• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Keandalan (Reliability) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin Sibolga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Keandalan (Reliability) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin Sibolga"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT

LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN

SIBOLGA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana

(S-1) pada Departemen Teknik Elektro Sub Konsentrasi Teknik Energi

Listrik

OLEH :

NAMA : OLONI TOGU SIMANJUNTAK

NIM : 090402019

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Tugas Akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan untuk memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan studi pendidikan sarjana strata satu di Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah:

STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA”

Penulisan Tugas Akhir ini dapat berlangsung dengan baik karena adanya dukungan dari beberapa pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Syamsul Amien, M.S selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir, atas nasehat, bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Rahmad Fauzi, ST. MT selaku Penasehat Akademis penulis, atas bimbingan dan arahannya dalam menyelesaikan perkuliahan selama ini. 3. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, Msi dan Bapak Rahmad Fauzi, ST. MT

(3)

4. Keluarga tercinta, ayahanda Jonnery Simanjuntak, ibunda Siti Raya Siburian,Spd, abangda Hehetua Simanjuntak, S.Kom, adik-adik tersayang Monalisa Simanjuntak, Amd dan Sarimanna Simanjuntak yang telah memberikan banyak dukungan dengan sepenuh hati dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

5. Seluruh staf pengajar Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah memberi bekal ilmu kepada penulis.

6. Teman baik penulis yang selalu memberi masukan, nasihat, pendapat, dan motivasi kepada penulis, Rahel Agustin Hutahaean, ST.

7. Sahabat – sahabat terbaik di Elektro: si bats Nuzul Luthfihadi, Dea Reo, James, Kevin Pinem, Muhammad Farizi, Samuel Aland, Eko Kurniawan, Agus Ginting (gua iaa), Nicholas Tanzil, bang Marthin (pengantin baru), dan kepala preman esdua bang Dian.

8. Motivator terbaik sekaligus idola Teknik abangda Jannes Satria Pinem, ST dan Lukmanul Hakim Rambe, ST yang telah banyak berpartisipasi dalam penyelesaian tugas akhir.

9. Keluarga besar PT. PLN (Persero) Pembangkit Labuhan Angin Sibolga. 10.Rekan – rekan ‘09 lainnya yang tidak sempat penulis sebutkan satu per

satu yang selama ini menjadi teman seperjuangan dalam hari – hari kuliah, semoga kita semua sukses di masa depan.

(4)

Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak sekali kekurangan baik dari segi materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu saran dan kritik dengan tujuan mendekati kesempurnaan dan mengembangkan kajian dalam bidang ini sangat penulis harapkan.

Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan wacana bagi rekan – rekan mahasiswa.

Medan, September 2014 Penulis,

(5)

ABSTRAK

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin Sibolga merupakan salah satu pembangkit yang terinterkoneksi di sumatera bagian utara (SUMUT), yang dibuat untuk membantu meningkatkan pelayanan listrik sumut. PLTU ini sendiri adalah salah satu pembangkit listrik yang dalam pengoperasiaannya menggunakan peralatan (komponen-komponen) yang saling berkaitan antara satu dan yang lainnya seperti boiler, turbin uap, generator, trafo, dan lain sebagainya. Seringnya kegagalan atau tidak berfungsinya secara baik pembangkit, banyak diakibatkan tidak seringnya untuk mengecek peralatan (komponen) pembangkit dari penyaluran bahan bakar hingga penyaluran daya. Sehingga perlu diketahui keandalan dari masing-masing peralatan (komponen) agar pembangkit tersebut dapat beroperasi dengan baik.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metoda Penulisan ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum ... 6

2.2 Prinsip Kerja ... 7

2.3 Komponen Utama Pembangkit Listrik Tenaga Uap ... 8

2.3.1 Boiler ... 8

(7)

2.3.5 Ship Unloader ... 12

2.3.6 Stacker & Reclaimer ... 12

2.3.7 Coal Yard ... 13

2.3.8 Reverse Osmosis Plant ... 14

2.4 Perawatan (Maintenance) ... 15

2.4.1 Perawatan Terencana (Planned Maintenance) ... 16

2.4.2 Perawatan Tak Terencana (Unplanned Maintenance) ... 17

2.5 Keandalan ... 18

2.6 Keandalan Kualitatif dan Kuantitatif ... 18

2.6.1 Keandalan Kualitatif ... 18

2.6.2 Keandalan Kuantitatif ... 19

2.7 Laju Kegagalan ... 20

2.8 Ketersediaan ... 26

2.9 Penggunaan software Reliasoft Weibull++ Version 6 ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum ... 29

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 29

3.3 Metode Pengumpulan data ... 29

3.4 Langkah – langkah Penelitian ... 30

(8)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Evaluasi Keandalan Kualitatif ... 32 4.2 Keandalan Kuantitatif ... 32 4.2.1 Penentuan Parameter Waktu Kegagalan

dan Waktu Perbaikan ... 33 4.2.2 Evaluasi Keandalan Secara Kuantitatif ... 34 4.2.3 Evaluasi Keandalan dengan Preventive Maintenance

pada Masing- Masing Komponen PLTU ... 36

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 38 5.2 Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Kerja PLTU Labuhan Angin ... 7

Gambar 2.2 Boiler ... 8

Gambar 2.3 Steam Turbine Steam Turbine... 9

Gambar 2.4 Generator ... 10

Gambar 2.5 Main Transformator ... 11

Gambar 2.6 Ship Unloader ... 12

Gambar 2.7 Stacker & Reclaimer ... 13

Gambar 2.8 Coal Yard ... 14

Gambar 2.9 Reverse Osmosis Plant ... 14

Gambar 2.10 Kurva Distribusi Normal ... 21

Gambar 2.11 Sebaran distribusi T ... 22

Gambar 2.12 Distribusi F ... 22

Gambar 2.13 Distribusi Chi-square ... 23

Gambar 2.14 Distribusi Weibull ... 25

Gambar 2.15 Distribusi Lognormal ... 25

Gambar 2.14 Distribusi Eksponensial ... 26

Gambar 3.1 Diagram Blok Perhitungan Data ... 31

Gambar 4.1 Grafik Keandalan Komponen Isolasi Lube Oil ... 35

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Waktu Kegagalan dan Waktu Perbaikan Komponen Isolasi

Slip Ring ... 32

Tabel 4.2 Parameter Waktu Kegagalan dari Software Weibull 6++ ... 33

Tabel 4.3 Parameter Waktu Perbaikan dari software Weibull 6++ ... 34

Tabel 4.4 Hasil Keandalan dan Ketersediaan Komponen ... 35

(11)

ABSTRAK

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin Sibolga merupakan salah satu pembangkit yang terinterkoneksi di sumatera bagian utara (SUMUT), yang dibuat untuk membantu meningkatkan pelayanan listrik sumut. PLTU ini sendiri adalah salah satu pembangkit listrik yang dalam pengoperasiaannya menggunakan peralatan (komponen-komponen) yang saling berkaitan antara satu dan yang lainnya seperti boiler, turbin uap, generator, trafo, dan lain sebagainya. Seringnya kegagalan atau tidak berfungsinya secara baik pembangkit, banyak diakibatkan tidak seringnya untuk mengecek peralatan (komponen) pembangkit dari penyaluran bahan bakar hingga penyaluran daya. Sehingga perlu diketahui keandalan dari masing-masing peralatan (komponen) agar pembangkit tersebut dapat beroperasi dengan baik.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Untuk menjamin keberlangsungan produksi di suatu perusahaan diperlukan kepastian bahwa peralatan atau mesin yang digunakan dapat beroperasi dengan baik. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem peralatan dengan keandalan yang tinggi. Keandalan atau reliabilitas suatu sistem bertujuan untuk menganalisis kemampuan suatu peralatan atau sistem dalam menjalankan tugasnya. Keandalan didefinisikan sebagai probabilitas sistem berfungsi selama waktu tertentu dalam kondisi tertentu pula.

(13)

Permasalahannya adalah biaya yang cukup besar diperlukan untuk mendatangkan seorang ahli dalam pemeliharaan dan pemeriksaan komponen generator dan trafo secara rutin, disamping kerusakan juga akan mengakibatkan kerugian yang besar, dimana pada saat ini masalah penghematan energi di antaranya dengan penghematan biaya operasi dan pembelian aset baru. Mengingat listrik merupakan jenis energi yang sangat vital, maka kesinambungan ketersediaan listrik perlu dijaga setiap saat. Kegagalan suatu komponen akan berakibat pada berhentinya pasokan listrik. Untuk menghindari hal tersebut, pengoperasian dan pemeliharaan sistem kelistrikan harus dilakukan secara tepat.

1.2 Rumusan Masalah

(14)

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui tingkat keandalan pembangkit listrik tenaga uap labuhan angin sibolga dari sisi kualitatif dan kuantitatif, serta menentukan jadwal preventive maintenance komponen utama.

1.4 Batasan Masalah

Untuk menjaga materi tugas akhir ini menjadi terarah, maka penulis menetapkan beberapa batasan masalah sebagai berikut :

1. Program yang digunakan untuk pendekatan adalah Reliasoft Weibull++6. 2. Evaluasi kuantitatif menggunakan program Microsoft Excel 2007.

3. Perhitungan data menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.

4. Data didapat dari komponen generator dan trafo pada pembangkit unit 2. 5. Tidak membahas pembebanan pembangkit.

(15)

1.5 Metode Penulisan

Untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini maka penulis menerapkan beberapa metode studi diantaranya:

1. Studi literatur yaitu dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan topik tugas akhir ini dari buku-buku referensi baik yang dimiliki oleh penulis atau di perpustakaan dan juga dari artikel-artikel, jurnal, internet dan lain-lain. 2. Studi bimbingan yaitu dengan melakukan diskusi tentang topik tugas akhir ini

dengan dosen pembimbing yang telah ditunjuk oleh pihak Departemen Teknik Elektro USU, dengan dosen-dosen bidang Konversi Energi Listrik, dan teman-teman sesama mahasiswa.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Tugas akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penulisan, batasan masalah, dan metode dan sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI

(16)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang cara yang harus ditempuh dalam kegiatan penelitian agar pengetahuan yang akan dicapai dari suatu penelitian dapat memenuhi harga ilmiah.

BAB IV HASIL DAN DATA

Bab ini membahas tentang hasil keandalan kualitatif dan kuantitatif PLTU labuhan angin dan evaluasi keandalan setelah preventive maintenance.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Umum

Pembangkit Listrik Tenaga Uap Labuhan Angin merupakan salah satu penyuplai listrik yang berada di wilayah Desa Tapian Nauli 1, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Letak geografis PLTU Labuhan Angin adalah 1° Lintang Utara dan 98° Bujur Timur dan mempunyai luas ± 56 Ha. Pembangunan PLTU Labuhan Angin merupakan komitmen Pemerintah RI dan PT PLN (Persero) berdasarkan UU No.15 tahun 1985 tentang kelistrikan. Total investasi mencapai US$ 182 juta, dimana 85% diperoleh dari Bank Exim China dan 15% anggaran PLN. Berdasarkan kontrak nomor 109 PJ/063/DIRUT/2003 dengan effective date tanggal 15 Maret 2005. Pada tanggal 19 September 2008 sinkronisasi unit 1 berhasil dilaksanakan, sedangkan sinkronisasi unit 2 pada tanggal 27 Desember 2008.

(18)

Adapun cara kerjanya, batubara dari tambang dikirim ke “coal hoper” dan dihaluskan sampai ukuran 5 cm. Setelah itu dikirim ke pembangkit melalui konveyor. Selanjutnya batubara dihancurkan melalui crusher, dari ukuran 50 mm menjadi paling besar 10 mm, sebelum dibakar di ruang pembakaran, untuk memanaskan air di dalam boiler sampai menjadi uap.

2.2. Prinsip Kerja

PLTU Labuhan Angin menggunakan fluida kerja air uap dengan sirkulasi tertutup. Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang untuk menghasilkan uap jenuh untuk memutar poros turbin. Siklus kerja PLTU Labuhan Angin sebagai berikut:

(19)

2.3. Komponen Utama Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Pembangkit listrik tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin mempunyai beberapa komponen utama antara lain Boiler, Steam Turbin, Generator, Main Transformator, Ship Unloader, Stacker and Reclaimer, Coal Yard, dan Reverse Osmosis Plant.

2.3.1. Boiler

Boiler merupakan bejana atau wadah yang di dalamnya berisi air atau fluida lain untuk dipanaskan. Boiler mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

• Manufaktur : Foster Wheler Co.

• Type : Circulating Fluidized Bed (CFB)

• Capacity : 423 ton/hour

• Steam temp : 542 °C

• Steam pressure : 10,32 Mpa

• Fuel : Oil and Coal

(20)

2.3.2. Steam Turbine

Steam Turbine merupakan penggerak utama yang mengubah energi panas dari penguapan lansung menjadi energi putaran mesin. Steam Turbine mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

• Manufaktur : Shanghai Turbine Co. LTD

• Type : N115-9,32/537

• Speed : 3000 RPM

• No. extraction : 5

• Rotation : Clock wise

• Steam flow : 409,437 t/h

• Heat Rate : 8991,7 kj/kWh

(21)

2.3.3. Generator

Generator merupakan sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Generator mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

• Manufaktur : Shandong Jinan Power Machinery Equipment

• Rated power : 115 MW

• Rated voltage : 13,8 kV

• Rated current : 6014 A

• Power factor : 0,8

• Frekuensi : 50 Hz

• Rated power : 143,75 MVA

• Exciting current : 1341,6 A

(22)

2.3.4. Main Transformator

Main Transformator merupakan trafo utama untuk pemakaian sendiri yang dipasang sehingga dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Main Transformator mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

Main Transformator

• Voltage : 13,8 kV/150 kV

• Capacity

ONAN : 100 MVA ONAF : 125 MVA OFAF : 150 MVA Auxiliary Transformator:

• Voltage : 13,8 kV/6,3 kV

• Capacity : 25 MVA

(23)

2.3.5. Ship Unloader

Ship Unloader merupakan peralatan yang di gunakan untuk memindahkan batubara yang terdapat pada kapal angkutan menuju ke coal yard (unloading) atau diteruskan ke coal bunker. Ship Unloader mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

• TypMfg : Wuhan Power Equipment Work

• e : Stable Catenary Chain Bucket

• Kapasitas : 500 ton/jam

• Line : 2

Gambar 2.6. Ship Unloader

2.3.6. Stacker & Reclaimer

(24)

• Type : Traveling Bucket wheel stacker reclaimer

• Number : 1 set

• Stacking Capacity : 1500 ton/hr

• Reclaiming Capacity : 360 ton/hr (by using bucket wheel)

Gambar 2.7. Stacker & Reclaimer

2.3.7. Coal Yard

Coal Yard merupakan fasilitas atau tempat penyimpanan batubara yang digunakan untuk pemanasan dan menghasilkan energi. Coal Yard mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

• Dead storage area 1.24 ha ≈ 76,450 ton batubara.

• Life storage area 0.33 ha ≈15,290 ton batubara.

(25)

Gambar 2.8. Coal Yard

2.3.8. Reverse Osmosis Plant

Reverse Osmosis Plant merupakan pabrik tempat di mana proses reverse osmosis terjadi. Rata-rata yang pabrik modern, reverse osmosis membutuhkan enam kilowatt-jam listrik untuk menghilangkan garam satu meter kubik air. Reverse Osmosis Plant mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

• Type : SWRO dan BWRO

• Mfg : Asian Tec Limited(Hong Kong)

• Set / Stage : 2/2

• Capacity : 2 x 1000 ton/day

(26)

2.4. Perawatan (Maintenance)

Perawatan (Maintenance) adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga dan memelihara suatu mesin serta memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Selain itu, suatu perawatan juga merupakan suatu kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas dan peralatan pabrik serta mengadakan perbaikan atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Tujuan perawatan yang utama dapat didefinisikan dengan jelas sebagai berikut:

1. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan, dan isinya). Hal ini terutama penting di negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian. Di negara-negara maju kadang-kadang lebih menguntungkan untuk ‘mengganti’ daripada ‘merawat’.

2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return of investment) maksimum yang mungkin.

3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam kebakaran dan penyelamat, dan sebagainya.

(27)

Bentuk-bentuk Perawatan (Maintenance) antara lain: 1. Perawatan Terencana (Planned Maintenance)

Perawatan terencana (planned Maintenance) merupakan perawatan yang diorganisasi dan dilakukan dengan pemikiran ke masa depan, pengendalian, dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Perawatan Tak Terencana (Unplanned Maintenance)

Perawatan tak terencana (unplanned Maintenance) merupakan perawatan yang dilakukan secara darurat akibat tidak adanya perencanaan sebelumnya. Hanya ada satu bentuk perawatan tak terencana, yaitu pemeliharaan darurat, yang didefinisikan sebagai pemeliharaan dimana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalnya hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk alasan keselamatan kerja.

2.4.1. Perawatan Terencana (Planned Maintenance)

Pada perawatan terencana (planned Maintenance) dapat dibagi menjadi dua aktivitas utama, yaitu:

1. Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)

(28)

pada saat digunakan dalam proses produksi, serta dapat mengefektifkan pekerjaan inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan set up sehingga mesin-mesin selama proses produksi dapat terhindar dari kerusakan. Contohnya melakukan pengecekan terhadap pendeteksi indikator tekanan dan temperatur, atau alat pendeteksi indikator lainnya. apakah telah sesuai hasilnya untuk kondisi normal kerja suatu alat. Membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada alat/produk (debu, tanah maupun bekas minyak). Mengikat baut-baut yang kendor , pengecekan kondisi pelumasan. Perbaikan/mengganti gasket pada sambungan-sambungan flange yang bocor atau rusak.

2. Perawatan Korektif (Corrective Maintenance)

Perawatan korektif (corrective Maintenance) merupakan perawatan yang dilakukan setelah mesin mengalami kerusakan atau tidak dapat berfungsi lagi dengan baik. Perawatan korektif ini juga merupakan kegiatan reparasi yang biasanya terjadi karena kegiatan perawatan pencegahan tidak dilaksanakan sama sekali atau karena fasilitas tersebut tetap mengalami kerusakan meskipun kegiatan perawatan pencegahan telah dilaksanakan.

2.4.2. Perawatan Tak Terencana (Unplanned Maintenance)

(29)

perawatan tak terencana ini adalah perawatan darurat yaitu perawatan yang perlu segera dilakukan untuk mencegah akibat yang serius.

2.5. Keandalan

Keandalan didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu komponen atau sistem untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan didalam lingkungan dan kondisi operasional tertentu untuk periode waktu yang telah ditentukan . Jadi, keandalan merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan proses produksi. Penerapan teori keandalan bisa digunakan untuk memperkirakan peluang suatu komponen atau sistem dapat melaksanakan fungsinya dalam jangka waktu tertentu dalam kondisi tertentu. Keandalan menjadi sangat penting karena akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan.

2.6. Keandalan Kualitatif dan Kuantitatif

2.6.1. Keandalan Kualitatif

Keandalan kualitatif adalah kemampuan pembangkit dalam melayani konsumen dengan energi yang dibangkitkannya dalam waktu tertentu. Disini keandalan kualitatif ada 2 faktor yaitu :

1. Faktor Kapasitas (Capacity Factor, CF)

(30)

pembangkit tersebut dimanfaatkan. Faktor kapasitas tahunan (8760 jam) didefinisikan sebagai:

��������������� = �������������������������ℎ��

�������������� 8760 ���

Semakin tinggi faktor kapasitas maka semakin baik keandalan unit pembangkit.

2. Faktor Ketersediaan

Faktor ketersediaan adalah perbandingan antara besarnya daya yang tersedia terhadap daya yang terpasang dalam sistem.

������������������= ���������

�������������

Faktor ketersediaan menggambarkan kesiapan operasi unit-unit pembangkit dalam sistem. Semakin tinggi faktor ketersediaan (100%) maka semakin baik keandalan unit pembangkit.

2.6.2 Keandalan Kuantitatif

(31)

2.7. Laju Kegagalan

Laju kegagalan (λ) merupakan jumlah kegagalan dalam suatu interval waktu tertentu, biasanya dinyatakan dengan jumlah kegagalan per satuan waktu. Dalam menghitung keandalan suatu komponen langkah pertama harus mengetahui model probabilitas kegagalan komponen tersebut,yang biasanya dinyatakan dengan distribusi statistik, antara lain:

1. Distribusi Normal

Salah satu distribusi frekuensi yang paling penting dalam statistika adalah distribusi normal. Distribusi normal berupa kurva berbentuk lonceng setangkup yang melebar tak berhingga pada kedua arah positif dan negatifnya.

Ciri-cirinya adalah :

1. Nilai mean, median dan modus adalah sama / berhimpit. 2. Kurvanya simetris (luas daerah kurva sama rata).

3. Asimptotik (kurva tidak pernah menyentuh sumbu x).

4. Luas daerah yang terletak dibawah kurva dan diatas garis mendatar = 1 Penggunaanya sama dengan penggunaan kurva distribusi lainnya. 1. x bergerak menjauhi μ baik ke kiri maupun ke kanan.

2. Seluruh luas di bawah kurva diatas sumbu datar sama dengan 1.

(32)

Gambar 2.10. Kurva Distribusi Normal

2. Distribusi T

Pengujian hipotesis dengan distribusi t adalah pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi t sebagai uji statistik. Tabel pengujiannya disebut tabel t-student. Adapun ciri-ciri dari distribusi t antara lain :

1. Sampel yang diuji berukuran kecil ( n < 30 ).

2. Penentuan nilai tabel dilihat dari besarnya tingkat signifikan (α) dan besarnya derajat bebas (db).

Bila Z dan V bebas, maka distribusi peubah acak T, bila � = �

�� �⁄ . Maka distribusi peubah acak T diberikan oleh:

ℎ(�) = Γ[(�+1)⁄2]

Γ(� 2)⁄ √π��1 + �2

��

−(�+1)⁄2

………...…(1)

dimana -∞ < t < ∞

(33)

Gambar 2.11. Sebaran distribusi T

3. Distribusi F

Dalam probabilitas kontinyu.Distribusi F juga dikenal dengan sebutan distribusi F Snedecor atau distribusi Fisher-Snedecor. Nilai dugaan titik bagi rasio dua ragam populasi σ12/ σ22 diberikan oleh rasio ragam contohnya masing-masing s12/s22.

Jadi, statistik s12/s22.Jadi, statistik s12/s22 merupakan penduga bagi σ12/ σ22. Bila

σ12 dan σ22 keduanya merupakan ragam populasi normal, maka kita dapat

membuat selang kepercayaan bagi σ12/ σ22 dengan menggunakan statistik yang

sebaran penarikan contohnya disebut sebaran F.

Gambar 2.12. Distribusi F

(34)

Dalam statistik, distribusi chi square (dilambangkan dengan χ2) termasuk dalam statistik nonparametrik. Distribusi nonparametrik adalah distribusi dimana besaran-besaran populasi tidak diketahui. Distribusi ini sangat bermanfaat dalam melakukan analisis statistik jika kita tidak memiliki informasi tentang populasi atau jika asumsi-asumsi yang dipersyaratkan untuk penggunaan statistik parametrik tidak terpenuhi.

Gambar 2.13. Distribusi Chi-square

5. Distribusi Weibull

Distribusi weibull telah digunakan secara luas dalam teknik keandalan. Keuntungan dari distribusi ini adalah bisa digunakan untuk merepresentasikan banyak PDF serta bisa digunakan untuk variasi data yang luas. Karasteristik distribusi weibull adalah:

• Mempunyai 2 (�,�) atau 3 (�,�,�) parameter.

(35)

• Saat nilai �= 1 dan � = 0 weibull akan eqivalen dengan distribusi eksponensial.

• Saat nilai � = 3,44 weibull akan mendekati distribusi normal.Jika distribusi waktu antar kegagalan suatu sistem mengikuti distribusi weibull, maka:

• Fungsi pada peluang (Probability Density Function) distribusi weibull

adalah:

• Fungsi keandalan distribusi weibull adalah:

�(�) =��� �− ��−�

� � �

�………....(3)

• Laju kegagalan distribusi weibull adalah:

�(�) =� didapatkan peningkatan fungsi laju kegagalan, �= 1 merupakan fungsi distribusi eksponensial.

• Waktu rata-rata kegagalan distribusi weibull adalah:

���� =�+�� �1 +1

(36)

Gambar 2.14. Distribusi Weibull

6. Distribusi Lognormal

Dalam teori probabilitas, log-distribusi normal merupakan distribusi probabilitas dari variabel acak yang logaritma adalah terdistribusi normal. Jika X adalah variabel acak dengan distribusi normal, maka Y = exp (X) memiliki distribusi lognormal; juga, jika Y adalah log-terdistribusi normal, maka log (Y) adalah distribusi normal. Pada Gambar 2.15. dapat dilihat distribusi lognormal.

(37)

7. Distribusi Eksponensial

X dikatakan mempunyai distribusi eksponensial bila

=

λ

λ

x x

f( ) 1 ………...…(6)

0

1≥ , 0 untuk x yang lain

Distribusi eksponensial ini banyak dipakai untuk memodelkan tahan hidup (keandalan) berbagai komponen seperti bola lampu, alat-alat elektronik, dan sebagainya. Parameternya adalah β.

Gambar 2.16. Distribusi Eksponensial

2.8. Ketersediaan

(38)

1,77 jam. Akan tetapi jelas bahwa walaupun ketersediaannya sama, pengaruhnya pada konsumen akan berbeda.Availability dari sebuah sistem dapat diekspresikan kedalam persamaan:

�� =����+�������� ………...…(7)

Dimana:

Ai : Faktor Ketersediaan

MTTF: Mean Time To Fail (Waktu rata-rata kegagalan) MTTR: Mean Time To Repair (Waktu rat-rata perbaikan)

Secara practical, availability yang berubah terhadap waktu dapat dihitung menggunakan persamaan :

�(�) = 1− �� �

�+�� − ��

�+�� ��� (−(�+�)�)��………...…(8)

A(t) : Faktor ketersediaan sebelum preventive maintenance �(t) : Laju Kegagalan

2.9. Penggunaan software Reliasoft Weibull++ Version 6

(39)
(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Umum

Metode Penelitian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu masalah. Penelitian merupakan suatu pemecahan masalah. Fungsi penelitian adalah mencari penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Dengan demikian penyusunan metode ini dimaksudkan agar peneliti dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Metode penelitian ini terdiri dari langkah-langkah yang telah ditetapkan yaitu penetapan tempat dan waktu penelitian, penetapan metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin Sibolga pada hari Rabu 11 Juni – Kamis 12 Juni 2014.

3.3 Metode Pengumpulan Data

(41)

1 . Metode Dokumentasi

Yang dimaksud metode dokumentasi adalah cara memperoleh data melalui hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah dan lain-lain. Adapun dokumentasi yang akan peneliti gunakan adalah data-data yang berhubungan dengan daya, energi, dan waktu kegagalan komponen pembangkit.

2. Metode Observasi

Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data ketempat penelitian.

3.4 Langkah- Langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian yang ditempuh dalam penelitian ini meliputi : 1. Pengambilan Data

Tahap ini bertujuan untuk memperoleh data penelitian yang terdiri dari waktu kegagalan dan waktu perbaikan komponen utama PLTU, serta nilai daya mampu ,dan produksi energy selama waktu tertentu.

2. Perhitungan data

(42)

serta menggunakan software pendukung seperti Weibull ++ dan Microsoft excel.

Gambar 3.1Diagram Blok Perhitungan Data

3.5 Alat dan Bahan

Penelitian ini memerlukan alat dan bahan yaitu sebagai berikut : 1. Laptop

2. Kalkulator

3. Buku petunjuk wawktu kegagalan 4. Software Weibull++ dan Mic.Excel

PENGAMBILAN DATA

PEMILIHAN DATA RECORD KEGAGALAN 2 TAHUN TERAKHIR

MENGHITUNG RENTANG WAKTU ANTAR KEGAGALAN

MENENTUKAN PARAMETER DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE

WEIBULL++

MENGHITUNG NILAI KEANDALAN SESUAI PERSAMAAN

(43)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Evaluasi Keandalan Kualitatif

Salah satu keandalan kualitatif adalah faktor kapasitas. Dimana untuk menentukan faktor kapasitas sebagai berikut.

Faktor kapasitas = 496.414MWh

115MW x8760jam x 100%

= 49,27 %

Dari perhitungan data di atas terlihat bahwa faktor kapasitas PLTU Labuhan Angin unit 2 yaitu sebesar 49,27 %. Ini membuktikan bahwa keandalan PLTU Labuhan Angin unit 2 berdasarkan metode kualitatif kurang baik, dimana standard kapasitas faktor PLTU Labuhan Angin kisaran antara 60% - 80%.

4.2 Keandalan Kuantitatif

Berdasarkan lampiran data yang digunakan adalah data maintenance PLTU Labuhan Angin selama 2 tahun terakhir dan kemudian dicari waktu komponen yang mengalami kegagalan dan waktu perbaikan komponen tersebut.

Tabel 4.1 Data Waktu Kegagalan dan Waktu Perbaikan Komponen Isolasi

(44)

4.2.1 Penentuan Parameter Waktu Kegagalan dan Waktu Perbaikan

Penentuan distribusi waktu antar kegagalan dan perbaikan bertujuan untuk mendapatkan harga kemungkinan terjadinya kerusakan dan perbaikan pada waktu tertentu. Penentuan distribusi waktu kegagalan dan waktu perbaikan dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan software Reliasoft Weibull++ Version 6.

Dari data yg telah disusun maka didapat nilai parameter waktu kegagalan untuk menghitung keandalan pada masing masing komponen yang terdapat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Parameter Waktu Kegagalan dari Software Weibull 6++

Generator

(45)

Tabel 4.3. Parameter Waktu Perbaikan dari Software Weibull 6++

4.2.2 Evaluasi Keandalan Secara Kuantitatif

Evaluasi kuantitatif ini dilakukan dengan bantuan software Reliasoft Weibull++ Version 6 dari data kerusakan dan perbaikan komponen PLTU. Untuk komponen Isolasi Slip Ring menggunakan Parameter Weibull 3.

(46)

Gambar 4.1. Grafik Keandalan Komponen Isolasi Slip Ring

Berdasarkan Grafik diatas dapat terlihat bahwa komponen Isolasi Slip Ring mengalami penurunan selama 2 tahun terakhir hingga mencapai nilai 0.0348, sedangkan untuk hasil perhitungan komponen selanjutnya terdapat pada lampiran.

Tabel 4.4 Hasil Keandalan dan Ketersediaan Komponen.

No Komponen R (t) A(i)

1 Exiter 0,0005248 0,9993790

2 Carbon Brush 0,0499112 0,9993062

3 Isolasi Slip Ring 0,0348582 0,9990602

4 Tap Changer 0,0428192 0,99947043

5 Lube Oil 0,0010392 0,99959866

Hasil dari table di atas dapat di plot dalam sebuah grafik untuk masing 0

1416 2160 2880 3624 4344 5088 5832 6552 7296 8016 8760 9504 10176 10920 11640 12384 13104 13848 14592 15312 16056 16776

Isolasi Slip Ring

(47)

4.2.3. Evaluasi Keandalan dengan Preventive Maintenance pada Masing-

Masing Komponen PLTU

Evaluasi keandalan dengan preventive maintenance reliability berupa perbandingan nilai keandalan komponen sebelum dilakukan preventive maintenance dengan nilai keandalan setelah dilakukan preventive maintenance, dengan acuan nilai keandalan sebesar 80% atau 0,80. Nilai acuan tersebut berdasarkan rekomendasi Reliability Standard Power Plant. Hasil dari perbandingan nilai tersebut dapat di plot dalam sebuah grafik hubungan antara nilai keandalan dengan waktu operasional.

Gambar 4.2.Grafik Preventive Maintenance Komponen Isolasi Slip Ring

Berdasarkan grafik di atas dan perhitungan, dapat dilihat bahwa komponen tersebut dilakukan Preventif Maintenance setiap 4750 jam sekali, interval waktu tersebut berguna untuk menjaga komponen Isolasi Slip Ring tersebut tetap berada

0,5

100 200 300 400 500 600 700 800 900

1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 2200 2300 2400

Preventive Maintenance Isolasi Slip Ring

(48)

pada keandalan minimum sebesar 0.8. sehingga diharapkan frekuensi kerusakan komponen tersebut semakin berkurang untuk kedepannya.

Tabel 4.5 Hasil Penjadwalan Preventif Maintenance yang Tepat

No Komponen t (jam)

1 Exiter 4000

2 Carbon Brush 3250

3 Isolasi Slip Ring 4750

4 Tap Changer 2500

5 Lube Oil 2500

(49)

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

• Dari perhitungan data di atas terlihat bahwa faktor kapasitas PLTU Labuhan

Angin unit 2 yaitu sebesar 49,27 %. Ini membuktikan bahwa keandalan PLTU Labuhan Angin unit 2 berdasarkan metode kualitatif kurang baik, dimana standard kapasitas faktor PLTU Labuhan Angin kisaran antara 60% - 80%.

• Komponen dengan nilai Keandalan terendah selama 17520 jam adalah Exiter

sebesar 0,0005248 (hampir mendekati 0%).

• Komponen dengan nilai Availability terbaik adalah Lube Oil yaitu sebesar

99,95 %, sedangkan yang terburuk adalah Isolasi Slip Ring yaitu sebesar 99,90 %.

• Komponen dengan nilai Preventive Maintenance terbaik yaitu Isolasi Slip Ring

yaitu 4750 jam, yang berarti komponen Isolasi Slip Ring mempunyai waktu yang paling lama untuk dilakukan maintenance dibandingkan komponen lainnya.

5.2 SARAN

1. Untuk Penelitian selanjutnya perlu dilakukan analisa keandalan pada komponen-komponen lain pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Labuhan Angin.

(50)
(51)

DAFTAR PUSTAKA

1. Djiteng Marsudi, “ Operasi Sistem Tenaga Listrik” Graha Ilmu, 2006 2. Djiteng Marsudi, “Pembangkitan Energi Listrik",Erlangga, 2011 3. Dr. Suyitno M.,M.Pd.” Pembangkit Energi Listrik” ,Rineka Cipta

4. Ebeling,Charles E. 1997. "An Introduction to Reliability and Maintainability Engineering", The McGraw-Hill Companies, Singapore.

5. Habibiansyah, Rhivki, “ Studi Reliability,Availability dan Maintainability Pembangkit Listrik Tenaga Gas Payo Silincah Jambi” ,Tugas akhir,USU,Medan, 2012.

6. PT. PLN (PERSERO), ”Pengatur Operasi Sistem”,Semarang, 2008.

7. Rambe, Lukmanul Hakim, “Studi Keandalan Dan Ketersediaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Unit 2 Pt. Pln (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan

8. Surasa, Heru Agus. 2007. Penyebab Losses Energi. Surakarta 9. Thamrin, Fanooel. 2012. Faktor Pembebanan Trafo. Semarang

(52)

LAMPIRAN A

Tabel A.1 Data TTF dan TTR yang Diperoleh Dari Komponen PLTU

Carbon Brush

TTF TTR

1/1/2012

1/8/2012 1497 4

11/6/2013 6309 6

Isolasi Slip Ring

(53)

Lube Oil

TTF TTR

1/1/2012

19/3/2012 732 0,5

29/4/2012 986 1

(54)

LAMPIRAN B GENERATOR

Tabel B.1 Hasil Perhitungan Keandalan Exiter

Exiter

t R(t) λ(t) A(t) A(i)

0 1 1 1 0,999379579

744 0,934917616 0,000305723 0,998892115 0,999379579

1416 0,746459292 0,000354939 0,998713992 0,999379579

2160 0,567527533 0,000379606 0,998624742 0,999379579

2880 0,42922901 0,000395385 0,998567657 0,999379579

3624 0,318316403 0,000407734 0,99852299 0,999379579

4344 0,236485801 0,000417408 0,998487998 0,999379579

5088 0,172796889 0,000425843 0,998457491 0,999379579

5832 0,125526205 0,000433141 0,998431096 0,999379579

6552 0,091685235 0,00043939 0,998408499 0,999379579

7296 0,065974037 0,000445189 0,998387529 0,999379579

8016 0,047792213 0,000450287 0,998369092 0,999379579

8760 0,03412487 0,000455119 0,998351619 0,999379579

9504 0,024282045 0,00045958 0,998335491 0,999379579

10176 0,017807576 0,000463336 0,998321909 0,999379579

10920 0,012596714 0,000467234 0,998307816 0,999379579

11640 0,008986641 0,000470778 0,998295003 0,999379579

12384 0,006322932 0,000474232 0,998282513 0,999379579

13104 0,004488804 0,000477398 0,99827107 0,999379579

13848 0,003143186 0,000480504 0,998259839 0,999379579

14592 0,002195991 0,000483461 0,99824915 0,999379579

15312 0,001548909 0,000486193 0,998239273 0,999379579

(55)

Tabel B.2 Hasil Perhitungan Keandalan Carbon Brush Carbon

Brush

t R(t) λ(t) A(t) A(i)

0 1 0 1 0,999306221

744 0,830606207 0,000224982 0,99911642 0,999306221

1416 0,719003373 0,000206704 0,999188144 0,999306221

2160 0,619259655 0,00019564 0,999231566 0,999306221

2880 0,539360487 0,000188475 0,999259689 0,999306221

3624 0,469797871 0,000182953 0,999281363 0,999306221

4344 0,41246572 0,000178719 0,999297983 0,999306221

5088 0,361611197 0,000175108 0,999312154 0,999306221

5832 0,317810393 0,000172053 0,999324149 0,999306221

6552 0,281046431 0,00016949 0,99933421 0,999306221

7296 0,247969287 0,000167157 0,999343368 0,999306221

8016 0,22001373 0,000165143 0,999351276 0,999306221

8760 0,194714379 0,000163266 0,999358644 0,999306221

9504 0,172553606 0,000161561 0,999365336 0,999306221

10176 0,154875308 0,000160146 0,999370889 0,999306221

10920 0,137554076 0,000158699 0,999376574 0,999306221

11640 0,122759512 0,0001574 0,999381672 0,999306221

12384 0,109244886 0,00015615 0,999386579 0,999306221

13104 0,097668145 0,000155019 0,99939102 0,999306221

13848 0,087064895 0,000153922 0,999395328 0,999306221

14592 0,077674262 0,000152889 0,999399382 0,999306221

15312 0,069601547 0,000151945 0,999403089 0,999306221

16056 0,062183314 0,000151021 0,999406718 0,999306221

16776 0,055793658 0,000150171 0,999410053 0,999306221

(56)

Tabel B.3 Hasil Perhitungan Keandalan Isolasi Slip Ring Isolasi Slip

Ring

t R(t) λ(t) A(t) A(i)

0 1 1 1 0,999060208

744 0,778071189 0,000282471 0,998316445 0,999060208

1416 0,651536248 0,000249952 0,998509973 0,999060208

2160 0,545158995 0,00023084 0,99862375 0,999060208

2880 0,46381748 0,000218706 0,998695993 0,999060208

3624 0,395581893 0,000209492 0,998750863 0,999060208

4344 0,341083737 0,000202509 0,998792453 0,999060208

5088 0,294042436 0,000196612 0,998827575 0,999060208

5832 0,254508976 0,000191662 0,998857056 0,999060208

6552 0,222039945 0,000187541 0,998881606 0,999060208

7296 0,193396642 0,000183813 0,998903811 0,999060208

8016 0,16962181 0,000180613 0,998922875 0,999060208

8760 0,148460367 0,000177647 0,998940545 0,999060208

9504 0,130211766 0,000174966 0,998956516 0,999060208

10176 0,115854977 0,000172751 0,998969713 0,999060208

10920 0,101968533 0,000170493 0,998983168 0,999060208

11640 0,090255542 0,000168475 0,998995189 0,999060208

12384 0,079680754 0,00016654 0,999006717 0,999060208

13104 0,070721831 0,000164795 0,999017115 0,999060208

13848 0,062601005 0,000163108 0,99902717 0,999060208

14592 0,055480094 0,000161524 0,999036604 0,999060208

15312 0,049414861 0,000160081 0,999045204 0,999060208

16056 0,043889711 0,000158672 0,999053601 0,999060208

16776 0,039169763 0,00015738 0,999061298 0,999060208

(57)

Tabel B.4 Hasil Perhitungan Keandalan Lube Oil

Lube Oil

t R(t) λ(t) A(t) A(i)

0 1 1 1 0,999598662

744 0,894021833 0,001051978 0,995454877 0,999598662

1416 0,537262406 0,000637023 0,997242765 0,999598662

2160 0,347721489 0,000545319 0,997638753 0,999598662

2880 0,239081114 0,000498944 0,997839125 0,999598662

3624 0,16700981 0,000467307 0,997975865 0,999598662

4344 0,120306244 0,000444836 0,998073007 0,999598662

5088 0,087015982 0,000426676 0,99815153 0,999598662

5832 0,063707819 0,000411923 0,998215332 0,999598662

6552 0,047567657 0,000399936 0,998267173 0,999598662

7296 0,03546872 0,000389306 0,998313156 0,999598662

8016 0,026887245 0,000380326 0,998352001 0,999598662

8760 0,020324043 0,000372114 0,998387526 0,999598662

9504 0,015451856 0,000364779 0,998419258 0,999598662

10176 0,012117421 0,000358777 0,998445227 0,999598662

10920 0,009299915 0,000352711 0,998471476 0,999598662

11640 0,007228389 0,000347333 0,998494746 0,999598662

12384 0,005593082 0,000342213 0,998516904 0,999598662

13104 0,004378953 0,000337623 0,998536764 0,999598662

13848 0,003411931 0,000333211 0,998555859 0,999598662

14592 0,002666903 0,000329095 0,998573676 0,999598662

15312 0,002107133 0,00032536 0,998589841 0,999598662

16056 0,001656364 0,000321729 0,998605552 0,999598662

16776 0,001315457 0,000318416 0,998619895 0,999598662

(58)

Tabel B.5 Hasil Perhitungan Keandalan Bushing

Bushing

t R(t) λ(t) A(t) A(i)

0 1 1 1 0,999470437

(59)

Grafik B.3 Keandalan Exiter

Grafik B.4 Keandalan Carbon Brush 0

744 1416 2160 2880 3624 4344 5088 5832 6552 7296 8016 8760 9504

10176 10920 11640 12384 13104 13848 14592 15312 16056 16776

Exiter

1416 2160 2880 3624 4344 5088 5832 6552 7296 8016 8760 9504 10176 10920 11640 12384 13104 13848 14592 15312 16056 16776

Carbon Brush

(60)

Grafik B.5 Keandalan Isolasi Slip Ring

744 1416 2160 2880 3624 4344 5088 5832 6552 7296 8016 8760 9504

10176 10920 11640 12384 13104 13848 14592 15312 16056 16776

Isolasi Slip Ring

744 1416 2160 2880 3624 4344 5088 5832 6552 7296 8016 8760 9504

10176 10920 11640 12384 13104 13848 14592 15312 16056 16776

(61)
(62)

Tabel B.6 Perhitungan Preventive Maintenance Exiter 1000 0,861237 0,861237 1050 0,846987 0,846987 1100 0,832828 0,832828 1150 0,818776 0,818776

1200 0,804841 1

(63)

Tabel B.7 Perhitungan Preventive Maintenance Carbon Brush

1000 0,785035 0,974445 1100 0,768338 0,947274 1200 0,752189 0,922825 1300 0,736549 0,900106 1400 0,721387 0,878693 1500 0,706673 0,858344 1600 0,692384 0,838903 1700 0,678496 0,820257

1800 0,664989 1

(64)

Tabel B.7 Perhitungan Preventive Maintenance Isolasi Slip Ring

1300 0,670859 0,959432 1400 0,65415 0,922591 1500 0,638073 0,890817 1600 0,622584 0,86213 1700 0,607647 0,835694

1800 0,593227 1

1900 0,579294 0,959432 2000 0,56582 0,922591 2100 0,552782 0,890817 2200 0,540157 0,86213 2300 0,527924 0,835694

(65)
(66)

Tabel B.9 Perhitungan Preventive Maintenance Lube Oil

1500 0,509598 0,939843

1600 0,479252 1

1700 0,451375 1

1800 0,425671 1

1900 0,401895 1

(67)

Grafik B.8 Preventive Maintenance Exiter 0,7

0,75 0,8 0,85 0,9 0,95 1

K

e

an

d

al

aan

Exiter

x

(68)

Grafik B.9 Preventive Maintenance Carbon Brush

Grafik B.10 Preventive Maintenance Isolasi Slip Ring 0,5

100 200 300 400 500 600 700 800 900

1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 2200 2300 2400

Carbon Brush

100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 2200 2300 2400

Isolasi Slip Ring

(69)

Grafik B.11 Preventive Maintenance Bushing

Grafik B.11 Preventive Maintenance Lube Oil 0,5

100 200 300 400 500 600 700 800 900

1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000

Bushing

100 200 300 400 500 600 700 800 900

1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000

Lube Oil

(70)

Grafik C.1 Availability Exiter

1416 2880 4344 5832 7296 8760 10176 11640 13104 14592 16056 17520

A

1416 2880 4344 5832 7296 8760

10176 11640 13104 14592 16056 17520

(71)

Grafik C.3 Availability Isolasi Slip Ring

Grafik C.4 Availability Bushing 0,998

1416 2880 4344 5832 7296 8760 10176 11640 13104 14592 16056 17520

A

1416 2880 4344 5832 7296 8760

10176 11640 13104 14592 16056 17520

(72)

Grafik C.5 Availability Lube Oil

1416 2880 4344 5832 7296 8760 10176 11640 13104 14592 16056 17520

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Blok Perhitungan Data
Tabel 4.3. Parameter Waktu Perbaikan dari Software Weibull 6++
Tabel 4.4  Hasil Keandalan dan Ketersediaan Komponen.
Gambar 4.2. Grafik Preventive Maintenance Komponen Isolasi Slip Ring
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil simulasi program Konfigurasi yang paling optimal untuk ketersediaan pembangkit listrik energi terbarukan Di Kota Pekanbaru selama 24 jam yaitu

Selain karena proses pengadukan dan desain kolam, hal ini juga dapat terjadi pada saat proses pengolahan sebelumnya yaitu tidak adanya proses penambahan bahan kimia

Berdasarkan hasil simulasi program Konfigurasi yang paling optimal untuk ketersediaan pembangkit listrik energi terbarukan Di Kota Pekanbaru selama 24 jam yaitu

 8 failure mode dapat dicegah dengan schedulued discard task (preventive maintenance) yaitu tindakan yang diambil dengan melakukan penggantian komponen rusak dengan

Manfaat dari penelitian dalam tugas akhir ini adalah untuk mengetahui seberapa besar torsi dan daya yang dikeluarkan oleh turbin dan generator sebagai bagian dari sistem

Energi yang dibatasi diperoleh dari area di bawah kurva beban lama yang terbentuk, bagian-bagian dari area tersebut ditentukan oleh nilai generator yang beroperasi

Catatan : Apabila sumber air limbah FGD Sistem Sea Water Wet Scrubber tidak dialirkan ke

1) Sistem BOP yang perlu disiapkan dalam perancangan system PLTU terdiri dari 3 komponen yaitu condenser, feedwater heater dan deaerator. 2) Kondenser menggunakan