• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA BANJAR DAN DAYAK DI KECAMATAN LOKSADO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA BANJAR DAN DAYAK DI KECAMATAN LOKSADO"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

POLA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA BANJAR DAN DAYAK DI KECAMATAN LOKSADO

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

NAJMAH 201110040311116

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segala yang penulis butuhkan, dan juga membuat penulis dapat menuntut ilmu hingga jenjang perguruan tinggi (S1). Dengan karunia dan hidayah serta anugrahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pola Komunikasi Antar Budaya Masyarakat Suku Banjar Dengan Masyarakat Suku Dayak”.

Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ayahanda H.Zeed Abdul Gawi tercinta dan Ibunda Hj.Ajang Kartini yang kusayangi yang telah mencurahkan segenap cinta dan kasih sayang serta perhatian moril maupun materil. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, kesehatan, karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi baik yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Dr. Muslimin Machmud, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku pembimbing II yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi. Ucapan terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan pula kepada yang terhormat :

1. Bapak Drs. Fauzan, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang

3. Bapak Dr. Sugeng Winarno S.Sos. M.A sebagai Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi 4. Bapak Dr. Farid Rusman, M.Si selaku Dosen Wali

5. Semua Staff, Karyawan, dan Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang yang memberikan pengetahuan yang tak terbatas.

6. Kakak Nailah yang selalu sabar serta memberikan perhatian dan semua keluarga yang terus memberikan dukungan.

7. H. Haris Fadhillah S.H yang selalu memberikan semangat serta masukan untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

(4)

banyak membantu dan selalu memberikan dukungan yang besar dalam proses penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Malang, 21 Maret 2016

(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul………. i

Lembar Pengesahan………. ii

Kata Pengantar……… iii

Abstrak……… v

Daftar Isi………. vi

Daftar Gambar ……….... viii

Daftar Lampiran……….. ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang……….. 1

1.2Rumusan Masalah………. 6

1.3Tujuan Penelitian……….. 6

1.4Manfaat Penelitian……… 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Komunikasi……….. 8

2.1.1 Definisi Pola Komunikasi………. 8

2.2 Konsep Dasar Komunikasi………..………. 13

2.3 Komunikasi Interpersonal…...………... 17

2.4 Komunikasi Antar Budaya……….. 18

2.4.1 Fungsi Komunikasi Antar Budaya……… 19

2.4.2 Hakekat Komunikasi Antar Budaya………..……… 21

2.4.3 Tujuan Komunikasi Antar Budaya……… 22

2.5 Komponen Komunikasi……….…... 22

2.6 Teori Komunikasi Antar Budaya……….. 23

2.7 Konsep Etnisitas……… 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian……….. 38

3.2 Tipe Penelitian……….. 38

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian………... 39

3.4 Subjek Penelitian……….. 39

3.5 Fokus Penelitian……… 40

3.6 Teknik Pengumpulan Data……… 40

(6)

3.8 Keabsahan Data………. 42

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Letak Geografis………. 44

4.2 Gambaran Umum Masyarakat Suku Banjar dengan Suku Dayak... 45

4.2.1 Masyarakat Suku Banjar... 45

4.2.2 Masyarakat Suku Dayak... 49

4.2.3 Persaudaraan Suku Banjar dengan Suku Dayak... 55

BAB V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Penyajian Data Penelitian………...………….. 60

5.1.1 Profil Subyek Penelitian……… 60

5.1.2 Pembahasan Pola Komunikasi Antar Budaya Banjar Dan Dayak Di Kecamatan Loksado... 62

5.1.3 Pola Komunikasi Antar Budaya Banjar Dan Dayak Di Kecamatan Loksado... 71

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan……… 105

6.2 Saran………. 107 DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, 2011. Ilmu Komunikasi. Bandung : CV.Yrama Widya

Faisal, Sanapiah, 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi. Malang: Yayasan Asah Asih Asuh (YA3 Malang).

Jalaludin, Rachmat. 2012. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Jalaludin, Rachmat. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Iriantara, Yosal. 2005. Media Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Kriyantono, rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Putra Grafika Koentjaraningrat, 2005, Pengantar Antropologi 1, Jakarta: Rineka Cipta

Moleong, lexi J. 2002. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Muslimin. 2004. Hubungan Masyarakat dan Konsep Kepribadian. Malang: UMM Press Muslimin. M. 2011. Komunikasi Tradisonal; pesan kearifan lokal masyarakat sulawesi

selatan melalui berbagai media warisan. Yogyakarta Buku Litera

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung : Remaja. Rosdakarya. Liliweri, Alo. 2004. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Peter L. Berger, 1992. Tafsir Sosial atas Kenyataan: Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan (diterjemahkan dari buku asli The Social Construction of Reality oleh Hasan Basari). Jakarta : LP3ES

Purwasito, Andrik. 2003. Komunikasi Multikultural. Cetakan Ke-1. Surakarta: University. Sugiyono. 2005. Memahami penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.

Soerjono Soekanto, 2006, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada

(9)

Web :

Wikipedia, Komunikasi Antarbudaya. https://id.wikipedia.org Diakses pada tanggal 20 Mei 2015

Aranditio, Paper : Uncertainty Reduction Theory ( Charles Berger & Richard Calabrese - 1975 ). http://aranditio94.blogspot.co.id/ Diakses pada tanggal 26 Mei 2015

Marsilia, Sella., 2013., PENGARUH TINGKAT KETIDAKPASTIAN TERHADAP TINGKAT RESIPROSITAS

(Studi Ekspalanatif Tentang Pengaruh Tingkat Ketidakpastian Calon Pelanggan Tentang Layanan Pascabayar Terhadap Tingkat Rsiprositas Antara Calon Pelanggan Dan Customer Relation Officer Indosat). http://e-journal.uajy.ac.id/4626/ Diakses pada tanggal 26 Mei 2015

Wikipedia., Kabupaten Hulu Sungai Selatan. https://id.wikipedia.org Diakses pada tanggal 20 November 2015

Wikipedia., Persaudaraan Suku Banjar dengan Suku Dayak. https://id.wikipedia.org Diakses pada tanggal 20 November 2015

Wikipedia., Suku Banjar. https://id.wikipedia.org Diakses pada tanggal 20 November 2015

http://www.travelesia.co/2015/03/mengenal-suku-dayak.html Diakses pada tanggal 20

November 2015

http://repository.unhas.ac.id:4001/digilib/files/disk1/408/--yiskamardo-20396-1-15-yiska-).pdf Diakses pada tanggal 4 April 2016

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18907/1/MUCHAMMAD%

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling berkomunikasi. Manusia juga pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup, yaitu sebagai makhluk pribadi dan sosial. Sebagai mahkluk pribadi, manusia mempunyai beberapa tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai, dimana masing-masing individu memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda dengan individu lainnya. Sedangkan sebagai mahkluk sosial, individu selalu ingin berinteraksi dan hidup dinamis bersama orang lain.

Dalam berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. individu memiliki tujuan, kepentingan, cara bergaul, pengetahuan ataupun suatu kebutuhan yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya dan semua itu harus dicapai untuk dapat melangsungkan kehidupan.

Komunikasi memiliki fungsi tidak hanya sebagai pertukaran informasi dan pesan tapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide. Agar komunikasi berlangsung efektif dan informasi yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh komunikan, maka seorang komunikator perlu menetapkan pola komunikasi yang baik pula.

(11)

2 kelompok, ras, etnik atau budaya lain. berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda kebudayaan merupakan pengalaman baru yang selalu kita hadapi. Berkomunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat popular dan pasti dijalankan dalam pergaulan manusia. Aksioma komunikasi mengatakan:”manusia selalu berkomunikasi, manusia tidak dapat menghindari komunikasi.”

Dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar dari seluruh waktu kita dipakai untuk berkomunikasi, untuk itu kita akan merasa betapa pentingnya komunikasi untuk dipelajari. Agar kita dapat berkomunikasi dengan efektif, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.

Berikut beberapa contoh kasus yang disebabkan komunikasi yang tidak efektif adalah adanya perceraian, permusuhan, bunuh diri, keretakan hubungan orang tua dan anak, bahkan sampai terjadi konflik antar suku budaya.

Sebuah fakta sosial yang harus kita terima adalah tentang kemajemukan yang ada pada kehidupan manusia. Yaitu bahwa manusia dapat dibedakan berdasarkan suku, agama, ras. Bahkan terhadap individu pun dapat pula dibedakan dalam hal pemikiran atau dalam persepsi tertentu.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

(12)

3 orang-orang belajar berkomunikasi. Misalnya seorang yang berasal dari Jawa, Jakarta atau dari Medan belajar bekomunikasi. Seperti orang jawa, orang-orang betawi dan orang-orang-orang-orang Medan lainnya. Perilaku mereka dapat mengandung makna, sebab perilaku mereka tersebut dipelajari dan diketahui dan perilaku itu terikat oleh budaya. Orang-orang memandang mereka melalui kategori-kategori, konsep-konsep dan label-label yang dihasilkan budaya mereka.

Komunikasi antar budaya pada dasarnya adalah komunikasi biasa. Hanya yang membedakannya adalah latar belakang budaya yang berbeda dari orang-orang yang melakukan komunikasi tersebut. Aspek-aspek budaya dalam komunikasi seperti bahasa, isyarat, non verbal, sikap kepercayaan, watak, nilai, dan orientasi pikiran akan lebih banyak ditemukan sebagai perbedaan besar yang sering kali menyebabkan distorsi dalam komunikasi. Namun dalam masyarakat yang bagaimanapun berbedanya kebudayaan, tetaplah akan terdapat kepentingan-kepentingan bersama untuk melakukan komunikasi.

Komunikasi yang terjadi dengan latar belakang budaya yang berbeda, tak jarang menimbulkan kesalahpahaman demikian juga komunikasi yang terjadi antar suku Banjar dan Dayak di Kecamatan Loksado.

(13)

4 Murung yang terkenal gagah dan Berani, yakni Tumenggung Surapati. Hubungan antara Pangeran Antasari dan Tumenggung Surapati selain sama-sama berjuang mengusir penjajah mereka berdua saudara ipar, sebab Pangeran Antarasari Menikahi Nyai Fatimah adik dari Tumenggung Surapati.

Banyak cerita rakyat atau lisan dan hikayat tersebut yang belum sempat digali dan dibukukan. Namun yang jelas tidak pernah ada konflik diantara kedua suku terbesar di tanah Kalimantan ini. Tokoh-tokoh adat Dayak atau tokoh–tokoh adat Banjar rata-rata punya persepsi yang sama tentang persaudaran diantara kedua suku dan terkenal dengan istilah Badangsanak. Hal ini dapat dipahami bahwa komunikasi sebagai proses akulturasi budaya masyarakat di Kalimantan ini terinspirasi dari sering nampaknya fenomena-fenomena atau kejadian-kejadian yang sering muncul dalam kehidupan bermasyarakat antara Suku Banjar dan Suku Dayak. Dalam kehidupan bersama yang menghuni suatu wilayah, antara Suku Banjar dengan masyarakat Suku Dayak kadang muncul kesalahpahaman. Dalam kehidupan, hal ini adalah sesuatu yang wajar, dan biasa terjadi dalam kehidupan. Perbedaan-perbedaan yang lahir dari kehidupan bersama tak bisa dihindarkan, karena hal itu merupakan suatu anugerah dari sang pencipta kehidupan

(14)

5 dalam pengertian konteks komunikasi kelompok adalah operasi komunikasi antarbudaya di kalangan in group maupun antara anggota sebuah in group dengan out group, atau bahkan antara berbagai kelompok (Liliweri, 2004:56).

Komunikasi adalah unsur penting dalam proses akulturasi , dimana proses ini tidak sekedar mengamati keadaan sekitarnya tetapi juga berinteraksi didalamya. Tentu saja melakukan komunikasi dengan budaya yang berbeda tidak semudah yang kita banyangkan, karena perbedaan budaya menjadi batu sandungan untuk membangun hubungan saling pengertian. Banyangkan jika hidup dalam satu lingkungan bersama namun Suku Banjar atau Suku Dayak tidak berkomunikasi yang berarti tidak ada interaksi dalam lingkungan tersebut, maka mereka akan meanggap orang lain yang berbeda suku adalah orang yang asing dan berbahaya.

Suatu perbedaan background, karakteristik budaya menjadi kendala bagi Suku Banjar dan Suku Dayak untuk menjalin hubungan-hubungan baik satu sama lain. Dibutuhkan suatu tahap agar mendapatkan kesepahaman sikap dan pikiran mereka. Dibutuhkan penyesuiaan diri atau adaptasi antara orang-orang yang berada dalam satu lingkup dalam masyarakat.

(15)

6 stereotipe, etnosentrisme, tradisi, nilai, dan norma, serta sistem religi (Purwasito, 2003:224-231).

Perbedaan-perbedaan yang ada apabila tidak ditangani dengan baik dan benar maka kemungkinan akan menimbulkan hal negatif yang bisa memakan banyak korban seperti terjadinya konflik antara etnik. Seperti contohnya Etnik dayak dengan Madura yang terjadi di Kota Sampit yang memakan banyak korban hanya gara-gara kesalahpahaman yang terjadi diantara kedua Etnik tersebut.

Asumsi dasarnya adalah komunikasi merupakan proses budaya. Artinya, komunikasi yang ditujukan pada orang atau kelompok lain tak lain adalah sebuah pertukaran kebudayaan/percampuran/akulturasi. Berangkat dari berbagai pernyataan itu peneliti ingin lebih jauh meneliti tentang bagaimana Pola Komunikasi Antar Budaya Banjar dan Dayak di Kecamatan Loksado. Karena dari hikayat yang ada tentang kekerabatan yang sudah terjalin sejak dulu di antara kedua suku apakah masih terjaga hingga sekarang dan peneliti ingin mengetahui bagaimana bentuk komunikasi yang terjadi antara keduanya.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti menemukan rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu : bagaimana pola komunikasi antar budaya Banjar dengan Dayak di Loksado?

1.3Tujuan Penelitian

(16)

7 1.4Manfaat penelitian

a. Manfaat Akademis

Dari hasil penelitian ini dapat memperkaya refrensi terhadap penelitian yang mengkaji mengenai komunikasi antar budaya. Selain itu juga dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang hubungan proses adaptasi masyarakat suku Banjar dengan masyarakat suku Dayak.

b. Manfaat Praktis

Referensi

Dokumen terkait

kehidupan keagamaan cara masyarakat NU dengan Muhammadiyah di desa Pringapus tidak ada perbedaan yang tajam, akan tetapi pada tataran realitas social, sering terjadi

Judul Skripsi : PERILAKU KOMUNIKASI SANTRI KALIMANTAN DALAM UPAYA ADAPTASI BUDAYA (Studi Pada Santri Kalimantan di Pondok Pesantren Tebuireng

Berikutnya faktor penghambat pola komunikasi antar budaya dalam menjaga toleransi adalah hambatan dalam berbahasa , karna ada sebagian kecil dari mereka yang tidak

Deskripsi mendasar dari proses komunikasi budaya dan akulturasi antara masyarakat lokal dengan masyarakat pendatang yang terjadi di daerah perbatasan kecamatan Sajingan

Berkaitan dengan hal diatas Dalam mempertahankan budaya diketiga pesantren ini dari sudut komunikasi kita dapat melihat bahwa komunikasi dapat dituangkan dalam

Proses akulturasi menghasilkan Perayaan Tatung dengan fenomena budaya khas Kota Singkawang Akulturasi yang terjadi antar kedua etnis ini menciptakan sebuah

Penelitian ini berlatar belakang pada komunikasi antar budaya yang terjadi pada Arab Hadramaut dan etnis Kaili di Kota Palu berupa pertemuan antar budaya yang terdapat

Peran komunikasi antar budaya masyarakat dalam menyelesaikan konflik adalah interaksi antara orang-orang yang persepsi budaya dan sistem simbolnya cukup berbeda