan terbesar dan terkuat yang menunjukkan kredit relatif
tinggi. Peringkat kualitas tertinggi adalah triple- A . Tingkat Peringkat
turun ke triple- C sebagai kemungkinan gagal bayar meningkat dan
akhirnya ke D, atau default. Analis dan para investor sering
menggunakan peringkat sebagai deskriptor dari kualitas kredit emiten
obligasi dari pada deskripsi kualitas obligasi sendiri (Hull, Predescu,
dan White, 2004).
Indonesia memiliki lembaga pemeringkat efek yang disebut PT.
Pefindo. Pemeringkatan sukuk sangat diperlukan untuk mencerminkan
kemampuan emiten memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo,
dengan kualitas sukuk yang baik maka akan semakin meningkatkan
minat investor untuk memilih berinvestasi pada sukuk. Adapun teknis
pemeringkatan sukuk korporasi di Indonesia agak berbeda dengan
pemeringkatan obligasi korporasi konvensional karena dalam
aset dasar atau underlying asset yang digunakan sebagai jaminan
untuk pelunasan hutang.
12.Laporan Keuangan
a. Definisi Laporan Keuangan
Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak ekstern
perusahaan maupun pihak intern perusahaan seharusnya menggunakan
suatu alat yang mampu menganalisis laporan keuangan yang disajikan
oleh perusahaan yang bersangkutan. Laporan Keuangan adalah laporan
yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan
digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi
ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek
dan risiko perusahaan.(Mamduh dan Halim, 2005:63).
Disini laporan keuangan digunakan sebagai gambaran data awal
untuk menghitung rasio – rasio keuangan yang dibutuhkan dalam
penelitian ini.
b. Jenis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan berbagai macam
laporan keuangan yang terdiri atas bagian tertentu mengenai suatu
informasi yang penting. Sebenarnya laporan keuangan banyak
macamnya, namun yang akan penulis bahas di sini hanyalah laporan
keuangan yang pokok saja, yaitu neraca dan laporan rugi laba.
1) Laporan Neraca
Neraca adalah laporan yang meringkas posisi keuangan suatu
perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumber daya
hubungan antar item tersebut.(Mamduh dan Halim, 2005:63).
Laporan Neraca, yang disebut juga dengan laporan posisi keuangan
perusahaan, adalah laporan yang menggambarkan posisi aktiva,
kewajiban dan modal pada saat tertentu.(Sofyan, 2006:107).
Neraca itu sendiri mempunyai elemen-elemen antara lain
sebagai berikut :
a) Aktiva (Assets, Harta)
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatu
perusahaan. Aktiva biasanya terdiri dari :
b) Aktiva Lancar
Meliputi kas dan aktiva lain yang dapat diharapkan untuk
dicairkan atau ditukarkan dengan uang tunai. Aktiva lancar
disajikan di neraca berdasarkan urutan likuiditasnya, dimulai dari
akun yang paling likuid. Yang termasuk dalam aktiva lancar,
yaitu kas, surat berharga, piutang usaha, persediaan barang
dagangan, dan lainnya.
c) Aktiva Tetap
Merupakan aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat
dinyatakan dan biasanya memiliki tingkat ketidakpastian yang
tinggi mengenai manfaatnya dimasa yang akan dating. Aktiva
tetap antara lain : peralatan, mesin, bangungan, dan lainnya.
d) Aktiva Lain-Lain
Pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan ke dalam
aktiva lancar maupun aktiva tetap perusahaan, antara lain : hak
e) Hutang ( Liabilities )
Hutang adalah kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi oleh
suatu perusahaan. Hutang biasanya terbagi menjadi :
(a).Hutang Lancar
adalah kewajiban-kewajiban yang harus segera dilunasi oleh
perusahaan dengan penggunaan aktiva lancar atau dengan
pembentukan kewajiban lancar lainnya dalam jangka waktu
tidak lebih dari satu tahun. Yang termasuk hutang lancar
adalah hutang dagang, hutang gaji, hutang biaya, serta hutang
lancar lainnya.
(b).Hutang Jangka Panjang
Adalah kewajiban-kewajiban yang tidak diharapkan untuk
segera dilunasi dalam siklus operasi normal perusahaan,
tetapi pengembaliannya dilakukan dalam jangka waktu lebih
dari satu tahun. Yang termasuk hutang jangka panjang adalah
hutang hipotek, hutang obligasi, dan hutang jangka panjang
lainnya.
f) Modal
Modal pada hakikatnya adalah hak pemilik perusahaan atas
kekayaan perusahaan. Yang termasuk elemen dalam modal antara
lain modal saham, laba ditahan, dan elemen modal lainnya.
2) Laporan Laba Rugi
Laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima
oleh perusahan selama satu periode tertentu, serta biaya-biaya yang
biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya-biaya
berarti laba,sebaliknya, kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti
rugi.(Sofyan, 2006:73).
Laporan LabaRugi adalah lebih meringkaskan hasil dari kegiatan
perusahaan selama periode akuntansi tertentu. Laporan Laba/Rugi
sendiri punya elemen-elemen antara lain sebagai berikut : (Mamduh
dan Halim, 2005:56)
a) Pendapatan
Adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu perusahan atau
penyelesaian kewajiban (kompensasi keduanya) selama periode
tertentu, yang timbul dari penjualan barang-barang, penyerahan
jasa, dan elemen pendapatan lainnya.
b) Biaya
Adalah kenaikan dalam ekuitas atau penggunaan selama periode
tertentu yang timbulnya dari penjualan barang, penyerahan jas,
dan lainnya.
c) Keuntungan
Adalah kenaikan dalam aktiva bersih yang timbul dari
transaksi-transaksi atau kejadian lain dank arena kondisi-kondisi yang
mempengaruhi aktiva bersih.
d) Kerugian
Adalah penurunan dari aktiva bersih yang timbul dari
transaksi-transaksi atau kegiatan lain dan kondisi yang mempengaruhi
13.Analisa Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan terbagi menjadi dua yaitu, analisis dan
laporan keuangan. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan
suatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan
adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaaan pada ssat tertentu atau jangka waktu tertentu.(Sofyan,
2006:189).
Sehingga dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa analisis laporan
keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan maenjadi unit
informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat
signifikan atau yang mmpunyai makna antar satu dengan yang lain
antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam
proses menghasilkan putusan yang tetap.
14.Analisis Rasio Keuangan
Rasio dalam analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang
menunjukan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam
laporan keuangan. Rasio keuangan merupakan kegiatan membagikan
angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi
satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara
satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau
antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka
yang dibandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode
Analisis rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan
antara unsur-unsur dalam laporan keuangan. Hubungan tersebut
dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. (Arief Sugiono,
2009:64). Analisis rasio sangat bermanfaat untuk perencanaan dan
pengevaluasian prestasi atau kinerja bagi perusahaanya bila
dibandingkan dengan rata-rata industri, sedangkan bagi para kreditor
analisis rasio dapat digunakan untuk memperkirakan potensi yang akan
dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran
bunga dan pengembalian pokok pinjamannya. Analisis rasio juga
bermanfaat bagi para investor dalam mengevaluasi nilai saham dan
adanya jaminan atas kemanana dana yang akan ditanamkan pada suatu
perusahaan. Dengan demikian analisis rasio keuanga dapat diterapkan
dalam setiap model analisis, baik yang dipergunakan oleh manajemen
untuk pegambilan keputusan jangka pendek maupun jangka panjang,
peningkatan efisiensi dan efektivitas operasi, serta untuk mengevaluasi
dan meningkatkan kerja.
15.Macam – Macam Rasio Keuangan
a. Rasio Likuiditas
Tingkat rasio likuiditas yang tinggi mengindikasikan bahwa
perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk membayar seluruh
kewajiban lancarnya dan menunjukkan kuat kondisi keuangan yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut. Likuiditas perusahaan ditunjukkan
oleh besar kecilnya aset lancar yaitu aset yang mudah untuk diubah
semakin tinggi rasio likuiditas ini berarti semakin besar kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129): menyebutkan bahwa
rasio likuiditas (likuiditas ratio) merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka
pendek. Dalam rasio-rasio likuiditas, Rasio yang digunakan adalah:
1) Rasio Lancar (Current ratio)
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan
kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
(Kasmir, 2009:134)
b. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Profitabilitas ini memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan
beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Tingkat
profitabilitas yang tinggi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan
untuk going concern. Profitabilitas yang tinggi juga dapat menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. (Sofyan,
c. Rasio Leverage
Menurut Fred Weston dikutip dari (Kasmir, 2009:150), Rasio
Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek
maupun jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan).
Rasio yang digunakan adalah:
1) Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to asset ratio ) Rasio ini
mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau
seberapa besar hutang pe