• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN KADER DESA DALAM SOSIALISASI KELUARGA BERENCANA PADA MASYARAKAT (Studi pada Kader di Desa Tumpang, Kabupaten Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN KADER DESA DALAM SOSIALISASI KELUARGA BERENCANA PADA MASYARAKAT (Studi pada Kader di Desa Tumpang, Kabupaten Malang)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN KADER DESA DALAM SOSIALISASI KELUARGA BERENCANA PADA MASYARAKAT

(Studi pada Kader di Desa Tumpang, Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh : Fifi Sartika

08220382

Dosen Pembimbing : Nurudin, M.Si

Drs. Abdullah Masmuh, M.Si

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Fifi Sartika

NIM : 08220382

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN KADER

DESA DALAM SOSIALISASI KELUARGA BERENCANA (KB) PADA MASYARAKAT DI DESA TUMPANG (Studi pada Kader di Desa Tumpang, Kabupaten Malang)

Disetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Nurudin, M.Si Drs. Abdullah Masmuh, M.Si

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Fifi Sartika

NIM : 08220382

Konsentrasi : Jurnalistik

Judul Skripsi : MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN KADER

DESA DALAM SOSIALISASI KELUARGA BERENCANA (KB) PADA MASYARAKAT DI DESA TUMPANG (Studi pada Kader di Desa Tumpang Kabupaten Malang)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Dan dinyatakan LULUS/TIDAK LULUS

Pada hari : ... Tanggal : ... Tempat : ...

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji :

1. Sugeng Winarno, MA ( )

2. Roziana Febrianita, S.Sos ( )

3. Nurudin, M.Si ( )

(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fifi Sartika

Tempat, tanggal lahir : Surakarta, 6 Juni 1990

NIM : 08220382

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN KADER DESA DALAM SOSIALISASI KELUARGA BERENCANA (KB) PADA MASYARAKAT DI DESA TUMPANG (Studi pada Kader di Desa Tumpang Kabupaten Malang)

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai denagn ketentuan yang berlaku.

Malang, 2 Mei 2012 Yang Menyatakan,

(5)

iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama : Fifi Sartika

2. NIM : 08220382

3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Jurusan : Ilmu Komunikasi

5. Konsentrasi : Jurnalistik

6. Judul Skripsi : MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN KADER

DESA DALAM SOSIALISASI KELUARGA BERENCANA (KB) PADA MASYARAKAT DI DESA TUMPANG (Studi pada Kader di

29 Des 2011 Seminar Proposal

4 Januari 2012 ACC Proposal

15 Maret 2012 ACC Bab I

Pembimbing I Pembimbing II

(6)

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirabbilalamin, penulis ucapkan syukur yang tak terhingga atas nikmat dan lindunganNya sehingga penulis diberi berbagai kemudahan dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul Model Komunikasi Kesehatan Kader Desa dalam Sosialisasi Keluarga Berencana di Desa Tumpang. Penelitian ini menggambarkan bagaimana model komunikasi yang digunakan kader desa sebagai lini terbawah yang memegang peranan penting dalam mensosialisasikan Keluarga Berencana pada msyarakat sekitarnya.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana S1 Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang. Hal ini juga dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama dibangku perkuliahan secara langsung, khususnya pada bidang sosial masyarakat.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah membantu sebelum, selama, dan setelah penulis mengerjakan skripsi. Secraa khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada orang tua yang sangat penulis sayangi, Papi Hariyanto yang selalu sabar mengingatkan, memberi nasehat, dan doa yang tiada henti, Mami Sri Hartini yang juga sangat sabar memberi nasihat, mendidik, memberi semangat, dan selalu menuruti permintaan si kecil. Serta untuk kakak-kakak tersayang Whike Nur Arini dan Atik Rahmawati yang sering menemani belajar dan memberi inspirasi pada penulis. Semoga yang penulis lakukan dapat membahagiakan dan membanggakan Papi, Mami dan kakak-kakakku tercinta.

Melalui kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Muhadhir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Malang;

2. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si sebagai Dekan Fakulats Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang;

3. Bapak Nurudin, M.Si Ketua Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sekaligus Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis;

(7)

vi 5. Bapak Sugeng Winarno, MA sebagai dosen wali yang telah mengarahkan dan memberi masukan bagi penulis dan teman-teman sekelas lainnya tentang skripsi;

6. Seluruh dosen dan staff pengajar Departemen Ilmu Komunikasi, terutama dosen saya yang baik Bapak Himawan Sutanto, M.Si yang sudah memberi nasehat, pendapat dan inspirasi tentang masa depan, serta Bu Widiya Yutanti, MA yang juga telah menginspirasi dan memberi pengalaman bagi penulis;

7. Orang yang paling baik dan sabar, AA. Raditya Putra Wijaya yang selalu ada, siap membantu, memotivasi setiap waktu, menghibur disaat galau, memberi masukan, inspirasi dan teladan yang luar biasa bagi penulis; 8. Genk Manis Manja, antara lain Ranidya Rhanz, Adelina Selephy, Ina

Caplyn, Rea Ribie dan sahabat-sahabat di Kakang Mbakyu, Pilar EO, dan semua teman-teman semua yang banyak memberikan pelajaran tentang kehidupan serta hari-hari yang menyenangkan selama kita kuliah;

9. Untuk ibu-ibu kader yang ramah dan siap membantu penulis untuk menyelesaikan penelitian ini dengan baik;

10.Dan terakhir, terima aksih kepada teman-teman atau pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu atas segala bantuannya telah menjadi teman penulis selama kuliah. Semoga silaturahmi kita tetap terjalin selamanya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan maaf atas segala kekhilafan pada semua pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Wassalamualaikum Wr Wb

Malang, 2 Mei 2012 Penulis,

(8)

vii

ABSTRAKSI

Fifi Sartika, 08220382

MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN KADER DESA DALAM SOSIALISASI KELUARGA BERENCANA PADA MASYARAKAT (Studi pada Kader di Desa Tumpang, Kabupaten Malang)

Pembimbing : 1. Nurudin, M.Si; 2. Drs. Abdullah Masmuh, M.Si Bibliografi : 25 buku + 1 skripsi + 5 website

(xvi + 110 lembar + 4 tabel + 3 lampiran)

Kata Kunci: model komunikasi kesehatan, sosialisasi, kader desa, keluarga berencana.

Sosialisasi KB (Keluarga Berencana) merupakan salah satu program penting dalam pembangunan bidang kependudukan yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Pembangunan bidang ini memiliki tujuan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah mencegah munculnya keluarga besar dengan jumlah anak yang banyak. Sedangkan di Desa Tumpang yang menjadi tempat penelitian, tingkat kelahiran termasuk sangat tinggi, dalam tempo hampir tiga bulan (Januari-Maret) saja, telah lahir 401 anak.

Pada kenyataannya, kemampuan pemerintah dalam mensosialisasikannya tidak menyentuh hingga masyarakat lini bawah atau daerah pedesaan, sedangkan masyarakat sangat membutuhkan informasi yang jelas tentang KB. Oleh karena itu dihadirkanlah kader desa untuk melakukan komunikasi kesehatan pada warga-warga disekitarnya. Kehadiran kader seharusnya mampu berpengaruh pada penurunan angka kelahiran, namun tidak dengan di Desa Tumpang. Jumlah kader di desa ini cukup banyak, yaitu 356 orang, tetapi belum dapat memberikan kontribusi pada penurunan angka kelahiran, salah satunya melalui sosialisasi KB. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mempelajari dan meneliti bagaimana model komunikasi kesehatan yang dilakukan kader pada masyarakat selama ini dalam proses sosialisasi KB. Selain meneliti tentang model komunikasi kesehatan, peneliti juga ingin mengetahui kelemahan dan kelebihan komunikasi kesehatan yang muncul setelah penelitian ini dilakukan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbang pemikiran tentang model komunikasi pembangunan pada umumnya dan komunikasi kesehatan khususnya, dalam hal ini sosialisasi program keluarga berencana di pedesaan yang disesuaikan dengan karakteristik masyarakat Desa Tumpang Kabupaten Malang.

(9)

viii Dari data yang diperoleh di lapangan, peneliti mengambil kesimpulan bahwa model komunikasi yang mencerminkan proses sosialisasi KB oleh kader adalah model interaksi Wilbur Schramm yang terjadi secara tatap muka. Kader memiliki banyak persamaan dengan masyarakat baik bidang budaya, bahasa dan kelas sosial, sehingga mampu menjalin komunikasi yang lebih efektif, dan ini termasuk kelebihan yang model komunikasi kesehatan berbasis budaya. Selain itu, tingginya tingkat kelahiran di Desa Tumpang ternyata bukan semata-mata karena kurangnya kinerja kader atau kurangnya kesadaran masyarakat untuk ber-KB, melainkan karena banyaknya remaja usia dini (dibawah 20tahun) yang menikah dan langsung ingin memiliki anak, dan lebih lagi ini terjadi karena keterbatasan ekonomi untuk bisa menyekolahkan anak-anak hingga tingkat yang lebih tinggi, dan ini termasuk kelemahan komunikasi yang terjadi karena pengaruh mitos dan budaya tradisional.

Dari fakta tersebut dapat direkomendasikan: 1. Meningkatkan reward bagi para kader agar lebih bersemangat dalam bekerja; 2. Perlu pembekalan lebih bagi kader tentang kesehatan reproduksi dan pernikahan usia dini agar dapat disampaikan pada masyarakat; 3. Mengajak seluruh komponen masyarakat untuk meningkatkan kesadaran menempuh pendidikan tinggi dan menghindari pergaulan bebas; 4. Petugas kesehatan resmi seperti dokter dan bidan untuk sering terjun bersama kader untuk menjelaskan salah persepsi masyarakat tentang alat-alat KB.

Malang, 2 Mei 2012 Peneliti,

Fifi sartika

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

(10)

ix

ABSTRACT

Fifi Sartika, 08220382

HEALTH COMMUNICATION MODEL OF VILLAGE CADRES SOCIALIZATION OF KELUARGA BERENCANA IN THE SOCIETY (Studies in Tumpang Village Cadre, Malang)

Advisor: 1. Nurudin, M.Si; 2. Drs. Abdullah Masmuh, M.Si Bibliography: 25 books + 5 + 1 thesis website

(xvi + 110 pages + 4 + 3 appendix table)

Keywords: model of health communication, socialization, village cadres, family planning.

Socialization KB (Family Planning) is one important program in the field of population development which affects the welfare of the society. This development area has the purpose to control the population growth, one thing to do is prevent the large families with many children. While in the Tumpang village which became the research place, birth rate is very high, in three months (January to March), 401 children have been born.

In fact, the government's ability to socialize not touch the bottom-line communities or rural areas, while they need many true information about KB. Therefore, village cadres formed to make health communication of the surrounding society. The presence of cadres should be able to affect the fertility decline, but not with the Tumpang Village. The number of cadres in the village is quite a lot, which is 356 people, but has not been able to contribute to the declining birth rate. Therefore, researcher interested in studying and researching how the health communication model of cadre to the public in the process of KB socialization. In addition to research on health communication model, the researchers also wanted to know the weaknesses and strengths of health communication that emerged after the research was conducted.

(11)

x This research used the kualititatif approach witho the type of descriptive research. While the information and data was collected with observation techniques, interviews and documentation. Village cadres are active in KB socialization used as the study sample, which were taken using a purposive sampling technique. This technique is performed through the determination of the cadre characteristics such as a cadres action in socializing KB, participation in cadre activities, and more experience in health activities in the society.

From the field data, researchers concluded that the model of communication that reflects the process of KB socialization by a cadre is interaction model from Wilbur Schramm that occurs face to face. Cadre has many similarities with society like culture, language and social class, so as to establish more effective communication, and this is the excess of culture-based health communication model. In addition, the high birth rate in the Tumpang Village not only because lack of cadre performance or society awareness for family planning, but because of the many early adolescents (under 20) are married and immediately wanted to have education, and much more is happening due to economic constraints to give higher collage for the kids, and this includes communication weaknesses that occur because of the influence of myths and traditional culture.

(12)

xi

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Pernyataan Orisinilitas ... iii

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iv

Kata Pengantar ... v

D.Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Tentang Komunikasi Kesehatan ... 8

2.1.1 Pengertian Komunikasi Kesehatan ... 8

2.1.2 Tujuan Komunikasi Kesehatan ... 8

2.1.3 Manfaat Komunikasi Kesehatan ... 9

2.1.4 Komunikasi Kesehatan Sebagai Kegiatan Pembangunan ... 10

2.2 Promosi Kesehatan ... 11

2.3 Komunikasi Antarpribadi ... 13

2.4 Model Komunikasi Kesehatan ... 17

2.4.1 Model Linier ... 18

2.4.2 Model Interaksi ... 19

2.4.3 Model Transaksional ... 22

2.5 Kader Kesehatan ... 23

2.4.1 Pengertian Kader Kesehatan ... 23

2.4.2 Tugas dan Kegiatan Kader ... 25

2.6 KB (Keluarga Berencana) ... 26

2.7 Perilaku Kesehatan Masyarakat ... 28

2.7.1 Pengertian Masyarakat ... 28

(13)

xii a. Aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku

kesehatan masyarakat ... 28

b. Aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan masyarakat ... 32

2.8 Teori Difusi Inovasi ... 37

2.8.1 Proses Difusi Inovasi ... 38

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ... 40

3.2 Lokasi Penelitian ... 40

3.3 Penetapan Subjek Penelitian ... 41

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.5 Teknik Analisis Data ... 43

3.6 Uji Keabsahan Data ... 45

BAB IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian (Puskesmas Tumpang) ... 46

A. Data Umum ... 47

A.1 Data Wilayah ... 48

A.2 Data Kependudukan ... 49

A.3 Tingkat Pendidikan ... 50

B. Data Khusus ... 50

B1. Ketenagakerjaan ... 51

B2. Sarana Kesehatan ... 52

B.3 Peran Serta Masyarakat ... 52

4.2 Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 53

BAB V. PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS Konsep Pembangunan Bidang Kependudukan di Desa Tumpang ... 54

Karakteristik Masyarakat Desa Tumpang ... 59

a.Aspek Pendidikan ... 59

b.Aspek Ekonomi ... 64

c.Aspek Sosial ... 66

d.Aspek Mobilitas ... 67

Analisis Hasil Wawancara ... 67

1.Kader Sebagai Komunikator Sosialisasi KB ... 69

2.Media Sosialisasi KB ... 76

3.Pesan dalam Sosialisasi KB ... 77

4.Komunikan ... 83

(14)

xiii

6.Feedback dalam Sosialisasi KB ... 90

7.Proses Komunikasi dalam Sosialisasi KB ... 94

8.Hambatan dalam Sosialisasi KB ... 99

9.Langkah dalam Sosialisasi KB ... 102

10.Kelebihan dan Kekurangan dalam Sosialisasi KB ... 105

BAB VI. PENUTUP VI.I Kesimpulan ... 108

VI.II Saran ... 109

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 61

Tabel 2. Data Pemohon Pernikahan KUA (Usia 16-20 tahun) ... 63

Tabel 3. Data Informan Penelitian ... 70

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hubungan Komunikasi dengan Pembangunan ... 11

Gambar 2. Model Komunikasi Laswell ... 18

Gambar 3. Model Komunikasi Wilbur Schramm ... 19

Gambar 4. Tahapan Agen Inovator dan Anggota Masyarakat ... 39

(17)

xvi

DAFTAR GRAFIK

(18)

1 DAFTAR PUSTAKA

Bensley, Robert dkk. 2003. Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Jakarta, Penerbit buku EGC

Blake, Reed H. & Edwin O.H. 2003. Taksonomi Konsep Komunikasi. Surabaya, Penerbit Papyrus Surabaya

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya). Jakarta: Kencana Prenada Group. Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia, Kuliah Dasar. Edisi Kelima,

Jakarta: Profesional Books.

Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2006. Buku pegangan Kader Posyandu.

Jawa Timur

Ewles, Linda dan Ina Simnett. 1994. Promosi Kesehatan : Petunjuk Praktis Edisi Kedua, Yogyakarta: Gajahmada University Press.

Hamidi, 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Press. Hanafi, Abdillah. 1981. Memasyarakatkan Ide-Ide Baru. Surabaya: Usaha

Nasional.

Hawari , Dadang. 1999. Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Jakarta, Dana Bhakti Prima Yasa

Heru, Adi. 1995. Kader Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

John Hopkins Bloomberg School of Public Health. 2005. Panduan Lapangan: Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Kincaid, Lawrence & Wilbur Schramm. 1977. Asas-asas Komunikasi Antar Manusia. Jakarta, LP3ES

Liliweri, Alo. 2006. Dasar - Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

__________ 2003. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: LKis Yogyakarta.

Littlejohn, Stephen W dan Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

(19)

2 Mubarak, Wahid Iqbal. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Praktik.

Jakarta: Salemba Medika.

Mulyana, Deddy.2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, Zulkarimen. 2009. Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan Penerapannya. Rajawali Press. Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Press. Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi : Kualitatif. Yogyakarta: Lkis.

Rakhmat , Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

_________________. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung, Rosda Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung,

Alfabeta

Effendi, Uchjana. 1992 Sektrum Komunikasi. Bandung: Penerbit Mandar Maju

Sumber Tulisan Ilmiah

Taufiq, Hidayati. 2006. Hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap remaja terhadap hubungan seksual pranikah (premarital intercourse). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Sumber online :

http://dr-suparyanto.blogspot.com/, diakses pada 7 November 2011

http://kepri.antaranews.com/berita/18907/bkkbn-90-persen-keberhasilan-kb-ditentukan-kader , diakses pada 7 November 2011

http://mediacenter.malangkota.go.id/tag/pakde-karwo/, diakses pada tanggal 7 November 2011

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3753/1/fkm-zulkifli1.pdf. Diakses pada 7 November 2011

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Program pengendalian penduduk merupakan salah satu strategi dalam

mensukseskan pembangunan di Indonesia. Semakin besar jumlah penduduk,

maka biaya pembangunan akan semakin tinggi, misalnya untuk subsidi

pangan, pendidikan, bahan bakar dan juga subsidi kesehatan. Oleh karena itu

pemerintah menggalakkan program KB (keluarga berencana) untuk menekan

laju pertumbuhan penduduk.

Dalam prakteknya, program kependudukan dan keluarga berencana

dilancarkan oleh berbagai pihak mulai dari pemerintah pusat seperti iklan

layanan masyarakat, dilanjutkan ke tingkat provinsi, kabupaten, desa – desa,

hingga setiap rumah atau kepala keluarga yang bersentuhan langsung oleh

masyarakat. Kepala BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional) Pusat Dr Sugiri Syarief, MPA dalam acara Gutek (GUbernur Temu

Kader) yang diterbitkan dalam situs resmi BKKBN mengatakan, tantangan

baru di dalam pengendalian penduduk tidak hanya hanya sebatas hanya

mengendalikan angka kelahiran saja, tetapi juga mencakup penurunan angka

kematian ( kematian bayi dan ibu waktu melahirkan) masih cenderung

meningkat.1

1

(21)

2 Hal ini menunjukkan bahwa program keluarga berencana tak hanya

sebatas penyebaran alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, tetapi juga

segala hal berkaitan kesehatan reproduksi, ibu hamil, melahirkan dan bayi.

KB

Dalam situs media online ANTARA, Sugiri Syarief juga mengatakan

bahwa pada tahun 1800, jumlah penduduk Indonesia berjumlah 18 juta jiwa

dan bertambah pada tahun 1900 menjadi 40 juta jiwa dan jumlahnya menjadi

205 jiwa pada tahun 2000. Angka tersebut ternyata lebih rendah dibanding

prediksi para ahli bahwa penduduk Indonesia akan mencapai 285 juta jiwa

pada tahun 2000. Namun tetap saja ini merupakan angka yang cukup tinggi,

mengingat makin padatnya perumahan yang ada di sekitar kita.2 Oleh karena

itu, program KB harus terus dimaksimalkan agar angka kelahiran, kematian

ibu dan juga bayi dapat ditekan lagi.

Bila melihat angka populasi seperti diatas, nampaknya penggalakan KB

selama ini belum bisa dikatakan berhasil, namun perlu kita ketahui bagaimana

sebenarnya program KB ini dapat menyentuh masyarakat hingga yang paling

primitif sekalipun. Faktanya, para petugas kesehatan di desa-desa atau disebut

bidan desa juga belum bisa menangani seluruh masyarakat. Ini disebabkan

karena jumlah tenaga kesehatan berpendidikan yang terbatas. Oleh karenanya

dibutuhkan kerjasama masyarakat untuk membangun kesadaran akan

kesehatannya sendiri.

2

(22)

3 Melihat fenomena diatas maka BKKBN membentuk program kader

dengan tujuan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya

sendiri dan warga sekitar di bidang kesehatan. Kader dapat dikatakan pula

sebagai pasukan lini bawah yang terjun langsung ke rumah-rumah untuk

membantu anggota keluarga mengatasi masalah kesehatan. Ada banyak hal

yang disampaikan oleh kader, misalnya tentang pentingnya ber-KB bagi

kesejahteraan keluarga, kesehatan remaja, balita, juga para lansia.

Kader kesehatan yang dipilih dan dipercaya oleh masyarakat sekitarnya ini

akan bertugas secara sukarela membantu pelayanan kesehatan di daerah

masing-masing. Mereka lebih potensial dalam mempengaruhi lingkungannya

jika dibandingkan dengan iklan atau petugas kesehatan dari luar daerah. Kader

lebih mampu menyampaikan pesan – pesan kesehatan secara sempurna kepada

masyarakat, karena merekalah yang lebih mengenal kultur masyarakat

sekitarnya.3

Untuk membujuk masyarakat dalam upaya pembangunan di bidang

kesehatan ini memang tidak bisa hanya dilakukan melalui proses edukatif,

karena tidak semua masyarakat mampu mencerna pesan yang disampaikan

oleh pegawai kesehatan. Akan lebih cocok apabila pendekatan tersebut

dilakukan dengan memperhatikan keadaan sosial budaya masyarakat. Dan hal

tersebut hanya bisa dilakukan oleh kader kesehatan.

Kader juga tak sepenuhnya bertanggung jawab dalam hal ini, karena

mereka bukan tenaga professional. Mereka adalah orang yang membantu

3

(23)

4 penyampaian sosialisasi kesehatan yang siap datang ke tiap rumah. Namun,

untuk memperlancar kegiatan tersebut, maka sebaiknya kader dibekali oleh

pengetahuan – pengetahuan yang cukup tentang kesehatan, misalnya tentang

manfaat dan jenis – jenis KB, kesehatan reproduksi, nilai gizi, penyakit

menular seksual hingga kiat pacaran sehat yang mampu menekan jumlah

pernikahan usia muda.

Dalam proses sosialisasi antara kader dengan masyarakat, tentunya akan

terjadi komunikasi antarpribadi. Oleh karena itu, selain dibekali ilmu dasar

kesehatan, mereka juga perlu memiliki communication skill sehingga mampu

mempengaruhi individu lain agar dapat membuat keputusan yang tepat demi

kesehatan mereka. Hal ini mempertegas kembali bahwa tidak ada jalan lain

mensukseskan kesehatan masyarakat kecuali memanfaatkan jasa

komunikasi.4

Para ahli kesehatan ataupun ahli ilmu sosial menyadari bahwa masalah

kesehatan dan masalah penyakit yang dialami manusia tidak hanya

bersumber dari kesalahan individu, tapi bisa juga disebabkan oleh kesalahan

masyarakat, keluarga, ataupun kelompok. Berbagai masalah tersebut pada

umumnya disebabkan karena ketidaktahuan dan kesalahpahaman atas

berbagai informasi kesehatan. Oleh karena itu, sebaiknya kita harus

memperhatikan informasi kesehatan yang kita terima. Dan itulah alasan

utama mengapa kita harus mempelajari komunikasi kesehatan.

4

Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan (Jakarta: Penerbit Pustaka Pelajar, 2006), Hal.

(24)

5 Mempelajari ilmu kesehatan sekaligus mendalami communication skill

nampaknya cukup sulit. Namun kemudian BKKBN menyelenggarakan

program Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) yang khusus menangani

kesehatan masyarakat di tingkat desa atau kelurahan. Di sanalah pusat

kegiatan antara kader dan bidan, dimana masyarakat dapat sekaligus

memperoleh pelayanan KB-kesehatan. Posyandu ini berlangsung sesuai

jadwal yang ditetapkan Puskesmas setempat.

Di Kecamatan Tumpang misalnya, Posyandu diadakan sebulan sekali dan

tempat pelaksanaanya bervariasi. Biasanya di tempat yang mudah dijangkau,

seperti ketua RT (Rukun Tetangga) atau RW (Rukun Warga). Kegiatan yang

dilakukan saat posyandu midalnya pemberian imunisasi pada bayi,

penimbangan berat badan, penyuluhan tentang gizi atau menyangkut

kesehatan ibu, termasuk yang hamil, menyusui serta ber-KB.

Lokasi Kecamatan Tumpang ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan

alasan bahwa laju pertumbuhan penduduk di daerah ini cukup pesat, angka

kelahiran bayi sejak Januari 2011 hingga bulan Oktober 2011 jumlahnya

mencapai 1.919 jiwa. 5 Puskesmas Tumpang, adalah institusi kesehatan yang

menangani masalah penyakit dan juga KB di Kecamatan Tumpang, termasuk

15 desa di dalamnya.

Untuk men-handle wilayah yang cukup luas ini, Puskesmas Tumpang

memiliki 13 orang bidan, namun mereka tidak mungkin bisa merambah

hingga ke pelosok-pelosok desa. Di sisi lain, Puskesmas Tumpang juga

5

(25)

6 memiliki 356 kader kesehatan. Jumlah ini memang cukup banyak, namun

pasti ada saja hambatannya, termasuk saat mensosialisasikan KB. Dan untuk

menyukseskan penyampaiannya, kader memerlukan keahlian berkomunikasi

yang baik.

Melihat fenomena tersebut, peneliti sengaja mengambil MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN KADER DESA DALAM SOSIALISASI KELUARGA BERENCANA PADA MASYARAKAT (Studi pada Kader di Desa Tumpang) sebagai judul karena fenomena tersebut sangat menarik dan penting untuk diteliti. Model komunikasi seperti apa yang digunakan model

komunikasi kader saat bersosialisasi dan apa kelebihan serta kekurangan yang

mempengaruhinya perlu ditelusuri dan dicari tahu. Penelitian ini mampu

menunjukkan bagaimana proses penyebaran KB yang dilakukan oleh orang-orang di

lini bawah. Karena pada dasarnya, KB tidak akan bisa sukses tanpa orang-orang

tersebut, yang melakukan komunikasi antarpribadi dengan masyarakat.

B. Rumusan Masalah :

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan

masalah penelitian sebagai berikut :

Bagaimana model komunikasi kesehatan kader desa dalam sosialisasi

KB di desa Tumpang?

C. Tujuan Penelitian

Memperhatikan rumusah masalah diatas, maka tujuan penelitian ini dapat

(26)

7 1. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

model komunikasi kesehatan yang digunakan oleh kader – kader

kesehatan dalam mensosialisasikan program keluarga berencana pada

masyarakat.

2. Sedangkan secara spesifik penelitian ini bertujuan mengetahui dan

menganalisis kader kesehatan dalam menyampaikan informasi

kesehatan pada masyarakat di desa Tumpang dan apa kekurangan serta

kelebihannya.

D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Pengetahuan komunikasi kesehatan dapat membantu kita untuk

meningkatkan kesadaran tentang resiko dan solusi terhadap masalah

kesehatan. Penelitian ini juga dapat dijadikan rujukan untuk

pengembangan komunikasi kesehatan atau kontribusi bagi penelitian

tentang komunikasi kesehatan.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, diharapkan hasil penelitian ini mampu memberi masukan

atau referensi bagi kegiatan promosi kesehatan, sosialisasi keluarga

berencana dan program penekanan laju pertumbuhan penduduk. Lebih

lanjut lagi peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat membantu

menghasilkan inovasi kreatif dalam penelitian tentang promosi atau

Referensi

Dokumen terkait

Noorma Luthfiana Aini, D0212076, Proses Komunikasi dalam Sosialisasi Pemanfaatan Taman Obat Keluarga (TOGA) (Analisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam

Pernyataan wawancara tersebut menjadi alasan utama penulis mengangkat penelitian ini, yaitu untuk mengetahui proses komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh kader KB

Berdasarkan penelitian, model komunikasi interaktif lebih efektif digunakan sebagai satu strategi dalam mensosialisasikan program-program pembangunan di pedesaan,

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalahn apakah manfaat sosialisasi program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan bagi masyarakat di Kecamatan

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yakni menggambarkan secara konprehensif tentang berbagai pandangan masyarakat terhadap sosialisasi program KB di Desa

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan menekan biaya pengobatan konvensional dengan cara memanfaatkan penggunaan TOGA untuk pengobatan, selain itu

Dan akhirnya, melalui program ini diharapkan agar Masyarakat pada umumnya dan Masyarakat Dusun Jatiwekas khususnya dapat menerima Desain Bangunan Bambu Plester yang lebih

Kegiatan Sosialisasi dan pelatihan Keterampilan Komunikasi Persuasif dan self healing kecemasan ODTB untuk kader kesehatan TBC SIMPULAN Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini