• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan perikanan berbasiskan hak ulayat laut: kasus penglima Laot Lhok Anoi Itam dan Awig-awig kawasan Teluk Jukung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan perikanan berbasiskan hak ulayat laut: kasus penglima Laot Lhok Anoi Itam dan Awig-awig kawasan Teluk Jukung"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Pengelolaan Perikanan Berbasiskan Hak Ulayat Laut : Kasus Panglima Laot Lhok Anoi Itam dan Awig – Awig Kawasan Teluk Jukung│177

PENGELOLAAN PERIKANAN BERBASISKAN HAK ULAYAT LAUT: KASUS

PANGLIMA LAOT LHOK ANOI ITAM DAN AWIG-AWIG KAWASAN TELUK

JUKUNG

Akhmad Solihin

PENDAHULUAN

Salah satu faktor yang menyebabkan kehancuran sumberdaya ikan sekarang ini adalah tidak adanya rencana pengelolaan yang jelas di era

sebelumnya (orde baru), baik di tingkat nasional maupun di tingkat lokal. Selain itu, kuatnya hegemoni dari negara (pemerintah pusat) kepada rakyatnya dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara mempunyai andil besar dalam kerusakan sumberdaya kelautan dan perikanan ini.

Hegemoni negara tersebut tercermin dalam konfigurasi kebijakan

perikanan pada tahun-tahun sebelumnya yang ditandai dengan tiga ciri utama, yaitu 1) didasarkan pada doktrin milik bersama (common property); 2) sentralistik, baik dalam proses produksi maupun substansinya; dan 3) mengabaikan atau anti pluralisme hukum (Saad 2009). Ketiga ciri utama tersebut merupakan karakteristik politik hukum perikanan pada dasawarsa

1970-an, 1980-an dan 1990-an (Tabel 1).

Tabel 1 Karakteristik Politik Hukum Perikanan Pada Dasawarsa 1970-an, 1980-an dan 1990-an

Dasawarsa Sentralistik Bertendensi Milik Bersama

Mengabaikan Produk Hukum

Jumlah Produk Hukum

1970-an 11 6 11

1980-an 12 10 7 12

1990-an 4 8 4 14

Jumlah 37

Sumber: Saad, 2009

(2)

178│ Pengelolaan Perikanan Berbasiskan Hak Ulayat Laut : Kasus Panglima Laot Lhok Anoi Itam dan Awig – Awig Kawasan Teluk Jukung

laut nasional menjadi arena pertarungan bagi pelaku-pelaku perikanan (stake

holder). Akibatnya, kebijakan pengelolaan perikanan seperti itu telah gagal

dalam memberikan perlindungan hukum, baik kepada pelaku-pelaku perikanan, khususnya nelayan kecil maupun bagi sumberdaya ikan itu sendiri.

Sentralisme kebijakan dan anti-pluralisme hukum tidak kalah destruktifnya. Keduanya secara sinergis telah menciptakan konflik antar pelaku

perikanan dan tumpang tindihnya wilayah penangkapan ikan (fishing ground). Dalam pandangan nelayan kecil, kebijakan perikanan dipahami sebagai legalisasi persekongkolan pemerintahan dengan pengusaha atau nelayan kaya dalam rangka pengurasan (eksploitasi) sumberdaya ikan, tanpa memperdulikan kepentingan nelayan kecil. Pemahaman nelayan kecil seperti itu kian terkukuhkan, ketika aparat penegak hukum senantisa muncul sebagai "pembela

dan pelindung" pengusaha apabila terlibat konflik dengan nelayan.

Berdasarkan permasalahan yang ditimbulkan oleh sistem pemerintahan sentralistik, maka di era otonomi dan desentralisasi sekarang ini, partisipasi publik dalam pengelolaan perikanan diakui secara hukum. Oleh karena itu, dalam mewujudkan perikanan berkelanjutan, perlu dilakukan penguatan hukum

adat laut dengan cara merekonstruksi dan merevitalisasi aturan-aturan lokal yang ada.

HUKUM ADAT LAUT

Menurut Wignjodipoero (1967) adat adalah pencerminan dari kepribadian suatu bangsa, merupakan salah satu penjelmaan dari jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke abad. Adat juga merupakan endapan kesusilaan dalam masyarakat, yaitu bahwa kaidah-kaidah adat itu berupa kaidah-kaidah kesusilaan yang kebenarannya telah mendapatkan pengakuan umum dalam masyarakat itu. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan Setiady (2008), bahwa

Gambar

Tabel 1  Karakteristik Politik Hukum Perikanan Pada Dasawarsa 1970-an,

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di sekolah merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Menurut Wursanto (2005: 288) lingkungan kerja non fisik adalah kondisi lingkungan kerja yang menyangkut segi fisikis dari lingkungan kerja. Perusahaan perlu memfasilitasi

Berdasarkan data hasil uji pada Tabel 4.6, dihasilkan hubungan linearitas waktu yang terukur pada timer dengan input waktu pada alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT)

Meskipun pada hasil penelitian nilai kemarahan keseluruhan perempuan yang mengidap kanker ginekologi rendah, bila rasa marah tersebut muncul maka kemarahan akan

Menurut Budimansyah (2009: 74-76), Hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan adalah 1) Memahami sifat yang dimiliki anak. Pada

Kandungan senyawa rosela seperti flavonoid, saponin dan tanin mampu menghambat pertumbuhan bakteri salah satunya bakteri Escherichia coli sebagai penyebab

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa apa yang dilakukan oleh guru serta pengamatan peneliti berdasarkan hasil observasi menjelaskan bahwa