ANALISIS PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DOLAN DAN SDN DADAPREJO 02
DI MALANG RAYA
SKRIPSI
OLEH:
AGNES NINDA SOFIPA NIM 201210430311239
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena berkat, rahmat dan hidyat-Nya skripsi dengan judul “Analisis Pemecahan Masalah Siswa Kelas V di Sekolah Dolan dan di SDN Dadaprejo 02” dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam tidak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, bantuan, dan dorongan dari semua pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimaksaih.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dengan kerja keras, doa, dukungan dan bantuan dari semua pihak sangatlah berperan penting dalam terselesaikannya tugas akhir ini. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:
1. Drs. Fauzan, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang telah menyediakan fasilitas guna lancarnya pembelajaran.
2. Dr. Poncojari Wahyono, M. Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan
3. Dr. Ichsan Anshory, AM, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
4. Dr. Baiduri, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan membantu dalam proses penyusunan skripsi.
5. Dyah Worowirastri Ekowati, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah sabar memberikan arahan, masukan, bimbingan dan motivasi kepada penulis.
6. Drs. Lukman H. Firdausy, selaku Mastercamp Sekolah Dolan yang telah memberikan ijin penelitian di Sekolah tersebut.
7. Nunuk Wahyutiarsih S.Pd, selaku Kepala Sekolah SDN Dadaprejo 02 yang telah memberikan ijin penelitian di Sekolah tersebut.
9. Ayahanda Khudori, Ibunda Ninik Kunanti dan Adikku Aga yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis.
DAFTAR ISI
2.1 Pembelajaran matematika ... 9
2.1.1 Pengertian Matematika di Sekolah Dasar ... 9
2.1.2 Tujuan Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar ... 10
2.1.3 Fungsi Matematika ... 12
2.2 Pemecahan Masalah Matematika ... 13
2.2.1 Pengertian Masalah ... 13
2.2.2 Pengertian Pemecahan Masalah ... 14
2.2.3 Pengertian Strategi Pemecahan Masalah Matematika ... 15
2.2.4 Pemecahan Masalah Menurut Polya... 15
2.2.4.1 Pembelajaran Soal Cerita dengan Strategi Pemecahan Masalah Model Polya ... 17
2.2 Sekolah Dolan Malang ... 19
2.3 SDN Dadaprejo 02 Kota Batu ... 20
2.4 Penelitian yang Relevan ... 21
2.5 Kerangka Pikir ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 24
3.2 Kehadiran Peneliti di Lapangan ... 24
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25
3.4 Data dan Pengumpulannya ... 25
3.5 Instrumen Penelitian ... 26
3.6 Uji Validitas Data ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32
4.1 Hasil Penelitian ... 32
4.1.1 Analisis Pemecahan Masalah Siswa Kelas V di Sekolah Dolan ... 33
4.1.1.1 Analisis Pemecahan Masalah Siswa Berkemampuan Tinggi ... 34
4.1.1.2 Analisis Pemecahan Masalah Siswa Berkemampuan Sedang ... 37
4.1.1.3 Analisis Pemecahan Masalah Siswa Berkemampuan Rendah ... 39
4.1.1.4Analisis Hasil wawancara guru sekolah dolan ... 42
4.1.2 Analisis Pemecahan Masalah Siswa Kelas V di SDN Dadaprejo 02 ... 43
4.1.2.1 Analisis Pemecahan Masalah Siswa Berkemampuan Tinggi ... 44
4.1.2.2 Analisis Pemecahan Masalah Siswa Berkemampuan Sedang ... 46
4.1.2.3 Analisis Pemecahan Masalah Siswa Berkemampuan Rendah ... 49
4.1.2.4 Analisis Hasil Wawancara Guru Sdn Dadaprejo 02 ... 51
4.2 Pembahasan ... 52
4.1.3 Pembahasan Strategi Pemecahan Masalah Siswa Berkemampuan Tinggi ... 52
4.1.4 Pembahasan Strategi Pemecahan Masalah Siswa Berkemampuan Sedang ... 53
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bak mandi (Perencanaan Pemecahan) ... 18 Gambar 2.2 Kerangka Pikir ... 23 Gambar 4.1 Lembar Jawaban Siswa Berkemampuan Tinggi Sekolah Dolan Malang . 36 Gambar 4.2 Lembar Jawaban Siswa Berkemampuan Sedang Sekolah Dolan Malang 39 Gambar 4.3 Lembar Jawaban Siswa Berkemampuan Rendah Sekolah Dolan Malang . 42 Gambar 4.4 Lembar Jawaban Siswa Berkemampuan Tinggi
SDN Dadaprejo 02 ... 45 Gambar 4.5 Lembar Jawaban Siswa Berkemampuan Sedang
SDN Dadaprejo 02 ... 48 Gambar 4.6 Lembar Jawaban Siswa Berkemampuan Rendah
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Soal . ... 60
Lampiran 2 Soal ... 62
Lampiran 3 Kunci Jawaban ... 63
Lampiran 4 Perhitungan Skor dengan Sistem Bobot ... 65
Lampiran 5 Hasil Nilai Tes Siswa Kelas V Sekolah Dolan Malang ... 66
Lampiran 6 Hasil Nilai Tes Siswa Kelas V SDN dadaprejo 02 ... 67
Lampiran 7 Pedoman Wawancara Guru ... 68
Lampiran 8 Hasil Wawancara Guru Sekolah Dolan Malang ... 69
Lampiran 9 Hasil Wawancara Guru SDN Dadaprejo 02 ... 71
Lampiran 10 Pedoman Wawancara Siswa ... 73
Lampiran 11 Hasil Wawancara Siswa Berkemampuan Tinggi Sekolah Dolan Malang ... 75
Lampiran 12 Hasil Wawancara Siswa Berkemampuan Rendah Sekolah Dolan Malang ... 77
Lampiran 13 Hasil Wawancara Siswa Berkemampuan Tinggi SDN Dadaprejo 02 ... 79
Lampiran 14 Hasil Wawancara Siswa Berkemampuan Sedang SDN Dadaprejo 02 ... 81
Lampiran 15 Hasil Wawancara Siswa Berkemampuan Rendah SDN Dadaprejo 02 ... 83
Lampiran 16 Pedoman Observasi ... 85
Lampiran 17 Hasil Observasi Siswa Berkemampuan Tinggi Sekolah Dolan Malang ... 86
Lampiran 18 Hasil Observasi Siswa Berkemampuan Sedang Sekolah Dolan Malang ... 88
Lampiran 19 Hasil Observasi Siswa Berkemampuan Rendah Sekolah Dolan Malang ... 90
Lampiran 20 Hasil Observasi Siswa Berkemampuan Tinggi SDN Dadaprejo 02 ... 92
Lampiran 21 Hasil Observasi Siswa Berkemampuan Sedang SDN Dadaprejo 02 ... 94
Lampiran 22 Hasil Observasi Siswa Berkemampuan Rendah SDN Dadaprejo 02 ... 96
Lampiran 23 Surat Penelitian Sekolah Dolan Malang ... 98
Lampiran 24 Surat Penelitian SDN Dadaprejo 02 ... 99
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran SD. Jakarta:
Depdiknas.
Aisyah, Nyimas, dkk. 2008. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.
Jakarta: Depdiknas.
Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya.
Depdiknas. 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Harmini, Sri dan Setyo Winarni, Endang. 2012. Matematika untuk PGSD.
Bandung: PT Remaja Resdakarya.
Heruman. 2007. Medel Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Hujodo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang.
Jihad, Asep. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2003. Jakarta: Pustaka Phoenik.
Munandar, Utami. 2002. Kreatifitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Berbakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Permendikbud.
PPPPTK Matematika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Produk Pembahasan UN. (Online), (http://www.p4tkmatematika.org), diakses 24
Februari 2016.
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, dkk. 2004. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jakarta:
UPI Press.
Sumardiono. 2007. Homeschooling A Leap for Better Learning Lompatan Cara Belajar. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.
Susanto, Ahmad. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat
menuntut setiap manusia untuk mampu menyesuaikan diri guna mengikuti
perubahan-perubahan yang terjadi, serta mampu memecahkan masalah yang
dihadapi secara cermat, tepat dan kreatif. Untuk mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah seseorang, latihan berpikir secara matematis tidak cukup,
melainkan perlu dibarengi pengembangan rasa percaya diri melalui proses
pemecahan masalah sehingga memiliki kesiapan memadai menghadapi berbagai
tantangan dalam kehidupan nyata. Mengajarkan siswa untuk menyelesaikan
masalah memungkinkan siswa untuk lebih kritis dan memotivasi untuk
mempelajari permasalahan tersebut.
Hal ini dengan berkaitan dengan tujuan belajar matematika yang tertera
dalam kurikulum mata pelajaran matematika sekolah pada semua jenjang
pendidikan, yaitu mengarah pada kemampuan siswa pada pemecahan masalah
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari (Harmini dan Setyo, 2012). Bidang
studi matematika merupakan bidang studi yang berguna dan membantu dalam
menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan
dengan operasi hitung atau yang berkaitan dengan urusan angka-angka berbagai
macam masalah, yang memerlukan suatu keterampilan dan kemampuan untuk
memecahkannya. Oleh sebab itu, siswa sebagai salah satu komponen dalam
2
memecahkan masalah. Karena pemecahan masalah, selain menuntut siswa untuk
berpikir juga merupakan alat utama untuk melakukan atau bekerja dalam
matematika.
Tujuan pembelajaran mata pelajaran matematika, seorang guru
hendaknya dapat menciptakan kondisi dan situasi pembelajaran yang
memungkinkan siswa aktif membentuk, menemukan dan mengembangkan
pengetahuannya. Sumarmo (dalam Susanto, 2015) mengemukakan bahwa hasil
belajar matematika siswa sekolah dasar belum memuaskan, juga adanya kesulitan
belajar yang dihadapi siswa dan kesulitan guru dalam mengajarkan matematika.
Rendahnya prestasi belajar matematika siswa tersebut, tentu banyak faktor yang
menyebabkan, misalnya masalah penerapan metode pembelajaran yang masih
terpusat pada guru, sementara siswa cenderung pasif. Faktor lainnya yaitu
penerapan model pembelaran konvesional (ceramah, tanya jawab, dan pemberian
tugas), hal ini menyebabkan siswa tidak berpartisipasi aktif dan dikhawatirkan
tidak dapat meningkatkan pengembangan kemampuan. Cara belajar siswa
merupakan faktor utama dalam keberhasilan siswa untuk memecahkan masalah
matematika, menginggat bahwa setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda
(Susanto, 2015). Dengan mengetahui cara belajar siswa yang berbeda akan
membantu guru dalam menyampaikan bahan pembelajaran kepada semua siswa,
sera memudahkan dalam pemecahan masalah matematika. Oleh sebab itu, siswa
membutuhkan bimbingan dan bantuan orang dewasa untuk memecahkan masalah.
Masalah dapat diartikan sebagai suatu situasi dimana individu atau
kelompok tidak dapat mendapat jawaban dari pertanyaan. Sehingga pemecahan
3
menyelesaikan masalah tersebut. Dengan demikian, aspek penting dari makna
masalah adalah penyelesaian yang diperoleh tidak dapat hanya dikerjakan dengan
prosedur rutin, tetapi perlu penalaran yang lebih luas dan rumit (Harmini dan
Setyo, 2012). Munandar (2002) mengemukakan bahwa pemecahan masalah
merupakan pembelajaran yang bersifat kreatif. Bahkan sebenarnya teknik
pembelajaran Pemecahan Masalah secara Kreatif telah diterapkan di Indonesia
sejak tahun 1980. Dengan teknik penyampaian yang tepat, pemecahan masalah
dapat diberikan pada siswa sejak SD, dan dapat digunakan pada berbagai mata
pelajaran.
Cara yang sering digunakan orang dan sering berhasil pada proses
pemecahan masalah inilah yang disebut dengan strategi pemecahan masalah.
Mempelajari strategi pemecahan masalah bagi siswa menjadi sangat penting,
karena dapat digunakan atau dimanfaatkan para siswa ketika mereka terjun
langsung di masyarakat, maupun ketika mempelajari mata pelajaran lainnya.
Beberapa strategi yang sering digunakan menurut Polya menyebutkan ada empat
langkah dalam pembelajaran pemecahan masalah, yaitu: (1) memahami masalah,
(2) merencanakan penyelesaian, (3) melalui perhitungan, dan (4) memeriksa
kembali proses dan hasil. Dengan mengikuti strategi dari Polya, berarti siswa akan
dituntut mulai dari pemecahan masalah, memikirkan cara pemecahannya, sampai
siswa dapat melakukan pemecahannya.
Mengajarkan pembelajaran matematika kepada siswa, seharusnya guru
dapat memahami bahwa kemampuan setiap siswa berbeda, dan tidak semua siswa
menyenangi pembelajaran matematika. Dalam mengajarakan pemecahan masalah
4
dapat menerima dan merespon pertanyaan-pertanyaan yang diajukan olehnya dan
kemudian dibimbing untuk menyelesaikan masalah. Sisi lain pemecahan masalah
matematika penting, tetapi siswa sering mengalami kesulitan dalam pemecahan
masalah matematika.
Di Indonesia ada tiga jenis Pendidikan yang ditawarkan oleh pemerintah
yaitu pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan informal. Pada
akhir-akhir ini muncul bentuk penyelenggaraan pendidikan informal yang dikenal
dengan sebutan Homeshcooling atau sekolah rumah sebagai basisnya. Untuk
pembelajaran, para siswa Homeshcooling dapat menggunakan bahan-bahan yang
tersedia didunia nyata dalam kehidupan sehari-hari (Sumardiono, 2007). Salah
satu mitra dari Homeschooling adalah Sekolah Dolan yang berada di Kota Malang.
Dalam kurikulum pembelajarannya, untuk jenjang Sekolah Dasar di Sekolah
Dolan menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Hal ini
bertujuan untuk mengali potensi siswa untuk setiap mata pelajaran, serta menjadi
kesepakatan orang tua siswa. Peran orang tua dalam pendidikan ini sangat penting,
karena orang tua bertanggung jawab atas seluruh proses belajar anak-anak
(Sumardiono, 2007). Sistem Pembelajaran matematika di Sekolah Dolan berbeda
dengan sekolah formal, karena selain tidak ada batasan dalam pengembangan
model pembelajaran matematika, metode belajar yang digunakan disesuaikan
dengan gaya belajar anak. Sekolah Dolan membuka peluang yang besar bagi anak
untuk belajar matematika secara mandiri.
Tidak berbeda dengan dengan sekolah dolan, SDN Dadaprejo 02 Kota
Batu adalah sekolah yang menggunakan KTSP (Kurikulum Satuan Tingkat
5
pendidikan Informal, sedangkan SDN Dadaprejo 02 adalah sekolah formal.
Pelajaran matematika di kelas V sudah memasuki dalam konsep abstrak. Tingkat
keabstrakan matematika juga menyesuaikan dengan tingkat perkembangan
intelektual siswa. Di sekolah dasar, untuk memahami materi pelajaran
dimungkinkan untuk mengkonkretkan obyek-obyek matematika. Akan tetapi, hal
ini berbeda untuk jenjang sekolah yang lebih tinggi. Di SDN Dadaprejo 02,
interaksi antara guru dan siswa terjalin dengan baik, ini terbukti dengan adanya
permasalahan-permasalahan dalam materi pembelajaran dikelas yang dialami oleh
siswa, akan ditemukan solusi yang terbaik untuk mengatasinya.
Berdasarkan uraian diatas, adanya perbedaan antara dua jenis pendidikan
yaitu pendidikan informal dan formal, serta berkenaan dengan pemecahan
masalah di Sekolah Dolan dan SDN Dadaprejo 02 maka peneliti ini perlu
melakukan penelitian lebih mendalam mengenai “Analisis Pemecahan Masalah
Matematika Pada Siswa Kelas V Sekolah Dolan dan SDN Dadaprejo 02 di
Malang Raya”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, adapun
rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana strategi pemecahan masalah matematika yang dilakukan oleh siswa
kelas V di Sekolah Dolan Kota Malang?
2. Bagaimana strategi pemecahan masalah matematika yang dilakukan oleh siswa
6
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan strategi pemecahan masalah matematika yang
dilakukan oleh siswa kelas V di Sekolah Dolan Kota Malang.
2. Untuk mendeskripsikan strategi pemecahan masalah matematika yang
dilakukan oleh siswa kelas V di SDN Dadaprejo 02 Kota Batu.
1.4Manfaat Penelitian
Secara teoritis, penelitian ini dapat digunakan untuk literatur pemecahan
masalah matematika Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
salah satu referensi untuk penelitian selanjutnya.
Secara praktis, bagi peserta didik penelitian ini diharapkan dapat menjadi
motivasi siswa untuk memecahkan masalah dan menjadikan matematika
merupakan pembelajaran yang menyenangkan. Bagi Guru, hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi pedoman untuk mengajarkan pemecahan masalah serta
rujukan dalam mengajarkan teori pemecahan masalah. Bagi Sekolah, penelitian
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pembelajaran matematika
selanjutnya di lembaga pendidikan tersebut. Bagi Peneliti, penelitian ini dapat
memberikan pengalaman langsung kepada peneliti dalam pembelajaran di kelas.
1.5Batasan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan,
7
permasalahan yang ditemui dalam penelitian. Adapun batasan penelitian yang
diteliti sebagai berikut:
a. Subjek penelitian adalah siswa Sekolah Dolan Kota Malang dan siswa SDN
Dadaprejo 02 Kota Batu yang bertempat di Malang Raya
b. Analisis materi pembelajaran matematika yang digunakan yaitu materi
pecahan di semester II kelas V.
c. Analisis lembar jawaban siswa menggunkan strategi pemecahan masalah
Polya.
1.6Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda dalam pembahasan penelitian
ini, maka penegasan istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Analisis adalah penyeledikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan,
dsb.) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk
perkaranya, dsb.).
2. Masalah adalah pertanyaan yang berbentuk soal cerita.
3. Pemecahan masalah adalah upaya yang ditempuh untuk mendapatkan
jawaban atas masalah atau soal yang diberikan oleh guru yang melibatkan
konsep matematis hingga diperoleh jawaban atau pemecahan masalah dengan
strategi Polya yaitu terdiri dari empat langkah, yaitu: memahami masalah,
merencanakan pemecahan, melaksankan pemecahan dan melihat kembali.
4. Sekolah Dolan adalah sekolah Informal, sekolah yang merupakan salah satu
8
melakukan pembelajaran di rumah saja, akan tetapi ada komunitas (kelompok)
belajar di Sekolah Dolan.
5. SDN Dadaprejo 02 adalah sekolah formal Negeri yang berada di Kota Batu.
Sekolah yang menggunakan sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan