BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keterlibatan China dengan Afrika selama beberapa puluh terakhir
telah tumbuh menjadi bentuk yang berpengaruh dalam Hubungan
Internasional. Pada tahun 2008 perdagangan antara China dan Afrika
mencapai US$ 106,8 Milyar dan selama jangka waktu tersebut, investasi
China dan bantuan pembangunan negara meningkat1. China telah membatalkan utang Afrika dengan memperluas akses pasar juga
menyediakan berbagai kesempatan baru untuk keterlibatan yang positif
dalam dunia Internasional. Dalam hal ini China dan Afrika mempunyai
forum kerjasama antara China dan Afrika yaitu Forum On China Africa
Cooperation (FOCAC). Kerjasama antara China dan Afrika sebenarnya
sudah berlangsung sejak lama, akan tetapi forum kerjasama kedua negara
baru dilangsungkan untuk pertama kalinya di Beijing pada bulan Oktober
tahun 2000 yang diikuti oleh 80 kementrian dan 53 negara Afrika2. Pada forum tersebut, China menyatakan akan menghapus hutang negara-negara
di Afrika sebesar ¥10 Milyar (US$ 1,2 juta)3. FOCAC mencerminkan
1
Dalam Evaluating China’s FOCAC commitments to Africa and mapping the way ahead, 2010, Centre for Chinese Studies (CCS), University of Stellenbosch, hal:1, dalam
http://www.ccs.org.za/wp-content/uploads/2010/03/ENGLISH-Evaluating-Chinas-FOCAC-commitments-to-Africa-2010.pdf akses 02.04.2013
2
Dwijaya Kusuma, 2008, China Mencari Minyak : Diplomasi China ke Seluruh Dunia 1990-2007, Jakarta, hal:47
3
bentuk dan isi dari hubungan sementara masa depan China-Afrika bagi
kedua belah pihak untuk mencapai kesejahteraan antara China dan Afrika.
Forum kerjasama China-Afrika (FOCAC) dimulai pada tahun
2000. FOCAC yang pertama diselenggarakan di Beijing pada bulan
Oktober 2000, yang kedua di Addis Ababa Desember 2003, yang ketiga di
Beijing November 2006, yang keempat di Sharm El Sheik - Mesir pada
November 2009, dan yang terakhir Juli 2012 di Beijing. FOCAC bertujuan
untuk lebih memajukan hubungan antara China dan negara-negara Afrika
yang memiliki hubungan diplomatik. Hal tersebut penting untuk melihat
retorika dan meneliti seberapa sukses pelaksanaan janji FOCAC sudah
diimplementasikan di negara-negara Afrika.
Anggota FOCAC itu sendiri ada 50 negara. Diantaranya adalah
Afrika Selatan, Aljazair, Angola, Benin, Botswana, Burundi, Chad,
Djibouti, Eritrea, Ethiopia, Gabon, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Guinea
Khatulistiwa, Kamerun, Kenya, Komoro, Kongo, Lesotho, Liberia, Libia,
Madagaskar, Malawi, Mali, Maroko, Mauritania, Mauritius, Mesir,
Mozambik, Namibia, Niger, Nigeria, Pantai Gading, Republik Afrika
Tengah, Republik Demokratik Kongo, Rwanda, Sierra Leone, Seychelles,
Senegal, Somalia, Sudan, Sudan Selatan, Tanjung Verde, Tanzania, Togo,
Tunisia, Uganda, Zambia, Zimbabwe4.
Peningkatan kerjasama China di Afrika mengundang berbagai
reaksi. Kerjasama China-Afrika membantu Afrika mencapai tujuan
4
pembangunan milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan
membangkitkan kesejahteraan dan kemajuan bersama. China saat ini
merupakan rekan dagang terbesar Afrika. Perdagangan bilateral tumbuh
lebih 43% menjadi hampir $115 Milyar pada tahun 2010. Tetapi muncul
kecaman keras terhadap cara China mendapatkan sumber daya Afrika
karena penanaman modal langsung China di Afrika naik dari $500 juta di
tahun 2003 menjadi $9 Milyar di tahun 20095. China memerlukan lebih banyak sumber daya alam seperti minyak, gas dan mineral bagi
ekonominya yang tumbuh dengan sangat cepat sementara Afrika
memerlukan tambahan investasi infrastruktur dasar untuk
mengembangkan potensinya, dan China masih berencana mengembangkan
hubungan ke tingkat yang lebih luas.
Afrika menyambut komitmen China dalam FOCAC untuk
meningkatkan bantuan ke Afrika dan untuk mempromosikan resolusi
konflik dan pasca konflik perdamaian di Afrika. China berkomitmen untuk
non-intervensi di Afrika, urusan domestik dan tekad untuk membangun
kemitraan berdasarkan kesetaraan dan saling menghormati. Afrika tidak
diperlakukan sebagai penerima bantuan yang membutuhkan, karena China
tidak mencari mitra perdagangan dan investasi di benua dan diperkirakan
memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan. China melakukan
kerjasama untuk membantu perekonomian Afrika, dan dengan jalan
menggunakan forum kerjasama China-Afrika (FOCAC) tersebut untuk
5
mengetahui bentuk diplomasi yang nantinya akan dilaksanakan oleh China
dan Afrika.
Pengaruh dan peningkatan kepentingan ekonomi di China secara
besar-besaran di Afrika ini relatif baru dibandingkan dengan negara-negara
Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini berkaitan dengan kemajuan
perekonomian China sejak negara tersebut masuk World Trade
Organization (WTO) akhir Desember 2001. Negara-negara di Afrika
sendiri terus menyoroti perilaku ekonomi China secara seksama, terutama
dengan berbagai kebijakan ekonomi, investasi, perdagangan secara
besar-besaran.
Salah satu negara yang mengalami peningkatan grafik perdagangan
dengan China adalah Angola. Angola merupakan produsen minyak
terbesar kedua setelah Nigeria. Cadangan minyak Angola sendiri
menguasai hampir 50% dari total pengeluaran ekonomi setiap tahun, 90%
dari total ekspor dan 80% dari pendapatan pemerintah. Puncak hubungan
China dan Angola ini terjadi pada tahun 2004 ketika Export – Import Bank
of China (EXIM Bank) memberikan pinjaman sebesar US$ 2 Milyar untuk
mendanai rekonstruksi infrastruktur di Angola6. Sejak itu, hubungan antara keduanya diwarnai oleh kunjungan bilateral atas petinggi negara yang
bertujuan untuk memperkuat hubungan antara China dan Angola. Angola
menunjukkan grafik penaikan yang signifikan dari tahun ke tahun. Selain
6
Ana Cristina Alves, 2010, The Oil Factor in Sino- Angolan Relations at the start of the 21st century, South African Institute of International Affairs (SAIIA), hal:6 dalam
itu Angola juga merupakan penghasil berlian, mineral, kopi, ikan, timber,
dengan Gross National Income (GNI)-nya US$ 3.4507.
Hubungan perdagangan bilateral antara China dan Angola tumbuh
semenjak pertengahan 1990an. Pada tahun 1990an, perdagangan bilateral
antara keduanya berkisar antara US$ 150 Juta sampai US$ 700 Juta. Pada
tahun 2000, perdagangan ini mencapai US$ 1,8 Milyar dan akhir tahun
2005 meningkat empat kali yaitu sebesar US$ 6,9 Milyar, dan satu tahun
kemudian meningkat lagi menjadi US$ 12 Milyar dan ini membuat Angola
menjadi partner dagang utama China di Afrika8.
Salah satu kepentingan China ialah untuk mendapatkan pasokan
minyak demi memenuhi kebutuhan negaranya yang semakin meningkat
dari tahun ke tahun. China memilih Angola untuk mendapatkan pasokan
minyaknya dikarenakan Angola merupakan salah satu negara penghasil
minyak terbesar di benua Afrika. Hal ini dikarenakan kedua negara
benar-benar saling membutuhkan. Angola yang sedang memerlukan bantuan
negara lain untuk dapat membantu membangun kembali perekonomian
negaranya, diberikan tawaran bantuan oleh China yang sedang
memerlukan pasokan minyak bagi negaranya. Berbagai pihak telah
menawarkan bantuan, tetapi hanya negara China lah yang menawarkan
7
Zainuddin Djafar, Gayatri Marisca, & Raisa Muthmaina, 2012, Afrika Barat, Afrika Tengah, & Afrika Selatan: Kajian atas pasar dan politik domestik, relevansi perjanjian Cotonou, dan marketing power diplomasi piala dunia 2010, Universitas Indonesia (UI-Press), hal:45
8
Indira Campos and Alex Vines, 2007, Angola and China : pragmatic partnership: working paper
bantuan dengan syarat yang paling menguntungkan bagi negara Angola.
Prasyarat tersebut yaitu pengembalian berupa minyak mentah untuk China.
Selain itu China memberikan waktu yang cukup panjang untuk
pengembalian pinjamannya tersebut. China juga menjanjikan bantuan
yang sangat penting bagi bangkitnya kembali perekonomian Angola.
Ekspor minyak dan pinjaman luar negeri sangat membantu mendorong
laju tingkat pertumbuhan ekonomi. Karena kepentingan China dan Angola
yang saling membutuhkan tersebut, saat ini hubungan kerjasama antar
kedua negara masih terus berlanjut dengan berbagai rencana-rencana
kerjasama dan kesepakatan baru yang akan di jalankan oleh kedua negara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
akan diteliti adalah Bagaimana diplomasi ekonomi China ke Angola
melalui Forum On China Africa Cooperation (FOCAC)?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab dan menjelaskan
bahwa adanya forum kerjasama China Afrika membantu dalam hubungan
diplomasi ekonomi diantara kedua negara, yaitu China dan Angola.
Tulisan ini diharapkan dapat menambah literatur tentang diplomasi
1.4 Tinjauan Pustaka
1.4.1 Penelitian Terdahulu
NO NamaPenelitian / Judul MetodePenelitian Hasil
1
John Ravenhill. "Is China an Economic Threat to Southeast Asia"."Jurnal"
Deskriptif
a. Semakin menguatnya market share China di Jepang dan Amerika Serikat. b. China akan menjadi pusat industri baru
yang merupakan supplier utama pasar kedua negara tersebut (Jepang dan Amerika Serikat).
2 Adirini Pujayanti. "Soft Power China ke Afrika". "Skripsi"
Deskriptif
Konsep: Soft Power Diplomacy
a. Kerjasama minyak bumi China-Afrika. b. Afrika menjadi kawasan kedua
pengimpor minyak terbesar bagi China.
3
Ratna Ayu Widuri Kusuma Dewi. "Perubahan Kebijakan Luar Negeri China di Afrika Pasca Perang Dingin (Cold War)". "Skripsi"
a. Gambaran perubahan kebijakan luar negeri China di Afrika.
b. Sumber perubahan kebijakan luar negeri China di Afrika.
4
Kristen Reed. “CrudeExistence: Environment and the Politics of Oil In Northern Angola”
“Jurnal”
Deskriptif
a. Kebutuhan Angola yang mendesak untuk diversifikasi ekonomi, dan juga mencari substitusi impor.
b. Sejarah industri minyak secara efektif, tapi pada penyebab separatis di Cabinda.
5
Dwi Rahma Afriyanti
“Diplomasi Ekonomi China ke Angola Melalui FOCAC (Forum On China Africa Cooperation)”
a. Peranan FOCAC dalam diplomasi ekonomi antara China-Angola b. Bentuk diplomasi ekonomi yang
Dalam point hasil yang disebutkan diatas. Disini bisa dijelaskan
bahwasanya dari hasil penelitian yang pertama bahwa pengamatan terhadap
data-data perdagangan antara China - Association of Southeast Asian Nations
(ASEAN) dan arah perdagangan internasional dari China maupun negara-negara
ASEAN memperlihatkan bahwa potensi kerjasama ekonomi dan perdagangan
antara kedua belah pihak sangat besar. Jika sebelumnya China dan
negara-negara ASEAN bersaing dipasar negara-negara maju terutama Amerika Serikat dan
Jepang, dengan semakin menguatnya market share China di kedua negara
tersebut yang semakin menggantikan market share ASEAN, China akan
menjadi pusat industri baru yang merupakan supplier utama pasar kedua negara
tersebut. Sekalipun negara-negara ASEAN mungkin agak rugi, kerugian ini
akan tertutupi dengan terbukanya pasar baru yang lebih besar di China sendiri
karena China akan semakin membutuhkan barang modal berupa komponen
industri bagi perusahaan-perusahaan manufakturnya. Dengan demikian, arah
perdagangan akan beralih dengan ACFTA, proses peralihan arah perdagangan
ini semakin cepat dan bisa diharapkan menciptakan“regional division of labour” di wilayah Asia.
Sedangkan hasil penelitian yang kedua adalah pemerintah China
berupaya melakukan kerjasama dengan Afrika dalam hal minyak bumi.
Kerjasama China dengan Afrika dinilai cukup berhasil mendatangkan minyak
yang sangat dibutuhkan China. Afrika menjadi kawasan kedua pengimpor
minyak terbesar bagi China. Dilain pihak negara-negara Afrika juga merasa
mempercepat pembangunan infrastruktur di negara mereka. Kemudian
penelitian yang ketiga adalah memposisikan penelitian pada gambaran
perubahan kebijakan luar negeri China di Afrika serta sumber perubahan
kebijakan tersebut termasuk di dalamnya faktor domestik dan faktor eksternal.
Jadi bagaimana kebijakan luar negeri China diberlakukanya itu pada masa
perang dingin (Cold War) dan pasca Perang Dingin (Cold War) serta faktor
yang memepengaruhi. Di sini bisa diambil kesimpulan bahwasanya faktor
kebijakan yang mempengaruhi kebijakanya itu peran elit dalam Partai Komunis
China (PKC) yaitu dari masa pemerintahan Mao Zedong, Deng Xiaoping, Jiang
Jemin, serta Hu Jintao. Kemudian faktor lain yang mempengaruhi adalah
kebutuhan China atas negara-negara di Afrika. Dimana Afrika mempunyai
minyak yang sangat dibutuhkan China.
Dalam penelitian yang keempat ini membahas tentang keberadaan
minyak diAfrika, khususnya Angola. Kebutuhan yang mendesak untuk
diversifikasi ekonomi di luar minyak, dan juga mencari substitusi impor untuk
kepentingan negaranya. Dalam hal ini juga adanya pemerintah Angola dan
korupsi yang mengganggu aktivitas itu. Perjalanannya ke Cabindanya itu sebuah
provinsi milik Angola yang terpisah dari wilayah Angola lainnya oleh Republik
Demokratik Kongo, yang merangkum sejarah industri minyaks ecara efektif.
Dalam hal ini juga keamanan Angola berhasil dikendalikan pemberontakan dan
memberikan kontribusi terhadap fragmentasi kelompok proseparatif yang
Dalam keempat penelitian ini sangat berkaitan satu sama lain, yaitu
kerjasama yang dijalin antara kedua negara khusunya China dan Afrika. Namun,
di sini juga adanya perbedaan dari pandangan dari berbagai pandangan
perspektif lainnya, berbeda dengan penelitian yang dilakukan saat ini adalah
penulis ingin mencari tahu bentuk diplomasi ekonomi yang dilakukan China ke
Afrika melalui FOCAC, khusunya yang dilakukan pada negara Angola.
1.4.2 Landasan Konsep
1.4.2.1 Diplomasi Ekonomi
Diplomasi sangat erat kaitannya dengan politik luar negeri,
karena diplomasi merupakan implementasi dari kebijakan luar negeri.
Teori atau sistem dapat dipakai untuk menjelaskan kaitan antara
diplomasi dan kebijakan luar negeri9. Menurut Jervis, sebuah sistem dibentuk oleh kenyataan yang berubah di bagian lain. Perubahan dalam
kebijakan luar negeri akan merubah praktik diplomasinya. Kebijakan
luar negeri akan dirancang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
olah staf diplomasinya. Suatu tindakan diplomasi tidak dapat
dilaksanakan tanpa didukung oleh suatu kebijakan luar negeri.
Hubungan antara dua aktor akan tergantung sebagian pada hubungan di
antara aktor-aktor tersebut dan aktor lainnya yang terdapat didalam
sistem. Hal ini untuk melihat apakah nantinya aktor-aktor yang
9
bekerjasama atau menentang satu sama lain akan dipengaruhi oleh aktor
diluar hubungan bilateral mereka10.
Sementara itu, istilah diplomasi ekonomi muncul karena
beberapa dekade belakangan kegiatan diplomasi memberikan
penekanan yang sama pada kegiatan ekonomi dan politik. Jika
sebelumnya kegiatan ekonomi merupakan aktivitas yang dianggap
kurang penting dan dibebankan kepada Menteri Perdagangan atau ahli
dari departemen lainnya, maka dewasa ini kegiatan membangun
kerjasama ekonomi dan perdagangan menjadi fokus dari sebagian besar
kegiatan diplomasi.
Beberapa penulis menjelaskan mengenai diplomasi ekonomi.
Batasan diplomasi ekonomi yang dikemukakan oleh Bayne dan
Woolcock sebagai berikut11:
“Economic diplomacy is a set of activities (both regarding methods and processes for international decision making) related to cross border economic activities (export, import, investment, lending, aid, migration) pursued by state and nonstate actors in the real world.”
Sedangkan, Sener dan Yiu memaparkan diplomasi ekonomi
sebagai berikut12:
“Economic diplomacy is concerned with economic policy issues, e.g. work of delegation at standard setting organization
10
Robert Jervis, 1979, System Theories and Diplomatic History dalam Diplomacy, oleh Paul Gordon Lauren (Ed), hal:213
11
Nicholas Bayne and Stephen Woolcock, 2003, The New Economic Diplomacy: Decision Making and Negotiation in International Economic Relations, Ashgate, London
12
Raymond Saner dan Lichia Yiu, 2003, International Economic Diplomacy : Mutations In Post-Modern Times, Discussion Paper in Diplomacy, No.48, hal:13 dalam
such as WTO and BIS. Economic diplomats also monitor and report on economic policies in foreign countries and give the home government advice on how to best influence them. Economic diplomacy employs economic resources, either as rewards or sanction, in pursuit of a particular foreing policy objective. This is sometimes called economic statecraft.”
Menurut Morganthau dalam buku karangan SL. Roy13 ia mengatakan bahwa “diplomasi ekonomi ini dilakukan oleh diplomat
dengan tujuan penting yakni mendapatkan kekuatan-keuatan ekonomi”.
Diplomasi ekonomi terdiri dari 3 unsur yaitu :
1. Penggunaan pengaruh politik dan hubungan untuk mempromosikan
perdagangan, dan investasi, untuk memperbaiki fungsi pasar dan untuk
mengatasi kegagalan pasar serta untuk mengurangi biaya dan risiko
transaksi lintas batas (termasuk hak milik). Biasanya diplomasi
ekonomi terdiri dari kebijakan komersial, tetapi juga banyak aktivitas
organisasi non pemerintah.
2. Penggunaan aset ekonomi dan hubungan untuk meningkatkan atau
memperkuat kerjasama saling menguntungkan dan hubungan politik
yang stabil, yaitu untuk meningkatkan keamanan ekonomi. Dalam hal
ini diperlukan kebijakan struktural dan perjanjian perdagangan
bilateral (ditujukan untuk mencapai pola tertentu perdagangan
geografis ) dan distorsi politik perdagangan dan investasi seperti dalam
kasus boikot dan embargo.
13
3. Cara untuk mengkonsolidasikan iklim politik yang tepat dalam
lingkungan ekonomi politik internasional dan lembaga untuk
memfasilitasi tujuan ini. Cakupannya berupa perundingan multilateral
dan merupakan domain organisasi supranasional dan lembaga-lembaga
seperti Organisasi Perdagangan Dunia, Organisasi untuk Kerjasama
Ekonomi dan Pembangunan dan Uni Eropa.
Diplomasi ekonomi untuk menciptakan keamanan ekonomi.
Keamanan ekonomi didefinisikan sebagai keamanan yang didasarkan
pada hubungan ekonomi internasional (seperti perdagangan barang dan
jasa dan arus modal). Diplomasi ekonomi memiliki peran nyata untuk
bermain dan mungkin menyediakan sistem manajemen risiko untuk
situasi internasional kritis dan realitas global baru. Diplomasi ekonomi
bisa menjadi sistem tiga pilar berikut:
1. Penggunaan pengaruh politik;
2. Kenaikan biaya konflik;
3. Konsolidasi lingkungan politik dan ekonomi internasional yang tepat.
Diplomasi ekonomi dapat digunakan untuk menghasilkan dan
meningkatkan keamanan ekonomi. Seperti yang disebutkan diatas bahwa
untuk bertahan, negara tidak hanya memerlukan kekuatan militer namun
juga kekuatan di luar itu, seperti ekonomi.
Diplomasi ekonomi memerlukan penerapan keahlian teknis yang
menganalisis efek dari (Negara Penerima) suatu negara situasi ekonomi
berpengaruh pun sekarang tidak hanya negara namun juga non negara
Seperti semua instansi pemerintah yang memiliki mandat ekonomi
beroperasi secara internasional dan merupakan pemain dalam diplomasi
ekonomi. Lembaga seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang
terlibat dalam kegiatan ekonomi internasional juga pemain dalam
diplomasi ekonomi.
Bentuk baru dari diplomasi ekonomi ialah dengan
mengembangkan strategi untuk pemasaran suatu bangsa, berdasarkan
analisis dari keadaan ekonominya. Diplomasi ekonomi, benar-benar
sebuah variasi dari diplomasi publik, mendorong investasi, penawaran
gembala dari awal sampai penandatanganan kontrak, dan pasar
internasional. Hal tersebut merupakan bentuk implementasi dari diplomasi
ekonomi yang dilakuni hampir seluruh negara di dunia karena tidak bisa
dipungkiri bila negara tidak membutuhkan negara lain maka dengan
diplomasi ekonomi pemenuhan kebutuhan warga negara dapat terjamin.
Selain itu implementasi dari diplomasi ekonomi dapat digolongkan
dalam tiga bentuk yakni :
1. Perdagangan, yang diutamakan ialah berupa eksport dan import gunan
memenuhi kebutuhan.
2. Investasi: investasi dibutuhkan terutama oleh negara-negara
berkembang yang masih mengupayakan pertumbuhan ekonomi.
3. Bantuan: bantuan dapat berupa bantuan makanan, obat-obatan, pakaian
dan dapat juga berupa bantual pemberdayaan mental.
Konsep diplomasi ekonomi dipergunakan untuk mengetahui
bagaimana diplomasi ekonomi yang dijalankan oleh China ke Angola
melalui FOCAC, yang sebagaimana diplomasi ekonomi sangat
membantu dalam pencapaian keberhasilan kerjasama diantara kedua
negara tersebut.
1.4.2.2 Liberal Institusional
Liberal institusional bermakna bahwa hubungan mutualisme
antar negara harus terkendali dan terkontrol dalam suatu lembaga
organisasional. Seringkali peran institusi yang dimaksud cenderung ke
negara. Institusi internasional membantu memajukan kerjasama antara
negara. Oleh sebab itu, pengaruh institusi tersebut membantu
mengurangi ketidakpercayaan dan ketakutan antar negara yang
dianggap sebagai masalah tradisional (dikaitkan dengan anarki
internasional).
Menurut Roberth Keohane, institusionalisme berusaha
menyatakan terlebih dahulu kondisi proposisi yang berlaku. Konsep ini
mungkin memiliki daya tarik untuk kebenaran sederhana. Ketika elit
negara tidak melihat manfaat kepentingan pribadi dan kerjasama,
maupun lembaga yang memfasilitasi untuk mengembangkan kerjasama.
Ketika negara bersama-sama mendapatkan keuntungan dari kerjasama.
kpentingan dan kekuasaan bias mempertahankan stabilitas. Institusional
juga didasarkan pada asumsi bahwa politik internasional dapat dibagi
menjadi dua, bidang keamanan dan ekonomi dan politik internasional
telah membuat penegasan itu bukan pandangan dominan dari literatur
institusional14.
Penggunaan konsep ini dikarenakan dapat menjelaskan tentang
FOCAC yang digunakan oleh China sebagai liberal institusional dalam
diplomasi ke Angola untuk memajukan kerjasama dan mengurangi
ketidakpercayaan antar kedua negara.
1.4.2.3 Soft Power
Kemampuan untuk mempengaruhi apa yang negara-negara lain
inginkan dan cenderung terkait dengan sumber daya yang tak berwujud
seeperti budaya, ideologi, dan lembaga-lembaga. Jika suatu negara
dapat membuat tenaga yang tampak sah di mata orang lain, maka akan
menghadapi resistensi keinginannya. Jika ideologi yang menarik, orang
lain akan lebih rela untuk mengikutinya. Jika dapat membangun
norma-norma internasional yang konsisten dengan masyarakatnya, itu
cenderung kurang memiliki perubahan. Jika dapat mendukung
lembaga-lembaga yang membuat negara-negara lain yang menyalurkan atau
membatasi keinginan mereka untuk mereka dengan cara negara yang
dominan lebih suka, hal itu dapat terhindar dari kekuasaan koersif.
14
Soft power di sini bisa dilihat dari soft power Joseph Nye yang
dimana soft power adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan melalui daya tarik bukan
paksaan atau pembayaran. Soft power suatu negara bertumpu pada
sumber daya budaya, nilai, dan kebijakan. Sebuah strategi yang
menggabungkan sumber daya yang keras dan lunak. Diplomasi
memiliki sejarah panjang sebagai sarana mempromosikan soft power
suatu negara dan sangat penting dalam memenangkan perang dingin.
Perjuangan saat melawan terorisme trans nasional adalah perjuangan
untuk memenangkan hati dan pikiran, dan over reliance saat ini pada
hard power saja bukan jalan menuju sukses. Diplomasi adalah alat
penting dalam gudang smart power, tapi diplomasi yang cerdas
memerlukan pemahaman tentang peran kredibilitas, self-kritik, dan
masyarakat sipil dalam menghasilkan soft power15.
Soft power digunakan China untuk menginfluence pada negara
Angola yang nantinya akan membantu aktivitas perekonomian China.
1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif,
dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Maka penelitian
yang penulis lakukan adalah mendeskripsikan bagaimana
15
Diplomasi Ekonomi China-Angola melalui Forum On China Africa
Cooperation (FOCAC).
1.5.2 Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dapat
diperolehdengan menggali studi pustaka. Oleh karena itu, data
yang akan diolah adalah data sekunder yang bersumber dari
literatur-literatur, majalah-majalah, surat kabar, dokumen-dokumen
resmi yang diterbitkan maupun tidak, internet, dan
sumber-sumberlain yang dianggap masih relevan. Data yang diperoleh
nantinya akan dianalisa dengan menggunakan kerangka dasar teori
yang telah ditetapkan.
1.5.3 Teknik Analisa Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka. Data yang
diperoleh dikumpulkan dari berbagai sumber yang kemudian
diolah. Adapun data-data yang berupa angka berfungsi sebagai
penjelas dan membantu data kualitatif yang diperoleh.
1.5.4 Batasan Waktu
Batasan waktu yang diambil adalah dari tahun 2000 sampai
tahun 2012. Berawal dari FOCAC dibentuk pada tahun 2000, dan
pada jangka waktu tersebut FOCAC dilaksanakan lima kali yaitu
FOCAC didirikan telah membawa pengaruh positif dan
memajukkan perekonomian antara China dan Angola.
1.5.5 Batasan Materi
Batasan materi dalam penelitian ini hanya membahas
tentang diplomasi ekonomi China ke Angola melalui FOCAC
sebagai bentuk diplomasi ekonomi China.
1.6 Sistematika Penulisan
Penelitian ini akan ditulis dalam empat bab.
BAB I: Menjelaskan tentang pendahuluan yaitu berisi latar
belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan pustaka yang didalamnya berisi penelitian
terdahulu dan landasan konsep, kemudian ada metode
penelitian yang terdiri dari tipe penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisa data, batasan waktu, serta
batasan materi, serta sistematika penulisan.
BAB II: Membahas kerja sama ekonomi China - Afrika.
BAB III: Membahas bentuk upaya diplomasi China dalam Forum On
China Africa Cooperation (FOCAC) pada kerjasama China – Angola.
i
SKRIPSI
DIPLOMASI EKONOMI CHINA KE ANGOLA MELALUI
FORUM ON CHINA AFRICA COOPERATION
(FOCAC)
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1
Oleh:
DWI RAHMA AFRIYANTI 09260086
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : Dwi Rahma Afriyanti
NIM : 09260086
Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : Diplomasi Ekonomi China ke Angola Melalui Forum On China Africa Cooperation (FOCAC)
Disetujui Dosen Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Dyah Estu Kurniawati, M.Si Helmia Asyathri, S.IP
Mengetahui,
Dekan FISIP UMM Ketua Jurusan
Hubungan Internasional
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Dwi Rahma Afriyanti
NIM : 09260086
Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : Diplomasi Ekonomi China ke Afrika Melalui Forum On China Africa Cooperation (FOCAC)
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS Pada hari : Jumat, 18 Juli 2014
Tempat : Ruang Dosen FISIP Lantai 6 GKB 1
Mengesahkan, Dekan FISIP-UMM
Dr. Asep Nurjaman, M.Si
Dewan Penguji :
1. M. Syaprin Zahidi, MA ( )
2. Havidz Ageng P., MA ( )
3. Dyah Estu Kurniawati, M.Si ( )
iv
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
1. Nama : Dwi Rahma Afriyanti
2. Nim : 09260086
3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Jurusan : Hubungan Internasional
5. Judul Skripsi : Diplomasi Ekonomi China ke Angola Melalui Forum On China Africa Cooperation (FOCAC)
6. Pembimbing : 1. Dyah Estu Kurniawati, M.Si
2. Helmia Asyathri, S.IP
7. Kronologi bimbingan :
Tanggal Paraf Dosen Pembimbing
Keterangan Pembimbing I Pembimbing II
15 Maret 2013 ACC Judul
28 September 2013 ACC Proposal
19 Oktober 2013 Seminar Proposal
25 November 2013 ACC BAB I
17 Mei 2014 ACC BAB II
20 Juni 2014 ACC BAB III
25 Juni 2014 ACC BAB IV
30 Juni 2014 ACC Seluruh Naskah
4 Juli 2014 ACC Abstraksi
Malang, 4 Juli 2014
Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
v
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dwi Rahma Afriyanti
Tempat, tanggal lahir : Balikpapan, 8 April 1991
NIM : 09260086
Jurusan : Hubungan Internasional
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Menyatakan bahwa karya skripsi berjudul :
DIPLOMASI EKONOMI CHINA KE ANGOLA MELALUI FORUM ON CHINA AFRICA COOPERATION (FOCAC) adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian atau seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang, Agustus 2014 Yang menyatakan,
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Diplomasi Ekonomi China ke Angola Melalui Forum On China Africa Cooperation (FOCAC).
China merupakan negara dengan tingkat perekonomian yang tinggi serta menjadi negara terbesar dan terkaya di Asia. Dengan lebih meningkatkan perekonomian negara tersebut China bekerjasama dengan negara di benua Afrika yaitu Angola khususnya dalam bidang ekonomi yaitu berupa perdagangan, investasi, dan bantuan yang akan menjadi bagian dari diplomasi ekonomi yang akan dijalankan oleh China ke Angola. Dalam kerjasama China dan Angola adanya forum kerjasama China-Afrika Forum On China Africa Cooperation (FOCAC) yang akan membantu dalam proses diplomasi ekonomi China ke Angola. Karena dengan dibentuknya forum ini mampu meningkatkan perekonomian China dan Angola khususnya dan akan dilihat seberapa berhasilnya FOCAC ini terhadap China dan Angola.
Penulis menyadari dalam penyusunan penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu dalam perbaikan dan penyempurnaan kedepan peneliti sangat mengharapkan kontribusi ide dan kritik yang bersifat membangun sehingga penelitian ini dapat menjadi penelitian yang bermanfaat bagi mahasiswa-mahasiswa Hubungan Internasional.
Malang, Agustus 2014 Penulis
vii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulillah…Alhamdulillah…Alhamdulillah…hanya itu kata-kata yang selalu
ingin aku ucapkan…Terima Kasih ALLAH SWT. atas segala nikmat dan
karunia-Nya yang setiap hari aku terima dan semua yang aku syukuri apapun itu, semoga aku bisa menjadi hamba yang lebih bisa ikhlas dan selalu bisa bersyukur dalam
kondisi apapun. AMIN…
Terima kasih buat kedua orang tua-ku (Alm.) Bapak Agus Dinarto dan Ibu Sulastri S.Pd, aku bersyukur dan bangga memiliki orang tua seperti kalian yang selalu bisa aku jadikan panutan dan tauladan. Terima kasih bu, terima kasih pak, semoga bisa membuatmu tersenyum disurga ya pak’, akhirnya lulus juga. Terima kasih buat mas’ku, Adityo Priyo Harjanto S.E. Makasih buat semua support serta motivasi-motivasinya, makasih udah mau jadi mas yang menyenangkan yg selalu ada buat aku, yang selalu membantu cari e-book beserta jurnal-jurnal ilmiah dikala sinyal tidak bersahabat. Terima kasih buat mba ipar Renny Aprillanita S.E, semoga cepet lahir dan sehat dedek bayinya.
Terima Kasih buat pembimbing superku Ibu Dyah Estu Kurniawati, M.Si & Ibu Helmia Asyathri S.IP. Tanpa bimbingan dan bantuan beliau, mungkin saya akan kesulitan dalam menyelesaikan studi akhir saya, mohon maaf jika selama bimbingan saya sering merepotkan. Terima kasih buat semua ilmu yang ibu berikan, sebisa mungkin saya akan mengamalakannya. Semoga kita dapat bertemu lagi dalam kondisi yang lebih baik lagi dari sekarang. Terima kasih buat Bapak Syaprin Zahidi, MA & Bapak Havidz Ageng P., MA yang bersedia menjadi penguji skripsi saya, dan memberi masukan-masukan. Terima kasih juga buat seluruh dosen-dosen HI tanpa terkecuali atas ilmu yang diberikan.
Terima Kasih buat keluarga besarku di Balikpapan, Solo, Lampung, Semarang
viii
Mas Anton, dan Mbak Tyas yang uda mau ku repotin selama aku di Surabaya maupun Malang, dan seluruh keluarga besar-ku tanpa terkecuali yang telah membantu dan mendukung aku sehingga aku dapat menyelesaikan studi-ku. Terima kasih, semoga kita akan tetap jadi keluarga besar yang menyenangkan.
Terima kasih untuk sahabat terbaik dikampus putih : Octarianis, Tata, Intan, Ika, Rifan, Risco. Makasih banyak rek. Terima kasih sudah menemani selama aku selama di Malang, terimakasih sudah bersedia aku repotin, semoga kita bisa berkumpul bersama lagi, terimakasih persahabatan yang luar biasa, menyenangkan sekali punya sahabat seperti kalian ‘Rempira’. Keep contact yaa.
Terima kasih buat Gita Surya Choir yang sudah memberikan kesempatan belajar bernyanyi dan berorganisasi. Terima kasih buat Coach Fareta dan Annas yang telah mengajari cara dan teknik bernyanyi yang baik. Terima kasih buat seluruh teman-teman Gita Surya, khusushnya teman-teman 17Ager, teman-teman Sopran, dan teman-teman pengurus. Terima kasih buat teman Choir paling baik hati Mba Opik, ditunggu undangan nikahnya, jangan galau lagi.hehehe. Bahagia pernah menjadi bagian dari Gita Surya.
Terima kasih buat Bang Wily, Mba Tika, Atu, Indah dan teman-teman KRS+ UB. Bary, Nova, Muthi, Mba Resti, Mba Dian, Dana, Mas Jendro, Mas Titis, Kutut, Zeli, Ikrar, Adis, Vira, Zuhdi, Tian, Vita, Tio. Terima kasih buat ilmu yang diberikan serta proses pembelajarannya yg luar biasa.
Terima kasih buat Mba Atika Candra Larasati, S.IP M,Si yang sudah bersedia meminjamkan buku-bukunya.
ix
Terima kasih buat temen-temen HI 2009 Dwi Latief, Galih, Ridwan Iskandar, Tary, Risky Adi, Amin, Humaira, Nino, Ayu, Agna, Yokoo, Astrid, Dana, Nugie, Mifta, Yuyun, Awi, Naja, Dwita, Aulia, Adit, Nico, Tiara dan semua teman-teman HI yang tidak saya sebutkan satu-satu tanpa terkecuali, saya mengucapkan banyak terima kasih, menyenangkan bisa mengenal kalian semua. Always keep contact.
Malang, Agustus 2014
x DAFTAR ISI
Lembar Cover Sampul Dalam ... i
Lembar Persetujuan Skripsi... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iv
Pernyataan Orisinalitas ... v
Kata Pengantar ... vi
Lembar Persembahan ... vii
Daftar Isi ... x
Daftar Tabel ... xiv
Daftar Grafik ... xv
Daftar Diagram ... xvi
Daftar Gambar ... xvii
Abstraksi ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
1.4 Tinjauan Pustaka ... 7
1.4.1 Penelitian Terdahulu ... 7
1.4.2 Landasan Konsep ... 10
xi
1.4.2.2 Liberal Institusional ... 15
1.4.2.3 Soft Power ... 16
1.5 Metodologi Penelitian ... 17
1.5.1 Tipe Penelitian ... 17
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data ... 18
1.5.3 Teknik Analisa Data ... 18
1.5.4 Batasan Waktu ... 18
1.5.5 Batasan Materi ... 19
1.6 Sistematika Penulisan ... 19
BAB II KERJASAMA EKONOMI CHINA DAN AFRIKA 2.1 Sejarah Perdagangan dan Hubungan Ekonomi China - Afrika ... 20
2.2 Kerjasama China - Afrika ... 23
2.2.1 Perdagangan China - Afrika ... 23
2.2.2 Investasi China di Afrika ... 29
2.2.3 Investasi Afrika di China ... 30
2.3 Kerjasama Forum On China Africa Cooperation (FOCAC) ... 32
2.3.1 Hasil FOCAC ... 34
2.3.1.1 Hasil FOCAC I... 34
2.3.1.2 Hasil FOCAC II ... 35
2.3.1.3 Hasil FOCAC III ... 36
2.3.1.4 Hasil FOCAC IV ... 38
xii
2.4 Perdagangan Sino-Afrika dan Forum On China Africa Cooperation (FOCAC) ... 42
BAB III Bentuk dan Diplomasi Ekonomi dan Upaya China Dalam Forum On China Africa Cooperation (FOCAC) 3.1 China - Angola ... 45
3.2 Angola - China ... 46
3.3 Dampak Politik, Sosial dan Ekonomi Dari Proses Forum On China Africa Cooperation (FOCAC) ... 51
3.3.1 Mempererat Hubungan China - Angola ... 51
3.3.2 Pelayanan Infrastruktur ... 51
3.3.3 Kemacetan Lalu Lintas Pada Titik Logistik ... 52
3.3.4 Rekomendasi Untuk Stakeholder Angola ... 53
3.3.5 Reformasi Kebijakan ... 54
3.4 Diplomasi ekonomi ... 54
3.4.1 Bentuk Diplomasi China – Angola ... 54
3.4.1.1 Perdagangan China – Angola... 54
3.4.1.2 Investasi Asing Langsung China – Angola ... 62
3.4.1.3 Bantuan China – Angola... 67
3.4.2 Hasil Diplomasi Angola – China ... 70
3.4.2.1 Pertanian ... 70
3.4.2.2 Perdagangan Angola – China... 72
3.4.2.3 Pembangunan Infrastruktur... 77
xiii
B. Ango-Ferro 2000 ... 81
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ... 86
4.2 Saran ... 88
xiv DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pembeda Peneliti Sebelumnya dengan Penulis ... 7
Tabel 2.1 Mitra Dagang Utama China di Afrika 2006-2008 ... 29
Tabel 3.1 Komposisi Ekspor Impor dan Saham dari Enam Negara Afrika atas
Perdagangan dengan China ... 58
Tabel 3.2 Perdagangan Angola dengan China 2006-2008 ... 74
xv DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 Volume Perdagangan China – Afrika (2000-2012) ... 27
Grafik 2.2 Perdagangan Afrika dan China 1995-2008 ... 43
Grafik 2.3 Composition of Africa’s top-20 imports from China 1995-2008 ... 43
Grafik 2.4 Composition of Africa’s top-20 exports to China 1995-2008 ... 44
Grafik 3.4 Volume Perdagangan China – Angola 1995-2006 ... 60
Grafik 3.5 Foreign Direct Investmen (FDI) China di Angola 1990-2007 ... 62
Grafik 3.6 Gambaran Perdagangan Angola dengan China (1998-2008) ... 73
Grafik 3.7 Persentase China dalam Perdagangan Barang Angola (1998-2008) ... 76
xvi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 3.1 Komposisi Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Products / GDP)
Angola 2007 ... 50
xvii DAFTAR GAMBAR
xviii
DAFTAR PUSTAKA Buku :
Djafar, Zainuddin (et.all). 2012. Afrika Barat, Afrika Tengah, & Afrika Selatan:
Kajian atas pasar dan politik domestik, relevansi perjanjian Cotonou, dan
marketing power diplomasi piala dunia 2010. Jakarta (UI-Press).
Djelantik, Sukawarsini. 2008. Diplomasi Antara Teori dan Praktik. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Kusuma, Dwijaya. 2008. China Mencari Minyak : Diplomasi China ke Seluruh
Dunia 1990-2007. Jakarta : CCS.
Roy, S.L. 1991. Diplomasi. Jakarta : Rajawali Pers.
Digital Book :
African Development Bank/OECD, 2009. African Economic Outlook: Angola
Country Profile.
Asanzi, Philippe. 2008. China-Angola Relationship With Reference to the
Construction Sector.
Bayne, Nicholas Bayne dan Stephen Woolcock. 2003. The New Economic
Diplomacy: Decision Making and Negotiation in International Economic
Relations. Ashgate. London
Carine, Kiala. 2009. Chinese Construction in Angola: CITIC and the Kilamba
Kiaxi Housing Project in China Monitor, Issue 38, Stellenbosch: Centre for
xix
Centre for Chinese Studies. 2005. China’s Interest and Activity in Africa’s
Construction and Infrastructure Sectors. Stellenbosch University.
George, M. 2009. China-Africa two way trade – recent developments, The China
Monitor 37,4-9 dalam Emmanuel Obuah, 2012, Trade between China and
Africa : Trends, Changes, and Challenges, International Journal of China
Marketing, vol.2, no.2.
Interview with a representative of Drago Group, 09.03.2009, Luanda. Dalam Evaluating China’s FOCAC commitments to Africa and mapping the way
ahead. A report by the Centre for Chinese Studies.2010.
Jervis, Robert. 1979. System Theories and Diplomatic History dalam Diplomacy,
oleh Paul Gordon Lauren (Ed).
Keohane, Robert & Lia L. Martin. The promise of Institutionalist Theory,
International Security, Vol. 20, No. 1. (Summer, 1995).
Kurlantzick, J. 2007. Charm Offensive: How China’s soft power is transforming
the World, New Haven: Yale University Press
Ministry Of Commerce People’s Republic Of China (MOFCOM) and United
Nations Commodity Trade Statistics (UNCOMTRADE), author’s own
calculation (average annual trade 2006-2010)
Nye, Joseph S. 2004. Soft Power : The Means to Success in World Politics, Public
Affairs.
OECD. 1998. Survey of OECD Work on International Investment. OECD
xx
Paul, Hare. 2006. China in Angola, The Jamestown Foundation, Vol.6
Jurnal :
Africa accounts for 30 percent of China’s oil imports: official,” People’s Daily
Online. Diterbitkan 19.10.2006
Agência AngolaPress. 2009. Angolan delegation ends visit to China. Diterbitkan
19.05.2009
Angola garante confiança ao investidor, 2007, Jornal de Angola.
Angola em Movimento,” Agência para o Investimento e Comércio Externo de
Portugal (AICEP). 2007. No 35
Botequilla, H. 2006. Visão, No 286.
China-Africa Economic and trade Cooperation. 2013. Xinhua Global times.
Beijing.
François Lafargue.2005.China’s presence in Africa. China Perspectives. No. 61
International Monetary Fund (IMF). Angola: 2007 Article IV Consultation Staff
Report, IMF Country Report No. 07/354
PR defende cooperação constutiva com a China,” Jornal de Angola, 2006.
Internet :
Alves, Ana Cristina. 2010. The Oil Factor in Sino- Angolan Relations at the start
xxi
http://www.saiia.org.za/images/stories/pubs/occasional_papers/saia_sop_55
_alves_20100225.pdf diakses pada 05.04.2014
Bloomberg. 2008. Angola Overtakes Saudi Arabia as Biggest Oil Supplier to
China. Diterbitkan 15.04.2008. Dalam
http://chinadigitaltimes.net/2008/04/angola-overtakes-saudi-arabia-as-biggest-oil-supplier-to-china/ akses 13.04.2014
Campos, Indira and Alex Vines. 2007. Angola and China : pragmatic partnership: working paper presented at a CSIS conference “ praspect for
improving US.-China – Africa cooperation. CSIS. Dalam Dalam
http://csis.org/files/media/csis/pubs/080306_angolachina.pdf diakses pada
07.01.2014
Carine, Kiala. 2010. ChinaAngola aid relations: strategic cooperation for
development? Dalam
http://repository.up.ac.za/bitstream/handle/2263/17253/Kiala_China(2010).p
df?sequence=1
China-Africa Economic and Trade Cooperation. 2013. Information office of the
State Council. The People’s Republic China, Beijing. Dalam
http://www.safpi.org/sites/default/files/publications/China-AfricaEconomicandTradeCooperation.pdf akses 25.01.2014
China’s Interest and Activity in Africa’s Construction and Infrastructure Sectors.
A research undertaking evaluating China’s involvement in Africa’s
xxii
Chinese Studies : Stellenbosch University. First Released: November 2006.
Dalam dalam
http://www.ccs.org.za/downloads/DFID%203rd%20Edition.pdf akses
16.05.2014
China.Org.cn. 2000. China-Africa Cooperation Forum: Past, Present and Future.
Dalam www.china.org.cn/english/features/China-Africa/82189.htm akses
10.04.2014
China View. 2008. China starts construction of housing project in Angola’s
capital. Diterbitkan 12.11.2008. Dalam
http://news.xinhuanet.com/english/2008-11/12/content_10343689.htm akses
10.06.2014
CIA World Factbook.2009. Angola. Dalam
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ao.html
akses 10.06.2014
Corkin, Lucy. 2011. Angola Brief : Strategic Pertnership or Marriage of
Convenience. Vol.1 No.1. Dalam
http://www.cmi.no/publications/file/3938-china-and-angola-strategic-partnership-or-marriage.pdf akses 15.06.2014.
Data provided by Banco Nacional de Angola, 2007.
Evaluating China’s FOCAC commitments to Africa and mapping the way ahead.
2010. University of Stellenbosch. Centre for Chinese Studies. Dalam
xxiii
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2010/12/101223_chinaafrica.shtml
http://www.focac.org/eng/ltda/dejbzjhy/CI22009/t157581.htm
http://www.focac.org/eng/ltda/dyjbzjhy/CI12009/t157577.htm
http://www.focac.org/eng/ltda/ltjj/t933522.htm
http://www.focac.org/eng/zxxx/t832788.htm
IRIN News. 2005. Angola: Oil-backed loan will finance recovery projects.
Diterbitkan 21.02.2005 dalam
http://www.irinnews.org/report/53112/angola-oil-backed-loan-will-finance-recovery-projects akses 15.05.2014
Jansson, Johanna. 2009. The Forum On China Africa Cooperation (FOCAC). By
the Centre Chinese Studies. University of Stellenbosch. Dalam
http://www.ccs.org.za/wp-content/uploads/2009/11/CCS-FOCAC-Briefing-Paper-August-2009.pdf akses 02.04.2014
Macauhub. 2006. Angolan ambassador says Luanda wants to boost economic
cooperation with China, diterbitkan 28.02.2006, dalam
http://www.macauhub.com.mo/en/2006/02/28/598/ akses 5.06.2014
Ministro Brandão diz que corridor do Lobito eleva economica da região,”
diterbitkan 19.03.2008. Dalam
http://www.angola-portal.ao/MINTRANS/NoticiaD.aspx?Codigo=2912 akses 10.06.2014
MacauHub (2007). Chinese specialists prepare agricultural development program
in Angola. Diterbitkan 12.04.2007. Dalam
xxiv
MacauHub. 2008. Angola: China’s Rites begin track laying for Moçamedes
railroad. Diterbitkan 13.08.2008. Dalam
http://www.macauhub.com.mo/en/news.php?ID=5889 akses 10.06.2014
MacauHub.2008. Angola: Chinese company builds Gangelas dam in Huila
province. Diterbitkan 22.05.2005. Dalam
http://www.macauhub.com.mo/en/2008/05/22/5087/ akses 10.06.2014
Ministry of Transport. 2008. Ministro dos Transportes visita infra-estruturas na
Huila. Diterbitkan 22.07.2008. Dalam
http://www.angola-portal.ao/MINTRANS/NoticiaD.aspx?Codigo=4496 akses 10.06.2014
Obuah, Emmanuel. 2010. AGOA and FOCAC: Competing for African Markets
through Multilateral Trade Agreements, Journal of Management Policy and
Practice 11(5), 69 – 79. Dalam dalam
http://www.na-businesspress.com/IJCM/ObuahE_Web2_2_.pdf akses 20.01.2014
Oyejide, T. Ademola. 2007. Policy Coherence : Aid, Trade, and Investment.
Dalam
https://community.oecd.org/servlet/JiveServlet/previewBody/32139-
102-2-62288/Policy%20Coherence_Aid,%20Trade%20and%20Investment.pdf
akses 30.01.2014
S, Thomson. 2000. Investment Patterns in a Longer-Term Perspective, OECD
Working Papers on International Investment No 2000/ UNCTAD (1998).
xxv
Sandrey, Ron. 2009. The Impact of China-Africa Trade Relations. Kenya. Dalam
http://dspace.africaportal.org/jspui/bitstream/123456789/32375/1/Angola-TradeStudy.pdf?1 akses 28.03.2014
Saner, Raymon dan Lichia Yiu. 2003. International Economic Diplomacy :
Mutations In Post-Modern Times. Discussion Paper No.48. Clingendael
Institute of International Relations. The Hague. Dalam dalam
http://www.clingendael.nl/sites/default/files/20030100_cli_paper_dip_issue
84.pdf
Taylor, Ian. 2006. Unpacking China’s Resource Diplomacy in Africa,
Stellenbosch University. Dalam
http://www.cctr.ust.hk/materials/conference/china-africa/papers/Ian,Taylor.pdf akses 20.03.2014
Wenping, He. 2008. China Africa Cooperation: What’s in it for Africa? The
African Executive. Dalam
http://www.africanexecutive.com/modules/magazine/article_print.php?articl